perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH METODE KONTRASEPSI HORMONAL KOMBINASI TERHADAP KADAR LDL PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATEN II, KARANGANYAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
QONITA SAKINATUL JANANI G 0009176
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Pengaruh Metode Kontrasepsi Hormonal Kombinasi terhadap Kadar LDL pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar
Qonita Sakinatul Janani, NIM: G0009176, Tahun: 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari Kamis, Tanggal 13 Desember 2012
Pembimbing Utama Nama : Suhanantyo, drg., M. Si. Med. PGK NIP : 19510606 198601 1 001
(..................................)
Pembimbing Pendamping Nama : Ratih Puspita Febrinasari, dr., M. Sc. NIP : 19810208 200604 2 003
(..................................)
Penguji Utama Nama : Drs. Widardo, M. Sc. NIP : 19631216 199003 1 002
(...................................)
Anggota Penguji Nama : Sumardiyono, S.KM., M.Kes NIP : 19650706 198803 1 002
(..................................)
Surakarta,........................2012
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes NIP. 19660702 199802 2 001
Dekan FK UNS
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
commit to user NIP. 19510601 197903 1 002
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Desember 2012
Qonita Sakinatul Janani NIM. G0009176
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Qonita Sakinatul Janani, G0009176, 2012. Pengaruh Metode Kontrasepsi Hormonal Kombinasi terhadap Kadar LDL pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Kontrasepsi hormonal kombinasi merupakan metode kontrasepsi yang menggunakan hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan. Ada 2 jenis kontrasepsi hormonal kombinasi yang sering digunakan di Indonesia, yaitu kontrasepsi oral kombinasi dan suntik 1 bulan. Metode ini berpengaruh terhadap kadar LDL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode kontrasepsi hormonal kombinasi dengan kadar LDL pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang, yaitu 16 orang akseptor kontrasepsi oral kombinasi, 13 orang akseptor suntik kombinasi 1 bulan, dan 16 orang kelompok kontrol. Sampel diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data melalui wawancara, pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah dan kadar LDL secara enzymatic colorimetri test. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan uji one way Anova. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05. Hasil Penelitian: Hasil uji statistik one way ANOVA menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan kelompok kontrol terhadap kadar LDL (p = 0.002) dan antara kelompok kontrasepsi oral kombinasi dengan kelompok suntik kombinasi 1 bulan (p = 0.022). Simpulan Penelitian: Terdapat pengaruh antara penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi dengan kadar LDL, terutama kontrasepsi oral kombinasi.
Kata kunci : kontrasepsi hormonal kombinasi, kadar LDL
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Qonita Sakinatul Janani, G0009176, 2012. The Correlation between Method of Combined Hormonal Contraception to LDL serum among Fertile Women in the Work Area Health Center Jaten II Karanganyar. Mini Thesis. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Background: Combined hormonal contraception is one of contraception methods that use estrogen and progesterone to prevent pregnancy. There are two kinds combined hormonal contraception in Indonesia: combined oral contraception and monthly injection contraception. The purpose of this research is to analyze the correlation between method of hormonal contraception on LDL level among fertile woman. Method: This research was using observational cross sectional analytic approach method. Population in this research were fertile women in the Jaten Karanganyar area, with total sample was 45 persons which appropriate inclusion and eksclusion criterias. There were 16 women who used combined oral contraception, 13 who used injection contraception combination, and 16 persons were non hormonal group. The data was collected by interview, anthropometry measurement, blood pressure direct measurement, and LDL measurement.Those variables were analyzed using one way ANOVA. Results: The result showed there was significance correlation between combined oral contraception and non hormonal contraception on LDL (p = 0.003) and also between combined oral contraception and monthly injection contraception (p = 0.015). Conclusion: LDL levels combined oral contraception was lower than monthly injection and non hormonal contraception among fertile woman Keywords: Combined hormonal contraception, LDL
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi dengan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Suhanantyo, drg., M. Si. Med., PGK, selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat. 4. Ratih Puspita Febrinasari, dr., M. Sc., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat. 5. Widardo, Drs., M.Sc., selaku penguji utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat. 6. Sumardiyono, S.KM., M.Kes., selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat. 7. Pihak Puskesmas Jaten II Karanganyar yang telah membantu penelitian penulis di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar. 8. Ibu-Ibu Kader Posyandu Desa Ngringo, Jaten, dan Sroyo yang telah membantu pengumpulan data kripsi. 9. Seluruh keluarga yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat (Farida NK, Mustiqa F, Dio Dara, Nita P, dan lain-lain) yang telah membantu memberikan pengertian, menemani dan menyemangati. 11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis yakin bahwa tulisan ini belum sempurna dan masih perlu banyak perbaikan, oleh karena itu saran, pendapat, koreksi dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi dapat bermanfaat. Surakarta, Desember 2012 Qonita Sakinatul Janani commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI PRAKATA.................................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii DAFTAR TABEL .....................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................
4
1. Manfaat Teoritis .................................................................................
4
2. Manfaat Praktis ...................................................................................
4
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................
5
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
5
1. Kontrasepsi Hormonal Kombinasi ....................................................
5
2. Low Density Lipoprotein (LDL)........................................................ 10 3. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi dengan Kadar LDL
13
4. Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kadar LDL ..................... 14 B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 20 C. Hipotesis ................................................................................................. 20 BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 21 commit to user A. Desain Penelitian............................................................................ 21
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 21 C. Subjek Penelitian .............................................................................. 21 D. Teknik dan Jumlah Sampel ............................................................. 22 E.
Rancangan Penelitian ....................................................................... 23
F.
Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 23
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................ 24 H. Instrumen Penelitian......................................................................... 26 I.
Protokol Penelitian .......................................................................... 26
J.
Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN............................................................................... 29 A. Gambaran Umum Penelitian ............................................................... 29 B. Karakteristik Responden ..................................................................... 29 C. Analisis Hubungan Antarvariabel ...................................................... 35 BAB V. PEMBAHASAN ........................................................................................ 39 A. Karakteristik Responden dan Variabel Luar Penelitian .................... 39 B. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi dengan Kadar LDL . 40 C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 43 BAB VI. PENUTUP ................................................................................................. 44 A. Simpulan .............................................................................................. 44 B. Saran ..................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 45 LAMPIRAN commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan Kadar Kolesterol LDL .................................................................12 Tabel 2. Distribusi Usia Responden ........................................................................30 Tabel 3. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut standar WHO...............................................................................31 Tabel 4. Distribusi Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi .......... 32 Tabel 5. Distribusi Pekerjaan Responden ...............................................................33 Tabel 6. Distribusi Asupan Gizi Responden ...........................................................33 Tabel 7. Distribusi Kadar LDL Responden ............................................................35 Tabel 8. Hasil Uji One Way Anova Jenis Kontrasepsi terhadap Kadar LDL .......36 Tabel 9. Hasil Uji Post Hoc Jenis Kontrasepsi terhadap Kadar LDL ...................36 Tabel 10. Hasil Uji Statistik One Way Anova Asupan Makanan ..........................37 Tabel 11. Hasil Uji Post Hoc Asupan Protein ........................................................ 38
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran..............................................................................20 Gambar 2. Rancangan Penelitian ............................................................................ 23 Gambar 3. Grafik Kadar LDL Responden ............................................................. 34
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan dari Puskesmas Jaten II Karanganyar Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Data Diri Responden Penelitian Lampiran 4. 24 Hour Food Recall Lampiran 5. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian Lampiran 7. Foto Kegiatan Penelitian
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ledakan penduduk yang menimbulkan berbagai permasalahan sosial ekonomi serta kesehatan reproduksi, membuat pemerintah mencanangkan program keluarga berencana. Program keluarga berencana mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional, dan dampaknya dalam mencegah kelahiran (Glasier dan Gebbie, 2006). Di antara berbagai macam metode keluarga berencana tersebut, kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia karena kontrasepsi ini terbukti efektif, tidak invasif, dan relatif mudah digunakan (Wiegratz dan Thaler, 2011). Pengguna kontrasepsi hormonal di Indonesia berdasarkan data dari BKKBN pada bulan Januari 2012 sebesar 83,29% dari seluruh pengguna kontrasepsi aktif. Kontrasepsi hormonal yang paling sering digunakan yaitu suntikan sebesar 48,72 %, kemudian oral/pil sebesar 27,72% dan implant 6,85%. Di Jawa Tengah, pengguna kontrasepsi hormonal mencapai 86,35%, di mana 56,33% di antaranya menggunakan kontrasepsi suntikan, sedangkan kontrasepsi oral 19,91%, dan kontrasepsi implant 10,11% (BKKBN, 2012). Pada tahun 2010, Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten dengan akseptor kontrasepsi terbanyak di Provinsi Jawa Tengah, commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yakni 82,1% dengan suntik, implant, dan pil merupakan pilihan kontrasepsi yang paling bayak dipakai (BKKBN, 2010). Kontrasepsi hormonal kombinasi merupakan kontrasepsi yang lebih dahulu diperkenalkan daripada tipe progestin dan telah mendapat penerimaan luas di masyarakat (Glasier dan Gebbie, 2006). Kontrasepsi ini masih mendominasi penggunaannya di berbagai negara (McMahon et al., 2004). Salah satu keunggulan dari kontrasepsi kombinasi ini dibandingkan tipe progesteron adalah efeknya yang lebih baik pada perdarahan menstruasi dan dapat mengurangi nyeri saat haid (Glasier dan Gebbie, 2006; Wiegratz dan Thaler, 2011). Kombinasi steroid yang terbukti efektif mengendalikan reproduksi, ternyata juga mempengaruhi sistem fisiologis lain, termasuk metabolisme lipid (Glasier dan Gebbie, 2006). Secara umum hormon steroid wanita akan memperlihatkan efek perubahan fraksi darah relatif menetap setelah pemakaian selama enam bulan (Yen, 1999). Pengaruh preparat kontrasepsi suntik kombinasi terhadap fraksi lemak darah tergantung imbangan dosis antara progesteron dan estrogen yang dikandungnya. Pada formulasi dengan dosis tinggi dikatakan akan terjadi perubahan fraksi lemak yang berisiko
terjadinya
aterosklerosis,
sedangkan
dalam
dosis
kecil
memperlihatkan efek saling meniadakan terhadap kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) (Nulph C et al., 2003; Sperrof L 1994). Penelitian di New Britain tahun 2001 menyatakan bahwa penambahan Medroxyprogesterone acetate (MPA) pada commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
estrogen akan disertai oleh penurunan bermakna pada kadar kolesterol dan trigliserida total plasma pada pemakaian 3-6 bulan.
Pada penelitian
multisenter yang dilakukan WHO tahun 1997 didapatkan adanya perubahan ringan yaitu peningkatan HDL dan penurunan LDL yang secara klinis tidak bermakna setelah pemakaian satu tahun dan segera akan kembali ke kadar basal setelah penghentian pemakaian kontrasepsi suntikan kombinasi (Luciano, 2001). Uji klinik di Yogyakarta tahun 2001 didapatkan data bahwa pemakaian kontrasepsi kombinasi selama tiga bulan terjadi penurunan kolesterol yang bermakna secara statistik (Setyawan, 2001). Perubahan metabolisme lemak yang terjadi karena adanya pengaruh hormonal, seperti pada pemakaian kontrasepsi, sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan fraksi lemak darah dalam tubuh, pada pemakaian jangka panjang dapat
menjadi faktor
risiko
terjadinya penyakit
aterosklerosis (Adam, 2003). Salah satu fraksi lemak spesifik yang penting untuk menjadi pertanda adanya risiko tersebut adalah LDL. LDL berperan dalam proses penimbunan kolesterol dalam makrofag, sel otot polos serta matriks ekstra seluler dalam pembuluh darah sehingga bersifat aterogenik (Aviram et al., 2000; Fathoni, 2010). Oleh karena itu, pada penelitian ini, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi dengan kadar LDL.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Perumusan masalah Adakah pengaruh metode kontrasepsi hormonal kombinasi terhadap kadar LDL pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar? C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh metode kontrasepsi hormonal kombinasi terhadap kadar LDL pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan
informasi
ilmiah
mengenai pengaruh
metode
kontrasepsi hormonal kombinasi dengan kadar LDL pada wanita usia subur. 2. Manfaat praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada wanita usia subur dalam menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi yang aman. b. Bagi tenaga medis, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan edukasi kepada akseptor kontrasepsi sehingga dapat mencegah dan meminimalisir efek samping yang terjadi. c. Bagi pemerintah dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan monitoring
kesehatan
bagi
akseptor
kontrasepsi
sehingga
kontrasepsi bisa benar-benar menjadi solusi bagi kesehatan reproduksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kontrasepsi Hormonal Kombinasi a. Definisi Kontrasepsi hormonal kombinasi merupakan kontrasepsi yang menggunakan dua hormon steroid yaitu estrogen dan progestogen (progesteron sintetik) (Glasier dan Gebbie, 2006). Hormon-hormon tersebut dapat menghambat ovulasi melalui umpan balik terhadap kelenjar hipofisis (Manuaba, 1998). b. Jenis Kontrasepsi Hormonal Kombinasi 1) Kontrasepsi Oral Kombinasi Kontrasepsi oral kombinasi merupakan metode kontrasepsi yang telah disetujui penggunaannya di Amerika Serikat sejak tahun 1959. Selama bertahun-tahun komposisi estrogen dan progestogen dalam kontrasepsi oral kombinasi telah sangat berubah. Etinil Estradiol (EE) merupakan estrogen sintetis yang paling banyak digunakan dalam kontrasepsi hormonal. Zat ini mempengaruhi faktor pembekuan darah sehingga thrombosis arteri dan vena meningkat. Jumlah EE dalam kontrasepsi hormonal bervariasi, mulai dari 20 sampai 50 mcg, tetapi dosis yang lazim adalah 20-35 mcg (Glasier dan Gebbie, 2006). commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis progestin dalam pil kontrasepsi kombinasi juga bervariasi. Progestogen yang saat ini digunakan semuanya merupakan turunan dari 19-nortestosteron. Ada tiga generasi progestin. Generasi pertama progestin adalah ethynodiol diasetat, asetat norethindrone, dan noreth-indrone. Zat tersebut harus dikonversi menjadi norethindrone agar menjadi aktif secara biologis. Generasi kedua progestin adalah Norgestrel (NET) dan Levonorgestrel (LNG). Generasi ketiga progestin, atau highpotency gonanes, yaitu desogestrel (DSG), norgestimate, dan gestodene (GSD). Perbedaan jenis ini dengan generasi kedua adalah keduanya memiliki afinitas yang tinggi terhadap reseptor progesteron sehingga meningkatkan efektivitasnya dalam menghambat ovulasi dan dapat mengendalikan siklus dalam dosis rendah, memiliki afinitas lebih rendah terhadap reseptor androgen, dan tampak kurang antiestrogenik pada tingkat biokimiawi dan somatik. Desogestrel dan gestodene berhubungan dengan risiko tinggi tromboemboli vaskular dibandingkan dengan zat lainnya (Wiegratz dan Thaler, 2011). Kontrasepsi
oral
kombinasi
dapat
mencegah
ovulasi.
Komponen estrogen menghambat sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga pertumbuhan folikel tertekan sementara progesteron terutama menghambat lonjakan Luteinizing Hormone (LH) juga menghambat ovulasi. Selain itu, juga terjadi perubahan commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tipe mukus serviks menjadi lebih sedikit, kental, dan selular dengan daya regang yang rendah sehingga transportasi dan penetrasi sperma terganggu. Tipe mukus seperti ini ditimbulkan oleh kontrasepsi oral kombinasi pada semua dosis dan dapat memberikan efek kontrasepsi tambahan apabila tetap terjadi ovulasi. Pada pemakaian kontrasepsi
oral
kombinasi
jangka
panjang,
juga
dapat
menyebabkan endometrium secara progresif menipis dan atrofi sehingga menjadi tidak reseptif terhadap implantasi. Pembentukan pembuluh darah berkurang dan produksi prostaglandin uterotonik dan vasoaktif menurun sehingga pada pemakai kontrasepsi oral kombinasi withdrawl bleeding menjadi sedikit dan kurang nyeri (Glasier dan Gebbie, 2006). Dengan berbagai mekanisme tersebut, menyebabkan efektivitas kontrasepsi oral kombinasi cukup tinggi. Jika kontrasepsi oral kombinasi dikonsumsi secara benar dan konsisten, diserap secara normal, dan metabolismenya tidak meningkat oleh interaksi dengan obat lain, maka keefektifan kontrasepsi oral kombinasi mendekati 100%. Pada praktiknya, angka kegagalan adalah 0,2-3% per tahun, atau lebih, tergantung pada populasi yang diteliti (Glasier dan Gebbie, 2006). Saat ini terdapat 18 formulasi kontrasepsi oral kombinasi yang berbeda. Berbagai formulasi tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu monofasik dan multifasik. Pil monofasik memiliki jumlah estrogen dan progestin konstan, sedangkan kemasan commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
multifasik memiliki jumlah hormon bervariasi sesuai siklus. Kontrasepsi oral tipe kombinasi terdiri dari 21-22 pil. Pil pertama mulai diminum pada hari kelima siklus haid selanjutnya setiap hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya 2-3 hari sesudah pil terakhir diminum akan timbul perdarahan haid yang merupakan perdarahan putus obat (withdrawal bleeding). Penggunaan pada siklus selanjutnya sama seperti siklus sebelumnya yaitu pil pertama ditelan pada hari ke-5 siklus haid (Glasier dan Gebbie, 2006). Efek samping pil kontrasepsi berkaitan dengan kandungan estrogen maupun progestin. Efek samping yang cukup ditakuti adalah peningkatan risiko hipertensi dan tromboembolisme vena, terutama pada orang-orang yang telah memiliki faktor risiko sebelumnya. Peningkatan depresi dahulu juga sering dilaporkan pada wanita yang mendapat kontrasepsi oral kombinasi dosis tinggi tetapi sekarang lebih jarang dengan preparat modern berdosis rendah. Perdarahan menstruasi ireguler, retensi cairan, mual, peningkatan nafsu makan, sakit kepala juga merupakan efek samping minor dari kontrasepsi oral kombinasi (Glasier dan Gebbie, 2006; Wiegratz dan Thaler, 2011). 2) Kontrasepsi Suntik Kombinasi Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara suntikan/injeksi
intramuskuler
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan. Dibandingkan kontrasepsi suntik yang mengandung commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
progesteron saja, kontrasepsi suntik sekali sebulan kombinasi estrogen-progestogen menghasilkan keunggulan pola pendarahan menstruasi yang lebih teratur, dengan setiap bulan terjadi episode perdarahan sekitar 15 hari setelah penyuntikan, tetapi kerugiannya adalah frekuensi penyuntikan lebih sering. Komposisi progestogen dan estrogen dalam kontrasepsi suntik kombinasi bermacam-macam sesuai preparat yang digunakan. Contohnya adalah Cyclofem yang memiliki komposisi 25 mg medroksiprogesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat serta Mesygna yang mengandung 50 mg noretisteron enantat dan 5 mg estradiol valerat. Manfaat kontraseptif yang didapat dari preparat ini adalah melalui penghambatan ovulasi. Selain itu, kontrasepsi suntik kombinasi juga dapat mengubah lendir serviks dan morfologi dari endometrium sehingga mencegah terjadinya implantasi (Wiegratz dan Thaler, 2011). Angka kegagalan pada tahun pertama penggunaan sempurna kontrasepsi suntik yang dilaporkan dalam studi hanya sebesar 0.3% hingga 3%. Tingginya tingkat keberhasilan ini kemungkinan dikarenakan efektivitas KB suntik tidak bergantung pada kepatuhan pasien (Glasier dan Gebbie, 2006; Wiegratz dan Thaler, 2011). Berbeda dengan kontrasepsi progestin, mentruasi yang dialami pada penggunaan preparat kontrasepsi suntik kombinasi relatif normal, hanya 25% wanita yang mendapatkan perdarahan tidak commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teratur setelah menggunakan preparat ini (Fraser IS, 1994; Glasier dan Gebbie, 2006). Efek samping dari kontrasepsi suntikan kombinasi yang sering ditemukan mirip dengan efek samping pil kontrasepsi kombinasi, seperti mual, berat badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan (Hall PE, 1994; Glasier dan Gebbie, 2006; Wiegratz dan Thaler, 2011). 2. Low Density Lipoprotein (LDL) Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoproterin yang larut dalam air (Suyatna, 2008). Fungsi utama lipoprotein adalah pengangkutan komponen lipidnya dalam darah. LDL merupakan lipoprotein berdensitas rendah (Guyton dan Hall, 2007). LDL
berasal
mengeluarkan
dari
hampir
lipoprotein
semua
berdensitas
trigliseridanya
sedang
yang
dengan
menyebabkan
konsentrasi kolesterolnya menjadi sangat tinggi dan konsentrasi fosfolipid menjadi cukup tinggi (Guyton dan Hall, 2007). LDL terdiri atas protein 21% (Apo B), lipid 79% (TG 13% , fosfolipid 28%, kolesterol ester 48%, kolesterol bebas 10% dan asam lemak bebas 1% (Kusmiyati, 2004). Bagian luar dari lipoprotein setengahnya dapat berupa apoprotein, atau apolipoprotein, yang terdiri dari 70% molekul mirip High Density commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lipoprotein (HDL) dan sedikitnya 1% kilomikron. Sebagian apoprotein ini menyatu dan tidak dapat dipisahkan dengan lipoprotein, sedangkan sebagian lainnya bebas yang dapat berpindah ke lipoprotein lainnya. Apolipoprotein utama dari LDL adalah apolipoprotein B-100 yang juga ditemukan pada VLDL. Apo B-100 disintesis di hepar. Apo B-100 dan Apo E merupakan ligan yang berinteraksi dengan reseptor LDL (Murray et al., 2006). Setelah reseptor LDL saling berikatan, keduanya masuk ke dalam sel dan mengalami hidrolisis di lisosom. Reseptor LDL kembali ke permukaan dan dipakai kembali ke dalam transpor LDL, sebaliknya partikel LDL dipecah di dalam sel dan mengeluarkan asam amino dan kolesterol. Bila LDL banyak masuk ke sel hati maka akan menghambat sintesis kolesterol dalam hati. Ketika kadar kolesterol bebas dan kolesterol ester di dalam sel tinggi, maka akan menghambat sintesis reseptor LDL dan sintesis kolesterol oleh enzim HMG koA reduktase. Sebaliknya, apabila kadar kolesterol bebas di dalam sel hati rendah, misalnya karena diet dan obat-obatan yang menghambat sintesis kolesterol maupun obatobatan yang memacu perubahan kolesterol menjadi asam empedu, maka sintesis dan keberadaan reseptor LDL serta aktivitas HMG koA reduktase juga akan meningkat. Aktivitas reseptor LDL dimodulasi oleh level kolesterol sel untuk mendapatkan keseimbangan antara sintesis kolesterol dan transportnya ke dalam sel. Sekitar 70% LDL didegradasi di hepar dan commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
30% lainnya mengalami degradasi pada jaringan ekstrahepatik yang memiliki reseptor LDL (Nulph et al., 2003; Kusmiyati, 2004). Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa LDL adalah lipoprotein yang paling penting pada timbulnya aterosklerosis. Peningkatan kadar LDL berhubungan dengan peningkatan aterosklerosis (Guyton dan Hall, 2007). Tabel 1. Batasan Kadar Kolesterol LDL Batasan (mg/dl)
Klasifikasi
< 100
Optimal
100-129
Mendekati optimal
130-159
Batas tinggi
160-189
Tinggi
≥ 190
Sangat tinggi (Sutardhio, 2006)
Berbeda dengan VLDL dan IDL, umur paruh LDL relatif lebih panjang. Akibatnya konsentrasi LDL dan kolesterol dalam sirkulasi relatif stabil dan tidak benar-benar dipengaruhi keadaan post prandial sehingga kolesterol dapat diperiksa dalam keadaan tanpa puasa (Sudhaberata, 2005). Konsentrasi plasma dari LDL ini ditingkatkan oleh beberapa faktor meliputi tingginya lemak jenuh dalam diet sehari-hari, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Guyton dan Hall, 2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
3. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi dengan Kadar LDL Pengaruh hormon steroid terhadap metabolisme lipid melalui pengaruhnya terhadap pembentukan lipoprotein dan pembentukan enzim yang berperan dalam metabolisme lipid. Pengaruh perubahan fraksi lemak pada kontrasepsi kombinasi tergantung hormon mana yang bekerja lebih dominan (Luciano, 2001). Pada pemakaian jangka panjang dengan dosis besar akan memungkinkan peningkatan kadar trigliserida plasma dan LDL, sedangkan HDL bervariasi. Diduga komponen estrogen dapat meningkatkan HDL sedangkan progestin menurunkannya, sehingga harus diperhitungkan efek-efek ini dalam rasio estrogen-progestin dalam pil kontrasepsi hormonal kombinasi (Heryuristianto, 2002). Estradiol sipionat seperti yang terkandung dalam kontrasepsi suntik kombinasi mempunyai efek menurunkan aktivitas enzim lipase hepatik dengan akibat pemecahan HDL-2 menurun sehingga kadar HDL total meningkat dibandingkan LDL sehingga rasio HDL/LDL meningkat. Hal ini akan mempengaruhi perubahan VLDL menjadi LDL. Selain itu, juga terjadi penurunan konversi Intermediate Density Lipoprotein (IDL) menjadi LDL (Nulph et al., 2003). Penelitian yang dilakukan Abdel-Barry et al. (2011) pada pengguna kontrasepsi oral kombinasi didapatkan terjadi penurunan kadar LDL. Penurunan tersebut diduga karena efek estrogen pada lipoprotein. Estrogen meningkatkan sintesis reseptor hepatik kolesterol LDL yang menyebabkan peningkatan pengangkutan LDL serum sehingga kadarnya menurun (Abdel-Barry et al., 2011). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
Efek dari progesteron sangat dipengaruhi oleh jenis, dosis, dan durasi dari kontrasepsi yang digunakan (Tugrul et al., 2007). Progestin yang bersifat anti estrogenik dan androgenik akan menurunkan HDL dan meningkatkan LDL. Hal ini disebabkan karena penaruh stimulasi enzim lipase hepar (Heryuristianto, 2002). 4. Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kadar LDL a. Genetik Hiperkolesterolemia primer dapat disebabkan oleh karena kelainan genetik, yang sering disebut dengan hiperkolesterolemia herediter. Mutasi pada gen apolipoprotein B dan gen pembentuk reseptor LDL menyebabkan berbagai gejala dari penyakit ini (Schmidt et al., 1998). Bila reseptor ini tidak ada, hati tidak dapat mengabsorbsi IDL atau LDL. Tanpa adanya absorbsi tersebut, mesin kolesterol di sel hati menjadi tidak terkontrol dan terus membentuk kolesterol baru karena tidak ada respon terhadap umpan balik dari jumlah kolesterol plasma yang terlalu besar. Akibatnya, konsentrasi kolesterol menjadi sangat meningkat (Guyton dan Hall, 2007). b. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi dalam tubuh di samping metabolisme basal dan specific dynamic action dari makanan. Sebagai akibat dari kurangnya aktivitas fisik, energi akan disimpan dalam bentuk lemak dalam badan (Sugiharti S, 2002). Peningkatan aktivitas fisik merupakan salah satu strategi commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penting untuk menurunkan faktor kardiometabolik. Semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan akan meningkatkan katabolisme lemak dalam tubuh sehingga terjadi penurunan trigliserida, LDL, dan VLDL serta peningkatan kadar HDL darah. Hal ini dikarenakan pada aktivitas fisik dapat meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga terjadi pemecahan trigliserid pada kilomikron, VLDL, maupun jaringan adiposa. Choo et al. (2010) melaporkan bahwa peningkatan pengeluaran energi selama 12 bulan akan menurunkan kolesterol total dan kadar LDL-C pada orang overweight dan obese. Pada aktivitas fisik yang membutuhkan 1000 kalori akan meningkatkan kadar HDL sebesar 4,4 mg/dl (Supariasa, 2002). c. Obat-obatan Obat-obatan golongan statin, sangat efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma dan mencegah penyakit jantung. Statin bekerja melalui penghambatan enzim HMG-CoA reduktase dan meningkatkan jumlah dan aktivitas reseptor LDL. Contoh obat-obatnya adalah atorvastatin, simvastatin, fluvastatin, dan pravastatin. Obat lain yang termasuk golongan fibrate, seperti clofibrate, gemfibrozil dan asam nikotinik dapat menurunkan kadar plasma triasilgliserol melalui penurunan sekresi triasilgliserol dan kolesterol yang mengandung VLDL di hepar. Obat lain yang masih tergolong obat baru seperti ezetimibe
yang
termasuk
dalam
commit to user
golongan
azetidinone
dapat
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurunkan kadar kolesterol darah melalui penghambatan absorbsi kolesterol di usus halus (Murray et al., 2006). Selain obat-obat hipolipidemia tersebut, insulin, asam nikotinat, dan prostaglandin E1 dapat mengurangi sekresi VLDL oleh hati. Obatobat β bloker juga dapat menurunkan kepekaan reseptor sehingga kadar LDL dalam darah akan naik. Diuretik seperti golongan tiazid dapat mengganggu konversi VLDL menjadi LDL serta merangsang sintesis VLDL oleh hati sehingga kadar VLDL darah akan meningkat (Bahamondes et al., 1997; D’Arcangues S, 1999). d. Asupan Diet Makanan memang diperlukan untuk mengganti sel-sel yang rusak, metabolisme, pertumbuhan pada masa anak-anak, serta untuk mempertahankan keseimbangan gizi yang dibutuhkan pada masa dewasa. Namun, apabila jumlahnya melebihi kebutuhan tersebut, kelebihan lemak akan disimpan dalam bentuk badan lemak (Sugiharti, 2002).
Asupan diet ini sendiri dipengaruhi gaya hidup, status
ekonomi, pengetahuan yang dimiliki, serta aktivitas tubuh yang dilakukan (Moehji, 1992; Suhardjo, 2003). Asupan diet ini dapat mempengaruhi fraksi lemak darah di antaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, C, dan E. Diet tinggi karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana, seperti sukrosa dan fruktosa, dapat meningkatkan kadar lemak darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan karbohidrat jenis lain. Bahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
makanan yang mengandung serat yang larut dalam air, seperti beras, jagung, gandum, apel, dan sayuran hijau, mengandung sitosterol dan niasin yang dapat menjadi faktor hipokolesterolemik karena dapat meningkatkan konversi kolesterol menjadi asam dan garam empedu. Konsumsi lemak jenuh dan terutama kolesterol meningkatkan kolesterol serum dan risiko penyakit kardiovaskuler. Sumber lemak jenuh tersebut misalnya makanan yang berasal dari hewan, seperti margarin, lemak hewan, daging, minyak kelapa, susu, minyak babi, santan, krim. Makanan-makanan tersebut dapat meningkatkan pembentukan partikel VLDL yang lebih kecil dan melekat pada dinding pembuluh darah, membentuk plak, sehingga menyebabkan obstruksi aliran darah. Hal ini meningkatkan risiko aterosklerosis (Murray et al., 2006). Sedangkan diet yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda atau tunggal, seperti pada minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak zaitun, biji wijen, dapat menurunkan kadar kolesterol melalui mekanisme peningkatan reseptor LDL (Ighosotu et al., 2010). Kolesterol yang lebih berbahaya untuk meningkatkan kadar kolesterol darah adalah kolesterol yang teroksidasi, sehingga konsumsi antioksidan sangat baik untuk menjaga kadar kolesterol normal (Supariasa et al., 2002; Santoso dan Ranti, 2004). Protein nabati, seperti pada kedelai, juga dapat mecegah terjadinya hiperlipidemia. Hal ini terjadi melalui penghambatan enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reductase (HMG-CoA), meningkatkan commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aktivitas reseptor LDL dan dapat menurunkan konsentrasi LDL plasma (Ighosotu et al., 2010). Protein nabati juga dilaporkan dapat meningkatkan absorbsi kolesterol dalam usus halus dan mengurangi reabsorbsi asam empedu. Namun, efek ini tidak didapatkan pada protein hewani (Supariasa et al., 2002; Waspadji et al., 2003; Santoso dan Ranti, 2004). Konsumsi vitamin A juga berperan dalam menurunkan kolesterol karena vitamin A dapat mencegah teroksidasinya lemak tak jenuh ganda (Supariasa et al., 2002; Waspadji et al., 2003; Santoso dan Ranti, 2004). Suplementasi 500 mg vitamin C per hari pada manusia dapat menurunkan kadar serum kolesterol total dan LDL-C secara efektif (Gaur an Dixit, 2011). Pada tikus, pemberian vitamin C sebanyak 100 mg /kg BB dapat menurunkan profil lipid kolesterol total, VLDL, dan peningkatan HDL yang tidak signifikan. Hal ini kemungkinan dikarenakan aktivasi 7-α-hidroksilase yang dapat meningkatkan konversi kolesterol plasma menjadi asam empedu, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol serum (Eteng et al., 2006) Vitamin E merupakan antioksidan yang dapat mencegah oksidasi dari LDL sehingga dapat menurunkan risiko aterosklerosis (DieberRotheneder et al., 1991). Potensinya sebagai antioksidan tersebut, dapat melindungi membran sehingga Acyl coA Cholesterol Acyl commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Transferase (ACAT) akan lebih aktif. Hal ini akan menurunkan kadar kolesterol (Kusmiyati, 2004). e. Faktor-Faktor Lain Pola diet, gaya hidup, dan aktivitas fisik akan mempengaruhi status gizi yang sering diukur dalam Indeks Masa Tubuh (IMT) (Sugiharti, 2002). Penelitian-penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa IMT berhubungan dengan profil lipid dan risiko penyakit kardiovaskuler (Rabkin et al., 2007; Ighosotu dan Tonukari, 2010). Nikotin dalam rokok dan stres emosional, juga dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas yang diikuti peningkatan triasilgliserol dan kolesterol dalam VLDL di sirkulasi. Alkoholisme dapat menyebabkan akumulasi lemak di hati, hiperlipidemia, bahkan sirosis hepatis. Hal ini tentu akan mengganggu metabolisme lipid (Murray et al., 2006).
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Kontrasepsi Hormonal Kombinasi Estrogen & Progesteron
Aktivitas Enzim Lipase
Sintesis reseptor hepatik
Hepatik ↓
LDL ↑
Pemecahan HDL ↓
Genetik Rokok & alkohol
Konversi VLDL à IDL à LDL↓
Obat-obatan Kondisi psikologis Indeks Masa Tubuh
Kadar LDL
Pengangkutan LDL serum↑
Aktivitas fisik Asupan makanan
Keterangan : : Mempengaruhi : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Terdapat pengaruh kontrasepsi hormonal kombinasi terhadap kadar LDL pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II, Karanganyar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang (Cross Sectional) yaitu mencuplik sebuah sampel dari populasi dalam satu waktu, dan memeriksa status paparan dan status penyakit pada titik waktu yang sama dari masing-masing individu dalam sampel tersebut (Murti, 2003). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 3 desa, yakni Ngringo, Sroyo, dan Dagen yang termasuk dalam Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Kabupaten Karanganyar pada bulan April-September 2012. C. Subjek Penelitian Subjek dalam kelompok ini adalah wanita usia subur akseptor kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Kabupaten Karanganyar yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. 1.
Kriteria Inklusi a. Wanita usia subur b. Pengguna kontrasepsi hormonal kombinasi oral atau suntik kombinasi, atau non hormonal c. Memiliki IMT pada ketegori normal-overweight (18,5 -29,9 kg/m2) commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
d. Telah menggunakan kontrasepsi tersebut minimal dalam 6 bulan terakhir. e. Belum pernah berganti jenis kontrasepsi minimal dalam 6 bulan terakhir. f. Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui informed consent. 2.
Kriteria Ekslusi a. Memiliki riwayat penyakit dislipidemia, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi dan gagal ginjal kronis. b. Merokok dan mengkonsumsi alkohol.
D. Teknik dan Jumlah Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive kuota simple random sampling terhadap akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II yang telah menyetujui informed concent. Jumlah akseptor KB hormonal pil kombinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten 2 Karanganyar tercatat sebanyak 674 orang pada Bulan Januari 2012. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat untuk mengontrol pengaruh faktor perancu (confounding factor) yang dapat menurunkan validitas penelitian. Rasio yang dianjurkan antara ukuran sampel dan jumlah variabel independen (Murti, 2010): N = 15 hingga 20 subyek per variabel independen Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu kontrasepsi kombinasi, asupan diet, dan aktivitas fisik. Dengan demikian sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebesar 45 subyek dengan rincian 16 orang commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok non hormonal, 16 orang kelompok pil kombinasi, dan 13 orang kelompok suntik kombinasi. E. Rancangan Penelitian Populasi sumber
Sampel
Kelompok kontrol: Kontrasepsi Non-Hormonal
Kelompok 1: Kontrasepsi Oral Kombinasi
Asupan diet Aktivitas fisik
Kelompok 2: Kontrasepsi Suntik Kombinasi
Asupan diet Aktivitas fisik
Asupan diet Aktivitas fisik
Pengukuran Kadar LDL
Pengukuran Kadar LDL
Pengukuran Kadar LDL
Analisis Data
Gambar 2. Rancangan Penelitian F.
Identifikasi Variabel 1. Variabel bebas : Metode kontrasepsi hormonal kombinasi 2. Variabel terikat : Kadar LDL responden. 3. Variabel luar
:Indeks Masa Tubuh (IMT), asupan makanan dan minuman,
aktivitas
commit to user
fisik,
kemampuan
absorbsi
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
responden terhadap kontrasepsi yang digunakan, genetik, kondisi psikologis responden
G. Definisi Operasional 1. Variabel bebas: Metode Kontrasepsi Hormonal Kombinasi Kontrasepsi hormonal yang digunakan adalah kontrasepsi hormonal kombinasi, yang mengandung estrogen dan progestin. Bentuk kontrasepsi tersebut berupa pil KB 1 Kombinasi yang mengandung levonogestrel 0,150 mg dan ethinyl estradiol 0,030 mg atau berupa suntikan KB kombinasi yakni Cyclogestone yang mengandung medroxyprogesterone acetate dan estradiol cypionate. Akseptor telah menggunakan kontrasepsi tersebut selama 6 bulan terakhir dan belum pernah berganti jenis kontrasepsi dalam kurun waktu tersebut. Skala pengukuran adalah nominal. Kategori: a. Kontrasepsi oral kombinasi b.Kontrasepsi suntik kombinasi c. Kontrasepsi non hormonal 2. Variabel terikat: Kadar LDL darah responden Kadar LDL darah responden diukur secara langsung yang dilakukan oleh laboratorium Solo Lab dengan metode enzymatic colorimetric test. Hasil pengukuran ini disajikan dalam mg/dl dan skala yang digunakan adalah skala rasio. 3. Variabel luar a. Asupan Diet
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Asupan diet adalah jumlah karbohidrat, protein, lemak, kolesterol, vitamin A dan C, yang berasal dari makanan yang biasa dikonsumsi berdasarkan hasil analisis gizi dengan metode food recall 1 x 24 jam dan dianalisis dengan program nutrisurvey 2007. Skala yang digunakan adalah skala rasio. b.Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot skeletal yang mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja, tidur, dan pada waktu senggang. Aktivitas fisik diukur dengan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Hasil pengukuran ini menggunakan skala nominal. Kategori: 1) Tinggi : memiliki salah satu kriteria berikut ini: a) Melakukan aktivitas yang berat minimal 3 hari dengan intensitas minimal 1500 MET-menit/minggu, atau b) Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 7 hari dengan intensitas minimal 3000 MET-menit/minggu 2) Sedang : memiliki salah satu kriteria berikut ini: a) Intensitas aktivitas kuat minimal 20 menit/hari selama 3 hari atau lebih, atau b) Melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau berjalan paling sedikit 30 menit/hari, atau commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 5 hari atau lebih dengan intensitas minimal 600 MET-menit/minggu 3) Rendah : tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah disebutkan dalam kategori tinggi maupun kategori sedang. H.
Instrumen Penelitian 1. Timbangan berat badan 2. Alat ukur tinggi badan 3. Tensi meter 4. Stetoskop 5. Lembar kuesioner 6. Lembar 24-hours food recall 7. Lembar Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) 8. Informed Concent 9. Alat peraga takaran asupan makanan 10. Peralatan pemeriksaan kadar LDL darah dengan enzymatic colorimetric test dari Solo Lab
I.
Protokol Penelitian 1. Penelitian pendahuluan a. Peneliti membawa surat ijin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk melakukan penelitian di Puskesmas Jaten II Karanganyar. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Meminta data jumlah akseptor kontrasepsi hormonal kombinasi yang tercatat hingga bulan Juni 2012 di Puskesmas Jaten II Karanganyar. c. Meminta data jadwal Posyandu Balita ke Puskesmas dan bidan desa. 2. Penelitian sesungguhnya Mula-mula, pasien dilakukan anamnesa, pemeriksaan tekanan darah, lalu diukur tinggi badan dan berat badan untuk dihitung IMT pasien. Jika pasien telah memenuhi faktor inklusi dan tidak memenuhi faktor eksklusi, dan maka pasien dimasukkan ke dalam populasi penelitian, kemudian setelah itu: a. Menjelaskan secara garis besar tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian pada sampel serta menjelaskan bahwa penulis akan menjaga kerahasiaan identitas dan hasil setiap sampel. b. Sampel diminta menandatangani surat persetujuan (informed consent) sebagai bentuk kesediaan mengikuti penelitian. c. Melakukan wawancara terstruktur untuk mengetahui identitas dan riwayat penggunaan KB, asupan makanan (food recall 1 x 24 jam), dan aktivitas fisik dengan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). d. Dilakukan pengambilan darah sampel sebanyak 3 cc oleh petugas laboratorium. e. Pengukuran kadar LDL di laboratorium dengan metode enzymatic colorimetric test. f. Pengolahan dan analisis data yang telah didapatkan. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
J.
Teknik Analisis Data Data
yang
diperoleh
dari
penelitian
dianalisis
secara
statistik
menggunakan SPSS for windows release 16 dengan one way Anova. One way Anova digunakan untuk membandingkan perbedaan mean pada lebih dari dua kelompok. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar yang meliputi Desa Ngringo, Dagen, dan Sroyo. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah selama Bulan Juli 2012. Jumlah total akseptor aktif kontrasepsi di daerah tersebut hingga bulan Juli 2012 tercatat sebanyak 5627 orang. Dari populasi tersebut diambil sampel dengan teknik simple random sampling pada Wanita Usia Subur (WUS) yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian ini, dengan rincian 16 akseptor kontrasepsi pil kombinasi, 13 akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan, dan 16 orang sebagai kelompok kontrol diambilkan dari WUS yang tidak memakai kontrasepsi hormonal. B. Karakteristik Responden 1. Usia Responden Responden pada penelitian ini adalah wanita usia subur, yakni belum menopause. Dari data yang didapatkan, usia responden bervariasi. Responden paling muda berusia 23 tahun dan usia paling tua responden adalah 49 tahun.
commit to user 29
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2. Distribusi Usia Responden Usia Responden
Frekuensi
(Tahun)
Pil
Suntik 1 bulan
Kontrol
(n=16)
(n=13)
(n=16)
< 35
6
8
3
≥ 35
10
5
13
Rata-rata
35
33
39
Nilai min
23
26
26
Nilai max
49
46
49 Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ada 17 responden (37.8%) yang berusia <35 tahun, dan 28 responden (62.2%) berusia >35 tahun. Rata-rata usia responden pada kelompok akseptor kontrasepsi pil kombinasi adalah 35 tahun, 33 tahun pada akseptor suntik 1 bulan, dan pada kelompok kontrol rata-rata usianya adalah 39 tahun. 2. Status Gizi Responden Pada penelitian ini, hanya dibatasi responden dengan kriteria IMT normal atau overweight saja. Hasil IMT didapatkan dari penghitungan:
Keterangan:
ü9 =
ʛʛ ʛÊ
IMT = Indeks Massa Tubuh (kg/m2) BB = Berat badan (kg) TB = Tinggi badan (m).
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berat badan dan tinggi badan responden diperoleh peneliti berdasarkan pengukuran secara langsung menggunakan timbangan dan microtoise pada saat bertemu dengan responden. Tabel 3. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut standar WHO Frekuensi IMT Kategori (kg/m2)
Pil
Suntik 1 bulan
Kontrol
(n=16)
(n=13)
(n=16)
18,5-24,9
Normal
8
9
9
25-29.9
Overweight
8
4
7
Rata-rata
23.8
23.7
24.0
Nilai min.
18.5
18.5
18.73
Nilai max.
29.8
29.14
28.76
Sumber: Data Primer 2012 Responden yang memiliki IMT normal sebanyak 26 orang dari 45 sampel yang diambil, sedangkan sisanya, yakni 42.2 % overweight. Ratarata IMT responden akseptor pil kombinasi adalah 23.8 kg/m2, paling rendah dibandingkan yang lain. IMT paling kecil pada penelitian ini adalah 18.5 kg/m2 yang terdapat pada kelompok pil dan suntik 1 bulan. 3. Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi Sampel penelitian ini dibatasi pada pengguna kontrasepsi hormonal minimal 6 bulan, atau bebas dari kontrasepsi hormonal minimal 6 bulan commit to user (pada kelompok kontrol).
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Distribusi Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi Lama Penggunaan Kontrasepsi
Frekuensi
Hormonal Kombinasi Pil
Suntik 1 bulan
6 bulan-3 tahun
10
11
3,1 tahun-5 tahun
5
2
>5 tahun
1
0
Jumlah
16
13
Sumber: Data Primer 2012 Pada kelompok akseptor kontrasepsi hormonal kombinasi, yakni pil dan suntik 1 bulan, lama penggunaannya cukup bervariasi. Paling banyak adalah akseptor yang menggunakan kontrasepsi tersebut 6 bulan-3 tahun yakni 21 orang, dengan rincian 10 orang dari akseptor pil kombinasi, dan 11 orang dari kelompok akseptor suntik 1 bulan. Hanya 1 orang dari semua sampel yang menggunakan kontrasepsi hormonal terus-menerus selama 5 tahun tanpa berganti jenis kontrasepsi, yakni dari kelompok akseptor pil kombinasi, sedangkan sisanya yakni 7 orang menggunakan kontrasepsi hormonal pil/suntik 1 bulan selama 3,1-5 tahun. 4. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik responden diukur dengan pedoman GPAQ. Dalam penelitian ini, didapatkan data bahwa semua responden yang diteliti memiliki kategori aktivitas rendah. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5. Distribusi Pekerjaan Responden Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Ibu rumah tangga
24
53.3%
Pedagang
6
13.3%
Karyawan
11
24.4%
Guru
4
9.0%
Jumlah
45
100% Sumber: Data Primer 2012
Dari wawancara, semua responden juga mengakui tidak pernah berolah raga dan ketika bepergian menggunakan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, aktivitas fisik responden tergolong rendah. 5. Asupan Gizi Tabel 6. Distribusi Asupan Gizi Responden Rata-rata asupan zat gizi Asupan gizi Pil
Suntik 1 Bulan
Kontrol
1071.1
1102.2
1223.2
Protein (g)
27.5
30.5
40.5
Lemak (g)
23.6
29.7
35.7
Karbohidrat (g)
107.1
177.9
184.6
Kolesterol (mg)
101.8
93.2
171.3
Vitamin A (mg)
171.8
522.9
563.7
Vitamin C (mg)
16.7
23.6
38.2
energi total (kcal)
commit to user
Sumber: Data Primer 2012
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Asupan gizi responden diperoleh dari food recall 1x24 jam kemudian dianalisis dengan program nutrisurvey. Dari tabel 4.5 terlihat bahwa asupan makanan responden bervariasi. Rata-rata energi total yang paling besar adalah kelompok kontrol yakni 1223.2 kcal, begitu pula dengan rata-rata asupan yang paling besar. Rata-rata energi total pada kelompok suntik 1 bulan adalah 1102.2 kcal, sedikit lebih tinggi daripada rata-rata energi kelompok pil kombinasi. Energi total pada kelompok akseptor pil kombinasi yakni 1071.1 kcal. 6. Kadar LDL Kadar LDL responden memiliki nilai bervariasi. Rata-rata kadar LDL terendah adalah pada kelompok pil, yaitu 90.6 mg/dl. Nilai LDL yang paling besar terdapat pada kelompok suntik 1 bulan, yaitu 157.0 mg/dl. LDL responden yang paling rendah adalah 58.0 yang terdapat pada kelompok pil. 180
Kadar LDL (mg/dl)
160 140 120 Pil
100 80
Suntik
60
Kontrol
40 20 0 Rata-Rata
Nilai Max
Nilai Min
Gambar 3. Grafik Kadar LDL Responden commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 7. Distribusi Kadar LDL Responden Rata-rata LDL
SD
Nilai max
Nilai min
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
Pil
90.6
15.94
113.0
58.0
Suntik 1 Bulan
110.8
17.95
157.0
71.0
Kontrol
114.4
29.29
140.0
83.0
Kelompok
Sumber: Data Primer 2012 C. Analisis Hubungan Antarvariabel Data penelitian yang telah diperoleh, terutama variabel bebas dan variabel terikat serta beberapa variabel perancu, kemudian dianalisis dengan uji statistik dengan program SPSS 16.00 for windows. Variabel bebas yang akan dianalisis di sini adalah jenis kontrasepsi, sedangkan variabel terikatnya adalah kadar LDL. Uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik one way Anova untuk membandingkan rata-rata dari 3 kelompok atau lebih. Dari hasil uji normalitas data dengan Saphiro Wilk data LDL responden terdistribusi normal, tetapi tidak memiliki varians data yang sama (p = 0.013). Oleh karena itu, dilakukan transformasi data LDL sehingga memiliki varians data yang sama (p = 0.087). Karena syarat uji Anova terpenuhi, maka dapat digunakan uji tersebut untuk membandingkan rata-rata LDL pada ketiga kelompok.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 8. Hasil Uji one way Anova Jenis Kontrasepsi terhadap Kadar LDL Variabel terikat
F
Sig
LDL
5.715
0.006 Sumber: Data Primer 2012
Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0.006 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok tersebut. Untuk mengetahui kelompok mana yang terdapat perbedaan, maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Tabel 9. Hasil Uji Post Hoc Jenis Kontrasepsi terhadap Kadar LDL Jenis KB I Pil
Kontrol
Suntik 1 bulan
Jenis KB II
Sig
Kontrol
0.002
Suntik 1 bulan
0.022
Pil
0.002
Suntik 1 bulan
0.488
Pil
0.022
Kontrol
0.488 Sumber: Data Primer 2012
Dari hasil uji Post Hoc tersebut, dapat diketahui bahwa perbedaan yang signifikan rata-rata nilai LDL terdapat antara kelompok pil dengan kelompok kontrol, dengan nilai p = 0.002 dan antara kelompok pil dengan kelompok suntik 1 bulan karena memiliki nilai p = 0.022. Sedangkan antara kelompok kontrol dengan kelompok suntik 1 bulan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut, dengan nilai p = 0.488. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu, kadar LDL reponden juga dapat dipengaruhi oleh variabel perancu. Variabel perancu yang akan diteliti hubungannya pada penelitian ini ada 2 variabel, yaitu aktivitas fisik dan asupan makanan. Akan tetapi, karena aktivitas fisik responden penelitian sama, sehingga tidak perlu dianalisis. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antarasupan makanan responden, data juga akan dianalisis dengan uji one way Anova. Sebelumnya data tersebut harus terdistribusi normal dan memiliki varians data yang sama. Tabel 10. Hasil Uji Statistik one way Anova Asupan Makanan Variabel
p value
Total Energi
0.123
Asupan Protein
0.009
Asupan Lemak
0.790
Asupan Karbohidrat
0.303
Asupan Kolesterol
0.060
Asupan Vitamin A
0.110
Asupan Vitamn C
0.612 Sumber: Data Primer, 2012
Dari hasil uji Anova, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan asupan makanan responden antarkelompok, kecuali komponen asupan protein yang nilai p = 0.009. Oleh karena itu, dilakukan uji Post Hoc terhadap asupan protein dari ketiga kelompok. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 11. Hasil Uji Post Hoc Asupan Protein Jenis KB I Pil
Control
Suntik 1 bulan
Jenis KB II
Sig
Kontrol
0.003
Suntik 1 bulan
0.499
Pil
0.003
Suntik 1 bulan
0.027
Pil
0.499
Kontrol
0.027 Sumber: Data Primer, 2012
Dari hasil uji Post Hoc tersebut, diketahui bahwa kelompok yang memiliki perbedaan yang signifikan adalah kelompok pil dengan kelompok kontrol dengan nilai signifikansi p = 0.003 dan kelompok suntik 1 bulan dengan kelompok kontrol p = 0.027, sedangkan antara kelompok pil dengan suntik 1 bulan p = 0.499 tidak terdapat perbedaan yang bermakna asupan protein antarkelompok tersebut.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden dan Variabel Luar Penelitian Usia responden dibatasi pada wanita usia subur saja karena pada wanita yang telah menopause, tidak ada hormon estrogen dan progesteron endogen yang dimiliki, hal ini cenderung mengganggu metabolisme lipid (Crosignani, 2006b). IMT responden tidak mempengaruhi kadar kolesterol secara langsung, tetapi pada individu yang mengalami obesitas cenderung memiliki faktor risiko gangguan kardiovaskuler dan kelainan genetik yang mempengaruhi terjadinya hiperkolesterolemia primer (Crosignani, 2006a). Begitu pula pada individu dengan underweight, cenderung asupan makanan kurang secara kronis serta gangguan metabolisme zat-zat gizi (Crosignani, 2006a). Oleh karena itu, IMT yang underweight maupun obesitas dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah. Sedangkan pada individu normal dan overweight, perbedaan nilai IMT tidak mempengaruhi kadar LDL (Crosignani, 2006a). Lama penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi disyaratkan telah dipakai selama 6 bulan berturut-turut. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terjadinya perubahan hormonal yang relatif menetap dan dapat mempengaruhi metabolisme lipid baru terjadi setelah dipakai selama 6 bulan (Yen, 1999). Pembagian rentang waktu didasarkan pada pengaruh kerja kontrasepsi hormonal kombinasi, yakni seiring dengan commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
bertambahnya lama penggunaan, risiko terkena efek samping kontrasepsi hormonal akan semakin besar (Zieman et al., 2010). Asupan makanan dapat mempengaruhi fraksi lemak darah, termasuk kadar LDL, terutama konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, C, dan E. Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan yang signifikan asupan makanan responden dari ketiga kelompok, kecuali asupan protein. Protein ini sendiri mempunyai efek yang berbeda terhadap kadar LDL tergantung jenisnya, yakni pada protein nabati akan menurunkan kadar LDL karena dapat mempengaruhi metabolisme lemak, sedangkan protein hewani tidak mempunyai efek penurunan LDL (Supariasa et al., 2002; Waspadji et al., 2003; Santoso dan Ranti, 2004). Akan tetapi, pada analisis penelitian ini, tidak dibedakan antara konsumsi protein nabati dan hewani, sehingga pengaruhnya terhadap hasil penelitian juga tidak diketahui. Aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi katabolisme lemak (Guyton dan Hall, 2007). Akan tetapi, pada penelitian ini, responden memiliki aktivitas fisik yang homogen, yakni aktivitas fisik yang tergolong rendah, sehingga faktor aktivitas fisik tidak mempengaruhi hasil penelitian. B. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi dengan Kadar LDL Dari hasil uji Anova antara kontrasepsi hormonal kombinasi dengan kadar LDL didapatkan nilai signifikansi p = 0.006. Kelompok yang menunjukkan perbedaan yang signifikan tersebut adalah kelompok pil dengan kelompok kontrol, dengan nilai p = 0.002 dan antara kelompok pil dengan kelompok suntik 1 bulan karena memiliki nilai p = 0.022. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Foulon (2011) dan Abdel Barrey (2011) yang menunjukkan adanya penurunan kadar LDL pada penggunaan kontrasepsi oral kombinasi. Pengaruh perubahan fraksi lemak pada kontrasepsi kombinasi tergantung hormon mana yang bekerja lebih dominan (Luciano, 2001). Estrogen dalam kontrasepsi pil kombinasi dapat mengaktivasi asil-KoA kolesterol asiltransferase (ACAT) yang berperan dalam esterifikasi kolesterol (Corcoran et al, 2011) sehingga kadar LDL dapat turun (Kusmiyati, 2004). Kontrasepsi pil kombinasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pil KB 1 Kombinasi yang mengandung levonogestrel 0,150 mg dan ethinyl estradiol 0,030 mg. Dari beberapa penelitian sebelumnya, preparat dengan kandungan yang sama, didapatkan bahwa Apo-B mengalami kenaikan sebesar naik 15% (Ahren dkk, 1981). Apo-B merupakan apolipolipoprotein pengangkut LDL yang juga dapat berfungsi sebagai ligan untuk berikatan dengan reseptor. Setelah reseptor LDL saling berikatan keduanya masuk ke dalam sel dan mengalami hidrolisis (Sudhaberata, 2005). Preparat ini juga menstimulasi Apo A-I (Pansini et al, 1987) yang merupakan apolipoprotein utama dari HDL dan merupakan kofaktor lesitin kolesterol asil transferase (LCAT) yang dapat menghidrolisis kolesterol (Duvillard et al., 2009). Penelitian lain yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan kontrasepsi pil kombinasi dengan kelompok kontrol (Luciano, 2001). Akan tetapi, penelitian tersebut dilakukan pada wanita menopause sehingga berbeda dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa kadar LDL kelompok commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suntik kombinasi dengan kelompok kontrol tidak signifikan, meskipun rata-rata nilainya lebih rendah daripada kelompok kontrol. Beberapa penelitian sebelumnya juga mendapatkan hasil yang sama (Wardani, 2011; Pei-Juan et al., 2000). Hal ini kemungkinan dikarenakan efek dari hormon estrogen dan progesteron yang terkandung di dalamnya yang saling meniadakan (Pei-Juan et al., 2000). Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sudhaberata (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar LDL yang signifikan
setelah
penggunaan
Cyclogeston®.
Penelitian
tersebut
menggunakan desain penelitian cohort, berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Responden yang menjadi sampel dalam kelompok ini juga merupakan wanita usia subur, sehingga secara alami wanita masih memiliki hormon estrogen dan progesteron endogen yang mempertahankan homeostasis tubuh dalam metabolisme lipid (Crosignani, 2006b). Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok suntik dengan kelompok pil kombinasi mungkin disebabkan karena perbedaan dari metabolisme kontrasepsi hormonal kombinasi tersebut yang memiliki bentuk sediaan yang berbeda, yang akan berpengaruh pada kadar hormon dalam darah yang lebih dominan (Gunawan, 1989). Kandungan Medroxyprogesterone acetate (MPA) dari Cyclogeston® akan naik perlahan hingga 2.9 nmol/l, kemudian turun hingga 0.72 nmol/l setelah 1 bulan pasca injeksi. Akan tetapi, metabolitnya, yaitu Dihidroksi medroxyprogesterone acetate (DMPA), akan terakumulasi hingga 60 hari kemudian turun ke kadar dasarnya (Aedo et al., commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1985). Hal ini tidak terjadi pada kandungan estrogen. Oleh karena itu, pada kontrasepsi injeksi kombinasi, hormon yang lebih berperan adalah progesteron, meskipun tidak terlalu besar perubahannya jika dibandingkan kelompok kontrol (Pei Juan et al., 2000). C. Keterbatasan Penelitian Pengambilan data asupan makanan hanya dilakukan satu kali, sehingga bisa jadi tidak dapat mempresentasikan asupan makanan responden secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan waktu yang terbatas dan dapat menjadi kekurangan dalam penelitian. Variabel lain yang tidak diteliti seperti usia dan IMT yang dibatasi, faktor genetik, tingkat pendidikan, serta riwayat kardiovaskuler, gangguan hati, dan hiperlipidemia yang hanya didapatkan dari wawancara tanpa pengecekkan langsung memungkinkan terjadinya bias dari kondisi yang sebenarnya.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan 1. Kadar LDL pengguna kontrasepsi oral kombinasi lebih rendah daripada kelompok kontrasepsi non hormonal maupun kelompok suntik kombinasi pada wanita usia subur di Puskemas Jaten II Karanganyar. 2. Tidak terdapat pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi terhadap kadar LDL dibandingkan metode kontrasepsi pil kombinasi maupun kontrasepsi non hormonal. B. Saran 1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap kesehatan, khususnya mengenai kadar LDL. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kontrasepsi pada perubahan kadar LDL dan fraksi lemak lain terhadap manifestasi klinis terjadinya aterosklerosis. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh kontrasepsi suntik kombinasi terhadap kadar progesteron dalam darah dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kadar LDL. 4. Perlu dilakukan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor perancu yang mempengaruhi kadar LDL agar mendapatkan hasil yang lebih akurat, commit user semakin memperkuat simpulan, dantomemperkecil bias.
44