Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
PENGARUH PEMAKAIAN SARUNG TANGAN VINYL TERHADAP KELUHAN IRITASI KULIT PADA PEKERJA BATIK PRINTING EFFECT OF VINYL GLOVES TO SKIN IRRITATION COMPLAINTS BATIK PRINTING INDUSTRY WORKERS Lusi Ismayenti*, Rohmat Yunanto Prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Kolonel Sutarto No. 150 K, Jebres surakarta Jawa Tengah 57126 Telp. (0271) 664126 ABSTRAK Baru-baru ini bahan kimia telah mencapai ratusan ribu jenis untuk berbagai keperluan termasuk dalam industri batik resmi yang menggunakan soda kaustik. Caustic soda dapat menyebabkan dermatitis dengan stimulasi atau iritasi dan sensitisasi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh penggunaan sarung tangan vinyl untuk mencegah iritasi kulit di keluhan pekerja di industri Batik Printing resmi Surakarta. Subyek penelitian adalah 40 pekerja dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas industri batik printing informal tidak menggunakan sarung tangan vinil, sehingga tingkat iritasi kulit keluhan adalah tinggi. Dalam kasus tidak ada menggunakan sarung tangan vinil, hanya ada 7% dari pekerja tidak memiliki keluhan iritasi, sedangkan dalam kasus menggunakan vinyl, masih ada 18% pekerja memiliki iritasi keluhan. Kata Kunci: Sarung Tangan Vynil, Iritasi Kulit, Industry Batik Printing
ABSTRACT Recently chemicals have reached hundreds thousand types for various purposes including in informal batik industry which use caustic soda. Caustic soda may cause dermatitis by stimulation or irritation and sensitization path. This study aims to prove that there is influence of the use of vinyl gloves to prevent of skin irritation in workers' complaints in Batik Printing industry informal Surakarta. Subjects were 40 worker with saturated sampling technique. Data collection technique is to conduct interviews and questionnaires. Results showed that majority of informal batik printing industry do not use vinyl glove, thus rate of skin irritation complaint was high. In case of no using vinyl glove, there was only 7 % of worker have no irritation complaint, whereas in case of using vinyl, there was still 18 % worker have irritation complaint. Keywords : Vinyl Gloves, Skin Irritation, Batik Printing Industry PENDAHULUAN Perkembangan industri yang semakin pesat dewasa ini selain memberi dampak positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat, juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi para pelaku dalam sektor industri itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya (Suma’mur, 2009). Dalam upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan kerja (Depkes, 2004). Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil
80
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan (Depnaker, 2003). Bahan kimia dewasa ini telah mencapai ratusan ribu jenis untuk berbagai macam keperluan. Diantara bahan-bahan kimia tersebut ada yang dapat digolongkan sebagai bahan kimia yang tidak berbahaya dan beracun (nonB3) dan ada yang digolongkan sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3) (Cahyono, 2004). Menurut Suma’mur (2009), bahan kimia dapat menyebabkan dermatitis dengan jalan perangsangan atau iritasi serta jalan sensitisasi, dengan mengambil air dari lapisan kulit, secara oksidasi atau reduksi, sehingga keseimbangan kulit terganggu dan timbulah dermatitis. Solo disamping Jogja maupun Pekalongan merupakan kawasan sentra industri batik, baik skala pabrikan besar maupun skala rumah tangga, industri formal maupun informal. Industri batik printing dalam proses produksinya menggunakan bahan kimia yang beresiko mengganggu kesehatan. Proses produksi industri batik printing secara umum meliputi pembatikan, pewarnaan, dan printing yang kesemuanya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya seperti kaustik soda. Bahan kimia kaustik soda dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan terhadap pekerja di lingkungan produksi, terutama tentang adanya penyakit atau keluhan iritasi kulit pada pekerja. Oleh karena itu penggunaan sarung tangan vinyl sebagai alat pelindung diri merupakan upaya untuk mencegah adanya gangguan iritasi kulit, meskipun industri informal sering tidak menggunakan standar keselamatan yang seharusnya bagi pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia cair sebagaimana dalam industri batik printing ini. Penggunaan alat pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja, sehingga perlu dilakukan upaya untuk peningkatan penggunaan alat pelindung diri (Jeyaratnam dan David. 2010) Menurut Budianto (2005) yang dimaksud alat pelindung diri adalah “Seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi/bahaya /kecelakaan kerja”. Tarwaka (2008) mengatakan bahwa beberapa ketentuan dalam pemilihan alat pelindung diri adalah alat yang dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja, nyaman, fleksibel, tahan lama dan tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya, serta tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection) salah satunya adalah dapat berupa Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun. Secara umum pekerja yang berkontak dengan bahan zat kimia, asam kuat dan oksidan adalah menggunakan Poly Vinil Chloride sebagai alat pelindung diri. Meskipun demikian efektivitas alat pelindung diri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam proses membatik, pekerja mengalami kontak dengan bahan kimia caustik soda. Caustic soda adalah senyawa kimia yang bersifat alkalis dengan rumus kimia NaOH (Natrium Hidroksida). Natrium Hidroksida bersifat sebagai basa kuat dalam air, dan bersifat iritan yang dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan apabila kontak dengan permukaan tubuh (kulit) , mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan yang terjadi dapat berupa luka, gatal-gatal, dan peradangan. NaOH adalah bahan kimia yang bersifat reaktif, karena bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Cahyono, 2004). Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami perdarahan, dan pecah-pecah. Kondisi ini diakibatkan oleh solven, asam, alkali (basa) dan deterjen. Begitu kontak dengan zat kimia yang menyebabkan kondisi tersebut dihentikan, kulit akan pulih seperti sedia kala. Umumnya, proses penyembuhan akan memakan waktu sampai beberapa bulan. Selama waktu itu, kulit akan menjadi rentan terhadap kerusakan daripada yang biasanya sehingga harus dilindungi (Widyastuti, 2006 ). Keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam (Graham, 2005). Dari semua penyakit akibat kerja, 70-80% disebabkan oleh perangsang primer yang menimbulkan dermatitis kontak iritasi. Berat ringannya iritasi kulit tergantung kepada konsentrasi bahan kimia, lama pemaparan, sifat-sifat bahan iritan dan pemakaian
81
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Alat Pelindung Diri. Terjadinya iritasi kulit pada pekerja pewarnaan batik disebabkan oleh paparan zat kimia (caustic soda) yang dipengaruhi oleh lama kerja (lamanya kontak) serta konsentrasi zat kimia. Caustic soda adalah suatu larutan alkali yang dapat menyebabkan iritasi kulit (Cahyono, 2004). Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti di lapangan, usaha rumahan Batik Printing di Surakarta adalah usaha informal yang membuat batik cetak (print) dengan bahan baku mengambil dari luar yaitu produsen kain dari Jogja dan mendistribusikan hasil industrinya untuk pedagang-pedagang di pasar Klewer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sarung tangan vinyl terhadap keluhan iritasi kulit pekerja industri batik printing informal
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus observasional analitik yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel subjek hanya diobservasi 1 kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro, dkk, 2008). Penelitian dilaksanakan di Industri Batik Printing X di Surakarta dan Industri Batik Printing Y di Rragen (Studi Kasus), populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada di Industri Batik Printing berjumlah 51 pekerja. Teknik sampling yang digunakan adalah simpel random sampling sehingga sampel dari penelitian ini adalah berjumlah 40 orang dengan jenis kelamin laki – laki. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan sarung tangan vinyl, dan variabel terikatnya adalah keluhan iritasi kulit yang meliputi rasa gatal, perih, sakit pada permukaan kulit tangan dan timbul bercak merah pada kulit. Penggunaan sarung tangan yang diamati adalah pada saat proses pembuatan batik, tenaga kerja menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan vinyl. Observasi data dilakukan selama 6 hari dengan setiap harinya dilakukan wawancara dan kuesioner kepada 6 tenaga kerja pada saat istirahat. Teknik analisis data dilakukan dengan uji Statistik Uji Fisher’s Exact.
HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian atau sampel yang diambil dalam penelitian ini berusia antara 25-40 tahun, ratarata umur subjek penenlitian 30,08 tahun. Pembagian distribusi umur pekerja Industri Batik Printing berdasarkan bahwa pada umur lebih dari 40 tahun, kekuatan fisik biasanya telah menurun sehingga kegiatan yang dilakukan juga menurun (Horrington, 2005 dalam Live, 2009). Sehingga berdasarkan referensi tersebut dapat diketahui bahwa pekerja yang menjadi subjek penelitian masih memiliki kekuatan fisik dan kegiatan belum menurun. Berdasarkan uji statistik Regresi Linier antara umur dengan keluhan iritasi kulit didapatkan nilai p= 0,622 (p > 0.05), yang menunjukkan umur tidak memberikan pengaruh terhadap keluhan iritasi kulit. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengganggu dari faktor internal yang dapat mempengaruhi keluhan iritasi kulit yaitu umur dapat dikendalikan. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur dan masa kerja. Umur (tahun) 25-30 31-35 36-40 Jumlah
Persentase(%) 55 40 5 100
Masa kerja (tahun) 5-6 7-8 9-10 Jumlah
Persentase 43 35 22 100
Masa kerja minimal dari pekerja adalah 5 tahun dan masa kerja maksimal adalah 10 tahun. Rata-rata masa kerja dari subjek penelitian adalah 7,11 tahun. Berdasarkan uji statistik Regresi Linier, masa kerja mempengaruhi keluhan iritasi kulit (p= 0,019). Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang telah terpajan dengan bahan kimia. Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan dimana ia bekerja, semakin lama ia bekerja semakin banyak pengalamannya. Menurut Anoraga (2001) tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang lama akan lebih terampil dan berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasilnya akan lebih baik. Menurut Dalyono (1997) bahwa tenaga kerja telah bekerja 6-15 tahun diharapkan telah memiliki pengalaman dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang lebih optimal.
82
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri. Keterangan Memakai Sarung Tangan Tidak Memakai Sarung Tangan Vinyl Jumlah
Frekuensi 11 29
Tidak ada keluhan 9 (82%) 2(7%)
Ada keluhan 2(18%) 27(93%)
40
11
29
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 11 pekerja yang memakai sarung tangan, 9 pekerja tidak mengalami keluhan iritasi kulit dan 2 pekerja mengalami keluhan iritasi kulit. Pemakaian alat pelindung diri berupa sarung tangan dapat melindungi pekerja dari keluhan iritsi kulit sebesar 82%, akan tetapi masih ada 2 orang pekerja yang mengalami keluhan iritasi kulit yang bisa saja disebabkan oleh sarung tangan yang sudah berlubang sehingga zat kimia dapat masuk dan mengenai kulit tangan, kemungkinana lain adalah pekerja mengalami alergi ketika menggunakan sarung tangan berbahan Vinyl. Dari 29 pekerja yang tidak memakai sarung tangan vinyl, 27 pekerja mengalami keluhan iritasi kulit dan 2 pekerja tidak mengalami keluhan iritasi kulit. Pekerja yang tidak mengalami keluhan iritasi kulit disebabkan masa kerja yang lama sehingga sudah mengalami aklimatisasi. Pada Observasi dilakukan bahwa masih banyak para pekerja yang belum disiplin menggunakan sarung tangan vinyl. Beberapa alasan yang menyebabkan pekerja tidak disiplin dalam menggunakan APD berupa sarung tangan vinyl adalah bahwa APD (sarung tangan vinyl) kurang nyaman dan terasa risih saat dipakai serta dapat mengotori kain polos yang akan akan diberi motif pada saat pewarnaan. Pada dasarnya sarung tangan dapat melindungi tangan dan jari-jari tangan dari percikan api atau logam, cairan dan zat atau bahan kimia, panas, basah dan air, terpotong atau tergesek, dermatosis atau radang kulit, listrik, dan bahan peledak mesin (Suma’mur, 2009). Terjadinya iritasi kulit pada pekerja pewarnaan batik disebabkan oleh paparan zat kimia (caustic soda) yang dipengaruhi oleh masa kerja (lamanya kontak) serta konsentrasi zat kimia, namun demikian, Pratiknya (2006) melaporkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keluhan iritasi kulit yaitu ; umur, pengetahuan dan masa kerja. Hasil uji Fisher’s diperoleh nilai p = 0,000 menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan sarung tangan vinyl terhadap keluhan iritasi kulit pada pekerja Industri Batik Printing.
KESIMPULAN Sebagian besar pekerja industri batik Printing tidak menggunakan sarung tangan sehingga keluhan iritasi dialami sebagian besar pekerja. Diantara para pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan vinyl hanya 7 % yang tidak mengalami keluhan iritasi, sedangkan pekerja yang telah menggunakan sarung tangan hanya 18 % yang mengalami keluhan iritasi.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P, 2001. Psikologi Kerja, Yogyakarta: Penerbit Liberty. Budianto A.M Sugeng, 2005. Bunga Rampai dan Hiperkes dan KK. Jakarta: UMM Press. Budiono, A.M. Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Universitas Diponegoro. Cahyono Budi Achadi. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta : Gadjah msds university press. Dalyono, M., 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI,2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Depnaker RI, 2003. Kumpulan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta. Graham, R. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Ed. 8. Jakarta: Erlangga Jeyaratnam dan David. 2010. Buku Ajar : Praktik Kedokteran Kerja (Textbook of Occupational medicine practice). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
83
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Live Setyaningsih. 2009. Perbedaan Kelelahan Kerja Sebelum dan Setelah Pemberian Makanan Tambahan Pada Pekerja Jasa Angkutan Di Pasar Klewer Surakarta. Universitas Dipenegoro, Semarang. Pratiknya A W, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT. Sastroasmoro, S., 2008. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto Suma’mur, PK. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: P.T. Toko Gunung Agung. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press.
84