PENGARUH NUTRISI TERHADAP STATUS GIZI (LINGKAR LENGAN ATAS) REMAJA PUTRI STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR
Kurnia Agustin Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Email:
[email protected] ABSTRACT The majority of teens think have the ideal body is a dream that usually teens who are on a strict diet. If not done correctly, resulting in a decrease in the nutritional status. Upper arm circumference is one option for determining the nutritional status, because it is easy, cheap and fast. The purpose of this study was to determine the effect of nutrition on nutritional status (upper arm circumference) teens. The method used is observational analytic with cross sectional approach. The research location is in STIKes Mitra Husada Karanganyar. When the study in December 2015 until February 2016. Samples are teens D3 Midwifery STIKes Mitra Husada Karanganyar first semester of academic year 2015/2016 a number of 57 people with purposive sampling technique. The research instrument was a questionnaire that has been tested for validity and reliability and measuring tools upper arm circumference. Data were analyzed using Chi Square. The results showed that nutrition (diet) mostly less that a number of 25 respondents (43.9%)The nutritional status (upper arm circumference measurement) is largely considered normal (> 23.5 cm) number of 32 respondents (56.1%). Chi Square test obtained correlation value of 0.204 (p> 0.05). Conclusions that can be obtained is nutrition (diet) mostly less, most of the normal nutritional status and there is no influence of nutrition on the nutritional status of teens STIKes Mitra Husada Karanganyar. Keywords: nutrition, upper arm circumference ABSTRAK Sebagian besar remaja putri beranggapan memiliki tubuh ideal merupakan impian sehingga biasanya remaja putri yang melakukan diet ketat. Bila tidak dilakukan dengan benar, akibatnya pada penurunan status gizi. Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lingkar lengan atas) remaja putri. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di STIKes Mitra Husada Karanganyar. Waktu penelitian Desember 2015 s/d Februari 2016. Sampel pada penelitian ini adalah remaja putri Progdi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar semester I tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 57 orang dengan teknik sampel purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dan alat ukur lila. Data dianalisis mengunakan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nutrisi (pola makan) sebagian besar kurang yaitu sejumlah 25 responden (43,9%). Status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) sebagian besar dikatakan normal (> 23,5 cm) sejumlah 32 responden (56,1%). Uji Chi Square didapatkan nilai korelasi sebesar 0,204 (p>0,05). Simpulan yang dapat diperoleh yaitu nutrisi (pola makan) sebagian
besar kurang, status gizi sebagian besar normal dan tidak terdapat pengaruh nutrisi terhadap status gizi remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar. Kata kunci: nutrisi, lila PENDAHULUAN Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka kekurangan energi kronis (KEK) tertinggi terjadi pada remaja putri dengan rentang usia 15-19 tahun yaitu sebanyak 30,9% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 46,6% pada tahun 2013 (Kementrerian Kesehatan Indonesia, 2013). Di sisi lain, prevalensi kegemukan di kalangan remaja Indonesia juga mengalami peningkatan. Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan 1,4% remaja umur 16-18 tahun berada dalam kategori gemuk dan angka ini meningkat drastis menjadi 7,3% pada tahun 2013 (BPPK RI, 2013). Remaja memiliki pandangan tersendiri mengenai tubuhnya (body image) yang seringkali salah (Notoatmodjo, 2010). Bagi sebagian besar remaja putri tubuh ideal merupakan impian. Untuk mendapatkan impian tersebut, biasanya banyak remaja putri yang melakukan diet ketat (yang menyebabkan remaja kurang mendapatkan makanan yang seimbang dan bergizi), mengkonsumsi minuman atau obat pelangsing, minum jamu, dsb. Bila tidak dilakukan dengan benar, upaya tersebut dapat berakibat pada penurunan status gizi (Sayogo, 2011). Remaja merupakan calon pemimpin di masa datang, calon tenaga kerja yang akan menjadi tulang punggung produktivitas nasional, serta sebagai calon ibu yang akan memasuki usia reproduksi sehat yaitu 20-30 tahun dan akan melahirkan generasi penerus
serta merupakan kunci perawatan anak di masa datang. Oleh karena itu, kualitas remaja khususnya remaja putri perlu mendapat perhatian khusus (Nursari, 2010). Remaja putri mempunyai risiko tinggi untuk anemia karena pada usia ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan, adanya menstruasi, sering membatasi konsumsi makan, serta pola konsumsinya sering menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi (Arisman, 2009). Pada umumnya remaja putri mempunyai pola dan kebiasaan makan yang homogen dimana asupan energi dan zat gizi kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) yang sudah dianjurkan. Hal ini juga terlihat bahwa hampir separuh remaja putri mempunyai berat badan rendah dan tinggi badan yang kurus, serta sepertiga dari mereka kurus, yang menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan (Sayogo, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui “Pengaruh Nutrisi Terhadap Status Gizi (Lingkar Lengan Atas Remaja Putri”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lingkar lengan atas remaja putri).
BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik karena untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010). Rancangan cross sectional karena melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat,
2011) Penelitian ini dilaksanakan di STIKes Mitra Husada Karanganyar, waktu penelitian Desember 2015 s/d Februari 2016. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi Progdi D3 Kebidanan semester I tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 70 orang. Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling sehingga didapat sampel sebanyak 57 orang.
3.
Data Entry
4.
Pengambilan sampel dalam penelitian berdasarkan pertimbangan remaja putri usia 16-20 tahun yang mengalami datang saat pengukuran status gizi (lila). Salah satu diantara instrumen pengumpulan data adalah dalam bentuk kuisioner dan pengukuran lila.
Data Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.
5.
Melakukan teknik analisis
6.
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Rumus menggunakan chi square dengan taraf kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95%. (Sugiyono,2010)
Nilai kecukupan zat gizi makro dibedakan dalam tiga kategori yaitu: kurang (<80% AKG), cukup (80-120% AKG) dan lebih (>120% AKG) (Supariasa, 2014). Status gizi dinilai dengan pengukuran antropometri yaitu: penimbangan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan lingkar perut. Data status gizi dikategorikan dengan cut off point berdasarkan literatur untuk memudahkan saat intepretasi hasil. Saat ini peneliti hanya menilai status gizi sebagai indikator KEK diukur dengan lingkar lengan atas (LILA) dan dinyatakan tidak KEK jika LILA >23,5 cm (Jayanti, 2011) Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2011): 1.
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.
2.
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerim (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga
daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi arti suatu kode dari suatu variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lingkar lengan atas) remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dilakukan dengan Chi Square. Populasi dalam penelitian ini remaja putri Progdi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Semester I tahun ajaran 2015/2016 yang berusia antara 16 – 20 tahun sejumlah 70 orang. Sedangkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 57 orang. Sedangkan 10 orang tidak datang dalam pengukuran lila dan 3 orang tidak mengisi kuisioner dengan sempurna. Sehingga sampel akhir dari penelitian ini sejumlah 57 orang ibu menopause. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan:
Deskripsi Responden Deskripsi responden remaja putri Progdi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar semester I tahun ajaran 2015/2016 yang berusia 16 – 20 tahun sebanyak 57 orang. Nutrisi (Pola Makan)
minoritas nutrisi (pola makan) baik sejumlah 14 responden (24.6%). Status Gizi Status gizi diukur dengan menggunakan pengukuran lila. Deskripsi status gizi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Status gizi (lila)
Deskripsi nutrisi (pola makan) diukur menggunakan kuesioner. Nutrisi (pola makan) dibedakan menjadi 3 macam yaitu baik, cukup dan kurang. Deskripsi nutrisi (pola makan) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No 1 2
Lila
Jumlah
KEK Normal Total
25 32 57
Persentase (%) 43,9 56,1 100
Sumber: Data Primer diolah, 2016 Tabel 4.1 Nutrisi (Pola Makan) Nutrisi (pola makan) Kurang
No 1 2 3
Cukup Baik Total
Jumlah
Persentase (%)
25
43,9
18 14 57
31,6 24,6 100
Sumber: Data Primer diolah, 2016. Berdasarkan tabel menunjukkan mayoritas nutrisi (pola makan) kurang sejumlah 25 responden (43,9%). Sedangkan
Berdasarkan tabel menunjukkan mayoritas remaja putri status gizi menunjukan normal sejumlah 32 responden (56,1%). Sedangkan minoritas mengalami KEK sejumlah 25 responden (43,9%). Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lila) remaja putri. Analisis data yang digunakan adalah analisis Chi Square. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan:
Tabel 4.3 Hasil Tabulasi Silang Nutrisi dan Status Gizi
Kurang nutrisi
Total
nutrisi * lila Crosstabulation lila KEK Normal Count 9 16 % within lila 36.0% 50.0%
Total 25 43.9%
Cukup
Count % within lila
7 28.0%
11 34.4%
18 31.6%
Baik
Count % within lila
9 36.0%
5 15.6%
14 24.6%
Count % within lila
25 100.0%
32 100.0%
57 100.0%
Sumber: Data Primer diolah, 2016.
Berdasarkan tabulasi silang menunjukkan remaja yang memiliki pola nutrisi kurang sebanyak 25 responden tergolong KEK 9 responden dan normal 16 responden. Remaja yang memiliki pola nutrisi cukup sebanyak 18 responden tergolong KEK sebanyak 7 responden dan normal 11 responden. Remaja yang memiliki pola nutrisi baik sebanyak 14 responden tergolong KEK sebanyak 9 responden dan normal sebanyak 5 responden. Dari hasil table dapat dibaca dari 57 responden ada 32 yang tergolong normal dan 25 tergolong KEK. Tabel 4.4 Hasil Analisis Chi Square Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
Df
Pearson Chi-Square
3.180a
2
.204
Likelihood Ratio
3.180
2
.204
Linearby-Linear Association
2.518
1
.113
N of Valid Cases
57
Sumber: Data Primer diolah, 2016. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis chi square. Hasil analisis Kendall Tau diperoleh nilai p= 0,204 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh nutrisi terhadap status gizi remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar. Pembahasan Hasil asupan nutrisi atau pola makan remaja putri STIKes Mitra Husada
Karanganyar sebagian besar kurang sejumlah 25 responden (543,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan remaja mempunyai kekurangan dalam pemenuhan nutrisi. Menurut Handajani dalam Sulistyoningsih (2012) pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang, pola makan yang seimbang dan pemilihan bahan makanan yang tepat merupakan hal yang harus dilakukan. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, remaja menginginkan penurunan berat badan secara drastis dengan melakukan diet ketat bahkan sampai gangguan pola makan (Arisman, 2010). Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) negatif yang mengacu pada idola remaja yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, dan semampai (Sulistyoningsih, 2012). Hasil pengukuran status gizi menggunakan lila, sebagian besar remaja putri digolongkan normal sejumlah 32 responden (56,1%). Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa remaja putri sebagian besar tidak mengalami KEK. Hasil ini sesuai dengan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan bahwa di tahun 2013 Remaja umur 16 - 18 tahun mengalami kegemukan sebanyak 7,3%. Berdasarkan hasil analisis bivariate menggunakan chi square p = 0,204 ( > 0,05) hal ini menunjukkan bahwa tiada ada pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lingkar lengan atas) remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar.
Berbeda dari hasil penelitian oleh Muchlisa (2013) dengan judul “Asupan zat gizi dengan status gizi pada remaja putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar tahun 2013 menggunakan desain cross sectional pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 160 responden. Dari hasil uji kolerasi Spearman terdapat hubungan yang signifikan antara energi (p IMT dan LILA = 0,000), protein (p IMT dan LILA = 0,000), lemak (p IMT=0,002 dan p LILA=0,000), karbohidrat (p IMT dan LILA = 0,000), zat besi (p IMT=0,001 dan p LILA=0,000), dan seng (p IMT dan LILA=0,000) dengan status gizi berdasarkan IMT dan LILA. Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabelvariabel tertentu.Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas dua yaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier misalnya tinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhan massa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2014).
Keterbatasan dari penelitian ini adalah pengukuran status gizi hanya diukur dari Lingkar Lengan Atas dan pengisian kuisioner dikhususkan pada pola makan saja, hal ini dikarenakan waktu yang digunakan oleh peneliti sangat singkat. Berdasarkan hasil penelitian dan dari beberapa pendapat dapat disimpulkan tidak ada pengaruh nutrisi terhadap status gizi remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh nutrisi terhadap status gizi (lingkar lengan atas) remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Remaja putri yang memiliki asupan nutrisi / pola makan sebagian besar kurang yaitu sejumlah 25 responden (43,9%).
2.
Remaja putri sebagian besar tergolong status gizi normal sejumlah 32 responden (56,1%).
3.
Tidak terdapat pengaruh nutrisi terhadap status gizi remaja putri STIKes Mitra Husada Karanganyar. Hal ini dibuktikan dari nilai p chi square 0,204 (p > 0,05)
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. . 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta
BPPK RI. Hasil Riskesdas 2013 [Internet]. 2013. Available from: http://depkes. go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil Riskesdas 2013.pdf
Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Jayanti LD, Effendi YH, Sukandar D. 2011. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Serta Perilaku Gizi Seimbang Ibu Kaitannya Dengan Status Gizi Dan Kesehatan Balita Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. J Gizi dan Pangan. Kementerian Kesehatan Indonesia. Pokok- pokok Hasil Riskesdas 2013 [Internet]. Available from: www.litbang.depkes. go.id Muchlisa, Citrakesumasari, Rahayu Indriasari. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar Tahun 2013. Abstrak.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta .2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursari, Dilla. 2010. Gambaran Kejadian Anemia pada Remaja Putri SMP Negeri 18 Kota Bogor Tahun 2009. Skripsi. Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Sayogo, Savitri. 2011. Gizi Remaja Putri. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha ilmu. Yogyakarta. Supariasa IDN. 2014.Penilaian Status Gizi. Ester M, editor. Jakarta: EGC