PENGARUH LUAS LAHAN, MODAL, DAN TENAGA KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI USAHA TANI KEDELAI DI KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi syarat menjadi Sarjana Ekonomi
Oleh : SUKRON MUNZID NIM. 3353405543
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
SURAT REKOMENDASI
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah dosen pembimbing dari mahasiswa: Nama
: Sukron Munzid
NIM
: 3353405543
Prodi
: Ekonomi Pembangunan S1
Judul Skripsi : Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usahatani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Menerangkan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan bimbingan skripsi dan siap diajukan pada sidang ujian skripsi. Demikian surat rekomendasi ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pembimbing I
Pembimbing II
Amin pujiati SE, M Si. NIP. 196908212006042001
Drs. St. Sunarto, M.S NIP. 194712061975011001 Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si NIP. 196702071992031001
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Amin Pujiati SE, M.Si NIP. 196908212006042001
Drs. St . Sunarto, M.S NIP. 194712061975011001
Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si NIP. 196702071992031001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal
: : Penguji Skripsi
Drs. H. Muhsin, M. Si NIP. 195411011980031002 Penguji/Pembimbing I
Penguji/Pembimbing II
Amin Pujiati SE, M.Si NIP. 196908212006042001
Drs. St . Sunarto, M.S NIP. 194712061975011001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Drs. Agus Wahyudin, M. Si NIP. 196208121987021001
iv
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan menjiplak dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Januari 2010
Sukron Munzid NIM. 3353405543
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Barang siapa merintis jalan mencari ilmu Allah SWT, akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim) Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena sesungguhnya kesulitan beserta dengan kemudahan. (QS. Al Insyiroh : ayat 5-6) Kesabaran itu mahal harganya, kesabaran akan membawa seseorang pada kedewasaan dan kesuksesan.
PERSEMBAHAN `
Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1. Orang
tua
yang
selalu
memberikan do’a, saran, dan motivasi 2. Sahabat-sahabat terbaikku. 3. Teman-teman EP 05.
vi
ABSTRAK Munzid, Sukron. 2010. Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja terhadap hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Amin Pujiati SE,M.Si. Pembimbing II Drs. St.Sunato, M.S. Kata kunci : Lahan, Modal, Tenaga Kerja, dan Produksi Usutahatani Kecamatan Ngaringan merupaka penghasil kedelai tertinggi di Kabupaten Grobogan. Dalam kurun waktu 2005-2007 cenderung menurun. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana diskripsi luas lahan,modal, tenaga kerja, dan hasil produksi usahatani kedelai di Kecamatan Ngaringan?, (2) adakah pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usahatani kedelai di Kecamatan Ngaringan?. Tujuan penelitian (1) untuk mengetahui bagaimana diskripsi luas lahan, modal, tenaga kerja dan hasil produksi usahatani kedelai di Kecamatan Ngaringan, (2) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usahatani kedelai di kecamatan Ngaringan. Populasi penelitian ini berjumlah 15.875 petani kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan. Teknik pengambilan sampel yang berjumlah 99,73 (100) petani dilakukan dengan proporsional area rendom sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah Luas Lahan (LL), Modal (M), Tenaga Kerja (TK), dan Produksi Usahatani Kedelai (PUK). Metode pengumpulan data yang digunakan adaah interviw guide dan dokumentasi. Data yang digunakan di analisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis model regresi linier berganda terhadap model empiris di peroleh bahwa nilai koefisien regresi masing-masing vaiabel bebas pada pertanian kedelai di Kecamatan Ngaringan yaitu Variabel Luas Lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) berpengaruh positif terhadap produksi usahatani kedelai (PUK). Dari hasil uji hipotesisi uji-t (parsial) luas lahan dan modal hasilnya signifikan sedanghkan tenaga kerja tidak signifikan. Uji F (bersama-sama) sebesar 224,355 dengan signifikansi 0,00 secara bersama-sama PUK di pengaruhi oleh Luas lahan, Modal, dan tenaga kerja sebesar 87%. Saran yang diberikan yaitu (1) Pemerintah telah menyediakan fasilitas kredit ketahanan pangan (KKP). Maka seyogyanya UPT Kecamatan Ngaringan sebagai pelaksana dilapangan harus aktif mensosialisasikan keberadaan KKP tersebut. Kondisi semacam ini masih tetap di perlukan mengingat pada umumya petani masih berada pihak yang lemah. Oleh karena itu kegiatan bimbingan dan penyuluhan masih perlu digalakkan, supaya penggunaan input variabel dapat meningkat sampai kondisi terentu. UPT Kecamatan Ngaringan sendiri perlu adanya tambahan tenaga penyuluh. Agar, Kegiatan penyuluhan khususnya penggunaan input usaha tani secara lebih baik lagi dan berwawasan lingkungan sehingga bisa ditingkatkan pelaksanaanya supaya petani dapat melakukan vii
budidaya tanaman kedelai dengan lebih baik lagi dan lestari. (2) Masalah keterbatasan modal usaha tani merupakan masalah yang mendasar bagi para petani. Seiring petani memerlukan sarana produksi berupa pupuk, benih, pestisida namun karena modal usaha menyebabkan pengadaan sarana ini dilakukan secara seadanya. Bagi petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan hendaknya ikut aktif dalam penyuluhan dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah seperti keberadaan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) dan kelompok tani setempat demi perbaikan budidaya tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdullilah, penyusun memanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan” Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Ekonomi Pembangunan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (UNNES). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, motivasi dan bantuan dari pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan segala kebijaksanaanya.
2.
Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
3.
Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
4.
Amin Pujiati SE, M.Si, Dosen Pembimbing I yang selalu mencurahkan waktu, kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan.
5.
Drs. St. Sunarto, M.S, Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan, masukan, dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan.
6.
Kepala dan Staf Kesbanglinmas dan Bappeda Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
7.
Kepala dan Staf Dinas Pertanian Kecamatan Ngaringan yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini. ix
8.
Responden yang telah memberikan informasi dan data yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis hanya dapat berterima kasih dan berdoa semoga segala kebaikan
yang telah diberikan mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semarang, 2010 Penulis
x
Januari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
SURAT REKOMENDASI ..........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iv
PERNYATAAN ..........................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vi
ABSTRAK...................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
8
1.4.1 Kegunaan Teoritis ..................................................................
8
1.4.2 Kegunaan Praktis ...................................................................
9
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 10 2.1 Usahatani ....................................................................................... 10 2.1.1 Pengertian usahatani ............................................................... 10 2.2 Budidaya Usahatani Kedelai .......................................................... 12 2.2.1 Pemeliharaan benih ................................................................ 12 2.2.2 Ukuran dan warna biji ............................................................ 12 2.2.3 Persiapan Lahan ..................................................................... 13 2.2.4 Penanaman ............................................................................. 15 2.2.5 Pemeliharaan .......................................................................... 16 2.2.6 Panen dan Pasca Panen ........................................................... 17 xi
2.3 Fungsi Produksi ............................................................................. 21 2.3.1 Pengertian Fungsi Produksi .................................................... 21 2.4 Produksi Pertanian ......................................................................... 30 2.4.1. Pengertian Produksi Pertanian ............................................... 30 2.4.1. Hasil Pertanian ...................................................................... 30 2.5 Lahan Pertanian ............................................................................. 33 2.5.1 Pengertian Lahan Pertanian .................................................... 33 2.6 Modal ............................................................................................ 36 2.6.1 Pengertian Modal ................................................................... 36 2.6.2 Bibit ....................................................................................... 36 2.6.3 Pupuk ..................................................................................... 37 2.6.4 Pestisida ................................................................................. 39 2.7 Tenaga Kerja ................................................................................. 40 2.7.1 Pengertian Tenaga kerja .......................................................... 40 2.8 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43 2.9 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 47 2.9 Hipotesisi ...................................................................................... 48 BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 49 3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 49 3.2 Sampel Penelitian .......................................................................... 50 3.3 Variabel Penelitian......................................................................... 52 3.3.1 Variabel Bebas ....................................................................... 52 3.3.2 Variabel Terikat ..................................................................... 53 3.4 Sumber Data .................................................................................. 54 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 54 3.5.1 Metode Interview ................................................................... 54 3.5.2 Metode koeisioner .................................................................. 54 3.5.3 Metode Dokumentasi ............................................................. 55 3.6 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 55 3.7 Metode Analisis Data..................................................................... 57 xii
3.7.1 Metode Regresi Linear Berganda............................................ 57 3.8 Hipotesisi ....................................................................................... 58 3.8.1 Uji t ........................................................................................ 58 3.8.2 Uji F (bersama-sama) ............................................................. 58 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 60 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................. 60 4.2 Hasil Penelitian.............................................................................. 60 4.2.1 Diskripsi Variabel Penelitian .................................................. 64 4.2.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 71 4.2.3 Perbaikan Uji Asumsi Klasik .................................................. 75 4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 80 4.2.5 Uji t ........................................................................................ 82 4.2.6 Uji F....................................................................................... 84 4.3 Pembahasan ................................................................................... 86 BAB V. PENUTUP........................................................................................ 90 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 90 5.2 Saran ............................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93 LAMPIRAN .................................................................................................. 95
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas panen dan Produksi Kedelai di Provinsi Jawa tengah..............
4
Tabel 2 Luas Panen dan Produksi Kedelai di Kabupaten Grobogan ............
5
Tabel 3 Luas Panen dan Produksi Kedelai di Kecamatan Ngaringan ............
6
Tabel 4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 44 Tabel 5 Jumlah petani Tanaman Pangan Kedelai Menurut Area Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan .................................. 49 Tabel 6 Jumlah Petani Tanaman Kedelai yang Menjadi Sampel di Kecamatan Ngaringan .................................................................... 52 Tabel 7 Luas Wilayah Kecamatan Ngaringan Dirinci Menurut Penggunaan……..
61
Tabel 8 Responden Menurut Umur Pada Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan ..................................................................... 62 Tabel 9 Petani Tanaman Pangan Kedelai di Kecamatan Ngaringan Menurut Pendidikan ........................................................................ 63 Tabel 10 Luas Lahan yang digarap petani Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan ..................................................................... 64 Tabel 11 Penggunaan Modal Petani Tanaman Kedelai di kecamatan Ngaringan ...................................................................................... 66 Tabel 12 Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan oleh Petani Tanaman kedelai di Kecamatan kedelai .......................................................... 68 Tabel 13 Hasil Tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan ............................ 70 Tabel 14 Hasil penghitungan Durbin Watson ................................................. 73 Tabel 15 Uji Multikolinieritas ....................................................................... 74 Tabel 16 Hasil Regresi .................................................................................. 80 Tabel 17 Hasil Pengujian Hipotesisi dengan Uji-t .......................................... 82 Tabel 18 Hasil Pengujian hipotesisi secara bersama-sama (Uji F) .................. 84 Tabel 19 Hasil Pengujian Koefisien determinasi ............................................ 85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rata-rata Kedelai di Kecamatan Ngaringan (ton) .........................
6
Gambar 2. Kurva hubungan TPP, MPP, APP ................................................ 27 Gambar 3. Skema Kerangka Berfikir ............................................................. 48 Gambar 4. Luas kecamatan Ngaringan dirinci menerut penggunaan .............. 62 Gambar 5. Jumlah Penggunaan Luas Lahan .................................................. 65 Gambar 6. Jumlah Modal yang digunakan petani kedelai .............................. 67 Gambar 7. Jumlah penggunaan Tenaga Kerja oleh Petani kedelai ................. 69 Gambar 8. Hasil Produksi Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan .......... 71 Gambar 9. Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data ........................................ 72 Gambar 10. Scater plot pada uji Hiteroskedastisitas ...................................... 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Deskripsi Data Luas Lahan .......................................................... 96 Lampiran 2 Deskripsi Data modal ................................................................... 99 Lampiran 3 Deskripsi Data tenaga kerja .......................................................... 102 Lampiran 4 Diskripsi Data hasil produksi ....................................................... 105 Lampiran 5 Diskripsi Data Umur Responden .................................................. 108 Lampiran 6 Diskripsi Data Pendidikan Responden .......................................... 111 Lampiran 7 Diskripsi Data Sumber Utama Pekerjaan ...................................... 114 Lampiran 8 Diskripsi Data Penggunaan Modal ............................................... 117 Lampiran 9 Data Tabulasi X1,X2,X3, dan Y ................................................... 120 Lampiran 10 hasil regresi ................................................................................ 124 Lampiran 11 Instrumen Penelitian................................................................... 128 Lampiran 12 Surat Ijin .................................................................................... 132 Lampiran 13 Dokumentasi .............................................................................. 133
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang tentunya sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan pertanian dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect) yaitu keterkaitan input-output antar industri dan investasi, dampak pengganda tersebut relatif lebih besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sektor andalan dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian juga menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia, maka usaha pertanian yang maju perlu digalakkan di seluruh kawasan pertanian Indonesia. Dalam upaya membangun pertanian Indonesia agar kualitas dan kuantitas produk pertanian dapat ditingkatkan maka diperlukan peran pemerintah dalam hal kebijakan diversifikasi, intensifikasi, dan rehabilitasi lahan pertanian yang ada guna pencapaian pemerataan swasembada pangan. Kebijakansanaan
1
2
pemerintah guna meningkatkan produktivitas pertanian juga didukung oleh Panca Usaha Tani yaitu : 1. Penggunaan bibit unggul 2. Pemupukan 3. Pemberantasan hama dan penyakit 4. Pengairan 5. Perbaikan sarana dan sarana bercocok tanam. Kita dapat melihat bahwa 20 tahun terakhir sumbangan sektor pertanian terhadap perkembangan ekonomi Indonesia terus mengalami kecenderungan menurun. Menurut Mubyarto (1989:45) dalam sektor pertanian terdapat berbagai masalah yang sulit diatasi yaitu : 1. Persediaan lahan pertanian yang semakin berkurang 2. Produksi bahan makanan yang terus menurun 3. Bertambahnya pengangguran 4. Memburuknya hubungan pemilik tanah dengan penggarap dan bertambahnya hutang petani. Dengan demikian sektor pertanian sebagai sektor unggulan perdagangan Indonesia
perlu
ditingkatkan peranannya dalam
memberikan kontribusi
pendapatan nasional negara Indonesia. Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang merupakan komoditas potensial adalah komoditas tanaman kedelai. Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang memegang peranan cukup penting bagi perekonomian negara. Mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri dan peningkatan kesejahteraan serta pendapatan petani merupakan tujuan yang
3
hendak dicapai pemerintah. Oleh sebab itu, untuk mengurangi ketergantungan akan impor sangatlah diperlukan upaya untuk mempercepat peningkatan produksi kedelai sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Khusus di subsektor pertanian tanaman kedelai, sebagian besar petani di Kecamatan Ngaringan menanam tanaman kedelai. Hal ini dikarenakan tanaman ini dianggap dapat memberikan nilai tambah yang lebih bila dibandingkan dengan tanaman lain di Kecamatan Ngaringan. Ini terlihat dengan sebagian besar areal pertanian di Kecamatan Ngaringan digunakan untuk menanam kedelai Namun kesejahteraan petani sangat kurang dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, ditambah lagi dengan kedatangan kedelai impor yang semakin menambah penderitaan bagi petani. Untuk meringankan beban penderitaan petani, maka dilaksanakanlah Program Kredit Usaha Tani (KUT) yang bentuknya memberikan bantuan kredit dan menjual pupuk murah bersubsidi kepada para petani dengan tujuan produktivitas lahan sawah maupun ladangnya dapat maksimal dan tentu saja untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sehingga dalam pelaksanaannya diharapkan adanya efisiensi dalam penggunaan input produksi agar tercapai peningkatan output. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi penyangga pangan nasional. oleh karena itu, produktivitas kedelai khususnya terus dipicu. Berikut adalah data produksi kedelai sawah/ladang di Provinsi Jawa Tengah.
4
Tabel 1.3 Luas Panen dan Produksi Kedelai di Provinsi Jawa Tengah No Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) 1 2003 98.163 142.315 2 2004 79.557 113.852 3 2005 115.368 167.107 4 2006 56.115 132.261 5 2007 84.098 123.209 Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka 2008) Pada tahun 2006, produktivitas kedelai sekitar 132.261 ton, 0,75 persen turun dibanding produktivitas tahun sebelumnya. Sementara luas panen padi dan jumlah produksi padi justru mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,07 persen dan 3,77 persen. Sebagian besar produksi kedelai merupakan kedelai sawah/ladang, yaitu sekitar 97,96 persen. Produktivitas kedelai di Kabupaten Sukoharjo adalah tertinggi diantara produktivitas kedelai di kabupaten/kota lain, yakni sekitar 56,54 kuintal per hektar. Sedangkan produktivitas terendah tercatat di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 48,53 kuintal per hektar. (www.provinsi-jateng.go.id) Khusus di Subsektor pertanian, sebagian besar petani di Kabupaten Grobogan menanam kedelai. Hal ini dikarenakan tanaman ini dianggap dapat memberikan nilai tambah yang lebih bila dibandingkan dengan tanaman lain di Kabupaten Grobogan. Ini terlihat dengan sebagian besar areal pertanian di Kabupaten Grobogan digunakan untuk menanam kedelai. Berikut adalah data produksi kedelai di Kabupaten Grobogan:
5
Tabel 1.2 Luas Panen, dan Produksi tanaman Kedelai di Kabupaten Grobogan 2003-2007 No Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 2003 37.842 79.411 2 2004 7.557 16.815 3 2005 41.221 94.476 4 2006 9.442 18.489 5 2007 21.019 51.650 Sumber : BPS 2004 dan 2006 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi kedelai di Kabupaten Grobogan dari tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 94.476 ton di banding 2004 sebesar 16.815 ton yang sebelumnya sebesar 79.41. Namun pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 18.489. Disamping itu, masalah yang sering dihadapi oleh para petani kedelai di Kabupaten Grobogan adalah bahwa nilai produksi yang diperoleh tidak lebih besar dari semua jumlah biaya penggunaan faktor produksi. Proporsi terluas penggunaan tanah di Kabupaten Grobogan adalah untuk tanah sawah yaitu 262, 13 km2 atau sebesar 26,15 persen dari seluruh luas tanah yang ada. Pada tahun 2006 produktivitas Kedelai, baik kedelai sawah maupun kedelai ladang sebesar 18.489 ton itu menandakan penurunan jika dibanding tahun 2005. Pada keadaan tahun yang sama luas panen kedelai sawah dan kedelai ladang juga berkurang juga sebesar 0,90 persen. Produktivitas kedelai tertinggi tahun 2006 ada di Kecamatan Ngaringan sebesar 67,5 % dan Kecamatan Wirosari dengan produktivitas 54,52 % kuintal per hektar. Permasalahan
yang
diangkat
dalam
penelitian
ini
adalah
adanya
kecenderungan produktivitas yang mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai
6
dengan 2007. Berikut data produksi kedelai di Kecamatan Ngaringan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2007
No
Tabel 1.3 Data Luas dan Panen Produksi kedelai di Kecamatan Ngaringan Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1
2003
310
638
2
2004
1.250
2.798
3
2005
999
2.673
4
2006
982
1.956
5
2007
667
1.593
Sumber : BPS (Kecamatan Ngaringan Dalam Angka 2004 dan 200 Dari data di atas dapat di gambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 1.1 Rata-rata Kedelai Di Kecamatan Ngaringan (ton)
Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa produktivitas kedelai pada tahun 2005, 2006 dan 2007 mengalami kecenderungan menurun yaitu sebesar 10% sampai 4,79% meskipun pada tahun sebelumnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Penurunan produktivitas bisa dikarenakan tingkat penggunaan faktorfaktor produksi (input) yang belum optimal oleh para petani. Sehingga para petani
7
keelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan menjadi enggan mengolah dan memperbaiki kinerja pertanian bila produksi padinya tidak memuaskan. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan
Latar
belakang
diatas,
dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Adakah pengaruh
luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil
produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan?. 1.2.2 Seberapa besar pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan?.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah : 1.3.1 Untuk mengetahui adakah pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.
8
1.3.2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas lahan panen, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat akademis maupun praktis, yaitu: 1.4.1 Kegunaan Teoritis (1) Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribus bagi penelitian
selanjutnya dan khususnya mengenai besarnya pengaruh luas lahan panen, modal, dan tenaga kerja terhadap hasil produksi usaha tani
kedelai di
Kecamatan Ngaringan. (2) Menguji Hipotesis yang diajukan.
1.4.2 Kegunaan Praktis. (1) Bagi mahasiswa untuk menambah khasanah bacaan sekaligus sebagai bahan
kajian selanjutnya. (2) Bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melakukan
penelitian dan menulis karya ilmiah. (3) Dapat memberikan masukan kepada mereka yang tertarik untuk meneliti
masalah ini lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani 2.1.1 Pengertian Usahatani Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007:158). Adapun pengertian usahatani lainnya dapat dilihat dari masing-masing pendapat sebagai berikut. Usahatani menurut Vink (1949) dalam Prasetya (1996:5) adalah ilmu yang mempelajari norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur usahatani sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan setinggi-tingginya. Sementara menurut Daniel dalam Prasetya (1996:5) dalam bukunya Farm Planning and Management, Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen) serta bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya dan secara kontinyu.
9
10
Menurut Efferson (1959) dalam Prasetya (1996:6) dalam bukunya Principles of Farm Management, usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengorganisasian dan pengopersaian di unit usahatani dipandang dari sudut efisiensi dan pendapatan yang kontinyu. Menurut Hadisaputro dalam Prasetya (1996:7), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan keluarga petani yang lebih besar. Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengahsilkan keluaran (output). Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang secara lebih efisien
2.2 Budidaya Usahatani Kedelai Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan tanah, iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem akan berbeda dengan agroekosistem yang lain. Hal ini akan
11
mengindikasikan adanya spesifikasi cara bertanam kedelai. Oleh karena itu, langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan. 2.2.1 Pemilihan Benih Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh yang tinggi. 2.2.2 Ukuran dan warna biji Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit dalam menjual hasilnya. Untuk daerah sentra pertanaman tertentu, misalnya di tanah masam, hendaknya memilih varietas kedelai unggul yang mempunyai tingkat adaptasi tinggi terhadap tanah masam sehingga akan diperoleh hasil optimal, contohnya varietas Tanggamus. Demikian pula bila kedelai ditanam di daerah banyak terdapat hama ulat grayak maka pemilihan varietas tahan ulat grayak amat menguntungkan, contohnya varietas Ijen. Selain itu, varietas yang
12
ditanam tersebut harus sudah bersifat aditif dengan kondisi lahan yang akan ditanami sehingga tidak mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. 2.2.3 Persiapan Lahan Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim kemarau. Persiapan lahan penanaman kedelai di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m-10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami. Jika areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.
13
Apabila lahan yang digunakan termasuk tanah asam (memiliki pH <5,0), bersamaan dengan pengolahan tanah dilakukan pengapuran. Dosis pengapuran disesuaikan dengan pH lahan. Lahan sawah s u p r a i n s u s dianjurkan diberi kapur sebanyak 300 kg/ha. Kapur disebarkan merata, kemudian tanah dibalik sedalam 20 cm – 30 cm dan disiram hingga cukup basah. Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu diberi pupuk dasar. Pupuk yang digunakan berupa TSP sebanyak 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 kg – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Dosis pupuk dapat pula disesuaikan dengan anjuran petugas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) setempat. Pupuk disebar secara merata di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi kanan dan kiri lubang tanam sedalam 5 cm. Untuk jenis kedelai manis ( e d a m a m e ) , jarak tanam 40 cm x 40 cm. Tanaman kedelai e d a m a m e dan k o r a t a m e diberi pupuk dasar berupa Urea sebanyak 600 kg – 800 kg, TSP 600 kg – 800 kg, dan KCl 400 kg per hektar. Pupuk disebar merata pada lahan tanam. Untuk menghindari hama lalat bibit, sebaiknya pada saat penanaman benih diberikan pula Furadan, Curater, atau Indofuran ke dalam lubang tanam. 2.2.4 Penanaman Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3 – 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. Observasi di lapangan dijumpai bahwa setiap lubang tanam diisi 5 biji, bahkan ada yang sampai 7 – 9 biji sehingga terjadi pemborosan benih
14
yang cukup banyak. Di sisi lain, pertumbuhan tanaman mengalami etiolisasisehingga dapat mengakibatkan tanaman menjadi mudah roboh. Kebutuhan benih yang optimal dengan daya tumbuh lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan dengan jarak tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan dapat diperjarang menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000 tanaman per hektar. Penempatan arah tanam di daerah tropik tidak menunjukkan perbedaan antara ditanam arah timur-barat dengan utara-selatan. Hal yang terpenting yaitu arah tanam harus sejajar dengan arah saluran irigasi atau pematusan sehingga air tidak menggenang dalam petakan. 2.2.5 Pemeliharaan Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak tumbuh. Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang jauh berbeda. Tanaman kedelai sangat memerlukan air saat perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 – 20 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan.
15
Pada saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah. Bagi kedelai Jepang, pupuk susulan yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 200 kg/ha. Untuk meningkatkan hasil produksi kedelai, dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis anjuran. 2.2.6 Panen Dan Pascapanen Tanaman Kedelai Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan panen dan pasca panen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.
16
a) Panen Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retakretak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Cara Panen Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur. Pemungutan dengan cara mencabut, Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan. Pemungutan dengan cara memotong Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang
17
cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat. 1) Periode Panen Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali. 2) Prakiraan Produksi Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700 kg/ha. b) Pascapanen 1) Pengumpulan dan Pengeringan Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena
18
dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering. Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang. 2. Penyortiran dan Penggolongan Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukulpukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-1 1 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %. 3. Penyimpanan dan pengemasan Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar
19
tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %. ndrainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan. Pada saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah. Bagi kedelai Jepang, pupuk susulan yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl masingmasing sebanyak 200 kg/ha. Untuk meningkatkan hasil produksi kedelai, dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis anjuran.
20
2.3 Fungsi Produksi 2.3.1 Pengertian Faktor Produksi Didalam ilmu ekonomi dikenal dengan adanya fungsi produksi yang menunjukkan adanya hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktorfaktor produksi (input). Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik (Soekartawi, 1991:47-48) Dalam bentuk matematika sederhana fungsi tersebut dituliskan sebagai berikut: Y = f(X1,X2,X3................Xn) Dimana:
Y
= hasil produksi fisik
X1,X2....Xn
= faktor-faktor produksi
Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dalam berbagai literatur menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain (Soekartawi, 1991:48), seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat ketrampilan dan lain-lain. Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok (Soekartawi 1991:48):
21
a. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain sebagainya. b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya. Dalam ilmu ekonomi fungsi produksi yang paling banyak digunakan adalah fungsi produksi Cobb Douglass (Mankiw, 2000: 68-70). Fungsi produksi Cobb Douglass secara luas bentuknya adalah sebagai berikut: Q = AKαLβ Dimana Q adalah Output, L dan K adalah Tenaga kerja dan barang modal. Α(alpha) dan β(beta) adalah parameter-parameter positif lainnya yang ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi semakin maju, parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L, sementara K dipertahankan konstan. Jadi α dan β masing-masing adalah elastisitas dari K dan L. Jika α+β =1, terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi, jika α+β>1 maka terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α+β<1 terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi. Kelebihan fungsi produksi Cobb Douglass dibanding dengan faktor produksi yang lain menurut Soekartawi (1991:50) antara lain adalah :Fungsi tersebut dapat diubah kedalam bentuk linier yang mengambil log pada kedua sisi persamaan sehingga menjadi fungsi log linier seperti: Ln Y = Ln b0 + b1 lnX1 + b2 lnX2 + b3 lnX3 + b4 lnX4 + b5 lnX5 + µ
22
1. Fungsi produksi tersebut lebih mudah digunakan dalam perhitungan angka elastisitas produksi yaitu dengan melihat koefisien produksi (bi). 2. Jumlah dari koefisien produksi dapat diartikan sebagai tolak ukur ekonomi skala usaha. 3. Karena variabel (input) kadang-kadang lebih dari tiga, dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, akan lebih mudah dan sederhana. Dalam teori ekonomi terdapat perbedaan antara faktor produksi dalam jangka pendek dan faktor produksi dalam jangka panjang. Analisis kegiatan produksi dalam jangka pendek, apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (Sadono Soekirno, 2003:214). Faktor produksi yang jumlahnya tetap disebut input tetap, dalam arti bahwa jumlahnya tidak berubah atau tidak terpengaruh
oleh
perubahan
volume
produksi.
Sedangkan
input
yang
penggunaanya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi sebagai input variabel yang berarti perubahan terhadap output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi, dalam tingkat yang seoptimal mungkin (faktor produksi yang paling efisien). Dalam teori ekonomi terdapat asumsi dasar mengenai sifat dari faktor produksi yaitu tunduk pada suatu hukum yang disebut sebagai hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (The Law Of Diminishing Return). Hukum ini menyatakan
bahwa
jika
sesuatu
mempunyai
input
tertentu
ditambah
penggunaannya, sementara input yang lainnya tetap, maka tambahan output diperoleh dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tersebut pada
23
mulanya selalu meningkat, tetapi penambahan input selanjutnya justru akan menyebabkan tambahan output yang semakin menurun. Untuk mengetahui suatu acara agar memahami produk fisik marginal adalah dengan mengetahui peranannya dalam menunjukkan perubahan produk fisik ratarata yang disebabkan oleh penambahan jumlah unit faktor produksi variabel yang digunakan oleh faktor produksi. Untuk meminimalisasi biaya pada tingkat output tertentu adalah:
MPPx MPPn = upahtenaga ker ja h arg a( sewaemplisit ) / unit mod al Kombinasi input yang optimal bila terdapat input maka: MPPx MPPY MPPn = = .......... = PX Py Pn Minimalisasi biaya input atau maksimalisasi produk (output) menghasilkan kombinasi pemakaian input sedemikian rupa sehingga rasio produk fisik marginal masing-masing input dibagi dengan harganya sama untuk semua jenis input, MPPx(Marginal Physical Product of X) adalah output yang dikarenakan penambahan satu input x (variabel), dengan asumsi input-input lain tetap (Boediono, 1991:123). Rumus MPPx adalah: MPPx =
ΔTPP ΔQ = ΔX ΔX
Dan rumus untuk produksi rata-rata adalah: APP =
TPP Q = X X
Sedangkan tingkat Subtansi Teknis Marginal (MRTS) adalah:
24
MRTS LK =
MPPL MPPK
X adalah input X Q = f(x) MVP =
=
ΔTR ΔTPPxh arg aOutput ( Pq ) = ΔX ΔX ΔTPP = H arg aOutput ( Pq ) ΔX
= MPPx . Pq Px = MPPx . Pq MPPx x Harga Output = Harga Input MPPx = Harga Input Harga Output MPPx2 . Pq = Px2 MPPx1 . Pq = Px1 Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dapat ditunjukkan melalui hubungan antara kurva TPP (Total Physical Product), MPP (Marginal Physical Product) dan APP (Average Physical Produc). TPP adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai penggunaan input variabel (input lainnya dianggap tetap). Kurva MPP adalah kurva yang menunjukkan tambahan output sebagai akibat adri tambahan satu unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input variabel (Sadono Soekirno, 2003:196).
25
Gambar 2.1 Kurva Hubungan TPP, MPP, dan APP
Ep > 1
0<Ep<1 Ep < 0
(Faktor Produksi)
Gambar 2.1 menunjukkan kurva hasil produksi total (TPP) yang bergerak dari titik origin menuju titik A, B, C. Sumbu X mencerminkan input variabel yang efek tambahannya diteliti, dan sumbu Y mencerminkan hasil produksi rata-rata
26
(APP) dan MPP. Pada gambar, saat kurva TPP mulai berubah arah pada titik A (Inflection Point) maka kurva MPP mencapai titik maksimum. Inilah batas hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang mulai berlaku. Di sebelah kiri titik B, kenaikan hasil masih bertambah tetapi di sebalah kanan titik B, kenaikan hasil itu semakin menurun. Titik B adalah titik dimana garis atas kurva TPP mempunyai arah (Slope) yang paling besar. Titik ini menunjukkan hasil produksi rata-rata APP mencapai hasil maksimum yang juga merupakan titik dimana kurva MPP memotong sumbu X. Tahap-tahap produksi dapat diketahui dari gambar bahwa: Tahap I Daerah produksi yang terletak antara titik 0 dan titik B. Pada tahap ini kurva APP akan terus meningkat jika penggunaan input variabel ditambah. Kurva APP terletak di bawah kurva MPP. Elastisitas Produksi pada tahap ini adalah Ep >1. Hal ini berarti bahwa penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan hasil produksi sebesar lebih dari satu persen. Jika penggunaan faktor produksi seperti pada tahap ini, maka penggunaan faktor produksi dikatakan tidak rasional selama Ep>1 karena jika penggunaan input ditambah maka penambahan output total yang dihasilkan akan lebih besar daripada penambahan penggunaan input itu sendiri. Dengan kata lain setiap adanya penambahan input di daerah ini akan selalu menambah output dan jika hal itu dirasakan lebih menguntungkan. Jika input tersebut terus ditambah, pada saat TPP mulai berubah arah, yaitu pada titik A yang disebut Inflection Point, maka
27
kurva MPP mencapai puncaknya. Titik A merupakan titik awal dimana The Law Of Diminishing Return mulai berlaku. Tahap II Daerah antara titik B dan C. Pada daerah ini kurva APP mulai menurun, kurva MPP juga menurun tetapi masih di daerah positif, dan Kurva APP di atas kurva MPP. Daerah ini disebut daerah yang rasional, karena adanya penambahan penggunaan input variabel masih dapat meningkatkan output, walaupun dengan persentase kenaikan yang sama atau lebih kecil dari kenaikan input variabel yang digunakan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya elastisitas produksi yang berada antara 0 dan 1 (0<Ep<1), yang berarti dengan penambahn faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan kenaikan produksi yang kurang dari satu persen tetapi lebih besar daripada 0. Tahap III Daerah produksi di sebelah titik C yang ditunjukkan dengan menurunnya kurva APP dan MPP menjadi negatif. Kurva TPP pada daerah ini juga mulai menurun, dan daerah ini juga disebut daerah titik rasional karena elastisitas produksi negatif (Ep<0). Elastisitas negatif berarti jika ada penambahan input sebesar satu persen, maka justru akan menurunkan hasil produksi. Fungsi produksi model Cobb Douglass dapat digunakan untuk mengetahui beberapa aspek produksi, seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu produksi marginal (marginal product), produksi rata-rata (average product), tingkat kemampuan batas untuk mensubtitusi (marginal rate of subtitution), intensitas
28
penggunaan faktor produksi (factor intensity), dan efisiensi produksi (efficiency of production).
2.4 Produksi pertanian 2.4.1 Pengertian Produksi Pertanian
Manusia baik secara individu maupun secara bersama-sama banyak masalah ekonomi. Masalah ekonomi timbul karena ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia apabila dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kebutuhan manusia dapat dikatakan tidak terbatas jumlahnya. Manusia tidak pernah merasa puas karena kebutuhan yang satu sudah terpanuhi muncul kebutuhan yang lain dan seterusnya, sedangkan alat pemuas disini adalah barang dan jasa. Barang dan jasa tidak tersedia begitu saja, tetapi harus diproduksi terlebih dahulu dengan sejumlah pengorbanan. Produksi merupakan kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan seperti kekuatan input, faktor sumber daya, atau jasa-jasa produksi dalam pembuatan suatu barang atau jasa (Beattie, 1994:3). Berdasarkan pengertian produksi diatas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud produksi adalah suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia, dengan cara meningkatkan nilai kegunaan atau faedah suatu benda untuk menghasilkan barang atau jasa. 2.4.2 Hasil Produksi
Hasil yaitu keluaran (output) yang diperoleh dari pengelolaan input produksi (sarana produksi atau biasa disebut masukan) dari suatu usaha tani (Daniel, 2002 : 121).
29
Hasil produksi merupakan jumlah keluaran (output) yang dapat diperoleh dari proses produksi. Pada dasarnya hasil produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut ini : a. Ekstensifikasi Ekstensifikasi yaitu menambah ataupun memperluas faktor-faktor produksi. b. Intensifikasi Intensifikasi artinya memperbesar kemampuan berproduksi tiap-tiap faktor produksi, tanpa menambah jumlah faktor produksi. c. Diversifikasi Diversifikasi adalah cara memperluas usaha dengan menambah jenis produksi. d. Spesialisasi Spesialisasi atau pengadaan pembagian kerja yaitu masing-masing orang, golongan dan daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan lapangan, bakat, keadaan daerah, iklim dan kesuburan tanah. Dengan adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas sebagai barang-barang yang dihasilkan juga meningkat dan kualitas hasil kerja akan lebih baik. e. Menambah Prasarana Produksi Membuat/menambah prasarana produksi seperti saluran atau bendungan untuk pengairan, jalan dan jembatan untuk memperlancar pengangkutan bahanbahan baku dan perdagangan f. Memberi Proteksi
30
Memberikan proteksai yaitu melindungi industri dalam negeri, misalnya dengan mengenakan pajak impor, pembatasan atau larangan terhadap masuknya barang-barang tertentu yang industri dalam negeri sudah dapat menghasilkan sendiri dalam jumlah yang mencukupi. Pada setiap akhir panen petani selalu menghitung berapa hasil bruto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilaikan dengan uang. Hasil itu tidak semuanya untuk biaya usaha taninya tersebut seperti pupuk, pestisida, pengolahan tanah, perawatan, pemupukan dan pemetikan hasil atau pemanenan. Setelah biaya tersebut dikurangkan terhadap hasil yang didapatkan berulah bisa dihitung berapa keuntungan yang diperoleh petani tersebut. Pada petani masih ditemukan ketidaktentuan hasil panen, ini terjadi karena dalam kenyataannya petani tidak dapat
dengan pasti meramalkan hasil yang akan ia peroleh setelah
mengkombinasikan sejumlah tertentu input dalam berproduksi hasil-hasil pertanian (C.E. Bishop dan W.D. Toussaint,1989:197). Berdasarkan pengertian produksi-produksi yang telah disebutkan diatas, disini peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud hasil produksi dalam penelitian ini adalah hasil panen usaha tani kedelai yang didapat selama jangka waktu tertentu (satu musim tanam) yang besarannya dinyatakan dalam satuan rupiah.
2.5 Lahan Pertanian 2.5.1 Pengertian Lahan Pertanian
Menurut Arsyad dalam Maryam (2002:11), lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, flora, fauna serta bentukan hasil
31
budaya manusia. Dalam hal ini lahan yang mengandung pengertian ruang dan tempat. Lahan juga diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan termasuk didalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang. Whittow (1994) berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Widiyanto dan Suprapto dalam Maryam (2002:12), lahan merupakan sebidang permukaan bumi yang meliputi parameter-parameter geologi, endapan permukaan, topografi, hidrologi, tanah, flora dan fauna yang secara bersama-sama dengan hasil kegiatan manusia baik di masa lampau maupun masa sekarang yang akan mempengaruhi terhadap penggunaan saat ini maupun yang akan datang. Lahan pertanian dikatakan produktif apabila lahan pertanian tersebut dapat menghasilkan hasil produksi di bidang usaha tani yang memuaskan. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, setiap petani semakin lama semakin tergantung pada sumber-sumber dari luas lingkungannya. Adapun status lahan pertanian diklasifikasikan yaitu sebagai lahan milik, lahan sewa, dan lahan sekap. Nilai atau harga lahan dengan status milik seringkali lebih mahal dibandingkan dengan lahan yang bukan milik. Lahan milik yang biasanya ditanyakan dengan bukti sertifikat tanah selaku harganya lebih tinggi, hal ini salah satunya disebabkan karena adanya kepastian hukum pemilikan tanah. Tanah atau lahan pertanian dengan status hak pakai atau hak guna usaha, nilainya relatif lebih rendah dibandingkan harga lahan dengan status milik.
32
Dengan bertambahnya penduduk yang menyebabkan terjadinya tekanan penduduk maka kebutuhannya akan meningkat, keadaan ini mengakibatkan dan mendorong
untuk
beralihnya
fungsi
lahan
yang
tidak
sesuai dengan
kemampuannya sehingga mengakibatkan terganggunya kelestarian lingkungan. Menurut Hardoyo dalam Ernawati (2003:10), sumber daya lahan memiliki variasi yang cukup besar, tergantung pada faktor lingkungan seperti topografi, iklim, geologi, tanah, air, serta vegetasi yang menutupimya. Berbagai informasi mengenai kemungkinan pemanfaatan lahan serta pembatas dari faktor lingkungan fisik tersebut, sangat penting dalam membicarakan perencanaan dan pola penggunaan lahan. Disamping itu, diperlukan pula informasi faktor sosial, ekonomi masyarakat yang berada di lahan itu sendiri, sebagai pendukung pertimbangan dalam perencanaan dan pola penggunaan lahan. Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Sebaliknya, lahan bukan sawah merupakan semua lahan selain sawah yang meliputi: (1) lahan pekarangan, yaitu halaman sekitar rumah termasuk dipakai untuk bangunan; (2) kebun, yaitu lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah oleh halaman rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah; (3) huma, yaitu lahan bukan sawah yang biasanya ditanami tanaman musiman dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi sehingga kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika
33
sudah subur; (4) perkebunan, yaitu lahan yang khusus ditanami tanaman perkebunan atau industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh dan lain sebagainnya. Sukoco (1996) menyatakan, lahan sebagai subjek penggunaan lahan aktivitas manusia terletak pada suatu batuan atau kelompok batuan dengan struktur geologi tertentu. Di permukaan bumi ini yang merupakan tempat bagi manusia melakukan hampir semua aktivitasnya terhadap berbagai tipe batuan dan struktur geologinya. Tipe batuan dan struktur geologi yang bervariasi tersebut memilik karakteristik tertentu sebagai responnya terhadap aktivitas manusia utnuk setiap batuan itu berbeda-beda, oleh sebab itu dalam melakukan evaluasi sumber daya lahan sebagai dasar utnuk memanfaatkannya perlu memperhatikan fonomena geologi (Ernawati:2003 ;10). Atas dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan faktor yang penting dalam sektor pertanian ini. Lahan mempunyai nilai ekonomis yang bisa sangat tinggi, dengan begitu akan menguntungkan pemiliknya. Dalam konteks pertanian, penilaian tanah subur mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada tanah tidak subur.
2.6 Modal 2.6.1 Pengertian Modal
Dalam usaha pertanian dikenal ada modal fisik dan modal manusiawi. Modal fisik atau modal materiil yaitu berupa alat-alat pertanian, seperti bibit, pupuk, dan lain-lain. Sedangkan modal manusiawi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan, latihan, kesehatan, dan lain-lain.
34
Modal memiliki peranan penting dalam produksi pertanian dalam artian sumbangan pada nilai produksi. Modal atau kapital mengandung banyak arti tergantung pada penggunaan. Dalam ilmu ekonomi juga banyak definisi tentang modal. Menurut Daniel (2002:73–74) modal adalah setiap hasil atau produksi atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya. Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilakan
barang-barang
baru
dalam
hal
ini
hasil
pertanian
(Mubyarto,1995:107). Dalam penelitian ini pembahasan mengenai modal pertanian lebih ditekankan pada penggunaan sarana produksi yang berpengaruh langsung terhadap produksi tanaman usaha tani kedelai. Adapun sarana produksi tersebut dari : 2.6.2 Bibit
Dalam budidaya tanaman, bibit atau disebut juga benih merupakan salah satu faktor pokok yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut ikut membantu menentukan produksi pertanian. Benih adalah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi tanaman. Kualitas bibit itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan dipersemaian (Anonim,1999:40). Penyediaan bibit yang cocok untuk daerah tertentu dianjurkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Vin G.J (1994:203) bahwa Dinas Penyuluhan Pertanian selalu mencari jenis yang paling baik untuk berbagai daerah dengan mengadakan
35
percobaan-percobaan berbagai jenis padi. Penyediaan bibit oleh pemerintah inilah yang sering kita kenal dengan bibit unggul atau varietasnya unggul. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyampaikan bahwa pemerintah menyediakan bibit unggul dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan petani. Dengan tersedianya bibit unggul diharapkan akan terjadi peningkatan produksi tanaman usaha tani kedelai. Untuk memperoleh bibit ini diperlukan biaya, perhitungan biaya bibit dalam penelitian ini yaitu meliputi biaya memperoleh bibit dan proses penyemaian bibit sampai bibit siap tanam. 2.6.3 Pupuk
Selama hidup mulai dari penanaman sampai dengan pemanenan sudah pasti tanaman harus menyerap sejumlah unsur-unsur makanan. Ini berarti bahwa tanpa usaha penambahan unsur-unsur makanan, tanaman menjadi tandus dan akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, oleh karena itu perlu usaha memelihara, menambahkan, dan mempertinggi kesuburan tanah salah satu cara dengan pemupukan. Pupuk adalah bahan organik maupun bahan anorganik yang diberikan kepada tanah untuk memperbaharui keadaan fisik tanah tersebut sekaligus melengkapi substansi organik yang essensial bagi tanaman. Berdasarkan cara terbentuknya, pupuk dapat dipilah menjadi 2 yaitu : a) Pupuk Alam (Pupuk Organik)
Pupuk alam merupakan pupuk alamiah yang berasal dari bahan-bahan seperti kotoran hewan, tanaman ataupun sampah. Termasuk jenis pupuk ini adalah pupuk kandang, pupuk kompos.
36
b) Pupuk Buatan (Pupuk Anorganik)
Pupuk buatan adalah berbagai jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dan banyak didapati pada toko-toko pertanian, termasuk jenis pupuk ini adalah urea, NPK, KCL, ZA, SP36, dll. Selain pupuk yang berasal dari daun hijau dan anorganik, pupuk juga berasal dari kotoran hewan atau biasa disebut pupuk kandang. Namun penggunaan pupuk ini belum banyak diminati oleh para petani karena para petani pada umumnya keberatan terhadap pemakaian pupuk kandang ini, misalkan volume bahan itu, terutama di daerah-daerah pegunungan yang tidak mungkin adanya pengangkutan. Selain itu penyimpanan pupuk kandang juga dipandang oleh banyak orang sebagai suatau yang memberatkan karena akan menimbulkan binatang-binatang yang tidak diperlukan (Vink G.J,1994:211). Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pupuk sangat dibutuhkan untuk memenuhi makanan (hara) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk yang digunakan oleh para petani pada umumnya yaitu pupuk anorganik. Adapun perhitungan biaya pupuk dalam penelitian ini berdasarkan harga pupuk pada waktu musim tanam saat itu. 2.6.4 Pestisida
Menurut Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1993, pestisida didefinisikan sebagai semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : a) Memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman,
bagian tanaman atau hasil pertanian.
37
b) Memberantas gulma. c) Memetik daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. d) Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman,
kecuali yang tergolong pupuk. e) Memberantas atau mencegah hama air. f) Memberantas atau mencegah hama ular pada hewan dan ternak piaraan. g) Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga. h) Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang dilindungi dengan penggunaan pada tanaman tanah dan air (Wudianto, 1992 : 4). Pestisida pada sekarang ini bukanlah barang aneh bagi petani, sekalipun petani tersebut tinggal di desa yang terpencil apalagi dengan sudah adanya program pemerintah melalui BIMAS atau INMAS dan juga banyaknya iklan-iklan yang tersebar hampir di seluruh pelosok pedesaaan. Semua ini banyak mendorong minat petani untuk menggunakan pestisida sebagai bahan pemberantas dan pencegah jasad pengganggu tanaman yang diusahakan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan penggunaan pestisida adalah untuk memberantas atau mencegah penyakit yang merusak tanaman. Adapun untuk perhitungan biaya dalam penelitian ini berdasarkan harga pestisida pada waktu musim tanam saat itu.
38
2.7 Tenaga Kerja 2.8.1 Pengertian Tenaga Kerja
Menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan masyarakat. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Di Indonesia dipilih batas umur minimal 10 tahun tanpa batas maksimum, dengan perkataan Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap penduduk yang berumur minimal 10 tahun atau lebih dalam hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja terutama didesa-desa yang bekerja atau mencari pekerjaan. Demikian di Indonesia tidak memiliki jaminan sosial secara baik hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan dihari tua yakni Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta (Payman J. Simanjuntak, 2005:3). Sumber alam akan dapat bermanfaat apabila telah diproses oleh manusia secara serius. Semakin serius manusia menangani sumber daya alam semakin besar manfaat yang akan diperoleh petani. Tenaga kerja merupakan faktor produksi (input) yang penting dalam usaha tani. Penggunaan tenaga kerja akan insentif apabila tenaga kerja yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang optimal dalam proses produksi dan dapat menggarap tanah seluas tanah yang dimiliki. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah. Tenaga kerja yang
39
berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang. Tenaga kerja dalam usaha tani merupakan tenaga kerja yang dicurahkan untuk usaha tani sendiri atau usaha keluarga. Dalam ilmu ekonomi ynag dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993:26). Menurut sebagian pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur antara 15 - 64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Disebut angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari kerja. Sementara yang bukan angkatan kerja (not in the labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tetapi tidak terlibat dalam suatu usaha atau tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa. Penduduk yang termasuk kelompok ini adalah orang yang bersekolah, mengurus rumah tangga, orang jompo, dan atau penyandang cacat. Orang yang bekerja (employed persons)
40
adalah orang yang melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka yang bekerja penuh (full time) maupun tidak yang bekerja penuh (part time), sementara yang disebut pencari kerja atau pengangguran (unemployment) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari kerja menurut referensi waktu tertentu, atau orang yang dibebas tugaskan bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan (Moehar Daniel, 2004:87). Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usaha tani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, ketrampilan, pengalaman, tingkat kecakapan dan tingkat kesehatan. Dalam usaha tani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan, antara lain yaitu : (a) persiapan tanaman, (b) pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam), (c) penanaman/persemaian, (d) pemeliharaan yang terdiri dari penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air, (e) panen dan pengangkutan hasil, (f) penjualan (Hernanto, 1996:71-72).
2.8 Penelitian Terdahulu Untuk menduk penelitian yang akan dilakukan pada pertanian tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Maka ada beberapa penelitian
41
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Riangkasan tentang penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Menurut Suhersimi Arikunto (1998:115) Populasi adalah keseluruhan sobjek penelitian. Populasi yang dimaksud peneliti adalah jumlah semua petani tanaman pangan yang pernah menanam tanaman kedelai yaitu 15.875 petani. Jumlah petani yang pernah menanam kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan dapat dilihat dalam table berikut ini (Tabel 3.1).
No
Tabel 3.1 Jumlah petani tanaman pangan kedelai menurut Area Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Populasi Jumlah petani
Bagian utara a. Sendang rejo b. Sarirejo c. sumberagug 2 Bagian barat a. Bandungsari b. Trowolu c. Pendem 3 Bagian selatan a. Kalang dosari b. Tanjungharjo c. Kalanglundo 4 Bagaian timur a. Belor b. Ngaringan c. Ngarap-ngarap Jumlah Sumber: BPS 2007 1
948 996 1.447
3.391
1.016 1.019 1.058
3.093
966 1.147 1.427
3.540
2.518 1.266 2.069 15.875
49
5.853 15.875
43
3.2 Sampel Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan sampel warga petani tanaman kedelai sebanyak 100, penentu sampel menggunakan rumus Slovin (Umar 1998:78-79). n=
N 1 + ne 2
Keterangan : n
=
Ukuran Sampel
N
=
Ukuran Populasi
e2
=
Persen
kelonggaran
ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan sampel yang dapat di tolelir. Dengan demikian besarnya sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut. n=
=
15.875 2 1 + 15.875(10% )
15.875 159,75
= 99, 73 sampel
100
Dalam penghitungan sampel diatas menghasilkan n sebesar 99,73 (100) orang petani tanaman kedelai. Dengan menggunakan metode proportional area random sampling. Teknik ini merupakan pengambilan sampel berdasarkan wilayah
dimana masing-masing bagian wilayah terambil sampelnya secara acak. Dengan demikian peneliti memberikan hak yang sama kepada objek untuk memperoleh
44
pertanyaan dan di pilih menjadi sampel di masing-masing area atau wilayah bagian. Dalam pengambilan sampel peneliti mengklasifikasikan berdasarkan area dari Kecamatan Ngaringan. Kelompok sampel area terdiri terdari dari: (1) Kelompok area kecamatan Ngaringan bagian utara meliputi Sumberagung, Ssendangrejo, Sarirejo dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang yang didapat dari:
x 100%, kemudian diundi dari jumlah sempel
tersebut. (2) Kelompok area Kecamatan Ngaringan bagian barat meliputi Bandungsari, Trowolu, Pendem dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang yang didapat dari:
x 100%, lalu diundi dari jumlah sampel tersebut.
(3) Kelompok area Kecamatan Ngaringan bagian timur meliputi Belor, Ngaraparap, ngaringan dengan jumlah sampel sebanyak 26 orang yang didapat dari : x 100%, lalu diundi dari jumlah sampel tersebut. (4) Kelompok area Kecamatan Ngaringan bagian selatan meliputi kalangdosari, Kalnglundo, Tanjungharjo dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang yang didapat dari : tersebut.
x 100%. Lalu diundi dari jumlah sempel
45
Tabel 3.2 Jumlah Petani Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan yang menjadi Populasi Sampel Menurut Area Kecamatan bagian Populasi Presentase Sampel % Bagian Utara 3.391 21,5 22 Bagian Barat 3.093 19,5 20 Bagian Selatan 3.540 22,3 22 Bagian Timur 5.853 36,3 36 Jumlah 15.875 100 100 Sumber: Data primer yang diolah
Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data di lapangan adalah sebagai berikut: (1) Mendatangi setiap kepala desa yang sudah di tentukan peneliti yang ada di
Kecamatan Ngaringan. (2) Meminta bantuan aparatur desa setempat untuk mendapatkan nama dan alamat
reponden/sampel yang sudah di tentukan. (3) Mendatangi satu persatu responden. (4) Mengambil data dengan alat instrument berupa interview guide.
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas (Independen) ( X )
Variabel independen di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1.1 Luas Lahan (LL)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lahan tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Dengan indikator, luas lahan yang
46
digunakan per kegiatan untuk menanam tanaman kedelai dalam satuan hektare (ha). 3.3.1.2 Modal (M)
Modal dalam penelitian ini menggunakan indikator. (1) biaya bahan produksi besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang di pergunakan untuk pembelian bahan produksi dalam satu kali masa panen. (2) Biaya tenaga kerja Besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang di gunakan untuk pembiayaan tenaga kerja dalam satu kali masa panen. 3.3.1.3 Tenaga kerja (TK)
Tenaga Kerja dalam penelitian ini yaitu menggunakan Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam didasarkan pada satuan Hari Orang Kerja
dihitung dengan anggapan satu hari kerja dengan satuan ukur
(jumlah Orang). 3.3.2 Variabel Terikat (Dependen) ( Y )
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi usaha tani kedelai. Dimana besarann jumlah produksi kedelai yang diproduksi atau dihasilkan oleh petani pada masa satu kali masa tanam dalam satuan kilogram/hektare dan dinominalkan kedalam Rupiah (RP).
47
3.4 Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data adalah data primer yang di ambil pada petani tanaman pangan kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2009.
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan: 3.5.1 Metode interview
Dalam mengumpulkan data, teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman wawancara). Ataupun schedule quesionair yang ditanyakan (bertemu langsung) kepada pihak petani tanaman kedelai. 3.5.2 Metode kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah dalam bentuk pedoman wawancara (Interview guide) dengan menyusun daftar pertanyaan (quesionair). Bentuk kuesioner ini adalah angket terbuka dimana setiap item soal langsung terjawab oleh responden. Metode kuesioner ini ditujukan pada petani kedelai, yang digunakan untuk mencari data primer yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan.
48
3.5.3 Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini metode dokumentasi dipakai untuk mengetahui data luas lahan pertanian dan jumlah hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan. Selain data-data laporan tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, informasi dan referensi dari berbagai sumber-sumber pustaka, media massa dan internet.
3.6 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. Dalam asumsi ekonometrika digunakan: 3.6.1 Uji Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu atau residual distribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari uji grafik profitability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari residual
sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi dari variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya. 3.6.2 Uji Aoutokorelasi
Istilah autokorelasi menurut Maurice G.kendalldan William R. Bruckland dalam supranto (2004:82) merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time series). Cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan melihat angka yang diperoleh melalui uji Durbin
49
Watson. Untuk pengujian hipotesis ini digunakan penghitungan dengan program komputasi SPSS forwindows release 16.0. 3.6.3 Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent) (Gozali 2001:57). Untuk pengujian hipotesis ini digunakan penghitungan dengan program komputasi SPSS forwindows release 16.0. 3.6.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari modal yang dianalisis tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi. Medel regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Cara mendekatinya adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Untuk mendeteksi ada tidaknyapola tertentupada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y pred – Y sesungguhnya) yang telah di stundentized analisisnya. Jika ada plot tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi hiterojedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi hiterokedastisitas. (Ghozali 2001:69).
50
3.7 Metode Analisisi Data 3.7.1 Analisis Regresi linier berganda
Teknik ini mengacu pada tujuan hipotesisi penelitian. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara Luas lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) terhadap hasil Produksi Usaha Kedelai. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. sehingga Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah regresi linier berganda yang di transformasikan kelogaritma berganda dengan menggunakan Logaritma Natural (ln). Bentuk persamaannya: LnY = a + β1LnX1 + β2LnX2 + Keterangan:
LnX3+ e
LnY : Log natural variabel Hasil Produksi a
: Konstanta
LnX1: Log natural variabel luas lahan LnX2: Log natural variabel Modal LnX3: log natural variabel tenaga kerja β
: konstanta
e
: Distrubance error.
3.8 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel bebas diperllukan pembuktian terhadap kebenaran hipotesisi. Pembuktian hipotesisi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
51
3.8.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji T statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Apabila t hitung > t tabel maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2001 : 44). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program olah data Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0. 3.8.2 Uji Bersama-Sama (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen.Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha. (Ghozali, 2001 : 44-45). Untuk menguji hipotesisi ini digunakan perhitungan dengan program olah data Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0. 3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (
)
Suatu model memiliki kebaikan dan kelemaha jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit) digunakan koefisien determinasil (
), yaitu angka yang memberikan proporsi atau
persentase variasi total dalam variabel terikat Y yang di jelaskan oleh variabel bebas X secara bersama-sama. (Gujarati, 1991:60) Batas nilai koefisien determinasi adalah 0< kecocokan sempurna, sedangkan bila
<1.
sebesar satu berarti ada
sama dengan nol berarti tidak ada
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independnya. Semakin besar
52
nilai
(mendekati satu) maka dapat dikatakan model semakin baik. Untuk
pengujian hipotesis ini digunakan penghitungan dengan program komputasi SPSS forwindows release 16.0.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Dari monografi kecamatan di peroleh data tentang letak kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan yang berbatasan dengan: (1)
Sebelah Utara: Kecamatan Todanan Kabupaten Blora
(2)
Sebelah Selatan: Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora
(3)
Sebelah Timur: Kecamatan Kradenan dan Gabus Kabupaten Grobogan
(4)
Sebelah Barat: Kecamatan Wirosari kabupaten Grobogan
Di Kecamatan Ngaringan terdapat Balai pertanian dan Perkebunan (BPP) Kecamatan Ngaringan meliputi 12 (dua belas) desa yaitu: (1)
Desa Ngaringan
(2)
Desa Belor
(3)
Desa Ngarap Arap
(4)
Desa Kalangdosari
(5)
Desa Kalanglundo
(6)
Desa Sarirejo
(7)
Desa sendangrejo
(8)
Desa Truwolu
53
54
(9)
Desa Pendem
(10) Desa Bandungsari (11) Desa Sumberagung (12) Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan mempunyai Luas wilayah sekitar 11.512 ha. Adapun ketinggian tanah di kecamatan sebesar kurang lebih 64 M diatas permukaan laut. Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Mempunyai 12 Desa dengan kepadatan penduduk 64.800 (sumber data monografi Kecamatan Ngaringan 2008). Dari 11.512 luas wilayah Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan menurut penggunaannya yang tertinggi digunakan sebagai lahn sawah. Ini dapat dilihat dalam table sebagai berikut Table 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Ngaringan Dirinci Menurut Penggunaan No Jenis Lahan Pengguna Luas (ha) Presentase 1 Tanah Sawah 4084 35.47 2 Tanah Tegalan 2251 19.55 3 Tanah Pekarangan 1189 10.32 4 Hutan 2799 24.31 5 Lain-lain 1189 10.32 Jumlah 11512 100% Sumber data: statistic Kecamatan Ngaringan 2008
Dari tabel 4.1 menyebutkan bahwa dapat diketahui lahan yang paling banyak digunakan merupakan lahan sawah, diikuti oleh lahan tegalan, lahan hutan, lalu dibarengi dengan tanah pekarangan dan lain-lain.
55
Gambar 4.1 Luas Kecamatan Ngaringan Dirinci Menurut Penggunaan.
Sumber: statistic kecamatan Ngaringan 2008 4.1.2 Karakteristik Petani Kedelai 4.1.2.1 Gambaran Petani Tanaman Kedelai Menurut Umur
Gambaran mengenai jumlah petani kedelai di Kecamatan Ngaringn menurut umur yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel berikut ini:
No 1 2 3 4
Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Rentang umur (tahun) Frekuensi Presentasi 33% 33 25 – 35 38% 38 36 – 45 19% 19 46 – 55 1% 10 56 – 65
Jumlah
100
100%
Sumber: data primer diolah 2009.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah umur petani yang menanam usaha tani kedelai yang paling sedikit yaitu berkisar antara 56 – 65 tahun yaitu kurang lebih 1% yang kemudian di ikuti jumlah petani yang berumur
56
antara 46 – 55 tahun berkisar 19%, lalu di ikuti jumlah umur antara 25 – 35 tahun berkisar 33%, dan di ikuti jumlah umur antara 36 – 46 kurang lebih 38%. Jadi petani yang banyak menanam tanaman usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringn kabupaten Grobogan yaitu diantara umur 36 – 46 tahun berkisar 38%. Selanjutnya gambaran mengenai jumlah petani tanaman kedelai menurut satatus pendidikan. 4.1.2.2 Gambaran Petani Kedelai Menurut Status Pendidikan
Gambaran jumlah petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan satatus pendidikan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, diperoleh hasil yang terrangkum dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Petani Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan Menurut Pendidikan
No 1 2 3 4 5
Pendidikan Tidak sekolah SD (Sekolah Dasar) SMP (Sekolah Menengah Pertama) SMA (Sekolah Menengah Atas) Lainnya….
Jumlah Sumber: data primer diolah 2009
Frekuensi (orang) 11 75 11 3 0
Presentase % 11% 75% 11% 3% 0
100
100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan para petani kedelai di Kecamatan Ngaringan yaitu pada tingkat pendidikan yang pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) berkisar 75%, diikuti dengan petani yang tidak pernah sekolah dan lulusan Sekolah menengah pertama (SMP) berkisar 11%, kemudian diikiti petani yang pernah atau lulus sekolah menengah atas
57
(SMA) yang berkisar antara 3%. Jadi dapat diketahui tingkat pendidikan para petani tanaman kedelai di kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan yang paling banyak yaitu lulusan SD (Sekolah Dasar) berkisar 75%, dan yang paling sedikit yaitu lulusan SMA (sekolah menengah Atas) berkisar 3%. 4.1.3 Diskripsi Variabel 4.1.3.1 Diskripsi Variabel Luas Lahan (LL)
Berdasarkan data hasil penelitian dari 1 butir soal variabel luas lahan menunjukkan bahwa rata-rata paling banyak luas lahan yang digarap petani tanaman kedelai pada tahun 2009 di Kecamatan Ngaringan adalah 0,25 ha dengan frekuensi 41 orang. Secara lebih rinci mengenai luas lahan yang di garap oleh petani tanaman kedelai pada tahun 2009 di Kecamatan Ngaringan di peroleh hasil yang disajikan pada tabel berikut ini Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Lahan (ha) Frekuensi (orang) Presentase
No 1 2 3 4 5
0,25 0,5 0,75 1 2 Jumlah
41 39 12 7 1 100 orang
41% 39% 12% 7% 1% 100%
Sumber : data primer yang diolah 2009
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dikatakan bahwa ada 41 orang yang menggunakan luas lahan untuk menanam kedelai sebesar 0,25 ha dengan presentasi 41%, dikuti 39 orang yang menggunaka luas lahan 0,5 ha dengan presentase 39%, lalu 12 orang yang mengunakak luas lahan 0,75 dengan presentase 12%, 7 orang yangmenggunakan luas lahan 1 ha dengan presentase
58
7%, dan 1 orang yangmenggunakan luas lahan 2 ha dengan presentasse 1%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.2 Jumlah Pengguna Luas Lahan (LL)
Dari hasil tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian besar petani tanaman kedelai di kecamatan ngaringan mempunyai luas lahan paling banyak yaitu 0,25 ha dengan frekuensi 41 orang. Dalam hal ini dapat di katakan di kecamatan ngaringan jumlah penggunaan lahan untuk tanaman kedelai cukup sempit. hal ini dikarenakan para petani kedelai kurang mampu untuk menambah atau membeli sebidang tanah untuk memproduksi tanaman kedelai dan bisa menambah hasil produksinya dan kebanyakan harga atau nilai jual dari tanah di kecamatan Ngaringan juga sangat mahal sehingga petani yang ingin membeli tanah untuk menambah nilai produksinya tidak kesampaian karena terbentur dari harga tanah yang sangat mahal. 4.1.3.2 Diskripsi Variabel Modal (M)
Modal dalam penelitian ini ter diri dari 2 indikator yaitu biaya untuk bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran mengenai modal berdasarkan jawan
59
angket masing-masing responden diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel berikut ini.
No 1 2 3 4
Tabel 4.5 Modal Dalam Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Modal (dalam ribuan) Rp Frekuensi (orang) Presentase % 5% 5 100-350 54% 54 355-750 22% 22 755-995 19% 19 1000-2000 Jumlah 100 100%
Sumber : data primer yang diolah 2009
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa ada 5 orang petani yang menggunakan modal antara Rp. 100000-350000,- dengan presentasi 5%, diikuti ada 54 orang petani yang menggunakan modal antara Rp. 355000-750000,dengan presentase 54%, lalu 22 orang petani yang menggunakan modal Rp. 755000-995000,- dengan presentase 22%, dan diikuti 19 orang petani yang menggunakan modal antara Rp. 1000000-2000000,- dengan presentase 19%. Untuk lebih jelas dapt dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.3 Jumlah Modal yang Digunakan Petani Kedelai
60
Dari hasil tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian besar petani di Kecamatan Ngaringan menggunakan modal untuk usaha tanaman kedelai dengan rata-rata paling banyak yaitu berkisar antara Rp. 355000-750000,- dengan nilai frekuensi 54 orang. Hal ini dapat diketahui bahwa pada luas lahan yang mempunyai ukuran 0,25 ha dengan modal Rp 400.000,00 sedangkan luas lahan yang mempunyai ukuran 0,25 ha dengan modal katakanlah Rp. 500.000,00, maka perolehan hasil produksinyapun berbeda, hal ini dikarenakan sawah yang seluas 0,25 ha dengan modal yang sedikit dan sawah yang luasnya 0,25 dengan modal yang maksimal perolehan produksinya akan berbeda jauh lebih besar yang menggunkan modal yang banyak. Untuk itu kepemilikan modal di Kecamatan Ngaringan sangat penting karena dengan adanya modal yang maksimal bisa untuk membeli bahan baku dan bisa untuk membiaya tenaga kerja secara maksimal. 4.1.3.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan oleh petani tanaman kedelai di kecamatan Ngaringan untuk memproduksi hasil tanaman. Gambaran tentang tenaga kerja berdasarkan dengan angket yang diisi oleh responden seperti yang telah terangkum dalam tabel berikut ini Tabel 4.6 Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan Oleh Petani Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan No Tenaga kerja ( jumlah) Frekuensi (orang) Presentase % 58% 58 10-20 1 27% 27 21-30 2 10% 10 31-40 3 5% 5 41-50 4 Jumlah 100 100% Sumber : data primer yang diolah 2009
61
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dikatakan bahwa ada 58 petani yang menggunakan tenaga kerja antara 10-20 orang dengan presentase 58%, diikuti dengan 27 petani yang menggunakan tenaga kerja antara 21-30 orang dengan presentase 27%, lalu 10 petani yang menggunakan tenagakerja antara 31-40 orang dengan presentase 10%, dan 5 petani yang menggunakan tenaga kerja antara 41-50 orang dengan presentase 5%. Sebagian besar petani di Kecamatan Ngaringan menggunakan modal untuk usaha tanaman kedelai dengan rata-rata paling banyak yaitu berkisar antara Rp. 355000-750000,- dengan nilai frekuensi 54 orang.
Gambar 4.4 Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Oleh Petani Tanaman Kedelai
Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan menggunakan tenaga kerja paling banyak yaitu 10-20 orang dengan nilai frekuensi 58 orang. mengingat rata-rata kepemilikan tanah di Kecamatan Ngaringan sebesar 0,25 ha (1/4 ha) anggapan petani di kecamatan Ngaringan penggunaan tenaga kerja baik itu banyak atau sedikit tidak terlalu mempengaruhi hasil produksi, hal ini para petani di Kecamatan Ngaringan kebanyakan menggunakan tenaga kerja dari keluarga itu sendiri dan sebagian
62
petani menggunkan tenaga kerja diluar. Karena dilihat dari kepemilikan modal dan luas lahan yang mereka miliki. 4.1.3.4 Produksi Tanaman Kedelai
Jenis produksi yang digunakan oleh peneliti adalah produksi tanaman kedelai. Mengenai produksi tanaman kedelai pada tahun 2009 di kecamatan Ngaringan dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 4.7 Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan
No 1 2 3 4 5
Luas lahan (LL) ha 0,25 0,5 0,75 1 2 Jumlah
Hasil produksi (kg) 100-250 300-500 550-700 750-975 1000-2000
Frekunsi (orang) 32 39 11 7 11 100
Presentasi % 32% 39% 11% 7% 11% 100%
Sumber : data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa ada 32 petani yang mempunyai luas lahan seluas 0,25 mendapatkan hasil produksinya antara 100-250 kg dengan presentasi 32%, diikuti dengan 39 petani yang mempunyai luas lahan 0,5 ha mendapatkan hasil produksinya antara 300-500 kg dengan presentase 39%, lalu 11 orang yang mempunyai luas lahan 0,75 ha menapatkan hasil produksinya antara 550-700 kg dengan presentase 11%, kemudian 7 petani yang mempunyai luas lahan 1 ha telah mendapatkan hasil produksinya antara 750-975 kg dengan presentase 7%, dan 11 petani yang memiliki luas lahan 2 ha mendapatkan hasil produksinya antara 1000-2000 dengan presentase 11%. Untuk lebih jelas dapat dijelaskan pada grafik berikut ini.
63
Gambar 4.5 Hasil Produksi Kedelai di Kecamatan Ngaringan.
Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan hasil produksinya antara 300-500 kg dengan frekuensi 39 orang yang mempunyai luas lahan 0,25. dapat dibuktikan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada faktor produksi sangat berperan penting dalam menghasilkan produksi tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan.
4.2 Uji asumsi klasik 4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu atau residual distribusi dengan normal atau tidak.uji normalitas ini didapat dari uji grafik probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari residual sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi dari variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya .
64
Gambar 4.6 Sebaran plot pada uji normalitas data
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan panjang garis
. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data
pada variabel penelitian distribusi normal. 4.2.2 Uji Autokorelasi
Dari uji statistik dengan menggunakan SPSS relies 16.0 diperoleh angka uji Durbin Watson sebesar 1,323. Angka ini berada kurang dari 1,66 hingga 2,26 yang berarti ada autokorelasi positif dari model tersebut. Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut: Nilai statistic Durbin Watson
Hasil Tau keputusan
0
Terjadi autokorelasi negative
atau DW < 1, 631
< d < 4-
atau 1,631 < DW < 1,733
Daerah
ragu-ragu,
tidak
ada
tidak
ada
keputusan < d < 44-
atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi
< d < 4-
atau 2,267 < DW < Daerah
2,387 4-
ragu-ragu,
kesimpulan < d < 4 atau 2,387 < DW
Ada autokorelasi positif
65
Keterangan : dl (batas bawah) = 1,631 du (batas atas) = 1,167 Untuk lebih jelas dapat di gambarkan dari tabel 4.12 hasil penghitungan durbin Watson. Tabel 4.12 Hasil Penghitungan Durbin Watson b
Model Summary
Change Statistics
R
Model 1
R .936a
Squar
Adjusted R
Std. Error of
R Square
F
e
Square
the Estimate
Change
Change
.875
.871
.22600
.875 224.355
Sig. F df1
df2 Change 3
96
DurbinWatson
.000
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00001, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00004
4.2.3 Uji Multikolinieritas
Untuk menegetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu: jika nilai tolerance >0,10 dan VIF<10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan terjadi gangguan multikolinieritas pada penlitian tersebut. Dari langkah pengujian multikolinieritas diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji multikolinieritas
Variabel Ln. X1 Ln. X2 Ln. X3
Tolerance 0,249 0,199 0,510
VIF 4,014 5,014 1,959
1.323
66
Hasil pengujian terhadap keseluruhan predikator diuji dengan menggunakan nilai VIF dari semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini tidak adanya masalah multikoliniaritas dalam regresi. 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik dan tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for windows release 16 di peroleh scatter plot yang tidak membentuk pola tertentu, maka
model regresi tidak memiliki gejala heteroskedastisitas. Lebih jelasnya pola scatter plot dari hasil penghitungan diperlihatkan dibawah ini:
67
Gambar 4.7 Scatter Plot Pada Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.7 dapat di ketahui titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyabaran titik-titik data tidak terpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
4.3 Perbaikan Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah dilakukan penghitungan regresi sebelumnya diketahui bahwa terdapat penyimpangan asumsi klasik yaitu terdapat auto korelasi positif pada model regresi sebelumnya, untuk itu perlu adanya perbaikan terhadap model regresi sebelumnya. Perbaikan tersebut dilakukan melakukan pengacakan data, setelah
68
mengalami penghitungan hasil regresi tidak berubah maka diperoleh hasil dari uji asumsi klasik sebagai berikut. 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu atau residual distribusi dengan normal atau tidak.uji normalitas ini didapat dari uji grafik probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari residual sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi dari variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya . Gambar 4.6 Sebaran plot pada uji normalitas data
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan panjang garis
. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data
pada variabel penelitian distribusi normal.
69
4.3.2 Uji Autokorelasi
Dari uji statistik dengan menggunakan SPSS relies 16.0 diperoleh angka uji Durbin Watson sebesar 1,845. Angka ini berada diantara 1,66 hingga 2,26 yang berarti tidak ada autokorelasi dari model tersebut. Sehingga layak digunakan dalam penelitian. Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut: Nilai statistic Durbin Watson
Hasil Tau keputusan
0
Terjadi autokorelasi negative
atau DW < 1, 631
< d < 4-
atau 1,631 < DW < 1,733
Daerah
ragu-ragu,
tidak
ada
tidak
ada
keputusan < d < 44-
atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi
< d < 4-
atau 2,267 < DW < Daerah
2,387 4-
ragu-ragu,
kesimpulan < d < 4 atau 2,387 < DW
Ada autokorelasi positif
Keterangan : dl (batas bawah) = 1,631 du (batas atas) = 1,167 Untuk lebih jelas dapat di gambarkan dari tabel 4.12 hasil penghitungan durbin Watson. Tabel 4.12 Hasil Penghitungan Durbin Watson Model Summaryb
Model 1
R .936a
R Squar e .875
Change Statistics Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .871
.22600
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00001, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00004
R Square Change
F Change
.875 224.355
Sig. F df2 Change
df1 3
96
.000
DurbinWatson 1.845
70
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Untuk menegetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu: jika nilai tolerance >0,10 dan VIF<10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan terjadi gangguan multikolinieritas pada penlitian tersebut. Dari langkah pengujian multikolinieritas diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji multikolinieritas
Variabel Ln. X1 Ln. X2 Ln. X3
Tolerance 0,249 0,199 0,510
VIF 4,014 5,014 1,959
Hasil pengujian terhadap keseluruhan predikator diuji dengan menggunakan nilai VIF dari semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini tidak adanya masalah multikoliniaritas dalam regresi. 4.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik dan tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
71
kemudian menyempit melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for windows release 16 di peroleh scatter plot yang tidak membentuk pola tertentu, maka
model regresi tidak memiliki gejala heteroskedastisitas. Lebih jelasnya pola scatter plot dari hasil penghitungan diperlihatkan dibawah ini:
Gambar 4.7 Scatter Plot Pada Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.7 dapat di ketahui titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyabaran titik-titik data tidak terpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
72
4.4 Analisi Regresi Linier Berganda 4.4.1 Analisi Regresi Linier Berganda Pengaruh Luas Lahan (LL), Modal (M) dan Tenaga Kerja (TK) Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai (PUK) di Kecamatan Ngaringan Tabel 4.8 Hasil Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 6.176
1.531
LnX1
.584
.091
LnX2
.629
LnX3
.138
Coefficients Beta
t
Sig.
4.033
.000
.463
6.412
.000
.115
.440
5.452
.000
.077
.090
1.780
.078
a. Dependent Variable: LnY
Berdasarkan hasil olah data dengan spss relies 16.0 terlihat bahwa koefisien persamaan regresi adalah LnY= 6,176 + 0,584LnX1 + 0,629Lnx2 + 0,138Lnx3. Berdasarkan hasil olah data di atas, maka hasil koefisien regresinya dapat diinterprestasikan sebagai berikut (1) Konstanta = 6,176 Jika variabel Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja = 0, maka produksi usaha tani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan sebesar 6.176. (2) Koefisien Luas Lahan (LL) = 0,584 Jika luas Lahan mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara modal dan tenaga kerja di anggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi usaha tani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan sebesar 0,584%.
73
(3) Koefisien Modal (M) = 0,629 Jika modal mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara luas lahan dan tenaga kerja di anggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi usaha tani tanaman kedelai di kecamatan Ngaringan sebesar 0,629%. (4) Koefisien tenaga Kerja (TK) = 0,138 Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1%. Sementara luas lahan dan modal di anggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi usaha tani tanaman kedelai di kecamatan Ngaringan sebesar 0,138%. 4.4.2 Uji Parsial Pengaruh Luas Lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai (PUK) di Kecamatan Ngaringan.
Pengujian hipotesis secara parsial, dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh dari masing – masing variabel bebas yaitu Luas lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) terhadap hasil produksi usaha tani kedelai (PUK) di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Dalam perhitungan uji parsial ini maka mengunakan program SPSS 16.0, berikut ini adalah hasil uji parsial pengaruh Luas Lahan (LL), Modal (Modal), dan Tenaga Kerja (TK) terhadap hasil produksi usaha tani kedelai (PUK) di kecamatan Ngaringan. Tabel 4.9 Hasil pengujian hipotesisi dengan Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 6.176
1.531
LnX1
.584
.091
LnX2
.629
LnX3
.138
a. Dependent Variable: LnY
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
4.033
.000
.463
6.412
.000
.115
.440
5.452
.000
.077
.090
1.780
.078
74
(1) Pengaruh Luas lahan (LL) Berdasarkan tabel 4.9 di atas, menunjukan bahwa koefisien parsial untuk variabel Luas Lahan (LL) sebesar 0,584 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh yang searah dengan variabel hasil produksi, apabila semakin tinggi luas lahan maka akan semakin tinggi pula hasil produksi, nilai pada kolom signifikansi diperoleh nilai t = 6,412 dengan signifikansi 0,000, dari tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel luas lahan dengan hasil produksi. (2) Pengaruh Modal (M) Berdasarkan tabel 4.9 di atas, menunjukan bahwa koefisien parsial untuk variabel Modal (M) sebesar 0,629 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh yang searah dengan variabel hasil produksi, apabila semakin tinggi modal maka akan semakin tinggi pula hasil produksi, nilai pada kolom signifikansi diperoleh nilai t = tingkat signifikansi
5,452 dengan signifikansi 0,000, dari
lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel modal dengan hasil produksi. (3) Pengaru Tenaga Kerja (TK) Berdasarkan tabel 4.9 di atas, menunjukan bahwa koefisien parsial untuk variabel Tenaga Kerja (TK) sebesar 0,138 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh searah yang searah dengan variabel hasil produksi, apabila semakin tinggi tenaga kerja maka akan semakin tinggi pula hasil produksi, nilai pada kolom signifikansi diperoleh nilai t = 1,780 dengan signifikansi 0,078, dari
75
lebih besar dari 0,05 hal ini berarti ada pengaruh yang
tingkat signifikansi
tidak signifikan antara variabel luas lahan dengan hasil produksi. 4.4.3 Uji Secara Bersama-sama (Uji F) Pengaruh Luas Lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai (PUK) di Kecamatan Ngaringan
Uji hipotesisi secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini antara luas lahan (LL), modal (M), dan Tenaga kerja (TK), dan produksi usaha tani kedelai (PUK). Haasil analisis secara bersama-sama berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil. Tabel 4.10 Hasil pengujian hipotesis dengan uji bersama-sama (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
34.378
3
11.459
4.903
96
.051
39.281
99
F 224.355
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), LnX3, LnX1, LnX2 b. Dependent Variable: LnY
Hasil penghitungan dengan program SPSS versi 16.0 for windows dapat di ketahui bahwa
224,355 dengan nilai probabilitas 0,000, karena nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai
yang di peroleh tersebut
sangat signifikan. Jadi dapat di ketahui ada pengaruh positif dan signifikan antara luas lahan (LL), modal (M), dan tenaga kerja (TK) secara bersama-sama terhadap produksi usaha tani kedelai (PUK).
76
4.4.4 Uji Determinasi (Koefisien Determinasi)
Uji koefisien determinasi (Adjusted
) antara variabel bebas dalam hal
ini antara luas lahan (LL), modal (M), Tenaga kerja (TK) dan produksi usaha tani kedelai (PUK). Berdasarkan analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb
Change Statistics Mode l 1
Std. Error R F Adjusted R of the Square Chang R R Square Square Estimate Change e df1 .936 a
.875
.871
.22600
.875
224.35 5
3
Sig. F Change
df2 96
.000
a. Predictors: (Constant), tenagakerja, luaslahan, modal b. Dependent Variable: hasilproduksi
Hasil dari tabel summary, diperoleh koefisien determinasi (
) sebesar
0,875. Angka tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel X1 (Luas Lahan), X2 (Modal), dan X3 (Tenaga Kerja) terhadap Y (hasil produksi kedelai) adalah 87,5 % dan 11,5% dipengaruhi faktor lain yang tidak dapat di ungkapkan dalam penelitian ini.
77
4.5 Pembahasan 4.5.1 Analisis Penghitungan Regresi
Berdasarkan penghitungan regresi diperoleh hasil LnY= 6,176 + 0,584LnX1 + 0,629Lnx2 + 0,138Lnx3. Melihat koefisien regresi variabel luas lahan (X1) sebesar 0,584 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh yang searah dengan variabel hasil produksi, untuk variabel modal (X2) koefisien regresi 0,629 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh yang searah dengan produksi. Untuk variabel tenaga kerja koefisien regresi sebesar 0,138 dan bertanda positif berarti variabel ini mempunyai pengaruh yang searah dengan produksi. Dari penghitungan yang sama diperoleh koefisien determinasi variabel luas lahan (X1), modal (X2), dan tenahga kerja (X3) terhadap hasil produksi usaha tani kedelai (Y) adalah 87,5% dan 12,5% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di ungkap dalam penelitian ini. Untuk pengujian secara bersama-sama (Uji F) luas lahan, modal dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi tanaman kedelai dengan nilai sebesar 224,355 yang memperoleh nilai signifikansi 0,000. Dalam pengujian secara parsial (uji t) luas lahan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi dengan nilai koefisien regresi 6,412 dengan signifikansi 0,000. Hal ini mendukung pengujian hipotesisi bahwa Luas Lahan (LL) berpengaruh terhadap hasil produksi usaha tani kedelai. Dalam hal ini memberikan arti bahwa bagi kalangan petani tanaman kedelai Nampak penggunaan lahan yang lebih luas masih menguntungkan petani tanaman kedelai. Ada pertimbangan bahwa para petani tanaman kedelai menerapkan, peningkatan
78
Luas Lahan yang dimiliki oleh petani dijawab dengan meningkatnya jumlah hasil produksi tanaman kedelai yang signifikan. Di pertegas dengan pendapat dari Whittow (1994) berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Widiyanto dan Suprapto dalam Maryam (2002:12), Lahan pertanian dikatakan produktif apabila lahan pertanian tersebut dapat menghasilkan hasil produksi di bidang usaha tani yang memuaskan. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, setiap petani semakin lama semakin tergantung pada sumber-sumber dari luas lingkungannya. Dalam pengujian secara parsial (uji t) modal berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi dengan nilai koefisien regresi 5,452 dengan signifikansi 0,000. Hal ini mendukung pengujian hipotesisi bahwa Modal (M) berpengaruh terhadap hasil produksi usaha tani kedelai. Data empiris penelitian ini menunjukkan bahwa ratarata penggunaan modal berkisar antara Rp. 355.000-Rp. 750.000 dengan rata–rata luas lahan sebesar 0,25 ha. Dalam hal ini, para petani di kecamatan Ngaringan dalam proses produksi tanaman kedelai menggunakan modal sendiri, karena dengan adanya modal sendiri petani tanaman kedelai bisa menikmati hasilnya dan hasil dari penjualan kedelai bisa masuk untuk pendapatan para petani tanaman kedelai dan bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa faktor Modal masih merupakan faktor utama dalam meningkatkan nilai produksi. Hal ini di pertegas dengan pendapat oleh Daniel (2002 : 21), modal adalah faktor penting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi dan biaya tenaga kerja, dengan kata lain, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan, kekurangan modal
79
menyebabkan kurangnya masukkan yang di berikan sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang diterima. Dalam pengujian secara parsial (uji t) tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi dengan nilai koefisien regresi 1,780 dengan signifikansi 0,078, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Nur Anggia Anietasari dengan judul analisisi penggunaan faktor produksi padi organik di Desa Mengesteh Kabupaten Tabanan Propinsi Bali yang mengatakan hasil analisis regresi menunjukkan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi organik. Untuk itu, dalam penelitian ini penggunaan faktor produksi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian tanaman kedelai tidak berpengaruh secara nyata, bahwa dengan penggunaan jumlah tenaga kerja yang banyak maupun sedikit pada luas lahan 1 ha hasil produksinya pun akan sama. Karena semakin banyak jumlah tenaga kerja pada usaha tersebut akan semakin besar pembiayaan tenaga kerja pada usaha tani kedelai, mengingat jumlah luas lahan yang dimiliki oleh petani kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten grobogan rata-rata berkisar 0,25 ha saja. Data empiris dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja rata-rata berkisar 10-20 orang saja. hal ini para petani di Kecamatan Ngaringan kebanyakan menggunakan tenaga kerja dari keluarga itu sendiri. Karena dilihat dari kepemilikan modal dan luas lahan yang mereka miliki. Disamping itu tingkat usia tenaga kerja pada sektor pertanian itu sendiri relatief sudah tua-tua dan tingkat pendidikan yang rendah sehingga penggunaan faktor tenaga kerja tidak berpengaruh secara besar, dan
80
apabila disektor pertanian tanaman kedelai tenaga kerja berkurang maka tidak akan berpengaruh terhadap tingkat produksi tanaman kedelai.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Dari hasil analisis regresi linier berganda terhadap model empiris diporeleh bahwa Secara parsial variabel Luas Lahan dan variabel modal berpengaruh signifikan terhadap hasil Produksi Usahatani kedelai, sedangkan untuk variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil Produksi Usahatani kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis regresi linier berganda terhadap model empiris diporeleh bahwa ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel X1 (Luas Lahan), variabel X2 (Modal), dan Variabel X2 (Tenaga Kerja) terhadap hasil Produksi Usahatani Kedelai di Kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan. 5.1.2 Dari hasil pengujian secara parsial variabel luas lahan berbengaruh signifikan terhadap hasil produksi Usahatani kedelai sebesar 6,412 dengan signifikansi 0,000, dan pengujian secara parsial
variabel modal
berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi Usahatani kedelai sebesar 5,423 dengan signifikansi 0,000.
81
82
Secara bersama-sama ada pengaruh Variabel luas lahan (X1), Modal (X2), dan tenaga kerja (X3) terhadap Hasil Produksi Usahatani Kedelai (Y) sebesar 0,875. Angka tersebut menunjukkan bahwa pengaruhnya adalah 90 87,5% dan 11,5% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat diungkap dalam penelitian ini.
5.2 Saran Beberapa saran yang akan penulis berikan sehubung dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.2.1 Pemerintah telah menyediakan fasilitas kredit ketahanan pangan (KKP). Maka seyogyanya UPT Kecamatan Ngaringan sebagai pelaksana dilapangan harus aktif mensosialisasikan keberadaan KKP tersebut. Kondisi semacam ini masih tetap di perlukan mengingat pada umumya petani masih berada pihak yang lemah. Oleh karena itu kegiatan bimbingan dan penyuluhan masih perlu digalakkan, supaya penggunaan input variabel dapat meningkat sampai kondisi terentu. UPT Kecamatan Ngaringan sendiri perlu adanya tambahan tenaga penyuluh. Agar, Kegiatan penyuluhan khususnya penggunaan input usaha tani secara lebih baik lagi dan berwawasan lingkungan sehingga bisa ditingkatkan pelaksanaanya supaya petani dapat melakukan budidaya tanaman kedelai dengan lebih baik lagi dan lestari.
83
5.2.2 Masalah keterbatasan modal usaha tani merupakan masalah yang mendasar bagi para petani. Seiring petani memerlukan sarana produksi berupa pupuk, benih, pestisida namun karena modal usaha menyebabkan pengadaan sarana ini dilakukan secara seadanya. Bagi petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan hendaknya ikut aktif dalam penyuluhan dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah seperti keberadaan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) dan kelompok tani setempat demi perbaikan budidaya tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta. _________________ 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Anonim. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta : Kanisius. Beattie, Bruce, R. 1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta : UGM Press. Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Tengah Dalam Angka. BPS Propinsi Jawa Tengah. __________________. 2007. Kabupaten Grobogan Dalam Angka. BPS Kabupaten Grobogan. __________________. 2008. Kecamatan Ngaringan Dalam Angka. BPS Kabupaten Grobogan. Bishop, C.E dan Toussant, W.D. 1989. Pengantar Analisis Ekonomi Pertanian. Jakarta : Mutiara. Boediono. 1991. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Ernawati, Indri. 2003. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman Di Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Skripsi FIS UNNES Semarang. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. Mankiw N Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga Maryam. 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman Melalui Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di Kota Semarang. Skripsi FIS UNNES Semarang. M. Moeliono, Anton. 1984. Pengantar Ilmu Ekonomi Jakarta : APTIK.
84
85
Moehar, Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES. Payaman. J. Simanjuntak, 2001. Pengantar Ekonomi SDM, LPFE UI : Jakarta Prasetya, P. 1996. Handout Ilmu Usahatani. Surakarta : Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus). Jakarta : Penebar Swadaya. Rini, Wudianto. 1992. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Penebar Swadaya. Soekirno Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. _________. 1993. Prinsi-prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Pers. _________. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia. Sriyadi. 1991. Bisnis Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern. Semarang : IKIP Semarang Press. Umar, Husein. 1998.Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
86
87
Lampiran 1 Karakter petani kedelai Data luas lahan yang dimiliki petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan 2009 jumlah luas lahan (ha) luas no nama petani lahan 0.25 0.5 0.75 1 2 1 hamdan 1 0.5 2 ngatmin/sol 1 0.5 3 ahmad nurihsan 0.25 1 4 daman 0.25 1 5 nyarman 0.5 1 6 A. nurkamid 0.75 1 7 subandi 1 0.75 8 marsup 1 0.25 9 ladi 1 0.25 10 suwadi 1 0.25 11 sarmin 0.25 1 12 wagimin 0.5 1 13 p. kasno 0.5 1 14 ruba'i 0.25 1 15 subiyanto 1 0.25 16 syahroni sudarman 1 0.5 17 sugimin 1 0.5 18 imam husen 1 0.25 19 yatmorejo 1 0.5 20 jumari 0.5 1 21 suroto 0.5 1 22 sukandi 0.25 1 23 syubari 0.5 1 24 rubain 1 0.25 25 parji 1 0.25 26 suwardi 1 0.25 27 suntoro 1 0.5 28 p. jamin 0.5 1 29 mustaji 0.5 1 30 ngatmin/suk 2 1 31 sunawi 0.25 1 32 sudarno 1 0.25 33 cipto 1 0.25 34 sutrisno 1 0.75
88
no 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
nama petani
p. pi'ah sumarno kismo m. jakfarin p. yetno p. no p. nardi p. juli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryono sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan sadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi
luas lahan 0.5 0.25 0.5 0.5 0.5 0.75 1 0.25 1 0.75 0.5 0.25 0.75 0.5 0.25 1 0.5 0.5 0.25 0.75 0.75 1 0.25 1 0.5 0.75 0.5 0.5 0.5 0.25 0.5 0.25 0.5 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5 0.5 0.25
0.25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
jumlah luas lahan (ha) 0.5 0.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2
89
no 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 10 0
nama petani
suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin sarjo rakidi muhadi ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin ali ghufron kalijo samudi sarmo mujari muhammadun kirun ngadiman narto suparmin jumlah
luas lahan 0.5 1 0.75 0.5 0.75 0.75 0.25 0.25 0.25 0.15 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 1 0.5 0.25 0.5 0.5 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5
0.5
0.25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
jumlah luas lahan (ha) 0.5 0.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 39
12
2
7
1
90
Data kepemilikan modal yang digunakan petani tanaman kedelai di kecamatan Ngaringan 2009 jumlah penggunaan modal no nama petani modal 100 350 360 – 750 760 – 995 1–2 ribu ribu ribu juta 1 hamdan 734500 1 2 ngatmin/sol 858000 1 3 ahmad nurihsan 595000 1 4 daman 397500 1 5 nyarman 793000 1 6 A. nurkamid 1194000 7 subandi 1074000 8 marsup 622000 1 9 ladi 602000 1 10 suwadi 409500 1 11 sarmin 504000 1 12 wagimin 563500 1 13 p. kasno 855000 1 14 ruba'i 305000 1 15 subiyanto 551000 1 16 syahroni sudarman 621000 1 17 sugimin 1097000 18 imam husen 671500 1 19 yatmorejo 937000 1 20 jumari 559000 1 21 suroto 552000 1 22 sukandi 815000 1 23 syubari 812000 1 24 rubain 648000 1 25 parji 426500 1 26 suwardi 579500 1 27 suntoro 928000 1 28 p. jamin 721500 1 29 mustaji 735500 1 30 ngatmin/suk 2140000 31 sunawi 567000 1 32 sudarno 559500 1 33 cipto 659000 1 34 sutrisno 1001000 35 p. pi'ah 648000 1 36 sumarno 541000 1 37 kismo 672000 1 38 m. jakfarin 875000 1 39 p. yetno 853000 1 40 p. no 1355000
1 1
1
1
1
1
91
no
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
nama petani
p. nardi p. juli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryono sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan sadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin sarjo rakidi muhadi
modal
1790000 497000 1333000 1059000 638000 512000 983000 674000 511000 1892000 1154000 773000 711000 1328000 1365000 1992500 561000 1548000 643500 924000 610000 771500 723500 425500 709000 459500 854000 484500 502000 554500 659000 914000 851000 498000 828000 1783000 1425000 857060 1540500 1165000 371500 294000
jumlah penggunaan modal 100 350 360 – 750 760 – 995 1–2 ribu ribu ribu juta
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
92
no
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
nama petani
modal
ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin ali ghufron kalijo samudi sarmo mujari muhammadun kirun ngadiman narto suparmin jumlah
435000 217000 485700 333500 480000 512000 465000 900000 902000 352000 496500 562000 455000 581500 542000 874000 593000 806500
jumlah penggunaan modal 100 350 360 – 750 760 – 995 1–2 ribu ribu ribu juta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 54 22 19
93
Penggunaan tenaga kerja petani tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan 2009
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
nama petani
hamdan ngatmin/sol ahmad nurihsan daman nyarman A. nurkamid subandi marsup ladi suwadi sarmin wagimin p. kasno ruba'i subiyanto syahroni sudarman sugimin imam husen yatmorejo jumari suroto sukandi syubari rubain parji suwardi suntoro p. jamin mustaji ngatmin/suk sunawi sudarno cipto sutrisno p. pi'ah sumarno kismo m. jakfarin p. yetno
jumlah tenaga kerja yang di gunakan tenaga 10 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 kerja 17 1 19 1 17 1 10 1 16 1 35 1 22 1 16 1 15 1 14 1 11 1 11 1 17 1 16 1 11 1 18 1 29 1 25 1 25 1 24 1 15 1 27 1 29 1 22 1 13 1 34 1 30 1 25 1 14 1 39 1 13 1 12 1 15 1 19 1 18 1 13 1 14 1 30 1 20 1
94
No
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
nama petani
p. no p. nardi p. juli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryono sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan sadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin sarjo rakidi
jumlah tenaga kerja yang di gunakan tenaga 10 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 kerja 38 1 44 1 14 1 37 1 30 1 23 1 14 1 38 1 22 1 11 1 52 1 31 1 31 1 17 1 43 1 48 1 57 1 15 1 40 1 16 1 19 1 16 1 17 1 17 1 11 1 18 1 13 1 17 1 10 1 11 1 13 1 13 1 27 1 18 1 12 1 20 1 35 1 22 1 21 1 29 1 19 1 19 1
95
No
nama petani
82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
muhadi ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin ali ghufron kalijo samudi sarmo mujari muhammadun kirun ngadiman narto suparmin jumlah
jumlah tenaga kerja yang di gunakan tenaga 10 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 kerja 16 1 18 1 12 1 28 1 20 1 25 1 27 1 24 1 10 1 28 1 15 1 19 1 23 1 16 1 24 1 13 1 21 1 22 1 13 1 58 27 10 5
96
Hasil produksi kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan no
nama petani
1 hamdan 2 ngatmin/sol ahmad 3 nurihsan 4 daman 5 nyarman 6 A. nurkamid 7 subandi 8 marsup 9 ladi 10 suwadi 11 sarmin 12 wagimin 13 p. kasno 14 ruba'i 15 subiyanto syahroni 16 sudarman 17 sugimin 18 imam husen 19 yatmorejo 20 jumari 21 suroto 22 sukandi 23 syubari 24 rubain 25 parji 26 suwardi 27 suntoro 28 p. jamin 29 mustaji 30 ngatmin/suk 31 sunawi 32 sudarno 33 cipto 34 sutrisno 35 p. pi'ah 36 sumarno
hasil produksi (kg)
hasil produksi (Rp)
produksi ( ton) 10002000
100-250 300-500 550-700 750-975
600 500
3000000 2000000
200 125 500 750 750 350 250 200 250 600 500 200 200
7000000 2000000 1000000 2500000 3000000 1000000 1500000 1250000 3250000 1500000 2000000 2500000 2000000
250 650 350 550 400 250 300 400 250 150 200 500 300 400 2000 250 200 300 700 500 200
2500000 6500000 4800000 7500000 1250000 750000 1000000 1000000 1750000 2000000 1750000 3500000 2000000 2600000 2250000 2500000 2500000 825000 1100000 1250000 4000000
1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1
1
1
1
1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1
1 1 1 1
1
97
no
nama petani
37 kismo 38 m. jakfarin 39 p. yetno 40 p. no 41 p. nardi 42 p. juli 43 p. aris 44 p. habib 45 p. ali 46 p. saru 47 p. nur 48 p. suraji 49 p. ji 50 wasmin 51 p. warsito 52 p. rohmad 53 p. sarno 54 p. karmari 55 p. suwarno 56 p. bandri 57 p. sukron 58 p. naryono 59 sadjam 60 yatmin 61 pratno 62 saniman 63 marji 64 jasman 65 bakirun 66 ngari 67 sutipan 68 sadimin 69 ngadimin 70 marno 71 suparjan 72 mustopa 73 mohadi 74 juwadi 75 suparto 76 mustajib
hasil produksi (kg)
hasil produksi (Rp)
500 500 700 1000 1400 400 1400 1100 700 400 1000 700 350 1600 800 750 400 1300 1200 1500 420 1300 450 600 400 500 500 200 450 250 500 200 200 250 400 500 500 250 525 1200
1250000 2250000 1250000 1250000 1000000 2250000 2500000 750000 3000000 625000 7000000 4450000 3500000 440000 1000000 2250000 1462500 2500000 1000000 4675000 3500000 5000000 4000000 2500000 1500000 825000 3575000 2500000 3650000 1250000 1000000 1000000 2500000 2000000 1000000 2500000 3000000 2500000 1000000 3750000
produksi ( ton) 10002000
100-250 300-500 550-700 750-975
1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
98
no
nama petani
77 sukarman 78 atmorejo radi 79 suparmin 80 sarjo 81 rakidi 82 muhadi 83 ngadin 84 ruslan 85 sholeh 86 padi 87 shobiqin 88 parmo 89 supardi 90 tamrin 91 ali ghufron 92 kalijo 93 samudi 94 sarmo 95 mujari 96 muhammadun 97 kirun 98 ngadiman 99 narto 100 suparmin jumlah= 100
hasil produksi (kg)
hasil produksi (Rp)
650 456 712 850 150 150 200 80 250 150 200 500 300 800 500 200 350 400 250 250 200 450 500 400
3750000 1750000 1680000 5850000 2000000 4000000 3500000 1750000 1000000 2500000 2750000 1000000 1500000 2000000 1250000 10000000 1250000 1250000 3750000 2000000 8000000 1262500 2651250 6600000
produksi ( ton) 100-250 300-500 550-700 750-975
1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1
32
1 1 1 39
1 1
11
1 1 7
10002000
11
99
Identias umur responden petani kedelai di Kecamatan Ngaringan 2009 no
nama petani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
hamdan ngatmin/sol ahmad nurihsan daman nyarman A. nurkamid subandi marsup Ladi suwadi Sarmin wagimin p. kasno ruba'i subiyanto syahroni sudarman sugimin imam husen yatmorejo Jumari Suroto sukandi syubari Rubain Parji suwardi suntoro p. jamin mustaji ngatmin/suk sunawi sudarno Cipto sutrisno p. pi'ah sumarno Kismo m. jakfarin p. yetno
25-35
Umur 46-55
36-45
56-65
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100
no
nama petani
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
p. no p. nardi p. juli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryono sadjam yatmin Pratno saniman Marji jasman bakirun Ngari sutipan sadimin ngadimin Marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin Sarjo Rakidi
25-35
Umur 46-55
36-45
56-65
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
101
no
82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
nama petani
muhadi ngadin Ruslan Sholeh Padi shobiqin Parmo supardi Tamrin ali ghufron Kalijo samudi Sarmo Mujari muhammadun Kirun ngadiman Narto suparmin jumlah
25-35
Umur 46-55
36-45
56-65
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33
1 1 1 38
19
10
102
Data Status Pendidikan Pendidikan Terakhir no
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
nama petani
Hamdan ngatmin/sol ahmad nurihsan Daman Nyarman A. nurkamid Subandi Marsup Ladi Suwadi sarmin wagimin p. kasno ruba'i subiyanto syahroni sudarman sugimin imam husen yatmorejo jumari suroto sukandi subari ruba'in parji suwardi suntoro p. jamin muataji ngatmin/suk sunawi sudarno cipto sutrisno p. pi'ah sumarno kismo m. jakfarin p. yetno
tidak sekolah
SD
SMP
SMA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lainnya
103
Pendidikan Terakhir no
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
nama petani
p. no p. nardi p. yuli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. nurrohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p.naryanto sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan saadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin sarjo rakidi
tidak sekolah
SD
SMP
SMA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lainnya
104
Pendidikan Terakhir no
82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
nama petani
muhadi ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin alighufron kalijo samudi sarmo mujari muhammadun kirun ngadiman narto supamin jumlah
tidak sekolah
SD
SMP
SMA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
1 75
11
3
Lainnya
105
Data Responden Sumber Utama Pekerjaan sebagai Petani di Kecamatan Ngaringan 2009
no
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
nama
hamdan ngatmin/sol ahmad nurihsan daman nyarman A. nurkamid subandi marsup ladi suwadi sarmin wagimin p. kasno ruba'i subiyanto syahroni sudarman sugimin imam husen yatmorejo jumari suroto sukandi syubari rubain parji suwardi suntoro p. jamin mustaji ngatmin/suk sunawi sudarno cipto sutrisno p.pi'ah sumarno kismo
sumber pendapatan selain petani petani buruh buruh pedagang sawah bangunan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
lain-lain
pande besi Mebel
tukang kayu
PNS Jahit
nyrekel Super
buruh pabrik
106
no
nama
sumber pendapatan selain petani petani buruh buruh pedagang sawah bangunan
lain-lain
tahu 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
m. jakfarin p.yetno p. no p. nardi p. yuli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryanto sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan sadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 Guru 1 penebas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 penebas tukang kebun 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
107
no
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
nama
atmorej radi suparmin sarjo rakidi muhadi ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin alighufron kalijo samudi sarmo mujari muahmmadun kirun ngadiman narto suparmin jumlah
sumber pendapatan selain petani petani buruh buruh pedagang lain-lain sawah bangunan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Ternak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 22 29 18 13 lainnya
108
Sumber Modal Petani Kedelai di Kecamatan Ngaringan 2009 no
nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
hamdan ngatmin/sol ahmad nurihsan daman nyarman A. nurkamid subandi marsup ladi suwadi sarmin wagimin p. kasno ruba'i subiyanto syahroni sudarman sugimin imam husen yatmorejo jumari suroto sukandi subari ruba,in parji suwardi suntoro p. jamin mustaji ngatmin/suk sunawi sudarno cepto sutrisno p. pi ah sumarno kismo m. jakfarin p. yetno p. no
modal sendiri ya tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
109
no
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
nama
p. nardi p. yuli p. aris p. habib p. ali p. saru p. nur p. suraji p. ji wasmin p. warsito p. rohmad p. sarno p. karmari p. suwarno p. bandri p. sukron p. naryanto sadjam yatmin pratno saniman marji jasman bakirun ngari sutipan sadimin ngadimin marno suparjan mustopa mohadi juwadi suparto mustajib sukarman atmorejo radi suparmin sarjo rakidi muhadi
modal sendiri ya tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
110
no
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
nama
ngadin ruslan sholeh padi shobiqin parmo supardi tamrin alighufron kalijo samudi sarmo mujari muhammadun kirun ngadiman narto suparmin jumlah
modal sendiri ya tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
Lampiran 2 Input data variabel x1, x2, x3, dan Y Input data variabel luas lahan, modal, tenaga kerja dan hasil produksi usaha tani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Nama Petani yatmin pratno p. nardi p. juli sumarno Kismo m.jakfarin sudarno Cipto sudarman sugimin p. jamin mustaji p. pi'ah jumari nyarman
Res
Lahan
Modal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0.75 0.5 1 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.25 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
924000 610000 1790000 497000 541000 672000 875000 559500 659000 621000 1097000 721500 735500 648000 559000 793000
Tenaga Kerja 19 16 44 14 13 14 30 12 15 18 29 25 14 18 24 16
111
Produksi
lnx1
lnx2
3000000 2000000 7000000 2000000 1000000 2500000 3000000 1000000 1500000 1250000 3250000 1500000 2000000 2500000 2000000 2500000
-0.2877 -0.6931 0 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931
13.7365 13.3212 14.3977 13.1163 13.2012 13.418 13.682 13.2348 13.3985 13.3391 13.9081 13.4891 13.5083 13.3816 13.2339 13.5836
lnx3
Lny
2.94444 2.77259 3.78419 2.63906 2.56495 2.63906 3.4012 2.48491 2.70805 2.89037 3.3673 3.21888 2.63906 2.89037 3.17805 2.77259
14.9141 14.5087 15.7614 14.5087 13.8155 14.7318 14.9141 13.8155 14.221 14.0387 14.9942 14.221 14.5087 14.7318 14.5087 14.7318
112
Nama Petani p. karmari p. suwarno p. bandri sholeh Padi shobiqin Kalijo samudi sarmo imam husain sutrisno suparjan mustopa mohadi saniman Marji muhadi Ngadi marno p. warsito mujari sadjam
Res
Lahan
Modal
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
0.75 0.75 1 0.25 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.75 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 0.25 0.25 0.5 0.25 0.5
1328000 1365000 1992500 485700 333500 480000 352000 496500 562000 671500 1001000 659000 914000 851000 771500 723500 294000 435000 554500 1154000 455000 643500
Tenaga Kerja 43 48 57 28 20 25 15 19 23 25 19 13 27 18 17 17 16 18 13 31 16 16
Produksi
lnx1
lnx2
6500000 4800000 7500000 1250000 750000 1000000 1000000 1750000 2000000 1750000 3500000 2000000 2600000 2250000 2500000 2500000 825000 1100000 1250000 4000000 1250000 2250000
-0.2877 -0.2877 0 -1.3863 -1.3863 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -0.2877 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -1.3863 -0.6931
14.0992 14.1267 14.5049 13.0933 12.7174 13.0815 12.7714 13.1153 13.2393 13.4173 13.8165 13.3985 13.7256 13.6542 13.5561 13.4919 12.5913 12.9831 13.2258 13.9587 13.0281 13.3747
lnx3
Lny
3.7612 3.8712 4.04305 3.3322 2.99573 3.21888 2.70805 2.94444 3.13549 3.21888 2.94444 2.56495 3.29584 2.89037 2.83321 2.83321 2.77259 2.89037 2.56495 3.43399 2.77259 2.77259
15.6873 15.3841 15.8304 14.0387 13.5278 13.8155 13.8155 14.3751 14.5087 14.3751 15.0683 14.5087 14.771 14.6264 14.7318 14.7318 13.6231 13.9108 14.0387 15.2018 14.0387 14.6264
113
Nama Petani suroto muhammadun Kirun ngadiman Narto Parji hamdan daman p. aris p. habib p. ali Ruslan jasman bakirun Ngari sutipan sadimin Sarjo p. yetno p. no tamrin parmo
Res
Lahan
Modal
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
0.5 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.5 0.25 1 0.75 0.5 0.15 0.25 0.5 0.25 0.5 0.25 0.75 0.5 0.75 1 0.25
552000 581500 542000 874000 593000 426500 734500 397500 1333000 1059000 638000 217000 425500 709000 459500 854000 484500 1165000 853000 1355000 900000 512000
Tenaga Kerja 15 24 13 21 22 13 17 10 37 30 23 12 11 18 13 17 10 19 20 38 10 27
Produksi
lnx1
lnx2
1250000 1250000 1000000 2250000 2500000 750000 3000000 625000 7000000 4450000 3500000 440000 1000000 2250000 1462500 2500000 1000000 4675000 3500000 5000000 4000000 2500000
-0.6931 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -0.6931 -1.3863 0 -0.2877 -0.6931 -1.8971 -1.3863 -0.6931 -1.3863 -0.6931 -1.3863 -0.2877 -0.6931 -0.2877 0 -1.3863
13.2213 13.2734 13.203 13.6808 13.2929 12.9634 13.5069 12.893 14.1029 13.8728 13.3661 12.2877 12.961 13.4716 13.0379 13.6577 13.0909 13.9682 13.6565 14.1193 13.7102 13.1461
lnx3
Lny
2.70805 3.17805 2.56495 3.04452 3.09104 2.56495 2.83321 2.30259 3.61092 3.4012 3.13549 2.48491 2.3979 2.89037 2.56495 2.83321 2.30259 2.94444 2.99573 3.63759 2.30259 3.29584
14.0387 14.0387 13.8155 14.6264 14.7318 13.5278 14.9141 13.3455 15.7614 15.3084 15.0683 12.9945 13.8155 14.6264 14.1957 14.7318 13.8155 15.3577 15.0683 15.4249 15.2018 14.7318
114
Nama Petani supardi Rakidi sukarman atmorejo radi suparmin sarmin ahmad nurihsan suwardi suntoro suparmin suwadi aligufron wagimin p.kasno rubai a. nurkamid subandi marsup p. sukron p. naryono p. saru p. nur
Res
Lahan
Modal
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
0.25 0.25 0.75 0.5 0.75 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.5 0.5 0.5 0.25 0.75 0.75 0.25 0.25 1 0.25 0.75
465000 371500 1425000 857060 1540500 504000 595000 579500 928000 806500 409500 902000 563500 855000 305000 1194000 1074000 622000 561000 1548000 512000 983000
Tenaga Kerja 24 19 22 21 29 11 17 34 30 13 14 28 11 17 16 35 22 16 15 40 14 38
Produksi
lnx1
lnx2
1500000 825000 3575000 2500000 3650000 1250000 1000000 1000000 2500000 2000000 1000000 2500000 3000000 2500000 1000000 3750000 3750000 1750000 1680000 5850000 2000000 4000000
-1.3863 -1.3863 -0.2877 -0.6931 -0.2877 -1.3863 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -0.2877 -0.2877 -1.3863 -1.3863 0 -1.3863 -0.2877
13.0498 12.8253 14.1697 13.6613 14.2476 13.1303 13.2963 13.2699 13.7408 13.6005 12.9227 13.7124 13.2419 13.6589 12.6281 13.9928 13.8869 13.3407 13.2375 14.2525 13.1461 13.7984
lnx3
Lny
3.17805 2.94444 3.09104 3.04452 3.3673 2.3979 2.83321 3.52636 3.4012 2.56495 2.63906 3.3322 2.3979 2.83321 2.77259 3.55535 3.09104 2.77259 2.70805 3.68888 2.63906 3.63759
14.221 13.6231 15.0895 14.7318 15.1102 14.0387 13.8155 13.8155 14.7318 14.5087 13.8155 14.7318 14.9141 14.7318 13.8155 15.1373 15.1373 14.3751 14.3343 15.582 14.5087 15.2018
115
Nama Petani p. suraji p. ji subiyanto ngatmin/sol yatmorejo ngadimin sukandi syubari rubain ngatmin / suk ladi sunawi p. rohmad p. sarno wasmin juwadi suparto mustajib
Res
Lahan
Modal
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
0.5 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.25 0.5 0.25 2 0.25 0.25 0.5 0.25 1 0.25 0.5 1
674000 511000 551000 858000 937000 502000 815000 812000 648000 2140000 602000 567000 773000 711000 1892000 498000 828000 1783000
Tenaga Kerja 22 11 11 19 25 11 27 29 22 39 15 13 31 17 52 12 20 35
Produksi
lnx1
lnx2
3500000 1750000 1000000 2500000 2750000 1000000 1500000 2000000 1250000 10000000 1250000 1250000 3750000 2000000 8000000 1262500 2651250 6600000
-0.6931 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -0.6931 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -1.3863 0.69315 -1.3863 -1.3863 -0.6931 -1.3863 0 -1.3863 -0.6931 0
13.421 13.1441 13.2195 13.6624 13.7504 13.1264 13.6109 13.6073 13.3816 14.5763 13.308 13.2481 13.558 13.4744 14.4531 13.1184 13.6268 14.3938
lnx3
Lny
3.09104 2.3979 2.3979 2.94444 3.21888 2.3979 3.29584 3.3673 3.09104 3.66356 2.70805 2.56495 3.43399 2.83321 3.95124 2.48491 2.99573 3.55535
15.0683 14.3751 13.8155 14.7318 14.8271 13.8155 14.221 14.5087 14.0387 16.1181 14.0387 14.0387 15.1373 14.5087 15.895 14.0486 14.7905 15.7026
Lampiran 3
Hasil regresi variabel X1, X2, X3, dan Y Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00004
14.5495
.62991
100
VAR00001
-.8714
.49998
100
VAR00002
13.4690
.44089
100
VAR00003
2.9859
.41066
100
Correlations VAR00004 Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
VAR00001
1.000
.899
.904
.677
VAR00001
.899
1.000
.867
.602
VAR00002
.904
.867
1.000
.700
VAR00003
.677
.602
.700
1.000
VAR00004
.
.000
.000
.000
VAR00001
.000
.
.000
.000
VAR00002
.000
.000
.
.000
VAR00003
.000
.000
.000
.
VAR00004
100
100
100
100
VAR00001
100
100
100
100
VAR00002
100
100
100
100
VAR00003
100
100
100
100
b
1
Variables Entered
VAR00003
VAR00004
Variables Entered/Removed Model
VAR00002
Variables Removed
VAR00003, VAR00001, a VAR00002
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VAR00004
116
117
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R
R Square
.936a
1
Adjusted R
Std. Error of
R Square
F
Square
the Estimate
Change
Change
.875
.871
.22600
df1
.875 224.355
3
df2
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
96
.000
1.845
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00001, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00004
Model 1
Sum of Squares 34.378 4.903
Regression Residual Total
ANOVAb df
Mean Square
3 96
11.459 .051
39.281
F
Sig.
224.355
.000a
99
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00001, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00004
Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error 1 (Constant) 6.176 1.531 VAR00001 .584 .091 VAR00002 .629 .115 VAR00003 .138 .077 a. Dependent Variable: VAR00004
Mod el
Dime nsion
Eigenv alue
1
1
3.768
2
.226
3
.007
4
.000
Coefficientsa Standardize t Sig. d Coefficients Beta
.463 .440 .090
4.033 6.412 5.452 1.780
.000 .000 .000 .078
Correlations
Zeroorder .899 .904 .677
Partial
.548 .486 .179
Collinearity Diagnosticsa Cond Variance Proportions ition (Con VAR0000 VAR0000 VAR0000 Index stant 1 2 3 ) 1.00 .00 .00 .00 .00 0 4.08 .00 .21 .00 .01 7 23.7 .01 .13 .01 .85 90 187. .99 .66 .99 .14
Collinearity Statistics Part
.231 .197 .064
Toleran ce .249 .199 .510
VIF
4.014 5.014 1.959
118
099 a. Dependent Variable: VAR00004 a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
13.1390
16.2524
14.5495
.58928
100
-2.394
2.890
.000
1.000
100
.025
.090
.044
.012
100
Adjusted Predicted Value
13.1540
16.2691
14.5499
.58900
100
Residual
-.52007
.64310
.00000
.22255
100
Std. Residual
-2.301
2.846
.000
.985
100
Stud. Residual
-2.332
2.924
.000
1.004
100
-.53399
.67923
-.00039
.23145
100
-2.388
3.048
.001
1.018
100
Mahal. Distance
.237
14.794
2.970
2.295
100
Cook's Distance
.000
.120
.010
.018
100
Centered Leverage Value
.002
.149
.030
.023
100
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: VAR00004
119
120
Lampiran 4 Angket/instrumen Penelitian ANGKET PENELITIAN PENGARUH LUAS LAHAN, MODAL, DAN TENAGA KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI USAHA TANI KEDELAI DI KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
No. urut
:………….
Tanggal
:…………………….. Desa
:………….
I. Identitas Responden
1.
Nama
:……………………………………………………..
2.
Umur
:………………………………………………..tahun
3.
Pendidikan terakhir
: (a) Tidak Sekolah
(c) SMP
(b) SD
(d) SMA 4.
Jenis kelamin
: (a) Laki-laki
(b) Perempuan
5.
Status marital
: (a) Kawin
(c) Janda
(b) Belum Kawin 6.
Jumlah anggota keluarga
7.
Jumlah anggota keluarga Yang menjadi
(d) Duda
:………..…………………………….orang
tanggungan…………………………..orang 8. Apa pekerjaan menjadi petani merupakan sumber utama pendapatan keluarga? a) Ya
b) Tidak
9. Apa Bapak/Ibu/Saudara memiliki pekerjaan lain selain sebagai petani? a) Ya. Sebagai, (a) pedagang (b) buruh tani b) Tidak.
(c) buruh bangunan (d) lainnya…………..
121
*Kalau ada pilihan, Silang yang anda pilih II. Variabel penelitian A. Luas lahan
1. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu/Saudara yang sedang di garap pada satu kali masa panen? a) 1/4 hektar
c) 3/4 hektar
e)
lainnya……………….. b) 1/2
hektar
d) 1 hektar
B. Modal
2. Berapa modal yang Bapak/ibu/saudara gunakan untuk usaha tani kedelai dalam satu kali masa panen. No
Keterangan
Jumlah
Biaya produksi: ………………kg 1) pembelian bibit 2) pembelian pupuk ………………kg 3) pembelian pestisida ………………ml Jumlah biaya tenaga kerja: 4) pengolahan tanah 5) penanaman benih 6) pemupukan 7) penyemprotan pestisida 8) pemanenan 9) penjemuran 10) penyelepan 11) lainya……….. Jumlah *Kalau ada pilihan, Silang yang anda pilih
Harga (Rp) persatuan Rp………………. Rp………………. Rp………………. RP……………… Rp………………. Rp………………. Rp………………. Rp………………. Rp………………. Rp………………. Rp………………. Rp………………. RP……………… Rp……………….
122
C. Tenaga kerja
3. Berapa Tenaga Kerja yang Bapak/Ibu/Saudara gunakan dalam satu kali masa panen.
1
Pengolahan tanah
jumlah tenaga kerja (orang) pria wanita ………….. …………..
2
Penanaman benih
…………..
…………..
…………………….
3
Pemupukan
…………..
…………..
…………………….
4
Penyemprotan pestisida
…………..
…………..
…………………….
5
Pemanenan
…………..
…………..
…………………….
6
Penjemuran
…………..
…………..
…………………….
7
penyelepan
…………..
…………..
…………………….
Lainya……….
…………..
…………..
…………………….
Jumlah
…………..
…………..
…………………….
No
Jenis kegiatan
Jumlah
…………………….
D. Hasil Produksi
4. Hasil Produksi Usaha Tani kedelai dalam satu kali masa panen. No Keterangan
Jumlah
Harga (Rp)
……………kg/ton
Rp……………..
Hasil produksi Produksi
III. Sesudah Panen pada hasil Produksi Kedelai
5. Cara panen dan penjualan hasil produksi : (1) ijon, tebasan atau borongan; (2) dipanen dan dijual berkelompok; (3) dipanen dan dijual sendiri 6. Penjualan hasil panen dalam bentuk : (1) tanaman/ditebas; (2) brangkasan; (3). Wose kering
123
7. Proses pengeringan : (1) sinar matahari; (2) mesin pengeringan 8. Tempat penjualan hasil panen : (1) di sawah; (2) di rumah/gudang penyimpanan; (3) di pasar/gudang pembeli. 9. Hasil panen kedelai dibeli oleh : (1) pedagang. (2) pengusaha pengolahan kedelai; (3) lainnya,..... IV. lainnya
10. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan modal sendiri dalam produksi kedelai pada satu kali masa tanam? (a) Ya
(b) Tidak
Bila tidak, dari mana Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan modal? ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 11. Adakah organisasi perkumpulan bagi para petani (khususnya petani kedelai)? (a) Ada.
(b) Tidak.
Bila iya, apakah Bapak/Ibu/Saudara ikut organisasi tersebut? Apa kegunaanya? ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
*Kalau ada pilihan, Silang yang anda pilih
124
Lampran 6
Foto penelitian
Foto Penelitian, Penelitian dengan responden petani kedelai
Foto penelitian, peneliti dengan responden petani kedelai
125
Foto Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan
Foto Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan
126
Foto Tanaman Kedelai di Kecamatan Ngaringan
Foto peneliti yang sedang meneliti tanaman kedelai