PENGARUH PENDAPATAN, PEMAHAMAN TENTANG ZAKAT, DAN MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA TERHADAP PEMBAYARAN ZAKAT PROFESI Elsa Febiola Aryanti Abstract The research was conducted in the Jabodetabek area from October 2012 to November 2012, that consisit of 96 respondents from the upper middle class families. The goal of the research is to find the influence of each of the following 1) Gross income of the family, 2) Supluses in income, 3) Understanding about zakat regulation, 4) Family financial record, 5) Timeframe in financial planning toward the payment of zakat and to acknowledge whether there is a simultaneous influence between those factors. The methodology of research used is Explanatory Method of Research, with non probability sampling method. Data gathering from respondent based on the responses from questionnaires. Statistical analysis to examined the hypotheses using multinomial logistic regression model, and result showed that there is a strong influence from the gross family income toward the payment of zakat of the upper middle class families in the Jabodetabek area. Surpluses in income, understanding about zakat regulations, family financial record and timeframe in financial planning, based on statistical analysis, have weak influences toward the payment of zakat. Gross family income as independent variable influences the payment of zakat, based in the significant result from the statistical analysis. Although other factors do not have the significant influence on the payment of zakat, the influence of those factors are explained in the research. Based on the EXP ( B ) score, the gross income factor has the most significant influence within the range of zakat payment between IDR 7.5 million – 10 million. The least significant influence is toward the payment of zakat less than IDR 2.5 million. Keywords : manajemen keuangan perencanaan keuangan keluarga.
keluarga,
zakat,
zakat
profesi,
Pendahuluan Zakat adalah kewajiban bagi muslim yang telah memenuhi syarat – syaratnya. Kemakmuran secara finansial, setelah memenuhi syarat – syarat wajib zakat, membuat seseorang menjadi muzakki, atau orang yang membayar zakat. Zakat sendiri mempunyai posisi yang strategis dalam perekonomian umat, karena kewajiban inilah yang memungkinkan adanya perpindahan harta dari golongan yang mampu ke golongan kurang mampu
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
yang memenuhi persyaratan ashnaf penerima zakat. Ada standard minimal bagi seseorang hingga dia wajib berzakat dan kewajiban berzakat ini merupakan perpindahan harta yang bersifat minimal, ada aturannya, ada jangka waktu pelaksanaannya dan aturan – aturan lainnya. Di sisi keluarga pembayar zakat, terdapat beberapa faktor lain yang berkaitan dengan partisipasi dan peran tersebut dalam mempengaruhi besar kecilnya jumlah penerimaan zakat selain pendapatan yaitu faktor pengelolaan keuangan keluarga dalam hal ini pencatatan keuangan keluarga dan surplus pendapatan keluarga serta faktor pemahaman mengenai aturan dan ketentuan berzakat. Dengan adanya pencatatan pembukuan keuangan dan surplus pendapatan yang baik, maka keluarga muslim akan mengetahui kondisi ekonomi keluarga dan tentunya akan mempengaruhi terhadap besarnya jumlah zakat yang akan dibayarkan. Jika pendapatan ekonomi keluarga meningkat maka besarnya zakat yang dibayarkan pun meningkat, begitupun sebaliknya jika pendapatan ekonomi keluarga menurun maka besarnya zakat yang dibayarkan juga akan mengalami penurunan. Perumusan Masalah Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam zakat berhubungan dengan besarnya kesenjangan antara potensi zakat dan zakat yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Oleh karena itu perlu diidentifikasi, faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi adanya kesenjangan yang cukup besar itu. Di tatanan keluarga, dengan bertambahnya kelas menengah di Indonesia, maka dari sisi pendapatan, terdapat potensi kenaikan jumlah pembayaran zakat dari sisi pendapatan. Akan tetapi terdapat faktor lain yang menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang zakat serta manajemen keuangan yang diterapkan oleh keluarga juga akan berpengaruh terhadap pembayaran zakat yang dilakukan keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi total pengumpulan zakat dari masyarakat. Dalam tatanan keluarga, beberapa hal dapat diteliti sebagai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembayaran zakat. Selain faktor pendapatan, beberapa faktor lain dapat berpengaruh pada besarnya zakat yang dibayarkan oleh keluarga, yaitu :
573
Proceeding Research Day 2013
1. Surplus pendapatan keluarga. Surplus pendapatan adalah selisih antara pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki oleh keluarga. Keluarga yang memiliki surplus pendapatan yang cukup besar diasumsikan dapat memenuhi keperluannya dengan baik dan dengan demikian lebih terdorong baik secara motivasi maupun finansial untuk membayar zakat. 2. Pemahaman mengenai aturan dan ketentuan zakat. Masih belum meratanya pemahaman tentang jenis – jenis zakat, apa saja yang menjadi obyek zakat, nishab , haul, dapat berkontribusi pada kurang optimalnya keluarga dalam melakukan zakat. 3. Pencatataan keuangan keluarga. Zakat yang dibayarkan oleh keluarga mempunyai syarat, ukuran dan jenis. Oleh karena itu, pencatatan mempunyai peran yang penting bagi pembayaran zakat yang optimal. Keluarga yang melakukan pencatatan keuangan yang lebih baik, dapat melakukan pembayaran zakatnya dengan lebih baik. 4. Perencanaan waktu pengelolaan keuangan keluarga. Zakat sebaiknya dilakukan secara rutin, teratur, dengan pencatatan yang rapi. Manajemen zakat yang baik dalam tatanan keluarga akan secara timbal balik mempengaruhi keuangan keluarga. Faktor – faktor diatas yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara pendapatan, surplus pendapatan, pemahaman mengenai aturan dan ketentuan zakat, pencatatan keuangan keluarga serta perencanaan waktu pengelolaan keuangan keluarga terhadap pembayaran zakat yang dilakukan, baik secara menyeluruh maupun parsial. Dengan menganalisis faktor-faktor tersebut serta hubungan yang terjadi dengan Pembayaran zakat sebagai variabel Dependen, maka fokus penelitian akan terjawab dengan hasil yang akan diperoleh berupa output analisis statistik untuk mengetahui faktor-faktor manakah yang akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya pembayaran zakat, serta apakah pengaruh yang diberikan dilakukan secara parsial atau bersama-sama (simultan) terhadap besarnya pembayaran zakat. Atas dasar pemikiran yang melatar belakangi dari hasil penelitian dan teori tersebut maka penulis mengajukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Pendapatan, Pemahaman Tentang Zakat dan Manajemen Keuangan Keluarga Terhadap Pembayaran Zakat Profesi. Penelitian dilakukan di wilayah Jabodetabek dan di kalangan keluarga muslim golongan ekonomi menengah.
574
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
Tinjauan Pustaka Menurut Wahbah ( 2005,83) Definisi zakat adalah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab ( batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimannya (mustahiqq)-nya. Dalam mazhab Hanafi zakat adalah menjadikan sebagian harta yang khusus dari sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari’at karena Allah SWT. Menurut Hafidhuddin (2007,108) Zakat juga mempunyai beberapa arti yaitu al-barakatu’ keberkahan’, an-nama’ pertumbuhan dan perkembangan’, ath-thaharatu’ kesucian’, dan ash-shalahu ‘ keberesan’. Sedangkan secara terminologi (istilah) bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Dari makna harfiah maupun terminologi dapat ditarik suatu benang merah. Terdapat hubungan erat antara dua pengertian tersebut yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik. Penghasilan yang diperoleh seorang Konsumen Muslim tidak dihabiskan untuk dirinya sendiri dan keluarga, tetapi disisihkan untuk orang lain, yang disebut penyaluran sosial, dalam Islam sendiri tidak ada keharusan bagi orang yang berpendapatan pas-pasan untuk mengeluarkan konsumsi sosial, tetapi tidak ada alasan bagi yang pendapatan lebih banyak untuk mengeluarkan konsumsi sosial tersebut. Alur penggunaan pendapatan seorang konsumen Muslim digambarkan dalam konfigurasi berikut :
575
Proceeding Research Day 2013
Gambar 2.3 Penggunaan Pendapatan Konsumen Muslim Sumber : Muflih, Muhammad. 2004. Perilaku Konsumen DalamPerspektif Ilmu Ekonomi Islam Penggunaan Pendapatan
Sosial
Fakir Miskin & Pendayagunaan Konsumtif dan Produktif
Individual
Pasar & Pengusaha/Produsen
Menurut Muflih (2006) Penghasilan dengan cara halal akan digunakan untuk menutupi kebutuhan harian seorang konsumen muslim. Pada sisi pemenuhan kebutuhan individual dan keluarga, secara langsung menguntungkan pasar mulai dari produsen hingga pedagang dengan memperjual belikan komoditi barang dan jasa. Saluran penyeimbang dari saluran kebutuhan individual disebut dengan saluran sosial, saluran ini hanya ada dalam ekonomi Islam. Alquran berulang kali mengajarkan umat Islam agar menyalurkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat, sedekah, dan Infaq. Aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh muslim, baik sebagai konsumen maupun produsen, harus mengikuti aturan dan norma Islam, yaitu : 1. Bebas dari bunga ( riba ) 2. Bebas dari kegiatan spekulatif dan non-produktif ( maysir ) 3. Bebas dari hal – hal yang tidak jelas dan meragukan ( gharar ) 4. Bebas dari hal – hal yang rusak atau tidak sah ( bathil ) 5. Hanya mengkonsumsi, memproduksi, membiayai kegiatan usaha yang halal.
576
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan diwilayah Jabodetabek, yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan Bulan November 2012. Populasi dan Sampel Populasi yang dipilih untuk penelitian adalah keluarga golongan menengah keatas yang tinggal diwilayah Jabodetabek berdasarkan kriteria Pendapatan kotor selama satu tahun. Kriteria pendapatan yang diperoleh selama satu tahun untuk keluarga muslim golongan menengah adalah Rp 100 Juta – 200 juta / tahun, sedangkan untuk keluarga golongan keatas adalah Rp. 200.000 Juta – Rp. 400 Juta/ tahun. Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 96 responden keluarga.
Sampling Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling, dimana tidak setiap anggota populasi memiliki probabilitas yang sama, hal ini terjadi karena sampel diambil dengan pertimbangan khusus atau susunan sampling yang sistematis”(Suharyadi dkk, 2004). Metode Penelitian Metode Penelitian yang dilakukan adalah Metode Penelitian Eksplanatif yang menjelaskan variabel Dependent jumlah pembayaran zakat dari variabel independent Golongan Keluarga Muslim Menengah Ke atas, Surplus Pendapatan per tahun, Pemahaman Terhadap Zakat, dan Pencatatan Keuangan Keluarga. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan instrumen penelitian dapat mengukur suatu data dan mengetahui nilai koefisien korelasi setiap butir pertanyaan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2007).
r
Hitung
NXY - X Y
NX
2
- X NY 2 - Y 2
2
………………...........................2) 577
Proceeding Research Day 2013
Kemudian dihitung juga indeks korelasi item butir pertanyaan dengan menggunakan rumus uji t : r n - 2 t hitung 1 - r 2 Uji Reliabilitas Selanjutnya setelah uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah jawaban responden terhadap pertannyaan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. “Uji Reliabilitas data dicari dengan menggunakan rumus Spearman Brown, dengan rumus” (Siregar, Marni 2008).
r11
2rb 1 rb
Analisis Regresi Logistik Multinomial Untuk menggambarkan hubungan beberapa variabel prediktor (penjelas) dengan variabel respon (dependen) yang berskala nominal dengan lebih dari dua kategori, maka pada penelitian ini, penulis menggunakan model analisis regresi logistik Multinomial. Uji Serentak Pengujian kelayakan model dilakukan untuk meyakinkan bahwa terdapat keterkaitan antara variabel penjelas dalam model dengan variabel responnya. Pengujian pengujian kelayakan dilakukan dengan menggunakan statistik uji-G melalui uji hipotesis : H0 : semua βk =0 H1 : minimal ada satu βk ≠ 0 ; j=1,2,…,p Rumus untuk uji-G adalah : Likelihood tanpa variabel penjelas G 2 ln Likelihood dengan var iabel penjelas Uji Parsial Pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel penjelas mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap variabel respon. Pengujian dilakukan dengan Uji Wald yaitu : 2 SE
578
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
Pengklasifikasian Model Pengklasifikasian model disajikan dengan tabel klasifikasi (classification table) yang disajikan dalam bentuk baris untuk nilai data yang diamati dan kolom untuk nilai data yang diprediksi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Uji Serentak Tahap Satu
Likelihood Ratio Tests Model Keseluruhan Per variabel 1. Pendapatan 2. Surplus 3. Pemahaman 4. Pembukuan 5. Rencana 6. Waktu
Chi-kuadrat 22.656
df 4
Sig .000
Keterangan Signifikan
90.104 4.681 5.085 3.007 2.941 2.529
4 4 4 4 4 4
.000 .322 .279 .557 .568 .639
Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Chi-Kuadrat 92.837
df 4
Sig .000
Keterangan Signifikan
105.822
4
.000
Signifikan
Hasil Uji Serentak Tahap Dua
Likelihood Ratio Tests Model Keseluruhan Pervariabel Pendapatan
Terlihat bahwa model keseluruhan dengan model variabel pendapatan signifikan, karena nilai sig < 0.05, sehingga pengujian bisa dilanjutkan dengan uji parsial. Uji Parsial Uji parsial adalah uji untuk mencari koefisien regresi logistik multinomial, yang akan digunakan dalam persamaan model dan mengestimasi parameter. Uji parsial selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :
579
Proceeding Research Day 2013
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Tahap Akhir Variabel
St
B
Intercept Pendapatan Intercept 2,5 Jt – 5 Jt Pendapatan Intercept 5 Jt – 7,5 Jt Pendapatan Intercept 7,5 Jt – 10 Jt Pendapatan >10 Jt sebagai kelompok acuan < 2,5 Juta
10.811 -4.997 6.356 -1.883 4.582 -1.453 3.377 -1.135
1. 0. 1. 0. 1. 0. 1. 0.
Wald
df
Sig
37.896 30.410 19.703 22.228 9.928 13.954 5.083 8.849
1 1 1 1 1 1 1 1
0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.000 0.024 0.003
EXP(B) 0.007 0.152 0.234 0.321
Dengan melihat persamaan dan keseluruhan uji perhitungan diatas yang datanya disajikan dalam tabel, maka dapat diketahui bahwa variabel independen yang berpengaruh terhadap pembayaran zakat adalah variabel pendapatan karena nilai signifikansinya ( sig ) < 0.05. Untuk lebih jelasnya dengan melihat nilai EXP ( B ), dimana pada pembayaran zakat 7,5 Jt – 10 Jt mempunyai nilai EXP ( B ) paling tinggi yaitu 0,321. Sedangkan pada pembayaran zakat < 2.5 Jt, mempunyai nilai EXP ( B ) terendah yaitu 0.007. Pengertian dari semua itu adalah bahwa variabel pendapatan yang mempunyai pengaruh tertinggi terhadap pembayaran zakat terdapat pada kisaran pembayaran 7,5 Jt –10 Jt, sedangkan pengaruh terendah dalam terhadap pembayaran zakat terdapat pada kisaran < 2,5 Jt. Pengklasifikasian Model Penjelasan mengenai persentase antara variabel yang teramati dengan variabel yang terprediksi, dinyatakan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7 Klasifikasi Variabel teramati dan terprediksi Observed
Predicted 1
2
3
4
5
Percent Correct
1
23
1
0
0
0
95.80%
2
4
19
0
0
2
76.00%
3
1
9
0
0
2
0.00%
4
0
7
0
0
2
0.00%
5
2
1
0
0
23
88.50%
31.30%
38.50%
0.00%
0.00%
30.20%
67.70%
Overall Percentage
Dari data yang disajikan, terlihat bahwa nilai persentase keseluruhan (overall percentage) yaitu 67,7 %, ini menunjukkan bahwa model yang diprediksi cukup baik. 580
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
Analisa Deskriptif Pembayaran Zakat Dari 96 responden ini dapat dikonfirmasikan bahwa pembayaran zakat sudah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh keluarga muslim. 96 responden adalah keluarga yang mampu membayar zakat, merupakan muzakki dan merupakan keluarga dengan kelas ekonomi menengah keatas. Dapat dikatakan merupakan keluarga adekuat. 96 keluarga ini melakukan pembayaran zakat dengan caranya masing – masing, baik disalurkan sendiri maupun disalurkan ke lembaga amil zakat, dilakukan secara teratur ataupun periodik. Kesadaran untuk membayar zakat sudah ada di 96 responden ini. Jumlah pembayaran zakat yang dominan dari hasil pertanyaan ini adalah untuk pembayaran diatas Rp. 10 juta. Apabila hal ini dihubungkan dengan penghasilan dan diasumsikan bahwa zakat yang diterapkan adalah zakat profesi sebesar 2.5% dan zakat penggunakan pendekatan pendapatan kotor, maka setidaknya penghasilan dari keluarga yang bersangkutan kurang lebih adalah Rp. 400 juta / tahun. Hal ini akan diuji pada pertanyaan berikutnya dari angket, yaitu yang bersangkutan dengan pendapatan kotor dari keluarga tersebut. Pendapatan Kotor Persentase tertinggi untuk pendapatan kotor selama setahun ditempati oleh yang berpendapatan kotor < Rp. 100 juta dengan jumlah 30 responden atau Persentasenya sebesar 31.3 %. Secara umum, dari hasil responden ini menunjukkan bahwa responden adalah berpenghasilan, muzakki pembayar zakat di kelas ekonomi menengah. Kisaran kelas menengah yang disajikan dalam pertanyaan ini adalah kelas menengah sampai kelas menengah atas, dengan kisaran penghasilan kotor yang bersesuaian. Apabila dihubungkan dengan jumlah pembayaran zakat yang dominan dilakukan adalah yang berada di kisaran > dari Rp. 10 juta, maka terdapat ketidaksesuaian antara jumlah zakat yang dibayarkan dan rentang penghasilan dominan dari responden, dengan mengingat bahwa zakat yang dimaksudkan disini adalah zakat profesi dengan tarif 2.5% dari penghasilan kotor, ataupun dari penghasilan bersih setelah dikurangi dengan keperluan – keperluan prioritas.
581
Proceeding Research Day 2013
Selisih Pendapatan dan Pengeluaran (Surplus)
Surplus keuangan juga merupakan salah satu indikator termudah dari kesehatan keuangan keluarga. Keluarga bisa memenuhi kebutuhannya dengan penghasilan yang dimiliki. Keluarga yang defisit keuangannya akan membuka peluang untuk menutupi kebutuhannya dengan sumber nonpenghasilan, misalnya hutang. Hutang yang tidak dijaga pada tingkatan yang sehat yaitu maksimal 30% dari total penghasilan akan berpotensi berakibat negatif pada keuangan. Dari 96 responden, 59 Responden yang mempunyai selisih pendapatan atas pengeluaran sangat kecil atau Persentasenya sebesar 61.5 %,. Pertanyaan tentang surplus pendapatan ini menggunakan catatan tepi bahwa yang disebut mempunyai surplus penghasilan besar adalah surplus sebesar paling tidak 10%. Dan dari hasil jawaban, sebagian besar responden menjawab tidak mempunya surplus pendapatan yang besar. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas responden, tidak memiliki surplus penghasilan melebihi 10% dari pendapatannya. Tidak adanya surplus pendapatan yang besar ini merupakan fenomena yang umum terjadi dalam masyarakat, terutama pada kelas menengah keatas. Pada saat kelas menengah memperoleh peningkatan penghasilan, maka pada umumnya yang naik pertama kali adalah bukan dari sisi investasi ataupun untuk tujuan – tujuan keuangan jangka panjang, akan tetapi adalah pengeluaran yang bersifat konsumtif. Pencatatan Pengelolaan Keuangan Keluarga 59,4 % atau 57 responden menjawab tidak melakukan pencatatan keuangan keluarga, sedangkan 40,6% atau 39 responden melakukan pencatatan keuangan keluarga. Pencatatan keuangan dimasukkan sebagai salah satu faktor yang diuji pengaruhnya terhadap pembayaran zakat profesi bagi keluarga menengah atas di Jabodetabek yang menjadi fokus penelitian. Dari hasil jawaban responden dimana sebagian besar responden tidak memiliki catatan keuangan, dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, hal ini mungkin berkontribusi pada pendekatan pembayaran zakat yang dipilih oleh responden yaitu dari pendapatan kotor. Kedua, kecenderungan responden untuk tidak memiliki surplus pendapatan yang besar. Ketiga, ketidakkonsistenan antara kelompok pembayar zakat >Rp. 10 juta dengan kisaran pendapatan yang dominan dari responden yaitu < Rp. 100 jt. Keempat, besar kemungkinannya bahwa pembayaran zakat dilakukan tidak mencakup semua pendapatan yang memang didapatkan oleh keluarga karena tidak adanya pencatatan membuka peluang tidak 582
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
akuratnya pembayaran zakat yang dilakukan. Kelima, di sisi lain, apabila responden memiliki kesadaran beragama yang tinggi, yang untuk penelitian ini memang tidak dimasukkan dalam faktor yang diuji, maka ketiadaan catatan biasanya akan dikompensasikan dengan membayarkan zakat diatas dari jumlah yang seharusnya. Keenam, karena tiadanya pencatatan, maka responden cenderung untuk mengambil pendekatan “aman”, yaitu langsung mengurangkan zakat dari pendapatan kotornya. Perencanaan Keuangan Keluarga Jumlah responden yang tidak melakukan perencanaan keuangan adalah 38 keluarga atau 39,6 %, sedangkan jumlah responden yang melakukan perencanaan keuangan keluarga adalah 58 keluarga atau 60,4 %. Kenyataan bahwa sebagian besar responden yang membayar zakat melakukan sebentuk perencanaan keuangan, mungkin mengindikasikan adanya hubungan antara akurasi pembayaran zakat dengan perencanaan keuangan yang dilakukan. Dalam tingakatan yang paling minimal, rencana keuangan yang dilakukan, boleh jadi adalah untuk mengingatkan keluarga agar tidak terlewat membayar zakat. Waktu Perencanaan Keuangan Secara umum data menunjukkan bahwa jumlah responden keluarga yang melakukan perencanaan waktu pengelolaan keuangan keluarga lebih banyak, yaitu 62 responden ( 64.6% ), dengan rentang waktu antara 1,3,6 dan 12 bulan. Hasil responden ini menarik untuk disimak, bahwa secara total responden yang memilih untuk melakukan perencanaan keuangan lebih besar daripada keluarga yang memilih untuk tidak melakukan perencanaan keuangan. Perencanaan yang dilakukan sebagian besar responden juga adalah perencanaan keuangan yang berjangka lebih dari 3 bulan, menandakan bahwa ada sebentuk perencanaan keuangan yang dilakukan di keluarga–keluarga tersebut. Maka, walaupun tidak ada pencatatan yang efektif yang dilakukan, keluarga membuat sebentuk rencana, mungkin secara garis besar saja, untuk rencana keuangannya.
583
Proceeding Research Day 2013
Kesimpulan Setelah melakukan perhitungan dan pengujian dalam pembasan mengenai penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : Terdapat pengaruh yang kuat antara pendapatan dengan jumlah pembayaran zakat yang dilakukan oleh keluarga muslim menengah atas di Jabodetabek berdasarkan penelitian yang dilakukan. Surplus pendapatan, pemahaman tentang zakat, pencatatan keuangan, perencanaan keuangan, serta jangka waktu perencanaan keuangan secara statistik tidak menunjukkan pengaruh yang kuat. Variabel independen Pendapatan ternyata berpengaruh terhadap Variabel pembayaran zakat, karena dari hasil uji yang dilakukan, nilai ujinya signifikan. Sedangkan variabel lain seperti Surplus, Pemahaman, pembukuan, Rencana, Waktu , secara statistik, pengaruhnya tidak signifikan terhadap variabel Pembayaran Zakat. Secara keseluruhan, walaupun faktor surplus pendapatan, pemahaman zakat, pencatatan keuangan, perencanaan keuangan serta jangka waktu perencanaan keaungan mempunyai pengaruh yang sangat lemah menurut statistik terhadap jumlah pembayaran zakat dibandingkan dengan faktor pendapatan, akan tetapi secara eksplanatif dapat dijelaskan hubungan – hubungan diantara faktor tersebut yang saling mempengaruhi. Berdasarkan nilai EXP (B), variabel pendapatan yang mempunyai pengaruh tertinggi terhadap pembayaran zakat terdapat pada kisaran pembayaran 7,5 Jt – 10 Jt, sedangkan pengaruh terendah dalam terhadap pembayaran zakat terdapat pada kisaran < 2,5 Jt. Rekomendasi Saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan ini menyangkut beberapa hal yaitu : Penggunaan variabel-variabel lain yang dianggap merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah pendapatan zakat. Menambah jumlah sampel penelitian sehingga tingkat keakuratan hasil penelitian lebih tinggi dan menghasilkan lebih dari satu faktor yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya jumlah pendapatan zakat. *****
584
Elsa Febiola Aryanti
Pengaruh Pendapatan, Pemahaman tentang Zakat, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Pembayaran Zakat Profesi
Daftar Pustaka Al-Zuhayly, Wahbah. 2005. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung : PT Remaja RosdaKarya. Anonim. 2011. Zakat Fitrah dan Zakat Mal dalam http://motivasinet.files.wordpress.com/2011/05/3-zakat-fitrah-dan-zakatmal.pdf. diakses 4 September 2012. Anonim,. 2010. BMH Balikpapan dalam www. bmhkaltim.or.id/zakat%20profesi.pdf. Diakses 7 September 2012. Aryanti, F. 2013. Belajar Cashflow Untuk Keuangan Pribadi. Jakarta : Medidu Atamimi. 2008. Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Zakat di Kota Palu .Jurnal Hunafa Vol. 5, No.3, Desember 2008:357-378 (hunafa.stain-palu.ac.id/wp-
content/uploads/.../7-Faisal-Attamimi.pdf), di akses l5agustus2012).
Anonim. http://riduan-ramali.blogspot.com. diakses 1 Oktober 2012. Anonim.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_0705857_chapter2.pdf. Bathsul Masail. 2010. Pemahaman Umat Tentang Zakat Rendah. NU ONLINE. (www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,pdf-ids,1-id,23714-lang,id-c,war.diakses
5Agustus 2012).
Budi Prayitno. 2008. Optimalisasi Pengelolaan Zakat. Pada Badan Amil Zakat Daerah. UNDIP Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/16855/ Diakses 4 September 2012). Daud.2012. Konsep Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Dalam Masyarakat Islam. Palembang : Kemenag Balai Diklat Keagamaan dalam www. sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/KONSEPZAKAT.pdf diakses 4 September 2012. Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004). Terjemahan: Suparyanto,. Konsep Dasar Status Ekonomi. dalam (http://drsuparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html), diakses 1 Oktober 2012. Hafiduddhin, Didin. 2007. Agar Harta Berkah & Bertambah. Jakarta : Gema Insani. Hidayat. 2007 dalam Siregar, Marni 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara. USU. IZDR.. 2011. Kinerja Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Masaya. 2005. Terjemahan Ika, S, Adriani. Personality Traits sebagai Penentu Perencanaan Keuangan Keluarga (Suatu Kajian Pustaka) Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 11 No. 2, Agustus 2011. M.Th.Handayani, Ni Wayan Putu Artini. Piramida.Volume V No. 1 Juli 2009 dalam . http://ejournal.unud.ac.id. diakses 4 September 2012. Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. MUI. 2003. Zakat Penghasilan dalam http://images.muqorrobin.multiply.multiplycontent.com. Diakses 7
September 2012.
PKPU.
Panduan
Zakat
Praktis
dalam
www.pkpu.or.id/files/panduan.zakat.praktis.pkpu.pdf diakses 4 September
2012. Rhodiyah. Manajemen Keuangan Keluarga Guna Menuju Keluarga Sejahtera. Fisip Undip. 585
Proceeding Research Day 2013
(ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/download/3202/2875manajeme
n keluarga), (diakses 5agustus2012).
Siregar, Marni 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara. USU. Soetjiningsih, 2004 dalam Suparyanto, Konsep Dasar Status Ekonomi. dalam http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-statusekonomi.html,diakses 1 oktober 2012. Sudewo, E. 2004. Manajemen Zakat. Jakarta : Institut Manajemen Zakat. Sulchantifa. P, Ancas. 2006. Pelaksanaan pengelolaan zakat menurut undangundang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di BAZ kota Semarang) dalam (eprints.undip.ac.id/16416/1/ANCAS_SULCHANTIFA_PRIBAD),diakses 5
Agustus2012.
Suharyadi, Purwanto S.K. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat. Umar, Husein. 2003. (2003). Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia. Utomo, S. Budi. Reaktualisasi Fikih Zakat, Infaq dan SedekahMenuju Tatakelola yang Efektif dalam http://marhamahsaleh.files.wordpress.com/2009/09/reaktualisasi_fikihzakat.pdf. diakses 4 September 2012. Uyanto, S. Stanislaus. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu. W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo. VitriyanEspa dalam Http://Elibrary.Ub.Ac.Id/Bitstream/123456789/32762/2/Konstruksi-BentukAkuntansi-Keluarga-(Pendekatan-Hipnometodologi).Pdf diakses 4 September 2012.
586