PENGARUH PEMBERIAN INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH MARMOT ( Cavia cobaya )
SKRIPSI
OLEH : SUPARMAN SARAGIH NIM 030804046
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Halaman Pengesahan
PENGARUH PEMBERIAN INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH MARMOT ( Cavia cobaya )
Diajukan oleh : SUPARMAN SARAGIH NIM 030804046
Medan, Februari 2009 Disetujui oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
(Dr. Edy Suwarso, S.U, Apt.) NIP 130 935 857
(Dra. Lely Sari Lubis, Msi., Apt.) NIP 131 653 973
Disahkan oleh: Dekan Fakultas Farmasi,
(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP 131 283 716 Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan, kesabaran dan kebijaksanaan dalam penyelesaian skripsi ini untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orangtua, Ayahanda H. Saragih dan Ibunda P. br. Purba, serta abang dan adekku atas doa dan kasih sayang yang selalu mengiringi yang tidak terbalas dengan apapun juga. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Edy Suwarso, S.U, Apt., sebagai pembimbing I dan Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt., sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
3. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan dan Bapak Drs. Kasmirul Ramlan S., MS, Apt., sebagai dosen wali yang telah membimbing penulis selama masa pendidikan. 4. Bapak Dr. Karsono, Apt., Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si, Apt., Bapak Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt., dan Bapak Dr. Edy Suwarso S.U., Apt., sebagai tim penguji yang sangat banyak memberikan masukan dan saran atas skripsi ini. 5. Ibu Dra. Nurhayati Majrul, M.Kes., sebagai Pembimbing Di Balai Laboratorium Kesehatan Medan, Bapak Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Farmakologi dan Bapak Panal Sitorus, M.Si., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Farmakognosi beserta stafnya.. 6. Sahabat – sahabatku Yosi, Ruth, Erna, Renta, Okta, Bintang, Arta, Junus, dan rekan-rekan mahasiswa Farmasi stambuk 2003, abang-kakak senior terutama Kak Rika serta semua pihak yang terkait yang telah memberi motivasi dan bantuan langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pengetahuan umum dan ilmu farmasi khususnya. Medan, Februari 2009 Penulis,
(Suparman Saragih)
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan faktor penyebab terjadinya aterosklerosis. Penggunaan daun seledri yang merupakan bahan alami dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri terhadap kadar kolesterol serum darah marmot yang hiperkolesterolemia dan untuk membandingkan efek antihiperkolesterolemia dari infus daun seledri dengan obat simvastatin. Penelitian ini dilakukan dengan membagi hewan percobaan ke dalam 5 kelompok (A, B, C, D, dan E). Kadar kolesterol serum darah marmot awal diukur lalu diberi perlakuan hiperkolesterol dan diukur kadar hiperkolesterolemia kemudian diberikan untuk kelompok A diberi aquades, kelompok B diberi suspensi simvastatin 0,01%, kelompok C, D, dan E diberikan infus daun seledri 10 % masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB/hari, 800 mg/kgBB/hari, 1200 mg/kgBB/hari. Kadar kolesterol diukur setelah dua minggu. Hasil Penelitian diuji secara Anava dengan taraf signifikansi 95 % menunjukkan bahwa pemberian infus daun seledri dapat menurunkan kadar kolesterol secara nyata.
Efek antihiperkolesterolemia dari infus daun seledri
dibandingkan dengan obat simvastatin didapati tidak berbeda secara signifikan.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT High cholesterol level in blood were a factor atherosclerosis occured. Used of Celery as a natural plant that can decrease the level of cholesterol. The aim of this experimental was to know the effect of celery infuse on the cholesterol serum blood level to the hypercholesterolemia animal experiment (guinea pig) and compared with antihypercholesterolemia effect by celery infuse within simvastatin drug. This experimental was done by divided animal experiment into five groups (A, B, C, D, and E). First Cholesterol serum blood level of guinea pig was measured then treatment with hypercholesterolemia. After hypercholesterolemia serum blood level was measured, each group treated, for A with aquadest, B with simvastatin suspension 0.01 %, and group C, D , and E with celery infuse 10 % each with dose 400 mg/kgbodyweight/day, 800 mg/kgbodyweight/day, 1200 mg/kgbodyweight/day. The cholesterol serum blood level was measured after two weeks. The result was showed with Anava system for 95 % significant level, whether that Celery infuse could significantly decreased the cholesterol serum blood level. Antihypercholesterolemia effect between celery infuse was compared with simvastatin suspension and was not significantly different.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI JUDUL ..................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................... v ABSTRACT ............................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................ vii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Perumusan masalah .................................................................... 2 1.3 Hipotesis .................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 1.5 Kerangka konsep penelitian ........................................................ 3 1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Seledri ...................................................... 5 2.2 Deskripsi Tanaman ..................................................................... 5 2.3 Kandungan Kimia dan Kegunaan ............................................... 6 2.4 Simvastatin ................................................................................. 6 2.5 Kolesterol ................................................................................... 8 Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
2.5.1 Jenis Kolesterol ................................................................. 11 2.5.2 Kolesterol dan Peranannya Dalam Beberapa Penyakit ........ 12 2.6 Gangguan kolesterol ................................................................... 13 2.7 Obat – obat Penurun Kolesterol .................................................. 14 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 17 3.1.1 Alat – alat Penelitian .......................................................... 17 3.1.2 Bahan ................................................................................ 17 3.2 Hewan percobaan ....................................................................... 17 3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel ........................................ 17 3.3.1 Pengumpulan Sampel ......................................................... 17 3.3.2 Identifikasi Tumbuhan ....................................................... 18 3.3.3 Pengolahan Sampel ............................................................ 18 3.4 Prosedur Penelitian .................................................................... 18 3.4.1 Model Hewan Hiperkolesterolemia .................................... 18 3.4.2 Pembuatan Infus Seledri 10 % ........................................... 18 3.4.3 Pembuatan Suspensi Simvastatin 0,1 % b/v ........................ 19 3.4.4 Pemberian Infus Seledri Pada Marmot yang Hiperkolesterolemia ........................................................... 19 3.4.5 Pengambilan Darah ............................................................ 19 3.4.6 Penentuan Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ............ 20 3.5 Analisis Data .............................................................................. 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 21
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 26 5.2 Saran .......................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 27
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Kadar kolesterol serum darah marmot normal , hiperkolesterolemia dan setelah pemberian obat .................... 22
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................. 3 Gambar 2.1. Rumus Bangun Simvastatin .............................................7 Gambar 2.2. Rumus Bangun Kolesterol ................................................ 8 Gambar 4.1. Diagram kadar kolesterol serum darah Marmot Normal, hiperkolesterolemia (mg/dl) dan setelah Pemberian obat± SD .......................................................................... 23
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan alur pengerjaan penelitian ...................................... 29 Lampiran 2. Hasil identifikasi tumbuhan .............................................. 30 Lampiran 3. Tumbuhan Seledri (Apium graviolens L.) ........................ 31 Lampiran 4. Bagan Alur model hewan hiperkolesterolemia .................. 32 Lampiran 5. Bagan alur Pengambilan darah marmot ............................. 33 Lampiran 6. Data rataan kadar kolesterol serum darah Marmot selama penelitian (mg/dl) .................................................. 34 Lampiran 7. Bagan alur pengukuran kadar kolesterol serum darah Marmot ............................................................................ 36 Lampiran 8. Contoh perhitungan dosis ................................................. 37 Lampiran 9. Contoh Perhitungan beda antar dua mean ......................... 39 Lampiran 10. Analisis data secara Statistika ......................................... 40 Lampiran 11. Surat Keterangan Pemakaian Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara ...................... 44 Lampiran 12. Spesifikasi Larutan Pereaksi Kolesterol (Axiom) ........... 45 Lampiran 13. Spesifikasi Alat Microlab 300 (E-Merk) ......................... 46 Lampiran 14. Pengoperasian Alat Microlab 300 ................................... 49 Lampiran 15. Alat Microlab 300 (E-Merck) ......................................... 50
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan itu sendiri memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan dengan adanya back to nature dan krisis ekonomi berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya (Hapsoh, 2008a). Tumbuhan seledri (Apium graviolens L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat yang banyak digunakan oleh masyarakat, juga sebagai penyedap dalam makanan (Rukmana, 1995). Tumbuhan seledri juga mengandung fitosterol yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi yang berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi. Jadi, fitosterol berfungsi menurunkan kadar kolesterol di dalam darah (Anonim, 2007) Kelebihan kolesterol atau hiperkolesterolemia merupakan penyakit yang ditakuti karena mengganggu kesehatan jantung. Sebenarnya, kita hanya perlu sejumlah kecil kolesterol yaitu untuk membuat dan memelihara sel-sel saraf serta untuk mensintesis hormon di dalam tubuh. Jika kadar kolesterol dalam pembuluh darah berlebihan, maka sebagian kolesterol itu akan mengendap. Hal ini memungkinkan terjadinya kalsifikasi atau pengapuran sehingga pembuluh darah tidak elastis lagi, sehingga menimbulkan resiko naiknya tekanan darah. Keadaan Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
ini dapat membahayakan, terutama bila sampai menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Apalagi pembuluh yang pecah adalah pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Bila pengapuran terjadi di pembuluh darah jantung, organ vital ini akan kekurangan pasokan darah sehingga kekuatannya berkurang. Kalau aliran darah sampai tersendat, akan terjadi infark jantung yang membuat denyut jantung tidak teratur atau sama sekali tidak kuat ( Dzulkarnain, 2008). Upaya untuk mencegah dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah mulai mendapat banyak perhatian dari para peneliti. Sebab telah dibuktikan bahwa apabila kadar kolesterol dikurangi maka peluang terjadinya arterosklerosis dan penyakit jantung juga turun (Payne, 1995). Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian infus daun seledri terhadap kadar kolesterol darah pada marmut yang dibuat hiperkolesterolemia dan membandingkannya dengan penggunaan obat antihiperkolesterolemia dalam hal ini Simvastatin tablet yang ada dipasaran.
1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil perumusan masalah antara lain: a. Apakah pemberian infus seledri dapat menurunkan kadar kolesterol serum darah marmot yang hiperkolesterolemia. b. Apakah ada perbedaan efek antihiperkolesterolemia dari simvastatin dengan infus daun seledri.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dibuat hipotesis analisis sebagai berikut : a. Infus daun seledri dapat menurunkan kadar kolesterol serum darah marmot yang hiperkolesterolemia. b. Pemberian infus daun seledri memberikan efek penurunan kolesterol yang lebih baik dibandingkan dengan suspensi simvastatin. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri terhadap kadar kolesterol serum darah marmot yang hiperkolesterolemia.
b.
Untuk membandingkan efek antihiperkolesterolemia dari infus daun seledri dengan obat simvastatin.
1.2 Kerangka konsep penelitian Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. Metode yang dipakai adalah metode eksperimental. Variabel bebas
Variabel terikat
Kontrol
Infus daun seledri
Kadar kolesterol darah
Suspensi simvastatin Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat umum dan tenaga kesehatan bahwa infus daun seledri dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Sehingga
dapat digunakan sebagai obat
alternatif untuk pencegahan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kolesterol dalam tubuh.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Tanaman Seledri Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Rukmana , 1995) : Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Apiales
Suku
: Apiaceae
Marga
: Apium
Jenis
: Apium graveolens L.
2.2 Deskripsi Tanaman Tanaman seledri ini berupa tanaman herba yang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Seledri merupakan tanaman semak dengan tinggi sekitar 15 cm. Batangnya pendek tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas, bercabang tegak dan berwarna hijau pucat. Daunnya menjari tak teratur serta berlekuk - lekuk dan majemuk menyirip ganjil dengan anak daun terdiri dari 3 – 7 helai serta mempunyai tangkai daun yang panjang. Pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit dan panjang daun 2 – 7,5 cm dengan lebar 2 – 5 cm. Buahnya berbentuk kotak atau kerucut dengan warna hijau kekuningan. Akar seledri berupa akar tunggang dengan warna putih kotor (Smith, 2002). Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
2.3 Kandungan Kimia dan Kegunaan Seledri mempunyai khasiat pembersih darah, memperbaiki fungsi hormon yang terganggu, dan mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urin. Bagi pengguna seledri yang perutnya sering kembung akan sering membuang angin karena seledri juga berkhasiat sebagai karminatif. Bagi wanita yang jarang haid karena kurangnya hormon estrogen (akibat hipogonadism) atau wanita di usia perimenopause yang banyak keluhan akibat menurunnya kadar estrogen, minum air perasan seledri juga merupakan salah satu solusi karena seledri dapat memperbaiki fungsi hormon yang terganggu (Dalimartha , 2002). Selain mengandung flavonoid (apiin) yang berkhasiat antioksidan, apigenin yang berkhasiat hipotensif, seledri juga mengandung lipase untuk mencerna lemak, sejumlah vitamin (A, B dan C), serta kandungan mineral yang cukup tinggi untuk memperkuat massa tulang seperti kalsium, magnesium dam fosfor. Setiap 100 gr seledri mengandung 50 gr kalsium. Dengan kandungan mineral tersebut, seledri dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Kandungan kaliumnya yang cukup tinggi menyebabkan pengguna seledri tidak memerlukan penambahan kalium dari luar akibat efek diuretic yang dikonsumsinya (Dalimartha , 2002).
2.4 Simvastatin Simvastatin merupakan senyawa penurun kolesterol yang diperoleh secara sintetis dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Setelah pemberian oral simvastatin yang memiliki gugus lakton yang tidak aktif akan dihidrolisa Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
membentuk asam β-hidroksi. Senyawa ini merupakan penghambat 3-hydroxy-3methylglutarylcoenzyme A (HMG-CoA) reduktase. Enzim ini mengkatalisis pembentukan mevalonat dari HMG-CoA yang merupakan tahap awal dari pembentukan kolesterol. Simvastatin berwarna putih sampai abu-abu, tidak higroskopis, berupa serbuk kristal yang tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam cloroform, metanol dan etanol. Rumus empris dari simvastatin adalah C25H38O5 dengan berat molekul 418,57 dan rumus bangun : OH
O H
O O
O
Gambar 2.1 Rumus bangun simvastatin
(Lilja, 1998)
Dibanding penurun kolesterol lainnya (pengikat asam empedu, asam nikotinat, asam fibrat, penghambat absorpsi kolesterol), statin memiliki efek penurunan LDL terbesar. Oleh karena itu statin dijadikan sebagai obat pilihan utama untuk mengatasi hiperkolesterolnemia. Saat ini, tersedia beberapa statin di pasaran, yaitu simvastatin, lovastatin, pravastatin, fluvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin. Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Secara struktural, lovastatin dan simvastatin memiliki kesamaan. Keduanya adalah senyawa kimia dengan cincin lakton dan merupakan suatu prodrug, baru aktif setelah membuka cincin lakton di hati. Sedangkan statin lainnya langsung aktif menghambat HMG-CoA reductase setelah diabsorpsi. Penyerapan statin di saluran cerna berkisar 30-98%. Statin mengalami metabolisme lintas pertama di hati yang cukup ekstensif, terutama melalui cairan empedu. Akibatnya, bioavailabilitasnya di sirkulasi sistemik rendah. Semua statin dimetabolisme melalui jalur cytochrom P450 (CYP), kecuali pravastatin (oleh enzim sitosol) (Anonim, 2008). 2.5 Kolesterol
H
H
H
HO
Gambar 2.2 Rumus bangun kolesterol Lipid di klasifikasikan menjadi beberapa golongan, antara lain yang berbentuk cair yang disebut sebagai minyak, merupakan ester asam lemak dengan gliserol. Disamping itu, terdapat pula golongan steroid yang mengandung Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
kolesterol. Kolesterol terdapat dalam tubuh hewan dan beredar dalam darah. Kolesterol tidak terdapat dalam bahan nabati. Asam lemak merupakan bentuk molekul yang paling sederhana dari lipid, terdiri dari serangkaian atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap dalam susunan rantai karbonnya, asam lemak dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : asam lemak jenuh ( saturated fatty acid ) ; asam lemak tak jenuh tunggal ( mono unsaturated fatty acid) dan asam lemak tak jenuh ganda ( poly unsaturated fatty acid). Adanya ikatan rangkap memungkinkan zat tersebut menerima tambahan atom hidrogen lagi. Ketiga macam zat ini terdapat dalam bahan makanan, baik hewani maupun nabati ( Uripi, 2002). Lemak atau lipid merupakan zat yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh melalui makanan atau dibentuk dalam tubuh, terutama di hati dan dapat disimpan di dalam sel – sel lemak atau jaringan adipose untuk dipakai di kemudian hari. Sel – sel lemak juga membantu melindungi tubuh dari dingin. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung sel saraf yang membungkus sel – sel saraf serta empedu. Selain lemak ada juga golongan lemak lainnya yang sebenarnya tidak berkaitan dengan asam lemak tetapi masih digolongkan sebagai lemak karena mempunyai sifat – sifat yang serupa dengan lemak yang sebenarnya. Zat yang sama ini dikenal dengan istilah lipomimetic compound, yaitu komponen yang menyerupai lemak. Contohnya kolesterol. Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik seperti lemak tetapi memiliki rumus seperti steroida (Rahardja, 2002) Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu, karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang dimakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang masing – masing dibutuhkan tubuh. Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna untuk membungkus jaringan saraf (mielin), melapisi selaput sel, dan pelarut vitamin. Pada anak – anak kolesterol dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya. Kolesterol hanya diperoleh dari makanan yang terdapat pada hewan, seperti otak, daging dan kulit ayam (Wiryowidagdo,2002). Selama dalam peredaran darah, ada kecenderungan kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah sehingga mempersempit pembuluh tersebut. Proses ini terjadi karena sifat dari LDL (low density lippoprotein) yang sangat arterogenik. Kondisi demikian akan membuat aliran darah menjadi tidak lancar dan lemak terlarut dalam darah semakin tidak mencukupi proses metabolisme sehingga mengganggu keseimbangan kebutuhan oksigen dan penyediaan oksigen. Padahal metabolisme tubuh sepenuhnya membutuhkan oksigen (aerobik). Bila yang terjadi merupakan metabolisme anaerobik maka akan terjadi penumpukan asam laktat sehingga seseorang akan merasa nyeri hebat dibalik tulang dada. Peristiwa ini disebut kejang jantung atau angina pektoris (Mursito, 2002). Peningkatan kadar lipid dalam darah meliputi kolesterol dan trigliserida merupakan unsur utama. Kadar kolesterol diatas 220 mg/dl bagi umur 40 – 49 tahun, ibarat sudah lampu kuning untuk faktor risiko. Hiperkolesterolemia berkaitan erat dengan low density lippoprotein (LDL) dan HDL (high density Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
lippoprotein) dalam pembentukan aterosklerosis. Pada usia 30 – 49 tahun, bila kadar kolesterol mencapai 260 mg/dl, kemungkinan menjadi penderita aterosklerosis 3-5 kali bila dibandingkan dengan kadar kolesterol yang 220 mg/dl (Sitepoe, 1992)
2.5.1 Jenis Kolesterol Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yakni kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian kilomikron, yakni very low density lippoprotein (VLDL), intermediate density lippoprotein (IDL), low density lippoprotein (LDL), dan high density lippoprotein (HDL). Dari kelimanya yang penting untuk diketahui adalah LDL dan HDL (Wiryowidagdo,2002). 1. Low
density
lippoprotein
(LDL)
merupakan
lippoprotein
yang
mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah (arterosclerosis). Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari lemak yang masuk. Semakin tinggi/ banyak lemak yang masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut. 2. High
density
lippoprotein
(HDL)
merupakan
lippoprotein
yang
mengandung Apo A, yang memiliki efek anti-arterogenik, sehingga Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang (Wiryowidagdo,2002).
2.5.2 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lemak jenuh dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah penyakit kanker, termasuk kanker payudara dan kanker usus besar (colon). Untuk itu, kita dianjurkan untuk mengurangi konsumsi zat – zat ini. Kolesterol dan lemak berhubungan erat dengan timbulnya aterosklerosis, endapan lemak dan garam – garam lain dalam dinding pembuluh darah nadi (arteri) sehingga pembuluh darah menjadi kaku (sklerosis), yang mengakibatkan menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke dalam otot jantung maka jantung kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pektoris atau infark jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar (Uripi, 2002). Kenaikan kadar kolesterol di dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor risiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula risiko pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner. Kolesterol sendiri tidak dapat dipisahkan dari lippoprotein dan lipida Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
lainnya sebagai faktor aterogenik. Sebab, dalam sirkulasi kolesterol berikatan dengan lippoprotein (Sitepoe, 1992).
2.6 Gangguan Kolesterol 1. Dislipidemia Primer Dislipidemia primer adalah gangguan lipid (meningkatnya kolesterol) yang
terbagi
menjadi
hiperkolesterolemia
2
familial.
bagian,
yakni
hiperkolesterol
Hiperkolesterol
poligenik
poligenik biasanya
dan
terjadi
peningkatan kolesterol ringan atau sedang. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kolesterol ini adalah berkurang fungsi reseptor LDL, berkurangnya daya metabolisme kolesterol, dan meningkatnya penyerapan kadar kolesterol. Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kolesterol yang sangat dominan (banyak) akibat ketidakmampuan reseptor
LDL. Penderita biasanya
akan mendapat gangguan penyakit jantung koroner (PJK) dengan ketinggian kadar kolesterol mencapai 1.000 mg/dl. Padahal, kadar kolesterol total yang diperkenankan adalah kurang dari 200 mg/dl. Jika mencapai 200 – 239 mg/dl harus diwaspadai. Jika terjadi diatas 250 mg/dl, dianggap berbahaya. 2. Dislipidemia sekunder Dislipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, seperti infeksi,stress, atau kurang gerak (olehraga). Berbagai macam obat juga bisa meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami resiko kenaikan kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo,2002). Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
3. Hiperkolesterolemia akibat metabolisme lemak. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat gaya hidup yang kurang baik. Misalnya, makanan sehari – hari banyak mengandung lemak tetapi aktifitas fisik kurang. Hiperkolesterolemia ini disebut juga hiperkolesterolemia primer. 4. Hiperkolesterolemia turunan. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada tempat kerja LDL reseptor sehingga menyebabkan pembentukan kadar LDL yang tinggi atau kekurangan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol sampai diatas 400 mg/dl atau kadar HDL dibawah 35 mg/dl, meskipun orang tersebut rajin berolahraga, memakan makanan serat, jarang mengonsumsi lemak hewani dan tidak merokok (Suharti, 2006)
2.7 Obat – Obat Penurun kolesterol Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan pemakaian obat – obatan dan non farmakologi tanpa pengunaan obat - obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara: 1. Menghentikan kebiasaan merokok. Merokok dapat berakibat buruk bagi pembuluh darh otak dan perifer. Partikel gas yang terkandung dalam asap rokok seperti karbon monoksida akan menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat aterosklerosis. Dengan demikian, karbonmonoksida menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
2. Olah raga. Bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol naik, kadar HDL rendah, dan menimbulkan kelebihan berat badan. 3. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol. 4. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol darah dalam tubuh. Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka diperlukan pengobatan dengan obat –obatan. Pemakaian obat – obatan harus diingat pula tidak terlepas dari efek samping. Obat sesungguhnya adalah ”benda asing” yang dimasukkan ke dalam tubuh ; semacam ”racun” yang diharapkan memberikan efek baik, tetapi sekaligus mencemaskan karena memendam pula efek yang tidak mengenakkan. Itulah sebabnya indikasi pemakaian obatpun hendaklah setepat mungkin, seakan tidak ada pilihan lain lagi kecuali terpaksa menelannya. Banyak obat antikolesterol yang kini beredar di pasaran. Dan obat – obat ini hanya boleh dipakai, apabila dengan diet yang ketat, latihan yang teratur dan pengendalian faktor –faktor resiko lainnya tidak lagi bisa menekan kadar kolesterol dalam darah (Baaras, 1993) Suatu
kemajuan
dalam
pengobatan
hiperkolesterolemia
dengan
ditemukannya kelompok baru zat yang di dapat dari jamur yang bersifat kompetitor yang kuat terhadap HMGCoA reduktase suatu enzim yang mengontrol biosintesis kolesterol. Obat – obat ini sangat efektif dalam menurunkan kadar LDL kolesterol plasma. Penghambat HMGCoA reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini akan menurunkan kadar LDL plasma. Empat Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
penghambat HMGCoA reduktase yang telah dipelajari pada manusia : mevastatin, lovastatin, pravastatin dan simvastatin (Suyatna, 1995). Untuk mengurangi bahaya penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah, terutama pembuluh darah otak, haruslah dijaga agar kadar lipid dalam darah direndahkan. Melalui diet yang membatasi lemak dapatlah diharapkan kadar kolesterol dan trgliserida menurun, yaitu jangan makan mentega dan sebagai gantinya dapat diberi margarin (Oswari, 2003)
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat – alat Penelitian Alat – alat yang digunakan adalah microlab 300 (Merck), sentrifuge (Swing Type Model CD-50 SR Tomy Seiko), timbangan, mikropipet (Clinicon), inkubator, oral sonde, rak tabung reaksi, tabung reaksi, termometer, pemotong kuku dan alat – alat lain yang dibutuhkan. 3.1.2 Bahan Bahan – bahan yang digunakan adalah daun seledri, pakan BR 1 CP5 11B, reagensia kolesterol (axiom), aquadest, lemak kambing, kuning telur ayam eropa, etanol, tablet simvastatin produksi PT. Promedrahardjo Farmasi industri.
3.2 Hewan percobaan Marmot jenis lokal (dengan berat 200 – 400 g) yang berumur 3 bulan dan telah dikondisikan selama seminggu.
3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.3.1 Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun seledri ( Apium graviolens L.) yang masih segar, berwarna hijau, cukup tua dan tanpa bunga yang diambil dari Desa Lau Gendek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengambilan Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah yang lain. 3.3.2 Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI, Bogor. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 2 sedangkan Gambar tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.3.3 Pengolahan Sampel Tumbuhan seledri (Apium graviolens L.) sebanyak 4 kg dibersihkan, dicuci dan ditiriskan, setelah itu diambil daunnya dan dikeringkan di udara terbuka (diangin - anginkan) terlindung dari cahaya matahari langsung. Setelah itu ditimbang dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 400C. Daun dianggap telah kering apabila diremas menjadi hancur.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Model Hewan Hiperkolesterolemia Marmot terlebih dahulu diukur kadar kolesterol awalnya. Kemudian diberi pakan biasa yang dicampur dengan kuning telur ayam eropa 1% dan lemak kambing 20% dari jumlah makanan /hari yaitu 20 g selama 7 hari. Setelah itu diukur kadar kolesterol darahnya. Bagan alur pengerjaannya dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.4.2 Pembuatan Infus Seledri 10 % Ditimbang 10 g daun seledri lalu dimasukkan dalam panci infus yang berisi 120 ml aquades kemudian dipanaskan sampai suhu 900C setelah itu Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
ditunggu selama 15 menit kemudian diserkai setelah dingin dengan kain flanel sampai diperoleh volume keseluruhan 100 ml. 3.4.3 Pembuatan Suspensi Simvastatin 0,01 % b/v Suspensi simvastatin 0,01% b/v dibuat dengan cara sebagai berikut: timbang sebanyak 0.5 g CMC, ditaburkan dalam cawan porselen yang berisi air panas sebanyak 10 ml. Diamkan selama 15 menit. Setelah itu aduk sampai diperoleh massa yang
homogen. Kemudian timbang tablet simvastatin yang
setara dengan 10 mg simvastatin, gerus sampai halus, lalu tambahkan mucilago CMC sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Tambahkan sisa air suling, gerus kembali lalu masukkan dalam labu tentukur 100 ml dan cukupkan volumenya sampai garis tanda. 3.4.4 Pemberian Infus Seledri Pada Marmot yang Hiperkolesterolemia Marmot dibagi menjadi 5 kelompok dimana kelompok pertama diberikan aquades sebagai kontrol, kelompok kedua diberikan suspensi simvastatin 0,01 % dosis 0,775 mg/kg BB/hari, kelompok ketiga diberikan infus seledri 10% dengan dosis 400 mg/kg BB/hari, kelompok keempat diberikan infus seledri 10% dengan dosis 800 mg/kg BB/hari, dan kelompok kelima diberikan infus seledri 10 % dengan dosis 1200 mg/kg BB/hari yang diberikan secara oral. Kadar kolesterol darah marmot diukur setelah 14 hari. 3.4.5 Pengambilan Darah Waktu pengambilan sampel darah harus dicegah kontaminasi oleh debu, rambut atau pengotor lainnya.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Cara pengambilan darah ; Marmot dipuasakan terlebih dahulu selama 10 -14 jam. Lalu bulu-bulu kaki marmot dipangkas, kemudian kuku kaki dibersihkan dengan sikat gigi basah untuk membuang pasir dan sisa pengotoran lainnya. Lalu kaki dan kuku marmot dibersihkan dengan alkohol. Setelah itu kuku marmot dipotong dengan pemotong kuku sampai berdarah kemudian darah yang menetes ditampung dalam tabung serum yang bersih sebanyak 1 ml. 3.4.6 Penentuan Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Darah yang telah diambil disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm, maka akan dihasilkan 2 lapisan yaitu bagian serum dan padatan. Dipipet bagian serum sebanyak 10 μl kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi reagensia kolesterol sebanyak 1000 μl. Dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 250C. Diukur pada alat microlab dengan panjang gelombang 546 nm. Dicatat hasilnya, dapat dilihat pada Lampiran 6, Sedangkan bagan alur pengukuran kadar kolesterol dapat dilihat pada Lampiran 7. 3.5 Analisis Data Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistika dengan menggunakan metode ANAVA (Analisa Variansi) secara manual dengan taraf signifikansi 95 % dilanjutkan dengan metode LSD untuk mengetahui kelompok mana
yang
memiliki pengaruh sama atau berbeda signifikan satu dengan yang lainnya.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu sumber penyebab kenaikan kadar kolesterol di dalam darah adalah konsumsi makanan yang mengandung kolesterol maupun lemak jenuh. Sumber kolesterol berasal dari produk hewani, seperti daging, limpa, otak, ginjal, kuning telur dan udang (Baraas, 2006). Kuning telur mengandung 220-250 mg kolesterol sehingga pemberian pakan yang mengandung kuning telur sebanyak 2,02 gram sudah dapat menaikkan kadar kolesterol (Lidya, 2001) Asam lemak jenuh yang banyak terdapat pada lemak hewani (seperti lemak kambing) yang dikonsumsi dapat diubah didalam hati menjadi kolesterol sehingga menyebabkan kenaikan kadar kolesterol (Baraas, 2006). Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dapat bersifat sinergis apabila bahan pangan yang mengandung kolesterol dikonsumsi bersama dengan lemak jenuh. (Sitepoe, 1993). Menurut Sitepoe (1993) kadar hiperkolesterolemia dapat dilihat dari adanya
kenaikan kadar lipid yang terukur yaitu kadar kolesterol. Hasil ini
dinyatakan sebagai kondisi hiperkolesterolemia. Bila dibandingkan dengan kadar normal, kadar kolesterol setelah pemberian pakan yang terdiri dari kuning telur 1% dan lemak kambing 20% dari jumlah makanan/hari memperlihatkan kadar kolesterol yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa marmot tersebut telah hiperkolesterolemia.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Kadar kolesterol serum darah marmot normal dan hiperkolesterolemia dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Kadar kolesterol serum darah marmot normal ,hiperkolesterolemia dan setelah pemberian obat
Perlakuan
Normal
A B C D E
41,16 ± 5,81 35,83 ± 4,79 42,67 ± 3,98 40,83 ± 7,41 39,83 ± 7,17
Kadar kolesterol (mg/dl) ± SD Hiperkolesterolemia Setelah Pemberian obat selama 14 hari 72,50 ± 6,16 71,83 ± 4.79 75,67 ± 9,27 43,67 ± 5.05 76,67 ± 9,22 65 ± 6.99 82,83 ± 15,56 50,67 ± 8.14 85,33 ± 13,65 37,83 ± 7.36
Keterangan : Kadar kolesterol yang tercantum adalah kadar rataan dari 6 ulangan sebelum diberi infus daun seledri atau simvastatin A : untuk perlakuan tanpa pemberian obat (diberi aquadest) B : untuk perlakuan pemberian suspensi simvastatin ( 0,775 mg/kg BB/hari) C : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri 10 % (400 mg/kg BB/ hari) D : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri 10 % ( (800 mg/kg BB/hari) E : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri 10 % (1200 mg/kg BB/hari) SD : Standar Deviasi Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata – rata kadar kolesterol serum darah Marmot hiperkolesterolemia menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kolesterol normal . Hal ini sesuai dengan hasil uji T (Lampiran
9)
dengan
membandingkan
kadar
kolesterol
normal
dan
hiperkolesterolemia, maka terdapat perbedaan yang nyata antara kadar kolesterol normal dan hiperkolesterolemia (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa pada pemberian pakan yang terdiri dari campuran kuning telur 1 % dan lemak kambing 20 % dari jumlah makanan/hari
selama 7 hari dapat meningkatkan kadar
kolesterol serum darah marmot.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.1 yang menunjukkan adanya peningkatan
kadar
kolesterol
serum
darah
marmot
hiperkolesterolemia
dibandingkan dengan yang normal. 120 Kolesterol normal
100 kolesterol hiperkolesterolemia
80 kolesterol setelah pemberian infus daun seledri ataupun suspensi simvastatin
60 40 20 0 A
B
C
D
E
Gambar 4.1 Diagram kadar kolesterol serum darah marmot normal, hiperkolesterolemia (mg/dl) dan setelah Pemberian obat ± SD Pengambilan darah dilakukan dengan memotong kuku kaki marmot sampai berdarah (Kusumawati, 2004), lalu ditampung dalam tabung serum dan diukur memakai alat spektrofotometer Microlab 300 (lampiran 16). Metode ini dipilih karena pelaksanaannya yang sederhana, cepat dan tepat. Spektrofotometer digunakan untuk membaca serapan larutan serum dan blanko pada panjang gelombang 546 nm. Pengukuran kadar kolesterol serum darah marmot dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah, Medan. Sebagai pembanding positip pada penelitian ini dipakai obat simvastatin 10 mg, pemilihan obat ini karena harganya ekonomis. Efek simvastatin sebagai penurun kolesterol sudah terlihat dalam waktu dua minggu dan maksimal setelah Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
penggunaan satu bulan (Rahardja, 2002). Simvastatin diberikan pada hewan uji marmot dengan dosis 0,075 mg/kg BB/hari, setelah pemberian selama 2 minggu kadar kolesterol marmot sudah kembali normal. Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pemberian suspensi simvastatin dan infus daun seledri selama 2 minggu memberikan efek penurunan kadar kolesterol. Semakin tinggi dosis infus daun seledri yang diberikan akan menghasilkan penurunan kadar kolesterol yang semakin besar. Pemberian suspensi simvastatin memberikan efek penurunan kadar kolesterol yang cukup kuat dibandingkan dengan pemberian infus daun seledri dosis 400 mg/kg BB dan 800 mg/kg BB. Setelah diuji secara statistik dengan menggunakan ANAVA dengan taraf signifikansi 95 % yaitu bila F hitung > F tabel maka Ho ditolak artinya ada perbedaan nyata antara nilai rata – rata kadar kolesterol darah Marmot. Dari hasil uji ANAVA (lampiran 10)diperoleh fhitung sebesar 28,19 jauh lebih besar dari ftabel pada taraf signifikansi 95% (= 2,76). Berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penurunan kolesterol dari kelima kelompok. Dengan demikian dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui kelompok yang berbeda satu dengan yang lainnya dimana harga LSD0,05 adalah ±7,85. Dari hasil uji LSD diperoleh bahwa pada pemberian suspensi simvastatin 0,01 % dengan dosis 0,775 mg/kg BB/hari selama 2 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol yang setara dengan yang normal. Pada perlakuan dengan pemberian aquadest selama 2 minggu tidak menunjukkan penurunan kadar Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
kolesterol yang
bermakna yang
berarti marmot masih dalam kondisi
hiperkolesterolemia. Pemberian aquadest dibandingkan dengan pemberian infus daun seledri 10 % dosis 400 mg/kg BB selama 2 minggu tidak menunjukkan perbedaan yang berarti pemberian infus tersebut tidak menurunkan kadar kolesterol secara nyata. Pada pemberian infus daun seledri 10% dengan dosis 800 mg/kg BB memberikan penurunan kadar kolesterol yang sama (tidak berbeda secara nyata) dengan pemberian suspensi simvastatin, sedangkan pada pemberian infus daun seledri 10% dosis 1200mg/kg BB menurunkan kadar kolesterol yang lebih rendah daripada pemberian suspesi simvastatin. Pada pemberian infus daun seledri 10% dengan dosis yang berbeda memberikan penurunan kadar kolesterol yang berbeda secara nyata dimana dengan semakin besarnya dosis maka penurunan kadar kolesterol yang dihasilkan juga semakin besar.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Pemberian infus daun seledri menyebabkan penurunan kadar kolesterol serum darah marmot yang hiperkolesterolemia. 2. Dari hasil pengujian statistik diperoleh bahwa pada pemberian infus daun seledri 10 % dosis 800 mg/kg BB memberikan penurunan kadar kolesterol yang tidak berbeda secara
nyata (sama) dengan pemberian suspensi
simvastatin 0,01 %, sedangkan pada pemberian infus daun seledri 10 % dosis 1200 mg/kg BB memberikan penurunan yang lebih kuat dibandingkan dengan pemberian suspensi simvastatin 0,01 % 5.2 Saran Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh infus daun seledri terhadap kadar HDL dan LDL terhadap serum darah marmut.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2007). Seledri, Juga Tingkatkan Libido Men’s Guide Wed. diakses Tanggal 15 Juli 2008. http:/www.CBN Portal.com. Anonim (2008). Optimalisasi Manfaat Statin. Diakses tanggal 21 november 2008. http://www.majalah-farmacia.com Baraas, F. (1993). Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dalimartha, S. (2002). Resep Tumbuhan Obat Untuk Penderita Osteoporosis. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya. Hapsoh dan Nini R. (2008). Textbook. Diakses tanggal 17 Juli 2008. e-course.usu.ac.id/content/budidaya/agronomi/textbook.pdf Hoffman, M dan William Legro. (1996). Bebas Dari Penyakit : Mencegah, Mengobati, dan Menyembuhkan Lebih Dari 100 penyakit dan Idapan. Penerjemah T. Hermaya. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Lilja JJ, Kivisto KT, Neuvonen PJ. (1998) Clinical Pharmacology Theraphy. Diakses tanggal 21 november 2008. Madiyono, B. Dan Suharti K.S. (2003). Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung Pada Usia Muda. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mursito. B. (2002). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit PT. Penebar swadaya. Oswari, E. (2003). Penyakit Dan Penanggulangannya. Cetakan kelima. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Payne, M. (1995). Kiat Menghindari Penyakit Jantung. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. Puspita, I. S. (2005). Statistik Praktis Untuk Farmasi. Cetakan pertama. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Mahasiswa. Rahardja, K. (2002). Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek – Efek Sampingnya. Cetakan Kelima. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo. Rukmana, R. (1995). Bertanam Seledri. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Sitepoe, M. (1992). Kolesterol Fobia. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Smith, E. (19 ). Terapi Sayuran :Pengobatan hemat dan aman dengan bermacam – macam resep tradisional. Jakarta : Penerbit Prestasi Pustaka. Smith, J.B. dan Soesanto M. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Suharti, KS. (2006). Cegah Kolesterol Agar Tidak Berlebihan. Diakses 19 Maret 2008. http:/www.ratriardi.multiply.com. Suyatna, F. Dan Tony H. (1995). Farmakologi Dan Terapi. Editor. Sulistia G., Rianto S., Frans D. dan Purwantyastuti. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Uripi, V. (2002). Menghidangkan Makanan Rendah kolesterol. Jakarta: Penerbit Puspa Swara. Wijayakusuma, H. Dan Setiawan D. (1999). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Cetakan kelima. Jakarta. Penebar swadaya. Wiryowidagdo, S dan M. Sitanggang. (2002). Obat Tradisional Untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol. Cetakan Pertama. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 1 Bagan alur pengerjaan penelitian Marmot Dikondisikan selama 1 minggu 1. Diukur kadar kolesterol Kadar kolesterol awal
2. Diberikan perlakuan hiper kolesterolemia selama 7 hari Diukur kadar kolesterol
Kadar Hiperkolesterolemia 3. Diberikan perlakuan dengan dan tanpa pemberian infus seledri dan pemberian suspensi simvastatin selama 14 hari Diukur kadar kolesterol pada hari ke-14 Kadar kolesterol pada hari ke-14
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 2 Hasil identifikasi tumbuhan
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 3 Tumbuhan Seledri (Apium graviolens L.)
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 4. Bagan Alur model hewan hiperkolesterolemia Marmot
Diberi pakan yang dicampur dengan 1 % kuning telur dan 20 % lemak kambing selama 7 hari Marmot Hiperkolesterolemia
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 5 Bagan alur Pengambilan darah marmot Marmot Dipuasakan selama 10 – 14 jam Dipangkas bulu kakinya Disikat kuku dan kakinya dengan sikat gigi basah Kuku yang bersih Dibilas dengan alkohol Dipotong dengan pemotong kuku sampai berdarah Darah Marmot Ditampung dalam tabung yang bersih Didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit Dimasukkan dalam lemari pendingin Darah siap diukur
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 6 Data rataan kadar kolesterol serum darah Marmot selama peneletian (mg/dl) Kelompok Awal A
Jumlah Rata- rata SD B
Jumlah Rata- rata SD C
Jumlah Rata- rata SD D
Jumlah Rata- rata SD
Kadar kolesterol Hiperkolesterolemia Pemberian obat
46 48 38 43 40 32
68 77 74 80 73 63
67 76 70 75 77 66
247 41,17 5,81 33 35 30 43 34 40 215 35,83 4,79 48 43 40 37 46 42 256 42,67 3,98 45 31 46 34 50 39 245
435 72.5 6,16 76 90 75 64 68 81 454 75,67 9,27 76 84 63 77 71 89 460 76,67 9,22 71 69 112 82 78 85 497
431 71,83 4,79 48 37 50 45 39 43 262 43,67 5,05 68 70 52 71 63 66 390 65 6,99 42 50 59 47 62 44 304
40,83 7,41
82,83 15,56
50,67 8,14
Berat hewan
Dosis yang diberikan (ml)
250 330 300 340 380 350
3,00 3,96 3,60 4,08 4,56 4,20
315 320 360 370 305 345
2,44 2,48 2,79 2,87 2,36 2,67
250 400 375 268 306 329
1,00 1,60 1,50 1,07 1,22 1,32
270 250 350 255 365 299
2,16 2,00 2,80 2,04 2,92 2,39
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 6. Sambungan E
Jumlah Rata- rata SD
49 42 35 45 39 29 239 39,83 7,17
78 108 90 83 67 86 512 85,33 13,65
29 47 38 46 35 32 227 37,83 7,36
260 280 275 390 308 346
3,12 3,36 3,30 4,68 3,70 4,15
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 7 Bagan alur pengukuran kadar kolesterol serum darah marmot Darah Marmot Dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm Terbentuk 2 lapisan
Serum
Padatan Dipipet sebanyak 10 μl Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi larutan reagensia kolesterol 1000 μl Dihomogenkan Diinkubasi pada suhu 250C Dibiarkan selama 10 menit Diukur pada alat microlab 300 dengan panjang gelombang 546 nm Dicatat hasilnya
Hasil
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 8 Contoh perhitungan dosis Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan
Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg
Mencit 20 g 1,0
Tikus 200 g 7,0
Marmot 400 g 12,25
Kelinci Kera Anjing 1,5 kg 4 kg 12 kg 27,8 64,1 124,3
Manusia 70 kg 387,9
0,14
1,0
1,74
3,0
9,2
17,8
56,0
0,008
0,57
1,0
2,25
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
2,4
4,5
14,2
0,016
0,11
0,19
0,42
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,10
0,22
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,16
0,32
1,0
Contoh perhitungan Dosis suspensi simvastatin 0.01% Dosis manusia = 10 mg Dosis marmot (berat 400 g)= 0,031 x 10 mg = 0,31 mg Dosis marmot = 1000/400 x 0.31 mg = 0,775 mg/ kg BB Dosis untuk Marmot Berat = 315 g = 315/1000 x 0,775 = 0,2441 mg Konsentrasi suspensi simvastatin 0,01 % = 0,01 g/ 100 ml = 10 mg/ 100 ml = 0,1 mg/ ml Jadi volume suspensi simvastin yang diberikan 0,2441 mg
x 1 ml = 2,441 ml
0,1 ml
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 8. Sambungan Contoh perhitungan dosis infus daun seledri 10 % Dosis diberikan = 400 mg/kg BB Dosis marmut berat 250 g = 250/1000 x 400 mg = 100 mg Konsentrasi infus daun seledri 10% = 10 g/ 100 ml = 10.000 mg/ 100 ml = 100 mg/ml Jadi volume infus daun seledri yang diberikan 100 mg
x 1 ml = 1 ml
100 mg
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 9 Contoh Perhitungan beda antar dua mean
Perlakuan A B C D E Rata -rata SD
Ho :
δ21 = δ22
H1
δ21 ≠ δ22
Kadar kolesterol (mg/dl) ± SD Normal Hiperkolesterolemia 41,16 72,5 35,83 75,67 42,67 76,67 40,83 82,83 39,83 85,33 40,06
78,6
2,58
5,31
F = S21 / S22 F = 5,312/ 2,582 F = 28,2 /6,.64 F = 4,24 Ftabel = Fα/2, v1, v2 = F0.025, 5, 5 = 5,05 Fhitung < Ftabel ,maka dilanjutkan dengan uji t t
= (y1-y2) / s 2
s
1/r1 + 1/r2
r1 r1 r2 r2 2 2 2 = { ∑ Y 1i ) – ( ∑ Y1i ) / r1 + ∑ Y 2i – ( ∑ Y2i )2 /r2 }/ (r1 + r2 – 2 ) i=1 i=1 i=1 i=1
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 9. Sambungan s2
= { (72.52 + 75.672 + ... +85.332) – ((72.5 + 75.67 + ... +85.33)2/5) + (41,162 + 35,832 + ... + 39,832) – ((41,16 + 35,83 + ...+ 39,83)2/5) }/ 8
s2
= {( 5256,25 + 5725,949 + ...+ 7281,209) – (3932/5) + (1694,146 + 1283.7889 +…+ 1586,429)-( 200,322/5) }/8
s2
= {(31002,51- (154449/5)) + (8052,181 – (40128,1/5 )) } / 8
s2
= {(31002,51 - 30889.8 ) + (8052,181 - 8025.62) } / 8
s2
= { 112,7056 + 26,56072 }/ 8
2
=
139,2663 / 8
-2
s
=
17,4083
s
=
4,17
s
t
= (78,6 – 40,064) / 4,17
t
= 38,54 / 4,17
t
= 38,54 / 4,17 (0,6325)
t
= 38,5 / 2,64
t
= 14,60
1/5 + 1/5
2/5
t tabel = t α/2,(r1 + r2 – 2) = t0.025, 8 = ± 2,31 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung > t tabel yang berarti bahwa ada perbedaan antara kadar rata- rata kolesterol marmot normal dengan hiperkolesterolemia.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Analisis data secara Statistika 1. ANAVA (Analysis of Variance) aquadest
Suspensi simvastatin 0.01 %
67 76 70 75 77 66
Yi. : 431 Yi. : 71,83 SSY
Yi. Yi.
48 37 50 45 39 43 : 262 : 43,67
400 mg/kg BB
Infus daun seledri 10 % 800 mg/kg BB 1200 mg/kg BB
68 70 52 71 63 66
Yi. Yi.
: 390 : 65
Yi. Yi.
42 50 59 47 62 44 : 304 : 50,67
Yi. Yi.
29 47 38 46 35 32 : 227 : 37,83
t r = ∑ ∑ ( Y2ij ) – ( Y2.. / tr ) i=1 j=1 = {( 67 2 + 762 + 702 + 752 + … + 352 + 322 )} - {( 431 + 262 + ... + 227)2 / 30} = {( 4489 + 5776 + 4900 + 5625 + ...+ 1225 + 1024 )} - {(2604996) / 30} = (92830) - (86833,2) = 5996,8
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Sambungan
SST
t = ∑ ( Y2i. / r ) – ( Y2.. / tr ) i=1 = {( 4312 + 2622 + 3902 + 3042 + 2272 ) / 6 } –
{( 2604996) / 30} = {(185761+ 68644 + 152100+ 92416+ 51529) / 6} – {( 86833,2)} = {( 550450) / 6} - {( 86833,2)} = (91741,6667) - (86833,2) = 4908,47 SSE
= SSY - SST = (5996,8) – (4908,4667) = 1088,33
MST
= SST / t – 1 = (4908,47) / ( 5-1 ) = 4908.47/ 4 = 1227,12
MSE
= SSE / n – t = (1088,33) / ( 30 – 5 ) = 1088,33/ 25 = 43,53
f
= MST / MSE = 1227,17/ 43,53 = 28,19
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Sambungan Analisis Variansi Sumber Variasi Perlakuan (antar kelompok) Error Percobaan (dalam kelompok) Total
df t - 1 =4 n - t = 25 29
SS SST = 4908,47 SSE = 1088,33 5996.8
MS MST = 1227.1167 MSE = 43,53
fhitung MST MSE = 28,19
ftabel F0,05;(4);(25) = 2,76
Dengan demikian fhitung sebesar 28,19 jauh lebih besar dari ftabel pada taraf signifikansi 95% (=2,76). Berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penurunan kolesterol dari kelima perlakuan. LSD (Least Significant Difference) Untuk mencari kelompok mana dari perlakuan yang berbeda, maka dilakukan uji LSD (Least Significant Difference).
( 2 x MSE ) LSD = ± t 0,05/2 x
; df Error = 25 r (2 x 43,53)
= ± 2,0595 x 6 = ± 2,0595 x 3,8093 = ± 7.85
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Sambungan Hasil uji LSD pengaruh pemberian infus daun seledri terhadap kadar kolesterol serum darah marmot Kelompok Perlakuan Hiper A B C D E
Normal
Hiper
A
B
C
D
-38.53 -31.77 -3.6* -24.93 -10.6 2.23*
6.77* 34.93 13.6 27.93 40.77
26.17 -6.83* -21.17 -34
-21,33 -7* -5.83*
-14.33 -27.17
-12.83
Keterangan Tabel 2: Normal : kadar rata – rata kolesterol normal (40,07) Hiper : kadar rata – rata kolesterol hiperkolesterolemia (78,60) A: Perlakuan mengunakan aquadest (sebagai kontrol) B: Perlakuan mengunakan suspensi simvastatin 0,01 % C: Perlakuan mengunakan infus daun seledri 10 % dosis 400 mg/kg BB D: Perlakuan mengunakan infus daun seledri 10 % dosis 800 mg/kg BB E: Perlakuan mengunakan infus daun seledri 10 % dosis 1200 mg/kg BB
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 11 Surat Keterangan Pemakaian Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 12 Spesifikasi Larutan Pereaksi Kolesterol (Axiom)
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 13 Spesifikasi Alat Microlab 300 (E-Merk) MICROLAB 300 (MERK)
Light Source • Quartz Halogen Lamp 12V-20W Wavelenght range • Automatic by 12 positions filter-wheel; • 6 standar interference filters : 340, 405, 505, 546, 578 dan 620 nm; • 6 positions for optional filters Photometric Range • -0.1 to 2.3 Absorbance Detector • Photo diode (320-1000 nm). Blanking • Automatic zero setting Operator interface • Membrame keyboard, for direct function and alpha numeric entry; • Optional external keyboard; • High contrast graphical LCD display • Real time clock, 24 hours system Languages • English; • French; • Spanish; • Portuguese; • German; • Other languages on request Measurements Procedures • Kinetic, with linearity check; • Kinetic, with linearity check and sample slope blank; • Two point kinetic, with or without reagent blank; • End point, with or without reagent blank; • Bichromatic end point; , with or without reagent blank; • End point, with sampl blank and , with or without reagent blank. Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 13 Sambungan Multiple testing • Up to nine replicates; • Means, SD and CV. Measuring time • Programmable, 2 to 998 second for kinetic and two point type of test; • For end point fixed at 2 seconds Delay time • Programmable, 0 to 999 seconds Method Parameter Setting a.o. • • • • • • • • • • • • • •
Method name; Measurement mode Wavelength 1 and 2; Aspiration volume; Measurement delay; Measurement time; Factor Concentrations standards; Reagent blank y/n; Sample blank y/n Units for results Level for flagging; Curve fit y/n; Linearity check.
Calibration • Factor, one-point, two point and multiple point; • Automatic on standard (linear mode); • Automatic on up to 10 standard (non linear mode). Quality Control • Two control per test; • QC suvey of last 30 control measurements; • Levey Jenning plot; Flow cell • Metal, with quartz windows; Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
• Measuring volume 25 ml. Lampiran 13 Sambungan Temperature control • By means of peltier elements; • Fixed temperature at 370C Aspiration system • Internal pump of bellows type; driven by stepper motor • Back panel connection for waste; • Aspiration volume programmable. Printer • Matrix printer • Normal paper; • External printer port available. Signal interface • Centronics type parallel port; • RS 232 type serial port; • PS 2 type port for external keyboard Quality • UL • CE • CB cetificate Power Requirements • 100-240 VAC nominal, 50/60 Hz; • Battery back-up to retain data. Dimensions • 40 x 17 x 36,5 cm (W x H x D) Weight • 8,5 kg.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 14 Pengoperasian Alat Microlab 300 PENGOPERASIAN ALAT MICROLAB 300 Pengoperasian alat microlab 300 sebagai berikut : 1. Tekan tombol OK/Off 2. Bila alat sudah terhubung/menyala, tunggu selama 15 menit 3. Cari menu yang diinginkan o Tekan skip o Tekan measure o Tekan tombol naik turun o Tekan enter o Tekan tombol penghisap untuk mencuci o Masukkan reagensia yangn diminta ke dalam tombol penghisap, maka hasil akan terlihat pada layar monitor o Bila hasil sudah keluar, tekan skip, begitu seterusnya sampai selesai o Untuk menggantikan pada posisi semula tekan back Catatan : Bila layar tidak terang, tekan tanda (+) Bila layar terlalu terang, tekan tanda (-) Untuk memasukkan program baru ke dalam microlab 300 : 1 Cari program dan tekan enter 2 Buka PIN dengan kata kunci Labkes 3 Tekan new 4 Masukkakn program baru menurut penentuan masing – masing 5 Tekan back untuk kembali ke semula
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 15 Alat Microlab 300 (E-Merck)
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graviolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot ( Cavia cobaya ), 2009. USU Repository © 2009