Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 1 BATU BERSURAT RIAU 1)
Mimi Yulianti
1)
Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Marpoyan Pekanbaru Riau Email :
[email protected] 1)
dan evaluasi. Pengembangan aspek afektif meliputi etika, sikap, minat, dan disiplin. Pengembangan aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan gerak. Salah satu bidang pendidikan yang berkaitan dengan keterampilan gerak adalah pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan efektif, sikap sportif dan kecerdasan emosi.
Abstract The purpose of this study was to determine the differences in the effect of teaching methods and motivation toward volleyball skills. The research is a quasi-experiment, using a 2x2 factorial design. The population was 82 of the 7th and 8th grade female student of SMPN 1 Batu Bersurat. The instrument used was a fundamental volleyball test. The data were analyzed by using ANOVA followed by two lanes and Tuckey-test. Data analysis results show that: (1) There are significant differences in the result of skill to play volleyball between the demonstration and play (2) There is an interaction between learning method with learning motivation (3) In high category learning motivation, the students given the playing method are better than the students given the demonstration method ((4) In low category learning motivation, the volleyball skill of the students who are given demonstration method is better than those who are given playing method.
Berdasarkan permendiknas No. 23 tahun 2006 alokasi waktu untuk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan hanya tersedia waktu 2 jam pelajaran (2 X 45 menit) dalam setiap minggunya. Sedangkan materi pokok yang tercantum dalam silabus cukup banyak, diantaranya adalah permainan bolavoli. Dalam pengembangan bakat, minat dan prestasi siswa terhadap beberapa cabang olahraga adalah dengan jalan melaksanakan kegiatan pengembangan diri atau mengadakan latihan di luar jam pelajaran. Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal melalui kegiatan intra kurikuler dan / ekstrakurikuler (pengembangan diri) (UU RI NO. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Pengembangan diri adalah suatu kegiatan pengembangan diri jalan pembinaan kesiswaan di samping jalan pembinaan Osis, latihan Kepemimpinan, dan Wawasan Widyata Mandala [1].
Key words: Demonstration methods, Playing methods, Motivation, Volleyball skill.
1. Pendahuluan Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai tentunya tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan kompetensi dasar KTSP Penjas Orkes salah satunya adalah mempraktekkan kombinasi teknik dasar bolavoli dengan baik, sektor nilai, kerja sama, toleransi, percaya diri dan keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Jika dilihat dari kutipan diatas dapat digambarkan tujuan pembelajaran bolavoli salah satunya adalah siswa dapat melakukan teknik dasar permainan bolavoli. Dalam meningkatkan keterampilan teknik permainan bolavoli diperlukan metode pembelajaran yang efektif dan efisisen. Dengan metode pembelajaran yang efektif dan efisisen guru dapat menyampaikan informasi bahan latihan secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran terlihat pada bagaimana seorang guru atau pelatih menyampaikan suatu materi kepada siswa agar dapat diserap dan nantinya diaplikasikan sesuai dengan yang telah diinstruksikan. Karena metode pembelajaran adalah
Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut diatas, sekolah berkewajiban mengembangkan potensi siswa secara optimal yang mencakup pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Pengembangan aspek kognitif meliputi kemampuan berpikir secara logis terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesa,
51
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
cara-cara yang terencana secara sistematis dan berorientasi kepada tujuan. Melalui metode pembelajaran tersebut, maka dapat disusun program dan materi latihan yang nantinya dapat mempermudah siswa menguasai teknik bermain bolavoli.
yang tidak memadai, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemampuan guru, bakat dan minat dari siswa itu sendiri, struktur tubuh dari siswa tersebut, serta motivasi yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kenyataan di lapangan metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran penjaskes dalam menyampaian materi pelajarannya yaitu menggunakan metode konvensional. Metode pembelajaran yang menoton membuat siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru hanya memaparkan teknik-teknik dalam permainan bolavoli tanpa memperhatikan dan mengoreksi setiap teknik yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, keterampilan bermain bolavoli siwa SMPN 1 Batu Bersurat tergolong rendah terutama peserta didik yang perempuan. Dapat terlihat Dari data yang diperoleh dari guru penjaskes SMPN 1 Batu bersurat siswa yang putri sebanyak 21 orang hanya 5 orang yang nilai keterampilan bolavolinya mencapai KKM. Hal ini dapat dilihat pada nilai hasil tes keterampilan bolavoli yang diambil guru mata pelajaran setelah proses pembelajaran berakhir. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti tertarik menjadikan peserta didik yang putri sebagai sampel penelitian ini.
Rendahnya partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar teknik keterampilan dalam permainan bolavoli dapat dilihat seperti para siswa cenderung hanya diam, dan sekedar mendengarkan tanpa memberikan respon yang relevan dengan materi belajar. Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak pernah muncul pertanyaan ataupun gagasan yang berkaitan dengan materi belajar. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar berdampak pada hasil belajar bolavoli siswa. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar akan berdampak buruk pada hasil belajar siswa khususnya pada materi bolavoli. Selain itu, rendahnya partisipasi siswa dalam belajar bolavoli siswa membuat guru olahraga mengalami kesulitan dalam menerapkan permainan bolavoli untuk siswa yang sesuai dengan isi silabus. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar diduga oleh berbagai faktor, antara lain saran dan prasaran, SDM guru/pelatih, metode pembelajaran yang digunakan, motivasi belajar siswa, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Fenomena rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar tersebut perlu mendapat perhatian, dicari penyebabnya, dan segera diatasi. Upaya peningkatan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena terkait erat dengan keberhasilan pendidikan di sekolah. Upaya tersebut antara lain meningkatkan motivasi siswa dalam belajar salah satunya dengan menggunakan metode belajar yang efektif dan efisisen.
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat metode mana yang bisa meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswi di SMPN 1 Batu bersurat tersebut, maka dipilihlah metode demonstrasi dan metode bermain dalam penelitian kali ini. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Dengan demikian, siswa dapat dengan cepat bisa meningkatkan keterampilan bermain bolavoli. Metode pembelajaran bermain dimana siswa bermain dalam suatu lapangan dengan mempergunakan teknik dasar permainan bolavoli (servis, passing atas, dan passing bawah). Siswa bermain dalam satu kelompok setelah diarahkan sesuai dengan teknik dasar dalam permainan bolavoli. Dengan metode urutan bermain ini akan memberikan suasana latihan ke arah permainan bolavoli yang sesungguhnya. Dan ini akan menciptakan mental bermain yang baik bagi siswa dan mengurangi kebosanan dari beban bentuk-bentuk latihan, suasana ini akan dapat membantu terciptanya motivasi dalam diri siswa. Dalam metode pembelajaran bermain ini siswa berlatih teknik dasar bolavoli yang diterapkan langsung dalam permainan bolavoli yang sesungguhnya, dimana metode bermain yang diberikan mulai dari yang mudah sampai kepada yang sulit.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar bolavoli antara lain adalah motivasi belajar siswa. Dalam proses belajar perlu adanya sebuah dorongan atau motivasi untuk menggerakkan anak dalam mencapai tujuan yang diharapkan, yakni mampu melakukan teknik permainan bolavoli dengan baik. Motivasi yang paling utama yang harus dimiliki oleh seseorang anak dalam belajar adalah motivasi instrisik (motivasi dalam diri), sebab motivasi tersebut akan mampu mendorong siswa untuk mengikuti sebuah proses pembelajaran dan motivasi yang berasal dari dalam diri tidak akan pernah pudar. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dalam proses belajar mengajar maka pembelajaran harus dirancang secara kreatif, yang memungkinkan terjadinya interaksi dan negoisasi untuk penciptaan arti dan konstruksi makna dalam diri siswa dan tenaga pengajar, sehingga dicapai pembelajaran yang bermakna.
Setelah dilakukan observasi langsung ke lapangan diperoleh hasil observasi tersebut bahwa keterampilan bermain bolavoli siswa masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan bolavoli siswa masih rendah diantaranya sarana dan prasarana
Idealnya anak yang memiliki tingkat motivasi tinggi akan lebih mudah mempelajari keterampilan teknik dasar bolavoli, hal ini disebabkan karena anak merasa
52
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
menyenangkan dan tidak terbebani dalam belajar. Dengan demikian anak yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan lebih banyak mengulangi gerakan yang telah diajarkan sehingga kemampuan keterampilan geraknya dalam melakukan teknik dasar bolavoli akan semakin baik bila dibandingkan dengan anak yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
belajar kepada seluruh sampel.Hasil angket tersebut kemudian diurut dari skor tertinggi sampai skor terendah. Untuk menentukan kategori tinggi dan rendah suatu skor pada kedua kelompok perlakuan dapat dilakukan dengan cara membagi anggota kelompok dengan teknik prosentase (post hoc blocking). Teknik prosentase yang dimaksud yaitu menetapkan 27 % dari kelompok skor tertinggi dan 27 % dari kelompok skor terendah untuk masing-masing kelompok.
Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan bermain bolavoli siswa maka perlu diadakan suatu rangkaian latihan. Dalam melakukan rangkaian latihan tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru yang dapat mempengaruhi proses latihan tersebut. Faktorfaktor yang mempengaruhinya antara lain sarana prasarana yang mendukung, motivasi siswa dalam mengikuti latihan, bakat dan minat siswa dalam mengikuti proses latihan, dan anatomi tubuh siswa merupakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, faktor yang menyebabkan belum meningkatnya kemampuan bermain bolavoli siswa adalah metode latihan yang digunakan. Guru harus bisa memilih metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa SMPN 1 Batu bersurat. Walaupun banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan bermain bolavoli siswa SMPN 1 Batu bersurat diantaranya metode demonstrasi, metode kontinyu, metode bermain, metode bagian, metode keseluruhan, dan sebagainya. Namun untuk siswa SMPN 1 Batu bersurat masih belum dapat dipastikan metode mana yang dapat meningkatkan keterampilan bermain bolavoli tersebut.
Dengan demikian diperoleh jumlah sampel pada masingmasing kelompok perlakuan sebanyak 44 orang yang terdiri dari 22 orang untuk skor kelompok tinggi dan 22 orang untuk skor kelompok rendah yang diperoleh dari (27 % dari 82 = 22,14 yang dibulatkan menjadi 22 orang). Sedangkan anggota subyek yang skornya berada di atas dan di bawah kategori tersebut tidak termasuk dalam sampel, sehingga secara keseluruhan subyek yang terlibat sebagai sampel penelitian berjumlah sebanyak 44 orang. Setelah itu sampel 44 orang ini dibagi dengan teknik matching sehingga terbagi dalam empat kelompok perlakuan antara lain; dua kelompok untuk latihan metode demonstrasidengan kategori motivasi belajar tinggi dan rendah, sedangkan dua kelompok lainnya untuk latihan metode bermainkategori motivasi belajar tinggi dan rendah. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (anava) dua jalur dan dilanjutkan dengan uji tuckey apabila ditemukan interaksi antara variabel tingkat motivasi latihan dengan variabel metode latihan. Sebelum data diolah menggunakan teknik varian, terlebih dahulu dilakukan iji coba persyaratan Anava, yaitu uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji Homogenitas, varian menggunakan uji Bartlet dengan taraf signifikan α = 0,05.
Walaupun dari beberapa penelitian yang ada, bahwa semua metode yang disebutkan mampu meningkatkan keterampilan bermain bolavoli, namun masih belum bisa ditentukan dengan pasti metode yang mana yang paling tepat untuk dilakukan dalam meningkatkan keterampilan bermain bolavoli, khususnya siswa SMPN 1 Batu Bersurat. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk melihat metode mana yang bisa digunakan untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa SMPN 1 Batu Bersurat khususnya siswa putri.
3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas ke delapan kelompok rancangan penelitian di atas ditemukan bahwa harga Lobesrvasi (Lo) yang diperoleh lebih kecil dari harga Ltabel pada taraf nyata 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga Lobservasi (Lo) yang diperoleh lebih kecil dari harga Ltabel (Lt) pada taraf nyata 0.05.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua kelompok data pada penelitian ini diambil dari populasi yang berdistribusi normal sehingga dapat digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian.
2. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi exsperiment dengan rancangan faktorial 2 x 2. Tabel 1. Rancangan Faktorial 2x2 Motivasi Belajar Tinggi (B1) Rendah (B2)
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan teknik ANAVA dua jalur.Kemudian dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tuckey.Penggunaan teknik ANAVA dua jalur bertujuan untuk mengetahui kontribusi individual dari variabel bebas terhadap hasil eksperimen (main effect) dan untuk mengetahui pengaruh interaksi (interaction effect).Pengaruh utama dalam penelitian ini adalah (1) perbedaan pengaruh metode demonstrasi danmetode bermainterhadap Keterampilan Bolavoli, dan (2) pengaruh interaksi
Metode Pembelajaran Demontrasi (A1) Bermain (A2) (A1B1) (A2B1) (A1B2) (A2B2)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Batu bersurat yang putri kelas VII dan VIII dengan jumlah siswa 82 orang.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.Langkah berikutnya pemberian angket motivasi 53
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
adalah kombinasi antara metode latihan dan motivasi belajar terhadap Keterampilan Bolavoli.
sendiri belajar dan mencari teknik-teknik dalam bermain bolavoli melalui proses permainan. Dalam proses metode bermain, siswa berkembang secara individual, ini artinya siswa tidak peduli terhadap siswa lain yang ingin meningkatkan keterampilan dalam bermain bolavoli. Untuk itu secara keseluruhan metode demonstrasi lebih efektif dari pada metode bermain dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa di SMPN 1 Batu Bersurat.
Berdasarkan hasil uji lanjut dengan menggunakan uji Tuckey dapat dikemukakan bahwa: 1) Hipotesis penelitian pertama yang menyatakan bahwa metode demonstrasi (A1) hasilnya lebih efektif daripada metode bermain (A2) diterima. Rerata skor metode latihan kelompok A1 = 52.03 lebih tinggi dari rerata skor metode latihan A2 = 47.97 (Qh = 3.49> Qt = 2.92). Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 172, 2) Hipotesis penelitian ke tiga yang menyatakan bahwa pada motivasi belajar tinggi metode bermain (A2B1) hasilnya lebih efektif daripada metode demonstrasi (A1B1) diterima. Rerata skor metode latihan sampel kelompok A2B1 = 52.93 secara signifikan lebih tinggi dari rerata skor metode latihan kelompok A2B1 = 46.49 (Qh = 3.92> Qt = 3.79). Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 172, dan 3) Hipotesis penelitian ke empat yang menyatakan bahwa pada motivasi belajar rendah, metode latihan kelompok metode demonstrasi (A1B2) hasilnya lebih tinggi daripada menggunakan metode bermain (A2B2) diterima. Rerata skor metode latihan sampel kelompok A1B2=57.57 lebih tinggi dari rerata skor metode latihan kelompok A2B2 = 43.01 (Qh = 8.86> Qt = 3.79).
3.2 Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar dengan Keterampilan Bolavoli Siswa SMPN 1 Batu Bersurat Berkaitan dengan hipotesis tentang interaksi antara variabel bebas dengan variabel moderator, ternyata hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat motivasi belajar dalam pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan bermain bolavoli, atau dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan teruji kebenarannya secara signifikan. Hal ini berarti bahwa metode pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa, atau dengan kata lain pengaruh metode pembelajaran terhadap keterampilan bermain bolavoli tergantung pada tingkat motivasi belajar siswa.
Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan pendekatan ANAVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tuckey terhadap empat hipotesis penelitian yang diajukan, semua hipotesis diterima.Temuan-temuan penelitian yang dilakukan pada siswa SMPN 1 Batu Bersurat ini sesuai dengan temuan penelitian yang dikemukakan pada bagian terdahulu dari bab ini. Hal ini disebabkan bahwa untuk mendapatkan Keterampilan Bolavoli perlu dilihat metode pembelajaran yang kita berikan dan perlu juga dilihat motivasi belajar yang ada pada diri siswa tersebut.
Pada kelompok siswa dengan tingkat motivasi belajar kategori tinggi yang belajar menggunakan metode pembelajaran bermain memperoleh keterampilan bermain bolavoli yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok siswa dengan tingkat motivasi belajar yang sama dan belajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini terjadi dalam kegiatan belajar siswa telah memiliki hasrat untuk belajar.Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik [2].
3.1 Perbedaan Pengaruh Metode Demonstrasi dan Metode BermainTerhadap Keterampilan Bolavoli Siswa SMPN 1 Batu Bersurat
Sebaliknya, pada kelompok siswa dengan tingkat motivasi belajar pada kategori rendah yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi memperoleh rata-rata skor keterampilan bermain bolavoli lebih tinggi dari pada siswa dengan tingkat motivasi belajar kategori rendah yang belajar menggunakan metode pembelajaran bermain, dengan kata lain bahwa kategori tingkat motivasi rendah metode pembelajaran demonstrasi lebih efektif dari pada belajar dengan menggunakan metode pembelajaran bermain. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran demonstrasi yang dimana kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa yang pada awalnya memiliki motivasi belajar rendah sebelum belajar, selama kegiatan belajar berlangsung motivasi belajar itu dapat tumbuh karena peragaan secara jelas setiap gerakan teknik dalam melakukan permainan bolavoli dari guru.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh metode demonstrasi dan metode bermain terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan secara signifikan teruji kebenarannya. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan bahwa kedua metode yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik dengan selisih rata-rata 4,06 dari kedua metode yang digunakan. Metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan metode bermain. Efektifitas metode pembelajaran demonstrasi didukung adanya penjelasan dan peragaan secara tepat. Berbeda halnya dengan metode bermain yang dimana siswa melakukan bermain bolavoli tanpa mendapatkan arahan atau peragaan gerakan secara tepat. Artinya siswa itu 54
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
Berdasarkan pembahasan di atas, terdapat interaksi antara tingkat motivasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang digunakan terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa. Terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat motivasi belajar siswa sebagaimana dijelaskan di atas dapat digambarkan melalui perbandingan rata-rata skor kemampuan teknik dasar bolavoli antara kelompok siswa dengan kategori tinggi dan rendah dengan perlakuan yang berbeda sebagai berikut :
100 50
57.57 43.01
52.93 46.49
0 motivasi belajar rendah
berjalan dengan semangat yang tinggi, usaha yang keras, disiplin dan dilaksanakan terus menerus serta siswa secara individu dapat mengembangkan keterampilan bermain bolavolinya tanpa memikirkan urutan teknik yang telah diperagakan oleh guru seperti pada belajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi yang selalu disertai penjelasan dan ilustrasi oleh guru dalam meningkatkan keterampilan bermain bolavoli. Anak yang memiliki tingkat motivasi tinggi akan lebih mudah mempelajari keterampilan teknik dasar bolavoli, hal ini disebabkan karena anak merasa menyenangkan dan tidak terbebani dalam belajar. Dengan demikian anak yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan lebih banyak mengulangi gerakan yang telah diajarkan sehingga kemampuan keterampilan geraknya dalam melakukan teknik dasar bolavoli. Oleh karena itu, metode bermain lebih efektif dengan kelompok siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan metode demonstrasi. 3.4 Perbedaan Keterampilan Bolavoli Siswa SMPN 1 Batu Bersurat Antara Kelompok Metode Demonstrasi dengan Kelompok Metode Bermain Pada Motivasi Belajar Rendah
demo nstrasi berma in
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor kelompok yang diberikan materi dengan metode demonstrasi lebih efektif dari pada kelompok yang diberikan materi dengan metode bermain pada tingkat motivasi belajar rendah dalam meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima.
Gambar 1. Interaksi antara Metode Latihan dengan Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan Bola Voli Siswa SMPN 1 Batu Bersurat 3.3 Perbedaan Keterampilan Bolavoli Siswa SMPN 1 Batu Bersurat Antara Kelompok Metode Demonstrasi dengan Kelompok Metode Bermain Pada Motivasi Belajar Tinggi
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung [5]. Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses belajar karena dengan adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat meningkatkan keinginan untuk mengikuti proses pembelajaran. Anak yang mempunyai motivasi belajar rendah cenderung merasa kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran, apalagi untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, mereka selalu dihantui rasa takut bersalah, dan merasa tidak mampu dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor metode pembelajaran kelompok yang diberikan metode bermainlebih efektif dari pada metode pembelajaran kelompok yang diberikan metode demonstrasi pada tingkat motivasi belajar tinggi. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung [5]. Disamping dapat mengubah tingkah laku, motivasi juga dapat menunjukan minat, semangat dan ketekunannya yang tinggi dalam belajar, meskipun tanpa ada guru yang mengawasinya dalam belajar.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan [3]. metode demonstrasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar bolavoli. Hal ini disebabkan karena adanya penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan maupun peragaan secara tepat. Dalam metode ini ada kesengajaan untuk mempertujukkan tindakan atau prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi atau pernyataan secara visual atau lisan.
Dalam menerapkan metode bermain, diperlukan pengulangan yang banyak agar kemampuan teknik bolavoli dapat tersimpan lama dalam memori otak, jadi kegiatan belajar dilakukan berulang kali dengan waktu yang relatif lama, untuk itu motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam belajar agar kegiatan belajar tetap
55
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015 Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
Berdasarakan teori yang telah dikemukakan bahwa pada metode demonstrasi dengan tingkat motivasi belajar rendah memberikan dampak lebih baik untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa, karena dalam pelaksanaanya metode demonstrasi terpusat pada guru, guru sangat aktif menjelaskan isi dari materi pelajaran kepada siswa. Siswa tinggal mengamati dan mencermati dengan baik sehingga bisa dipahami dan mengerti tentang materi pelajaran tersebut. Setelah merasa memahami gerakan teknik dalam bermain bolavoli barulah siswa melakukan gerakan tersebut.Dengan demikian bagi siswa yang pada awalnya malas atau tidak termotivasi untuk belajar bolavoli setelah diberikan metode demonstrasi siswa menjadi termotivasi untuk belajar bolavoli.
lain bahwa untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa pada tingkat motivasi rendah metode pembelajaran demonstrasi lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran bermain. Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas dapat dijelaskan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang bersifat interaktif terhadap keterampilan bermain bolavoli. Hal ini berarti bahwa bentuk pendekatan atau metode pembelajaran (demonstrasi dan bermain) memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa jika dikaitkan dengan motivasi belajar.
Dengan demikian maka siswa yang memiliki motivasi belajar kategori rendah lebih efektif diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa karena setiap gerakan yang dilakukan oleh siswa mendapatkan pengawasan oleh guru dan guru juga memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan teknik bermain bolavoli
Daftar Pustaka [1] Depdiknas, Cetak Biru Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan Terpadu dan Jangka Panjang 2010-2025. Jakarta: Depdiknas, 2003. [2] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. [3] M. Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. [4] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005, "Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional," ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2005. [5] H. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan bolavoli siswa SMPN 1 Batu Bersurat yang menggunakan metode demonstrasidan metode bermain. Metode demonstrasi dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan bermain bolavoli dari pada kelompok metode bermain (Fh = 6.10 > Ft = 4.06). 2. Terdapat interaks yang signifikan antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap keterampilan bermain bolavoli siswa SMPN 1 Batu Bersurat. 3. Pada motivasi belajar tinggi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang belajar dengan menggunakan metode demonstrasi (A1B1) dengan kelompok yang belajar metode bermain (A2B1), dengan kata lain bahwa untuk meningkatkan keterampilan bermain bolavoli siswa pada tingkat motivasi tinggi metode pembelajaran bermain lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi. 4. Pada motivasi belajar rendah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang belajar dengan menggunakan metode demonstrasi (A1B2) dengan kelompok yang belajar metode bermain (A2B2), dengan kata
Mimi Yulianti, S.Pd., M.Pd., lahir di Pekanbaru pada tanggal 26 juli 1989. Dosen Tetap Fakultas FKIP pada program studi penjaskesrek.
56