PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L)
JURNAL
OLEH
ROIS NASIBU 631 411 044
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL JURNAL
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L)
OLEH
ROIS NASIBU NIM : 631 411 044
Telah Diperiksa dan Memenuhi Syarat Untuk Diterima Oleh Komisi Pembimbing
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L) 1.2
Rois Nasibu, 2Yuniarti, dan 2Samsuddin 1
[email protected] 2 Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK
ROIS NASIBU. 631411044. PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L). Dibawah bimbingan Yuniarti Koniyo, sebagai Pembimbing I dan Syamsuddin, sebagai Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penambahan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) Pada Pakan Terhadap Gonado Somatik Indeks dan Fekunditas Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah induk ikan mas (Cyprinus carpio L) sebanyak 36 ekor dengan rata-rata berat awal 200 gram dan panjang 15 – 17 cm. Sebagai perlakuan digunakan adalah pemberian tepung biji papaya pada pakan komersil dengan dosis (A) 0 gram/induk (control), (B) 1 gram/induk, (C) 1,25 gram/induk dan (D) 1,50 gram/induk. Pemberian pakan 2 x sehari dengan berat 5% dari bobot biomasa. Pemeliharaan berlangsung selama 35 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa berat gonado somatik indeks (GSI) dan jumlah telur tertinggi ditunjukan pada perlakuan D berturut-turut sebesar 17,129 % dan 2113 butir, disusul perlakuan C berturut-turut sebesar 14,833 % dan 2076 butir, kemudian pada perlakuan B berturut-turut 14,166 % dan 1970 butir, dan terendah pada perlakuan A (kontrol) masing-masing sebesar 11,129 % dan 1776 butir. Hasil analisis sidik ragam berat gonad dengan memperoleh nilai f hitung 27,1795 lebih besar dari f tabel 7,59 dalam taraf 1%, dan jumlah telur induk ikan mas memperoleh nilai f hitung 16,99 lebih besar dari f tabel 7,59 dalam taraf 1 %, dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa pemberian dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Kata kunci
: Induk ikan mas, TKG, pakan, tepung biji papaya muda
1.2
Rois Nasibu, 2 Ir. Yuniarti Koniyo, MP.,2 Dr. Ir Syamsuddin, MP.
I. PENDAHULUAN Ikan mas sebagai ikan (Cyprinus carpio L) konsumsi merupakan salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Ikan mas banyak diminati konsumen karena rasa dagingnya yang enak dan gurih serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Permintaan konsumsi ikan mas dari tahun ke tahun cenderung meningkat terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya perikanan adalah ketersediaan benih yang berkualitas tinggi yang akan memacu perkembangan budidaya perikanan dengan cepat. Usaha pembenihan bertujuan untuk mensuplai benih bagi usaha budidaya perikanan pada setiap musimnya, meliputi : perbaikan kualitas genetik benih dan usaha penyediaan stok benih. Penyediaan stok benih ikan dilakukan melalui penyimpanan gamet diluar tubuh ikan. Untuk menigkatkan produksi telur yang lebih banyak perlu adanya pamanfaatan tumbuhan yang dapat memanipulasi hormonal pada ikan. Selain pemanfaatan tumbuhan alternatif dalam budidaya ikan mas perlu juga dicari teknik budidaya tepat guna sehingga diperoleh hasil yang maksimal, yaitu melalui penambahan tepung biji papaya muda. Penambahan tepung biji papaya muda bertujuan untuk merangsang proses pertumbuhan, perbaikan sel-sel, dan kematangan gonad meliputi gonado somatik indeks serta fekunditas ikan mas. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan dalam pemanfaatan tumbuhan yang mampu memanipulasi hormonal yaitu dengan cara menambah fitohormon kedalam pakan ikan tersebut. Saat ini banyak masyarakat pembudidaya ikan air tawar yang belum memanfaatkan tumbuhan yang berkhasiat sebagai bahan yang dapat mempercepat proses kematangan gonad pada ikan.
Adapun tumbuhan yang mengandung hormon yang mampu mempercepat kematangan gonad pada ikan yakni biji pepaya muda. Biji pepaya muda telah digunakan sebagai anti fertilitas pada hewan jantan, sedangkan pada hewan betina sebagai penyubur atau peningkat kematangan gonad ikan, penelitian di bidang ini jarang dilakukan sehingga peneliti mengambil judul Pengaruh Penambahan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) Pada Pakan Terhadap Gonado Somatik Indeks dan Fekunditas Ikan Mas (cyprinus carpio l)
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret 2015, yang bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo Prosedur Penelitian Benih yang digunakan dalam penilitian ini adalah Ikan Mas (cyprinus carpio l).Bahan yang digunakan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) .Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan. A. Pembuatan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica papaya L.) Pada pembuatan tepung biji pepaya muda, ada beberapa tahapan persiapan yang dilakukan sebagai berikut : 1) Memilih buah pepaya muda yang buahnya bertekstur keras, warnanya hijau tua, daging serta bijinya berwarna putih dan mengeluarkan getah berwarna putih di bagian tangkai saat dibelah. 2) Buah pepaya yang telah disortir, selanjutnya dibelah kemudian pengambilan biji pepaya dengan menggunakan sendok.
3) Biji papaya muda yang telah terkumpul, kemudian dijemur disinar matahari hingga biji pepaya kering. 4) Setelah kering, biji pepaya dihaluskan dengan menggunakan blender sampai berbentuk tepung. 5) Tepung biji pepaya kemudian dimasukkan ke dalam wadah (toples) dan ditutup rapat kemudian disimpan dalam lemari pendingin sebelum digunakan. B. Pembuatan Pelet atau Pakan Campuran Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan pakan campuran yang selanjutnya digunakan sebagai bahan penelitian. Pakan yang diberikan berasal dari campuran antara pakan komersial dengan tepung biji pepaya muda dengan jumlah sesuai dengan perlakuan pada penelitian. Tahapan pembuatan pakan campuran adalah sebagai berikut : 1. Pakan komersial merek Superindo IL 28 K dengan komposisi air 10%, protein 30 %, lemak 8 %, serat kasar 6%, da abu 8%, kemudian dihaluskan menggunakan blender. 2. Pencampuran tepung biji pepaya muda dengan perekat diaduk sampai homogen sesuai dengan perlakuan. 3. Campuran perekat dan tepung biji pepaya yang sudah homogeny kemudian ditambahkan pelet yang telah dihaluskan yang jumlahnya sesuai dengan bobot ikan yaitu, 5% dari bobot biomassa ikan. 4. Selanjutnya, pencetakan bahan dengan menggunakan alat pencetak pelet. 5. Pengeringan pelet yang telah dicetak dikeringkan dibawah terik sinar matahari. 6. Pelet campuran kemudian disimpan pada wadah untuk selanjutnya diberikan kepada induk ikan mas sampai matang gonad.
Variabel yang diamati Beberapa variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Gonado Somatik Indeks (GSI) dan Jumlah Telur pada induk betina ikan mas. A. Gonado Somatik Indeks (GSI) Untuk menentukan nilai GSI dengan rumus sebagai berikut (Effendie 1979): Berat bobot gonad GSI =
x 100 % Berat bobot induk
B. Jumlah Telur Ikan Perhitungan jumlah telur yang berada di dalam gonad induk ikan mas selama penelitian menggunakan metode gravimetrik dengan rumus sebagai berikut (Effendie 1979): Wxn F= w Keterangan: F = Jumlah telur di dalam gonad (butir). W = Berat seluruh gonad (gram). w = Berat sampel sebagian kecil gonad (gram) n = Jumlah telur dari sampel sebagian kecil gonad (butir). C. Analisis Data Untuk mengetahui hasil adanya Pengaruh Pemberian Tepung Biji Pepaya Muda (Carica papaya ) Terhadap Tingkat Kematangan Gonad Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) maka data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Gaspersz,1994), dengan model sebagai berikut: Yij = μ + τi + ij Keterangan: Yij = Pengamatan dari perlakuan ke i ulangan ke j
μ
= Nilai tengah populasi
τi
= Pengaruh perlakuan ke i ij = Galat perlakuan ke i ulangan ke j
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gonado Somatik Indeks (GSI) Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan D dengan dosis 1,50 gram/induk menunjukan jumlah GSI terbesar yakni 17,192 % disusul oleh perlakuan C dengan dosis 1,25 gram/induk yakni 14,833 % kemudian perlakuan B dengan dosis 1 gram/induk yakni 14,166 %, dan perlakuan A dengan dosis 0 gram/induk (control) 11,129 %. Adapun perbedaan setiap perlakuan dalam perhitungan nilai Gonado Somatik Indeks dapat dilihat pada gambar 5 berikut :
GSI (%)
Gonado Somatik Indeks 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
A (0 gr) 14,166
14,833
17,192
B ( 1 gr) C ( 1,25 gr)
11,129
D ( 1,50 gr)
A (0 gr)
B ( 1 gr)
C ( 1,25 gr) D ( 1,50 gr)
Perlakuan
Gambar 5. Grafik Perhitungan Gonado Somatik Indeks (GSI) Berdasarkan hasil pengamatan, gonad ikan mas berjumlah satu pasang dan ditopang secara memanjang pada bagian atas rongga tubuh berbentuk seperti kantong yang memanjang, dan dinding luarnya berlamela. Bagnara (1976): Richter dan Rustidja (1985) dalam Charisty,N, A; (2013) menyatakan bahwa, folikel yang berisi oogonia terletak di dalam lamela tersebut.
Ovigerous lamela dilapisi oleh epithelium germinal (lapisan bening) yang berfungsi sebagai lapisan pembungkus telur.
Pada pemberian tepung biji papaya muda 0 g/induk tidak adanya jumlah pemberian fitohormon yang masuk ke dalam tubuh, sehingga mempengaruhi GSI yang dihasilkan memperoleh nilai yang paling rendah diantara perlakuan lainnya. Pada pemberian tepung biji pepaya muda sebesar 1 g/induk, memperoleh hasil GSI 14,166 % dan berbeda nyata dengan pemberian 1,25 g/induk yaitu dengan nilai GSI sebesar 14,833 % ,karena pemberian fitohormon dan kandungan vitamin jumlahnya rendah, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mempengaruhi TKG (Tingkat Kematangan Gonad). Tabel 10. Uji kandungan vitamin E per 100 gram pakan/pellet JENIS ANALISA Vitamin E
PELET INDUK IKAN MAS ULANGAN 1 ULANGAN ULANGAN 3 (mg) 2(mg) (mg) 52,63 50,26 53,17
RATA-RATA 52,02
Sumber : Laboratorium kimia Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros 2015. Dari tabel diatas menunjukan bahwa salah satu faktor yang mampu dapat mempengaruhi jumlah gonado somatik indeks adalah kandungan vitamin E yang terdapat dalam pakan campuran tepung biji papaya muda sebanyak 52,02 mg/ 100 gram pakan, pemberian yang lebih tinggi jumlahnya dapat berpengaruh terhadap proses penyerapan vitamin E oleh tubuh ikan sehingga menghasilkan gonado somatik indeks yang lebih banyak dan menghasilkan GSI yang paling optimum. Hal ini didukung oleh Charisty,N, A;(2013) menyatakan bahwa, biji pepaya muda mengandung vitamin E sebanyak 51,85 mg/ 100 g biji pepaya. Vitamin E tergolong dalam mikronutrisi yang hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil pada kondisi normal. Penambahan vitamin E dalam pakan sampai batas tertentu akan menghasilkan GSI yang tinggi.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, nilai Fhitung = 27,1795 Selanjutnya menganalisis nilai keseragaman dengan menggunakan uji F dengan F
hitung
= 27,1795 > F
tabel
0,01 = 7,59.
Sehingga perbedaan diantara perlakuan berpengaruh sangat nyata sehingga diputuskan untuk menerima H1 dan menolak H0. B. Fekunditas Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan D dengan dosis 1,50 gram/induk menunjukan jumlah telur terbesar yakni 2.113 butir disusul oleh perlakuan C dengan dosis 1,25 gram/induk yakni 2.076 butir kemudian perlakuan B dengan dosis 1 gram/induk yakni 1.970 butir, dan perlakuan A dengan dosis 0 gram/induk (control) yakni 1776 butir. Adapun perbedaan setiap perlakuan dalam perhitungan nilai jumlah telur dapat dilihat pada gambar 6 berikut :
butir
Jumlah Telur 2200 2000 1800 1600
1776 A (0 gr)
1970
2076
2113
B ( 1 gr)
C ( 1,25 gr)
D ( 1,50 gr)
A (0 gr) B ( 1 gr) C ( 1,25 gr) D ( 1,50 gr)
Perlakuan
Gambar 6. Grafik Perhitungan Jumlah Telur Tabel 13. Hasil uji proksimat pellet campuran JENIS ANALISA KADAR AIR KADAR ABU KADAR PROTEIN KADAR SERAT KASAR
PELET TERNAK ULANGAN 1 ULANGAN 2 ULANGAN 3 (%) (%) (%) 9,54 9,47 9,43
RATA-RATA (%) 9,48
8,10
8,82
8, 38
8,43
31,44
31,96
33,69
32, 36
5,15
4,97
5,09
5,07
Sumber : Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo 2015.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa salah satu faktor yang mampu mempengaruhi jumlah telur adalah pakan yang diberikan. Kualitas pakan yang baik mengandung komposisi yang mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan seperti, kandungan vitamin dan protein yang mencapai 32,36 % serta hormon, baik hormon sintetis maupun hormon alami. Fitohormon yang terdapat pada tepung biji pepaya muda yang diduga mengandung hormon estrogen, mampu menginduksi secara optimal jumlah telur ikan mas (Cyprinus carpio L). Pendapat ini diperkuat oleh Satriyasa, 2009 dalam Charisty,N, A; (2013), bahwa tepung biji pepaya muda yang diduga mengandung hormon estrogen, merupakan hormone steroid yang sangat penting pada ikan betina yang sedang mengalami proses vitelogenin. Menurut Sutrisno, E. (1996) dalam Charisty,N,A; (2013),
proses pematangan gonad
diprediksi melalui kadar testosteron dan estradiol-17β plasma terhadap perkembangan oosit. Yusuf. N.S (2005) menyatakan bahwa, proses pembentukan hormon steroid terjadi pada sel teka dan sel granulosa. Selain kandungan estrogen, kandungan vitamin E juga mempengaruhi pematangan gonad dan jumlah telur. Inayah N, (2013) menyatakan bahwa, hubungan antara jumlah telur dengan vitamin E merupakan hubungan melalui mediator asam lemak tak jenuh. Apabila rasio asam lemak Omega6/ Omega3 kurang atau berlebih didalam gonad akan menyebabkan jumlah telur rendah. Semakin meningkatnya jumlah pemberian tepung biji pepaya muda dalam jumlah yang optimum, menyebabkan jumlah telur meningkat. Selain itu, menurut Ilyas, (2012)biji pepaya muda memiliki nutrisi penting dengan khasiat sebagai anti bakteri, yang efektif melawan bakteri E.colli, Salmonella, dan infeksi Staphylococcus untuk pertahanan tubuh dan mengandung kalsium, magnesium dan fosfor yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji pepaya yang matang. Magnesium dan fosfor merupakan mineral anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menjalankan proses-proses metabolismenya secara normal. Bila kekurangan kalsium, magnesium dan fosfor, tubuh ikan tidak dapat menyerap baik pakan yang telah dikonsumsi, sehingga pertumbuhan ikan pun akan terhambat. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, nilai Fhitung = 16,99 Selanjutnya menganalisis nilai keseragaman dengan menggunakan uji F dengan F
hitung
= 16,99 > F
tabel
0,01 = 7,59.
Sehingga perbedaan diantara perlakuan berpengaruh sangat nyata sehingga diputuskan untuk menerima H1 dan menolak H0. C. Kualitas Air Pengukuran kualitas air pada penelitian ini dilakukan setiap seminggu sekali dengan menggunakan alat ukur Termometer, kertas lakmus, dan Monitor Water Quality, pengukuran ini dilakukan pada sebelum dan sesudah pergantian air. Kualitas air yang digunakan selama pemeliharaan induk ikan mas didukung dengan penerapan sistem sirkulasi 24 jam, selain itu juga dilakukan pembersihan dasar wadah penelitian dengan cara mengurah air bak kemudian membersihkan dinding bak tersebut. Air yang dikeluarkan melalui pipa pembuangan (outlet) setelah itu dilakukan pergantian air yaitu dengan cara kran air (inlet) secara penuh. Hal ini dilakukan agar semua perlakuan pembersihan yang diberikan pada setiap wadah itu dapat sama. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat di lihat pada tabel 16 s/d tabel 18. Tabel 16. Data Pengukuran Suhu (0C) Selama Penelitian Setiap Bak Minggu ke1 D1-C1-A3 2 A2-D3-B2 3 A1-D2-C3
Suhu (0C) 1 awal
2 akhir awal
3 akhir awal
4 akhir awal
5 akhir
29
29
28
30
29
30
30
31
30
30
29
30
28
29
28
29
28
29
28
29
31
28
29
30
4 B1-C2-B3
29
30
28
29
30
28
30
30
Tabel 17.Data Pengukuran DO (mg/L) Selama Penelitian Setiap Bak Minggu ke1 D1-C1-A3 2 A2-D3-B2 3 A1-D2-C3 4 B1-C2-B3
DO (mg/L) 1 awal
2 3 akhir awal akhir awal
4 akhir awal
5 akhir
3,4
6,2
4,6
4,4
5,0
4,8
5,7
6,8
3,7
4,6
4,4
3,9
3,7
4,3
6,5
5,8
3,1
3,0
3,9
5,8
7,0
6,7
6,9
5,6
4,4
6,5
5,4
3,3
5,7
5,1
5,9
4,5
Tabel 18. Data Pengukuran pH Selama Penelitian Setiap Bak Minggu ke1 D1-C1-A3 2 A2-D3-B2 3 A1-D2-C3 4 B1-C2-B3
pH 1 awal
2
3
akhir Awal akhir awal
4 akhir awal
5 akhir
7
8
7
8
8
7
8
7
8
7
8
7
7
8
8
8
7
7
7
6
8
7
7
8
7
8
8
7
7
8
6
7
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian tepung biji pepaya muda (Carica
papaya) dengan dosis yang berbeda untuk meningkatkan kematangan gonad pada ikan mas (Cyprinus carpio L) dapat disimpulkan bahwa : 1. Jumlah pemberian tepung biji papaya muda melalui pakan berbeda sangat nyata terhadap nilai gonado somatik indeks dan fekunditas ikan mas. 2. Nilai GSI serta jumlah telur tertinggi ditunjukan pada perlakuan D (1,50 g/induk) sebesar 17,192 % dan 2113 butir, disusul perlakuan C (1,25 g/induk) sebesar 14,833 % dan 2076 butir, kemudian perlakuan B (1 g/induk) sebesar 14,166 % dan 1970 butir dan yang terendah yakni pada perlakuan A (0 g/onduk atau kontrol) sebesar 11,129 % dan 1776 butir. B. Saran Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk meningkatkan GSI (Gonado Somatik Indeks) dan fekunditas pada ikan mas, sebaiknya menggunakan tepung biji pepaya sebanyak 1,50 g/induk. 2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan biji papaya muda untuk meningkatkan GSI (Gonado Somatik Indeks) dan fekunditas pada ikan terhadap spesies dari kelompok Cyiprinidae lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., E. Liviawaty, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Jakarta. Charisty,N, A; (2013). Pemanfaatan Biji Pepaya Muda (Carica papaya l.) untuk Meningkatkan Kematangan Gonad pada ikan nilem (osteochilus hasselti c.v) universitas padjadjaran fakultas perikanan dan ilmu kelautan program studi perikanan jatinangor. Jurnal Penelitian Effendi, M. I.1998. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Ilyas, S. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya Medan (Carica papaya) Terhadap Gambaran Histopatologi Beberapa Aspek Reproduktif dan non Reproduktif Mencit Jantan (Mus musculus L). Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Narantaka Anggit, 2012. Pembenihan Ikan Mas. Javalitera. Yogyakarta Satriyasa, B.K. 2009. Fraksi Heksan dan Fraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya Muda dapat Menghambat Spermatosit Primer Pakhiten Mencit Jantan (Mus musculus). Bali: Bagian Farmakologi FK UNUD Denpasar. Sutrisno, E. 1996. Pengaruh Lama Waktu Pemberian Hormon-17β Estradiol Secara Oral Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus), Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tietze, Harald. 2002. Terapi Pepaya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishers. Cetakan pertama. Yusuf, N. S.2005. Efektifitas Hormone LHRH Analog dan Estradiol-17β Melalui Emulsi W/O/W Terhadap Perkembangan Gonad Ikan Baung (Hemibagrus nemurus Blkr.).Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.