PENGARUH pH, PENGGOYANGAN MEDIA, DAN PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN Xylaria sp.
ETI ARTININGSIH OCTAVIANI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu terhadap Pertumbuhan Xylaria sp. adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi atau lembaga mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Eti Artiningsih Octaviani NIM E44090017
ABSTRAK ETI ARTININGSIH OCTAVIANI. Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu terhadap Pertumbuhan Xylaria sp. Dibimbing oleh ACHMAD dan ELIS NINA HERLIYANA. Fungi merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu jenis fungi yang bermanfaat yaitu Xylaria sp. sebagai dekomposer yang berkaitan dengan proses pengembalian hara tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pH, penggoyangan media, dan penambahan serbuk gergaji pada pertumbuhan Xylaria sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH pada media PDA (Potato Dextrose Agar) menunjukkan bahwa isolat Xylaria sp. tidak mengalami pertumbuhan pada pH 2. Pertumbuhan diameter koloni terbaik didapatkan pada media PDA dengan pH 8. Hasil perlakuan penggoyangan media PDB (Potato Dextrose Broth) diperoleh bobot kering miselia tertinggi pada penggoyangan 100 rpm. Penambahan serbuk gergaji sengon (Falcataria moluccana) dan kayu afrika (Maesopsis eminii) pada media MEA (Malt Extract Agar) berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan Xylaria sp. Kata kunci: kayu afrika, penggoyangan media, pH, sengon, Xylaria sp.
ABSTRACT
ETI ARTININGSIH OCTAVIANI. Effect of pH, Media Shake and Addition of Sawdust on The Growth of Xylaria sp. Supervised by ACHMAD and ELIS NINA HERLIYANA. Fungi is a natural resource that has many potential to be developed for human needs. One of them is Xylaria sp. that has function as decomposer. It was associated with the return of soil nutrients. The objectives of this research are to study the effect of pH, media shake, and addition sawdust on the growth of Xylaria sp. This research used Completely Randomized Design (CRD) with three replications. pH treatment on PDA (Potato Dextrose Agar) showed that isolates Xylaria sp. did not grow at pH 2. The best growth of colony diameter obtained on PDA with pH 8. PDB (Potato Dextrose Broth) treatment results obtained shakes highest mycelial dry weight at 100 rpm shake. The addition sawdust of Falcataria moluccana and Maesopsis eminii on MEA medium (Malt Extract Agar) no real effect on the growth of Xylaria sp. Key word: Maesopsis eminii, media shake, pH, Falcataria moluccana, Xylaria sp.
PENGARUH pH, PENGGOYANGAN MEDIA, DAN PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN Xylaria sp.
ETI ARTININGSIH OCTAVIANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Judul Skripsi Nama NIM
: Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu terhadap Peliumbuhan Xylaria sp. : Eti Artiningsih Octaviani : E44090017
Disetujui oleh
Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi Pembimbing II
Prof Dr Ir Achmad, MS Pembimbing I
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen Sil vikultur
Tanggal Lulus:
02 AUG 2013
Judul Skripsi Nama NIM
: Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu terhadap Pertumbuhan Xylaria sp. : Eti Artiningsih Octaviani : E44090017
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Achmad, MS Pembimbing I
Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen Silvikultur
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Achmad MS selaku pembimbing I, Dr Ir Elis Nina Herliyana MSi selaku pembimbing II, Prof Dr Ir Ervizal A.M. Zuhud MS selaku penguji dan Ibu Tutin Suryatin BScF selaku Teknisi Laboratorium Patologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB serta Ai Rosah S.Hut yang telah banyak memberikan saran. Penghargaan penulis sampaikan kepada staf Laboratorium Bioteknologi Kehutanan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) IPB, staf Laboratorium Mikoriza Balitbang Kehutanan Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data serta BUMN Peduli Pendidikan yang telah memberikan beasiswa selama menjalani perkuliahan dan pembuatan tugas akhir ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga dan sahabat atas do’a dan kasih sayangnya. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi dunia ilmu pengetahuan.
Bogor, Agustus 2013
Eti Artiningsih Octaviani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media PDA dengan Beberapa Tingkat pH Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Beberapa Tingkat pH Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Penggoyangan Media Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media MEA dengan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Pembahasan Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media PDA dengan Beberapa Tingkat pH Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Beberapa Tingkat pH Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Penggoyangan Media Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media MEA dengan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vi vi v 1 1 1 2 2 2 6 7 8 9 10 11 11 12 12 13 14 14 14 16 19
DAFTAR TABEL
1. Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pH terhadap biomassa miselia Xylaria sp. 2. Hasil uji Duncan pengaruh pemberian tingkatan penggoyangan terhadap biomassa miselia Xylaria sp.
8 9
DAFTAR GAMBAR
1. Rata-rata pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. per hari pada media PDA dengan beberapa perlakuan pH 2. Koloni Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 13 hari pada media PDA dengan beberapa tingkat pH 3. Koloni Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 25 hari pada media PDA dengan beberapa tingkat pH 4. Bobot kering miselia Xylaria sp. pada setiap perlakuan pH setelah diinkubasi 6 hari 5. Biomassa miselia Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media PDB dan telah mengalami pengeringan 6. Bobot kering miselia Xylaria sp. pada beberapa tingkat penggoyangan setelah 6 hari 7. Penyaringan biomassa miselia Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media PDB 8. Rata-rata pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. per hari pada media MEA dengan beberapa perlakuan penambahan serbuk gergaji 9. Koloni Xylaria sp. setelah inkubasi selama 14 hari dengan penambahan serbuk gergaji kayu
7 7 8 9 9 10 10 11 11
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil sidik ragam pertumbuhan Xylaria sp. diameter koloni Xylaria sp. perlakuan pH hari ke-13 2. Hasil sidik ragam bobot kering miselia Xylaria sp. dengan perlakuan tingkatan pH 3. Hasil sidik ragam bobot kering biomassa miselia Xylaria sp. dengan perlakuan pemberian penggoyangan media 4. Hasil sidik ragam pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu terhadap pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp.
16 16 16 16
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fungi memiliki banyak peranan di dalam ekosistem. Peranan yang paling dikenal yaitu fungi sebagai dekomposer bahan organik yang telah mati berupa kayu dan serasah. Hal ini sangat berkaitan dengan proses pengembalian hara ke dalam tanah. Selain itu, fungi memiliki beberapa karakter dalam aktivitasnya sebagai fungi pelapuk kayu. Fungi pelapuk kayu dibedakan atas brown rot, white rot, dan soft rot. Brown rot disebabkan oleh Basidiomycetes yang menguraikan karbohidrat dari selulosa dan hemiselulosa dengan aktivitas enzim dan non-enzim. Aktivitas ini hampir tidak merubah lignin (Schmidt 2006). White rot disebabkan oleh seluruh kelompok utama Basidiomycetes dan beberapa dari Ascomycetes yaitu Xylariaceae (Sutherland dan Crawford 1981) misalnya Kretzschmaria deusta dan Xylaria hipoxylon (Liese 1970 dalam Schmidt 2006). White rot dapat mendegradasi selulosa, lignin, dan komponen dinding sel kayu lainnya. Hal ini dibedakan atas 2 tipe mekanisme yaitu tipe simultan dan delignifikasi selektif (Rayner dan Boddy 1988). Secara umum, Xylariaceae termasuk dalam kelompok white root fungi merupakan famili yang besar dan terkenal dari Ascomycetes yang ditemukan di banyak negara (Whalley 1996). Soft rot disebabkan oleh Ascomycetes dan Deuteromycetes yang secara khas membentuk rongga berderet di dalam lapisan S2 pada softwood dan hardwood di lingkungan perairan maupun daratan (Liese 1955 dalam Schmidt 2006). Secara umum, fungi pelapuk kayu di bawah kondisi yang menguntungkan akan berkembang sangat cepat di dalam kayu dengan pertumbuhan hifa. Hifa mengeluarkan enzim-enzim yang membusukkan komponen-komponen dinding sel kayu. Fungi pelapuk kayu mendegradasi komponen-komponen kayu yang tidak larut menjadi produk-produk yang larut, dan akhirnya menjadi senyawa-senyawa kimia sederhana yang kemudian dimasukkan kedalam metabolisme jamur kayu tersebut sebagai sumber makanan dan energi (Fengel dan Wegner 1984). Menurut Gilbertson (1980) dalam Rayner dan Boddy (1988), bahwa di sepanjang wilayah Amerika Utara terdapat berbagai fungi pelapuk putih yang tersebar secara luas yang menjadi kelompok utama yaitu Basidiomycetes sama peranannya seperti halnya dengan Xylariaceae. Xylaria sp. kebanyakan ditemukan di bawah tegakan pohon konifer. Xylaria sp. tersebut sebagian besar bersifat saprofit atau parasit lemah pada tanaman kayu. Selain itu, Xylaria sp. mampu menghasilkan beberapa metabolit sekunder, salah satunya adalah dihydroisocoumarin yang mampu menjadi antifungal, inhibitor penyakit Alzheimer (Oliviera et al. 2011). Fungi yang termasuk dalam Xylaria merupakan sumber dari griseofulvins, cytochalasins, eremophilanes sesquiterpenes, xylaramides, xanthones, fatty acids, furanopyranols, and xyloketal derivatives (Silva et al. 2010). Menurut Wipusaree et al. (2011), Xylaria sp. merupakan salah satu jenis fungi yang mampu menghasilkan enzim xylanase.
2
Xylanase memiliki banyak kegunaan di bidang industri misalnya sebagai biobleaching dalam pembuatan kertas, industri roti, pakan ternak, industri anggur dan xylitol (Polizeli 2005). Xylaria sp. termasuk dalam famili Xylariaceae yang terdiri dari 35 genus (Eriksson & Hawksworth 1993). Xylaria merupakan genus besar yang termasuk dalam famili Xylariaceae (Alexopoulus 1979). Xylaria sp. merupakan genus besar sehingga diperlukan studi pengembangan yang menyeluruh meliputi taksonomi, morfologi, fisiologi, dan ekologi. Potensi yang dimiliki oleh Xylaria sp. dapat dikembangkan apabila ditunjang dengan informasi mengenai karakteristik fisiologis sehingga dapat memperoleh manfaat secara optimal.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pH, penggoyangan media, dan penambahan serbuk gergaji kayu pada pertumbuhan miselia Xylaria sp.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mengetahui beberapa aspek fisiologis (pH dan aerasi) dalam rangka memberikan kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan Xylaria sp. Dengan demikian, Xylaria sp. dapat menghasilkan metabolit sekunder dan enzim xylanase secara optimal untuk dipergunakan dalam berbagai potensi penggunaan.
3
METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Laboratorium Bioteknologi Kehutanan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) IPB, dan Laboratorium Mikoriza Balitbang Kehutanan Bogor, Laboratorium Mikologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cawan petri, oven, labu erlenmeyer, autoclave, laminar air flow, hammer mill, timbangan digital, sudip, cork borer, pH meter, alat tulis, laptop, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah isolat fungi Xylaria sp., serbuk gergaji sengon (F. moluccana) dan kayu afrika (M. emenii), media PDA, media PDB, media MEA, aquades, NaOH 1%, dan HCl 1%.
Prosedur Penelitian
Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar) Satu liter PDA dibuat dari 200 g kentang yang diiris halus dan direbus dalam aquades kemudian disaring ekstraknya, kemudian ditambahkan glukosa 20 g untuk membuat PDA, dan ditambahkan aquades kembali sehingga larutan menjadi 1000 ml. Agar sebanyak 15 g ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk hingga mendidih. Larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah dipersiapkan, masing-masing sebanyak 100 ml. Setelah itu masing-masing larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan HCl dan NaOH 1% untuk mengatur pH media menjadi pH 2, pH 4, pH 6, dan pH 8. Media disterilkan dengan menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm dan suhu 121 °C selama 15 menit.
Pembuatan Media PDB (Potato Dextrose Broth) Satu liter PDB dibuat dari 200 g kentang yang diiris halus dan direbus dalam aquades kemudian disaring ekstraknya, kemudian ditambahkan glukosa 20 g dan
4
ditambahkan lagi aquades sehingga larutan menjadi 1000 ml. Larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah dipersiapkan, masing-masing sebanyak 100 ml. Setelah itu masing-masing larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan HCl dan NaOH 1% untuk mengatur pH media menjadi pH 2, pH 4, pH 6, dan pH 8. Media PDB disterilkan menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm dan suhu 121°C selama 15 menit.
Pembuatan Media MEA (Malt Extract Agar) Satu liter MEA 1,5% dibuat dari Malt Ekstrak 15 g yang dicampur dengan agar 15 g yang ditambahkan dan direbus dalam aquades hingga menjadi 1000 ml. Pada perlakuan penambahan serbuk gergaji, ke dalam larutan ditambahkan serbuk gergaji sebanyak 8 g l-1 (Herliyana 2007). Larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah disiapkan, masing-masing sebanyak 100 ml, kemudian disterilkan menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm dan suhu 121 °C selama 15 menit.
Serbuk Gergaji Kayu Serbuk gergaji sengon (F. moluccana) dan kayu afrika (M. emenii) didapatkan dari Laboratorium Penggergajian Kayu Departemen Teknologi Hasil Hutan. Kayu gergajian dicacah dan dikeringkan dengan cara dijemur. Hasilnya dimasukkan ke dalam mesin hammer mill yang terdapat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan sehingga menghasilkan serbuk kayu gergaji dengan ukuran 40-60 mesh.
Sumber Fungi Isolat yang dipergunakan adalah isolat murni Xylaria sp. yang merupakan koleksi Laboratorium Patologi Hutan. Isolat tersebut diremajakan dan diperbanyak pada medium PDA (Potato Dextrose Agar) dalam cawan petri dan dimurnikan sehingga diperoleh biakan yang homogen, bebas dari kontaminasi dan memiliki viabilitas yang cukup tinggi.
Sterilisasi Bahan, Peralatan dan Ruang Inokulasi Peralatan yang akan digunakan disterilkan dengan cara memasukkan ke dalam oven selama 24 jam dalam suhu 60 °C, sedangkan untuk sterilisasi cork borer dan sudip dilakukan pada saat pelaksanaan inokulasi dengan cara dibakar pada api Bunsen hingga membara. Strerilisasi ruang inokulasi (laminar air flow) dilakukan menggunakan larutan alkohol 70% dan sinar Ultra Violet (UV).
Pengujian Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media PDA dengan Beberapa Tingkat pH Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: pH 2, pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (pH 6.36). Masing-masing
5
dilakukan dalam 3 kali ulangan. Biakan murni Xylaria sp. dipotong dalam laminar air flow menggunakan cork borer Ø 8 mm, kemudian ditanam tepat di tengah-tengah cawan petri berisi PDA yang diberi perlakuan pH 2, pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (6.36). Pengamatan dilakukan tiap 24 jam dengan mengukur diameter koloni sampai miselia menutupi seluruh permukaan cawan (Pratomo 2006). Pengamatan dilakukan setiap hari hingga koloni memenuhi cawan petri. Pengamatan kondisi makroskopis fungi dilakukan dengan mengamati tipis tebalnya miselia dan warna miselia. Perhitungan pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. dilakukan dengan cara mengukur diameter arah radial. Rumus perhitungannya sebagai berikut : Diameter arah radial = Ø x + Øy Keterangan : 2 Øy Ø x : Diameter sumbu x Ø y : Diameter sumbu y Øx
Pengujian Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Beberapa Tingkat pH Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Satu potong koloni Xylaria sp. (Ø 8 mm) ditanam pada media PDB dengan lima tingkatan pH, yaitu: pH 2, pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (pH 6.36). Pada hari ke enam setelah tanam biakan Xylaria sp. dipisahkan antara media PDB dengan miselianya. Pemisahan ini dilakukan dengan menyaring miselia Xylaria sp. dari media tumbuhnya dengan kertas saring yang telah diketahui berat keringnya (dioven 24 jam pada suhu 60 °C). Miselia Xylaria sp. pada kertas saring kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 60 °C, sehingga akan didapatkan bobot kering miselia Xylaria sp. dan kertas saring (Pratomo 2006). Bobot kering miselia didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut: Bobot kering miselia = (Bobot kering kertas saring+Bobot kering miselia) – Bobot kering kertas saring Pengujian Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Penggoyangan Media Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Satu potong koloni Xylaria sp. (Ø 8 mm) ditanam pada media PDB dengan empat tingkatan penggoyangan media, yaitu: 0 rpm, 50 rpm, 75 rpm, dan 100 rpm. Pada hari ke enam setelah tanam biakan Xylaria sp. dipisahkan antara media PDB dengan miselianya. Pemisahan ini dilakukan dengan menyaring miselia Xylaria sp. dari media tumbuhnya dengan kertas saring yang telah diketahui berat keringnya (dioven 24 jam pada suhu 60 °C). Miselia Xylaria sp. pada kertas saring kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 60 °C, sehingga akan didapatkan bobot kering miselia Xylaria sp. dan kertas saring. Sedangkan bobot kering miselianya didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut: Bobot kering miselia = (Bobot kering kertas saring+Bobot kering miselia) – Bobot kering kertas saring
6
Pengujian Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media MEA dengan Beberapa Jenis Serbuk Gergaji Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu: kontrol, sengon, dan kayu afrika. Masing-masing dilakukan dalam 3 kali ulangan. Biakan murni Xylaria sp. dipotong dalam laminar air flow menggunakan cork borer Ø 8 mm, kemudian ditanam tepat di tengah-tengah cawan petri berisi MEA yang diberi perlakuan penambahan serbuk gergeji sengon, kayu afrika, dan kontrol. Pengamatan dilakukan tiap 24 jam dengan mengukur diameter koloni sampai miselia menutupi seluruh permukaan cawan (Pratomo 2006). Pengamatan dilakukan setiap hari hingga koloni memenuhi cawan petri. Pengamatan kondisi makroskopis fungi dilakukan dengan mengamati tipis tebalnya miselium dan warna miselium. Perhitungan pertumbuhan diameter miselia Xylaria sp. dilakukan dengan cara mengukur diameter arah radial. Rumus perhitungannya sebagai berikut : Diameter arah radial = Ø x + Øy Keterangan : Ø x : Diameter sumbu x Ø y : Diameter sumbu y
Øy
2
Øx
Analisis Statistik Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA) rancangan acak lengkap (RAL) pada taraf α 0,05 dan kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan untuk perlakuan yang berpengaruh nyata. Semua data dianalisis dengan menggunakan program SAS 9.1.3. Model umum yang digunakan : Yij : μ + αi + εij Yij μ αi εij
: Nilai respon pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. pada masing-masing percobaan (pH, penggoyangan media dan penambahan serbuk gergaji kayu) ke-i dan ulangan ke-j : Nilai rata-rata umum : Perlakuan (pH, penggoyangan media dan penambahan serbuk gergaji kayu) ke-i : Galat (kesalahan percobaan) percobaan perlakuan konsentrasi (pH, penggoyangan media dan penambahan serbuk gergaji kayu) ke-i dan ulangan ke-j
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian macam pH pada media PDA dan PDB serta penggoyangan media berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan fungi Xylaria sp. sedangkan penambahan serbuk gergaji tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Xylaria sp. Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media PDA dengan Beberapa Tingkat pH. Hasil pengamatan secara visual pengaruh pH terhadap pertumbuhan miselia Xylaria sp. pada media padat PDA menunjukkan pertumbuhan yang beragam. Isolat pada media PDA pH 8 dapat memenuhi cawan petri dalam waktu 13 hari. Penampakan pertumbuhan miselia Xylaria sp. berbeda antara pH 8 dan yang lainnya. Berdasarkan pengamatan pertumbuhan miselia, pada pH 8 menunjukkan penampakan yang paling baik dengan miselia terlihat lebih cepat tumbuh dibandingkan pada pH yang lainnya. Rata-rata pertambahan panjang diameter koloni Xylaria sp. per hari yang paling tinggi yaitu pada media PDA dengan pH 8 (Gambar 1)
Panjang diameter ( cm )
10 8
control
6
pH 2
4
pH 4
2
pH 6
0
pH 8 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Lama inkubasi (hari)
Gambar 1 Rata-rata pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. per hari pada media PDA dengan beberapa perlakuan pH
Penampilan koloni pada media PDA disajikan pada Gambar 2.
a
b
c
d
e
Gambar 2 Koloni Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 13 hari pada media PDA dengan beberapa tingkat pH (a) kontrol (pH 6.36); (b) pH 2; (c) pH 4; (d) pH 6; (e) pH 8.
8
Berdasarkan Gambar 2, koloni biakan fungi Xylaria sp. pada semua perlakuan pH berpengaruh nyata. Pertumbuhan telah terjadi sejak hari pertama dan memenuhi cawan petri pada hari ketiga belas pada pH 8. Berbeda dengan pertumbuhan biakan fungi Xylaria sp. pada pH 2, selama 13 hari masa pengamatan miselia fungi Xylaria sp. tidak memperlihatkan pertumbuhan sedikitpun. Hal ini diduga karena kondisi pH terlalu masam sehingga miselia fungi Xylaria sp. tidak dapat tumbuh. Pada hari ke25, isolat yang terdapat pada media PDA dengan pH 6 dan 8 mengalami perubahan masing-masing yaitu pembentukan tubuh buah dan pigmentasi (Gambar 3).
1 a b c Gambar 3 Koloni Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 25 hari pada media PDA dengan beberapa tingkat pH a). kontrol (pH 6.36); b). pH 6; c).pH 8; 1) tubuh buah Xylaria sp. yang disekitarnya terdapat cairan bening
Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB (Potato Dextrose Broth) dengan Beberapa Tingkat pH. Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Xylaria sp. pada media PDB menunjukkan bahwa perlakuan pH berpengaruh nyata terhadap bobot kering miselia. Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pH terhadap biomassa miselia Xylaria sp. ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pH terhadap biomassa miselia Xylaria sp.
pH media Kontrol (6.36) 2 4 6 8
Biomassa (g)1 0.314a 0.159b 0.248a 0.316a 0.284a
1)
Angka yang diikuti huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata pada taraf α 0.05 berdasarkan uji jarak berganda Duncan
Berdasarkan pengamatan bobot kering miselia pada media PDB (Gambar 5) dengan perlakuan pemberian pH, diperoleh bahwa pH 6 memberikan hasil tertinggi dengan biomassa miselia sebesar 0.314 g diikuti dengan bobot kering miselia pada kontrol (pH 6.36), pH 8, pH 6 dan pH 2 dengan masing-masing bobot berturut-turut 0.159 g, 0.248 g, 0.316 g, dan 0.284 g (Gambar 4).
Bobot kering miselia (g)
9
biomassa 0.4 0.3 0.2 0.1 0 kontrol
pH 2
pH 4
pH 6
pH 8
pH media
Gambar 4 Bobot kering miselia Xylaria sp. pada setiap perlakuan pH setelah 6 hari.
b
a
c
d
e
Gambar 5 Biomassa miselia Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media PDB dan telah mengalami pengeringan (a) pH kontrol; (b) pH 2; (c) pH 4; (d) pH 6; (e) pH 8.
Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Penggoyangan Media. Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Xylaria sp. pada hari ke-6 menunjukkan bahwa perlakuan penggoyangan pada media PDB berpengaruh nyata terhadap bobot kering miselia. Hasil inkubasi Xylaria sp. pada media PDB (Gambar 7) dengan perlakuan penggoyangan 0 rpm, 50 rpm, 75 rpm, dan 100 rpm secara berturut-turut diperoleh bobot kering miselia sebagai berikut: 0.314 g, 0.480 g, 0.570 g, dan 0.752 g. Rata-rata bobot kering miselia Xylaria sp. terendah adalah pada media 0 rpm atau tanpa penggoyangan yaitu sebesar 0.314 g. Rata-rata bobot kering miselia Xylaria sp. tertinggi adalah pada media dengan penggoyangan 100 rpm yaitu mencapai 0.752 g (Gambar 6). Hasil uji Duncan pengaruh pemberian tingkatan penggoyangan media terhadap biomassa miselia Xylaria sp. ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian tingkatan penggoyangan terhadap biomassa miselia Xylaria sp.
1)
Kecepatan (rpm)
Biomassa (g)1
Kontrol (0 rpm)
0.314b
50
0.480ab
75
0.570ab
100
0.752a
Angka yang diikuti huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata pada taraf α 0.05 berdasarkan uji jarak berganda Duncan
Bobot kering miselia (g)
10
biomassa 0.8 0.6 0.4 0.2 0 kontrol
50
75
100
Tingkat penggoyangan (rpm)
Gambar 6 Bobot kering miselia Xylaria sp. pada beberapa tingkat penggoyangan setelah 6 hari.
a
b
c
d
Gambar 7 Penyaringan biomassa miselia Xylaria sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media PDB (a) kontrol; (b) 50 rpm; (c) 75 rpm; (d) 100 rpm
Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media MEA dengan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Hasil pengamatan secara visual pengaruh penambahan serbuk gergaji terhadap pertumbuhan miselia Xylaria sp. pada media padat MEA menunjukkan pertumbuhan yang seragam. Isolat pada media MEA mengalami stagnasi pada hari ke-14. Penampakan pertumbuhan miselia Xylaria sp. berbeda antara MEA yang ditambahkan serbuk gergaji sengon (F. moluccana) dan kayu afrika (M. emenii) sebanyak 8 g l-1 (Herliyana 2007). Berdasarkan pengamatan pertumbuhan miselia, pada media MEA yang ditambahkan serbuk gergaji sengon (F. moluccana) menunjukkan penampakan yang paling baik dengan miselia terlihat lebih tebal dibandingkan pada media MEA yang ditambahkan serbuk gergaji kayu afrika (M. emenii) (Gambar 9). Rata-rata pertambahan panjang diameter koloni Xylaria sp. per hari tidak berbeda antara satu dengan lainnya (Gambar 8).
11
Diameter koloni (cm)
7 6 5 4 3 2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Hari keKontrol (MEA)
MEA+Sengon
MEA+Kayu Afrika
Gambar 8 Rata-rata pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. per hari pada media MEA dengan beberapa perlakuan penambahan serbuk gergaji K
a
b
c
Gambar 9 Koloni Xylaria sp. setelah inkubasi selama 14 hari pada (a) kontrol, (b) penambahan serbuk gergaji sengon , (c) penambahan serbuk gergaji kayu afrika
Pembahasan Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. dengan Media PDA pada beberapa tingkat pH Menurut Sarles et al. (1956), semua mikroorganisme mempunyai pH optimum sehingga mereka dapat tumbuh baik, serta pH minimum dengan sebagian besar reaksinya asam sehingga pertumbuhan mereka akan terhambat. Sebagian besar pH maksimum reaksinya alkali atau basa yang memungkinkan mereka tumbuh. Berdasarkan pengujian pertumbuhan secara in vitro pada media PDA, pada pH 8 pertumbuhan panjang miselia lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Isolat tidak dapat tumbuh pada media dengan pH 2 (sangat asam) sehingga pada tahap aplikasi pengembangan di lapangan, lokasi tumbuh fungi yang berkaitan dengan tanah masam harus dihindari. Pertumbuhan miselia di dalam media PDA antara kontrol (pH 6.36), pH 2, pH 4, pH 6, dan pH 8 sangat beragam. Pada hari ke-13, isolat pada media PDA pH 8 telah memenuhi cawan sedangkan pada perlakuan
12
lainnya belum mencapai penuh cawan. Diameter pertumbuhan miselia rata-rata pada media PDA kontrol (pH 6.36), pH 2, pH 4, pH 6, dan pH 8 saat hari ke-13 secara berurutan yaitu 7.85 cm, 0 cm, 5.42 cm, 7.93 cm, dan 9,03 cm. Kenampakan makroskopik fungi Xylaria sp. pada PDA pH 6 memiliki ketebalan paling besar diikuti dengan kontrol, pH 4, pH 8, dan pH 2. Setelah miselia Xylaria sp. pada PDA pH 8 memenuhi cawan, pada hari ke-25 mulai mengalami perubahan warna menjadi kehitaman sedangkan pada PDA pH 6 muncul tubuh buah yang mengeluarkan cairan bening (Gambar 3). Menurut Ramesh et al. (2012), miselia Xylaria curta pada tahap awal bewarna putih, akan tetapi semakin lama akan berubah warna menjadi coklat hingga kehitaman.
Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. dengan Media PDB (Potato Dextrose Broth) pada beberapa tingkat pH Menurut Smith (1994), pada umumnya sebagian besar fungi tumbuh baik pada pH antara 3-7 walaupun ada pula yang dapat tumbuh pada pH 2 atau kurang dari 2. Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Xylaria sp. pada hari ke-6 pada media PDB, diperoleh bahwa pada pH 6 menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan bobot kering miselia sebesar 0.316 g diikuti dengan bobot kering miselia pada kontrol (pH 6.36), pH 8, pH 4 dan pH 2 dengan masing-masing berturutturut 0.314 g, 0.284 g, 0.248 g, dan 0.159 g. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pertumbuhan biomassa terbaik diperoleh pada media yang memiliki pH 6, sedangkan pertumbuhan diameter koloni terbaik bila tumbuh pada media yang memiliki pH 8. Hal ini selaras dengan kenampakan makroskopik pada isolat yang ditumbuhkan di media PDA yaitu miselia Xylaria sp. pada pH 6 lebih tebal dibandingkan pH 8 (Gambar 2).
Pertumbuhan Biomassa Miselia Xylaria sp. pada Media PDB dengan Penggoyangan Media Penggoyangan media dilakukan dengan tujuan untuk mengatur aerasi pada media. Aerasi sangat berkaitan dengan ketersediaan oksigen bagi fungi. Ketersediaan oksigen termasuk ke dalam salah satu faktor lingkungan yang akan mempengaruhi pertumbuhan fungi. Penggoyangan media menyebabkan molekul H2O mengalami pengocokan akan berpengaruh pada pengikatan oksigen di udara sehingga kadar oksigen dapat meningkat (Stainer 1976). Chang dan Miles (1997) menjelaskan bahwa komponen dari udara yang paling banyak digunakan adalah oksigen dan karbondioksida. Fungi merupakan spesies aerobik sehingga memerlukan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan miselia. Hal ini dikarenakan oksigen memiliki peranan penting dalam respirasi sel. Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Xylaria sp. pada hari ke-6 menunjukkan bahwa perlakuan penggoyangan pada media PDB berpengaruh nyata terhadap bobot kering miselia. Perlakuan penggoyangan dapat meningkatkan kadar oksigen bagi pertumbuhan Xylaria sp. sehingga dapat tumbuh
13
dengan baik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kecepatan 100 rpm dihasilkan bobot kering miselia yang tertinggi yang menunjukkan bahwa Xylaria sp. tumbuh dengan baik, akan tetapi pada kecepatan penggoyangan 50 rpm dan 75 rpm tidak berbeda nyata terhadap kontrol yaitu 0 rpm (tanpa penggoyangan). Kondisi ini menunjukkan bahwa oksigen sangat diperlukan untuk pertumbuhan fungi.
Pertumbuhan Diameter Koloni Xylaria sp. pada Media MEA dengan Penambahan Serbuk Gergaji Fungi adalah organisme eukariotik, uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding sel berupa khitin atau selulosa sebagai komponen utamanya. Fungi pelapuk putih lebih menyerang lignin dan meninggalkan warna putih pada kayu (Fengel dan Wegener 1984). Berdasarkan kemampuannya dalam mendegradasi lignin, fungi pelapuk putih dapat dibedakan atas dua tipe yaitu simultan dan preferensi. Tipe simultan mendegradasi semua komponen dinding sel (lignin, hemiselulosa, dan selulosa) secara simultan sedangkan tipe preferensi umumnya mendegradasi lignin (Eriksson dan Hawksworth 1990). Banyak pelapuk kayu Basidiomycetes dan xylariceous Ascomycetes, yang ditemukan di pohon dewasa, terkadang ditemukan pada kayu struktural dalam bangunan (Duncan dan Lombard 1965) meskipun kerusakan yang disebabkannya tidak signifikan (Rayner dan Boody 1986). Sengon (F. moluccana) dan kayu afrika (M. emenii) merupakan jenis pohon FGS (fast growing species) yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat. Xylaria sp. yang berperan sebagai saprofit, utamanya sebagai fungi pelapuk putih berpotensi untuk mengurangi kualitas kayu tersebut. Berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan, penambahan serbuk kayu gergaji pada media MEA sebagai media tumbuh bagi Xylaria sp. tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. Hal ini diduga karena rendahnya konsentrasi serbuk gergaji yang digunakan. Setelah hari ke-14, pertumbuhan miselia Xylaria sp. mengalami stagnasi pada ketiga perlakuan yang dilakukan. Hal ini dimungkinkan disebabkan adanya metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh Xylaria sp.
14
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Diameter koloni Xylaria sp. tertinggi diperoleh pada pH 8. Bobot kering miselia tertinggi pada media PDB diperoleh pada pH 6 sebesar 0.316 g. Bobot kering miselia tertinggi pada media PDB diperoleh pada tingkat penggoyangan 100 rpm sebesar 0.752 g. Hal ini membuktikan bahwa Xylaria sp. membutuhkan oksigen yang tinggi dalam pertumbuhannya. Penambahan serbuk gergaji kayu (8 g l-1) tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter koloni fungi Xylaria sp.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan kecepatan penggoyangan media yaitu 125 rpm dan 150 rpm untuk mendapatkan penggoyangan yang optimal bagi pertumbuhan Xylaria sp. serta analisis biokimia yang bertujuan menemukan zat menyebabkan adanya perubahan warna dan terjadinya stagnasi pada pertumbuhan miselia Xylaria sp.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus CJ, Mims CW, Blackwell M.1979. Introductory Mycology, Ed ke-3. New York (US): John Wiley and Sons, Inc. Chang St, Miles PG. 1997. Mushroom Biology Concise Basics and Current Development. Singapura (SG): World Scientific Publishing Duncan, C.G., and F.F. Lombard. 1965. Fungi Associated with Principal Decays in Wood Products in the United States. USDA For. Serv. Research Paper No WO-4. Washington, DC. 31 p. Eriksson, O. E. and Hawksworth, D. L. 1993. Outline of the ascomycetes 1990. Systema Ascomycetum 12: 51-257. Fengel D, Wegner G. 1984. Kayu: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Sastrohamidjojo H, penerjemah; Prawirohatmodjo S, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Wood: Chemistry, Ultrastructure, Reactions.
15
Herliyana EN. 2007. Potensi ligninolitik jamur pelapuk kayu kelompok Pleurotus [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Oliveira CM, Luis OR, Geraldo HS, Ludwig HP, Young MCM, Roberto GSB, Vanderlan SB, Angela RA. 2011. Dihydroisocoumarins produced by Xylaria sp. and Penicillium sp., endophytic fungi associated with Piper aduncum and Alibertia macrophylla. Elsevier 4:93-96. Polizeli MLTM, Rizzatti ACS, R Monti, HF Terenzi, JA Jorge, DS Amorim. 2005. Xylanases from fungi: properties and industrial applications. Appl Microbiol Biotechnol 67: 577–591. Pratomo R. 2006. Pengaruh macam pH dan penggoyangan media terhadap pertumbuhan cendawan Rhizoctonia sp. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ramesh V, Thalavaipandian A, Karunakaran C, Rajendran A. 2012. Identification and comparison of Xylaria curta and Xylaria sp. from Western GhatsCourtallum Hills, India. Mycosphere 3(5):607–615. Rayner ADM, Boddy L. 1988. Fungal Decomposition of Wood: Its Biology and Ecology. Chichester (US): John Wiley and and Sons. Sarles WB, William CF, Joe WB, Stanley GK. 1956. Microbiology General and Applied 2nd ed. New York (US): Harper and Brother. Schmidt O. 2006. Wood and Tree Fungi. Berlin Heidelberg (DE): Springer-Verlag. Smith D, Onions HS. 1994. The Preservation and Maintenance of Living Fungi 2nd ed. London (GB): Commonwealth Agricultural Bereaux International. Stanier RY, Edward AA, John Ingraham. 1976. Dunia Mikroba 1. Gunawan AG, Angka SL, Ko GL, Haswoto, Bibiana L, penerjemah; Tjitrosomo SS, editor. Jakarta (ID): Penerbit Bhatara Karya Aksara. Terjemahan dari: Microbial world 1. Sutherland JB, Crawford DL. 1981. Lignin and glucan degradation by species of the Xylariaceae. Trans. Br. Mycol. Soc 76:335-337. Wipusaree N, Prakitsin S, Jittra P, Polkit S, Aphichart K. 2011. Purification and characterization of a xylanase from the endophytic fungus Alternaria alternata isolated from the Thai medicinal plant, Croton oblongifolius Roxb. African Journal of Microbiology Research 5(31):5697-5712. Whalley AJS. 1996. The xylariaceous way of life. Mycological Research. 100:897– 922.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil sidik ragam pertumbuhan Xylaria sp. diameter koloni Xylaria sp. perlakuan pH hari ke-13 SK Perlakuan Sisa Total
Db 4 10 14
JK 145.877 3.005 148.882
KT 48.626 0.375
F hit 129.45
Pr > F <0.0001*
Lampiran 2 Hasil sidik ragam bobot kering miselia Xylaria sp. dengan perlakuan tingkatan pH SK Perlakuan Sisa Total
Db 3 12 15
JK 0.055 0.037 0.092
KT 0.018 0.003
F hit 5.94
Pr > F 0.0100*
Lampiran 3 Hasil sidik ragam bobot kering biomassa miselia Xylaria sp. dengan perlakuan pemberian penggoyangan media SK Perlakuan Sisa Total
Db 3 8 11
JK 0.189 0.166 0.355
KT 0.063 0.028
F hit 2.28
Pr > F < 0.1794*
Lampiran 4 Hasil sidik ragam pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu terhadap pertumbuhan diameter koloni Xylaria sp. SK Perlakuan Sisa Total
Db 2 6 8
JK 0.554 3.425 3.978
KT 0.277 0.571
F hit 0.49
Pr > F <0.6378*
17
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 22 Oktober 1991 sebagai anak sulung dari pasangan Toto Gangsar Pamuji dan Casmilah. Tahun 2003 penulis lulus dari SDN Debong Lor, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMPN 7 Tegal hingga tahun 2006. Selanjutnya meneruskan ke SMAN 3 Tegal hingga tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Program Studi Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif dalam berbagai organisasi diantaranya IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) sebagai staff bidang PSDM (Pengembangan Sumberdaya Manusia), DPM TPB IPB tahun 2009/2010 sebagai Bendahara Komisi 3, Dewan Mushola Asrama A4 sebagai Bendahara, DPM E IPB tahun 2010/2012 sebagai staff dan Ketua Komisi 1, dan Pengurus PPM Al Iffah tahun 2011/2013. Pada tahun 2010 penulis memperoleh dana hibah dari Direktorat Pendidikan dalam rangka Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Pengembangan (PKM-M) Masyarakat. Selain itu, pada tahun 2011 penulis memperoleh dana (insentif) dari Direktorat Pendidikan atas karya ilmiah yang diikutsertakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Artikel Ilmiah (PKM-AI). Penulis telah menyelesaikan praktek pengenalan ekosistem hutan (PPEH) yang bertempat di Cagar Alam Kamojang-Sancang Barat pada tahun 2011. Penulis juga telah menyelesaikan praktek pengelolaan hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi tahun 2012. Penulis juga telah menyelesaikan praktek kerja profesi di BPDAS Citarum-Ciliwung selama 2 bulan tahun 2013. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu terhadap Pertumbuhan Xylaria sp. dibawah bimbingan Prof Dr Ir Achmad, MS dan Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi.