Jurnal keuangan & Bisnis Volume 3 No. 3, November 2011
PENGARUH KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK TERHADAP OPINI AUDITOR TAHUN 2007
Muhammad Karya Satya Azhar (
[email protected]) Dosen Tetap STIE Harapan Medan
ABSTRAK Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik adalah sangat penting, karena laporan keuangan tahunan perusahaan publik merupakan informasi keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat, investor, calon investor, kreditor dan pemakai lainnya dan akan dianalisis untuk mendukung keputusan investasi, kredit atau lainnya. Konsistensi penyajian laporan keuangan yang dimaksud di sini adalah konsistensi dalam angka penyajian didalam laporan keuangan atau juga kesamaan dalam klasifikasi akun yang ada dalam laporan keuangan yang biasanya diterbitkan dalam bentuk perbandingan dua tahun. Standar konsistensi bukanlah suatu standar yang kaku. Apabila perusahaan sekali memilih suatu metode atau prinsip akuntansi, penerapan metode dan prinsip tersebut harus konsisten. Namun demikian, perusahaan dimungkinkan untuk mengubah metode atau prinsip akuntansi yang telah dipilihnya dengan suatu metode atau prinsip akuntansi yang baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini perusahaan dan ini harus dijelaskan. Dalam hal pemberian opini, konsistensi menjadi salah satu faktor penentunya, dimana secara teoritis jika perusahaan tidak konsisten dalam penerapan ataupun penyajian angka-angkanya maka opini yang harus diberika adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ataupun wajar dengan pengecualian. Melalui pengujian secara logistic regresion dengan menggunakan SPSS versi 17, peneliti melihat bahwa ternyata masih belum terdapat pengaruh yang singnifikan antara konsistensi terhadap opini auditor, ini jika alpha 5%. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal yang mungkin menjadi salah satu alasan utama auditor dalam pengambilan keputusan pemberian opini. Kata Kunci : Konsistensi Penyajian, Opini Auditor
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik adalah sangat penting, karena laporan keuangan tahunan perusahaan publik merupakan informasi keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat, investor, calon investor, kreditor dan pemakai lainnya dan akan dianalisis untuk mendukung keputusan investasi, kredit atau lainnya (FASB, 1984). Agar dapat dianalisis dengan menggunakan teknik yang ada, laporan keuangan harus memiliki konsistensi dalam penyajian (Palepu, 2000) dan disajikan dalam format yang mudah dimengerti (Maines & Linda S Mcdaniel, 2000). Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan alat analisis dan bahkan hasil analisis bisa menyesatkan. Karena itulah maka laporan keuangan
perusahaan publik harus diaudit oleh auditor independen (Arens & James K Loebbecke, 2000). Konsistensi penyajian laporan keuangan yang dimaksud di sini adalah konsistensi dalam angka penyajian didalam laporan keuangan atau juga kesamaan dalam klasifikasi akun yang ada dalam laporan keuangan yang biasanya diterbitkan dalam bentuk perbandingan dua tahun. Sebagai contoh seperti terlihat dalam tabel 1 dibawah ini. laporan keuangan tahun 2007 yang diterbitkan pada laporan tahunan tahun 2007 haruslah konsisten penyajiannya dengan laporan keuangan tahun 2007 yang diterbitkan pada laporan keuangan tahunan tahun 2008, yang digunakan sebagai pembanding laporan keuangan tahun 2008. Seorang analis yang melakukan analisis laporan keuangan tahun 2008 dengan perbandingan tahun 2007 akan memperoleh
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
hasil yang menyesatkan jika ternyata laporan keuangan tahun 2007 berubah penyajiannya
November
dibanding dengan yang diterbitkan pada laporan tahunan tahun 2008.
Tabel 1. Contoh Penyajian Neraca Konsisten Lap.tahunan Lap.tahunan 2008 2007 2008 2007 2007 2006
Tidak Konsisten Lap.tahunan Lap.tahunan 2008 2007 2008 2007 2007 2006
AKTIVA : Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Jumlah
150 1.110 60 1.310
100 900 50 1.050
100 900 50 1.050
70 825 30 925
150 1.110 60 1.310
120 900 30 1.050
100 900 50 1.050
70 825 30 925
KEWAJIBAN & EQUITAS Kewajiban Lancar Kewajiban Jl.Pnjg Ekuitas Jumlah Current ratio
75 750 485 1.310 2.00
50 500 500 1.050 2.00
50 500 500 1.050 2.00
35 450 440 925 2.00
75 750 485 1.310 2.00
50 500 500 1.050 2.40
50 500 500 1.050 2.00
35 450 440 925 2.00
Sumber : Christiawan & Tjiptohadi Sawarjuwono, 2001
Berdasarkan contoh di atas, seandainya laporan keuangan perusahaan konsisten maka, analisis current ratio laporan tahunan 2007 akan menunjukkan 2:1 baik untuk laporan keuangan tahun 2006 maupun 2007. Untuk laporan tahunan 2008, jika perusahaan tidak konsisten dalam menyajikan aktiva lancar dan aktiva lain-lain (meskipun jumlah aktiva tidak berubah) maka analis akan membaca bahwa terjadi penurunan current ratio pada laporan tahunan 2008 dari 4:1 menjadi 2:1. Jika ketidakkonsistenan penyajian ini terjadi di banyak akun dalam laporan keuangan maka laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan publik akan menyesatkan pemakai laporan.
Standar konsistensi ini menjamin agar laporan keuangan auditan memiliki daya banding. Berdasarkan standar ini, jika akuntan publik tidak memberikan penjelasan apapun dalam laporan audit, maka laporan keuangan seharusnya konsisten dalam penyajiannya. Ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan perusahaan publik juga merupakan sebuah pelanggaran atas keputusan Bapepam tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (Bapepam, 2000). Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “ Pengaruh Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik Terhadap Opini Auditor Tahun 2007”.
Masalah konsistensi penyajian laporan keuangan diatur oleh standar auditing. Akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan historis harus memberikan pengungkapan/penjelasan, jika laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya. Hal ini diatur dalam standar pelaporan yang ke-2 yaitu: laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya (IAI, 2001).
Perumusan Masalah Menurut uraian yang telah dijelaskan diatas mengenai konsistensi penyajian laporan keuangan maka peneliti memberikan perumusan : Apakah terdapat pengaruh antara konsistensi (konsisten dan tidak konsisten) penyajian laporan keuangan terhadap opini auditor publik (wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian
184
2011
dengan penjelasan pengecualian.
M. Karya Satya Azhar
dan
wajar
dengan
sama dengan laporan tahun 2008, contoh yang lebih akurat dapat dilihat pada tabel 1. Keseragaman penggunaan prinsip akuntansi merupakan syarat mutlak bagi tercapainya prinsip dapat diperbandingkannya laporan keuangan. Dengan penerapan prinsip akuntansi secara konsisten, maka data dan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai seberapa signifikan hubungan konsistensi penyajian laporan keuangan perusahaan publik terhadap opini auditor. Kontribusi Penelitian Kontribusi/manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi tambahan bagi Kantor Akuntan Publik mengenai hubungan konsistensi terhadap opini yang mereka keluarkan. 2. Hasil penelitian diharapkan mampu menunjukkan dan memberikan betapa pentingnya konsistensi khususnya konsisten dalam penyajian angka-angka terhadap penilaian dan analisis atas laporan keuangan. 3. Untuk dijadikan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
Konsistensi yang dibahas pada penelitian ini adalah konsisten dalam penyajian dan pengungkapan pada laporan keuangan. Tujuan dari konsistensi ini adalah agar nantinya laporan keuangan dapat dianalisis dan diperbandingkan khususnya rasio-rasio didalamnya. Analisis akan rasio-ratio haruslah dapat diperbandingkan guna melihat tingkat perkembangan perusahaan. Kata perbandingan didisi sangatlah erat kaitannya dengan konsistensi. Dalam Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, konsistensi dalam penyajian laporan keuangan juga diatur pada butir f : Konsistensi Penyajian 1. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten, kecuali : a) Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa; atau b) Perubahan penyajian yang diperkenankan oleh PSAK.
KAJIAN PUSTAKA Konsistensi Konsistensi adalah komitmen akan prinsip akuntansi yang diterapkan dan komitmen dalam penyajian laporan keuangan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya konsistensi berkaitan dengan dua hal yaitu prinsip akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
2.
Konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi adalah komitmen dalam penggunaan prinsip akuntansi yang ada. Yang secara mudah dapat diartikan dengan penggunaan prinsip akuntansi yang tidak berubah-ubah setiap periodenya. Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan adalah komitmen dalam penyajian angka-angka didalam laporan keuangan. Contohnya seperti penyajian angka-angka laporan keuangan pada laporan tahun 2007 harus
Apabila penyajian atau klasifikasi pospos dalam laporan keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat, jumlah, serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak praktis dilakukan, maka alasan dan sifat perubahan seandainya dilakukan reklasifikasi harus diungkapkan. (Peraturan Bapepam VIII.G.7)
Dalam konsistensi hanya terdapat dua variabel didalamnya yaitu variabel
185
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
konsistensi dan variabel tidak konsisten. Konsisten disini dapat diartikan bahwa perusahaan telah konsisten dalam penyajian laporan keuangan khususnya dalam angkaangka pada laporan keuangan. Tidak konsistensi juga dapat diartikan bahwa perusahaan tidak konsisten/komitmen dalam penyajian laporan keuangan khususnya dalam angka-angka pada laporan keuangan.
3)
Suatu Pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya. 4) Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI. 5) Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. 6) Suatu pernyataan bahwa audit meliputi pemeriksaan bukti-bukti, penentuan prinsip akuntansi, dan penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. 7) Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memiliki dasar memadai dalam memberikan pendapat. 8) Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 9) Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor akuntan publik. 10) Tanggal laporan auditor (Tanggal Penyelesaian Pekerjaan Lapangan).
Opini Auditor Opini auditor adalah output dari sebuah audit umum yang dilakukan oleh eksternal auditor yang berisikan pendapat akan kewajaran dari laporan keuangan yang diperiksa. Opini atau laporan audit merupakan media yang dapat dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan (Kanaka dan Mulyadi, 1998). Opini yang dikeluarkan auditor memiliki bentuk yang baku, dan ini telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Sebuah opini yang baik adalah opini yang dihasilkan sesuai dengan kondisi kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Opini auditor menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, PSA 29 SA Seksi 508) terdapat 5 jenis opini yang dihasilkan oleh auditor, antara lain : a. Unqualified Opinion b. Unqualified with Explanatory paragraph Opinion c. Qualified Opinion d. Adverse Opinion e. Disclaimer Opinion
Hubungan Auditor
2)
Konsistensi
dengan
Opini
Salah satu karakteristik kualitatif informasi akuntansi (laporan keuangan) adalah comparability (yang didalamnya termasuk juga konsistensi). Informasi akuntansi suatu perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi yang sama untuk periode yang berbeda (FASB, 1984). Perbandingan informasi yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan adanya konsistensi dalam penyajian informasi.
Laporan audit ataupun opini yang disampaikan oleh auditor sudah memiliki bentuk yang baku yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia melalui Institut Akuntan Publik Indonesia pada buku Standar Pemeriksanaan Akuntan Publik. Laporan audit berbentuk baku terdiri atas 10 elemen penting, yang terdiri dari : 1)
November
Suatu Judul yang memuat kata independen. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh auditor.
Konsistensi yang dituntut adalah konsistensi dalam penerapan metode akuntansi dan penyajiannya dalam laporan
186
2011
M. Karya Satya Azhar
keuangan. Hal ini juga diwajibkan oleh standar auditing. Akuntan publik harus memberikan pengungkapan / penjelasan jika laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya, seperti diatur dalam standar pelaporan yang ke-2 yaitu: laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya (IAI, 2001). Standar konsistensi ini menjamin agar laporan keuangan auditan memiliki daya banding.
Akun-akun yang mungkin mengalami perubahan prinsip akuntansi dan estimasi akuntansi adalah: piutang, persediaan, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, pendapatan. Perubahan terjadi karena adanya perubahan dalam metode penghapusan piutang tak tertagih, metode penentuan cadangan piutang tidak tertagih dan estimasi kolektibilitas piutang, perubahan dalam metode penilaian persediaan dan estimasi persediaan usang, perubahan dalam metode penyusutan, amortisasi dan estimasi menentukan masa manfaat dan nilai sisa, serta perubahan dalam metode pengakuan pendapatan (khususnya untuk perusahaan konstruksi).
Karakteristik kualitatif dalam SFAC dan kewajiban akuntan publik untuk memberikan pengungkapan / penjelasan jika laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya ini sejalan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan yang akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan alat analisis dan bahkan hasil analisis dapat menyesatkan. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan, jika tidak ada pengungkapan atau penjelasan oleh akuntan publik atas ketidakkonsistenan laporan keuangan berarti adanya pelanggaran terhadap standar audit.
Adanya perubahan akun-akun selain akun-akun yang telah disebutkan di atas dan perubahan karena kesalahan akuntansi menunjukkan adanya indikasi awal ketidakbenaran dalam proses audit (pekerjaan lapangan). Ketidakbenaran tersebut dapat disebabkan antara lain: 1. Auditor di lapangan tidak menjalankan tugasnya dengan cermat dan seksama dan proses supervisi tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan penghitungan matematis. 2. Auditor dilapangan salah dalam menginterpretasikan sebuah fakta transaksi sehingga menyebabkan laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi. 3. Auditor melakukan audit berdasarkan materialitas dan sample. Meskipun hal ini diperbolehkan oleh standar, tetapi terdapat suatu risiko tidak terdeteksinya fakta transaksi yang tidak material untuk periode yang lalu tetapi material periode berjalan. Sehingga saat fakta tersebut ditemukan pada periode berjalan, menuntut auditor untuk mengkoreksi atau menyajikan kembali laporan keuangan periode sebelumnya. 4. Adanya kesengajaan dari auditor dan manajemen untuk menyesatkan pemakai laporan dengan cara melakukan reklasifikasi akun laporan keuangan tahun sebelumnya pada saat disajikan sebagai perbandingan dengan laporan keuangan tahun berjalan. Hal ini dimungkinkan karena laporan keuangan yang dipublikasikan dengan perbandingan dua periode.
Standar konsistensi bukanlah suatu standar yang kaku. Apabila perusahaan sekali memilih suatu metode atau prinsip akuntansi, penerapan metode dan prinsip tersebut harus konsisten. Namun demikian, perusahaan dimungkinkan untuk mengubah metode atau prinsip akuntansi yang telah dipilihnya dengan suatu metode atau prinsip akuntansi yang baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini perusahaan. Perubahan ini harus diungkapkan dalam laporan keuangan, apabila jumlahnya material, akuntan publik harus mengungkapkan dalam pendapatnya. Perubahan akuntansi yang mungkin terjadi adalah perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi, perubahan entitas pelapor dan adanya kesalahan akuntansi (Kieso, 2001). Kesalahan akuntansi yang dimaksud meliputi kesalahan penghitungan matematis dan salah dalam menerapkan suatu prinsip akuntansi.
187
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan dua hal penting yang terkait dengan ketidakkonsistensian penyajian laporan keuangan yaitu: adanya indikasi pelanggaran standar dan ketidakbenaran dalam proses audit.
November
Dalam hal pemberian opini, terdapat 3 opini yang dapat diberikan oleh auditor sesuai dengan konsistensinya, dan ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Pemberian Opini Sesuai dengan Konsistensinya
Konsistensi dalam Penyajian Tidak Konsisten dalam Penyajian
Opini yang Dikeluarkan - Unqualified (Wajar tanpa Pengecualian) - Unqualified with Explanatory Paragraf (Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan) - Qualified (Wajar dengan Pengecualian) laporan keuangan di BEJ, yaitu: investor, kreditor, penjamin emisi efek dan agen penjualan efek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta cenderung menyajikan informasi yang kurang relevan dan kurang dapat diperbandingkan (Sutikno dan A. Sabeni, 2000). Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu.
Penelitian Terdahulu Di Indonesia penelitian mengenai konsistensi penyajian laporan keuangan pernah dilakukan Akuy (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 2 dari 15 perusahaan publik yang berkantor pusat di Jawa Timur yang konsisten dalam penyajian laporan keuangan auditan tahun 1996 yang disajikan di laporan tahunan 1996 dan 1997. Hal yang sama juga terjadi saat dilakukan penelitian terhadap empat pemakai
Tabel 3. Penelitian Terdahulu No. 1
2
Nama Peneliti Akuy (1999)
Sutikno (2000)
Judul Penelitian Konsistensi Laporan Auditor Independen (Suatu Studi Kasus atas Laporan Auditor Independen pada 15 Perusahaan Go Publik di Jawa Timur Evaluasi terhadap Relevansi, Reliabilitas dan Komparabilitas Laporan Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta
188
Sampel Penelitian 15 Perusahaan Go Publik di Jawa Timur
Investor, kreditor, penjamin emisi efek dan agen penjualan efek yang ada di Bursa Efek Jakarta
Hasil Penelitian Ternyata ada 2 perusahaan dari 15 perusahaan yang diteliti yang konsisten dalam penyajian laporan keuangannya. Laporan keuangan perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta cenderung menyajikan informasi yang kurang relevan dan kurang dapat diperbandingkan
2011
M. Karya Satya Azhar
No. 3
Nama Peneliti Christiawan & Tjiptohadi Sawarjuwono (2001)
Judul Penelitian Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik: Analisis Kritis Atas Opini Auditor Dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2000
Sampel Penelitian 32 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000 dan 2001
Hasil Penelitian Mengidentifikasikan bahwa laporan keuangan auditan tahun 2000 tidak disajikan secara konsisten dan selanjutnya menyebabkan laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan dan menyesatkan pemakai laporan.
Kerangka Konseptual Menurut perumusan masalah diatas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual seperti dibawah ini:
OPINI AUDITOR
KONSISTENSI
1. KONSISTEN 2. TIDAK KONSISTEN
Pengaruh
1. UNQUALIFIED 2. UNQUALIFIED EXPLANATORY 3. QUALIFIED
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel
Hipotesis Penelitian Penelitian ini memiliki hipotesis awal yaitu terdapat pengaruh penyajian laporan keuangan perusahaan publik terhadap opini auditor.
Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan yang go public ataupun terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan opini auditornya, diperkirakan terdapat 386 perusahaan yang terdaftar pada tahun 2007 dan 2008. Sampel merupakan bagian dari populasi. Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling atau melakukan secara acak dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan populasi
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan mencari tingkat pengaruh antara konsistensi penyajian laporan keuangan dan opini auditor. Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002).
189
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
ke dalam sub-sub populasi (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan, peneliti mengambil 36 laporan keuangan
perusahaan dan opini auditornya yang dapat didownload di website Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange, 2010).
Tabel 4. Laporan Keuangan yang Diteliti NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
November
NAMA PERUSAHAAN PT ABDI BANGSA TBK PT ACE HARDWARE TBK PT ADES WATER INDONESIA TBK PT AGIS TBK PT EXCELCOMINDO PRATAMA TBK PT BARITO PASIFIC TBK PT ASTRA AGRO LESTARI TBK PT ASTRA GRAPHIA TBK PT ASTRA OTOPARTS TBK PT BFI FINANCE INDONESIA TBK PT BUANA FINANCE TBK PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK PT GUDANG GARAM TBK PT H.M SAMPOERNA TBK PT HOLCIM INDONESIA TBK PT HOTEL SAHID JAYA INTERNATIONAL TBK PT INTI KAPUAS AROWANA PT KALBE FARMA TBK PT KIMIA FARMA TBK PT LIPPO CIKARANG TBK PT MATAHARI PUTRA PRIMA TBK PT METRODATA ELECTRONICS TBK PT PLAZA INDONESIA REALITY TBK PT PERKEBUNAN LONDON SUMATERA TBK PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK PT SEMEN GRESIK TBK PT SENTUL CITY TBK PT PERTAMBANGAN BATUBARA BUKIT ASAM TBK PT MUSTIKA RATU TBK PT TOBA PULP LESTARI TBK PT UNILEVER INDONESIA TBK PT WIJAYA KARYA TBK PT TUNAS RIDEAN TBK PT TOKO GUNUNG AGUNG TBK PT SAMUDERA INDONESIA TBK PT ASIAPLAST INDUSTRIES TBK
190
2011
M. Karya Satya Azhar
dianalisis dan diperbandingkan. Jika laporan keuangan disajikan secara tidak konsisten maka peneliti akan memberikan point 0 untuk pengukurannya.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel konsistensi, variabel ini diukur dengan skala nominal yaitu ya dan tidak ataupun konsisten dan tidak konsisten 2. Variabel opini auditor, variabel ini diukur dengan skala nominal yaitu unqualified, unqualified with explanatory dan qualified.
Opini Auditor (Variabel Independen) Opini auditor adalah output berupa pernyataan atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan oleh auditor setelah melakukan audit umum (General Audit). Dalam kaitannya dengan konsistensi, terdapat 3 jenis opini yang dapat dikembangkan dari 5 jenis opini yang ada, antara lain : 1. Unqualified Opinion Opini wajar tanpa pengecualian ini diberikan untuk laporan keuangan yang disajikan secara konsisten penuh. 2. Unqualified with Explanatory Paragraf Opinion Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ini diberikan untuk laporan keuangan yang disajikan secara konsisten tidak penuh dan tidak material. 3. Qualified Opinion Opini wajar dengan pengecualian ini diberikan untuk laporan keuangan yang disajikan secara tidak konsisten.
Definisi operasional variabel akan menuntun peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi dan operasional dari variabel-varibel tersebut adalah sebagai berikut: Konsistensi Konsistensi disini adalah konsistensi didalam penyajian angka-angka dalam laporan keuangan, sehingga laporan keuangan nantinya dapat dianalisis dan diperbandingkan. Pada variabel konsistensi ini terdapat 2 variabel yang dapat dikembangkan, antara lain : 1. Konsisten Konsisten disini adalah jika laporan keuangan seluruhnya disajikan secara konsisten dalam hal penyajian angkaangka didalamnya. Jika laporan keuangan disajikan secara konsisten maka peneliti akan memberi point 1 untuk pengukurannya.
Pengukuran variabel yang digunakan peneliti adalah memberikan skor ataupun poin pada setiap variabel yang ada, dan ini nantinya akan diuji secara statistik dengan menggunakan software SPSS versi 17. Adapun score yang diberikan dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
2. Tidak Konsisten Tidak konsisten disini adalah jika dalam laporan keuangan terdapat ketidakkonsistenan dalam penyajian angka-angka, sehingga sulit untuk
Tabel 5. Score/Point Variabel Score/ Point Variabel Konsistensi Konsisten Tidak Konsisten Variabel Opini Auditor Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan Wajar Dengan Pengecualian
191
1 0 2 1 0
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
November
Teknik Analisis Data dan Hipotesis Awal Penelitian ini merupakan uji pengaruh atau menguji pengaruh dan mengukur hubungan antara dua variabel penelitian (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala nominal, maka teknik analisa data yang tepat berdasarkan variabel dan skalanya adalah dengan menggunakan Logistic Regression Test.
Dalam penelitian ini hanya terdapat satu sumber data yang dikumpulkan untuk membantu menjawab permasalahan penelitian yaitu, data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia bagi si peneliti, berasal dari pihak-pihak terkait untuk membantu menganalisis permasalahan penelitian, dalam hal ini laporan keuangan dan opini auditornya yang berasal dari Bursa Efek Jakarta yang dapat didownload.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan alat bantu berupa laporan keuangan 35 perusahaan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik beserta opini auditornya. Analisis data penelitian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.
Karakteristik Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada 36 perusahaan publik yang telah listing di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan jenis usahanya, sebahagian besar perusahaan bergerak dibidang manufaktur. Adapun karakteristik perusahaan berdasarkan bidang usahanya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Karakteristik Berdasarkan Bidang Usaha No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Usaha Manufaktur Retail Telekomunikasi Perkebunan Finance Hotel Property Kontraktor Jasa Total
Jumlah 15 9 1 4 2 1 2 1 1 36
% 42% 25% 3% 11% 6% 3% 6% 3% 3%
100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
tingkat konsistensi dan opini yang diberikan. Berikut adalah rekapitulasi hasil dari pengolahan awal.
Hasil Pengolahan Data Awal Sebelum melakukan uji regresi logistik, data awal yakni laporan keuangan yang diperoleh di analisis dahulu untuk melihat
192
2011
M. Karya Satya Azhar
Tabel 7. Rekapitulasi Pengolahan Awal No
Nama Perusahaan
Score Sifat
Opini
1
PT ABDI BANGSA TBK
2
2
2
PT ACE HARDWARE TBK
2
1
3
PT ADES WATER INDONESIA TBK
2
2
4
PT AGIS TBK
2
2
5
PT EXCELCOMINDO PRATAMA TBK
2
1
6
PT BARITO PASIFIC TBK
1
1
7
PT ASTRA AGRO LESTARI TBK
2
2
8
PT ASTRA GRAPHIA TBK
2
2
9
PT ASTRA OTOPARTS TBK
1
1
10
PT BFI FINANCE INDONESIA TBK
2
2
11
PT BUANA FINANCE TBK
2
1
12
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
2
1
13
PT GUDANG GARAM TBK
2
1
14
PT H.M SAMPOERNA TBK
2
2
15
PT HOLCIM INDONESIA TBK
2
2
16
PT HOTEL SAHID JAYA INTERNATIONAL TBK
2
1
17
PT INTI KAPUAS AROWANA
2
2
18
PT KALBE FARMA TBK
2
2
19
PT KIMIA FARMA TBK
2
1
20
PT LIPPO CIKARANG TBK
2
2
21
PT MATAHARI PUTRA PRIMA TBK
1
1
22
PT METRODATA ELECTRONICS TBK
1
1
23
PT PLAZA INDONESIA REALITY TBK
1
1
24
PT PERKEBUNAN LONDON SUMATERA TBK
2
1
25
PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK
2
1
26
PT SEMEN GRESIK TBK
2
1
27
PT SENTUL CITY TBK
1
1
28
PT PERTAMBANGAN BATUBARA BUKIT ASAM TBK
1
1
29
PT MUSTIKA RATU TBK
1
2
30
PT TOBA PULP LESTARI TBK
2
2
31
PT UNILEVER INDONESIA TBK
1
2
32
PT WIJAYA KARYA TBK
2
2
33
PT TUNAS RIDEAN TBK
2
1
34
PT TOKO GUNUNG AGUNG TBK
1
1
35
PT SAMUDERA INDONESIA TBK
1
1
36
PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk
2
1
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010
193
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
Melihat data diatas maka terdapat beberapa kesimpulan awal yang dapat peneliti berikan :
November
dari 36 perusahaan yang diperiksa, ternyata hanya 15 perusahaan yang konsisten dalam penyajian laporan keuangannya Sedangkan yang tidak konsisten dalam penyajian laporan keuangan terdapat 21 perusahaan, dan data ini dapat kita lihat dari tabel dibawah ini.
Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan data diatas, ternyata masih banyak laporan keuangan yang tidak konsisten dalam penyajian. Ini dapat dilihat
Tabel 8. Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Perusahaan PT ABDI BANGSA TBK PT ACE HARDWARE TBK PT ADES WATER INDONESIA TBK PT AGIS TBK PT EXCELCOMINDO PRATAMA TBK PT BARITO PASIFIC TBK PT ASTRA AGRO LESTARI TBK PT ASTRA GRAPHIA TBK PT ASTRA OTOPARTS TBK PT BFI FINANCE INDONESIA TBK PT BUANA FINANCE TBK PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK PT GUDANG GARAM TBK PT H.M SAMPOERNA TBK PT HOLCIM INDONESIA TBK PT HOTEL SAHID JAYA INTERNATIONAL TBK PT INTI KAPUAS AROWANA PT KALBE FARMA TBK PT KIMIA FARMA TBK PT LIPPO CIKARANG TBK PT MATAHARI PUTRA PRIMA TBK PT METRODATA ELECTRONICS TBK PT PLAZA INDONESIA REALITY TBK PT PERKEBUNAN LONDON SUMATERA TBK PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK PT SEMEN GRESIK TBK PT SENTUL CITY TBK PT PERTAMBANGAN BATUBARA BUKIT ASAM TBK PT MUSTIKA RATU TBK PT TOBA PULP LESTARI TBK PT UNILEVER INDONESIA TBK PT WIJAYA KARYA TBK PT TUNAS RIDEAN TBK PT TOKO GUNUNG AGUNG TBK PT SAMUDERA INDONESIA TBK PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010
194
Konsistensi Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten
2011
M. Karya Satya Azhar
Ini menandakan bahwa masih banyak laporan keuangan perusahaan publik yang belum dilaporkan secara konsisten dalam
penyajiannya. Adapun grafik yang dapat kita lihat berdasarkan data diatas.
60% 40%
58%
42%
20% 0% Konsisten
Tidak Konsisten
Gambar 2. Konsistensi Penyajian Sumber: Data Sekunder Diolah, 2010 mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan atau berkisar sekitar 31% saja, selebihnya wajar tanpa pengecualian. Adapun grafiknya yang dapat peneliti buat dari data diatas.
Opini Auditor Berdasarkan data yang kita lihat diatas, maka dapat kita lihat bahwa ternyata opini yang diberikan oleh auditor adalah rata-rata wajar tanpa pengecualian. Dapat dilihat bahwa hanya 11 perusahaan yang
80% 60%
69%
40%
31%
0%
WTPP
WDP
20% 0%
WTP
Gambar 3. Opini Auditor Sumber: Data Sekunder Diolah, 2010 dampaknya adalah meningkatnya harga saham mereka di bursa efek akibat tingginya permintaan. Kedua adalah akibat pertukaran kantor akuntan, hal ini dikarenakan masih kurangnya komunikasi antar kantor akuntan, sehingga penyajiannya dapat tidak konsisten. Selain itu mungkin masih ada alasan lainnya yang tidak dapat peneliti deteksi, karena peneliti hanya melihat data laporan keuangan auditannya saja tanpa melihat data lainnya seperti kertas kerja pemeriksaan, konfirmasi dan lain sebagainya.
Tingkat Kesesuaian Adapun tingkat kesesuaian tingkat konsistensi terhadap opini masih kecil, hal ini karena masih banyaknya laporan yang tidak konsisten dalam penyajiannya namun masih mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Hal ini dapat terjadi karena menurut pandangan auditor adalah yang pertama kebutuhan akan opini wajar tanpa pengecualian sangat mutlak dibutuhkan oleh perusahaan publik. Ini guna lebih meningkatkan kepercayaan akan publik kepada perusahaan mereka sehingga
195
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
Hasil analisa awal data yang ada, ternyata terdapat 12 perusahaan yang tidak sesuai pemberian opininya oleh akuntan
November
publik (33%) dan ini dapat kita lihat dari gambar grafik dibawah ini.
100%
67% 33%
0%
Tidak Sesuai Sesuai Gambar 4. Kesesuaian Pemberian Opini Sumber: Data Sekunder Diolah, 2010
Dengan Konsistensi sebagai variabel independennya dan opini auditor variabel dependennya, maka hasil pengolahan data dengan Logistic Regression adalah sebagai berikut.
C. Uji Logistic Regression Dalam uji regresi logistik, uji kualitas data dan uji asumsi klasik tidak diperlukan pada penelitian ini akibat data penelitian yang ada sudah dianggap valid karena diambil dari sumber yang terpercaya dan dapat diyakini kebenarannya.
Tabel 9. Hasil Olah Data Logistic Regression a,b
Classification Table
Predicted Opini Step 0
Observed Opini
WTPP WTPP WTP
Percentage Correct
WTP 0 0
11 25
,0 100,0 69,4
Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500 Variables not in the Equation Step 0
Variables Overall Statistics
Score 3,594 3,594
Sifat
df 1 1
Sig. ,058 ,058
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010
Hasil pengolahan data dengan menggunakan Logistic Regression ditemukan bahwasanya ternyata pada tingkat 5% konsistensi tidak memiliki pengaruh sebesar 0,058 terhadap opini auditor. Akan tetapi pada tingkat 10% konsistensi akan memiliki pengaruh terhadap opini auditor. Hasil ini dapat mengambarkan bahwasanya tingkat
konsistensi penyajian laporan keuangan bukanlah hal yang sangat berpengaruh terhadap opini auditor yang dikeluarkan oleh akuntan publik. Namun masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap opini auditor. Konsistensi penyajian laporan keuangan hanyalah menjadi salah satu tolok ukur dalam
196
2011
M. Karya Satya Azhar
pemberian opini auditor independen, akan tetapi tidak menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Meski dalam teorinya laporan keuangan harus disajikan secara konsisten, namun prakteknya dilapangan masih terdapat ketidaksesuaian opini tadi.
konsistensi penyajian laporan keuangan dengan opini auditor. Ini dikuatkan dengan hasil uji analisa data dimana hasilnya adalah 0,058. Maka untuk tingkat signifikansi 5% konsistensi tidak memiliki pengaruh terhadap opini. Akan tetapi jika tingkat signifikansi dinaikkan menjadi 10%, maka terdapat pengaruh signifikan antara tingkat konsistensi penyajian laporan keuangan terhadap opini auditor.
Hasil Uji Hipotesis Hipotesis awal penelitian ini adalah terdapat pengaruh tingkat konsistensi yang signifikan terhadap opini auditor. Namun setelah melakukan uji Logistic Regression maka dapat diambil hipotesis baru yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
Hasil hipotesis diatas dikuatkan dengan hasil analisa laporan keuangan yang dapat dilihat pada bagian dibawah ini.
Tabel 10. Tingkat Ketidak Konsistenan Nama Akun AKTIVA LANCAR AKTIVA TETAP AKTIVA TDK BERWUJUD
% 50% 40% 3%
AKTIVA LAIN-LAIN
63%
KEWAJIBAN LANCAR
43%
KEWAJIBAN JK.PNJG KEWAJIBAN LAINNYA MODAL LABA DITAHAN & LABA THN BERJALAN
37% 23% 0% 13%
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2010
akan dilaporkan pada tahun laporan atau pada periode berikutnya. Standar auditing menyarankan jika terjadi seperti demikian ini harus di kecualikan atau minimal dijelaskan dalam bahasa penjelasan, ini dilakukan agar pembaca laporan keuangan tidak salah dala menilai laporan keuangan tersebut.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Kesimpulan Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan berarti konsisten dalam penerapan akan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Secara teoritis ini menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan. Khusus untuk auditor ini menjadi faktor yang penting selain faktor-faktor lain seperti materialitas, going concern dan lain sebagainya dalam hal pengambilan keputusan akan opini atau pendapat apa yang akan diberikan.
Secara praktek ternyata ditemukan beberapa kejanggalan yang sedikit menyeleweng dari teori yang telah diatur. Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan untuk 36 perusahaan publik yang listing di Bursa Efek Jakarta, hasilnya adalah tingkat konsistensi ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini auditor pada alpha 5%. Artinya bahwasanya konsistensi ini tidak menjadi salah satu faktor yang punya andil besar dalam penentuan opini, sesuai yang dijelaskan dalam teori. Hal ini
Konsistensi penyajian laporan keuangan ini hanya sebatas konsisten dalam menyajikan angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, baik itu nantinya
197
183 - 199
Jurnal Keuangan & Bisnis
dapat terjadi dengan berbagai alasan, peneliti saat ini baru mendapatkan dua alasan mengapa hal ini dapat terjadi, dengan berdasarkan analisis atas laporan keuangan yang dibuat.
2.
Adapun faktor yang membuat ini terjadi adalah: 1. Kurangnya komunikasi antar para auditor. Ini terjadi pada perusahaan yang berubah akuntan publiknya dalam 2 periode terakhir. Auditor yang menerima perikat periode kedua tidak terlalu mempersoalkan saldo awal, karena mereka menganggap itu adalah tanggung jawab auditor yang lalu. Perlu diingat bahwasanya standar kode etik akuntan publik salah satunya adalah senantiasa bertanggungjawab terhadap rekan seprofesinya. Maka ini dapat terjadi dikarenakan masih sangat minimnya komunikasi antar auditor. 2. Kebutuhan perusahaan publik akan opini wajar tanpa pengecualian yang sangat tinggi. Opini pertama ini sangatlah menjadi penentu bagi perusahaan publik dalam memberikan kepercayaannya kepada publik. Statement yang beredar saat ini adalah ternyata jika opini tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dampaknya adalah ke modal saham mereka yang beredar dipasaran akan lambat laun di jual orang dengan harga yang tidak diinginkan. Kita mengetahui bahwasanya perusahaan publik sangat bertopang pada masyarakan umum, jika masyarakat umum tahu secara transparan akan ketidak beresan meraka, bukan hal yang mustahil perusahaan mereka akan pailit nantinya.
November
Penelitian ini hanya menggunakan tolok ukur 1 tahun saja, alangkah lebih baik jika penelitian ini menggunakan data minimal 3 tahun terakhir agar data lebih valid lagi. Ini menjadi keterbatasan penelitian karena dalam pencariaan datanya jauh lebih rumit untuk mencari data 3 tahun berturut-turut.
Saran Adapun saran peneliti untuk penelitian ini adalah : 1. Pada peneliti selanjutnya, hendaklah mengambil sampel seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta atau seminimalnya adalah perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajian laporan keuangannya. Serta menambahkan tahun penelitian menjadi lebih dari satu tahun saja. 2.
Untuk para akuntan publik, hendaknya ini dapat bermanfaat agar nantinya diharapkan laporan keuangan auditan ini haruslah memiliki kualitas yang bagus terlepas siapa kliennya. Hal ini sangat berguna untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat umum kepada profesi akuntan publik. Meskipun hanya penerapan konsistensi dalam penyajian angka-angka di dalam laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Akuy, Maria (1999). Konsistensi Laporan Auditor Independen (Suatu Studi Kasus atas Laporan Auditor Independen pada 15 Perusahaan Go Publik di Jawa Timur. Skripsi (unpublished). Surabaya
Keterbatasan
Laporan Keuangan Perusahaan Go Publik, http://www.jsx.com. (2010). Diakses Mei 2010.
Adapun yang menjadi keterbatan pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 36 perusahaan publik yang listing dibursa efek jakarta. Untuk lebih meyakinkan akan hasil yang peneliti, maka peneliti seharusnya melakukannya kepada seluruh perusahaan publik. Peneliti berharap ini nantinya dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya, karena pada hakekatnya penelitian ini adalah merupakan penelitian yang pertama sekali dibuat.
Christiawan, Jogi Y. dan Universitas Kristen Petra.
Tjiptohadi,
Arens, Alvin A. and James K Loebbecke. (2000). AuditingAn Integrated Approach. 8th Edition, Prentice Hall International, Inc, Upper Saddle River, New Jersey 07458. Bapepam (2000). Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, http://www.
198
2011
M. Karya Satya Azhar
bapepam.go.id/old/ hukum/peraturan/emiten/VIII.G7.PDF
Kanaka dan Mulyadi (1998). Pemeriksaan Akuntansi I, Jakarta, Salemba Empat
FASB (1984). Statement of Financial Accounting Concept No.2, Qualitatif Characterictics of Accounting Information. High Ridge Park, Stamford, Connecticut
Kieso, Weygandt Warfield (2001). Intermediate Accounting, 11th Edition, Wiley. Maines, Laureen A and Linda S Mcdaniel. (2000). Effects of ComprehensiveIncome Characteristics on Nonprofessional Investors’ Judgments: The Role of Financial Stament Format, The Accounting Review, April1, 2000, American Accounting Association.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi I, Yogyakarta, BPFE. Ikatan Akuntan Indonesia (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta, Salemba Empat.
Palepu, Krisnha G. (2000). Business Analysis and Valuation: Using Financial Statements, 2nd Edition, South-Western College Publishing.
Jakarta Stock Exchange. (2010). Daftar Sawarjuwono. (2001). Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik: Analisis Kritis Atas Opini Auditor Dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2000. Jurnal Akuntansi Jurusan Ekonomi Akuntansi. Surabaya, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra.
Sutikno, I. dan A. Sabeni. (2000). Evaluasi terhadap Relevansi, Reliabilitas dan Komparabilitas Laporan Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2 No.3, Desember 2000, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti.
199