Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
PENGARUH PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN SEKOLAH (Studi Kasus SD 04-21 PURUS dan SMP 31 ANDALAS) Widiawati purba, Jula Satrio Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email :
[email protected]
Abstrak Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya meningkat dengansignifikan (100 – 224 %) sehingga menimbulkan masalah kebisingan pada beberapa lokasi yang membutuhkan ketenangan seperti rumah sakit, sekolah dan fasilitas publik lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan lalu lintas dengan penerapan program traffic calming ZoSS di kawasan sekolah kota Padang. Penelitian dilakukan di dua dari lima lokasi ZoSS yang ada di kota Padang. Pengumpulan data di lapangan yaitu data volume lalu lintas, kecepatan dan kebisingan. Survey dilakukan saat sekolah, pada hari kerja (jam 06.00 WIB sampai jam 13.30 WIB). Pengukuran kecepatan dengan mengambil data kecepatan sebelum zoss (V1) kecepatan kendaraan di ZoSS (V2). Pengukuran kebisingan dilakukan pada tiga titik untuk tiap-tiap lokasi ZoSS yaitu di ZoSS (N1), dengan penghalang kebisingan(N2 ), dan di dalam kelas yang terdekat dengan sumber bising (N3). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kecepatan rata-rata kendaraan pada ZoSS melebihi batas kecepatan izin 25 km/jam, dan kebisingan tidak melebihi ambang batas kebisingan untuk kawasan sekolah 55 dBA. Tingkat kepercayaan korelasi di SDN 04-21 purus adalah 95% dengan 0,05 < 0,01 dari tabel di atas di peroleh korelasi pearson 0,030 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y dan untuk smp 31 andalas adalah 99% dengan 0,05 < 0,01 dari tabel di atas di peroleh korelasi pearson 0,476 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y. Kata kunci: Kebisingan, volume lalu lintas, kecepatan.
1. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun di kota Padang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana jumlah kendaraan bermotor tahun 2010 sebanyak 416.219 kendaraan meningkat menjadi 478.185 kendaraan pada tahun 2011 (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012). Akibatnya, jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah. Hal ini menimbulkan masalah di bidang transportasi, seperti peningkatan jumlah kecelakaan, masalah polusi udara dan polusi suara (kebisingan) yang ditimbulkan oleh lalu lintas terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir masalah transportasi di atas adalah dengan pelaksanaan program traffic calming. Traffic calming atau pelambatan lalu lintas merupakan upaya yang dilakukan untuk memperlambat lalu lintas dalam rangka meningkatkan keselamatan pejalan kaki, pesepeda, pebelanja, dan penduduk serta mengurangi kebisingan dan pencemaran udara. Salah satu contoh program traffic calming di kawasan sekolah adalah penerapan Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Zona Selamat Sekolah merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah (Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 2006). Zona Selamat Sekolah didesain agar kendaraan yang melewati daerah tersebut berkecepatan rendah atau pelambatan lalu lintas. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Sumatera Barat melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2008 melakukan program/kegiatan pemasangan perlengkapan jalan (ZoSS) pada ruas jalan yang lalu lintasnya ramai dan sering terjadi kecelakaan terutama di kawasan sekolah. Lokasi penempatan ZoSS iniuntuk wilayah Kota Padang terdapat pada lima lokasi sekolah, yaitu:
177
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
SD Negeri 03 Percontohan Alai, SD Negeri 06 Lapai, SD Negeri 04-21 Purus, SMP Negeri 31 Andalas, dan SD Negeri 10 Aur Duri.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ZoSS adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah. Kecepatan yang rendah memberikan waktu reaksi yang lebih lama untuk mengantisipasi gerakan anak-anak yang spontan, tak terduga .
2.2 Waktu Operasi Zona Selamat Sekolah Waktu operasi Zona Selamat Sekolah menurut Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (2006), direkomendasikan 2 jam di pagi hari dan 2 jam di siang hari, antara pukul 06.30-08.30 pagi dan 12.00-14.00 di siang hari pada hari sekolah atau dilaksanakan selama jam sekolah berlangsung, kecuali hari libur.
2.3 Fasilitas Perlengkapan Jalan pada Zona Selamat Sekolah 2.3.1 Marka Jalan Marka jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol, angka, huruf atau tanda-tanda lainnya yang digambarkan. Marka jalan berfungsi sebagai penuntun/pengarah pengemudi selama perjalanan (Dirjen Bina Marga dan Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1990). 2.3.2 Rambu-rambu Lalu Lintas Rambu-rambu lalu lintas (selanjutnya disebut rambu) yang digunakan pada Zona Selamat Sekolah (Peraturan Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 2006) 1. Rambu peringatan hati-hati. 2. Papan peringatan berupa kata-kata KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH. 3. Rambu peringatan penyeberangan orang. 4. Rambu peringatan lampu pengatur lalu lintas. 5. Rambu batas kecepatan maksimum dengan papan tambahan informasi perioda batasan kecepatan. 6. Rambu larangan parkir sepanjang Zona Selamat Sekolah. 7. Rambu petunjuk tempat penyeberang jalan 8. Rambu batas akhir kecepatan maksimum. 9. Karpet Merah, dipasang selebar jalan sepanjang 10 meter. 10. Pita Penggaduh. 11. Pemandu Penyeberang Jalan 2.3.3 Kebisingan 1. Definisi Kebisingan Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa, dan sistem alam. Pengertian kebisingan menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2004) adalah bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran
178
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
Tabel 2.2 Skala desibel intensitas dan sumber bunyi Skala Desibel (dB) Sumber Bunyi 170 Shotgun ditembakkan 150 Petasan 130-150 Pesawat terbang take off 120 Musik, orgen, konser 110 Mesin gergaji 100 Suara mobil pembersih salju 90 Mesin pemotong rumput 80 Suara vacuum cleaner 70 Suara mobil sejauh 15 feet 55-60 Percakapan normal 30 Bisikan lembut sejauh 3 feet 10-20 Suara daun tertiup angin 0 Ambang dengar Sumber : Buletin The American Academy of Pediatrics (1997)
2.Kebisingan Akibat Lalu Lintas - Variabel yang Mempengaruhi Kebisingan Lalu Lintas Menurut Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2009), variabel yang mempengaruhi kebisingan lalu lintas jalan raya antara lain : a. Aliran arus lalu lintas. b. Volume kendaraan. c. Komposisi kendaraan. d. Kemiringan jalan. e. Tekstur perkerasan jalan (strusktur jalan). f. Bising individu kendaraan. g. Profil jalan (menanjak/turun). h. Jarak dari sumber ke penerima bising. i. Keadaan permukaan tanah antara sumber dengan penerima. j. Posisi terhadap arus lalu lintas. k. Cuaca. - Sumber Utama Kebisingan Kendaraan Bermotor Menurut Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2009), pada kebisingan lalu lintas sumber bising adalah kendaraan bermotor. Kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang melaju di jalan raya umumnya tergantung pada delapan komponen antara lain : 1. Mesin. 2. Kipas pendingin mesin. 3. Sistem pembuangan sisa pembakaran (knalpot). 4. Hisapan karburator. 5. Jenis ban yang digunakan. 6. Turbulensi aerosinamis kendaraan. 7. Gesekan ban mobil (jenis permukaan jalan). 8. Peralatan transportasi dan roda gigi 3. Pengukuran Kebisingan Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah Sound Level Meter (SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala A ditemukan paling mewakili batasan pendengaran manusia dan respons telinga terhadap kebisingan, termasuk kebisingan akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapatmenimbulkan gangguan pendengaran. Skala A dinyatakan dalam satuan dBA (AASHTO, 1993).
179
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
4.Kriteria Daerah Bising Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2004), daerah bising adalah suatu jalur daerah dengan jarak (lebar) tertentu yang terletak di kedua sisi dan sejajar memanjang dengan jalur jalan, yang didasarkan pada tingkat kebisingan tertentu, lamanya waktu paparan (jam/hari), dan peruntukan lahan sisi jalan bagi permukiman/perumahan, Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men48/MEN.LH/11/1996, ambang batas kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diizinkan. Batasan nilai tingkat kebisingan untuk beberapa kawasan atau lingkungan tertera pada tabel 2.4 berikut ini : Tabel 2.4 Baku tingkat kebisingan Peruntukan Kawasan
Tingkat kebisingan (dBA) 55 70 65 50 70 60
Perumahan dan pemukiman Perdagangan dan jasa Perkantoran dan perdagangan Ruang hijau terbuka Industri Pemerintah dan fasilitas umum Rekreasi 70 Stasiun kereta api 60 Pelabuhan laut 70 Rumah sakit atau sejenisnya 55 Sekolah atau sejenisnya 55 Tempat ibadah atau 55 sejenisnya Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07/2009 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru Pemerintah sebagai pihak yang berhak mengatur masyarakat dapat turut serta dalam mengendalikan sumber bising lalu lintas yaitu dengan membuat peraturan. Salah satunya adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia tentang baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan tipe lama. Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07/2009, ambang batas kebisingan kendaraan motor tipe baru adalah batas maksimum energi suara yang boleh dikeluarkan langsung dari mesin dan/atau transmisi kendaraan bermotor tipe baru. Kendaraan bermotor tipe baru adalah kendaraan bermotor yang menggunakan mesin dan/atau transmisi tipe baru yang siap diproduksi dan akan dipasarkan, atau kendaraan bermotor yang sudah beroperasi di jalan tetapi akan diproduksi ulang dengan perubahan desain mesin dan sistem transmisinya, atau kendaraan bermotor yang diimpor tetapi belum beroperasi di jalan wilayah Republik Indonesia.Ambang batas kebisingan kendaraan bermotor tipe baru menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07/2009 4. Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel (Dirjen Perhubungan Darat, 2007) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 pasal 8 Tentang Jalan, Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
180
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
- Volume Lalu Lintas Menurut Direktorat Jendral Bina Marga, (1992) Volume lalu lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik di ruas jalan, atau pada suatu lajur selama interval waktu tertentu. - Pejalan Kaki Menurut Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat, No : SK> 43/AJ 007/DRDJ/97 dalam Setiawan, (2008) menjelaskan bahwa para pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan atau pejalan kaki, sedangkan yang dimaksud dengan pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan salah satu unsur pengguna jalan, sementara wisconsin departemen of transportation (2002), menyatakan bahwa pejalan kaki terbagi dalam dua kategori, yaitu : pejalan kaki secara umum, dan pejalan kaki dengan keterbatasan dimana berjalan adalah hal yang sulit dan tidak mungkin. - Kecepatan Menurut Direktorat Jendral Bina Marga, (1990) Kecepatan adalah tingkat pergerakan lalu-lintas atau kendaraan tertentu yang sering dinyatakan dalam kilometer per jam. Terdapat dua kategori kecepatan rata-rata. Yang pertama adalah kecepatan waktu rata-rata yaitu rata-rata dari sejumlah kecepatan pada lokasi tertentu. Yang kedua adalah kecepatan ruang rata-rata atau kecepatan perjalanan yang mencakup waktu perjalanan dan hambatan. Kecepatan ruang ratarata dihitung berdasarkan jarak perjalanan dibagi waktu perjalanan pada jalan tertentu. Kecepatan ini dapat ditentukan melalui pengukuran waktu perjalanan dan hambatan. - Pengaruh Bising Terhadap Kesehatan dan Kenyamanan Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2009), kebisingan akan mengganggu manusia baik berupa gangguan audiometric (kerusakan pada sistem indera pendengaran manusia), maupun non audiometric. Beberapa tingkatan gangguan pendengaran akibat bising yaitu : 1. Hilangnya pendengaran sementara dan pulih kembali setelah waktu tertentu. 2. Imun atau kebal terhadap bising, biasanya hal ini karena selalu mendengar bising tertentu. 3. Pendengaran berdengung. 4. Kehilangan pendengaran permanen atau tetap dan tidak akan pulih kembali. - Penanganan Kebisingan pada Sumber Penanganan kebisingan pada sumber bising dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain : 1. Pengaturan lalu lintas 2. Pembatasan kendaraan berat 3. Pengaturan kecepatan 4. Perbaikan kelandaian jalan 5. Pemilihan jenis perkerasan jalan Tabel 2.5 Koreksi tingkat kebisingan perkerasan jalan dibandingkan dengan perkerasan aspal padat Koreksi Tingkat Jenis Lapis Perkerasan Kebisingan dB(A) Burda/burtu (chip seal) + 4,0 Beton semen portland 0 s/d + 3,0 Overlay camp aspal dingin + 2,0 Beton semen Portland agregat 0,5 s/d + 3,0 diekspose Perkerasan aspal matic batu 3,5 s/d – 2,0 Perkerasan aspal beton 4,5 s/d - 0 terbuka (berbutir Seragam Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2005)
181
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
Penanganan Kebisingan pada Jalur Perambatan 1. Tipe karakteristik, dan pertimbangan implementasi 2. Prinsip Kerja Bangunan Peredam Bising 3. Penghalang dengan Tanaman 4. Timbunan 5. Penghalang Buatan Penanganan Kebisingan pada Titik Penerima Penanganan kebisingan pada titik penerima dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain : 1. Pengubahan orientasi bangunan 2. Insulasi pada facade bangunan Analisis Korelasi dan Regresi Analisis Korelasi Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2007). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑
∑
∑
∑
Dimana : r = koefisien korelasi n = jumlah responden X = skor variabel X Y = skor variabel Y Analisis Regresi Menurut Sugiyono (2007), analisis regresi terbagi atas : 1. Analisis regresi sederhana (simple regression) Regresi sederhana didasarkan hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2007). Persamaan umum regresi linear sederhana adalah: Y=a+bX Dimana : Y = variabel dependen a = konstanta b = koefisien regresi X = variabel independen (peubah bebas) 2. Regresi ganda (multiple regression) Menurut Sugiyono (2007) analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.Persamaan umum regresi linear berganda adalah: Y= Dimana : Y = variabel dependen (peubah tidak bebas) a = konstanta = koefisien regresi
182
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
= variabel independen (peubah bebas) Prediksi atau Peramalan Masa yang Akan Datang Prediksi atau peramalan dapat didefinisikan juga sebagai suatuproses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Mulyono, 2002). Prediksi atau peramalan tidakmemberikan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, tetapi berusaha mencari sedekat mungkin dengan yang akan terjadi. Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Metode yang paling sering dipakai dalam analisis trend menurut Mulyono (2000) adalah metode time series, yaitu suatu teknik peramalan yang didasarkan atas analisis perilaku atau nilai masa lalu suatu variabel yang disusun menurut aturan waktu. Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah : Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method), Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method), Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method), dan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method). Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear dari analisis time series akan mengikuti : Y=a+bX Dimana : Y = variabel dependen (tak bebas) yang dicari trendnya. X = variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam tahun). Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan survey pendahuluan. Dari lima lokasi Zona Selamat Sekolah di kota Padang dipilih dua lokasi Zona Selamat Sekolah dengan melihat karakteristik sebagai berikut: a. Tipe dan lebar jalan, b. Kecepatan rata-rata kendaraan, c. Volume dan komposisi kendaraan, d. Ada/tidak penghalang kebisingan (pagar sekolah), e. Jarak dari sumber kebisingan. Penentuan Periode Survey Pada penelitian ini, proses pengumpulan data survey dilakukan selama satu hari, pada saat sekolah libur. Pelaksanaan survey penelitian dilakukan pada hari dan jam belajar sekolah. Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah yang diteliti, sekolah dimulai jam 07.00 WIB sampai 12.45 WIB. Maka penentuan periode survai dimulai dari jam 06.45 WIB sampai jam 13.30 WIB. Penentuan Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: a. b. c. d. e. f. g.
Formulir survai untuk pencatatan data lalu lintas dan kebisingan Kamera digital Handycam Alat tulis Stopwatch atau arloji untuk menunjukkan waktu Sound Level Meter untuk mengukur tingkat kebisingan Meteran atau Meter Laser untuk mengukur jarak
183
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
3.
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan selama satu hari dengan melakukan survey yang dilaksanakan pada saat sekolah libur. Pengambilan data primer dimulai hari sabtu tanggal 7 januari 2017 di SDN 04-21 purus hari selasa tanggal 10 januari 2017di SMP 31 andalas. Masingmasing data dicatat pada interval waktu 15 menit. Pelaksanaan survey dimulai dari jam 06.45 WIB sampai jam 13.00 WIB. Prosedur pengambilan 2. Survey Volume Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Metode survey untuk mendapatkan volume lalu lintas dilakukan dengan Melihat secara langsung dan di catat setiap kendaraan yang lewat. Data volume lalu lintas didapat melalui traffic counting (TC). Pembagian jenis kendaraan bermotor dibagi atas empat kategori yaitu: sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), angkutan umum (angkot), dan kendaraan berat (HV). 3. Survey Kecepatan Rata-rata Kendaraan Bermotor Proses pengumpulan data survey kecepatan rata-rata lalu lintas pada lokasi penelitian dilakukan bersamaan dengan survey volume lalu lintas. Pengambilan data kecepatan rata-rata kendaraan bermotor dengan menggunakan alat stopwat . Pengambilan data ini dilakukan oleh 2 orang surveyor, 1 orang melakukan pencatatan dan 1 orang lagi menggunakan alat stopwat. Survey kecepatan rata-rata kendaraan pada ruas jalan yang diteliti dibagi atas kecepatan rata-rata kendaraan sebelum ZoSS dan kecepatan rata-rata kendaraan di ZoSS satuanya km/jam. 4. Survey Kebisingan Pengumpulan data kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Titik pengamatan yang dipilih adalah pada Zona Selamat Sekolah ( ), dengan penghalang pagar ( ), dan di dalam kelas yang paling dekat dengan jalan raya ( ). Pencatatan data pada masingmasing titik dilakukan oleh 1 orang surveyor dengan pencatatan per menit tiap jamnya. Hasil Kerja Hasil Pengumpulan Data Primer Data Volume Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Volume Lalu Lintas Kendaraan di Jalan veteran kecamatan padang barat SDN 04- 21 purus Tabel Hasil survey volume lalu lintas SD Negeri 04 - 21 Purus Total volume kendaraan 2 arah Waktu Seped Kend. Angko Kend. a Ringa t Berat Motor n 06.00 – 06.15 287 178 39 2 06.15 – 06.30 302 180 40 0 06.30 – 06.45 325 162 38 1 06.45 – 07.45 385 152 41 1 07.00 – 07.15 421 201 43 0 07.15 – 07.30 503 215 47 3 07.30 – 07.45 653 223 45 1 07.45 – 08.00 699 179 51 0 08.00 – 08.15 570 174 45 6 08.15 – 08.30 564 215 44 7 08.30 – 08.45 509 164 50 2 08.45 – 09.00 526 171 49 8 09.00 – 09.15 536 214 52 1 09.15 – 09.30 546 205 46 0 09.30 – 09.45 609 220 43 9 09.45 – 10.00 599 214 41 0 10.00 – 10.15 587 219 50 4 10.15 – 10.30 527 227 47 7 10.30 – 10.45 416 257 50 6 10.45 – 11.00 432 217 54 8 184
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
11.00 – 11.15 11.15 – 11.30 11.30 – 11.45 11.45 – 12.00 12.00 – 12.15 12.15 – 12.30 12.30 – 12.45 12.45 – 13.00
505 455 507 501 521 408 513 528
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
237 209 219 207 219 209 167 146
49 41 46 52 44 44 41 47
3 9 5 0 10 9 4 6
Volume Lalu Lintas Kendaraan Jalan andalas (SMP 31 ANDALAS) Hasil survai volume lalu lintas kendaraan bermotor untuk dua arah pada ruas jalan andalas (SMP 31 ANDALAS) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel Hasil survey volume lalu lintas (SMP 31 ANDALAS) Total volume kendaraan 2 arah waktu Sepeda Kend. Kend. Angkot Motor Ringan Berat 06.00 – 06.15 392 190 40 0 06.15 – 06.30 428 250 39 1 06.30 – 06.45 464 173 42 0 06.45 – 07.45 567 217 40 0 07.00 – 07.15 576 220 42 0 07.15 – 07.30 656 217 49 2 07.30 – 07.45 705 189 53 3 07.45 – 08.00 625 185 41 0 08.00 – 08.15 774 225 48 0 08.15 – 08.30 787 174 46 7 08.30 – 08.45 727 186 48 5 08.45 – 09.00 611 224 44 4 09.00 – 09.15 517 205 47 1 09.15 – 09.30 609 220 50 0 09.30 – 09.45 705 214 41 9 09.45 – 10.00 407 223 47 7 10.00 – 10.15 325 230 41 10 10.15 – 10.30 352 271 51 6 10.30 – 10.45 343 215 50 6 10.45 – 11.00 394 234 47 5 11.00 – 11.15 417 214 51 8 11.15 – 11.30 393 234 57 11 11.30 – 11.45 325 210 50 7 11.45 – 12.00 405 202 48 8 12.00 – 12.15 400 206 51 6 12.15 – 12.30 620 176 41 5 12.30 – 12.45 645 164 50 8 12.45 – 13.00 515 208 47 6 Kecepatan Rata-rata Kendaraan di Jalan Veteran (SDN 04-21 purus) dan (SMP 31 ANDALAS) Tabel Hasil survey kecepatan rata - rata (SDN 04 - 21 purus)
185
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
Waktu 06.00 – 06.15 06.15 – 06.30 06.30 – 06.45 06.45 – 07.45 07.00 – 07.15 07.15 – 07.30 07.30 – 07.45 07.45 – 08.00 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.00 11.00 – 11.15 11.15 – 11.30 11.30 – 11.45 11.45 – 12.00 12.00 – 12.15 12.15 – 12.30 12.30 – 12.45 12.45 – 13.00
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
Kecapatan rata rata sebelum zoss (V1)
Kecepatan rata rata di zoss (V2)
31.52 31.30 32.30 32.45 32.50 32.33 32.69 31.52 31.72 31.95 31.58 30.86 31.52 30.76 31.81 32.50 32.27 32.29 32.03 32.45 31.23 31.59 30.81 31.43 31.51 32,11 31,78 32,78
32.46 32.41 31.04 31.73 32.17 29.98 32.15 31.25 31.18 29.25 30.77 30.47 31.43 31.36 31.59 29.73 30.23 28.92 31.27 29.93 31.12 31.12 32.14 29.65 31.73 32,65 30,45 32,47
Tabel Hasil survey kecepatan rata - rata (SMP 31 ANDALAS)
Waktu 06.00 – 06.15 06.15 – 06.30 06.30 – 06.45 06.45 – 07.45 07.00 – 07.15 07.15 – 07.30 07.30 – 07.45 07.45 – 08.00 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.15
Kecapatan rata rata sebelum zoss (V1)
Kecepatan rata rata di zoss (V2)
32.32 32.30 31.30 33.45 31.50 32.33 32.69 31.45 32.65 33.35 32.58 30.76 31.62
31.43 31.44 30.04 31.73 31.25 30.78 31.35 30.25 31.19 31.56 30.65 29.57 30.54 186
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
09.15 – 09.30 30.56 29.45 09.30 – 09.45 32.00 31.39 09.45 – 10.00 33.50 31.56 10.00 – 10.15 31.27 30.32 10.15 – 10.30 31.29 29.98 10.30 – 10.45 33.03 31.61 10.45 – 11.00 32.65 29.73 11.00 – 11.15 32.36 31.35 11.15 – 11.30 32.69 31.45 11.30 – 11.45 31.81 30.14 11.45 – 12.00 32.43 30.76 12.00 – 12.15 32.53 31.67 12.15 – 12.30 32,45 32,74 12.30 – 12.45 31,58 30,37 12.45 – 13.00 33,68 32,57 Hasil survey kebisingan (SDN 04-21purus) dan kebisingan (SMP N 31 ANDALAS) Tabel Hasil survey kebisingan (SDN 04-21purus)
Waktu 06.00 – 06.15 06.15 – 06.30 06. 30– 06.45 06.45 – 07.45 07.00 – 07.15 07.15 – 07.30 07.30 – 07.45 07.45 – 08.00 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.00 11.00 – 11.15 11.15 – 11.30 11.30 – 11.45 11.45 – 12.00 12.00 – 12.15 12.15 – 12.30 12.30 – 12.45 12.45 – 13.00
Kebisingan di zoss (N1) 77,5 79,0 81,2 79,6 80,0 81,4 81,8 82,7 79,7 79,1 81,6 81,1 81,7 81,1 81,5 81,4 82,4 82,9 81,7 82,5 81,4 82,3 82,1 81,4 82,4 82,0 81,5 81,0
Kebisingan dengan penghalang (N2) 63,6 68,5 69,8 67,1 67,4 68,0 67,7 71,0 68,5 71,3 72,6 70,9 69,4 70,7 71,6 70,2 70,7 70,7 71,3 72,6 72,4 73,7 75,0 74,8 69,5 72,6 75,6 74,8
Kebisingan di dalam kelas (N3) 42,2 42,6 45,0 44,0 47,5 48,4 48,8 43,5 44,0 40,8 41,9 41,4 42,6 43,2 44,1 43,4 43,4 44,8 44,5 44,4 44,6 45,9 45,7 42,8 42,9 45,2 44,8 44,3 187
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
Tabel Hasil survey kebisingan (SMP N 31 ANDALAS) Waktu
Kebisingan di zoss (N1)
06.00 – 06.15 06.15 – 06.30 06. 30– 06.45 06.45 – 07.45 07.00 – 07.15 07.15 – 07.30 07.30 – 07.45 07.45 – 08.00 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.00 11.00 – 11.15 11.15 – 11.30 11.30 – 11.45 11.45 – 12.00 12.00 – 12.15 12.15 – 12.30 12.30 – 12.45 12.45 – 13.00
74,8 74,6 77,9 78,0 80,0 81,2 81,8 80,6 79,6 81,0 81,1 80,2 81,0 82,2 80,2 80,6 80,2 82,0 81,3 81,4 81,7 82,0 81,8 82,3 82,4 81,0 81,6 81,2
Kebisingan dengan penghalang (N2) 68,0 69,3 70,0 70,8 73,2 70,5 70,8 70,9 73,8 71,4 71,3 70,9 71,4 70,3 71,4 70,1 71,3 70,2 71,3 72,6 70,8 69,2 70,2 71,1 70,7 71,9 72,9 70,2
Kebisingan di dalam kelas (N3)
44,6 42,9 48,2 50,0 50,7 52,5 51,2 51,0 58,5 59,1 58,5 63,6 59,4 60,8 54,9 52,6 54,4 51,5 51,4 53,3 52,8 52,4 51,6 50,9 52,8 53,0 52,8 51,5
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan zona selamat sekolah terhadap tingkat kebisingan lalu lintas di beberapa kawasan sekolah dikota padang dilalakukan melalui survey lapangan secara langsung dan dokumentasi. Penulis menyatakan sebagai berikut 1. Kecepatan rata-rata kendaraan di ZoSS pada masing-masing lokasi penelitian melebihi batas kecepatan izin maksimum ZoSS yaitu lebih besar dari 25 km/jam. 2. Rata-rata tingkat kebisingan lalu lintas di dua lokasi penelitian tidak melebihi ambang batas kebisingan untuk kawasan sekolah berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, yaitu lebih kecil dari 55 dBA 3. Pengaruh penarapan zona selamat sekolah terhadap tingkat kebisingan lalu lintas berjalan dengan efektif dan di tinjau secara langsung oleh penulis dan mendapatkan hasil SDN 04-21 purus 44.1 dBA dan SMP 31 andalas 53,0 dBA dan tidak melebihi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, yaitu lebih kecil dari 55 Dba
188
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
DAFTAR PUSTAKA [1]. Arief Rudianto (2003) menyatakan bahwa variabel kendaraan berat mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat kebisingan. [2]. Syaiful (2005) menyatakan bahwa hubungan antara jarak dan sumber kebisingan yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas kendaraan bermotor adalah Y = 70.90 – 0.189 X,artinya dengan jarak 60 meter tingkat kebisingan sebesar 59,56 dBA. [3]. Nurul Hidayati (2007) menyatakan bahwa tingkat kebisngan akibat pengaruh arus lalu lintas pada beberapa sekolah di Surakarta telah melebihi baku tingkat bising yang diijinkan. [4]. Titi Kurniati, dkk (2010) menyatakan bahwa penerapan ZoSS di Kota Padang belummemenuhi sasaran perencanaan [5]. Helga yermadona, (2011) tingkat kebisingan lalu lintas dikawasan sekolah dikota padang [6]. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (1996), Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,Jakarta. [7]. Mulyono, S. (2000), Peramalan Bisnis dan Ekonometrika, BPPE, Yogyakarta. [8]. Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (2006), Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah di 11 (Sebelas) Kota di Pulau Jawa, Peraturan No.SK 3236/AJ403/DRJD/2006, Jakarta.
189
Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 177-190 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854
190