ANALISIS PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA Oleh: Budi Lestari ( C2C007021 ) Dosen Pembimbing: Drs. M. Didik Ardiyanto, Msi., Akt.
ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence about the influence of book tax differences to earnings growth. The variables tested in this study were permanent differences and temporary differences which are proxy of book tax differences. Growth in earnings that is used is calculated by subtracting the current period profit with profit the previous period and then divided by the earnings in the previous period. The population in this study were manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2007-2009. The research data obtained from the manufacturing company's financial statement year period 2007-2009. Based on purposive sampling method, the sample obtained a total of 39 companies. The hypothesis in this study were tested using multiple regression analysis. The results showed that the book tax differences that proxy with permanent differences and temporary differences do not significantly affect earnings growth. That was caused by a number of permanent differences and temporary differences are not significant in influencing the amount of taxable income which is the basis for current income tax calculation. Insignificant amount in the end will have no effect on the growth of income. Keywords: permanent
differences,
differences, earnings growth.
1
temporary differences,
book
tax
I. PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Salah satu isu yang sedang berkembang di bidang analisis perpajakan yang
menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Poernomo (2008) menyatakan bahwa laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak yang dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan lebih ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi, sedangkan laba fiskal adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan lebih ditujukan untuk menjadi dasar penghitungan PPh. Terdapat sejumlah penelitian yang telah meneliti kemungkinan book tax differences menjadi sumber informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Penelitian tersebut memberi bukti bahwa adanya book tax differences menjadi indikasi terjadinya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan (Mills dan Newberry, 2001; Phillips et al., 2003; Tang, 2006; Ayers et al.,2008). Selain itu beberapa penelitian menyatakan bahwa book tax difference juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas laba terutama dalam kaitannya dengan persistensi laba (Hanlon, 2005; Wiryandari dan Yulianti, 2008). Dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa book tax differences berkaitan dengan informasi laba sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Namun, manfaat book tax differences tersebut tidak selalu timbul akibat adanya praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Book tax differences juga timbul akibat adanya perbedaan aplikasi antara ketentuan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan fiskal berdasarkan Undang-Undang perpajakan dan tidak disebabkan oleh adanya unsur oportunistik pihak manajemen seperti melakukan manajemen laba (earnings management) dan perencanaan pajak (tax planning). Perbedaan ini
2
menyebabkan transaksi yang sama dapat diperlakukan secara berbeda oleh perusahaan. Adanya bukti mengenai kegunaan book tax differences dalam kaitannya dengan informasi laba menjadikan informasi book tax differences menjadi penting untuk dipahami. Informasi mengenai laba merupakan salah satu sumber penting yang digunakan oleh para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Laba merupakan indikator kinerja keuangan suatu perusahaan. Diasumsikan bahwa semakin tinggi laba yang dihasilkan maka semakin baik pula kinerja suatu perusahaan. Para pengguna laporan keuangan yang masing- masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi laba mengandalkan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan sebagai sumber dalam pengambilan keputusannya. Terdapat beberapa penelitian yang memberikan bukti bahwa book tax differences mengandung informasi mengenai kinerja masa depan. Lev dan Nissim (2004) membuktikan bahwa rasio laba akuntansi terhadap laba fiskal dapat memprediksikan pertumbuhan laba lima tahun kedepan, dan berhubungan kuat (lemah) dengan return saham masa depan. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Jackson (2009) yang membuktikan bahwa book tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Tang dan Firth (2008) menyatakan bahwa book tax differences yang besar menghasilkan reaksi pasar terhadap harga saham menjadi rendah. Selain itu mereka juga menemukan bahwa book tax differences berhubungan negatif dengan laba satu tahun ke depan. Hal itu mengindikasikan bahwa informasi mengenai book tax differences berguna untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa book tax differences dapat memberikan informasi mengenai karakteristik laba perusahaan dan kinerja perusahaan masa depan. Informasi tersebut diperoleh bukan hanya akibat adanya praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan, tetapi juga karena adanya perbedaan aplikasi antara ketentuan akuntansi
3
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan fiskal berdasarkan Undang-Undang perpajakan. Hal ini dibuktikan oleh Jackson (2009) yang membuktikan bahwa hubungan antara book tax differences dengan pertumbuhan laba tidak selalu disebabkan oleh manajemen laba, tetapi juga disebabkan oleh perlakuan transaksi ekonomi yang berbeda serta tarif pajak efektif yang berfluktuasi. Memahami hubungan antara perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal merupakan hal yang penting karena informasi tersebut dapat memberikan bukti mengenai kegunaan penghasilan kena pajak dalam menentukan nilai perusahaan (Jackson, 2009). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat book tax differences dalam memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini, book tax differences dibagi menjadi dua komponen, yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Pertumbuhan laba, diukur dari perubahan pada laba bersih akuntansi. Dalam penelitiannya, Jackson (2009) memisahkan pertumbuhan pada laba menjadi dua komponen, yaitu laba sebelum pajak dan beban pajak. Hal ini dikarenakan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada laba sebelum pajak atau perubahan pada beban pajak penghasilan masa depan. Namun, dalam penelitian ini pertumbuhan laba yang akan diteliti dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.
II. TELAAH TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang menguji kemampuan book tax differences dalam memprediksi kinerja perusahaan masa depan terutama yang berhubungan dengan informasi laba. Penelitian yang dilakukan oleh Phillips, et al. (2003) memberi bukti bahwa beban pajak tangguhan berguna untuk mendeteksi 4
manajemen laba yang dilakukan perusahaan untuk menghindari kerugian dan penurunan laba. Sejalan dengan Hanlon (2005) yang menguji peranan book tax differences dalam mengindikasikan persistensi laba, akrual, dan arus kas untuk laba satu tahun ke depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan book tax differences dalam jumlah besar serta bernilai positif dan negatif (large positive book tax differences dan large negative book tax differences) mempunyai laba yang kurang persisten dibandingkan perusahaan yang mempunyai book tax differences dalam jumlah kecil (small book tax differences). Hanlon (2005) menyatakan bahwa investor dapat menafsirkan book tax differences yang besar sebagai „red flag‟ dan mengurangi harapan mereka mengenai persistensi laba di masa depan. Lev dan Nissim (2004) melakukan penelitian dengan mengembangkan “tax based fundamental” yang didefinisikan sebagai rasio estimasi penghasilan kena pajak dengan laba bersih. Mereka menemukan bukti bahwa rasio laba akuntansi terhadap laba fiskal dapat memprediksikan pertumbuhan laba lima tahun kedepan, dan berhubungan kuat (lemah) dengan return saham masa depan. Konsisten dengan penelitian Lev dan Nissim (2004), Jackson (2009) melakukan peneltian untuk menguji hubungan antara book tax differences dan pertumbuhan laba. Dalam penelitiannya, Jackson membagi book tax differences menjadi dua komponen, yaitu komponen perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Jackson juga membagi pertumbuhan laba menjadi perubahan pada laba sebelum pajak dan perubahan pada beban pajak. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bersifat negatif antara komponen perbedaaan permanen dengan perubahan di masa depan beban pajak, sedangkan komponen sementara book tax differences (pajak tangguhan) berhubungan negatif dengan perubahan dalam laba sebelum pajak masa mendatang. Di Indonesia, penelitian mengenai perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dilakukan oleh Wiryandari dan Yulianti (2008). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meneliti hubungan antara perbedaan laba akuntansi dan laba
5
pajak
dengan perilaku
manajemen
laba dan persistensi laba.
Dengan
menggunakan model distribusi laba, hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan dan akrual tidak terbukti dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba dengan tujuan untuk menghindari penurunan laba. Penelitian juga dilakukan untuk menguji apakah perbedaan laba akuntansi dan laba pajak dapat digunakan untuk mengukur persistensi laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba pajak positif yang besar mempunyai persistensi laba yang lebih rendah. Irreza dan Yulianti (2010) baru-baru ini meneliti penggunaan komponenkomponen pembentuk pajak tangguhan dalam mendeteksi manajemen laba. Dalam penelitiannya, komponen pajak tangguhan dibagi ke dalam komponen akrual dan pencadangan atas pendapatan dan beban, kompensasi, depresiasi aset berwujud, penilaian aset lainnya dan miscellaneous item. Hasil penelitian menemukan bukti bahwa total perubahan kewajiban pajak tangguhan bersih dan total akrual dapat mendeteksi kemungkinan perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba untuk menghindari kerugian. Dari beberapa penelitian yang telah diuraikan terseb ut, secara umum dapat disimpulkan bahwa beda antara laba akuntansi dengan laba kena pajak dapat memberikan informasi mengenai karakteristik laba yang dihasilkan dan kinerja masa depan perusahaan. 2.2 Hipotesis Telah disinggung sebelumnya book-tax differences yang akan dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua komponen, yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen timbul akibat adanya perbedaan pengakuan transaksi antara peraturan akuntansi dan peraturan pajak. Perbedaan permanen terdiri dari penghasilan yang telah dipotong PPh final, penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, pengeluaran yang termasuk dalam non deductible expense dan tidak termasuk dalam deductible expense.
6
Penghasilan yang diakui dalam peraturan akuntansi dapat menambah laba perusahaan, namun dalam peraturan pajak penghasilan tersebut tidak diakui dan harus dikeluarkan dari perhitungan laba fiskal (penghasilan kena pajak). Hal ini akan menyebabkan laba fiskal (penghasilan kena pajak) menjadi rendah sehingga akan berpengaruh pada beban pajak yang semakin kecil. Jika penghasilan sebelum pajak konstan, semakin rendah beban pajak yang dibayarkan maka laba bersih yang dihasilkan semakin besar. Hal yang berlawanan akan terjadi pada pengeluaran yang dalam peraturan akuntansi akan mengurangi laba namun tidak menurut peraturan pajak. Dalam peraturan akuntansi pengeluaran tersebut akan mengurangi laba, namun dalam peraturan pajak item tersebut harus dikeluarkan dari penghitungan penghasilan kena pajak. Hal ini akan mengakibatkan beban yang dibayarkan sebagai pengurang laba akan menjadi lebih kecil dan penghasilan kena pajak menjadi lebih besar. Penghasilan kena pajak yang besar berarti beban pajak yang lebih besar pula. Jika penghasilan sebelum pajak konstan, semakin besar beban pajak yang harus dibayarkan maka akan memperkecil laba bersih yang dihasilkan. Penelitian oleh Tang dan Firth (2008) yang memasukkan komponen perbedaan permanen dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa book tax differences yang besar menandakan bahwa laba perusahaan lebih transitory dan kurang persisten, menyimpulkan kinerja yang lebih rendah di tahun mendatang dan menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah. Jackson (2009) yang juga melakukan penelitian dengan menganalisis perbedaan permanen me nemukan bukti bahwa perbedaan permanen berhubungan positif dengan pertumbuhan laba hanya karena mereka berhubungan negatif dengan perubahan beban pajak. Maksud dari pernyataan ini adalah semakin tinggi perbedaan permanen maka semakin rendah beban pajak masa depan, yang berarti bahwa laba bersih masa depan akan semakin tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
7
Beberapa perbedaan temporer dapat timbul apabila penghasilan atau beban diakui dalam perhitungan laba akuntansi yang berbeda dengan periode saat penghasilan atau beban tersebut diakui dalam perhitungan laba fiskal, misalnya perbedaan metode penyusutan dan masa manfaat yang digunakan dalam penghitungan laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan temporer kena pajak tersebut menyebabkan timbulnya beban pajak tangguhan atau pendapatan pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan sedangkan pendapatan pajak tangguhan menimbulkan aset pajak tangguhan. Besarnya pajak tangguhan bersih berpengaruh terhadap pembayaran pajak masa depan yang tercermin pada pajak kini di tahun mendatang. Pembalikan perbedaan temporer akan mempengaruhi pembayaran pajak di masa yang akan datang. Misalnya, pembalikan kewajiban pajak tangguhan akan meningkatkan pembayaran pajak masa yang akan datang, sementara pemulihan aset pajak tangguhan akan mengurangi pembayaran pajak masa depan. Pembayaran pajak yang semakin meningkat atau semakin menurun akan berpengaruh pada laba bersih yang akan dihasilkan. Jika penghasilan sebelum pajak konstan, semakin besar beban pajak yang dibayarkan maka semakin kecil laba bersih yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Perbedaan temporer juga dapat memberi informasi mengenai kinerja ekonomi masa depan melalui diskresi akrual yang digunakan oleh perusahaan untuk memanipulasi laba yang tercermin dari beban pajak tangguhan. Pendeteksian manajemen laba dalam penelitian Philips et al. (2003) menyimpulkan bahwa beban pajak tangguhan berguna untuk mendeteksi manajemen laba guna menghindari penurunan laba dan menghindari kerugian, namun tidak demikian dengan memenuhi perkiraan analis pasar. Penelitian yang dilakukan Hanlon (2005) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perbedaan temporer (pajak tangguhan) yang besar memiliki laba yang kurang persisten. Jackson (2009) yang memfokuskan penelitian pada pertumbuhan laba juga menemukan
8
bahwa perbedaan temporer berhubungan negatif dengan pertumbuhan laba sebelum pajak. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2: Perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Dependen Menurut Sekaran (2003:88) variabel dependen adalah variabel yang menjadi fokus utama peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Laba merupakan indikator kinerja suatu perusahaan. Informasi yang terkandung di dalam laba bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pertumbuhan laba merupakan perubahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan dari periode ke periode. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut:
= Keterangan: = pertumbuhan laba = laba bersih perusahaan i pada tahun t = laba bersih perusahaan i pada tahun t-1
9
3.1.2 Variabel Independen 3.1.2.1 Perbedaan Permanen ( Permanen Differences) Adanya perbedaan antara prinsip akuntasi dengan peraturan perpajakan akan menimbulkan suatu selisih yang mencakup komponen perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen timbul akibat adanya suatu transaksi yang diakui oleh standar akuntansi namun tidak diakui oleh peraturan perpajakan. Konsekuensinya transaksi tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi ketika menghitung pendapatan kena pajak. Oleh karena book tax differences dan komponennya memiliki nilai yang relevan terhadap laba pada tahun berjalan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masa depan dan menjelaskan ekuitas perusahaan (Tang dan Firth, 2008), maka perbedaan permanen digunakan sebagai variabel independen yang akan melengkapi perbedaan temporer dalam memprediksi pertumbuhan laba. Perbedaan permanen yang dimaksud dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah perbedaan permanen yang tersaji pada catatan laporan keuangan dibagi dengan total aset. 3.1.2.2. Perbedaan Temporer (Temporary Differences) Perbedaan temporer timbul karena standar akuntansi dan peraturan perpajakan mencatat dan mengakui transaksi pada waktu yang berbeda. Perbedaan temporer ini mengakibatkan adanya aset pajak tangguhan dan/ atau kewajiban pajak tangguhan. Perbedaan temporer merupakan refleksi dari kebijakan akrual (discretionary accruals) tertentu yang diterapkan oleh perusahaan. Kebijakan akrual ini mengakibatkan adanya suatu perbedaan waktu pengakuan penghasilan atau biaya antara akuntansi dengan pajak. Mengingat bahwa kebijakan akrual tersebut memungkinkan manajer melakukan manajemen laba, maka perbedaan temporer yang mengandung kebijakan akrual tersebut relevan dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Perbedaan temporer yang dijadikan variabel dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah perbedaan temporer yang terdapat pada catatan laporan keuangan dibagi dengan total aset.
10
3.1.3 Variabel Kontrol 3.1.3.1 Arus Kas Operasi Arus kas operasi menunjukkan besarnya aliran masuk yang berasal dari aktivitas operasi dan aliran keluar yang digunakan untuk aktivitas operasi. Arus kas operasi sebagai proksi komponen laba permanen merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan persistensi laba (Wijayanti, 2006), sehingga diperkirakan arus kas operasi akan berhubungan positif dengan laba masa depan. Arus kas operasi dalam penelitian ini dihitung dari total aliran kas operasi dikurangi aliran kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan kemudian dibagi dengan total aset. 3.1.3.2 Akrual Wijayanti (2006) menyatakan bahwa akrual adalah proksi komponen laba transitori. Akrual merupakan item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan (pretax accrual). Komponen akrual kurang persisten dibandingkan dengan komponen kas. Logika yang mendasarinya adalah komponen akrual yang memiliki diskresi tinggi mengakibatkan banyak error yang akan terkoreksi pada laba mendatang (Dechow dan Dichev, 2002 dalam Wiryandari dan Yulianti, 2008). Dapat disimpulkan bahwa akrual berhubungan negatif dengan perubahan laba masa depan. Akrual dalam penelitian ini dihitung sebagai laba akuntansi sebelum pajak dikurangi oleh aliran kas operasi sebelum pajak. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibagi dengan total aset. 3.1.3.3 Perubahan pada ROA Return on Assets (ROA) atau tingkat profitabilitas merupakan indikator dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA menunjukkan seberapa efisien
manajemen
menggunakan asetnya
untuk
menghasilkan laba. ROA didapat dengan cara menghitung laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset. Perubahan pada ROA dapat digunakan untuk mengendalikan tren jangka pendek dan jangka panjang pada laba, sehingga
11
diperkirakan bahwa perubahan pada ROA akan berhubungan positif dengan perubahan laba masa depan (Jackson, 2009). Perubahan ROA pada penelitian ini dihitung dari selisih antara ROA pada tahun berjalan dan ROA tahun lalu dibagi dengan ROA tahun lalu. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi yang akan menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20072009. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2007-2009 dan tidak di-delisting selama periode pengamatan penelitian. 2. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Dikarenakan penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang dinyatakan dalam Rupiah. 3. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal selama tahun pengamatan. Alasannya adalah kerugian dapat dikompensasi ke masa depan (carryforward) menjadi pengurang biaya pajak tangguhan dan diakui sebagai aset pajak tangguhan sehingga dapat mengaburkan arti book tax differences (Hanlon, 2005). 4. Perusahaan tidak melakukan kompensasi pajak akibat rugi selama tahuntahun sebelumnya. 5. Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator- indikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian ini.
12
3.3 Jenis dan Sumbe r Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data ini berupa laporan keuangan Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009. Sumber data tersebut berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007-2009, Fact Book tahun 2008-2010, website IDX yaitu www.idx.co.id, dan Pojok BEI Universitas Diponegoro. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sekunder pada penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang relevan baik dari kepustakaan maupun pencarian melalui internet untuk memperoleh informasi- informasi serta data-data yang diperlukan. 3.5 Metode Analisis Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis regresi. 3.5.1 Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel- variabel dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum atau karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta deviasi standar. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) perlu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik ini model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut:
13
3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual yaitu uji one sample kolmogrov-smirnov test. Dalam uji ini akan digunakan uji one sample kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.
Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam model regresi. 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dalam pengamb ilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. 3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi dapat 14
diketahui melalui uji Durbin – Watson (DW test). Jika d lebih kecil dibandingkan dengan d1 atau lebih besar dari 4-d1, maka Ho ditolak yang berarti terdapat autokolerasi. Jika d terletak diantara du dan 4-du, maka Ho diterima yang berarti tidak ada autokolerasi. 3.5.3 Pengujian Hipotesis Dalam melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: NI =
+
PERM +
TEMP +
CFO +
ACC +
ROA +
Keterangan: = Pertumbuhan laba = Jumlah perbedaan permanen = Jumlah perbedaan temporer = Arus Kas Operasi ACC
= Total akrual = Perubahan ROA = error
3.5.3.1 Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien deteminasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
15
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2006). 3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan > 0,05 berarti secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan < 0,05 berarti secara bersama-sama variabel dependen mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. 1.5.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2009. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan proses pemilihan sampel diperoleh 39 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Dengan menggabungkan data penelitian selama 3 tahun dalam satu analisis, maka jumlah observasi dalam penelitian adalah 117 observasi. Ringkasan
prosedur seleksi sampel dapat dilihat pada tabel 4.1:
16
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian KETERANGAN Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menurut ICMD 2009 Data laporan keuangan tidak berhasil diperoleh secara fisik baik melalui pojok BEI maupun website Perusahaan yang delisting selama periode tahun 2007-2009 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tidak dalam bentuk rupiah Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi dan terkena kompensasi rugi untuk pembayaran pajak selama periode pengamatan Total perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel penelitian Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
JUMLAH 149 (15) (7) (4) (84)
39
4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Gambaran umum sampel dengan variabel pertumbuhan laba, perbedaan permanen, perbedaan temporer, arus kas operasi, akrual, dan perubahan ROA dapat dilihat pada tabel statistik deskriptif berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N NI PERM TEMP OCF ACC ROA Valid N (listwise)
Minimum Maximum 117 117 117 117 117 117 117
-19 -9 -9 -9 -9 -15
17
120 9 9 9 7 108
Mean 1.76 .60 1.32 .78 -1.41 1.57
Std. Deviation 11.398 4.129 3.807 3.119 4.134 10.483
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2010
Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi (N) dari penelitian ini ada 117 observasi. Dari 117 observasi terhadap sampel, nilai variabel pertumbuhan laba yang terkecil adalah -19 dan yang terbesar adalah 120. Hal ini berarti pertumbuhan laba perusahaan sampel yang terendah adalah sebesar -19% dan yang tertinggi sebesar 120% dengan nilai rata-rata pertumbuhan laba perusahaan sampel sebesar 1,76%. Standar deviasi sebesar 11,398 menunjukkan variasi yang terdapat dalam variabel pertumbuhan laba. Pada variabel perbedaan permanen (PERM), nilai yang terkecil adalah sebesar -9 dan nilai yang tertinggi sebesar 9. Nilai rata-rata variabel perbedaan permanen sebesar 0,60 dengan standar deviasi sebesar 4,129. Variabel perbedaan temporer (TEMP) memiliki nilai yang paling kecil sebesar -9 dan nilai yang terbesar sebesar 9. Nilai rata-rata variabel sebesar 1,32 dengan standar deviasi sebesar 3,807. Variabel kontrol berupa arus kas operasi (CFO) menunjukkan nilai terkecil sebesar -9 dan nilai yang terbesar 9 dengan nilai rata-rata sebesar 0,78. Standar deviasi sebesar 3,119 menunjukkan variasi yang terdapat dalam variabel arus kas operasi. Pada variabel akrual (ACC), nilai terkecil sebesar -9 dan nilai terbesar sebesar 7. Nilai rata-rata variabel akrual adalah -1,41 dengan standar deviasi sebesar 4,134 menunjukkan variasi yang terdapat dalam variabel akrual. Variabel perubahan ROA ( ROA) memiliki nilai terkecil sebesar -15 dan yang terbesar 108. Nilai rata-rata variabel ini adalah 1,57 dengan standar deviasi sebesar 10,483. 4.2.2
Uji Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas yang tercantum pada lampiran menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini berarti menyalahai asumsi klasik. Agar data terdistribusi secara normal maka model regresi diubah menjadi semilog, yaitu mengubah variabel dependen dalam bentuk logaritma. Adapun persamaan regresinya menjadi sebagai berikut:
18
Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil bahwa data telah terdistribusi secara normal, sehingga disimpulkan bahwa model regresi semilog ini layak dipakai. Hasil uji multikolinearitas yang tercantum pada lampiran memperlihatkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini, tidak memiliki problem multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi yang tercantum pada lampiran menunjukkan bahwa angka Durbin-Watson (D-W) adalah sebesar 1,983. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan digunakan di dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi karena angka Durbin-Watson nya berada di antara du (1,802) sampai dengan 4-du (4 – 1,802 = 2,198). Hasil uji heteroskedastisitas yang menggunakan uji Glejser (tercantum di lampiran) menunjukkan ba hwa nilai t-statistik dari seluruh variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
mengalami
masalah
heteroskedastisitas. 4.2.3
Pengujian Hipotesis 2
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi ( R ) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .661a .438 .341 .90200 a. Predictors: (Constant), ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF b. Dependent Variable: lnNI Sumber: Data sekunder diolah, 2011
19
Dari tabel di atas diketahui bahwa besarnya Adjusted R2 adalah 0,341, hal ini berarti 34,1% variasi pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu perbedaan permanen (PERM) dan perbedaan temporer (TEMP), serta variabel kontrol berupa arus kas operasi (OCF), total akrual (ACC), dan perubahan ROA (
ROA), sedangkan sisanya sebesar 65,9 % dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model. 4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Hasil Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
18.356
5
3.671
Residual
23.594
29
.814
F
Sig.
4.512
.004a
Total 41.950 34 a. Predictors: (Constant), ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF b. Dependent Variable: lnNI Sumber: Data sekunder diolah, 2011 Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 4,512 dengan probabilitas 0,004. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba (
NI ) atau dapat
dikatakan bahwa perbedaan permanen (PERM), perbedaan temporer (TEMP), arus kas operasi (CFO), akrual (ACC), dan perubahan ROA ( bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ( NI).
20
ROA) secara
4.2.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji model persamaaan regresi secara parsial terhadap masing- masing variabel independen dan variabel kontrol. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Std. Error
.758
.176
PERM
-.004
.036
TEMP
.008
OCF ACC ROA
Standardize d Coefficients Beta
T
Sig.
4.310
.000
-.017
-.122
.904
.044
.026
.179
.859
-.015
.044
-.049
-.340
.736
.007
.040
.026
.180
.858
.039
.008
.655
4.671
.000
a. Dependent Variable: lnNI Sumber: Data sekunder diolah, 2011
Dari tabel di atas maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: LnNI = 0,758 – 0,004 PERM + 0,008 TEMP – 0,015 CFO + 0,007 ACC + 0,039 +
+
Berdasarkan hasil uji statistik t menunjukkan bahwa dari 5 variabel yang dimasukkan dalam model regresi, hanya variabel perubahan ROA ( signifikan mempengaruhi pertumbuhan laba
ROA) yang
NI). Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitas signifikansi untuk perubahan ROA ( ROA) sebesar 0,000 (p < 0,05). Sedangkan variabel perbedaan permanen (PERM), perbedaan temporer (TEMP), arus kas operasi (OCF), dan akrual (ACC) ditemukan tidak signifikan. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansi PERM sebesar 0,904 (p > 0,05), TEMP sebesar 0,854 (p > 0,05), OCF sebesar 0,736 (p > 0,05) dan ACC sebesar 0,858
21
(p > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba
NI) hanya
dipengaruhi oleh perubahan ROA ( ROA). 4.3.3 Inte rpretasi Hasil Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) mengenai pengaruh perbedaan permanen (PERM) terhadap pertumbuhan laba menunjukkan nilai t sebesar -0,122 dengan signifikansi sebesar 0,904. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel perbedaan permanen (PERM) tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Oleh karena itu, hipotesis 1 (H1) dalam penelitian ini yang menyatakan ―Perbedaan permanen berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
laba‖ ditolak.
Perbedaan permanen
mempunyai arah koefisien negatif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan permanen yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba merupakan dampak dari jumlah perbedaan permanen yang tidak terlalu signifikan besarnya terhadap jumlah laba kena pajak (penghasilan kena pajak). Perbedaan permanen yang dapat menjadi pengurang atau penambah laba kena pajak dengan jumlah yang tidak signifikan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perubahan jumlah beban pajak kini. Pajak kini merupakan komponen pembentuk beban pajak penghasilan di samping pajak tangguhan. Jumlah pajak kini tentu memiliki pengaruh yang besar terhadap jumlah beban pajak penghasilan. Beban pajak penghasilan merupakan pengurang laba sebelum pajak menjadi laba bersih. Hal tersebut menjelaskan alasan mengapa perbedaan permanen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil pengujian terhadap perbedaan temporer menunjukkan bahwa variabel perbedaan temporer memiliki hubungan arah positif namun tidak signifikan. Hasil pengujian menunjukkan nilai t sebesar 0,179 dengan signifikansi sebesar 0,859. Nilai probabilitas signifikansi tesebut lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perbedaan temporer (TEMP) tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian, hipotesis 2 (H2) dalam
22
penelitian ini yang menyatakan ―Perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba‖ ditolak. Perbedaan temporer tidak berpengaruh pada beban pajak penghasilan. Untuk perbedaan temporer dengan koreksi positif, jumlah yang dikoreksi akan menambah penghitungan beban pajak kini. Namun, di sisi lain koreksi fiskal tersebut menimbulkan penghasilan pajak tangguhan. Hal itu menyebabkan jumlah perbedaan temporer yang tadinya dapat menambah pajak penghasilan melalui pajak kini selanjutnya akan dihapus melalui pengurangan pajak penghasilan dalam bentuk penghasilan pajak tangguhan. Begitu pula dengan perbedaan temporer dengan koreksi negatif. Untuk perbedaan temporer dengan koreksi negatif, jumlah yang dikoreksi akan mengurangi penghitungan beban pajak kini. Namun, di sisi lain koreksi fiskal tersebut akan menimbulkan beban pajak tangguhan. Hal itu menyebabkan jumlah perbedaan temporer yang tadinya dapat mengurangi pajak penghasilan melalui pajak kini selanjutnya akan dihapus melalui penambahan pajak penghasilan dalam bentuk beban pajak tangguhan. Perbedaan temporer berpengaruh terhadap beban pajak perusahaan melalui aset pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan. Kenaikan neto aset pajak tangguhan menyebabkan pengurangan beban pajak perusahaan, sebaliknya kenaikan neto kewajiban pajak tangguhan menyebabkan kenaikan beban pajak perusahaan. Jumlah kenaikan neto aset pajak tangguhan ataupun kewajiban pajak tangguhan tidak terlalu signifikan besarnya terhadap beban pajak penghasilan, sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Jackson (2009) yang menyatakan bahwa book tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pernyataan tersebut disimpulkan dari hasil penelitian Jackson (2009) yang menemukan bukti bahwa perbedaan permanen berhubungan negatif terhadap perubahan beban pajak sedangkan perbedaan temporer berhubungan negatif dengan laba sebelum pajak. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Jackson (2009) dikarenakan setting penelitian yang dilakukan berbeda. Jackson
23
(2009) melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan di Amerika yang memiliki peraturan perpajakan yang berbeda dengan peraturan perpajakan di Indonesia.
V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh book tax differences yang diproksi dengan perbedaan permanen dan perbedaan temporer terhadap pertumbuhan laba. Sampel yang digunakan dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria tertentu dan didapat jumlah sampel sebanyak 39 perusahaan. Untuk mengontrol hubungan antara book tax differences yang diproksi dengan perbedaan permanen dan perbedaan temporer terhadap pertumbuhan laba maka digunakan variabel kontrol berupa arus kas operasi, akrual, dan perubahan ROA. Penelitian ini menyimpulkan bahwa baik perbedaan permanen maupun perbedaan temporer tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah perbedaan permanen maupun perbedaan temporer yang tidak signifikan dalam mempengaruhi jumlah laba kena pajak yang merupakan dasar perhitungan untuk beban pajak kini. 5.2 Keterbatasan Dalam penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan di antaranya penelitian ini tidak membagi komponen book-tax differences menjadi normal (abnormal) book-tax differences untuk membedakan apakah perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang terjadi disebabkan oleh tindakan oprotunistik pihak manajemen atau perbedaan aplikasi ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang perpajakan. Keterbatasan lainnya yaitu jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian relatif sedikit, yaitu 39 perusahaan manufaktur, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar generalisasi.
24
Sedikitnya perusahaan yang digunakan sebagai sampel karena terdapat beberapa data laporan keuangan yang tidak lengkap serta penelitian hanya berfokus pada perusahaan yang mendapatkan laba selama periode pengamatan. 5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya komponen book tax differences
dibagi menjadi normal (abnormal) book-tax differences dalam model regresi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat atas penyebab timbulnya book tax differences dan pengaruh yang disebabkan book tax differences tersebut. 2. Penelitian
selanjutnya
dapat
membandingkan
variabel
perbedaan
permanen dan variabel perbedaan temporer dengan tax to book ratio sebagai proksi book tax differences yang telah mencakup perbedaan permanen dan perbedaan temporer untuk menguji pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba. 3. Menggunakan sampel perusahaan baik yang laba maupun rugi dan
mengembangkan model penelitian ini pada sektor lain selain sektor manufaktur. 4. Periode pengamatan pada penelitian ini relatif pendek, yaitu selama tiga
tahun. Untuk penelitian selanjutnya, periode tahun pengamatan sebaiknya diperpanjang dengan periode atau rentang waktu yang berbeda.
VI. DAFTAR PUSTAKA Ayers, B., J.Jiang, and S. K. Laplante. 2008. ‖ Taxable Income as A Performance Measure : The Effects of Tax Planning and Earnings Quality.‖ http://papers.ssrn.com. Diakses tanggal 25 Mei 2010.
25
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanlon, M. 2005. ―The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-tax Differences.‖ The Accounting Review, Vol. 80, No.1, h. 137-166. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2007. Jakarta : Salemba Empat. Irreza dan Yulianti. 2010. ―Penggunaan Komponen-Komponen Pembentuk Pajak Tangguhan dalam Mendeteksi Manajemen Laba: Sebuah Pendekatan Baru di Indonesia‖, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Jackson, Mark. 2009. ―Book-Tax Differences and http://papers.ssrn.com. Diakses tanggal 25 Mei 2010.
Earnings
Growth.‖
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield. 2007. Intermediate Accounting. 12th ed. USA: John Wiley & Sons. Lev, Baruch. and Dorron Nissim. 2004. ―Taxable Income, Future Earnings, and Equity Values‖. The Accounting Review, Vol. 79, No. 4, h.1039-1074. Mills, L. and K. Newberry. 2001. ―The Influence of Tax and Non-Tax Costs on Book-Tax Reporting Differences: Public and Private Firms.‖ The Journal of American Accounting Association, Vol 23, h. 1-19. Philips, J., M. Pincus, and S. Rego. 2003. ―Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expenses.‖ Working Paper SSRN, http://www.ssrn.com. Diakses tanggal 6 November 2010. Poernomo, Yosep. 2008. ―Modul Akuntansi Perpajakan.‖ Modul Tidak Dipublikasikan, Badan Pelatihan dan Pendidikan Keuangan. Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori dan Kasus. 2 ed. Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. 4th ed. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. Tang, Tanya Y.H. 2006. ―Book- Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management—Empirical Evidence from China.‖ Working Paper SSRN, http://papers.ssrn.com. Diakses tanggal 25 Mei 2010.
26
Tang, Tanya Y.H. and Michael Firth. 2008. ―Market Perception of the Information in Book-Tax Differences – An Empirical Study in China’s Capital Markets.‖ http://papers.ssrn.com. Diakses tanggal 23 November 2010. Wijayanti, Handayani Tri. 2006.‖ Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas‖, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Wiryandari, Santi Aryn dan Yulianti. 2008. ―Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi & Laba Pajak dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba’, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Yulianti. 2005. ―Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Mendeteksi Manajemen Laba.‖ Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 1, h. 107129. Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
VII. LAMPIRAN Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N NI PERM TEMP OCF ACC ROA Valid N (listwise)
Minimum Maximum 117 117 117 117 117 117 117
-19 -9 -9 -9 -9 -15
120 9 9 9 7 108
27
Mean 1.76 .60 1.32 .78 -1.41 1.57
Std. Deviation 11.398 4.129 3.807 3.119 4.134 10.483
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
117 .0000000 3.53836686 .192 .192 -.187 2.076 .000
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2.
Uji Normalitas dengan Model Regresi Semilog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
28
35 .0000000 .83303708 .213 .213 -.137 1.263 .082
3.
Uji Multikolonieritas Coefficients a Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients Std. Error
Collinearity Statistics
B
1
.758
.176
4.310
.000
PERM
-.004
.036
-.017 -.122
.904
.967
1.034
TEMP
.008
.044
.179
.859
.940
1.064
OCF
-.015
.044
-.049 -.340
.736
.928
1.077
ACC
.007
.040
.026
.180
.858
.959
1.042
.039
.008
.655 4.671
.000
.986
1.014
a. Dependent Variable:
lnNI
(Constant)
ROA
4.
Beta
t
.026
Sig.
Toleranc e
Model
Uji Heteroskedastisitas Coefficients a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constan t)
Std. Error
.742
.069
PERM
-.024
.014
TEMP
.024
OCF ACC ROA
Standardiz ed Coefficien ts Beta
t
Sig.
10.784
.000
-.295
-1.721
.096
.017
.244
1.403
.171
-.001
.017
-.013
-.075
.941
-.006
.016
-.060
-.351
.728
-.005
.003
-.233
-1.370
.181
a. Dependent Variable: AbsUt
29
VIF
5.
Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1 .661a .438 .341 .90200 a. Predictors: (Constant), ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF b. Dependent Variable: lnNI
1.983
HASIL UJI HIPOTESIS Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF a
Method . Enter
a. All requested variables entered. Model Summary Model
R
1
.661a
Adjusted R Square
R Square .438
Std. Error of the Estimate
.341
.90200
a. Predictors: (Constant), ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
18.356
5
3.671
Residual
23.594
29
.814
Total
41.950
34
a. Predictors: (Constant), ROA, ACC, PERM, TEMP, OCF b. Dependent Variable: LnNI
30
F 4.512
Sig. .004a
Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error .758
.176
PERM
-.004
.036
TEMP
.008
OCF
Beta
t
Sig.
4.310
.000
-.017
-.122
.904
.044
.026
.179
.859
-.015
.044
-.049
-.340
.736
ACC
.007
.040
.026
.180
.858
ROA
.039
.008
.655
4.671
.000
a. Dependent Variable: LnNI
31