Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan Skripsi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : Nama : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon Nim : 050902067
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama
: Jolly Horlimar Royanto Simbolon
Nim
: 050902067
Departemen
: Ilmu Kesejahteraan Sosial
Judul
: Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan Sos Desa Taruna Medan Di Lingkungan II Dan III Kelurahan Namo Gajah Kelurahan Medan Tuntungan
Medan, Desember 2009 Pembimbing
Drs. Edward, M.Sp NIP : Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial
(Drs. Matias Siagian, M.Si) NIP :132 054 339 Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. M. Arif Nasution, Ma) NIP : 131 251 010
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon Nim : 050902067 ABSTRAK PENGARUH PROGRAM PENGUATAN KELUARGA TEHADAP SOSIAL EKONOMI WARGA BINAAN SOS DESA TARUNA MEDAN DI LINGKUNGAN II DAN III KELURAHAN NAMO GAJAH KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN (Skripsi terdiri dari 6 bab, 102 halaman, 37tabel, 6 lampiran, serta 11 kepustakaan) SOS Desa Taruna Medan berdiri sejak tahun 2007 dan mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial untuk menangani masalah kesejahteraan anak terlantar. Salah satu program pelayanan bantuan yang dilakukan yayasan ini diluar dari dalam pengasuhan anak adalah memberi bantuan kepada masyarakat desa Namo Gajah khususnya bagi keluarga-keluarga yang kurang beruntung atau kategori miskin. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi. Kurangnya perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan terabaikannya kebutuhan anak-anak mereka. Agar dapat berkembang layaknya sebagai seorang anak, maka dibentuklah perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu Program Penguatan Keluarga (Family Streng Program), dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya. Penelitian ini dilakukan di dua Lingkungan dampingan SOS Desa Taruna Medan yaitu lingkungan II di jalan Petunia raya II dan lingkungan III di jalan Petunia raya III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Oleh karena itu tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Yang menjadi objek penelitian ini adalah warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Data – data diperoleh melalui wawancara, observasi, angket dan teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah analisa Product Moment. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Hal ini terbukti dari hasil analisa korelasi yang dilakukan dengan analisa Product Moment di mana koefisien korelasinya (rxy)= 0,673 dengan taraf signifikan 5 % (taraf kepercayaan 95%) yaitu 0,361. Maka berdasarkan ketentuan Guilford, koefisien korelasi r sebesar 0.673 mempunyai arti bahwa hubungan program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan menunjukkan tingkat hubungan yang tinggi/kuat. Hal ini menunjukan hipotesa penelitian (Ha) diterima. Kata Kunci : Program Penguatan Keluarga, Sosial Ekonomi
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena asat Berkat dan Kasih_Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan” Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departement Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna memperbaiki di masa akan dating. Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu Penulis dalam dalam penyelesaian skripsi ini, dan secar khusus Penulis menghanturkan Banyak Terima Kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Ketua Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, Msi., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Edward Msi., selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini. 4. Buat Dosen Departement Ilmu Kesejahteraan Sosial, terima kasih untuk ajaran-ajaran selama ini. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5. Bapak Tatang Kurnia Selaku Pimpinan FSP SOS Desa Taruna Medan yang telah membantu Penulis. 6. Kepada semua responden warga binaan SOS Desa Taruna Medan yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. 7. Buat Yayasan SOS Desa Taruna Medan dengan seluruh staf yang telah membantu penulis dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta O.Simbolon dan M Br. Sitompul yang telah membesarkan Penulis dan selalu memberi dukungan baik moril maupun materil dari masa kecil hingga sekarang dan semoga tiada henti memberikan doa dan nasehat-nasehat kepada penulis. I LOVE YOU My Father dan My Mother. 9. Buat Kakakku, Marnita Rointan Simbolon.S.si dan kedua adikku Briptu Polmar Hottua Simbolon, Ropitta Malpa Ria Simbolon yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. 10. Semua teman-teman kesos 05, terima kasih buat persahabatan dan kebersamaan kita selama ini. 11. Buat Anak-anak PP, terima kasih atas dukungannya dan doanya. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. Maju terus PP GKPI Pamen. 12. Buat orang-orang yang tidak tersebut namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, aku ucapin terima kasih dan sukses buat kalian semua. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih.
Medan , November 2009 Penulis
Jolly H R Simbolon
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur .............................................................. 61 Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ............................................................... 62 Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................................................... 63 Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ...................................................... 63 Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Suami ........................................ 64 Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak .............................................................. 65 Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan Menjadi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan...... 66 Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pendapat Warga Binaan Tentang Program Penguatan Keluarga ..................... 67 Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kondisi Keluarga Setelah Menjadi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan........................................ 68 Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jenis Pelatihan/Kegiatan Yang Pernah Diikuti Selama Menjadi Warga Binaan SOS Taruna ............................................... 69 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kondisi Pendapatan Setelah Mengikuti Pelatihan ......................... 70 Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Frekuensi Mendapat Bantuan Pinjaman ......................................................... 71 Tabel 13. Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mengatur Keuangan Setelah Mengikuti Pelatihan Manajemen Keuangan........................ 72 Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Bantuan Pendidikan yang Diperoleh Oleh Warga Binaan ........................... 73 Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan Pendidikan Dapat Meningkatkan Prestasi Anak ............................. 74 Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan KesehatanYangDilaksanakan Oleh SOS Desa Taruna Medan ...... 75 Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Belum Sekolah................................................ 76 Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Bersekolah .................................. 77 Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar .................... 78 Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Menengah Pertama .................... 79 Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar Menengah Umum ............ 80 Tabel 22. Daftar Jawaban Responden Kegiatan Belajar Di Luar Sekolah ...... 81 Tabel 23. Daftar Distribusi Kendala Yang Dihadapi Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Dalam Kelancaran Sekolah Anak .................................................. 82 Tabel 24. Daftar Distribusi Prestasi Anak Dalam Pendidikan ........................ 83 Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden Tentang Anak Pernah Putus Sekolah ............................................. 84 Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Tetap ............................................................... 85 Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Lain ................................................................ 86 Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden Bersarkan Pendapatan Dari Pekerjaan Tetap .................................................. 87 Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendapatan Dari PekerjaanTidak Tetap ......................................... 88
Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sisa Pendapatan Digunakan Untuk Memenuhi ............................... 89 Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden Tentang Status Kepemilikan Rumah .............................................. 90 Tabel 32. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Tabungan ............................................. 91 Tabel 33. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan TerhadapAset/Harta Benda Lain ............................... 92 Tabel 34. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Sehari-Hari ........................... 93 Tabel 35. Distribusi Jawaban Responden Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Tentang Frekuensi Makan Dalam Sehari ....................................... 94 Tabel 36. Distribusi Jawaban Responden Tentang Menu Makanan Yang Bisa Disajikan .............................. 95 Tabel 37. Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Menyajikan Menu Gizi 4 Sehat 5 Sempurna .................................. 96
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
DAFTAR ISI ABSTRAK................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7 1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 7 1.3.2 Manfaat Penelitian .............................................................. 7 1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10 2.1 Pengertian Keluarga ................................................................... 10 2.1.1 Bentuk-Bentuk Keluarga .................................................... 11 2.2. Fungsi Keluarga ......................................................................... 13 2.3 Pengertian Anak Terlantar/Kurang Beruntung ............................. 17 2.4 Pekerja Sosial .............................................................................. 18 2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pekerjaan Sosial .................................... 19 2.5 Pengertian sosial ekonomi ........................................................... 20 2.5.1 Kehidupan Sosial Ekomi Keluarga ...................................... 22 2.5.2 Peningkatan Sosial Ekonomi ............................................... 27 2.5.3 Upaya Pemberdayaan Keluarga........................................... 28 2.6 Yayasan ....................................................................................... 31 2.7 Kerangka Pemikiran .................................................................... 33 2.8 Defenisi Konsep dan Operasional ................................................ 36 2.8.1 Defenisi Konsep.................................................................. 36 2.8.2 Defenisi Operasional ........................................................... 38 2.9 Hipotesis ..................................................................................... 69 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40 3.1 Tipe Penelitian............................................................................. 40 3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 40 3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 40 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 41 3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 42 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .......................................... 45 4.1 Latar Belakang Lembaga ............................................................. 45 4.2 Letak Dan Kedudukan Lembaga .................................................. 46 4.3 Visi dan Misi Yayasan SOS Desa Taruna ................................... 47 4.3.1 Visi SOS Desa Taruna ...................................................... 47 4.3.2 Misi SOS Desa Taruna ...................................................... 48 4.3.3 Nilai-nilai/Prinsip SOS Desa Taruna ................................... 49 4.4 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Lembaga ..................................... 50 4.5 Sumber Dana Yayasan SOS Desa Taruna Medan......................... 54 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
4.6 Struktur Organisasi Yayasan SOS Desa Taruna Medan................ 54 4.7 Uraian Tugas .............................................................................. 56 4.8 Gambaran Gambaran Umum Lingkungan II dan III ..................... 58 BAB V ANALISA DATA ........................................................................... 60 5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 60 5.2 Karakter Responden .................................................................... 61 5.3 Uji Hipotesa ................................................................................ 97 5.4 Kriteria Pengujian........................................................................ 98 BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 100 6.1 Kesimpulan ................................................................................. 100 6.2 Saran ........................................................................................... 101 Daftar Pustaka Lampiran
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada awal Juli 1997, krisisi moneter sudah merambah Asia Tenggara. Indonesia adalah negara yang paling parah dilanda krisis. Ketika negara lainnya sudah memulai periode pemulihan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada persoalan paling mendasar, yakni krisis bahan pokok. Meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih serius dari seluruh pelaku pembangunan untuk mengatasinya. Berdasarkan data bank dunia, telah terjadi peningkatan angka kemiskinan terutama setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1997. Kemiskinan yang semakin meningkat juga ditandai dengan menurunnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya. Pada tahun 2002, IPM Indonesia menurun menjadi peringkat 110 dari 173 negara dibandingkan dengan IPM tahun 2000 yang menduduki peringkat 109 dari 174 negara. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan telah mengakibatkan menurunnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka diperkirakan akan menurunkan daya saing bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya di dunia (UNDP, Human Development Index Report, 2002). (http://anofchan.wordpress.com/2009/03/10/susenas diakses tanggal 15 Maret 2009 pukul 15.30 Wib). Badan pusat statistik mencatat jumlah persentase penduduk miskin pada periode 1997-2007 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 1996-1999 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
jumlah penduduk miskin meningkat 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada 1996 menjadi 47,97 juta pada 1999. Persentase jumlah penduduk miskin meningkat dari 17,47% menjadi 23,43% pada periode yang sama. Pada periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari 38,70 juta. pada 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 19,14% pada 2000 menjadi 15,97% pada 2005. Pada 2006, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin dari 35,10 juta orang (15,97%) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75%) pada Maret 2006. Peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin terjadi karena adanya kenaikan harga BBM. Pada Maret 2008 (posisi terakhir angka kemiskinan dari BPS), jumlah penduduk miskin mencapai 34,96 juta orang (15,42%). Dibanding dengan penduduk miskin pada Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang (16,58%), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta orang. Merujuk data dari lembaga multilateral tersebut, dengan kriteria miskin yaitu orang dengan penghasilan kurang dari US$2 per hari, Indonesia sebetulnya menyimpan
100
juta
lebih
orang
miskin
(http://www.datastatistikindonesia.com/content/view/600/600/1/2 diakses tanggal 15 Maret 2009 pukul 15.45 wib). Faktanya ialah bahwa masyarakat Indonesia yang masih terus menderita akibat krisis ekonomi. Secara nasional, angka-angkanya mungkin sudah membaik, tetapi ada perbedaan besar antara wilayah geografis dan antar kelompok sosial. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari beberapa indikator, dan tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
pembangunan. Jika angka kemiskinan turun secara berkelanjutan, konsep pembangunan suatu rezim pemerintah juga bisa dikatakan berhasil. Salah satu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan adalah penataan ruang. Penanggulangannya harus bersifat multidimensional, mengingat penyebab kemiskinan tidak hanya merupakan masalah fisik akan tetapi juga menyangkut permasalahan ekonomi, sosial dan budaya. Penanggulangan kemiskinan melalui penataan ruang perlu dilakukan bersama oleh pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam mengatasi permasalahan pembangunan tidak hanya institusi formal saja yang harus diperbaiki tetapi juga institusi informal seperti norma dan adat istiadat masyarakat harus pula dirubah. Dengan demikian
terjadi
kesepakatan
bersama
untuk
berupaya
meningkatkan
pembangunan dalam mengatasi kemiskinan. Penataan ruang yang terdiri dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak bisa lagi hanya berisi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah telah gagal untuk menciptakan pengaturan ruang yang sesuai dengan yang direncanakan, akibatnya kebijakan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan tidak dapat dimengerti oleh masyarakat. Berdasarkan pengalaman program Bandes, PKT, P3KT dan program lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata kurang mampu mengatasi kemiskinan secara menyeluruh. Berbagai bimbingan pembinaan, bantuan dana dan fasilitas disalurkan untuk meningkatkan kelembagaan. Partisipasi dan swadaya atau kemandirian dalam Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
pembangunan. Justru sebaliknya menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah tersebut (Tjahya, 2000 : 22). Salah satu faktor ketidak berhasilan pembangunan nasional dalam berbagai bidang, antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada keluarga sebagai basis dan sistem pemberdayaan yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara, relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak pihak. Padahal, masyarakat dan negara yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dan dalam lingkungan keluarga yang sehat, cerdas dan berkualitas. Kelompok yang paling terkena dengan kemiskinan adalah wanita dan anak-anak. Berdasarkan data UNICEF, tercatat bahwa Indonesia adalah negara yang paling parah terkena kemiskinan dibandingka negara lainnya di Asia Timur. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya Pendapatan Domestik Bruto sebesar 12.2% pada periode pertama tahun 1998 sehingga telah memunculkan peningkatan angka penduduk miskin sebanyak 20 juta. Didalamnya sebanyak 2 juta anak Indonesia dibawah usia 5 tahun telah kekurangan gizi dan tidak bisa menikmati pendidikan yang diakibat keluarga tidak mampu menyediakan makanan yang cukup bagi wanita dan anak-anak (Unicef, The United Nations Children’s Fund, 2000). Menurut hasil penelitian Organisasi Buruh Internasional (ILO) jumlah anak terlantar di Indonesia mencapai 4,18 juta. Alasan utama adalah akibat putus sekolah, sehingga mereka dipaksa keadaan unutk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhannya. Untuk wilayah Sumatera Utara sendiri terdapat anak balita Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
terlantar 64.740 orang dan anak terlantar 263.809 orang, menduduki tempat ke lima terbanyak di Indonesia (Depsos, 2008). Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 yang berbunyi : “Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara”, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah guna menekan jumlah anak-anak terlantar di Indonesia adalah dengan mendirikan panti-panti atau yayasan sosial untuk anak terlantar. Panti-panti atau yayasan-yayasan ini dikelola oleh pemerintah melalui dinas sosial (Government Organization) ataupun oleh lembaga sosial non pemerintah (Non-Government Organization). Di Sumatera Utara khususnya di Medan terdapat banyak lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan yang di kelola oleh pemerintah (GO) ataupun Nonpemerintah (NGO) yang khusus menangani anak-anak terlantar. Salah satu lembaga atau yayasan Non-pemerintah di Medan yang menangani masalah anak terlantar adalah Yayasan SOS Desa Taruna. Yayasan SOS Desa Taruna Medan berdiri sejak tahun 2007 dan mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial untuk menangani masalah kesejahteraan anak terlantar. Salah satu program pelayanan bantuan yang dilakukan yayasan ini diluar dari dalam pengasuhan anak adalah memberi bantuan kepada masyarakat desa Namo Gajah khususnya bagi
keluarga-keluarga yang kurang beruntung atau
kategori miskin. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi, dikuatirkan anak-anak mereka terabaikan baik secara jasmani maupun rohani, Kurangnya perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan terabaikan kebutuhan anak-anak mereka. Agar dapat
berkembang
layaknya
sebagai
seorang
anak,
maka
dibentuklah
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu Program Penguatan Keluarga (Family Streng Program), dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya. Sehingga diharapkan setelah mandiri secara sosial dan ekonomi, para orang tua dari keluarga tersebut dapat memelihara dan menjaga anak-anak mereka. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan, yang dirangkum dalam satu judul : “ Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan”.
1.2 Perumusan Masalah Masalah merupakan pokok dari suatu penelitan. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah ?”
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan.
1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep teori, terutama model pemecahan masalah pemberdayaan ekonomi oleh suatu lembaga (yayasan) untuk meningkatkan sosial ekonomi warga binaan.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
1.4 Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan sistematika Penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, pengertian keluarga, fungsing
keluarga,
keluarga,pemberdayaan
pengertian ekonomi
sosial
keluarga,
peran
ekonomi advokasi
pekerja sosial terhadap proses pemberdayaan, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian. Populasi dan sampel, metode pengumpulan data,serta teknik analisis data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.
BAB V
: ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.
BAB VI
: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keluarga Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putera dan puteri dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama. Keluarga adalah sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang berhubungan dengan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat, loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi di dalam jangka tahunan dan dekade-dekade. Anggota–angota masuk malalui kelahiran, adopsi dan perkawinan lepas dari keanggotaannya hanya kematian (http//www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 27 Maret 2009 pukul 18.15 Wib). Pengertian dari pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyrakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan artian keagamaan seseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
dalam membentuk pandangan hidup seseorang membentuk pembinaan akidah, akhlak, keilmuan dan kreativitas yang mereka miliki. Ada dua aturan dasar yang dibutuhkan dalam keluarga : 1. Kebutuhan
yang
dibutuhkan
untuk
bertahan.
Kesatuan
keluarga
berkewajiban secara unik untuk keamanan fisik seluruh anggota keluarga. Contohnya makanan dan tempat tinggal 2. Kesatuan keluarga perasaan ini konteks untuk kebutuhan yang bisa dicapai jadi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan mereka penuhi, maka keluarga
itu
harus
memiliki
perasaan
konteks
dasar.
(http://notok2001.blogspot.com/2007/07/pendidikan-dalamkeluarga.html diakses tanggal 30 April 2009 pukul 21.00 Wib).
2.1.1 Bentuk-Bentuk Keluarga A. Tradisional 1. Nuclear Family atau Keluarga Inti Ayah , ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. 2. Reconstituted Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anak keduanya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun dari perkawinan baru.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
3. Niddle Age atau Aging Cauple Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti karier. 4. Keluarga Dyad/Dyadie Nuclear Suami Istri tanpa anak. 5. Single Parent Satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak. 6. Dual Carrier Suami istri/ keluarga orang karier dan tanpa anak. 7. Commuter Married Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanyan saling mencari pada waktu-waktu tertentu. 8. Single Adult Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin. 9. Extended Family 1, 2, 3 generasi bersama dalam rumah. 10. Keluarga Usila Usila dengan tanpa pasangan, anak sudah pisah. B.Non Tradisional 1. Commune Family Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber sama, pengalaman yang sama.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
2. Cohibing Coiple Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. 3. Homosexual/Lesbian Satu jenis hidup bersama sebagai suami istri. 4. Intstitusional Anak-anak/orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. 5. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak Kawin dengan anak.
2.2 Fungsi Keluarga Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no 21 Tahun 1994 mengenai penyelengaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumber daya pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri yaitu : 1. Fungsi Keagamaan Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Fungsi Sosial Budaya Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam suatu kesatuan,sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
mengajar dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya. 3. Fungsi Cinta Kasih Untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin 4. Fungsi Melindungi Fungsi ini menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga. 5. Fungsi Reproduksi Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa yang akan datang 7. Fungsi Ekonomi Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Agar setiap keluarga mampu menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Menurut Ogburn fungsi keluarga tidak saja didalam lingkungan keluarga sendiri tetapi juga di dalam masyarakat. Melihat pendapat tersebut nyata bahwa tugas dan fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah : 1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah tangga 2. mendidik anak 3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius (Ahmadi, 2002 : 246) Keluarga juga dikenal sebagai dasar umat manusia, karena itu keluarga sebagai fundamental bagi kehidupan masyarakat. Tidak ada satupun lembaga masyarakat yang lebih efektif membentuk kepribadian anak selain keluarga. Keluaga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga sangat berpengaruh secara psikologis. Dalam usaha kesejahteraan anak ada program penting untuk anak yang terdiri dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anak baik secara fisik maupun, mental maupun sosial, pelayanan kesejahteraan sosial anak termasuk asuhan bagi anak di dalamn keluarga maupun di dalam keluarga pengganti. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan
pengaruh
baik
buruknya
pertumbuhan
kepribadian
anak
(Kartono,1998 : 57). Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) ada lima yaitu : 1. Fungsi Biologis a. Untuk meneruskan keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. d. Memelihara dan merawat anggota keluarga. 2. Fungsi Psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga. c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. d. Memberikan identitas keluarga. 3. Fungsi Sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak. b. Membina
norma-norma
tingkah
laku
sesuai
dengan
tingkah
perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai keluarga. 4. Fungsi Ekonomi a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang anak dating. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua. 5. Fungsi Pendidikan a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang arti pentingnya keluarga dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologis.
2.3 Pengertian Anak Terlantar/Kurang Beruntung Anak terlantar atau kurang beruntung merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial. Didalam kamus istilah kesejahteraan sosial diberikan batasan bahwa: “Anak terlantar adalah anak-anak yang hidup dan kehidupanya terlantar atau tidak mendapatkan pemenuhan yang wajar baik secara materi maupun non materi” . Agar lebih jelas permasalahan anak terlantar ini, maka dapat dikemukakan sebuah defenisi atau batasan tentang anak terlantar. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1979, anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibanya sehingga kebutuhan anak tidak dapat dipenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani, dan sosial. Dengan indikator sebagai berikut : 1. Anak Yatim atau Piatu atau Yatim Piatu. 2. Anak dari keluarga miskin. 3. Anak dari keluarga pecah /bercerai. 4. Anak dari keluarga bermasalah (orang tuanya menderita penyakit kronis, menderita gangguan jiwa, pemabuk, penjudi, tunasusila, sering bertengkar dan sebagainya).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5. Anak yang orangtuanya lebih banyak diluar rumah (bekerja diluar daerah atau diluar negeri). 6. Anak di luar nikah (single parent child) Anak yang diperlakukan salah (mendapat perlakuan kejam, bekerja di bawah umur 15 tahun atau anak-anak yang digunakan mengemis, mengamen dan lain sebagainya).
2.4 Pekerja Sosial Undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 tentang ketentuanketentuan pokok kesejahteraan sosial disebutkan bahwa : Pekerja sosial adalah semua keterampilan teknis yang diwajibkan wahana bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial. Jadi pengertian pekerjaan sosial adalah merupakan keterampilan teknis atau dengan kata lain keterampilan yang dipakai sebagai alat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial adalah : Semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan masyarakat, tugas pemerintah lebih menitikberatkan pada penetapan kebijaksanaan dan stabilisator dalam pelaksanaannya sesuai dengan pasal 4 UU No.6/1974, usaha pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi : a. Bantuan sosial kepada warga negara baik secara perorangan maupun dalam kelompok yang mengalami kehilangan peranan sosial atau menjadi korban akibat terjadinya bencana-bencana baik sosial maupun alamiah atau peristiwa-peristiwa lain. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
b. Pemeliharaan kesejahteraan sosial melalui penyelenggaraan suatu jaminan social. c. Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial termasuk di dalamnya penyaluran ke dalam masyarakat, kepada warga negara baik perorangan maupun
kelompok
yang
terganggu
kemampuannya
untuk
mempertahankan hidup. d. Pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradapan, perikemanusiaan, dan kegotongroyongan.
2.4.1 Tujuan dan fungsi pekerjaan sosial Urusan pekerjaan sosial adalah mengenai sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain, perasaan identitasnya serta kemampuan pribadi dan kemampuan nilai-nilainya sebagai pedoman pemenuhan dan pengungkapan potensi-potensi yang dimilikinya. Dalam interaksi dengan orang-orang lain, urusan pekerjaan sosial adalah adaptasi, yaitu : a. proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. b. memanfaatkan
sumber-sumber
yang
terbatas
untuk
kepentingan
lingkungan dan sistem. c. proses perubahan untuk menyesuikan dengan situasi yang berubah. d. penyesuaian dari kelompok ke lingkungan. e. penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. Drs. Soetarso MSW (1995 : 67) mengemukakan tujuan pekerjaan sosial adalah sebagai berikut : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
a. Meningkatkan
kemampuan
orang
untuk
menghadapi
tugas-tugas
kehidupannya dan kemampuannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. b. Meningkatkan
orang-orang
dengan
system-sistem
yang
dapat
menyediakan sumber-sumber pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan. c. Meningkatkan kemampuan sistem-sistem tersebut secara efektif dan berperikemanusiaan. d. Memberikan sumbangan bagi perubahan, perbaikan dan perkembangan kebijakan serta perundangan.
2.5 Pengertian sosial ekonomi Kata Sosial berasal dari kata “socius”yang artinya kawan ( teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya. Yang dimaksud disini teman disini adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (wahyuni, 1989:60). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Status sosial ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari–hari. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain. Karena setiap individu mempunyai kemampuan tersebut Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
disalurkan untuk kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada. Menurut Phil Astrid S. Susanto (1985) mengatakan bahwa “Perkataan sosial telah mendapat banyak interprestasi walaupun demikian, orang berpendapat bahwa perkataan ini mencapai recipprocal behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi dan saling tergantungnya manusia satu sama lain”. Dalam kehidupan berkeluarga, peranan orang tua sangat menentukan dalam proses pemenuhan kebutuhan lahir dan batin, misalnya untuk kebutuhan yang sangat konsumtif bagi anggota keluarganya. Dalam hal ini orang tua harus memiliki taggung jawab yang besar, dengan kata lain bahwa orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari–hari sering disebut bapak atau ibu. Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapat dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orangtua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standart hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan degan kehidupan bermasyarakat dan di sekitar. Pengertian ekonomi sangat berhubugan dengan usaha–usaha yang nyata dalam bentuk pekerjaan. Pekerjaan memberikan pendapat atau penghasilan yang Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Poewardarminta (1996) pengertian ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam mencapai citacita kemakmuran. Dalam pencapaian ini orang tua memiliki peran utama sebab mereka adalah sepasang suami istri yang terdiri dari seorang ibu dan bapak yang memiliki tanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka atau keluarga mereka.
2.5.1 Kehidupan Sosial Ekomi Keluarga Kehidupan sosial ekonomi berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, yang didasarkan pada : A. Pendapatan Pendapatan rumah tangga
adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh
anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam ruimah tangga. Pendapatan dan penerimaan anggota rumah tangga dapat diperinci atas : a. Pendapatan berupa uang. b. Pendapatan berupa barang. Pendapatan berupa uang adalah penghasilan berupa uang yang diperoleh melalui gaji dan upah dari usaha sendiri dan bekerja keras, dari penjualan barang –barang yang dimiliki. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan, ada juga bentuk barang yang diterima yang tidak merupakan uang seperti warisan orang tua . Kajian tentanga pendapatan ini didasarkan atas bentuk produksi rumah tangga
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sedangkan menurut J. Raviant tentang sumber pendapatan menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga merupakan keselurahan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diterima melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan pokoknya, sedangkan pendapatan subsistem adalah pengahasilan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang. Perincian pendapatan menurut BPS pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam pendapatan sektor formal, dan informal. Ditinjau dari sumber pendapatan yang ada di kelurahan namo gajah tempan penelitian ini maka yang menjadi pendapatan formal mereka adalah penghasilan yang diterima melalui pekerjaan pokok mereka yang kebanyakan bertani, sedangkan pendapatan informal mereka adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan seperti berkebun, beternak dan lain-lain. B. Pangan Sehubungan dengan strategi kelangsungan hidup kaum tani yang berpenghasilan rendah, George Carner mengemukakan bahwa sasaran yang dituju oleh rumah tangga yang berpendaptan rendah adalah menghasilkan atau memperoleh cukup makan, yang tentunya dalam pengertian yang luas (Azrul Azwar : 1983: 83). Petani seperti ini secara sosiologis dikenal dengan petani subsistem.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Dalam mengkomsumsi makanan, bukanlah asal arti kenyang saja, tetapi makan harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Makanan yang kita makan sehari-hari dinilai sehat untuk mencukupi kebutuhan tubuh, apabila makanan tersebut tersusun yang terdiri dari bahan-bahan makanan yang mempunyai tiga kegunaan yakni : 1. Mengandung zat tenaga. 2. Mengandung zat pembangun. 3. Mengandung zat pengatur (Azrul Azwar, 1983: 83). Dalam kehidupan sehari-hari keluarga dihadakan pada penentuan jenis hidangan/menu untuk keluarga. Disini perlu dicapai susunan bahan makanan dan komposisi atau kandungan zat gizi dari setiap bahan makanan tersebut. Hal ini tentunya tidak terlepas dari penghasilan atau pendapatan yang mereka peroleh. Lebih lanjut George Carner menguraikan bahwa apabila kebutuhan pangan tidak terpenuhi secara memadai, maka ada beberapa cara yang dilaksanakan rumah tangga untuk menanggulanginya, yaitu para anggota keluarga/rumah tangga menganekaragamkan kegiatan-kegiatan kerja mereka. Kaum wanita mungkin menerima pekerjaan membuat keranjang, menjahit, mengayam, dan jenis-jenis kerajinan tangan yang lain yang dapat diproduksi di rumah tangga pada masa tidak bercocok tanam, yang nantinya akan membangun diri mereka kembali demi kelangsungan hidup mereka. C. Kesehatan Kesehatan adalah segala hal yang berhubungan dengan keadaaan sehat dan sakit/penyakit. Sehat menurut WHO adalah sehat jasmani, rohani maupun sosial. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Individu dinyatakan sehat jasmani apabila individu tersebut terbebas dari penyakit dan kesakitan maupun cacat. Sedangkan sehat rohani adalah terbebasnya manusia dari rasa tertekan. Sehat sosial berarti orang tersebut tidak mempunyai kendala material maupun kejiwaan untuk bersosialisasi dengan orang lainnya (Bagong, 1996 : 66). Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia adalah peningkatan derajat kesehatannya. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat berarti menjadi masyarakat tersebut sehat baik jasmani, rohani maupun sosial sehingga individu-individu dalam masyarakat tersebut dapat terbebas dari penyakit dan kesakitan maupun mempunyai harapan hidup tinggi. Lingkungan, kuman (penyebab penyakit) maupun keadaan individu sangat berperan untuk terjadinya sakit maupun kematian. Lingkungan yang tidak sehat dapat mempercepat perkembangan penyakit. Selain itu lingkungan yang tidak memenuhi kesehatan dapt menurunkan daya tahan tubuh individu terhadap penyakit. D. Perumahan Perumahan juga merupakan satu unsur kesejahteraan rakyat, di samping sandang dan pangan. Perumahan merupakan bahagian pembangunan nasional yang mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya. Dalam hal ini perumahan tersebut harus memenuhi syarat rumah sehat yaitu : a. Tersedianya sarana air minum. b. Tersedianya sarana penerangan. c. Tersedianya fasilitas MCK. E. Pendidikan Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Dalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Taufik Abdullah pendidikan adalah usaha untuk membina kepribadian dan kemampuan manusia, kemampuan jasmani dan rohani yang dilakukan dalam rumah tangga, sekolah dan dalam masyarakat agar dengan kemampuannya dapat mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kelangsungan hidup masyarakat (1983: 327)
2.5.2 Peningkatan Sosial Ekonomi Peningkatan sosial ekonomi dapat dilakukan dengan menetapkan jenis kegiatan usaha baik kelompok maupun individu, dimana jenis usaha kelompok/individu itu antara lain : a. Kegiatan produksi yang dipilih keluarga harus sesuai dengan kemauan dan kemampuan keluarga dan dapat dijamin kelangsungannya dalam arti menambah penghasilan keluarga, menambah kesempatan kerja dan mudah untuk dilaksanakan. b. Kegiatan usaha produksi yang dipilih merupakan penghasilan barang produksi
dan
jasa
yang
dibutuhkan
masyarakat
dan
terjamin
pemasarannya. c. Kegiatan produksi yang dipilih adalah mudah memperoleh bahan baku, tenaga kerja dan proses pembuatannya. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
d. Kegiatan produksi diutamakan yang mempunyai nilai inovatif dalam arti dapat mendorong dan merangsang kreatifitas masyarakat. Adapun hal yang diharapkan dari kegiatan usaha ini adalah : a. Meningkatkan produksifitas usaha mereka secara ekonomis melalui bantuan sarana dan prasarana yang akan diberikan. b. Menumbuhkan kesadaran akan potensi yang mereka miliki dalam upaya meningkatkan sosial ekonominya. c. Meningkatkan kemampuan dirinya dalam memanfaatkan potensi sumber lingkungan secara ekonomis baik terhadap dirinya dan keluarganya maupun lingkungannya (Kusnaidi : 1995: 16). 2.5.3 Upaya Pemberdayaan Keluarga Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat memegang peranan penting sebagai asset bangsa. Keluarga bukan hanya dianggap sekadar sasaran pembangunan, tetapi merupakan pelaku (subjek) pembangunan. Untuk itu perlu diatur
tentang pembangunan keluarga sejahtera, terutama dalam persiapan
sumber daya anggota keluarga yang potensial. Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk dan Perkembangan Keluarga Sejahtera
masyarakat betapa pentingnya
pembangunan keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga . Hal ini sejalan dengan propenas 1999-2004, yang menetapkan sebagai sasaran kinerja program adalah meningkatkannya kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar, sosial dan psikologis anggota keluarganya. Selain itu, sasaran kinerja menetapkan meningkatnya jumlah keluarga yang dapat mengakses informasi dan sumber daya ekonomi
bagi
peningkatan
kesejahteraan
keluarga.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
(http://depsos.go.id/modules.php?name=News&file=prin&sid=474
diakses
tanggal 1 April pukul 10.00 Wib). Dalam bidang ketahanan keluarga, diupayakan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan penumbuhkembangan anak, disamping menurunnya disharmoni dan tidak kekerasan dalam keluarga. Pembangunan berwawasan keluarga merupakan pembangunan yang dilakukan secara seksama mempertimbangkan dimensi keluarga sebagai sasaran dan pelaku. Hal ini sekaligus mengarah pada peranan keluarga sebagai pengembangan sumber daya manusia potensial dengan mendayagunakan keluarga untuk mempertajam potensi dasar seseorang. Dengan demikian, pengembangan sumber daya keluarga adalah rangkaian upaya pembangunan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah swasta dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, yaitu terwujudnya keluarga yang maju, mandiri, sejahtera, hidup selaras, serasi serta seimbang dengan daya dukung dan daya tampunng lingkungan. Upaya
pembangunan
keluarga
berkualitas
dilakukan
melalui
pemberdayaan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dilakukan dengan mewujudkan pelembagaan dan pembudayaan visi keluarga berkualitas guna meningkatkan kemampuan keluarga sebagai hal yang berperan dan bertanggung jawab dalam pengembangan anggota keluarga tersebut. Upaya ini perlu memperhatikan sistem nilai yang ada dalam masyarakat, kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta perkembangan globalisasi. Proses pemberdayaan keluarga dilakukan secara terpadu oleh pemerintah bersama masyarakat melalui pemantapan sosialisasi dan Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
pelaksanaan fungsi keluarga sesuai dengan kondisi tiap-tiap keluarga melalui siklus perkembangan keluarga guna menjadikan setiap anggotanya sebagai insan pembangunan yang produktif dan kompetitif dalam rangka menuju persaingan pasar bebas. Pemberdayaan keluarga diawali dengan pengenalan kondisi dan potensi keluarga sasaran, melalui pendataan keluarga para kader setempat dari rumah ke rumah. Hasilnya, menjadikan data basis yang sifatnya sangat operasional dan bermanfaat untuk digunakan pada setiap tingkat pemerintahan. Upaya pemberdayaan keluarga meliputi tiga aspek yaitu: 1. Aspek dasar yaitu, sistem reproduksi sebagai sasaran untuk melanjutkan keturuanan. Proses ini sebaiknya dapat berlangsung dalam keadaan sehat jasmani, jiwa dan sosial. Untuk menjaga kesehatan pasangan suamai istri menetapkan perilaku reproduksi sehat yakni tidak melakukan hubungan seks secara bebas dan beresiko yaitu dalam ikatan perkawinan yang sah. Kesehatan reproduksi merupakan keperluan yang mendasar sebagai prasyarat terjadinya proses pengembangan keturunan yang tangguh. Setelah membentuk keluarga, pasangan yang bersangkutan diberdayakan sebaik mungkin untuk menjaga dan memelihara kesehatan reproduksinya seperti bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat, cara merawat kehamilan serta mengatur jarak kelahiran pertama dengan kelahiran kedua dan sebagainya. Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya advokasi dan fasilitas agar keluarga dan masyarakat mempunyai akses terhadap informasi, pelayanan dan perlindungan hak-hak reproduksi guna mewujudkan keluarga berkualitas.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
2. Aspek ajar, yaitu proses pendidikan yang dapat meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan keterampilan keluarga/orangtua dalam menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anggota keluarga terutama anaknya, sesama lingkungan sekitarnya. Salah satu bentuk dari pemberdayaan keluarga adalah meningkatkan peranan keluarga dalam memperkuat ekonomi keluarga. 3. Aspek sekitar, aspek ini meliputi interaksi antar keluarga dengan sesame dan lingkungannya baik fisik maupun sosial, sehingga menimbulkan keserasian
dengan lingkungan sekitar. Upaya peningkatan kualitas
keluarga bertujuan meningkatkan, kepedulian dan peran serta keluarga dalam pemeliharaan mutu lingkungan sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis antara keluarga dengan lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan
keluarga
berkualitas.
Program
peningkatan
kualitas
lingkungan keluarga yang mencakup lingkungan fisik antara lain lingkungan perumahan/pemukiman, lingkungan tempat kerja keluarga, sedang peningkatan kualitas lingkungan sosial antara lain mencakup interaksi antar anggota keluarga dan sesame dengan lingkungan sekitarnya (http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1490 diakses tanggal 1 April 2009 pukul 10.20 Wib).
2.6 Yayasan Pendirian sebuah yayasan di Indonesia sampai saat ini hanya berdasarkan pada kebiasaan dalam masyarakat dan Yurespudensi Mahkamah Agung, karena belum ada undang-undang yang mengaturnya. Namun dalam Undang-undang Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
No.61 Tahun 2001 Republik Indonesia tentang yayasan bahwa pendirian sebuah yayasan dilakukan dengan akte notaris dan memperoleh status badan hukum setelah akte pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Yayasan merupakan suatu hunian dan perkumpulan yang berbentuk badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 butir 1 undang-undang No 16 tahun 2001 tentang yayasan.Yayasan adalah suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota, berdasarkan defenisi tersebut yayasan memiliki ciri-ciri khas yaitu : 1. Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. 2. Tidak semata-mata mengutamakan keuntungan atau mencuri penghasilan yang sebesar-besarnya. 3. Tidak mempunyai anggota Yayasan sebagai badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya keberadaan badan hukum bersifat permanen, artinya badan hukum tidak dapat dibuburkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya. Yayasan juga memiliki hak dan kewajiban yaitu: 1. Hak yaitu hak untuk mengajukan gugatan. 2. Kewajiban yaitu wajib mendaftarkan yayasan tersebut pada instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan hukum. Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Pembina, pengurus, dan pengawas. Yayasan dilakukan sepenuhnya oleh pengurus, oleh karena itu pengurus wajib memberikan laporan tahunan yang disampaikan pada pembina mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Selanjutnya terhadap yayasan yang kekayaan berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang. Kekayaan wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia. Ketentuan ini dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntanbilitas pada masyarakat.
2.7 Kerangka Pemikiran Krisis ekonomi di mulai pada tahun 1997 yang melanda negara-negara di dunia, salah satunya Indonesia telah menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan, yang menyebabkan keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Upaya pembangunan sosial sebagai suatu pemberdayaan masyarakat
memfokuskan pada keluarga sebagai unit sosial
terkecil dalam masyarakat. Keluarga memegang peranan penting sebagai pelaku (subyek) pembangunan, maka upaya pembangunan keluarga yang berkualiatas dilakukan melalui pemberdayaan keluarga sebagai wahana pengembangan. Upaya pemberdayaan keluarga meliputi tiga aspek yaitu: 1. Aspek dasar yaitu, sistem reproduksi sebagai sasaran untuk melanjutkan keturunan. 2. Aspek ajar, yaitu proses pendidikan yang dapat meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan keterampilan keluarga/orangtua dalam
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anggota keluarga terutama anaknya, sesama lingkungan sekitarnya. 3. Aspek sekitar, aspek ini meliputi interaksi antar keluarga dengan sesama dan lingkungannya baik fisik maupun sosial, sehingga menimbulkan keserasian dengan lingkungan sekitar. Sebagai salah satu NGO yang bergerak di bidang kesejahteraan, SOS Desa Taruna Medan berusaha melakukan pemberdayaan potensi keluarga, untuk mencegah anak terlantar karena ketidak berdayaan ekonomi keluarga. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi, dikuatirkan anak-anak mereka terabaikan baik secara jasmani maupun rohani, seperti kurang bahkan tidak ada lagi perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan kebutuhan anak-anak mereka teraibaikan dan tidak
dapat
berkembang layaknya sebagai seorang anak. Melihat hal tersebut maka dibentuklah perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu program penguatan keluarga (Family Streng Program) SOS, dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya. Sehingga diharapkan setelah mandiri secara sosial dan ekonomi, para orang tua dari keluarga tersebut dapat memelihara anak mereka dengan baik. SOS Desa Taruna Medan melakukan pemberdayaan ekonomi melalui pemberdayaan motivasi kewirausahaan, motivasi pendidikan, pelatihan manajemen keuangan, pelatihan tentang berbagai keterampilan lainnya.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAGAN PEMIKIRAN KRISIS EKONOMI
PERSOALAN KETIDAK BERDAYAAN MASYARAKAT PERSOLAN KEMISKINAN
Pemberdayaan Keluarga (warga binaan)
PROGRAM SOS DESA TARUNA MEDAN 1. Pelatihan managemen keuangan 2. Pelatihan berbagai keterampilan 3. Motivasi kewirausahaan 4. Motivasi pendidikan 5. penyuluhan kelompok
PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
2.8 Defenisi Konsep dan Operasional 2.8.1 Defenisi Konsep Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi sejumlah karakteristik kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 34). Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat menguburkan tujuan penelitian ini, maka disusun defenisi konsep sebagai berikut : 1. Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi. Dalam hal ini akibat yang ditimbulkan melalui Program Penguatan Keluarga terhadap tingkat sosial ekonomi di kelurahan NamoGajah Kecamatan Medan Tuntungan 2. Program Penguatan Keluarga adalah Program yang dirancang untuk anakanak yang beresiko terlantar agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dalam lingkungan keluarga yang merawatnya secara langsung 3. Yayasan SOS Desa Taruna Medan adalah organisasi non pemerintah yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang lemah, miskin, dan kurang mampu dalam bidang advokasi, usaha kecil dan pemberdayaan perempuan 4. Sosial ekonomi warga binaan ialah suatu kondisi dimana masyarakat atau individual yang merupakan penentu status dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan bersama 5. Indikator sosial ekonomi masyarakat merupakan kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan. Pekerjaan merupakan sumber memperoleh Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
pengakuan status sosial, harga diri penghargaan dari masyarakat sebagai imbalan atas peranan dan prestasinya. Pendapatan adalah penerimaanpenerimaan atas sejumlah uang yang di dapat dari hasil usaha yang digunakan yang bertanggung jawab mentapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalah hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan.
2.8.2 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur peneliitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variable. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama (Singarimbun, 1989 : 46). Defenisi operasional dari penelitian ini adalah : 1. Variasi Bebas (Indepedence Variabel) Variabel bebas (X) adalah gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1995 :41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program penguatan keluarga Indikatornya adalah : 1. Pelatihan Keterampilan keluarga 2. Pelatihan manajemen keuangan 3. Motivasi kewirausahaan Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
4. Motivasi pendidikan 2. Variabel terikat Terikat ( Depedence Variabel) Variabel terikat adalah (Y) sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain. Variabel terikat dalam peneliitian ini adalah Sosial Ekonomi Keluarga. Indikatornya : 1. Indikator Sosial Ekonomi Keluarga meliputi pendidikan, pendapatan rumah tangga, ukuran besarnya dan jenis pekerjaan. a. Pekejaan merupakan sumber memperoleh pengakuan status sosial, harga diri dan merupakan penghargaan dari masrakat sebagai imbalan atas peranan dan prestasinya. Dengan indikator : 1. Jenis pekerjaan ayah. 2. Jenis pekerjaan ibu. 3. Jenis pekerjaan sampingan. b. Pendapatan adalah penerimaan-penerimaan atas sejumlah uang yang didapat dari hasil usaha yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan indikator : 1. Pendapatan bersih. 2. Pendapatan kotor. 3. Pendapatan lain. 4. Tabungan. 5. Kepemilikan rumah. 6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
c. Pendidikan
berarti
sebagai
lembaga
yang
bertanggung
jawab
menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalah hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Dengan indikator : 1. Kemampuan menyekolahkan anak. 2. Kepemilikan fasilitas yang mendukung proses pendidikan.
2.9 Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam laporan penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti benar melalui data yang terkumpul (Nawawi, 1995 : 33) Ho : Tidak terdapat hubungan antara program penguatan keluarga dengan sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Ha
: Terdapat hubungan antara program penguatan keluarga dengan sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB III Metode Penelitian 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mencari atau meneliti sejauh mana variasivariasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu arah berdasarkan koefisien korelasi.
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan II dan III kelurahan Namo Gajah kecamatan Medan Tuntungan. Alasan penulis memilih lokasi yaitu karena kelurahan Namo Gajah ini adalah salah satu kelurahan dampingan SOS Desa Taruna Medan untuk melaksanakan program penguatan keluarga.
Populasi dan Sampel A. Populasi Menurut Nawawi (1983:141) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah warga binaan SOS Desa Taruna Medan khususnya di lingkungan II dan III kelurahan Namo Gajah yang berjumlah 150 warga binaan.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
B.Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya. Dalam suatu penelitian sering timbul pertanyaan akan besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapatkan data yang representatif. Menurut Arikunto, jumlah populasi lebih dari 100 maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10% - 20% dari populasi dan dianggap representatif (Arikunto, 1997:20). Dalam menentukan sampel dari populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengambilan sampel berupa “poporsional purposive sampling”, yaitu suatu metode yang berdasarkan penunjukan sesuai dengan kewenangan dan kedudukan sampel. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel yang lama keanggotaannya 1 tahun 20% X 150 keluarga = 30 keluarga.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Teknik pengumpulan data atau informan yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, surat kabar, karya ilmiah, artikel, bulletin dan yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini. 2. Studi Lapangan
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung, turun ke lokasi penelitian untun mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang di teliti melalui : a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dilakukan dengan melihat, mendengar mencatat kejadian sasaran penelitian. b. Wawancara, yaitu data variable (kata-kata) sebagai data yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab. c. Angket, yaitu kegiatan mengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebar suatu daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk dijawab oleh responden.
3.5 Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1989 : 263). Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Product Moment. Korelasi Produck Moment merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara dua variable yang datanya berskala interval atau rasio. Angka korelasinya disimpulkan dengan “r”. Angka r Product Moment mempunyai kepekaan terhadap consistentsi hubungan timbal balik antar variable (Faisal : 2005 :224-225). Rumus penghitungan Product Moment adalah sebagai berikut : rxy =
n.∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{n(∑ X ) − (∑ X ) }{n(∑Y )− (∑Y ) } 2
2
2
2
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Langkah-langkah penghitungan cara ini adalah : 1. Tulis data untuk X dan Y. 2. Kuadratkan masing-masing harga X dan Y. 3. Hitung produk untuk X dengan pasangan Y. 4. Jumlahkan nilai pada setiap kolom, kecuali kolom 1. 5. Masukkan semua besaran yang telah deperoleh ke dalam rumus. Taraf Signifikansi dan taraf Kepercayaan (Signifikan and Confidence Level) Taraf signifikan ataru significance level adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam menguji hipotesis. Besarnya taraf signifikansi dinyatakan dalam suatu bilangan persentase, 50%, 10%, 5%, 1% dan sebagainya. Dalam penelitian sosial, lazim menggunakan taraf signifikansi sekitar 5% sampai dengan 1%. Maksudnya adalah apabila ada 100 kali peristiwa, maka kemungkinan penolakan terhadap hipotesis atau kemungkinan terjadi kesalahan adalah antara 5 sampai dengan 1 kali. Sedangkan dari hipotesis tersebut kita menerima 95 %. Kalau taraf signifikasinya ditentukan 1%, maka kemungkinan penolakan tersebut adalah 1%, sedangkan kalau kita menentukan 5% maka kemungkinan penolakan tersebut adalah 5% (Bungin, 2005 :182-183). Taraf signifikasi dalam penelitian ini adalah 5%. Sebagai kelengkapan dari taraf signifikasi, maka digunakan istilah taraf kepercayaan atau confidence level. Taraf kepercayaan adalah sisi balik dari taraf signifikasi. Apabila taraf signifikasi 5% maka taraf kepercayaannya adalah 95%.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Latar Belakang Lembaga SOS Desa Taruna Indonesia adalah yayasan yang didirikan di Indonesia pada tahun 1970 oleh Agus Prawoto, yang baru selesai menuntut ilmunya di Austria. Yayasan SOS Desa Taruna yang didirikan di Indonesia merupakan waralaba dari SOS Kinderdof, yang didirikan oleh Herman Gmeiner pada tahun 1949 di Imst, Austria. Hermann Gmeiner ini mendirikan SOS Kinderdoft untuk menolong anak-anak terlantar akibat perang dunia. Yayasan SOS Kinderdoft pertama kali dioperasikan pada 1972 di Lembang, Jawa barat ( Bandung). Di Bandung pertama kali memiliki 13 keluarga tinggal di desa dan menampung 165 anak. Sepuluh tahun kemudian menyusul pendirian perkampungan di cibubur, Jakarta timur dan di kompleks ini 150 anak bisa tertampung. Tak lama kemudian menyusul perkampungan serupa di Semarang, Jawa Tengah, Tabanan (Bali), Maumare (Nusa Tenggara Timur). Yayasan SOS Desa Taruna di Indonesia saat ini sudah berdiri di 8 propinsi yaitu Bandung (Jabar), Jakarta, Semarang (Jateng), Bali, Flores (NTT), Banda Aceh dan Meulaboh, Medan (Sumut). Berdirinya SOS Di Propinsi Sumatera Utara dilatar belakangi terjadinya suatu bencana alam tsunami di Aceh dan gempa bumi di Nias yang mengakibatkan banyaknya anak yang kehilangan keluarga, tempat tinggal mereka, dimana akibat dari bencana alam tersebut mengakibatkan banyak anak-anak terlantar, maka berdirilah yayasan SOS Desa Taruna di Banda aceh, meulaboh, dan Sumatera Utara yaitu medan yang disebut yayasan Desa Taruna Medan. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
SOS Desa Taruna Medan adalah sebuah organisasi sosial independent non pemerintah yang berkarya bagi anak-anak dengan pola pengasuhan anak jangka panjang berbasis keluarga. Konsep yayasan ini adalah membantu mengasuh anak dan memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak yatimpiatu, dan kurang beruntung, yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras. Memberikan kembali kasih sayang melalui rumah asuh, keluarga dan kehidupan yang memadai agar kelak anak memiliki kehidupan yang mandiri, membantu anak untuk membentuk masa depannya sendiri, memberi kesempatan kepada anak untuk berkembang dalam masyarakat. SOS Desa Taruna bertujuan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hak dasar anak khususnya bagi anak-anak kurang beruntung seperti anak yang korban perang, bencana alam, konflik, anak terlantar, dan sebagainya.
4.2 Letak Dan Kedudukan Lembaga SOS Desa Taruna Medan beralamatkan di Jalan Seroja Raya No.150, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota madya Medan, Propinsi
Sumatera
Utara,
Telp.
(061)
8226228,
e-Mail:
SOS-
[email protected]. SOS Desa Taruna Medan ini menempati lahan tanah seluas 2 hektar, dan SOS Desa Taruna Medan ini memiliki 24 unit bangunan yang terdiri dari rumah keluarga atau rumah asuh anak, ruang pusat kegiatan, Aula, kantor, rumah asisten ibu, rumah tamu, bengkel, rumah dewan pembina, rumah pimpinan, serta sebuah bangunan taman kanak-kanak dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana seperti ruang klinik dan perpustakaan dan ruang komputer. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
4.3 Visi dan Misi Yayasan SOS Desa Taruna 4.3.1 Visi SOS Desa Taruna 1. Setiap anak dibesarkan dalam keluarga Keluarga adalah jantung masyarakat di dalam sebuah keluarga, setiap anak dilindungi dan merasakan bagian dari keluarga. Di sini, anak-anak belajar tentang norma-norma kehidupan, saling berbagi tanggung jawab dan membentuk hubungan yang langgeng sepanjang hidup. Lingkungan keluarga memberikan sebuah dasar yang kuat kepada anak-anak tempat mereka dapat membangun kehidupannya. 2. Setiap anak tumbuh dalam kasih sayang dan cinta. Melalui cinta serta rasa diterima, luka batin disembuhkan dan rasa percaya diri dibangun. Anak-anak belajar untuk percaya dan mempunyai keyakinan pada diri mereka sendiri dan pada orang lain. Dengan keyakinan diri ini, setiap anak dapat mengenal dan mengembangkan bakatnya. 3. Setiap anak tumbuh dalam rasa dihargai. Suara setiap anak didengar dan diperhatikan secara serius. Anak-anak turut ambil bagian di dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka dan dibimbing untuk mengambil peranan yang utama didalam perkembangan diri mereka sendiri. Anak tumbuh dengan rasa dihargai dan bermartabat sebagai keluarganya dan bermasyarakat. 4. Setiap anak tumbuh dalam rasa aman. Anak-anak dilindungi dari perlakuan kejam, diterlantarkan dan eksploitasi, dan diselamatkan dari bencana alam dan perang. Anak-anak memiliki Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
tempat berlindung, makanan, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Hal-hal dasar ini merupakan syarat bagi perkembangan utuh semua anak . 4.3.2 Misi SOS Desa Taruna 1. Kami mendirikan keluarga-keluarga bagi anak-anak yang kurang beruntung. Kami berkarya bagi anak-anak yatim piatu, kurang beruntung atau keluarganya yang tidak mampu mengasuh mereka. Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak ini untuk membangun hubungan yang langgeng dalam sebuah keluarga. Pendekatan melalui keluarga di SOS Desa Taruna ini didasarkan pada empat prinsip, yaitu : Setiap anak membutuhkan seorang ibu, dan tumbuh secara alamiah dengan kakak dan adik, di dalam rumah mereka sendiri, dan di dalam lingkungan desa yang mendukungnya. 2. Kami membantu mereka membentuk masa depannya sendiri. Kami memberikan kesempatan anak-anak untuk hidup sesuai budaya dan agama yang mereka anut dan untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif. Kami mambantu anak-anak untuk mengenali dan mengekspresikan kemampuan individualnya, minat dan bakatnya. Kami menjamin bahwa anak-anak menerima pendidikan dan pelatihan keterampilan yang mereka perlukan untuk dapat menjadi anggota masyarakan yang berhasil dan berguna.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
3. Kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang dalam masyarakat. Kami berbagi dalam kehidupan bermasyarakat dan merespon perkembangan kebutuhan masyarakat bagi anak-anak dan remaja yang rawan. Kami menyediakan fasilitas dan program yang bertujuan untuk memperkuat keluarga-keluarga yang kurang beruntung dan mencegah penelantaran anak -anak. Kami bekerjasama dengan anggota masyarakat dalam penyediaan pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta merespon keadaan darurat.
4.3.3 Nilai-nilai/Prinsip SOS Desa Taruna 1. Keberanian : Kami berbuat Kami menentang metode pengasuhan anak yatim piatu yang bersifat tradisional dan tetap mempelopori pendekatan kepada sistem membangun keluarga yang inovatif (telah mengalami pembaharuan) bagi anak-anak yang kurang beruntung. 2. Komitmen : Kami memegang janji Kami membaktikan diri kami untuk menolong generasi muda bangsa terutama anak-anak yang kurang beruntung supaya mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.
1. Kepercayaan: Kami saling percaya
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Kami saling percaya satu sama lain akan kemampuan dan potensi masingmasing. Kami saling mendukung, menghargai dan membangun sebuah lingkungan tempat kami dapat mendekatkan tanggung jawab kami dengan kepercayaan. 2. Bertanggung jawab : Kami adalah Mitra yang dapat Diandalkan
4.4 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Lembaga Sesuai dengan apa isi dari isi dari visi misi dan nilai-nilai prinsip lembaga yang bergerak dalam bidang sosial, maka Yayasan ini memberikan fasilitas, sarana, prasarana bagi nak-anak asuhnya. Hal ini dilakukan agar anak asuh dapat tumbuh dengan baik, ada rasa tenang dan sukacita, serta semakin matang dan bijaksana untuk berguna bagi masyarakat yang akan datang. Sarana dan prasarana adalah hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yayasan. Adapun sarana dan prasarana yang diberikan oleh yayasan ini adalah meliputi sebagai berikut: 1. Sekolah TK/Play Group Yayasan SOS Desa Taruna Medan membangun sekolah TK/Play Group. Taman kanak-kanak merupakan tempat belajar dan mengajar anak-anak TK/Play Group yang berasal dari anak asuh SOS Desa Taruna Medan sendiri maupun dari luar (masyarakat luar). Sekolah tersebut mempunyai 3 ruangan kelas yang terdiri dari TK “A”, TK “B”, dan Play group. Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas 30 buah meja dan kursi, 1 buah lemari, 1 set rak tempat mainan anak-anak. Sekolah ini juga mempunyai beberapa mainan anak-anak di taman seperti ayunan, perosotan dll.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
2. Ruang Komputer Yayasan ini juga mempunyai ruang komputer yang berguna untuk menambah keterampilan anak-anak dalam mengenal dan memahami tentang komputer. Ruang komputer pada yayasan ini sangat berkondisi sangat baik. Fasilitas yang ada pada ruang komputer ini terdiri dari 10 set komputer, meja kursi 13 set, 1 set AC, 1 buah papan tulis. Kondisi dari fasilitas di ruang komputer sangat baik dan tersusun rapi serta ruangannya sangat bersih. 3. Ruang Perpustakaan Yayasan ini juga memfasilitasi ruang perpustakaan kepada anak asuh, agar anak asuh memiliki minat membaca dan melalui ruang perpustakaan ini anak dapat menambah wawasannya melalui membaca. Ruang perpustakaan difasilitasi 4 rak besar tempat buku-buku, jumlah buku yang ada diperpustakaan lebih kurang dari 800 buku yang ada di perpustakaan ini, baik itu buku pelajaran, buku cerita, majalah, dan sebagainya. Dan juga memiliki 1 unit AC. Ruang perpustakaan yayasan ini tertata dengan baik dan kondisi peralatannya juga baik dan banyak anak asuh yang sangat minat membaca keperustakaan. 4. Ruang Aktivitis Ruang aktivitis adalah ruang dimana tempat anak untuk melakukan aktivitas seperti antara lain belajar menyanyi atau ruang ini disebut juga ruang kesenian. Sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan ini sebagai berikut : Memiliki 1 Set Televisi, 2 set tape polytron besar, 1 set dvd, 1 set amplifer dan 4 buah speaker, 1 set keyboard, 2 buah gitar dan 24 buah kursi plastik, 1 buah papan tulis dan 1 set kipas angin. Di ruangan ini anak-anak belajar menyanyi atau belajar vokal dan menari, selain itu juga anak-anak dapat menonton bersama diruangan Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
ini. Kondisi ruangan ini dan fasilitas keadaannya sangat baik dan ruangan aktivitis ini sangat bersih dan nyaman. Anak ini juga diberikan guru menari guna menunjang bakat-bakat mereka. 5. Gedung Hall Gedung hall ini berbentuk sebuah gedung yang terbuka biasanya gedung ini digunakan apabila ada acara pertemuan dan berbagai kegiatan yang dilakukan yayasan ini dilaksanakan digedung ini. Dan gedung ini juga sering dipakai anakanak dalam latihan menari. Gedung ini hanya memiliki sebuah jam besar dan gedung ini sangat luas dan kondisinya sangat baik dan bersih. 6. Ruang klinik Yayasan ini memiliki fasilitas ruang klinik atau ruang kesehatan bagi anak asuh. Yayasan SOS memiliki seorang perawat yang selalu memperhatikan keadaan kesehatan anak asuh. Apabila ada anak asuh yang sedang sakit dapat berobat di ruang klinik tersebut. Perawat yang bekerja di yayasan ini hanya 3 kali dalam seminggu hadir. Jadi anak dapat berobat di ruang klinik. 7. Lapangan olah raga Luasnya lapangan olahraga yang dimiliki oleh Yayasan SOS ini sangat luas. Dimanfaatkan oleh anak asuh setiap sore untuk berolah raga sepak bola dan Taekwondo. Fasilitas olah raga yang diberikan kepada anak yaitu memiliki 2 buah bola kaki. Kondisi lapangan ini sangat baik. 8. Rumah Asuh (family house) Yayasan SOS ini memiliki rumah asuh (family house) 15 unit rumah. Dimana rumah ini merupakan tempat anak berlindung dan mendapatkan suasana keluarga yang penuh dengan rasa kasih sayang. Dari 15 unit jumlah rumah Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
keluarga hanya 12 unit rumah keluarga yang masih digunakan, 3 unit rumah keluarga yang masih kosong. Jumlah anak asuh Yayasan SOS saat ini berjumlah 97 Orang anak. Rumah keluarga ini diberikan nama masing-masing dan setiap anak di kelompokkan sesuai agamanya masing-masing dan memiliki ibu asuh sesuai dengan agama yang dianut oleh anak-anak agar terjalin sebuah keluarga yang baik. Fasilitas yang ada di dalam rumah keluarga ini adalah seperti fasilitas rumah keluarga ditengah-tengah masyarakat. Antara lain fasilitas rumah keluarga di yayasan SOS Desa Taruna Medan ini memiliki kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi, meja dan kursi tamu, lemari, meja makan, tempat tidur, dan setiap rumah keluarga memiliki taman didepan rumah keluarga dan sebagainya. Kondisi dari semua rumah keluarga diyayasan ini ditata dengan baik dan bersih dan anak memiliki fasilitas tempat tinggal yang sangat baik dan mendapatkat perhatian dan kasih sayang. Di komplek lokasi yayasan ini juga mempunyai fasilitas bagi staff pekerja yayasan yaitu mempunyai 1 unit rumah pimpinan, 2 unit rumah dewan pembina, 1 unit rumah tante atau rumah pendamping ibu asuh dan juga di berikan 1 unit rumah tamu bagi pengunjung yayasan ini yang ingin menginap di yayasan ini. Yayasan ini adalah yayasan yang menangani masalah anak terlantar dan yayasan ini memberi pengasuhan anak dalam berbasis keluarga. Yayasan ini memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan anak baik itu dalam kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani dan anak mendapatkan perhatian dan rasa kasih sayang.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
9. Kantor Yayasan ( Ruang sekretariat) Kantor ini adalah tempat untuk melakukan kegiatan administrasi yayasan. Kantor ini tempat kerja staff pekerja yayasan seperti pimpinan yayasan, dewan pembina, sekretaris, bendahara. Secara lebih jelas dapat kita lihat dalam tabel barang inventaris rumah asuh (Family house) di Yayasan SOS Desa Taruna Medan.
4.5 Sumber Dana Yayasan SOS Desa Taruna Medan Untuk menjalankan semua progaram SOS Desa Taruna Medan tidak mungkin tanpa dukungan dana, untuk itu SOS Desa Taruna Medan aktif dalam menggalang donasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri ataupun masyarakat atau per orang yang sukarelawan yang memiliki jiwa sosial. Beberapa donatur SOS Desa Taruna Medan, antara lain sponsor pendonaturnya adalah sebagai berikut : 1. NUMICO 2. Sari Husada (Indonesia) 3. Heymans 4. Dagblad Norden
Struktur Organisasi Yayasan SOS Desa Taruna Medan Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantar para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
organisasi dapat mencapai tujuannya dalam waktu yang relative singkat. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi. Dalam melaksanakan kegiatan di lembaga diperlukan kordinasi, sehingga operasi yayasan dapat dilakukan dengan efesien, terarah dan hasilnya dapat terkendali. Koordinasi disusun dalam suatu oraganisasi. Setiap satuan organisasi harus disusun garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan sesuai dengan luasnya organisasi. Dengan adanya struktur organisasi memungkinkan adanya tindakan koordinasi terhadap semua kegiatan di yayasan, adapun struktur organisasi yayasan sosial SOS desa Taruna Medan tersebut seperti terlihat sebagai berikutnya :
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN SOS DESA TARUNA MEDAN
Pimpinan
Dewan Pembina
Keuangan
Administrasi
FSP
Dewan Desa
Keamanan/ Gardener
Guru TK
Ibu Asuh
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Uraian Tugas Berikut ini akan di uraikan tugas-tugas dari tiap-tiap bidang sesuai dengan fungsinya, yaitu : 1. Pimpinan 1. Merencanakan kegiatan dan kebijakan yang diambil dan bekerjasama dengan dewan pembina untuk mengawasi perkembangan anak. 2. Memastikan semua perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan oleh setiap departemen yang ada. 3. Mengawasi dan membuat evaluasi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan untuk mendukung kemajuan yayasan. 2. Dewan Pembina Bekerjasama dengan pimpinan untuk mengawasi perkembangan anak.dan mengawasi
semua ibu asuh dan dewan ini juga membina ibu-ibu asuh.
3. Dewan Desa Bekerja sama dengan pimpinan dalam membina seluruh elemen-elemen yang ada di yayasan SOS Desa Taruna Medan. 4. Sekretariat Pusat kegiatan perkantoran yayasan yang terdiri dari dua bidang, yaitu : 1. Bidang Staff Administrasi : melaksanakan kegiatan korespondensi dan surat menyurat baik diluar kegiatan lingkungan yayasan maupun lembaga. 2. Bidang Keuangan : bertanggung jawab atas arus kas masuk dan keluar dan jurnal pembukuan.
5. Keamanan Tugas dari keamanan adalah meliputi yaitu bertanggung jawab akan keamanan di kompleks yayasan SOS Desa Taruna Medan. Dan harus mengetahui atau mencatat tamu yang berkunjung ke yayasan ini, serta menjaga ketertiban di yayasan ini. 6. Ibu Asuh Anak. Tugas dari ibu asuh adalah merawat anak, memberi kasih sayang, perhatian, membimbing anak-anak, didalam rumah asuh tanggung jawab ibu asuh terhadap anak asuhnya selayaknya bagaimana tugas seorang ibu khususnya terhadap anaknya ditengah-tengah keluarga. Jadi anak merasa mempunyai keluarga yang seutuhnya. 7. Tante Tugas dari tante ini adalah sebagai pendamping ibu asuh. Apabila ibu asuh ada halangan jadi tante ini dapat mengambilalih atau mengganti ibu asuh sementara bagi anak-anak. 8. Guru-guru TK/Play group Tugas dari guru-guru TK/Play Group adalah mengajar anak-anak yang bersekolah di TK/Play group, baik itu anak-anak yang dari Yayasan SOS maupun anak-anak dari masyarakat luar.
4.8 Gambaran UmumGambaran Umum Lingkungan II dan III Lingkungan II dan III Merupakan beberapa lingkungan yang ada di kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan. Adapun batas-batas dari lingkungan II dan III adalah sebagai berikut : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Batas-batas Lingkungan II : Sebelah Utara berbatasan dengan
: Lingkungan I
Sebelah Timur berbatasan dengan
: Kemenangan Tani
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Lingkungan III Sebelah Barat berbatasan dengan
: Sungai Belangan
Lingkungan II terdiri dari 796 jiwa dan terdiri dari 190 kepala keluarga. Penduduk yang ada di lingkungan II dan terdiri dari beberapa suku antara lain suku batak toba, suku batak karo, suku jawa. Batas-batas Lingkungan III : Sebelah Utara berbatasan dengan
: Lingkungan II
Sebelah Timur berbatasan dengan
: Kemenangan Tani
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Lauce Sebelah Barat berbatasan dengan
: Sungai Belawan
Lingkungan III terdiri dari 256 jiwa dan terdiri dari 66 kepala keluarga. Penduduk yang ada di lingkungan II dan terdiri dari beberapa suku antara lain suku batak toba, suku batak karo, suku jawa. Mata pencarian para kepala keluarga di lingkungan II dan III yang paling mendominasi adalah bertani, walaupun ada juga yang bermata pencariah lain seperti wiraswasta, supir, pedagang, buruh pabrik. Bisa dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Lingkungan II dan III hidup dari sektor pertanian untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari baik sandang, pangan maupun papan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya hingga ke hari depan.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisis data penelitian yang diperoleh dari penyebaran angket, wawancara dan juga berdasarkan studi kepustakaan dan observasi yang dilakukan kepada warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Observasi dilakukan untuk mengamati lokasi penelitian, serta kondisi objektif warga binaan SOS Desa Taruna Medan, sedangkan studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data-data mengenai metode-metode yang dilakukan oleh saat memberikan program pelayanan sosial terhadap waarga binaan. Hasil analisa data juga diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap pihak SOS Desa Taruna Medan antara lain adalah mengenai sejarah dan struktur organisasi, prasarana dan sarana serta penerapan proses pelayanan sosial. Masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah pengaruh program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan di lingkungan II dan III Kecamatan Medan Tuntungan. Seperti yang dijelaskan pada bab metodologi penelitian bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah warga binaan SOS Desa Taruna Medan, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 responden.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5.2 Karakter Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini menyangkut umur, daerah, asal, status perkawinan, pendidikan terakhir suami dan jumlah anak. Adapun frekwensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
TABEL 1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
23-33
10
33,3
2.
34-44
11
36,7
3.
44-54
7
23,3
Jumlah
30
100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 1 dapat diketahui, responden yang berumur antara 23-33 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), responden yang berumur antara 34-44 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), respon yang berumur antara 44-54 tahun sebanyak 7 orang (23,3%), responden yang berumur 55-62 sebanyak 2 orang (6,7%) kelas umur 34-44 tahun frekuensinya paling terbanyak dari kelas umur lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa warga binaan SOS lebih banyak yang berumur 34-44 tahun sebanyak 11 orang (36,7).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Solo
1
3,3
2.
Aceh
1
3,3
3.
Pematang Siantar
5
16,6
4.
Kisaran
3
10,0
5.
Kabanjahe
1
3,3
6.
Sidikalang
1
3,3
7.
Medan
18
60,0
30
100,0
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data tabel 2 dapat diketahui, responden yang berasal dari Solo sebanyak 1 orang (3,3%), responden yang berasal dari Aceh sebanyak 1 orang (3,3%), responden yang berasal dari Pematang Siantar sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang berasal dari Kisaran sebanyak 3 orang (10%), responden yang berasal dari Kabanjahe sebanyak 1 orang (3,33%), responden yang berasal dari Sidikalang sebanyak 1 orang (3,33%), responden yang berasal dari Medan sebanyak 18 orang (60%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
warga binaan SOS Desa Taruna Medan daeral asalnya dari Medan sebanyak 18 orang (60%). TABEL 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No
Kategori
Frekuensi
Persentase
9
30
1.
SD
2.
SMP
13
43,3
3.
SMA
8
26,6
30
100,0
Total
Berdasarkan data tabel 4, responden dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 9 orang (30%), responden dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 13 orang (43,3%), responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 8 orang (26,6%). Dengan demikian dapat diketahui, tingkat pendidikan anggota kelompok masih relatif rendah, karena mayoritas hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP sebanyak 13 orang (43,33%).
TABEL 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan No
Jawaban Responden
1.
Menikah
2.
Belum Menikah
Frekuensi
Persentase
30
100
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 3 dapat diketahui, seluruh responden (100%) dengan status perkawinan telah menikah.
TABEL 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Suami No
Kategori
Frekwensi
Pesentase
1.
SD
7
23,3
2.
SMP
8
26,6
3.
SMA
15
50,0
30
100,0
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan data tabel 5 dapat diketahui, responden yang tingkat pendidikan terakhir suami SD sebanyak 7 orang (23,3%), responden yang tingkat pendidikan terakhir suami SMP sebanyak 8 orang (26,6), responden yang tingkat pendidikan terakhir suami SMA sebanyak 15 orang (50%). Dengan demikian mayoritas pendidikan terakhir suami responden adalah setara SMA sebanyak 15 orang (50%), maka tingkat pendidikan suami responden dapat dikatakan sudah maju.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 orang
5
16,6
2.
2 orang
6
20
3.
3 orang
9
30
4.
4 orang
8
26,6
5.
5 orang
2
6,6
30
100,0
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 6 tersebut dapat diketahui, responden dengan jumlah anak 1 sebanyak 5 orang (16,6%), responden dengan jumlah 2 anak sebanyak 6 orang (20%), responden dengan jumlah 3 anak sebanyak 9 orang (30%), responden dengan jumlah anak 4 orang sebanyak 8 orang (26,6%), responden dengan jumlah anak 5 orang sebanyak 2 orang (6,6%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan responden yang memiliki anak 3 lebih banyak dengan jumlah 9 orang (30%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5.3 Variabel Bebas (Program Penguatan Keluarga) TABEL 7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan Menjadi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase 46,6
1.
1 tahun
14
2.
2 tahun
7
23,3
3.
3 tahun
9
30
30
100,0
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari table 7 dapat diketahui, responden dengan lama keanggotaan 1 tahun sebanyak 14 orang (46,6%), responden yang lama keanggotaannya 2 tahun sebanyak 7 orang (23,3%), dan responden dengan lama keanggotaan 3 tahun sebanyak 9 orang (30%). Dengan demikian dapat
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
disimpulkan anggota kelompok mayoritas didominasi oleh anggota yang status keanggotaannya telah mencapai 1 tahun sebanyak 14 orang (46,6%).
TABEL 8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pendapat Warga Binaan Tentang Program Penguatan Keluarga
No
Jawaban Responden
1.
Sangat baik
2.
Baik
3.
Biasa saja
Frekuensi 7
23,3
20
66,6
3 Jumlah
Persentase
30
10,0 100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 8 dapat diketahui responden yang berpendapat tentang program penguatan keluaraga yang menyatakan sangat baik sebanyak 7 orang ( 23,3), responden yang menyatakan baik sebanyak 20 orang ( 66,6%), responden yang menyatakan biasa saja sebanyak 3 orang (10%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden yang berpendapat bahwa program penguatan keluaga baik lebih banyak dengan jumlah 20 orang (66,6%). Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kondisi Keluarga Setelah Menjadi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Makin baik
15
50
2.
Baik
14
46,6
3.
Tetap seperti semula
1
3,3
Jumlah
30
100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 9 dapat diketahui, responden yang merasakan peningkatan kondisi keluarga setelah menjadi warga binaan SOS makin baik sebanyak 15 orang (50%), responden yang merasakan baik sebanyak 14 orang (46,7%), responden yang merasakan manfaatnya tetap seperti semula sebanyak 1 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
orang (3,3%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan frekuensi yang paling banyak merasakan peningkatan keluarga setelah menjadi warga binaan SOS adalah makin baik sebanyak 15 orang (50%). Dengan kata lain program yang dilaksanakan oleh SOS sangat berguna bagi warga binaanya.
TABEL 10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jenis Pelatihan/Kegiatan Yang Pernah Diikuti Selama Menjadi Warga Binaan SOS Taruna No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Salon
2
6,6
2.
Menjahit
5
16,6
3.
Beternak ikan lele
2
6,6
4.
Bertani
7
53,3
5.
Tidak pernah mengikuti
16
53,3
30
100,0
Jumlah Sumber : Data Primer
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan
data
dari
tabel
10,
responden
yang
mengikuti
pelatihan/kegiatan salon sebanyak 2 orang (6,6%), responden yang mengikuti pelatihan/kegiatan menjahit sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang mengikuti pelatihan/kegiatan beternak ikan lele sebanyak 2 orang (6,6%), responden yang mengikuti pelatihan/kegiatan bertani sebanyak 7 orang (23,3%), dan responden yang tidak mengikuti pelatihan/kegiatan apapun sebanyak 16 orang (53,3%). Dengan demikian sebagian besar anggota belum mengikut i pelatihan/kegiatan warga binaan SOS.
TABEL 11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kondisi Pendapatan Setelah Mengikuti Pelatihan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Ya menambah
14
46,6
2.
Tidak menambah
16
53,4
30
100,0
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan dari data tabel 11 responden yang telah mengikut pelatihan dan dapat menambah pendapatan keluarga sebanyak 14 orang (46,6%), responden yang tidak dapat menambah pendapatan setelah mengikuti pelatihan sebanyak 16
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
orang (53,3%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang mengikuti ketrampilan dan tidak dapat menambah pendapatan lebih banyak.
TABEL 12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Frekuensi Mendapat Bantuan Pinjaman No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 kali
10
33,3
2.
2 kali
3
10,0
3.
3 kali
1
3,3
4.
Tidak pernah
16
53,3
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan data dari tabel 12 dapat diketahui responden yang frekuensi mendapat bantuan pinjaman 1 kali sebanyak 10 orang (33,3%), responden yang frekwensi mendapat bantuan pinjaman 2 kali sebanyak 3 orang (10%), responden yang frekwensi mendapat bantuan pinjaman 3 kali sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan yang mendapat pinjaman > 3 kali tidak ada, dan responden yang tidak pernah mendapat pinjaman sebanyak 16 orang (53,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa warga binaan lebih banyak yang tidak pernah mendapat pinjaman dari pada yang mendapat pinjaman.
TABEL 13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mengatur Keuangan Setelah Mengikuti Pelatihan Manajemen Keuangan No
Jawaban Responden
1.
Ya
2.
Tidak Jumlah
Frekuensi
Persentase
26
86,6
4
13,4
30
100
Sumber : Data Primer
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan data dari tabel 13 dapat diketahui responden yang mengikut i pelatihan manajemen keuangan yang telah berhasil mengatur keuangannya sebanyak 26 orang, dan responden yang belum bisa mengatur keuangannya sebanyak 4 orang. Dengan demikian pelatihan yang diberikan kepada warga binaan telah berhasil membuat mereka mengatur pemasukan dan pengeluaran sehingga mereka tidak perlu meminjam kepada orang lain.
TABEL 14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bantuan Pendidikan yang Diperoleh Oleh Warga Binaan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
1.
Bantuan uang
8
26,6
2.
Seragam sekolah
17
56,6
3.
Buku pelajaran
2
6,6
4.
Tidak ada
3
10,0
Total
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 14 dapat diketahui, responden yang telah memperoleh bantuan pendidikan berupa uang sebanyak 8 orang (26,6%), responden yang telah memperoleh bantuan pendidikan berupa seragam sekolah sebanyak 17 orang (56,6%), responden yang telah memperoleh bantuan pendidikan berupa buku pelajaran sebanyak 2 orang (6,6%), dan responden yang tidak memperoleh bantuan pendidikan sebanyak 3 orang (10%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bantuan pendidikan yang paling banyak diterima responden adalah seragam sekolah.
TABEL 15 Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan Pendidikan Dapat Meningkatkan Prestasi Anak Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
No
Jawaban Responden
1.
Ya
2.
Tidak
Frekuensi
Persentase
28
93,3
2
6,6
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 15 dapat diketahui jumlah responden yang mendapat bantuan pendidikan yang dapat meningkatkan prestasi anak sebanyak 28 orang (93,3%), sedangkan responden yang mendapat bantuan pendidikan, tetapi tidak dapat meningkatkan prestasi anak sebanyak 2 orang (6,6%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bantuan pendidikan yang diberikan dapat meningkatkan prestasi anak.
TABEL 16
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan Kesehatan Yang Dilaksanakan Oleh SOS Desa Taruna Medan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
19
63,3
1.
Imunisasi
2.
Periksa kesehatan
5
16,6
3.
Tidak pernah mengikuti
6
20,0
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 16 dapat diketahui jumlah responden yang mengikuti bantuan kesehatan imunisasi sebanyak 19 orang (63,3%), responden yang mengikuti bantuan periksa kesehatan sebanyak 5 orang (16,6%), dan responden yang tidak pernah mengikuti bantuan kesehatan sebanyak 6 orang (20%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bantuan kesehatan yang paling banyak diikuti responden ialah bantuan kesehatan imunisasi.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5.4 Variabel Terikat (Sosial Ekonomi Warga Binaan) 5.4.1 Pendidikan Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Belum Sekolah No
Jawaban Responden
Frekwensi
Persentase
1.
1 orang
13
43,3
2.
2 orang
3
10,0
3.
Tidak ada
14
46,6
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 17 dapat diketahui bahwa jumlah responden dengan jumlah anak 1 orang yang belum bersekolah sebanyak 13 orang (43,3%), jumlah responden dengan jumlah anak 2 orang yang belum bersekolah sebanyak 3 orang (10%), jumlah responden dengan jumlah anak 3 orang yang belum bersekolah
tidak ada, dan responden yang anaknya tidak ada yang belum
bersekolah sebanyak 14 orang (46,6%). Dengan demikian dapat disimpulkan responden yang anaknya bersekolah lebih banyak dari pada yang belum bersekolah.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Bersekolah No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 orang
4
13,3
2.
2 orang
10
33,3
3.
3 orang
8
26,6
4.
4 orang
4
13,3
5.
Tidak ada
4
13,3
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari data tabel 18 dapat diketahui bahwa responden yang jumlah anaknya bersekolah 1 orang
sebanyak 4 orang (13,3%), responden yang anaknya
bersekolah 2 orang sebanyak 10 orang (33,3%), responden yang anaknya bersekolah 3 orang sebanyak 8 orang (26,6%), responden yang anaknya bersekolah 4 orang sebanyak 4 orang (13,3%), dan responden yang anaknya Tidak sekolah sebanyak 4 orang (13,3%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang anaknya bersekolah 2 orang lebih banyak dengan jumlah 10 orang (33,3%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 19 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 orang
3
10,0
2.
2 orang
10
33,3
3.
3 orang
3
10,0
4.
4 orang
4
13,3
5.
Tidak ada
10
33,3
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Dari data tabel 19 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang anaknya 1 orang dan masih duduk di bangku sekolah dasar sebanyak 3 orang (10%), anaknya 2 orang sebanyak 10 orang (33,3%), anaknya 3 orang sebanyak (10%), anaknya 4 orang sebanyak 4 orang (16,6%) dan anaknya tidak ada duduk di bangku sekolah dasar sebanyak 10 orang (33,3%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden yang anaknya 2 orang dan tidak ada dan masih duduk di bangku sekolah dasar sebanyak 10 orang (33,3%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 20 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Menengah Pertama No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 orang
9
30,0
2.
2 orang
4
13,3
3.
Tidak ada
17
56,6
30
100
Total Sumber : Data Primer
Dari data tabel 20 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang anaknya 1 orang dan masih duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat pertama sebanyak 9 orang (30%) , anaknya 2 orang sebanyak 4 orang (13,3%), Responden yang anaknya tidak ada duduk dibangku sekolah lanjutan tingkat pertama sebanyak 17 orang (56,6%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden yang anaknya belum mencapai pendidikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama lebih banyak dengan jumlah 17 orang (56,6%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 21 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar Menengah Umum No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
1 orang
4
20
2.
2 orang
3
10
3.
Tidak ada
23
76,6
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari data tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang anaknya 1 orang dan masih duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat atas sebanyak 4 orang (13,3%), anaknya 2 orang sebanyak 3 orang (10%), Responden yang anaknya tidak ada duduk dibangku sekolah lanjutan tingkat atas sebanyak 23 orang (76,6%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden yang anaknya belum mencapai pendidikan sampai sekolah lanjutan tingkat atas lebih banyak dengan jumlah 23 orang (76,6%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 22 Daftar Distribusi Kegiatan Belajar Di Luar Sekolah No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Les berbagai mata pelajaran
2
6,6
2.
Mengikuti bimbingan belajar
19
63,3
3.
Les computer
6
10,0
4.
Tidak ada
3
20,0
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 22 dapat diketahui jumlah responden yang anaknya mengikuti les berbagai mata pelajaran sebanyak 2 orang (6,6%), jumlah responden yang anaknya mengikuti bimbingan belajar sebanyak 19 orang (63,3%), jumlah responden yang anaknya mengikuti les komputer sebanyak 3 orang (10%), jumlah responden yang anaknya tidak memiliki kegiatan belajar di luar sekolah sebanyak 6 orang (20%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden mengetahui bahwa kegiatan belajar di luar sekolah sangat penting untuk meningkatkan prestasi anak.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 23 Daftar Jawaban Responden Mengenai Kendala Yang Dihadapi Dalam Kelancaran Sekolah Anak No 1.
Jawaban Responden Biaya iuran sekolah anak yang
Frekuensi
Persentase
12
40,0
tinggi 2.
Melengkapai buku-buku anak
7
23,3
3.
Tuntutan memberikan les
9
30,0
2
6,6
30
100,0
tambahan di luar sekolah 4.
Memotifasi belajar yang kurang dari anak Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 23 dapat diketahui tentang kendala responden dalam proses kelancaran belajar anak. Responden yang mengalami kendala biaya iuran sekolah yang tinggi sebanyak 12 orang (40%), Responden yang mengalami kendala melengkapi buku-buku pelajaran anak sebanyak 7 orang (23,3),
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Responden yang mengalami kendala untuk memberikan les tambahan di luar sekolah sebanyak 9 orang (30%), Responden yang mengalami kendala memotifasi belajar yang kurang dari anak sebanyak 2 orang (6,6%), Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden mengalami kendala dalam membayar iuran uang sekolah yang tinggi, yang disebabkan kurangnya pendapatan keluarga.
TABEL 24 Daftar Jawaban Responden Tentang Prestasi Anak Dalam Pendidikan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Anak tidak pernah tinggal kelas
20
66,6
2.
Prestasi anak mendapat
5
16,6
peringkat 10 besar di kelas 3.
Anak terpilih mengikuti
2
6,6
3
10,0
30
100
kejuaraan/perlombaan dari sekolah 4.
Anak berprestasi di bidang ekstrakulikuler Jumlah Sumber : Data Primer
Berdarkan data dari table 24 tersebut dapat diketahui tentang prestasi anak sekolah anak responden, responden dengan prestasi sekolah anak tidak mengalami tinggal kelas sebanyak 20 orang (66.6%), responden dengan prestasi sekolah anak Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
mendapat peringkat 10 besar sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang anaknya menjadi utusan untuk mengikuti perlombaan dari sekolah sebanyak 2 orang (6,6%) responden dengan prestasi sekolah anak unggul di bidang ekstrakulikuler sebanyak 3 orang (10%). Dengan demikian mayoritas anak responden tidak mengalami ketinggalan dan prestasi belajar di kelas dan cukup mampu mengikuti proses belajar di kelas dengan jumlah 20 orang (66,6%).
TABEL 25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Anak Pernah Putus Sekolah No
Jawaban Responden
1.
Ya
2.
Tidak Jumlah
Frekuensi
Persentase
3
10
27
90
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan dari data tabel 25 dapat diketahui bahwa responden yang anaknya pernah putus sekolah sebanyak 3 orang (10%), responden yang anaknya yang tidak pernah putus sekolah sebanyak 27 orang (90%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas anaknya responden masih terus bersekolah.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5.3.2 Pekerjaan TABEL 26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Tetap No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
19
63,3
1.
Petani
2.
Pedagang
5
16,6
3.
Pembantu Rumah Tangga
4
13,3
4.
Tidak ada
2
6,6
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari data tabel 26 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berprofesi sebagai petani sebanyak 19 orang (63,3%), responden yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga sebanyak 4 orang (13.6%), responden yang tidak Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
memiliki pekerjaan tetap sebanyak 2 orang (6,6%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa warga binaan SOS lebih banyak yang berprofesi sebagai petani
TABEL 27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Lain No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
6
20,0
12
40,0
1.
Bertani
2.
Buruh harian lepas
3.
Pembantu rumah tangga
1
3,3
4.
Pedagang
5
16,6
5.
Tidak ada
6
20,0
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari data tabel 27 dapat diketahui responden yang menggeluti profesi lain untuk menanbah pendapatan, jumlah responden yang berprofesi sebagai petani sebanyak 6 orang (20%), responden yang berprofesi sebagai buruh harian lepas Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
berjumlah 12 orang (40%), responden yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga sebanyak 1 orang (3,3%). Dan responden yang tidak memiliki pekerjaan lain sebanyak 6 orang (20%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa respon yang menggeluti pekerjaan lain lebih banyak yang berprofesi sebagai buruh harian lepas sebanyak 12 orang (40%).
5.3.2 Pendapatan
TABEL 28 Distribusi Jawaban Responden Bersarkan Pendapatan Dari Pekerjaan Tetap No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Rp 400.000 - Rp 500.000
16
53,3
2.
Rp 500.000 - Rp 600.000
4
13,3
3.
Rp 600.000 - Rp 700.000
3
10,0
4.
Rp 700.000 - Rp 800.000
7
23,3
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Dari data tabel 28 dapat diketahui responden yang memiliki pendapatan dari pekerjaan tetap dengan jumlah Rp 400.000 – Rp 500.000 sebanyak 16 orang (53,3%), responden yang berpenghasilan Rp 500.00 – Rp 600.000 sebanyak 4 orang (13,3%), responden yang berpenghasilan Rp 600.000 – Rp 700.000 sebanyak 3 orang (10%), responden yang berpenghasilan Rp 700.000– Rp 800.000 sebanyak 7 orang (23,3%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penghasilan responden dari pekerjaan tetap paling banyak berpenghasilan Rp 400.000 – Rp 500.000. dengan jumlah 14 orang (53,3%).
TABEL 29 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendapatan Dari Pekerjaan Tidak Tetap No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Rp 100.000 - Rp150.000
14
46,6
2.
Rp 150.000 - Rp 200.000
4
13,3
3.
Rp 200.000k - Rp 250.000
2
6,6
4.
Rp 300.00000 - Rp 250.000
2
6,6
5.
Tidak ada
8
26,6
30
100
Jumlah
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Sumber : Data Primer Dari data tabel 29 dapat diketahui responden
yang mempunyai
pendapatan lain dari pekerjaan tidak tetap dengan jumlah Rp 100.000 - Rp 150.000 sebanyak 14 orang, responden dengan pendapatan Rp 150.000 - Rp 200.000 sebanyak 4 orang (13,3%), responden dengan pendapatan Rp 200.000 – Rp 250.000 sebanyak 2 orang (6,6%), responden dengan pendapatan Rp 250.000 Rp 300.000 sebanyak 2 orang (6,6%), dan responden yang tidak memiliki pendapat lain sebanyak 8 orang (26,6%). Dengan demikian mayoritas responden yang berpendatan lain dengan jumlah Rp 100.000 -150.000 sebanyak 14 orang (46,6%).
TABEL 30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sisa Pendapatan Digunakan Untuk Memenuhi No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Melengkapi fasilitas rumah
9
30,0
2.
tangga
6
20,0
3.
Membayar kontrak/sewa
5
16,6
4.
rumah
10
30,3
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan data dari tabel 30, alokasi sisa pendapatan setelah pemenuhan kebutuhan pokok tersebut dapat diketahui bahwa, 9 orang (30%) responden menggunakan pendapatan yang tersisa setelah pemenuhan kebutuhan pokok untuk melengkapi fasilitas rumah tangga, responden yang mengalokasikan pendapatan rumah tangga yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga untuk membayar sewa/kontrak rumah sebanyak 6 orang (20%), responden yang mengalokasikan pendapatan rumah tangga setelah memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga untuk tabungan sebagai investasi keluarga sebanyak 5 orang (16,6%).
Dengan
demikian
dapat
ditarik
kesimpulan
responden
yang
menggunakan pendapatan yang tersisa setelah pemenuhan kebutuhan pokok untuk melengkapi fasilitas rumah tangga lebih banyak dengan jumlah 9 orang (30%).
TABEL 31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Status Kepemilikan Rumah No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Rumah kontrakan
11
33,6
2.
Rumah kontrakan bergabung
15
46,6
4
16,6
dengan beberapa keluarga lainnya dalam satu rumah 3.
Rumah milik sendiri
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 31 dapat diketahui tentang status kepemilikan rumah responden, responden yang masih ngontrak sebanyak 11 orang (33,6%), responden yang status kepemilikan rumah ngontrak bergabung dengan beberapa keluarga lainnya dalam satu rumah sebanyak 5 orang (16,6%), dan responden yang status kepemilikannya milik sendiri sebanyak 14 orang (46,6%). Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden telah memiliki rumah sendiri.
TABEL 32 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Tabungan No
Jawaban Responden
1.
Ada
2.
Tidak ada
Jumlah
Frekuensi
Persentase
9
30
21
70
30
100
Sumber : Data Primer Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan data tabel 32 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tabungan sebanyak 6 orang (30%), responden yang tidak memiliki tabugan sebanyak 21 orang (70%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak memiliki tabungan. Responden masih hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok responden sehingga belum bisa untuk menyisihkan pendapatannya untuk ditabung
TABEL 33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan Terhadap Aset/Harta Benda Lain No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
1.
Perhiasan emas
1
3,3
2.
Alat transportasi/sepeda motor
9
30,0
3.
Rumah pribadi
4
13,3
4
Tanah
1
3,3
5..
Dan lain-lain
15
50,0
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 33 dapat diketahui tentang kondisi kepemilikan terhadap asset/harta benda lain responden. Responden yang memiliki asset berupa perhiasan emas sebanyak 1 orang (3,3%), responden dengan asset/harta benda kepemilikan yaitu alat transportasi sepeda motor sebanyak 9 orang (30%), responden dengan asset/harta benda kepemilikan berupa rumah pribadi sebanya 4 orang (13,3%), responden dengan asset/harta benda kepemilikan berupa tanah sebanyak 1 orang, responden dengan asset/harta lain sebanyak 15 orang (50%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang memiliki asset/harta lain lebih banyak dengan jumlah 15 orang (50%).
5.3.4 Pangan TABEL 34 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran Untuk Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Memenuhi Kebutuhan Hidup Sehari-Hari No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Rp 15.000 – Rp 20.000
11
36,6
2.
Rp 25.000 – Rp 30.000
9
30
3.
Rp 35.000 – Rp 40.000
7
23,3
4.
Rp 45.000 – Rp 50.000
3
10
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarakan data dari tabel 34 dapat diketahui tentang jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, responden dengan jumlah pengeluaran Rp 15.000 - Rp 20.000 sebanyak 11 orang (36,6%), responden dengan jumlah pengeluaran Rp 25.000 – Rp 30.000 sebanyak 9 orang (30%), responden dengan jumlah pengeluaran Rp 35.000 – Rp 40.000 sebanyak 7 orang (23,3%), responden dengan jumlah pengeluaran Rp 45.000 – Rp 50.000 sebanyak 3 orang (100%). Dengan demikian frekuensi terbanyak adalah pengeluaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari Rp15.000 Rp20.000 dengan total 11 orang (36,6%).
TABEL 35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Makan Dalam Sehari Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
2 x sehari
5
16,3
2.
3 x sehari
25
83,6
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan data dari tabel 35 dapat diketahui tentang frekwensi pola makan keluarga responden, responden yang keluarganya mempunyai kebiasaan makan 2 kali sehari sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang keluarganya mempunyai kebiasaan makan 3 kali sehari sebanyak 25 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan komsumsi telah sempurna tercukupi dan tidak terdapat keluarga responden yang terkendala dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok yaitu kemampuan memberikan asupan makan untuk setiap anggota keluarga.
TABEL 36 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Distribusi Jawaban Responden Tentang Menu Makanan Yang Bisa Disajikan No
Jawaban Responden
1.
Nasi, ikan asin, sayur
2.
Nasi, tahu, telur, tempe, sayur
3. 4.
Frekuensi
Persentase
7
23,3
15
50,0
Nasi, ikan basah, sayur
5
16,6
Nasi, daging, sayur
3
10,0
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 36 dapat diketahui, responden yang biasa menyajikan menu nasi, ikan asin dan sayur untuk hidangan sehari-hari keluarga sebanyak 7 orang (23,3%), responden yang biasa menyajikan menu nasi, tahu, telur, tempe, sayur sebanyak 15 orang (50%), responden yang biasa menyajikan menu nasi, ikan basah, sayur sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang biasa menyajikan nasi, daging, sayur sebanyak 3 orang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang menyajikan menu nasi, tahu, telur, tempe, sayur lebih banyak.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
TABEL 37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Menyajikan Menu Gizi 4 Sehat 5 Sempurna No
Jawaban Responden
1.
Jarang (3-5 x seminggu)
2.
Sangat jarang (1-2 x
3.
seminggu) Jumlah
Frekuensi
Persentase
5
16,6
20
66,6
5
16,6
30
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 37 dapat diketahui tentang frekuensi kemampuan Menyediakan 4 sehat 5 sempurna nasi, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan susu. Responden yang menyediakan menu 4 sehat 5 sempurna dengan frekuensi 3-5 kali seminggu (jarang) sebanyak 5 orang (16,6%), responden yang menyediakan menu 4 sehat 5 sempurna dengan frekuensi 1-2 kali seminggu (sangan jarang) sebanyak 20 orang (66,6%), responden yang tidak pernah menyediakan menu 4 sehat 5 sempurna sebanyak 5 orang (16,6%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang memberikan menu 4 sehat 5 sempurna yang frekuensinya sangat jarang (1-2 kali seminggu) sebanyak 20 orang (66,6%).
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
5.3 Uji Hipotesa Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel Program Penguatan Keluarga yang dilaksanakan oleh SOS (variabel x) dengan sosial ekonomi keluarga (variabel y), maka digunakan uji hipotesis koefisien korelasi Product Moment adalah sebagai berikut n.∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{n(∑ X ) − (∑ X ) }{n(∑Y )− (∑Y ) } 2
rxy =
2
2
2
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi product moment n
: jumlah individu dalam sample
x
: angka mentah untuk variabel x
y
: angka mentah untuk variabel y Berdasarkan data dari lampiran dapat diketahui jumlah product dari x dan
y, jumlah kuadrat dari x dan y dan jumlah hasil kali x dan y, dengan demikian dapat dihitung besarnya hubungan antara variabel program penguatan keluarga oleh SOS Desa Taruna Medan (x) dengan variabel sosial ekonomi warga binaan (y) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
rxy = = = = =
n × ∑ xy −(∑ x )(∑ y )
{(∑ x ) − (∑ x )}{n(∑ y ) − (∑ y )} 2
2
2
2
30 × 32.944 − (599)(1.595)
{30 × (13.252) − (599) }{30(86.853) − (1595) } 2
2
988.320 − 955.405
{397560 − 358.801}{2.605.590 − 2.544.025} 32.915
(38.759)(61.565) 32.915
2.386.197.835 32.915 = 48.848,723 = 0,673
Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi Product Moment, dapat diketahui bahwa korelasi antara x dan y dengan N=30 diperoleh nilai sebesar 0,673. Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi/kuat, sesuai dengan pendapat Guilford (Burngin, 2005 : 76) dimana skala korelasi antara 0,6-0,789 menunjukkan hubungan yang tinggi/kuat. Untuk menguji kebenaran hipotesis harga kritik r product moment dengan N=30 maka harus lebih kecil atau sama dengan nilai koefisien korelasi (rxy) yang signifikan 5% (taraf kepercayaan 95%) diperoleh harga sebesar 0,361 sedangkan harga dari koefisien korelasi yang diperoleh 0,67.
5.4 Kriteria Pengujian Terima Ho, jika t hitung < t-tabel Tolak Ho, jika t –hitung > t-tabel
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ternyata nilai koefisien korelasi (rxy) atau nilai hitung lebih besar dari taraf signifikan 5 % dengan N = 30 atau nilai table (0,673>0,361). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa alternative (Ha) yang mengatakan “Terdapat hubungan antara Program Penguatan Keluarga terhadap Sosial Ekonomi” dapat diterima. Sedangkan hipotesa nol (Ho) yang mengatakan “tidak terdapat hubungan antara Program Penguatan Keluarga terhadap Sosial Ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan” tidak dapat diterima (ditolak). Selanjutnya dicari koefisien determinasi (coefficient of determination), yang merupakan petunjuk besarnya hasil pengukuran yang sebenarnya. Makin tinggi angka korelasi maka makin rendah kesalahan pengukuran. KP= (rxy)2 . 100% KP= (0,673)2 .100% KP= 0,452.100% KP= 45,2 Melalui hasil penghitungan diketahui bahwa nilai hitung koefisien determinasi sebesar 45,2. hal ini menunjukkan bahwa program penguatan keluarga oleh SOS Desa Taruna Medan terhadap sosial ekonomi warga binaan adalah 45,2%.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka pada bab ini peneliti membuat kesimpulan dan mengemukakan beberapa saran yang berkaitan dengan program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi keluarga. Dari hasil penelitian-penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji hipotesis terhadap pengaruh program penguatan keluarga oleh SOS Desa Taruna Medan terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan maka koefisien korelasi produc momentnya adalah rxy = 0,673, koefisien tersebut ternyata lebih besar dari harga table yaitu 0,361, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi. 2. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa asal warga binaan SOS Desa Taruna Medan yang paling dominan adalah penduduk asli kota Medan, mengeluti propesi di sektor non formal
sebagai petani dan berlatarbelakang
pendidikan terakhir SLTP dan suami mereka berlatar belakang SMU. 3. Mayoritas warga binaan SOS Desa Taruna Medan lama keanggotaannya adalah 1 tahun. Mereka sangat terbantu dengan adanya program penguatan keluarga dan syarat menjadi warga binaan tidak rumit yang terbukti Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
dengan menumbuhkan kesadaran untuk mendapat penghasilan lain, motivasi menabung, pentingnya pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang penulis peroleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi tim pendamping program penguatan keluarga (SOS Desa Taruna Medan) agar dimasa mendatang lebih optimal malakukan pendekatan kepada warga binaan dengan cara memberikan penyuluhan tentang program penguatan keluarga agar mereka tidak ikut karena tertarik dengan bantuan-bantuan yang diberikan kepada warga binaan, tetapi untuk memajukan keluarga binaan. 2. Bagi kepala desa Namo Gajah dimasa mendatang agar kiranya lebih aktif dan mau bekerja sama dengan pihak-pihak yang berupa membuat perubahan bagai taraf hidup warga masyarakat agar lebih mudah melakukan pendekatan bagi masyarakat dan mau menerima programprogram pembangunan desa. 3. Bagi pimpinan dan Staf SOS Desa Taruna Medan diharapkan dapat memperdayakan anak para warga binaan yang sudah tamat dari sekolah lanjutan menengah atas dan tidak melanjutkan pendidikannya ke bangku perkuliahan serta belum memperoleh pekerjaan. Dengan memberikan keterampilan kepada para anak warga binaan mereka lebih siap untuk terjun ke dunia kerja serta bisa berusaha sendiri dan membantu perekonomian keluarganya. Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
4. Bagi pimpinan dan staf SOS Desa Taruna Medan diharapkan dapat memberikan motifasi kepada warga binaan agar anak–anak mereka terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga anak-anak mereka dapat lebih maju dari kedua orang tuanya.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Bagong. 1996, Perangkap Keminskinan dan Pengentasan, Jakarta. Burngin, Burhan. 2005, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Pertama Jakarta : Prenada Medan. Ekonomi, Sosial, dan Politik, Yogyakarta : UUI Pres, Yogyakarta. Muhidin, Syarif. 1992, Pengantar Kesehjahteraan Sosial, Bandung : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Nawawi Hadari. 1983, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Raharjo, Dawan. 1994, Tantangan Indonesia sebagai bangsa : Esai-esai Kritis. Soekanto, Soejono. 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pres. Singarimbun, Masri. 1989, Metode Penelitian Survei Jakarta : LP3ES. Supriatna, Tjahya.2000, Strategi Pembangunan dan Kemiskinan : Rineka Cipta. Sudjana. 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta. Sumber lain : http://www.anofchan.wordpres.com/2009/03/10 susenas di akses tanggal 15 Maret 2009 Pukul 15.30Wib http://www.datastatistikindonesia.com/content/view/600/600/1/2/diakses tanggal 15 Maret 2009 pukul 15.45Wib
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
http:www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 27 Maret 2009 pukul 18.15 Wib http://notok2001.blogspot.com/2007/07/pendidikan-dalamkeluarga.html
diakses
tanggal 20 April April 2009 pukul 21 Wib http://depsos.go.id/modules.php?name=New&file=prin&sid=474 diakses tanggal 25 April 2009 pukul 10.20 Wib
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Kalkulasi Harga x dan y No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
x 22 17 19 19 16 23 26 21 27 18 30 26 19 27 14 17 17 20 21 18 19 17 17 22 23 18 26 19 22 20 599
y 72 47 43 48 51 51 56 46 49 41 41 48 53 63 50 61 47 52 50 58 47 69 61 72 61 58 55 50 50 45 1595
x2 484 289 361 361 256 529 676 441 729 324 900 676 361 729 196 289 289 400 441 324 361 289 289 484 529 324 676 361 484 400 13252
y2
x.y
5184 2209 1849 2304 2601 2601 3136 2116 2401 1681 1681 2304 2809 3969 2500 3721 2209 2704 2500 3364 2209 4761 3721 5184 3721 3364 3025 2500 2500 2025 86853
1584 799 817 912 816 1173 1456 966 1323 728 1230 1248 1007 1701 700 1037 799 1040 1050 1044 893 1173 1037 1584 1403 1044 1430 950 1100 900 32944
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan
DAFTAR KUESIONER ========================================================== Petunjuk pengisian 1. Mohon angket ini diisi oleh bapak/ibu dengan menjawab seluruh pertanyaan yang ada 2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawabannya 3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut ibu/sdri dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang ibu pilih 4. Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti 5. Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur, benar, tidak ada yang terlewatkan kecuali ada petunjuk untuk melewatinya 6. Atas kesediaan bapak/ibu dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti mengucapkan terima kasih
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Peneliti
(Jolly Hotlimar Royanto Simbolon)
Karakteristik Responden 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Alamat
:
4. Daerah asal
:
5. Pendidikan Terakhir
:
a. Tidak sekolah b.SD c. SMP d.SMA e. Diploma/Sarjana 6. Status Perkawinan
:
a. belum nikah b.menikah 7. Pendidikan terakhir suami
:
a. Tidak sekolah b.SD c. SMP Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
d.SMA e. Ahli Madya (D3)/Sarjana (S1)
8. Jumlah anak
:
a. 1 orang b.2 orang c. 3 orang d.4 orang e. 5 orang 9. Bagaimana menurut ibu/saudari dengan Program Penguatan Keluarga yang
dilaksanakan oleh SOS Desa Taruna Medan?
a. Baik b. Sangat baik c. Biasa aja d. Tidak baik 10. Berapa lama bapak/ibu menjadi warga binaan SOS Desa Taruna Medan? a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun 11. Setelah bapak/ibu menjadi warga binaan SOS Desa Taruna Medan bagaimana keadaan keluarga ibu? Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
a. Baik b. Tidak baik c. Makin baik d. Tetap seperti semula
12. Pelatihan, kegiatan apa yang ibu/saudari ikuti? a. Salon b. Menjahit c. Beternak ikan lele d. Bertani 13. Apakah keterampilan yang ibu/saudari dapatkan dari pelatihan telah dapat menambah pendapatan rumah tangga ibu? a. Ya b.Tidak 14. Berapa kali ibu/saudari mendapat pinjaman dari koperasi SOS Desa Taruna Medan a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali 15. Dengan menjadi warga binaan SOS Desa Taruna Medan apakah bapak/ibu telah dapat mengatur keuangan keluarga anda a. Ya b. Tidak Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
16. Bantuan pendidikan apa yang pernah diterima anak bapak/ibu a. Bantuan uang b. Seragam sekolah c. Buku pelajaran d. Beasiswa 17. Dengan bantuan pendidikan yang diberikan kepada anak bapak/ibu dapat meningkatkan presatasi anak ibu/saudari a. Ya b. Tidak 18. Bantuan kesehatan apa yang pernah bapak/ibu ikutin? a. Imunisasi b. Periksa mata c. Periksa kesehatan d. Periksa paru-paru Variabel terikat Pendidikan 19. Berapa jumlah anak ibu yang belum bersekolah? a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. Tidak ada 20. Berapa jumlah anak ibu yang telah bersekolah a. 1 orang Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. Tidak ada 21. Berapa jumlah anak ibu yang duduk di bangku Sekolah Dasar a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. Tidak ada 22. Berapa jumlah anak ibu yang duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama? f. 1 orang g. 2 orang h. 3 orang i.
4 orang
j.
Tidak ada
23. Berapa jumlah anak bapak/ibu yang duduk dibangku Sekolah Menengah Umum? a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang Tidak ada Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
24. Kegiatan belajar rutin yang pernah anak bapak/ibu ikuti di luar sekolah? a. Tidak ada b. Les berbagai mata pelajaran Misalnya Bahasa Inggris, Matematika dll c. Mengikuti bimbingan belajar d. Les computer 25. Mengenai kelancaran sekolah anak bapak/ibu, kendala yang sering bapak/ibu hadapi tentang pendidikan anak adalah? a. Biaya iuran uang sekolah anak yang tinggi b. Melengkapi buku-buku pelajaran anak c. Tuntutan untuk memberikan les tambahan di luar sekolah d. Memotifasi belajar yang kurang dari anak 26. Prestasi sekolah dan dalam pendidikan yang diraih oleh anak bapak/ibu? a. Anak tidak pernah tinggal kelas b. Prestasi anak mendapat peringkat 10 besar di kelas c. Anak terpilih mengikuti kejuaraan/perlombaan dari sekolah d. Anak berprestasi di bidang ekstrakulikuler, misalnya olahraga, kesenian, keterampilan 27. Apakah anak bapak/ibu pernah mengalami putus sekolah? a. Ya b. Tidak Pendapatan Rumah Tangga 28. Apa pekerjaan bapak/ibu yang menetap? a. Petani Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
b. Buruh pabrik c. Pedagang d. Pembantu rumah tangga 29. Apa pekerjaan bapak/ibu yang lain a. Bertani b. Buruh harian lepas c. Pembantu rumah tangga d. Pedagang 30. Berapa pandapatan bapak/ibu dari pekerjaan tetap a. Rp 400.000 – Rp 500.000 b. Rp 500.000 – Rp 600.000 c. Rp 600.000 – Rp 700.000 d. Rp 700.000 – Rp 800.000 31. Pendapatan bapak/ibu dari pekerjaan lain berapa banyak a. Rp 100.000 – Rp 150.000 b. Rp150.000 - Rp 200.000 c. Rp 200.000 – Rp 250.000 d. Rp 250.000 – Rp 300.000 32. Keuangan/pendapatan rumah tangga yang tersisa setelah mencukupi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari digunakan untuk? a. Melengkapi fasilitas rumah tangga b. Membayaar kontrak/sewa rumah c. Tabungan d. Membeli barang tersier berupa perhiasan emas Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
e. Rekreasi/hiburan f. Dll (sebutkan)
33. Kondisi tempat tinggal yang bapak/ibu tempati saat ini,statusnya adalah? a. Rumah kontrakan b. Rumah kontrakan bergabung dengan beberapa keluarga lainnya dalam satu rumah c. Rumah milik sendiri 34. Apakah bapak/ibu memiliki tabungan? a. Tidak ada b. Ada 35. Bentuk aset/ kepemilikan harta benda lain yang telah bapak/ibu punya? a. Perhiasan emas b. Alat transportasi, misalnya sepeda motor c. Rumah pribadi d. Tanah a.
Dll(sebutkan)
Pangan 36. Jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga? a. Rp 15.000 - Rp 20.000 b. Rp 25.000 – Rp 30.000 Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
c. Rp 35.000 – Rp 40.000 d. Rp 45.000 – Rp 50.000 37.Tentang pola makan, frekwensi makan dalam sehari? b. 1 X sehari c. 2 X sehari d. 3 X sehari 38. Menu makan yang bapak/ibu sajikan setiap hari? a. Nasi,ikan asin, sayur b. Nasi, tahu, telur, tempe, sayur c. Nasi, ikan basah, sayur d. Nasi, daging, sayur 39. Berapa kali dalam seminggu bapak/ibu dapat memberikan menu 4 sehat 5 sempurna terhadap keluarga (yaitu Nasi, sayur, daging/ikan, buah-buahan dan susu)? a. Setiap hari b. Jarang (3-5 X seminggu) c. Sangat jarang (1-2 X seminggu) d. Tidak pernah
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.
Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.