Pengaruh Multimedia Dalam Pembelajaran Larutan Yang Menggunakan Model TPS Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi Heni Farida Hasibuan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi. Jl Jambi Muara Bulian km 15 Mendalo Darat, Jambi. ABSTRAK. Dalam bidang pendidikan, Masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu penyebab hal tersebut adalah kurangnya minat dan kejenuhan siswa untuk belajar. Upaya untuk mengatasi rendahnya minat dan hasil belajar siswa dan merupakan aplikasi dari pembelajaran yang menggunakan media berbasis komputer adalah penggunaan multimedia.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Multimedia dalam pembelajaran larutan yang menggunakan model TPS terhadap minat dan hasil belajar siswa SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan subyek penelitian 80 orang kelas X.B dan X.D. Data penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data tes akhir. Hasil angket minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan sebesar 84,01% untuk kelas eksperimen, hal ini menunjukkan bahwa minat siswa tergolong sangat tinggi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes akhir siswa kelas eksperimen adalah 76,22 dan kelas kontrol 65,77. Hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t, antara kelas eksperimen dengan kontrol diperoleh t hitung = 5,713 dan ttabel = 1,991 pada α = 0,05. Analisis menunjukkan hasil t hitung > ttabel , Artinya hiopotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Multimedia dalam pembelajaran larutan yang menggunakan model TPS terhadap minat dan hasil belajar siswa SMAN Ferdy Ferry Putra Kota Jambi . Kata Kunci: Multimedia, Minat,Hasil belajar, model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share,Larutan elektrolit dan nonelektrolit. PENDAHULUAN Perkembangan TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi) telah merambah segala bidang kehidupan manusia, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Media pembelajaran berbasis komputer merupakan salah satu contoh penerapan TIK dalam bidang pendidikan. Dengan diterapkannya kurikulum KTSP yang menggunakan paradigma konstruktivistik, Keberadaan media berbasis computer yang menarik dan
interaktif sangat diperlukan untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami materi kimia yang banyak memiliki konsep abstrak. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan, terutama penyesuian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran (Rusman, 2011). Ini berarti bahwa TIK
sudah menjadi bagian dari dunia pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan atau dengan kata lain sebuah kesatuan yang saling mempengaruhi dan tidak bisa dipisahkan lagi. Masalah yang timbul sekarang adalah kurangnya pengetahuan guru terhadap penggunaan teknologi komputer dalam proses pembelajaran, selain itu kurangnya kemampuan guru dalam menjalankan program-program yang telah didesain oleh ahli komputer, namun banyak sekali guruguru tidak menerapkan teknologi komputer ke dalam proses pembelajaran. Jika dikaji lebih luas banyak sekali program-program komputer yang efisien dalam waktu, mudah dalam penggunaan, menarik dalam tampilan dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari pengamatan terhadap guru kimia di SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi, proses pembelajaran yang selama ini diterapkan masih menggunakan pengajaran langsung dengan menggunakan metode ceramah, serta media pembelajaran berbasis komputer belum digunakan secara maksimal dalam pembelajaran kimia di sekolah. Dalam pembalajaran kimia guru biasanya menerangkan pelajaran secara lisan dan menulisnya di papan tulis. Padahal, di SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi semua syarat bagi terwujudnya pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis computer seperti laboratorium komputer, LCD, dan listrik sudah dipenuhi. Kondisi diatas menyababkan rendahnya hasil belajar siswa yang ratarata nilai kimia kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Jambi tahun ajaran 2012/2013 pada ujian semester ganjil adalah 40 sampai 66,6 sedangkan SKM (standar ketuntasan minimum)nya adalah 70. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan tingkat penguasaan siswa terhadap suatu mata pelajaran kimia , diantaranya penggunaan media dan model pembelajaran yang kurang tepat dalam suatu pembelajaran. Untuk meningkatkan rata-rata hasil belajar kimia siswa perlu digunakan metode lain yang dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar penggunaan media memberi arti yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapakan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan di konkritkan dengan penggunaan media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dengan bantuan media (Djamarah, 2006). Salah satu cara yang dapat mempermudah siswa dalam mencerna materi pelajaran dan dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis computer ( Sadiman Arif dkk, 2003). Pemanfaatan media berbasis komputer pada dasarnya merupakan suatu cara pembelajaran yang bertujuan untuk menarik minat belajar siswa dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa melalui pengamatan terhadap materi yang ditampilkan melalui gambar-gambar slide pada layar LCD sehingga siswa dapat terlatih untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan pengamatan mereka pada layar LCD. Dimana menurut Henderleiter, J dan Pringle, DL (1999), dari pengamatan langsung inilah siswa dapat menggali sendiri suatu konsep yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran dan bahkan lebih dari itu, yaitu menimbulkan suatu
sikap yang positif terhadap sains (ilmu pengetahuan) disamping tumbuhnya jiwa kooperatif serta tanggung jawab pada diri siswa, dan dengan demikian hasil belajar siswapun akan meningkat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pembelajaran berbasis komputer yaitu menggunakan multimedia dan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif, dimana pembelajaran kooperatif ini membentuk kelompokkelompok belajar dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran menggunakan multimedia, guru dapat bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran bagi siswa, peran guru disini merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran yang terpusat pada siswa (student center). Salah satu pembelajaran yang terpusat pada siswa yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Penerapan pembelajaran kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif menitik beratkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu dalam kelompok (Slavin,2009). Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Tipe TPS ( Think Pair Share). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa tehnik-tehnik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-
pengalaman belajar individual atau kompetitif (Muslimin Ibrahim, 2002). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Multimedia Dalam Pembelajaran Larutan Yang Menggunakan Model TPS Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi”. KAJIAN PUSTAKA Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bloovee, 1997 dalam Sanaky, 2009). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, lihat dan gerakan (sanaky, 2009). Menurut Arsyad (2004) dikemukakan bahwa “suatu media disebut media pembelajaran apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran”. Media adalah komponen atau alat fisik yang mengandung materi instruksional dimana media dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, contohnya : buku, film, kaset, komputer dan lain sebagainya (Gasmed & Briggs dalam Arsyad, 2004) Dari uraian dan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa “Media Pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah”. Secara etimologis multimedia berasal dari kata Multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacammacam, sedangkan media atau bentuk jamaknya medium. Menurut Vaugan (2004) dalam Asyhar (2010),multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui hardware komputer. Sejalan dengan Heinich,dkk (2005) dalam Asyhar (2010) menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegritasan dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll.yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Menurut Asyhar (2010) keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada siswa, menghemat waktu, dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Menurut Sutrisno (2011) Integritas TIK dapat dimaknai sebagai mempelajari
teknologi-teknologi dalam pembelajaran untuk memperkenalkan, menekankan, mensupport/mendukung sekaligus sebagai suplemen serta memperluas keterampilan siswa dalam belajar, dan diyakini pula bahwa integritas TIK dalam pembelajaran memiliki efektivitas untuk mempelajari materi pelajaran pada semua bidang studi atau mata pelajaran. Kehadiran TIK dapat menambah wawasan bagi para perancang pembelajaran untuk menuju model pembelajaran yang inovatif. Menurut Onwu et al dalam sutrisno (2011) integritas TIK dalam pembelajaran adalah membantu siswa dalam belajar serta mengetahui bagaimana menggunakan TIK sebagai alat bantu dalam mempelajari materi pelajaran. Sedangkan untuk guru yaitu untuk meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan TIK sebagai alat bantu dan sumber belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berlandaskan teori belajar sosial dan teori belajar konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok teman sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007). Strategi thing-pair-share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi thing-pair-share (TPS) ini berkembang dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh
Prof. Frank Lyman dari Universitas Maryland menyatakan bahwa thing-pairshare (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam thing-pair-share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu (Trianto,2007). Slameto (2010) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard (1977) dalam Slameto (2010) menyatakan” Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content”, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan, mengakhiri, menikmati, beberapa inti kegiatan tersebut. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Tujuan dari belajar mengajar adalah memperoleh hasil yang baik, yang diperoleh dari proses belajar. Hasil belajar yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar. Menurut Soedijarto (1993) dalam Purwanto (2011) hasil hasil belajar adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajr mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan memperhatikan berbagai teori diatas maka menurut Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Menurut Hamalik (2004), hasil belajar merupakan tingkah laku yang ditimbulkan dari tidak tahu, timbul dari pengertian baru, perubahan dalam sikap dan kebiasaan, menghargai perkembangan sifat-sifat social emosional pertumbuhan jasmani. Menururt Sudjana (2008), Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment ( Sugiyono, 2010). Artinya bahwa dalam penelitian jenis eksperiman harus ada kelompok yang dieksperimenkan atau kelompok yang diberi tindakan dan kelompok kontrol atau kelompok pembanding yang tidak diberi tindakan. Dalam hal ini kelompok eksperimen akan diberi tindakan dengan menggunakan multimedia sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi tindakan.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 5 kelas. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Control Design. Instrumen penelitian yang dipakai peneliti berupa angket dan tes hasil belajar. Instrumen penelitian yang dipakai dalam tes hasil belajar berupa soal-soal test yang berbentuk pilihan ganda. Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir tes yang mempunyai kategori sangat baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes adalah analisis untuk mengetahui validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment, indeks kesukaran soal, daya pembeda soal, dan releabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown. Data yang dianalisis adalah hasil dari angket minat pada kelas eksperimen dan hasil post-test siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data hasil Post Test diperoleh maka selanjutnya data diuji normalitas dan homogenitas agar data tersebut dapat dianalisis menggunakan uji-t kesamaan dua ratarata, yaitu uji dua pihak untuk menjawab hipotesis. Untuk menguji kenormalan data digunakan uji Liliefors, untuk uji
kesamaan variansi populasi digunakan uji F dan untuk melihat jika kedua kelas sampel normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kelas yang diajarkan dengan menggunakan multimedia memiliki minat belajar dan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa multimedia. Analisis pengolahan data minat siswa dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator yang sudah termuat dalam angket, diantaranya adalah ketertarikan siswa, kejelasan siswa, dan partisipasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian, minat siswa terhadap pembelajaran materi kimia pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan multimedia dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS tergolong sangat tinggi dengan persentase 83,29%. Hasil Indikator ketertarikan siswa disajikan pada tabel 1 berikut: No Item (+) 3,15
No Item (-) 4,18
Persent Kriteria ase (%) 84,3%
Sangat Tinggi
Ketertarikan terhadap uraian materi
1,4
2,13
85,3%
Sangat Tinggi
Ketertarikan terhadap pembelajaran di kelas
7,12, 22
8,17, 20
85,2%
Sangat Tinggi
84,93 %
Sangat Tinggi
N o
Deskriptor
1
Ketertarikan terhadap tampilan multimedia
2
3
Rata-rata
Hasil Indikator Kejelasan Materi disajikan pada tabel 2 berikut: No
Deskriptor
No. Item (+)
No. Item (-)
Persentase (%)
Kriteria
1
Kejelasan 27 terhadap tampilan multimedia Kejelasan 9,16 terhadap uraian materi yang disajikan Rata-rata
2
11
84,6%
Sangat Tinggi
10,26
85,2%
Sangat tinggi
84,9%
Sangat Tinggi
Hasil Indikator Partisipasi Siswa disajikan pada tabel 3 berikut: No
1
2
3 4
5
Deskriptor
Aktif mendengarkan penjelasan guru Aktif mengikuti pelajaran Aktif dalam berdiskusi Aktif bertanya pada hal yang belum dimengerti Aktif menjawab pertanyaan guru Rata-rata
No. Item (+) 19
No. Item (-) 29
Persentase (%)
Kriteria
85,3%
Sangat Tinggi
28
21
82,1%
Sangat Tinggi
5
23
79,5%
Tinggi
24
6
79,5%
Tinggi
25
30
84,6%
Sangat Tinggi
82,2%
Sangat Tinggi
Hasil tes akhir disajikan pada tabel 4 berikut: Kelas XB XD
Jumlah siswa 41 39
Rata-rata hasil belajar 76,22 65,77
Berdasarkan hasil belajar siswa dilakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji F. Berdasarkan uji normalitas yang menggunakan uji Liliefors diperoleh hasil sebagai berikut pada kelas eksperimen diperoleh L0= 0,134 jika dibandingkan dengan Ltabel= 0,138 untuk taraf nyata=
0,05 maka L0 < Ltabel (0,134 < 0,138), sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen (XB) berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh L0 = 0,117 jika dibandingkan dengan Ltabel= 0,142 untuk taraf nyata= 0,05 maka L0 < Ltabel (0,117 < 0,142), sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kelas kontrol (XD) juga berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan uji homogenitas yang menggunakan uji F diperoleh hasil homogenitas dengan F = 1,58 dan dari daftar distribusi F diperoleh FTabel= 1,701 dengan demikian FHitung < FTabel (1,58 < 1,701), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai varian yang homogen. Dari hasil perhitungan untuk uji-t diperoleh harga t hitung = 5,713, sedangkan dari tabel distribusi t didapat t tabel = 1,991, dengan demikian t < t 1-α tidak terpenuhi karena thitung > ttabel (5,713 > 1,991). Maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan kata lain μ1 > μ2. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakan multimedia lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS tanpa multimedia pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi. Sehingga dapat disimpulakan bahwa hipotesis yang diajukan terpenuhi. Berdasarkan analisis pengolahan data mengenai minat siswa terhadap penggunaan multimedia dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi kimia pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit
dikelompokkan berdasarkan indikator sebagai berikut: Dari hasil penelitian mengenai ketertarikan siswa terhadap uraian materi, terhadap tampilan multimedia, dan terhadap pembelajaran secara keseluruhan dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS diperoleh minat siswa rata-rata 84,93% dan berkategori sangat tinggi. Multimedia yang dipergunakan oleh penulis ternyata dapat merangsang dan menarik perhatian siswa. Berdasarkan literatur, bahwasanya seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang, contohnya bahan pelajaran yang menarik minat anak akan dapat dipelajari oleh anak dengan sebaik-baiknya (Djamarah, 2006). Ketertarikan sebagai salah satu bentuk minat diharapkan dapat membantu kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar, karena biasanya kesulitan belajar disebabkan oleh tidak adanya minat. Tingginya ketertarikan siswa terhadap multimedia ini sejalan dengan pendapat Hamalik bahwasanya media komputer sebagai media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan dan menimbulkan minat (Hamalik, 2004). Dari hasil penelitian mengenai kualitas dari multimedia yang digunakan berupa kejelasan uraian materi, dan kejelasan tampilan multimedia yang ditampilkan diperoleh rata-rata 84,9% yang berkatagori sangat tinggi. Dari angket yang diisi oleh siswa sebagai responden dan yang mengalami langsung proses pembelajaran materi kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan multimedia menunjukkan bahwa multimedia yang penulis gunakan sudah cukup baik. Media yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap minat siswa untuk belajar. Bila media pembelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik dan cenderung untuk malas belajar. Hal ini berarti media pembelajaran yang penulis buat sudah sesuai dengan pendapat levie dan lenzt tentang fungsi media pembelajaran, bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran seharusnya memenuhi fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran (Arsyad, 2004). Dari hasil penelitian mengenai partisipasi siswa yang ditunjukkan melalui keaktifannya dalam mendengarkan penjelasan guru, mengikuti pelajaran, berdiskusi, bertanya pada hal yang belum dimengerti, dan menjawab pertanyaan guru, diperoleh rata-rata sebesar 82,2% dengan kategori sangat tinggi. Besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran merupakan wujud dari sebuah minat. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah bahwa minat adalah partisipasi dan keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan. Dengan kata lain, tingkat interval partisipasi dan keterlibatan seseorang terhadap suatu kegiatan menunjukkan tingginya daya tarik seseorang pada kegiatan yang diikutinya, yang ditandai dengan penuh perhatian dan rasa senang (Djamarah, 2006). Secara keseluruhan minat siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakan multimedia dalam materi kimia pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di Kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi sebesar 84,01%. Besarnya minat siswa untuk belajar disebabkan karena siswa berminat terhadap media pembelajaran multimedia yang digunakan penulis. Hal
ini sesuai dengan pendapat Hamalik bahwa salah satu kegunaan media pembelajaran adalah untuk menimbulkan kegairahan (minat) belajar (Hamalik, 2004). Berdasarkan hasil posttest yang diperoleh,rata-rata hasil belajar kimia siswa dikelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit untuk kelas eksperimen yang mengikuti prosees pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakan multimedia memperoleh nilai rata-rata posttest 76,22 dengan simpangan baku 7,23 dan rata-rata postest pada kelas kontrol dengan proses pembelajaran yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif TPS tanpa menggunakan multimedia adalah 65,77 denggan simpangan baku 9,07. Seluruh siswa pada kelas sampel, baik yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan multimedia maupun yang belajar menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe TPS tanpa multimedia masih ditemukan siswa yang belum tuntas pada pembelajaran kimia, pada kelas eksperimen ditemukan 8 orang siswa dan pada kelas kontrol ditemukan 19 orang siswa yang masih belum tuntas (KKM = 70). Berdasarkan hal diatas apabila dinilai secara numerik, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar kimia yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakann multimedia lebih baik dari pada pembelajaran dengan model kooperatif TPS tanpa menggunakan multimedia pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi, dengan kata lain µ1 > µ2 yang berarti hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan menggunakan multimedia dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi, sehingga pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa merupakan penggaruh positif. Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis, diperoleh t hitung = 5,713 dan ttabel =1,991 sehingga dapat disimpulkan bahwa ”terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakan multimedia terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa multimedia”. Hal ini terjadi karena pemberian perlakuan yang berbeda pada waktu proses pembelajaran, kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi perlakuan yang sama yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, kecuali pada media pembelajaran yang digunakan. Kelas eksperimen menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan multimedia. Menurut Nana Sudjana (2010) media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Maka adanya multimedia hasil belajar yang didapat lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya sehingga multimedia memberikan kontribusi dalam segi pemahaman siswa. Berdasarkan data yang didapat, minat siswa yang diperoleh melalui angket dan hasil belajar yang diperoleh melalui test . Adapun telah diketahui bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas control, ini dikarenakan adanya penggunaan multimedia pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelas eksperimen, dengan adanya penggunaan multimedia minat siswa belajar akan semakin tinggi.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Terdapat pengaruh penggunaan multimedia dalam model TPS pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi terhadap minat siswa. Dimana diperoleh hasil persentase dari angket minat siswa sebesar 84,01% yang berkategori sangan tinggi. Pengaruhnya dapat terlihat juga dari hasil belajar siswa yang belajar menggunakan multimedia lebih baik dibanding dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan multimedia. 2. Terdapat pengaruh penggunaan multimedia dalam model TPS pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi terhadap hasil belajar siswa, dapat dilihat berdasarkan uji statistiknya, yaitu dengan uji t, dimana t hitung lebih besar dari t tabel 5,713 > 1,991. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdikbud. Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arif, S., dkk. 2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asyhar, Rayandra. 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Djamarah, SB. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadjar, Ibnu.1999. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Henderleiter dan Pringle D.L. 1999. Effect of Context-Based Laboratory Experiment On Atitudes of Analytical Chemistry Student. Jurnal Of Chemical Education-Volum 76. No.1 Hurlock,E.B. 1991. Psikologi Pengembangan (Terjemahan Isti Diyanti). Jakarta: Erlangga. Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif . Jakarta: UNESA Press. Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektifitas Pembalajaran Kelompok. Bandung : AlfaBeta. Kurniaty,Tuti. 2012. Pengaruh Penggunaan Multimedia Dalam Model Pembelajaran kooperatif Tipe Stad Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Gaya Antarmolekul di kelas XI IPA SMAN 1 Muaro Jambi: Skripsi,
Jurusan PMIPA. FKIP. Universitas Jambi Laili, Hefni. 2008 Peningkatan Hasil Belajar Melalui pembelajaran Kooperatif Tipe THINK-PAIRSHARE Pada Konsep koloid kelas XI IPA SMA 4 kota Jambi: Skripsi, Jurusan PMIPA. FKIP. Universitas Jambi. Lie, A. 2002. Mempraktekan Cooperatif Learning Diruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidkan. Jakarta: Rineka Cipta. Munadi,Y. 2008. Media Pembelajaran (sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Pers. Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: pustaka Pelajar. Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis TIK mengembangkan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Saleh, A dan Wahab. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. Sanaky, Husair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Saturia Insania Pers. Sardiman, Arif, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Sidharta. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Slameto .2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Slavin, R.E. 2009. Cooperatif Learning. Boston London: Allyn and Bacon. Sofyatiningrum, Etty, dkk. 2007. Sains Kimia 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Suciati, dkk.2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : PT. Dept. Pendidikan Nasional Sudjana. 2005. Metode Sastistik. Bandung: Tarsito. Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suherman, E dan Winataputra. 1993. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gaung Persada. Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktifitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi. Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendididkan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: wacana Ilmu. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Yanti, Dwi. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Multimedia Program Microsoft PowerPoint: Skripsi, Jurusan PMIPA. FKIP. Universitas Jambi.