PENGARUH PROSES PEMESINAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Muhammad Budiman : 22409589 : Teknik Mesin : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT.
LATAR BELAKANG MASALAH Situasi dan kondisi yang berbahaya dari tempat dan proses kerja mengakibatkan dapat terjadinya kasus kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Kerugian yang di timbulkan tidak hanya di rasakan oleh operator sebagai korban langsung, tetapi juga di derita oleh perusahaan. Terjadinya kasus kecelakaan kerja dan penyakit - penyakit akibat kerja merupakan dampak dari paparan bahaya yang ada di tempat kerja. Hampir dapat di pastikan bahwa bahaya akan selalu ada di setiap tempat dan proses kerja, bahkan di setiap tempat dan kegiatan manusia.
POKOK PERMASALAHAN Sebagaimana di sebutkan pada latar belakang di atas, kebisingan merupakan salah satu bahaya yang ada di bagian Die casting dan Buffing PT. ISI Plant Cakung dengan tingkat ke bisingan yang masih di atas nilai ambang batas (NAB) yang sudah di tetapkan.
BATASAN MASALAH 1. Lokasi penelitian di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung pada bagian Die – Casting dan Buffing 2. Pengaruh kebisingan terhadap frekuensi denyut nadi pada tenaga kerja dan operator pada bagian Die – Casting dan Buffing. 3. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada tanggal 04 Februari sampai 12 Maret 2015. 4. Data penelitian di ambil mulai tanggal, 16 Maret sampai 27 Maret 2015.
TUJUAN PENELITIAN 1. Proses pemesinan terhadap tingkat kebisingan pada industri otomotif. 2. Menganalisa pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas karyawan. 3. Memperoleh prosentase sikap operator terhadap bahaya kebisingan dan hubungan dengan proses pemesinan tingkat kebisingan pada industri manufaktur. 4. Menganalisa kebijakan perusahaan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
METODE PENELITIAN START
1. Metode Kepustakaan. 2. Metode observasi. 3. Metode interview. TAHAPAN PENELITIAN.
Studi Literatur Identifikasi Masalah
Pokok Permasalahan Kebisingan
Mengumpulkan Data Kebisingan
Mengolah Data Kebisingan
Data Luar Ya
Kesimpulan
End
Pembahasan Hasil Pengukuran kebisingan dan Denyut Nadi 1. Hasil Pengukuran Kebisingan Die - Casting dan Buffing, painting
Pada Bagian Die Casting dan Buffing dengan intensitas kebisingan di atas 85 dBA.
Dari data tabel di atas dapat di simpulkan bahwa intensitas kebisingan pada bagian Die Casting dan Buffing yang intensitas kebisingannya di atas 85 dBA, dengan intensitas kebisingan berkisar antara 86,1 dBA 106,0 dBA. Hasil tersebut telah melebihi nilai ambang batas yang di anjurkan yaitu 85 dB.
Hasil Pengukuran Denyut Nadi Data tabel di atas adalah hasil pengukuran denyut nadi tenaga kerja tersebut memperlihatkan para tenaga kerja yang bekerja di bagian operator Die Casting dan Buffing mengalami peningkatan denyut nadi, dan beberapa tenaga kerja menggunakan alat pelindung telinga berupa ear plug dengan batasan normal ≤ 80 pulsa / menit.
Hasil Pembahsan Variabel Yang Paling Berpengaruh Meningkatkan Tekanan Darah • Dari analisis multivariate terhadap beberapa variabel yang ada pada penelitian ini (intensitas bising, usia, lama pajanan, masa kerja, penggunaan APT) ternyata variabel yang paling mempengaruhi untuk peningkatan tekanan darah akibat bising pada operator di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung adalah penggunaan APT. hasil analisis statistic di dapatkan RP dari variabel penggunaan APT adalah 6.012, artinya operator yang menggunakan APT dengan tidak baik akan mengalami peningkatan tekanan darah 6 kali lebih tinggi di bandingkan operator yang menggunakan APT dengan baik setelah di kontrol dengan variabel intensitas bising dan masa kerja, penggunaan APT memberikan kontribusi lebih banyak dalam meningkatkan tekanan darah operator yang bekerja di PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG.
Pengujian Hipotesis
Lanjutan Hipotesis Scathegraph Hubungan Denyut Nadi Intensitas Kebisingan. Berdasarkan uji kolerasi pearson untuk mencari pengaruh kebisingan terhadap frekuensi denyut nadi tenaga kerja pada bagian produksi di peroleh nilai 0.542 dengan p value = 0.005, sehingga p value < 0.05 dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima. Dengan di terimanya Ha maka ada pengaruh yang signifikan antara kebisingan terhadap frekuensi denyut nadi para tenagakerja pada bagian produksi.
Analisis Hasil Pengukuran Denyut Nadi • Pengukuran kebisingan di lingkungan kerja secara umum mengggunakan alat Octave Band Intergrating Suond Level Meter Type S2A. Skala A dengan respon lambat (slow), bila penggunaan di lakukan dengan kontinius monitoring hasilnya bisa di tekan dengan graphic recorder, bila tidak bisa cukup di catat rata-ratanya untuk setiap area. Guna ke pentingan pengukuran, ukuran area kerja perlu di batasi luasnya tidak melebihi 100 m2 bahkan ada literature yang menyatakan 43 m2 atau lebih kecil untuk setiap pengukuran. Bila hasil pengukuran tidak melebihi 85 dBA maka dapat diasumsikan bahwa pekerja berada pada lingkungan kerja yang aman, namun jika hasil pengukuran berada di atas atau sama dengan 85 dBA maka analisa frekuensi perlu di lakukan.
Keterbatasan kebisingan pada operator Dalam melakukan penelitian ini memiliki keterbatasan di antaranya waktu yang di miliki sangat sedikit, pengukuran kebisingan hanya di lakukan pada siang hari sehingga tidak mampu menggambarkan keadaan ke seluruhan proses kerja, dan juga keterbatasan dalam sosial soal biaya yang terbatas, karena dalam melakukan penelitian ini agar tidak meluasnya objek yang di teliti. Sehingga peneliti dan penulis hanya membahas ruang lingkup tentang kebisingan terhadap frekuensi denyut nadi, tekanan darah para operator. Dengan pengaruh yang signifikan ini, dapat di katakan bahwa yang di katakan secara teori di buktikan secara empiris, hal ini di perkuat oleh Suma’mur dalam buku Higine Perusahaandan Kesemalatan Kerja. Kebisingan yang menganggu harus selalu di perhatikan, agar para tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap suatu proses produksi tidak membuat kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi.
Kesimpulan 1.
2.
3.
4.
Adanya pengaruh program Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja terhadap produktifitas karyawan, operator bagian Die casting dan Buffing. Yang jika di biarkan akan menimbulkan dampak berupa perilaku yang mengabaikan paparan bahaya kebisingan yang mempunyai efek negatif yang merugikan pekerja dan perusahaan. Operator di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant cakung mayoritas mengalami peningkatan tekanan darah (66.7%). Tingkat pengetahuan tentang kebisingan sikap operator bagian Die casting dan Buffing merupakan jumlah terbanyak (65.9%) dari pekerja yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk dan baik. Dari penelitian yang di lakukan, di dapatkan hasil bahwa operator dengan sikap terhadap bahaya kebisingan yang negatif (56.5%) lebih banyak dari pekerja bagian operator dengan sikap yang positif (43.5%). Pekerja di bagian operator Die casting dan Buffing yang mengatakan ada peraturan tentang alat pelindung telinga dan melaksanakannya lebih banyak (62.45%) dari pekerja bagian operator yang mengatakan ada tetapi tidak melaksanakannya (25.9%) dan yang mengatakan tidak ada (11.8%). Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerja bagian operator yang tidak mengenakan ala tpelindung telinga ketika bekerja di tempat bising dan tidak tahu adanya peraturan tentang penggunaan alat pelindung telinga di PT. ISI Plant Cakung.
Saran 1. Mengirim perwakilan pekerja di bagian operator tersebut mengikuti training tentang bahaya, terutama bahaya kebisingan dan jika sudah selesai dapat membagi pengetahuannya kepada pekerja yang melalui pertemuan atau presentasi. 2. Pembinaan perilaku yang di perlukan melalui pemberian penghargaan kepada operator yang bekerja dengan alat pelindung telinga atau memberikan hukuman jika operator tidak menggunakan alat pelindung telinga, meningkatkan pengetahuan pekerja tentang kebisingan dan dampaknya melalui pamphlet, papan informasi dan pertemuan rutin.