PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN 0WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Toko Emas Ari Jaya) 1
Ahmad Ubaidillah, 2Nuraeni
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga ABSTRAK Seiring berkembangnya jaman, persaingan bisnis semakin ketat dan kompetitif. Untuk bisa bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat dan kompetitif, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa yang diinginkan konsumen. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh Kualitas Produk Dan Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Toko Emas Ari Jaya). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di toko emas Ari Jaya dengan jumlah responden sebanyak 100 orang, menggambarakn bahwa kualitas produk dan word of mouth communication mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, baik secara parsial maupun simultan. Disamping itu variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel word of mouth communication. Adapun analisa yang digunakan dalam peneletian ini, yakni analisis regresi berganda, uji t, uji f dan koefisien determinasi. Keyword: Kualitas Produk, Word Of Mouth Communication, dan Keputusan Pembelian. ABSTRACT Along the development era, competition is increasingly fierce and competitive business. To be able to survive amid increasingly fierce competition and competitive, one of the requirements that must be met by the company to be successful in the midst of intense competition is trying to achieve the goal of creating and retaining customers. In order for that goal is reached, then the company should strive to produce and deliver products or services that consumers want. Therefore, the researchers took the title of research Effect of Product Quality And Word Of Mouth Communication Against Purchase Decision (Studies in Gold Shop Ari Jaya). Based on the research that has been done in gold store Ari Jaya with a number of respondents as many as 100 people, menggambarakn that the quality of the product and word of mouth communication has a significant influence on purchasing decisions, either partially or simultaneously. Besides, the most dominant variable in influencing purchasing decisions is a variable word of mouth communication. The analysis used in this peneletian, the multiple regression analysis, t-test, F and coefficient of determination. Keyword: Quality Products, Word Of Mouth Communications, and Purchasing Decision. yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat
Latar Belakang Seiring
berkembangnya
jaman,
sukses di tengah ketatnya persaingan adalah
persaingan bisnis semakin ketat dan kompetitif.
berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan
Untuk bisa bertahan ditengah persaingan yang
dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan
semakin ketat dan kompetitif, salah satu syarat
tersebut tercapai, maka perusahaan harus
berupaya menghasilkan dan menyampaikan
word
of
mouth,
communication,
sebab
produk atau jasa yang diinginkan konsumen.
rekomendasi dari satu orang ke orang lainya,
Kualitas suatu produk erat dengan baik
satu generasi ke generasi lainya, dari satu
buruknya suatu produk. kualitas suatu produk
kelompok ke kelompok lainya terbukti lebih
menjadi salah satu pertimbangan konsumen
efektif dari cara pemasaran apapun.
dalam membeli produk yang akan dibeli. Oleh
Kegiatan pemasaran word of mouth
karena itu perusahaan dituntut untuk bisa
communication merupakan satu aktivitas yang
memproduksi
dapat menghasilkan publisitas, kegembiraan,
barang
atau
jasa
yang
berkualitas, sehingga dapat bersaing dengan
dan
informasi
kepada
konsumen.
Pada
Kompetitor.
umumnya word of mouth communication akan
Jika kualitas produk sesuai harapan maka
efektif apabila didukung oleh pengalaman riil,
konsumen akan membeli produk tersebut.
tanpa rekayasa terhadap merek atau produk.
Disamping
kualitas
Oleh karena itu, saat ini word of mouth
produk untuk memenuhi kebutuhan dan
communication mampu dijadikan sarana utama
keinginan konsumen, perusahaan juga harus
dalam kegiatan pemasaran dengan alasan
mencari strategi yang tepat dalam memasarkan
keberhasilannya
produk tersebut. Salah satu strategi pemasaran
penjualan βlow budget high impact marketingβ
yang cukup efektif dan banyak digunakan oleh
anggaran rendah dampak pemasarannya tinggi
para pengusaha yaitu strategi pemasaran word
(Ali Hasan, 2010:36-37).
harus
meningkatkan
of mouth communication atau komunikasi dari
dalam
meningkatkan
Melihat kekuatan pengaruh pemasaran
mulut ke mulut. Walaupun dianggap sebagai
dari
strategi pemasaran tradisional, namun cara ini
produk
cukup
menjalankan Word of Mouth communication.
ampuh
untuk
meyakinkan
para
konsumen. Word
mulut perlu
ke
mulut
produsen
untuk lebih
fokus
sebuah dalam
Membuat para pelanggan kita membicarakan of
communication
(do the talking), mempromosikan (do the
seringkali menjadi peran penting yang paling
promotion) dan menjual (do the selling). Dalam
depan dalam pemasaran. Ketika seorang
menjalankan
pelanggan berbicara dengan yang lainnya
communication, produsen dapat memanfaatkan
tentang beberapa aspek dari produk yang dibeli
para
ataupun
maka
memberikan kontribusi merubah konsumen
informasi ini akan berpengaruh baik pada
lainnya menjadi bersikap positif terhadap
perilaku mereka ataupun juga pada kepuasan
produk yang dipasarkan. Para pelanggan ini
mereka terhadap layanan itu. Konsumen
merupakan profitable talkers yang memiliki
sebagai sasaran bidik sebuah produk sebetulnya
pengaruh serta jaringan yang cukup besar untuk
memiliki potensi yang besar untuk memasarkan
mempengaruhi konsumen yang lainnya untuk
produk yang dipasarkan. Dalam hal ini
menjadi positif, mencoba dan membeli produk.
layanan
mouth
yang
diberikan,
konsumen dijadikan subjek dalam pemasaran
strategi
pelanggan
word
of
potensialnya
mouth
untuk
Banyak
perusahaan
yang
antara lain; kalung, liontin, anting-anting,
mouth
gelang, cincin, dan binggle. Banyaknya bentuk
communication menjadi bentuk komunikasi
emas perhiasan yang dijual untuk memberikan
pemasaran mereka. Hal tersebut diadaptasi dari
alternative pilihan kepada konsumen dalam
kesuksesan word of mouth communication yang
upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
dipercaya
lebih
konsumen yang bervariasi.
keputusan
membeli
mengaplikasikan
word
of
efektif
mempengaruhi
konsumen.
Sumardy,
Disamping
memberikan
alternative
Marlin dan Melina dalam bukunya yang
pilihan dalam bentuk perhiasan emas, toko
berjudul The Power of Word of Mouth (2011)
emas Ari Jaya juga menawarkan berbagai
menjabarkan beberapa contoh perusahaan yang
desain yang menarik di berbagai bentuk
sukses memanfaatkan konsep komunikasi dari
perhiasan
mulut ke mulut diantaranya agen 1000
merupakan upaya dari toko emas Ari Jaya
Sunlight, Body Shop, Apple dan Tupperware.
untuk menarik minat konsumen untuk membeli
emas
tersebut.
Hal
tersebut
Word of mouth itu sendiri bisa muncul
perhiasan emas di toko emas Ari Jaya. selain itu
melalui dua sumber, yang pertama sumber dari
hal tersebut dilakukan untuk memberikan
konsumen atau biasa disebut organic word of
kepuasan kepada konsumen ketika berkunjung
mouth yang artinya word of mouth yang terjadi
ke toko sehingga memberikan kesan yang baik
secara alami ketika seseorang yang merasa
dimata konsumen dengan harapan konsumen
senang dan puas pada sebuah produk, maka
akan melakukan pembelian di toko emas Ari
mereka memiliki hasrat alami untuk membagi
Jaya.
dukungan dan antusiasme mereka kepada orang
Toko Emas Ari Jaya bertempat di Stand
lain. Sedangkan yang kedua adalah amplified
depan pasar Purwosari. Berlokasi di Stand
word of mouth yang artinya word of mouth yang
depan pasar Purwosari secara tidak langsung
terjadi by design oleh perusahaan. Word of
memberikan keuntungan tersendiri bagi Toko
mouth
Emas Ari Jaya, sebab konsumen yang datang ke
jenis
ini
pemasar/perusahaan yang
dirancang
terjadi
melakukan untuk
ketika kampanye
mendorong
atau
pasar
Purwosari
semakin
banyak
yang
mengetahui Toko Emas Ari Jaya. Untuk
mempercepat word of mouth pada konsumen
menarik minat
misalnya,
mengenai
perhiasan di Toko Emas Ari Jaya, word of
produk melalui jejaring sosial yang dikelola
mouth communication bisa digunakan sebagai
oleh
sehingga
media promosi. Bagi Toko Emas Ari Jaya,
perusahaan dapat mengontrol penyebaran word
word of mouth communication dinilai efektif
of mouth diantara konsumen.
sebagai salah satu media promosi karena
pemberian
perusahaan
itu
komentar
sendiri
konsumen
agar
membeli
Toko Emas Ari Jaya merupakan suatu
komunikasi dari mulut ke mulut dinilai lebih
usaha yang bergerak dalam bidang jual beli
meyakinkan karena dasar dari seorang sumber
perhiasan. Bentuk emas perhiasan yang dijual
rujukan menginformasikan sebuah produk
di Toko Emas Ari Jaya bermacam-macam
karena dia merasa puas terhadap kinerja produk
tersebut.
Selain
itu
word
of
mouth
communication biasanya relatif lebih jujur dan
Variabel, Definisi Operasional Dan Skala
alami dibanding jenis promosi jenis lain.
Pengukuran Penelitian
Konsumen
akan
Dalam penelitian ini variabel diklasifikasikan
kepada
menjadi dua variabel yaitu variabel bebas
konsumen lainnya, sehingga secara tidak
(independent) dan variabel terikat (dependent).
langsung akan memberikan keuntungkan bagi
1. Variabel bebas (independent variabel)
yang
menyebarkan
merasa
informasi
puas
tersebut
Toko Emas Ari Jaya dan juga bagi calon
Adapun yang menjadi variabel bebas dalam
konsumen lain.
penelitian antara lain :
Melihat hal itu, penulis tertarik untuk
(X1) Kualitas produk
mengambil judul penelitian βPengaruh Kualitas Produk dan Word Of Mouth Communication
(X2) Word of mouth communication 2. Variabel terikat
Terhadap keputusan Pembelian (Studi Pada
Variabel terikat dalam peenelitian ini
Toko Emas Ari Jaya)β
adalah keputusan pembelian (Y).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan word
Definisi Operasional Variabel
of mouth communication terhadap keputusan
1.variabel bebas (independent variable)
pembelian. Untuk mengetahui seberapa besar
a) Kualitas Produk (X1)
pengaruh word of mouth communication dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Indikator-indikator dari kualitas produk antara lain :
Untuk mengetahui variabel mana antara
-
Kadar produk
kualitas
mouth
-
Desain produk
signifikan
-
Daya tahan produk
produk
communication
dan yang
word
of
paling
berpengaruh secara parsial dan signifikan
b) Word of mouth communication (X2)
terhadap keputusan pembelian.
Indikator dari word of mouth antara lain
METODE PENELITIAN
:
Metode penelitian yang digunakan dalam
-
Membicarakan (do the talking)
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
-
Mempromosikan (do the promoting)
menggunakan pendekatan analisis regresi.
-
Menjual (do the selling)
Melalui
metode
ini
diharapkan
dapat
menjelaskan fenomena mengenai pengaruh kualitas
produk
dan
word
of
mouth
communication terhadap keputusan pembelian. Adapun jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif (hubungan).
2. Keputusan pembelian Indikator yang menjadi tolak ukur sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, andikatornya antara lain :
a. Pengenalan produk b. Pencarian informasi c. Evaluasi alternatif Tabel 3.1
Variabel dan Indokator Variabel Kualitas Produk (X1)
Word Of Mouth Communication (X2)
Kepetusan Pembelian (Y)
Skala Pengukuran
-
Populasi
Melalui skala pengukuran ini data yang diperoleh
dapat
Indikator Kadar Produk Desain Produk Daya tahan produk Membicarakan Mempromosikan Menjual Pengenalan produk Pencarian Informasi Evaluasi alternatif
diukur
sehingga
akan
memperoleh data kuantitatif. Skala pengukuran
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau pembeli perhiasan di toko emas Ari Jaya Purwosari.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut sugiyono (2006:84) skala
1. Sampel
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan
persepsi
seseorang
atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun skala likert yang digunakan berbentuk checklist. Hal itu bertujuan untuk memberi kemudahan bagi responden dalam menjawab pertanyaan
yang
diajukan
oleh
peneliti.
Penilaian pertanyaan yang diajukan oleh peneliti memiliki tingkat nilai yang berbeda. Adapun nilai yang akan diberikan adalah 1 sampai 5. Untuk lebih detailnya akan dibuat
Kedudukan
sampel
disini
adalah
mewakili populasi. Untuk itu sampel harus benar-benar representatif (bisa mewakili), sehingga hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel bisa menggambarkan kondisi dari populasi. Karena banyaknya konsumen atau pembeli yang telah melakukan pembelian di toko emas Ari Jaya, maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 100 responden dengan pertimbangan keterbatasan dana, tenaga, dan waktu.
tabel seperti berikut : 2. Teknik Pengambilan Sampel
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Dan Tingkat Skor No.
Jawaban
Skor
Responden
Teknik
pengambilan
sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu
1.
Sangat SetujSetuju
5
2.
Setuju
4
3.
Kurang Setuju
3
4.
Tidak Setuju
2
5.
Sangat Tidak Setuju
1
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu untuk
bisa
memberikan
optimal. 3. Teknik Pengumpulan Data
informasi
yang
Supaya
memperoleh
hasil
yang
Uji T merupakan alat uji untuk menguji
mendukung tujuan penelitian, data yang
pengaruh secara parsial atau secara individu
digunakan dalam penelitian ini sifatnya data
dari setiap variabel bebas terhadap variabel
primer dan data skunder.
terikat. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
Untuk memperoleh data atau informasi yang mendukung pengumpulan data, maka
dalam
model
regresi
variabel
independen (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
digunakan kuisioner atau angket. Rumus yang digunakan : Analisis Data π π‘βππ‘ = ππ
1.Analisis Regresi Ganda Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
Keterangan : b = parameter estimasi dari X1
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami
kenaikan
sb = standart error dari X1 3. Analisis Uji F
atau
penurunan. Data yang digunakan biasanya
Uji ini digunakan untuk mengetahui
berskala interval atau rasio. Persamaan regresi
apakah
variabel
independen
(X)
secara
linear berganda sebagai berikut:
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk
Yβ = a + b1X1+ b2X2+e Keterangan:
mengetahui
apakah
digunakan
untuk
dependen Yβ
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen a
= Konstanta (nilai Yβ apabila X1, X2β¦..Xn = 0)
b
=
Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
e
= Error
2.Analisis Uji T
atau
model
regresi
memprediksi
tidak.
Signifikan
dapat
variabel berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Rumus yang digunakan : πΉβππ‘ =
π
2 βΆ π 1β π
2 :(πβπβ1)
N = jumlah individu / kasus k = jumlah variabel bebas statistik ini berdistribusi F dengan : dk pembilang = k dk penyebut = (n-k-1)
4. Koefesian Determinasi (R2)
Berdasarkan
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan
pengaruh
variabel
independen (X) secara serentak terhadap variabel
dependen
(Y).
Koefisien
ini
hasil
penelitian
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 responden diperoleh data mengenai usia responden dari penelitian ini. Interval usia dapat dihitung dengan menggunakan rumus sturgess :
menunjukkan seberapa besar prosentase variasi
K
variabel independen yang digunakan dalam
Range = tertinggi - terendah
model mampu menjelaskan variasi variabel
Kelas interval = range : K
dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada
Perhitungan :
sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel
dependen,
atau
variasi
variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
sedikitpun
variasi
variabel
dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase diberikan
sumbangan variabel
pengaruh
independen
yang
yang
= 1+3,3 log n ( jumlah data)
K
= 1+3,3 log 100
K
= 1+6,6 = 7,6
Range = 56 β 20 = 36 Kelas interval = 36 : 7,6 = 4, 736 dibulatkan menjadi 5 Sesuai dengan perhitungan diatas, maka distribusi
interval
usia
pada
responden
terhadap
berdasarkan usia sebesar 4,736 dibulatkan
variabel dependen adalah sempurna, atau
menjadi 5. Berikut ini adalah deskripsi atas
variasi variabel independen yang digunakan
distribusi responden berdasarkan usia :
dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Gambaran Responden Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini merupakan konsumen perhiasan emas mdi toko emas Ari Jaya. gambaran umum
Tabel IV.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia No Umur Jumlah Persentase 1 20 β 24 8 8% 2 25 β 29 10 10 % 3 30 β 34 12 12 % 4 35 β 39 22 22 % 5 40 β 44 17 17 % 6 45 β 49 15 15 % 7 50 β 54 11 11 % 8 55 β 59 5 5% Total 100 100 % Sumber : data diolah, 2013
dari identitas responden disesuaikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian dengan
yang pada kuesioner meliputi, usia responden,
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden
jenis kelamin, dan pekerjaan. Adapun rincian
diperoleh data mengenai usia responden. Usia
gambaran umum responden sebagai berikut :
responden berkisar antara 20 tahun sampai 56
1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
tahun. Sesuai dengan tabel diatas dapat dideskripsikan responden dengan usia 20 tahun
β 24 tahun sebanyak 8 orang (8%), responden
3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
dengan usia 25 tahun β 29 tahun sebanyak 10 Keseluruhan populasi yang dijadikan
orang (10%), responden dengan usia 30 tahun β 34 tahun sebanyak 12 orang (12%), responden dengan usia 35 tahun β 39 tahun sebanyak 22 orang (22%), responden dengan usia 40 tahun β 44 tahun sebanyak 17 orang (17%), responden dengan usia 45 tahun β 49 tahun sebanyak 15 orang (15%), responden dengan usia 50 tahun β 54 tahun sebanyak 11 orang (11%), responden dengan usia 55 tahun β 59 tahun sebanyak 5 orang (5%). 2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
sampel dalam penelitian ini, yakni konsumen yang menggunakan perhiasan emas yang digolongkan dalam dua jenis pekerjaan, yakni pegawai negri dan swasta. Data diperoleh langsung dari kuesioner yang telah disebarkan melalui pertanyaan tentang pekerjaan dengan dua jawaban, yakni pegawai negri dan swasta, maka diperoleh data mengenai jenis pekerjaan responden dengan rincian seperti dibawah ini : Tabel IV.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jaya. Data diperoleh langsung dari kuesioner
Pekerjaan Jumlah Persentase Swasta 92 92 % Pegawai 8 8% negri Jumlah 100 100 % Sumber : Data diolah, 2013 Tabel diatas menunjukan bahwa dari
yang telah disebarkan, melalui pertanyaan
100 responden pembeli perhiasan emas di toko
tentang jenis kelamin dengan dua jawaban laki-
emas Ari Jaya, sebanyak 92 (92%) responden
laki dan perempuan. Maka diperoleh data
bekerja sebagai swasta dan 8 (8%) responden
mengenai jenis kelamin responden dengan
bekerja sebagai pegawai negri.
Keseluruhan populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yakni konsumen yang membeli perhiasan emas di toko emas Ari
No 1 2
rincian sebagai berikut : Gambaran Variabel Tabel IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Jumlah Persentase Kelamin 1. Laki-laki 12 12 % 2. Perempuan 88 88 % Jumlah 100 100 % Sumber : Data diolah, 2013 Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 100 responden pembeli perhiasan emas di toko emas Ari Jaya, sebanyak 12 (12%) responden berjenis laki-laki dan sebanyak 88 (88%) berjenis kelamin perempuan.
Gambaran
variabel
menjelaskan
tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas, yakni kualitas produk
(π₯1 )
serta
word
of
mouth
communication (π₯2 ), selain itu juga terdapat variabel terikat, yakni keputusan pembelian (y). Gambaran
variabel
alternative
jawaban
akan
menjelaskan
responden
terhadap
pertanyaan pada indikator variabel bebas dan variabel terikat. 1. kualitas produk a. Kadar produk
Diagram distribusi frekuensi indikator kadar produk
dan sebesar 23 (23%) responden menjawab sangat setuju. c. Daya tahan produk
50
Diagram distribusi frekuensi indikator daya
40
tahan produk
30 20
60
10 0
40 STS
TS
N
S
SS 20
Sumber : data diolah, 2013
0
Diagram diatas menunjukkan jawaban responden terhadap pertanyaan kualitas produk
STS
sebesar 21 (21%) responden memilih netral, sebesar 51 (51%) responden menjawab setuju, dan sebesar 16 (16%) responden menjawab sangat setuju.
N
S
SS
Sumber : Data diolah, 2013
pada indikator kadar produk, yakni sebesar 12 (12%) responden menjawab tidak setuju,
TS
Diagram diatas menunjukkan jawaban responden terhadap pertanyaan kualitas produk pada indikator daya tahan produk, yakni sebesar 8 (8%) responden menjawab tidak setuju, sebesar 18 (18%) responden memilih netral, sebesar 50 (50%) responden menjawab setuju, dan sebesar 24 (24%) responden
b. Desain produk
menjawab sangat setuju.]
Diagram distribusi frekuensi indikator desain produk
2. Word Of Mouth Communication a. Membicarakan
50 40
Diagram
distribusi
30
membicarakan
frekuensi
indikator
20 60
10 0 STS
TS
N
S
SS
40 20
Sumber : Data diolah, 2013
Diagram diatas menunjukkan jawaban
0 STS TS
N
S
SS
responden terhadap pertanyaan kualitas produk pada indikator desain produk, yakni sebesar 12
Sumber : Data diolah, 2013
(12%) responden menjawab tidak setuju,
Digram diatas menunjukkan jawaban
sebesar 22 (22%) responden memilih netral,
responden terhadap pertanyaan word of mouth
sebesar 43 (43%) responden menjawab setuju,
communication pada indikator menceritakan, yakni sebesar 11 (11%) responden menjawab
tidak setuju, sebesar 23 (23%) responden
sebesar 71 (71%) responden menjawab setuju,
memilih netral, sebesar 50 (50%) responden
dan sebesar 10 (21%) responden menjawab
menjawab setuju, dan sebesar 17 (17%)
sangat setuju.
responden menjawab sangat setuju. 3. keputusan pembelian b. Mempromosikan Digram
a. Pengenalan produk
distribusi
frekuensi
indikator
mempromosikan
Diagram
distribusi
frekuensi
indikator
pengenalan produk
60
50
40
40 30
20
20
0
10 STS TS
N
S
SS
0 STS
Sumber : Data diolah, 2013
Diagram diatas menunjukkan jawaban
TS
N
S
SS
Sumber : Data diolah, 2013
responden terhadap pertanyaan word of mouth indikator
Diagram diatas menunjukkan jawaban
mempromosikan, yakni sebesar 21 (21%)
responden terhadap pertanyaan keputusan
responden memilih netral, sebesar 69 (69%)
pembelian pada indikator pengenalan produk,
responden menjawab setuju, dan sebesar 10
yakni sebesar 6 (6%) menjawab tidak setuju,
(10%) responden menjawab sangat setuju.
sebesar 25 (25%) responden memilih netral,
c. Menjual
sebesar 56 (56%) responden menjawab setuju,
communication
Diagram
pada
distribusi
frekuensi
indikator
dan sebesar 13 (13%) responden menjawab sangat setuju.
menjual 50 40 30 20 10 0
b. Pencarian informasi Diagram
distribusi
frekuensi
pencarian informasi 50 STS TS
N
S
SS
Sumber : Data diolah, 2013
40 30
Diagram diatas menunjukkan jawaban
20
responden terhadap pertanyaan word of mouth
10
communication pada indikator menjual, yakni
0
sebesar 8 (8%) responden memilih netral,
STS
TS
N
S
SS
indikator
Sumber : Data diolah, 2013
50
Diagram diatas menunjukkan jawaban
40
responden terhadap pertanyaan keputusan
30
pembelian pada indikator pencarian informasi,
20
yakni sebesar 7 (7%) menjawab tidak setuju,
10
sebesar 23 (23%) responden memilih netral,
0 STS TS
N
S
SS
sebesar 47 (47%) responden menjawab setuju, Sumber : Data diolah, 2013
dan sebesar 23 (23%) responden menjawab
Diagram diatas menunjukkan jawaban
sangat setuju.
responden terhadap pertanyaan keputusan
c. Evaluasi alternative Diagram distribusi frekuensi indikator evaluasi
pembelian pada indikator evaluasi alternative, yakni sebesar 14 (14%) menjawab tidak setuju,
alternative
sebesar 20 (20%) responden memilih netral, sebesar 49 (49%) responden menjawab setuju, dan sebesar 17 (17%) responden menjawab sangat setuju.
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Kualitas Produk (π₯1 ) No Indikator R tabel R hitung Sig Keterangan 1 0.300 < .649** 0,000 Valid π₯1.1 ** 2 0.300 < .679 0,000 Valid π₯1.2 ** 3 0.300 < .474 0,000 Valid π₯1.3 Cronbachβs Alpha = .695 Reliabel Keterangan π₯1 : Kualitas produk π₯1.1: Kadar produk π₯1.2: Desain produk π₯1.3: Daya tahan produk Sumber : data diolah, 2013
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
Sedangkan hasil dari perhitungan reliabilitas
diketahui bahwa semua indikator pada variabel
menunjukan nilai cronbachβs alpha sebesar
kualitas produk (π₯1 ) memiliki nilai π
βππ‘π’ππ >
0.695, yang artinya nilai tersebut β₯ 0.6 maka
π
π‘ππππ (0.300) dan nilai sig 0,000, yang
dapat
menyatakan nilai tersebut < 0,05. Dari hasil
indikator dalam setiap variabel adalah reliabel.
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian dari jawaban responden terhadap indikator yang telah dipertanyakan pada variabel
kualitas
produk
adalah
valid.
dikatakan
bahwa
hubungan
antar
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Word Of Mouth Communication Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Word Of Mouth Communication (π₯2 )
No Indikator R tabel R hitung 1 0.300 < .696** π₯2.1 2 0.300 < .557** π₯2.2 3 0.300 < .617** π₯2.3 Cronbachβs Alpha = .710 Keterangan π₯2 : Word of mouth communication π₯2.1 : Menceritakan π₯2.2 : Merekomendasikan π₯2.3 : Menjual
Sig 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Reliabel
Sumber : data diolah, 2013
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
pada variabel word of mouth communication
diketahui bahwa semua indikator pada variabel
adalah valid. Sedangkan hasil dari perhitungan
word of mouth communication (π₯2 ) memiliki
reliabilitas menunjukan nilai cronbachβs alpha
nilai π
βππ‘π’ππ > π
π‘ππππ (0.300) dan nilai sig
sebesar 0.710, yang artinya nilai tersebut β₯ 0.6
0,000, yang menyatakan nilai tersebut < 0,05.
maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar
Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan
indikator dalam setiap variabel adalah reliabel.
bahwa hasil pengujian dari jawaban responden terhadap indikator yang telah dipertanyakan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) No Indikator R tabel R hitung Sig Keterangan 1 0.300 < .595** 0,000 Valid π¦1 ** 2 0.300 < .625 0,000 Valid π¦2 ** 3 0.300 < .612 0,000 Valid π¦3 Cronbachβs Alpha = .703 Reliabel Keterangan Y : Keputusan pembelian π¦1 : Pengenalan produk π¦2 : Pencarian informasi π¦3 : Evaluasi alternative Sumber : data diolah, 2013 Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
pengujian dari jawaban responden terhadap
diketahui bahwa semua indikator pada variabel
indikator yang telah dipertanyakan pada
keputusan pembelian (y) memiliki nilai π
βππ‘π’ππ
variabel keputusan pembelian adalah valid.
> π
π‘ππππ (0.300) dan nilai sig 0,000, yang
Sedangkan hasil dari perhitungan reliabilitas
menyatakan nilai tersebut < 0,05. Dari hasil
menunjukan nilai cronbachβs alpha sebesar
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
0.703, yang artinya nilai tersebut β₯ 0.6 maka
dapat
dikatakan
bahwa
hubungan
antar
indikator dalam setiap variabel adalah reliable.
Uji
normalitas
digunakan
untuk
mengetahui kenormalan distribusi data. Dalam analisis statistik parametik, asumsi yang harus
Uji Asumsi Klasik
dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut
4.5.1 Uji Normalitas
harus terdistribusi secara normal.
Kurva hasil pengolahan data untuk uji normalitas
Sumber : Data diolah, 2013
Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa
4.5.2 Uji Autokorelasi
data menyebar disekitar diagram dan mengikuti
Uji autokorelasi merupakan pengujian
model regresi sehingga dapat disimpulkan
asumsi dalam regresi dimana variabel dependen
bahwa data yang diolah merupakan data yang
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
berdistribusi normal sehingga uji normalitas
Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah
terpenuhi.
bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya Tabel IV.7 Hasi pengolahan data untuk uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R 1
.393a
Change Statistics
R Squar Adjusted Std. Error of the e R Square Estimate .154
.137
a. Predictors: (Constant), word of mouth, kualitas produk b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber : Data diolah, 2013
R Square F Change Change df1 1.197
.154
8.750
Sig. F DurbinChange Watson
df2 2
96
.000
1.525
Dari tabel diatas didapatkan nilai
adanya
korelasi
antar
(independen).
2. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
DW hitung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 β€
variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
2 β€ 2 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi.
multikolinearitas, dapat dilihat dari Value
Sehingga
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 5,
adalah
Uji
regresi
yang
bebas
Durbin-Watson (DW hitung) sebesar 1,525 atau
kesimpulannya
Model
variabel
baik
Autokorelasi terpenuhi.
terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF <
4.5.3 Uji Multikolinearitas
10, tidak terjadi multikolinearitas.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan Tabel IV.8 Hasil pengolahan data untuk uji multikoliniearitas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
Std. Error
B
(Constant)
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance VIF
5.679
1.239
.197
.078
.244
2.511 .014
.937
1.067
word of mouth .260 .100 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data diolah, 2013
.253
2.607 .011
.937
1.067
kualitas produk
4.583 .000
Dari hasil output data didapatkan
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
bahwa semua nilai VIF<5 ini berarti tidak
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
terjadi multikolonieritas. Dan menyimpulkan
sumbu X adalah residual (Y prediksi β Y
bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.
sesuungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
4.5.4
Uji Heterokedastisitas Pengujian
heterokedastisitas
a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
digunakan untuk melihat apakah variabel
yang ada membentuk pola tertentu yang
pengganggu mempunyai varian yang sama atau
teratur (bergelombang, melebar kemudian
tidak. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
menyempit), maka mengindikasikan telah
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik
terjadi heteroskedastisitas.
Plot antara nilai prediksi variabel terikat
b.
Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
menyebar di atas dan di bawah angka 0
SRESID.
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Deteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
heteroskedastisitas.
Gambar IV.11 Hasil pengolahan data untuk uji heterokedastisitas
Sumber : Data diolah, 2013 Dari gambar diatas dapat diketahui
Analisis regresi linier berganda ini
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sebab
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
pengaruh dari variabel bebas, yaitu kualitas
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
produk dan word of mouth communication
sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji
terhadap variabel terikat, yaitu keputusan
heteroskedastisitas terpenuhi.
pembelian.
Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda Tabel IV.9 Hasil analisis regresi berganda Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
(Constant) kualitas produk
Std. Error 5.679
1.239
.197
.078 .100
word of mouth .260 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
diperoleh rumus regresi sebagai berikut:
T
Sig. 4.583
.000
.244
2.511
.014
.253
2.607
.011
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai
Y = (5.679) + 0.197 X1 + 0.260 X2 + e
variabel terikat (keputusan pembelian)
Interpretasi dari regresi diatas adalah
sebesar 5.679.
sebagai berikut: 1. Konstanta (a)
2. Kualitas
produk
(π₯1 )
keputusan pembelian (Y)
terhadap
Nilai koefisien kualitas produk untuk
communication
variabel π₯1 sebesar 0.197. Hal ini
variabel keputusan pembelian (Y) akan
mengandung
setiap
naik sebesar 0.260 dengan asumsi
kenaikan kualitas produk satu satuan
bahwa variabel bebas yang lain dari
maka variabel keputusan pembelian
model regresi adalah tetap.
(Y) akan naik sebesar 0.197 dengan
4. Koefisien determinasi (π
2)
arti
bahwa
satu
satuan
maka
asumsi bahwa variabel bebas yang lain
Koefisien determinasi digunakan untuk
dari model regresi adalah tetap.
mengetahui seberapa besar hubungan
3. Word of mouth communication (π₯2 )
dari
beberapa
variabel
dalam
terhadap keputusan pembelian (Y)
pengertian yang lebih jelas. Koefisien
Nilai
mouth
determinasi akan menjelaskan seberapa
communication untuk variabel π₯2
besar perubahan atau variasi suatu
sebesar 0.260 Hal ini mengandung arti
variabel bisa dijelaskan oleh perubahan
bahwa setiap kenaikan word of mouth
atau variasi pada variabel yang lain.
koefisien
word
of
Tabel IV.10 Hasil analisis regresi berganda untuk koefisien determinasi Model Summaryb Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .393a .154 .137 a. Predictors: (Constant), word of mouth, kualitas produk b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel βModel Summaryβ dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dan
1.197
Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama(Uji F)
word of mouth communication berpengaruh
Uji F digunakan untuk mengetahui
sebesar 15.4% terhadap keputusan pembelian,
apakah variabel-variabel independen secara
sedangkan 84.6% dipengaruhi variabel lain
simultan
yang tidak diteliti. Karena nilai R Square
variabel dependen. Tingkat signifikasi yang
cenderung mendekati nilai 0 maka dapat
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai πβππ‘π’ππ >
disimpulkan
ππ‘ππππ maka semua variabel independen secara
kemampuan
variabel-variabel
berpengaruh signifikan
independen dalam menjelaskan variasi variabel
simultan
amat terbatas.
variabel dependen.
berpengaruh signifikan
Tabel IV.11 Hasil analisis regresi berganda untuk uji f
terhadap
terhadap
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Df Regression Residual
Mean Square
F
25.056
2
12.528
137.449
96
1.432
Sig. .000a
8.750
Total 162.505 98 a. Predictors: (Constant), word of mouth, kualitas produk b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data diolah, 2013 Dari tabel diperoleh nilai πβππ‘π’ππ
Uji t digunakan untuk mengetahui
sebesar 8.750 dengan nilai probabilitas (sig) =
apakah variabel-variabel independen secara
0,000. Nilai πβππ‘π’ππ (8.750) > ππ‘ππππ (3.091),
parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap
dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas
variabel dependen. Derajat signifikansi yang
0,05 atau nilai 0,000 < 0,05, maka H1 diterima,
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan
berarti secara bersama-sama (simultan) kualitas
lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita
produk dan word of mouth communication
menerima
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
menyatakan bahwa suatu variabel independen
pembelian.
secara
2. Hipotesis Kedua (Uji T)
dependen.
hipotesis
parsial
alternatif,
mempengaruhi
yang
variabel
Tabel IV.12 Hasil analisis regresi berganda untuk uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
Beta
5.679
1.239
.197
.078
word of mouth .260 .100 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data diolah, 2013
kualitas produk
a. Kualitas
produk
(X1)
terhadap
keputusan pembelian (Y) Terlihat
pada
T
Sig. 4.583
.000
.244
2.511
.014
.253
2.607
.011
π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi
kolom
terhadap Y. Nilai t 2.511 (positif)
Coefficients model 1 terdapat nilai sig
menunjukkan
0,014. Nilai sig lebih kecil dari nilai
mempunyai hubungan yang searah
probabilitas 0,05, atau nilai 0,014 <
dengan Y. Jadi dapat disimpulkan
0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak.
kualitas produk memiliki pengaruh
Variabel X1 mempunyai π‘βππ‘π’ππ yakni
signifikan
2.511 dengan π‘π‘ππππ =1.985. Jadi
pembelian.
bahwa
terhadap
variabel
X1
keputusan
b. Word of mouth communication (X2)
bahwa variabel X2 memiliki kontribusi
terhadap keputusan pembelian (Y)
terhadap Y. Nilai t 2.607 (positif)
Terlihat
pada
kolom
menunjukkan
bahwa
variabel
X2
Coefficients model 1 terdapat nilai sig
mempunyai hubungan yang searah
0,011. Nilai sig lebih kecil dari nilai
dengan Y. Jadi dapat disimpulkan word
probabilitas 0,05, atau nilai 0,011 <
of mouth communication memiliki
0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak.
pengaruh
signifikan
terhadap
Variabel X2 mempunyai π‘βππ‘π’ππ , yakni
keputusan
pembelian.
Sehingga
2.607 dengan π‘π‘ππππ =1.985. Jadi
ringkasan hasil pengujian hipotesis
π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut :
Tabel IV.13 Hasil pengujian hipotesis uji t Hipotesis Pernyataan Nilai Variabel kualitas produk berpengaruh 2.511 β1 signifikan terhadap keputusan pembelian Variabel word of mouth communication 2.607 β2 berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Keterangan β1 diterima β0 ditolak β2 diterima β0 ditolak
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
3. Hipotesis Ketiga Untuk
bebas
Untuk itu sebaiknya produsen menggunakan
manakah yang mempunyai pengaruh dominan
promosi word of mouth communication, selain
terhadap keputusan pembelian dapat dilihat
tidak memerlukan biaya yang besar promosi
pada tabel IV. Kolom koefisien B. Dalam tabel
word of mouth communication sangat efektif
tersebut nilai tertinggi dari koefisien B sebesar
untuk menarik calon konsumen lain. Word of
0.260.
nilai
mouth communication menjadikan konsumen
koefisien 0.260, word of mouth communication
tidak hanya sebagai objek melainkan sebagi
mempunyai pengaruh paling signifikan secara
subjek, sebab konsumen mempunyai peran
parsial terhadap keputusan pembelian.
yang sangat besar terhadap jalanya strategi ini.
PEMBAHASAN
Kebiasaan
Jadi
mengetahui
variabel
kesimpulanya
dengan
orang
yang
suka
bersosial,
Penelitian dilakukan karena semakin
membicarakan produk yang baru dibeli dan
ketatnya persaingan usaha jual beli perhiasan.
lain-lain sangat mendukung untuk penggunaan
Selain pesaing dari sesama usaha perhiasan,
promosi word of mouth communication.
persaingan juga datang dari penjual aksesori
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
yang harganya jauh lebih murah daripada
seberapa besar pengaruh kualitas produk dan
perhiasan. Untuk bertahan ditengah persaingan
word of mouth communication terhadap
yang semakin ketat dan kompetitif, produsen
keputusan pembelian. Dalam penelitian ini
harus menemukan cara yang tepat agar
menggunakan sampel sebanyak 100. Penentuan
pelangganya
membeli
sampel menggunakan purposive sampling (bisa
produknya. Perbaikan kualitas harus jadi
mewakili), sebab jumlah konsumen tidak
prioritas agar konsumen yang melakukan
diketahu secara pasti berapa banyaknya.
pembelian merasa puas, ketika konsumen
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
merasa puas setelah membeli produk konsumen
berganda untuk mengetahui pengaruh variabel
akan membeli lagi di lain waktu.
bebas (kualitas produk dan word of mouth
tetap
loyal
untuk
Kotler diterjemahkan Benyamin Molan
communication) terrhadap variabel terikat
(2005:224) mengemukakan bahwa terdapat
(keputusan pembelian) baik secara parsial
lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses
maupun simultan. Selain itu penelitian ini juga
pengambilan
untuk
keputusan
pembelian,
yaitu
mengetahui
variabel
yang
paling
pengenalan masalah, pencarian informasi,
dominan dalam mempengaruhi keputusan
evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan
pembelian antara variabel kualitas produk dan
perilaku pasca pembelian.
word of mouth communication.
Sebelum terhadap
suatu
melakukan produk,
pada
pembelian
Berdasarkan hasil pengolahan data
umumnya
yang telah dilakukan dengan menggunakan
konsumen melakukan beberapa tahapan, yakni mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative , keputusan
SPSS 17 dapat diketahui bahwa :
1.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
koefisien
nilai πβππ‘π’ππ sebesar 8.750 dengan nilai
communication
probabilitas (sig) = 0,000. Nilai πβππ‘π’ππ
paling
(8.750) > ππ‘ππππ (3.091), dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000 < 0,05, maka H1
2.
mempunyai
dominan
terhadap
of
mouth pengaruh
keputusan
pembelian.
PENUlTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data,
(simultan) kualitas produk dan word of
analisis data, dan pembahasan hasil penelitian
mouth communication berpengaruh
yang diperoleh maka dapat ditarik sebuah
signifikan
kesimpulan sebagai berikut :
terhadap
keputusan
pembelian.
1. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa kedua variabel independen (kualitas
variabel
produk dan word of mouth communication)
kualitas
produk
mempunyai
Jadi π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian diketahui variabel word of mouth communication mempunyai π‘βππ‘π’ππ , yakni 2.607 dengan π‘π‘ππππ =1.985. Jadi π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ dapat disimpulkan bahwa variabel word of mouth
communication
berpengaruh
secara
signifikan
parsial terhadap
keputusan pembelian. Untuk manakah
mengetahui
secara
simultan
berpengaruh
terhadap
keputusan pembelian perhiasan emas di toko emas Ari Jaya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh antara variabel kualitas produk dan word of
keputusan pembelian.
4.
word
diterima, berarti secara bersama-sama
π‘βππ‘π’ππ yakni 2.511 dengan π‘π‘ππππ =1.985.
3.
0.253,
mouth communication terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama (simultan) diterima. 2. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan secara parsial variabel kualitas produk dan variabel
word
of
mouth
communication
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaitu diduga ada pengaruh
variabel
bebas
antara variabel kualitas produk dan word of
yang mempunyai pengaruh
mouth communication terhadap keputusan
dominan terhadap keputusan pembelian
pembelian secara parsial diterima.
dapat dilihat dari nilai koefisien beta
3. Berdasarkan
tertinggi.
independen
Berdasar
hasil
penelitian
hasil yang
analisa paling
variabel dominan
kualitas produk mempunyai nilai sebesar
mempengaruhi keputusan pembelian antara
0.244,
mouth
variabel kualitas produk dan variabel word of
communication mempunyai nilai sebesar
mouth communication adalah variabel word of
0.253. Jadi kesimpulanya dengan nilai
mouth communication.
sedangkan
word
of
Usahawan
No.
09
Th
XXXII
Sepetember 2003.
Saran Berdasarkan sebaiknya
kesimpulan
produsen
lebih
diatas,
meningkatkan
Kotler & Armstrong. 2000. Dasar-dasar Pemasaran,
promosi word of mouth communication sebab
Alexander
selain tidak membutuhkan biaya yang besar
Prenhallindo.
(terjemahan Sindoro).
Jakarta:
word of mouth communication bisa menberikan
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran.
pengetahuan bagi konsumen lain sebagai
Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa
referensi bagi konsumen sebelum memutuskan
Benyamin Molan. Jakarta. : Indeks
untuk
melakukan
pembelian.
selain
itu
Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 2001.
produsen harus mengimbangi hal tersebut
Prinsip-prinsip
dengan melakukan perbaikan kualitas agar
Bahasa Imam Nurmawan Jakarta :
ketika
Erlangga.
konsumen
mau
membeli
tidak
dikecewakan oleh informasi yang diperoleh konsumen
melalui
word
of
mouth
communication.
Pemasaran.
Alih
Mc Carthy dan Perrefault, 2003. Dasar-Dasar Pemasaran.
Alih
Bahasa
Agus
Dharma. Jakarta: Erlangga. Mowen, Jhon C dan Michael Minor. 2001.
DAFTAR PUSTAKA
Perilaku Konsumen. Alih Bahasa
Arifin 2009, βPengaruh Kualitas Produk
Lina Salim. Jakarta : Erlangga.
Terhadap
Keputusan
Konsumen
(Studi
Perumnas
Sawojajar
Pembelian
Pada
Warga
Pelanggan
Koran Jawa Pos Radar Malang)β.
Nico Rahman, βAnalisis Pengaruh Kualitas Produk Tabungan Dan Word Of Mouth Keputusan (Studi
Arikunto,
Suharsimi. Penelitian
2003. Suatu
Prosedur Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bogor: Ghalia Indonesia David
W.
1994.
2005.
Aplikasi
Pembelian
Kasus
Nasabah
Pada
Nasabah
Tabungan Monas Kantor Pusat PT. Bank DKI)β.
Jean Claude. 2005. Manajemen Pemasaran
Strategic
Manajement. USA: Irwin Istijanto.
Terhadap
Orville C. Walker, Boyd. Harper W, Larreche,
Aritonang, Lerbin. 2007. Riset Pemasaran.
Cravens,
Marketing
Suatu
Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
Praktis
Riset
Prasetijo, Ristiyanti; Ihalauw, John. J.O.I
Pemasaran. Jakarta : Gramedia
(2004),
Pustaka Utama
Yogyakarta: Andi Offset.
dalam
Konsumen,
Pop
Ratna Dwi Kartika Sari 2012, βAnalisis
Konteks
Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi
Khasali, Renald (2007), Fenomena Marketing
Perilaku
Pemasaran di Indonesia. dalam
Harga,
Dan
Word
Of
Mouth
Communication
Saladin,
Terhadap
Anonimus,KredibilitasdalamKomunikasi,ruma
Keputusan Pembelian Mebel Pada
hkomunikasi.http://rumakom.wordpr
CV. Mega Jaya Mebel Semarang.
ess.com/2008/05/08/kredibilitas-
Djaslim.
2002.
Pemasaran.
Manajemen
Jakarta:
Salemba
Empat Sabrina Hesti 2013, βPengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap
Keputusan
Pembelian
Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah
Tangga
Di
Kelurahan
Helvetia Tengah Medanβ.
SB Handayani dalam jurnalnya yang berjudul βKekuatan Word Of Mouth Dalam Strategi Pemasaran. Sumardy, Silviana, dan Melina. 2011. The Power Word Of Mouth Marketing. Jakarta : Gramedia. Sumarni, Saptaningsih 2008, βFenomena Word Of
Mouth
Marketing
Mempengaruhi
Dalam
Keputusan
Konsumenβ. Sugiyono.2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sujana. 2006. Metode Statistik Edisi 6. Bandung: Tarsido. Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Strategic.
Yogyakarta:
CV.Andi
Offset. Budi
Wahyono. http://Www.Pendidikanekonomi.Co m diakses pada 26 November 2012, pukul 07.45 WIB.
Tanadi Santoso. www.wordofmouthbook.com diakses pada 05 januari 2013, pukul18.45 WIB.
dalam-komunikasi/ diakses pada 20 mei 2013, pukul 13.00.