PENGARUH PRODUK, PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada “Kedai Kopi Aceh” di Tenggarong) Oleh: Dewi Kartika Anggraini, Iskandar, Rahim Abdullah Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen Pengajar Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Abstract: The purpose of this study to determine and analyze the factors that influence purchasing decisions at Café Aceh in Tenggarong and among the factors of products, services and prices which has the most dominant factor of the purchasing decision. The regression equation Y = 0.545 + 0.541 X1 - 0,035 X2 + 0.359 X3 from the regression equation it can be seen how the independent variables on the dependent variable. The coefficient is positive means that there is a positive relationship between the independent variables and the dependent variable is the variable product (X1), and a variable price (X3) the purchasing decision variable (Y) at Café Aceh in Tenggarong. While the coefficient is negative means that there is a negative correlation between the variables Services (X3) against the decision of Purchase (Y). Test results showed that the F F count larger than F table, so we can say the variable product, service, and together were able to show the effect on purchasing decisions or regression model can be used to predict the purchasing decision. Figures R produced was 0.715, it is that the correlation or relationship between product, service, and price with the purchase decision is to have a strong correlation Based on the description, it can be concluded that the hypothesis of the first and second hypothesis is accepted. Keywords: Price, Purchase Decision, Services, and Products PENDAHULUAN Perkembangan bisnis di era globalisasi ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di setiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Tidak terkecuali usaha dalam pelayanan makanan dan minuman (food service) yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung dan cafe tenda; makanan berskala menengah seperti depot, rumah makan dan cafe; sampai dengan yang berskala besar seperti restoran mewah di hotel berbintang. Menjamurnya bisnis pelayanan makanan memberikan daya tarik tersendiri bagi bisnis antara lain makanan khas daerah, hal ini disebabkan karena keunikannya. Hal ini membuat persaingan semakin ketat dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan salah satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. (Kotler dan Amstrong, 2008). Suatu perusahaan dalam mengeluarkan dan menciptakan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen seperti; kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik. Sehingga konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli. Usaha yang bergerak dibidang pelayanan makanan (food service) “Kedai Kopi Aceh” beralamatkan di jl. Jelawat RT 04 Kel.Timbau Tenggarong yang didirikan oleh Bapak Daniel(Asli Aceh) sejak tahun 2011, dengan jam buka setiap hari mulai pukul 07.00-24.00. Rata-rata pengunjung yang datang mulai dari pekerja kantoran, karyawan perusahaan, mahasiswa, serta masyarakat sekitar. Menu yang ditawarkan cukup variatif, yaitu menu khas Aceh yang masih jarang ditemui di Tenggarong antara lain mie Aceh sebagai menu favorit, nasi gurih telur aceh, soto Aceh, lontong sayur Aceh, aneka juice serta minuman unggulannya yaitu
19
“kopi Aceh dan kopi Telur”. Rumah makan ini selama beberapa bulan mengalami kenaikan dan penurunan penjualan. Timbulnya permasalahan ini karena adanya situasi-situasi dimana pada bulanbulan tertentu terjadi penjualan yang cukup besar. hal ini juga disebabkan pula banyaknya pesaing dibidang pelayanan makanan yang semakin berkembang di Kota Tenggarong. Maka disini pihak manajemen untuk mengatasi masalahnya dituntut untuk bisa memberi keyakinan kepada konsumen atau pelanggan setia Kedai Kopi Aceh agar bisa kembali melakukan pembelian di tempat tersebut. Seharusnya pemilik atau manager Kedai Kopi Aceh harus mampu memberikan kepercayaan dan meningkatkan kembali volume penjualan pada rumah makan yang di milikinya agar semakin berkembang. Kualitas produk, kualitas layanan, dan harga sangatlah berkaitan erat dengan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Berdasarkan uraian latar belakang, terlihat bahwa Kedai Kopi Aceh mengalami fluktuasi setiap bulan, dikarenakan permasalahan dimana pada situasi-situasi tertentu jumlah pembelian yang cukup besar dan juga bertambahnya pesaing dibidang pelayanan makanan Seharusnya setiap usaha yang bergerak dibidang pelayanan makanan (food service) harus jeli dalam melihat keinginan konsumen dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian untuk membeli produk yang sesuai dan yang paling mereka sukai, dengan harapan konsumen mampu untuk memberikan kepercayaan, keyakinan dan mampu meningkatkan volume penjualan agar semakin berkembang. (Kotler dan Armstrong, 2001 ; 226) Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan penelitian dalam hal ini adalah Bagaimana pengaruh kualitas produk, pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong ? dan Dari faktor produk, pelayanan dan harga, faktor manakah yang memiliki pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong ? Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong dan untuk mengetahui diantara faktor produk, pelayanan dan harga manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong.
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler,2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Keputusan Pembelian (Purchase decision) konsumen menurut kotler dan Armstrong (2001 ; 226) adalah “Membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Definisi lain dari keputusan pembelian menurut Kotler (2005 ; 226) adalah merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Dari definisi-definisi tentang keputusan pembelian diatas maka peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa keputusan pembelian (purchase decision) yaitu merupakan suatu proses/cara konsumen dalam menggambil sebuah keputusan untuk memilih produk yang paling disukai dimana konsumen benar-benar membeli produk yang ditawarkan karena percaya dan yakin pada produk. Menurut Lam, Hair dan Mc Daniel (2001), “faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah faktor kebudanyaan, sosial, individu dan pisikologi secara kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut”. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar , tetapi seharusnya diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor keputusan pembelian tersebut mempengaruhi keputusan membeli konsumen. 1. Faktor Kebudayaan, dapat berpengaruh paling luas dan paling dalam bahkan melebihi perilaku konsumen secara peribadi dan pengambilan keputusan. Faktor budaya yang termasuk di dalamnya adalah budaya dan nilai, sub-budaya dan kelas sosial, secara luas mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. a. Budaya merupakan karakter yang paling penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok kultur lainnya. Elemen yang harus digaris bawahi atass setiap kultur adalah nilai, bahasa, mitos, adat, ritual dan hukum yang mempertajam perilaku atas kultur, sebaik benda-benda yang dimiliki atau
20
produk-produk, dari perilaku seperti mereka memindahkannya dari satu generasi ke generaai berikutnya. b. Sub-budaya, adalah suatu kelompok atas sejumlah orang yang membagi elemenelemen dari keseluruhan budaya seperti elemen-elemen budaya yang unik ke dalam kelompok mereka. c. Kelas sosial, adalah kelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam setatus atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri baik secara formal dan informal, dan yang membagikan norma-norma perilakunya. 2. Faktor sosial, menunjukan interaksi sosial antara konsumen dan mempengaruhi sekelompok orang, seperti pada referensi kelompok, opini para pemimpin dan anggota keluarga. a. Kelompok acuan, adalah kelompok dalam masyarakat baik formal ataupun informal yang mempengaruhi perilaku pembelian seseorang. b. Pemimpin opini, mereka adalah orang-orang yang mempengaruhi orang lain. Pemimpin opini seringkali adalah orang yang pertama mencoba produk-produk dan jasa-jasa baru yang diluar rasa keingintahuan mereka sesungguhnya. c. Keluarga, adalah institusi sosial yang paling penting bagi beberapa konsumen, karena secara kuat mempengaruhi nilai, sikap, konsep peribadi dan perilaku konsumen. 3. Faktor individual, termasuk jenis kelamin, umur, keluarga, dan daur hidup keluarga (family life cycle stage), peribadi, konsep hidup, dan gaya hidup adalah unik pada setiap individu dan memerankan aturan utama pada produk dan jasa yangdiinginkan konsumen. a. Kepribadian, merupakan suatu konsep yang luas dan dapat diartikan sebagai suatu cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan organisasi dan reaksi khas individu terhadap situasi yang terjadi. b. Konsep diri, atau persepsi diri, adalah bagaimana konsumen mempersepsikan diri mereka sendiri. Konsep diri meliputi sikap, persepsi, keyakianan dan evaluasi diri. Konsep diri merupakan penggabungan dari gambaran diri ideal dan gambaran diri yang nyata, gambaran diri ideal yaitu suatu jalan
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
bagi individu untuk menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan gambaran diri yang nyata adalah suatu cara bagi individu dapat menerima dirinya seperti apa adanya. c. Gaya hidup, adalah cara hidup yang diidentifikasikan melalui aktivitas seseorang, minat dan pendapat seseorang. 4. Faktor pisikologi, menetukan bagaimana menerima dan berinteraksi dengan lingkungannya dan berpengaruh pada keputusan yang akan diambil oleh konsumen yang di dalamnya terdiri dari persepsi, motivasi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. a. Persepsi, adalah proses dimana kita mengatur, memilih, menginterprestasikan rangsangan tersebut kedalam gambaran yang memberi makna dan melekat. Singkatnya persepsi adalah cara kita memandang dunia disekitar kita serta bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita membutuhkan bantuan dalam membuat suatu keputusan pembelian. b. Motivasi, adalah dorongan yang kuat ketika kita membutuhkan sesuatu yang menjadi tujuan kita. c. Pembelajaran, merupakan suatu proses penciptaan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. d. Keyakinan adalah suatu pola yang diorganisasi melalui pengetahuan yang kemudian dipegang oleh seorang individu sebagai suatu kebenaran dalam hidupnya. e. Sikap, adalah kecendrungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu objek yang diberikan, seperti halnya suatu merek. Produk Pengertian produk menurut Assauri (2007 ; 200) adalah “Segala sesuatu yang didapat ditawarkan pada unsur mendapatkan perhatian, dimiliki digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran” Produk menurut Tjiptono (2008 ; 95) produk adalah “segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
21
Kemudian pengertian lain dari produk yaitu “Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing mix. Produk ini dapat berupa barang atau dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk tidak ada pemindahan hak milik maka tidak ada marketing” (Alma, 2005 ; 205). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan produk adalah segala sesuatu yang diproduksi baik dalam bentuk barang atau jasa untuk ditawarkan dan dalam unsur menarik perhatian konsumen sebagai pemenuh kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono ; 2008 ; 95). Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk, setiap perusahaan perlu mengadakan usaha pengembangan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga memberikan daya guna, daya pemuas dan daya tarik yang lebih besar. Cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, dapat memuaskan para konsumennya dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan penjualan. Penentuan citra produk pada atribut tertentu seperti kualitas produk, merek, desain produk, dan kemasan produk, dapat membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Kualitas produk (product quality) karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Merek produk merupakan nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing. Pemilik usaha bisnis pelayanan makanan harus selalu menjaga kualitas produk mereka dengan menciptakan sesuatu yang baru seperti rasa yang lezat, penyajian yang menarik dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan agar keputusan pembelian mereka dapat terjadi secara kesinambungan. Sebuah usaha food service daapat bertahan bila mempunyai keunggulan-keunggulan unik dibandingkan pesaingnya. Pelayanan Menurut Kotler (2002 ; 83) “definisi pelayanan adalah setiap tidakan atau kegiatan yang
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Berikut ini salah seorang ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi pelayanan. Pelayanan jasa adalah “kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak meningkatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa tidak berkaitan dengan produksi fisik. (Kotler, 2001 : 602) Kemudian definisi pelayanan menurut pakar lain yaitu : Pelayanan adalah satiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. (Simamora, 2001 ; 172) Dari definisi-definisi tentang pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau servis yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, kenyamanan dan keramahtamahan yang ditujukan oleh sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan. Dalam usaha pelayanan makanan dan minuman, kualitas pelayanan memainkan peranan penting dalam memberi nilai tambah terhadap pengalaman pelayanansecara keseluruhan. Sama seperti halnya kualitas produk, seorang pelanggan akan mengevaluasi kualitas layanan berdasarkan persepsi mereka. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik, maka pelanggan akan memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kualitas pelayanan yang baik sangat penting dalam usaha yang bergerak dibidang pelayanan makanan (food service) sehingga konsumen akan menyukai pelayanan yang diberikan tersebut dan pada akhirnya konsumen akan datang kembali untuk melakukan pembelian ulang. Harga Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengenai penetapan harga yang ingin dicapai. Secara umum harga adalah sejumlah
22
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelaya-nannya. Kemudian pengertian harga menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya Strategi Pemasaran (2008;151) adalah “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengguanaan suatu barang atau jasa’. Kemudain definisi lainnya menurut pakar lain harga adalah “nilai yang diperlukan konsumen untuk suatu manfaat atas pengonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa. Definisi harga menurut kotler (dalam Simamora, 2001 ; 195) Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah nilai atau satuan moneter untuk memperoleh kepemilikan, penggunaan
barang atau jasa. Harga sebenarnya bukan hanya diperuntukan bagi suatu barang yang sedang diperjual beliakn saja harga sebenarnya juga berlaku untuk produk-produk yang lain. Contohnya Gedung yang akan disewakan dan dokter yang dihargai karena jasanya. Dalam penentuan keputusan pembelian, harga bergantung dengan pendapatan konsumen. Namun kemampuan membeli masing-masing orang berbeda. Dari sudut pandang pemasaran harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. (Tjiptono, 2008 ; 151)
Kerangka Pemikiran Gambar 1. Kerangka Pemikiran
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
23
Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan sementara yang dapat penulis kemukakan adalah: 1. Diduga variabel produk, pelayanan dan harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong. 2. Diduga variabel produk berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong. BAHAN DAN METODE Tempat dan Populasi Penelitian ini dilakukan di Kedai Kopi Aceh yang beralamat dijalan Jelawat RT. 04 Keluruhan Timbau Kecamatan Tenggarong. Alasan peneliti memilih Kedai Kopi Aceh sebagai objek penelitian ini adalah karena Kedai Kopi Aceh di Tenggarong belum pernah menjadi objek penelitian. Secara ilmiah penelitian bisa dilakukan dimana saja. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksudkan adalah semua objek yang ada di Kedai Kopi Aceh Tenggarong dan konsumen yang datang membeli di Kedai Kopi Aceh Tenggarong. Alat Analisis Dan Pengujian Hipotesis Uji Validitas dan Releabilitas Uji Validitas menunjuakan suatu sekala pengukuran dimana dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang saharusnya diukur. Uji validasi diperoleh dengan cara mengkorelasikan setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuranhanya sekali dan
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6 atau lebih. Uji Asumsi Klasik Normalitas Data Uji Normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi dengan normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Histogram, Uji Normal P Plot, Uji Chi Square, Skeweness dan Kurtosis atau Uji Kolmogrov Smirnov. Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk mengetahui tidak terjadinya kesalahan faktor penganggu yang mempunyai varian yang sama dalam penjabarannya, untuk variabel independennya. Dalam uji kelasik ini, apabila residual sama atau mendekati nol dan berdistribusi normal serta varian residunya sama maka tidak terjadi heterokendasitas, begitu pula sebaliknya. (Triton, 2006 ; 152) Multikolinieritas Multikolinieritas berani adanya korelasi linier berganda diantara satu atau lebih variabel bebas, sehingga akan sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Guna mendeteksi keberadaan Multikolinieritas dilakukan analisis korelasi Pearson diantara variabel bebas. Syarat pengujiannya adalah dengan mengunakan model VIF (Varian Inflation Factor). Pada koefisien dengan asumsi klasik yang terjadi : Apabila VIF ≥ 5, maka akan ada Multikolinieritas antara Variabel Independen Apabila VIF ≤ 5, maka tidak akan terjadi Multikolinieritas antara Variabel Independen dalam penelitian ini (Triton, 2006 ; 251) Uji F (Uji Hipotesis secara Simultan) dan Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial) Untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien determinasi multipelnya (R2). Jika R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model tersebut dapat menerangkan variabel
24
tergantungnya. Kemudian dilakukan pengujian variansnya uji f. Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel atau diperoleh harga p < 0,05. Untuk membuktikan hipotesis kedua, masing-masing koefisien regresinya diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila diperoleh thitung > ttabel atau diperoleh harga probabilitas signifikannya < 0,05 (α). Untuk pengaruh yang dominan ditentukan oleh koefisien regresi terbesar. HASIL DAN PEMBAHASAN Validitas menunjukan sajauh mana suatu alat ukur dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, dalam artian butir pertanyaan pada kuisioner yang dipergunakan dapat digunakan untuk mengukur keputusan pembelian, adapun hasil perhitungan validitas dan reliabilitas adalah : Tabel 1. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Butir Pertanyaan
Dari tabel diatas diketahui secara individu semua butir pertanyaan valid karena nilai korelasinnya lebih besar dari r tabel maka semua butir pertanyaan dimasukan kedalam instrumendan dapat melanjutkan analisis lainnya. Uji Normalitas Uji Normalitas data dipergunakan untuk menentukan apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji Normalitas yang digunakan adalah Plot Grafik dimana asumsi normalitas terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu diagonalnya.
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Gambar 2. Garfik Uji Normalitas Data
Gambar diatas menunjukan bahwa titiktitik pada grafik semua mendekati sumbu diagonalnya. Hal ini berarti nilai residual pada model ini terdistribusi secara normal. Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil analisis diperoleh angka VIF untuk Produk sebesar 1,853, Pelayanan 1,989 dan Harga 1,529. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai VIF yang dihasilkan oleh keempat variabel independen tersebut semuanya lebih kecil (<) dari 5, sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independenya. Heteroskedastisitas Berdasarkan print out nilai residu yang dihasilkan adalah sebesar 0,4483 dengan standar residualnya sebesar 1,472. Hal ini menunjukan bahwa nilai residu yang dihasilkan < 3, maka dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Model Analisis Data Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS 20 diperoleh persamaan regresi Y = 0,545 + 0,541 X1 – 0,035 X2 + 0,359 X3 Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu variabel Produk (X1), dan variabel Harga (X3) terhadap keputusan pembelian variabel (Y) pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong. Sedangkan koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara variabel Pelayanan (X2)
25
terhadap keputusan Pembelian (Y) hubungan negatif yang terjadi pada variabel pelayanan dikarenakan variabel pelayanan (X2) nilai t hitung 0,238 < t tabel 2,000 yang berarti variabel pelayanan mempunyai pengaruh tidak signifikan. Uji F dan Uji t Tabel 2. Anovaa
Hasil perhitungan uji F didapat nilai F hitung adalah 21,240 dengan tingkat signifikan 0,000 oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian, atau dapat dikatakan variabel produk, pelayanan, dan harga yang diperlakukan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Tabel 3. Coefficientsa
Dari perhitungan hasil uji t maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “bahwa diduga variabel produk berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong” Hipotesis diterima. DAFTAR PUSTAKA L. London, David & Albert J. Della Birta, 1988, Consumer Behavior (Perilaku Konsumen), Edisi Ketiga, Mc Graw-Hill Book Company, New York. Lamb, Charles W, Hair, Joseph F, McDaniel, Carl, 2001, Pemasaran (Marketing), Edisi Pertama, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat (PT.Salemba Emban Patria), Jakarta. Philip, Kotler, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, 2001, Manajemen Pemasaran Indonesia, Buku 1 Salemba empat. Jakarta. Philip, Kotler dan Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa Variabel produk, pelayanan, dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong KESIMPULAN Dari perhitungan hasil Uji F, maka hipotesis pertama yang telah dikemukakan yang menyatakan “bahwa diduga variabel produk, pelayanan, dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada pada Kedai Kopi Aceh di Tenggarong”, Hipotesis diterima
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Simamora, Bilson, 2001, Memenangkan Pasar, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Solihin,
Ismail, 2009, Pengantar Manajemen, Editor Novietha, Penerbit Erlangga, Jakarta
Tjiptono, Fandy, 2008, Strategi Pemasaran, Penerbit PT. ANDI, Yogyakarta. Terry , R. George, 2010. Azas-Azas Manajemen. Alumni Bandung. (Online). (elqorni.wordpress.com)
26