perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU KEKERASAN DI KALANGAN PELAJAR
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kedokteran Keluarga
Oleh: Fransiska Septiana Sulistyowati S541302040
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2014
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU KEKERASAN DI KALANGAN PELAJAR
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kedokteran Keluarga
Oleh: Fransiska Septiana Sulistyowati S541302040
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2014 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan ususlan tesis yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar”. Penulisan usulan tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan usulan tesis ini penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan, namun penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang akhirnya penulisan usulan tesis ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, M. S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M. S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Dr. dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga dan pembimbing II yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta dan meluangkan commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
waktu, pikiran , dan tenaga dalam memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran dalam penyusunan tesis. 4.
Dr. Nunuk Suryani, M. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, MM., M. Kes., PAK., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran , dan tenaga dalam memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran dalam penyusunan tesis.
6.
Seluruh dosen pengajar, karyawan dan karyawati Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7.
Keluarga yang telah mendukung secara material dan immaterial.
8.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberi dukungan demi lancarnya penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa usulan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Surakarta,
April 2014
Penulis
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Fransiska Septiana Sulistyowati. S541302040. 2014. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, M.M., M. Kes., PAK., Pembimbing II: Dr. dr. Hari Wujoso, Sp. F., M. M.Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang: penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 50% dari sampel sebanyak 609 pelajar sekolah melakukan tindakan kekerasan secara verbal. Peristiwa bullying marak terjadi di Indonesia, contohnya peristiwa bullying yang terjadi di SMA Don Bosco dan SMA 70 Jakarta. Tak jarang geng sekolah juga melakukannya, seperti yang dilakukan oleh Geng Nero di Pati jumlah populasi perokok aktif terus meningkat di Indonesia. Perilaku kekerasan di kalangan pelajar dapat dipengaruhi lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan. Tujuan: penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar. Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah sampel 104 siswa SMK Murni 1 Surakarta. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan regresi linier ganda. Hasil: terdapat pengaruh positif yang signifikan baik antara lingkungan sekolah dan perilaku kekerasan dengan nilai t sebesar 4,334, maupun antara pengetahuan dan perilaku kekerasan dimana dengan nilai t sebesar 3,753, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku kekerasan, serta terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lingkungan sekolah dan pengetahuan secara bersama-sama terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar dengan nilai F sebesar 31,764 dan memberikan kontribusi sebesar 37,4%. Simpulan: terdapat pengaruh bersama lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar.
Kata Kunci: lingkungan sekolah, pengetahuan, perilaku kekerasan di kalangan pelajar
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Fransiska Septiana Sulistyowati. S541302040. 2014 Influence of the School Environment and Knowledge against Violence Behaviour among Student . THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, M. M., M. Kes., PAK., Supervisor II: Dr. dr. Hari Wujoso, Sp. F., M.M. Master of Family Medicine, Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta
Background: American study says that 50% of a sample of 609 high school students perform verbal violence. Events bullying rife in Indonesia, for example bullying incident that occurred at Don Bosco Senior High School and Senior High School of 70 Jakarta. Not infrequently also do school gang, as is done by gang Nero in Pati number of active smoking population continues to rise in Indonesia. Violent behavior among students can be influenced by the school environment and konowledge of violent behavior. Objective: the study aimed to analyze the influence of the school environment and knowledge of the violent behavior among students. Methods: This study uses cross-sectional approach. The sampling technique used is random sampling with a sample of 104 students of SMK Murni 1 Surakarta. The instrument used was a questionnaire. Analysis using multiple linear regression. Results: There were significant positive effect between the school environment and violent behavior with t values is 4,334, and between knowledge and violent behavior in which the t value is 3.753, there is a significant positive effect between knowledge and violent behavior, and there is a positive influence significantly between the school environment and knowledge together to violent behavior among students with F value is 31,764 and accounted for 37.4%. Conclusion: there is the joints influence of the school environment and knowledge against violent behavior among students.
Keywords: school environment, knowledge, violent behavior among students
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ..............
iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT.....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka...................................................................... 5 1. Lingkungan ....................................................................... 5 2. Lingkungan Sekolah ......................................................... 7 3. Pengetahuan ...................................................................... 10 4. Perilaku Kekerasan ……………………………………… 14 B. Penelitian yang Relevan………………………………………. 24 C. Kerangka Berpikir……..………………………………………. 27 D. Hipotesis ……………………………………………………… 27
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian .................................................................. 29 commit to user................................................ 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 29 D. Variabel Penelitian ................................................................. 30 E. Definisi Operasional ............................................... ................ 30 F. Instrumen Penelitian................................................................... 33 G. Validitas dan Reliabilitas.......................................................... 34 H. Analisis Data ............................................................................ 37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................... 44 B. Pembahasan .............................................................................. 59 C. Keterbatasan Penelitian ...........................................................
BAB V
66
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 67 B. Implikasi .................................................................................... 68 C. Saran ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1
: Skoring Kuesioner Lingkungan Sekolah………....…………… 31
Tabel 3.2
: Skoring Kuesioner Perilaku Kekerasan …….. …..…………
33
Tabel 3.3
: Kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Sekolah….….……………
33
Tabel 3.4
: Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan …………...………………
34
Tabel 3.5
: Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Kekerasan…………………….
34
Tabel 4.1
: Karakteristik Responden berdasarkan Umur ……………...
44
Tabel 4.2
: Karakteristik Responden berdasarkan Tempat Tinggal …... .
45
Tabel 4.3
: Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Kekerasan yang Dilakukan ……………………………………………...
45
Tabel 4.4
: Satistik Deskriptif ……...……………………………………
46
Tabel 4.5
: Uji Statistik Bivariat ………………………………………… 48
Tabel 4.6
: Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test…… 50
Tabel 4.7
: Hasil Uji Linieritas ………………………………………….. 51
Tabel 4.8
: Hasil Uji Multikolinieritas ……………………………….….. 51
Tabel 4.9
: Hasil Uji Autokorelasi ………………………………….…… 52
Tabel 4.10
: Hasil Uji Heterokesdastisitas ………………………….…….. .53
Tabel 4.11
: Hasil Uji Regresi Linier Ganda ………………………….….. 54
Tabel 4.12
: Hasil Uji F ………………………………………………….... 55
Tabel 4.13
: Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………….…. 56
xi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal Penelitian
Lampiran 2
: Surat Permohonan menjadi Responden
Lampiran 3
: Surat Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4
: Lembar Konsultasi
Lampiran 5
: Kuesioner
Lampiran 6
: Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7
: Rekapitulasi Data untuk Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 8
: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 9
: Hasil Uji Univariat
Lampiran 10 : Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Lampiran 11 : Uji Asumsi Klasik Lampiran 12 : Hasil Kuesioner Penelitian
commit xii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sarana untuk menimba ilmu, wawasan dan menciptakan lingkungan pembelajaran dengan guru sebagai mediatornya untuk menyiapkan pelajarnya menjadi penerus bangsa yang berkualitas dan berguna bagi bangsa Indonesia. Maraknya kasus kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar saat ini sangat memprihatinkan pendidik dan orang tua. Sekolah seharusnya menjadi lingkungan yang nyaman, aman dan mendukung siswa untuk berkembang secara mental, fisik, emosional dan sosial, serta membentuk karakter pribadi yang positif ternyata malah menjadi tempat subur tumbuhnya praktek bullying, sehingga memberi ketakutan bagi anak untuk memasukinya (Woolfolk dalam Rahmawan, 2013; Usman, 2013). Kita sering mendengar terjadinya kasus kekerasan terjadi di sekolah. Masa orientasi sekolah, training, dan latihan dasar kepemimpinan sering digunakan sebagai wahana untuk melakukan bullying. Tak jarang kasus kekerasan juga terjadi pada saat pertemanan. Bullying menjadi persoalan yang penting yang harus ditangani secara serius. Sebenarnya kekerasan
merupakan masalah yang klasik, berkesinambungan dan
kompleks. Bullying terjadi hampir di segala aspek kehidupan baik keluarga, sekolah, masyarakat dan dunia kerja (Abdullah, 2013). commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 50% dari sampel sebanyak 609 pelajar sekolah melakukan tindakan kekerasan secara verbal (Spencer dan Carter dalam Rahmawan, 2013). Peristiwa bullying marak terjadi di Indonesia, contohnya peristiwa bullying yang terjadi di SMA Don Bosco dan SMA 70 Jakarta. Tak jarang geng sekolah juga melakukannya, seperti yang dilakukan oleh Geng Nero di Pati (Rohmah, 2012; Akuntono, 2011; Mujiran, 2008). Menurut Edwards (dalam Usman, 2013), perilaku kekerasan sering terjadi di kalangan pelajar sekolah menengah atas (SMA) dikarenakan pada masa ini remaja memiliki egosentrisme yang tinggi. Sekolah harus memiliki peraturan dan pengawasan yang konsisten agar tercipta lingkungan yang aman dan kondusif bagi siswa untuk belajar dan beraktivitas di dalamnya. Kurangnya pengawasan yang dilakukan pihak sekolah akan menimbulkan masalah yang beragam termasuk terjadinya perilaku kekerasan di sekolah (Rahmawan, 2013). Tingkat pengawasan di sekolah akan menentukan seberapa banyak dan
seberapa sering terjadinya perilaku kekerasan. Rendahnya tingkat
pengawasan di sekolah mengakibatkan berkembangnya perilaku kekerasan di kalangan siswa. Pengawasan sangat penting dilakukan terutama di tempattempat yang kerap digunakan untuk tindakan kekerasan, contohnya di lapangan (Novianti dalam Usman, 2013). Perilaku kekerasan atau bullying termasuk tindakan yang sengaja dilakukan pelaku pada korbannya, yang bertujuan untuk mengganggu orang yang lebih lemah darinya. Kurangnya pengetahuan juga merupakan salah satu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
faktor individu yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku kekerasan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku bullying maka akan dapat meminimalkan terjadinya perilaku bullying di kalangan siswa (Usman, 2013). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar“.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar ? 2. Apakah ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar? 3. Apakah ada pengaruh bersama antara lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
2. Tujuan Khusus a.
Menganalisis
pengaruh
lingkungan
sekolah terhadap perilaku
kekerasan di kalangan pelajar. b.
Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar.
c.
Menganalisis pengaruh bersama antara lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung teori yang sudah ada tentang pengaruh lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pengawasan terhadap perilaku kekerasan dalam upayanya untuk meminimalkan perilaku kekerasan yang terjadi di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Lingkungan Lingkungan adalah kesatuan ruang suatu benda, daya , keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut Hadi (2005), aspek lingkungan meliputi : a. Lingkungan keluarga Lingkungan yang pertama berhubungan dengan anak adalah orang tua, saudara atau kerabat dekat yang tinggal serumah. Lingkungan keluarga merupakan bentuk kecil dari masyarakat dan kehidupannya, dimana pandangan anak dalam masyarakat akan dipengaruhi oleh pola dalam keluarga tersebut (Hadi, 2005). Keluarga merupakan kunci penting anak dalam berperilaku karena di dalam keluarga inilah norma dan nilai akan ditanamkan kepada anak. Di dalam keluarga, anak diajarkan kemampuan untuk menahan perilaku negatif yang akan diterimanya dalam pergaulan. Perlakuan yang diterima anak dalam keluarga baik dari orang tua maupun saudara turut membentuk perilaku anak di sekolah maupun masyarakat. Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan untuk commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
membentuk iklim keluarga yang kondusif bagi pembentukan perilaku anak (Frutos, 2013). b. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan tempat anak melakukan kegiatan belajar. Sekolah adalah sarana untuk menimba ilmu, wawasan dan menciptakan
lingkungan
pembelajaran
dengan
guru
sebagai
mediatornya. Di sekolah, anak belajar berinteraksi dengan orang lain, baik guru maupun teman (Hadi, 2005; Usman, 2013). Iklim sekolah mengacu pada kulaitas dan karakter dari kehidupan
sekolah.
Iklim
sekolah
yang
positif
mendorong
terbentuknya pelajar yang produktif dalam masyarakat, karena di sekolah ditanamkan nilai, norma, dan harapan yang mendukung pelajar dalam kehidupan sosial (Frutos, 2013). c. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di sekitar individu yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Seseorang yang tinggal di suatu daerah tidak akan lepas dari interaksi dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya (Hadi, 2005). Perilaku
anak-anak
dipengaruhi
oleh
lingkungan
masyarakatnya. Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi perilaku anak adalah teman sebaya, adat istidat dan pola kehidupan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang baik akan menciptakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
seseorang yang berperiaku baik pula (Frutos, 2013; Magklara et al, 2012). 2. Lingkungan Sekolah a.
Pengertian Lingkungan Sekolah Lingkungan adalah kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal
yang
sistematis
melaksanakan
program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Tu’u, 2004). Lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar dan komunikasi antar warga sekolah (Hadi, 2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang di dalamnya berlangsung kegiatan belajar mengajar dan komunikasi antar warga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
sekolah dalam rangka membentuk sikap dan mengembangkan potensi siswa. b. Faktor- faktor sekolah yang mempengaruhi perilaku kekerasan 1) Kedisiplinan Kedisiplinan kerajinan
siswa
sekolah dalam
erat
hubungannya
dengan
sekolah.
Kedisiplinan
sekolah
mencakup kedisiplinan guru dan siswa dalam melaksanakan tata tertib, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya dan kedisiplinan tim bimbingan konseling dalam memberikan pelayanan kepada siswa (Slameto, 2010). Pihak sekolah yang sering mengabaikan keberadaan perilaku kekerasan ini, mengakibatkan anak-anak sebagai pelaku kekerasan akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain (Hazler dalam Curelaru, 2009). 2) Relasi guru dengan siswa Relasi guru dan siswa yang baik, akan membuat siswa menyukai gurunya. Kekerasan di sekolah banyak berasal dari sesama teman.. Namun jika menekankan pada hubungan antara anak dengan orang dewasa, pelaku kekerasan yang dominan adalah para guru., terlepas dari soal motivasi tindakan kekerasan
mereka, apakah commit to user
mengajar
atau
menghajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Kekerasan terhadap siswa yang dilakukan guru di sekolah berdampak pada hilangnya motivasi belajar dan kesulitan dalam memahami pelajaran sehingga pada umumnya prestasi belajar juga rendah. Kekerasan guru terhadap siswa juga akan menyebabkan siswa benci dan takut pada guru (Wiyani, 2012). 3) Relasi siswa dengan siswa (teman sebaya) Pengaruh
kelompok
teman
sebaya
memberikan
pengaruh terhadap tumbuhnya perilaku kekerasan di sekolah. Teman di lingkungan sekolah idealnya berperan sebagai “partner” siswa dalam proses pencapaian program-program pendidikan. Namun kelompok teman sebaya yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak yang negatif bagi sekolah seperti kekerasan, perilaku membolos, dan rendahnya sikap menghormati kepada sesama teman dan guru. Perilaku kekerasan yang terjadi di sekolah juga sebagian disebabkan karena adanya dorongan dari teman-temannya. 4) Iklim sekolah Freiberg (dalam, Magfirah, 2009) mengartikan iklim sekolah sebagai suatu suasana untuk membantu masing-masing individu merasa berharga secara pribadi, bermartabat dan penting secara serentak agar tercipta suatu rasa memiliki terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Iklim
sekolah
yang
positif
dapat
meningkatkan
performansi staf, mempromosikan moral yang lebih tinggi dan meningkatkan prestasi siswa. Hal tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain menerapkan peraturan yang jelas dan konsisten terhadap perilaku kekerasan, dukungan guru dan melibatkan siswa sendiri dalam membuat keputusan dan rancangan intervensi untuk pencegahan kekerasan di sekolah (Kassabri dalam Magfirah, 2009). 3. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan itu diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkatan Pengetahuan Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan, dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang materi yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapt menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dikatakan bahwa sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
telah
ada.
Misalnya,
dapat
menyusun,
dapat
merencanakan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo (2003) antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
1) Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima dan memahami informasi tersebut. 2) Informasi Sumber
informasi yang didapatkan dapat
memberikan
peningkatan terhadap pengetahuan. Informasi dapat diperoleh melalui media massa seperti majalah, koran, berita televisi dan juga melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. 3) Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut. 4) Pengalaman Pengalaman merupakan salah satu
faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan yang terkait dengan umur dan pendidikan seseorang. Semakin seseorang bertambahnya umur dan jenjang pendidikan maka pengalaman juga akan semakin luas. 5) Sosial ekonomi Untuk memperoleh informasi yang memerlukan biaya, contohnya
sekolah,
tingkat
sosial
ekonomi
seseorang
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh. Tingkat sosial ekonomi
mencerminkan intelektual commit to user
dan
pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
seseorang. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, maka semakin tinggi intelektual dan pengetahuan orang tersebut serta semakin baik orang tersebut dalam berperilaku (Jansen, 2012).. 4. Perilaku Kekerasan (Bullying) a. Pengertian Perilaku Kekerasan (Bullying) Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan bullying sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata “bull” yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesan kemari. Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah (Wiyani, 2012). Bullying adalah perilaku negatif yang mengkibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang (Olweus dalam Wiyani, 2012). Sedangkan menurut Rigby (dalam Astuti, 2008), bullying adalah suatu hasrat untuk menyakiti yang diperlihatkan dalam aksi yang dapat menyebabkan
penderitaan pada korbannya. Aksi
ini dapat
dilakukan oleh individu ataupun kelompok yang lebih berkuasa, tidak bertanggung jawab dan dilakukan berulang kali dengan sengaja untuk menyakiti korban. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying atau perilaku kekerasan adalah perilaku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
negatif yang bertujuan untuk menyakiti atau mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman yang dilakukan oleh individu atau kelompok dan biasanya terjadi secara berulang-ulang. b. Bentuk Perilaku Kekerasan (Bullying) Perilaku kekerasan (bullying) secara garis besar dibagi menjadi 2 kategori yaitu secara fisik dan non fisik, yang kemudian dibagi menjadi beberapa kategori : 1) Fisik (a) Kontak fisik langsung, contohnya memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencakar, memeras dan merusak barangbarang yang dimiliki orang lain, termasuk menyentuh seseorang secara sensual. (b) Perilaku fisik secara tidak langsung, contohnya mengajak seseorang untuk memukuli orang lain. 2) Non fisik (a) Kontak
verbal
langsung,
contohnya
mengancam,
mempermalukan, mengganggu, memberi panggilan nama (name calling), sarkasme, merendahkan (puts down), mencela/ mengejek, mengintimidasi, memaki (b) Perilaku
verbal
secara
tidak
langsung,
contohnya
mempengaruhi seseorang untuk mengucilkan orang lain, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
menyebarkan gosip, memanipulasi pertemanan sehingga menjadi retak. (c) Perilaku non-verbal langsung, contohnya melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekpresi muka yang merendahkan. (d) Perilaku non-verbal secara tidak langsung, contohnya mendiamkan seseorang, sengaja mengucilkan seseorang atau mengabaikan dan mengirimkan surat kaleng. c. Dampak Perilaku Kekerasan (Bullying) Perilaku kekerasan di sekolah (bullying) memiliki dampak yang negatif baik bagi korban maupun pelaku. Akibat perilaku kekerasan yang diterima, pada diri korban akan timbul perasaan tertekan oleh karena pelaku menguasai korban. Kondisi tersebut akan mengakibatkan korban mengalami kesakitan secara fisik dan psikologis, kepercayaan diri (self esteem) yang merosot, malu, trauma, merasa sendiri dan takut kepada sekolah (school phobia). Dalam
kondisi
selanjutnya,
ditemukan
bahwa
korban
mengasingkan diri dari sekolah, menderita ketakutan sosial (social phobia) dan akibat terburuknya adalah korban cenderung ingin bunuh diri (Astuti, 2008). Kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan perilaku melampaui batas kode etik dan aturan dalam pendidikan, baik dalam bentuk fisik maupun pelecehan atas hak seseorang. Jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
perilaku kekerasan sampai melampaui batas otoritas lembaga, kode etik guru dan peraturan sekolah, kekerasan tersebut dapat mengarah pada pelanggaran atas Hak Asasi Manusia (HAM) dan bahkan tindak pidana. Siswa mempunyai hak untuk mendapat pendidikan dalam lingkungan yang aman dan bebas dari rasa takut. Meskipun tidak ada peraturan mewajibkan sekolah harus memiliki kebijakan program
anti
bullying,
tetapi
di
dalam
Undang–undang
Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 pasal 54 dinyatakan bahwa anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah, teman- temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya (Wiyani, 2012). Undang-undang Perlindungan
Anak,
Nomor menegaskan
23
Tahun
kekerasan
2002
tentang
terhadap
anak
merupakan tindak pidana dan terhadap pelakunya diancam hukuman pidana. Undang-undang ini merupakan upaya negara untuk meminimalkan kekerasan terhadap anak. Pasal 80 secara tegas menyatakan : 1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
(enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). 2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun
dan
atau
denda
paling
banyak
Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 4) Pidana
ditambah
sepertiga
dari
ketentuan
sebagaiman
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orangtuanya. d. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kekerasan 1) Faktor predisposisi Adalah faktor yang mendasari terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk di dalamnya adalah: (a) Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. commit to user
Pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). (b) Sikap Sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap suatu respon sosial. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memeperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan apabila diberi tugas, adalah suatu indikasi sikap karena dengan usaha menjawab atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas benar atau salah, berarti orang tersebut menerima ide kita. 3. Menghargai (valuing) Mengajak
orang
lain
untuk
mengerjakan
atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indkasi sikap menghargai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
4. Bertanggungg jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala yang dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paing tinggi (Notoatmodjo, 2003). (c) Jenis kelamin Salah satu penyebab terjadinya perilaku kekerasan adalah jenis kelamin. Remaja laki-laki cenderung lebih banyak melakukan perilaku kekerasan dibanding perempuan. Hal ini disebabkan karena kadar testosteron pada laki-laki meningkat delapan kali lipat dari sebelumnya, jumlah testosteron yang tinggi akan menimbulkan perasaan mudah tersinggung, tegang dan gelisah. Remaja yng memiliki kadar testosteron yang tinggi, lebih rentan untuk melakukan perilaku kekerasan (Myers dalam Nopriandi, 2013). 2) Faktor pemungkin Adalah faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku tertentu, dalam hal ini adalah perilaku kekerasan. Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku kekerasan yaitu paparan media massa. Tingginya intensitas menyaksikan perilaku kekerasan di media massa menyebabkan semakin tinggi pula sikap dan perilaku kekerasan orang tersebut. Jika seseorang terlalu sering menyaksikan tayangan kekerasan di media massa, maka perilaku kekerasan akan menjadi hal yang biasa bagi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
orang
tersebut.
Kepekaan
terhadap
perbuatan
yang
membahayakan orang lain akan hilang sehingga seseorang tidak akan lagi takut melakukan kekerasan pada orang lain (Nopriandi, 2013). 3) Faktor penguat Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk faktor penguat adalah: (a) Orang tua Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orang tuanya dan ketika tumbuh menjadi dewasa mereka melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya sendiri, sehingga perilaku kekerasan diwarisi dari generasi ke generasi. Oleh karena itu anak harus dididik sejak dini untuk melindungi diri dari segala bentuk potensi yang dapat menjadikan anak sebagai korban tindak kekerasan agar tidak menjadikan anak tersebut pelaku kekerasan saat dewasa. (b) Teman Teman sebaya berperan sangat penting dalam pembentukan sikap dan perilaku remaja. Remaja yang berteman dengan seseorang yang sering melakukan perilaku kekerasan akan cenderung mengikuti perilaku tersebut. Apabila kelompok teman sebaya menunjukkan nilai yang positif maka remaja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif pula, begitupula sebaliknya (Kaplan, 2010). (c) Guru Guru terkadang memberikan terkadang memberikan contoh yang kurang baik kepada muridnya. Ketika murid melakukan kesalahan, seperti salah menjawab pertanyaan atau salah mengerjakan tugas, guru tak segan mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menjatuhkan mental murid yang bersangkutan. Belum lagi bila ada murid yang berperilaku tidak tertib seperti ramai di kelas, terlibat perkelahian, tertangkap
basah
mencontek,
atau
mencuri,
tindak
kekerasan yang biasanya dilakukan guru adalah secara fisik, seperti mencubit, menjewer, menampar, bahkan menjambak. Murid yang sering mendapat perlakuan kasar dari guru mengakibatkan murid tersebut melakukan hal yang
sama
kepada
murid
lain.
Guru
seharusnya
memberikan contoh yang baik agar meminimalisir perilaku kekerasan di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
(d) Psikologis Faktor psikologis yang menyebabkan perilaku kekerasan terjadi adalah : 1. Kontrol diri Kontrol diri adalah kemampuan membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk menahan keinginan atau dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Remaja yang tidak bisa melakukan kontrol diri atau mengendalikan emosi dengan baik, akan cenderung melakukan perilaku kekerasan di saat yang tidak menyenangkan. Perilaku kekerasan merupakan perilaku yang timbul akibat ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol diri. Kontrol
diri
yang
buruk
atau
kurang
baik,
mengakibatkan remaja menunjukkan sikap dan perilaku negatif dan lebih cenderung melakukan perilaku kekerasan, begitupula sebaliknya (Nopriandi, 2013). 2. Pengalaman kekerasan di masa lalu Pengalaman kekerasan yang dialami seseorang di masa lalu, baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan salah satu faktor penyebab seseorang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
melakukan perilaku kekerasan. Apabila seseorang dalam kondisi yang mengingatkan mereka pada pangalaman yang pernah mereka alami, maka mereka akan cenderung melakukan hal yang serupa (Nopriandi, 2013) B. Penelitian yang Relevan 1. Usman, I (2013) dengan judul penelitian “Kepribadian Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kepribadian, komunikasi, kelompok teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku bullying pada siswa SMA di Kota Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah siswasiswi dari tiga SMA di Kota Gorontalo yang berjumlah 103 siswa. Data dikumpulkan melalui beberapa skala yaitu skala kepribadian, skala komunikasi, skala pengaruh teman sebaya, dan skala perilaku bullying. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik analisis regresi untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kepribadian, komunikasi interpersonal remaja dengan orang tua, peran kelompok teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku bullying pada siswa SMA di kota Gorontalo. 2. Waasdorp,T E; Bradshaw, CP; Leaf, PJ (2012) dengan judul penelitian “The Impact Schoolwide Positive Behavioral Interventions and Supports on Bullying and Peer Rejection:A Randomized Controled Effectiveness commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Trial. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar manfaat dari Schoolwide Positive Behavioral Interventions and Supports pada iklim sekolah. Penelitian ini dilakukan di sebanyak 37 sekolah dasar di Maryland. Penelitian ini merupakan penelitian randimozed control trial. Penelitian ini menyebutkan bahwa keterlibatan anak baik sebagai pelaku maupun korban bullying dapat dicegah dengan meningkatkan iklim sekolah. 3. Khairiah, S; Muhdi, N; Budiono (2012) dengan judul penelitian “Korelasi antara Perilaku Bullying dan Tingkat Self-Esteem pada Pelajar Dua Buah SMPN di Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara perilaku bullying dan tingkat self-esteem pada pelajar dua buah SMPN di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara perilaku bullying dan tingkat self-esteem pada pelajar dua buah SMPN di Surabaya. 4. Magfirah, U & Racmawati, MA (2009) dengan judul penelitian “Hubungan Iklim Sekolah dan Kecenderungan Perilaku Bullying”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku bullying. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku bullying. Semakin negatif iklim sekolah
semakin tinggi kecenderungan perilaku commit to user
bullying.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Sebaliknya semakin positif Iklim sekolah maka semakin rendah kecenderungan perilaku bullying. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 73 siswa/siswi SMP Negeri 2 Bantul, Yogyakarta. Pengumpulan
data
menggunakan
dua
jenis
skala,
yaitu
skala
kecenderungan perilaku bullying dan skala iklim sekolah. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Product Moment Pearson dengan bantuan program SPSS 11,5. Hasil penelitian uji hubungan dalam hipotesis iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku bullying menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa kofisien korelasi r=- 0.459 dengan p=0.000 (p<0.01), artinya hipotesis penelitian diterima. 5. Adilla, N (2009) dengan judul penelitian “Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah control sosial berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku bullying pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Uji korelasi dengan metode Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dengan skala pengukuran interval. Berdasarkan pengujian kepada 183 sampel menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,472 dan positif. Hal ini menggambarkan bahwa hubungan antara variabel kontrol sosial dan perilaku bullying aialah kuat dan bernilai searah. Semakin kuat kontrol sosial yang dimiliki pelajar, semakin negatif pelajar melakukan perilaku bullying. Untuk menguji linearitas dari kedua variabel dilakukan uji commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
regresi sederhana.Berdasarkan pengujian dua sisi, didapatkan hasil uji regresi pada kedua variabel adalah 8,500 . Hal ini memperlihatkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara kontrol sosial dengan perilaku bullying dengan nilai T hitung > T table (8,500 > 1,977).
C. Kerangka Berpikir
Pengetahuan Faktor predisposisi
Lingkungan keluarga
Jenis kelamin Sikap
Lingkungan sekolah: 1. Kedisiplinan 2. Relasi G - S 3. Relasi S - S 4. Iklim sekolah
Perilaku Kekerasan (Bullying)
Psikologi
Faktor pemungkin
Media massa
Orang tua Kontrol diri Pengalaman
Lingkungan masyarakat
Faktor penguat
Teman Guru
Keterangan : : diteliti : tidak diteliti
D. Hipotesis 1. Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
2. Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar. 3. Ada pengaruh bersama antara lingkungan sekolah dan pengetahuan terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di SMK Murni 1 Surakarta. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2014 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah 140 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian dihitung berdasarkan rumus dan teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Rumus penentuan sampel : n=
N 1 + N (d2)
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = derajat kesalahan (5%) commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
n=
=
N 1 + N (d2) 140 1 + 140 (0,05)2
= 103,7 = 104 sampel
D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas a. Lingkungan sekolah b. Pengetahuan 2. Variabel terikat Perilaku kekerasan
E. Definisi Operasional 1. Lingkungan Sekolah a. Definisi Kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa meliputi kedisiplinan, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa dan iklim sekolah. b. Alat ukur data Alat ukur data lingkungan sekolah menggunakan kuesioner. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
c. Satuan data Satuan data lingkungan sekolah adalah unit. Lingkungan sekolah diukur menggunakan skala Likert. Pernyataan dalam bentuk favourable dan unfavourable dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (S) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel 3.1. Skoring Kuesioner Lingkungan Sekolah No. Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable 1. Sangat setuju (SS) 4 1 2. Setuju (S) 3 2 3. Tidak setuju (TS) 2 3 4. Sangat tidak setuju (STS) 1 4
d. Skala data Skala data variabel lingkungan sekolah adalah interval. 2. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah pemahaman mengenai pengertian, bentuk dan dampak perilaku kekerasan. b. Alat ukur data Alat ukur data pengetahuan menggunakan kuesioner c. Satuan data Satuan data pengetahuan berupa unit. Pengetahuan diukur dengan menggunakan skala Gutmann berbentuk closed-ended dichotomy question. Pertanyaan dalam bentuk favourable dan unfavourable. Responden hanya memilih satu commit to userjawaban. Skor untuk pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
favourable apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0, sedangkan untuk pertanyaan unfavourable yaitu skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Hidayat, 2009). d. Skala data Skala data variabel pengetahuan adalah interval. 3. Perilaku Kekerasan a. Definisi Perilaku kekerasan adalah perilaku negatif yang bertujuan untuk menyakiti atau mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman yang dilakukan oleh individu atau kelompok dan biasanya terjadi secara berulang-ulang dalam bentuk fisik (langsung dan tidak langsung) dan non fisik (verbal secara langsung dan tidak langsung, non verbal langsung dan tidak langsung). b. Alat ukur data Alat ukur data perilaku kekerasan menggunakan kuesioner. c. Satuan data Satuan data perilaku kekerasan adalah unit. Perilaku kekerasan diukur menggunakan skala Likert. Pernyataan dalam bentuk favourable dan unfavourable dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (S) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel 3.2. Skoring Perilaku Kekerasan (Bullying) No. Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable 1. Sangat setuju (SS) 4 1 2. Setuju (S) 3 2 3. Tidak setuju (TS) 2 3 4. Sangat tidak setuju (STS) 1 4
d. Skala data Skala data perilaku kekerasan adalah interval.
F. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengukur variabel lingkungan sekolah, pengetahuan dan perilaku kekerasan menggunakan kuesioner tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan (Sumarsono, 2004) . Kuesioner disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut: 1. Kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Sekolah Tabel 3.3. Kisi-kisi kuesioner lingkungan sekolah Variabel Indikator Nomor Item Favourable Unfavourable Kedisiplinan 1,2,6,7 3,4,5,8 Relasi guru 9,10,12,13,15,17 11,14,16,18 dengan siswa Relasi siswa 20,22 19,21,23,24,25 dengan siswa 26,27 Iklim sekolah 28,29,31,33,34 30,32,35 Jumlah
commit to user
Jumlah 8 10 9 8 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
2. Kisi-kisi Pengetahuan Tabel 3.4. Kisi-kisi pengetahuan Variabel Indikator Nomor Item Favourable Unfavourable 1,2,3,4,5 6 Pengetahuan Pengertian perilaku kekerasan (bullying) Bentuk 7,8,9,10,13, 11,12,14 perilaku 15 kekerasan (bullying) Dampak 16,17,20 18,19 perilaku kekerasan (bullying) Jumlah
Jumlah 6
9
5
20
3. Kisi-kisi Perilaku Kekerasan (Bullying) Tabel 3.5. Kisi-kisi perilaku kekerasan (Bullying) Variabel Indikator Nomor Aitem Unfavourable Fisik: Perilaku Kontak langsung 1,2,3,4,5,6,7, Kekerasan 8,22,23,25,27,28 (Bullying) Tidak langsung 9 Non fisik: Verbal langsung 10,11,12,13,14,24 26,29,30 Tidak langsung 15,16,17 Non verbal 18,19 langsung Tidak langsung 20,21 Jumlah
Jumlah
13 1 9 3 2 2 30
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian maka diperlukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. commit to user Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
sebaiknya jumlah responden untuk ujicoba paling sedikit 30 orang. Penghitungan dilakukan dengan bantuan aplikasi program komputer SPSS (Statistical Package For Social Science) for Windows versi 17 dengan tingkat signifikansi (α) yaitu 5%. 1. Uji validitas Uji validitas dilakukan dengan analisis butir soal yaitu skor yang ada pada butir soal dinyatakan sebagai nilai x dan skor total dinyatakan sebagai nilai y. Selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment. Kuesioner diuji cobakan pada 30 murid kelas XI SMK Murni 1 Surakarta. Setelah diperoleh harga rxy hasilnya dikonsultasikan dengan harga kritik product moment. Jika harga rxy > rtabel maka dapat dikatakan butir itu valid dengan = 5% (Notoatmodjo, 2006). Perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus:
rxy Keterangan : r = koefisien korelasi
xy
= skor pernyataan
x = pernyataan
N
= jumlah sampel
y = skor total 2. Uji reliabilitas Uji reliabilitas mengandung maksud untuk menguji sejauh mana instrumen menghasilkan pengukuran yang sama meskipun digunakan pengamat yang berbeda pada waktu yang sama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alfa Cronbach dengan rumus: ri = k 1 - b2 ( k - 1)
2 t
Keterangan: ri = reliabilitas instrumen yang dicari k = banyaknya butir pertanyaan b2 = jumlah varian butir soal 2 t = varian total Jika hasil ri > rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka aitem dikatakan reliabel; sebaliknya jika ri < rtabel maka dikatakan tidak reliabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2007; Sugiyono, 2007; Taufiqurrahman, 2008). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 murid di SMK Murni 1 Surakarta didapatkan bahwa sebanyak 4 aitem pernyataan dari kuesioner lingkungan sekolah dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan nomor 10, 20, 29 dan 31.Dari kuesioner pengetahuan tentang perilaku kekerasan didapatkan sebanyak 2 aitem pertanyaan dinyatakan tidak valid yaitu pertanyaan nomor 8 dan 15. Sedangkan pada kuesioner perilaku kekerasan didapatkan 3 aitem dinyatakan tidak valid yaitu nomor 6, 11 dan 25.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
H. Analisis Data 1. Pengolahan Data a) Editing, adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh. Langkah ini dapat dilakukan pada tahap pengumpulan atau setelah data terkumpul. b) Coding, merupakan kegiatan pemberian kode
numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c) Data
entry,
dikumpulkan
adalah kegiatan ke
dalam
memasukkan
komputer
kemudian
data
yang
telah
membuat
tabel
kontingensi. d) Tabulating, adalah pengklasifikasian data agar dengan mudah dilakukan perhitungan statistik deskriptif. (Hidayat, 2007) 2. Analisis Data a. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dimaksudkan untuk menguji apakah data yang terkumpul
memenuhi
persyaratan
untuk
analisis.
Untuk
uji
persyaratan analisis terhadap data penelitian, maka digunakan uji normalitas,
uji
multikolinieritas,
linearitas,
autokorelasi
dan
heteroskesdastisitas. Pengujian ini dilakukan sebelum dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
1) Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorovsmirnov. Jika kolmogorov-smirnov hitung menunjukkan lebih besar dari 0,05, maka sebaran data dikatakan mendekati distribusi normal atau normal. Sebaliknya, jika kolmogorov-smirnov hitung menunjukkan lebih kecil dari 0,05, maka sebaran data dikatakan tidak mendekati distribusi normal atau tidak normal (Ghozali, 2009). 2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel bebas, dengan memperhatikan nilai tolerance dengan VIF (Variance Inflation Factor). Sebagai prasyarat model regresi harus mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas, sebaiknya jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2009). 3) Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas x terhadap variabel terikat y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji nilai keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya. Apabila p value > 0,05, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat adalah tidak linier (Ghozali, 2009). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
4) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Hal ini dapat diketahui dengan Uji Durbin-Watson dengan membandingkan nilai D-W hitung dengan nilai D-W tabel. 5) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas berarti penyebaran titik data populasi pada bidang regresi tidak konstan. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser dimana dalam uji ini meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hal ini ditunjukkan jika nilai t hitung > t tabel serta probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau α > 0,05 maka model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas b. Uji Hipotesis 1) Analisis Univariat Variabel- variabel yang ada yaitu lingkungan sekolah, pengetahuan dan perilaku kekerasan dianalisis secara deskriptif dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik subyek penelitian. 2) Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Product Moment dengan taraf signifikansi p < 0,05 dengan rumus:
rxy Keterangan : r = koefisien korelasi x = pernyataan
xy = skor pernyataan N = jumlah sampel
y = skor total 3) Analisis Multivariat (a) Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (lingkungan sekolah dan pengetahuan) terhadap variabel terikat (perilaku kekerasan). Rumus yang digunakan adalah : Y = a+b1X1+b2X2 Keterangan : Y
= perilaku kekerasan
a
= konstanta
X1
= lingkungan sekolah
X2
= pengetahuan
b1,2
= koefisien regresi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
(b) Uji t Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh
vairabel
bebas
(lingkungan
sekolah
dan
pengetahuan) terhadap variabel terikat (perilaku kekerasan) secara parsial. Kriteria pengujian yaitu : Ho diterima apabila p value ≥ 0,05 Ho ditolak apabila p value ≤ 0,05 Apabila p value > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat, sebaliknya apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. (c) Uji F Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh varibel bebas (lingkungan sekolah dan pengetahuan) terhadap variabel terikat (perilaku kekerasan) secara bersamasama. Kriteria pengujian yaitu : Ho diterima apabila p value ≥ 0,05 Ho ditolak apabila p value ≤ 0,05 Apabila p value ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan lingkungan sekolah dan pengetahuan secara bersama-sama terhadap perilaku merokok, sebaliknya apabila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dan Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan lingkungan sekolah dan pengetahuan secara bersama-sama terhadap perilaku kekerasan. (d) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
besar
sumbangan
pengaruh
variabel
bebas
(lingkungan sekolah dan pengetahuan) dalam menerangkan variabel
terikat
(perilaku
kekerasan).
Nilai
koefisien
determinasi adalah antara 0 -1. Nilai R2 yang kecil berarti sumbangan atau pengaruh variabel bebas dalam menjelaskan variasi model variabel terikat amat kecil. Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa sumbangan (kontribusi) masing-masing variabel bebas. Ada 2 jenis sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 atau 100%. Rumus sumbangan efektif dan sumbangan relatif sebagai berikut: a) Sumbangan Relatif (SR) (i) Sumbangan relatif lingkungan sekolah SR(X1)% =
SE (X)% R2
commit to user
x 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
(ii) Sumbangan relatif pengetahuan SR(X2)% =
SE (X)%
x 100%
2
R
b) Sumbangan Efektif (SE) (i) Sumbangan efektif lingkungan sekolah SE(X1)% = β x1 x rxy1 x 100% (ii) Sumbangan efektif pengetahuan SE(X2)% = β x2 x rxy2 x 100% Semua perhitungan prasyarat penelitian dan uji hipotesis menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows versi 16.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan dengan perilaku kekerasan pada kalangan pelajar. Pengambilan data dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Mei 2014 di SMK Murni 1 Surakarta, dengan jumlah responden sebanyak 104 siswa kelas XI yang diambil secara random sampling. Proses pengambilan data menggunakan kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan pada tempat dan waktu yang sama di SMK Murni 1 Surakarta. Berikut karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal responden. a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Distribusi umur responden Umur 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun Total
Jumlah 18 65 15 4 2 104 Sumber : Data Primer (2014)
Presentase 17,3% 62,5% 14,4% 3,9% 1,9% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh sampel, yang terbanyak berusia 17 tahun yaitu sejumlah 65 siswa. commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
b. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal Tabel 4.2 Distribusi tempat tinggal responden Tempat tinggal Boyolali Karanganyar Kartasura Klaten Sragen Sukoharjo Surakarta Wonogiri Total
Jumlah 4 1 1 1 2 20 73 1 104 Sumber : Data Primer (2014)
Presentase 3,84% 0,98% 0,98% 0,98% 1,96% 19,23% 70,15% 0,98% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sampel paling banyak tinggal di Surakarta yaitu sejumlah 73 siswa. c. Karakteristik responden berdasarkan perilaku kekerasan yang dilakukan Tabel 4.3 Distribusi perilaku kekerasan yang dilakukan Bentuk Fisik Non fisik Total
Jumlah 20 84 104 Sumber : Data Primer (2014)
Presentase 19,23% 80,77% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan murid melakukan perilaku kekerasan berbentuk non fisik yaitu verbal sebesar 84 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
2. Analisis Univariat Secara keseluruhan berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan pada semua variabel didapatkan hasil sebagai berikut :
N Lingkungan sekolah Pengetahuan Perilaku kekerasan Valid N (listwise)
Tabel 4.4 Statistik deskriptif Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
104
78
120
100.98
9.006
104 104 104
7 66
18 126
13.00 110.81
12.67 12.502
a. Deskripsi Data Lingkungan Sekolah Berdasarkan data penelitian didapatkan hasil: jumlah responden (N) = 104 siswa dengan jumlah skor lingkungan sekolah tertinggi = 120 dan jumlah lingkungan sekolah terendah = 78 , mean ( ) = 100,98 , median (Me) = 101 , Standar Deviasi (σ) = 9,006, dan Modus (Mo) = 95. Adapun grafik histogramnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1. Histogram lingkungan sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
b. Deskripsi Data Pengetahuan tentang Perilaku Kekerasan Berdasarkan data penelitian didapatkan hasil: jumlah responden (N) = 104 siswa dengan total nilai pengetahuan tertinggi = 18 dan pengetahuan terendah = 7 , mean ( ) = 12,67 , median (Me) = 13 , Standar Deviasi (σ) = 2,304, dan Modus (Mo) = 13. Adapun grafik histogramnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2. Histogram pengetahuan tentang perilaku kekerasan c. Deskripsi Data Perilaku Kekerasan Berdasarkan data penelitian didapatkan hasil: jumlah responden (N) = 104 siswa dengan total nilai perilaku kekerasan tertinggi = 66 dan terendah = 126 , mean ( ) = 114 , median (Me) = 114 , Standar Deviasi (σ) = 12,502, dan Modus (Mo) = 118. Adapun grafik histogramnya adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Gambar 4.3. Histogram perilaku kekerasan 3. Analisis Bivariat Tabel 4.5 Uji statistik bivariat lingkungan lingkungan
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 104 pengetahuan Pearson Correlation .484** Sig. (2-tailed) .000 N 104 perilaku Pearson Correlation .548** Sig. (2-tailed) .000 N 104 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
pengetahuan
perilaku **
.484 .000 104 1 104 .522** .000 104
.548** .000 104 .522** .000 104 1 104
Berdasarkan uji statistik bivariat Pearson’s Product Moment, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. a. Pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku kekerasan Dari hasil analisis didapat koefisien korelasi antara lingkungan sekolah dengan perilaku kekerasan adalah 0,548 dan nilai t hitung pada variabel lingkungan sekolah sebesar 4,334 dengan nilai signifikansi commit to user 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
kekuatan sedang antara lingkungan sekolah dan perilaku kekerasan. Lingkungan sekolah juga cukup berpengaruh terhadap perilaku kekerasan. Arah pengaruh adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik lingkungan sekolah maka semakin baik pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan perilaku kekerasan di sekolah. Sedangkan dari output didapatkan signifikasi sebesar 0,000. Karena signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah berpengaruh terhadap perilaku kekerasan. b. Pengaruh pengetahuan tentang perilaku kekerasan dengan perilaku kekerasan Dari hasil analisis didapat koefisien korelasi antara pengetahuan tentang perilaku kekerasan dengan perilaku kekerasan adalah 0,522 dan nilai t hitung pada variabel penegtahuan sebesar 3,753 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan dengan kekuatan sedang. Pengetahuan tentang perilaku kekerasan juga cukup berpengaruh terhadap perilaku kekerasan. Sedangkan arah pengaruh adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan perilaku kekerasan. Sedangkan dari output didapatkan signifikasi sebesar 0,000. Karena signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengetahuan tentang perilaku kekerasan berpengaruh terhadap perilaku kekerasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
4. Analisis Multivariat a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berikut hasil uji normalitas dengan bantuan SPSS versi 16.0. Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test lingkungan pengetahuan N 104 104 Normal Mean 100.98 12.67 Parametersa Std. Deviation 9.006 2.304 Most Absolute .085 .114 Extreme Positive .085 .097 Differences Negative -.041 -.114 Kolmogorov-Smirnov Z .866 1.164 Asymp. Sig. (2-tailed) .442 .133 a. Test distribution is Normal.
perilaku 104 110.81 12.502 .122 .112 -.122 1.241 .092
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa p-value (Asymp. Sig.) variabel independen (lingkungan sekolah dan pengetahuan) sebesar 0,442 dan 0,133 serta variabel dependen sebesar 0,092, karena p-value > 0,05 maka data dari variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal. 2) Uji Linearitas Tujuannya untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian commit to user dilakukan dengan menggunakan Test for Linearity. Berikut hasil uji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
linearitas dengan bantuan program SPSS versi 16.0 (hasil uji SPSS terlampir) Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas Keterangan Perilaku kekerasan * Lingkungan sekolah Perilaku kekerasan * Pengetahuan
F hitung 1,223
F tabel 4,13
Kondisi F hitung < F tabel
Simpulan Linier
1,841
4,96
F hitung < F tabel
Linier
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa masingmasing
variabel
independen,
yaitu
lingkungan
sekolah
dan
pengetahuan tentang perilaku kekerasan mempunyai hubungan yang linier dengan variabel dependen yaitu perilaku kekerasan karena nilai F hitung < F tabel. 3) Uji Multikolinearitas Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor. Sebagai prasyarat uji regresi, harus mempunyai nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF <10. Berikut simpulan hasil uji multikolinieritas dengan bantuan program SPSS versi 16.0 (hasil SPSS terlampir). Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF .765 1.307
Model 1 Lingkungan sekolah Pengetahuan .765 a. Dependent Variable: Perilaku Kekerasan
commit to user
1.307
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF <10, berarti tidak terjadi hubungan multikolinieritas atau hubungan antarvariabel bersifat independen 4) Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hal ini dapat diketahui dengan Uji Durbin-Watson. Berikut hasil uji autokorelasi dengan bantuan program SPSS versi 16.0: Tabel 4.9 Hasil uji autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 .621 .386 .374 9.892 a. Predictors: (Constant), pengetahuan, lingkungan b. Dependent Variable: perilaku kekerasan
DurbinWatson 1.842
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai DurbinWatson
(DW-Test)
sebesar
1,842.
Nilai
tersebut
kemudian
dibandingkan dengan nilai tabel untuk jumlah sampel (n) = 104 dan jumlah variabel independen (k) = 2, yaitu du = 1,6415, dengan ketentuan du < d < 4-du, dengan d adalah nilai Durbin-Watson, maka: 1,6415 < 1,842 < 2,355, sehingga tidak terdapat autokorelasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
5) Uji Heterokedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Hal ini dapat diketahui dengan Uji Glejser. Berikut hasil uji heterokedastisitas dengan bantuan program SPSS versi 16.0: Tabel 4.10 Hasil uji heterokedastisitas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1(Constant) 24.366 7.063 Lingkungan -.097 .080 -.132 pengetahuan -.581 .311 -.203 a. Dependent Variable: RES2
t
Sig. 3.450 -1.218 -1.867
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, dapat dilihat bahwa untuk semua variabel t hitung > t tabel serta signifikasi > 0,05, dimana lingkungan sekolah -1,218 > -1,984 dan signifikasi 0,226 > 0,05, pengetahuan -1,867 > -1,984 dan signifikasi 0,065 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. b. Analisis Regresi Linier Ganda Regresi linier ganda digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dan variabel dependen. Variabel commit to user dependen dalam penelitian ini adalah perilaku kekerasan, sedangkan
.001 .226 .065
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
variabel independennya sendiri terdiri dari lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan. Analisis regresi linier ganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0, dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil uji regresi linier ganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1(Constant) 33.672 10.972 Lingkungan .536 .124 .386 Pengetahuan 1.815 .484 .334 a. Dependent Variable: perilaku kekerasan
t
Sig. 3.069 4.334 3.753
Berdasarkan hasil diatas, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 33,672 + 0,536X1 + 1,815X2 1) Nilai konstanta (a) yang bertanda positif, yaitu 33,672, artinya apabila lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan sama dengan nol, responden akan melakukan perilaku kekerasan. 2) Nilai koefisien regresi untuk variabel lingkungan sekolah (X1) yang bertanda positif, yaitu 0.536 satuan, nilai tersebut menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap Y, berarti semakin baik lingkungan sekolah (X1) , maka akan semakin baik pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan perilaku kekerasan (Y) pada responden dan sebaliknya, dengan asumsi pengetahuan tentang perilaku kekerasan commit to user (X2) dianggap tetap atau konstan.
.003 .000 .000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
3) Nilai koefisien regresi untuk variabel pengetahuan tentang perilaku kekerasan (X2) yang bertanda positif, yaitu 1,815 menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap Y, berarti semakin tinggi atau semakin baik pengetahuan tentang perilaku kekerasan (X2) responden, maka akan semakin tinggi pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan perilaku kekerasan (Y) pada responden dan sebaliknya, dengan asumsi lingkungan sekolah (X1) dianggap tetap atau konstan. c. Uji t Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikasi pengaruh variabel independen (lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan), terhadap variabel dependen (perilaku kekerasan) secara parsial. Syarat dari uji t sendiri adalah bahwa t hitung harus lebih besar daripada t tabel, dan nilai signifikansi harus lebih kecil daripada alpha. Dalam penelitian ini, t tabel untuk jumlah sampel (n): 104, dan jumlah variabel independen: 2 adalah 1,984. Adapun alpha yang digunakan adalah 0,05. 1) Pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku kekerasan. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dalam analisis regresi linier ganda pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai t hitung pada variabel lingkungan sekolah sebesar 4,334 > 1,984 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku kekerasan pada responden. Sedangkan tanda positif pada t hitung menunjukkan arah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
pengaruh yang positif antara lingkungan sekolah terhadap perilaku kekerasan. 2) Pengaruh pengetahuan tentang perilaku kekerasan terhadap perilaku kekerasan pada kalangan pelajar. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dalam analisis regresi linier ganda pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai t hitung pada variabel pengetahuan tentang perilaku kekerasan sebesar 3,753 > 1,984 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang perilaku kekerasan memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku kekerasan pada responden. Sedangkan tanda positif pada t hitung menunjukkan arah pengaruh yang positif antara pengetahuan tentang perilaku kekerasan terhadap perilaku kekerasan. d. Uji F Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel independen (lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang kekerasan), terhadap variabel dependen (perilaku kekerasan) secara bersama-sama. Hasil Uji F dengan bantuan program SPSS versi 16.0 adalah sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square 1Regression 6216.576 2 3108.288 Residual 9883.578 101 97.857 Total 16100.154 103 a. Predictors: (Constant), pengetahuan, lingkungan b. Dependent Variable: perilakucommit to user kekerasan
F 31.764
Sig. .000a
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Syarat dari uji F adalah bahwa nilai F hitung harus lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikansi harus lebih kecil daripada alpha. Dalam penelitian ini, F tabel untuk jumlah sampel (n): 104, dan jumlah variabel independen: 2 adalah 3,09. Adapun alpha yang digunakan adalah 0,05. Berdasarkan uji yang dilakukan, didapatkan nilai Uji F sebesar 31,764 > 3,09 dengan taraf signifikansi 0.000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan secara bersama-sama. e. Koefisien Determinasi, Sumbangan Efektif, dan Sumbangan Relatif 1) Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar sumbangan pengaruh variabel dependen (lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan) terhadap variabel dependen (perilaku kekerasan). Hasil pengujian dengan bantuan program SPSS versi 16.0 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .621a .386 .374 a. Predictors: (Constant), lingkungan,pengetahuan
Std. Error of the Estimate 9.892
Berdasarkan uji yang dilakukan, didapatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,374, yang artinya bahwa variabel lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan memberikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
pengaruh sebesar 37,4% terhadap perilaku kekerasan pada responden, sedangkan 62,6% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Sumbangan Relatif Sumbangan Relatif (SR)
digunakan untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila seluruh sumbangan relatif dari masing-masing variabel independen dijumlahkan, hasilnya adalah 100. Berikut perhitungan sumbangan relatif masing-masing variabel independen:
=
(0,386 x 0,548)
x 100%
(0,386x0,548)+(0,334x0,522) = 54,81%
=
(0,334x0,522)
x 100%
(0,386x0,548)+(0,334x0,522) = 45,19% Berdasarkan
hasil
perhitungan,
dapat
diketahui
nilai
sumbangan relatif lingkungan sekolah (X1) sebesar 54,81% terhadap perilaku kekerasan (Y). Besar sumbangan relatif pengetahuan tentang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
perilaku kekerasan (X2) sebesar 45,19% terhadap perilaku kekerasan (Y). 3) Sumbangan Efektif Sumbangan Efektif (SE) digunakan untuk mengetahui sumbangan masing-masing variabel independen dalam menunjang efektifitas garis regresi. Apabila seluruh sumbangan relatif dari masing-masing variabel independen dijumlahkan, hasilnya adalah sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu 0,386. Berikut hasil perhitungan Sumbangan Efektif masing-masing variabel independen. SE%X1
= SR%X1 x R2 = 54,81% x 0,386
SE%X2
= 21,17%
= SR%X2 x R2 = 45,19% x 0,386
Berdasarkan
hasil
= 17,44% perhitungan,
dapat
diketahui
nilai
sumbangan efektif lingkungan sekolah (X1) sebesar 21,17% terhadap koefisien determinasi (R2). Besar sumbangan relatif pengetahuan tentang perilaku kekerasan (X2) sebesar 17,44%. B. Pembahasan Pembahasan analisis dan pengujian hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengaruh lingkungan sekolah (X1) terhadap perilaku kekerasan (Y) Berdasarkan hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji regresi linier ganda, didapatkan nilai sebesar 0,536. Nilai ini menunjukkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
arah hubungan yang positif antara lingkungan sekolah dengan perilaku kekerasan, dimana responden yang memiliki nilai lingkungan sekolah yang tinggi, ia akan cenderung berperilaku baik, dan sebaliknya. Hal ini juga didukung dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai 4,334, dimana t hitung tersebut lebih besar daripada t tabel, yaitu 1,984 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, yang artinya lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan. Selain itu, X1 memiliki sumbangan relatif sebesar 54,81% terhadap Y. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa secara statistik lingkungan sekolah mempengaruhi perilaku kekerasan. Secara teoretis, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Usman (2013) yang menyatakan bahwa perilaku bullying dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Menurut Benitez dan Justicia (2006) kelompok teman sebaya yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak yang negatif bagi sekolah seperti kekerasan, perilaku membolos, rendahnya sikap menghormati kepada sesama teman dan guru. Kuat atau tidaknya pengaruh teman sebaya sangat ditentukan oleh intensitas suatu hubungan dengan teman sebaya, semakin sering berinteraksi dengan teman sebaya, maka akan semakin banyak pengaruh yang akan diterima. Semakin banyak perilaku negatif yang diterima, maka akan remaja akan semakin banyak mempunyai perilaku yang negatif, sebaliknya apabila remaja banyak menerima perilaku yang positif, maka remaja juga akan cenderung memiliki perilaku yang positif pula (Nopriandi, 2013). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Iklim sekolah juga memberikan pengaruh pada siswa untuk menjadi pelaku bullying. Menurut Setiawati (2008) kecenderungan pihak sekolah yang sering mengabaikan keberadaan bullying menjadikan para siswa sebagai pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku tersebut untuk melakukan intimidasi pada siswa yang lain. Goldammer (2013) mengatakan bahwa usaha untuk mengurangi perilaku bullying di sekolah adalah dengan cara menciptakan iklim sekolah yang baik agar siswa merasa nyaman dan dihargai di sekolah. Perilaku bullying adalah masalah sosial dan lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor atas terjadinya perilaku tersebut. Olweus (Woods & Wolke, 2004) pertama kali berspekulasi bahwa perilaku bullying/agresif yang dilakukan oleh para siswa merupakan sebuah reaksi dari rasa frustasi dan kegagalan di sekolah. Hal ini didukung oleh sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Salwina et al (2009) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara rendahnya nilai prestasi belajar dengan perilaku bullying. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui baik secara statistik maupun teoritis, lingkungan sekolah mempengaruhi perilaku kekerasan pada kalangan pelajar. Semakin baik lingkungan sekolah maka perilaku pelajar pun semakin baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
2. Pengaruh Pengetahuan tentang Perilaku Kekerasan (X2) dengan Perilaku Kekerasan (Y) Berdasarkan hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji regresi linier ganda, didapatkan nilai sebesar 1,815. Nilai ini menunjukkan arah pengaruh yang positif antara pengetahuan tentang perilaku kekerasan terhadap perilaku kekerasan,
dimana responden
yang
mempunyai
penegtahuan yang tinggi cenderung akan berperilaku baik. Hal ini juga didukung dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai 3,753, dimana t hitung tersebut lebih besar daripada t tabel, yaitu 1,984 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, yang artinya pengetahuan pelajar tentang perilaku kekerasan akan mempengaruhi perilaku kekerasan di kalangan tersebut. Selain itu, X2 memiliki sumbangan relatif sebesar 45,19% terhadap Y. Tanda positif menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang perilaku kekerasan memiliki arah pengaruh yang positif dengan perilaku kekerasan di kalangan pelajar, sesuai dengan hasil uji linier ganda. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui, bahwa secara statistik pengetahuan tentang perilaku kekerasan mempengaruhi perilaku kekerasan di kalangan pelajar. Secara teoretis, hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuwono dalam Aprilia (2013) yang mengatakan bahwa secara umum, ada 2 faktor utama yang menyebabkan timbulnya perilaku kekerasan remaja yaitu faktor individu remaja itu sendiri dan faktor di luar remaja. Faktor dari remaja antara lain salah satunya adalah kurangnya pengetahuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Hal yang turut mempengaruhi pola perubahan identitas remaja maupun kebebasannya atau perilakunya adalah situasi dan kondisi masyarakat
tempat
remaja tersebut
bertumbuh,
misalnya,
budaya,
pendidikan, atau teknologi. Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi jiwa anak kerap kali memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap peserta didik sehingga dapat menimbulkan kenakalan remaja yang salah satunya dapat berupa kekerasan pada remaja (Purba, 2013). Pendidikan kesehatan pada remaja di sekolah sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kekerasan fisik meliputi cara remaja menyelesaikan masalah, dampak dari kekerasan yang dilakukan, serta penguasaan diri pada remaja sehingga diharapkan bagi remaja yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kekerasan dapat menurunkan perilaku bullying (Lewis, 2013) Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui baik secara statistik maupun teoritis, pengetahuan tentang perilaku kekerasan berpengaruh terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar. 3. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan tentang Perilaku Kekerasan terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar Secara statistik, berdasarkan uji yang dilakukan, didapatkan nilai Uji F sebesar 31,764 > 3,09 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil uji tersebut diperkuat dengan hasil koefisien determinasi yang menunjukkan nilai hingga 37,4%. Artinya, ketiga variabel independen memberikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
sumbangan pengaruh sebesar 37,4% terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hal ini berarti bahwa lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan berpengaruh terhadap perilaku kekerasan secara bersama-sama secara statistik. Hal ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya. Salah satunya yang dilakukan oleh Yuwono dalam Aprilia (2013) yang menyatakan bahwa perilaku bullying dipengaruhi oleh faktor individu remaja itu sendiri dan faktor di luar remaja. Faktor individu salah satunya meliputi pengetahuan dan faktor luar meliputi lingkungan sekolah, pengaruh teman sebaya, dll. Penelitian Usman (2013) juga menerangkan bahwa perilaku bullying remaja disebabkan karena beberapa faktor diantaranya kepribadian, komunikasi remaja, pengaruh teman sebaya serta iklim sekolah. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardiyansyah (2009) yang mengatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku bullying adalah pergaulan sosial meliputi teman sebaya dan lingkungan sekolah serta keinginan. Remaja yang mempunyai pengetahuan maka dia akan mempunyai keinginan untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dia miliki. Penelitian yang dilakukan oleh Nation et al dalam Usman (2013) menemukan adanya hubungan antara perilaku bullying dengan tekanan dari teman sebaya. Siswa yang melakukan perilaku bullying disebabkan oleh tekanan dari teman sebaya agar dapat diterima dalam kelompoknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Terkait dengan lingkungan sekolah, dalam penelitian Celedonia (2013) menyebutkan bahwa perilaku bullying pada remaja dipengaruhi oleh lingkungan baik keluarga maupun sekolah. Lingkungan sekolah yang mendukung serta kegiatan fisik di lingkungan yang aman akan mengurangi prevalensi perilaku kekerasan pada remaja. Penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan Usman (2013) yang mengatakan bahwa beberapa studi telah mengidentifikasi variabel umum yang terdiri dari empat domain yaitu individual, hubungan keluarga, kelompok teman sebaya dan sekolah, yang mana berkontribusi pada siswa dalam berperilaku bullying. Domain individual termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, dimana telah diketahui bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh remaja. Remaja yang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki sikap yang positif dalam diri mereka yang kemudian akan terpengaruh untuk cenderung berperilaku baik, hal ini didukung oleh pernyataan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi perilaku individu. Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa salah satu faktor yang terpenting untuk terbentuknya perilaku seseorang karena dari pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan sikap, dimana semua itu diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Upaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perilaku bullying perlu dilakukan melalui pendidikan tentang perilaku bullying maupun upaya meningkatkan komunikasi baik guru maupun siswa agar lingkungan sekolah nyaman serta mengurangi intimidasi antar siswa (Turkmen, 2013). Beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa baik secara statistik maupun teoritis, lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan berpengaruh terhadap perilaku kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar. C. Keterbatasan Penelitian Peneliti telah berusaha maksimal dalam mendapatkan kebenaran yang valid, objektif, dan universal. Meskipun demikian, hasil penelitian ini belum mampu digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas, karena memiliki keterbatasan, antara lain: 1. Kriteria inklusi yang masih terlalu luas sehingga dapat memungkinkan faktor-faktor perancu mempengaruhi hasil penelitian ini 2. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, sehingga dimungkinkan adanya bias informasi karena faktor lain yang berpengaruh seperti kejujuran, pengaruh teman, pernyataan kuesioner yang banyak, dan tidak dapat menangkap informasi kuesioner dengan jelas. Berdasarkan
beberapa
keterbatasan
tersebut,
peneliti
sangat
mengharapkan penelitian lanjutan yang jauh lebih baik dan sempurna dari penelitian ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Koefisien variabel lingkungan sekolah dengan perilaku kekerasan sebesar 0,536 sedangkan pada taraf signifikan < 0,05 diperoleh t hitung sebesar 4,334 > t tabel 1,984 atau p-value 0,000 < 0,05, sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan perilaku kekerasan pada kalangan pelajar dimana semakin baik lingkungan sekolah maka semakin baik pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan kekerasan. 2. Koefisien variabel pengetahuan dengan perilaku kekerasan sebesar 1,815 sedangkan pada taraf signifikan < 0,05 diperoleh t hitung sebesar 3,753 > t tabel 1,984 atau p-value 0,000 < 0,05, sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku kekerasan pada kalangan pelajar dimana semakin tinggi pengetahuan maka akan semakin tinggi pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan kekerasan. 3. Berdasarkan hasil koefisien korelasi yang dilakukan diketahui F hitung sebesar 31,764 dengan p-value 0,000 maka dapat diambil simpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan secara bersama-sama dengan perilaku kekerasan pada kalangan pelajar dengan kontribusi sebesar 37,4%. commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
B. Implikasi Dari simpulan diatas dapat disampaikan bahwa semakin baik lingkungan sekolah dan pengetahuan tentang perilaku kekerasan maka akan semakin baik pula perilaku pelajar untuk tidak melakukan kekerasan. Implikasi kebijakan dari peneliti : 1. Terkait lingkungan sekolah, warga sekolah meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid perlu untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif agar proses belajar mengajar di dalamnya dapat berjalan dengan lancar. 2. Tentang tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku kekerasan, masih ditemukan murid yang belum mengetahui tentang perilaku kekerasan, maka perlu dilakukan penyuluhan kepada murid-murid agar lebih mengetahui tentang perilaku kekerasan sehingga tidak terjadi banyak perilaku kekerasan yang merugikan murid lain. 3. Tentang perilaku kekerasan pada kalangan pelajar diharapkan dukungan dari lingkungan sekitar untuk memberikan pemahaman dan contoh perilaku yang tidak
mengandung
kekerasan
sehingga
dapat
mengurangi
bahkan
menghilangkan perilaku kekerasan di kalangan pelajar. C. Saran Sesuai dengan implikasi yang telah disampaikan, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi pihak sekolah khususnya guru hendaknya memberikan pengawasan terhadap pergaulan muridnya agar tidak terjadi perilaku kekerasan. Guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
harus bekerja sama dengan orang tua dalam mengawasi anak. Guru juga harus mampu menjaga perilakunya di depan murid dengan tidak berlaku kasar pada murid . Murid cenderung akan meniru perilaku guru dan temannya tersebut karena perilaku tersebut dianggap benar. 2. Bagi instansi terkait, diharapkan dapat bekerja sama dengan praktisi kesehatan untuk memasukkan pendidikan kesehatan salah satunya tentang perilaku kekerasan pada kurikulum pendidikan mereka. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji ulang variabel lain yang mungkin belum diteliti untuk dijadikan sebagai variabel tambahan yang ada hubungannya dengan perilaku kekerasan pada kalangan pelajar. Penulis sangat menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengkaji variabel bebas seperti : lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, media massa dan kontrol diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. 2013. Meminimalisasi Bullying di Sekolah. Magistra No. 83 Th. XXV Adilla, N. 2009. Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 5 No. 1 Akuntono, I. 2011. Bullying di SMA 70 Bukan Aksi Spontan. http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/27/14524275/.Bullying.di.SMA. 70.Jakarta.Bukan.Aksi.Spontan (diakses pada tanggal 25 Maret 2014) Aprilia, F. 2013. Hubungan antara Kecerdasan Interpersonal dengan Perilaku Kenakalan Remaja pada Siswa SMA N 1 Grobogan. Journal of Social and Industrial Psychology Vol. 2 (1) Ardiyansah, A. A. 2009.Faktor- faktor yang Mempengaruhi Bullying pada Remaja. Fakultas Psikologi dan Ilmu Budaya Universitas Islam Yogyakarta Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Astuti, P. R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada Anak. Jakarta: Gramedia Widiaswara Indonesia Celedonia, K. L., Wilson, M. I., El Gammal, H. A., Hagras, A. M. 2013. Physical Fighting among Egyptian Adolescents: Social and Demographic Correlates among a Nationally Representative Sample. PeerJ 125 DOI 10. 77 17 Curelaru, M., Iacob, I., Abálaşei. 2009. School Bullying: Definition, Characteristic and Intervention Strategies. Revista de Cercetare Si Interventie Sociala Volumul 26 Fajar, I., 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu Goldammer, L., Swahn, M. H., Strasser, S. M., Ashby, J. S., Meyers, J. 2013. An Examination of Bullying in Georgia Schools: Demographic and School Climate Factors Associated with Willingness to Intervene in Bullying Situation. Western Journal of Emergency Medicine Volume XIV Hadi, S. 2005. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hidayat, A.A.A., 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Jensen, P. W., Schure, M. B., Bavanan, M., DuBois, D. L., Day, J., et al. 2013. Problem Behavior and Urban, Low-Income Youth: A Randomized Controlled Trial of Possitive Action in Chicago. Am J Prevv Med 44(6): 622-630 Kaplan. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 1. Tangerang: Binarupa Aksara Lewis, K. M., Schure, M. B., Bavanan, M., DuBois, D. L., Day, J. et, al. 2013. Problem Behavior and Urban, Low-Income Youth: (A Randomized Controlled Trial of Possitive Action in Chicago. Am J Prevv Med 44(6): 622-630 Magklara, K., Skapinakis, P., Gkatsa, T., Bellos, S., Stylianidis, S., et al. 2012. Bullying Behavior in Schools, Socioeconomic Position and Psychiatric Morbidity: A Cross-sectional Study in Late Adolescent in Greece. Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health 6: 8 Mujiran, P. 2008. Geng Nero dan Dendam Tersembunyi. http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2008/06/17/18040 (diakses pada tanggal 25 Maret 2014) Magfirah, U & Rachmawati, M. A. 2009. Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Kecenderungan Perilaku Bullying. Jurnal Psikohumanika Vol. II No. 1 Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta , S. 2003. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S.,2005. Pengantar Metododologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nopriandi, F. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kenakalan Remaja di SMAN 1 Depok Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Purba, A.D. 2013. Dampak Kenakalan Remaja dalam Perspektif Kriminologi di Kota Medan. Fakultas Hukum USU Rahmawan, I.A, 2012. Hubungan antara PolaAsuh Permisif dengan Intensi Bullying pada Siswa-siswi Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
http://portalgaruda.org/download_article.php?article=123320&val=5545 (diakses pada tanggal 25 Maret 2014) Riwidikdo, S. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Rohmah, A. 2012. Kronologi Bullying di SMA Don Bosco. http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/27/13213935/Kronologi.Bullying .di.SMA.Don.Bosco (diakses pada tanggal 25 Maret 2014) Salwina, W. W. I., Tan, S. M. K., Ruzyanei, N. N. J., Iryani, T. M. D., Syamsul, S., et al. 2009. School Bullying Amongst Standard Six Students Attending Primary National Schools in The Federal Territory of Kuala Lumpur: The Prevalence and Associated Socio Demographic Factors. Malaysian Journal of Psychiatry, 18 (1): 5-12 Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sumarsono, S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Graha Ilmu Taufiqurrahman, M.A., 2009. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.. Surakarta: UNS Press Turkmen, N,. Dokgoz, H., Akgoz, S., Eren, B., Vural, P.2013. Bullying among High School Student. MAEDICA-a Journal of Clinical Medicine 8(2): 143-152 Usman, I, 2013. Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying. Jurnal Humanitas Vol. 10 No. 1 Wiyani, N. A. 2012. Save Our Children from School Bullying. Jogjakarta: ArRuzz Media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user