PENGARUH PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TAHU SEBAGAI PUPUK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (OREOCHROMIS SP) Meilanny A. M Jurusan Perikanan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Jalan Arief Rachman Hakim 150 Surabaya, Indonesia Abstract: The waste of soybean curd industry is actually very good if it is used as additional food to push up the growth of fish, because it is rich with very good nutrient. It contains 23.55 percent vegetable protein, 5.54 percent fat, and 26.92 percent carbohydrate, which are very potential to raise Red Tilipia (Oreochromis sp). The waste of soybean curd industry that contains various nutrious elements is good to fertilize the soil when it is used in proper amount. Keywords: wastes of soybean curd industry, The growth of Red Tilapia
PENDAHULUAN
manfaatan limbah sebagai pupuk perlu dipertimbangkan pemberian dosis yang tepat mengingat berbagai macam limbah mempunyai kandungan hara dan sifat spesifik untuk menghasikan makanan alami agar pertumbuhan ikan meningkat. Menurut Hickling (1962) penambahan bahan organik ke dalam air berhubungan langsung dengan sumber makanan alami untuk ikan yaitu merangsang pertumbuhan plankton. Kandungan bahan organik yang berlebih dalam air dapat menyebabkan plankton melimpah (blooming), akibatnya dapat merugikan kehidupan organisme air lainnya (Seymour, 1980). Dalam pemupukan tambak untuk menumbuhkan fitoplankton digunakan pupuk yang berasal dari bahan organik (kotoran ayam, kompos, pupuk hijau) sebesar 1 - 2 ton/ha (Suyanto 1984). Menurut Handoko (1995) limbah padat yang dihasilkan oleh industri tahu mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi, sehingga sangat potensial dimanfaatkan sebagai pupuk. Sesuai
Dengan peningkatan sektor industri diharapkan taraf hidup masyarakat dan devisa negara dapat ditingkatkan, disisi lain peningkatan tersebut dapat menimbulkan masalah lingkungan jika dibiarkan berlarut-larut, karena pencemaran yang dihasilkan berupa bahan cair dan gas yang dapat membahayakan lingkungan hidup (Mahida, 1984). Berdasarkan dampak pembuangan limbah tersebut, perlu adanya penanganan limbah. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah adalah digunakan sebagai pupuk karena nilai kandungan hara limbah sebagai bahan penyubur tanah sangat besar. Pemberian pupuk ke dalam tanah akan mengalami proses perombakan yang dapat meningkatkan ketersediaan hara yang dikandung pupuk tersebut (Setiyono, 1987). Menurut Boalch, Chan, dan Taylor (1981) produksi makanan alami dapat ditingkatkan dengan penggunaan pupuk organik maupun anorganik. Dalam pe84
dengan pernyataan Mudjiman (1987) yang mengatakan bahwa ampas tahu mempunyai kandungan protein sebesar 23,55%, lemak 5,54%, karbohidrat 26,92%. Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui dosis limbah yang tepat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menunjang pertumbuhan ikan Nila Merah (Oreochromis sp).
METODE PENELITIAN Bahan penelitian yang digunakan adalah limbah industri tahu. Sebagai pupuk yang di gunakan adalah ampas tahu padat yang telah dikeringkan dan masih berkadar air 10% diambil dari perusahaan tahu PT. Faturrachman di daerah Betek, Malang, Tanah yang digunakan adalah jenis tanah alluvial yang biasa digunakan untuk kolam dan tambak. Tanah alluvial ini diambil dari daerah Pasuruan, air sumur, ikan Nila Merah sebanyak 26 ekor dengan berat ± 0,7 gr/ekor dipesan dari hasil pembenihan Balai Benih Ikan di Umbulan Pasuruan, bak plastik dengan diameter 38 cm dan tinggi 25 cm sebanyak 25 buah, Na2CO3, dan phenolphtalein (pp) untuk mengukur kadar CO2 air pada media uji dengan metode titrasi. Peralatan yang digunakan, buret, DO meter, botol sampel, erlenmeyer, timbangan sartorius, termometer, dan mikroskop. Pengukuran kualitas air dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari yang meliputi pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut, dan CO2. Parameter yang diamati untuk mendapatkan data-data dalam penelitian adalah pertumbuhan ikan, kelulushidupan ikan serta kualitas air. Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan dengan
85
cara menimbang berat ikan, kemu-dian dihitung pertumbuhannya dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan sesaat menurut Mudjiman (1987) adalah sebagai berikut: Wt = Wo x egt g =
LnWt LnWo x 100 % T
Pengamatan Kelulushidupan Ikan dilakukan selama masa penelitian. Kelulushidupan ikan dihitung pada masa akhir penelitian dengan menggunakan rumus (Zonneveld dkk., 1991): Sr =
Nt x 100 % No
Pengamatan kualitas air; terhadap suhu dilakukan dengan memasukan termometer ke dalam air media uji, skala suhu terbaca pada skala termometer. Pengukuran pH dengan menggunakan digital elektronik pH. Pengukuran Oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan digital oksi-meter. Pengukuran karbondioksida (CO2) dilakukan dengan metode titrasi, yaitu mengambil sampel air pada media uji sebanyak 100 ml dan dimasukan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan indikator pp 3 tetes, apabila telah terjadi perubahan warna menjadi merah muda berarti air contoh tidak mengandung CO2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan se-suai dengan analisa rumus (t - 1) (n – 1) > 15.
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
Sebagai perlakuannya adalah penggunaan pupuk limbah tahu dengan perbedaan dosis, A: Dosis limbah tahu 0 ton/ha setara dengan 0 gr/bak, B: Dosis limbah tahu 1 ton/ha setara dengan 11,33 gr/bak, C: Dosis limbah tahu 2 ton/ha setara dengan 22,66 gr/bak, E: Dosis limbah tahu 4 ton/ha setara dengan 45,32 gr/bak. Jika hasil kesimpulan analisis keragaman berbeda nyata atau berbeda sangat nyata, maka untuk mengetahui perlakuan yang terbaik digunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan kadar unsur hara pada limbah tahu adalah seperti yang terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan limbah industri tahu sebagai pupuk dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Nila Merah (Oreochromis sp), dapat di ketahui laju pertumbuhan sesaat, kelulushidupan, dan data kematian ikan Nila Merah pada setiap perlakuan seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Komposisi hara limbah tahu Kandungan Air (dikering udara) Nitrogen Phospor Kalium Calsium Natrium Magnesium
10,5 % 3,99 % 0,18 % 0,12 % 0,48 % 0,14 % 0,26 %
Tabel 2. Data hasil pengukuran laju pertumbuhan sesaat, kelulushidupan, data kematian pada setiap perlakuan Perlakuan A B C D E
Laju Pertumbuhan Sesaat (%) 6,9995 8,0062 6,6297 5,9242 4,2579
Kualitas air yang diukur selama penelitian meliputi pengukuran suhu air, derajad keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), dan CO2. Hasil perhitungan statistik laju pertumbuhan sesaat ikan Nila merah selama penelitian mencapai maksimum pada pemberian dosis limbah tahu sebe-
Kelulushidupan (%) 100 100 100 86,15 80,77
Data Kematian (%) 0,00 0,00 0,00 2,31 3,21
sar 1 ton/ha atau setara dengan 11,33 gr/bak. Laju pertumbuhan sesaat ikan Nila Merah mulai tampak menurun dengan meningkatnya pemberian dosis limbah tahu sebesar 2 - 4 ton/ha atau setara dengan 22,66 - 45,32 gr/bak. Pemberian dosis limbah tahu 0 ton/ha
Meilanny A. M: Pengaruh Pemanfaatan Limbah Industri Tahu
86
atau setara dengan 0 gr/bak masih kurang menghasilkan makanan alami untuk kebutuhan ikan, hal ini menyebabkan makanan yang dibutuhkan untuk proses fisiologis relatif sedikit.
Energi dari makanan alami yang dikonsumsi untuk proses pertumbuhan atau pembentukan jaringan tubuh sangat minim, sehingga pertumbuhan yang tercapai juga kecil.
Tabel 3. Hasil rata-rata pengukuran kualitas air pada setiap perlakuan Perlakuan A B C D E
Suhu (oC) 26,40 25,81 26,41 26,19 26,20
pH (ppm) 7,98 8,07 7,92 7,89 7,88
Lain dari pada itu pertumbuhan yang relatif lebih rendah pada perlakuan E, dengan pemberian dosis limbah tahu sebesar 4 ton/ha atau setara dengan 45,32 gr/bak antara lain di mungkinkan karena dengan pemberian dosis limbah yang terlampau tinggi maka perombakan senyawa organik pada limbah tersebut belum sempurna, akibatnya kandungan amoniak akan semakin tinggi karena bersifat racun yang akan menghambat pertumbuhan ikan dan kelulushidupannya juga akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Andayani (1992) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ikan akan relatif lebih rendah bila pemberian dosis limbah meningkat. Sebab dengan me-ningkatnya pemberian dosis limbah maka konsentrasi logam berat pada media budidaya tersebut juga akan semakin tinggi, sehingga tidak semua makanan alami dapat tumbuh pada media budi-daya tersebut. Akibatnya jumlah makanan alami yang ada hanya untuk proses metabolisme dan untuk proses pertumbuhan akan bertambah sedikit. Kandungan logam berat di dalam perairan umumnya berpengaruh buruk terhadap 87
DO (ppm) 3,65 3,71 3,64 3,61 3,51
CO2 (ppm) 0,476 0,246 0,477 0,514 0,594
proses-proses biologis ikan. Akumulasi logam dalam tubuh ikan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan, kematian ikan akibat logam berat dapat terjadi karena keracunan. Menurut Albaster dan Llyod (1984) bahwa masuknya unsur logam ke dalam tubuh ikan melalui insang, dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan pernafasan dan akibatnya ikan tersebut akan mati. Di samping itu pertumbuhan ikan yang rendah disebabkan karena penyediaan nutrien kurang memenuhi kebutuhan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan tubuh ikan. Maka menurut Hasting (1969) ikan tersebut dapat saja mengabsorbsi kembali persediaan nutrien yang sudah ada dalam tubuh, misalnya dari lemak tubuh, hal ini antara lain dapat menyebabkan ikan tersebut akan lemah, kurang sehat, dan akhirnya mati. Berdasarkan hasil penelitian diketahui juga jenis-jenis plankton yang hidup pada media uji yang menunjang pertumbuhan ikan Nila Merah yang terbagi dari golongan fitoplankton dan zooplankton. Dari golongan fitoplankton banyak ditemukan dari phyllum Chlorophyta yang
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
terdiri dari spesies Chlorella sp, Tetraselmis, Pediastrum, Golenkinia sp, dan Scenedesmus. Phyllum Cyanophyta terdiri dari spesies Oscillatoria dan Anabaena sp. Phyllum Chrysophyta terdiri dari spesies Navicula sp, Nitzchia, dan Diatomae sedang dari golongan zooplankton yang banyak di temukan adalah jenis moina, Daphnia, dan Branchionus. Plankton sebagai makanan alami ikan mempunyai kandungan gizi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan, sebab merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral bagi pe-mangsanya (Andayani, 1992). Protein berperan dalam mempertahankan fungsi jaringan tubuh, pemeliharaan jaringan, mengganti sel-sel yang rusak dan pembentukan sel yang bar, sehingga protein sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Hasil pengukuran suhu air selama penelitian masih berada pada kisaran yang layak bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila Merah, berkisar antara 23,05oC – 29,75oC. Menurut Boyd (1982) bahwa suhu akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ikan karena ikan membutuhkan suhu optimum untuk proses metabolisme dalam tubuh dan pertumbuhannya. Dikatakan juga bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup adalah 21oC – 32oC, menurut Sugiarto (1988) ikan dari famili Cichlidae dapat hidup baik pada suhu antara 20oC – 30oC. Hasil pengukuran pH selama pene-litian berkisar antara 7,77 – 8,37. Kisaran nilai pH ini masih layak bagi kehidupan ikan Nila Merah, karena pH optimum untuk ikan Nila Merah antara 6,5 – 8,5 (Albaster dan Lloyd, 1984). Menurut Cholik, et al (1989) pH adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan menunjukkan suasana air apakah bereaksi asam atau basa.
Secara alamiah pH perairan di pengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa yang bersifat asam. CO2 yang digunakan dalam proses fotosintesis mengakibatkan pH meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari. Peningkatan ini diduga disebabkan karena nilai pH berhubungan dengan kandungan CO2 bebas dimedia budidaya. Dugaan ini sesuai dengan pendapat Boyd (1982) bahwa kandungan CO2 yang tinggi mengakibat-kan nilai pH rendah. Kadar oksigen dalam air akan mempengaruhi kehidupan ikan pada waktu siang maupun malam hari, karena dibutuhkan untuk respirasi dalam jumlah yang cukup. Kadar oksigen terlarut selama pe-nelitian menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata dan masih memberikan dukungan yang layak bagi kehidupan ikan Nila Merah, yaitu berkisar antara 3,51 ppm – 3,65 ppm. Hasil pengukuran kandungan karbondioksida (CO2) dalam media uji selama penelitian masih berada pada kisaran yang tidak membahayakan bagi kelang-sungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila Merah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukan bahwa kandungan CO2 semakin tinggi, dengan meningkatnya pemberian dosis limbah tahu, kisaran nilainya sebesar 0,246 – 0,514 mg/l CO2. Kisaran kandungan CO2 yang tidak layak (dapat mematikan) ikan, yaitu bila kan-dungan CO2 dalam air lebih besar dari 10 mg/l (Boyd, 1982). Besarnya kandungan CO2 dalam air akibat penguraian limbah oleh mikroorganisme, selain itu juga merupakan hasil proses respirasi ikan yang dipelihara.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemanfaatan limbah industri tahu
Meilanny A. M: Pengaruh Pemanfaatan Limbah Industri Tahu
88
sebagai pupuk dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Nila Merah (Oreochromis sp), dapat disimpulkan sebagai berikut. Dengan pemberian dosis limbah tahu sebesar 1 ton/ha atau setara dengan 11,33 gr/bak dapat memberikan laju pertumbuhan sesaat ikan Nila Merah yang terbaik, sebesar 8,0062% dengan kelulushidupan sebesar 100%. Pemberian dosis limbah tahu sebesar 4 ton/ha atau setara dengan 45,32 gr/bak memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap kelulus-hidupan ikan Nila Merah, adalah sebesar 80,77% dengan data kematian sebesar 3,21%. Keragaman jenis-jenis plankton yang hidup pada media uji yang menunjang pertumbuhan ikan Nila Merah adalah terbagi dari golongan fitoplankton dan zooplankton. Dari golongan fito-plankton banyak ditemukan dari phyllum Chlorophyta yang terdiri dari spesies Chlorella sp, Tetra-selmis, Pediastrum, Golenkinia sp, dan Scenedesmus. Phyllum Cyanophyta terdiri dari spesies Oscillatoria dan Anabaena sp. Phyllum Chrysophyta terdiri dari spesies Navicula sp, Nitzchia, dan Diatomae sedang dari golongan zooplankton yang banyak ditemukan adalah jenis Moina, Daphnia, dan Branchionus.Untuk mendapatkan laju pertumbuhan sesaat ikan Nila Merah yang optimal disarankan pemanfaatan dosis limbah tahu yang tepat adalah sebesar 1 ton/ha atau setara dengan 11,33 gr/bak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa keragaman plankton yang dihasilkan oleh pemupukan dengan libah sudah memadai untuk pertumbuhan ikan Nila Merah. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemberian makanan tambahan berupa pellet dan pupuk yang berupa limbah tahu dicampur dengan pupuk bahan organik lainnya seperti kotoran ayam, lembu, dan lain-lain.
89
REFERENSI Albaster, J.S., Llyod, R. 1984. Water Quality Criteria for Freshwater Fish. London: Food and Agriculture Organization of The United Nation. Hal 361. Andayani, S. 1992. Pengaruh Pemberian Limbah Industri Susu terhadap Kualitas Air, Pertumbuhan Plankton, dan Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Hal 110. Boalch, R., Chan., Taylor. 1981. Seasonal Variation Trace Metal Content of Mytilus edulis. Ma-rine Pollution Bull. 276- 280. Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. New York: Elsevier Scientific Publishing Company. Hal 317. Cholik, F.A., Wiyono, Arifudin, R. 1989. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Departemen Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan. Hal 78-80. Handoko, A. 1995. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Pabrik Tahu “Fatchurrozi”, Dinoyo, Malang. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya. Hal 75. Hasting, W.H. 1969. Nutrition Score in Fish in Research. New York: Academic press. Hal 273-283. Hickling, C.F. 1962. Fish Culture. London: Revised Edition Faber and Faber. Hal 567. Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: G. V. Rajawali. Hal 543. Mudjiman, A. 1987. Makanan Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 85.
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
Setiyono. 1987. Sumber dan Bahaya Polusi Pupuk. Malang: Universitas Brawijaya. Hal 47. Seymour, E.A. 1980. The Effect and Control Algae Blooms in Fish Ponds. Aquaculture, 19 (2): 55 – 74 Sugiarto. 1988. Pertumbuhan Ikan Mujaer dan Nila. Jakarta: C.V. Simplex. Hal 69. Suyanto, R. 1984. Pemupukan Tambak. Departemen Pertanian. Jakarta:
Direktorat Jenderal Perikanan. Hal 62 . Warren, C.E., Davis. G.E. 1969. Laboratory Studies in The Feeding Bioenergetic and Growth of Fish. In: Ecology of Freshwater Fish Production. Ed Gerking, S. Oxford: Blazwell scientific publishing. Hal 175-214. Zonneveld, N., Huisman, E.A., Bonn, J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Hal 318.
Meilanny A. M: Pengaruh Pemanfaatan Limbah Industri Tahu
90