PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Muhammad Haikal1, Nurul Huda1, Kasman Karimi1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Univeritas Bung Hatta
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract Overview of the local revenue, Of General Allocation Funds and Expenditure in the Lima Puluh Kota Regency seen from year 2002-2012 are likely to fluctuate. The purpose of this study was to analyze the effect of local revenue and Of General Allocation Funds to Regional Expenditure in Lima Puluh Kota Regency. Region expenditure is all local treasurer expenses that reduce current equity funds in the corresponding period of the fiscal year that will not be recovered by the government payment. To see the effect of independent variables on the dependent variable used multiple linear regression analysis previously performed testing and classical assumptions. The test results show that the classical assumption of normal distribution of data, there are no multicollinearity and free from heteroscedasticity. For the results of hypothesis testing showed that the local revenue does not significantly influence expenditure area because of t-test smaller than t-table is 0.714 < 2.30 and Of General Allocation Funds significant effect on Regional Expenditure for t-count is greater than t-table is 6.020 > 2.30. F test showed that jointly independent variables affect the dependent variable with a value of 83.146 > 4.458, R2 test results showed that 95.4 percent of variation in the dependent variable fluctuations can be explained by the independent variable and the remaining 4.6 percent is explained by variables outside R models and test the strength of the relationship indicates that the local revenue, Of General Allocation Funds and Expenditure is strong because its value is almost close to 1. Based on the results of the study authors provide suggestions for Lima Puluh Kota Regency, that the Lima Puluh Kota Regency government should further improve the revenue that is not too dependent to the central government and should be more efficient in allocating budgets Regional Expenditure. Key Words: Local Revenue, General Allocation Funds, Regional Expenditure
sejalan dengan dikeluarkannya UU No. 22
PENDAHULUAN Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat
provinsi
maupun
tingkat
Kabupaten dan Kota memasuki era baru
Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangan
kebijakan
ini
diperbaharui
dengan
belanjanya. Selama ini belanja daerah lebih
dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004.
banyak digunakan untuk belanja rutin yang
Kedua UU ini mengatur tentang Pemerintah
relatif
Daerah Dan Perimbangan Keuangan Antara
pemanfaatan belanja daerah hendaknya
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.
dialokasikan untuk hal-hal yang produktif,
Kebijakan ini merupakan tantangan dan
misal
peluang bagi Pemerintah Daerah (pemda)
pembangunan
dikarenakan Pemda memiliki kewenangan
layanan publik.
kurang
untuk
produktif.
Akan
melakukan dan
tetapi
aktivitas
program-program
lebih besar untuk mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien
Gambaran mengenai Pendapatan Asli
dengan sesedikit mungkin campur tangan
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
pemerintah pusat.
2002 – 2012 , bahwa pendapatan asli daerah
Pemerintah daerah mempunyai hak
(PAD) di Kabupaten Lima Puluh Kota
untuk
berfluktuasi dari tahun ke tahunnya, hal ini
keuangan
terlihat bahwa pada tahun 2003 terjadi
yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan
peningkatan sebesar 55,84%, sedangkan
dan aspirasi masyarakat yang berkembang
pada Tahun 2004 terjadi penuruan sebesar
di daerah, Selain itu UU juga memberikan
20,72%. Sedangkan pada Tahun 2006
penegasan
memiliki
terjadi peningkatan yang cukup signifikan
kewenangan untuk menentukan alokasi
yaitu sebesar 43,90%, diikuti dengan
sumber daya ke dalam belanja daerah
peningkatan pada Tahun 2007 sebesar
dengan
kepatutan,
5,06%. Begitu juga dengan tahun-tahun
kebutuhan dan kemampuan daerah. Alokasi
berikutnya pendapatan asli daerah pada
belanja
pada
Kabupaten Lima Puluh Kota selalu terjadi
dan
peningkatan dan penurunan, namun sejak
kelancaran
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dan
kewenangan
menggunakan
yang
luas
sumber-sumber
bahwa
menganut
daerah
ini
daerah
asas
didasarkan
kebutuhan
daerah
akan
prasarana,
baik
untuk
sarana
pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Oleh karena itu, dalam
upaya
pelayanan seharusnya
gambaran
mengenai
Dana Alokasi Umum di Kabupaten Lima
daerah
Puluh Kota Tahun 2002 – 2012, bahwa
komposisi
Dana Alokasi Umum (DAU) di Kabupaten
pemerintah
mengubah
Selanjutnya
kualitas
meningkatkan
publik,
terjadi peningkatan pertumbuhan PAD.
Lima Puluh Kota berfluktuasi dari tahun ke
penelitian lebih jauh tentang Pendapatan
tahunnya, hal ini terlihat bahwa pada Tahun
Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum
2004 terjadi peningkatan sebesar 4,39%.
Kabupaten Lima Puluh Kota terutama
Sedangkan pada Tahun 2005, 2006 dan
pengaruhnya terhadap Belanja Daerah dan
2007 terjadi peningkatan masing-masing
bermaksud untuk menuangkan kedalam
sebesar 6,36%,42,55%, dan 9,45%. Begitu
skripsi
juga dengan tahun-tahun berikutnya Dana
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Alokasi Umum pada Kabupaten Lima
Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap
Puluh Kota selalu terjadi peningkatan
Belanja Daerah di Kabupaten Lima
sampai dengan tahun 2012.
Puluh Kota”.
yang
berjudul
“Pengaruh,
. Gambaran mengenai Belanja Daerah
Kerangka Konseptual
di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2002
Berdasarkan kerangka konseptual di
– 2012 , terlihat bahwa Belanja Daerah di
atas, maka hubungan antar variabel dalam
Kabupaten Lima Puluh Kota berfluktuasi
penelitian ini dapat digambarkan sebagai
dari tahun ke tahunnya, hal ini terlihat
berikut :
bahwa pada tahun 2003 terjadi peningkatan sebesar 30,88%, pada Tahun 2004 juga terjadi
peningkatan
Sedangkan
pada
sebesar
Tahun
2005
Pendapatan Asli Daerah (PAD) X1
16,52%. terjadi
penurunan yaitu sebesar 16,62%, diikuti
Belanja Daerah Y Dana Alokasi Umum (DAU) X2
dengan peningkatan pada Tahun 2006 dan 2007 sebesar 31,54% dan 26,78%. Begitu juga dengan tahun-tahun berikut ini belanja daerah pada Kabupaten Lima Puluh Kota selalu terjadi peningkatan dan penurunan, namun sejak tahun 2010 sampai dengan tahun
2012
terjadi
peningkatan
pertumbuhan Belanja Daerah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik
untuk
mengadakan
Hipotesis Penelitian Berdasarkan
kajian
teori
dan
penelitian terdahulu, maka hipotesis yang akan diambil adalah : 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan asli daerah dengan belanja daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota.
2. Diduga terdapat pengaruh yang
Dari analisis regresi linier berganda
signifikan antara dana alokasi umum
maka akan diproleh koefisien regresi linier
dengan belanja daerahdi Kabupaten
dari
Lima Puluh Kota.
menguji setiap koefisien yaitu dengan
masing
pengujian
masing
Koefisien
variabel.
Determinasi
Untuk (R2),
METODOLOGI PENELITIAN
Regresi secara Individual (t-test) dan secara
Teknik Analisa Data
bersama (F-test)
Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis
variabel independen
.Metode Pengujian Asumsi Klasik
dengan satu variabel dependen, yaitu :
Uji Normalitas
Model Regresi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan normal. Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan menggunakan Kolmogrov-Smiirvov (K-S). Dasar pengambilan keputusannya, jika nilai porbabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal. (Setyadharma, Andrian,. 2010).
Y= α + b1X1+ b2X2+e........................(1)
Dimana : Y
= Belanja Daerah
a
= Konstant
X1
= Pendapatan Asli Daerah (PAD)
X2
= Dana Alokasi Umum (DAU)
b1,b2,
= Koofesien regresi X1 dan X2
e
= Kesalahan Pengganda (error)
Dengan pengolahan data, maka persamaan di atas diubah dalam bentuk persamaan
Uji Multikolinearitas
linear kedalam bentuk logaritma sebagai berikut:
Satu
dari
asumsi
model
regresi linear klasik adalah bahwa
Log Y = a + b1 LogX1 + b2 LogX2 + e.......(2)
Dimana :
tidak
terdapat
multikolinearitas
diantara variable yang menjelaskan
Log Y
= Belanja Daerah
a
= Konstant
Log X1
= Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Log X2
= Dana Alokasi Umum (DAU)
dapat
b1,b2,
= Koofesien regresi X1 dan X2
multikolinearitas
e
= Kesalahan Pengganda (error)
sempurna.(Gujarati, 1998)
yang termasuk dalam model. Tidak mungkin koefisien regresi berganda ditaksir
akibat
terjadinya
Uji Heteroskedastisitas
variabel independen seara bersama
Menurut
sama dalam menerangkan variabel
Setyadharma,
dependent.
(2010)memperkenalkan salah satu uji
heteroskedastisitas
yaitu
uji
Glejser. Uji Glejser secara umum
3. Koofisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (adjusted R-
dinotasikan sebagai berikut: │e│= b1 + b2X2 + V
square)
Dimana :
variabel-variabel
menunjukkan
besarnya
independen
variasi dalam
dari
mempengaruhi variabel dependen. Nilai R2
residual yang dihasilkan dari
semakin besar berarti semakin besar variasi
regresi model.
variabel dependen yang dapat dijelaskan
X2 = Variabel penjelas
oleh variasi variabel-variabel independen.
│e│=
Nilai
Absolut
Bila variabel penjelas secara statistik
Sedangkan semakin kecil nilai R² berarti
signifikan mempengaruhi residual
semakin kecil variasi variabel dependen
maka dapat dipastikan model ini
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-
memiliki
variabel independen. Informasi yang dapat
masalah
diperoleh dari koefisien determinasi R²
heteroskedastisitas.
adalah untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam menjelaskan
Uji Hipotesis
variabel-variabel
1. Uji Statistik t Uji
statistik
menunjukkan
t
pada
dasarnya
seberapa
jauh
pengaruh satu variabel independen secara menerangkan
individual variasi
dalam variabel
dependen (Ghozali:2011:98). 2. Uji Statistik F
(Ghozali:2011:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 sebesar 1 berarti
suatu
menunjukan seberpa jauh pengaruh
kecocokan
sempurna,
sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Rumus koefisien determinasi
adalah
(Ghozali:2011:98) Uji statistik f pada dasarnya untuk
dependen
sebagai
berikut:
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA Analisis Regresi
One -Sample Kol mogorov-Sm irnov Test
Hasil uji estimasi persamaan regresi penelitian ini adalah :
N Normal Parametersa,b
Y = α +b1X1 + b2X2+ e Log Y = α +b1 Log X1 + b2 Log X2+ e Log Y = 1,094+ 0,128Log X1 + 0,992Log X2 + e T - hitung= (0,714) (6,020) F - hitung = 83,146 R2 = 0,954 R = 0,977
Mos t Extreme Differences
Mean Std. Deviat ion Abs olute Pos itive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Tes t distribution is Normal. b. Calc ulated from data.
Berdasarkan Dimana : α b1 b2 Y X1 X2 e
output
di
atas,
diketahui bahwa nilai Asymp.sig.(2-tailed) 0,903lebih besar dari alpha (0,05) sehingga
= Konstanta =Koefisien PAD = Koefisien DAU = Belanja Daerah = PAD =DAU = Variabel Pengganggu
dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Secara keseluruhan dari hasil estimasi dapat di lihat model tidak terdapat gejala
Coefficientsa
Model 1 (Constant) LogX1 LogX2
Uns tandardiz ed Residual 11 ,0000000 ,04925516 ,171 ,123 -,171 ,568 ,903
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1,094 ,994 ,128 ,180 ,992 ,165
Standardized Coefficients Beta ,105 ,885
multikolinearitas. . Hal ini dijelaskan t -1,100 ,714 6,020
Sig. ,303 ,495 ,000
dengan melihat nilai Variace Inflation Faktor (VIF) < 10
a. Dependent Variable: LogY
Coefficientsa
Hasil Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitis
Model 1 LogX1 LogX2
Zero-order ,868 ,976
Correlations Partial ,278 ,909
Part ,060 ,452
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,265 3,769 ,265 3,769
a. Dependent Variable: LogY
Dasar
pengambilan
keputusannya,
jika diuji nilai probilitas lebih besar dari
3. Uji Heteroskedastisitas
tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat Secara keseluruhan dari hasil estimasi
disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal.
dengan menggunakan uji glejser dapat di lihat
model
bebas
heteroskedastisitas.
Hal
dari ini
masalah dijelaskan
bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang
artinya variabel penjelas secara statistik
5% dan dengan t-hitung < t-tabel (0,714<
tidak signifikan mempengaruhi resedual.
2,30). dengan demikian H0 diterima, artinya
a
Coefficients
Model 1 (Constant) LogX1 LogX2
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta ,334 ,672 ,010 ,121 ,053 -,035 ,111 -,211
variabel
independent
Daerah
(X1)
Pendapatan
Asli
individu
yang
secara
dimasukkan kedalam persamaan regresi t
Sig. ,632 ,939 ,763
,497 ,079 -,312
a. Dependent Variable: abresid
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent Belanja Daerah (Y) pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Uji Hipotesis b. Pengaruh Dana Alokasi Umum (X2) 1. Uji-T
terhadap Belanja Daerah (Y)
a. Pengaruh pendapatan Asli Daerah (X2) terhadap Belanja Daerah (Y) Besarnya variabel
nilai
independent
elastisitas
Dana Alokasi Umum (X2) yang ditunjukan
untuk
Pendapatan
Asli
Daerah (X1) yang ditunjukan oleh nilai koefisien regresinya b1 adalah sebesar 0,128 yang
artinya
setiap
kenaikan
nilai
Pendapatan Asli Daerah (X1) sebesar 10 persen
dengan
asumsi
nilai
Nilai elastisitas variabel independent
variabel
independent yang lain tetap maka Belanja Daerah (Y) mengalami Kenaikan sebesar 1,28persen.
oleh
nilai
koefisien
b2
yang
diperoleh adalah sebesar 0,992 yang artinya setiap kenaikan dari nilai tambah Dana Alokasi Umum (X2) sebesar 10 persen dengan asumsi variabel independent yang lain tetap, maka Belanja Daerah (Y) mengalami kenaikan sebesar 9,92 persen. Dari analisa regresi diketahui t-hitung
= 6,020
Dimana: Alpha = 5%
Dari analisa regresi diketahui thitung = 0,714 Dimana : Alpha = 5% df = n-k-1 = 11-2-1
maka t-tabel
Hasil memperlihatkan
= 2,30
perhitungan
df
= n-k-1 = 11-2-1
df
=8
maka t-tabel
df = 8
Hasil
regresi
uji-t
memperlihatkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (X1) tidak signifikan pada Alpha =
= 2,36
perhitungan bahwa
Dana
uji-t Alokasi
Umum (X2) signifikan pada Alpha = 5% dengan t-hitung > t-tabel (6,020> 2,30) dengan demikian Ha diterima, artinya
variabel independen Dana Alokasi Umum
menunjukan bahwa 95,4 persen variasi naik
(X2) secara individu yang dimasukkan
turunnya Belanja Daerah (Y) dijelaskan
kedalam persamaan regresi
signifikan
oleh Pendapatan Asli Daerah (X1) Dana
mempengaruhi variabel dependent Belanja
Alokasi Umum (X2) dan selebihnya sebesar
Daerah (Y) pada tingkat kepercayaan 95
4,6 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar
persen.
model, sedangkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,977 menunjukan kuat lemahnya hubungan Pendapatan Asli Daerah (X1)
2. Uji -F Dilihat dari hasil estimasi, diketahui F-hitung
sebesar
83,146
maka
dapat
dijelaskan bahwa:
Dana Alokasi Umum (X2) dengan Belanja Daerah (Y) adalah kuat karena nilainya hampir mendekati 1.
Dimana Alpha = 5 %, df1 = k =2 df= n – k = 11 – 2 – 1 = 8 Maka F-tabel = Berdasarkan diperoleh
bahwa
Model Sum mary
4,458 perhitungan F-hitung
di >
atas
F-tabel
Model 1
(83,146> 4,458). Dengan demikian, Ha
R ,977 a
R S quare ,954
Adjusted R S quare ,943
a. Predictors: (Constant), LogX2, LogX1
diterima yang artinya bahwa variabel independen
yaitu
Pendapatan
Asli
Kesimpulan
Daerah(X1) dan Dana Alokasi Umum (X2)
Dari analisa yang telah penulis bahas
secara keseluruhan mempengaruhi besarnya
dalam skripsi ini, maka dapat ditarik
variabel dependent yaitu Belanja Daerah
beberapa kesimpulan yaitu :
(Y) dan secara statistik dapat dipercaya
df 2 8 10
yaitu
0,954yang
berarti
masing-masing variabel independen
ANOVAb Sum of Squares ,548 ,026 ,575
Koefisien determinasi (R2) cukup tinggi
pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Model 1 Regression Residual Total
1.
Mean Square ,274 ,003
F 83,146
Sig. ,000 a
Pendapatan Asli Daerah (X1) dan Dana Alokasi Umum (X2) dapat menerangkan variasi naik turunnya
a. Predictors: (Constant), LogX2, LogX1 b. Dependent Variable: LogY
variabel dependen Belanja Daerah
2
3. Uji R (koefisien determinasi) Dari hasil estimasi dapat di lihat nilai 2
koefisien determinasi (R ) sebesar 0,954
(Y) sebesar 95,4persen, sedangkan sisanya
sebesar
4,6
persen
diterangakan
2.
oleh
variabel
lain
diluar model.
terhadap variabel dependen yaitu Belanja
Nilai F-hitung dengan menggunakan
Daerah (Y). Maka penulis mempunyai
derajat
saran untuk Pemerintahan Kabupaten Lima
kepercayaan
dijelaskan
95
bahwa
persen variabel
independen yaitu Pendapatan Asli
1.
Pemerintahan
Kabupaten
Lima
Puluh Kota harus lebih meningkatan
Umum (X2) secara keseluruhan
Pendapatan Asli Daerah sehingga
signifikan mempengaruhi besarnya
nantinya tidak terlalu bergantung
variabel dependent yaitu Belanja
kepada pemerintahan pusat
dengan
nilai
yang
2.
Pemerintahan
Kabupaten
Lima
diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel
Puluh Kota harus lebih efisien
(83,146> 4,346). Dengan demikian,
dalam
Ha diterima.
Daerah
Pendapatan Asli Daerah (X1) secara statistik
4.
Puluh Kota yaitu :
Daerah (X1) dan Dana Alokasi
Daerah(Y)
3.
Alokasi Umum (X2) dan pengaruhnya
peneliti
selanjutnya,
Belanja
hasil
berpengaruh
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
signifikant terhadap Belanja Daerah
acuan yang memadai dalam menambah
(Y) dimana t-hitung lebih kecil dari
referensi
t-tabel (0,714< 2,306) pada tingkat
selanjutnya dan kalau bisa diharapkan dapat
kepercayaan 95 persen.
menambah variabel lain diluar model ini
Dana Alokasi Umum (X2) secara
untuk penelitian yang akan datang.
statistik
tidak
Bagi
pengalokasian
berpengaruh
atau bahan untuk penelitian
signifikant
terhadap Belanja Daerah (Y) dimana
DAFTARA PUSTAKA
t-hitung lebih besar dari t-tabel
Askam, Tuasikal. (2008). Pengaruh DAU, DAK, PAD dan PDRB Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi.
(6,020
>
2,306)pada
tingkat
kepercayaan 95%.
Saran Setelah
penulis
menganalisa
perkembangan nilai variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (X1), Dana
Berutu, Reza Monandar. (2009). Pengaruh APBD terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Dairi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
---------------- (2009). Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jakarta: Indeks.
Peraturan Pemerintah Kepmendagri Nomor 13/2006 dan revisinya Kepmendagri No. 59 Tahun 2007 Tentang Belanja Daerah.
Dwi
Kurniawan, Septiawan. (2010). Pengaruh Penerimaan Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Ponerogo. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. .
Handayani. (2009). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah (Analisis Flypaper Effect di Kabupaten Cianjur). Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia: Jakarta. Kesit, Bambang Prakosa. (2004). Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah. Jurnal Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Nugroho, Suratno Putro. (2010). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengelolaan anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Di Ponegoro: Semarang.
Permendagri Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009.
Todaro, Michael.(2006). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah