ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH LATIHAN LOMPAT RINTANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB GELORA KARYA KOTA JAMBI
Oleh:
REZA TAMI SAPUTRA A1D409086
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET 2014
FKIP Universitas Jambi
Page 1
PENGARUH LATIHAN LOMPAT RINTANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB GELORA KARYA KOTA JAMBI Oleh:
REZA TAMI SAPUTRA (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK
Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan di SSB Gelora Karya Kota Jambi yang penulis lakukan, terlihat dengan jelas bahwa pada saat siswa melakukan permainan sepakbola, tendangan yang mereka lakukan selalu tidak tepat pada sasaran yaitu pada teman, padahal teknik yang mereka lakukan sdah cukup baik, untuk menghasilkan tendangan yang baik perlu di dukung oleh kondisi fisik karena keberhasilan suatu latihan tidak cukup dengan teknik latihan aja tanpa dukungan latihan yang mengarah pada kondisi fisik seperti lompat rintangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan lompat rintangan terhadap kemampuan Tendangan lambung jarak jauh Pada pemain sepakbola SSB Glora Karya Kota Jambi. Eksperimen penelitian dilakukan selama 3 kali pertemuan setiap minggunya selama 18 kali pertemuan di SSB Glora Karya Kota Jambi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola “One group pree-test and post-test design”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil kemampuan tendangan lambung terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir.. Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan uji Normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis. Dari Hasil uji normalitas Lo (L hitung) < L (nilai kritis liliefors ) α= (0,05). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal dan tes terakhir tendangan lambung sampel secara berurutan 0,0031, 0,0356< 0,173, sedangkan hasil uji hipotesis t hitung 13,1675 dan t tabel 1,7056 dengan (derajat kebebasan) n-1 (27-1 = 26) untuk melihat apakah hipotesis diterima maka dibandingkan harga t hitung dengan harga t tabel. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan lompat rintangan terhadap kemampuan Tendangan lambung jarak jauh Pada pemain sepakbola SSB Glora Karya Kota Jambi. FKIP Universitas Jambi
Page 2
I. PENDAHULUAN Dewasa ini Sepakbola telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa kita perhatikan pada peralatan, sarana dan prasarana olahraga yang dipakai, contohnya digunakannya kamera pengawas dan yang lebih menakjubkan lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan ataupun panas. Prestasi yang tinggi bukan hanya dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, tetapi juga aspek biologis psikologis, dan lingkungan. Melihat perkembangan prestasi olahraga khususnya Sepakbola di Indonesia semakin memprihatinkan. Seperti kita tahu, Sepakbola adalah olahraga yang sangat merakyat di Indonesia, sehingga sebagian besar orang Indonesia gemar akan olahraga ini. Karena sangat merakyat, maka banyak sekali yang ingin bermain Sepakbola, namun ini adalah suatu hal yang kontradiksi, olahraga yang paling populer di tanah air ternyata prestasinya kurang memuaskan. Jangankan bertanding dikelas dunia, di wilayah Regional saja masih kurang bila disbanding dengan negara tetangga. Sangat jauh perbedaannya, bila dibandingkan misalnya dengan Liga Inggris yang permainanya begitu cantik, menarik serta penuh taktik dan strategi yang baik. Mengapa terjadi kontradiksi yang seperti itu? Bukankah olahraga
sepakbola di
Indonesia yang digemari banyak orang dengan demikian banyak yang ingin bermain sehingga bisa dijaring pemain-pemain berbakat? Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, persepakbolaan di Indonesia masih kalah jauh dengan Negara-negara tetangga. Aris Setiawan, (2010:35) menyatakan bahwa salah satu faktor yang sangat menentukan pretasi olahraga nasional adalah konsep latihan training itu sendiri. Sepakbola lebih sering hanya bermain untuk kesenangan semata latihan sepakbola hanya dianggap sekedar berkumpul-kumpul saja, bisa dibayangkan, dalam satu kali bermain sepakbola berapa kali rata-rata seseorang pemain menendang bola hanya 10-20 kali saja, dan dengan semakin berbakat seseorang, dia akan semakin menonjol, tetapi bagi yang kurang berbakat maka ia akan semakin tertinggal, karena dilatih hanya untuk bermain saja maka teknik sepakbola tidak berkembang . Kita perhatikan gerakan-gerakan para pemain sepakbola, disitu terdapat gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya dalam bermain sepakbola.
FKIP Universitas Jambi
Page 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Sepakbola Permainan sepakbola merupakan permainan beregu
yang masing-masing regu
terdiri dari 11 orang pemain, sebelas pemain mempunyai tujuan yang sama yaitru memenangkan pertandingan. Keterampilan yang dimiliki pemain baru ada manfaatnya jika digunakan untuk kepentingan tim. Karenanya pemain harus mengerti dan paham system-sistem yang dipakai dalam permainan sepak bola , formasi dalam permainan sepak bola adalah cara penempatan, ruang gerak, dan pembagian tugas dari setiap pemain dengan posisi yang ditempatinya, hal itu digunakan pada saat
melakukan
penyerangan maupun pertahanan. “Mukholid (2006:20).” Menurut Mielke (2007:7) Olahraga sepakbola dimainkan di atas lapangan yang rata dan berbentuk persegi panjang. Ukuran lapangan sepak bola adalah 90-110 meter dan lebar 45-90 meter, yang dibatasi oleh garis selebar 12 sentimeter serta dilengkapi dengan dua buah gawang yang tingginya 2,44 meter dan lebar 7,32 meter. Di belakang gawang diberi jarring ini gunanya agar jelas terlihat apakah bola masuk atau tidak, dan di depan gawang terdapat garis gawang 18,30 meter. Garis pinalti sejauh 16,47 meter dan panjangnya 40 meter. Bola yang dipakai terbuat dari kulit atau sejenis dengan berat antara 14-16 ons. Dalam permainan sepak bola digunakan bola yang terbuat dari kulit, dan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu dua hakim garis. Permainan berlangsung dalam dua babak yang masing-masing babak berlangsung dalam 45 menit dan diantara dua babak diselingi dengan istirahat selama 15 menit. 2.2 Tendangan Lambung dalam Sepakbola Seorang pemain sepakbola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar pula, menurut Sucipto dkk (2000: 17) menjelaskan bahwa tendangan merupakan usaha untuk memindahkan bola. Menendang
FKIP Universitas Jambi
Page 4
bola adalah salah satu karakteristek permainan Sepakbola yang paling dominan. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan menggagalkan serangan lawan (Sweeping). Menendang bola mempunyai dua arah putaran, menurut Sukatamsi (1984: 33) menjelaskan arah putaran jalannya bola ada dua macam, yaitu: a) Tendangan lurus (Langsung). Bola setelah ditendang tidak berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Pada tendangan lurus ini, tenaga tendangan melalui titik pusat bola, keluar menuju lintasan bola (lurus). b) Tendangan melengkung (Slice). Bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola melambung setelah sampai puncak akan turun vertikal. Pada tendangan melengkung ini tenaga tendangan tidak melalui pada titik pusat bola, tenaga tendangan menyinggung bola dan memutar bola sehingga lintasan bola melengkung atau berupa garis lengkung sesuai dengan arah putaran bola. Menendang dibedakan beberapa macam dilihat dari perkenaan dari kaki ke bola (impact), yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep) dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep). III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Lapangan Sepakbola Stadion Mini Kota jambi. Pelaksanaanya lebih kurang 6 minggu dengan frekuensi 3 kali tiap minggunya. 3.2 Rancangan Penelitian FKIP Universitas Jambi
Page 5
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena tujuannya adalah untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor lain yang mengganggu Arikunto, (2006:3). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan one group pre test-post tes design yaitu satu kelompok yang diberikan perlakuan terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest), kemudian diberi perlakuan, dan dilakukan tes akhir (posttest). Pelaksanaan dari penelitian eksperimen ini dilakukan dengan cara memberikan program latihan kepada kelompok perlakuan yaitu dengan latihan yang terprogram dan kontinu. 3.3 Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah seluruh individu yang ditetapkan menjadi sumber data atau sabjek penelitian, (Arikunto 2006: 130).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain sepakbola SSB Glora Karya Kota Jambi yang berjumlah 27 orang yang berusia 15-18 tahun, Menurut Rahmat Darmawan, (2012: 114) menjelaskan bahwa fase usia 1518 tahun adalah memasuki dewasa, meski masih di kategorikan remaja, tapi secara biologis pemain nyaris tak memiliki perbedaan berarti dengan pemain dewasa yang berusia yang berusia di atasnya. 3.3.2. Sampel Sampel adalalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto 2006:131). Menurut , (Arikunto 2006: 134) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya penelitian populasi. Jika, jumlah subjek besar dari 100, dapat diambil antara 15-20% atau 20-25% atau lebih. Untuk mengambil sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total sampling yaitu pengambilan sampel FKIP Universitas Jambi
Page 6
secara keseluruhan yaitu sama- sama berlatih di SSB Gelora Karya Kota Jambi, disini populasi yang mengikuti latihan di SSB Glora Karya berjumlah 27 orang jadi sampel diambil keseluruhan sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi. 3.4 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ialah variabel bebas dan variabel terikat. Pengertian variabel menurut Sutrisno Hadi yang dikutip Suharsimi Arikunto (2006: 7) adalah gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi. Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau sebagai penyebab salah satu dalam penelitian, sedang variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah: a. Variabel Bebas ( x ), variabel bebas yaitu : metode latihan Lompat Rintangan. b. Variabel Terikat ( Y ), Variebel terikat dalam penelitian ini adalah hasil tendangan lambung jarak jauh. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Suharsimi Arikunto, 2006 : 136). Penelitian ini menggunakan satu instrumen penelitian yaitu : 1) Tes menendang bola lambung jarak jauh, Semua tes awal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal, setelah mengambil data tes awal maka selanjutnya melaksanakan metode latihan selama 18 kali pertemuan. Hasil penelitian Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors dengan kriteria data berdistribusi normal apabila Lo (L hitung) < L (nilai kritis liliefors ) α= (0,05). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal dan tes terakhir tendangan lambung secara berurutan 0,0031, 0,0356< 0,173 L ( 0,05 : 27) Maka FKIP Universitas Jambi
Page 7
berdasarkan hasil analisis data ini dapat disimpulkan bahwa data test awal dan test akhir berdistribusi normal. Hasil analisis yang diperoleh dari uji-t menunjukkan data sebagai berikut : T hitung 13,1675 dan t tabel 1,7056 dengan d.b. n-1 (27-1 =26) pada α 0,05 . (95%) untuk melihat apakah hipotesis Ho atau hipotesis Ha yang diterima maka dibandingkan harga t hitung dengan harga t tabel. Perbandingan harga antara t hitung dan nilai presentil dari tabel distribusi - t, untuk taraf nyata α =0,05 dengan derajat kebebasan (d.b) = ( n-1) = 26 diperoleh t hitung (13,1675) > t tabel (1,7056). Ini berarti hipotesis Ha yang diterima dan H0 yang ditolak.
FKIP Universitas Jambi
Page 8
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa terdapat pengaruh latihan lompat rintangan terhadap hasil tendangan lambung jarak jauh pada pemain sepak bola SSB Glora Karya Kota Jambi, hal ini dibuktikan dengan hasil uji normallitas yang normal, dan uji T yang hasilnya signifikan dengan T hitung 13,1675 besar dari T tabel 1,7056. 5.2 Saran 1.
Bagi pelatih olahraga dalam melatih kemampuan tendangan lambung hendaknya dapat lebih efektif dalam menerapkan latihan lompat rintangan. Namun demikian hal ini perlu dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut dan dalam jangka waktu relatif yang lebih lama.
2.
Bagi peneliti yang hendak meneliti masalah ini lebih lanjut, agar kiranya dapat mempertimbangkan berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, seperti jumlah sampel, jenis kelamin, dan lain-lain. Tujuannya adalah demi kemanfaatan hasil temuan yang diperoleh.
FKIP Universitas Jambi
Page 9
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rhineka Karya. Bompa O Tudor, 1994. Power Training For Sport : Mosaic Press Oakville New York London. Carr, A Garry. (2000). Atletik Untuk Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Djezed Z,(2005). Teknik Taktik Dan Situasi Dasar Sepak Bola. Fakultas Ilmu Keolahragaan Padang Djumidar (2011). Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Grosser, Starischka, Zimmermann. 2001. Latihan Fisik Olahraga. Terjemahan Paulus Levinus Pasurney. Jakarta: KONI Pusat. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung Ismiyarti. (2008). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Bandung M. Sajoto. 2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalamOlahraga. Mielke, Danny. (2007). “Dasar-dasar sepakbola”. Pakar Raya Pustaka: Bandung. McMane, F. (2008). Dasar-Dasar Atletik. Bandung: Angkasa Mubarok. 2010. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. Klaten: Saka Mitra. Ngurah Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pasca Sarjana Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Denpasar. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Rusli lutan, 2003. Sistem Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP). Jakarta: KONI Pusat. Rahmad Darmawan. 2002. Jadi Juara Dengan Sepakbola possession.Kickoff Media-RD Books Radclife, J.C. dan Farentinos, RC.2002. Pliometrik untuk Meningkatkan Power. Terjemahan M. Furqon H. dan Muchsin Doewes.Surakarta: ProgramStudi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Sucipto, dkk.. 2001. Sepak Bola. Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. FKIP Universitas Jambi
Page 10
Sudjana, M. A. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung Sukatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo: Tiga Serangkai Scheunemann, Timo. 2005. Dasar Sepak Bola Modern. Malang: Dioma Tohar. 2002. Ilmu Kepelatihan Lanjut.Semarang: FIK PKLO UNNES.
FKIP Universitas Jambi
Page 11