Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BEI Maria Rofina WPPW
[email protected]
Maswar Patuh Priyadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Good Corporate Governance (GCG) is a system which regulates the relation among various interested parties (stakeholders) in order to achieve the company objectives. Good Corporate Governance (GCG) is performed in order to keep the company under the control of strong and discipline management as well as to prevent the occurrence of disorders which can be improved immediately. Therefore, this research is meant to find out the implementation influence of Good Corporate Governance (GCG) to the financial performance of companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. The purposive sampling is applied in this research as the sample selection technique which is applied on the companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange which follows the survey of the Indonesian Institute for Corporate Governance and achieving the best rank in 2006 – 2011. The hypothesis test is performed by using the simple linear regression analysis with statistic analysis in the form of t statistic test. The result of the research indicates that the partial implementation of good corporate governance has an influence to the net profit margin, the implementation of good corporate governance has an influence to the return on investment, and the implementation of good corporate governance has an influence to the return on equity. Keywords:
Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE).
ABSTRAK Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) demi tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dilaksanakan untuk menjaga perusahaan tetap berada dalam kendali manajemen yang kuat dan disiplin serta mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance dan mendapatkan peringkat terbaik pada tahun 2006-2011. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan analisis statistik yang berupa uji statistik t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit margin, penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on investment, dan penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on equity. Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Return On Equity (ROE).
Profit Margin (NPM),
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
PENDAHULUAN Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa salah satu tujuan penting dalam pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar keseluruhan (Effendi, 2009). Secara umum, good corporate governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik dalam mengelola perusahaan dengan meningkatkan nilai pemegang saham mengakomodasikan berbagai pihak yang berkepentingan perusahaan (stakeholder), seperti: kreditor, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas (Syakhroza, 2004). FCGI (2001) merumuskan tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi satu jalan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. IICG (2002) menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan nilai perusahaan. Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan oleh masih lemahnya standar-standar akuntansi, pertanggungjawaban terhadap pemegang saham, standar-standar pengungkapan dam transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam manajemen yang baik dalam memuaskan stakeholder perusahaan. Dalam upaya mengatasi kelemahan–kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG), suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik. Langkah ini dilakukan sesuai dengan perjanjian Letter of Intent ( LOI ) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sulistyanto, 2003). Melalui penerapan good corporate governance diharapkan : (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah karena faktor kepercayaan, (3) dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan deviden mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 2006-2011 dan perbedaan variabel dependen dalam menguji kinerja keuangannya. Penambahan periode pengamatan dan perbedaan variabel dependen dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak agar dapat mempresentasikan semua perusahaan yang ada dan dapat merepresentasikan alat ukur kinerja keuangan yang lainnya. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Definisi Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan (Sutedi, 2011). Corporate governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholdernya. Untuk itu ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak pemegang saham yang harus dipenuhi perusahaan dan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan (Sulistyanto, 2008). Setiap kata dari GCG yaitu baik (Good) adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan konsep Corporate Governance (CGPI, 2009). “Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar keseluruhan” (Effendi, 2009).
Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance
FCGI (2001) mengungkapan bahwa corporate governance memiliki banyak manfaat bagi perusahaan antara lain : (1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, (2) Mempermudah dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (3) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders’s value dan deviden. Khususnya bagi BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil privatisasi. Tujuan dari good corporate governance (GCG) adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders), secara teoritis pelaksanaan good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka. Prinsip – Prinsip Dasar Good Corporate Governance Effendi (2009) dalam mewujudkan prinsip GCG disuatu perusahaan publik, maka prinsip independensi (independency), transparansi dan pengungkapan (transparency and disclosure), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility) serta kewajaran (fairness) harus menjadi landasan utama bagi aktivitas komite audit. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam aktivitas komite audit akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian berikut : Pertama, prinsip
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
independensi, yaitu komite audit diharapkan bersikap independen terhadap kepentingan pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Selain itu, anggota komite audit seharusnya tidak memiliki hubungan bisnis apapun dengan perusahaan maupun hubungan kekeluargaan dengan anggota direksi dan komisaris perusahaan, sehingga terhindar dari benturan kepentingan. Oleh karena itu nama-nama anggota komite audit (terutama di perusahaan publik) hendaknya diumumkan ke masyarakat atau publik sebagai wujud akuntabilitas terhadap sikap independensi mereka. Kedua, prinsip transparansi, hal ini ditunjukkan melalui piagam komite audit (audit committee charter), program kerja tahunan, serta rapat komite audit secara periodik yang di dokumentasikan dalam notulen rapat. Komite audit hendaknya membuat laporan secara berkala kepada komisaris tentang pencapaian kinerjanya sebagai wujud pengungkapan (disclosure). Diharapkan agar laporan tersebut dituangkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan yang dipublikasikan kepada publik. Ketiga, Prinsip Akuntabilitas, hal ini ditunjukkan oleh frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota komite audit. Selain itu, komite audit seharusnya memiliki kapabilitas, kompetensi dan pengalaman dibidang audit serta proses bisnis perusahaan agar dapat bekerja secara profesional. Keempat, Prinsip Pertanggungjawaban, prinsip ini ditunjukkan oleh aktivitas komite audit yang dijalankan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Selain itu, kinerja komite audit hendaknya dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada publik, selain pada dewan komisaris. Kelima, prinsip kewajaran, prinsip ini ditunjukkan oleh sikap komite audit dalam pengambilan keputusan yang didasarkan atas sikap adil (fair) dan objektif terhadap semua pihak. Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian terhadap good corporate governance berdasarkan pada pemeringkatan CGPI. The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate governance kepada dunia usaha khususnya dan masyarakat luas umumnya (IICG, 2008). GCG melalui penerapan prinsip dasar transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness, pada riset ini dicerminkan dan diukur dengan enam cakupan penilaian riset dan pemeringkatan oleh CGPI (2009) adalah sebagai berikut : Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan adalah sistem CG yang mendorong anggota perusahaan untuk menyelenggarakan GCG dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci. Hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci adalah sistem CG yang dapat melindungi dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak pemegang saham. Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham adalah sistem CG yang dapat menjamin adanya perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Semua pemegang saham harus diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan tanggapan yang efektif terhadap pelanggaran hak-hak pemegang saham. Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan. Peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan adalah sistem CG yang dapat mengakui hak-hak para stakeholder yang telah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
ditetapkan oleh hukum atau melalui perjanjian kerjasama, dan mendorong kerja sama yang aktif antara perusahaan dan para stakeholder dalam penciptaan kesejahteraan, lapangan kerja, kondisi keuangan perusahaan yang sehat serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan dan Transparansi. Pengungkapan dan transparansi adalah sistem CG yang dapat menjamin terlaksananya kelengkapan pengungkapan dengan tepat waktu dan akurat atas semua informasi material yang berkaitan dengan perusahaan melalui berbagai media. Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi adalah sistem CG yang dapat menjamin pelaksanaan tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi terhadap pengelolaan perusahaan. Bobot penilaian
diatas telah disajikan dalam tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Aspek dan Bobot Penilaian CGPI No 1 2 3. 4. 5. 6.
Aspek Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan Pengungkapan dan Transparansi Tanggung Jawab Dewan komisaris dan Dewan Direksi
Bobot (%) 15 % 20 % 15 % 15 % 15 % 20 %
Sumber : Laporan CGPI, 2009
IICG (2008) melakukan penahapan atau urutan proses riset dan pemeringkatan GCG sebagai berikut : Self Assessment. Sebuah proses penilaian objektif dari perusahaan atas dirinya sendiri yang dikaitkan dengan penyelarasan sistem GCG dalam semua proses bisnis melalui penetapan, pelaksanaan dan evaluasi strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang berkelanjutan (manajemen stratejik). Self assessment dilaksanakan melalui pengisian kuesioner oleh seluruh stakeholder perusahaan. Pengumpulan Dokumen Perusahaan. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan corporate governance di perusahaan, serta yang terkait dengan penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya, cukup memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya yang masih berlaku, dan jika terjadi perubahan, dokumen yang direvisi harus dilampirkan. Pembuatan Makalah dan Presentasi. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan perusahaan dalam menyeleraskan sistem GCG pada proses bisnis melalui manajemen stratejik selama tahun berjalan dalam bentuk makalah dengan sistematika penyusunan yang telah ditentukan dan kemudian dilakukan diskusi serta tanya jawab.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Observasi ke Perusahaan. Pada tahap ini peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian dari penyelarasan sistem GCG di perusahaan. Pelaksanaan observasi di setiap perusahaan peserta CGPI dilakukan maksimal selama ½ (setengah) hari kerja (3jam) setelah presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Pihak perusahaan yang diminta untuk hadir pada saat observasi adalah perwakilan dari dewan komisaris, dewan direksi serta manajemen. Bobot penilaian pemeringkatan CGPI disajikan dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI No
Tahapan
1. 2. 3.
Self Assessment Kelengkapan Dokumen Makalah yang merefleksikan Program dan hasil penerapan Good corporate governance sebagai sebuah sistem perusahaan yang bersangkutan Observasi
4.
Bobot (%) 20 % 20 % 20 %
40 %
Sumber : Laporan CGPI, 2009
Nilai CGPI dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari tahapan diatas. Hasil program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada peserta perusahaan dengan memberikan skor sesuai dengan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG yang disajikan pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Kategori Pemeringkatan CGPI No
Skor Penilaian 1. 2. 3.
> 85 – 100 > 70 – 85 55 – 70
Predikat Sangat Terpercaya Terpercaya Kurang Terpercaya
Sumber : Laporan CGPI, 2009
Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Good Corporate Governance Daniri (2005) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan yaitu faktor eksternal dan internal : 1. Faktor Eksternal Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG, di antaranya: (1) terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif, (2) dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/lembaga pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan good governance dan clean government menuju good government governance yang sebenarnya, (3) terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
(best practices) yang dapat menjadi standar pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan), (4) terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela, (5) hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi GCG. 2. Faktor Internal Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dimaksud antara lain: (1) terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan, (2) berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, (3) manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG, (4) terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi, (5) adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu. Tantangan atau Hambatan dalam Penerapan Good Corporate Governance IICG (2002) mengungkapkan bahwa tantangan atau hambatan dalam penerapan good corporate governance (GCG) meliputi hal-hal sebagai berikut : Faktor internal. Meliputi kurangnya komitmen dari pimpinan dan karyawan perusahaan tentang prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), kurangnya panutan atau teladan yang diberikan oleh pimpinan, belum adanya budaya perusahaann yang mendukung terwujudnya prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), serta belum efektifnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal. Dalam pelaksanaan good corporate governance (GCG) terkait dengan perangkat hukum, aturan dan penegakan hukum. Indonesia tidak kekurangan produk hukum. Secara implisit ketentuan-ketentuan mengenai good corporate governance (GCG) telah ada tersebar dalam UUPT, Undang-Undang dan Peraturan Perbankan, Undang-Undang Pasar Modal dan lain-lain. Namun penegakannya oleh pemegang otoritas, seperti Bank Indonesia, Bapepam, BPPN, Kementerian Keuangan, BUMN, bahkan pengadilan sangat lemah. Oleh karena itu diperlukan test-case dalam menyelesaikan praktik-praktik pelanggaran hukum perusahaan. Faktor stuktur kepemilikan. Berdasarkan prosentase kepemilikan dalam saham, kepemilikan terhadap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepemilikan yang terkonsentrasi dan kepemilikan yang menyebar. Kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi pada saat suatu perusahaan dimiliki secara dominan oleh seseorang atau sekelompok orang saja (40,00% atau lebih). Kepemilikan yang menyebar terjadi pada saat suatu perusahaan dimiliki oleh pemegang saham yang banyak dengan jumlah saham yang kecil-kecil (satu pemegang saham hanya memiliki saham sebesar 5% atau kurang). Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh struktur kepemilikan adalah perusahaan tidak dapat mewujudkan prinsip keadilan dengan baik karena pemegang saham yang terkonsentrasi pada seseorang atau
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
sekelompok orang dapat menggunakan sumber daya perusahaan secara dominan sehingga dapat mengurangi nilai perusahaan. Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia Good corporate governance menarik perhatian masyarakat Indonesia sejak pertengahan 1998an karena menurut penelitian Asian Development Bank (ADB), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), Booz-Allen & Hamilton, World Bank, dan Pricewaterhouse Coopers, salah satu penyebab memburuknya perekonomian dan krisis finansial di negara ini adalah tidak dipenuhinya syarat-syarat pengelolaan korporasi yang memadai. Selain sistem regulatory yang lemah, standar akuntansi dan audit yang inkonsisten, dan pratek perbankan yang buruk, upaya pengelola perusahaan untuk mencari loopholes (celah) dari berbagai aturan yang ada demi keuntungan mereka sendiri juga ditengarai sebagai penyebab kegagalan korporasi dalam menerapkan good corporate governance secara konsisten (Warta Ekonomi, 2002). Maka untuk mendorong penerapan good corporate governance dan meningkatkan kualitas keterbukaan informasi maka KNKG (2006) menyempurnakan pedoman CG yang telah di terbitkan pada tahun 2001 agar sesuai dengan perkembangan. Pada Pedoman GCG tahun 2001 hal-hal yang dikedepankan adalah mengenai pengungkapan dan transparansi, sedangkan halhal yang disempurnakan pada Pedoman Umum GCG tahun 2006 adalah : (1) memperjelas peran tiga pilar pendukung (negara, dunia usaha, dan masyarakat) dalam rangka penciptaan situasi kondusif untuk melaksanakan GCG, (2) pedoman pokok pelaksanaan etika bisnis dan pedoman perilaku, (3) kelengkapan organ perusahaan seperti komite penunjang dewan komisaris (komite audit, komite kebijakan resiko, komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan corporate governance), (4) fungsi pengelolaan perusahaan oleh direksi yang mencakup lima hal dalam kerangka penerapan GCG yaitu kepengurusan, manajemen resiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial, (5) kewajiban perusahaan terhadap pemangku kepentingan lain selain pemegang saham seperti karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat serta pengguna produk dan jasa, (6) pernyataan tentang penerapan GCG, (7) pedoman praktis penerapan GCG. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain (Sawir, 2005). Hal-hal yang diperhatikan oleh para investor dalam suatu perusahaan adalah perkembangan perusahaan, dan kondisi keuangan yang ada di dalam perusahaan tersebut, dimana jika perkembangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan itu sendiri. Awalnya laporan keuangan hanya digunakan sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian akuntan namun laporan keuangan pada saat ini tidak hanya digunakan sebagai alat penguji saja namun telah dijadikan sebagai alat ukur pertumbuhan perusahaan, dimana laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur perrtumbuhan perusahaan dan menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan IICG (2002) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusan dalm menerapkan good corporate governance (GCG). Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) telah menerapkan good corporate governance (GCG) dengan baik
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
secara tidak langsung menaikkan nilai saham. Semakin tinggi penerapan good corporate governance yang diukur dengan Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) semakin tinggi pula dalam menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja keuangan, dan dapat menaikkan citra suatu perusahaan dimata para investor dan pihak–pihak yang meminjamkan uang pada perusahaan tersebut karena faktor kepercayaan sehingga perusahaan tersebut dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman jika perusahaan tersebut membutuhkan uang untuk menjalankan proses operasionalnya dan mengurangi resiko untuk para pemegang saham dan mampu meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global. Pengembangan Hipotesis Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Darmawati et al (2005) mengungkapan bahwa semakin baik penerapan good corporate governance disuatu perusahaan maka akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut. Karena hasil analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hastuti (2005) melakukan penelitian mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan laporan keuangan dengan kinerja perusahaan. Hal ini mendukung konsep good corporate governance bahwa untuk dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik dalam pengelolaan harus menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance salah satunya adalah transparansi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on investment. H2: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap net profit margin H3: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on equity. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi ( Objek ) Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan format penelitian eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara signifikan antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan perusahaan. Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh skor pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2006-2011. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu populasi yang telah memenuhi kriteria tertentu yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah : 1. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance (GCG) pada tahun 2006-2011. 2. Perusahaan yang disurvei The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2011.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
3.
Kelompok perusahaan terbaik dalam penerapan good corporate governance (GCG) yang hasil riset dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2006-2011.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah skor penerapan GCG yang dipublikasikan IICG. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu return on investment (ROI), net profit margin (NPM), dan return on equity (ROE).
Variabel Independen (Bebas)
Sugiyono (2008) mengungkapkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan good corporate governance (GCG) dengan melihat seberapa baik perusahaan dalam menerapkan good corporate governance (GCG). Pengukuran penerapan good corporate governance (GCG) dengan cara menggunakan skor yang dipublikasikan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Variabel Dependen (Terikat) Sugiyono (2008) mendefinisikan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : (1) Return on Investment (ROI) Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on investment adalah sebagai berikut : ROI =
Laba bersih setelah pajak Total aktiva
(2) Net Profit Margin (NPM) Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur laba yang dihasilkan oleh setiap penjualan. Rasio ini memberi gambaran laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya net profit margin adalah sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak NPM = Penjualan Bersih (3) Return on Equity (ROE) Rasio Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki untuk memperoleh laba. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on equity adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
ROE =
Laba bersih setelah pajak Total ekuitas
Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan program komputer yang sesuai dengan penelitian untuk menguji antara variabel bebas dan variabel terikat. Tahaptahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis variabel independen yaitu penerapan good corporate governance (GCG). 2. Melakukan perhitungan besarnya variabel dependen yang terdiri dari Return on Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM) dan Return on equity (ROE). 3. Tidak mengolah data atau mengeluarkan data yang bernilai menyimpang dari data lainnya (out lier). 4. Uji Asumsi Klasik 5. Melakukan Analisis Regresi Linier Sederhana 6. Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Return On Investment tahun 2006-2011 : Tabel 4 Tingkat return on investment Tahun 2006-2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Tahun 2006 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011
Nama Perusahaan PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT United Tractor Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk
ROI 1,39% 1,36% 1,61% 1,48% 11.64% 0,66% 13,35% 11,65% 1,48% 1,46% 11,62% 15,64% 6,08% 1,81% 1,78% 15,82% 15,64% 13,81% 1,63% 1,34% 1,65% 6,03% 2,08% 1,90% 15,02% 12,63% 12,66%
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
28. 29. 30. 31.
2011 2011 2011 2011
PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk
4,77% 1,26% 1,94% 4,75%
Tingkat Net Profit Margin Tahun 2006-2011 : Tabel 5 Tingkat Net Profit Margin Tahun 2006-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tahun 2006 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Nama Perusahaan PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT United Tractor Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk
NPM 29,28% 33,99% 35,00% 34,76% 17,50% 14,12% 14,26% 9,54% 35,90% 25,50% 17,54% 13,06% 50,44% 42,65% 34,98% 23,17% 10,23% 19,29% 1,14% 27,30% 34,96% 6,71% 48,00% 40,06% 21,73% 10,65% 18,60% 3,16% 29,55% 44,02% 5,52%
Tingkat Return On Equity Tahun 2006-2011 Tabel 6 Tingkat Return On Equity Tahun 2006-2011 No 1 2 3
Tahun 2006 2007 2007
Nama Perusahaan PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Niaga Tbk
ROE 13,53% 14,86% 16,61%
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
PT Bank Mandiri Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT United Tractor Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk
17,41% 30,95% 7,29% 16,97% 23,90% 17,41% 16,86% 29,06% 27,58% 7,42% 20,38% 18,51% 28,19% 23,62% 17,60% 6,42% 14,21% 12,38% 11,26% 22,27% 17,29% 25,39% 21,32% 17,87% 11,38% 15,28% 15,35% 9,88%
Nilai Skor Perusahaan Terbaik dalam Penerapan GCG Tabel 7 Tingkat Skor Penerapan GCG Tahun 2006-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 2006 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Skor 89,27 88,66 87,90 90,65 88,67 88,37 85,87 85,44 91,67 91,42 89,04 86,89 85,99 91,81 81,46 89,10 87,36 86,15 85,82 82,70
Keterangan Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya
Nama Perusahaan PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT United Tractor Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
85,35 85,19 91,81 91,46 89,10 87,36 86,15 85,82 85,70 85,35 85,19
Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya Sangat Terpercaya
PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractor Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Krakatau Steel Tbk
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Pendekatan Kolmogorov Smirnov menurut Santoso (2006), dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut : (a) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal, (b) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Dari uji normalitas data didapat bahwa nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROI adalah 0,238, nilai asymp sig (2-tailed) untuk NPM adalah 0,928 dan nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROE adalah 0,947 ini berarti lebih dari 0,05 yang berarti data semua variabel berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji multikolinieritas, karena variabel bebas yang diteliti hanya satu yaitu variabel GCG. 3. Uji Autokorelasi Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.571, nilai du = 1.482 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi pertama bebas dari autokorelasi. Nilai DurbinWatson persamaan regresi kedua adalah 2.296, nilai du = 1.352 karena nilai DW lebih besar dari nilai du maka regresi kedua bebas dari autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi ketiga adalah 2.192, nilai du = 1.482 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi ketiga bebas dari autokorelasi. 4. Uji Heterokedaktisitas Dari gambar grafik scatterplot terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak terjadi gangguan heterokedaktisitas. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu good corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan return on investment , net profit margin dan return on equity secara linier. Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut: 1. Persamaan GCG Terhadap ROI Hasil pengujian regresi antara good corporate governance terhadap return on investment adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Tabel 8 Pengujian Regresi GCG Terhadap ROI Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model 1
(Constant) GCG
22,06 13,182
28,438 6,360
Standardized Coefficients Beta 1,34
t ,775 2,073
Sig. ,445 ,047
Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on investment sebagai berikut : ROI = 22,026 + 13,182 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa nilai variabel return on investment yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 22,026 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel return on invetment sebesar 22,026. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan return on investment, kondisi ini mengindikasikan tinggi nilai skor penerapan good corporate governance yang ada pada perusahaan menunjukkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan total asetnya yang dimilikinya juga semakin tinggi. 2. Persamaan GCG Terhadap NPM Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap net profit margin adalah sebagai berikut : Tabel 9 Pengujian Regresi GCG Terhadap NPM
Model 1
(Constant) GCG
Unstandardized Coefficients B Std.Error -37,521 22,103 18,936 4,943
Standardized Coefficients Beta ,322
t -1,698 3,831
Sig. ,100 ,037
Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin sebagai berikut : NPM = -37,521 + 18,936 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel net profit margin yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 37,521 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel net profit margin sebesar -37,521. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan net profit margin, kondisi ini mengindikasikan semakin
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
tinggi nilai skor penerapan good corporate governance menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih juga semakin meningkat. 3. Persamaan GCG Terhadap ROE Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap ROE adalah sebagai berikut : Tabel 10 Persamaan Regresi GCG Terhadap ROE Unstandardized Coefficients B Std.Error
Model 1
(Constant) GCG
Standardized Coefficients Beta
-15,346 10,480 8,746 2,344
,306
t
Sig.
-1,464 3,732
,154 ,039
Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on equity sebagai berikut : ROE = -15,346 + 8,746 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel return on equity yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 15,346 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel return on equity sebesar -15,346. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan return on equity, kondisi ini mengindikasikan semakin tinggi nilai skor penerapan good corporate governance kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal yang dimilikinya juga semakin meningkat.
Uji Hipotesis t
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen good corporate governance terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksi dengan return on investment, net profit margin dan return on equity secara linier. Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 11 Hasil Uji Signifikansi
Variabel Dependen Return On Investment Net Profit Margin Return On Equity
GCG (Predictor) Signifikansi R2 0,047 0,135 0,037 0,156 0,039 0,152
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan
1. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Investment Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,047 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on investment secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 13,5%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada return on investment perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 86,5% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on investment secara parsial adalah signifikan dan positif. Hasil ini menunjukkan pelaksanaan corporat governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya untuk meningkatkan laba bersih yang diperoleh 2. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Net Profit Margin Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,037 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,6%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada net profit margin perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,4% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan kegiatan operasi perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. 3. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Equity Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,039 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on equity secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,2%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada return on equity perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,8% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on equity secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun kesimpulan berdasarkan uji parsial (uji t), pengaruh masing-masing variabel pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on investment, (2) penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, (3) Penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : (1) sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI dengan jumlah sampel sebanyak 31 perusahaan selama tahun 2006-2011 sehingga tidak dapat digeneralisasi dan belum dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2) Peneliti melakukan pengamatan terhadap profitabilitas perusahaan hanya menggunakan indikator ROI, NPM dan ROE sedangkan masih ada alat ukur lain seperti EPS dan ROA dan sebagainya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi dan dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan indikator lain selain ROI, NPM dan ROE ,misalnya: EPS, ROA, PBV untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan. Daftar Pustaka Brigham, E. F. dan Gapenski. 1996. Intermediate Financial Management. Fifth Edition. Dryden. Terjemahan J.F. Houston. 2001. Manajemen keuangan. Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta. CGPI. 2009. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik. http://www.iicg.org. 20 Februari 2013 (20.50). Daniri, M. A. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya di Indonesia. Ray Indonesia. Jakarta
Darmawati et al,. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Makalah Simposium Akuntansi VII.
Effendi, M. A. 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Salemba Empat. Jakarta. FCGI. 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. http//www.fcgi.org.id. 12 Februari 2013 (20.05).
Hastuti, T. D. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo : 238-247.
IICG. 2002. Penilaian Penerapan Prinsip GCG pada Perusahaan di Indonesia. http//www.iicg.org/asset/doc/CGPI/CGPI2002-SWA.pdf. 12 Februari 2013 (20.20). IICG. 2008. Corporate Governance Perception Index 2008. http//www.iicg.org/asset/doc/profil CGPI 2008. 15 Februari 2013 (19.08). KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia: Asas Good Coporate Governance. http://www.iicg.org. 20 Februari 2013 (19.17). Kusumawati, D. N. dan B. Riyanto. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 15-16 September Pranata, Y. 2007. Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Sawir, A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Sri Sulistyanto. 2003. Good Coporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia. Jurnal Widya Warta, No.2 Tahun XXVI. Juli. Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. CV Alfabeta. Bandung. Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba. Cetakan Pertama. PT Grasindo. Jakarta. Sutedi, A. 2011. Good Corporate Governance . Sinar Grafika. Jakarta. Warta Ekonomi, No. 21/XIV/2 September 2002. Zhuang. 2000. Corporate Governance and Finance in East Asia: A Study of Indonesian, Republik of Korea and Thailand. Asia Development Bank.