Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20(2): 122 -128, 2014
ISSN 0852-0151
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ”PROGRAM” BERORIENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS Irwan Susanto Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Darma Agung, Jln. Dr.TD. Pardede No. 21, Medan Diterima 4 Juli 2014, disetujui untuk publikasi 20 Agustus 2014
Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran “PROGRAM” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di SMA Negeri 1 Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pollung, yang terdiri dari 9 (sembilan) kelas paralel, dua kelas diambil sebagai sampel yang dipilih secara cluster random sampling yaitu kelas X–1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan berganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 pilihan yang terlebih dahulu diuji cobakan terhadap siswa diluar sampel untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 30,83 dan simpangan baku sebesar 8,82, nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 30,972 dan simpangan baku sebesar 8,43. Setelah diuji t dua pihak diperoleh kemampuan awal kedua kelas sama. Kemudian dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu untuk kelas eksperimen diajar dengan model pembelajaran “PROGRAM” Berorientasi KBM dan kelas kontrol diajar dengan model pembelajaran Langsung. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 73,75 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 65,13. Hasil perhitungan uji t satu pihak untuk α = 0,05 dan dk = 70 diperoleh t hitung sebesar 3,6551 dan ttabel sebesar 1,6680. Karena thitung > ttabel, maka ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran “PROGRAM” Berorientasi KBM terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X SMA Negeri 1 Pollung .
Kata kunci: Model Pembelajaran, PROGRAM, hasil belajar
Pendahuluan Peningkatan kualitas SDM sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan setiap bangsa untuk saling bersaing secara bebas. Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia. Dalam kenyataannya, keadaan sumber daya manusia kita dalam memasuki abad ke-21 ini sangat tidak kompetitif 122
dikarenakan mutu pendidikan kita yang masih rendah. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Yang jelas, education development index (EDI) Indonesia adalah Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
Pengaruh Model Pembelajaran ”Program” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis
0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965). Siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika sulit karena mereka banyak menjumpai persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan rumus. Bagi siswa, konsep dan prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik yang kerap dijumpai oleh para guru fisika di sekolah. Ketidaksukaan pada pelajaran fisika, dapat berdampak pula pada sikap siswa terhadap guru fisikanya. Tidak sedikit guru fisika yang kurang mendapat simpati dari para siswanya karena ketidakberhasilan siswa dalam belajar fisika. Nilai yang buruk dalam tes formatif dan sumatif fisika menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan di mata siswa dan orang tua. Sikap siswa akan sangat berbeda pada guru kesenian atau olah raga misalnya, pelajaran yang menjadi favorit bagi kebanyakan siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar fisika adalah kurangnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap konsepkonsep pelajaran fisika yang lebih didominasi oleh hitungan matematis dan faktor guru yang biasanya kurang dapat menjelaskan fisika dengan contoh-contoh yang sederhana, menarik dan mudah dimengerti siswa. Faktor-faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya pemanfaatan media. Sebenarnya guru fisika tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk membuat atau membeli media pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dari lingkungan sekitar. Pemilihan metode yang kurang tepat merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar fisika. Metode yang digunakan tidak bervariasi bahkan monoton atau hanya satu metode saja yang digunakan. Hal ini membuat siswa menjadi merasa bosan dan tidak bersemangat. Guru kurang mengenal karakteristik siswa. Pada masa kini, pengaruh globalisasi dapat terlihat di berbagai bidang, termasuk
pendidikan dan pelatihan. Salah satu bukti nyata adalah pemanfaatan internet untuk belajar, seperti adanya e-learning atau online learning. Namun, kecanggihan teknologi untuk proses belajar tidak dapat menggantikan peran pengajar atau guru di kelas. Pengajar atau guru dapat menjadi panutan atau tokoh bagi peserta didik dari segala gerak gerik, perilaku dan sikapnya. Kegiatan belajar mengajar langsung (direct intruction) tetap saja ada dan profesi pengajar ditantang untuk dikembangkan dan diperbarui oleh pengajar itu sendiri. Salah satu tuntutan terhadap pengajar adalah kompetensi mengajar yang lebih baik dari waktu lampau. Upaya yang harus dilakukan oleh seorang pangajar diantaranya mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik lagi (Prawiradilaga, 2008) Model PROGRAM yaitu singkatan dari Pantau peserta didik, Rumuskan tujuan pembelajaran, Olah materi, Gunakan media, sumber belajar dan metode yang sesuai, Renungkan sejenak, Atur kegiatan peserta didik, dan Menilai hasil belajar dapat memandu pengajar untuk melaksanakan tugas menciptakan lingkungan belajar mengajar yang lebih baik lagi. Dengan terciptanya lingkungan belajar mengajar yang lebih baik, maka model PROGRAM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran adalah suatu pola pendekatan menyeluruh yang mendesain pembelajaran (Faturrohman, 1993). Model pembelajaran dapat juga didefenisikan sebagai suatu pola yang menerapkan suatu proses penyebutan dan menghasilkan suatu situasi lingkungan yang menyebabkan para siswa berinteraksi dengan cara terjadinya perubahan, khususnya pada tingkah laku siswa. Model mengajar mengandung strategi mengajar yaitu pola kegiatan instruksional yang digunakan untuk mncapai tujuan belajar. Model pembelajaran dapat membantu guru menentukan apa yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pelajaran yang baik.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
September 2014
Volume 20
Nomor 2
123
Irwan Susanto
Masalah yang dibahas dalam artikel ini penerapan model pembelajaran PROGRAM terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis. Model program merupakan suatu mnemonic yang mempunyai arti dalam kosa kosa bahasa Indonesia. Menurut KBBI mnemonic ialah susunan-susunan huruf yang mewakili tiap kata atau singkatan dari katakata. Model program adalah modifikasi dari model assure. Model assure ini sudah dicetuskan oleh Heinich, dkk sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan hingga sekarang. Model program merupakan singkatan, terdiri atas istilah: P = Pantau pebelajar atau peserta didik R = Rumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi O = Olah materi atau isi dari mata pelajaran G = Gunakan media, sumber belajar, dan metode yang sesuai R = Renungkan sejenak A = Atur kegiatan peserta didik atau pebelajar M = Menilai hasil Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti mustahil melakukan kegiatan itu jika kita tidak belajar terlebih dahulu. Misalnya, memasak nasi, mencuci piring, berjalan dan sebagainya. Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut diperlihatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fisik, dan lain-lain kemampuannya (Faturrohman, 1993). Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan 124
hasil belajar yang lebih baik kepada seluruh siswa. Oleh karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri. Mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Dalam pengertian yang lain, juga dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan (Hamalik, 1992). Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Perubahan perilaku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill (keterampilan), attitude (sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan). Sejalan dengan fungsi utama guru sebagai motivator belajar anak didik terdapat beberapa prinsip mengajar yang perlu
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Pengaruh Model Pembelajaran ”Program” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis
diperhatikan, yakni perhatian, aktivitas (kegiatan guru melahirkan aktivitas belajar siswa), apersepsi (menghubungkan pengetahuan siswa), peragaan, repetisi (pengulangan materi), korelasi (mengaitkan inti pelajaran), konsentrasi (fokus materi), sosialisasi (watak berteman), individualisasi (penerimaan diri anak) dan evaluasi untuk umpan balik (Faturrohman, 1993).
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pollung pada siswa kelas X - IPA dengan waktu pelaksanaan pada semester II T.P 2013/2014. Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa/siswi kelas X SMA Negeri 1 Pollung yaitu sebanyak 9 kelas pararel yang terdiri dari 310 orang siswa. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu X-1 dan X-6 yang ditentukan dengan cluster random sampling. Kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran PROGRAM dan kelas X6 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PROGRAM dan model pembelajaran langsung. Variabel terikat adalah hasil belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis. Desain penelitian ini menggunakan model Two Group Pretes-Posttest design. Dengan demikian, rancangan penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 1; Tabel 1. Rancangan Perlakuan Kelas Kelas Pre-test Perlakuan Post-test Eksperi T1 X1 T2 men Kontrol X2 T T 1
2
Keterangan :
X 1 = Pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran PROGRAM X 2 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung Prosedur atau langkah penelitian dilakukan dalam 3 tahap yaitu (a) melakukan pretest (tes awal). Sebelum mengadakan pengajaran terlebih dahulu dilakukan Pretest pada kelas yang akan dijadikan sampel. (b) Melakukan perlakuan pengajaran terhadap kedua kelas, Pada kelas eksperimen pengajaran fisika dengan model PROGRAM, sedangkan pada kelas kontrol adalah pengajaran fisika dengan model pembelajaran langsung. (c) Melakukan postest (tes akhir) dengan tujuan untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa, memahami materi yang diajar, serta hasil postest tersebut digunakan sebagai data dalam pengujian hipotesis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa yang terdiri dari 20 soal dalam bentuk pilihan berganda dan masing-masing soal memiliki 5 option tentang materi pokok listrik dinamis dimana salah satu diantaranya merupakan jawaban yang benar dan empat pilihan lainnya merupakan distraktor (pengecoh). Tes ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada saat pretes dan pada saat postes. Kisi-kisi tes hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 2. Kisikisi ini disusun berdasarkan taxonomi Bloom untuk ranah kognitif. Tes yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Analisa data digunakan uji Lilliefors untuk mengetahui normalitas data, uji F digunakan untuk mengetahui homogenitas dan uji t digunakan untuk menguji hipotesis. Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ”PROGRAM” terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis.
T 1 = Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol T 2 = Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
125
Irwan Susanto
Tabel 2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6
Materi Pokok Kuat arus, Tegangan dan Hambatan Listrik. Hukum Ohm Susunan Hambatan Listrik Hukum Kirchhoff Alat – alat ukur listrik Energi dan daya Listrik Jumlah
C1 1
C2
2 9
1
Hasil Penelitian dan Pembahasan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang diberi model pembelajaran ”program” pada kelas eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan pre-test yang bertujuan
2
Butir Soal C3 C4 3, 5 4,8 6, 15 11 12 18 8
7, 10,17
Jumlah C5
C6 5
16 20
2 7 19
13 5
2
14 2
2 1 3 20
untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada masing-masing kelas. Instrumen yang digunakan sebanyak 20 soal yang terdiri dari pilihan berganda 5 option. Dari hasil pemberian pre-test diperoleh nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 30,83 dan kelas kontrol adalah 30,97. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pre-test kelas Eksperimen dan kelas kontrol No 1 2 3 4 5 6
Nilai 20 25 30 35 40 45 Jumlah
Pretest Kelas Eksperimen Frekuensi Rata-rata 9 7 30,83 3 7 6 4 36
Setelah hasil pretes dianalisis dan diperoleh kemampuan awalnya sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka diterapkan pembelajaran yang berbeda. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan ”program” dan pada kelas kontrol
126
Nilai 20 25 30 35 40 45 Jumlah
Pretest Kelas Kontrol Frekuensi Rata-rata 8 7 30,97 4 7 7 3 36
diterapkan pembelajaran langsung. Kemudian diberikan post-test dan nilai rataratanya adalah 73,75 untuk kelas eksperimen dan 65,14 untuk kelas kontrol. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Pengaruh Model Pembelajaran ”Program” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis
Tabel 4. Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol No
1 2 3 4 5 6 7
Nilai
55 60 65 70 75 80 85 Jumlah
Poat-test Kelas Eskperimen Frekuensi Rata-rata 3 2 6 73,75 3 6 8 8 36
Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pre-tes dan pos-tes serta uji homogenitas data pre-test dan post-test. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Lilliefors, diperoleh bahwa nilai pre-test dan Tabel 5. Hasil Analisis Uji Normalitas No Data 1. Pre-test kelas eksperimen 2. Pre-test kelas kontrol 3. Post-test kelas eksperimen 4. Post-test kelas kontrol
Lhitung 0,1388 0,1254 0,1242 0,1143
Berdasarkan kriteria pengujian yaitu menerima sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika Lhitung < Ltabel dan menolak kriteria pengujian jika syarat tidak dipenuhi. Dari tabel 5 di atas, harga Lhitung < Ltabel sehingga menerima kriteria pengujian bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 6. Uji Homogenitas Data Sampel K. Eksperimen Pre-test K.Kontrol K. Eksperimen Post-test K.Kontrol
Varians 77,86 71,17 93,39 106,41
Dari hasil Tabel 5 dan Tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis penelitian.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
Nilai
Poat-test Kelas Kontrol
50 55 65 70 75 80 85 Jumlah
Frekuensi 4 9 7 7 5 2 2 36
Rata-rata
65,14
pos-test kedua kelompok sampel memiliki data yang normal karena Lhitung < Ltabel pada taraf signifikan 0,05 dan N = 36. Hasil uji normalitas pretes dan postes kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 5;
Ltabel
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
0,1477
Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji F. Pada tabel 6 di bawah ini dapat dilihat hasil uji homogenitas data Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,09
1,98
Homogen
1,14
1,98
Homogen
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t yaitu membedakan nilai rata-rata post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model September 2014
127
Irwan Susanto
pembelajaran ”program” dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis di kelas X SMA Negeri 1 Pollung T.P 2013/2014. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 70, diperoleh t hitung = 3,655 sedangkan ttabel = 1,668. Karena thitung > Tabel 7. Ringkasan Perhitungan Uji t RataData Sampel rata K. Eksperimen 30,83 Pre-test K. Kontrol 30,97 K. Eksperimen 73,75 Post-test K. Kontrol 65,14
thitung
ttabel
-0,033
1,9960
3,655
Model pembelajaran ”program” ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat berkreasi dan melaksanakan pembelajran dengan tekun karena dipantau guru terus menerus dan diarahkan sehingga siswa benar-benar memahami materi yang disajikan. Disamping itu juga diberi media pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman konsep materi yang disajikan dan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ”Program” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMA Negeri 1 Pollung adalah 73,75. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran ”Program” Berorientasi Kegiatan Belajar Mengajar terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMA Negeri 1 Pollung. Sebaiknya guru-guru dapat menggunakan model pembelajaran ”Program” untuk pembelajaran fisika khususnya materi pokok listrik dinamis untuk meningkatkan hasil belajar.
128
ttabel berarti Ha diterima atau Ho ditolak, maka dapat disimpulkan ada pengaruh model pembelajaran ”program” terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis kelas X SMA Negeri 1 Pollung T.P 2013/2014. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis tertera pada Tabel 7.
1,6680
Kesimpulan Kemampuan awal adalah sama
siswa
Ada pengaruh signifikan
yang
Daftar Pustaka Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitia. Rineka Cipta: Jakarta. Fathurroman, P, dkk. 2007. Stategi Belajar Mengajar. Refika Aditama: Bandung Hamalik, O. 1992. Proses Belajar Mengajar. Erlangga: Jakarta. Nasution, N. 1993. Psikologi Pendidikan. Erlangga: Jakarta Prawiradilaga, D, S. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta. Rohani, A, dkk. 1995. Pengelolahan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Sardiman. 2006. Interaksi dan dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsita: Bandung. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ – Progresif. Kencana: Jakarta. Usman, M, Dkk. 2004. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya: Bandung . Yamin, M. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Gaung Persada Press: Jakarta. Winkel, N. 1987. Proses Hasil Belajar. Erlangga: Jakarta.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014