PENGARUH PELATIHAN BRAIN GYM TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN LITERACY PADA ANAK KELAS SATU SEKOLAH DASAR
A. Pendahuluan Otak adalah organ belajar yang utama, akan tetapi masih banyak pengajar atau guru yang kurang memahami
Ihwan Sidiq Nugroho, Tuti Hardjajani, Hardjono
bagaimana
kinerja
otak
secara
molekuler, seluler, dan fungsional. Mengajar tanpa
Program Studi Psikologi FK UNS
memahami bagaimana kinerja otak bagaikan orang yang membuat sarung tangan tanpa tahu bentuk
Abstrak: Kemampuan anak dalam menerima dan mencerna sesuatu yang dipelajari merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil belajar. Keseimbangan antara otak kanan dan kiri menjadi salah satu hal yang menentukan aspek kognitif dan kreativitas anak, sehingga apabila keduanya dapat berkembang, maka kemampuan belajar anak diharapkan juga dapat meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelatihan brain gym terhadap perkembangan literacy pada anak kelas 1 sekolah dasar, selain itu juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan skor perkembangan literacy antara siswa laki-laki dan perempuan setelah diberikan pelatihan brain gym. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh siswa-siswi kelas satu sekolah dasar negeri seKelurahan Ngringo, Jaten, Karanganyar. Sampel penelitian diambil dengan cara cluster random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pengumpulan data menggunakan tes prestasi kemampuan membaca dan menulis. Metode analisis data menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test dengan program SPSS12. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian pelatihan brain gym terhadap perkembangan kemampuan literacy pada anak SD kelas satu dengan Sig. (2-tailed) 0.000 < 0,05 level of significant (α). Perbedaan kemampuan literacy antara siswa laki-laki dengan perempuan menunjukkan hasil Sig.(2-tailed) 0,294 > 0,05 level of significant (α) yang menyatakan tidak adanya perbedaan yang signifikan.
tangan dan bagaimana dia bergerak (Luppe, 2007). Kecerdasan otak atau yang sering disebut inteligensi merupakan suatu faktor yang turut menentukan
apakah
seseorang
itu
dapat
menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan suatu masalah. Inteligensi ini berasal dari bahasa latin Intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual manusia (Suharnan, 2005). Kemampuan anak dalam menerima dan mencerna sesuatu yang dipelajari adalah salah satu faktor yang sangat menentukan hasil
belajar.
Penerimaan
tentang
apa
yang
dipelajari ini membutuhkan kondisi otak yang baik dan seimbang untuk mencapai hasil yang maksimal. Keseimbangan antara otak kanan dan kiri menjadi salah satu hal yang sangat menentukan kognitif dan kreativitas anak, sehingga apabila keduanya dapat berkembang dengan porsi yang seimbang, maka kemampuan belajarnya diharapkan juga dapat meningkat. Banyak studi yang menunjukkan hubungan positif antara prestasi akademis dengan aktivitas fisik (Caterino & Polak, 1999; Keays & Allison,
Kata Kunci : brain gym, literacy
1995; Shephard, 1996; Shephard & Lavallee, 1994; Sibley & Etnier, 2003; Tomporowski, 2003) studi ini mengindikasikan beberapa faktor terkait dengan pengaruh aktivitas fisik terhadap prestasi akademis, 1
semangat,
dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan
berkurangnya kebosanan, peningkatan konsentrasi
perkembangan dengan aspek psikis atau rohaniah.
dan perhatian, meningkatnya penghargaan terhadap
Pertumbuhan
diri, perilaku dalam kelas yang meningkat seperti
penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan
halnya peningkatan akademis (Luppe, 2007).
dalam
di
antaranya
:
Aktivitas
fisik
meningkatnya
oleh
Dennison
menunjukkan
ukuran
perkembangan
(1986)
atau
berkenaan
besar,
dengan
sedangkan peningkatan
kualitas
kinesthetic,
demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
untuk
mempermudah
penyempurnaan
atau
dipandang sebagai salah satu kecerdasan bodilyproses
dan
tinggi
perubahan
berkenaan
pendidikan kinestetik. Dennison & Dennision
sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan
(1986), lebih lanjut mendalami pendidikan ini
fungsi.
seperti halnya prinsip yoga untuk menjadikan
keseluruhan
senam
kepribadian individu membentuk satu kesatuan
menjadi
program
pengembangan
sehingga
B.
dengan
individu,
karena
merupakan
proses
yang
proses kognitif, biologis dan sosial (Sumantri &
Tujuan Penelitian ini adalah:
Syaodih, 2007). Kuhlen dan Thompson (dalam
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan brain
Hurlock,
gym terhadap perkembangan
perkembnagan fisik individu meliputi empat aspek,
literacy pada
1978)
mengemukakan
bahwa
yaitu : (1) Sistem saraf, yang sangat mempengaruhi
anak kelas 1 sekolah dasar. 2.
berkenaan
melibatkan pola gerakan yang kompleks, meliputi
memungkinkan
pencapaian kinerja otak yang optimal.
1.
kepribadian
Perkembangan
meliputi 26 gerakan sederhana untuk merangsang otak
Perkembangan
struktur,
yang terintegrasi (Sukmadinata, 2003).
kecerdasan. Brain Gym, merupakan program yang
kedua belahan
penyempurnaan
Dengan
pembelajaran biasanya dimasukkan dalam bidang
otak
dengan
fungsi.
skor
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot,
perkembangan literacy antara siswa laki-laki
yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
dan perempuan setelah diberikan pelatihan
kemampuan motorik; (3) Kelenjar endokrin, yang
brain gym.
menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
Dasar Teori
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
1. Perkembangan Literacy
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
Untuk
mengetahui
perbedaan
Kata perkembangan seringkali disejajarkan
sebagian anggotannya terdiri atas lawan jenis, dan
dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya
(4) Struktur Fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi,
memang mempunyai hubungan yang sangat erat.
berat, serta proporsi.
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya
Tidak
seorang
pun
dalam
hidup
merupakan perubahan, perubahan menuju tahap
kesehariannya dapat melepaskan diri dari bahasa,
yang lebih tinggi atau lebih baik. Ada beberapa
sebab selain sebagai alat ekspresi, bahasa juga
perbedaan
sebagai
antara
perkembangan
dengan
alat
berpikir.
Alwasilah
(1985)
mengungkapkan beberapa pengertian bahasa :
pertumbuhan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan 2
a. Bahasa
merupakan
sistem
bermacam-macam hubungan antara benda-benda
komunikasi
dengan kejadian-kejadian, dan mereka belajar cara
melaui suara.
mengirim serta menerima pesan dengan bahasa
b. Bahasa merupakan suatu atribut dalam
lisan. Anak membutuhkan aktivitas yang dapat
kebudayaan atau interaksi. diri,
mereka nikmati dan pengalaman keberhasilan, tanpa
tersusun sebagai daftar simbol, benda-benda
dipaksakan di luar tahap perkembangannya. Bahkan
maupun kejadian-kejadian yang dialami.
ketika anak belum dapat mengeja, mereka belajar
d. Bahasa merupakan suatu perangkat kalimat.
dari upayanya untuk menulis. (Solveig & Lyster,
c. Bahasa
merupakan
pengungkapan
1999).
Literacy merupakan bagian dari kemampuan
Keterampilan
bahasa. Sumantri dan Syaodih (2007) menyatakan
membaca
dan
menulis,
setiap manusia mengawali komunikasinya dengan
khususnya ketrampilan membaca harus segera
bahasa tangis. Perkembangan bahasa tersebut selalu
dikuasai oleh para siswa di SD karena ketrampilan
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak.
ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses
Menurut
adalah
belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa
kemampuan untuk membaca atau menulis. Apabila
dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar
diperluas, berarti berpengetahuan banyak dalam
di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan
satu bidang tertentu. Berdasarkan pengertian yang
kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak
diungkapkan
penulis
mampu membaca dengan baik akan mengalami
membatasi pengertian literacy sebagai kemampuan
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
membaca, dan menulis.
untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami
Chaplin
(2004),
oleh
Chaplin
literacy
tersebut,
kesulitan
Prestasi belajar yang memadai dan perilaku
dalam
menangkap
dan
memahami
sosial serta penghargaan diri yang pantas adalah
informasi yang disajikan dalam berbagai buku
faktor-faktor
pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-
penting
untuk
mengembangkan norma-norma
sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya,
masyarakat kita. Sejak tahun pertama kehidupannya
kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan
di dunia ini, anak sudah mulai mengembangkan
dengan teman-temannya yang tidak mengalami
norma-norma
kesulitan dalam membaca (Nuryati, 2008).
kehidupan
yang
masyarakatnya.
pantas
yang Ini
dalam
mendasari
kehidupan
dilakukannya
Menulis
melalui
ialah
menyampaikan
komunikasi dan aktivitasnya dalam kehidupan
melukiskan
sehari-hari dengan lingkungan sekitarnya. Selama
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
tahun pertama, mereka mengambil bagian dalam
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
percakapan dengan menggunakan bahasa tubuh dan
lambang-lambang grafik tersebut jika mereka
isyarat non verbal. Kemudian sedikit demi sedikit
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut
mereka belajar kode linguistik bahasa, bagaimana
(Suyitno & Purwadi, 1996). Menulis seperti halnya
kode
membaca,
merepresentasikan
benda,
kejadian
dan 3
lambang-lambang
merupakan
satu
grafik
atau
kesatuan
yang
belajar.
Menulis dan membaca merupakan aktivitas bahasa
penyimpanan dan mengingat kembali informasi-
yang tak terpisahkan. Membaca mempengaruhi
informasi. Brain gym terdiri dari beberapa gerakan,
menulis dan menulis mempengaruhi membaca
posisi dan
(Lyster, 1999).
kinerja otak.
aktivitas tubuh yang meningkatkan
Metode
2. Brain Gym (Senam Otak)
yang
dipakai
Dennison
Menurut Atkinson (1996), otak merupakan
menggunakan istilah belahan otak kiri dan belahan
organ terpenting dalam tubuh manusia dan sistem
otak kanan sebagai fungsi dominan otak untuk
saraf otonom yang utama dalam tubuh yang
meningkatkan kehidupan manusia. Otak disebut
berfungsi mengendalikan semua aktivitas tubuh.
juga sebagai pusat bahasa, beberapa fungsi otak kiri
Brain gym merupakan sebuah teknik yang dapat
yang dominan antara lain : peruntutan dan
meningkatkan kemampuan yang berupa koordinasi
pengolahan informasi, mengakses memori jangka
tubuh dengan gerakan-gerakan sederhana. brain
pendek dan kinerja, pembangkit dan penyimpan
gym dapat membantu dalam kesulitan belajar,
kemampuan bicara serta memahami informasi
meningkatkan percaya diri, ingatan, konsentrasi,
bahasa. Selain itu otak juga disebut oleh Gestalt
koordinasi tubuh, koordinasi mata, stres dan phobia.
sebagai pusat kreativitas. Beberapa fungsi otak
Hal ini meliputi latihan fisik dan mental serta
kanan adalah sebagai berikut : orientasi pada ruang
gerakan-gerakan, tekanan, aktivitas penuh energi
dan kesadaran tubuh, irama dan nada, kemampuan
untuk menstimulasi otak dan saraf sebagai alat
artistik, dan mengakses memori penglihatan jangka
diagnosis. Teknik brain gym sering digunakan
panjang (Dennison & Dennison dalam Witcher,
untuk membantu anak agar lebih sukses di sekolah,
2001). Perkumpulan
untuk mendapatkan kepercayaan diri, serta untuk
riset
menyatakan
bahwa
kelemahan otak, cacat otak, gangguan perhatian dan
aktivitas fisik bukan hanya meningkatkan hubungan
gangguan perilaku (Mc Clelland, 2007).
antar neuron akan tetapi juga menstimulasi otak
Teknik brain gym dikembangkan oleh Paul
untuk belajar dengan meningkatkan beberapa kunci
Dennison tahun 1990 dengan meneliti hubungan
otak (Greenough dan Anderson, 1991). Gabbard
antara gerakan-gerakan tubuh terhadap belajar.
(1998) menyatakan bahwa aktivitas fisik baik bagi
Dalam penelitiannya ditemukan bahwa belajar dan
perkembangan otak, tapi efek yang ditimbulkan
kondisi emosional dipengaruhi oleh beberapa
lebih bersifat umum bukan khusus. Aktivitas fisik
gerakan. Dia menemukan 25 gerakan tubuh yang
secara umum dapat meningkatkan perkembangan
mempunyai efek positif terhadap siswa, gerakan itu
otak karena dapat mensuplai glukosa, sebagai
yang kemudian dinamakan brain gym. Dennison
sumber energi utama.
(1995)
mengembangkan
pendidikan
tentang
3.
gerakan manusia berupa aplikasi dari gerakan-
Pengaruh
Brain
Gym
Terhadap
Perkembangan Literacy
dapat
Motor cortex merupakan bagian otak yang
mengaktifkan otak secara optimal, terutama dalam
bertanggung jawab atas gerakan lidah, mulut, dan
gerakan
tubuh
yang
secara
khusus
4
kerongkongan yang dapat menghasilkan bunyi yang
kemampuan belajar siswanya dengan program
serasi dan enak didengar, merupakan bagian penting
pergerakan dalam kelas. Penilaian secara formal
dari
maupun
proses
bahasa.
Pengetahuan
yang
non
formal
telah
digunakan
untuk
menghubungkan antara literacy dengan bagian-
mengetahui
bagian tertentu otak biasanya dilihat sebagai
meningkatkan ketrampilan akademis serta apakah
kapasitas bodily-kinesthetic (Amstrong, 2003).
frekuensi
efektivitas
pemberian
brain
gym
brain
gym
dalam
tersebut
Dengan senam otak, maka otak diaktifkan
memberikan pengaruh terhadap hasil dari siswa
pada tiga dimensi, yakni lateralitas-komunikasi,
yang diberi program tersebut. Penelitian ini berhasil
pemfokusan-pemahaman,
menemukan
dan
pemusatan-
ada
pengaruh
positif
yang
pengaturan. Untuk lateralitas-komunikasi (dimensi
menunjukkan kemajuan siswa dalam kosakata,
otak kiri-kanan otak), gerakan yang diperlukan
membaca, dan ketrampilan matematika.
adalah gerakan cross crawl atau gerakan menyilang
C. Metode Penelitian
seperti dijelaskan di atas. Gerakan ini menyangkut
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
mendengar, melihat, menulis, bergerak, dan sikap
dengan desain one group pre-test post-test design.
positif.
Pre-test
Manfaatnya
bisa
mengoptimalkan
kemampuan belajar. Selain melakukan senam, dianjurkan
agar minum
air putih
T1
oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan air akan
T2
1. Variabel Bebas
: Brain gym
2. Variabel Tergantung
:Perkembangan
kemampuan literacy
membuat otot menegang sehingga tubuh tidak
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
merasa nyaman (www.kmc.com).
menggunakan
Kapasitas untuk meguasai daya ingat itu
tes
prestasi
untuk
menilai
kemampuan membaca dan menulis.
secara biologis meningkat oleh karena aktivitas
1. Populasi dan Sampel
fisik, pergerakan tersebut dapat merangsang neuron kemampuan
X
Variabel penelitian ini adalah:
akan membantu memperlancar peredaran darah dan
memaksimalkan
Post-test
sebanyak-
banyaknya. Selain mengandung mineral, air putih
untuk
Treatment
Populasi penelitian ini adalah seluruh
membaca,
siswa-siswi kelas satu sekolah dasar negeri se-
menulis, dan matematika. Jika perkembangan
kelurahan Ngringo, Jaten, Karanganyar.
motorik menyediakan sebuah kerangka otak yang
Sampel adalah sebagian dari populasi yang
disediakan untuk dapat berpikir secara akademis,
mempunyai ciri yang sama dengan populasinya
kemudian menggunakan pergerakan dalam proses
(Azwar, 1998). Bentuk sampel yang diambil dalam
belajar, maka hal tersebut dapat membantu anak
penelitian ini adalah cluster sampling, yaitu
memperoleh informasi secara efisien (Blaydes,
pengambilan sampel yang terdiri dari individu-
2004).
individu dalam kelompok tertentu atau cluster.
Spielmann (2005) mengadakan sebuah studi
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa-
untuk menentukan bagaimana cara meningkatkan 5
siswi kelas satu Sekolah Dasar Negeri 09 Ngringo,
b.
Alat tulis (buku dan pensil).
Jaten, Karanganyar.
c.
Ruang kelas.
yang
d.
Papan tulis, kapur, penggaris, penghapus, dan
digunakan dalam pengambilan sampel. Dalam
e.
Air mineral.
Teknik
sampling
adalah
cara
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan cara undian,
D. Hasil dan Pembahasan
artinya suatu teknik pengambilan sampel dimana
1. Pelaksanaan Pelatihan Brain Gym Penelitian
semua individu dalam populasi baik secara sendiri
dilaksanakan
dalam
kurun
atau bersama mempunyai kesempatan yang sama
waktu satu bulan terhitung bulan April-Mei 2008,
untuk di pilih menjadi anggota sampel. Penelitian
penelitian dilakukan dua kali setiap minggu dengan
ini menggunakan cluster sampel maka teknik
durasi waktu satu jam, yaitu jam 07.00-08.00 WIB
pengambilan sampelnya disebut cluster random
di SDN 09 Ngringo,Jaten, Karanganyar.
sampling dengan cara undian.
Dalam setiap pertemuan diberikan 2 macam
2. Metode Analisis Data
gerakan yang diulang-ulang sampai anak hafal serta
Metode analisis data yang digunakan
mampu melakukannya sendiri. Setelah anak mampu
dalam penelitian ini berupa analisis statistik dengan
melakukan setiap gerakan yang diajarkan, mereka
menggunakan program SPSS 12. Statistik adalah
diminta bersama-sama mempraktekkan gerakan
cara-cara
untuk
tanpa instruksi dari peneliti. Latihan membaca dan
dan
menulis dianjurkan pada anak ketika di rumah,
menganalisis data penelitian yang berwujud angka-
kemudian diikuti dengan memberikan pekerjaan
angka. Lebih dari itu, dengan statistik diharapkan
rumah dari materi-materi brain gym yang telah
dapat
diperoleh siswa untuk dipraktekkan sebelum mulai
ilmiah
mengumpulkan,
yang
dipersiapkan
menyusun,
menyediakan
dipertanggungjawabkan
menyajikan,
data
yang
untuk
dapat
belajar.
mengambil
Hambatan-hambatan yang muncul selama
keputusan-keputusan yang baik (Hadi, 1995). Adapun teknik analisis yang digunakan
pelaksanaan penelitian adalah kondisi anak yang
dalam penelitian ini adalah analisis uji-t karena
sering tidak fokus terhadap pemberian materi.
penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil
Menurut peneliti hal ini disebabkan oleh faktor usia
skor kemampuan literacy sebelum dan setelah
kanak-kanak, sehingga anak lebih suka bermain
mendapat perlakuan berupa pemberian brain gym
dengan apa yang diminati saja serta belum dapat
serta membandingkan skor post-test antara siswa
mengikuti instruksi dengan baik. Untuk mengatasi
laki-laki dan perempuan.
hal tersebut peneliti mencoba mengaitkan setiap materi dengan kegemaran anak secara umum.
3. Alat dan Bahan
Peneliti memberikan beberapa gerakan brain gym
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
diselingi dengan nyanyian dan pemberian reward
a.
bagi siswa yang berhasil mempraktekkan gerakan
Buku panduan gerakan brain gym. 6
brain gym itu di depan kelas. Pemberian pelatihan
Keterangan :
brain gym diakhiri pada tanggal 31 Mei 2008,
Tabel yang berwarna gelap menunjukkan data
kemudian dilanjutkan dengan pemberian post-test
subjek tidak bisa dipakai dalam analisis data (subjek
kepada siswa. Post-test dihadiri oleh 27 siswa,
gugur) karena subjek tersebut tidak mengikuti salah
kemudian dilanjutkan dengan acara penutupan
satu test (pre-test atau post-test).
pelatihan brain gym pada siswa kelas satu SDN 09
b. Uji reliabilitas alat ukur
Ngringo.
Tabel 2. Hasil Reliability Statistics Alat Ukur
2. Hasil Hasil pelatihan
brain
penelitian gym
tentang
terhadap
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .712
pengaruh Cronbach's Alpha .695
perkembangan
kemampuan literacy pada anak kelas satu sekolah
N of Items 21
dasar di SDN 09 Ngringo, Jaten, Karanganyar akan Output SPSS tersebut menunjukkan bahwa
di uraikan pada sub bab ini:
nilai Cronbach’s alpha 0,695> 0,60. Dapat
a. Hasil Pre-test dan Post-test
disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang
Tabel 1. Data Subjek yang Mengikuti Pre-test dan
merupakan dimensi variabel kemampuan literacy
Post-test
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD
Nilai Pre-test 58 38 38 42 101 63 148 107 75 105 62 112 109 103 39 141 94 86 70 89 61 73 79 -
adalah reliabel.
Nilai Posttest 114 98 117 98 134 132 158 196 85 171 94 136 121 116 54 164 192 133 129 176 93 130 89 116 86 171 146
c. Uji normalitas data Dilihat dari hasil analisis data, bahwa variabel literacy mempunyai nilai Skewness 0,286. Variabel memiliki kecondongan mendekati angka nol sehingga dapat dikatakan data terdistribusi secara normal. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-Plot Normal P-P Plot of literacy 1.0
0.8
Expected Cum Prob
NO
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Hasil output SPSS Normal P-Plot literacy memperlihatkan 7
bahwa
distribusi
titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, dan persebaran
kemampuan literacy pada anak kelas satu SDN 09
titik-titik tersebut searah
garis
Ngringo. Hal ini membuktikan bahwa gerakan
diagonal. Jadi data pada variabel literacy dapat
tubuh sederhana yang dirangkum dalam metode
dikatakan normal.
brain gym mempunyai efek positif terhadap
garis dengan
perkembangan membaca dan menulis siswa kelas
d. Hasil Analisis dengan T-Test
satu.
Hasil uji menggunakan α = 5% two tailed
Greenough
dengan jumlah sampel n =21, dapat disimpulkan
Anderson
(1991)
mengungkapkan bahwa aktivitas fisik bukan hanya
bahwa hipotesis diterima karena Sig. (2-tailed)
meningkatkan hubungan antar neuron akan tetapi
0.000 < 0,05 level of significant (α). Maka diduga
juga menstimulasi otak untuk belajar. Berdasarkan
ada perbedaan skor kemampuan literacy antara
teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
sebelum dengan sesudah diberikan pelatihan brain
gerakan fisik yang terangkum dalam metode brain
gym pada siswa kelas satu SDN 09 Ngringo, Jaten,
gym mempunyai manfaat menstimulasi otak siswa
Karanganyar.
untuk belajar.
Uji beda yang dilakukan terhadap skor kemampuan
dan
literacy
subjek
laki-laki
dan F. Penutup
perempuan menggunakan Independent-Samples T-
1. Kesimpulan
Test, α = 5% two tailed, jumlah subjek laki-laki = 9
Berdasarkan
dan jumlah subjek perempuan = 12, menghasilkan pengaruh
Sig.(2-tailed) 0,294 > 0,05 level of significant (α).
pelatihan
hasil
penelitian
tentang
gym
terhadap
brain
perkembangan kemampuan literacy pada anak kelas
Jadi, menurut perhitungan statistik tidak ada
satu SDN 09 Ngringo, Jaten, Karanganyar dapat
perbedaan yang berarti skor kemampuan literacy
diambil kesimpulan sebagai berikut :
siswa laki-laki dan perempuan setelah diberikan
1.
pelatihan brain gym. Artinya peningkatan skor
Terdapat perbedaan yang signifikan skor kemampuan literacy siswa sebelum diberi
kemampuan literacy setelah pelatihan relatif sama
pelatihan brain gym dan setelah diberikan
pada siswa laki-laki dan siswa perempuan di SDN
pelatihan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil
09 Ngringo.
perhitungan SPSS bahwa Sig.(2-tailed) 0.000 <
E. Pembahasan
0,05
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa ada
level
of
menunjukkan
perbedaan yang signifikan skor kemampuan literacy
significant bahwa
(α).
terdapat
Hasil
ini
pengaruh
pemberian brain gym terhadap perkembangan
siswa SDN 09 Ngringo, Jaten, Karanganyar antara
kemampuan literacy pada anak kelas satu
sebelum pemberian pelatihan brain gym dan setelah
sekolah
pemberian pelatihan (Sig. (2-tailed) 0.000 < 0,05
dasar
SDN
09
Ngringo,
Jaten,
Karanganyar.
level of significant (α)). Hasil tersebut menunjukkan 2.
bahwa pelatihan brain gym dapat meningkatkan
Tidak ada perbedaan yang signifikan skor kemampuan literacy antara siswa laki-laki dan
8
siswa perempuan. Hasil tersebut berdasarkan
pada
populasinya.
analisis menggunakan SPSS dengan hasil
disarankan untuk diujikan kembali pada jenis
Sig.(2-tailed) 0,294 > 0,05 level of significant
usia
(α). Nilai tersebut menunjukkan tidak terdapat
efektivitasnya.
yang
berbeda
Penelitian
untuk
ini
juga
mengetahui
perbedaan perkembangan kemampuan literacy Daftar Pustaka
pada anak laki-laki dan anak perempuan kelas
Alwasilah, A.C. 1985. Linguistic Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
satu SDN 09 Ngringo, Jaten, Karanganyar setelah diberikan pelatihan brain gym.
Amstrong, S. 2003. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Jakarta: Arcan. 2. Saran Dalam
rangka
ikut
Atkinson, L.R.et.al. 1996. Pengantar Psikologi Jilid 1, Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan mengembangkan proses pendidikan yang berkualitas, dapat diajukan saran-
Blaydes, J. (2004). Thinking on your feet. Murphy,
saran sebagai berikut : 1.
TX: Action Based Learning.
Guru kelas dan orang tua siswa perlu
Caterino, M.C., & Polak, E.D. 1999. Effects of two types of activity on the performance of second, third, and fourth grade students on a test of concentration. Perceptual and Motor Skills journal, 89, 245-248.
memahami bahwa kesuksesan hasil belajar bukan hanya ditentukan oleh inteligensi anak, namun fakor “bio-psiko-sosial” juga menjadi salah satu penentu keberhasilan anak. Oleh karena
itu
diharapkan
orang
tua
dapat
Chaplin,J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi.
membantu meningkatkan prestasi anak dengan memberikan
nutrisi
yang
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
seimbang,
Dennison, P.E. & Dennison, G.E. 1986. Brain Gym®. Ventura: Edu-Kinesthetics, Inc.
pendampingan yang intensif pada anak serta mengarahkan pada olah raga yang merangsang
Dennison, P.E. & Dennison, G.E. 2002. Brain Gym. Jakarta : PT. Gramedia Widya Sarana Indonesia.
kinerja otak seperti brain gym. 2.
Bagi sekolah, agar dapat menjalankan program brain gym dalam setiap kesempatan, khususnya
Gabbard, C. (1998). Windows of opportunity for early brain and motor development. Journal of Physical Education, Recreation, and Dance, 69, 54-55.
pada jam-jam olah raga agar siswa dapat lebih fresh sehingga diharapkan proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. 3.
Greenough, W.T., & Anderson, B.J. (1991). Cerebellar synaptic plasticity: Relation to learning versus neural activity. Annals of the New York Academy of Science, 627, 231247.
Bagi rekan-rekan yang ingin melanjutkan penelitian tentang brain gym disarankan dapat mengambil sampel yang lebih besar serta menambahkan kelompok kontrol agar hasil penelitian dapat lebih luas digeneralisasikan 9
Solveig. A.H., & Lyster. 1999. Bahasa dan Membaca: Perkembangan dan kesulitannya. An Interdisciplinary Journal.
Hadi, S. 1995. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset. Hurlock. B. E. 1978. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Spielmann, C. 2005. The effects of movement based learning on student achievement in the elementary school classroom (Master‘s thesis, Black Hills State University). Diakses pada 23 Desember 2008, http://doe.sd.gov/curriculum/SDReads/docs/S pielmannActionResearch.pdf.
Keays & Allison, K.R. 1995. The effects of regular moderate to vigorous physical activity on student outcomes: A review. Canadian Journal of Public Health, 86, 62-66. Luppe,K.S. 2007. The Effect of Movement on Literacy. A thesis of the Faculty of the Department of Human Development and Learning East Tennessee State University California.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi. Sukmadinata, S. 2003. Landasan Psikologi Proses
Lyster, S.A.H. 1999. Learning to read and Write. The Individual Child and Contextual Interactions. Department of Special Needs Education, University of Oslo. Lyster, S.A.H. In press. Reading and Writing. An Interdisciplinary Journal. Diakses pada 16 Februari 2008. Mc Clelland, B. 2007. Statistically significant improvements in Vocabulary Word Recognition achieved by Special Needs Students as a result of Brain Gym intervention. Diakses 12 Desember 2007.
Pendidikan. Jakarta : UI Press. Sumantri, M dan Syaodih, N. 2007. Perkembagan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Tomporowski. 2003. Method of Recruiting Subjects and Performance on Cognitive Tests. American Journal of Psychology the Volume 106. No 04. Witcher, S.H. 2001. Effects of Educational Kinesiology, Previous Performance, Gender, and Socioeconomic Status on Phonological Awareness Literacy Screening Scores of Kindergarten Students. Dissertation of Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University. March 27, 2001 Blacksburg, Virginia.
Nuryati, S. 2008. Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa di Kelas Awal Sekolah Dasar. Diakses 3 Juni 2008. Shephard, R.J. 1996. Habitual physical activity and academic performance. Nutrition Reviews, 54(4) S32-S36. Shephard, R.J., & Lavallee, H. 1994. Academic skills and required physical education: The Trois Rivieres experience. Canadian Alliance of Health, Physical Education, and Recreation Journal Research Supplement, 1(1), 1-12. Sibley, B., & Etinier, J. 2003. The relationship between physical activity and cognition in children: A meta-analysis. Pediatric Exercise Science, 15, 243-253. 10