MEDICA MAJAPAHIT
Vol 8. No. 1, Maret 2016
PENGARUH PENYULUHAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN MASKER PADA KARYAWAN DI PT. INDONESIA TRI SEMBILAN Abdul Muhith1, Jumaiyah Eka Yanti2 1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit 2) Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Email:
[email protected] Abstract One of the dust control which is produced by industry is using personal protective equipment of mask. Object of this study was to determined the effect of behavioral counseling on the use of mask to employees. The design of this study was used Quasy – Experimental. The population in this study were employees of PT. Indonesia Tri Sembilan. The study sample consisted of 18 respondents who met the inclusion criteria, divided into 2 groups : the treatment group and the control group, each group consist of 9 respondents. The independent variable in this study was counseling. The dependent variable in this study was the employee behavior on used of mask. Data collection used questionnaires and observation. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney U Test. Result of Wilcoxon Signed Rank Test showed a significance value of knowledge ( p ) = 0.011, attitude ( p ) = 0.018, action ( p ) = 0.011 and the test results of the Mann Whitney U Test showed a significance value of knowledge ( p ) = 0.020, attitude ( p ) = 0.010, action ( p ) = 0.000, which means there was the influenced of illumination to the improvement of knowledge, attitudes and actions on employee used of mask. The proper practice of using mask is one of effective alternative interventions for maintaining employee health from diseases caused by dust. It was recommended that company should improve supervisory, apply discipline and provide more counseling on using of mask. Keywords : Counseling Nursing, Mask, Employee
34
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 8. No. 1, Maret 2016 Abstrak
Salah satu pengendalian debu yang dihasilkan oleh industri adalah dengan menggunakan alat pelindung diri masker. Obyek dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap perilaku penggunaan masker pada karyawan. Desain penelitian ini menggunakan Quasy – Experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Indonesia Tri Sembilan. Sampel penelitian terdiri dari 18 responden yang memenuhi kriteria inklusi, terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing – masing 9 responden. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan perawat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku penggunaan masker pada karyawan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney U Test. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikansi pengetahuan (p)=0.011, sikap (p)=0.018, tindakan (p)=0.011 dan hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan nilai signifikansi pengetahuan (p)=0.020, sikap (p)= 0.010, tindakan (p)=0.000 yang berarti ada pengaruh penyuluhan perawat terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan masker pada karyawan. Praktik penggunaan masker yang benar adalah sebagai salah satu alternatif intervensi yang efektif untuk menjaga kesehatan karyawan dari penyakit akibat debu. Disarankan agar perusahaan lebih meningkatkan pengawasan, menerapkan kedisiplinan dalam penggunaan masker serta menambah kegiatan penyuluhan tentang masker. Kata Kunci : Penyuluhan Perawat, Masker, Karyawan. A. PENDAHULUAN Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja, sedangkan pekerja juga wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat serta menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. Menurut H. W. Heinrich (1980) yang dikutip oleh Ikhwan (2004) mengungkapkan bahwa 80 % kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman (unsafe action) dan hanya 35
Vol 8. No. 1, Maret 2016
MEDICA MAJAPAHIT
20 % disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition), sehingga pengendaliannya harus bertitik tolak dari perbuatan yang tidak aman yang dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja terhadap penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). Sampai saat ini masih ada tenaga kerja yang menganggap pemakaian APD mengganggu tenaga kerjaannya dan efek perlindungannya kurang, hal ini dikarenakannya kurang training atau latihan kepada tenaga kerja tentang cara memakai APD yang tepat, sehingga mereka memakainya hanya sekedar untuk mematuhi peraturan tanpa mengetahui pemakaiannya tepat atau tidak. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PT. Indonesia Tri Sembilan, telah didapatkan dari 25 karyawan production yang tidak menggunakan masker berjumlah 6 orang (24%). Selain kondisi diatas lingkungan juga mempengaruhi munculnya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja. Lingkungan kerja yang berdebu termasuk salah satu kondisi yang mempengaruhinya. Debu yang ditimbulkan oleh industri berpengaruh terhadap gangguan pada saluran pernafasan. Salah satu pengendaliannya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri masker. Penyuluhan kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni: Awareness, Interest, Evaluation, Trial dan Adaption. Berdasarkan fenomena diatas perlu dioptimalkan pelaksanaan penyuluhan di perusahaan, dengan tujuan untuk memberikan informasi dengan cara menyebarkan pesan disertai leaflet, menanamkan keyakinan sehingga karyawan tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau menggunakan masker untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit akibat debu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan perawat terhadap perilaku penggunaan masker pada karyawan di PT. Indonesia Tri Sembilan. B.
METODE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini adalah Quasy – Experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Indonesia Tri Sembilan dan populasi terjangkaunya adalah karyawan yang bekerja di bagian Production yang berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 18 responden yang 36
Vol 8. No. 1, Maret 2016
MEDICA MAJAPAHIT
memenuhi kriteria inklusi, terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing – masing 9 responden. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan perawat dan variabel dependennya adalah perilaku penggunaan masker pada karyawan. Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney U Test. C. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh penyuluhan perawat terhadap perilaku penggunaan masker pada karyawan di PT. Indonesia Tri Sembilan adalah sebagai berikut : Hasil pre test pengetahuan kelompok intervensi yang baik dan cukup (44%) yaitu 4 orang, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar mempunyai pengetahuan yang cukup (44%) yaitu 4 orang. Hasil post test pengetahuan pada kelompok intervensi didapatkan peningkatan yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik (89%) sebanyak 8 orang, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi tidak mengalami peningkatan dimana responden yang memiliki pengetahuan baik (33%) sebanyak 3 orang. Hasil pre test sikap kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagian besar mempunyai sikap yang positif (56%) yaitu masing – masing sebanyak 5 orang. Hasil post test pada kelompok intervensi setelah dilakukan intervensi mengalami peningkatan yaitu responden yang memiliki sikap positif (89%) sebanyak 8 orang, sedangkan pada kelompok kontrol yang memiliki sikap positif tidak mengalami peningkatan (56%) yaitu 5 orang. Hasil observasi tindakan penggunaan masker (pre test) pada kelompok intervensi sebagian besar memiliki tindakan penggunaan masker yang baik (67%) sebanyak 6 orang dan responden pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki tindakan penggunaan masker yang baik (56%) sebanyak 5 orang. Hasil observasi tindakan penggunaan masker (post test) pada kelompok intervensi setelah dilakukan intervensi mengalami peningkatan yaitu responden yang memiliki tindakan penggunaan masker yang baik (100%) sebanyak 9 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol yang memiliki tindakan penggunaan masker yang baik tidak mengalami peningkatan (56%) yaitu 5 orang. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikansi pengetahuan (p)=0.011, sikap (p)=0.018, tindakan (p)= 0.011 dan hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan nilai signifikansi 37
Vol 8. No. 1, Maret 2016
MEDICA MAJAPAHIT
pengetahuan (p) = 0.020, sikap (p)=0.010, tindakan (p)=0.000 yang berarti ada pengaruh penyuluhan perawat terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan masker pada karyawan. D. PEMBAHASAN Analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan perawat terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan masker dan hasil rerata pada kelompok intervensi yang semula 73.81 (pre test) menjadi 85.71 (post test), sesuai dengan teori pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah karyawan mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek melalui panca indra yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perubahan perilaku penggunaan masker didahului oleh persepsi karyawan terhadap apa yang akan dijalani, sehingga muncul persepsi berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang diperoleh dari informasi melalui penyuluhan. Menurut Rogers (1974) sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu Awareness, Interest, Evaluation, Trial dan Adoption. Pada umumnya karyawan sudah tahu pengertian masker bahwa masker adalah alat pelindung diri pernafasan dan apabila tidak menggunakan masker akan menimbulkan gangguan kesehatan terutama gangguan pada saluran pernafasan. Analisis data menunjukkan ada pengaruh penyuluhan perawat terhadap perubahan sikap penggunaan masker pada karyawan dan hasil rerata sikap penggunaan masker pada kelompok intervensi yang semula 23.78 (pre test) menjadi 27.22 (post test). Pembentukan sikap dapat terjadi karena pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan maupun faktor emosional. Pada umumnya karyawan sangat setuju untuk selalu menjaga kesehatan disaat bekerja dengan menggunakan masker, hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan tentang masker. Penyuluhan sebagai sarana perubahan perilaku penggunaan masker terutama domain afektif (sikap) diharapkan mampu membangun suatu kepercayaan sehingga karyawan dapat memiliki kemampuan praktik penggunaan masker yang benar. Analisis data menunjukkan ada pengaruh penyuluhan perawat terhadap tindakan penggunaan masker pada karyawan dan hasil rerata tindakan penggunaan masker pada kelompok intervensi yang semula 7.11 38
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 8. No. 1, Maret 2016
(pre test) menjadi 8.89 (post test). Praktek penggunaan masker yang benar oleh karyawan dan kemudian menjadikan suatu kebiasaan kemudian tindakan penggunaan masker dikembangkan dengan baik merupakan langkah terpenting dalam pembelajaran. Penggunaan masker yang benar, segera mengganti apabila kondisi masker yang dipakai sudah tidak bagus serta bertanggungjawab dalam perawatannya bertujuan agar karyawan terlindungi dari debu yang berdampak bagi kesehatan terutama pada saluran pernafasan. E.
KESIMPULAN Disimpulkan bahwa penyuluhan perawat merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku karyawan dalam menggunakan APD masker dan merupakan metode yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan penggunaan masker pada karyawan, hal ini karena penyuluhan sebagai stimulus dalam merubah kognisi seseorang yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku yang positif. Penyuluhan sebagai sarana perubahan perilaku penggunaan masker terutama domain afektif (sikap) untuk membangun suatu kepercayaan sehingga karyawan dapat memiliki kemampuan praktik penggunaan masker yang benar. Tindakan nyata karyawan sebagai respons terhadap stimulus (Practise) dalam hal ini penyuluhan penggunaan masker sebagai salah satu alternatif intervensi yang efektif untuk menjaga kesehatan karyawan agar terhindar dari penyakit akibat debu. F. 1.
2.
3.
4.
SARAN Penyuluhan tentang penggunaan masker pada karyawan perlu lebih ditingkatkan lagi frekuensinya dan dimasukkan pada schedule rutin P2K3L. Pengawasan (controlling) penggunaan masker pada karyawan lebih ditingkatkan lagi sehingga karyawan lebih mentaati prosedur dan juga tata tertib yang telah ada. Hubungan antara perawat/petugas kesehatan perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga menjadikan support system dan motivator dalam mengatasi masalah penggunaan masker pada karyawan agar terhindar dari penyakit akibat debu. Melibatkan pihak manajemen serta karyawan dalam program kesehatan sehingga dapat meningkatkan kerjasama yang baik dan 39
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 8. No. 1, Maret 2016
5.
saling mendukung dalam penggunaan masker untuk pencegahan penyakit akibat debu. Menambah pemasangan poster tentang pentingnya masker bagi kesehatan agar karyawan lebih peduli tentang kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (1994). Pedoman Pengendalian Pencemaran Udara Ambien Yang Berhubungan Dengan kesehatan Masyarakat. Jakarta. Dewa Adhitya. (2007). Faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan masker pada pekerja bagian pengamplasan di Perusahaan Meubel CV. Permata 7 Wonogiri. (http://ramabie.com,diakses pada tanggal 09 September 2013 jam 12.38 WIB). Ikhwan, Z. (2004). Pengaruh Faktor Predisposising, Enabling, Reinforcing, Terhadap Perilaku Pengurus Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT. Semen Andalas Indonesia Belawan. Skripsi FKM –USU Medan. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, hal: 1 -263. Ramaddan, (2008). Gambaran Perilaku Pemakaian Masker dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalas Belawan PTPN III. (http://repository.usu.ac.id,diakses tanggal 08 Juni 2013 jam 01.26 WIB). Suma’mur, PK. (1996). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Wawan, A. & Dewi, (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika, hal; 11- 44.
40