Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK BUMN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Muh. Fuad Alamsyah Universitas Ichsan Gorontalo (
[email protected]) Abstak Profitabilitas merupakan kunci untuk eksintensi (kesehatan) suatu bank. Dalam penelitian ini penulis mengambil tingkat pengembalian aktiva (ROA) untuk mengukur profitabilitas pada suatu bank. Peningkatan kredit macet (NPL) membuat bank menambah biaya pencadangan sehingga profitabilitas perbankan turun. Sementara itu turunnya kualitas kredit dan laba perbankan menyebabkan tingkat kecukupan modal (CAR) merosot tajam. Pada dasarnya semua bisnis tidak terlepas dari resiko kegagalan. Demikian pula dengan dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain kredit bermasalah sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank yang akan berdampak pada kinerja bank. Kata kunci: Kredit Bermasalah Di Bank BUMN Abstract Profitability is key to eksintensi ( health ) of a bank . In this study, the authors take the return on assets ( ROA ) to measure the profitability of a bank . The increase in non-performing loans ( NPLs ) made banks adds to the provision charge so that bank profitability fell . While the decline in credit quality and bank profits caused capital adequacy ratio ( CAR ) declined sharply . Basically all businesses can not be separated from the risk of failure . Similarly, the banking world . Lending made by banks to risk in the form of credit payment is not smooth or in other words non-performing loans ( non -performing loans ) that will affect the profitability of banks that will have an impact on the performance of banks Keyword: NPL in state-owned banks financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Sumarta (2000:50), bahwa perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan, selain itu bank juga sebagai lembaga yang memperlancar lalu lintas pembayaran.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai 245
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Landasan kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah, sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya lebih banyak menggunakan dana dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Disamping itu kredit juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama suatu bank dalam menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mengelola kredit. Bank konvensional menerapkan adanya selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan sumber keuntungan terbesar, sehingga pendapatan tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan konvensional. Dengan adanya uraian di atas maka peneliti telah mengambil data pada bank-bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diantaranya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk., PT. Bank Mandiri, Tbk., dan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk., PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. Dari observasi awal tersebut yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa penyebab NPL berfluktuatif karena ketidakmampuan nasabah untuk membayar hutang. Penyebab CAR berfluktuatif dikarenakan minat para investor untuk menanam saham atau modal pada bank tersebut dan itu berpengaruh terhadap ROA oleh bank.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa NPL, CAR dan ROA pada bank konvensional yang terdaftar di bursa efek indonesia mengalami fluktuatif yang kadang (pada periode tertentu) bertentangan dengan teori yang ada, Yaitu jika NPL mengalami kenaikan, maka ROA akan mengalami penurunan dan jika CAR mengalami kenaikan, maka ROA akan mengalami kenaikan. Dari data di atas nampak bahwa dari ke 4 (empat) bank BUMN yang dijadikan sampel pada tahun 2012 – 2014 memiliki kredit yang bermasalah dimana terdapat nasabah kredit yang melakukan pembayaran secara macet dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan/bahkan tidak dapat ditagih. Kondisi ini jika terjadi terus menerus akan berdampak pada ROA bank itu sendiri. Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan memformulasikan dalam sebuah penelitian yang berjudul B. Rumusan Masalah Non performing loan adalah kredit yang bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Pengertian kredit bermasalah menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001 : 111) adalah kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur. Kredit bermasalah sering juga disebut Non Performing Loan yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran
246
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan kedalam: 1. Kredit Bermasalah 2. Penyebab Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) 3. Pencegah Kredit Bermasalah 4. Rasio Kecukupan Modal (Capital AdequacyRatio) 5. Pengertian Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 6. Unsur Rasio Kecukupan Modal (CAR) 7. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kecukupan Modal (CAR) 8. Return On Asset (ROA) 9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA) 10. Hubungan Kredit Bermasalah Terhadap Kecukupan Modal C. Hipotesis Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : a. Kredit bermasalah (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y) pada Bank BUMN Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. b. Kecukupan modal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y) pada Bank BUMN Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan kerangka pemikiran seperti diuraikan dalam bab sebelumnya, maka obyek dalam penelitian ini adalah kredit bermasalah
(NPL), kecukupan modal (CAR) dan Return On Asset (ROA) yang terdapat pada Bank BUMN Di Indonesia yang telah diaudit per 2012, 2013 dan 2014 dengan data Triwulan. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2007: 5). Menurut Subana dan Sudrajat (2005: 25) penelitian kuantitatif dilihat dari segi tujuan, penelitian ini dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, dan untuk menunjukkan hubungan antar variabel dan adapula yang sifatnya mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendiskripsikan banyak hal. Adapun Spesifikasi penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena - fenomena yang terjadi sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan penyajiannya apa adanya. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengarah pada studi korelasional. Studi korelasi ini merupakan hubungan antar dua variabel, tidak saja dalam bentuk sebab akibat melainkan juga timbal balik antara dua variabel (Subana, 2005: 36). C. Operasionalisasi Variabel Penelitian Untuk dapat menganalisis hubungan antara variabel independen dan dependen yang berjudul pengaruh kredit bermasalah dan kecukupan modal terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Konvensional Di Indonesia, maka indikator-indikator dari masingmasing variabel tersebut adalah sebagai berikut :
247
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
1. Variabel independen atau variabel bebas (X), yang terdiri dari : a. Kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) (X1) b. Kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) (X2) 2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) yaitu profitabilitas yang diukur dengan tingkat pengembalian aktiva (ROA) Variabel-variabel tersebut diungkapkan lebih lanjut dalam tabel operasional variabel berikut ini : D. Populasi dan Sampel Pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Santoso dan Tjiptono dalam Hariwijaya (2005:66) menyatakan dasar populasi merupakan sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau jenis maka semua anggota populasi tersebut dapat dijadikan sampel atau dengan istilah lain adalah penelitian sensus. Menurut Sugiyono (2007 : 68) berpendapat bahwa Sampling Jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Penelitian ini mengambil populasi bank yang terdaftar di Bank Konvensional di Indonesia,dengan jumlah bank sebanyak 4 Bank yaitu BRI, BNI, BTN dan Bank Mandiri dengan periode 2012, 2013 dan 2014 dengan data Triwulan untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (X ) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara Kredit Bermasalah (X1) dan Kecukupan Modal (X2) terhadap Return On Asset (Y). Menurut sugiyono (2007), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut : 0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = sedang 0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat. Dari hasil analisis regresi, nilai adjusted R-square pada output model summary adalah 0,713. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kredit bermasalah dan kecukupan modal terhadap Return On Asset pada empat bank BUMN yang Listed di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi permasalahan kredit di bank, maka akan berdampak negatif terhadap tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh bank. Begitupun, dengan rasio kecukupan modal pada suatu bank. Jika bank tidak mampu untuk memenuhi rasio kecukupan modal tersebut, maka akan berpengaruh pada tingkat keuntungan suatu bank serta nama baik bank tersebut di Bank Indonesia (BI). B. Pengujian Hipotesis a. Uji F, pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 0.05 atau tingkat kepercayaan 95%,
248
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
b.
dengan kriteria pengujian jika Fhitung> Ftabel, maka hipotesis diterima yang berarti bahwa kredit bermasalah dan kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Pada uji F antara kredit bermasalah dan kecukupan modal terhadap Return On Asset (ROA), didapat nilai signifikansi senilai 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya, model regresi berganda dapat dipakai untuk memprediksi Return On Asset (ROA). Nilai Fhitung yang dihasilkan sebesar 59,486, sedangkan nilai Ftabel pada tingkat keyakinan 95% (alpha = 0,05) yaitu 4,01. Nilai Fhitung yang lebih besar dari Ftabel menunjukkan bahwa kredit bermasalah dan kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal yang sama jika dilihat secara parsial maka kedua variable bebas yang terdiri dari kredit bermasalah (X1) dan kecukupan modal (X2) berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini dapat terlihat dari nilai probabilitas kedua variabel yang lebih kecil dari 0,05 ( Prob<0,05 ). Untuk variabel kredit bermasalah (X1) yaitu (Prob = 0,000), sedangkan untuk variabel kecukupan modal (X2) dengan (Prob = 0,002). Dengan demikian variabel kredit bermasalah (X1) dan kecukupan modal (X2) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (Y).
C. Pembahasan Hasil Penelitian a. Interpretasi Non Performing Loan (NPL) Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien Non Performing Loan (NPL) sebesar (-0,738) dengan pengaruh signifikan sebesar 0,000 terhadap Return On Asstes (ROA), hal ini menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan (NPL) signifikan mempengaruhi variabel Return On Asstes (ROA) sehingga hipotesis pertama dite rima. Koefisien beta variabel NPL bertanda negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai NPL akan menurunkan nilai ROA, hal ini sesuai penelitian Mawardi (2005). Peraturan Bank Indonesia tentang Non Performing Loan (NPL) mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan, harus dicover dengan cadangan aktiva produktif dengan cara mendebit rekening biaya cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya akan memperngaruhi Return On Assets (ROA). Dengan demikian, proses ini akan membantu bank umum untuk selalu menjaga Non Performing Loan (NPL) maksimal 5% dari total outstanding pinjaman yang diberikan bank pada akhir periode laporan keuangan setelah melakukan pendebitan rekening cadangan penghapusan dan mengkredit rekening Non Performing Loan (NPL) atau pinjaman bermasalah, sesuai peraturan Bank Indonesia (Mawardi, 2005).
249
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
b. Interpretasi Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai koefisien Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar (0,270) dengan pengaruh signifikan sebesar (0,002) tehadap Return On Asstes (ROA) artinya setiap peningkatan maupun penurunan Capital Adequacy Ratio (CAR) akan mengakibatkan peningkatan maupun penurunan Return On Asstes (ROA) sehingga hipotesis kedua diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Mabruroh (2004) bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asstes (ROA). Hal ini disebabkan karena sebenarnya modal utama sebuah bank adalah kepercayaan, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 8% hanya digunakan Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan internasional sesuai BIS. Lebih daripada itu, jika dilihat kondisi empiris dari obyek penelitian akan tampak bahwa sebagian besar Bank mempunyai Capital Adequacy Ratio (CAR) lebih besar dari 8% bahkan mampu mencapai 33%. Hal ini disebabkan adanya penambahan modal dari pemilik yang berupa freshmoney untuk mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan (Mawardi, 2005). Penurunan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) disebabkan terkikisnya modal perbankan akibat suku bunga dana yang tinggi melebihi suku bunga pinjaman, akibatnya terjadi negatif spread dimana terjadi peningkatan suku bunga dana lebih cepat daripada suku bunga
pinjaman. Pendapatan bunga yang diperoleh dari penyaluran kredit lebih rendah daripada beban bunga, sehingga terpaksa menanggung Net Interest Margin negatif, akibatnya modal termakan oleh negatif spread dan mengakibatkan rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR). Hal lain yang menyebabkan Capital Adequacy Ratio (C AR) rendah adalah peningkatan aset tidak didukung oleh dengan peningkatan modal. Hal tersebut menunjukkan resiko beban yang ditanggung perbankan semakin bertambah besar karena rendahnya modal sebagai penyangga resiko yang dapat melindungi nasabah. Capital Adequacy Ratio (CAR) yang rendah mengakibatkan turunnya kepercayaan nasabah yang pada akhirnya menurunkan Return On Asstes (ROA) (Werdaningtyas, 2000). Daftar Pustaka Almilia, Luciana Spica dkk. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Antisipasi, Oktober Vol. 10, No.1. Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bursa Efek Indonesia. 2013.http://www.idx.co.id Dendawijaya, Lukman. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Danodar, Gujarati. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Ginanjar, R Arif. 2007. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) Terhadap Profitabilitas Bank
250
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
(Penelitian Pada Bank-Bank Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Bandung : Universitas Widyatama. Husein, Umar. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ketiga. Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Imam, Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multi Variate Dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro. Kasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, hal. 83-94. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta : Liberty. Mohamad Nazir, 1999, Metode Penelitian, Cetakan Keempat, Jakarta : Ghalia Indonesia. Pandi Frianto, 2012. Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank. Jakarta : PT. Rineka Citra. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
______________ 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : FE-UI. Susilo dkk. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Subana, Sudrajat, 2005, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono, Eri Wibowo, 2004, Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya Dengan SPSS 10.0 For Windows, Cetakan Keempat, Bandung : ALFABETA. Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001. Tentang Kredit Bermasalah. Redaksi Sinar Grafika,1999, UndangUndang Perbankan, Jakarta : Sinar Grafika. Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan. 2001. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan. Jakarta : Bank Indonesia. Werdaningtyas, Hesti.2002, “ Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger Di Indonesia”, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol 1, No 2, 2002. Weston
251
J. Fred Dan Brigham Eugene,2006, Dasar-Dasar
Vol. 4 No.1 Jul – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga,Jakarta. Bank Indonesia. 2012 . Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id
Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id Bank Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Tahunan.www.bi.go.id
252