Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No. 1 Maret 2016: 38-43
PENGARUH MUROTTAL AR-RAHMAN TERHADAP NYERI DISMENORE PADA REMAJA
(Ar-Rahman Murottal Effect towards Dysmenorrheal Pain in Adolescents) Muhidin 1), Faizal Adi Saputra 2), Dyah Ayu Novitasari 3), Adjeng Pramesty Utomo 4) 1, 2, 3, 4 Program Studi DIII Keperawatan Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun Email:
[email protected]
Abstrak Pendahuluan: Menstruasi merupakan peristiwa normal pada wanita usia subur. Pada umumnya wanita merasakan nyeri saat menstruasi yang disebut dismenore. Dismenore disebabkan tingginya jumlah prostaglandin dalam endometrium. Dismenore dapat diklasifikasikan menjadi dismenore primer yang disebabkan tanpa ada penyakit dan dismenore sekunder yang disebabkan pengaruh penyakit. Penanganan umum dismenore yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Penanganan farmakologi cenderung mengakibatkan ketergantungan terhadap obat yang dapat mengakibatkan kerusakan organ dalam jangka panjang, sedangkan penanganan non farmakologi dapat diterapkan melalui konsumsi bahan herbal seperti asam jawa dan terapi relaksasi pada penderita. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh mendengarkan murottal Surat Ar-Rahman untuk mengurangi dismenore. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Pre Eksperimental dalam satu kelompok (one group pre test – post test design). Penarikan sampel melalui metode purposive sampling yang berjumlah 12 remaja putri usia 18-19 tahun. Kriteria sampel adalah remaja putri yang mengalami dismenore pada skala nyeri berat (5-10). Hasil dan Analisis: Berdasarkan hasil eksperimen pada mahasiswi dismenore Akper dr. Soedono 67% mengalami penurunan skala dismenore rata-rata mulai pada skala 8 hingga 5, dan sembuh dari dismenore sebesar 8,3%. Diskusi: Hasil eksperimen menunjukkan Terapi Murottal Ar-Rahman berpengaruh dalam mengurangi area, skala, dan durasi dismenore. Kata kunci: Surat Ar-Rahman; Dismenore; Remaja Abstract Introduction: Menstruation is a normal process in women productive age. In general, women’s pain during menstruation is called dysmenorrhea. Dysmenorrhea is caused by the high amount of prostaglandins in the endometrium. Dysmenorrhea can be classified into primary dysmenorrhea which it is not caused by disease and secondary dysmenorrhea which it is caused by disease. Generally, overcoming dysmenorrhea can be done in pharmacological and non-pharmacological ways. Handling dysmenorrhea using pharmacology likely leads to drug dependency that can lead to organ damage in long term period, while the non-pharmacological treatment can be applied through the consumption of herbal ingredients such as tamarind and relaxation therapies for patients. This study investigates the influence of listening murottal of Surah Ar-Rahman to reduce dysmenorrhea. Methods: This study uses Pre Experimental in one group (one group pre test - post test design). The samples are obtained through purposive random sampling method applied for 12 young women in their 18th -19th. The sample criteria are young women experiencing dysmenorrhea in severe pain scale (5-10). Results and Analysis: Based on the results of experiments on the students of Akper dr. Soedono who get dysmenorrhea 67% shows decreased average dysmenorrhea scale ranging from 8 to 5, and recovered from dysmenorrhea total 8.3%. Discussion: It can be concluded the experimental results show that Murottal Ar-Rahman Therapeutic gives an effect of reducing area, scale, and duration of dysmenorrhea. Keywords: Surah Ar-Rahman; dysmenorrhea; teenagers
38
Pengaruh Murottal Ar-Rahman terhadap Nyeri Dismenore pada Remaja (Muhidin)
sirsak atau melalui terapi relaksasi progresif untuk merelaksasikan tubuh melalui rangsangan sentuhan, gerakan maupun suara. Dalam penelitian ini kami memilih menggunakan terapi Murrotal surat Ar- Rahman. Lantunan ayat AlQuran dalam murottal Ar-Rahman mempunyai efek relaksasi terhadap tubuh karena irama yang konstan, teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak serta nadanya rendah. Murottal secara fisik mengandung unsur suara manusia yang dapat menstimulasi tubuh untuk menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin secara alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki metabolisme tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik untuk menimbulkan ketenangan, pengendalian emosi, pemikiran yang lebih dalam serta metabolisme tubuh (Wisudawati, 2014). Rasa nyeri dan keadaan stres adalah 2 kondisi yang dapat menyebabkan diperlukannya endorfin oleh tubuh. Endorfin merupakan salah satu neurotransmitter yang berfungsi mengirimkan sinyal elektris dalam sistem persarafan. Endorfin berinteraksi dengan reseptor opiate di otak untuk menurunkan rasa nyeri dan mempunyai efek yang sama seperti morfin dan kodein namun perbedaannya yaitu aktivasi endorfin oleh reseptor opiate tidak menyebabkan ketergantungan dan kecanduan seperti obat-obatan golongan narkotika tersebut (Stoppler, 2014).
Pendahuluan Menstruasi merupakan proses katabolisme normal yang dialami oleh setiap wanita usia subur yang terjadi dibawah pengaruh hormon hipofisis dan ovarium. Setiap bulan siklus menstruasi terjadi dalam upaya menyiapkan sel telur yang sudah matang untuk dibuahi. Apabila tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadi perubahan pada komposisi kadar hormon yang membuat dinding rahim luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi (Benson, 2008). Pada umumnya wanita yang mengalami menstruasi merasakan nyeri terutama pada wanita yang belum menikah. Nyeri pada saat menstruasi ini disebut dengan dismenore. Dismenore adalah nyeri di daerah perut, mulai terjadi pada 24 jam sebelum menstruasi serta mampu bertahan hingga 36 jam (Hendrik, 2006). Penyebab dismenore adalah akibat tingginya jumlah prostaglandin dalam endometrium sehingga menyebabkan kontraksi yang kuat pada miometrium dan mampu menyempitkan pembuluh darah, mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, serta nyeri (Calis, 2014). Secara umum penanganan dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi dismenore dapat ditangani dengan obat analgesik seperti ibuprofen dan natrium naproksen. Walaupun analgesik dapat mengurangi nyeri dengan efektif, namun penggunaan analgesik akan menimbulkan dampak ketagihan dan efek samping obat yang berbahaya. Sedangkan secara non farmakologi dapat menggunakan bahan-bahan alami seperti asam jawa, kulit manggis dan daun buah
39
Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No. 1 Maret 2016: 38-43
Surat Ar-Rahman juga dikenal dengan nama “Arus Al-Qur’an” (pengantin Al-Qur’an). Nabi SAW. bersabda: “Segala sesuatu mempunyai pengantinnya dan pengantinnya Al-Qur’an adalah surah Ar-Rahman” (HR. AlBaihaqi). Efek relaksasi terapi murottal terlihat pada saat responden yang sedang mendengarkan terapi murottal menunjukkan respon positif diantaranya responden terlihat tenang sembari memejamkan mata menikmati lantunan murottal ArRahman mengindikasikan bahwa responden berada dalam kondisi relaksasi. Hal ini membuktikan bahwa terapi murottal dapat menstimulasi tubuh untuk menghasilkan endorfin secara alami yang dapat mempengaruhi tingkat dismenore pada wanita (Wisudawati dkk, 2014).
Keperawatan Dr.Soedono Madiun. Kelompok yang diteliti yaitu penderita dismenore yang belum dilakukan terapi murottal surat ArRahman dan penderita dismenore yang telah dilakukan terapi murottal surat Ar-Rahman dengan waktu terapi 1x60 menit. Kelompok ini diteliti untuk mengetahui tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah melakukan terapi pada remaja putri. Etika penelitian menggunakan prinsip yang menghormati harkat martabat responden dimana responden memperoleh penjelasan tentang penelitian atas kesediaan untuk terlibat dalam penelitian. Penelitian ini juga menjunjung prinsip kerahasiaan identitas dan data responden serta kemanfaatan bagi responden. Peneliti tidak mencantumkan nama responden melainkan hanya menggunakan kode.
Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode Pre Eksperimental dalam satu kelompok (one group pre test – post test design). Penarikan sampel melalui metode purposive sampling dengan sampel berjumlah 12 orang pada remaja putri usia 18-19 tahun. Kriteria sampel adalah remaja putri yang mengalami dismenore, dan yang mengalami skala nyeri haid berat (skala 5-10). Sampel diambil dari populasi yaitu yang berjumlah 17 kemudian jumlah sampel dihitung menggunakan rumus = . . . sehingga didapatkan ) .( . . .
Hasil Penelitian Tabel 1. Karakteristik Nyeri Responden Setelah Perlakuan
sample yang berjumlah 17. Variabel independen adalah terapi murottal Ar-Rahman. Variabel dependen adalah dismenore. Pengambilan data dilakukan pada 1 kelompok responden yang mengalami dismenore di Akademi
40
Area Dismenore Meluas
Jumlah
Persen
1 orang
8,3 %
Menyempit
3 orang
25 %
Berubah tempat Sembuh
1 orang
8,3 %
4 orang
33 %
Tetap
3 orang
25 %
Skala Dismenore Menurun
Jumlah
Persen
8 orang
67 %
Tetap
3 orang
25 %
Sembuh
1 orang
8,3 %
Durasi Dismenore Menurun
Jumlah
Persen
5 orang
42 %
Pengaruh Murottal Ar-Rahman terhadap Nyeri Dismenore pada Remaja (Muhidin)
Tetap
6 orang
50 %
Sembuh
1 orang
8,3 %
sebesar 8,3 % sedangkan responden yang mengalami penurunan skala dismenore sebanyak 5 orang sebesar 42 % dan sembuh sebanyak 1 orang atau 8,3% dari responden. Data penelitian menunjukkan responden sebanyak 1 orang atau 8,3 % mengalami perluasan area dismenore dari perut bawah dan belakang menjadi perut bagian bawah, belakang dan atas. Hal ini dapat dikarenakan endorfin yang dihasilkan tidak mampu mereduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi pada otot miometrium sehingga area dismenore tidak menyempit bahkan meluas. Endorfin mengurangi nyeri dengan cara berikatan dengan reseptor opioid pada ujung-ujung saraf sehingga menghambat pelepasan dan transmisi mediator nyeri seperti prostaglandin dan takikinin (Sprouse-Blum et al, 2010). Jika mediator nyeri terlalu banyak dihasilkan oleh miometrium, endorfin tidak mampu untuk menghambatnya sehingga tetap sampai ke otak dan nyeri tetap dirasa bahkan semakin meluas. Kurang fokus dan ketegangan saat terapi dapat menurunkan efek relaksasi maupun distraksi dari Terapi Murattal Arrahman sehingga sebanyak 1 orang atau 8,3 % dari responden hanya berubah lokasi dismenore tanpa mempengaruhi luas area dismenore. Hal ini juga terjadi pada 3 orang atau 25 % responden yang tidak mengalami perubahan area dismenore, dan 3 orang atau 25 % responden menyatakan tidak ada perubahan skala dismenore yang dirasakan setelah terapi. Selain itu 6 orang atau 50 % responden tidak terjadi perbedaan durasi dismenore sebelum maupun setelah terapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wisudawati dkk (2014) yang
Berdasarkan penelitian, perubahan area dismenore sesudah dilakukan terapi yaitu 1 orang mengalami perluasan, 3 orang mengalami penyempitan luas area nyeri, 1 orang berubah tempat, 4 orang responden sembuh, dan 1 orang tetap mengalami nyeri. Skala dismenore 8 orang mengalami penurunan, 3 orang tetap dan 1 orang sembuh. Sedangkan untuk durasi dismenore menurun bagi 6 orang responden, 5 orang mengalami penurunan dan 1 orang sembuh. Pembahasan Terapi murottal Arrahman mempunyai pengaruh terhadap perubahan dismenore melalui relaksasi dan merangsang produksi endorfin dan kemampuan efek distraksi fokus dismenore sehingga fokus pada lantunan konstan dan berpola Surat Arrahman. Produksi endorfin merangsang perasaan nyaman pada responden sehingga didapati 6 orang atau 50 % dari responden mengalami penyempitan luas area dismenore dan 1 orang atau 8,3 % responden menyatakan sembuh dari dismenore. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wisudawati dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa senam dismenore dengan teknik relaksasi murottal efektif untuk mengurangi dismenore, dimana lantunan AlQur’an dapat menurunkan hormonhormon stress, mengaktifkan endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan tegang. Responden mengalami penurunan durasi dismenore sebanyak 8 orang atau sebesar 67 % dan yang sembuh 1 orang atau 41
Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No. 1 Maret 2016: 38-43
menyatakan bahwa ketidakmampuan untuk fokus menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan yang membuat kadar prostaglandin tetap tinggi.
penelitian lanjutan menggunakan responden yang lebih banyak dan metode lain seperti quasi experiment maupun true experiment.
Simpulan Wanita yang mengalami dismenore cenderung terganggu melakukan aktifitas mulai dari kurang konsentrasi hingga tidak mampu melakukan aktifitas secara normal. Penanganan dismenore dapat dilakukan melalui terapi farmakalogi atau non-farmakologi namun penggunaan terapi farmakologi mempunyai efek samping seperti ketergantungan dan kerusakan ginjal. Terapi non farmakologi yang dapat digunakan antara lain yoga, senam, dan terapi murottal Ar-Rahman. Terapi murottal Ar-Rahman mempunyai irama yang konstan dan berpola sehingga mampu meningkatkan hormon endorphin yang menenangkan tubuh dan mengurangi nyeri pada dismenore. Berdasarkan data hasil eksperimen pada penderita dismenore mahasiswi Akper Dr. Soedono 67% mengalami penurunan skala dismenore rata-rata mulai pada skala 8 hingga 5, dan sembuh dari dismenore sebesar 8,3%. Hasil eksperimen menunjukkan Terapi Murottal ArRahman berpengaruh dalam mengurangi area, skala, dan durasi nyeri dismenore.
Daftar Pustaka Shihab, M. Quraish, (2012). “AlLubab Makna, Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur’an”, Tangerang: Lentera Hati. Diakses tanggal 17 September 2015 Wisudawati, E. R., Djuria, S. A., Erita, Puspitasari, P. I., & Gunadi, A. (2014). Efektifitas Senam Dismenore dengan Teknik Relaksasi Terapi Murottal untuk Mengurangi Dismenore. http://www.umy.ac.id/%E2%8 0%8Bserem-quran-terbuktiturunkan-nyeri-haiddismenore.html. Diakses pada 17 September 2015 Calis, K.A. (2014). Medscape Refference Drugs, Disease and Procedures. Dysmenorrhea,19. http://emedicine.medscape.com /article/253812-overview. Diakses pada 17 September 2015. Hendrik (2006) jurnal.untan.ac.id/index.php/jm keperawatanFK/article/…/105 29/10147oleh A Ihsan – 2015. Diakses tanggal 18 Oktober 2015 Wisudawati (2014) jurnal.untan.ac.id/index.php/jm keperawatanFK/article/…/105 29/10147oleh A Ihsan – 2015. Diakses tanggal 18 Oktober 2015 Stoppler (2014) jurnal.untan.ac.id/index.php/jm keperawatanFK/article/…/105
Saran Penelitian ini dapat dijadikan solusi alternatif untuk penderita dismenore sehingga mampu mengurangi dampak negatif dari penggunaan terapi farmakologi dan referensi terapi untuk praktisi kesehatan dalam menangani dismenore. Selain itu juga diperlukan
42
Pengaruh Murottal Ar-Rahman terhadap Nyeri Dismenore pada Remaja (Muhidin)
29/10147oleh A Ihsan – 2015. Diakses tanggal 18 Oktober 2015 Benson (2008) jurnal.untan.ac.id/index.php/jm keperawatanFK/article/…/105 29/10147oleh A Ihsan – 2015. Diakses tanggal 18 Oktober 2015 Sprouse-Blum, Adam S. (2010) Understanding Endorphins and Their Importance in Pain Management. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti cles/PMC3104618/. Diakses tanggal 20 0ktober 2015
43