Trikonomika
Volume 11, No. 2, Desember 2012, Hal. 111–11`8 ISSN 1411-514X
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi, Auditor, Underwriter, dan Kepemilikan terhadap Tingkat Underpricing Saham Toto Rusmanto Binus Business School, Universitas Bina Nusantara Jl. Hang Lekir I No. 6 Jakarta Selatan 12120 E-Mail:
[email protected] Agnesia Fransiska STIE Indonesia, Jakarta
ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effects of accounting method choice, auditor reputation, underwriter reputation and ownership structure on the degree of underpricing. We examined 81 IPO companies listed at Indonesia Stock Exchane during 2001 to 2010 period. Using multiple regression the study found that there is no significant effect of accounting choice method, auditor reputation, underwriter and ownership structure to underpricing. This is consistent with Ali dan Hartono (2003) for inventory method choice, auditor, under writer and ownership structure. But inconsistent with Ali and Hartono (2003) for depreciation method choice.The current study classifies IPO companies from financial and non-financial, the previous research did not, this perhaps as a cause of different research result since financial and non financial companies have different characteristics and nature for fixed asset depreciations. Keywords: underpricing, accounting method, auditor reputation, underwriter, ownership structure.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemilihan metode akuntansi, auditor, underwriter, dan kepemilikan terhadap tingkat underpricing saham. Penelitian dilakukan pada 81 perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering atau penawaran saham) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang periode tahun 2001 sampai dengan 2010. Dengan regresi berganda penelitian menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemilihan metode akuntansi, reputasi auditor, underwriter, dan struktur kepemilikan terhadap tingkat underpricing. Penelitian ini konsisten dengan Ali dan Hartono (2003) untuk pemilihan metode persediaan, auditor, underwriter, dan struktur kepemilikan. Tetapi tidak konsisten dengan Ali dan Hartono (2003) untuk pemilihan metode penyusutan. Penelitian ini mengkelasifikasikan perusahaan yang diteliti dedalam kelompok perusahaan keuangan dan non-keuangan, sedangkan penelitian sebelumnya, tidak mengkelasifikasikannya. Ini yang mungkin menjadi penyebab perbedaan hasil penelitian, karena perusahaan keuangan dan non-keuangan memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda dalam hal aktiva tetap dan penyusutannya. Kata Kunci: underpricing, metode akuntansi, reputasi auditor, underwriter, kepemilikan saham.
111
PENDAHULUAN
Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena
banyaknya perusahaan yang mengalami underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Oferring/IPO). Dalam penelitian ini yang dimaksud underpricing adalah selisih kurang antara harga penawaran perdana dengan harga penutupan saham pada hari pertama dipasar sekunder. Dari data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia selama sepuluh tahun terakhir (2001–2010) tercatat ada 166 perusahaan yang melakukan IPO, sebagian besar mengalami underpricing, hanya 25 perusahaan saja yang tidak mengalami underpricing. Menurut Ritter (1984) rata-rata pada hari pertama go public perusahaan-perusahaan di Amerika dari tahun 1962–1982 di pasar sekunder harganya lebih tinggi 18,8% daripada harga penawarannya. Fenomena ini telah memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham perdana. Penelitian ini terinspirasi oleh studi yang dilakukan Neil et al. (1995) dan penelitian Ali dan Hartono (2003). Neil et al. (1995) menelaah tentang pemilihan metode akuntansi terhdap initial oferring proceeds dan pengaruhnya terhadap tingkat underpricing di Amerika. Ali dan Hartono (2003) meneliti tentang pengaruh pemilihan metode akuntansi terhadap underpricing saham perdana di BEJ dari tahun 1994–1999. Penelitian ini memberikan beberapa ekstensi dari kedua penelitian tersebut tersebut. Ekstensi yang dimaksud adalah periode penelitian yang dibuat lebih kini dan lebih panjang (selama sepuluh tahun dari tahun 2001 sampai 2010), dimaksudkan untuk menguji konsistensi temuan Ali dan Hartono (2003). Sampel penelitian yang dipilih dalam penelitian ini lebih fokus kepada perusahaan non keuangan saja, hal ini dikarenakan perusahaan keuangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan nonkeuangan khususnya dalam masalah penyusutan aktiva tetap dan persediaan yang jumlahnya sangat signifikan. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pemilihan metode akuntansi (dalam hal ini pemilihan metode penyusutan aktiva tetap dan penilaian persediaan), reputasi auditor, underwriter, dan persentase kepemilikan saham.
112
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat khususnya bagi investor, yaitu untuk mengetahui apakah sebelum melakukan investasi perlu mem perhatikan metode penyusutan dan penilaian persediaannya, siapa auditor dan underwriter-nya serta berapa persentase saham yang dijual ke publik. Perumusan Masalah dan Hipotesis Salah satu cara bagi perusahaan untuk menambah modal adalah dengan menjual saham ke publik. Bagi investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham IPO, pasti berharap akan adanya keuntungan atas investasi tersebut, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tergantung tujuan investasinya. Memang seperti yang dikatakan oleh Thornton et al. (2009) bahwa secara historis umumnya perusahaan yang melakukan IPO selalu mengalami underpicing. Dalam situasi tersebut belum diketahui secara pasti faktor faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat underpricing, apakah dipengaruhi faktorfaktor yang berkaitan dengan bisnis internal perusahaan atau lebih pada faktor-faktor non bisnis. Underpricing terjadi karena perusahaan dinilai terlalu rendah dari yang seharusnya. Penentuan harga penawaran pertama ke publik disepakati oleh emiten dan underwriter sedangkan harga di pasar sekunder lebih ditentukan oleh mekanisme pasar. Beberapa penelitian telah dilakukan oleh Neil et al. (1995) yang mana hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pemilihan metode akuntansi berpengaruh terhadap initial offering proceeds dan tingkat underpricing-nya. Dalam penelitiannya Neil et al. (1995) menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan metode akuntansi liberal tingkat undepricing-nya lebih tinggi daripada perusahaan yang menggunakan metode akuntansi konservatif. Menurut Standar Akuntansi Keuangan perusahaan dibolehkan memilih menggunakan metode penyusutan dan dapat memilih metode penilaian persediaan. Pilihan-pilihan ini berada pada manajemen perusahaan. Dari pilihan yang diambil tentunya akan berimplikasi pada laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan yang akan melakukan IPO. Muzatko (2004) melakukan penelitian pengaruh perubahan stuktur hukum Kantor Akuntan Publik (KAP) dari general partnership ke Limited Liability Partnership. Dalam penelitiannya, Muzatko
Toto Rusmanto Agnesia Fransiska
menemukan bahwa adanya perubahan struktur hukum KAP yang berimplikasi pada tanggung jawab auditor, sehingga Muzatko (2004) menyimpulkan bahwa perubahan sruktur hukum KAP berhubungan dengan tingkat underpicing. Balvers (1988) juga menemukan bahwa pemilihan auditor untuk emiten berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Lantas bagaimana dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Penelitian ini akan mencari jawaban dan konsistensi dari penelitian-penelitian terdahulu. Dalam hubungannya dengan penjamin (underwriter) penelitian terdahulu yang dilakukan Carter (1990) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh underwriter pada tingkat underpricing. Studi yang lebih baru dilakukan oleh Thornton et al. (2008) tentang pengaruh underwriter terhadap underpricing di mana hasilnya konsisten dengan Carter (1990). Calon investor tentunya akan mempertimbangkan oleh siapa emitennya dijamin, apakah oleh emiten yang punya reputasi sangat baik atau tidak. Dalam hal struktur kepemilikan saham atau perbandingan jumlah saham yang dijual melalui IPO dengan total saham yang telah disetujui (investor lama), calon investor memiliki akses informasi yang terbatas tentang emiten daripada pemegang saham lama. Calon investor akan berpikir bahwa semakin kecil akses informasi atau risiko ketidakpastian, maka tingkat underpricing-nya akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Yeh et al. (2008) dalam penelitiannya pada perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO di Taiwan menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan berkorelasi secara negatif dengan IPO underpricing Dari uraian tersebut dapatlah ditarik suatu rumusan pokok masalah yaitu, bagaimana pengaruh pemilihan metode penilaian persediaan, metode penyusutan, auditor, underwriter, dan persentase kepemilikan saham terhadap tingkat underpricing saham perdana. Hipotesis Berdasarkan pokok masalah yang telah di rumuskan, tujuan penelitian yang telah dijelaskan dan landasan teoretis maka disusunlah hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 : Perusahaan IPO yang menggunakan metode akuntansi persediaan FIFO (income increasing method) akan menghasilkan tingkat underpricing yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menggunakan metode akuntansi persediaan ratarata (income decreasing method).
H2 : Perusahaan IPO yang menggunakan metode akuntansi penyusutan garis lurus (income increasing method) akan menghasilkan tingkat underpricing yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menggunakan metode akuntansi penyusutan saldo menurun (income decreasing method). H3 : Perusahaan yang menggunakan auditor bereputasi tinggi pada saat melakukan IPO, semakin tinggi underpricing-nya. H4 : Perusahaan yang menggunakan underwriter yang bereputasi tinggi pada saat melakukan IPO, semakin rendah tingkat underpricing-nya. H5 : Semakin besar sinyal kepemilikan pada saat penawaran perdana, maka akan semakin tinggi underpricing-nya.
METODE Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang sumbernya diambil dari prospektus dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada periode tersebut. Pada periode tersebut terdapat 166 perusahaan yang melakukan IPO (lihat Tabel 1.). Tabel 1. Statistik Perusahaan yang melakukan IPO Tahun 2001–2010 Tahun Pencatatan IPO
Jumlah Perusahaan IPO
2001
31
2002
22
2003
6
2004
12
2005
8
2006
12
2007
22
2008
17
2009
13
2010
23
Total Perusahaan IPO
166
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi, Auditor, Underwriter, dan Kepemilikan terhadap Tingkat Underpricing Saham
113
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 2001 sampai dengan 2010. Dari 166 perusahaan tersebut, kemudian data diseleksi lagi sehingga tinggal 81 perusahaan lagi yang memiliki data lengkap dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Kriteria dalam pemilihan sampel tersebut adalah: Perusahaan yang melakukan IPO selama tahun 2001 sampai tahun 2010, perusahaan tersebut mengalami kondisi underpricing, sampel dikeluarkan/eliminasi karena termasuk kelompok perusahaan perbankan, lembaga keuangan dan sejenisnya, menggunakan metode penyusutan akuntansi garis lurus atau saldo menurun, tidak boleh keduanya atau menggunakan metode yang lain, menggunakan metode persediaan akuntansi FIFO atau rata-rata, tidak boleh keduanya atau menggunakan metode yang lain. Hasil dari seleksi sampel setelah melalui beberapa kriteria yang ditentukan dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Proses Seleksi Sampel Kriteria Seleksi Sampel Jumlah Perusahaan IPO Tahun 2001-2010
Sampel 166
Dikeluarkan dari sampel, karena •
Perusahaan tidak underpricing
(25)
•
Sampel dikeluarkan karena termasuk kelompok perusahaan perbankan, lembaga keuangan dan sejenis Data pilihan prosedur akuntansi penyusutan aktiva tetap dan jumlah saham yang ditawarkan tidak tersedia/tidak lengkap Data pilihan prosedur akuntansi persediaan dan data jumlah saham yang ditawarkan tidak tersedia/tidak lengkap
(32)
•
•
Jumlah Sampel Akhir yang Digunakan
(9)
(28)
81
Unit-unit Analisis Penelitian Unit-unit analisis dalam penelitian ini merupakan satuan tertentu yang digunakan sebagai subjek penelitian. Unit-unit analitis dalam penelitian ini adalah persentase (%) (untuk tingkat underpricing dan struktur kepemilikan), sedangkan metode penyusutan, reputasi auditor dan reputasi underwriter menggunakan skala ordinal. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
114
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat underpricing saham perdana. Tingkat underpricing diukur dengan menggunakan ukuran initial return. Initial return didefinisikan sebagai keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (saat IPO) dengan harga jual saham bersangkutan pada hari pertama di pasar sekunder. Initial return adalah selisih antara harga penawaran dan harga saat saham listing di bursa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat underpricing adalah sebagai berikut: Up =
Ps1 - Pp ´100% Pp
Dimana : Up = besarnya tingkat underpricing Ps1 = harga penutupan saham perusahaan (closing price) Pp = harga penawaran perdananya (offering price) Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah: metode akuntansi persediaan, metode penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan persentase kepemilikan. • Metode Akuntansi Persediaan Menjelaskan metode akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan. Variabel ini diberi nilai 1 jika perusahaan menggunakan metode akuntansi konservatif (income decreasing method, misalnya adalah metode rata-rata) dan 0 bila menggunakan metode akuntansi liberal (income increasing method, misalnya metode persediaan FIFO). • Metode Akuntansi Penyusutan Menjelaskan metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan. Variabel ini diberi nilai 1 apabila perusahaan menggunakan metode akuntansi konservatif (income decreasing method, misalnya adalah metode penyusutan saldo menurun) dan 0 jika perusahaan menggunakan metode akuntansi liberal (income increasing method, misalnya metode penyusutan garis lurus).
Toto Rusmanto Agnesia Fransiska
•
Reputasi Auditor Auditor sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal berfungsi melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaa yang melakukan go public. Hasil pengujian auditor sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan. Reputasi auditor diberi nilai 1 apabila perusahaan yang IPO diaudit oleh auditor yang berafiliasi dengan auditor The Big Four, dan 0 apabila tidak berafiliasi dengan auditor The Big Four. • Reputasi Underwriter Reputasi underwriter adalah skala kualitas underwriter dalam menawarkan saham emiten. Sebagai penjamin emisi penggunaan underwriter yang mempunyai reputasi yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian dalam menandai dari emiten tentang prospektus perusahaan tidak menyesatkan. Reputasi penjamin emisi diberi peringkat berdasarkan model Johnson-Miller (JM) dengan skala 0-3, di mana angka 3 menunjukkan penjamin emisi yang memiliki tingkat prestisius yang tertinggi (reputasi pertama), sedangkan angka 0 menunjukkan tingkat prestisius yang terendah (reputasi keempat). • Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan diukur dengan cara mencari persentase jumlah saham yang dipertahankan pada saat perusahaan melakukan IPO. Rumus yang digunakan adalah:
Model: 1. Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + ε...(I) 2. ��������� Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b4 x4 + b5 x5 + ε ........... (II) 3. Y = a + b1 x1 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + ε .......... (III) Dimana : Y = tingkat underpricing a = Konstanta b1,2,3,4,5 = koefisien regresi tiap-tiap independen variabel ε���������������� = tingkat eror x1 = metode persediaan x2 = metode penyusutan x3 = sinyal kepemilikan x4 = reputasi auditor x5 = reputasi underwriter Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas: Variance Inflation Factor (VIF) Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Uji Model
I
Struktur kepemilikan = 100% – (SHM_IPO / TOT_ SHM IPO × 100%) Keterangan: SHM_IPO
= Jumlah lembar saham yang ditawarkan pada saat perusahaan melakukan IPO TOT_SHM IPO = Jumlah total saham yang telah disahkan oleh perusahaan.
HASIL Sebelum dilakukan uji model, dilakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik persamaan regresi yang meliputi uji Multikolinieritas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas. Model penelitian yang digunakan adalah model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
II
III
Variabel Independen
Tolerance (VIF)
Kesimpulan
Persediaan
0.938
1.066
Penyusutan
0.931
1.074
Auditor
0.954
1.048
Underwriter
0.887
1.127
Sinyal Kepemilikan
0.854
1.171
Persediaan
0.947
1.056
Auditor
0.958
1.044
Underwriter
0.921
Tidak ada 1.086 Multikolinearitas
Sinyal Kepemilikan
0.881
1.136
Penyusutan
0.940
1.064
Auditor
0.959
1.043
Underwriter
0.897
Tidak ada 1.115 Multikolinearitas
Sinyal Kepemilikan
0.879
1.138
Tidak ada Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan nilai toleransi untuk semua variabel independen tidak ada yang lebih kecil dari 0.1. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki VIF
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi, Auditor, Underwriter, dan Kepemilikan terhadap Tingkat Underpricing Saham
115
lebih dari 10. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Dl
du
4-du
Variabel
Kesimpulan
FIFO
25
30.86
•
AVERAGE
56
69.14
72
88.89
9
11.11
Penyusutan:
2.099 1.511 1.772 2.228 Tidak ada Autokorelasi
•
Garis Lurus
II
2.105 1.537 1.744 2.256 Tidak ada Autokorelasi
•
Saldo Menurun
III
2.098 1.537 1.744 2.256 Tidak ada Autokorelasi
Reputasi Auditor:
Dari Tabel 4. dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi karena nilai Durbin Watson terletak di antara du dan 4 – du ; du < d < 4 – du. 3. Uji Non-Heteroskedastisitas: Glejser Test Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model I
Model II
Model III
T
T
Sig.
T
Sig.
0.907
–
–
–
–0.066
0.948
Sig.
Persediaan
–0.123
0.902 –0.117
Penyusutan
–0.077
0.939
Auditor
–0.422
0.674 –0.431
0.668 –0.435
0.665
Underwriter
–0.663
0.509 –0.665
0.508 –0.658
0.512
Sinyal Kepemilikan
–1.242
0.218 –1.283
0.203 –1.247
0.216
–
Dari hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser diperoleh nilai probabilitas signifikansi diatas tingkat kepercayaan (0.05). Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.
PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Sampel penelitian selama periode tahun 20012010 secara statistik deskriptif dapat disajikan sebagai berikut:
116
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Persentase (%)
•
I
Variabel Independen
Frekuensi
Persediaan:
2. Uji Autokolerasi: Durbin-Watson Test
Uji Durbin Model Watson
Tabel 6. Statistik Deskriptif Frekuensi dan Persentase
•
Afiliasi Big Four
37
45.68
•
Afiliasi Non-Big Four
44
54.32
Reputasi Underwriter: •
Peringkat 0 (terendah)
17
20.99
•
Peringkat 1
13
16.05
•
Peringkat 2
25
39.86
•
Peringkat 3 (tertinggi)
26
32.10
Pada Tabel 6. dapat diketahui bahwa dari 81 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebanyak 25 (30.86%) perusahaan yang meng gunakan metode akuntansi persediaan FIFO dan sebanyak 56 (69.14%) perusahaan yang menggunakan metode akuntansi persediaan AVERAGE. Sebanyak 72 (88.89%) perusahaan yang menggunakan metode akuntansi penyusutan garis lurus, sedangkan sebanyak 9 (11.11%) perusahaan yang menggunakan metode akuntansi penyusutan saldo menurun. Perusahaan menggunakan auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) Big Four sebanyak 37 (45.68%) dan perusahaan yang menggunakan auditor yang tidak berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) Big four sebanyak 44 (54.32%). Perusahaan yang menggunakan penjamin emisi (underwriter) berperingkat paling tinggi (peringkat 3) sebanyak 26 (32.10%), perusahaan sedangkan peringkat terendah (peringkat 0) digunakan oleh 17 (20.99%) perusahaan.
Toto Rusmanto Agnesia Fransiska
a. Minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi
Y1 = 1.186 – 0.088 x1 – 0.174 x2 – 0.120 x3 – 0.087 x4 – 0.575 x5 + ε������������������������������������������������� �������������������������������������������������� ............................................ (I)
Tabel 7. Statistik Deskriptif
Y2 = 1.224 – 0.077 x1 – 0.127 x3 – 0.077 x4 – 0.677 x5 + ε����������������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������������ ........................................................... (II)
Std. Deviation
N Minimum Maximum Mean Struktur Kepemilikan
81
.57
.97 .7657
.09762
Underpricing
81
.01
2.71 .4598
.50257
Valid N (listwise)
81
Y3 = 1.063 – 0.161 x2 – 0.126 x3 – 0.083 x4 – 0.501 x5 + ε����������������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������������ .......................................................... (III)
Berdasarkan analisis deskriptif pada Tabel 7., variabel struktur kepemilikan yang dihitung dari seratus persen dikurang jumlah lembar saham yang ditawarkan ke publik (masyarakat) pada saat perusahaan melakukan IPO, kemudian dibagi jumlah total lembar saham yang disahkan oleh perusahaan memiliki rata-rata (mean-nya) sebesar 76.57% dengan standar deviasi 9.76%. Variabel underpricing yang dihitung dari perbandingan antara selisih harga saham pada hari pertama penutupan pada pasar sekunder dengan harga penawaran kemudian dibagi dengan harga penawaran memiliki rata-rata (meannya) 45.98%. Dengan rata-rata positif menunjukkan bahwa harga saham pada hari pertama penutupan pada pasar sekunder lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar perdana atau terjadi underpricing 45.98% Standar deviasi 50.26% berarti ukuran penyebaran dari underpricing adalah sebesar 50.26% dari 81 kasus yang terjadi. Analisis Regresi Berganda Dari hasil analisis regresi linier berganda didapatkan persamaan sebagai berikut:
Model regresi yang terbentuk menunjukkan bahwa perubahan nilai underpricing dapat dijelas kan oleh perubahan variable-variabel persediaan, penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan sinyal kepemilikan. Model tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap perubahan satu satuan persediaan, penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan sinyal kepemilikan, maka tingkat underpricing akan berubah sebesar masing-masing koefisiennya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa metode akuntansi persediaan, metode akuntansi penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, struktur kepemilikan tidak cukup bukti mempengaruhi tingkat underpricing. Hal ini dibuktikan dengan ditolaknya hipotesis yang berbunyi metode penyusutan, metode persediaan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan struktur kepemilikan mempengaruhi tingkat underpricing saham perdana. Hasil pengujian simultan menunjuk kan bahwa nilai signifikasi uji model I, II, III berturut-turut sebesar 0,173 ; 0,145 ; dan 0,124 > 5% yang mengindikasikan bahwa variabel persediaan, penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan struktur kepemilikan tidak mempengaruhi tingkat underpricing.
Tabel 8. Hasil Uji Regresi Ganda (Uji t) Variabel Independen
Model I
Model II
Model III t
Keputusan
T
Sig.
t
Sig.
Sig.
Persediaan
–0.720
0.474
–0.633
0.529
-
-
H0 Diterima
Penyusutan
–0.960
0.340
-
-
–0.899
0.371
H0 Diterima
Auditor
–1.062
0.292
–1.128
0.263
–1.122
0.265
H0 Diterima
Underwriter
–1.674
0.098
–1.519
0.133
–1.613
0.111
H0 Diterima
Struktur Kepemilikan
–0.940
0.350
–1.124
0.265
–0.833
0.407
H0 Diterima
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi, Auditor, Underwriter, dan Kepemilikan terhadap Tingkat Underpricing Saham
117
KESIMPULAN Penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat pengaruh yang signifikan pemilihan metode akuntansi, reputasi auditor, reputasi penjamin, dan struktur kepemilikan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode akuntansi persediaan, penyusutan, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan sinyal kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Hal ini terjadi barangkali lebih karena faktor lainnya seperti image perusahaan di masyarakat, apakah sebelum IPO perusahaan tersebut sudah mendapat tempat di masyarakat luas atau belum. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ali dan Hartono (2003) dalam hal pemilihan metode persediaan. reputasi auditor, dan reputasi underwriter, dan struktur kepemilikan, namun tidak konsisten dalam hal pemilihan metode penyusutan. Hal ini terjadi barangkali karena penelitian ini memisahkan antara perusahaan non-keuangan dan keuangan, sedangkan Ali dan Hartono (2003) tidak memisahkannya, di mana sifat dan karakteristik aktiva tetap (mesin dan lainnya) cukup berbeda. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat dikemukakan saran untuk investor bahwa walaupun hasil temuan tidak cukup bukti/tidak signifikan, faktor-faktor tersebut tetap harus diperhatikan untuk keamanan investasinya dan risiko-risiko yang mungkin muncul dan investasi harus dilakukan secara sehat dan wajar. Keterbatasan penelitian ini diantaranya adalah hanya memisahkan perusahaan non-keuangan dan keuangan saja. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk membaginya lagi menjadi non keuangan manufaktur, dan non-keuangan non-manufaktur mengingat karakteristik perusahaan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Syaiful, dan Hartono, Jogiyanto. 2003. Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 6: 41-53.
118
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Arnes, Alvin A., Randel J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance (Edisi ke-12 Jilid 1). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Balvers, R., McDonald, and R. E. Miller. 1988. Underpricing of New Issues and the Choice of Auditor as a Signal of Investment Banker Reputation. The Accounting Review, 63: 602-622. Carter, Richard B. and Steven Manaster. 1990. Initial Public Offerings and Underwriter Reputation. Journal of Finance, 45: 1045-1067. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate (Edisi ke12 Jilid 1). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Muzatko, S. R.et al. 2004. An Empirical Investigation of IPO Underpricing and the Change to the LLP Organization of Audit Firms. Auditing: A Journal of Practice and Theory, 23 (1): 53-67. Neil, J. D. et al. 1995. Accounting Method Choice and IPO Valuation. Accounting Horizons. 9 (3): 68-80. Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. PSAK No. 14 dan 16, 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Ritter, J. R. 1984. The Hot Issue Market of 1980. Journal of Business, 54 (April): 215-240. Rusdin. 2008. Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: ����������������� ����� YKPN. Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi (edisi ke-7). Jakarta: ������������������ Erlangga. ��������� Thornton et al. 2009. Do Underwriters Create Value in the Determination of the IPO Final Oferring Price?. The Journal of Applied Business Research. 25 (6): 1-11. Yeh, Y. H., Shu, P. G. and Guo, R. G. 2008. Ownership Structure and IPO Valuation-Evidence from Taiwan. Financial Management, 37 (1): 141-161.
Toto Rusmanto Agnesia Fransiska