PENGARUH PERBEDAAN PERMANEN DAN PERBEDAAN TEMPORER BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Tercatat di BEI Tahun 2009-2013) Diah Noviyanti, Heri Sukendar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan, Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969
[email protected]
ABSTRACT This study aims to examine the effect of permanent differences and temporary differences of book-tax differences toward earnings growth. Independent variables used in this study is the difference permanent and temporary differences, while the dependent variable is earnings growth. The population in this study are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange Period 2009-2013. Sampling, conducted on purposive sampling method, was obtained sample of 36 companies. The analysis methods used is the multiple regression. The results show that the difference in permanent and temporary differences do not significantly affect earnings growth. Keywords: permanent differences, temporary differences, book-tax differences, earnings growth
ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perbedaan permanen dan perbedaan temporer book-tax differences terhadap pertumbuhan laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan permanen dan perbedaan temporer, sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 36 perusahaan. Menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen dan Perbedaan temporer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kata kunci: perbedaan permanen, perbedaan temporer, book-tax differences, pertumbuhan laba
PENDAHULUAN Laba merupakan hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan yang mengukur kinerja perusahaan dan memiliki banyak kegunaan diberbagai konteks (Belkaoui, 2011: 226). Laba umumnya juga dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan pembayaran dividen, panduan dalam melakukan investasi dan pengambilan keputusan, dan satu elemen dalam peramalan. Laba mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal yang nantinya akan berpengaruh kepada kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Rosanti dan Zulaikha, 2013). Belkoui (2011: 226) menjelaskan ada dua versi laba dalam laporan keuangan yaitu laba yang dikenal sebagai laba kena pajak yang diperhitungkan menurut aturan-aturan perpajakan dan laba yang yang diperhitungkan menurut akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk memenuhi tujuan dari laporan keuangan akuntansi dan laporan keuangan fiskal. Namun,
1
2 ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan fiskal maka terlebih dahulu melakukan rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut. Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan komersial dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan perpajakan, sehingga diperoleh laba fiskal. Oleh karena itu, terdapatnya perbedaan dasar penyusunan dalam penghitungan laba menurut komersial dengan penghitungan laba menurut perpajakan, maka menyebabkan perbedaan jumlah antara penghasilan sebelum pajak (laba akuntansi) dengan penghasilan kena pajak (laba fiskal). Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal tersebut yang disebut dengan book tax differences (Lestari, 2011). Book Tax Differences timbul dari perbedaan yang sifatnya sementara (Temporary Differences) dan perbedaan yang sifatnya tetap (Permanent Differences) (Saputro, 2011). Perbedaan tersebut diakibatkan karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya (Resmi, 2014). Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa hasil penelitian tentang book-tax differences masih sangat variatif. Penelitian di Indonesia mengenai book-tax differences berkaitan dengan pertumbuhan laba dilakukan oleh Brolin dan Rochman (2014). Brolin dan Rochman (2014) menguji apakah perbedaan permanen dan perbedaan temporer akan berpengaruh pada pertumbuhan laba di perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak dipengaruhi perbedaan permanen sebagai komponen pembentuk book tax differences. Perbedaan temporer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan temporer yang merupakan komponen pembentuk book tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Perusahaan dengan perbedaan temporer yang lebih besar akan memiliki pertumbuhan laba yang lebih besar. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya dalam penelitian di luar negeri (Jackson, 2011). Jackson (2011) menemukan bahwa perbedaan permanen memiliki korelasi negatif dengan tax expenses. Jadi secara teoritis akan memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan laba (pertumbuhan laba bersih). Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba melakukan penelitian dengan memisahkan book-tax differences menjadi perbedaan permanen dan temporer. Perioda pengamatan yang relatif pendek untuk menaksir parameter – parameter yang digunakan dalam penelitian terdahulu dan perbedaan tarif dan peraturan perpajakan disetiap negara yang berbeda – beda membuat penelitian ini penting untuk mengetahui apakah book tax differences berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia dapat memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam pertumbuhan laba, merupakan riset gap dengan penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan kembali. Dengan penambahan tahun pengamatan penelitian menjadi 5 tahun sehingga pertumbuhan laba perusahaan manufaktur dapat terlihat secara jelas. Berdasrkan uraian diatas, penelitian ini diberi judul Pengaruh Perbedaan Permanen dan Perbedaan Temporer Book-Tax Differences terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)
METODE PENELITIAN Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan secara keseluruhan. Pertumbuhan laba dihitung dengan mengurangi laba bersih satu periode mendatang dengan laba bersih periode sekarang, lalu dibagi dengan laba bersih periode sekarang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen adalah perbedaan perlakuan terhadap penghasilan dan biaya dimana penghasilan dan biaya diakui oleh akuntansi komersial, tetapi tidak diakui oleh akuntansi perpajakan. Perbedaan permanen dihitung dengan membagi jumlah perbedaan permanen yang tersaji dalam catatan atas laporan keuangan dengan total aset. Sedangkan perbedaan temporer disebabkan karena perbedaan waktu pengakuan penghasilan, biaya dan beban yang bersifat sementara yang mengakibatkan adanya penundaan atau antisipasi atau beba. Perbedaan temporer dihitung dengan membagi jumlah perbedaan temporer yang tersaji dalam catatan atas laporan keuangan dengan total aset.
3 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013. Perusahaan manufaktur dipilih karena dalam menghitung laba perusahaan, perusahaan manufaktur memiliki komponen dan perhitungan yang lebih rumit, sehingga perusahaan manufaktur dianggap dapat menggeneralisasikan karakteristik perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2009-2013 yang merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan gambaran terkini tentang kinerja keuangan perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2009-2013. 2. Selama tahun 2009-2013 perusahaan tidak mengalami kerugian, baik rugi komersial maupun rugi fiskal. 3. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan. 4. Perusahaan tidak melakukan kompensasi pajak akibat rugi selama tahun-tahun sebelumnya. Alasannya adalah karena kompensasi dapat menutupi laba perusahaan pada tahun bersangkutan sehingga dapat mengaburkan arti book-tax differences. 5. Sampel harus memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikatorindikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, uji determinasi R2, uji statistik F dan uji statistik t. Persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini yaitu: ∆NI = βo + β1 PBTD + β2 TBTD + e Dimana: ∆NI = Pertumbuhan Laba PBTD = Perbedaan permanen book-tax differences TBTD = Perbedaan temporer book-tax differences e = Error
HASIL DAN BAHASAN Objek Penelitian Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka sampel yang digunakan sebanyak 36 perusahaan. Dengan menggabungkan data penelitian selama 5 tahun pengamatan, maka jumlah observasi adalah sebesar 180 observasi.
Tabel 1 Sampel Penelitian Keterangan
Jumlah
Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013
167
3
4 Data perusahaan manufaktur yang tidak diaudit dan tidak terdaftar di BEI selama periode pengamatan
50
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tidak dalam bentuk rupiah
6
Data perusahaan yang tidak berhasil diperoleh secara fisik
39
Perusahaan yang mengalami rugi selama 2009-2013
37
Total perusahaan manufaktur yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian
36
Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel (N), nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari masingmasing variabel. Tabel 2 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Pertumbuhan Laba
180
-.99891
16.92304
.6191529
1.95321899
3.815
Perbedaan permanen
180
-.15343
.48447
.0044331
.05053925
.003
perbedaan temporer
180
-.04742
.20973
.0073378
.03137255
.001
Valid N (listwise)
180
Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015 Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi (N) dari penelitian ini adalah 180 observasi. Dari 180 observasi terhadap sampel, pertumbuhan laba memiliki nilai minimal sebesar -0.99 dan maksimal sebesar 16.92 dengan nilai rata-rata pertumbuhan laba perusahaan sampel sebesar 0.61. Sedangkan standar deviasinya sebesar 1.95 menunjukkan variasi yang terdapat dalam variabel pertumbuhan laba yang artinya di dalam penelitian mengenai pertumbuhan laba terdapat perubahan kenaikan dan penurunan laba dalam setiap periode. Pada variabel perbedaan permanen (PERM), dengan jumlah data (N) sebanyak 180 observasi mempunyai persentasi rata-rata sebesar 0.044%; dengan nilai minimal sebesar -0,04 dan nilai maksimal sebesar 0.48 sedangkan standar deviasinya sebesar 0.50. Variabel perbedaan temporer (TEMP) mempunyai persentasi rata-rata sebesar 0.007, dengan nilai minimal sebesar -8.49% dan nilai maksimal sebesar 0,20, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.03.
5 Uji Normalitas Untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini dapat dilihat dengan Normal Probability Plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Gambar 1 Hasil Uji statistik P-Plot of Regression Standarized Residual
Uji Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi dengan bantuan software SPSS 22. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikorelasi, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. 1. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson test. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dengan mendeteksi besaran Durbin watson, berdasarkan Tabel Durbin Watson diketahui bahwa untuk jumlah sampel 180 jika angka Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
5
6 Tabel 3 Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted Square
1
.065a
.004
-.014
R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .38331
2.118
a. Predictors: (Constant), TEMP, PERM b. Dependent Variable: NI Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015
Pada pengujian autokorelasi yang terdapat pada table diatas diketahui nilai D-W sebesar 2,118 . Maka dapat diambil kesimpulan bahwa angka tersebut lebih besar dari batas atas ditentukan (du) sebesar 1.7786 dan kurang dari nilai (4-du) sebesar 2.2214, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada berarti terdapat multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model secara umum ditunjukkan oleh table berikut:
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
PERM
.808
1.237
TEMP
.808
1.237
(Constant)
a. Dependent Variable: NI Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015 Dari tabel diatas pada bagian Coefficients, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen lebih kecil dari pada 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara
7 variabel independen yang digunakan dalam model regresi linier yaitu variabel perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak ada korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015 Dari Grafik Scatter, jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik menyebar tidak beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y, sehingga tidak terdapat heteroskedastisitas. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari koefisien determinasi dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted Square
1
.065a
.004
-.014
R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .38331
a. Predictors: (Constant), TEMP, PERM b. Dependent Variable: NI Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015
7
2.118
8
Nilai R2 sebesar 0.004 memenuhi syarat Uji Koefisien Determinasi yaitu syarat antara nilai 0 sampai 1. Menurut Ghozali (2011) Nilai Adjusted R Square dimungkinkan untuk memperoleh nilai negative yang berrati kemampuan variable Independen yaitu Perbedaan Permanen (PERM) dan Perbedaan Temporer (TEMP) dalam menerangkan variable dependen Pertumbuhan Laba (∆NI) sangat terbatas.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen dan hal ini dapat diketahui dari hasil uji ANOVA atau uji F dengan tingkat kepercayaan 95%. Tabel 6 Hasil Uji Statistik F (Simultan) Sum Squares
Model 1
of Mean Square
F
Sig.
.230
.795a
Regression
.067
.034
Residual
15.721
.147
Total
15.789
Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015 Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 0.230 dengan probabilitas 0,795 atau 79,5%. Karena probabilitas jauh lebih besar dari 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba (∆NI) atu dapat dikatakan bahwa perbedaan permanen (PERM), perbedaan temporer (TEMP) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (∆NI). Maka dapat disimpulkan Hipotesis 3 ditolak.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis adalah sebagai berikut: 1.
Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak
2.
Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak Tabel 7 Hasil Uji Statistik t (Parsial) dan Determinasi parsial Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
Std. Error
T
Sig.
9
1
(Constant)
.218
.038
PERM
-.194
.638 1.104
TEMP -.453 a. Dependent Variable: NI
5.723
.000
-.033
-.305
.761
-.044
-.411
.682
Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 22, 2015 Dari hasil uji statistik secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa dari 2 variabel yang dimasukkan dalam model regresi, variabel perbedaan permanen (PERM), perbedaan temporer (TEMP) ditemukan tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan laba (∆ NI). Hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansi PERM sebesar 0,761 (p > 0,05),TEMP sebesar 0,682 (p > 0,05). Maka Variabel Perbedaan temporer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dibuktikan secara statistik nilai signifikansi uji t variable TERM sebesar 0,682 (lebih besar dari 0.05). Hal ini karena untuk perbedaan temporer dengan koreksi positif, jumlah yang dikoreksi akan menambah penghitungan beban pajak kini. Namun, disisi lain koreksi fiscal tersebut menimbulkan penghasilan pajak tangguhan. Hal itu menyebabkan jumlah perbedaan temporer yang tadinya dapat menambah pajak penghasilan melalui pajak kini selanjutnya akan dihapus melalui pengurangan pajak penghasilan dalam bentuk penghasilan pajak tangguhan. Begitu pula dengan perbedaan temporer dengan koreksi negatif. Untuk perbedaan temporer dengan koreksi negatif, jumlah yang dikoreksi akan mengurangi penghitungan beban pajak kini. Namun, disisi lain koreksi fiskal tersebut akan menimbulkan beban pajak tangguhan. Hal itu menyebabkan jumlah perbedaan temporer yang tadinya dapat mengurangi pajak penghasilan melalui pajak kini selanjutnya akan dihapus melalui penambahan pajak penghasilan dalam bentuk beban pajak tangguhan. Variabel Perbedaan permanen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dibuktikan secara statistic, variable PERM memperoleh nilai signifikansi uji t sebesar 0.761, hasil ini melebihi syarat signifikansi dibawah 0.05 untuk menentukan pengaruh variable independen. Perbedaan permanen disebabkan oleh adanya pengaturan yang berbeda dalam perolehan dan penghitungan laba fiskal. Contoh dari perbedaan permanen itu sendiri adalah penghasilan yang pajaknya final, penghasilan bukan objek pajak, beban yang tidak boleh dikurangkan dan penghasilan dari anak perusahaan. Perbedaan permanen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba merupakan dampak dari jumlah perbedaan permanen yang terdapat dalam laba fiskal (penghasilan kena pajak) besarnya tidak signifikan. Sedangkan koefisien Perbedaan permanen yang menunjukkan angka negatif yaitu -0,155 artinya perbedaan permanen itu akan menjadi pengurang dan memberikan pengaruh yang negative terhadap pertumbuhan laba.
KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan perbedaan permanen mempunyai jumlah yang tidak signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan laba, sedangkan perbedaan temporer akan menyesuaikan nilai (terpulihkan) Dallam penyajian laporan keuangan di periode selanjutnya akibat pengakuan asset dan kewajiban pajak tangguhan dan menyebabkan asset (manfaat) pajak tangguhan. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan sampel yang berbeda (memperluas sampel). Beberapa alternatif yang bisa diambil misalnya dengan meneliti seluruh perusahaan yang listing di BEI, bukan hanya manufaktur. Karena jika hanya satu jenis perusahaan saja kurang bisa mengeneralisasi hasil penelitian. Alternatif lain adalah dengan mengambil perusahaan industry sejenis yang listing di negara lain (bukan hanya Indonesia) karena dipengaruhi oleh kebijakan dan peraturan tarif pajak yang berbeda di masing-masing negara.
9
10
REFERENSI Belkaoui, R. A. (2011). Accounting Teory. Jakarta: Salemba Empat. Brolin, Amos Rico, Abdul Rohman. (2014). Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Halaman 1-13 Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jackson, Mark. (2011). Book Tax Differences And Earnings Growth. College Of Business. University Of Nevada,Reno, NV 89557. (775) 784-4823. December, 2011 Lestari. Budi. (2011). Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Diponegoro Resmi, Siti (2014). Perpajakan Teori Dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. www.idx.co.id. Diakses pada 1 April 2015
RIWAYAT PENULIS Diah Noviyanti lahir di kota Jakarta pada 26 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.