PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA TERHADAP SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK DI MTs MA’ARIF 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Nurul Afifah 11107119
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
(ﻴ ٍﺔ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪﺭ ِﻋ ﻦ ﻋ ﺆ ٍﻝُ ﺴ ﻣ ﻢ ﻭ ﹸﻛ ﹸﻠ ﹸﻜ ﻉ ٍ ﺭﺍ ﻢ ﹸﻛ ﹸﻠ ﹸﻜ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya (Buchori – Muslim)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta (Budiyono dan Suryati) yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do’a do’a yang tak pernah putus untuk anakanakanaknya. AdikAdik-adikku tercinta (Zainatul Ulfah, Sri Rahayu Ningsih, Sahrul Munir dan Zainatul Soaebah) yang membuatku termotivasi dan semangat.
Pengasuh Ponpes Nurul Asna Bp. KH. Drs. Nasafi, S.Ag dan Bu Nyai Asfiyah yang yang telah memberikan ilmu dan pelajaran hidup bagiku. Teman – teman Ponpes yang telah menemaniku dalam berbagi suka maupun duka.
TemanTeman-teman PAI Angkatan 2007 terutama PAI D (Seven D’ Best) yang saya cintai dan saya sayangi yang telah membantuku, memberiku memberiku semangat dan motivasi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Sikap Birrul Walidain di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang dapat terselesaikan. Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, dan dengan diiringi doa semoga amal baik yang telah di berikan, mendapatkan balasan pahala dari sisi Allah SWT. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak Drs. H. M. zulfa. M., M.Ag
selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiranya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini 4. Bapak H. Aris Djawadir beserta guru dan stafnya selaku kepala dan pembimbingku di MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang yang telah meluangkan
viii
waktu dan bantuannya kepada penulis untuk mengumpulkan data guna menyelesaikan penelitian ini. 5. Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 6. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesainya penelitian ini. Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangannya, dan kekurangan,penulis berharap saran dan masukan darp para pembaca demi kebaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada
umumnya
serta
dapat
menunjang
pengembangan
ilmu
pengetahuan.
Salatiga, 20 September 2011
Penulis
ix
ABSTRAK
Afifah Nurul. 2011. Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Sikap Birrul Walidain Anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011,. Pembimbing: Drs. H. M. Zulfa M.,M.Ag Kata kunci: Pola asuh demokratis orang tua dan sikap birrul walidain anak Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Sikap Birrul Walidain Anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pola asuh demokratis orang tua di MTs ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011. 2. Bagaimana sikap birrul walidain anak di MTs ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011. 3. Adakah pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011. Teknik pengampilan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan observasi. Subyek penelitian ini adalah MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang yang diambel sampel 60 dari 422 siswa. Sampel diambil secara random (acak).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pola asuh orang tua di MTs ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011 sebanyak 51,67% sebanyak 31 siswa dalam kategori tinggi (A) dan sikap birrul walidain anak sebanyak 78,33% sebanyak 47 siswa dalam kategori baik (A). Setelah dianalisis menggunakan r serial diperoleh nilai rxy sebesar 0,386. ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh demokartis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011, dengan koefisien korelasi lebih besar dari hasil pada tabel r product moment (0,386 > 0,330) ini berarti hipotesis diterima maka tingkat pola asuh demokratis yang tinggi maka semakin tinggi pula sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii PENGESAHAN ............................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian......................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian .................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian.................................................................
6
F. Definisi Operasional.................................................................
7
G. Metode Penelitian.....................................................................
9
H. Sistematika Penulisan............................................................... 13
xi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua .............................................................. 14 1.
Pengertian Pola Asuh ...................................................... 14
2.
Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ............................ 15
3.
Pentingnya Pola Asuh Demokratis Orang Tua .............. 28
B. Sikap Birrul Walidain Anak ..................................................... 29 1.
Pengertian Birrul Walidain ............................................. 29
2.
Kedudukan Birrul Walidain ............................................ 32
3.
Bentuk-bentuk Birrul Walidain....................................... 36
C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Sikap Birrul Walidain Anak ......................................................................... 40 BAB III
LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang ..... 41 B. Penyajian Data.......................................................................... 48
BAB IV
ANALISIS DATA A. Analisis Data ............................................................................ 59 B. Pengujian Hipotesis .................................................................. 70
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 81 B. Saran ........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL I
STRUKTUR ORGANISASI. ........................... 43
DAFTAR TABEL II
DATA JUMLAH KEPEGAWAIAN................ 44
DAFTAR TABEL III
DATA GURU ................................................... 45
DAFTAR TABEL IV
DATA KARYAWAN....................................... 46
DAFTAR TABEL V
DATA SISWA .................................................. 47
DAFTAR TABEL VI
DATA INVETARIS ......................................... 47
DAFTAR TABEL VII
DATA RESPONDEN ....................................... 48
DAFTAR TABEL VIII
JAWABAN ANGKET TENTANG POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA. 52
DAFTAR TABEL IX
DATA SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK . 55
DAFTAR TABEL X
DAFTAR NILAI DAN KLASIFIKASI HASIL ANGKET POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA ................................................... 61
DAFTAR TABEL XI
INTERVAL POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA ................................................... 63
DAFTAR TABEL XII
PROSENTASE TINGKAT POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA ........................ 64
DAFTAR TABEL XIII
DATA HASIL OBSERVASI SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK.......................................... 65
DAFTAR TABEL XIV
DATA INTERVAL DAN KLASIFIKASI SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK ............. 68
xiii
DAFTAR TABEL XV
PROSENTASE SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK ............................................................... 69
DAFTAR TABEL XVI
PENGELOMPOKKAN
ANTARA
VARIABEL POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA (X)
TERHADAP SIKAP
BIRRUL WALIDAIN ANAK (Y).................... 70 DAFTAR TABEL XVII
KLASIFIKASI SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK ............................................................... 73
DAFTAR TABEL XVIII
KERJA MENENTUKAN R SERIAL .............. 75
DAFTAR TABEL XIX
KERJA
UNTUK
MENCARI STANDAR
DEVIASI TOTAL............................................. 75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Daftar Riwayat Hidup
2.
Angket
3.
Instrumen Rating Scale
4.
Daftar SKK
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Di dalamnya hidup bersama pasangan suami-istri secara sah karena pernikahan (Djamarah, 2004:16). Dalam pernikahan tersebut suamiistri hidup bersama dan saling berinteraksi dan berpotensi mempunyai anak. Keluarga merupakan pendidikan informal yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga dengan menempatkan bapak dan ibu (orang tua) sebagai pendidik kodrati (Fatchurrahman, 2006: 97). Jadi sudah menjadi kodrat bahwa orang tua itu memang pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dikatakan pertama karena dari orang tualah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan dikatakan utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar pendidikan bagi perkembangan dan kehiduan anak dikemudian hari. Mengasuh dan membesarkan anak berarti memelihara kehidupannya dengan penuh kasih sayang dan ketulusan, karena secara umum tanggung jawab mengasuh anak adalah tugas kedua orangtuanya. Firman Allah swt yang menunjukkan perintah tersebut adalah:
$pκön=tæ äοu‘$yfÏtø:$#uρ â¨$¨Ζ9$# $yδߊθè%uρ #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡àΡr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# κš‰r'‾≈tƒ tβρâ÷s∆÷σム$tΒ tβθè=yèøtƒuρ öΝèδttΒr& !$tΒ ©!$# tβθÝÁ÷ètƒ āω ׊#y‰Ï© ÔâŸξÏî îπs3Í×‾≈n=tΒ
1
2
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim:6)
Sebagai amanat yang dititipkan Allah kepada orang tua, anak wajib dipelihara dan dibesarkannya dengan asupan makanan yang bergizi, memenuhi kebutuhan, sandang dan papan yang layak serta pemenuhan kebutuhan hidup lainnya seperti kesehatan, hiburan dan lingkungan yang mendukung. Selain pemenuhan tersebut, yang terpenting adalah memberikan anak kasih sayang dan pendidikan yang baik agar menjadi anak yang sehat, pandai cerdas dan berakhlakul karimah. Pendidikan memang tidak hanya informal saja, tetapi juga ada pendidikan formal dan non formal. Tetapi, pendidikan informal lebih dominan karena waktu bersama keluarga itu lebih banyak dari pada di sekolah maupun di masyarakat. Jadi pendidikan di dalam keluarga itu sangat penting bagi kepribadian anak. Dalam mendidik anaknya banyak orang tua tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik kadang-kadang membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, cara berfikir, bahkan kecerdasan mereka. Maka orang tua sebagai pendidik hendaknya menciptakan keakraban hubungan dalam keluarga. Pola asuh orang tua yang diberlakukan dalam
3
keluarga memberikan suasana tertentu dengan segala dinamikanya (Djamarah, 2004: 5). Kehidupan keluarga yang dipimpin oleh seorang pemimpin otoriter akan melahirkan suasana kehidupan keluarga yang berbeda dengan keluarga yang dipimpin oleh seorang pemimpin demokratis maupun laissez faire. Dalam kehidupan keluarga, pola asuh demokratis orang tua lebih banyak dipakai oleh orang tua karena memang bersifat demokratis, terbuka, memberikan kesempatan kepada anak dalam masalah tertentu untuk ikut berperan aktif dalam memutuskan. (Djamarah, 2004: 67). Meskipun pola asuh demokratis tidak selalu di pakai dalam keluarga, tetapi dalam penelitian sebelumnya tentang pola asuh orang tua, pola asuh demokratis orang tua lebih dominan dari pada pola asuh otoriter maupun laissez faire. Dengan pola asuh demokratis, diharapkan agar anak menjadi anak yang cerdas, pandai dan berakhlaku karimah. Setiap orang tua berharap memiliki anak yang saleh, tidak pernah sedikitpun mereka berharap memiliki anak durhaka. Sebab, anak salehlah yang bakal menjadi permata hati dan penyejuk mata sedangkan anak durhaka laksana racun berbahaya yang pelan-pelan menggerogoti kebahagiaan mereka. Menurut para ulama, potret anak soleh adalah seorang anak yang selalu patuh terhadap perintah orang tuanya, menjauhi larangannya, senantiasa bertaqwa kepada Allah dan rajin mendo’akannya (Salamulloh, 2008: 87). Salah satu ciri anak soleh adalah berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua sangatlah penting karena Allah memerintahkan kepada kita
4
supaya senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua. Dalam al-Qur’an diterangkan sebagai berikut:
. . . ﺴﺎﻧﺎ ﺣ ﻳ ِﻦ ِﺇﺪ ﻮﺍِﻟ ﻭِﺑﺎﹾﻟ . . . Artinya: ”. . .dan berbuat baiklah kepada orang tua…” (QS. al-Isra’: 23) Berdasarkan ayat di atas bisa dimengerti bahwa berbakti kepada orang itu termasuk kewajiban dan amal ibadah kepada Allah yang paling utama. (Machali, 2010:12). Jadi jangan sampai kita durhaka kepada orang tua, karena termasuk dosa besar. Untuk itu kita harus sadar, bahwa kedua orang tua itu memang harus kita hormati dan kita sayangi, karena mereka berdua telah banyak berjasa kepada kita mulai sebelum lahir hingga kita dewasa tidak pernah sedikitpun kasih sayang mereka terlewatkan buat kita. Tapi pada kenyataannya pada masa sekarang ini banyak anak yang kurang berbakti kepada oang tua, bahkan ada pula yang tidak berbakti kepada keduannya. Misalnya saja kalau dipanggil orang tuanya tidak menjawab bahkan malah mengabaikannya, disuruh orang tua tidak mau malah kadang ada yang berbicara kasar kepada orang tua, lalu siapakah yang perlu disalahkan? Apakah kesalahan pola asuh orang tua yang kurang baik ataukah kesalahan anak. Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut. Untuk itu penulis mengajukan judul PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK DI MTS MA’ARIF 3 GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN 2011.
5
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola asuh demokratis orang tua di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011? 2. Bagaimana sikap birul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011? 3. Adakah pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pola asuh demokratis orang tua di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang Tahun 2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang Tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian Secara etimologi, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti sesuatu yang masih kurang, dan tesis yang berarti sebuah kesimpulan pendapat. Hipotesis, dengan demikian adalah sebuah kesimpulan yang belum final
6
karena masih harus diuji kebenarannya. Dari uraian ini, dijelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suprayogo dan Tobroni, 2003:146) Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis ada pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang Tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak. Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu: 1. Secara Praktis Secara praktis apabila ternyata ada pengaruh pola asuh demokratis orang tua dengan sikap birrul walidain anak maka bagi para orang tua memperoleh pemahaman tentang pentingnya pola asuh demokratis bagi anak. Selanjutnya dari pemahaman tersebut orang tua dapat menerapkan pola asuh demokratis kepada anak agar memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih bertanggung jawab dan berbakti kepada orang tua. 2. Secara teoritis Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi teori psikologi Islam yang khususnya dapat memberikan sumbangan di bidang
7
pola asuh anak serta sikap yang mempengaruhinya, diperoleh dari penelitian lapangan.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian yaitu: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang. (Poerwodarminto, 2007: 849) 2. Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara kedua belah pihak anak dan orang tua (Gunarsa, 1995: 84). Sedangkan indikator dari pola asuh demokratis orang tua dalam mengasuh dan anak meliputi: Indikator pola asuh demokratis a. Bermusyawarah dalam membuat peraturan keluarga b. Bermusyarawah dalam memecahkan problem yang dihadapi anak c. Mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat dan keinginan anak d. Memperhatikan penjelasan anak ketika melakukan kesalahan e. Memberikan ijin bersyarat dalam bergaul dengan teman-temannya
8
f. Memberikan penjelasan tentang pebuatan baik dan mendukungnya g. Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik dan menganjurkan untuk ditinggalkannya h. Bertanya kepada anak tentang kegiatan sehari-hari i. Memberikan pujian kepada anak, ketika melakukan hal yang baik j. Memberikan teguran kepada anak, ketika melakukan hal yang buruk k. Terdapat tutur kata yang baik antar anggota keluarga l. Tolong menolong dalam bekerja m. Saling menghargai antar anggota keluarga n. Bersikap adil terhadap setiap anak dalam pembagian tugas o. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya/berpendapat tentang suatu hal p. Menjelaskan alasan ditetapkannya suatu peraturan q. Membicarakan segala persoalan yang timbul dalam keluarga (Idris dan Jamal, 1992: 87-88) 3. Sikap birrul walidain Sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. (Walgito, 1990:109). Kata berbakti pada orang tua bisa disebut juga dengan istilah Birrul Walidain, birrul walidain terdiri dari kata birru dan al-walidain, birru atau al-birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebaikan kepada orang tua (ibu,
9
bapak). (Ilyas, 2007: 148). Sedangkan sikap birrul walidain anak yang dimaksud adalah perilaku yang dilakukan anak yang ditimbulkan dari orang tua. Indikator dari sikap birrul walidain anak meliputi: a. Menjawab panggilan orang tua ketika dipanggil b. Menemui orang tua ketika dipanggil c. Mengerjakan perintah orang tua seketika diperintah (kecuali dalam hal maksiat) d. Berbicara sopan kepada orang tua e. Bertingkah laku santun kepada orang tua f. Meminta izin ketika hendak melakukan apapun g. Mendo’akan orang tua h. Membantu orang tua (Salamullah, 2008: 67-82)
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan non eksperimen dan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif berupa korelasi. 2. Lokasi dan waktu penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Mts Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang dan waktu penelitian bulan Juli 2011 sampai selesai.
10
3. Populasi dan Sampel Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 61). Populasi siswa di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang berjumlah 422 siswa. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, (Sugiyono, 2007: 62), sedangkan dalam pengertian yang lain, menurut Suprayogo dan Thobrani (2003: 133) sampel adalah sebagian dari populasi yang karakterisiknya diselidiki dan dalam posisi mewakili populasi. Pengambilan sampel yang subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jumlah subjek yang lebih dari 100 maka diambil salah satunya antara 1015 atau 20-25 atau lebih (Arikunto, 1998: 120). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 14,2 % dari 422 orang sehingga besarnya sampel sebagai berikut: 422 x
14,2 = 59,9 = 60 orang 100
Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. 4. Metode Pengumpulan data Untuk
mendapatkan
data
dalam
menggunakan beberapa metode antara lain:
penelitian
ini,
penulis
11
a. Metode Angket Angket (kuesioner) merupakan suatu cara atau metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orang yang dikenai, atau disebut responden. (Walgito, 1990: 35). Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui variasi pola asuh demokratis orang tua. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti. b. Metode Observasi Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan
(perilaku,
kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa memengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis (Suprayogo dan Tobroni, 2003:167). Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan oleh penulis yaitu metode observasi tidak langsung dengan menggunakan rating scale untuk mengetahui variasi sikap birrul walidain. Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya (Hadi, 1992: 152). Rating scale ini digunakan untuk menilai tingkah laku atau performa seseorang yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini orang
12
tua diminta peneliti untuk menempatkan anak dalam kategori yang menggambarkan sikap birrul walidain anak tersebut. (Sukardi, 2009: 51-52) 5. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket yang berisi soal-soal untuk menjaring data tentang pola asuh demokratis. Sedangkan untuk menjaring data sikap birrul walidain instrumen yang digunakan yaitu berupa rating scale yang berisi aspek-aspek yang diamati. 6. Analisis data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah mengadakan analisa terhadap data yang diperoleh untuk memberikan informasi lebih lanjut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini sebagai berikut: a. Untuk mengukur atau mengetahui variasi prosentase dari masingmasing variabel digunakan teknik analisa prosentase frekuensi dengan rumus P=
F x100% N
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah individu b. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak, penulis menggunakan teknik statistik serial dengan rumus korelasi triserial sebagai berikut:
13
rtris =
∑ {(o
r
− ot )(M )}
( o − ot ) 2 SDtot ∑ r p
rtris
= Koefisien korelasi triserial
or
= ordinat yang lebih rendah
ot
= ordinat yang lebih tinggi
M
= mean
SDtot
= standar deviasi total
p
= proprosi individu dalam golongan (Hadi, 1981: 279)
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
Kajian Pustaka. Bab ini membahas tentang uraian teori mengenai pola asuh demokratis dan birrul walidain serta pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak.
BAB III
Laporan Hasil Penelitian. Bab ini dilaporkan gambaran umum lokasi dan objek penelitian serta penyajian data penelitian.
BAB IV Analisis Data. Bab ini dibahas tentang analisis data tiap variabel, dan pengujian hipotesis. BAB V
Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian pola asuh Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, dan harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anakanaknya. Sebagaimana dinyatakan oleh Darajat (1996: 56) bahwa kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Dalam mendidik anaknya, orang tua memiliki berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan. Tapi sebelum membahas tentang macam-macam pola asuh orang tua, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian pola asuh itu sendiri. Menurut Kohn pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. Sedangkan menurut Theresia Indria Shanti, P.Si, M.Si, pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak.
15
Termasuk
caranya
menerapkan
aturan,
mengajarkan
nilai/norma,
memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya (Mualifah, 2009: 42-43). Dari pengertian di atas, jadi pola asuh adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak dimana orang tua bermaksud mengadakan interaksi yang baik dengan anaknya agar anak dapat menjadi anak yang mandiri, tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal serta berakhlakul karimah. 2. Macam-macam pola asuh orang tua Berbagai macam pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda antara satu sama lain, tetapi juga terdapat persamaan diantara pendapat-pendapat mereka. Diantara pendapat-pendapat itu adalah sebagai berikut: Menurut Hurlock (1999: 204) ada beberaapa sikap orang tua yang khas dalam mengasuh anaknya, antara lain : a.
Melindungi secara berlebihan Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan.
b. Permisivitas Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati, dengan sedikit kekangan.
16
c. Memanjakan Permisivitas yang berlebihan–memanjakan–membuat anak egois, menuntut dan sering tiranik. d. Penolakan Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yang terbuka. e. Penerimaan Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak, orang tua yang menerima memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan minat anak. f. Dominasi Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua bersifat jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan mudah dipengaruhi orang lain, mengalah dan sangat sensitif. g. Tunduk pada anak Orang tua yang tunduk kepada anaknya membiarkan anak mendominasi mereka dan rumah mereka. h. Favoritisme Meskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengan sama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat mereka lebih menuruti dan mencintai anak favoritnya daripada anak lain dalam keluarga.
17
i. Ambisi orang tua Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka – sering kali sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka naik di tangga status sosial.
Pola
asuh
menyelesaikan
orang konflik
tua
juga
dengan
meliputi anaknya.
bagaimana Gordon
orang
(1984:
tua 127)
mengemukakan metode pendekatan menang-kalah untuk penyelesaian konflik. Secara sederhana disebut sebagai: a.
Metode I Metode pertama ini orang tua yang menang dan anak yang kalah
b. Metode II Metode kedua ini, orang tua yang mengalah dan anak yang menang.
Menurut Yusuf (1986: 21) terdapat 7 macam bentuk pola asuh, yaitu: a. Overprotection (terlalu melindungi) b. Permisivienes (pembolehan) c. Regection (penolakan) d. Acceptance (penerimaan) e. Domination (dominasi) f. Submission (penyerahan) g. Over discipline (terlalu disiplin)
18
Dariyo (2004: 97-98) mengemukakan pendapat Baumrind, ahli psikologi perkembangan membagi pola asuh orang tua menjadi 3, tetapi Dariyo menambah satu lagi menjadi 4, yaitu: a. Pola asuh otoriter (parent otorited) Pola asuh ini menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. b. Pola asuh permisif (children centered) Pola asuh ini yakni segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua. c. Pola asuh demokratis Pola asuh ini juga disebut pola asuh authoritative, dimana kedudukan antara orang tua dan anak sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. d. Pola asuh situasional Pola asuh ini tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu, tetapi semua tipe di atas ditetapkan secara luwes atau secara fleksibel sesuai keadaan/situasi.
Model pengasuhan menurut Papilia dan Olds, adalah sebagai berikut: a.
Pola asuh yang bersifat mendorong dan menghambat
b. Pola asuh yang bersifat mendorong (enabling) c. Pola asuh yang bersifat menghambat (Mualifah, 2009: 54-55).
19
Sedangkan Hardy dan Heyes (1988: 131) mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu: a. Autokratis (autoriter) Ditandai dengan orang tua membuat semua keputusan; anak tidak boleh bertanya b. Demokratis Ditandai dengan orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa yang diinginkan c. Permisif Ditandai dengan orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk berbuat d. Laisess faire Ditandai dengan orang tua membiarkan anak untuk mencari jalannya sendiri.
Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan di atas, penulis hanya akan mengemukakan tiga macam pola asuh saja, yaitu pola asuh otoriter,demokratis dan laissez faire. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi terfokus dan jelas. Dikarenakan, jika dilihat dari berbagai macam bentuk pola asuh di atas, pada intinya hampir sama, misalnya saja antara pola asuh autokasi, over protection, over discipline, dominasi, favoritisme, ambisi orang tua dan otoriter, kesemuanya menekankan pada sikap kekuasaan, kedisiplinan dan kepatuhan yang berlebihan. Demikian pula halnya dengan pola asuh laissez faire,
20
rejection, submission, permisiveness, memanjakan, kesemuanya secara khusus memperlihatkan suatu sikap yang kurang berwibawa, bebas, acuh tak acuh. Adapun acceptance (penerimaan) dan pola asuh mendorong dan menghambat bisa termasuk bagian dari pola asuh demokratis. Oleh karena itulah, maka penulis hanya akan membahas tiga macam pola asuh yang secara teoritis lebih dikenal bila dibandingkan dengan yang lainnya. Yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan laissez faire. a. Pola asuh otoriter Pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang menuntut anak harus patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri (Gunarsa dan Ny. Gunarsa, 1995: 82). Sedangkan menurut Barnadib (1987: 123) pola asuh otoriter adalah suatu kepemimpinan orang tua dimana pemegang peranan adalah orang tua dan semua kekuasaan ada padanya, semua keaktifan anak ditentukan olehnya dan anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Jadi, pola asuh otoriter adalah cara mengasuh anak yang dilakukan orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan
yang
mutlak
harus
ditaati
oleh
anak
tanpa
memperhatikan keinginan dan pendapat serta melihat keadaan anak. Orang tua lah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak
21
dan anak hanya sebagai objek pelaksana saja. Jika anak menentang atau membantah, maka orang tua tak segan-segan memberikan hukuman. Jadi, dalam hal ini kebebasan anak sangatlah dibatasi. Apa saja yang dilakukan anak haruslah sesuai dengan keinginan orang tua. Ciri-ciri perilaku orang tua yang otoriter antara lain: 1) Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah. 2) Orang tua cenderung mencari kesalahan-kesalahan pada pihak anak, dan kemudian menghukumnya. 3) Jika terdapat perbedaan antara orang tua dan anak, maka anak dianggap pembangkang dan suka melawan. 4) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan terhadap anak. 5) Orang tua cenderung memaksakan disiplin. 6) Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana. 7) Tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak (Idris dan Jamal, 1992: 88-89). Setiap pola asuh orang tua pasti mempunyai dampak yang berbeda-beda, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Menurut Dariyo (2004: 98) dari segi positifnya, anak yang didik dalam pola asuh otoriter ini, cenderung akan menjadi disiplin yakni menaati peraturan. Sedangkan dari sisi negatifnya anak cenderung memiliki
22
kedisiplinan
dan
kepatuhan
semu,
karena
anak
hanya
mau
menunjukkan kedisiplinan dan kepatuhan di hadapan orang tua saja. Menurut Idris dan Jamal (1992: 89) dampak dalam pembentukan watak anak antara lain: 1) Di rumah tangga anaknya memperlihatkan perasaan dengan penuh ketakutan, merasa tertekan, kurang pendirian, mudah dipengaruhi, dan saling berbohong, khususnya pada orang tua sendiri. 2) Anak terlalu sopan dan tunduk pada penguasa, patuh yang tidak pada tempatnya dan tidak berani mengeluarkan pendapat. 3) Anak kurang berterus terang, di samping sangat tergantung pada orang lain. 4) Anak pasif dan kurang sekali berinsiatif dan spontanitas, baik di rumah maupun di sekolah sebab anak biasa menerima saja dari orang tuanya seperti motivasi untuk belajar kurang sekali sebelum pelajaran itu diterangkan sejelas-jelasnya oleh guru. 5) Tidak percaya diri karena anak terbiasa bertindak harus dengan persetujuan orang tuanya. 6) Anak menjadi sulit berhubungan dengan orang lain, karena ada rasa bersalah dalam diri anak dan takut mendapat hukuman dari orang tuanya. Sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar, apalagi belajar kelompok atau diskusi. Anak berkomunikasi secara kaku dan kreativitasnya pun akan tumpul.
23
7) Anak cenderung agresif di luar rumah, karena merasa dikekang di rumah sehingga anak suka berkelahi dan mengganggu temannya. 8) Anak menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan. 9) Anak merasa rendah diri dan tidak berani memikul suatu tanggung jawab. 10) Anak bersifat pesimis, cemas, dan putus asa. 11) Anak tidak mempunyai pendirian yang tetap karena mudah terpengaruh oleh teman-temannya. b. Pola asuh demokratis Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak (Gunarsa dan Ny. Gunarsa, 1995: 84). Sedangkan menurut Munandar (1982: 98) pola asuh demokratis adalah cara mendidik anak, dimana orang tua menentukan peraturan, tetapi dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan anak. Jadi, pola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkan, tetapi dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh pengertian terhadap anak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Hal tersebut dilakukan orang tua dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang.
24
Indikasi dari hasil penelitian Lutfi (1991), Nur Hidayah (1993) dan Nur Hidayah dkk (1995) yang dikutip oleh Shohib (2000: 6) adalah bahwa dalam pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan yang membuat anak remaja merasa diterima oleh orang tua sehingga ada pertautan perasaan. Oleh sebab itu, anak remaja yang merasa diterima oleh orang tua memungkinkan mereka untuk memahami, menerima dan menginterealisasi “pesan” nilai moral yang diupayakan untuk diapreasikan berdasarkan kata hati. Disini sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, sifatnya fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain, menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi lebih stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab (Ahmadi, 2004: 112). Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut: 1) Melakukan maupun terjadi sesuatu dalam keluarga disesuaikan dengan musyawarah. 2) Menentukan
peraturan-peraturan
dan
disiplin
dengan
mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak. 3) Hubungan antara keluarga saling menghormati dan harmonis. 4) Adanya komunikasi dua arah. 5) Memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh pengertian dan bukan mendikte.
25
6) Keinginan dan pendapat anak diperhatikan, apabila sesuai dengan norma-norma dan kemampuan orang tua. Pola asuh demokratis ini lebih ideal dibandingkan pola asuh yang lainnya, walaupun tak ada orang tua yang menggunakan salah satu pola asuh saja, tetapi pola asuh demokratis lebih dominan dibanding pola asuh lainnya. Dampak positif dari pola asuh ini lebih banyak daripada pola asuh yang lainnya, karena menurut Dariyo (2004: 98) pola asuh demokratis menyebabkan anak menjadi seorang individu yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakantindakannya, tidak munafik, dan jujur. Namun, disisi lain anak akan cenderung merongrong kewibawaan otoritas orang tua, jika segala sesuatu harus dipertimbangkan antara anak dan orang tua. Menurut Idris dan Jamal (1992: 88) dampak dalam pembentukan watak anak dengan pola asuh demokratis antara lain: 1) Anak akan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2) Daya kreatif anak menjadi lebih besar dan daya ciptanya kuat. 3) Anak akan patuh, hormat, dan penurut dengan sewajarnya. 4) Sifat kerjasama, hubungan yang akrab dan terbuka sangat cocok dengan perkembangan jiwa anak, apalagi dalam belajar, besar kemungkinan dia akan berhasil sesuai dengan kemampuannya. 5) Anak akan menerima orang tuanya sebagai orang tua yang berwibawa. 6) Anak mudah menyesuaikan diri.
26
7) Anak
mudah
mengeluarkan
pendapat
dalam
diskusi
dan
pertemuan. 8) Anak merasa aman karena diliputi oleh rasa cinta kasih dan merasa diterima oleh orang tuanya. 9) Anak percaya diri dengan wajar dan disiplin serta sportif. 10) Anak bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. 11) Anak hidup dengan penuh gairah dan optimis. c. Pola Asuh laissez faire Pola asuh laissez faire adalah cara mendidik anak dimana anak dibiarkan bebas tanpa memberikan peraturan-peraturan (Munandar, 1982: 98). Sedangkan menurut Gunarsa dan Ny. Gunarsa (1995: 83) pola asuh laissez faire yaitu orang tua membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang memberikan batasan-batasan dari tingkah lakunya. Jadi pola asuh laissez faire ini orang tua membolehkan anaknya melakukan apa yang anak inginkan. Orang tua cenderung menuruti segala kemauan anak, sehingga anak bertindak semaunya tanpa pengawasan orang tua. Ciri-ciri pola asuh laissez faire antara lain: 1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitori dan membimbingnya. 2) Mendidik anak acuh tak acuh, bersikap pasif dan masa bodoh. 3) Mengutamakan kebutuhan material saja.
27
4) Membiarkan saja apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan dan norma-norma yang digariskan orang tua). 5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga (Idris dan Jamal, 1992: 89-90). Dalam pola asuh laissez faire ini, banyak dampak negatifnya, apalagi dampak dalam pembentukan watak anak yang dikemukakan Idris dan Jamal (1992: 90) sebagai berikut: 1) Anak kurang sekali menikmati kasih sayang orang tuanya. 2) Anak merasa kurang mendapat perhatian orang tuanya. 3) Anak sering mogok berbicara dan tak mau belajar. 4) Anak bertingkah laku sering menantang, berontak, dan keras kepala. 5) Anak kurang sekali memperhatikan disiplin. 6) Anak tidak mengindahkan tata cara dan norma-norma yang ada dalam lingkungannya. 7) Anak merasa tidak bertanggung jawab, apabila dia ditugaskan suatu pekerjaan tanpa bantuan orang lain. 8) Anak tidak disenangi teman-temannya sebab dia kaku dalam bergaul, mempunyai sifat-sifat acuh tak acuh dalam bergaul, dan tidak mempunyai disiplin. 3. Pentingnya pola asuh demokratis orang tua
28
Dari banyak pendapat yang ada, menurut para ahli pola pengasuhan yang ideal untuk perkembangan anak adalah pola pengasuhan demokratis. Adapun alasannya adalah sebagai berikut: a. Orang tua yang demokratis (otoritatif) memberi keseimbangan antara antara pembatasa dan otonomi/kebebasan, sedangkan di sisi lain memberi kesempatan pengembangan percaya diri, dan bisa mengatur standar, batasan, dan petunjuk bagi anak. Keluarga demokratis lebih dapat menyesuaikan diri dari siklus keluarga. b. Orang tua demokratis luwes dalam mengasuh anak. Mereka membentuk dan menyesuaikan tuntutan dan harapan yang sesuai dengan perubahan kebutuhan dan kompetensi anaknya. c. Orang tua demokratis lebih suka mendorong anak dalam perbincangan (verbal). Hal ini dapat mendukung perkembangan intelektual yang merupakan dasar penting bagi perkembangan kompetensi sosial. d. Diskusi dalam keluarga tentang pengambilan keputusan, aturan dan harapan yang diterangkan dapat membantu anak dalam memahami sistem sosial dan hubungan sosial. Hal ini juga memainkan peran, moral dan empati bagi orang tua. e. Keluarga demokratis dapat memberi stimulasi pemikiran pada anak, sehingga lebih bisa berkembang. f. Orang tua demokratis mengombinasikan kontrol seimbang dengan kehangatan, sehingga anak mengidentifikasi orang tuanya. Pada
29
umumnya orang tua
memperlakukan
anaknya dengan
penuh
kehangatan dan kasih sayang. g. Anak cenderung akan meniru kedua orang tuanya. h. Anak akan meneruskan praktik pola asuh orang tua yang demokratis pula. i. Orang tua merasa nyaman berada di sekitar anak yang bertanggung jawab dan bebas, sehingga mereka memperlakukan anak (dan remaja) dengan lebih hangat. Sebaliknya anak (dan remaja) yang baru lah akan membuat orang tuanya tidak berpikir panjang dan tidak sabar (Casmini, 2007). Dari alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh demokratis sangatlah penting karena mampu meningkatkan psikososial anak, lebih efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, lebih bisa memberikan kebebasan
anak
dalam
mengekspresikan
dan
mengaktualisasikan
potensinya, dan lebih cepat menuju ke arah kedewasaan (Mualifah, 2009: 52-53).
B. Sikap Birrul Walidain Anak 1. Pengertian birrul walidain Sebelum masuk ke pengertian birrul walidain, maka akan dijelaskan dahulu mengenai akhlak. Secara etimologi (lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
30
tabiat. Sedangkan secara terminologi (ishtilahan) yang dikutip dari beberapa definisi akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2007: 1-2). Salamulloh (2008) dalam bukunya “Hubungan Akhlak Vertikal” membagi hubungan akhlak vertikal menjadi sepuluh, antara lain: a. Akhlak kepada Allah Swt b. Akhlak kepada Nabi Muhammad Saw c. Akhlak anak kepada orang tua d. Akhlak orang tua kepada anak e. Akhlak antara guru dan murid f. Akhlak antara ulama dan umat g. Akhlak antara pemimpin dan rakyat h. Akhlak antara majikan dan pekerja i. Akhlak antara orang yang lebih tua dan yang lebih muda j. Akhlak kepada kaum yang terpinggir Sedangkan Ilyas (2007) dalam bukunya “Kuliah Akhlak” membagi akhlak menjadi 6, diantaranya: a. Akhlak terhadap Allah Swt b. Akhlak terhadap Rasulullah Saw c. Akhlak pribadi d. Akhlak dalam keluarga
31
e. Akhlak bermasyarakat f. Akhlak bernegara Masih banyak lagi pembahasan mengenai akhlak, akan tetapi penulis hanya akan membahas akhlak kepada orang tua yang biasa disebut dengan birrul walidain. Menurut bahasa, birrul walidain terdiri dari kata birrul dan al-walidain. Birrul atau al-birru artinya kebajikan (ingat penjelasan tentang al-birru dalam surat al-Baqarah ayat 177). Al-walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi, birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007: 147-148). Sedangkan menurut istilah, yaitu suatu tingkah laku baik berupa lisan maupun perbuatan yang tidak melanggar norma-norma agama, sehingga keduanya ridho (http://temuireng.wordpress.com), atau menurut pendapat lain yaitu memberi kebaikan atau berkhidmat kepada kedua orang tua serta menaati perintahnya (kecuali maksiat) dan mendoakan keduanya baik masih hidup maupun telah meninggal dunia. (http://ardiansyah89.wordpress.com). Berbuat baik kepada orang tua itu menunjukkan kebaktian anak kepada orang tuanya. Anak yang berbakti kepada orang tuanya akan menaati perintah kedua orang tuanya, kecuali dalam hal menyekutukan Allah dan dalam perbuatan maksiat. Berbakti kepada orang tua merupakan manifestasi akhlakul karimah. Ber-akhlakul karimah kepada orang tua hukumnya wajib. Jika seseorang
32
tidak berbakti kepada orang tua, apalagi mendurhakai orang tua, maka ia telah berdosa karena melanggar kewajiban yang dibebankan kepadanya. Seseorang disebut durhaka jika tidak mau berbakti kepada orang tua, atau menentang dalam hal kebaikan atau menyakiti hati mereka (Tono dkk, 2002: 103). 2. Kedudukan birrul walidain Allah sangat memuliakan dan mengagungkan terhadap hak-hak orang tua, sehingga perintah berbakti kepada orang tua ditempatkan pada posisi kedua setelah perintah menyembah kepada Allah. Di dalam Al-Qur’an disebutkan:
x8y‰ΨÏã £tóè=ö7tƒ $¨ΒÎ) 4 $Ζ≈|¡ômÎ) Èøt$Î!≡uθø9$$Î/uρ çν$−ƒÎ) HωÎ) (#ÿρ߉ç7÷ès? āωr& y7•/u‘ 4|Ós%uρ $yϑßγ©9 ≅è%uρ $yϑèδöpκ÷]s? Ÿωuρ 7e∃é& !$yϑçλ°; ≅à)s? Ÿξsù $yϑèδŸξÏ. ÷ρr& !$yϑèδ߉tnr& uy9Å6ø9$# $VϑƒÌŸ2 Zωöθs% Artinya: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra’: 23) Menurut Ilyas, (2007: 148), birrul walidain menempati kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, antara lain:
33
a. Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an langsung sesudah perintah beribadah kepada-Nya sematamata atau sesudah larangan mempersekutukan-Nya. Allah berfirman:
4’n1öà)ø9$# “É‹Î/uρ $YΖ≈|¡ômÎ) Èøt$Î!≡uθø9$$Î/uρ ( $\↔ø‹x© ϵÎ/ (#θä.Îô³è@ Ÿωuρ ©!$# (#ρ߉ç6ôã$#uρ É=Ïm$¢Á9$#uρ É=ãΨàfø9$# Í‘$pgø:$#uρ 4’n1öà)ø9$# “ÏŒ Í‘$pgø:$#uρ ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ 4’yϑ≈tGuŠø9$#uρ tβ%Ÿ2 tΒ =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) 3 öΝä3ãΖ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒuρ È≅‹Î6¡¡9$# Èø⌠$#uρ É=/Ζyfø9$$Î/ #‘θã‚sù Zω$tFøƒèΧ Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An-Nisa: 36).
b. Allah Swt mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak. Allah berfirman:
}§øŠs9 $tΒ ’Î1 x8Îô³çFÏ9 š‚#y‰yγ≈y_ βÎ)uρ ( $YΖó¡ãm ϵ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ z≈|¡ΣM}$# $uΖøŠ¢¹uρuρ tβθè=yϑ÷ès? óΟçFΖä. $yϑÎ/ /ä3ã⁄Îm;tΡé'sù öΝä3ãèÅ_ötΒ ¥’n<Î) 4 !$yϑßγ÷èÏÜè? Ÿξsù ÖΝù=Ïã ϵÎ/ y7s9 Artinya: “Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 8) c. Allah meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah Swt. Allah berfirman:
34
’Îû …çµè=≈|ÁÏùuρ 9÷δuρ 4’n?tã $Ζ÷δuρ …絕Βé& çµ÷Fn=uΗxq ϵ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ z≈|¡ΣM}$# $uΖøŠ¢¹uρuρ çÅÁyϑø9$# ¥’n<Î) y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ’Í< öà6ô©$# Èβr& È÷tΒ%tæ Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman: 14) d. Rasulullah Saw meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah shalat tepat pada waktunya.
ﻲ ﻨِﺒﺖ ﺍﻟ ﺳﹶﺄﹾﻟ :ﻪ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﻨﻋ ﷲ ُ ﻲ ﺍ ﺿ ِ ﺭ ﻮ ٍﺩ ﻌ ﺴ ﻣ ﺑ ِﻦ ﷲ ِ ﺒ ِﺪ ﺍﻋ ﻤ ِﻦ ﺣ ﺮ ﺒ ِﺪ ﺍﻟﻋ ﻦ ﹶﺃِﺑﻲ ﻋ ﻋﹶﻠﻰ ﻼ ﹸﺓ ﺼﹶ ﹶﺍﻟ:ﻌﹶﻠﻰ؟ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﺗ ﷲ ِ ﺐ ِﺇﹶﻟﻰ ﺍ ﺣ ﻤ ِﻞ ﹶﺃ ﻌ ﻱ ﺍﹾﻟ ﹶﺃ:ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﷲ ُ ﺻﱠﻠﻰ ﺍ ﷲ ِ ﻴ ِﻞ ﺍﺳِﺒ ﺩ ِﻓﻰ ﻬﺎ ﳉ ﻱ؟ ﹶﺍ ِﹾ ﻢ ﹶﺃ ﹸﺛ:ﺖ ﹸﻗ ﹾﻠ.ﻳ ِﻦﺪ ﻮِﻟ ﺮﺍﹾﻟ ِﺑ:ﻱ؟ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﻢ ﹶﺃ ﹸﺛ:ﺖ ﹸﻗ ﹾﻠ.ﻬﺎ ﻭ ﹾﻗِﺘ ()ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ Artinya: Diriwayatkan dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah ibn Mas’ud RA, dia berkata: “Aku bertanya kepada Nabi Saw, Apa amalan yang paling disukai oleh Allah Swt?” Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa?” Beliau menjawab : “Birrul walidain.” Kemudian aku bertanya lagi: “Seterusnya apa?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.” (HR. Muttafaqun ‘alaih). e. Rasulullah meletakkan ‘uququl walidain (durhaka kepada kedua orang tua) sebagai dosa besar nomor dua sesudah syirik.
ﺻﱠﻠﻰ ﷲ ِ ﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ:ﻪ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﻨﻋ ﷲ ُ ﻲ ﺍ ﺿ ِ ﺭ ﺙ ِ ﺤﺎ ِﺭ ﺑ ِﻦ ﺍﹾﻟ ﻴ ِﻊﻧ ِﻔ ﺮ ﹶﺓ ﺑ ﹾﻜ ﻲ ﻦ ﹶﺍِﺑ ﻋ ﻭ : ﹶﻗﺎ ﹶﻝ،ﷲ ِ ﺳﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺭ ﻳﺎ ﺑﹶﻠﻰ :ﻨﺎﻼﺛﹰﺎ ﹸﻗ ﹾﻠ ﺒﺎِﺋ ِﺮ؟ ﹶﺛ ﹶﺒ ِﺮ ﺍﹾﻟ ﹶﻜﻢ ِﺑﹶﺄ ﹾﻛ ﺒﹸﺌ ﹸﻜﻧ ﹶﺃﹶﻟﺎ ﹸﺍ:ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﷲ ُﺍ
35
ﻭ ِﺭ ﺰ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟ ﻭﹸﻗ ، ﹶﺃﹶﻟﺎ:ﺲ ﹶﻓ ﹶﻘﺎ ﹶﻝ ﺠﹶﻠ ﺘ ِﻜﹰﺌﺎ ﹶﻓﻣ ﻭ ﹶﻛﺎ ﹶﻥ .ﻳ ِﻦﺪ ﻮﺍِﻟ ﻕ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻋ ﹸﻘ ﻭ ﷲ ِ ﻙ ِﺑﺎ ﺮﺍ ﺷ ﹶﺍﹾﻟِﺈ (ﺖ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺳ ﹶﻜ ﻪ ﺘﻴ ﹶﻟ:ﻨﺎﺘﻰ ﹸﻗ ﹾﻠﺣ ﻫﺎ ﺭ ﺮ ﻳ ﹶﻜ ﺯﺍ ﹶﻝ ﻤﺎ ﻭ ِﺭ ﹶﻓ ﺰ ﺩ ﹸﺓ ﺍﻟ ﻬﺎ ﺷ ﻭ Artinya: Diriwayatkan oleh Abu Bakrah Nufa’i ibn al-Harits ra, dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Tidakkah akan aku beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau mengulangi lagi pertanyaan tersebut tiga kali. Kemudian para sahabat mengiyakan. Lalu Rasulullah Saw menyebutkan: “Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada ibu bapak.” Kemudian beliau merubah posisi duduknya yang semula bersitelekan menjadi duduk biasa dan berkata lagi: “Begitu juga perkataan dan sumpah palsu.” Beliau mengulangi lagi hal yang demikian hingga kami mengharapkan mudah-mudahan beliau tidak menambahkannya lagi (HR. Muttafaqun ‘alaih). f. Rasulullah Saw mengaitkan keridhaan dan kemarahan Allah dengan keridhaan dan kemarahan orang tua. Beliau bersabda:
ﻮﺍِﻟ ِﺪ )ﺭﻭﻩ ﻂ ﺍﹾﻟ ِﺨ ﺳ ﺏ ِﻓﻰ ﺮ ﻂ ﺍﻟ ﺨﹸ ﺳ ﻭ ،ﻮﺍِﻟ ِﺪ ﺿﻰ ﺍﹾﻟ ﺏ ِﻓﻰ ِﺭ ﺮ ﺿﻰ ﺍﻟ ِﺭ (ﺍﻟﺘﺮﻣﻴﺬﻯ Artinya: “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemarahan Rabb (Allah) ada pada kemarahan orang tua (HR. Tirmidzi). Demikian Allah dan rasul-Nya menempatkan posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi yang sangat mulia, dan durhaka kepada keduanya menempati posisi yang sangat hina. Hal demikian mengingatkan kita betapa besar jasa dan perjuangan
36
seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat, dan mendidik anaknya. Sedangkan bapak sekalipun tidak ikut mengandung dan menyusui, tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri, bahkan sampai waktu yang tidak terbatas. Maka sangat wajar, normal dan logis kalau anak dituntut untuk berbuat kebaikan sebaik-baiknya kepada kedua orang tuanya dan dilarang keras untuk mendurhakai keduanya. 3. Bentuk-bentuk birrul walidain Akhlak terhadap orang tua atau birrul walidain menurut Ali (2008: 357) antara lain : a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya. b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang. c. Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata yang lemah lembut. d. Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya. e. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia. Sedangkan menurut Salamulloh (2008: 67), terdapat beberapa tuntunan akhlak yang perlu dipahami oleh setiap anak dalam berinteraksi dengan orang tuanya. Diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mencukupi kebutuhan orang tua
37
Akhlak ini berlaku kepada anak yang sudah mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Karena menginfakkan harta yang paling utama adalah kepada orang tua. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman :
tÎ/tø%F{$#uρ Èøy‰Ï9≡uθù=Î=sù 9öyz ôÏiΒ ΟçFø)xΡr& !$tΒ ö≅è% ( tβθà)ÏΖム#sŒ$tΒ štΡθè=t↔ó¡o„ ϵÎ/ ©!$# ¨βÎ*sù 9öyz ôÏΒ (#θè=yèøs? $tΒuρ 3 È≅‹Î6¡¡9$# Èø⌠$#uρ ÈÅ3≈|¡pRùQ$#uρ 4’yϑ≈tGuŠø9$#uρ ÒΟŠÎ=tæ Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 215). b. Melayani orang tua ketika diperlukan Melayani orang tua memiliki bobot ibadah kepada Allah, terutama ketika orang tua sangat membutuhkan. c. Memenuhi panggilan orang tua Ketika orang tua memanggil sang anak, biasanya mereka memerlukan sesuatu. Karena itu anak wajib menjawab dan memenuhi panggilan mereka. d. Patuh menjalankan perintah orang tua Selagi perintah itu tidak untuk menyekutukan Allah dan perbuatan maksiat, hukumnya wajib. Seperti dalam QS. Luqman ayat 15, disebutkan :
38
( $yϑßγ÷èÏÜè? Ÿξsù ÖΝù=Ïæ ϵÎ/ y7s9 }§øŠs9 $tΒ ’Î1 š‚Íô±è@ βr& #’n?tã š‚#y‰yγ≈y_ βÎ)uρ ¥’n<Î) ¢ΟèO 4 ¥’n<Î) z>$tΡr& ôtΒ Ÿ≅‹Î6y™ ôìÎ7¨?$#uρ ( $]ùρã÷ètΒ $u‹÷Ρ‘‰9$# ’Îû $yϑßγö6Ïm$|¹uρ tβθè=yϑ÷ès? óΟçFΖä. $yϑÎ/ Νà6ã∞Îm;tΡé'sù öΝä3ãèÅ_ötΒ Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 15) e. Berbicara kepada orang tua dengan bahasa yang sopan dan lemah lembut Salah satu wujud penghormatan anak kepada orang tua adalah bertutur kata yang baik. Jangan sampai menyakiti hati mereka dengan kata-kata yang kasar. f. Merendahkan tubuh di hadapan orang tua dan berjalan di belakangnya Anak harus berlaku sopan kepada orang tuanya, seperti dijelaskan dalam lanjutan surat al-Isra ayat 23 didepan sebagai berikut :
’ÎΤ$u‹−/u‘ $yϑx. $yϑßγ÷Ηxqö‘$# Éb>§‘ ≅è%uρ Ïπyϑôm§9$# zÏΒ ÉeΑ—%!$# yy$uΖy_ $yϑßγs9 ÙÏ÷z$#uρ ∩⊄⊆∪ #ZÉó|¹ ”Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". Artinya:
g. Mendoakan orang tua
39
Mendoakan orang tua adalah kewajiban seorang anak, baik ketika mereka masih hidup atau sudah meninggal. h. Meminta izin kepada orang tua ketika hendak melakukan apapun Ketika hendak melakukan apapun, hendaknya anak meminta izin dahulu kepada orang tuanya. Tentang izin anak kepada orang tua, disinggung oleh Allah sebagai berikut:
šÏ%©!$# tβx‹ø↔tGó™$# $yϑŸ2 (#θçΡÉ‹ø↔tFó¡u‹ù=sù zΟè=ßsø9$# ãΝä3ΖÏΒ ã≅≈xôÛF{$# x@n=t/ #sŒÎ)uρ ÒΟŠÅ6ym íΟŠÎ=tæ ª!$#uρ 3 ϵÏG≈tƒ#u öΝà6s9 ª!$# ßÎit7ムšÏ9≡x‹x. 4 öΝÎγÎ=ö6s% ÏΒ Artinya: “Dan apabila anak-anakmu Telah sampai umur balig, Maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur: 59). i. Menyambut kedatangan orang tua dengan penuh hormat Menyongsong kedatangan orang tua dengan berdiri merupakan salah satu akhlak anak kepada orang tua. j. Bakti anak kepada orang tua yang sudah meninggal Menurut Ilyas (2007: 156) setelah orang tua meninggal dunia, birrul walidain masih bisa diteruskan dengan cara antara lain: 1) Menyelenggarakan jenazahnya dengan sebaik-baiknya 2) Melunasi hutang-hutangnya 3) Melaksanakan wasiatnya 4) Meneruskan silaturrahim yang dibinanya di waktu hidup 5) Memuliakan sahabat-sahabatnya 6) Mendoakannya.
40
C. Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua terhadap Sikap Birrul Walidain Anak Para ahli selama ini (Gunarsa dan Gunarsa, 1995: Helm dan Tunner, 1995; Papalia, Olds dan Feldman, 1989) mengemukakan bahwa pola asuh dari orang tua amat mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak (Dariyo, 2004 : 97). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua itu mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak. Jadi, apapun pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, maka akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak. Banyak pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mengasuh anaknya karena biasanya orang tua tidak hanya mengunakan salah satu dari pola asuh saja,kebanyakan para orang tua mengunakan pol asuh demokratis maka dari itu penulis akan meneliti berapa besar pola asuh orang. Sedangkan untuk pengaruhnya, penulis akan meneliti perilaku anak. banyak sekali perlaku yang ditimbulkan dari pola asuh orang tua tapi penulis akan mencoba meneliti pengaruhnya terhadap perilaku anak kepada orang tua atau bisa disebut akhlak anak terhadap orang tua. Karena kemungkinan besar ada pengaruhnya akan tetapi kita belum tau tingkat pola asuh orang tua dan sikap birul walidain anak serta seberapa besar penggaruhnya. Dari paparan diatas penulis ingin mengetahui pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birul walidain anak yang akan dilakukan penelitian di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang.
41
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang merupakan sekolahan yang setara dengan SMP. MTs Ma’arif 3 berdiri tahun 2002 yang diprakarsai oleh dua lembaga yaitu Lembaga Pendidikan Majelis Wakil Cabang Nahdathul Ulama (MWCNU) Kecamatan Grabag, Kabupaten Semarang, yang di ketuai oleh Bapak H. Asharri S,Sos dan Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang diketuai oleh Bapak KH. Farhan Ma’mun. Para prakarsa kemudian membentuk panitia pendiri yang diketuai oleh Bapak H. Sutaryono, dengan sekertaris Bapak Drs. Dwi Adi Satriyanto dan bendahara Bapak H. Munir. Para panitia kemudian menunjuk pengelola MTs selaku kepala sekolah Bapak H. Aris Djawadir. Bapak H. Aris Djawadir adalah kepala sekolah pertama dan sampai sekarang beliau masih menjabatnya. 2. Letak Geogafis MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang terletak didaratan tinggi pedesaan, tepatnya di Desa Kleteran Kec. Grabag Kab. Magelang. Adapun batas geogarafisnya adalah sebagai berikut: a) Sebelah utara dibatasi oleh jalan Sunan Geseng. b) Sebelah selatan dibatasi oleh Makam Desa Kleteran. c) Sebelah timur dibatasi oleh persawahan.
42
d) Sebelah barat dibatasi oleh Dusun Kleteran. 3. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Semarang. Adapun visi, misi, dan tujuan MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang adalah sebagai berikut: a. Visi Madrasah “Mengembangkan pendidikan Islam dalam mewujudkan Individuindividu berilmu, beriman, bertakwa serta berakhlak mulia menuju terciptanya masyarakat Madani”. b. Misi Madrasah 1) Unggul dalam berprestasi. 2) Trampil dalam berkarya. 3) Santun dalam budi pekerti. 4) Disiplin yang tinggi. 5) Menjalankan syariat Islam sesuai ajaran ahlu sunnah wal jami’ah. c. Tujuan Madrasah 1) Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 2) Menghasilkan peserta didik berprestasi dan kopentitif. 3) Mencetak
peserta
didik
yang
terampil
sesuai
dengan
taraf
pendidikanya. 4) Mengembangkan jiwa sosio-religi peserta didik. 5) Membangun semangat peserta didik dalam berbangsa dan bernegara. 4. Struktur Organisasi MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang.
43
Setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi, karena sangat penting dan dibutuhkan agar keterlibatan dan kerapian organisasi dapat teerkoordinasi dengan baik. Adapun struktur organisasi MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun ajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: TABEL I Struktur Organisasi MTs 3 Grabag Kab. Magelang tahun pelajaran 2011/2012. NO
JABATAN
NAMA
1
Kepala Madrasah
H. Aris Djawadir
2
Wakil Kepala
Muhammad Ansori
3
Waka Kurikulum
M. Dwi Anwar Khalid, S.Pd.I
4
Waka Kesiwaan
Andri Saputra, S.Pd. I
5
Waka Humas
Supardi, A.Ma
6
Waka Sapras
Agus Muhammad
7
Wali Kelas VII A
Ika Sari Kadiningrum, S.Pd
8
Wali Kelas VII B
Isti Zakiyatul A, S.Pd.I
9
Wali Kelas VII C
Fakriyati, S.Tp.
10
Wali Kelas VIII A
Ismah, S.Pd.I
11
Wali Kelas VIII B
Eko Cahyuningsih, S.Sos
12
Wali Kelas VIII C
Fajriyah Aeny, S.Pd
13
Wali Kelas IX A
M. dwi Anwar Kholid, S.Pd.I
14
Wali Kelas IX B
Ibnu Mas’ud, S.Pd.I
44
15
Wali Kelas IX C
Agus Muhammad
16
Wali Kelas IX D
Andri Saputra, S.Pd.I
5. Data Keadaan Guru dan Karyawan a. Keadaan Guru Bahwasanya kondisi semua kepegawaian di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang rata- rata berstatus tidak tetab. Data jumlah kepegawean Bedasarkan jabatannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL II Data Jumlah Kepegawan Berdasarkan Jabatanya Keterangan NO
JABATAN
Jumlah L
1. Kepala Sekolah
1
2.
12
Guru
3. T. Administrasi
P 1 10
22
3
3
TOTAL
26
Adapun data guru di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang adalah sebagai berikut:
45
TABEL III Data Guru NO
NAMA
MAPEL/ TUGAS LAIN
1.
H. Aris Djawadir
Kepala Madrasah dan BP
2.
Andri Saputra, S. Pd.I
3.
Arzan Mujahidin, A.Ma
KTK
4.
Supardi, S.Pd
IPA
5.
Pramono, A.Ma
Bhs. Arab
6.
Thomas Yanto, A.Ma
Penjaskes
7.
Andy Mustofa, S.Pd.I
Bhs. Jawa
8.
Agus Muhammad
9.
Idariyah, A.Ma
10.
Siti zakiyatul. A, S.Pd.I
11.
Indrawati, S.Pd.I
PKN
12.
Yudhi Krisnanto, S.Pd
IPA
13.
Ika Sari Kardiningrum, S.Pd
14.
Fakhriyati, S.Tp
15.
Fajriyah Aeny, S.Pd.I
16.
fathkhurrohman
17.
Ismah, S.Pd.I
Bhs. Indonesia
18.
Eko Cahyoningsih, S.Sos.I
Aqidah Akhlak
19.
Ibnu Mas’ud, S.Pd.I
Matemateka
Fiqih Bhs. Indonesia Matematika
Bhs. Inggris IPS Quran hadis SKI
Bhs. Inggris
46
20.
Murtianingsih
PKN
21.
Rahmad Tri Kuncoro
22.
Suciati, S.Pd
23.
M. Dwi Anwar K, S.Pd.I
Penjaskes Bhs. Inggris IPA
b. Keadaan Karyawan Karyawan di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang hanya ada tiga tenaga kerja administrsi diantarnya sebagai berikut: TABEL IV Data Karyawan NO
NAMA
JENIS PEKERJAAN
1.
Muhammad Ansori
Tenaga Administrasi
2.
Ahmad Jauhari
Tenaga Administrasi
3.
Purnomo
Tenaga Administrasi
6. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah a. Keadaan Siswa Siswa Mes Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang berjumlah 422 siswa yang terdiri dari 3 kelas, dengan perincian sebagai berikut:
47
TABEL V Data Siswa NO
KELAS
L
P
JUMLAH
VII
58
78
136
VIII
73
53
126
IX
77
83
160
TOTAL
208
214
422
7. Data Fasilitas Madrasah Keadaan fasilitas di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang cukup memadai meskipun dapat dikatagorikan belum lengkap karena seolahan ini sedang berkembang. Adapun data fasilitas madrasah adalah sebagai berikut: TABEL VI Data Invetaris NO
NAMA BARANG
JUMLAH
1.
Meja Murid
220
2.
Kursi Murid
440
3.
Meja Guru
10
4.
Kursi Guru
10
5.
Meja Kepala Madrasah
1
6.
Kursi Kepala Madrasah
2
7.
Lemari
7
8.
Komputer
3
9.
Printer
2
48
10
LCD
1
11.
Televisi
2
B. Penyajian Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak. Untuk itu peneliti memberikan angket yang berisi 17 item soal berisi tentang pertanyaan variabel X (pola asuh demokratis). Sedangkan data variabel Y (birrul walidain) penulis menggunakan skala rating dengan 8 aspek yang diamati. 1. Data Nama Responden Adapun responden yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL VII Tabel Data Responden NO
NAMA RESPONDEN
KELAS
1.
Ria Listiana
VII
2.
Pur Wantiningsih
VII
3.
Dewi Riski Hidayanti
VII
4.
Lutfi Nur Latifah
VII
5.
Khoirul Umam
VII
6.
Arifan
VII
7.
Zumrotun Arifah
VII
49
8.
Fira Sofana Tuzzahrok
VII
9.
Siti Arifah
VII
10
Rendi Setiawan
VII
11.
Khusnia Waziroh
VII
12.
Nurul Huda
VII
13.
Arif Rohmawan
VII
14.
Andrian Rozakul Fatah
VII
15.
Eika Novianti
VII
16.
Farida Lestari
VII
17.
Uswatun Khasanah
VII
18.
Saefuniyati
VII
19.
Choirul Listiawati
VII
20.
Wahyu Nur’aini
VII
21.
Asna Nasiha
VIII
22.
Dewi Widiastutik
VIII
23.
Sri Purwaningsih
VIII
24.
Muryatiningsih
VIII
25.
Anur Khuzaemah
VIII
26.
Muhammad Rochimin
VIII
27.
K. Naim
VIII
28.
Slamet
VIII
29.
Meyca Dwi Aris Dayanti
VIII
50
30.
Istirokah
VIII
31.
Ubaidillah Ahmad
VIII
32.
Arif Irfan Nudin
VIII
33.
Astiwik
VIII
34.
Doni Khoirul Umam
VIII
35.
M. Naufal Marom
VIII
36.
Nur Inayah
VIII
37.
Dimas Swandaru
VIII
38.
M. Toifur Rohman
VIII
39.
Wanta Dwi Prayetno
VIII
40.
Achmad Choirul Anam
VIII
41.
Nilla Sya’baniyah
IX
42.
Muhammad Khoirul Muna
IX
43.
Ricky Kurniawan
IX
44.
Ahmad Shobikhin
IX
45.
Ahmad Baihaqi
IX
46.
Arie Listiyawan
IX
47.
Arsi Rizkiyani
IX
48.
Isneini Latifah
IX
49.
Siti Solekah
IX
50.
Nur Zazimah
IX
51.
Siti Arofah
IX
51
52.
Ahmad Nur Hakim
IX
53.
Chusnur Mahmud
IX
54.
Khimayatul Waaqi
IX
55.
Zuliyati
IX
56.
M. Erza Prayogi
IX
57.
Dewi Nurhayati
IX
58.
Fita Finnisa
IX
59.
Siti Musyarofah
IX
60.
Dany Septiyanto
IX
2. Data Tentang Pola Asuh Demokratis Orang Tua MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang. Data tentang pola asuh demokratis orang tua diperoleh dari hasil anket sebanyak 17 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan menentukan jawaban dari responden. Setiap pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban a, b, c, dan d dengan penilaian yang berbeda, penulis membuat penilaian sebagai berikut: - Untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9, dan 10 jawaban a dan b diberi nilai 3, jawaban c diberi nilai 2, dan jawaban d diberi nilai 1. - Untuk nomor 5, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, dan 17 jawaban c dan d diberi nilai 1, jawaban b diberi nilai 2, serta jawaban a diberi nilai 3. Adapun tabulasi jawaban angket dari responden tentang pola asuh demokratis orang tua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
52
TABEL VIII Tabulasi Jawaban Angket tentang Pola Asuh Demokratis Orang Tua Item Soal NO Resp 1 2 3 4 5 6 7
Nilai 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17
1.
b d c d a b a
a
c
d
a
a
a
b
b
a
c
39
2.
c b c b c a a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
46
3
d c b b a d a
a
c
a
a
a
a
b
b
a
c
41
4.
c d c d b c b
a
c
b
b
b
b
c
d
d
d
29
5.
c c b b a c a
b
b
a
a
a
a
b
b
b
d
42
6.
c c b b a c a
b
b
a
a
a
a
b
b
b
d
42
7.
d c a c a c b
a
c
a
a
a
a
c
a
c
b
39
8.
b d c d a b a
a
c
d
a
a
a
b
b
a
c
39
9.
d b c a d a a
d
a
a
a
a
b
a
a
a
a
43
10.
b a b a a b b
a
b
b
b
a
a
b
a
b
c
45
11.
d c a c a a a
d
b
d
a
a
a
b
a
a
a
42
12.
c d b b a c a
b
a
a
a
a
b
a
a
b
c
43
13
b a d c a d a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
c
43
14.
b a d c a a a
a
a
a
a
a
c
a
a
a
d
44
15.
c a c d d a a
a
c
a
b
b
b
a
b
b
b
38
16.
d b c a c a a
c
c a
a
a
a
a
a
a
a
45
17.
d a c c b c a
a
a
b
a
a
a
b
a
a
44
a
53
18.
a a c b b c a
a
c
a
a
b
a
b
b
c
b
41
19.
c b c b c d a
b
b
c
b
c
a
d
a
a
b
37
20.
d d b d c d c
c
d
d
c
d
b
d
d
d
d
20
21.
a a c b a c c
b
c
a
a
a
a
b
a
c
c
39
22.
b b b b a a a
a
c
a
b
a
a
a
b
b
b
46
23.
c a a d a c b
b
c
a
b
b
a
a
a
b
a
41
24.
d c c a a c a
c
b
b
a
b
a
b
b
c
b
38
25.
d c c b a c a
c
c
a
b
b
a
a
b
c
b
37
26.
b a c b a a a
a
c
a
b
a
a
a
b
b
c
44
27.
c c a c a d b
a
c
a
a
a
b
a
b
b
b
40
28.
a c c d a d a
a
d
a
a
a
a
b
c
c
a
38
29.
d b c b a a a
a
c
a
b
b
a
b
b
b
b
41
30.
a a c c c d a
a
d
a
a
c
d
c
a
d
b
34
31.
d b c b a c b
a
b
b
a
a
a
b
b
b
c
41
32.
b b b a a b a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
d
49
33.
b a b a b c a
a
c
a
b
c
b
c
b
c
b
44
34.
c c a d a c a
a
c
a
c
a
a
b
c
b
d
43
35.
d a b b a b a
a
c
a
a
b
c
b
c
a
b
41
36.
b a c a b a b
a
a
b
a
a
b
a
a
a
c
45
37.
c a b c c b a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
c
44
38.
c a a c a c a
c
a
c
a
a
b
b
b
b
a
41
39.
a c c c b d a
a
b
a
a
b
b
b
c
b
a
39
54
40.
c b b c a c b
a
c
a
b
a
b
b
c
a
b
40
41.
c c a c a c b
a
c
b
a
b
a
a
b
b
b
41
42.
c a c c a d b
a
c
a
c
a
a
a
a
b
b
40
43.
b c c c c d c
b
d
c
c
a
b
b
b
b
a
32
44.
b a a b a a a
c
a
a
a
a
a
a
a
a
c
47
45.
c d a a d c a
a
c
a
a
a
a
b
d
d
a
39
46.
c c c d b d c
b
c
c
a
b
a
b
c
b
d
31
47.
c c a c b c b
a
c
c
b
a
a
b
b
b
a
38
48.
c b a c b b a
a
c
a
b
a
a
b
d
a
a
43
49.
d a a b a c b
a
a
b
b
b
a
b
b
b
b
41
50.
d a b b b c b
b
b
b
b
a
a
b
c
b
a
40
51.
c c c c a c a
a
b
a
a
a
b
b
b
b
b
41
52.
a a c c b c b
a
c
a
b
a
a
b
c
b
d
39
53.
c c b b b c b
a
c
a
b
a
b
b
b
d
b
39
54.
d d c c a d a
a
d
a
a
a
a
c
d
d
a
35
55.
b c c b d c a
c
a
b
b
b
a
c
c
b
d
35
56.
d c a a b c b
b
c
a
c
b
b
a
a
b
c
36
57.
c b a c a b a
b
a
a
a
b
d
c
d
a
a
41
58.
c c a c a c a
a
c
a
a
a
a
b
a
a
b
44
59.
d d c c c d a
b
d
a
d
b
b
c
d
d
a
28
60.
b a c b a c b
b
a
a
a
c
c
b
c
b
a
39
55
3. Data Tentang Sikap Birrul walidain Anak MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang. Untuk mengetahui variasi sikap birrul walidain anak MTs Ma’arif Grabag Kab. Magelang penulis menggunakan skala rating melalui orang tuanya. Adapun nilai dan klasifikasinya ialah: - Nilai 3 untuk jawaban A (Baik) - Nilai 2 untuk jawaban B (Cukup) - Nilai 1 untuk jawaban C (Kurang) Data jawaban skala rating dari orang tua responden tentang sikap birrul walidain anak yang terdiri dari 8 aspek yang diamati adalah sebagai berikut: TABEL IX Data Birrul Walidain Anak Aspek Yang Diamati
NO
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
A
A
A
A
A
B
A
A
23
2.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
3.
A
A
B
C
A
A
A
A
21
4.
C
C
B
B
B
C
A
B
14
5.
A
A
A
A
A
A
A
B
23
6.
A
B
B
A
A
B
A
B
23
7.
A
A
A
A
A
A
A
A
20
8.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
Resp
56
9.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
10.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
11.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
12.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
13.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
14.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
15.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
16.
A
A
A
B
B
A
A
A
22
17.
A
B
B
B
A
A
A
A
21
18.
B
B
B
B
B
B
A
B
17
19.
A
A
A
A
B
B
A
A
22
20.
B
B
B
B
B
B
B
C
16
21.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
22.
A
A
B
A
A
A
A
A
23
23.
A
A
B
B
B
B
B
A
19
24.
B
B
B
B
B
B
A
B
17
25.
B
B
B
B
B
B
A
A
18
26.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
27.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
28.
A
A
A
B
A
A
A
A
23
29.
A
A
B
A
A
A
A
A
23
30.
A
A
A
A
A
B
A
A
23
57
31.
A
A
B
A
A
A
B
A
22
32.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
33.
B
A
B
B
B
B
B
B
17
34.
A
B
B
A
B
B
B
A
19
35.
A
A
A
A
A
B
A
B
22
36.
A
A
A
B
A
A
A
B
22
37.
A
A
A
A
A
B
A
A
23
38.
A
A
B
B
A
B
B
A
20
39.
B
B
B
B
B
C
B
B
15
40.
A
A
A
A
B
A
A
B
22
41.
A
B
B
B
A
A
A
B
20
42.
B
A
A
B
B
A
A
A
21
43.
A
A
A
B
A
B
A
A
22
44.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
45.
A
A
A
B
A
B
A
A
22
46.
A
A
A
A
A
B
A
A
23
47.
A
B
B
B
B
B
A
A
20
48.
A
A
A
B
B
A
A
A
22
49.
B
A
A
A
A
A
A
A
23
50.
A
A
A
A
A
A
B
A
23
51.
A
A
B
A
A
A
A
A
23
52.
B
B
A
A
B
A
A
A
21
58
53.
B
A
B
B
A
A
A
B
20
54.
A
B
B
B
B
B
A
B
18
55.
A
A
A
A
A
A
A
A
24
56.
A
A
B
B
B
B
A
B
19
57.
A
B
B
A
A
A
B
B
20
58.
A
B
B
B
A
A
A
B
20
59.
A
B
B
B
B
B
A
B
18
60.
B
B
B
A
B
C
B
B
16
59
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah mengadakan analisis data. Analisis data ini dilakukan dalam rangka memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang dipertanyakan dan untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan. A. Analisis Data Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh pola asuh demokratis orang tua dengan sikap birrul walidain anak, maka data yang telah diperoleh akan dianalisis statistik. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan korelasi serial karena datanya adalah data ordinal (pola asuh demokratis orang tua) dan data interval (sikap birrul walidain anak). Dalam penelitian ini menggunakan 3 kategori, sehingga disebut dengan triserial yang rumusnya adalah sebagai berikut: rserial =
∑ {(Or − Ot )(M )} (Or − Ot )2 SDtot ∑ P
Keterangan: rserial
= koefisien korelasi serial
Or
= ordinat yang lebih rendah
Ot
= ordinat yang lebih tinggi
M
= mean
SDtot
= standar deviasi total
60
P
= proporsi dalam golongan (Hadi, 1981: 279) Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan tabel nilai pola asuh
demokratis orang tua, tabel sikap birrul walidain anak dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi serial variabel pola asuh demokratis orang tua dan sikap birrul walidain anak. 1. Data Tentang Pola Asuh Demokratis Orang Tua Untuk mengkategorikan atau membuat kategori pola asuh demokratis, maka perlu dicari lebar intervalnya dahulu, kategori yang digunakan penulis yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus: I=
R 3
Keterangan:
I = interval R = range
yaitu
data
yang
menyebar
dan
untuk
mendapatkan R dengan rumus R = H – L + I H = high ( skor tertinggi) alternatif jawaban a (3) x 17 soal = 51 L = low (skor terendah) alternatif jawaban c (1) x 17 soal = 17 Jadi R = 51 – 17 + 1 = 35 Jadi I = 35 : 3 = 11,67 = 12 Dari data yang dihasilkan di atas, maka d apat diklasifikasikan sebagai berikut:
61
41 – 52 = pola asuh demokratis orang tua tinggi (A) 29 – 40 = pola asuh demokratis orang tua sedang (B) 17 – 28 = pola asuh demokratis rendah (C) Adapun hasil jawaban angket yang dijawab responden tentang pola asuh demokratis orang tua dapat diklasifikasikan dalam tabel berikut ini: TABEL X Daftar Nilai dan Klasifikasi Hasil Angket Pola Asuh Demokratis Orang Tua Jawaban skor
No
NILAI Klasifikasi
Responden
A
B
C
3
2
1
1
9
4
4
27
8
4
39
B
2
13
3
1
39
6
1
46
A
3
10
4
3
30
8
3
41
A
4
2
8
7
6
16
7
29
B
5
9
7
1
27
14
1
42
A
6
9
7
1
27
14
1
42
A
7
8
6
3
24
12
3
39
B
8
9
4
4
27
8
4
39
B
9
12
2
3
36
4
3
43
A
10
12
4
1
36
8
1
45
A
11
11
3
3
33
6
3
42
A
12
10
6
1
30
12
1
43
A
13
12
2
3
36
4
3
43
A
14
13
1
3
39
2
3
44
A
15
6
9
2
18
18
2
38
B
16
12
4
1
36
8
1
45
A
17
11
5
1
33
10
1
44
A
18
8
8
1
24
16
1
41
A
19
7
6
4
21
12
4
37
B
62
20
1
1
16
3
2
15
20
C
21
9
4
4
27
8
4
39
B
22
12
5
-
36
10
-
46
A
23
8
8
1
24
16
1
41
A
24
7
7
3
21
14
3
38
B
25
6
8
3
18
16
3
37
B
26
11
5
1
33
10
1
44
A
27
7
9
1
21
18
1
40
B
28
9
3
5
27
6
5
38
B
29
8
8
1
24
16
1
41
A
30
7
3
7
21
6
7
34
B
31
9
6
2
27
12
2
41
A
32
16
-
1
48
-
1
49
A
33
7
7
3
27
14
3
44
A
34
7
6
4
27
12
4
43
A
35
10
4
3
30
8
3
41
A
36
12
4
1
36
8
1
45
A
37
12
3
2
36
6
2
44
A
38
8
8
1
24
16
1
41
A
39
7
8
2
21
16
2
39
B
40
7
9
1
21
18
1
40
B
41
7
10
-
21
20
-
41
B
42
8
7
2
24
14
2
40
B
43
3
9
5
9
18
5
32
B
44
15
-
2
45
-
2
47
A
45
9
4
4
27
8
4
39
B
46
2
10
5
6
20
5
31
B
47
4
13
-
12
26
-
38
B
48
10
6
1
30
12
1
43
A
49
8
8
1
24
16
1
41
A
63
50
8
7
2
24
14
2
40
B
51
7
10
-
21
20
-
41
A
52
7
8
2
21
16
2
39
B
53
6
10
1
18
20
1
39
B
54
8
2
7
24
4
7
35
B
55
6
6
5
18
12
5
35
B
56
5
9
3
15
18
3
36
B
57
10
4
3
30
8
3
41
A
58
10
7
-
30
14
-
44
A
59
3
5
9
9
10
9
28
C
60
8
6
3
24
12
3
39
B
Dari data di atas kemudian dimasukkan
dalam tabel
untuk
mengetahui seberapa tingkat pola asuh demokratis orang tua MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang seperti dibawah ini: TABEL XI Interval Pola Asuh Demokratis Orang Tua No
Nilai interval
Jumlah siswa
Klasifikasi
1
41 – 52
31
A. (Tinggi)
2
29 – 40
27
B. (Sedang)
3
17 – 28
2
C. (Rendah)
Demikian dapat diketahui bahwa: a. Untuk pola asuh demokratis orang tua yang mendapat nilai tinggi dengan interval 41 – 52 sebanyak 31 siswa. b. Untuk pola asuh demokratis orang tua yang mendapat nilai sedang dengan interval 29 – 40 sebanyak 27 siswa.
64
c. Untuk pola asuh demokratis orang tua yang mendapat nilai rendah dengan interval 17 – 28 sebanyak 2 siswa. Setelah mengetahui beberapa murid yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah, maka hasil dari masing-masing kategori tersebut diprosentasikan dengan menggunakan rumus: P=
F x100% N
Keterangan:
P = prosentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel
a. kategori A (tinggi):
31 x100% = 51,67% , jadi P = 51,67% 60
b. kategori B (sedang):
27 x100% = 45% , jadi P = 45% 60
c. kategori C (rendah):
2 x100% = 3,33% , jadi P = 3,33% 60
TABEL XII Prosentase Tingkat Pola Asuh Demokratis Orang Tua
Tingkat Pola Asuh
Batas skor
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
41 – 52
31
51,67%
Sedang
29 – 40
27
45%
Rendah
17 – 28
2
3,33%
60
100%
Demokratis Orang Tua
Jumlah
65
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Siswa yang mendapat nilai A pada tingkat pola asuh demokratis orang tua ada 31 siswa dengan prosentase 51,67%. b. Siswa yang mendapat nilai B pada tingkat pola asuh demokratis orang tua ada 27 siswa dengan prosentase 45%. c. Siswa yang mendapat nilai C pada tingkat pola asuh demokratis orang tua ada 2 siswa dengan prosentase 3,33%. 2. Data tentang Sikap Birrul walidain Anak. Penulis menyajikan data tentang variasi sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang dengan menggunakan skala rating aspek yang diamati dalam menentukan nilai dari sikap birrul walidain anak antara kain
terdapat 8 aspek yang diamati dengan
klasifikasi sebagai berikut: -
untuk jawaban A dengan skor 3 kategori baik
-
untuk jawaban B dengan skor 2 kategori cukup
-
untuk jawaban C dengan skor 1 kategori rendah Adapun jawaban dari masing-masing orang tua responden
mengenai sikap birrul walidain anaknya adalah sebagai berikut: TABEL XIII Data Sikap Birrul walidain Anak Nilai Item
No
Jumlah
Klasifikasi
3
23
A
3
24
A
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
1
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
66
3
3
3
2
1
3
3
3
3
21
A
4
1
1
2
2
2
1
3
2
14
B
5
3
3
3
3
3
3
3
2
23
A
6
3
3
3
3
3
3
3
2
23
A
7
3
2
2
3
3
2
3
2
20
A
8
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
9
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
10
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
11
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
12
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
13
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
14
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
15
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
16
3
3
3
2
2
3
3
3
22
A
17
3
2
2
2
3
3
3
3
21
A
18
2
2
2
2
2
2
3
2
17
B
19
3
3
3
3
2
2
3
3
22
A
20
2
2
2
2
2
2
2
1
16
B
21
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
22
3
3
2
3
3
3
3
3
23
A
23
3
3
2
2
2
2
2
3
19
B
24
2
2
2
2
2
2
3
2
17
B
25
2
2
2
2
2
2
3
3
18
B
26
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
27
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
28
3
3
3
2
3
3
3
3
23
A
29
3
3
2
3
3
3
3
3
23
A
30
3
3
3
3
3
2
3
3
23
A
31
3
3
2
3
3
3
2
3
22
A
32
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
67
33
2
3
2
2
2
2
2
2
17
A
34
3
2
2
3
2
2
2
3
19
B
35
3
3
3
3
3
2
3
2
22
A
36
3
3
3
2
3
3
3
2
22
A
37
3
3
3
3
3
2
3
3
23
A
38
3
3
2
2
3
2
2
3
20
A
39
2
2
2
2
2
1
2
2
15
B
40
3
3
3
3
2
3
3
2
22
A
41
3
2
2
2
3
3
3
2
20
A
42
2
3
3
2
2
3
3
3
21
A
43
3
3
3
2
3
2
3
3
22
A
44
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
45
3
3
3
2
3
2
3
3
22
A
46
3
3
3
3
3
2
3
3
23
A
47
3
3
2
2
2
2
3
3
20
A
48
3
3
3
2
2
3
3
3
22
A
49
2
3
3
3
3
3
3
3
23
A
50
3
3
3
3
3
3
2
3
23
A
51
3
3
2
3
3
3
3
3
23
A
52
2
2
3
3
2
3
3
3
21
A
53
2
3
2
2
3
3
3
2
20
A
54
3
2
2
2
2
2
3
2
18
B
55
3
3
3
3
3
3
3
3
24
A
56
3
3
2
2
2
2
3
2
19
B
57
3
2
2
3
3
3
2
2
20
A
58
3
2
2
2
3
3
3
2
20
A
59
3
2
2
2
2
2
3
2
18
B
60
2
2
3
2
2
1
2
2
16
B
68
Dari data di atas kemudian dihitung intervalnya, agar dapat diketahui berapa saja yang termasuk dalam kategori baik, cukup dan kurang. Rumus yang digunakan antara lain: I=
R 3
Keterangan: I= interval R= range yaitu data yang menyebar dan untuk mendapatkan R dengan rumus R = H – L + I H= high ( skor tertinggi) alternatif jawaban a (3) x 8 soal = 24 L = low (skor terendah) alternatif jawaban b (1) x 8 soal = 8 Jadi R = 24 – 8 + 1 = 17 Jadi I = 17 : 3 = 5,67 = 6 Dari hasil di atas, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
TABEL XIV Data Interval dan Klasifikasi Sikap Birrul walidain Anak
No
Nilai interval
Jumlah siswa
Klasifikasi
1
20 – 25
47
A. (baik)
2
14 – 19
13
B. (cukup)
3
8 – 13
-
C. (kurang)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Untuk sikap birrul walidain anak dengan kategori baik dengan interval 20 – 25 sebanyak 47 siswa.
69
b. untuk sikap birrul walidain anak dengan kategori cukup dengan interval 14 – 19 sebanyak 13 siswa. c. untuk sikap birrul walidain anak dengan kategori kurang dengan interval 8 – 13 tidak ada siswa. Hasil dari masing-masing kategori tersebut kemudian diprosentasikan dengan menggunakan rumus: P=
F x100% N
Keterangan: P = prosentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel a. Kategori A (baik)=
47 x100% = 78% , jadi P = 78,33% 60
b. Kategori B (cukup)=
c. Kategori C (kurang)=
13 x100% = 21,67% , jadi P = 21,67% 60 0 x100% = 0% , jadi P = 0% 60
Tabel XV Prosentase Sikap Birrul walidain Anak
No
Sikap Birrul walidain Anak
Batas Skor
Frekuensi
Prosentase
1
Baik (A)
20 – 25
47
78,33%
2
Cukup (B)
14 – 19
13
21,67%
3
Kurang (C)
8 – 13
-
0%
70
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Siswa yang mendapat nilai A dengan sikap birrul walidain baiki ada 47 siswa dengan prosentase 78,33% b. Siswa yang mendapat nilai B dengan sikap birrul walidainanak cukup ada 13 siswa dengan prosentase 21,67% c. Sedangkan siswa yang mendapat nilai C dengan sikap birrul walidain kurang tidak ada siswa jadi prosentasenya 0% B. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh demokratis orang tua dengan sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Semarang, maka langkah awal yang perlu disiapkan adalah menyusun t abel kerja seperti yang ada di bawah ini : TABEL XVI Tabel untuk Mengelompokkan antara Variabel Pola Asuh Demokratis Orang Tua (X) terhadap Sikap Birrul walidain Anak (Y) Pola Asuh Demokratis Sikap Birrul walidain Anak
No Orang Tua Responden Nilai
Klasifikasi
Nilai
Klasifikasi
1
39
B
23
Baik
2
46
A
24
Baik
3
41
A
21
Baik
4
29
B
14
Cukup
5
42
A
23
Baik
71
6
42
A
23
Baik
7
39
B
20
Baik
8
39
B
24
Baik
9
43
A
24
Baik
10
45
A
24
Baik
11
42
A
24
Baik
12
43
A
24
Baik
13
43
A
24
Baik
14
44
A
24
Baik
15
38
B
24
Baik
16
45
A
22
Baik
17
44
A
21
Baik
18
41
A
17
Cukup
19
37
B
22
Baik
20
20
C
16
Cukup
21
39
B
24
Baik
22
46
A
23
Baik
23
41
A
19
Cukup
24
38
B
17
Cukup
25
37
B
18
Cukup
26
44
A
24
Baik
27
40
B
24
Baik
72
28
38
B
23
Baik
29
41
A
23
Baik
30
34
B
23
Baik
31
41
A
22
Baik
32
49
A
24
Baik
33
44
A
17
Cukup
34
43
A
19
Cukup
35
41
A
22
Baik
36
45
A
22
Baik
37
44
A
23
Baik
38
41
A
20
Baik
39
39
B
15
Cukup
40
40
B
22
Baik
41
41
B
20
Baik
42
40
B
21
Baik
43
32
B
22
Baik
44
47
A
24
Baik
45
39
B
22
Baik
46
31
B
23
Baik
47
38
B
20
Baik
48
43
A
22
Baik
49
41
A
23
Baik
73
50
40
B
23
Baik
51
41
A
23
Baik
52
39
B
21
Baik
53
39
B
20
Baik
54
35
B
18
Cukup
55
35
B
24
Baik
56
36
B
19
Cukup
57
41
A
20
Baik
58
44
A
20
Baik
59
28
C
18
Cukup
60
39
B
16
Cukup
TABEL XVII Tabel Klasifikasi Sikap Birrul walidain Anak Polas Asuh Demokratis Orang Tua No Tinggi
Sedang
Rendah
1
24
23
16
2
21
14
18
3
23
20
4
23
24
5
24
24
6
24
22
74
7
24
24
8
24
17
9
24
18
10
24
24
11
22
23
12
21
23
13
17
15
14
23
22
15
19
20
16
24
21
17
23
22
18
22
22
19
24
23
20
17
20
21
19
23
22
22
21
23
22
20
24
23
18
25
20
24
26
24
19
27
22
16
28
23
75
29
23
30
20
31
20
Jumlah
685
562
34
N=60
Nt=31
Ns=27
Nr=2
P=1
Pt=0,52
Ps=0,45
Pr=0,03
Mt=22,10
Ms=20,81
Mr=17
TABEL XVIII Tabel Kerja Menentukan r Serial Golongan
N
P
Tinggi
31 0,52
Sedang
27 0,45
Rendah
2
0,03
Total
60
1
O
(Or-Ot)2
(Or − Ot )2
+0,39884 0,159073 -0,03308 -0,06804
(Or-Ot)
M
(Or-Ot).M
0,305910
22,10
+8,814364
0,109428
0,243173
20,81
-6,883948
0,004629
0,1543
17
-1,15668
P
0,39884 0,06804 0,703383
TABEL XIX Tabel Kerja Untuk Mencari Standar Daviasi Total No
X
X2
1
23
529
2
24
576
3
21
441
0,773736
76
4
14
196
5
23
529
6
23
529
7
20
400
8
24
576
9
24
576
10
24
576
11
24
576
12
24
576
13
24
576
14
24
576
15
24
576
16
22
484
17
21
441
18
17
289
19
22
484
20
16
256
21
24
576
22
23
529
23
19
361
24
17
289
25
18
324
77
26
24
576
27
24
576
28
23
529
29
23
529
30
23
529
31
22
484
32
24
576
33
17
289
34
19
361
35
22
484
36
22
484
37
23
529
38
20
400
39
15
441
40
22
484
41
20
576
42
21
484
43
22
529
44
24
576
45
22
484
46
23
529
47
20
400
78
48
22
484
49
23
529
50
23
529
51
23
529
52
21
441
53
20
400
54
18
324
55
24
576
56
19
361
57
20
400
58
20
400
59
18
324
60
16
256
1281
27763
SDtot =
27763 1281 − 60 60
2
= 462,71667 − 455,8225 = 6,89417 = 2,625675
rserial =
∑ {(Or − Ot )(M )} SD tot
(Or −Ot )2 P
∑
79
=
0,773736 (2,625675)(0,703383)
rserial = 0,4189478 Untuk mengetes signifikan korelasi serial di atas, dapat digunakan tabel harga kritik dari r product moment. Tetapi hasil yang diperoleh dengan rumus di atas dipandang overestimated, terlalu tinggi dibanding dengan r yang sebenarnya. Adapun faktor korelasinya disebutkan dalam rumus berikut ini: rch = rserial
(Or − Ot )2 ∑ P (Hadi, 1981: 364).
Akan tetapi rumus r serial yang dikoreksi dengan rumus tersebut menjadi underestimated (terlalu rendah dari r product moment). Oleh sebab itu hasilnya harus dikoreksi lagi karena Underestimated. Yaitu dengan tabel koreksi chotomisasi (Penggolongan). rch = rserial
(Or − Ot )2 ∑ P
rch = 0,4189478 0,703383 rch = 0,351
Dalam mengoreksi, karena chotomisasi terhadap rch = 0,351 kita perlu mengingat bahwa chotomisasi triserial menggunakan 3 kategori, maka dengan melihat tabel faktor koreksi karena penggolongan secara kasar pada
rch = 0,351 atau rch = 0,35 dalamm jumlah kategori =3
diperoleh hasil 1,099 (Hadi, 1981: 288-289). Jika faktor ini dikenankan pada rch = 0,351 maka hasilnya adalah (0,351 x 1,099) = 0,385749 hasil
80
akhir ini kita pandang ekuivalen dengan r product moment dan kita catat sebagai rxy = 0,386. kemudian hasil ini dikonsultasikan dengan tabel harga kritis r produc moment. Setelah data diuji dan hasil tesebut dikombinasikan dengan krirtis r product moment, dengan 60 siswa dengan taraf 5% diperoleh nilai dari r tabel = 0,254 dan signifikansi 1% diperoleh dari tabel 0,330 (Hadi, 1981: 360). Bila dibandingkan dengan ro maka: 0,386 > 0,254 dan 0,386 > 330, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Artinya: ada pengaruh yang signifikan pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011 dapat dibuktikan. Dengan demikian maka tingkat pola asuh demokratis orang tua mempengaruhi sikap birrul walidain anak. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pola asuh demokratis orang tua, maka semakin baik sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisa data yang telah terkumpul selanjutnya penulis sajikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011, dapat diketahui bahwa hasil akhirnya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan variasi pola asuh demokratis orang tua dapat diketahui: a. Tingkat pola asuh demokratis orang tua tinggi (kategori A) berjumlah 31 siswa atau 51,67% b. Tingkat pola asuh demokratis orang tua sedang (kategoriB) berjumlah 27 siswa atau 45% c. Tingkat pola asuh demokratis orang tua rendah (kategori C) berjumlah 2 siswa atau 3,33% Berdasarkan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pola asuh demokratis orang tua di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang mayoritas berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil angket sebanyak 31 siswa atau responden yang orang tuanya menggunakan pola asuh demokratis kategori tinggi atau menunjukkan prosentase 51,67% tingkat pola asuh demokratis tinggi.
81
82
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam mengungkapkan sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang dapat diketahui sebagai berikut: a. Siswa yang sikap birrul walidainnya baik sebanyak 47 siswa dengan prosentase 78,33% b. Siswa yang sikap birrul walidainnya cukup sebanyak 13 siswa dengan prosentase 21,67% c. Siswa yang sikap birrul walidainnya kurang adalah tidak ada dengan prosentase 0% Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap birrul walidain anak di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang dikategorikan baik karena hampir sebagian besar siswa termasuk kategori ini yaitu 47 siswa dengan taraf prosentase 78,33%, bahkan siswa yang memiliki sikap birrul walidain kurang tidak ada atau dengan prosentase 0%. 3. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dengan menggunakan rumus triserial diperoleh nilai 0,386. Jika dikonsultasikan dengan tabel harga kritis r product moment dengan batas perolehan harga N=60 dengan taraf 5% diperoleh nilai dari r tabel 0,254 dan signifikansi 1% diperoleh dari tabel 0,330, maka dibandingkan dengan ro yaitu 0,3867 > 0,254 dan 0,386 > 0,330, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian siswa yang pola asuh demokratis orang tuanya tinggi (31 siswa) diimbangi dengan sikap birrul walidain anak yang baik (47 siswa). Hal ini dapat dipahami bahwa ada pengaruh yang positif pola asuh demokratis
83
orang tua dengan sikap birrul walidain anak. Jadi teori di atas dapat dibuktikan di MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang tahun 2011. B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis kiranya ada yang dapat penulis sampaikan untuk: 1. Orang tua siswa MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang hendaknya orang tua memang harus memiliki pola asuh demokratis karena sangat berdampak positif pada anak, tidak hanya sikap birrul walidain anak saja tetapi juga dapat menumbuhkan sikap bertanggung jawab, memiliki kemungkinan berhasil secara intelektual dan sosial. 2. Siswa (anak) MTs Ma’arif 3 Garabag Kab. Magelang sebagai anak hendaknya memang harus berbakti kepada orang tua dan gurunya. Apalagi orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita sejak kecil dan kasih sayang mereka tidak terlewatkan untuk anaknya. Apapun keadaan orang tua, anak harus tetap berbakti kepada kedua orang tua, karena berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiba. 3. Guru MTs Ma’arif 3 Grabag Kab. Magelang sebagai guru hendaknya juga mendidik siswanya dengan cara yang demokratis pula, agar anak didiknya lebih kreatif, mandiri dan berakhlakul karimah.
84
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ali, Muhammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakart : Rajawali Pers Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta Barnadib, Sutari Imam. 1987. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidkan (FIP)-IKIP Darajat, Zakiyah. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Djamarah, Saiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Rineka Cipta Fatchurrohman. 2006. Demokratisasi Pendidikan dalam Al-qur’an. Salatiga: STAIN Salatiga press Gordon, Thomas. 1984. Menjadi Orang Tua Efektif. Jakarta: Gramedia Gunarsa, Singgih D. dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Hardy, Malcom dan Steve Heyes. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga Hurlock, Elizabeth B.. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Idris, Zahra dan Llisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan I. Jakarta: Grasindo Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Machalli, Ahmad Mujab. 2010. Menjadi Anak Sholeh (Birrul Walidaini). Surabaya: al-miftah Mualifah. 2009. Psyco Islamic Smart Parenting. Yogyakarta: DIVA Press Munandar, Utami. 1982. Pemandu Anak Berbakat. Jakarta: Rajawali
85
Poerwodarminto, W.J.S.. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Salamulloh, M. Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Insan Madani Shohib, Moh.. 2000. Pola Asuh Orang Tua (Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Rosdakarya Tono, Sidik dkk. 2002. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta: Andi Offset (http ://ardiansyah89.wordpress.com) (http ://temuireng.wordpress.com)
86
ANGKET TENTANG PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP SIKAP BIRRUL WALIDAIN ANAK A. Petunjuk Pengisian Angket 1. Mulailah mengerjakan dengan membaca basmalah dan akhiri dengan hamdalah. 2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya. Jawaban anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi nilai anda. 3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas. 4. Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap sesuai. 5. Teliti terlebih dahulu sebelum diserahkan kembali. B. Identitas Diri Nama : Alamat Kelas
: :
Anak ke : Pendidikan orang tua Ayah Ibu
: :
Pekerjaan orang tua Ayah : Ibu
:
C. Pertanyaan-pertanyaan Pertanyaan untuk pola asuh demokratis 1. Apakah anda dikutsertakan dalam membuat peraturan keluarga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 2. Apakah orang tua anda membantu memecahkan masalah anda ketika anda mengungkapkannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 3. Ketika anda menyatakan pendapat atau keinginan anda, apakah orang tua anda mendengarkan dan mempertimbangkannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 4. Ketika anda berbuat salah, apakah orang tua anda memperhatikan penjelasan dari anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali
87
5. Bagaimana sikap orang tua anda jika anda akan bergaul dengan temanteman anda? a. Memberi izin dengan syarat b. Kadang-kadang memberi izin dengan syarat, kadang tanpa syarat c. Memberi izin tanpa syarat d. Jarang sekali memberi izin 6. Apakah orang tua anda bertanya kepada anda tentang kegiatan anda sehari-hari? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 7. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan baik kepada anda dan mendukungnya? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 8. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik kepada anda dan menganjurkan untuk ditinggalkan? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 9. Ketika anda melakukan hal yang baik, apakah orang tua anda memberikan pujian kepada anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 10. Ketika anda melakukan hal buruk, apakah orang tua anda menegur anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali 11. Apakah di dalam keluarga anda terdapat tutur kata yang baik antar anggota keluarga? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan
88
12. Apakah dalam keluarga anda saling menghargai antara satu sama lain a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 13. Apakah dalam keluarga anda saling tolong menolong dalam bekerja? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 14. Bagaimana sikap orang tua anda terhadap pemberian tugas dengan kakak atau adik anda? a. Sangat adil b. Cukup adil c. Kurang adil d. Tidak adil 15. Apakah orang tua anda memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya atau berpendapat tentang suatu hal? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 16. Apakah orang tua anda menjelaskan alasan ditetapkannya suatu keputusan atau peraturan? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan 17. Apakah orang tua anda membicarakan persoalan yang timbul dalam keluarga? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Hal itu kurang saya rasakan d. Jarang, hal itu jarang saya rasakan
89
Rating Scale Sikap Birrul Walidain Anak Nama Siswa Aspek yang diamati Menjawab panggilan orang tua ketika dipanggil Menemui orang tua ketika dipanggil Mengerjakan perintah orang tua seketika diperintah Berbicara sopan kepada orang tua Bertingkah laku santun kepada orang tua Meminta izin ketika hendak melakukan apapun Mendo’akan orang tua Membantu orang tua
Keterangan: A = baik B = cukup C = kurang
90
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Nurul Afifah
Nim
: 11107119
No.
Nama Kegiatan
Jurusan : Tarbiyah PAI
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
1
OSPEK
28-31 Agustus 2007
Peserta
3
2
Surat Keterangan Bimbingan Baca Tulis
18 November 2008
Peserta
3
10 Pebuari 2009
Peserta
2
9-14 Pebuari 2009
Peserta
3
14 September 2007
Peserta
3
Pendidikan Dan Latihan Calon Pramuka
9-12 September
Peserta
3
Pandega Ke-17 (PLCPP XVII) Oleh
2007
20 Agustus 2010
Peserta
3
11-26 Februari 2011
Peserta
3
24 September 2007
Peserta
2
Al-Qur’an 3
Sertifikat “Kuliah Umum dan Dialog Perkembangan Kerja Sama Asean Bersama Direktorat Jenderal Kerjasama Asean Departemen Luar Negeri Reppublik Indonesia”
4
Sertifikat” Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwatir Cabang Kota Salatiga Tahun 2009”.
5
Masa Taaruf (MASTA) dan Buka Bersama IMM Cabang Kota Salatiga
6
Racana Kusumadilaga-Woro Srikandhi Gudep Kota Salatiga 02.237-02.238 STAIN Salatiga 7
Surat Keterangan Praktikum Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
8
Ikhtibar al-Lughah al-Arabiyah Ka Lughah ajnabiyah (ILAIK)
9
”Sarasehan Bela Negara dan Buka
91
Bersama dengan tema Memelihara Keutuhan Bangsa dari Ancaman Disintegrasi dan Sektarianisme Agama” 10
”Breaking The Fast and Bioskop
25 September 2007
Peserta
2
26 September 2007
Peserta
2
22 Maret 2008
Peserta
2
6 Mei 2008
Peserta
2
6 Juli 2008
Peserta
2
27 Juli 2008
Peserta
3
8-9 November 2008
Peserta
3
21 Mei 2011
Peserta
4
25 Desember 2008
Peserta
3
16-17 Januari 2009
Peserta
3
Ramadhan” by CEC 11
Diskusi Ramadhan dan Buka Bersama HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga dengan tema “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”
12
Bedah Buku “Buktikan Cintamu” diselenggarakan oleh bidang Nisa LDK Darul Amal STAIN Salatiga dengan tema “Cintailah Cinta
13
Sarasehan Milad VI LDK Darul Amal STAIN Salatiga dengan tema “Mengharap Barokah dalam Melangkah”
14
Haflah Akhirussanah yang diselenggarakan oleh Ma’had STAIN Salatiga
15
Training Kestari yang diselenggarakan oleh KAMMI Komisariat Salatiga
16
Pelatihan Dakwah Mahasiswa (PDM) LDK Darul Amal STAIN Salatiga
17
Seminar Regional “Berani Kaya Berani Taqwa” (LDK)
18
Training for Trainer (TFT) dengan tema Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa oleh Lembaga Pelatihan dan Dakwah “Asy Syabab”
19
Training Kader I Lembaga Dakwah Kampus yang diselenggarakan oleh LDK
92
Darul Amal STAIN Salatiga dengan tema “Pemuda Masa Depan yang Berizzah dan Kafa’ah Islami” 20
Milad Ke-7 LDK Darul Amal STAIN
14 April 2009
Peserta
2
3 Desember 2009
Peserta
4
Salatiga pada acara Bedah Buku “Deadline Your Life” 21
Seminar Regional Modernisasi Pendidikan Islam Berbasis IPTEK oleh HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga Jumlah
57