PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI KARAGENAN DAN KONJAK TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN CHEWABLE LOZENGES EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) THE EFFECT OF INCREASING CARRAGEENAN AND KONJAC CONCENTRATION TOWARDS THE PHYSICAL CHARACTERISTIC OF CHEWABLE LOZENGES GUAVE LEAVE EXTRACT STOCK (Psidium guajava L.) Nasila Waeteh, Rahmah Elfiyani, Pramulani Mulya Lestari Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. HAMKA Abstrak Daun jambu biji (Psidium guajava L.) adalah tanaman obat yang memiliki khasiat sebagai antikaries gigi. Adapun kandungan dari daun jambu biji yaitu flavonoid yang mampu membunuh pertumbuhan bakteri streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan kombinasi karagenan dan konjak sebagai gelling agent dalam pembuatan chewable lozenges. Perbandingan antara karagenan dan konjak adalah 2:1. Penggunaan kombinasi karagenan dan konjak dalam chewable lozenges divariasikan dari konsentrasi 1, 1.5, 2, dan 2,5%. Parameter yang diamati untuk mengetahui sifat fisik sediaan chewable lozenges meliputi uji organolaptis, uji keseragaman bobot, kadar air, kadar abu dan tekstur. Berdasarkan uji ANAVA satu arah yang kemudian dilanjutkan dengan Uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan yang terbaik adalah chewable lozenges yang menggunakan kombinasi konsentrasi karagenan dan konjak(2:1). 1,5% dengan karakteristik mutu kekerasan(420,48 gf); kekenyalan(0,6774 gs); kelengketan(-14.33 gf); kadar air(12,29%) dan kadar abu(1,11%). Kata kunci: Daun jambu biji, chewable lozenges, karagenan dan konjak. Abstract The guava (Psidium guajava L.) is a medicinal plant that has efficacy as an anticaries, while the content of guava leave is flavonoid that can kill streptococcus mutans bacteria growth. This research used combination of carrageenan and konjac as gelling agent in the manifacture of chewable lozenges. The comparison of carrageenan and konjac is 2: 1. The use of a combination of carrageenan and konjac in chewable lozenges are varied from concentrations 1.0, 1.5, 2.0 and 2.5%. The parameters are observed to know the physical properties of the material of chewable lozenges include organoleptic test, the uniformity of weight test, water content, ash content and texture. Based on the ANAVA one direction test which is followed by the Tukey HSD Test with confidence level of 95% (α = 0.05), the result of this research showed that the best preparation was chewable lozenges combination of carrageenan and konjac concentration (2: 1). 1.5% with the quality characteristics of hardness (420.48 gf); elasticity (0.6774 gs); adhesiveness (-14.33 gf); moisture content (12.29%) and ash content (1.11%). Keywords: Guave leave, chewable lozenges, Carrageenan, and Konjac
Abstract
ฝรังเป็ นพืชสมุนไพรทีมีคณ ุ สมบัตใิ นการป้องกันฟั นผุ ในใบฝรังจะมีสารชนิดนึงทีเรี ยกว่า flavonoid ซึงมีฤทธิในการฆ่าเชื อแบคทีเรียทีมีชือว่า Streptococcus mutans. ในการวิจยั ครั งนี จะใช้ สว่ นผสมระหว่างคาราจีแนน และบุก ซืงจะใช้ ในอัตตราส่วน 2:1 โดยจะใช้ ความเข้ มข้ นระหว่าง 1, 1.5, 2, 2.5%. พารามิเตอร์ ทีใช้ ในการสังเกตคุณสมบัติทางกายภาพของวัตถูได้ แก่ การทดสอบโดยการใช้ ประสาทสัมผัส การวัดความสมําเสมอของนํ าหนัก การวัดค่าของนํ า การวัดค่าของผงขี เถ้ า และการวัดการทดสอบประสิทธิภาพ. ในทางสถิติจะใช้ ANOVA แบบหนึงทิศทางและหลังจากนั นจะทดสอบด้ วย Tukey HSD ทีมีระดับความเชือมัน % (α = . ) ผลการวิจยั ในครั งนีชี ให้ เห็นว่าความเข้ มข้ นของคาราจีแนนและบุกที ดีทีสดุ คือ 1.5% โดยมีลกั ษณะของความแข็ง ( . GF); ความยืดหยุน่ ( . กรัม); ความเหนียวแน่น (- . GF); ความชื น ( . %) และปริมาณเถ้ า ( . %) คําสําคัญ: ใบฝรัง, chewable lozenges, คาราจีแนนและบุก PENDAHULUAN Karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih dihadapi negara kita. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004, prevalensinya mencapai 90,05%. Salah satu bakteri yang berperan dalam patogenesis karies adalah Streptococcus mutans. Di dalam plak gigi, bakteri ini akan menfermentasi sukrosa menjadi asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan proses disolusi dan demineralisasi gigi sehingga terjadilah karies. (Yulia 2008) Bahan alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah karies gigi adalah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.). Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat kumur untuk sakit gigi, sebagai astringent, anti diare dan muntah karena kolera, anti spasmodik dan pemakaian lokal untuk reumatik, anti inflamasi, antipiretik, analgetik, dan anti bakteri (Harismah 2007). Dari hasil penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) mampu membunuhkan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sehingga dapat berfungsi untuk mencegah karies gigi. Pada penelitian sebelumnya ekstrak daun jambu biji telah digunakan sebagai anti karies gigi terhadap bakteri Streptococcu mutans dalam bentuk pasta gigi dengan konsentrasi 2% (Khairah dkk. 2010). Sediaan dalam bentuk
pasta gigi memungkinkan dosis yang seragam dan pemakaian tidak praktis sehingga akan dikembangkan sediaan chewable lozenges. Lozenges merupakan sediaan dengan bermacam-macam bentuk yang biasanya mengandung obat dan bahan perasa yang dimaksudkan untuk melarut secara perlahan pada mulut untuk efek pada lokasi tertentu atau efek sistemik. Bentuk sediaan ini dimaksudkan agar melarut secara perlahan dalam mulut atau dapat dengan mudah dikunyah dan ditelan. Selain itu sediaan chewable lozenges lebih prktis, mudah dalam penggunaannya dan memiliki dosis yang seragam. Adapun bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan chewable lozenges adalah bahan pengenyal. Bahan pengenyal yang paling sering digunakan adalah gelatin. Pada penelitian ini, digunakan kombinasi karagenan dan konjak(2:1) (Subaryono 2006). Konjak dapat membentuk gel dengan adanya kappa karagenan, sehingga untuk meningkatkan nilai elastisitas dan kekenyalannya maka kedua bahan pengenyal ini dikombinasi. Berdasarkan urain di atas maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Kargenan dan konjak Pada Sediaan Chewable Lozenges Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)”. Penilitian ini dimaksud untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi Karagenan
terhadap sifat fisik chewable lozenges yang dihasilkan. METODOLOGI Alat dan bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat-alat maserasi, rotary evaporator, toples, batang pengaduk gelas ukur, beker glass,erlenmeyer, penjepit kayu, spatel, pinset, pipet tetes, timbangan analitik, oven, desikator, cetakan chewable lozenges, penangas air, Hot plate, cawan porselen, neraca analitik, botol timbang, alat texstur analyzer, tanur. Bahan-bahan yang akan digunakan adalah Ekstrak daun jambu biji, Etanol 70% Natrium Benzoat, sirup glukosa(Kimia farma), sorbital(Kimia farma), karagenan(IPB), konjak(IPB), asam sitrat(Kimia farma) , aqua dest.
No.
Bahan
Tabel 1. Formula Chewable lozenges Bobot bahan Fungsi F1 F2 F3
1.
Ekstrak kental
Zat berkhasiat
2.
Natrium Benzoat
Pengawet
3.
Sirup glukosa
4.
Sorbitol
Pemanis
Karagenan+konjak
Gelling agent
5.
Prosedur Penelitian Sirup glukosa, sorbitol, asam sitrat, natrium benzoate dan ekstrak daun jambu biji dicampur kemudian dipanaskan pada suhu 50OC diaduk perlahan-lahan (Campuran 1). Larutkan campuran karagenan dan konjak(2:1) dengan air panas, kemudian ditambahkan ke dalam campuran 1, kemudain diaduk hingga mengental. Proses pemanasan pada suhu 75OC. Larutan chewable lozenges dituangkan ke dalam cetakan yang telah disediakan dan dibiarkan dingin dalam suhu ruangan selama 15 menint. Setelah dingin dimasukkan dalam lemari es pada suhu 4OC selama 12 jam, dikeluarkan dari lemari es dibiarkan sebentar dalam suhu ruang. Sediaan chewable lozenges yang sudah dicetak dioven pada suhu 40OC selama 5 jam. Keluarkan dari oven dan dikemas.
Pencegah kristalisasi
(2:1)
6.
Asam Sitrat
Acidullents
7.
Aqua dest
Pelarut
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil karakteristik ekstrak Karakteristik ekstrak daun jambu biji yang dihasilkan berwarna coklat, mempunyai bau khas daun jambu biji. Uji susut pengeringan ekstrak kental daun jambu biji 2,44 %, dan dilakukan penapisan fitokimia dengan hasil ekstrak kental daun jambu biji mengandung flavonoid. Perhitungan rendemen dilakukan untuk proses ekstraksi
F4
2%
2%
2%
2%
0,1%
0,1%
0,1%
0,1%
18%
18%
18%
18%
27%
27%
27%
27%
1%
1,5%
2%
2,5%
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
Ad 100% Ad 100% Ad 100% Ad 100% yang menggunakan bahan alam, adapun nilai rendemen pada proses ekstraksi daun jambu biji yang didapatkan 12,41 %. Perhitungan rendemen bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu proses ekstraksi, dari nilai rendemen dapat diketahui perhitungan dosis yang berkhasiat dan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya, karena nilai rendemen dapat digunakan sebagai acuan seberapa banyak simplisia kering yang digunakan untuk mendapatkan ekstrak kental yang
diinginkan (menggunakan simplisia yang sama). 2. Hasil Evaluasi chewable lozenges a. Organoleptis Pemeriksaan organoleptis untuk melihat warna, bau, rasa dan tekstur chewable lozenges secara subyektif. Hasil dapat dilihat pada Table 6. Hasil uji organoleptis pada keempat formula memiliki kesamaan pada warna, bau dan rasa kecuali pada tekstur. b. Uji keseragaman bobot Hasil uji keseragaman bobot dapat dilihat pada Tabel 3. Uji keseragaman bobot dilakukan terhadap 4 formula dengan masing-masing formula sebanyak 20 sediaan. Hasil uji keseragaman bobot dapat dilihat pada Tabel7.
Formula 1 2 3 4
Hasil dari uji keseragaman bobot dari formula chewable lozenges tidak memenuhi syarat karena terdapat lebih dari 2 sediaan dari setiap formula yang menyimpang lebih dari 5% dan 10%. Keseragaman bobot dapat disebabkan oleh faktor penuangan sediaan pada cetakan sehingga bobot dari sediaan berbeda c. Kadar air chewable lozenges Penentuan kadar air penting dilakukan dalam sediaan karena kadar air berkaitan dengan kualitas dan stabilitas sediaan. Kadar air sangat mempengaruhi tekstur dan mutu dari sediaan. Semakin tinggi kadar air dalam sediaan maka akan menyebabkan sediaan menjadi lembak dan apabila kadar air kurang dari persyaratan maka akan akan menghasilkan sediaan yang rapuh dan kering. Hasil uji kadar air dapat dilahat pada Tabel 4.
Tabel 2. Hasil uji organoleptis chewable lozenges Organoleptis Warna Bau Rasa tekstur Khas daun Coklat Manis Kenyal jambu biji Khas daun Coklat Manis Agak kenyal jambu biji Khas daun Coklat Manis Agak keras jambu biji Khas daun Coklat Manis keras jambu biji Tabel 3. Bobot rata-rata sediaan Formula 1 2 3 4
Keterangan : n = 20
Bobot (mg) 2472,35 ± 213,12 2433,40 ± 212,67 2464,70 ± 195,36 2491,35 ± 206,28
Tabel 4. Hasil uji kadar air chewable lozenges Hasil rata-rata Formula Persyaratan SNI Kadar Air (%) 1 12.4468 2 12.2904 Maks. 20,0% Fraksi masa 3 12.2240 4 12.2841 Keterangan : n = 2 Uji kadar air chewable lozenges setiap formula dilakukan sebanyak 2 kali (duplo), dari hasil yang didapat menunjukan adanya
penurunan kadar air pada peningkatan konsentrasi karagenan dan konjak. Hal ini disebabkan karena konjak adalah polimer
yang laurt dalam air dan dapat menyerap 100 kali dari volumenya sendiri dalam air. Semakin tinggi konsentrasi karagenan dan konjak jumlah air yang digunakan semakin sedikit daya menyerap semakin meningkat sehingga dapat mempengaruhi kadar air chewable lozenges. Adapun kadar air chewable lozenges ekstrak daun jambu biji dengan kandungan karagenan dan konjak 1%2,5% berkisar antara12.28-12.44 %, jika dibandingkan dengan persyaratan SNI untuk kadar air kembang gula lunak maks 20%, maka kadar air dalam chewable lozenges ekstrak daun jambu biji memenuhi persyaratan. d. Kadar abu chewable lozenges Uji kadar abu pada chewable lozenges ekstrak daun jambu biji dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral yang terkandung didalamnya. Hasil uji kadar abu dapat dilihat pada Tabel 5 . Dari hasil uji
kadar abu chewable lozenges dapat dilihat adanya peningkatan kadar abu pada peningkatan konsentrasi karagenan dan konjak. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kandungan mineral dalam karagenan dan konjak sehingga mempengaruhi kadar abu chewable lozenges. Kadar abu chewable lozenges ekstrak daun jambu biji berkisar antara 1.05-1.16% jika dibandingkan dengan persyaratan kadar abu SNI untuk jelly maks 2% maka kadar abu dalam chewable lozenges ekstrak daun jambu biji memenuhi persyaratan. e. Tekstur Pengujian tekstur menggunakan alat texture analyser TA-XT2, parameter yang diuji yaitu kekerasan(hardness), kelengketan (stickiness) dan kekenyalan (springiness). Hasil pengukuran tekstur dapat dilihat grafik dibawah ini.
Table 5. Hasil uji kadar abu chewable lozenges Hasil rata-rata Persyaratan Formula Kadar Air SNI (%) 1 1.0531 2 1.1163 Maks 3,0% Fraksi masa 3 1.1307 4 1.1648 Keterangan : n = 2
700 600 500 400 300 200 100 0
Kekerasan
1%
1.50%
2%
2.50%
Pembanding
Gambar 1. Grafik kekerasan chewable lozenges Hasil pengukuran kekerasan dari sediaan chewable lozenges ekstrak daun jambu biji menunjukkan nilai 340,24 – 666,4 gf. Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi gelling agent,
kekerasan chewable lozenges semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena sifat karagenan yaitu menghasilkan gel yang rapuh dan kurang elastis, sehingga semakin tinggi konsentrasi karagenan dan konjak akan
menyebabkan produk semakin keras. Dari hasil menunjukan bahwa peningkatan konsentrai kombinasi karagenan dan konjak (2:1) dapat meningkatkan nilai kekerasan sediaan. Apabila dibandingkan dengan produk yang beredar dipasaran nilai kekerasan F2 420,48 gf mendekati produk yang beredar dipasaran dengan nilai kekerasan 419,66 gf. Hasil uji statistik terhadap kekerasan menggunakan ANAVA satu arah menunjukan nilai sif (0,000)< (0,05) artinya ada perbedaan
bermakna antara empat formula. Lalu dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan dari masing-masing formula. Hasil uji Tukey pada kekerasan chewable lozenges terdapat perbedaan bermakna pada semua formula, kecuali F1 dengan F2, F2 dengan F3 berarti peningkatan konsentrasi kombinasi karagenan dan konjak (2:1) sebagai gelling agent dapat mempengaruhi kekerasan chewable lozenges ekstrak daun jambu biji.
0,76 0,74 0,72 0,7 0,68 0,66 0,64 0,62 0,6
1%
1.50%
2%
2.50%
Pembanding
Gambar 2. Grafik kekenyalan chewable lozenges.
-14 -14,05
1%
1.50%
2%
2.50%
Pembanding
-14,1 -14,15 -14,2 -14,25 -14,3 -14,35 -14,4 -14,45 -14,5
Gambar 3. Grafik kelengketan chewable lozenges
Hasil pengukuran kekenyalan chewable lozenges daun jambu biji menunjukkan peningkatan pada setiap formula 0,6552 gf - 0,7523gf. Hasil pengukuran dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Dari grafik tersebut terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi karagenan dan konjak kekenyalan chewable lozenges semakin meningkat. Hal ini terjadi karena perbandingan antara karagenan dan konjak 2:1, jumlah karagenan yang digunakan lebih tinggi, jadi semakin tinggi konsentrasi campuran karagenan dan konjak ikatan gelnya semakin kuat sehingga sediaannya semakin kenyal. Hasil uji statistik terhadap kekenyalan (springiness) menunjukkan nilai sig(0,007) < (0,05) artinya ada perbedaan bermakna dari keempat formula, dan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan dari masing-masing formula. Berdasarkan uji Tukey pada kekenyalan chewable lozenges pada formulasi 1 dan formulasi 4 terdapat perbedaan bermakna. Hal ini dapat disimpulkan bahwa formula 4 memiliki tingkat kekenyalan yang lebih besar dibandingkan dengan formula 1. Hasil pengukuran kelengketan chewable lozenges menunjukkan nilai -14,45 sampai -14,15 gf. Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa adanya variasi penambahan konsentrasi kombinasi karagenan dan konjak tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap nilai kelengketan pada sediaan chewalble lozenges yang dihasilkan. Berdasarkan uji statistik (α =0,05) menunjukkan bahwa konsentrasi kombinasi karagenan dan konjak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelengketan sediaan chewable lozenges. Nilai kelengketan ditunjukkan dari besarnya gaya tarik
sampel melawan arah gaya probe pada saat penarikan kembali gaya oleh texture analyser. Parameter kelengketan berada dibawah kurva pada grafik texture analyser, sehingga nilai yang didapat minus. Apabila dibandingkan dengan nilai kelengketan produk kormesial, formula yang memiliki kelengketan mendekati produk komersial yaitu F3. Hasil uji statistic terhadap kelengketan dengan ANAVA satu arah menunjukkan nilai sig (0,003) < (0,050) artinya ada perbedaan bermakna antara 4 formula. Lalu dilanjutkan dengan uji analisis Tukey untuk melihat perbedaan dari masing-masing formula. Hasil uji Tukey menunjukkann bahwa terdapat perbedaan bermakna(<0,05) antar formula 4 dengan formula lain. Sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna(>0,05) antara formula 1 dan formula 2 dan formula 2 dengan formula 3. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian bahwa peningkatan konsentrasi karagenan dan konjak sebagai gelling agent dengan perbandingan 2:1 pada daun jambu biji dapat meningkatkan sifat fisik sediaan chewable lozenges dilihat dari kekerasan kekenyalan dan kelengketan pada konsentrasi 1,5%. DAFTAR PUSTAKA Allen LV. 2002. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition. American Pharmaceutical Association, Washington D.C. Alikonis JJ. Candy Technology. AVI Publishing Company, Inc., Westport Connecticul. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen kesehatan RI. Jakarta
Anonim. 2000. Parameter standard umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Anonim. 2010. Karagenan. www.hanan08.student.ipb.ht ml. Diakses 19 Juni 2010 Ansel, H. C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, 255-271, 607-608, UI Press, Jakarta. Depkes RI. 1979. Materia Medika Indonesia. Edisi III. Jakarta DepkesRI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: DepkesRI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Edisi I. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Khaira F, Indriani O, D Lida. 2010. Penggunaan Na-CMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol 70% Daun Jambu Biji. Dalam: Journal. Fakultas MIPA UHAMKA, Jakarta. Glicksman, M. 1983. Food Hydrocolloids. Vol. II. CRC Press, Boca Raton, Florida. Harishmah, Kun. Daun Jambu Biji untuk Sariawan. http://www.File://localhost/E/r agam.html. Diakses pada tanggal 3 November 2007 Larmond, E. 1976. The Texture Profile. Dalam: Rheology and
Texture in Food Quality. J.M. Deman., P.W. Voisey., V.F Rasper and D.W. Stanley (eds.). The AVI Publishing Company Inc., Westport, Connecticut. Peters. D. 1989. Medicated Lozenges in Lachman, L., Lieberman, H.A., kanig, J.L., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol I. Marcell Dekker Inc, New York. Power. JL. 1985. Food Chemicala Codex. Third Edition. National Academic, Washington. Siregar, C. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. EGC, Jakarta Subaryono, U. 2006. Penggunaan Campuran Karagenan dan Konjak dalam Pembuatan Permen Jelly. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Sweming, J. 1999. Hydrocolloids. Dalam: Food Texture Measurement and Perception. A.J. Rosenthal (ed.). Aspen Publisher, Gaithersbrug, Maryland. Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yulia S. 2008. Perbandingan Efek Antibakteri Ekstrak Gambir (Uncaria gambir Roxb) Terhadap Sterptococcus mutans. Skripsi. Falkultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.