PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl)
II • 8 lllPlll!lla.
111
DISUSUN OLER: FERRIL FEBRYAN rl·t · -1 eruna 103082029415 dari
~=~~=~
.
. _, ·~-..-~
;{,I;:\J;;::····b·i·········~l
Tgl. ; No. Induk · Q(
. .. . .8.......L···;oz:··~············ .............t..~ .."2-.r
klasifikasi : ....................................... ~..... ~
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP ASil\1ETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor lVfanufaktur)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sai:jana Ekonomi
li~ERPUSTAKAAN UTAMA.
Disusun oleh :
L
UIN SYAHID JAKARTA
Ferri! Febryan NIM. I 03082029415
Di Bawah Bimbingan
;
Pembimbing I
I».
Wi1~"i,
Ak.,
Pembimbing II
M.Si
Y''"iFlirillSi NIP. 150 377 440
NIP.13 l 664 643
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Ferri! Febryan NIM: 103082029415 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
~~
Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si NIP. 150 377 440
Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si NIP. 131 664 643
Penguji Ahli
Ami . , SE, Ak, M.Si NIP.150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh telah
dilakukan
Ujian
Komprehensif atas
nama
Ferri!
Febryan
NIM:
103082029415 dengan judul Skripsi PENG ARUH PENGUNGKAP AN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERIIADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jaka1ta, 29 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
~
Amili1!; SE, Ak, M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguj i Ah Ii
RIWAYATHJDUP A. DATA PRIBADI Nama
: Ferril Febryan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 Juni 1985
Agam a
: Islam
Ke'.Varganegaraan
: Indonesia
Alamat
: JI. Ciputa!,Raya No. 207 Rt 006 R"' 002 Pondok Pinang, KebayonmLama,]akatta Selatan 12310
No. Telp I HP
: 021-75900243 /98722674
Alamat email
: febryan_f~~il@yahoo:com
B. PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN 02 Petang Pondok Pinang
: 1991 - 1997
2.
: 1997 -2000
SLTPN 87 Pondok Pinang
3. SMUN 47 Jakarta
: 2000-2003
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta
: 2003 - 2008
C. PENDIDIKAN NON-FORMAL I. Magang di PT Sena Sat'Nika (FEDEX Group)
: 2006
D. PENGALAMAN KERJA I. PT. Sena Satwika (FEDEX Group)
: 2006 -2007
StafBilling and Collection 2. KAP B BANGUN
: 2007-2007
Junior Auditor
E. PENGALAMAN ORGANISASI I. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2004-2005
2. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2005-2006
3. StafDepartemen Keagamaan BEM FEIS
: 2004-2005
4. Ketua IKARIS 47 Jakarta
: 2005-2007
5. Wakil Ketua LSI lnsan Kami!
: 2005 - 2006
ABSTRACT The purposes of this research are knowing and analyzing to influence of Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management toward the asymetric information go public manufacture company. Sampling method that use in this research in non probabilistic sampling with the purposive sampling. The purposive sampling is a kind of the technique in sampling method based on a ce1tain criteria. From 96 company we have only 85 company that have enough the criteria. Multiple regresion analysis is the method that use in this research to test the hyphotesis. The result of this research show that Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management have positive influence to asymetric information company with R Square 8, 1 %. Based on the double linier regresion analysis method show that disclosure have coeffiecient 0,013 and significancy level 0,012. It mean that have positive impact with 0,013 and significant. The coeffient of Earnings Management is 0,001 and significancy level 0,398. It mean have positive impact and not significant (a= 0,05).
Keyword: Good Corporate Governance, Earnings Management, Asymetric Information
ABSTRAK
Penelitian m1 bertujuan menganalisis pengaruh dari tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur yang go publik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistik sampling, dengan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampel be1tujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pe1timbangan tertentu. Dari 96 perusahaan hanya 85 perusahaan yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode analisis yang akan digunakan untuk menguj i hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan GCG dan Manajemen Laba berpengaruh psoitif terhadap asimetri informasi perusahaan dengan R Square sebesar 8, 1 %. Berdasarkan hasil penghitungan metode analisis regresi tinier berganda diperoleh hasil tingkat pengungkapan mempunyai koefisien 0,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,012. Artinya berpengaruh positif sebesar 0,013 dan berpengaruh secara signifikan. Manajemen laba mempunyai koefisien 0,001 dan tingkat signifikansi sebesar 0,398. Artinya berpengaruh positif dan amat kecil serta tidak signifikan (a= 0,05).
Kata kunci: tingkat pengungkapan, manajemen laba dan asimetri informasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya serta limpahan kasih sayang yang tak pernah terputus. Sujud syukur penulis haturkan karena berkat pertolonganNya dan segala kemudahan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Semua kesulitan yang datang selalu berdampingan dengan
kemudahanNya. Begitu banyak hikmah dan manfaat di setiap cobaan yang engkau berikan. Ya Allah hanya Engkaulah penolongku, memberiku jalan keluar dengan cahaya dan petunjukMu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sang qudwah kita, khatamul nabiyyin yang membawa kita kejalan kebenaran, serta keluarga, sahabat dan ummatnya yang istiqomah hingga yaumil akhir kelak. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mencapai gelar Saijana Ekonomi &
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang menjelaskan tentang pengaruh pengungkapan Good
Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri inforrnasi perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia. Penulis dengan segala kekurangannya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini karena skripsi ini arnat jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun arnat kami harapkan.
Penulisan skripsi ini banyak sekali ban1uan dan dukungan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada: l. Ayahanda Muhada yang telah membesarkan penulis dengan setiap tetes keringatnya mencari nafkah. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana kau menyayangiku diwaktu kecil. 2. !bu (almarhumah) Hasunah yang telah melahirkan, merawat dan menyayangi penulis di waktu kecil walaupun kini kau tak sempat melihatku dewasa. Tak henti-hentinya aku mendoakanmu disetiap sujud dan doaku. 3. Rasa terima kasih juga penulis haturkan untuk kakak-kakakku. Pamanku yang selalu mendoakan agar penulis cepat lulus dan rasa sayang untuk para keponakaknku yang lucu dan menghibur penulis: Dini, Hanifah Shabira, Nisrina Nurshofwa, Fadil Malik, Fahrni Geysian Putra dan Fira Hilaliyah Keysia. 4. Bapak Drs M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial. 5. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 6. !bu Dr Wiwik Utami Akt., Msi., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis. 7. !bu Drs Yessi Fitri Ak., Msi selaku Dosen Pembimbing II atas segala kesabarannya dalam menghadapi penulis.
8. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk Bapak Dr. Yahya Hamza atas taujihnya yang menyemangati penulis. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS atas tausyiahnya dikala sidang. Pak Hepy (dosen clan teman yang baik), Pak Amilin, Pak Afif, Bu Rini, Bu Rahma, Pak Fuat clan dosen-dosen lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 9. Rasa terima kasih untuk murabbiku sekaligus teman clan ayah yang baik yang menenangkan penulis dengan segala taujih dan tausyiahnya. Teman temanku sekalian Mame, Hilman, SEi, SHum, Marhali, Eky, Dodo, Zaenal al hafiz, Toni, Trio, Eko, Gimon, Ihwan atas kebersamaan yang kita lalui. I 0. Sohib yang berperan dalam skripsi ini mulai dari proposal sampai selesai: Adi clan keluarga (terima kasih atas kebaikannya, semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik), Hern (yang selalu penulis repotkan), Eha (teman perjuangan waktu di RPX clan sampai saat ini), Jouji (terima kasih atas bantuannya), Deni (makasih ya dipinjemin laptop), Harum (yang membantu proses editing), Sala (akhirnya lulus juga), Astari (atas nasehatnasehatnya), Dumi(teman yang jauh tapi dekat dihati), Septia (teman waktu sidang). 11. Teman-teman KomDa, LDK & IKABEM yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Ingatlah selalu kenangan perjuangan kita semoga perjuangan yang kita lakukan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak. Amin. 12. Teman-teman anak C: Adi Setyo, Aditya Rizka, Agung , Akhmad Riyadi, Ardial Albar, Badawi, Damayanti, Dina Mahdalena, Dwi Rodia Arieswita, Hartono, Indra Irmawan, Intan Safitri, Ima Yunia Madjid, M Burhan
Khaironi, M Zainal Abduh, M. Fahmi, M. Rosyidi, Mutrialisa Septiani, Neneng Nursiah, Nina Ainimar, Nur Wachidah, Nurul Fajri, Nurul Hadi, Nurul Masruroh, Pritta Megasari, Sandi Sulistyadi, Siti Zulfah, Solikhin, Tarmiyah, (alm) Yasin Puasa, Yunita Rahmawati, Fitri Yuniarti, Danang Kurniawan, Ilham Mustaqim, Muhammad. 13. Teman-temanku kelas Auditing: Agus Suhadi, Eko Wahyu, Mira Khumaira, Fauzan, Reni Ratnawati, Ahmad Lutfi, Yasmin, Ika Suci, Bulchia, Abdul Khalil, Wulan, Siti Aisyah, Syamsiah, Ahmad Winanto, Dede Zulkarnaen,Rosita Dewi, Muhajir, Farah M 17.zi, Zainal Fanani, Nadiroh, Bariyah, Oriza Prastiwi, Azwar Hanas, Ahmad Ma'mun, Endah Kurniawati (yang bikin pusing), Reni Akmaliya, Hevindra Yopy. 14. Teman-teman futsal: Okta (cepet lulus ta), Ahmad Mawardi, Ajie, Agus Subekti, Wahid, Iwan, Taufik, Ilhamdi, Ilham., Oky dll. 15. Ikaris 47: Angkatan '98 (Kak Bowo, Kak Hendratno, Kak Pungky, Kak Dennis, Kak Kris, Mba Mely), angkatan '00 (Kak Fajar), angkatan '01 (Novel), angkatan '02 (Anas, Roy, Fajri), angkatan '03 (Reta, Juli, Eva, Ratna, Iik), angkatan '04 (Ahmad Rifa'i, Rudiyana, Irma), angkatan '05 (Eko Budi), angkatan '06 (Panji, Ilham, Afrizal, Areif, Yuni, Nur Rahmi dll), angkatan '07 (Jupri, Hafiz), angkatan 2008 serta teman-teman Rohis angkatan 2003. 16. Teman-teman LSI Insan Kami!: Yadi, Andes, Erna, Retno, Fahru serta adik-adikku (Dwi, Farhan, Ina!, Arfan, Bayu, Tia, Eko, Rian, Aziz, Faris). Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua.
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. . LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................
iii
DAFTARRIWAYATHIDUP .........................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
ABSTRACT .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii DAFTAR !SI....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I
: PENDAHULUAN ......................................................................... . A. Latar Belakang Penelitian ..... .................................................
I
B. Perumusan Masalah ...............................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
8
1. Tujuan Penelitian .............................................................
8
2. Manfaat Penelitian ...........................................................
8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
10
A. Landasan Teori ......................................................................
I0
1. Manajemen Laba.............................................................
10
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba .... ..........................
12
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba....................................
14
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba...........................
15
5. Tingkat Pengungkapan ....................................................
16
6. Good Corporate Governance ..........................................
17
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi .......................
19
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi .............. 21 B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 22 C. Kerangka Pemikiran ...':~....................................................... \
28
D. Hipotesis ................................................................................
29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
30
A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
30
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
30
C. Metode Pengumpulan Data ........·...........................................
32
D. Metode Analisis ..................................................................... 32
!. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
32
2. Metode Analisis Data......................................................
35
3. Pengujian Hipotesis .........................................................
36
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................
41
I. Variabel Dependen ..........................................................
41
2. Variabel Independen ....................................................... 42 BAB IV : Hasil dan Pembahasan ................................... .................................
47
A. Hasil dan Pembahasan...........................................................
47
B. Hasil Analisis ........................................................................
59
I. Statistik Deskriptif ..........................................................
59
2. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
60
3. Model Analisis Regresi Linier Berganda ........................
65
4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 67 a. Hasil Uj i adjusted R2 (koefisien determinasi ) ..... .....
67
b. Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ...................
68
c. Hasil Uji t (pengujian secara parsial) ........................
69
BAB V : PENUTUP ..................... ..................................... .........................
72
A. Kesimpulan ..... ..........................................................................
72
B. Implikasi ....................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
73
LAMPIRAN
75
DAFTAR TABEL NO
KETERANGAN
HALAMAN
1.1
Firm-Level Corporate Governance Index........................................
5
2.1
Ikhtisar Metode Pengukuran Akrual dan Abnormal Akrual ............
15
3.1
Proses Pemilihan Sampel.. ............................................................... 31
3.2
Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor.............. 43
3.3
Operasionalisasi Variabel ................................................................
45
4.1
Hasil Tk pengungkapan GCG dari penelitian yang berbeda ...........
47
4.2
Data perhitungan Manajemen Laba.................................................
58
4.3
Nilai penghitungan Asimetri Informasi perusahaan ........................
59
4.4
Deskriptive Statistic .........................................................................
59
4.5
Coefficients ......................................................................................
62
4.6
Model Summary...............................................................................
64
4. 7
Coefficients (Model Regresi Berganda) ........................................... 66
4.8
Model Summary (1-lasil Uji R Square).............................................
68
4.9
Anova (Hasil Uji F) .........................................................................
69
4.10
Coefficient......................................................................................... 70
DAFTARGAMBAR NO
KETERANGAN
HALAMAN
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ...............................................................
28
4.1
Grafik PP Plot .....................................................................................
61
4.2
Grafik Scatter Plot ..............................................................................
65
DAFTAR LAMPIRAN
NO
KETERAN GAN
HALAMAN
Lampiran I :Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian
75
Lampiran 2:Data hasil pengungkapan GCG perusahaan manufaktur............
77
Lampiran 3:Penghitungan Akrual Modal Ke1ja,Penjualan dan Mnj Laba.......
84
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaan Manufaktur...........
86
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan manajemen untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah para karyawan, pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah dan masyarakat luas. Kondisi keuangan perusahaan dan kinerja manajemen dapat dinilai dari laporan keuangan. Informasi didalam laporan keuangan perusahaan amat penting bagi para kreditor maupun investor dalam proses pengambilan keputusan mereka. Informasi yang disajikan harus memiliki kriteria sehingga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan dan informasi tersebut adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi tergantung dengan informasi tersebut (Kusuma:2006). Pada masa sekarang ini telah terjadi banyak penyimpangan dalam laporan keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Penyimpangan yang terjadi pada perusahaan publik tidak hanya berdampak pada pihak internal saja tetapi juga merugikan masyarakat luas sebagai
pemegang saham. Sejarah telah mencatat akan penyimpangan laporan keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan 2002 yaitu Enron Corp, Word Com, Merck dan beberapa perusahaan publik lainnya (Utami:2006). Kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu kerugian yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang sangat dramatis dari harga saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua minggu (Ujiyantho,tanpa tahun). Penyimpangan laporan keuanganjuga terjadi di Indonesia, tercatat pada tahun 2002 PT Kimia Farma, Tbk terindikasi menaikkan laba hingga Rp 32, 7 milyar. Hal yang sama juga terjadi pada PT Lippo Tbk dan PT Indofarma Tbk (Boediono:2005). Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya penyimpangan adalah dengan cara mendeteksi laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengawasi kine1ja manajer dan mencegah adanya manipulasi akuntansi, untuk itu diperlukan pengungkapan yang lebih banyak tentang kondisi keuangan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada pihak luar yang dituangkan dalam laporan keuangan. PSAK No. 1 tentang pengungkapan kebijakan akuntansi menyebutkan bahwa laporan keuangan meliputi neraca, laporan !aha rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Mahmudi (2001) Laporan Laba-Rugi telah dipersepsikan oleh investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan perusahaan sebagai informasi yang paling penting dalam laporan keuangan dasar (Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Modal). Investor menggunakan data laba perusahaan di masa lalu sebagai alat untuk memprediksi laba yang akan datang (future earnings peiformance). Konsekuensinya, laba masa lalu (past income) pada umumnya dianggap sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen dimasa yang akan datang dan harga saham. Informasi mengenai laba perusahaan amat penting karena memiliki nilai prediktif. Menurut PSAK Nomor I informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI:2004). Bagi pemilik saham atau investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umurnnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalarn rnenaksir kinerja atas pe1tanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan surnber daya yang dipercayakan kepada mereka serta dapat dipergunakan untuk rnernperkirakan prospeknya di rnasa depan. Sebagai perusahaan publik tentunya harus rnenyarnpaikan inforrnasi laporan keuangannya (dalarn ha! ini laba perusahaan) kepada masyarakat melalui pasar modal. Penyarnpaian laporan diatur secara jelas oleh Badan
Pengatur yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Laporan keuangan tidak hanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) tetapi juga pengungkapan yang tidak diwajibkan seperti tercantum dalam Surat Edaran No.02/PM/2002. Pengungkapannya yang tidak diwajibkan mencakup: profil perusahaan, informasi tentang komisaris dan direksi perusahaan, strategi dan kinerja perusahaan, prospek bisnis, informasi pegawai, tanggung jawab sosial, produk, informasi tata kelola perusahaan yang baik dan lain-lain (Veronica:2003). Praktik pengungkapan yang baik tentunya berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005), Veronica (2004), Khomsyiah (2003), Boediono (2005), Halim (2005) menemukan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap kualitas laba dan manajemen laba. Craig dan Diga seperti dikutip Utami (2006) melakukan analisis praktik pengungkapan dalam laporan tahunan pada perusahaan publik yang meliputi lima negara ASEAN yaitu: (1) Malaysia; (2) Indonesia; (3) Filipina; (4) Thailand; dan (5) Singapura. Hasilnya menmtjukkan bahwa Indonesia tergolong Negara yang memberikan pengungkapan paling sedikit dan peran profesi akuntan dalam mengatur pengungkapan laporan keuangan juga
paling
sedikit.
Penelitian
yang
dilakukan
Khomsyiah
(2003)
menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah dalam hal pengungkapan dan transparansi laporan keuangan.
Hal ini bisa dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 1.1 F'1rm-L eve1 Con orate Governance I n dex Negara Observasi Rafa-rata Index No 66,53 32 South Afrika 1 Singapore 65,34 38 2 61,63 Chile 13 3 Hongkong 58,27 35 4 57,26 24 5 Brazil Malaysia 40 54,44 6 53,45 18 Thailand 7 53,45 Taiwan 37 8 68 52,78 9 India Turkey 43,04 IO 9 Philinhines 17 40,72 11 18 40,66 12 South Korea 16 37,81 13 Indonesia 31,85 14 Pakistan 9 Sumber: Klapper dan Love, 2002 sepe1t1 d1kut1p Khomsymh, 2003 Pad a tabel diatas, Indonesia menempati peringkat I 3 dari I 4 negara atau peringkat ke-2 dari bawah. Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata indeks sebesar 37,81. Hal ini mencerminkan tingkat pengungkapan di Indonesia amatlah rendah. Tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia diatur oleh standar akuntansi yang berlaku. Salah satu standar akuntansi tersebut memberikan
kelonggaran
dalam
menentukan kebijakan
akuntansinya.
Perusahaan diperbolehkan menggunakan asumsi akrual dalam metode akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan akrual adalah "Pengukuran aktiva, kewaj iban, pendapatan, beban serta perubahannya diakui pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan, dicatat dan berpengaruh pada laporan keuangan pada periode kejadian". Sejalan dengan
SAK, asumsi akrual ini tertuang dalam definisi kebijakan akrual dari Financial Accounting Standard Board (FASB) seperti dikutip Djakman (2003):
Accrual accounting attempts to record the financial effects on an entity of transaction and other events and circumstances the have cash consequences for the entity in the periods in which those transaction, events and circumstance occur rather than only in the periods in which cash is received or paid by the entity (FASB 1985, SFAC No. 6, para. 139) Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan akrual dibolehkan dalam standar akuntansi baik di Indonesia maupun di Amerika. Keleluasaan pemilihan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan inilah yang menyebabkan manajemen dapat melakukan penyimpangan keuangan dengan cara mengatur laba perusahaan. Tindakan manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi untuk mengatur besaran laba perusahaan untuk kepentingan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba (earnings
management). Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu pelanggaran dalam etika bisnis (Mahmudi: 2001). Menurut Setiawati (2002) manajemen laba tampaknya memang fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan adil dibandingkan dengan dasar kas. Oleh karena itu total akrual dapat dibedakan menjadi proses penyusunan laporan keuangan (nondiscretionmy
accruals) dan bagian akrual yang merupakan basil rnkayasa (discretionary accrual).
Manajemen menetapkan earning berdasarkan accruals,
berarti
manajemen memiliki kesempatan untuk menetapkan beberapa kebijakan melalui accruals. Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan, memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Implikasinya, earnings diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam
perusahaan (Nurin dan Kusuma:2000). Earnings Management dapat te1jadi disebabkan oleh berbagai ha!.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002), Saiful (2002) dan Gumanti (2001) menemukan earnings management dilakukan perusahaan pada saat Initial Public Offering (!PO). Saa! dimana kine1ja laporan keuangan
perusahaan diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Mahmudi (2001) menyatakan manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan variabel artifisial melalui pemilihan metode akuntansi yang diijinkan atau dengan menggunakan variabel riil yaitu dengan melakukan manipulasi pendapatan dan biaya se1ta aktivitas perusahaan yang tidak normal dilakukan. Menurut Nurin dan Kusuma (2000) manajemen laba bisa juga terjadi karena adanya kebebasan yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan manufaktur (Setiawati: 2002).
Manajemen laba juga dapat terjadi karena tingkat pengungkapan yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2005), Utami (2005) dan Veronica (2003) membuktikan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap manajemen laba. Tingkat pengungkapan yang rendah dan indikasi manajemen
laba
dapat
mempengaruhi
kepercayaan
investor.
Ketidakpercayaan investor akan tercermin dalam bid-ask spread, semakin tidak percaya maka bid-ask spread semakin tinggi. Ukuran bid-ask spread juga merupakan indikator dari adanya asimetri informasi (Utami:2006). B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji apakah pengungkapan dan manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri informasi. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah: Untuk melihat pengaruh dari tingkat pengungkapan dalam ha! ini mekanisme Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap variasi Asimetri Informasi pada perusahaan publik sektor manufaktur.
2. Maufaat Penelitian a. Bagi Pengelola Pasar Modal Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang
diharuskan bagi para emiten dengan mempertimbangkan asas biaya dan manfaat yang ditimbulkan. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. c. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pe1timbangan untuk tidak melakukan manajemen laba (earning management) karena sangat merugikan bagi pihak pemegang saham. d. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama bangku perkuliahan. e. Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca tentang manajemen laba di perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Laba
Beberapa pengertian manajemen laba dari berbagai penelitian diperoleh definisi sebagai berikut: Scott (2003) mendefinisikan laba sebagai berikut "Given that managers can choose accounting polices ji·om asset (for example, GAAP), it is natural to expect that they will choose policies as to maximize their own utility and or the market value ofthe firm"
Earnings management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi
laba yang dilaporkan dalam jangka pendek dengan harapan manajer dapat mempengaruhi investor dan sebagai alat untuk mencapai beberapa keuntungan pribadi manajemen (Schroeder dan Clark seperti dikutip dalam Setiawati, 2002). Mechant
( 1989)
seperti
dikutip
dalam
Saiful
(2002)
mendefinisikan laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi
laba (income) yang
dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang tidak sesungguhnya dialami perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan perusahaan. Schipper (1989) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Rosenzweig (1995) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjala.n clari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut clalam jangka panjang. Healy dan Wahlen (1999) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
merubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Copeland (1968:10) seperti yang dikutip Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai "some ability to increase or decrease reported net income at
will". Hal ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai definisi diatas bahwa manajemen laba adalah usaha yang dilakukan manajemen untuk merubah angka akuntansi perusahaan dengan menaikkan atau menurunkan laba perusahaan untuk kepentingan tertentu.
Scott (2003) dalam Financial Accounting Theory mengatakan manajemen laba dapat dilihat dari perspektif laporan keuangan dan kontrak dari perspektif kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai cara untuk menurunkan biaya proteksi perusahaan dari konsekuensi ketidakjelasan masa depan dan kontrak yang merugikan dari perspektif laporan keuangan, manajer akan leluasa untuk mempengaruhi nilai pasar perusahaannya dengan memanipulasi laba. Sebagai contoh, mereka akan membuat kenaikan yang berkesan dan menaikkan laba setiap waktu. Dilihat dari
perspektif kontrak,
manajemen
berkesempatan
melakukan manajemen laba untuk menguntungkan mereka sendiri. Manajemen leluasa untuk berbuat demikian karena mereka mempunyai informasi yang tidak diketahui pihak luar. Kondisi ini terjadi karena adanya teori keagenan antara manajemen dengan pihak pemegang saham. 2. Alasan Melakukan Manajemen Laba
Menurut Scott (2003), alasan perusahaan melakukan manajemen laba adalah: a. Blwnus scheme (Rencana Bou us)
Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya. b. Debt Covenant (Kontrak Hutaug Jaugka Panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran
hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat "memindahkan" laba periode mendatang ke periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak. c. Political Motivations (Motivasi Politik) Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis akan cenderung menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama periode
kemakmuran
tinggi.
Tindakan
ini
dilakukan
untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya subsidi. d. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan) Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. e. Changes of CEO (Pcrgantian CEO) CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus. Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya.
f. Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana)
Saat perusahaan go publik, informasi keuangan yang ada dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini dapat sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba Scott (2003) juga mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain: a. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk tidak menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biayabiaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan. b. Income Minimization,
dilakukan saat perusahaan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar ticlak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, rise! dan pengembangan yang cepat dan sebagainya. Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim. c. Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak betisiko tinggi.
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba Metode pengukuran ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya manajemen laba. Penghitungan dilihat dari total akrual perusahaan yang dapat dibebankan menjadi dua bagian yaitu bagian akrual yang memang sewajarnya
ada
dalam
proses
penyusunan
laporan
keuangan
(nondiscretionmy accruals) dan bagian akrual yang merupakan hasil rekayasa (discretionary accruals). Berikut berbagai metode pengukuran yang dilakukan oleh berbagai penelitian:
Tabel 2.1
Ikhf1sar Mt eo de PCll!!U k uran AkrnaId an Ab norma IAkrna I Peneliti
Metode nenl!nkuran van!! dig!!!takan
Healy ( 1985)
Non Discretionary accruals are estimated by a mean value over a certain period
De Angelo (1986)
Total Accruals
Dechow and Sloan (1991)
Non Discretionary accruals are measured by the mean of the industry sector
Jones (1991)
Non Discretionary accruals are taken into accounts the growth in revenues and fixes assets by standardizing by the total asset at the beginning
Friedlan (1994)
De Angelo's model standardized by sales
Kang and Sivaramakrisnan
Predict the level current asset and liabilities
(1995)
Maydes
Francis,
and
Sparks (1999)
Jater
and
Shivakumar
Average Discretionary accruals: different between total accruals and estimated non discretionary accnmls. Modified Jones model with cash flows.
Cross~sectional
model
(1999)
Peasnell, Pope and Young
Margin model or working capital accrual
(2000)
Dechow and Sichev (2002)
The residuals from specific regressions if changes in \Vorking capital on past, present and future operating cash flows,
Sumber: W1w1k Utam1, 2006, hal. 26
5. Tingkat Pengnngkapan Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan. Tingginya asimetri informasi dapat menyebabkan antara lain tingginya modal (cost of capital) yang harus ditanggung perusahaan. Penelitian Botosan (1997) seperti dikutip Veronica (2003) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya modal dengan tingkat pengungkapan sukarela atau pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh badan pengatur. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu: I. Pengungkapan Penuh Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan. 2. Pengungkapan Wajar Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya. 3. Pengungkapan Cukup Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Mardiyah (200 I), Veronica (2003) dan Utami (2005), yang menunjukkan bahwa apabila terjadi informasi asimetri yang rendah maka dibutuhkan pengungkapan yang semakin andal untuk menurunkan biaya modal.
Penelitian lain membuktikan bahwa asimetri informasi berkurang jika tingkat pengungkapan meningkat. Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) membuktikan secara empiris bahwa asimetri informasi, yang diukur melaui perbedaan harga penawaran dan pembelian saham (bid ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat pengungkapan. Tingkat pengungkapan yang tinggi akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pengguna laporan keuangan.
6. Good Corporate Governance Melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata corporate governance. Good Co1porate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyhanto, 1anpa tahun). OECD (2004) dan FCGI (2001) seperti dikutip Boediono (2005) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Watts (2003) dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) menyatakan bahwa salah satu cara yang
digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistik manajemen adalah Good Corporate Governance. Menurut Herwidayatmo (2000), prinsip-prinsip pokok Good Corporate Governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 ha! sebagai
berikut: I. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran pemilik, (2) mengalihkan
atau
memindahkan
saham
yang
dimilikinya,
(3)
memperoleh informasi yang relevan dengan perusahaan secara berkala atau teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5) memilih anggota dewan komisaris dan direksi serta (6) memperoleh pembagian keuntungan perusahaan. 2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka. 3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders seperti ditentukan dalam undangundang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan
dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja dan kesinambungan usaha. 4. Keterbukaan dan Transparansi Kerangka
corporate
governance
harus
menjamin
adanya
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi informasi
mengenai
keadaan
keuangan,
kine1ja
perusahaan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. 5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (board ofdirectors) Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan dewan komisaris dan akuntabilitas dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. 7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric).
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (prinsipal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings
management) untuk
menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan secara sempurna. Situasi dimana pemegang saham memiliki informasi yang lebih sedikit dari manajer, manajer dapat menggunakan fleksibilitas yang dimilikinya untuk melakukan earnings management. Tindakan earnings management telah memunculkan dalam beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi secant luas diketahui, antara lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Utami:2006). Kejadian yang takjauh berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat, di Indonesia terdapat beberapa kasus seperti, PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang melibatkan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan (Boediono:2005).
Menurut Scott (2003), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: I. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar, dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak dapat disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seharusnya diketahui pemegang saham maupun pemberi pinjaman
sehingga manajer dapat melakukan
pengetahuan
pemegang
saham
yang
tindakan diluar
melanggar
kontrak
dan
sebenarnya secara etika atau nonna mungkin tidak layak dilakukan. 8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi Pemegang saham tidak mempunyai informasi yang cukup untuk mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi dalam
keadaan
asimetri
informasi
yang
tinggi.
Teori
market
microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan informasi firm specific yang material tidak diungkapkan ke publik. Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan membuat ketentuan minimal alas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar dibursa saham (Veronica:2003).
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Diamond dan Verrecchia ( 1991) serta Kim dan Verrecchia (2001) seperti dikutip oleh Utami (2003) menjelaskan bahwa jika perusahaan memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, maka investor relatif percaya bahwa setiap transaksi terjadi pada tingkat harga yang wajar dengan demikian bid-ask spread menjadi kecil dan selanjutnya likuiditas saham di pasar juga meningkat. Hasil yang sama juga didapat oleh Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) yang mengatakan bahwa asimetri informasi, yang diukur melalui perbedaan harga penawaran dan pembelian (bid-ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat pengungkapan. Kesimpulannya adalah bila tingkat pengungkapan meningkat maka asimetri informasi semakin mengecil.
B. Penelitian Terdahulu Dalam penulisan ini mengacu pada beberapa studi yang pernah dilakukan peneliti, diantaranya adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2001) menyimpulkan dilihat dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial. Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan
kesewenangan manajer. Manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial dan variabel riil. Baharudin dan Satyanugraha (2004) meneliti tentang persepsi profesi akuntan terhadap earnings management dan menyimpulkan bahwa bagi seluruh kelompok responden (mahasiswa akuntansi, dosen akuntansi maupun praktisi akuntan) terdapat peranan positif dari filsafat moral individu dalam dimensi ideologi idealisme terhadap persepsi tentang perilaku moral praktik earnings management dalam seluruh tipenya, manipulasi operasional, manipulasi akuntansi dan manipulasi total. Penelitian yang dilakukan Saiful (2002) menemukan manajemen laba disekitar IPO, yaitu pada periode dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua tahun setelah IPO. Peneliti juga menemukan kinerja operasi setelah IPO rendah. Rendahnya kinerja tersebut dipengaruhi oleh manajemen laba. Peneliti juga menemukan bahwa retur satu tahun setelah !PO rendah, namun peneliti tidak berhasil menemukan hubungan antara rendahnya retur saham setahun setelah !PO dengan manajemen laba disekitar IPO. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002) menemukan ada estimasi ala'ual yang nondiscretionary dengan model Jones maupun median tingkat industry membuktikan bahwa ada tingkat ala'ual yang discretionary pada laporan keuangan satu periode sebelum dan setelah IPO. Penelitian yang dikemukakan oleh Kusuma (2006) dikatakan bahwa manajemen laba akan mengurangi relevansi laba namun akan menyebabkan peningkatan relevansi nilai buku ekuitas perusahaan. Manajemen
laba melalui short-term
discretionary accruals terbukti tidak memiliki dampak apapun terhadap relevansi laba maupun relevansi nilai buku. Namun, manajemen laba terbukti mengakibatkan penurunan relevansi nilai laba ketika perusahaan melakukan manajemen laba melalui total discretionary accruals. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) tentang pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan publik sektor manufaktur memberikan bukti empirik bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas, artinya bahwa semakin tinggi tingkat akrual maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Manajemen laba yang diproksi dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan (model Utami) terbukti memberikan kontribusi yang paling besar dalam menjelaskan variasi biaya modal ekuitas. Penelitian yang dilakukan oleh Boediono (2005) menyatakan mekanisme corporate governance mampu mengendalikan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan perusahaan, sehingga dapat menekan terjadinya masalah keagenan (agency problem) karena dapat menselaraskan perbedaan kepentingan atau tujuan antara pihak agen dengan principal maupun pihak
principal (pemegang saham) denganprincipal lainnya (pemberi pinjaman). Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho (tanpa tahun) memberikan paparan deskriptif tentang hubungan asimetri informasi dengan tindakan manajemen laba sebagai implikasi dari hubungan keagenan. Masalah keagenan
yang
diminimalisir
timbul
melalui
antara
corporate
manajemen
governance.
dengan
komisaris
Corporate
dapat
governance
diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) dengan menggunakan informasi
aspek
GCG
yang
diungkapkan
dalam
laporan
tahunan
membuktikan adanya hubungan antara Good Corporate Governance dengan pengungkapan. Kesimpulan yang didapat adalah I) Informasi yang paling banyak tidak diungkap oleh emiten adalah kinerja non keuangan (aspek strategi bisnis, pemasaran, dan distribusi produk), 2) Pengungkapan aspek proses GCG oleh emiten masih rendah, 3) Pengungkapan aspek GCG berpengaruh positif dam signifikan terhadap harga saham dan volume transaksi saham. Penelitian yang dilakukan oleh Midiastuty dan Mahfoedz (2003) menganalisis
hubungan
mekanisme
corporate
governance
dengan
manajemen laba dan kualitas laba. Hasil penelitian secara ringkas adalah sebagai berikut: I) Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berhubungan negatif dengan manajemen laba. Artinya bahwa mekanisme kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran atau jumlah dewan direksi mampu mengarungi konflik kepentingan yang timbul dari hubungan
keagenan
antara
manajemen
dengan
pemegang
saham
(shareholders). 2) Pengujian hubungan anatara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dengan kualitas laba (yang diukur dengan earnings response coefficient) yang dirumuskan dalam hipotesis, kedua mekanisme
kepemilikan
ini
mengidentifikasikan institusional
berhubungan bahwa
berhasil
positif
kepemilikan
menjadi
dengan
ERC.
manajerial
dan
mekanisme
yang
Hal
ini
kepemilikan
mengontrol
dan
meminimalkan perilaku manipulasi laba oleh manajer sehingga kualitas laba yang dilaporkan dapat meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Khomsyiah (2003) dengan cara menguji hubungan simultanitas implementasi co1porate governance dengan tingkat pengungkapan informasi dalam
laporan tahunan perusahaan-
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan analisis
korelasi
sederhana
menunjukkan
adanya
hubungan
antara
implementasi corporate governance dan pengungkapan infonnasi. Struktur kepemilikan masyarakat, komposisi komisaris independen dan keberadaan komite audit mempunyai hubungan yang signifikan dengan indeks corporate governance dan pengungkapan infmmasi, namun penelitian ini tidak berhasil
memberikan bukti adanya korelasi antara komposisi komisaris independen dan komite audit dengan indeks pengungkapan wajib. Pemsahaan-perusahaan yang melaksanakan corporate governance akan memberikan lebih banyak informasi dalam rangka mengurangi asimetri informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Halim dkk (2005) terhadap 34 perusahaan manufaktur yang termasuk indeks LQ-45 terlihat melakukan tindakan manajemen laba. Dalam melihat hubungan manajemen laba dengan indeks pengungkapan ternyata manajemen laba berpengaruh signifikan positif pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sejalan dengan perspektif
Efficient Earnings Management. Namun sebaliknya tingkat pengungkapan berpengaruh signifikan negatif pada manajemen laba sejalan dengan perspektif Opportunistic Earnings Management. Asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, factor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2003) mengatakan analisa empiris memberikan indikasi bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan memiliki korelasi negatif yang significan dengan manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang rendah cenderung melakukan manajemen laba yang lebih banyak dan sebaliknya, perusahaan yang banyak melakukan manajemen laba cenderung untuk mengungkapkan informasi yang lebih sedikit. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa korelasi negatif yang signifikan ini terjadi baik pada periode sebelum maupun setelah krisis. Korelasi negatif antara manajemen laba dan kebijakan pengungkapan yang dianut perusahaan memberikan indikasi bahwa sejauh mana perusahaan melakukan manajemen laba merupakan penentu dari keputusan manajemen untuk memilih menyajikan informasi yang lebih sedikit atau lebih banyak dalam laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2006) clikemukakan bahwa 1) pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap asimetri informasi (signifikan level 10%), 2) pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap asimetri
manajemen laba tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi.
informasi, 3)
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2004) menguji hubungan antara Good Corporate Governance, Asimetri Informasi dan Earnings
Management didapatkan hasil bahwa variabel corporate governance (kepemilikan institusional), kualitas audit, presentase komisaris independen) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap discretionary accruals. Akan tetapi discretionary accruals dan komite audit menunjukkan koefisien yang positif dan signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pasar modal menilai baik
discretionary accruals perusahaan yang mempunyai komite audit.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka, baik teoritis maupun empirik peneliti menggambarkan kerangka pemikiran hubungan pengungkapan sukarela, manajemen laba, dan asimetri informasi adalah sebagai berikut:
Pengungkapan
GCG Asimetri Informasi
Manajemen Laba
Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
D. Hipotesis Berdasarkan masalah penelitian dan kajian pustaka maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: HI: Pengungkapan GCG dan manajemen laba berpengaruh secara simultan terhadap asimetri informasi. H2: Pengungkapan GCG berpengaruh terhadap asimetri informasi H3: Manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri informasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang merupakan penelitian penjelasan atau explanatory research. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan pool data, yaitu gabungan dari data time series dengan data
cross sectional. Data yang digunakan bersumber dari yang pertama, annual report perusahaan kurun waktu 2005-2006. Kedua dari laporan keuangan tahun 2005 dan 2006 dan yang ketiga dari Capital Market Elektronic Document Service (CMEDS) milik Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini menguji variabel independen (variabel be bas) yaitu tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitn Asimetri Informasi.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistic
sampling yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untnk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
bertujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Populasi penelitian adalah perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Populasi sasaran adalah perusahaan publik sektor manufaktur. Perusahaan manufaktur tersebut minimal telah menerbitkan laporan keuangan tahunan selama 2 tahun, yaitu tahun 2005 dan 2006. Pertimbangan untuk memilih populasi sasaran perusahaan manufaktur adalah berdasarkan hasil studi empirik sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengungkapan dan manajemen laba mempunyai variasi yang berbeda untuk setiap jenis industri. Total perusahaan publik sektor manufaktur sebanyak 96 perusahaan. Populasi sasaran harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: 1. Emiten mempunyai tahun buku berakhir 31 Desember.
2. Emiten mempunyai nilai buku ekuitas positif untuk tahun 2005 - 2006 3. Laporan keuangan emiten
len~kap
untuk periode tahun 2005 - 2006
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 85 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan rincian sebagai berikut:
Tabet 3.1 Proses Pemilihan Sampel Keteran!!an Populasi sasaran 2 Perusahaan publik sektor manufaktur yang tidak memenuhi kriteria 3 Perusahaan publik sektor manufaktur yang memenuhi kriteria Sumber: data yang diolah No 1
Jnmlah 96
%
11
100 11,458
85
88,542
Analisis dilakukan dengan menggunakan pool data untuk tahun 2005 dan 2006 sehingga jumlah unit analisis adalah l 70 perusahaan (85 x 2).
C. Metode Pengnmpnlan Data
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, dibutuhkan data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi ynag dibutuhkan peneliti diperoleh dari: 1. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan Capital Market Electronic Document Services (CMEDS). 2. Website Bursa Efek Indonesia yaitu: http://www.idx.co.id. 3. Jurnal-jurnal akuntansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda (multiple regresion analysis). Regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini, regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh secara bersamaan antara tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi. 1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda, terlebih dahulu
dilakukan
uji
asumsi
klasik
meliputi
uji
normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas. Model yang baik dan
representatif harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) sehingga memenuhi asumsi dasar klasik, yaitu: a. Tidak adanya Multikolinearitas diantara variabel yang dijelaskan. b. Tidak te1jadi Heteroskedastisitas. c. Tidak ada autokorelasi. d. Data yang digunakan dalam penelitian ini harus berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan diantaranya: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal,
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
nonnalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan distribusi pola normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2002: 57). Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance lY(f/ation Faktor (VIF). Apabila tolerance mendekati I atau nilai VIF disekitar angka I maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uj i Autokorelasi Menurut Ghozali (2002) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah: Ho
: tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha
: ada autokorelasi (r # 0)
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
I) Bila nilai Durbin-Watson dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2) Bila nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Bila nilai Durbin-Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. d. Uji Heteroskedastisitas Uj i heteroskedastisitas bertujuan untuk menguj i apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidalmya pola te1tentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah distudentized (Ghozali, 2002). Berdasarkan analisis jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (no!) pada sumbu Y maka tidak te1jadi heteroskedastisitas.
2. Metode Analisis Data Berdasarkan kerangka pemikiran dan bentuk diagram hubungan antar variabel maim metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Uji hipotesis statistik dilakukan untuk parameter regresi secara parsial (uji statistik t) dan uji parameter regresi secara simultan (uji statistik F). Fungsi regresi dirumuskan sebagai berikut: LnY
=a1 +a2X1 +a3X2+e
Y
= asimetri informasi
X1
= pengungkapan Good Corporate Governance
X2
= manajemen laba
e
= residual error
3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu: pengujian hipotesis pe1tama dengan uji atjjustedR2 (koefisien determinasi), uji F, uji t dan meranking standardized coefficients beta yang diperoleh dari hasil analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini yaitu diduga adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara pengungkapan
Good Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri informasi perusahaan manufaktur yang dilakukan dengan 3 cara, yaitu: I) Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Uji adjusted R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen,
maka perlu
diketahui nilai koefisien determinasi (Atjjusted R Square). Jika
Atjjusted R Square adalah sebesar I maka fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada
faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel. Nilai Arfjusted R
Square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Arfjusted R Square semakin mendekati 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2002: 45). 2) Uji F (Pengujian Secara Simultan) Uji F dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara bersama-sama (simultan atau serempak) terhadap variabel dependen maka digunakan uji
F
dengan melihat
F1iitung
lebih besar dari
tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha 0,05. Jika besar dari
Ftabel
Fiabel
F1iitung
dan
lebih
dan tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha maka
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Sebatiknya, jika
Fhitung
lebih kecit dari
Ftabel
dan tingkat
signifikan lebih besar daripada alpha maka variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen (Santosa, 2005: 162). Langkah-langkah dalam uji F antara lain: a) Merumuskan hipotesis Ho: P1-P6= 0 Artinya variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
b) Menentukan tingkat signifikasi Untuk menentukan nilai F statistik tabel dapat menggunakan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebesaran df= (k-1) dan (nk). n= jumlah observasi; k = jumlah variabel termasuk intersep. Menurut Singgih (2004: 119) dalam Rosida (2007: 57)
Fiabel
bisa
secara praktis diperoleh melalui software excel dengan menulis sembarang sel = FINV (probability, djl, df2). Probability adalah tingkat signifikasi (a), dfl (numerator) adalah jumlah variabel dikurangi 1, dan df2 (denumerator) a.da!ah jumlah sampel dikurangi jumlah variabel. c) Menghitung nilai Fhitung Menurut Gujarati (1997) yang dikutip Rosida (2007), dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: R2
= Koefisien Determinasi
k
= banyaknya variabel bebas
n
= banyaknya observasi
untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah: Bila Fhitung< F1abel berarti I-11 ditolak. Bila Fhitung> Fiabel berarti
H1
diterima.
Fhitung
dapat
3) Uji t (Pengujian Secara Parsial) Uj i t dilakukan untuk mengetahui hubunga.n variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, apakah mempunyai hubungan yang positif atau hubungan yang negatif terhadap variabel dependen. Apakah setiap variabel independen mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, malca pertama-tama dilihat taraf signifikasinya. Jika lebih kecil dari pada alpha (0,05), maka variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen. Jika lebih besar dari pada alpha (0,05), maka variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Melihat a.rah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, maka dilihat dari t hitung, jika t hitungnya positif maka mempunyai arah hubungan yang positif yang artinya jika variabel independen naik maka variabel dependen juga naik. Sebaliknya jika t hitungnya negatif maka mempunyai arah hubungan yang negatif yang artinya jika variabel independen naik maka variabel dependen akan turun (Ghozali, 2002:48). Langkah-langkah dalam uji t (Rosida, 2007: 58), antara lain: a) Merumuskan Hipotesis
Ho : ~ = 0, berarti variabel X secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y
H1 : j3 op 0, berarti variabel X secara parsial berpengaruh terhadap Y b) Menentukan Tingkat Signifikasi Menentukan nilai t statistik tabel dapat menggunakan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df=(n-k) dan (k-1 ). n = jumlah observasi, k = jumlah variabel termasuk intersep. Menghitung nilai thitung menurut Djarwanto (2001) dalam Rosida (2007) adalah: th·ltung
bi - j3i Sbi
Notasi: Sbi
= standar deviasi koefisien regresi Xi
Bi
= koefisien regresi Xi
c) Membandingkan nilai thitung dengan trabel Cara untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah: Bila t1iitung < trabel berarti H1 ditolak Bila thitung > trabel berarti H1 diterima Menurut Arif (1993:13) dalam Rosida (2007:59), untuk menentukan variabel bebas mempengaruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien beta
(beta
coefficient).
Koefisien
tersebut
disebut
standardized
coefficient.Hal ini dilakukan dengan merangking standardized coefficient beta yang diperoleh dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS. Nilai koefisien regresi yang paling
besar mengindikasikan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang paling besar atau dominan.
E. Operasional Variabel Penclitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur melalui instrumeninstrumen yang telah dikembangkan dan digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penggunaan instrumen-instrumen dari penelitian-penelitian terdahulu
dimungkinkan
karena
telah
teruji
tingkat
validitas
dan
reliabilitasnya. Berdasarkan tema diatas terdapat tiga variabel penelitian, yaitu: 1. Variabcl Dcpcnden (depe11de11t variable)
Variabel Dependen adalah variabel tidak bebas yang keadaaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Asimetri Informasi perusahaan. Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan besarnya residual error dari spread yang merupakan proksi asimetri informasi dengan mengacu pada model yang digunakan oleh Laux (1993), Greenstein dan Sarni (1994), Coller dan Yohn (I 997). Model regresi yang dipakai adalah: SP
=al + a2 P + a3 Tr+ a4 Vr + a4 Dp + e
Keterangan: SP
= Mean spreads saham perusahaan i selama 3 hari window
Spread
= Harga penawaran saham - harga permintaan saham pada setiap hari window
Pr
= mean harga saham penutupan (closing price) selama 3 hari
Tr
= mean volume transaksi saham perusahaan i selama 3 hari
Vr
=mean varian return saham perusahaan i selama 3 hari
Dp
=Depth yaitu mean dari jumlah saham yang tersedia pada harga penawaran ditambah jumlah saham pada harga permintaan dibagi dua.
a
= koefisien regresi
e
= residual error sebagai proksi asimetri informasi
2. Variabel Independen (independent variabel) Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah tingkat Pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba.
a. Pengungkapan Good Co1porate Governance Pengungkapan
aspek
good
corporate
governance
adalah
pengungkapan dalam laporan tahunan yang meliputi struktur dan proses GCG, kine1ja emiten serta pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana yang dijelaskan dalam teori stakeholder. Pengungkapan GCG mengacu pada daftar pengungkapan yang digunakan Utami (2005). Pengukuran pengungkapan GCG dilakukan berdasarkan pada dua aspek yaitu: (a) banyaknya item pengungkapan good corporate governance dan (b) tingkat relevansi setiap item pengungkapan GCG.
Skor pengungkapan GCG dihitung sebagai berikut: Skor pengungkapan =
2: (P x Q)
Keterangan: P: Mean skor setiap item pengungkapan Q: Item pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Jika perusahaan menyajikan pengungkapan diberi skor satu (1) dan no! j ika tidak mengungkapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan bobot relevansi pengungkapan aspek GCG bagi investor, dimana penilaian ini menunjukkan seberapa penting pengungkapan itu bagi investor. Tabel 3.2 Bobot Relevansi Pengnnglmpan aspek GCG bagi Investor NO
ITEM PENGUNGKAPAN
STRUKTUR & PROSES GCG Struktur Organisasi Komposisi pemilikan saham Nama dan photo Komisaris Latar belakang pendidikan & karier Komisaris Nama dan photo Direksi Latar belakang pendidikan & karier Direksi Remunerasi Komisaris/Direktur Latar belakang Komisaris Independen Jumlah Komisaris Independen Jumlah anggota Komite Audit Frekuensi rapat Komite Audit setahun Deskripsi aktivitas Komite Audit dalam tahun pelaporan keuangan Deskripsi tentang penerapan prinsip tata kelola I3 perusahaan yang baik pada operasi perusahaan ASPEK STRATEGI DAN KINERJA 14 Strategi bisnis!corporate strateJ
MEAN SKOR 3,55 4,38 3,3 3,53 3,43 3,81 3,19 3,89 3,62 3,66 3,38 3,57 3,87
4,45 4,7
Tabel Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor (lanjutan) 16
Deskripsi kinerja produksi/operasi
17 18 19
Deskriosi kineria oemasaran Deskripsi kinerja distribusi Penghargaan yang diperoleh dalam tahun pelaporan keuangan Informasi tentang kerja sama dengan organisasi lain 20 yang terkait dengan bisnis perusahaan Rencana bisnis 22 TANGGUNG JA WAB SOSIAL Jumlah pegawai 23 Rincian pegawai menurut pendidikan 24 25 PeJatihan oegawai 26 Kompensasi dan upah minimum 27 Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dana pensiun karyawan 28 29 Penghargaan prestasi keria Koperasi karyawan 30 Pengendalian polusi & lingkun)l;an 31 Beasiswa sekolah/kuliah 32 Menyediakan fasilitas social 33 Mendukung program pemerintah 34 Jaminan kualitas produk 35 Sertifikasi Nasional/Internasional 36 Sumber: W1w1k Utam1, 2005, ha! 35
4,58 4,6 4,51 3,57 3,87 4,53 3,26 3,06 3,17 3,04 3,08 3,08 2,92 2,81 3,08 3,04 2,83 3,06 4,08 4,06
,
b. Manajemen Laba Manajemen laba diproksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan penjualan. Manajemen Laba (ML)= Akmal Modal Ke1ja (t)/penjualan periode (t) Akrual modal kerja
= L'. AL - L'. HL - L'. Kas
Keterangan: L'. AL
= Perubahan aktiva lancar pada periode t
L'. HL
= Perubahan hutang lancar pada periode t
L'. Kas
= Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabcl 3.3 Opcrasionalisasi Va riabcl JENIS Independen
VARIABEL Pengungkapan Good Corporate Governance
INDIKATOR Pengungkapan yang mencakup 1. Profil perusahaan: a. Latru· Belakang pendirian b. Struktur organisasi 2. Informasi tentang Komisaris dan direksi perusahaan: a. Nama dan photo Komisaris b. Nama dan photo Direksi c. Latar belakang Pendidikan dan kru·ier Komisaris d. Latar belakang Pendidikan dan karier Direksi e. Remunerasi Komisaris/Direksi 3. Strategi dan kinerja perusahaan: a. Strategi bisnis b. Deskripsi kinerja keuangan c. Deskripsi kinerja produksi d. Deskripsi distribusi e. Penghargaan yang dipero !eh f. Informasi bisnis 4. Prospek bisnis: a. Rencana bisnis 5. Informasi pegawai a.Jwnlah pegawai b.Rincian pegawai menurut pendidikan 6. Tangung jawab sosial a.Koperasi karyawan b.Pengendalian polusi c.Beasiswa sekolah/kuliah d.Menyediakan fasilitas sosial e.Mendukung progrrun Pemerintah 7. Produk a.Jaminan kualitas produk b. Se11ifikasi nasional/internasional
SKALA
Rasio
Tabel Operasionalisasi variabel (lanjutan) a. Latar belaka.ng Komisaris Independen b. .Tumlah Komisaris Independen c. Frekuensi rapat komite audit setahun d. Deskripsi tata kelo la perusahaan Independen
Manajemen Laba
Depend en
Asimetri Informasi
Akrual modal ke1ja pada periode t dibagi Peniualan pada periode t Residual error dari regresi bid-ask dengan volume transaksi, harga saham, depth dan variance return saham
Rasio Rasia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
Besaran Asimetri Infonnasi dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah besaran tingkat pengungkapan perusahaan dan kecenderungan ada tidaknya manajemen laba dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambaran kondisi umum masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Pengnngkapan GCG
Pengungkapan GCG dihitung dengan cara mengalikan mean skor dari tiaptiap item pengungkapan dengan pengungkapan GCG yang disaj ikan perusahaan. Berikut daftar pengungkapan yang banyak disaj ikan oleh perusahaan. Tabel 4.1 Hasil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda
No
ITEM PENGUNGKAPAN
STRUKTUR & PROSES GCG I Struktur Organisasi Komposisi kepemilikan saham 2 Nama dan photo Komisaris 3 Latar belakang pendidikan & karier Komisaris 4 Nama dan photo Direksi 5 Latar belakang pendidikan & karier Direksi 6 Remunerasi Komisaris/Direktur 7 Latar Belakang Komisaris Independen 8 Jumlah Komisaris Independen 9 IO Jumlah anggota Komite Audit Berlanjut kehalaman 48
Uta mi 2003 % Emiten nni?kap
48,91 66,30 86,96 72,83 86,96 72,83 69,02 53,26 72,28 64,67
Febryan 2008 % Emiten UD!!kap
86,20 98,25 95,50 90,64 95,50 90,64 98,29 88,56 90,25 90,25
Selisih % Emiten ungkap 37,2~
31,95 8,5' 17,81 8,5' I 7,81 29,2' 9,2" I 7,9" 25,28
Tabel Basil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda (lanjutan) 11 Frekuensi rapat Komite Audit setahun 46,20 76,64 12 Deskripsi aktivitas Komite Audit 51,63 74,06 13 Deskriosi tentang oenerapan prinsip GCG 45,10 72,84 ASPEK STRATEGI DAN KINERJA 14 Strategi bisnis/corporate stratef!V 75,00 88,95 15 Deskriosi kinerja keuangan 100,00 100,00 16 Deskripsi kinerja produksi/operasi 98,91 100,00 17 Deskripsi kine~ja pemasaran 67,93 82,45 18 Deskripsi kinerja distribusi 50,54 70,21 19 Penghargaan yang diperoleh dalam emiten 57,07 69,81 20 Informasi tentang kerja sama dengan pihak lain 48,91 65,37 21 Rencana bisnis (business plan) 78,26 92,68 TANGGUNGJAWAB SOSIAL 22 Jumlah pegawai 91,85 97,36 70,52 23 Rincian pegawai menurut pendidikan 47,28 24 Pelatihan pegawai 78,80 91,64 74,46 93,19 25 Kompensasi dan upah minimum 60,87 90,49 26 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 45,65 75,63 27 Dana pensiun karyawan 69,42 45,11 28 Penghargaaan prestasi kerja 41,30 60,25 29 Koperasi karyawan
30,44 22,43 27,7, 13,95 (
14,5'. 14,5'. 19,6 1,7' 16,41 14,4; 5,51 23,2' 12,8• 18,73 29,6' 29,98 24,31 18,73
14,8; 71,74 86,56 30 Pengendalian oolusi & lingkungan 31 Beasiswa sekolah/kuliah 50,00 82,40 32,' 48,37 28,4! 32 Menvediakan fasilitas sosial 76,85 46,74 32,54 33 Mendukung program pemerintah 79,28 88,04 92,50 4,41 34 Jaminan kualitas produk 14,91 71,20 86,16 35 Sertifikasi Nasional/Internasional Sumber Data: Wiwik Utam1, Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola Perusahaan dalam Laporan Tahunan clan Relevansinya bagi Investor, 2005, Data yang diolah Pada gambar tabel di atas terdapat perbedaan/selisih dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2003) dan penelitian yang dilakukan oleh Febryan (2008). Untuk penjelasan lebih detail antara selisih penelitian keduanya akan dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Struktur dan Proses GCG Pada
bagian
ini
terdapat
13
item
pengungkapan.
Pengungkapannya meliputi struktur organisasi, masalah komisaris dan direktur, komite audit dan penerapan GCG. Pengungkapannya tersebut mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi: I) Struktur Organisasi Pad a item ini terdapat selisih 3 7,29 dari hasil penelitian sebelumnya sebesar 48,91 % di tahun 2003 menjadi 86,20%. Perubahan ini bila dilihat secara kasat mata sangat be1tambah drastis tetapi dari logika ilmiah pada tahun penelitian 2001-2002 pengungkapan amat terbatas
dan
perusahaan. sebanyak
struktur
organisasi
menjadi
Kenyataannya pada tahun 86,20%
perusahaan
yang
identitas
penting
pelaporan 2005-2006
mencantumkan
struktur
organisasi pada annual reportnya. 2) Komposisi pemilikan saham Item
ini
mengalami
kenaikan
sebesar
31,95% dari
basil
sebelumnya sebesar 66,30% menjadi 98,25%. Selisih nilai ini melebihi 20% sehingga dapat dikatakan menjadi berpengaruh perubahannya. 3) Nama dan Foto Komisaris Pada item pengungkapan yang ketiga ini tidak terdapat selisih yang besar yaitu sebesar 8,54%. Hasil sebelumnya senilai 86,96% menjadi
95,50%.
Tingginya
nilai
pengungkapan
karena
pengungkapan ini sudah diwajibkan bagi perusahaan yang go public.
4) Latar Belakang Pendidikan & Karier Komisaris Pada item ini terdapat peningkatan sebesar 17,81 %. Nilai pengungkapan sebesar 90,64%. Item ini begitu penting mengingat begitu besar peran para Komisaris menentukan langkah perusahaan ke depan. Pendidikan dan karier Komisaris menjadi salah satu peran kesuksesan Komisaris dalam memimpin perusahaan. 5) Nama dan Poto Direksi Nama dan foto Direksi memiliki nilai yang sama dengan nama dan foto
Komisaris,
ha!
ini
wajar
karena
bila
perusahaan
mencantumkan nama dan foto Komisaris mereka akan juga mencantumkan nama dan foto Direksinya. Penjelasannya kurang lebih sama dengan item nomor 3 (nama dan foto Komisaris). 6) Latar Belakang Pendidikan & Karier Direksi Pada item ini mengalami kenaikan sebesar 17,81 % dari nilai sebelumnya sebesar 72,83% menjadi 90,64%. Item ini begitu penting mengingat begitu besar peran para Direksi menentukan langkah perusahaan ke depan. Pendidikan dan karier Direksi menjadi salah satu peran kesuksesan Direksi dalam memimpin perusahaan.
7) Remunerasi Komisaris/ Direktur Item
pengungkapan
ini
mengalami
kenaikan
yang
besar.
Kenaikannya sebesar 29,27% sebelumnya sebesar 69,02% menjadi 98,29%. Tingginya nilai ini karena item ini sudah diwajibkan untuk perusahaan. 8) Latar Belakang Komisaris lndependen Nilai pengungkapan item ini mengalami kenaikan sebesar 35,3% dari nilai sebesar 53,26% menjadi 88,56%. Item ini menjadi penting untuk diungkapkan karena latar belakang Komisaris Independen menjelaskan riwayat Komisaris Independen selaku Komisaris yang dalam
posisi "netral" dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Penerapan GCG menuntut adanya peran Komisaris lndependen yang lebih besar dalam perusahaan. 9) Jumlah Komisaris Independen Item ini mengalami kenaikan tetapi tidak begitu besar. Kenaikan te1jadi dari nilai sebelumnya sebesar 72,28% menjadi 90,25% atau sebesar 17,97%. Item pengungkapan ini mempunyai nilai yang sama dengan nilaijumlah anggota komite audit. I 0) Jumlah Anggota Komite Audit Penjelasan nilai item ini tidak jauh berbeda dengan item sebelumnya yaitu Jumlah Komisaris Independen. Penjelasan tambahannya adalah nilai kenaikannya yang lebih besar yaitu
sebesar 25,28%. Nilai ini sama dengan item pengungkapan sebelumnya. 11) Frekuensi Ra pat Ko mite Audit dalam setahun
Nilai kenaikan item ini mengalami kenaikan yang amat besar yaitu sebesar 30,44% dari nilai sebelumnya 76,64%. Adanya kewajiban untuk mengungkapkan penerapan GCG agaknya menjadi alasan kenaikan nilai item ini. 12) Deskripsi Aktivitas Komite Audit
Deskripsi aktivitas komite audit memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan item No. 11 (frekuensi rapat komite audit setahun) kenaikan nilainya sebesar 22,43% dari sebelumnya 51,63% menjadi 74,06%. 13) Deskripsi tentang Penerapan Prinsip GCG Hal terakhir dalam pengungkapan struktur dan proses GCG adalah deskripsi tentang penerapan prinsip GCG. Item ini
mengalami
kenaikan dari 45, I 0% menjadi 72,84%. Hal ini berarti te1jadi peningkatan sebesar 27, 74%. Wajar jika item ini mengalami kenaikan karena pad a dasarnya GCG sud ah diwaj ibkan untuk perusahaan go public dan deskripsi tentang penerapannya menjadi ha! yang waj ib dilakukan.
b. Aspek Strategi dan Kinerja Pada kelompok pengungkapan ini terdiri dari strategi bisnis/
corporate strategy, deskripsi kinerja distribusi, penghargaan yang
diperoleh emiten, informasi tentang kerja sama dengan pihak lain, rencana bisnis (business plan). Penjelasan lebih lanjutnya seperti di bawah ini: 14) Strategi Bisnis/ Corporate Strategy Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sekitar 13,95% dari nilai 75% menjadi 88,95%. Sebelunmya hanya tiga perempat perusahaan
yang
melaporkan
kini
lebih
dari
80%
yang
mencantumkan item ini. 15) Deskripsi Kinerja Keuangan Nilai dari item ini menjadi tetap, tidak mengalami penurunan atau kenaikan. Setiap perusahaan yang go public mencantumkan pengungkapan ini pada annual reportnya. 16) Deskripsi Kinerja Produksi/ Operasi
Item ini mengalami kenaikan dengan nilai kenaikan sebesar 1,09%. Nilai item ini sama dengan deskripsi kinerja keuangan. Setiap perusahaan yang go public mencantumkan pengungkapan ini pada
annual reportnya. 17) Deskripsi Kinerja Pemasaran Kenaikan item ini sekitar 14,52% berbeda dengan pengungkapan deskripsi kine1ja keuangan dan deskripsi kinerja produksi/ operasi. Nilai item ini tidak mencapai 100% hanya sebesar 82,45% perusahaan saja yang melaporkan.
18) Deskripsi Kinerja Distribusi Melihat dari empat deskripsi kinerja yang diteliti, deskripsi kinerja distribusi yang mengalami kenaikan yang paling besar yaitu sebesar 19,67%. Kenaikannya dari angka 50,54% menjadi 70,21%. Yang
menandakan dari
mengungkapkan
menjadi
sekitar setengah hampfr
tiga
perusahaan yang per
empat
yang
mengungkapkan. Hal ini menandakan deskripsi kinerja distribusi dianggap begitu penting dibandingkan dengan deskripsi kinerja yang Iain. 19) Penghargaan yang diperoleh Emiten Item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 12,74% dari nilai 57,07% menjadi 69,81%. 20) Informasi tentang Kerja Sama dengan Pihak Lain Item
ini juga mengalami perubahan dari semula 48,91%
perusahaan Kenaikannya
yang
mengungkapkan
sebesar
16,46%.
menjadi
Perusahaan
hanya
65,37%.
mengungkapkan
informasinya tentang kerja sama dengan pihak lain walaupun tidak banyak yang mengungkapkan hanya sekitar Iebih dari setengahnya saja. 21) Rencana Bisnis (Business Plan) Rencana bisnis agaknya merupakan informasi penting perusahaan sehingga nilai yang tadinya lebih dari tiga per empat perusahaan (78,26%) menjadi 92,68%. Kenaikannya sebesar 14,42%.
B. Tanggung Jawab Sosial Pada kelompok ini yang meliputi informasi tentang tanggung jawab perusahaan kepada pegawai dan lingkungannya. Hampir semua item pengungkapan mengalami kenaikan di atas I 0% ini menandakan kepedulian perusahaan terhadap pegawai dan lingkungannya cukup baik. 22) Jumlah Pegawai Kenaikan item ini sebesar 5,51% dari nilai 91,85% menjadi 97,36% atau hampir semua perusahaan melaporkan jumlah pegawai mereka dalam annual reportnya. 23) Rincian Pegawai Menurut Pendidikan Hal yang sama berlaku untuk item ini nilai kenaikannya sebesar 23,24%. Sebanyak 70,52% perusahaan yang melaporkan dari sebelumnya sebesar 47,28%. 24) Pelatihan Pegawai Item pengungkapan ini mengalami kenaikan dari nilai sebesar 78,80% menjadi 91,64% kenaikannya sebesar 12,84%. Walaupun kenaikannya tidak begitu besar tetapi hampir semua perusahaan mencantumkan pengungkapan ini. 25) Kompensasi dan Upah Minimum Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sebesar I 8, 73% dari nilai sebelumnya 74,46% menjadi hanya tinggal 93,19%. Hampir seluruh perusahaan mengungkapkan item pengungkapan ini.
26) Jaminan Sosial Tenaga Kerja Sama seperti item sebelumnya item ini juga mengalami kenaikan yang besar, lebih dari 29,62% dari nilai 60,87% me1tjadi 90,49% agaknya perhatian terhadap pegawai masih sangat besar. 27) Dana Pensiun Karyawan Item pengungkapan ini mengalami kenaikan yang cukup besar. Nilai pengungkapan yang besar ini sama dengan kenaikan item jaminan sosial tenaga ke1ja. Nilai kenaikan item ini menjadi yang paling besar dalam kelompok ini yaitu sebesar 29,98%. 28) Penghargaan Prestasi Kerja Pada item ini juga terjadi kenaikan yaitu sekitar 69,42%. Kenaikannya sebesar 24,31 % dari nilai sebelumnya yaitu 45, 11 %. Perusahaan
agaknya
memberikan
perhatian
lebih
kepada
karyawannya dengan memberikan penghargaan prestasi kerja. 29) Koperasi Karyawan Perusahaan mengungkapkan item ini sebesat 60,25% dari nilai sebelumnya 41,30%. Item ini mengalami kenaikan sebesar 18,95%. 30) Pengendalian Polusi dan Lingkungan Item ini menunjukkan kesadaran perusahaan dalam menjaga lingkungannya lumayan baik dari nilai semula 71,74% menjadi 86,56% atau naik sebesar 14,82%.
31) Beasiswa Sekolah/ Kuliah Peningkatan kualitas karyawan menjadi perhatian perusahaan. Dilihat dari nilai yang semula 50% menjadi hanya 82,40%. Kenaikan yang te1jadi sebesar 32,4%. Nilai ini menandakan perusahaan memperhatikan tingkat pendidikan karyawan. 32) Menyediakan Fasilitas Sosial Item ini mengalami kenaikan sebesar 28,48% dari nilai sebelumnya yang bernilai 48,37% menjadi 76,85% perusahaan menyediakan fasilitas sosial untuk masyarakat sekitar mereka. 33) Mendukung Program Pemerintah Item ini tidak jauh berbeda dengan item lain yang mengalami kenaikan. Kenaikannya manjadi sangat drastis yaitu sebesar 32,54% dari nilai sebelumnya 46, 74% menjadi 79,28%. 34) Jaminan Kualitas Produk Jaminan akan kualitas produk menjadi amat penting bagi perusahaan untuk melaporkan karena ha! ini menjadi kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan investor. Wajar jika nilai untuk item ini menjadi begitu tinggi dari nilai sebelumnya sebesar 88,04% menjadi 92,5%. 35) Sertifikasi Nasional/ Internasional Nilai item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 14,96% dari nilai sebelumnya 71,20% menjadi 86,16% perusahaan yang melaporkan sertifikasi nasional/ internasional.
Berdasarkan uraian label di atas kita dapat melihat adanya perbedaan yang antara hasil penelitian Utami (2003) dan penelitian yang dilakukan oleh Febryan (2008). Dimana terlihat selama jangka waktu lima tahun penelitian terdapat kenaikan rata-rata diatas 20% pada setiap item pengungkapan.
1. Manajemen Laba
Manajemen
laba
adalah
indikasi
perusahaan
melakukan
penyimpangan dalam laporan keuangan. Penghitungan menajemen laba disajikan pada label di bawah ini: Tabel 4.2. Data perhituugan Manajemen Laba N Manlaba Valid N(listwise)
85
Minimum
Maximum
-849,84
1197,07
Sum
Mean
Std. Error
1223,65
14,395882
22,745485
Sid. Deviation
205,362
85
Tabel perhitungan di atas dapat terlihat sejumlah angka-angka yang menggambarkan keadaan manajemen laba perusahaan. Nilai manajemen laba terendah sekitar -898,84 dan nilai maksimumnya sebesar 1197,07 dengan nilai mean, standar error dan standar deviasinya sebesar 14,40, 22, 75 dan 205,36. 2. Asimetri Informasi
Hasil Asimetri Informasi yang didapat clari residual error dari regresi, bid-ask clengan volume transaksi, harga saharn, depth dan variance return saham clapat clilihat pada label di bawah ini.
Tabel 4.3 . . I nf'ormas1 pernsa 1aan D ata pengh"1tu11ga11 As1metn N spread Pr Tr Vr Dp Valid N (listwise)
85 85 85 85 85 85
Minimum -114000 32,67 0 -0,04478 0
Maximum 84000 59000 23618500 0,06923 49500
Sum -1297 444633 1,90E+08 0,32297 275567
Mean -14,57303 4995,8807 2140827,7 0,0036289 3096,2621
Std.Deviation 17218,925 11848,232 4874915,2 0,0167027 7485,9262
Tabel perhitungan menunjukkan nilai spread saham, harga saham penawaran, harga penutupan, volume transaksi, dan nilai depth. Nilai-nilai tersebut menggambarkan gerak perdagangan saham yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, sum, mean, std deviation, dan standar error.
C. Hasil Analisis 1. Statistik Deskriptif
Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian.
Tabel 4.4 Descnptive statistics N ln_asimetri
pengungkapan Manlaba Valid N (listwise)
83 85 85 83
RanQe 6.15 104.93 2046.91
Mean
8.1416 45.3031 5.5165
Std. Deviation 1.44774 29.49279 187.42864
Variance
2.096 869.825 35129.494
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah data yang dinyatakan valid adalah 83 dari jumlah sampel sebanyak 85 perusahaan. Penjelasan untuk masingmasing variabel adalah sebagai berikut: a. Asimetri Informasi Asimetri Informasi menggambarkan kondisi saham perusahaan. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 8,1416 dengan standar deviasi 1,44774 dan
Std. Error 0,25541 0,25541 0,25541 0,25541 0,25541
varian 2,096. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Asimetri Informasi perusahaan rata-rata sebanyak 8, 1416. b. Pengungkapan GCG Rata-rata pengungkapan GCG perusahaan manufaktur yang go public sebesar 45,3031 dengan standar deviasi sebesar 29,49279 dan varian sebesar 869.825.
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh nilai penduga yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi dengan metode penafsiran kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square),
sehingga dalam
melaksanakan analisis data harus memenuhi asumsi klasik yaitu terbebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan data harus terdistribusi normal. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal di grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas ditunjukkan pada grafik berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ln_asimetri
0.8
.a
e
0.
E o.a
..,"' (.)
.$
g 0.4 c.
>< w
0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Melihat grafik tersebut diatas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Model regresi ini telah layak dipakai untuk memprediksi asimetri informasi berdasarkan masukan variabel manajemen laba dan
pengungkapan GCG karena data telah terdistribusi normal dengan demikian model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikoliuearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak te1jadi korelasi diantara variabel bebas (independen). Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dinilai dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai tolerance mendekati I (satu) dan VIF berkisar diangka I hingga 8 (Singgih, 2004:06) dalam Rosida (2007: 104). Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Coeficients (a) Coefficienbf Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
1
(Constant) pengungkapan
manlaba
7.490 .013 .001
Standardized Coefficients
.283 .005 .001
Beta .269 .086
Col!inearit Statistics
t 26.475 2.535 .808
Sio. .000
Tolerance
.013 .422
.998 .998
a. Dependent Variable: ln_asimetri
Berdasarkan label diatas dapat disimpulkan bahwa tolerance mendekati satu dan VIF sebesar 1,002 ini berarti penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
VIF 1.002 1.002
b. Uji Autokolerasi Menurut Ghozali (2002: 61), uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika te1jadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah Ho : tidak ada auto korelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi ( r i- 0) Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi adalah sebagai berikut: 1) Bila nilai Darwin Watson dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif; 2) Bila nilai Darwin Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi positif; 3) Bila nilai Daiwin Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif; Hasil pengujian tentang ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabet 4.6 Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
R Square
the Estimate
Watson
.081 1 .2as• .059 a. Predictors: (Consant), n1anlaba, pengungkapan
141.690
1.864
b.Dependent Variable: ln_asimetri
Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat angka DurbinWatson sebesar 1,864. Hal ini berarti tidak terdapat masalah autokorelasi karena angka Durbin-Watson diantara -2 sampai +2.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas be1tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak te1jadi heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dengan dasar analisis jika tidak ada po la yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (no!) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian tentang ada tidaknya heterokedasitas ditunjukkan pada grafik berikut
Scatterplot
Dependent Variable: ln_asimetri 20
0
O'()
0 <&00
0 0
0
0
oc9 Cl 0
'll>
0
0
0
0 0 OoCl
& 0
Cl 0
00
0
0
Cl 0'0 00 o0
&
0
0
8
Oo
0
\
0
Cl
Clo
0
0
0
0 Cl
0
0
Cl
0
0
0
0
0
0
0
0
-3-
'
-2
I ~
I
I
I
0
1
2
'
3
Regression Standardized Predicted Value
Melihat grafik diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sum bu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Model Analisis Regrcsi Linier Berganda Mengolah data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dimana masing-masing variabel diberi simbol sebagai berikut: pengungkapan GCG (X1),
Manajemen Laba (X2), dan Asimetri Informasi (Y). Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Coefficients( a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
7,490
,283
pengungkapan
,013
,005
Manlaba
,001
,001
Beta
t
Sia. Std.
B
Error
26,475
,000
,269
2,535
,013
,086
,808
,422
a Dependent Vanable: ln_as1metn
Berdasarkan basil regresi linier berganda diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Ln Y
= 7,490 + 0,013 X 1 + 0,001
X2 + e
a. al= 7,490 Nilai ini merupakan konstanta yaitu estimasi Asimetri Informasi perusahaan. Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X 1 dan X2
=
0),
maka Asimetri Informasi sebesar 7,490. Dalam arti kata Asimetri Informasi
sebesar 7,490 sebelum atau tanpa adanya variabel
Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X 1 dan X2 = 0) atau ceteris
paribus. b. a2 = 0,013 Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel pengungkapan GCG meningkat sebesar 1 %, maka Asimetri Informasi akan meningkat 0,013 atau dengan kata lain setiap peningkatan
Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel Pengungkapan GCG sebesar 0,013 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X2
= 0)
atau
ceteris paribus.
c. a3
= 0,001
Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel manajemen laba meningkat 1 %, maka Asimetri Informasi akan meningkat sebesar 0,001 atau dengan kata lain setiap peningkatan Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel manajemen laba sebesar 0,001 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X 1
= 0)
atau ceteris
paribus.
4. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis ini mencakup uji adjusted R2, uji F dan uji t. Masing-masing pengujian hipotesis dijelaskan satu persatu dibawah ini. a. Hasil Uji Adjusted R 2 (Koefisien Determinasi) Koefisien
determinasi
menunjukkan
seberapa
besar
kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model regresi linier berganda dalam menjelaskan variabilitas variabel terikatnya. Jika Acijusted R Square adalah sebesar 1, maka fluktuasi variabel
dependen
seluruhnya
dapat
dijelaskan
oleh
variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi dependen. Nilai Acijusted R Square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai Ac/justed R Square semakin mendekati 0, berarti lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2002:45). Hasil perhitungan koefisien korelasi r dan koefisien dete1minasi (R2 ) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Model Summary
Adjusted Model
R
1
.285"
R Square
.081
R Square
Std. Error of
Durbin-
the Estimate
Watson
.059
141.690
1.864
a. Predictors: (Consant), manlaba, pengungkapan
b.Dependent Variable: ln_asimetri
Melihat hasil perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien determinan (Adjusted R Square) sebesar 0,059 atau 5,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 5,9% variasi dari Asimetri Informasi bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba) sedangkan sisanya sebesar 94, I% (I 00%-5,9% =
94, I%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.
b. Hasil Uji F (Pengujian secara Simultau) Uji F dimaksudkan untuk melihat pengaruh secara simultan atau bersama-sama variabel Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perhitungan nilai menggambarkan hasil uji F.
Fhitung
dan
Ftabel·
Tabel 4.9 berikut
Tabet 4.9 ANO\l'A Sum of Squarei
Model Regressio i Residual Total
1
14.57· 164.62 179.19
Mean Squ;
df
2 82 84
7.28" 2.001
F
3.631
Sig. .OOO(a'
a. Predictors: (Constant), manlaba, pengungkapan b. Dependent Variable: ln_asimetri
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa pengujian secara bersama-sama antara variabel independen dan variabel dependen menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan nilai
Fhitung
sebesar 3,630 dengan signifikan 0,000. Melihat pada Fiabeb dengan dfl =
2 dan df2
=
82, diperoleh
lebih besar dari
Fiabel
Ftabel
sebesar 2,49. Kondisi dimana
F1i;iung
dan signifikasi lebih kecil dari pada alpha (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independen diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Asimetri Informasi perusahaan industri manufaktur. c. Hasil Uji t (Pcngujian sccara Parsial) Uji t dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara
individual (parsial) terhadap variabel terikatnya. Dalam
penelitian ini diperoleh hasil uji t sebagai berikut:
Tabel 4.10 Coefficients (a) Coefficien~
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) pengungkapan manlaba
Std. Error
7.490 .013 .001
Beta
.283 .005 .001
.269 .086
Collinearit Statistics Tolerance VIF
Si~.
t
26.475 2.535 .808
.000 .013 .422
.998 .998
a. Dependent Variable: ln_asimetri
I) Pengungkapan GCG = 2,535 Variabel pengungkapan GCG dengan nilai t hitung sebesar 2,535 dengan signifikansi 0,013 pada taraf signifikasi o.
=
0,05, maka
HI diterima dan Ho ditolak yang bera1ti variabel pengungkapan GCG berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Asimetri
Informasi.
Pengungkapan aspek GCG adalah pengungkapan dalam laporan tahunan yang meliputi struktur dan proses GCG, kine1ja emiten serta pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana yang dijelaskan dalam teori stakeholder. Hasil
pengujian
terhadap
variabel
pengungkapan
GCG
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Asimetri Informasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan basil penelitian Utami (2005), namun pada penelitian Utami (2005) koefisien regresinya negatif. Semakin tinggi tingkat pengungkapan, maka semakin besar nilai asimetri infomasi saham perusahaan di pasar modal. Alasannya adalah ketika itu terjadi gejolak ekonomi di Indonesia yang dimulai dengan adanya kenaikan BBM yang fantastis, mencapai 120%.
1.002 1.002
Kenaikan BBM ini mengakibatkan banyak investor yang menahan pembelian dan penjualan sahamnya mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang kolaps dengan tingkat inflasi sebesar 17%, keadaan ini semakin memperparah kondisi pasar modal saat itu dan memicu Asimetri Informasi saham perusahaan. Tingkat pengungkapan yang tinggi menjadi tidak berarti karena kondisi diluar perusahaan yang semakin hebat mengguncang pasar modal.
2) Manajemen Laba= 0,808 Variabel manajemen laba dengan nilai t hitung 0,808 dengan signifikan 0,422 pada taraf signifikan a= 0,05, maka Ho diterima dan H 1 ditolak yang berarti variabel manajemen laba tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Asimetri Infonnasi. Manajemen Laba merupakan bentuk penyimpangan dari manajer dalam penyampaian laporan keuangan. Hal ini terjadi melalui pengambilan kebijakan akuntansi. Salah satunya adalah asumsi akrual. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Utami (2005).
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap Asimetri Informasi. Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap Asimetri lnformasi. B. Implikasi
I) Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap Asimetri
Informasi
perusahaan.
Investor
sangat
menilai
setiap
pengungkapan dan relevansinya terhadap kinetja perusahaan sehingga berdampak pada harga saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat pengungkapan GCG yang baik akan memiliki nilai lebih dimata investor. 2) Manajemen Laba tidak berpengaruh dan tidak memiliki nilai signifikasi terhadap Asimetri Informasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, Ishar dan Satyanugraha,Heru.2004.Faktor:faktor yang mempengaruhi persepsi profesi akuntan terhadap praktek earnings management.Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol 4 No. l ha! 1-22. ,. Boediono, Gideon SB.2005.Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.SNA VIII.Solo: Dechow, R.G. Sloan and A. P. Sweeney.1995.Detecting Earnings Management.The Accounting Review,Vol 70,No.2 ha! 193-225. Djakman,Chaerul D.2003.Manajemen Laba dan Penganih Kebijakan Multi Papan Bursa Efek Jakarta. SNA VI.Surabaya: Ghozali, Imam. 2002.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP Semarang. Jawa Timur: Gumanti, Tatang Ari.2001.Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Riset Akuntansi,Vol 4, No.2, ha! 165-183. Halim, Julia dkk.2005.Pengaruh Manajemen Laba pada Tingk(lt Pengungkapan Laporan Keuangan pada Penisahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ 45.SNA VIII.Solo: Hamid, Abdul. 2005. Panduan Penulisan Skripsi. FEIS UIN Press.Jakarta:
Herwidayatmo.2000.Implementasi Good Co1porate Governance untuk Perusahaan Publik Indonesia.Usahawan No.IO Tahun XXIX, Oktober 2000. Ikatan
Akuntan Indonesia.2004.Standar Empat.Jakaita:
Akuntansi
Keuangan.Salemba
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.2002.Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.BPFE Yogyakarta.Yogyakarta:
Khomsyiah.2003.Hubungan C01porate Governance & Pengungkapan Informasi: Pengujian secara Simultan.SNA VI.Surabaya: Kusuma, Hadri.Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi (Bukti Empiris dari Indonesia).Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 8 No.1Mei2006 ha! 1-12.
Mahmudi.2001.Manqjemen Laba (Earnings Management): Sebuah Tirifauan Etika Akuntansi.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Mardiyah, Aida Ainul.2001.Pengaruh Asimetri Informasi dan Disclosure terhadap Cost ofCapital.SNA IV.Bandung: Midiastuty, Pratana Puspa dan Mahfoedz, Mas'ud.2003.Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. SNA VI.Surabaya: Nurin,Yavida dan Kusuma, Indra Wijaya.2000.Penggunaan Variabel Akuntansl\ J untuk Mendeteksi Earnings Management.JAM STIE YKPN. Rosida, Ainur. 2007.Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Perusahaan Mantifaktur yang terdafiar di Bursa Efek Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang:
Saiful.2002.Hubungan Manajemen Laba (Earnings Management) dengan Kinelja Operasi dan Retur Saham disekitar IPO.SNA V hal: 148-162.Semarang: Santosa, Purbayu Budi.2005.Analisis Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS. Pustaka Andi.Yogyakarta: Scott,
W.R.2003.Financial Accounting Waterloo.Prentice Hall Inc.Canada:
Theory.Third
Ed.University
of
Setiawati, Lilis.Manajemen Laba dan IPO di Bursa Efek Jakarta.SNA V ha!: 112125 .Semarang: Ujiyhanto, M. Arief.Asimetri Ieformasi dan Manajemen Laba Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan.artikel diakses tanggal 20 November 2007, dari http://www.google.co.id. Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas: Studi pada Perusahaan Public Sektor Manufaktur.SNA VIII.Solo: -----,2005 .Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola Perusahaan dalam Laporan Tahunan dan Relevansinya bagi Investor.Media Rise! Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.5 No.2 ha! 153-174.Jakarta:
-----,2006.Dampak Pengungkapan Sukarela & Manajemen Laba terhadap Informasi Asimetri.Jurnal Rise! Akuntansi Indonesia.Jakarta: Veronica, Sylvia N.P.s dan Bachtiar, Yanizi, S.2003.Hubungan antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. SNA VI ha! 328-340.Surabaya:
-----,.2004.Good C01porate Governance, Information Asymmetry and Earnings Management.SNA VII.Bali:
Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Manufaktnr yang Menjadi Sampel Penelitian NO KODE I ADES 2 AKPI 3 AKRA 4 ALKA 5 ALMI 6 AMFG ARGO 7 8 ASII 9 BATA 10 BAT! 11 BIMA 12 BRAM 13 BRNA 14 BRPT 15 BUDI 16 CTBN 17 DAVO 18 DLTA 19 DSUC 20 DYNA 21 ERTX 22 EST! 23 ETWA 24 FASW 25 GDYR 26 GGRM 27 GJTL 28 HEXA 29 HMSP 30 IKBI 31 IMAS 32 INAI 33 INCI 34 INDR 35 INKP 36 INTP 37 JECC 38 JPRS 39 KARW 40 KBLI 41 KBLM 42 KDSI
NAMAEMITEN Ades Alfindo Putrasetia Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Aneka Kimia Raya Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Asahimes Flat Glass Co Ltd Tbk Argo Pantes Tbk Astra Internasional Tbk . Sepatu Bata Tbk Bat Indonesia Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Branta Mulia Tbk Berlina Co Ltd Tbk Barito Pasific Timer Tbk Budi Acid Jaya Tbk Citra Tubindo Tbk Davomas Abadi Tbk Delta Djakarta Tbk Daya Sakti Un!!!rnl Corporation Tbk Dynaolast Tbk Eratex Djaja Limited Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tun•rnal Tbk Hexindo Adiperkasa Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Sumi Inda Kabel Tbk (Indah Kabel Indonesia) Indomobil Sukses Internasional Tbk Indal Alumuninm Industry Tbk Intan Wijaya Chemical Tbk Indorama Syntetics Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Comoration Tbk Indocement Tunggal Perkasa Tbk JEMBO Cable Company Tbk Jaya Pari Stell Tbk Karwel Indonesia Tbk GT Kabel Indonesia Tbk (Kabel Metal Indonesia) Kabelindo Murni Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk
Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Ma1111faktur yang Menjadi Sampel Penelitian (laniutan) NO KODE NAMAEMITEN 43 KLBF Kalbe Parma Tbk 44 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 45 LION Lion Metal Works Tbk 46 LMPI Lan'"'eng Makmur Plastik Industry Tbk 47 LMSH Lion Mesh Prima Tbk 48 MDRN Modern Photo Film Companv Tbk 49 MERK Merck Indonesia Tbk 50 MLBI Multi Bintang: Indonesia Tbk 51 MLIA Mulia Industrindo Tbk 52 MLPL Multioolar Corporation Tbk 53 MRAT Mustika Ratu Tbk 54 MTDL Metrodata Elektronik Tbk 55 MYOR Mavora Indah Tbk 56 MYRX Hanson Industri Utama Tbk 57 MYTX APAC Citra Centertex Tbk 58 NIPS Nipres Tbk 59 PBRX Pan Brothers Tex Tbk 60 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 61 PRAS Prima Allov Steel Universal Tbk 62 PTSP Pioneerindo Gourment Internasional Tbk 63 SHDA Sari Husada Tbk 64 SKLT Sekar Laut Tbk 65 SMAR Sinar Mas Agro Resources dan Tech Com Tbk 66 SMGR Semen Gresik Tbk 67 SMSM Selamat Semourna Tbk 68 SOBI Sorini Corooration Tbk 69 SPMA Suoarma Tbk Bristol-Mvers Squibb Indonesia Tbk 70 SQBI 71 SRSN Sarasa Nugraha Tbk Siantar TOP Tbk 72 STTP 73 SUBA Suba Indah Tbk Surya Dumai Industry Tbk 74 SUDI Sumalindo Lestari Java Tbk 75 SULI Tembaga Mulia Semanan Tbk 76 TBMS Mandom Indonesia (Tancho Indonesia Tbk) 77 TCID Pabrik Kertas 1]iwi Kimia Tbk 78 TKIM Tempo Scan oasific Tbk 79 TSPC 80 TURI Tunas Ridean Tbk Ultra Jaya Milk Industry and Trading: Company Tbk 81 ULTJ Unggul Indah Cahava Tbk 82 UNIC United Tractors Tbk 83 UNTR Unilever Indonesia Tbk 84 UNVR Voksel Electric Tbk 85 VOKS Sumber: Indonesian Capital Market Directory
NO
PENGUNGKAPAN MEAN SKOR ADES 4.70 1 Deskripsi kinerja keuangan 4.60 2 Deskripsi kinerja pemasaran 4.58 3 Deskripsi kinerja produksi 4 Rencana bisnis/business plan 4.53 4.51 5 Deskripsi distribusi 4.45 6 Strategi bisnis 4.38 7 Komposisi kepemilikan saham 4.08 8 Jaminan kualitas produk 4.06 9 Sertifikasi produk nas/internasional 3.89 10 Latar belakang Komisaris lndependen 3.87 11 Deskripsi penerapan GCG 3.87 12 lnformasi kerjasama bisnis 3.81 13 Latar belakang pendidikan direksi 3.66 14 Jumlah anggota komite audit 3.62 15 Jumlah komisaris independen 3.57 16 Deskripsi aktivitas komite audit 3.57 17 Penghargaan yang diperoleh emiten 3.55 18 Struktur Organisasi 3.53 19 Latar belakang pendidikan komisaris 3.43 20 Nama dan photo direksi 3.38 21 Frekuensi rapat komite audit 1 tahun 3.30 22 Nama dan photo komisaris 3.26j 23 Jumlah pegawai 3.19 24 Remunerasi 3.17 25 Pelatihan pegawai 3.08 26 Pengendalian polusi dan lingkungan 3.08 27 Jaminan sosial tenaga kerja 3.08 Dana pensiun kar;awan 28 3.06 29 Rincian pegawai menurut pendidikan 3.06 30 Mendukung program pemerintah 3.04 31 Kompensasi dan upah minimum 3.04 32 Beasiswa sekolah/kuliah 2.92 33 Penghargaan prestasi kerja 2.83 34 Menyediakan fasilitas sosial 2.81 35 Koperasi karyawan
AKPI 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AKRA 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Page I
ALKA 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ALM! 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AMFG 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 • 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ARGO 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0
ASll 1 1 1 1 0
1
'
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.,
1 I:'" 1 3 1 ~1 1 1 t::i 0 ~ 0 1 ~ 1 1 1 1 1 1 1 c;'l 1 n c;'l
""
= ...,
.,=-
"""'= ""= ?=., ""=
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
""=..."' jfl
.,=-., .,3=
= =
;>
::;:
= ...
BRPT
BATI 1 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0
1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0
BRNA 1 0 1 1 0 1 1 0 D 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SQBI
BRAM 1 0 0 0 0 0 0 0 D 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0
1 1 1 0 0 0
1 1 0
1 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BUDI 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CTBN 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 D 0
1
DAVO 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1
0 1
1
1
0
0
1
1
1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0
Page2
DSUC 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
'DYNA
DLTA 1 0
1 0
1
1
1 0
0 0
1
1
0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 0 1
1 1 1 0
1 0
1 0 0
1 0
1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ERTX 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0
1 1 1 1 0 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
ETWA 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.,t"
1 1 1 1 0 1 1
=
'E'"I
., .=
., ".,= ~
~
1 1
~ '=
0 1 0
"=
~
= = .,;:, '= ., = !;'.
1 1 1
~
0 0 0
('.
!;'.
'=
"'"I
1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,,
cm
:z
::0 1J
enc:
~en
:r.: ~
::: ~
>z ~ c:
::0 ;:
:;; ~ -~
.,"'= .,.,= = .,=
"
..
1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 01 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
. . ·-··
,................ 1 1
'-"
1 1
1
1
1 1
0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1
1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1
1 1
1 1
n1v1vr-
'-;:1'-:J°'IVI
1 1 1
1 0
1
, ,... 1
1
0
......
1
1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 0 1
1
,I
0
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 D 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0
JNKP
Mt:.IV\
MT t'(Ji.
1 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Page 3
INTP
INAI
1
1
1
1
0
1
1 1
1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D 1 0
1 0 1 0 0 0 1 0 1 D 0
1 0 0
1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1
1 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
'
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INCi
INDR
1
1 0
1 1
1
1
1
0 1
0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 1 1 0 1 1
1 1 0 D 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 01
1 0 0 0 0 0 D
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
t-<
s"'
'O
~·
= N
..
t::I
a. .,"'=-. ~
'O
§
""s ca ~
'O
"'= C'l
(")
0
.,..,
'O
= "' ::. ;.;
"'= s "'=
= ~ .., =
;;>
INTD
INTA
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JPRS
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JECC
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
•'
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
KLBF
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KARW
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
KDSI
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LMPI
1 1 1 0 0 0 1 1 1 i 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Page4
LMSH
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 ,0 0 1
LION
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
TCID
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
MERK
MYOR
1 1 1 1 0
•I 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
~
""::;·= Si N
i:::i
~
='
~ ""= ""= <>
""= £;"
""="' C':l l""'.l
C':l
""=...."' "'
;"' "'=
= "' = = >!' ~
= ....
···-· ~·
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
1 0
1 0 0
1 0 0 0
1 0
1 0 0
1
1'
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
·-·-".
.......... 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 0 0
1
1 1 1 1 1 1
0 0
0 0
0 0 0 0 0
1 1 1
1 1 1 1
1
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0 0
0
1
1
1
1 1
0 0
1
1
0 0
1 1 1 1 1 1
0 0
0
0 0
0
1
1 1
1 1 0 1 0
1 1 1
1 1 1 1
1
0 0 0 0
1 1
0
1
0
0
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
1
0 0
0 0
1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
1 0 1 0 1 0
1 0
1 0
1
1
1 1 1
0
1
1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Page 5
1
1
0
0
1
1 1
0 0 0 0 0 0
1 0 0
KONI
1-'ICO
1-'tlKA
I t\IM
l'lltV
!Vlr\r, :
IVIL.r L.
IVll-1-11
0
1 1 0
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0
0
1 1 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0
1 1
1 1
1
0
0
1 1
1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0 1 0 0 0 0 0 0 0
1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1
PRAS
PTSP
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1
1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
-
1 1 1 1 0 0
1 1 1 0
1 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
~
a "C
.,:;·
= N t::i
s=~
"C
g
""== "" Er
., = C"l
"C
('.l
C"l
...,ill
"C ('I>
;.,
= = = S' a' . =
.,a
------.
1
1
1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
1
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 " 0 0 1
1
1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
-·····
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0
1 0
Page 6
......... 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1
1
1 0 0 1 1 1 1
1
1
1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
VULI
VVD/"\
>J'-'Uf
._.IYlr\I"
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
1 0 0
-
1 0 0 1 0 1 ' 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.,t"
El :;·
"C
., !'= ::' l:;I
~
.,=-
=
"'
"C
Jg"
= = ~ ., = C'.l "C
n
()
"C
~.,
"'
.,.,=.,El= = = S'
~ ..,
. , ....., 1 1
1
1
0
1 1 0 0 1 1. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
1
D
0 1 0 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
1 1 0
1 0 0
1
I
C>UUI
VOIVll""\
1 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1
1
0
0
1
1 1
1 1 0 0 0 1 1 1
1 0
1 1 1 1
1 0
1 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TPEN
1::WG
t1M~
1
1
1 1 1
1
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0
1 0 0 D
0 0 0 0 0 0 0 0 'Q
0
1 0 1 0
1 0 0 1 1 0 0 D
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D
0 0 0 0 0 0 0 0 0
TURI
1 1 1 1 1
1 1 0
0 1 0 1 0
1 1 D
0
1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0
ULTJ
/OKS
1
1
1
1'
1
1 1
11 11 1' 1) 1 1, 11 0.l 1j 11
1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
D
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 1 0 1
1 0
1 1 1 1 0 0
1 1 0
D
1
D
0
0 0 0
0 0
UNTR
0 1 0 0
1 0 1 1
0
1
UNVR
1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1
0 0 0 0
1
UNIC
1 1
D
Page 7
1 1
1 1
1 1 1 0 0 1 1 0
1 0 0 0
1 D
0 0 0 0 0 0 0 0
1
11
1 1
•
" 11
0 0
1i 1j
0 1
11 11
0 1
11 1 1i
1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1;
·1 I 1 -
"
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 0
1 1
1 1 1 0
1 1 1 1 1
1: 1 'i
1
Di
D
O!
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ol DI Di DI 01 01
DI 01
D
!:"'
"'9
""'::;·
"'= !':' I:'
~
="'~
""';g ""= =
§""'"'= C'.l
n
C'.l
""'~
"'"'="'"' = 9 "'= = ;> ::;:'
.,=
1m nran 3: p eng!h'1tnngan Akrua IModa IKeria, p eniualau dan Mn.i. Laba 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
EMITEN
AKRUAL MODAL KERJA
ADES -157.883 AKPI 36.631.862 AKRA 266.230.145 ALKA 8.839.315 ALMI -97.999.540.795 AMFG -70.137.626 ARGO 299.470.563 ASll 628.261 BATA 104. 762.838 BATI 9.521 BIMA -3.610.597.124 BRAM -54.385.418 BRNA -46.741.563.999 BRPT 260.136.692.396 BUOi 17.622 CTBN -321.452 DAVO 160.540.632.600 DLTA 47.040.626 DSUC -9.308.296.550 DYNA -63.497.755.915 ERTX -843.478 ESTI -19.846.608.006 ETWA 25. 102. 029. 005 FASW 78.949.143.693 GDYR -18.646.310 GGRM 721.257 GJTL -236.053 HEXA -160.598.499.930 HMSP 554.615 IKBI 21.157.948.310 IMAS -163.814.789.085 INAI 94.355.185.881 INCi -3.354.882.411 INDR -40.136. 073 -262.372.180 INKP INTP -685.773.865.615 JECC 3.293.771 JPRS 78.802.602.603 KARW 20.346.307.653 KBLI 80.069.333.613 KBLM -8.436.506.442 KDSI 30.645.823.388 KLBF -337.352.975.123 KONI 232.648.157 LION -1.132.864.310 erlaujut kehalaman 85
PENJU ALAN
135.043 1.161.845.813 3.970.323.262 1.699.337.949 1.969.676.821.813 1.541.550.668 928.349.925 55.508.135 428.629.637 509.741 133.075.483.746 1.500.834.620 306.651.990.794 451.028.735.277 1.072.908 273.181.321 1.656.584.248.000 396. 732. 902 397.009.155.580 1.002.785.768.190 580.862.838 478.015.954.425 396.281.887.783 1.693.080.667.327 982.428.331 26.339.297 5.470.730 1.395. 735. 768.380 29.545.083 1.914.344.810.073 2.909.094.130.573 557.582.757.699 116.715.011.598 471.671.916 1.584.276.307 6.325.329.027.717 448. 020. 924 340.210.077.953 273.123.348.602 1.130.748.428.391 285.471.994.622 173.899.967.765 6.071.550.437.967 58.719.723.472 143.271.657.090
MANAJEMEN LABA
-0,86 31,72 14,91 192,25 -20, 10 -21,98 3,10 88,35 4,09 53,54 -36,86 -27,60 -6,56 1,73 60,88 -849,84 10,32 8,43 -42,65 -15,79 -688,65 -24,09 15,79 21,45 -52,69 36,52 -23, 18 -8,69 53,27 90,48 -17,76 5,91 -34,79 -11,75 -6,04 -9,22 136,02 4,32 13,42 14,12 -33,84 5,67 -18,00 252,40 -126,47
1m p1ran
0
16 17 18 ~9
)Q
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
3 : p cngh'1tungan Al{rua IM od . Pemualan dan M ni.Laba (lanjutan) a iI (cna,
EMITEN LMPI LMSH MORN MERK MLBI MLIA MLPL MRAT MTDL MYOR MYRX MYTX NIPS PBRX PICO PRAS PTSP SHDA SKLT SMAR SMGR SMSM SOBI SPMA SQBI SRSN STTP SUBA SUDI SULI TBMS TCID TKIM TSPC TURI ULTJ UNIC UNTR UNVR VOKS
AKRUAL MODAL KERJA
PENJUALAN
65.652.166.969 270.682.412.211 2.562.868.496 79.342.796.777 185.366. 723.817 1.191.495.437.553 3.331.498 487.601.198 -71.069 891.001 -1.665.167.578 2.464.572.582 -366.393 9.100.380 14.530.517.426 226.386.523.590 -18.604.320.254 1.636.281.896.338 166.845.510.749 1.971.513.231.132 -152.382.653.453 391.856.408.220 -24.634.983.230 2.216.604.854.678 -2.461.554.967 260.153.168.468 -44.453.310.349 1.426.609.341.813 16.187.365.779 249.389.571.007 -39.618.790.088 746.120.875.043 -17.367.683.436 142.149.419.030 -61.386 1.785.224 9.486.884.165 193.927.732.153 167.886.947.041 4.708.250.428.465 722.984.413 8.727.857.819 44.816.287.982 881.116.458.927 18.737.466 806.580.272 268.013.164.977 688.433.555.935 312.475 243.775.614 72.980.315 269.380.370 26.284.260.175 555.207.734.543 35.436.256.865 37.721.875.105 77.585.563.242 81.436.979.272 703.992.374.835 -73.028.063.517 54.460.972.853 3.913.278.983.156 56.827.884.727 951.630.228.944 -10.087.722 956.664.027 97.187.305.564 2. 729.223.518.328 3.874.394 14.577 835.229.966.049 -116.388.033.259 323.263.246 270.046 -948.861 13.719.587 11.335.241 -290.786 919.536.800.179 52.005.235.942
:umber : Data yang d10lah
MANAJEMEN LABA
4,12 30,96 6,43 146,36 -12,54 -1,48 -24,84 15,58 -87,95 11,82 -2,57 -89,98 -105,69 -32,09 15,41 -18,83 -8,18 -29,08 20,44 28,04 12,07 19,66 43,05 2,57 780, 14 3,69 21,12 1,06 0,95 -9,64 71,85 16,75 -94,83 28,08 265,79 -7,18 1.197,07 -14,46 -38,98 17,68
L am Jiran 4: Data As1metri In ormasi saham Pernsahaan Mannfaktnr OFFERNO EMIT EN CLOSE VOLUME OFFER BID BID 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
ADES AKPI AKRA ALKA ALMI AMFG ARGO ASll BATA BATI BIMA BRAM BRNA BRPT BUDI CTBN DAVO DLTA DSUC DYNA ERTX ESTI ETWA FASW GDYR GGRM GJTL HEXA HMSP IKBI IMAS INAI INCi INDR INKP INTP JECC JPRS KARW KBLI KBLM KDSI KLBF KONI
946,67 490,00 3.000,00 375,00 1.026,67 2.566,67 1.300,00 13.650,00 15.300,00 5.600,00 900,00 2.000,00 870,00 766,67 183,67 17.000,00 776,67 27.300,00 200,00 1.000,00 140,00 61,00 248,33 1.120,00 8.350,00 11.050,00 520,00 963,33 13. 100,00 800,00 760,00 220,00 278,33 566,67 873,33 5.233,33 212,00 1.903,33 51,00 81,00 83,00 213,33 1.250,00 130,00
berlamut kehalaman 87
9.333,33 0,00 778.166,67 0,00 2.465.000,00 27.500,00 0,00 16.490.500,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13.322.833,33 653.000,00 0,00 952.333,33 0,00 6.833,33 15.666,67 0,00 0,00 1.317.833 33 117. 166,67 1.666,67 1.305.666,67 4.348.666,67 1.709.500,00 54.000,00 0,00 0,00 1.382.666,67 51.166,67 931.333,33 9. 195.000,00 7.584.166,67 0,00 7.829.000,00 0,00 121.833,33 166,67 1.841.666,67 21.111.333,33 0,00
970,00 500,00 3.000,00 0,00 1.036,67 2.558,33 0,00 13.650,00 10.133,33 6.000,00 0,00 0,00 900,00 766,67 184,67 0,00 776,67 28.000,00 133,33 1.043,33 0,00 0,00 250,00 1.133,33 8.533,33 11, 166,67 520,00 963,33 13.100,00 850,00 0,00 226,67 280,00 570,00 880,00 5.266,67 231,67 1.913,33 0,00 82,33 88,00 221,67 1.250,00 0,00
933,33 0,00 2.975,00 88,33 1.023,33 2.483,33 0,00 13.600,00 9.666,67 4.700,00 213,33 0,00 456,67 756,67 183,33 0,00 766,67 0,00 136,67 1.000,00 32,00 56,00 243.33 1.083,33 8.133,33 11.050,00 510,00 946,67 12.916,67 763,33 253,33 218,33 271,67 560,00 863,33 5.216,67 103,33 1.900,00 61,00 80,67 82,33 21,00 1.240,00 0,00
DEPTH
1903,33 951,665 500 250 5975 2987,5 88,33 44, 165 2060 1030 5041,66 2520,83 0 0 13625 27250 19800 9900 10700 5350 213,33 106,665 0 0 1356,67 678,335 1523,34 761,67 368 184 0 0 1543,34 771,67 28000 14000 270 135 2043,33 1021,665 32 16 28 56 493,33 246,665 2216,66 1108,33 16666,66 8333,33 22216,67 11108,34 1030 515 955 1910 26016,67 13008,34 1613,33 806,665 253,33 126,665 222,5 445 275,835 551,67 565 1130 1743,33 871,665 10483,34 5241,67 335 167,5 3813,33 1906,665 30,5 61 163 81,5 170,33 85,165 242,67 121,335 2490 1245 0 0
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaau Mauufaktur (laujutau) OFFERBID . VOLUME OFFER BID DEPTH NO EMIT EN CLOSE
\
2.000,00 LION 152,67 LMPI 1.610,00 LMSH MERK 49.666,67 57.500,00 MLBI MLIA. 148,33 108,67 MLPL 283,33 MRAT MTDL 79,67 MYOR 1.400,00 MYRX 32,67 87,67 MYTX NIPS 2.191,67 PBRX 656,67 PICO 231,67 76,00 PRAS. SMAR 3.675,00 SMGR 39.716,67 SMSM 310,00 SOBI 2.091,67 240,00 SPMA SQBI 59.000,00 SRSN 125,67 STTP 330,00 2.400,00 SULI 4.000,00 TBMS 7.700,00 TCID 1.390,00 TKIM 836,67 TSPC TURI 683,33 ; 400,00 ULTJ UNIC 2.833,33 7.866,67 UNTR 5.716,67 UNVR VOKS 380,00 480,00 MDRN 360,00 SUDI • 115,33 IGAR INTD 316,67 . 480,00 INTA TEJA 2.950,00 Sumber : Data yang d10lah 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
0,00 2.350,00 633,33 2983,33 1491,665 5.833,33 156,33 143,00 .. 299,33 149,665 0,00 0,00 0,00 0 0 99000 .. 49500 3.333,33 50.000,00 49.000,00 0,00 19.166,67 0,00 19166,67 9583,335 150.166,67 149,67 146,00 295,67 147,835 6.432.333,33 108,67 107,67 216,34 108, 17 126.166,67 290,00 281,67 571,67 285,835 80,17 4.982.000,00 80,67 79,67 160,34 243.666,67 1.400,00 1.373,33 2773,33 1386,665 . 32,5 3.293.500,00 33,00 32,00 65 122.000,00 90,67 87,00 177,67 . 88,835 198.000,00 2.233,33 2.125,00 4358,33 2179,165 23.618.500,00 660,00 650,00 1310 . ·.. 655 108.500,00 231,67 201,67 433,34 •. . • 216,67 3.333,33 100,67 50 67 151,34 . 75,67 3;700,00 5.500,00 3.633,33 7333,33 3666,665 242.500,00 39.716,67 39.633,33 79350 . "':39675 317,5 0,00 355,00 280,00 635 26.333,33 2.058,33 1.933,33 3991,66 1995,83 795.166,67 243,33 238,33 481,66 . 240 83 0,00 0,00 38.000,00 38000 ! 19000 4.044.000,00 127,33 125,67 126,5 253 660 . .. ;:330 0,00 335,00 325,00 5.721.833,33 2.416,67 2.375,00 4791,67 2395,835 3.500,00 2.666,67 3.033,33 5700 2850 15316,66 '7658,33 11.500,00 7.833,33 7.483,33 1.037.166,67 1.393,33 1.380,00 .· 2773,33 1386,665 22.752.500,00 836,67 826,67 'j 1663,34 . .•• 831,67 . .. 1380 ·. ·. 1.142.333,33 700,00 680,00 690 141.000,00 .' 411,67 391,67 803,34 . 401,67 2.7.50,00 2.000,00 I 2.866,67 5616,67 2808,335 7.933,33 7.8'66,67 · 1.5800 7900 10.633.166,67 2.816.666,67 5.750,00 22.966,67 28t~6.67 14358,34 . 763,34 391,67 371,67 381,67 0,00 0,00 493,33 246,665 0,00 493,33 0 0,00 0,00 0,00 .. . 0 . 115,5 4.942.500,00 116,00 .. 115,00 .··... 231 300,00 683,33 341,665 4.000,00 383,33 483,335 486,67 480,00 966:67 3.300.666,67 ' . 0,00 . 0,00 0,00 0 0
.
.
.