Effect of Implementation of Good Corporate Governance Financial Performance in Several State-Owned Companies in Indonesia Rina Nofiyanti, Maria Magdalena Pur Dwiastuti Good Corporate Governance is very important for the company, namely as a tool of management control in improving the performance of a healthy company. However, although many are aware of the importance of good corporate governance principles, many of those who reported low rate of company in Indonesia to implement these principles. Data used in this study are the companies that have implemented good corporate governance and companies in the top 10 ranking of the application of good corporate governance by IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) in 2007 in the form of the rating score CGPI (Corporate Governance Perception Index ) and each company's Annual Report reports that exist in 2007. The purpose of scientific writing is to know the effect of implementation of Good Corporate Governance Financial Performance Against Several Companies in Indonesia. From the research by using a simple linear regression, it can be concluded that the implementation of GCG (using GCG score) did not significantly affect the financial performance (in this study uses the ratio of corporate ROI), mean score GCG although the company has achieved a high score , the value is not significantly mempengharui ROI on enterprise level. Keyword: Good Corporate Governance, Financial Performance, ROI
1
Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Beberapa Perusahaan (BUMN) di Indonesia
Rina Nofiyanti, Maria Magdalena Pur Dwiastuti
Good Corporate Governance sangat penting bagi perusahaan , yakni sebagai alat kontrol manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang sehat. Namun, walaupun banyak yang menyadari pentingnya prinsip good corporate governance, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan
di Indonesia yang
menerapkan prinsip tersebut . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah menerapkan Good Corporate Governance
dan perusahaan
yang masuk dalam 10 besar pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) pada tahun 2007 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) dan laporan Annual Report tiap perusahaan yang ada tahun 2007. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Beberapa Perusahaan di Indonesia. Dari hasil penelitian dengan menggunakan alat regresi linear sederhana, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi GCG (dengan menggunakan Skor GCG ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (dalam penelitian ini menggunakan rasio ROI perusahaan),maksudnya walaupun skor GCG yang diraih perusahaan mempunyai nilai yang tinggi ,nilai yang ada tidak mempengharui secara signifikan tingkat ROI di perusahaan
Kata Kunci : Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan, ROI,
A. PENDAHULUAN Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai stakeholder dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan . Pada tahun 1997-1998 , krisis ekonomi yang melanda Negara-negara Asia khususnya di Indonesia, banyak pihak yang mengatakan bahwa terpuruknya
2
perekonomian di Indonesia diduga karena lemahnya good corporate governance yang diterapkan di Indonesia. Hal ini menjadi motivasi para pelaku usaha untuk menerapkan good corporate governance pada perusahaan yang dikelolanya. Dalam perkembangannya , good corporate governance semakin penting bagi perusahaan , yakni sebagai alat kontrol manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang sehat. Menurut teori keagenan yang berusaha menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Secara khusus teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana suatu pihak tertentu (principal) mendelegasikan kepada pihak lain (agen) yang melakukan pekerjaan. Dalam penerapannya akan mengatur hubungan antara manajemen perusahaan ,komisaris , direksi, pemegang saham dan kelompok-kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Good Corporate Governance untuk perusahaan BUMN adalah sistem dan struktur yang mengarah dan mendukung pada terciptanya perusahaan berkelas dunia yang berkompetitif di pasar modal. Peranan penting good corporate governance terletak pada kontribusinya terhadap kemakmuran perusahaan (business prosperity) dan akuntabilitas. Pada dasarnya prinsip good corporate governance meliputi lima komponen utama yang diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders, yaitu fairness, transprancy, accountability, independency dan responsibility. Masih banyak perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip
good corporate governance karena
dorongan regulasi dan menghindari sanksi dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagian dari kultur perusahaan (corporate culture) yang hanya bergantung pada kondisi finansial perusahaan saja.
B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : “
Bagaimana
pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan pada 10 perusahaan BUMN ? “.
3
C. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Corporate Governance. Hingga
saat ini terdapat beberapa macam definisi tentang
Good Corporate
Governance diantaranya : a.
Menurut FCGI ( Forum For Corporate Governance in Indonesian ) pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham , pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
b.
Menurut Keputusan Menteri BUMN (Nomor Kep-117/M-MBU/2002),Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya yang berlandaskan perundangundangan dan nilai–nilai etika.
c.
Menurut Malaysian Finance Commite (on Corporate Gvernance ,februari 1999), Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusan-urusan perusahaan, dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
d.
Menurut
Beasly
et
al.,996;Wright,1996,
Good
Corporate
Governance
didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholdernya . Dua hal yang menjadi perhatian konsep ini yaitu : 1.
Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar ,akurat dan tepat waktunya .
2.
Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat , tepat waktu dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan , kepemilikan , dan stakeholders (YPPMI & SC,2002).
4
Kedua hal tersebut penting secara empiris terbukti bahwa penerapan prinsip Corporate Governance dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan . Menurut Tjager,et al.,203, tujuan dari
Good Corporate Governance adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) .
Secara teoritis ,pelaksanaan Good Corporate Governance dapat meningkatkan nilai perusahaan , dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan–keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya Good Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor.
2. Prinsip – Prinsip Dasar Good Corporate Governance Prinsip – prinsip utama yang perlu untuk diselenggarakannya
corporate
governance yang baik adalah : a.
Transparancy, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relavan mengenai perusahaan .
b.
Independency, yaitu suatu keadaan dimana perusaahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c.
Accountability, yaitu kejelasan fungsi , pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan secara efektif seperti menyiapkan laporan keuangan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat.
d.
Responsibility, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e.
Fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak- hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundangan yang berlaku.
3. Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance di Indonesia dilakukan oleh lembaga Independen yaitu : Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Penentuan skor pelaksanaan dilakukan melalui metode rata-rata tertimbang , dengan bobot masing-masing aspek sebagai berikut :
5
1.
Hak- hak Pemegang Saham ,mempunyai bobot presentase sebesar 20 %.
2.
Kebijaksanaan Corporate Governance, mempunyai bobot presentase sebesar 15 %.
3.
Praktek–Praktek Corporate Governance , mempunyai bobot presentase sebesar 30 %.
4.
Pengungkapan (Disclosure) , mempunyai bobot presentase sebesar 20 %.
5.
Fungsi Audit ,mempunyai bobot presentase sebesar 15 %.
4. Hak-hak Pemegang Saham Dalam hak-hak pemegang saham ,penilaian dilakukan terhadap apakah perusahaan telah : a. Melaksanakan RUPS tahunan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah akhir tahun buku sesuai dengan pasal 65 ayat 2 Undang- undang Perseroan Terbatas. b. Menyampaikan kepada pemegang saham pemberitahuan mengenai RUPS tahunan minimal 28 hari sebelum pelaksanaan RUPS tersebut. c. Memberikan dorongan kepada para pemegang saham untuk menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya. d. Memberikan kesempatan yang memadai bagi pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan pada RUPS,dan seterusnya. Selanjutnya diberikan penilaian , misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 10 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan menjawab “ ya “ sebanyak 6 kali dan menjawab “ tidak “ sebanyak 4 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 6 x 5 ) + ( 4 x 0 ) = 30 (dari nilai maksimum 50 ) atau ( 10 x 5 )
5. Kebijakan Good Corporate Governance Bidang kebijakan Good Corporate Governance ,perusahaan dapat menilai sendiri apakah pihaknya telah :
6
a. Memiliki Kode atau Pedoman Good Corporate Governance secara tertulis , yang secara jelas menjabarkan hak-hak pemegang saham , tugas dan tanggungjawab Direksi dan Komisaris. b. Menyediakan akses bagi masyarakat untuk mengetahui kebijakan perusahaan mengenai investor. c. Menentukan organisasi / orang yang bertanggungjawab (misalnya Komisaris) untuk memastikan bahwa perusahaan mentaati kode Good Corporate Governance. d. Memiliki Code of Conduct/Ethics bagi karyawannya. e. Aturan perilaku tersebut dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan baik.
6. Praktek- Praktek Good Corporate Governance Dalam bidang praktek Good Corporate Governance , dapat diteliti apakah di dalam perusahaan telah : a. Direksi mengadakan pertemuan berkala secara teratur dengan komisaris. b. Terdapat rencana strategis dan rencana usaha yang memberikan arahan bagi direksi dan komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsinya. c. Direksi dan Komisaris mendapatkan pelatihan atau mempunyai latar belakang yang memadai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaannya. d. Para anggota Komisaris maupun Direksi telah bebas dari benturan kepentingan (conflict of interests) . e. Ada sistem penilaian kinerja untuk Direksi maupun Komisaris. 7. Fungsi Audit Dalam bidang Audit ,dapat dinilai apakah perusahaan telah : 1. Mempunyai internal audit yang efektif. 2. Diaudit oleh akuntan publik yang bersangkutan. 3. Memiliki komite audit yang efektif. 4. Menciptakan komunikasi yang efektif antara internal audit , external audit dan komite audit. Selanjutnya , seperti halnya pada bidang hak pemegang saham , pada
7
bidang- bidang lainnya pun diberikan skor ,misalnya untuk setiap jawaban
“ya”
diberikan nilai 5 sedangkan untuk setiap jawaban “ tidak “ diberikan nilai “ 0 “ . Dari hasil pemberian skor tersebut ,misalnya didapat skor untuk : 1. Hak- hak pemegang saham (nilai maksimal 50 ). Misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 10 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan
menjawab “ ya “ sebanyak 6 kali dan
menjawab “ tidak “ sebanyak 4 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 6 x 5 ) + ( 4 x 0 ) = 30 (dari nilai maksimum 50 ) atau ( 10 x 5 ) 2. Kebijaksanaan Corporate Governance ( nilai maksimal 60 ). Misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 12 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan
menjawab “ ya “ sebanyak 9 kali dan
menjawab “ tidak “ sebanyak 3 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 9 x 5 ) + ( 3 x 0 ) = 45 (dari nilai maksimum 60 ) atau ( 12 x 5 ) 3. Praktik- praktik Corporate Governance ( nilai maksimal 80 ). Misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 16 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan menjawab “ ya “ sebanyak 12 kali dan menjawab “ tidak “ sebanyak 4 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 12 x 5 ) + ( 4 x 0 ) = 60 (dari nilai maksimum 80 ) atau ( 16 x 5 ) 4. Pengungkapan ( Disclosure ) ,( dari nilai maksimal 40 ) Misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 8 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan
menjawab “ ya “ sebanyak 5 kali dan
menjawab “ tidak “ sebanyak 3 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 5 x 5 ) + ( 3 x 0 ) = 25 (dari nilai maksimum 40 ) atau ( 8 x 5 ) 5. Audit ( nilai maksimal 40 ).
8
Misalnya nilai 5 untuk setiap jawaban “ ya “ dan 0 untuk tiap jawaban “ tidak “. Jadi misalkan dari 8 pertanyaan di bidang hak-hak pemegang saham tersebut, perusahaan
menjawab “ ya “ sebanyak 6 kali dan
menjawab “ tidak “ sebanyak 2 kali ,maka dalam bidang tersebut perusahaan memperoleh skor : ( 6 x 5 ) + ( 2 x 0 ) = 30 (dari nilai maksimum 40 ) atau ( 8 x 5 ) Selanjutnya untuk menentukan skor keseluruhan digunakan
metode rata-
rata tertimbang ( dengan pembobotan seperti dijelaskan di awal tulisan ini ).Dengan demikian skor keseluruhan perusahaan tersebut adalah : { ( 30 / 50 x 20 %) + ( 45 / 60 x 15 % ) + ( 60/ 80 x30 %) + ( 25/ 40 x 20 % ) + (30 / 40 x15 % ) } = 65,9 % atau skor 69.5 dari skor tertinggi 100.
8. Tata Cara Penilaian ROI Pada BUMN Menurut Kementerian Badan Usaha Milik Negara ,BUMN di bagi 2 kelompok ,yaitu : 1.BUMN Jasa Keuangan BUMN Jasa Keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang Usaha perbankan,asuransi,jasa pembiayaan dan jasa penjaminan. 2.BUMN Non Jasa Keuangan BUMN Non Jasa Keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Untuk BUMN Jasa Keuangan,penilaian tingkat kesehatan Bank yang digunakan adalah penilaian Rentabilitas (Earnings) yang terdapat pada
faktor-faktor CAMELS yang
terdiri : 1. Permodalan (Capital) 2. Kualitas Aset (Asset Quality) 3. Manajemen (Management) 4. Rentabilitas (Earnings) 5. Likuiditas (Liquidity) 6. Sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Untuk menentukan kriteria penetapan peringkat faktor dan komponen Rentabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
9
Tabel 1. Penetapan peringkat faktor dan komponen Rentabilitas PERINGKAT
FAKTOR
1
2
3
4
5
RENTABILIT
Secara
Secara
Secara
Secara
Secara
AS
Umum
umum
umum
umum
umum
(EARNINGS)
kinerja
kinerja
kinerja
kinerja
kinerja
rentabilitas
rentabilitas
rentabilitas
rentabilitas
Rentab
sangat baik
baik
cukup baik
buruk
ilitas Sangat buruk
kemampu-
Kemampu-
Kemampu-
Kemampua
an
an
an
Kema
n
rentabilitas
rentabilitas
rentabilitas
mpu-
rentabilitas
tinggi
cukup
rendah
an
Sangat
Untuk
Tinggi
Untuk
rentabi
tinggi
meng-
Untuk
meng-
litas
Untuk
antisipasi
meng-
antisipasi
Sangat
meng-
potensi
antisipasi
potensi
buruk
antisipasi
kerugian
potensi
kerugian
Untuk
potensi
dan
kerugian
dan
meng-
kerugian
meningkat-
dan
meningkat-
antisip
dan
kan modal
meningkat-
kan modal
asi
meningkatk an modal
kan modal
potens i kerugi an dan menin gkatkan modal
KOMPONEN :
10
FAKTOR
PERINGKAT 1
Return On
Perolehan
Investment( ROI )
2 Perolehan
3
4
5
Perolehan
Perolehan
laba sangat laba tinggi
laba cukup
laba
tinggi
Tinggi, atau rendah atau lami rasio
Bank menga
ROI senderung
berkisar
Bank
mengalami
kerugi an
antara 0,5% kerugian
yang
sampai
(ROI
besar
dengan
mengarah
(ROI
1,25%
negatif)
negatif )
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/.23./DPNP tanggal 31 Mei 2004,untuk menentukan Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan peringkat,maka predikat Tingkat Kesehatan Bank di bagi menjadi 4 macam predikat,yaitu : 1.
Untuk Predikat Tingkat Kesehatan ”Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 1 (PK-1) atau Peringkat Komposit 2 (PK-2);
2.
Untuk Predikat Tingkat Kesehatan ”Cukup Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 3 (PK-3);
3.
Untuk Predikat Tingkat Kesehatan ”Kurang Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 4 (PK-4);
4.
Untuk Predikat Tingkat Kesehatan ”Tidak Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 5 (PK-5).
Untuk BUMN Non Jasa Keuangan,penilaian tingkat kesehatan BUMN yang digunakan adalah aspek keuangan,yaitu nilai ROI ,seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Daftar Indikator dan bobot aspek keuangan Indikator
Bobot Infra
Non Infra
11
Bobot
Indikator
Infra
Non Infra
15
20
2. Imbalan Investasi (ROI)
10
15
3. Rasio Kas
3
5
4. Rasio Lancar
4
5
5. Colection Periods
4
5
6. Perputaran persediaan
4
5
7. Perputaran total asset
4
5
6
10
50
70
1.Imbalan
Kepada
Pemegang saham (ROE)
8.Rasio
Modal
sendiri
terhadap total aktiva Total Bobot
Sedangkan untuk menentukan Skor Penilaian ROI untuk BUMN Non Jasa Keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Daftar Skor penilaian ROI BUMN Non Jasa Keuangan ROI ( % )
SKOR Infra
Non Infra
18 < ROI
10
15
15 < ROI < = 18
9
13,5
13 < ROI < = 15
8
12
12 < ROI < = 13
7
10,5
10,5 < ROI < = 12
6
9
9 < ROI < = 10,5
5
7,5
7 < ROI < = 9
4
6
5 < ROI < = 7
3,5
5
3 < ROI < = 5
3
4
1 < ROI < = 3
2,5
3
0 < ROI < = 1
2
2
12
ROI < 0
0
1
9. Kinerja Perusahaan Menurut Hastuti (2005) dan Ayu, (2006) kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang di buat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan diperlukan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau alat yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efesiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
10. Corporate Governance dan teori Keagenan Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak participal dan agen (dikembangkan oleh Coase, 1973, Jesen and Meckling, 1976 ; dan Fama and Jesen ,1983). Teori keagenan sebagaimana yang didefinisikan sebagai berikut : “ A contract which under one or more persons (the principal’s) engage another person ( the agent ) to perform some service on their behalf which involve delegating some decisions making authority to the agent. If the both psrties to relationship are utility maximizer there is good reso to believe that the agent will not always act in the best interests of the principal “ Kutipan tersebut menjelaskan kerjasama antar pemilik (principal) dan manjemen (agent) melalui pendelegasian pengelolaan organisasi kepada manajemen. Di dalam melaksanakan tugasnya , ada suatu alasan untuk percaya bahwa agen tidak akan selalu bertindak dalam kepentingan yang terbaik untuk principal.Inti dari hubungan Keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(di pihak principal / Investor ) dan
pengendalian (di pihak agent / manajer ).
13
D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah menerapkan Good Corporate Governance
dan perusahaan yang masuk dalam
10 besar pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) pada tahun 2007 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) . Tabel 4 Nama – nama Perusahaan Peringkat 10 Besar CGPI pada tahun 2007 Peringkat
Perusahaan
Bidang Usaha
Skor GCG
1
Bank Mandiri
Perbankan
88,66%
2
Bank Niaga
Perbankan
87,90%
3
Aneka Tambang
Pertambangan
82,07%
4
Adhi Karya
Konstruksi
81,79%
5
United Tractors
Konstruksi
81,53%
6
Tambang
Energi
80,87%
Batubara
Bukit
Asam 7
Astra Graphia
Perdokumenan
80,30%
8
Kalbe Farma
Farmasi
79,70%
9
Bank BNI
Perbankan
79,46%
10
Bank Permata
Perbankan
78,85%
Sumber :CGPI 2007 Rating Level : - Sangat Terpercaya ( 85,00-100)
- Cukup Terpercaya (55,00-66,99)
- Terpercaya ( 70,00-84,99) 2. Variabel Data yang digunakan Dalam menganalisis hubungan antara Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan , maka dalam penelitian ini menggunakan variabel–variabel seperti di bawah ini :
14
Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan pengukuran tingkat ROI perusahaan .
Return On Investment = Keuntungan Netto Sesudah Pajak ( EAT ) Total Aktiva
Variabel Independen Variabel Independen penelitian ini adalah corporate governance . variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh IICG berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI ). CGPI berisi skor hasil survei mengenai penerapan Corporate Governance pada perusahaan BUMN.
3. Metode Pengumpulan Data Data yang
digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah berupa data
sekunder ,yaitu data yang didapatkan dari pengumpulan referensi dari berbagai buku dan contoh penulisan lainnya yang berkaitan dengan
masalah
penelitian serta
menunjang landasan teori yang menjadi pedoman dalam pembahasan masalah penelitian . Serta menggunakan data yang berupa annual report dan hasil survey berupa pemeringkatan CGPI pada tahun 2007.
4. Hipotesis 1. Berdasarkan pada permasalahan penelitian serta tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan , maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho
: Tidak ada pengaruh signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan.
Ha
:
Ada pengaruh signifikan
antara penerapan
Good Corporate
Governance dengan kinerja keuangan perusahaan.
15
Kriteria dalam pengujian ini jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif
tidak dapat ditolak
atau dengan
α = 5 % , variabel
independen secara statistik mempengharui variabel independent. 5. Alat analisis yang digunakan Untuk mengetahui pengaruh antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan , maka penulis menggunakan teknik analisis data berupa analisis regresi linear sederhana . a. Analisis Regresi sederhana Dalam
penelitian
ini
,penulis
menggunakan
analisis
regresi
sederhana.Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan,data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan Regresi Linear Sederhana : Y = a + b( X ) Dimana : a = Konstanta b = Koefisien regresi Y = Variabel dependen (tak bebas) X = Variabel independent (bebas) b = n ∑ ( XY ) - ∑ X . ∑ Y n ∑ X2 – ( ∑ X ) 2
a = ∑Y - b∑X n
b. Uji Asumsi klasik
16
Penggunaan alat statistik regresi linear sederhana mengisyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik,jika asumsi klasik tidak akan terpenuhi akan menyebabkan bias pada hasil penelitian. Asumsi Klasik yang perlu di uji adalah autokorelasi dan heteroskedastisitas c. Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normal Kolmogorov – Smirnov. Menurut metode ini jika suatu varaibel memiliki nilai statistic KS signifikan ( p > 0,05 ) maka variabel tersebut memiliki distribusi normal. Autokorelasi Autokorelasi sering dikenal dengan nama korelasi serial dan sering ditemukan pada data serial waktu,regresi yang terdektesi autokorelasi dapat berakibat pada biasanya interval kepercayaan dan ketidakpastian penerapan uji F dan uji t, jika gangguan penyimpangan berupa autokorelasi secara nyata ada fungsi regresi maka asumsi yang kedua tidak berlaku lagi. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan ketidaksamaan variasi variabel-variabel pada semua pengamatan dari kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga kesalahan tersebut tidak random, heteroskedatisitas yang ada dalam regresi dapat menyebabkan : 1. Penaksir yang diperoleh menjadi lebih tidak efisien . Hal ini disebabkan oleh variansnya yang sudah tidak minim lagi (tidak efisien). 2. Kesalahan
baku
koefisien
regresi
akan
terpengaruh
sehingga
memberikan indikasi yang salah. Dengan demikian , koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelasan yang terlalu besar.
E. HASIL ANALISIS DATA Dalam sub bab ini, penulis akan menganalisis pengaruh analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan masing-masing perusahaan. Dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan, penulis akan menggunakan salah satu rasio keuangan berupa ROI (Return On Investment). Berikut ini adalah perhitungan rasio keuangan ROI dengan sumber data berupa neraca dan laporan rugi laba yang terlampir dalam bagian lampiran :
17
→ Imbalan hasil rata-rata Investasi (ROI)
=
EAT
x 100%
Total Aktiva Dari perhitungan diatas ,diperoleh nilai rata-rata ROI perusahaan sebesar 10,47 %.Selanjutnya nilai-nilai ROI diatas dikelompokkan ke dalam tabel yang ada berdasarkan jenis perusahaan BUMN. Untuk nilai ROI perusahaan BUMN Jasa Keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Nilai ROI untuk BUMN Jasa Keuangan Nomor
Perusahaan
ROI (%)
1
Bank Niaga
1,40 %
2
Bank Mandiri
1,36 %
3
Bank Permata
1,26 %
4
Bank BNI
0,48 %
Nilai Rata-rata ROI
1,12 %
Sedangkan untuk nilai ROI perusahaan BUMN Non Jasa Keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 7. Nilai ROI untuk BUMN Non Jasa Keuangan Nomor
Perusahaan
ROI (%)
1
Antam
42,63%
2
Bukit Asam
18,25 %
3
Kalbe Farma
13,73%
4
Astra Graphia
11,54%
5
United Tractors
11,48%
6
Adhi Karya
2,57%
Nilai Rata-rata ROI
16,7%
Dari tabel di atas dapat dilihat,nilai rata-rata ROI Perusahaan untuk perusahaan BUMN Non Jasa Keuangan adalah 16,7%,Untuk Nilai ROI perusahaan
18
yang diatas nilai rata-rata adalah perusahaan PT Antam dan PT Bukit Asam, sedangkan untuk nilai ROI perusahaan yang dibawah nilai rata-rata adalah perusahaan PT Kalbe Farma,PT Astra Graphia,PT United Tractors dan PT Adhi Karya. Berdasarkan nilai Standar Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan yang dikeluarkan oleh pihak Kementerian BUMN,di mana dalam penelitian ini aspek yang dijadikan penilaian adalah aspek keuangan yaitu ROI (Return On Investment) ,hasil penelitian ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini Tabel 8. Skor ROI untuk BUMN Non Jasa Keuangan Nomor
Perusahaan
ROI (%)
SKOR ROI
1
Antam
42,63%
15
2
Bukit Asam
18,25 %
15
3
Kalbe Farma
13,73%
12
4
Astra Graphia
11,54%
9
5
United
11,48%
9
2,57%
3
Tractors 6
Adhi Karya
Keterangan : Nilai Standar ROI untuk BUMN Non Jasa Keuangan adalah 15 Dari tabel diatas dapat dilihat perusahaan yang memenuhi Nilai Standar ROI untuk Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan adalah perusahaan PT Antam dan PT Bukit Asam,sedangkan untuk perusahaan yang di bawah Nilai Standar ROI untuk Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan adalah perusahaan PT Kalbe Farma,PT Astra Graphia,PT United Tractors dan PT Adhi Karya.
1. Analisis Pembahasan Untuk perusahaan yang masuk dalam 10 besar pemeringkatan Penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) pada tahun 2007 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) penerapan GCG sangat berdampak positif dalam kinerja perusahaan,terbukti banyaknya penghargaan atau keberhasilan yang di dapat setelah menerapkan GCG tersebut. Dalam penelitian ini,dapat dilihat dari hasil pemeringkatan yang dilakukan Skor GCG yang relatif terbesar adalah PT Bank mandiri Tbk. dengan
19
Skor GCG sebesar 88,66 % ,dan yang relatif terkecil adalah PT Kalbe Farma Tbk. dengan Skor GCG sebesar 79,70%. Sedangkan dilihat dari Kinerja Keuangan perusahaan,dalam hal ini penelitian menggunakan salah satu rasio profitabilitas perusahaan ,yaitu Return On Ivestment (ROI),nilai ROI perusahaan yang relatif terbesar adalah ROI yang terdapat pada perusahaan PT Antam Tbk.dengan nilai ROI nya sebesar 42,63%,sedangkan untuk nilai ROI perusahaan yang relatif terkecil adalah ROI yang terdapat pada perusahaan PT Bank Mandiri Tbk.dengan nilai ROI sebesar 1,36%.Dari penjelasan diatas dapat kita lihat dan cermati ,walaupun perusahaan PT Bank Mandiri Tbk.memiliki Skor GCG terbesar,tetapi
pada nilai ROI nya perusahaan tersebut memiliki nilai yang relatif
terkecil, hal ini disebabkan nilai total aktiva dari perusaahan tersebut mempunyai nilai total aktiva sebesar Rp319.085.590,- dan nilai laba bersih sebesar Rp 4.346.224,dimana nilai total aktiva dan laba bersih ini relatif kecil dari total aktiva dan laba bersih perusahaan yang lain,sedangkan untuk perusahaan PT Kalbe Farma
yang
mempunyai Skor GCG relatif terkecil ,nilai ROI yang didapatnya masih lebih baik dibandingkan perusahaan PT Bank Mandiri ,dengan nilai total aktiva sebesar
Rp
5.138.212 dan nilai laba bersih sebesar Rp 705.694,-.Sedangkan untuk nilai ROI yang relatif terbesar diraih perusahaan Perusahaan PT Antam Tbk.dimana nilai total aktivanya
sebesar
Rp
12.037.916,-
dan
nilai
laba
bersih
sebesar
Rp
5.132.460.Peningkatan nilai ROI yang dicapai sangat berpengaruh dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normal KolmogorovSmirnov. Menurut metode ini jika suatu variabel memiliki nilai statistik KS signifikan (p>0,05) maka variabel tersebut memiliki distribusi normal. Tabel 9. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GCG N Normal Parameters(a,b)
Mean
ROI 10
10
82.1130
10.4700
20
Std. Deviation Most Extreme Differences
Absolute
3.41791
12.99520
.305
.228
Positive
.305
.228
Negative
-.170
-.221
Kolmogorov-Smirnov Z
.965
.722
Asymp. Sig. (2-tailed)
.310
.674
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Interpretasi : -
N : menunjukkan jumlah sampel , yaitu 10.
-
Distribusi Normal diindikasikan melalui nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk GCG adalah 82,1130 dan 3,41791 , sedangkan untuk ROI diperoleh nilai sebesar 10,4700 dan 12,99520.
-
Most Extreme Differences menyatakan nilai perbedaan terbesar positif maupun negatif dari fungsi distribusi komulatif. Absolute adalah nilai absolute dari perbedaan terbesar, baik positif maupun negatif. Pada GCC , nilai perbedaan positif lebih besar dari perbedaan negatif, nilai absolut yang diambil berasal dari perbedaan positif , yaitu 0,305. Sedangkan untuk ROI ,nilai absolut yang diambil berasal dari perbedaan positif ,yaitu 0,228.
-
Kolmogorov-Smirnov Z merupakan hasil akar kuadrat jumlah sampel dikali dengan nilai absolute.
-
Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel GCG adalah 0,965 dengan Asymp.Sig (p) = 0,310. Karena p lebih besar dari 0,05 atau (0,310 > 0,05) maka nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel GCG memiliki distribusi normal.
-
Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel ROI adalah 0,722 dengan Asymp.Sig (p) = 0,674. Karena p lebih besar dari 0,05 atau (0,674 > 0,05) maka nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel ROI memiliki distribusi normal.
21
Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bentuk seperti : ROI = a + bGCG Keterangan : ROI
= kinerja perusahaan yang diukur dengan ROI
GCG
= Skor penerapan GCG
a
= konstanta regresi atau intersep
b
= koefisien regresi skor penerapan GCG Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana yang dilakukan dengan
program SPSS 15.0, hasilnya dapat diringkas sebagai berikut : Tabel 10. Coefficients(a)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
Beta
B
Std. Error
Model B 1
(Constant) GCG
Std. Error
68.633
108.532
-.708
1.321
-.186
.632
.545
-.536
.606
a Dependent Variable: ROI
Interpretasi : -
Kolom Unstandardized Coefficients - Constant ( Konstanta )
= 68,633
- Constanta untuk X (GCG) = -0,708 -
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 4.3 di atas maka dapat dituliskan model regresi sebagai berikut : Y = a + bX Y = 68,633 – 0,708X Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut : - Konstanta sebesar 68,633 ; artinya jika skor GCG (X) nilainya adalah 0 , maka ROI (Y) nilainya positif sebesar 68,633. - Koefisien regresi variabel GCG (X) sebesar -0,708 ; artinya jika skor GCG mengalami kenaikan 1 point, maka ROI (Y) akan mengalami
22
penurunan sebesar -0,708. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ROI dengan skor GCG , semakin naik atau meningkat skor GCG semakin menurun nilai ROI. Pengambilan Keputusan - Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Ha :
Ada pengaruh signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan.
- Probabilitas = 0,606 atau p > 0,05, berarti Ha ditolak atau dengan kata lain skor GCG tidak berpengaruh terhadap ROI secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. 2. Autokorelasi Tabel 11. Model Summary(b)
Model
R
1
.186(a)
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.035
-.086
13.54219
Durbin-Watson 2.281
a Predictors: (Constant), GCG b Dependent Variable: ROI
Interpretasi : - Kolom Durbin – Watson ( D-W ) pada model summary diatas menunjukkan nilai D-W = 2,281 - Klasifikasi nilai D-W untuk model regresi : Tabel 12. Klasifikasi Nilai Durbin Watson Nilai D-W
Keterangan
< 1,10
Ada autokorelasi
1,10 – 1,54
Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada autokorelasi
23
2,46 – 2,90
Tidak ada kesimpulan
> 2,91
Ada autokorelasi
Keputusan : Oleh karena D-W hitung = 2,281 maka 1,55 < D-W <2,46. Ini berarti dalam keputusan tidak ada autokorelasi mengenai autokorelasi dan model regresi di atas memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang autokorelasi.
3. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi,gangguan heteroskedastisitas dapat membawa pada galat baku yang bias dan menjadikan hasil uji statistik tidak tepat serta interval keyakinan untuk estimasi parameter juga berkurang tepat.
a. Konstan
b. Heteroskedastisitas
c. Heteroskedastisitas
Gambar 4.1 Scatterplot Gambar (a) menggambarkan varian yang konstan.Observasi nilai Y untuk X tertentu terletak pada jarak yang konstan dengan garis regresi.Jadi, varian tidak tergantung dengan nilai X, artinya tidak mengalami heteroskedastisitas.Pada gambar (b) varian menunjukkan gejala heteroskedastisitas, varians dipengharui oleh nilai X. Jika nilai X meningkat, varians juga meningkat sehingga jika persamaan regresi digunakan untuk meramal, interval keyakinannya akan berkurang. Gambar (c) juga mengalami gangguan heteroskedastisitas, jika nilai X meningkat varian semakin menurun. Untuk hasil penelitian ini, dapat kita lihat pada gambar di bawah ini :
24
Scatterplot
Dependent Variable: ROI
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1 -2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Gambar 1. Scatterplot untuk ROI Interpretasi : Suatu regresi dikatakan terdeteksi heteroskedstisitas apabila diagram pencar residual membentuk pola tertentu. Tampak pada gambar 4.2 diatas tidak terdapat adanya
pola–pola
tertentu.
Kesimpulannya,
regresi
terbebas
dari
kasus
heteroskedastisitas dan memenuhi syarat asumsi klasik tentang heteroskedastisitas.
F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Simpulan yang dikemukakan penulis, adalah sebagai berikut : Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya,dapat dinyatakan bahwa Tidak ada pengaruh signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan,Penerapan Prinsip Good Corporate Governannce (GCG) pada perusahaan yang masuk dalam 10 besar pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) pada tahun 2007 telah ditetapkan dan dijalankan dengan sangat baik,selain itu Perusahaanperusahaan tersebut menyadari arti penting dan peran dari penerapan prinsip Good Corporate Governance. Hal ini dapat dilihat dari skor GCG yang di dapat, kinerja perusahaan semakin baik dan meningkat,dan banyaknya penghargaan-penghargaan yang diraih oleh masing-masing perusahaan.
25
2. Saran Dari hasil penelitian,saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut: Agar kinerja keuangan Perusahaan dalam hal ini adalah nilai ROI maupun nilai-nilai Rasio yang lain dapat tercapai secara maksimal , salah satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memaksimalkan laba secara optimal,dibawah ini adalah cara perusahaan untuk meningkatkan laba: a.. Meningkatkan pendapatan; dengan menjual lebih banyak produk atau jasa. b. Mengurangi biaya; dengan menekan pengeluaran. c. Menggunakan aset-aset perusahaan secara lebih baik; dengan melakukan lebih banyak pekerjaan dengan sedikit biaya,dan lain-lainnya. Selain cara diatas,perusahaan harus meningkatkan kualitas daripada penerapan prinsip GCG ,harus bisa mengembangkan dan mengimplementasikan prinsip GCG itu secara berkala dengan sangat baik untuk dapat meraih hasil yang sempurna.
26
DAFTAR PUSTAKA Prayitno G., dkk.2004. Internalisasi GCG dalam Proses Bisnis . Jakarta : IICG.
Priyanto, Duwi.2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Rivai, Ahmad.2005.”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada PT ANTAM Tbk. Sebelum dan Sesudah Penerapan GCG ”. Penulisan Ilmiah. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Santoso, Singgih.1999. SPSS Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta: Elex Media Computindo.
Tampubolon P., Manahan.2005. Manajemen Keuangan (Finance Management). Jakarta: Ghalia Indonesia
www. IICG.org.
27