Pengaruh Pemberian Alkohol Secara Akut Terhadap Memori Pada Tikus (Rattus norvegicus) Sri Nabawiyali
Nurul Makiyah
Fakultas Kedoheran ofthis studv is to reveal the effects ofacutely admitted alcohol on memory by measuring the 8 arm radial maze performance of the r(rts. In this study, rats are divided randomly into three groups i.e. control group, treatment conlrol group and lrealment Efoup. Each group contains 5 rats. Rdts were adapted tnto 8 arm radial maze for 10 minutes Jor seven days subsequently without giving a bait except in the sixth day which was given a bail into the tip, the middle and the door of arms and in the seventh day a bait was given into those arms excepl the door of arms. The aim
In the eighth day, a control group was nol given any treatment, a treatment control group is given aquades 2 ml orally and a treatment group was given 2,5 g/kg absoIute alcohol (2 ml of 20% alcohol, orally). Thirty minutes after treatment' each rat was put inlo 8 arm radial mqze to test the performance consisting ofa number ofarm radial maze that were entered by rats and error values ofrats entered arms ofradial m(Ee. Treatment of 8 arm radial maze was conducted in every rat Jor ten minutes within l2 days subsequently. The result of this study showed that treatment group has a lowest ofnumber oJ arm radial maze that were entered by rats compared with control and treatment control groups, but an eftor values ofrats that enter lo arms ofradial maze in d treatment
group is the biggest compared with control and trealment control groups. From the results ofthis study, it is concluded that acutely alcohol given orally would cause the memory function declines. Key llords: Alcohol, Acutely, Memory, Maze Radial
Pendahuluan
Latar belakang Alkohol dalam bidang medis dikenal sebagai salah satu obat tertua yang digunakan masyarakat. Di negara-negara Barat, alkoholisme rnerupakan salah satu masalah penyalahgunaan obat yang serius. Data epidemiologis menunjukkan, sekitar 2/3 penduduk dewasa di Amerika Serikat mengkonsumsi alkohol secara teratur dan l2%o di antaranya termasuk peminum berat
(heavy drinkers) (Tabakoff & Hoffman dalam Meltzer, 1987). Data epidemiologis di negara berkembang khususnya di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun dari berbagai studi lumal
IDA
Edisi 5, Tahun I 4 I 9/ I 999
4
disebutkan bahwa alkohol banyak dikonsumsi secara ilegal di kota-kota besar yang aksesibilitas turisrnenya tinggi (Widharto, 1997). Alkoholisme adalah masalah ekonomi, sosial dan kesehatan rnasyarakat. Di Amerika Serikat sendiri kerugian karena menurunnya produktivitas dan kesehatan dalam satu tahun dikaitkan dengan alkoholisme diperkirakan menelan biaya I 17 milyar dolar. Cangguan neurologis yang berhubungan dengan alkohol terutama terdapat dalam jumlab besar, menyebar dan menghancurkan dengan adanya komplikasi medis pada aikoholisme (Charness et al., 1989). Ambilan (intake) kronik alkohol pada manusia dan tikus mengakibatkan kerusakan substansial pada fungsi memori seperti terbukti dengan berkurangnya jumlah neuron kolinergik pada otak depan bagianbasal (basalforebrain) yangmeningkatkan aferensiasi bagian luar korteks. Perubahan degeneratif pada otak depan bagian basal ini disenai dengan reduksi petand.a (markers) kolinergik prasinaptik yang menggambarkan penurunan sintesis, kandungan dan pelepasan asetilkolin pada neokorteks dan hippocampus (Arendt, 1994). Menurut Baek et al. ( 1994), perlakuan alkohol kronik akan menginduksi berkurangnya memori seperti terlihat pada perubahan anatomis dan biokimiawi pada otak depan bagian basal dan hippocampus. Neuron-neuron kolinergik, khususnya pada jalur septohippocampal, mudah terserang oleh neurotoksisitas alkohol. Menurut Gasbarri et al. (1996), formasio hippocampi telah lamadiketahui memainkan peran penting dalam belajar dan ingatan (learning and memory). Dari penelitian terdahulu diketahui
adanya organisasi proyeksi mesensefalik formasio hippocampi pada tikus penting untuk mengevaluasi efek learning and memory, sedangkan menurut Reyes et aI. (1989), formasio hippocampi adalah salah satu area di otak yang memainkan peran penting dalam memori spasial. Stoltenburg (1994) menyatakan bahwa formasio hippocampi dan masukan (input) kolinergiknya adalah subslrdt neurobiologis yang penting dalam proses leorning and memory. Karena perubahan dalam learning and memory biasanya adalah akibat dari pemaparan toksikan,
maka ada kemungkinan bahwa hippocampzs adalah tempat target yang penting untuk neurotoksisitas. Pada kenyataannya, hippocampus telah terbukti rentan atau peka terhadap bermacam-macam bahan toksik. Contohnya, hippocampus mengalami kerusakan oleh karena toksikan dari lingkungan seperti logam berat, obat-obatan yang disalahgunakan seperti alkohol, benzodiazepam, amfetamin, kokain, morfn dan lain-lain. Pemberian alkohol secara akut mengurangi pembangkitan neuron hippocampus dan pemaparan secara kronik atau prenatal mengakibatkan berkurangnya tugas belajar spasial, padahal tugas tersebut ter gantung pada hippocampus (Malthews et al., 1995). Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial learning) pada hewan uji. Hal ini disebabkan oleh karena maze melengkapi teknik yang baik untuk studi perbandingan perilaku pada hewan,juga maze dapat digunakan sebagai sumber informasiyang penting mengenai belajar serial pada hewan. Tentu saja masih ada teknik lain untuk mempelajari proses belajar serial pada hewan, akan tetapi maze paling banyak digunakan dan merupakan teknik yang penting (Deese, 1958). Dalam paper keduanya, Small (1901 dalam Boring, 1950) sangat banyak mengundang perhatian karena dalam penelitiannya tentang proses-proses mental pada tikus, dia memperkenalkan metode maze untuk mempelajari kecerdasan pada hewan. Pada kajian perilaku, ternyata perilaku hewan coba mudah beradaptasi dengan meze tersebut. Tikus putih merupakan hewan uji yang sangat mengagumkan dalam laboratorium, sehingga tikus putih dalam maze kemudian menjadi standar dalam rnempelajari learning (Andreas, 1967). Efek kronik pemberian alkoholterhadap kinerja maze radial diteliti pada tikus di laboratorium oleh Gal & Bardos (1994). Dari perhitungan total kesalahan masuk ke lengan maze radial, totat lurnal
tD4
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
5
waktu yang diperlukan sampai mencapai kriterion dan strategi dalam memasuki lengan yang dipilih, hasilnya mcnunjukkan bahwa aktivitas masing-masing kelompok tidak berbeda antara tikus yang diberi alkohol dengan tikus yang bertindak sebagai kontrol,juga tidak ada perbedaan dalam memilih
strategi yang digunakan. Tikus alkoholik sering memasuki lengan yang telah dimasuki dan dalarn sejumlah kasus, tikus tersebut tidak mampu menyelesaikan tes ini sesuai dengan waktunya. Hal ini menurut Gal & Bardos ( 1994) dan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diduga karena tidak adanya gangguan dalarn kernampuan belajar atau memorijangka pendek, tetapi lebih banyak sebagai salah satu jenis kekakuan (rigidity) d^n keanekaragaman dalam perilaku (invariability of
behaviow).
Caprioli et al. (1991) melakukan penelitian kinerja maze radial secara longitudinal pada tikus yang berumur 4 - 25 bulan dengan mengukur jumlah pilihan yang benar dari 8 lengan dan derajat diversitasnya (DD). Masuda & Murai (1995) melakukan penelitian dengan menggunakan 3 metode maze yang berbeda, yaitu multiple maze, T-maze dan radial maze untuk melihat perilaku belajar secara spontan pada mencit. Hasilnya menunjukkan bahwa mencit yang diperlakukan dalam aparatus dengarr 3 maze yang berbeda tersebut mampu mengadakan negoisasi atau melaksanakan tugasnya pada ketiga tnaze tersebut secara spontan, dan dianggap bahwa ketiga maze ini bermanfaat untuk menilai memori pada mencit dengan suatu Iatihan. Crusio et al. ( 1 987) melakukan penelitian dengan menggunakan 8 galur mencit yang berbeda jelas menunjukkan kinerja -vang diuji deirgan naze radial 8 lengan. Galur yang berbeda dengan yang berbeda pula. Kinerja tersebut berkorelasi sangat erat dengan ukuran hippocampal intra and inJrapyramidal mossyJ'ihre (iip-MF) terminal field. Hasil ini digabungkan dengan hasil penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa variasi genetik proyeksi iip-MF mempengarulri proses vang menentukan kemampuan perilaku (behavioural abilities) pada mencit.
Perumusan masalah
a 6. c.
Dari latar belakang di atas. dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Alkoholisme merupakan salah satu nrasalalr penyalal'rgunaan obat yang serius karera gangguan neurologis yang berhubungan dengan alkohol, terutarna deugan adanva korrplikasi rnedis pada alkoholisrne, sangat berat dan kompleks. Formasio hippocampi menainkan peran penting dalam belajar dan ingatan (learniug and mernorv). Penrberiar alkolrot secara akut mengurangi perrbangkitan neuron hippocontpus Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial leurning) dan bennanfaat untuk r.neniiai memori pada hewan coba. Galur hewan uji yang berbeda akan rnemperlihatkan kiner.ja rnaze radial yang berbeda pula.
Masalah
Dari uraian di atas. nlaka perrrasalahan yang akan dikaji dalanr penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh petr berian alkohol secara akut terhadap nremori dengan mengukur kiner-ja maze radial 8 lengan yang diperlihatkan oleh tikus ?
Hipotesis Adapun hipotesis vang diajukan dalam penelitian ini adalah bahrva pemberian alkohol secara akut menururkan kinerja rnaze radial 8 lengan pada tikus.
Jumal
/DEA
Edisi 5- Tahun l4l911999
6
Tinjauan Pustaka Alkohol Alkohol, disebut juga etanol, etil alkohol atau hidroksi etana. terdapat di dalam sejumlah minuman dan sediaan obat dengan rumus umum CH3-CH2-OH. Alkohol adalah cairan tidak berwarna dengan bau harum. rasanya pahit dan membakar. Alkohol diperoleh melaluifermentasi pati atau gula pada minurran beralkohol. sedangkan alkohol untuk industri dan pengobatan diperoleh melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau hidroksi etilen pada temperatu tinggi, membentuk azeotrop dengan air selama proses destilasi, sehingga konsentrasi rnaksimum alkohol yang terdestilasi adalah 94,9 %o (v/v) (Dollery, J99l).
GAMBAR
1
Struktur kimia alkohol
HH H-
tl
C- C-OH
ll
HH Alkohol adalah obat tertua yang digunakan oleh nranusia di masa lalu untuk pengobatan dan untuk kepentingan sosial. Meskipun alkohol mempunyai beberapa indikasi terapeutik, tetapi dari sudut pandang medis pada saat ini, alkohol biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang
disalahgunakan. Pemberian alkohol secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, akan berakibat terjad inya toleransi dan ketergantungan fisik terhadap alkohol meningkat (Ferko, 1990) Sistem sarafpusat secara mencolok dipenganrhi oleh alkohol dibandingkan dengan sistem dalam tubuh yang lain. Meski alkohol diyakini sebagai stimulan, tetapi sifat stimulan ini hanya sedikit. Seperti pada obat anastesi dan hipnotik yang lain, alkohol bersifat menekan (depressant) sistem saraf pusat dengan efek menurunkan ketajaman mental serta memperbunrk koordinasi motorik seperti pada gambaran orang yang mabuk setelah minum alkohol (Kornetsky, 1978). Penggunaan alkohol secara kronik dikaitkan dengan kerusakan organ karena adanya metabolisme alkoliol, sirosis hepatis, berkurangnya fungsi otak (keadaan psikotik, dernensia, cncephalopathy ll'ernicke, serangan hilangnya memori), neuropati perifer dan sebagian myopati, kanker pada saluran nafas dar saluran cerna bagian atas (beberapa alkoholik adalah perokok berat dan ini sangat memperburuk), karsinoma hepatis dan kanker payudara pada wanita, pankreatitis
kronis, kardiomyopati, depresi sum-sum tulang termasuk megaloblastosis (karena alkohol menginduksi defisiensi folat), defisiensi vitam in K yang merupakan salah satu faktor penjendalan darah (karena kerusakan hepar), psoriasis, efek ganda p adasistem endolcrin/hipofsis/hipothalamus, kontraktur Dupuytren (Laxrcnce & Bennet, 1992). Mekanisme aksi alkohol dalam sistem sarafpusat hingga kini belum secarajelas diterangkan. tetapi diperkirakan bahwa tempat aksinya adalah pada membran sel. Diperkirakan bahwa pemberian
alkohol secara akut akan berpengaruh terhadap perubahan membran secara fisik, sehingga
Iurnal
,rla
Edisi 5, Tahun l4l9l1999
7
meningkatkan sifat kelarutan membran. Molekul alkohol akan terlarut dalam membran sel dan rnenyebabkan lapisan ganda lemak pada membran menjadi kurang kaku. Peningkatan sifat kelarutan
membran neuronal karena adanya alkohol ini dapat mengubah beberapa peristiwa seperli : (l) lintasan ion lewat mertbran, (2) perubahan konformasi / susunan enzimatik dan (3) rnekanisrre neurotran sm iter (Ferko, I 990). Semua perubahan dalarn perilakrr. termasuk yang terkait dengan obat-obatan add iks i, inisiasi pemberian obatnya rr:embutuhkan penyimpanan informasibaru dalarn sistern saraf. Hasil percobaan terhadap hewan memperkirakan bah*'a beberapa informasi diproses pada beberapa sistern Iaarning and ntentory (dalanr ulasan inr ada 3) dalanr otak mamalia. Bahan-bahan pengsat (re inforce r) dapat berinteraksi dengan sisterr ini dengan 3 jalan, yaitu : ( I ) rnengaktivasi substrat sarof 7,ang dapat diarnati atau menghasilkan respon; (2) rnenghasilkan keadaar internal yang tidak teramati yang dapat dipandang sebagai imbalan atau sebaliknya; dan (3) nremodulasi atau rneningkatkan informasi yang tersimpan pada tiap-tiap sistern memori (White, 1996).
Bukti - bukti menunjukkan bahwa aksi obat - obatan terhadap substrat sarafi yang rumit dari rcnforcemenl memperkirakan bahwa tidak hanya ada satu faktor yang dapat dipakai untuk rrenerangkan perilaku adiktifsecara umum ataupun pemberian secara sengaja khususnya (White,
\996).
Dilaporkan bahrva beberapa akibat adanya alkohol ditandai oleh penambahan nasuknya ion Cl sehingga menyebabkan hiperpolasi membran. Pada membran saraf, hal ini akan rnenstimulasi aliran masuk ion Cl yang terjad i melalui ionophore chlorrde yaitu suatu kompleks molekuler yang berisi reseptor - reseptor untuk asam gama arnino butirat (GABA), benzodiazepin dan barbiturat.
Nampaknya alkohol rnemodifikasi lingkungan reseptor pdscasinaptik reseptor GABA yang diperantarai oleh saluran ion Cl untuk memperbesar masuknya ion Cl. Meskipun denrikian. rnekanisme in i secara farmakologis belum jelas. Alkoholjuga mengubali aliran ion Iain seperti Na dan Ca, juga berrracam-macam neurotransmiler misalnya norepinefrin. dopamin, dan GABAyang dipengaruhi oleh adanya pemberian alkohol (Ferko, 1990). Apabila alkohol diberikan dalam dosis yang berulang-ulang dalam periode waktu tertentu, nampakny,a perubahan rrernbran tidak separah pada pemberian dosis tunggal. Adaptas; kornponel membran terhadap kontak berulang alkohol mungkin berperan dalam fenomena toleransi dan ketergantungan fisik terhadap alkohol. Alkohol secara cepat diabsorbsi dari dalam larrbung. usus halus dan usus besar. Setelah diabsorbsi, alkohol didistribusikan secara seragam ke semuajarirgau dan cairan tubuh (Konretsky. 1976)
Memori Mernori adalah kemampuan untuk mengingat kembali pikiran yang asalnya diawali oleh isyarat sensoris yang datang. Mungkin sebagian besar dari proses memori terjadi di dalam korteks cerebri terutana karena tiga perempat neuron-neuron di dalam otak terletak di korteks cercbri (Gu1aon. 1985). Telah diketahui bahu,a setiap area dari sistenr sarafpusat secara esensial berperan serta dalart fenomena memori. Juga beberapa percobaan telalr nrerrperlihatkan 6ahwa chorda dorsalis dapat rnenyimpan memori mentalr selama paling sedikit beberapa menit mungkin sarnpai beberapa jam. Menurut Hodges et al. ( l99l), memori dibagi menjadi 2 yaitu working memory dan reference memor),! sedangkan menurut Gal & Bardos (1994). menrori dibagi 2 juga yaitu memori spasial dan memori temporal. Ada 3 tipe memori -vaitu ingatan vang segera (intmediale ). rnernori .jangka pendek (shorttern? menton,\ dan rnemori jangka panjang (longlerm mamon)). HippocantJurnal
/DlA
Edisi 5. Tahun l4l9/1999
8
pua terlibat dalam tnengubah memorijangka pendek (lebih dari 60 men it) menjadi memorijangka panjang (beberapa hari atau lebih). SLrbstrat anatomis untuk rnemori jangka panjang mungkin termasLrk lobus temporalis. Pasien dengan peugambilan hippocunpus secara bilareral (sebagai bagian dari lobectomi temporel bilateral untuk epilepsi) rnemperlihatkan amnesia rctrogr(tde di mana peristiu'a sebelum pembedahan dipertahankan. tetapi tidak ada memorijangka panjang baru yang dapat dibangun (Waxman & decroot, 1995)Potens iasijangka panjang(Long Term Potentiation = l,IP) adalah proses di mana kekuatan sinaptik ditambah pada saat input eJerens spesrfk ke hippocampus dirangsang pada pola berpasangan. Hal ini melengkapi dasar seluler atau molekuler untuk memahami peranan hippocampus dalam learning and memory. LTP yang dipacu oleh akumulasi kalsium pada neuron puscasinaptik yang rnengikuti aktivitas dengan frekuensi tinggi, nampaknya memainkan peran penting dalam proses yang mendasari memori. Pengamatan secara klinis dan eksperimental memprakirakan bahwa pengkodean (encoding) memorijangka panjang melibatkan ft ippocampus dan korteks yang berdekatan pada lobus temporalis med ialis. Tholamus nerllalrs dan area sasarannva pada lobus /rontalrs j uga terlibat bersama-sama dengan nucleus tVeynerl otak depan bagian basal (hasal forebrain nucleus of Meynerr) (Waxman & deGroot, 1995). Dalam penelitiannya, Swatzwelder et a l. ( 1995) memprakirakan efek etanol terhadap induksi LTP di bagian hippocampus pada tikus muda dan tikus dewasa. Besarnya LTP lebih besar pada tikus muda, sedangkan pada perlakuan etanol selama pemberian stimulus, besarnya LTP pada tikus dewasa tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol, sehiugga etanol benar - benar menghambat induksi LTP pada tikus muda. Hal ini rnenunjukkan bahwa plastisitas sinapsis yang dikaitkan dengan memori pada hippocampus d ilemahkan oleh etanol dengan tingkatan pada tikus muda lebih besar daripada tikus dewasa. Sistem limbik otak, termasuk amygdala dan hippocampus pada lobr.rs temporalis medialis dengan pyrus cinpyli dan korteks orbitofi'ontalis, forniks, corpus mamillare, nuclei thalamicis anterior dengan jelas memainkan peran krusial dalam mengontrol memori dan emosi (Walton, 1984).
Memori Jangka Pendek (Shortterm Memory)
Memorijangka pendek didefinisikan sebagai menetapnya/ bertahannya ingatan yang datang selama beberapa detik sampai beberapa menit tanpa menyebabkanjejak-jejak permanen pada otak. Beberapa memorijangka pendek mungkin disebabkan oleh gema dari signal-signal di dalam otak dalam waktu singkat setelah awal sensasi selesai, sehingga ingatan yang datang merangsang sel-sel neuronal yang berhubungan dalam sirkuit yang menggema tersebut. Sel-sel neuronal ini merangsang sel-sel yang lain dan akhirnya signal mencapai kembali pada sel-sel asalnya. Kemudian signal berjalan berkeliling dan mengelilingi sirkuit selama beberapa detik atau menit setelah sensasi
yang datang melimpah dan selama gema
ini
berlangsung terus menerus, orang tetap
mempertahankan ingatan dalam pikirannya. Konsep ini didr,rkung oleh kenyataan bahwa beberapa signal yang menggema dapat diperlihatkan kembali selama setengahjam dan selanjutnya di antara korreks cerebri dan lhalamus setelah signal sensoris yang kuat menyerang otak. Selanjutnya, signal gema ini terletak pada area tertentr:, di korteks cerebri tergantung pada tipe sensasi yang terjadi.
Memori Jangka Panjang (Longterm memory) Kita semuatahu bahwa ada beberapa memori yang berakhir selama beberapa tahun meskipun
signal yang menggema dalam otak tidak dapat memungkinkarr bertahan lebih lama daripada Jurnal
lDll,
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
9
beberapa jam, itu pun merupakan waktu yang paling lama. Memori jangka panjang ini hampir pasti adalah hasil dari mekanisme yang berulang-ulang. Pada saat signal melintas sepanjang tempat
yang klrusus pada sinapsis neuronal, sinapsis ini menjadi diperrnudah untuk aliran signal yang sama pada saat yang lain. Selanjutnya, pada saat ingatan memasuki otak, ia mempermudalr sinapsis
itu yang digunakan untuk ingatan yang khusus tersebut dan ini membuatnya lebih mudah bagi seseorang untuk mengingat ingat4n yang sama pada waktu yang lain. Namun, lintasan signal melalui sinapsis yang hanya satu kali biasanya tidak akan menyebabkan fasilitasi yang mencukupi bagi ingatan untuk diingat, oleh karena itu kita harus mempertanyakan : Bagaimanakah pengalaman sensoris tunggal yang berakhir hanya selama beberapa detik kadang-kadang dapat diingat selama bertahun-tahun sesudahnya ?. Satujawaban yang mungkin untuk lial ini nampaknya adalah bahwa signal yang menggema dari mekanisme memorijangka pendek mengirimkan ingatan yang sama melalui sinapsis yang sama beribu-ribu kali selarna lebih dari satujam setelah pengalaman sensoris
inisial berlimpah. Alasan untuk meyakini hal ini adalah bahwajika binatang terbentur kepalanya dengan tiba-tiba setelah mengalami pengalarran sensoris yang sangat kuat, pukulan pada kepala tersebut dapat menghambat signal yang menggema dan dengan cara demikian dapat menghambat memori jangka pendek. Pada keadaan tertentu, memori jangka panjang juga dapat gagal berkembang, oleh karena itu mernorijangka pendek yang bertahan selama periode paling sedikit beberapa menit, nampaknya menjadi esensiil bagi perkembangan jejak atau engram. Perkembang jejak/engram memorijangka panjang ini disebut konsolidasi dari memori. Satu kali jejak/engram
initelah dibangun, hampir beberapa signal yang menyimpang dalam otak dapat menempati urutan signal secara tepat pada saat yang lain seperti pada asalnya yang diawali oleh sensasi yang datang, sehingga pengalaman seseorang akan sama dengan ingatan awalnya.
Peranqn latihan terhadap perubahan STM menjadi LTM Beberapa penelitian psikologis telah memperlihatkan bahwa pengulangan infonnasi yang sarna lagi dan lagi akan mempercepat dan memungkinkan perubahan tingkat rnernorijangka pendek menjadi menorijangka pan-iang. Hal ini sesuai dengan teori gema rnemorijangka pendek di atas,
karena masing-rnasing gema secara aktual adalah bentuk pengulangan terus menerus informasi yarg sama. Sesungguhnya. otak itu nrempunyai kecenderungan secara alami untuk mengulang informasi baru yalg ditemukan, khususnya yang menarik minat pikiran. Kepeutingan pengulangan untuk membangun memori jangka panjang dapat dipakai untuk menerangkan mengapa orang dapat mengineat informasi -vang dipelayari secara mendalam jauh Iebih baik daripada dia dapat rnengingat se.iurnlah besar inforrnasi yang dipelajari han1,a secara superfisial dan hal inijuga dapat dipakai untuk menerangkan mengapa orang yang siaga akan mengkonsolidasi memori jauh lebih baik daripada orang yang dalam keadaan lemah mental.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh pemberian alkohol secara akut terhadap memori dengan mengukur kinerja maze radial yang diperlihatkan oleh tikus.
.lurnal
IDA
Edisi 5. Tahun l4l911999
l0
Manl'aat Penelitiln I Iasil yang cliperoleh dari perrelitian inidiharapkan dapat nremberikar surnbangan infbrrrasi bagi dtrnia ilntu pengetahuan kedokteran, khLtsusnya dalanr bidang Neuropsikobio logi lnengenai rrrekanisrrre yang rn e Iatarbe lakangi gangguan learning trnd nrcniory pada alkoholisme, sehiugga dapat nrembuka cakrawala / wawasan pengetahuan kita tentarg alkoholisme, mengetahui bahaya nemttok,si,yitus alkohol. yang pada gilirannya kernungkirran dapat mengembaugkan obat-obatan atau cara-cala menganggulangi efek toksik alkohol.
Metode Penelitian Bahan Pcnelitian Hcu,cut coltu Penelitian inirnenggunakan hewan cobatikus(1?r tu:i norvcgica\)iantar galur Spraque-Dawley. 200-250 granr, sebanyak 1 5 ekor', diperoleh dari Un it Perneliharaan Hervan Percobaar (UPHP) UGM, I lervan coba dipelihara di dalarrr kandang kisi kawat belr-rkurar (40x40x20) cm3 (lihat gambar 2). Setiap kaldang berisi I ekor tikus. Pakan dari CV PD Kasrnau, Jakafta, diberikan setiap hari pada pagi hari pukLrl 06.00 WlB. Air minurr diberikal secara od liltitunr. unr ur 3 bLrlan. berat badan t ata-rata
GAMBAR2. Kandang yang digunakan untuk memolihara tikus.
2,5 gr/kg BB alkohol absolut (2 ml alkohol 20%) diberikal kepada hewan coba secara peroral (Matthelvs et al.. 1995)
Alat-Alat Penelitian Maze ladial dengan 8 lengan (lihat gambar 3). Bagian tengah berbentuk oktagonal dengan
Irrnal IDEA lrdisi i.'lnhun I4l9/1999 11
lerrpeng nrasing-nrasirrg Lrcr uliuran (14x30) crrr Lenrpeng ini tlihLrbrtttgkatt dcugar ti pinlu bcrrrliLrran idcrrtil< (8x10) onr. Masing rrasing lengan berullrran panjang ll0 crn, lebar l0 cnr clln tinggi 20 c:rr. Lcnrpcng oklasonal cli bagian tengah telbuat darr plcli.siglas tralspamn rlan lengrn nraze ter-buat clari pol ivinilclrlor rcla (PVC) btrrarrr.
GAMBAR3. Mazc radi:rl 8 lengan
Mazc dilielilingi oleh plastili sehirgga tidali mcnrungliinl
(Capriolielal., l99l:Cnrsioctal., 1987) Di bagiandalarnlcnrpcngoktagonaldengantlianrclcr: 1.1 cnr, tliletakkar silinilel tcrbrrlt dali a lurruuiLrnr dengar dianetel lctrilr l<ecil (+ 32 cnr) schinggr rnerrrtupi secara ser'npurna nrasing-rrasing pintu nrasuk kc lcngarr uaze ratlial (Gal & Bardos. t994).
Clr:r Penelitian Hcl nn coba clibagi nrcn-jadi -1 helompoli. urasing-nrasing ltclompok tcrdiri liontrol. hcrvrn coba tidali dibcri pcrlakuan apa apa. Kc lonr poli I
dar-i 5 eliot ttktts
:
I(e lonr poii Il
I(clonr poli
:
lll:
hc,"r'an cobii cliberi perlaltuan dcngan 2 nrlakLracles sccitra pcr oral pacla puliul08.00 WIB sebanyal< satlr liali. hcrrur coLra clibcli pcrlakLran dcrrgan 2.5 gr'/kg BR alkolrol absolLrt (2 nrlalkohol 20%o) secara pcroral pada pukLrl0tt.00 WIB sebanyak satLr kali (Matthovs et al., 1995)
llanclngln Penelitian Rarcargan penclitiau 1,ang digLruakau clalarn penelitian ini adalah larcargan penelitiarr d isebut -jr.rga Tro.rlle.s I
sederhana atarr
Irrtitl IDA liiisi 5. I'ahLrn l4l9/
t2
1999
-R-At-7 Keterangan:
A,., :
xo: xr X":
:
o,-'r'
A1-1
Al-7
-
X,,
ot-r2
X,
ol-12 or-12
x"
adaptasi hewan coba terhadap maze radial 8 lengan selama 7 hari yaitu pada hari ke- I sampai dengan hari ke-7. tiap-tiap hewan coba diletakkan kedalam maze radial 8 lengan selama l0 menit tanpa diberi umpan pada ujung-ujung lengan maze radialnya, kecuali pada hari ke-6 diberi umpan pada ujung, tengah dan pintu lengan dan pada hari ke-7 diberi umpan pada ujung dan tengah lengan maze radial. kelompok kontrol tanpa perlakuan kelompok kontrol dengan perlakuan diberi akuades 2 ml peroral kelompok perlakuan dengan diberi 2,5 gr/kg BB alkohol absolut atau 2 ml alkohol 20olo peroral. tiga puluh menit setelah perlakuan, kemudian dilakukan pengamatan uji kinerja maze radial 8 lengan selama l0 menit. Hewan coba diletakkan ke dalam bagian tengah bangunan maze radial dengan posisi pintu gerbang tertutup, setelah 30 detik pintu gerbang lengan dibuka sehingga hewan coba bebas bergerak ke semua arah lengan maze radial 8 lengan.
Pengamatan Pada Maze Radial 8 Lengan Pengamatan dikerjakan pada pukul 08.00
-
10.00 WIB.
Ujung masing-masing lengan maze radial diberi umpan dengan pelet seberat I gram, dimasukkan dalam cangkir (dengan diameter 2,5 cm dan tinggi I cm). Pelet (pellet) dibungkus plastik yang dilubangi, dengan cara demikian maka ad a tidaknya reward (imbalan/ganjaran) tidak dapat dibaui oleh hewan coba. Pelet dimasukkan dalam cangkir kecil, hal inidimaksudkan untuk mencegah hewan coba melihat apakah suatu lengan masih tetap ada umpannya atau tidak. Pengamatan dilakukan tiga puluh menit setelah perlakuan. Hewan coba diletakkan di dalam lempeng silindris dengan arah berlawanan dengan peneliti dan dibiarkan beradaptasi selama 30 detik dengan pintu gerbang tertutup. Setelah periode penyesuaian, pintu gerbang d iangkat sehingga hewan coba bebas bergerak di segala tempat di maze. Sesi diakhiri setelah hewan coba mengkonsumsi pelet di seluruh lengan atau setelah memakan waktu 10 menit (Gal & Bardos, 1994).
Untuk menentukan skor masuknya hewan coba ke dalam lengan maze, tikus harus berjalan ke dalam lengan maze lebih dari separo panjang lengan. Kesalahan atau error dicatatjika hewan coba memasuki lengan maze radial yang umpannya
telah dimakan sebelumnya atau jika tikus tidak memakan pelet (imbalan/reward) Kinerja maze radial ditentukan menurut parameter sebagai berikut jumlah pilihan yang salah (error) dari 8 lengan, a. b. frekuensi kumulatif dari 4 kemungkinan derajat divergensi (DD) tiap hewan coba selama l2 hari- Tiap pilihan dikelompokkan sebagai DD yang berkisar dari I - 4, menurut kriteria apakah hewan coba secara berurutan berjalan pada 2 lengan yang berdekatan yang dipisahkan oleh l, 2 atau 3 lengan secara berurutan (misalnya, urutan jalan tikus adalah 8, 2, 3, 8' 7' 5, 3 dan 7 sehingga DD masing-masing pilihan adalah 2, 1 , 3, l, 2,2 dan 4.
Iurnal
|DEL
Edisi 5, Tahun l4l911999
l3
Data yang dianalisis hanya dari hewan coba yang secara sempurna menyelesaikan uj i kinerja mtrze
radial.
Variabel Penelitian Variabel bebos Variabel bebas yang digunakan dalarn penelitian ini adalah pemberian 2,5 grlkg BB alkohol (2 rnl alkohol 20%).
Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah memori dengan rnengukur kinerja pada naze radial 8 lengan berdasarkan jumlah pilihan yang salalr (error) dari 8 )engan dan derajat divergensinya (DD) (skala rasional).
Variabel kendali Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah:
L
Objek penelitian
Yaitu tikus (Rattus norvegicus) jantan, galur Spraque-Dawley, umur 3 bulan, barat badan rata-rata 200-250 gram. 2.
Sem mak jam terang :
dalanr kandang kisi kawat berukuran (40x40x20) cm3, diberi ) dan minum ad libitum, dengan pencahayaan 12T:12G(12
l2jam
gelap).
3.
Faklor genetik Dikontrol dengan memakai Irewan coba dari galur yang sama yaitu galur Spraque-Dawley dan dilakukan randomisasi dalam menentukan sampel. Fakr or jcn is kelantin I Dikontrol dengan menggunakan hewan coba dengan jenis kelamin sarna yaitu jalltarl Analisis Hasil Pada penelitian ini tingkat pergukuran (level of measuremenl) Dt'ttLtk pengukuran kinerja rriaze radial adalah rasional dengan 3 kelompok pengamatan, maka analisis statistik yang digunakan adalah Anava satu.jalan. dilanjutkan dengan ujit untuk menentukan letak perbedaan pada masing-
rnasing kelornpok (Pratiknya. I 994).
Hasil Dan Pembahasan Hasil Penelitian Dalarn penelitian ini ada 5 (lima) ekor tikus (n = 5) sebagai ltewatr coba yang digunakan untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti. Pada bab lV tentang metode penelitian, dinyatakan bahwa variabel tergantung yang dipakai dalam penelitian irri adalah memori dengan rnengukur k inerja pada moze radial 8 lengan berdasarkan atasjunrlah pilihan yang salah (error) dari 8 lengarr dan derajat divergensinya (DD) Akan tetapi dalarn prakteknva pada penelitian y.aug sesungguhnya untuk menqukur dera-;at divergen s i peneliti
lurnal
IDA
Edrsr 5. Tahun
t4
l4l9/1999
mengalam i kesulitan karerra tidak semua lengan dari 8 lengan maze radial tersebut yang dimasuki
oleh hewan coba padahal yang dimaksudkan dengan derajat divergensi tersebut adalah derajat penyebaran hewan coba dalam memasuki lengan mcze radial 8 lengan tersebut, sehingga peneliti membatasi untuk definisi operasional variabel tergantung derajat divergensi adalah banyaknya lengan maze radial yang dirnasuki oleh hewan coba. Adapun waktu pemakaian maze radial adalalr selama l0 rnenit untuk setiap hewan coba. Hal ini sesuai dengan penelitian dari peneliti terdahulu yang rnenyatakan bahwa lamanya hewan coba dalam maze radial adalah apabila bewan coba telah mernakan semua umpan I ganjaran I reward yang berupa pelet pada delapan lengan nraze radial atau apabila hewan coba tidak memakau semua umpan di delapan lengan tersebut maka hewan coba dirrasukkan dalam maze radial dalarr waktu l0 menit untuk setiap hewan coba (Gal & Bardos, 1994). Dari hasil perhitungan banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewar coba selama l2 hari berturut-turut diperoleh rata-rata seperti terlihat pada Tabel 1 .
TABEL
I
Rata-rata banyaknya lengan maze radial 8 lengan yang dimasuki oleh hewan coba (n=5). Hari keI
2 3
4 5
6 '7
8
9
t0 t2
Kontrol (K)
Kontrol Perlakuan (KP)
l0 + 1,89 8.2 + 3.06 7,8 + 2,04 7.6 + 1.02 1.17 6.2 6.8 + 1.33
8,2 + t,12 6,2 + t.60 7,0 + 1,89 6.8 + 0,75
r
70+0,63 6.8 1 t.72 6.4 0.110 6.6 + I .62 6.0 + 0.63 5.2 a 0.75
j
'7,2
+ 1 ,33
7.6 8.2
+
'7.2
+ 2.00
6.4 1.2
t.02
+ l,l'7
r
0.80
+ I .60 7-6 + t,36
6.4
i
t,02
Perlakuan (P) 4,0 * 0,89 1.8 + 1.60 5.0 + 3.16 4.6 +2,06 5,0 0,89 6.8 + 0,75 5.4 + 1,36 5.6 + 1.49 6.0 + 0.63 6.0 0.89 6.0 r 0.63 6,0 + 0.63
f
f
Dari angka hasil perhitungan rata-rata banyaknya lengan nraze radial 8 Ieugau vang dinrasuki oleh hewan coba pada Tabel I di atas terlihat bahwa kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP) nrempunyai nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hervan coba lebih besar dibandingkan dengan nilai banyaknya lengan rnaze radial yang dirnasuki oleh he*'an coba pada kelonrpok perlakuan (P). Hal ini akan nampak lebih jelas lagi apabila kita lihat dalanr bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.
.lurnal
IDH,
Edisi
i.
15
Tahun l4l91 1999
GAMBAR
4.
Grafik perbandingan antara kelompok kontrol, kontrol perlakuan dan perlakuan yang menunjukkan banyaknya lengan maze radial8lengan yang dimasuki oleh hewan coba.
--o-
l0
Kontrol
--G- Korltrol
I
- -
PerlrkuNn
Perlakuan
6
JumlNh-
l"ngnnt
I J
I
0
Ha
ri
Pada Gambar 4 terlihat jelas gambaran perbandingan banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba antara kelompok kontrol, kelompok kontrol perlakuan dan kelompok
perlakuan. Pada kelompok kontrol (K), terlihat bahwa nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba adalah yang terbesar dan nilai yang terbesar adalah pada hari pertama yaitu sebesar l0 + I ,89 dan selanjutnya semakin lama, maka nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba semakin rendah yaitu 8,2 + 3,06 kemudian 7,8 + 2,04 dan seterusnya semakin menurun, akhirnya pada hari ke-12 mempunyai nilai terendah yaitu sebesar 5,2!0,75. Walaupun pada kelompok kontrol pada hari ke-7 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami sedikit kenaikan, tetapi secara umum terlihat dari gambaran pada
grafik di atas nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami penurunan, itai banyaknyalengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba hampir sama dengan nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol (K), tetapi nilai yang terbesar adalah pada hari pertama yaitu sebesar 8,2 + I ,72 dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan m aze radial tuatn menjadi 6,2 + 1,60 dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai banyaknya lengan maze raclial yang dimasuki oleh hewan coba sampai akhirnya pada hari ke-12 nilai banyaknya lengan Pada kelompok kontrol perlakuan (KP),
n
maze radial yang dimasuki oleh hewan coba adalah 6,4
lurnal
IDA
r
1.02
Edisi 5, Tahun 1419/1999
l6
I'ada lielompoli pellaliuan (P), nraha nilai balyaknya lengan rrrct.:c radiol yang dimrsrrlii o lch heu,an cobl adalrh yrng tcrendah cl ib:rnd ingkan dengau lie lour pol< kontrol (K) tlan kclont pok liontrol pcrlaliuau (l(P) Pada harr kc- l. nilai [.ranyal
TABEL
2.
An:rlisis stntistik untuk iumlirh lcngnn m:rze radial yang dimasuki oleh hervan coba. Arrava
Lrlrt
K-I(P I t.3 t+
KutL'r:]lrgar
:
0.
r0
t(-P
I(P.P
,1.01*
511(.)*
:
bcrnrahra (p < 0.05) : kontrol - kontlol perllkual t(-t(P K-P I(P-P
- liorrtrol perllkLran : lionlr'ol pcrlakLran - perlakuan
Dari hasil pcrhitungan statistrli dengan analisis varian (Anava) 1 -jalan, tlidapatkan hasil 1,,,,,,,,'F,,,,.,.(4l,lll:'1.29)dengartaral'lienraknarr95o%. Ilal rninrerrun-jLrkkan balrrva ada pengaruh I'ang bcrmalina 1p<0.05) pcrnbcrian alliohol secara akut terhadap merrori- dalrnr hal ini tlcugrn rrengLrlirrr nilai brnyaknya letgln tnu:a rtrcliulyang dimasuki olch hovan coba. Adaprru dari hasil uji statistili dengan t tes seperti tellihat pada Tabel 2 di atas rnenuljukkar bahrva rcla perbedaan yarg nyata irnlara nilai Lran1,' aknya lengztn tttuza ruditrlyalg dinrasuki oleh hewatr coba lraik antara kclonrpol< koutlol ( K) clengan lielonr pol< perlakuall (P) n'raupun antara kelorrpok kortrol perlakuan (KP) clengar ke lonrl;ok per'lakuar (P). sedangkan uji t antara kelonrpol< kontlol (K) dengan kclorrpoli kortrol perlakuarr (l(P) rnenun-jLrl
.lLtrnitl
IDEA. tilisi 5-'lahun l4l9l1999
t7
Pada penelitian ini kelompok kontrol dibagi rnenjadi dua yaitu kelompok kontrol tarpa perlakuan apa-apa dan kelonrpok kontrol dengan perlakuan pemberian akLrades 2 nrl peroral. Kelompok kortrol ini dibagi men-iadi dua untuk membedakan atau nrenrbandingkar pengaruh perlakual pada lrewan coba apakah belar-benar karena pellakuan yang d ilakukan atau pengaruhnya l<arena instrunren yang d iguuakan. Dari hasil perhitungan angka kesalahan (error) hewat"t coba dalam nretnasuki letrgau rnaze ladial selarna l2 hari befturut-turut d idapatkan rata-rata sepefti terlihat pada Tabel 3. Angka-angka dalan Tabel 3 bukanlalr nilai rnentah dari angka kesalalrarr (errot) hewan coba dalarl rrerrasuki lengan maze radial, tetapi rnerupakan prosentase nilai dari barryakrya kesalalran (crror) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial dibagi dengan banyaknya Iengan maze ladial vang diurasLrki oleh hewan coba. Hal ini dilakukan oleh katena apabila nilai yang digunakar adalah n ilai nrentah dari banyaknya kesalahan (cn-or) Irervan colra dalatn menrasuki lengan uraze radial, maka nilai yang teramati sangatlah bervariasidan fluktuasinya sangat besar. sehingga apabila dibuat untuk mengolah data akan sangat tidak baik hasilnya (data terlampir).
TABEL
3.
(error) hewan coba dal:rm memasuki lengan maze radial 8 lengan (n=5)' R2rt2r-rata angka kes2rhhan
llir
kc-
Kortrol (K)
4
0.64 r {).04 0.49 + 0.21 0.57 + 0.10 0-17 a 0.04
5
0.01t
6
0.29 + 0.09 0.20 0.14 0.19 + 0.14 0.06 + 0.08 0.05,r 0-06 0.03 0.06 0.07 + 0.09
I
2
l
,7
8
9
t0
ll t2
I(ontrol Perlakuan (KP) 0.59
r 0.l0
r
r
f
0.05
Perlakuan (P)
0.83+0.t5
0-39,t 0.03
0.7i +
0.40 + 0.02 0.38 r 0,04 0,l4 r 0.08 0. t5 + 0.09 0.06 r 0.08 0,07 + 0.09
0,66 0.74 0,69 0,59 0.53 0-23
0.ll+0.
0.ll
0 0. t2 + 0,10
0
0.06 + 0.07
0,21
+ 0,1 8 + 0.14
+ 0,06 + 0,13 + 0.08 + 0.06 r 0.16
0.08 + 0.09 0-01 + 0,06
Dari hasil perh iturlgan [ata-rata al]gka kesalahau (crror) hewan coba dalatn metlasttki lengan Daze radial sepelti yarg terlihat pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa kelompok konh'ol (l() dan
kelonrpok kontrol perlakuan (KP) mernpunyai angka kesalahan (error) hewan coba dalaln rrremasuki lengan maze raclial lebih kecil dibandingkan dengau angka kesalahau (erntr) hewat] coba dalaln memasuki lengan maze radial pada kelornpok perlakuan (P). Hal ini akan nampak lebih jelas lagi apabila kita lihat dalarn bentLrk grafik seperti terlihat pada Cambar 5.
lLrmal
/DEA
Eciisi 5.
18
Tthun l4l9l1999
GAMBAR
5.
Grafik perbandingan antara kelompok kontrol (K), kontrol perlakuan (KP) dan perlakuan (P) yang menunjukkan angka kesalahan (e or) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial 8 lengan (n=5) 0.9 0.8 o.1
_-o-
Kontrol
--if-
Kontrol Pcrlakuan
0.6
Angka 0 5
kesalahan ll -4
0.1 0.2
0.1
Hari Pada Gambar 5 terlihat.jelas gambaran perbandingan angka kesalahan (error) lrewan coba dalanr rrenrasuki lergan uraze radial antara kelompok kontrol (K), kelonrpok kontrol perlakuan (KP) dan kelornpok perlakuan (P). Pada kelornpok kontrol (K). rraka terlilrat bahrva angka kesalahan (error) Irewan coba dalam rnemasuki lengatl maze radial adalah yang terkecil kedua setelah kelompok korrtrol perlakuan (KP) dan nilai yang terbesar adalah pada hari pertama vaitu sebesar 0.64 + 0.04 dan selanjutnya semakin Iarna- maka angka kesalahan (error) hewan coba dalan memasuki lengarr rnaze radial semakin rendah yaitu 0,49 + 0.21 kemudian naik sedikit pada liali
ke-3yaitusebesar0.57+0.l0dauseterusnya akhimyapadahari ke-l2mempunyai nilaiterendah yaitu sebesar 0.07 + 0.09. Walaupur pada kelornpok kontrol pada hari ke-3 angka kesalahan (crror) lrewan coba dalam memasuki lengan maze radial nengalam i sedikit kenaikan, tetapi secara umum terlihat dari gambaran pada Gambar 5 di atas angka kesalahan (error) lrewan coba dalarr memasuki lengan maze radial mengalamipenurunan. Pada kelornpok kontrol perlakuan (KP), angka kesalahan (crror) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial hampir sama dengan angka kesalahan (error) kelorrpok kontrol (K), tetapi nilai yang terbesar adalah 0.59 + 0,05 pada hari ke- I dau selanjutnya pada hari ke-2 angka kesalalran (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial turun menjadi 0.39 + 0.03 dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai angka kesalahan (error) hewan coba dalam nremasuk i lengan maze radial sarnpai akhirnva pada hari ke- l2 angka kesa lahan (er-
Jurnal
,tEA
Edisi 5. Tahun l4l9/1999
l9
ror) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah sebesar 0.06 + 0,07. Pada kelompok perlakuan (P), terlilrat bahwa argka kesalahan {crrr.rr) hewan coba dalam memasuki lengal ztrt:c rudial rllalah yang terbesar dibandingkan dengan kelornpok kontrol (K) dan kelornpok kontrol perlakuan (KP). Pada hari ke-1. anqka kesalahan (crror) hewan coba dalam memasuki lengan rnaze radial adalah sebesar 0.83 + 0,15 . selanjutnya pada hari ke-2 angka kesalahan (error) hervan coba dalam rremasuki lengan maze radial nengalami penurunan menjadi 0,75 + 0,21 kemudian pada hari ke-3 dan seterusnya angka kesalahan (error) h,ewan coba dalam memasuki lengan nruzc raclial rata-rata mengalami penurunan dibandingkan pada hari ke- I dan ke-2. Angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze rudial yang terbesar adalah pada hari ke- I yaitu sebesar 0.83 + 0. I 5 dan selanj Lttnya mengalam i penurunan dan akliinrya pada hari ke- L2 nilarnya rnerladi 0,03 + 0,06. Hal ini sama dengan kelompok kontrol (K) dan kelornpok kontrol perlakuan (KP) seperti terlihat pada Garrbar 5, dimana pada kedua kelompok tersebut (K dan KP) semakin hari maka angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze
rarllnl semakin menurun, dan pada kelompok perlakuan (P) seperti terlihat pada Gambar 5 semakin lrari maka angka kesalahan (error\ hewan coba dalam memasuki lengan naze r.rdlal semakin menurun rnendekati angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasttki lengan maze rttdial pada ke lorn pok kontro I (K) dan kelornpok kontrol perlakuan (KP), sehingga gambaran yang terlihat pada Gambar 5 di atas, pada kelompok kontrol (K), kelompok kontrol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuan (P) sernakin larna semakin menurun. Bahkan pada kelompok perlakuan (P) dan juga kelornpok kontrol perlakuan (KP) pada hari ke-10, angka kesalahan (errar) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah nol yang berani sama sekali tidak ada kesalahan (error) yang dibuat oleh lrewan coba dalam memasuki lengan maze radial
TABEL
4
Analisis statistik untuk angka kesalahan ( error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial u' t K-KP
Hari keI
1.70
2
1,09
3,84+
0.96
5,41r
4
0.38
5,70"
5
r,l4
I
6
2,48
4,20'
1
1.87
8
1,72
9
0.88
0.49 0,87
l0
t,17
I,1'l
0
1,04
0,62
0,94
0,75
lt o.27
t2
t.13'
Kelerangan
,
KP-P
l,l0+ 1,94
l
6.62*
K.P
12,90r 6, t8+
9,11* 3.60* 0,21
= beriakna (p<0,05) K-KP = kontrol - kontrol perlIkuan, K-P: kontrcl - Perlakuan, KP-P = konlrol perlakuan
Jumal
/Dlll,
Edisi 5, Tahun l4l9l1999
20
Dari hasil perhitungan statistik dengan analisis varian (Anava) I jalan, didapatkan hasil Fh,,."s F,"h.r (6,62 > J.29) dengan taraf kemaknaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna (p<0,05) pemberian alkohol secara akut terhadap memori, dalam hal ini dengan mengukur angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial. Adapun dari hasil uj i statistik dengan t tes seperti terlihat pada Tabel 4 d i atas dengan menghitung 1,". pada hari ke-i sarnpai dengan hari ke- 12 antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok kontrol perlakuan (KP), kelornpok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) dan antara kelornpok kontrol perlakuan (KP) dengan kelompok perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa uji t antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) sebagian besar tidak ada perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-3. Pada uji t antara kelorrpok kontrol (K) dengan kelornpok perlakuan (P) sebagian besar juga rnenunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-7, sedangkan uji t antara kelompok kontrol perlakuan (KP) dengan kelornpok perlakuan (P) sebagian besar hasilnya menunjukkan ada perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-9 sampai dengan hari ke- l2 menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata. Dalam penelitian ini rata-rata berat badan (BB) hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini tidak dibahas dalam bab ini karena perlakuan yang diberikan hanya satu kali dan selanjutnya hewan coba baik pada kelornpok kontrol (K), kelompok kontol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuarr (P) diperlakukan sama sehingga data yang diperoleh untuk berat badan hewan coba pada ketiga kelompok tidaklah berbeda secara nyata yaitu berkisar antara 200 - 250 gram. >
Pembahasan
Dari hasil penilaian memori dengalr mengukur kinerja maze radial 8 lengan berdasarkan atas perlritungan banyaknya lengan nnze radial yang dimasuki olelr hewan coba seperti terlihat pada Gambar 4 pada kelompok kontrol (K) mempunyai nilai banyaknyalengan maze radial yang
dirnasuki oleh hewan coba lebih besar dibandingkan dengan nilai banyaknya lengan nraze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuan (P). Pada Gam bar 4 terlihat bahwa nilai banyaknya len gan maze radial yang d imasuki oleh hewan coba yang terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh lrewan coba semakin rendah kemudian pada hari ke-3 dan seterusnya semakin rnenurun, akhirnya pada hari ke-12 banyaknya lengan ntaze radial yang dirnasuki oleh lrewan coba rnempunyai nilai terendah. Walaupun pada kelompok kontrol pada hari ke-7 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami sedikit kenaikan. tetapi secara unum terlihat dari gambaran pada Gambar 4 di atas nilai banyaknya lengan naze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami penurultan. Pada kelornpok kontrol perlakuan (KP), nilai banyakny a lengan maze radlal yang d irnasuki olelr hewan coba hampir sama dengan nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol (K). akan tetapi pada kelompok kontrol perlakuan ini nilai banyaknya lengan maze radial 8 lengan yang dirnasuki oleh lrewan coba lebih reudah, nilai yang terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan ntazc radial turwt dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai banyaknya lengan maze radial yang dirnasuki oleh he$'an coba sampai akhirnya pada hari ke- l2 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba adalah yang terendah. Pada kelompok kontrol perlakuan ini, walaupun termasuk kelornpok kontrol, tetapi dengan adanya pemberian suntikan akuades 2 ml secara intraperiloneal, maka hal ini mempengaruhi kondisi psikologis hewan coba dalarn rrenialankan tugasnya pada maze radial 8lengan. .lumal
/DEA
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
2t
Pada kelompok perlakuan (P). nilai banyaknya lengan mttze radial yang dimasuki oleh trewan coba adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP). Pada hari ke- I sampai dengan hari ke-5, secara umum nilai banyaknya lengan maze radial yang dirrasuki oleh hewan coba adalah semakin meningkat, selanjutnya pada hari ke-6 nilai banyaknyalengan maze radial yang dimasukioleh hewan coba mencapai puncaknya dan seterusnya nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba rata-rata mengalami penurunan. Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP) seperti terlihat pada Gambar 4, dimana pada kedua kelompok tersebut (K dan KP) semakin hari maka nilai banyaknya lengan maze radiai yang dimasuki oleh hewan coba semakin llenurun, sedangkan pada kelompok perlakuan (P) seperti terlihat pada Gambar 4 semakin hari maka nilai banyaknyalengan maze radial yangdimasttki oleh hewan coba semakin naik mendekati nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP), kemudian nilai banyaknya lengan rn aze radial yang dirnasuki oleh hewan coba menurun lagi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian alkohol pada hewan coba bersifat reversibel, artinya dapat dikembalikan pada kondisi sebelumnya (Matthews et al., 1996), sehingga pada kelompok perlakuan (P) nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba semakin lama semakin meningkat dibandingkan dengan nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol dan kelompok kontrol perlakuan. Dari hasil perhitungan statistik dengan analisis varian (Anava) I jalan, didapatkan hasil Fhi**> F,"b"r (41,81 > 3,29) dengan tarafkemaknaan 95o%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yanj bermakna (p<0,05) pemberian alkohol secara akut terhadap memori, dalam hal ini dengan mengukur nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba. Adapun dari hasil uji statistik dengan t tes seperti terlihat pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba baik antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) maupun antara kelornpok kontrol perlakuan (KP) dengan kelompok perlakuan (P), sedangkan uji t antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok kontrol perlakuan (KP) menunjukkan tidak ada beda nyata. Dari lrasil perhitungan rata-rata angk akesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial seperti yang terlihat pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP) mempunyai angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial lebib kecil dibandingkan dengan angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial pada kelompok perlakuan (P). Pada Gambar 5 terlihatjelas gambaran perbandingan angka kesalahan (enor) hewan coba dalarn memasuki lengan maze radial anlara kelompok kontrol (K), kelompok kontrol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuan (P). Pada kelompok kontrol (K), maka terlihat bahwa angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah yang terkecil kedua setelah kelompok kontrt l perlakuan (KP) dan n ilai yang terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya semakin lama, maka angka kesalahan (etor) hewan coba dalarr memasuki lengan maze radial semakin rendah kemudian naik sedikit pada hari ke-3 dan seterusnya akhirnya pada hari ke-12 mempunyai nilai terendah. Walaupun pada kelompok kontrol pada hari ke-3 angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial mengalami sedikit kenaikan, tetapi secara umum terlihat dari gambaran pada Gambar 5 di atas angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial mengalami penurunan. Pada kelompok kontrol perlakuan (KP), angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial hampir sama
Jurnal
/DlA
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
.,,
dengarr angka kes alahan (error)kelompok kontrol (K), tetapi nilai yang terbesar adalah pada hari ke-l darr selanjutlrya pada hari ke-2 angka kesalahan (.error) l'tewan coba dalam memasuki lengan rraze radial turun dan selanjutnya rnengalani kenaikan dan penurunan nilai angka kesalahan (er-
ror) lrewan coba dalam rnemasuki lengan maze radial satnpai akhirnya pada hari *e-12 angka kesalalran (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze rutdial adalah yang terendah. Pada kelompok perlakuan (P), terlihat bahwa angka kesalahan (error) hewan coba dalanr memasuki lengan maze radial ad,alah yang terbesar dibandingkan dengan kelompok kortrol (K) dan kelompok koutrol perlakuan (KP). Pada hari ke- 1, angka kesalahan (error) lrewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah yang terbesar, selanjutnya pada hari ke-2 angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial mengalami penurunan kemudian pada hari ke-3 dan seterusnya angka kesalahan (e*or) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial rata-rara menealami penurunan dibandingkan pada hari ke-1 danke-2.Hal ini samadengan kelornpok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP) seperti terlihat pada Gambar 5, dimana pada kedua kelompok tersebut (K dan KP) semakin hari rnaka angka kesalahan (crror) hewan coba dalanr rnemasuki )engan nuze radial semakin menurun, dan pada kelornpok perlakuarr (p) seperti terlihat pada Gambar 5 semakin hari maka angka kesalahan (error) hewan coba dalanr rnemasul 3.29) dengan tarafkernaknaan 950%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengarulr vang bermakna (p<0.05) pemberian alkohol secara akut teriradap memori, dalam hai iui dengan rrerrgukur angka kesalahan (error) Itervan coba dalam merrasuki lengan naze r4diai. Adapun dari hasil u.ii statistik dengan t tes sepefti terlihat pada Tabel 4 di atas dengan menghitung t,..pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-12 antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok kontroi-perlakuan (KP), kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) dan antara kelompok kontrol perlakual (KP) dengan kelompok perlakuan Hasilnya menunjukkan bahwa uji r antara kelompok kontrol (K) dengan kelornpok perlakuan (P) sebagian besar tidak ada perbedaan yang nvata. kecuali pada hari ke-3 . Pada u.ii t antara kelompok kontrol (K) dengan kelonrpok perlakuan (p) sebagian besar .iuga menuniukkan tidak adanl'a perbedaan yang nyata. kecuali pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-7, sedangkan uji t antara kelompok kontrol perlakuan (Kp) dengan kelompok perlakuan (p) sebagian besar hasilnva rnenunjLrkkan ada perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-9 sampai dengan hari ke-J2 rnenunjukkan tidak ada perbedaan vang rvata. Hal ini menunjukkan bahrva antara kelornpok korttrol dengan kelornpok kontrol perlakuan dalam penilaian nremori berdasarkan anska kesalalran (crrar) he"ran coba dalam memasuki lengatt ntuzc ratlial tidak ada perbedaan lurnal
IDA
Edisi 5. Taiun l4l9/1999
23
yang n)'ata, ini disebabkan oleh karena pada kedua kelompok tersebut memang tidak ada perlakuan tertentu )'ang akan rnempengaruhi perubahan memori. sedangkan antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan dan antara kelompok kontrol perlakuan dengan kelompok perlakuan rnenunjukkan adanya perbedaan vang nyata, ini disebabkan pada kelornpok perlakuan dengan pemberian alkohol secara akut akan mempengaruhi perubahan memori. Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian alkohol secara akut terhadap memori dengan mengukur kinerja maze radial 8 lengan pada hewan coba dalam hal ini yang diukur adalah banyaknya lengan maze radialyang dimasuki oleh hewan coba dan angka kesalahan (errar) hewan coba dafam memasuki lengan maze radial 8 lengan menunjukkan bahwa pemberian alkohol secara akut benar-benar menurunkan kinerja maze radial pada hewan coba. Hal ini disebabkan oleh karena alkohol mempengaruhi sistem sarafpusat secara mencolok, padahal setiap area dari sistem saraf pusat secara esensial berperan serta dalam lenomena memori. Dalarn hal ini pemberian alkohol mengakibatkan perubahan membran secara fisik. oleh karena molekul alkohol akan terlarut dalam membran sel dan menyebabkan lapisan ganda lemak pada rrembran rnenjadi kurang kaku. Peningkatan sifat kelarutan membran neuronal ini menyebabkan plastisitas sinaps yang dikaitkan dengan memori dilemahkan oleh adanya pemberian alkohol.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan perhitungankinerja maze radial8 lengan yang meliputi banyaknya lengan maze radial yang di masuki oleh hewan coba dan angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial dan juga dari hasil penelitian dari peneliti yang terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan alkohol secara akut pada hewan coba dapat menurunkan fungsi memori.
Saran Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat sederhana karena hanya membicarakan aspek peritaku (behaviour) atau neuropsikologis yang dipengaruhi oleh alkohol, padahal masih banyak sekali aspek-aspek lain (misalnya aspek neuroanatomis, neurohistologis, neurofisiologi, neurofarmakologrs, dan lain-lain) yang terkait dengan pengaruh pemberian alkohol terhadap hewan coba. Untuk itu, dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai, maka akan lebih banyak lagi hal-hal yang terkait dengan penelitian ini yang dapat dijadikan sarana untuk kajian penelitian
lebih lanjut.
REFERENSI Arendt, T., ( 1994), Impairment in memory function and neurodeg€neratif changes in the cholinergic basal forebrain system induced by chronic intake ofethanol. J. ofNeurol. Transm. (Suppl ). 44 : 173-87 Baek, J.K., Heaton, M.8., Walker, D.W., (1994), Chronic alcohol ingestion : nerve growth factor gene expression and neurotropic activity in rat hippocamp]us J. ofAlcohol Clin Exp. Res l8 (6) : 1368'78
Boring, E.C., (1950), ,4 History of Experinentql Psycholog). Second Edition Appleton-Century Crofts lnc. New York. USA. p. 62? Caprioli, A., Ghirardi, O., Ciuliani, A., Ramacci, M.T., Angelucci, L., l99l Spatial Leaming and Memory
Jumal
/DlA
Edisi 5, Tahun l4l9i 1999
24
inrheRadial Maze : A Longitudinal Study in Rats From 4 to 25 Mounth of Age J. ol Neurol.ofAge
I2(1991):605-7 E. Srmon. R P.. Greenburg, D A . 1989 Ethanol and the Nervous System. V Engl. J. Med. i2l .412-54 Deese, A., (1958). The Psycholosy^ ol Learning Secong Edition. McCraw-Hill Inc. Japan pp. l5l-60 Dollery. S C.. (1991), Therdpeutic Drug Yol.l. Churchill Livingstone. London. pp. E79 - EE2 Ferko. A.P, (1990). E$anol and Related Alcohols. ln DiPalma, J.R and Dicregorio,G.J. Bqsic Pharmacologt, u Nledicine. Third Edition. Mccraw-Hill Intemational Editions Singapore. pp.232-9 Charness. M
Gasbarri, A., Sulli, A., Innocenzi, R., Pacittr, C., Brioni, J D., (1996), Spatial memory impairment induced by lesion ofthe mesohippocampal dopaminergic system rn the rat. ,1 of Neurosci 71 (4) : 1037-44 Guyton. A.T., ( 1985), Anatomy and Physiolo.gv Firstedition. Holt Saunders Inrernational Editions Saunders College Publishing. Japan. p.348 Hodges. H.. Allen. Y , Sinden, J., Mitchell, S N.. Arendt, T. Lantos. P.L.. Gray, J.A., (1991). The Effect of cholinergrc drugs and cholinergic -rich loetal neural transplants on alcohol-induced det'icits in radial maze perfbrmance in tats .1. of Behov Brain Res.43 (18):1.7-28 Kornetsky, C ,(1916), Pharmacologl. Drugs Affecting Behaviour First Edition. John Wiley & Sons. New York. pp. 149-57 Laurence, D.R, and Bennet, P.N . (1992), C/rzical Pharmacolog, Seventh Edition Churchill Livingstone Singapore. pp.335-48 Matthews, D 8., Simson, P E., Best, P J., ( 1995), Acute ethanols impairs spatial memory but nor response
memory in therat.J. ofAlcoholClin Exp Res. 19 (4):902-9 Masuda, Y., And Murai, S., 1995. Three simple maze tests employing mice housed in maze appa.atus J of Pharmacol l'06 (2)) :7'7-84 Mafthews, D 8.. Simson, P E, Best. P.J, (1995), Acute ethanol impairs spatial memory but nor stimulus/ response memory in the rat. ../ ofAlcoholism Clin. & Exper Res.l9 (4):902-8 Mafthews, D.B., Simson, P.8., Best, P.J., (1996), Ethanol alters spatial processing ofhippocampal place cells : a mechanism for impaired navigation when intoxicated. J ofAlcoholism Clin & Exper. Res. 20 (2) : 404-6 Meltzer, H.Y ,(1987), PsychoTtharmacology Third edition The Third Generation ofProgress New York. pp. 1521-6 Pauli, J., Wilce, P, Bedi, K.S., (1995), Spatial learning ability ofrats following acute exposure to alcohol during early postnatal life. J. of Physiol. Behav.58 (5) : l0l3-20 Pratiknya, A.W., 1994. Statistik untuk Penelitian Kedokteran. Pendekatan Rancangan Terpadu. Kerja sama UGM dan PAU-PPAI UT. Yogyakarta. Reyes, E., Wolfe, J., and Savage, D.D., ( 1989), The Effect of prenatal alcohol exposure on radial arm maze performance in adult rats. J. of Physiol. Behrn. 46 (l) : 45-8 Squire, L.R., 1986 Mechanisms of Memory. Science.232 (4758): l612-9 Stoltenburg, D.G., ( 1994), Neuropathology ofthe hippocampus and its susceptibility to neurotoxic insult. I
ofNeurotoxic. l5 (3) : 445-50 Walton, S.J., (1984), Essentials of Neurologt. Fifth edition. Pitman Books Ltd. England. pp.l20-l Waxman, S.C. and deGroot, J., 1995. Correlative Neuroanatomy. Twenty two ed. Appleton & Lange. A Simon & Schuster Company. Connecticut pp.31,247 - 8,273 White, N.M., (1996), Addictive drugs as reinforcers : multiple partial actions on memory system. I o/ Addict.9l (7) : 921-49 Widharto, (1997), Pengaruh Alkohol dalam Tinjauan Medik. Seminar Nasional Fakullas Farmasi UGM. Yogyakarta. Hal. I
lurnal
lDA.
Edrsi 5. Tahun
25
l4l9/1999
Lampiran I Data Hasil Penelitian
L
Banyaknya lenga.n muze radial yang dimasuki oleh hewan coba
U 1 ll 5 ll 8 8{5 9 l0 ll r0 1 ll l0 8.2 7.{t 65i 't55 9 I0 ll 971 85li 8,2 6.2 1 322 6 ll 5 321 554 ,+ ,l 5 43_85
KI K2 K3
K4 KJ Rata-2
KPI KP2 KP3 KP4 KP5 Rata-2
PI P2 P3
P4 P5
Rata-2
2.
85 95 16 613 87 1.6 11 68 't9 11 65 6.8 44 16 24 li 76 4.6
6.2
1
7,2
5
16 18 51 9'l 6'7 6.8 81 97 8 68 't9 1.6 6J 86 65 '7 16 6,8
1
l0
8,2
1
5,4
76 41 97 8? 65 6.8 15 1'/ 91 61 76 7,2 86 41 66 4i 66 5,6
5
8 9 5
6 6_4
t0 8 6
6,4
7
9
5
l
5
I
7
3
K3
5
2
2
3
K4 K5
6
4 6
I
Rata-2
0 0
5
1
0 2
,1
3
I
l
I
2
I
I 0
5
7 5
6 1
6
6
5.2
lJ
6,4
I
0
3
2 2
2
0 0
0
I
I
2
0
6
3
4
KP4 KP5 Rata-2
5
2
l l
I
0 0 2 0
0 0
KP]
2 2 0
2
I
I
PI
3
l
3
4
P2
4
4
6
l
P3
3
4
3
I
3 3
3
2
2
2
3 2
2
2
3
3
5
l
l
4
lurnal
.DEA
Edisr
0 0
0
l
2
I
I
I
2
2 4
0
2
)
4
0 0 0 I 0
I
2
l
l2
0
2
l
ll
I
4 4
2
l0
0 0
KP2
P5 Rata-2
7,2
61 6i 65 16 56 6 76 87 l0 16 65 1,6 66 65 56 76 61 66
Angka kesalahan (error) ltewan coba dalam memasuki lengan maze radial
K2
P4
6.6 6 6
Hari ke-
KPI
t2
t0
Hari ke-
I
2
I
0
2
0 0 0 0
I
I
0
0
2
2
0 0 2
0
0
I
2
0
i,
26
I
I
Tahun 14l9l1999
2 2 0 0
0
0 0
0
I
I 0
0 0
I
0 0 I
I I
0 0
0 0 I I
3.
Prosentase angka kesalahan (arrar) hewan coba dalam mernasuki lengan mnze radial X kesalahan (error) lrewan coba Yo
eftor = X lengan yang dimasuki oleh hewan coba
Hari ke-
KI K2 K3
K4 K5 Rata-2
KPI KP2 KP3
KP4 KP5 Rata-2
PI P2 P3 P4 P5
Rata-2
0,64 0.62 0.62 0.60 0,73 0.64 0.67 0.57 0.54 0.55 0.62 0.59
0,82 0.20 0.50 0.36 0.60 0.49 0.40 0.40 0.33 0.40 0.43 0.19
l l 0,8 0,61 I I 0.60 0,60 0,15 0,5 0,83 0,75
0,7t 0,37 0 0.64 0.13 0 0.40 0.43 0 0.55 0,57 t),57 0.40 0,40 0,40 0,43 0,37 0.40
0.33 0,37 0.37 0.43 0.33 0.43 0,3't 0.33 0,38 I 0,75 0.54 0,57 0,67 I 0,50 0,67 0,6 0,71 0.66 0,74
Jumal
0.25 0.14 0,08 0,14
D
0.22 0.14 0.20 0.14 0,75 0,67 0,75 0,60 0,67 0,69
/DEl
0.43 0,28 0,17 0.22 0.33 0.29 0,12 0.22 0,25
0 0,
t4
0.15 0,61 0,75 0,67 0,43 0.43 0,59
0,17 0.14 0.t7
t2
0
0
0,t2 0 0 0.12 0 0 0.43 0 0.1 I 0 0,28 0.2i 0,l4 0 0,t4 0,43 0.t6 0 0 0
0-2 0 0
0.16
0.20 0.19 0.06 0.05 0.03 0.07 0 0 00 0,14 0 0 0 0, t4 0 0.25 0 0,20 0.22 0,t4 0 0.20 0. t2 0 0 0.29 0 0 0,17 0, I
I
0,06 0,67 0,50 0,60 0,43 0.50 0.54
0,
r
4 0
0,07 0,25 0.25 0,16
0,11
0 0
0,33 0, 6 0,33 0.33 0 0.23 0.13 t
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
)'l
l0
0 0 0 0
0 0 0 0
{J0 0,l2 00 0t)
0,20 0,20
0
0,08
0,06
0 0
0,l4 0,028
Lampiran 2. Analisis Statistik Anava untuk X lengan muze rndicl yang dimasuki oleh hewan coba Kelompok
Kontrol
K Perlakuan Perlakuan
n
sum x
12 12 t2
84,6 86.0 64,2
1396
214.8
18674,8
36 (N) =
A2.il.i
:
(sum xr/n)
4
(A)
(234.8)2.136
=
596.43 616.33
,1157,t6
tzl .64
343,47 1556,23
(c)
(B) 1531.4178
TABEL Rangkuman hasil uji Anava
=C-D= 24,8122 k-l = 2 = 17118.57 N-k=33 Total : = 11143,3822 N-l = 35
41.8137
12,4061
Antar kel Dalam kel.= B-C B-D
518,7445
Dari tabel statistik F, diperoleh F.*,:3,29 (a= 0,05)
b.
Anava untuk angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial S lengan sum
Kelompok Kontrol K Perlakuan Perlakuan
t2 t2 t2 16 (N)
D
:
x
sum
x7
(sum xrln)
oto
0,77 4
6,135
0,51I
5,276
27,836
2.319
10,801
43,261
3,604
(B)
(c)
3,048 2.417
(A)
A2,N = (r 0,30 l)2/36 = 3,241
lwra.l
lD4,
Edisi 5, Tahun l41911999
28
TABEL Rangkuman hasil uji Anava
Sumber Antarkel. = C-D Dalam kel.= B-C = B-D
Total
JK
db
= 0.363 = 39-65'7 = 40,020
k-l= N-k= N-
l-
2 33
MK
F
0,1815
6,621
1.202
35
Dari tabel statistik F. diperoleh F"b.r:4,3027 (a = 0.05)
ltrnal
IDA
Edisi 5. Iirhun l1l9,il9c)9
29