PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA
INFLUENCE ERGONOMIC WORKING POSITION AGAINTS LOW BACK PAIN (LBP) IN BATIK WORKERS KAUMAN SOKARAJA
Siti Harwanti, Budi Aji, Nur Ulfah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACT Sitting position on the batik worker in the long term and do repeatedly with high accuracy, the position of having the risk of LBP. Based on survey 52 workers (86.7%) experienced LBP. This research used Quasi Esperimental with working position ergonomic. Sample used in this study were 15 workers. The analysis data used non-parametric Wilcoxon test. Results showed no effect of working position ergonomics to LBP before and after using the model position ergonomic work on the first day with a value of p = 0.001, no effect of working position ergonomics of the complaint LBP before and after using the working position ergonomics good day 2 with a value p = 0.000, no effect of ergonomic working position against LBP complaints before and after using the ergonomic working position either day 3 with p = 0.000. Keywords: Job Position, Low Back Pain, Workers Batik Kesmasindo, Volume 8( 1) Januari 2016, Hal. 51-58
Biaya
PENDAHULUAN Data
statistik
Departemen
yang hilang akibat
LBP
sebesar 50 miliar dolar per tahun.
Tenaga Kerja Amerika tahun 2001
Menurut
menunjukkan
Inggris, 180 juta waktu kerja hilang
penyakit
4.390.000
akibat
kerja,
kasus 64%
karena
disebabkan karena faktor pekerjaan.
Journal
sakit
Medicine
pinggang
di
yang
disebabkan duduk pada kursi yang
51
52
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 1, Januari 2016, Hal. 51-58
tidak
memenui
standar.
LBP
Yanra
(2013)
merupakan keluhan kedua setelah
pasien
influenza (Aryawan dan Darmad,
bawah di Departemen Klinik Rawat
2000).
profil
Jalan Bedah di RSU Raden Mattaher
Departemen Kesehatan tahun 2005,
Provinsi Jambi Rumah Sakit Umum
sebanyak
penyakit
adalah 85 pasien dengan nyeri
disebabkan oleh pekerjaannya. Studi
punggung bawah spondilogenic 67
9.482 pekerja di 12 Kabupaten/kota
pasien (78,8%) dan nyeri punggung
di Indonesia sebagian besar berupa
bawah viscerogenic 18 pasien (21,2
penyakit LBP (16%), kardiovaskuler
%) adalah merupakan kasus LBP.
(8%),
Pasien
Berdasarkan
40,5%
gangguan
gangguan
saraf
pernafasan
(6%), (3%),dan
penyakit THT (1,5%). Diperkirakan
dengan
nyeri
nyeri
punggung
punggung
bawah spondilogenic adalah usia 4560
tahun
sebanyak
30
pasien
dari
(44,8%), pasien perempuan sebanyak
seluruh populasi pernah mengalami
42 pasien (62,7%), pasien dengan
nyeri punggung bawah. Prevalensi
pekerjaan PNS sebanyak 26 (38,8%),
pada setiap tahunnya bervariasi dari
pasien dengan kelebihan berat badan
15-45%, dengan point prevalence
26 (8,8%), dengan periode panjang
rata-rata
dari duduk> 5 jam per hari adalah 40
30%.
70-85%
dengan
prevalensi
LBP
sering
menyerang umur < 45 tahun di
(59,7%),
Amerika Serikat. Data pasien di
Penelitian
Harwanti
dkk
klinik Neurologi RSPI Jakarta bahwa
(2014) pada pekerja home industri
40 % jumlah pasien diatas usia 40
batik
tahun datang dengan keluhan LBP.
Kecamatan
Prevalensi nyeri punggung bawah
banyumas, dari 60 pekerja batik yang
penduduk laki-laki pada umumnya
semuanya
adalah
pada
sebagian besar pekerja yaitu 52
(Samuel,
pekerja (86,7%) mengalami LBP.
18,2%
sedangkan
penduduk wanita 13,6% 2005 ).
tulis
di
desa
Sokaraja
adalah
Kauman Kabupaten
perempuan
Variabel yang berhubungan dengan
Siti Harwanti, Pengaruh Posisi Kerja Ergonomi
53
LBP adalah kebiasaan olah raga,
bahwa
ada hubungan antara sikap
waktu kerja dan masa kerja.
kerja duduk dengan kejadian LBP
Pembatik adalah tenaga kerja
pada pekerja pengepakan di Pabrik
yang bekerja dengan posisi duduk
kecap. Berdasarkan latar belakang
dalam jangka waktu yang lama dan
kondisi tersebut maka diperlukan
dilakukan
Model posisi kerja ergonomi untuk
secara
berulang-ulang
setiap hari dengan ketelitian yang
mencegah
tinggi, dengan posisi tersebut tenaga
pekerja home industri batik tulis
kerja mempunyai resiko terjadinya
Desa Kauman Kecamatan Sokaraja
LBP.
Kabupaten banyumas.
Diana
(2005)
Ditemukan
bahwa pekerja yang duduk statis 91300
menit
LPB
pada
METODE PENELITIAN
risiko
Jenis penelitian ini Quasi
timbulnya LBP 2,35 kali lebih besar
Esperimental dengan mengunakan
bila dibandingkan dengan pekerja
rancangan non equivalen, sampel
yang duduk statis 5-90 menit, Indeks
dalam penelitian sebanyak 15 orang
massa tubuh kurus juga terbukti
pekerja batik di Desa Kauman
merupakan faktor yang berpengaruh
Sokaraja dengan teknik purposive
timbulnya
sampling. Analisis data mengunakan
Primasetya
mempunyai
timbulnya
LBP.
Penelitian
(2010)
menunjukkan
uji non parametrik (wilcoxon).
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keluhan Low Back Pain (LBP) Tabel 1. Keluhan LBP sebelum dan setelah diberikan perlakuan No
Keluhan LBP
Sebelum
Setelah
Setelah
Setelah
Perlakuan
Perlakuan ke 1
perlakuan ke 2
Perlakuan ke 3
F
%
F
%
F
%
F
%
1
Tidak nyeri
0
0
0
0
4
26,7
14
93,3
2
Nyeri Ringan
0
0
8
53,3
11
73,3
1
6,7
3
Nyeri sedang
5
33,3
7
46,7
0
0
0
0
4
Nyeri berat
10
60,7
0
0
0
0
0
0
Jumlah
15
100
15
100
0
100
0
100
54
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 1, Januari 2016, Hal. 51-58
Hasil penilaian pada tingkat keluhan low back pain pekerja batik tulis
sebelum
ringan dan 14 (93,3%) pekerja merasakan tidak nyeri.
menggunkan
Keluhan LBP pada tiap
rancangan sarana kerja ergonomis
harinya mengalami penurunan. Ini
menunjukkan sebanyak 10 (66,7%)
disebabkan
pekerja mengalami nyeri berat dan 5
menggunakan model posisi kerja
(33,3%) pekerja mengalami nyeri
ergonomi yang telah disesuaikan
sedang. Penilaian tingkat keluhan
dengan pekerjaan para tenaga kerja.
low back pain dilakukan tiga kali
Posisi kerja ergonomis membuat
dalam tiga hari secara berturut-turut.
tenaga
Hasil penilaian tingkat keluhan low
memperlambat keluhan LBP yang
back pain pekerja batik setelah
terjadi. Menurut Luthfianto (2014)
menggunakan rancangan sarana kerja
perbaikan posisi duduk pekerja dapat
ergonomis
mengurangi
pada
hari
pertama
karena
kerja
pekerja
nyaman
keluhan
dan
system
sebanyak 7 (46,7%) pekerja batik
muskuloskeletal
mengalami nyeri sedang dan 8
Purwanti (2008), yang membuktikan
(53,3%) pekerja batik mengalami
ada hubungan model posisi kerja
nyeri
kedua
ergonomi dengan gangguan keseha-
sebanyak 11 (73,3%) pekerja bati
tan akibat kerja. Penggunaan sikap
mengalami
kerja yang alamiah dapat mengurangi
ringan,
pada
nyeri
hari
ringan
dan
4
pembatik
(26,7%) pekerja tidak merasakan
gangguan
pada
nyeri, pada hari ketiga sebanyak 1
(Widyanigsih, 2009).
otot
tulis.
skeletal,
(6,7%) pekerja mengalami nyeri 2. Model Posisi Kerja Ergonomis terhadap Low Back Pain Tabel 2. Model Posisi Kerja Ergonomis terhadap Low Back Pain Perlakuan
Uji yang digunakan
p
α
simpulan
Sebelum dan sesudah hari 1
Wilxocon
0.001
0.05
Ada perbedaan
Sebelum dan sesudah hari 2
Wilxocon
0.000
0.05
Ada perbedaan
Sebelum dan sesudah hari 3
Wilxocon
0.000
0.05
Ada perbedaan
Siti Harwanti, Pengaruh Posisi Kerja Ergonomi
55
Analisis pertama dilakukan
significant sebelum dan sesudah
dari penilaian tingkat keluhan LBP
menggunakan model posisi kerja
pekerja
ergonomi pada hari ketiga.
sebelum
mengunkan
dan
model
setelah
posisi
kerja
Hasil
ketiga
analisis
ergonomis pada hari pertama. Hasil
menunjukkan bahwa model pisisi
ujii wilcoxon diperoleh nilai p =
kerja ergonomis berdampak efektif
0,001 < α = 0,05, artinya ada
terhadap penurunan keluhan LBP
perbedaan
pada pekerja pembatik. Model posisi
secara
tingkat
keluhan
LBP
significant
sebelum
dan
kerja ergonomi
dapat menurunkan
sesudah menggunakan model posisi
keluhan LBP. Yonansha (2012) posis
kerja ergonomi pada hari pertama.
kerja
Analisis kedua dilakukan dari penilaian
tingkat
pekerja
keluhan
sebelum
mengunkan
ergonomis pada hari
mengurangi faktor risiko ergonomi
setelah
(2013) model posisi kerja yang tidak
kerja
ergonomis menyebabkan pemakaian
kedua. Hasil
tenaga yang berlebih serta postur
posisi
tubuh yang salah dan berisiko LBP.
0,000 < α = 0,05, artinya ada
secara
dapat
dan keluhan LBP. Menurut Sanjaya
ujii wilcoxon diperoleh nilai p =
perbedaan
akan
LBP
dan
model
ergonomi
tingkat
keluhan
LBP
significant
sebelum
dan
Keluhan LBP dapat dikurangi dengan model posisi ergonomis.
Posisi
kerja yang kerja
yang
sesudah menggunakan model posisi
ergonomi pekerja merasa nyaman
kerja ergonomi pada hari kedua.
dan tidak menimbulkan rasa lelah.
Analisis ketiga dilakukan dari penilaian pekerja
tingkat
keluhan
sebelum
(2013)
pengaruh
posisi
menyatakan kerja
ada
terhadap
setelah
penurunan nyeri pada pekerja batik.
kerja
Kristanto (2011) Merubah posisi
ergonomis pada hari ketiga. Hasil ujii
kerja dapat memberikan kenyamanan
wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 <
pada
α = 0,05, artinya ada perbedaan
Penelitian Sumardiono dan Rente
tingkat
(2014) terdapat penurunan tingkat
mengunkan
dan
LBP
Sanjaya
model
keluhan
posisi
LBP
secara
tenaga
kerja
operator.
56
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 1, Januari 2016, Hal. 51-58
risiko terjadinya keluhan LBP pada pekerja
pembatik
menggunakan
Aryawan dan Darmad, 2000, Kajian
dengan
posisi
MMH
kerja
Journal TI Undip Vol VIII,
Posisi kerja ergonomi adalah keja
tenaga
disesuaikan
pekerja
kerja
dengan
pekerjaannya sehingga
dan
dapat berkerja
sarana
No.1,
Januari
2013.
yang
Universitas Diponegoro
jenis
Diana, 2005, Duduk Statis Sebagai
kerja,
Faktor
Risiko
Terjadinya
menghindarkan
Nyeri Punggung Bawah Pada
dengan
Pekerja Perempuan, Journal
posisi
membungkuk, Kristanto (2011) .
Universal
Menurut Lilik (2010) Posisi kerja
Juni
yag
Trisakti, Jakarta
tidak
Kejadian
LBP Pada Pekerja Teknisi,
ergonomis.
posisi
Terhadap
memperhatikan
aspek
ergonomi akan banyak menimbulkan
Medicina
April-
Vol.24
No.2.
2005
Harwanti S. Ulfah N, Joko P., 2014,
keluhan tidak nyaman pada tenaga
Faktor-faktor
kerja.
Berpengaruh Terhadap Low Back
Pain
yang
(LBP)
Pada
SIMPULAN DAN SARAN
Pekerja di Home Industri
Ada pengaruh pemberian posisi kerja
Batik
ergonomi terhadap LBP sebelum dan
Universitas
setelah
Soedirman, Purwokerto.
mengunkan model posisi
kerja ergonomis pada hari pertama.
Sokaraja,
Penelitian Jenderal
Kristianto, 2011, Faktor Kejadian
Hasil ujii wilcoxon diperoleh hasil
Low
ada pengaruh pemberian posisi kerja
Operator Tembaga Sebuah
ergonomi terhadap keluhan LBP
Tambang Nikel di Sulawesi,
sebelum dan setelah mengunakan
Journal Promosi Kesehatan
posisi kerja ergonomi baik hari ke 2
Indonesia, Vol 04 (02).
maupun ke tiga.
Lilik,
2010.
Back
Pain
Perancangan
Pada
Kursi
Kuliah yang Ergonomis di DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Teknik Universitas
Siti Harwanti, Pengaruh Posisi Kerja Ergonomi
Pembangunan “Veteran”
Nasional
Jakarta.
Bina
57
http://neurology.multiply.com /journal/item/24.
Diakses
Teknika. Vol 06 (01) : 81-
Pada Tanggal 07 Novenber
97.
2013
Lutfianto, 2014, Aplikasi Ergonomi Untuk
Meningkatkan
Produktifitas
dan
Mengurangi
Keluhan
Sanjaya,
Tri
Khrisna.
2013.
Perbaikan Fasilitas Kerja Membatik
dengan
Pembatik di Sentra Industri
Pendekatan Ergonomi untuk
Batik Tegal. Jurnal SNAST.
Mengurangi
Vol 05 (01) 2014.
Muskuloskeletal Disorders.
Primasetiyo , 2010, Hubungan antara Sikap Kerja Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung
Jurnal JEMIS. Vol 01 (01) 2013: 31-4. Sumardiono, Rente, 2014, Perbedaan
Bawah (Low Back Pain) Pada
Gangguan Muskuloskeletal
Tenaga Kerja Wanita Bagian
Pembatik Wanita dengan
Proses Produksi Pengemasan
Dingklik dan Kursi Kerja
dan Pengepakan di Pabrik
Ergonomis.
Kecap Lele Pati Jawa
Kesehatan Masyarakat. Vol
Tengah, Tesis,Unnes.
09 (02) : 144-149.
Purwanti D. 2008. Hubungan Antara
Jurnal
Widyaningsih. 2009. Monitoring dan
Ergonomi Kerja Terhadap
Evaluasi
Timbulnya
Muskuloskeletal dan Sikap
Kesehatan pada
Gangguan Akibat
Pekerja
KREMBOONG
Kerja
Kerja pada Perajin Batik
PG
Tulis di Batik Brotoseno
Sidoarjo.
Kecamatan Masaran Sragen.
di
Thesis. Malang: UMM. Samuel.
2005.
Pendekatan
diagnostic Low Back Pain (LBP).
Keluhan
Skripsi. Kedokteran
Fakultas Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
58
Jurnal Kesmasindo Volume 8, Nomor 1, Januari 2016, Hal. 51-58
Yanra, 2013, Gambaran penderita Nyeri Punggung Bawah di Poliklinik
Bedah
RSUD
Raden Mattaher Jambi, The Jambi Medical Journal Vol 1. No 1, Jambi Yonansha, Syelvira. 2012. Gambaran Perubahan Back
Keluhan
Pain
Risiko
Low
dan
Tingkat
Ergonomi
dengan
Alat Vacum pada Pekerja Manual Handling PT AII. Skripsi.
Program
Studi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas
Indonesia. Depok.