PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN Yang diajukan oleh : Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035
telah disetujui oleh :
Pembimbing,
Retno Herrani, M.Biotech
Tanggal : 2 Mei 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN Dipersiapkan dan ditulis oleh : Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 19 Mei 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd.
........................
Sekretaris
: Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc.
........................
Anggota
: Retno Herrani, M.Biotech.
........................
Anggota
: Ika Yuli Listyarini, M.Pd.
........................
Anggota
: Puspita Ratna Susilawati, M.Sc.
........................
Yogyakarta, 19 Mei 2017 Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D. P.1252
iii
Ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Duc in Altum” “Urip kudu urup” “Musuh sekaligus sahabat terbesar adalah apa yang ada dalam diri kita”
Karya ini kupersembahkan untuk : •
Tuhan Yang Maha Esa
•
Orang tua tercinta
•
Saudara – saudaraku
•
Pacar seperjuangan
•
Teman-teman sepenanggungan
•
Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2017 Penulis,
Yohanes Hendri Eko Prihono
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Nama : Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan saya sebagai penulis.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal :19 Mei 2017
Yang menyatakan,
Yohanes Hendri Eko Prihono
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia Tuhan yang Maha Kuasa melalui kuasa, rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Molase Terhadap Produktifitas dan Karakteristik Nata de Cassava dengan Kecambah sebagai Sumber Nitrogen”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berperan mengatasi berbagai masalah yang ada selama penelitian ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor Universitas Sanata Dharma 2. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan FKIP 3. Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi 5. Ibu Retno Herrani Setyati, M.Biotech selaku dosen pembimbing yang tidak pernah bosan memberikan arahan, bimbingan, waktu dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Sc selaku dosen yang turut membimbing dalam penulisan skripsi ini
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Bapak Agus Handoyo dan Warsono selaku laboran yang memfasilitasi terlaksananya penelitian ini. 8. Kedua orang tua tercinta yang mendukung secara moral maupun moril selama penulisan skripsi ini. 9. Saudara- saudaraku yang mendukung terselesaikannya penelitian ini. 10. Anastia Aryantie selaku pacar seperjuangan yang memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini. 11. Ananta, Yogi, Siwi, Paulina, Christi, Heronimus, Br.Dieng yang membantu selama proses penelitian. 12. Angkatan Pbio 2014 selaku panelis dalam penelitian ini. 13. Teman-teman Pbio angkatan 2013 sepenanggungan yang selalu saling menyemangati. 14. Semua pihak yang terlibat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga terbuka pintu atas kritik dan saran berbagai pihak yang karakteristiknya membangun dalam rangka kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 7 April 2017
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN Yohanes Hendri Eko Prihono 131434035 Abstrak Nata banyak mengandung serat yang membantu proses pencernaan makanan. Acetobacter xylinum membutuhkan sumber karbon berupa sukrosa untuk membentuk selulosa. Molase merupakan limbah industri gula pasir yang masih mengandung sukrosa 30% sehingga berpotensi sebagai sumber karbon alternatif. Limbah cair pengolahan tepung tapioka mengandung karbohidrat sekitar 68% sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan molase terhadap rendemen, ketebalan, uji organoleptik dan mengetahui konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal, persentase rendemen paling tinggi, untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang dihasilkan. Perlakuan dibagi menjadi: M1 (10%), M2 (15%), dan M3 (20%) berdasarkan konsentrasi molase, sedangkan kontrol menggunakan gula pasir. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif meliputi ketebalan dan rendemen nata de cassava dan data kualitatif meliputi hasil uji organoleptik terhadap warna, rasa, aroma, tekstur dan kesukaan 20 panelis terhadap nata yang dihasilkan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji Anova one factor, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan mendeskripsikan rerata skor yang dihasilkan. Penggunaan molase berdasarkan uji Anova one factor berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ketebalan dan rendemen tetapi dapat dijadikan sebagai sumber karbon alternatif dalam pembuatan nata de cassava. Konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi adalah M3 (20%). Semakin tinggi konsentrasi molase yang diberikan mengakibatkan warna nata menjadi semakin cokelat dengan aroma seperti gula karamel yang hangus. Penggunaan molase menghasilkan nata yang mendapatkan tanggapan panelis kurang baik dibandingkan kontrol. Kata kunci : nata de cassava, molase, limbah cair pengolahan tepung tapioka, kecambah
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE INFLUENCE OF MOLASSES CONSENTRATION TO THE NATA DE CASSAVA PRODUCTIVITY AND CHARACTERISTIC WITH THE SPROUTS AS THE NITROGEN SOURCE Yohanes Hendri Eko Prihono 131434035 Abstract Nata contain fibers which help digestive system. Acetobacter xylinum needs carbon source like sukrosa to form cellulose. Molase is an industrial white sugar waste which contains 30% of sukrose and potentially become alternative carbon source. Liquid waste of tapioca powder contain around 68% of carbohydrates so that can be used as raw material of nata production. The aims of the research was to know the influence of molase toward rendemen, thickness, organoleptic test and to know molase’s consentration wich produced nata that was the most thick, the most highest of rendemen persentation, to find out the panelist response to the resulting nata de cassava. The treatment is divided into M1 (10%), M2 (15%), M3 (20%) base on molase consentration, and white sugar used as control. Data which are collected are quantitative data including the thickness, rendemen of nata de cassava and qualitative including organoleptic test toward color, taste, smell, texture, prevelience of 20 panelist toward nata which is produced. Quantitative data is analyzed using annova one factor, meanwhile qualitative data is analyzed by describing mean score. The use of molase according to anova one factor test was influenced not signifikan toward the thickness and rendemen nata de cassava but can be used as alternative carbon source of nata production. Molase’s consentration which produce the most thickness nata and the highest rendemen persentation was M3 (20%). The more highest molase’s consentration which was given caused nata’s colour more brown with aroma like scorched sugar caramel. The use of molase produce nata which was less good according to panelists compare to control. Keywords : nata de cassava, molasses, liquid waste of tapioca powder, sprouts
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK...............................................................vi KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii ABSTRAK............................................................................................................. ix ABSTRACT........................................................................................................... x DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori yang terkait 1. Nata...................................................................................................... 8 2. Mikroorganisme pembentuk nata....................................................... 11 3. Proses pembuatan nata dan pengendaliannya..................................... 18 4. Molase................................................................................................. 20 5. Singkong............................................................................................. 22 6. Limbah cair tapioka............................................................................. 23 7. Kecambah kacang hijau..................................................................... 25
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Uji organoleptik.................................................................................. 25 B. Penelitian yang relevan C. Kerangka berpikir..................................................................................... 28 D. Hipotesis................................................................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian.......................................................................................... 31 B. Batasan Masalah....................................................................................... 32 C. Desain penelitian....................................................................................... 32 D. Alat dan bahan.......................................................................................... 34 E. Cara kerja.................................................................................................. 34 F. Analisis data.............................................................................................. 38 G. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran................. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data kuantitatif 1. Ketebalan nata.................................................................................... 39 2. Rendemen nata.................................................................................... 42 B. Data kualitatif 1. Warna...................................................................................................45 2. Tekstur.................................................................................................48 3. Aroma..................................................................................................50 4. Rasa.................................................................................................... 52 5. Kesukaan............................................................................................ 55 C. Rancangan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran.....................56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................... 58 B. Saran......................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 60 LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Syarat mutu nata................................................................................... 10 Tabel 2.2 Kandungan molase................................................................................ 22 Tabel 2.3 Kandungan gizi singkong...................................................................... 23 Tabel 3.1 Perlakuan nata....................................................................................... 32
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir................................................................... 29 Gambar 3.1 Pengambilan sampel pengukuran nata de cassava........................... 37 Gambar 4.1 Rerata nilai ketebalan nata de cassava............................................. 39 Gambar 4.2 Rerata nilai rendemen nata de cassava............................................. 43 Gambar 4.3 Rerata ketertarikan warna nata de cassava....................................... 46 Gambar 4.4 Rerata ketertarikan tekstur nata de cassava...................................... 48 Gambar 4.5 Rerata ketertarikan aroma nata de cassava........................................50 Gambar 4.6 Rerata nilai rasa nata de cassava...................................................... 52 Gambar 4.6 Rerata nilai kesukaan nata de cassava.............................................. 55
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto cara kerja pembuatan nata de cassava..................................... 63 Lampiran 2. Uji anova rendemen dan ketebalan nata de cassava........................ 66 Lampiran 3. Kuisioner uji organoleptik nata de cassava..................................... 70 Lampiran 4. Informasi panelis uji organoleptik.................................................... 72 Lampiran 5. Silabus.............................................................................................. 73 Lampiran 6. Rancangan pelaksanaan pembelajaran............................................. 78 Lampiran 7. Lembar kerja siswa........................................................................... 93 Lampiran 8. Instrumen dan rubrik penilaian....................................................... 101
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Singkong (Manihot esculenta) dikenal masyarakat dengan nama lain ketela pohon. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan, tumbuh subur di daerah sub tropis dan tropis. Masyarakat Indonesia telah mengenal tanaman ini sebagai salah satu sumber pangan dan pakan ternak. Daerah budidaya singkong yang cukup besar di Indonesia adalah Lampung dan Sumatera Utara, Jawa, dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), produksi singkong Indonesia pada tahun 2015 adalah 21,8 juta ton. Tingginya produksi singkong ini sebanding dengan pemanfaatannya sebagai bahan makanan. Bagian yang biasa dimanfaatkan yaitu bagian daging umbi dan daun. Umbi singkong telah banyak diolah menjadi aneka produk antara lain; tepung singkong, tepung tapioka, tepung mocaf, bioetanol, sorbitol, gula cair, monosodium glutamat, tiwul dan berbagai produk pangan lainnya sedangkan daun singkong digunakan sebagai bahan dasar sayuran. Industri pengolahan umbi singkong menjadi tepung tapioka di Indonesia pada umumnya tidak menggunakan sistem yang tepat dalam mengolah limbah sehingga menyebabkan berbagai permasalahan bagi lingkungan sekitar. Menurut penuturan warga Dusun Tulung, Pundong, Bantul, limbah cair yang dihasilkan pada proses pengendapan pati yang dapat menyebabkan aroma tidak sedap dan berbagai sumber penyakit seperti gatal-
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
gatal apabila tersentuh oleh kulit secara langsung. Air sisa pengendapan pati mempunyai potensi menjadi bahan baku pangan karena kandungan karbohidrat tinggi sekitar 68 % (Naufalin, 2002). Salah satu alternatif pemanfaatan limbah cair tepung tapioka adalah mengolah menjadi nata yang disebut nata de cassava. Ketersediaan limbah cair tapioka sebagai bahan pembuat nata melimpah dan mudah didapat. Berdasarkan pengamatan di salah satu pembuat pati tapioka yang terletak di Dusun Nangsri, Pundong, Bantul, untuk memproduksi pati tapioka dari 2 kuintal singkong akan menghasilkan limbah cair sebanyak 300 liter. Di Pundong, terdapat sekitar 120 pembuat pati tapioka dengan kapasitas produksi sekitar 4 kuintal singkong dalam sebuah industri rumah tangga sehingga dihasilkan jumlah limbah cair sebanyak 72.000 liter. Nata de cassava merupakan inovasi baru produk makanan berserat yang bersaing dalam industri makanan di Indonesia. Nata de cassava merupakan jenis makanan terdiri dari selulosa (dietary fiber) yang dihasilkan dari limbah cair tepung tapioka melalui proses fermentasi yang melibatkan bakteri A. xylinum. Karakteristik nata pada umumnya berwarna putih, kenyal dan transparan dengan bentuk padat. Nata dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan fungsional untuk keperluan diet, memperbaiki proses pencernaan karena sebagai sumber serat
yang baik dan berfungsi untuk mengatasi
kelebihan kolesterol. Umumnya, nata yang sering dijumpai di pasaran adalah nata de coco yaitu nata dengan bahan dasar air kelapa. Air kelapa berfungsi sebagai media pertumbuhan bakteri A. xylinum karena nutrisinya lengkap dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Limbah cair tapioka dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembuatan nata sama seperti air kelapa karena mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Proses fermentasi nata melibatkan aktivitas bakteri A. xylinum yang membutuhkan nutrisi meliputi jumlah karbon dan nitrogen dalam proses pertumbuhannya. Nutrisi tersebut tidak cukup hanya berasal dari media yang digunakan. Salah satu nutrisi yang penting dalam proses metabolisme bakteri adalah sumber nitrogen yang ditambahkan dalam media fermentasi. Sumber nitrogen yang digunakan umumnya berasal dari urea atau ZA dikarenakan harganya yang murah. Namun sumber nitrogen ini bukan merupakan bahan makanan alami. Penggunaan sumber nitrogen dari pupuk urea tidak membahayakan bagi kesehatan karena jumlah yang digunakan sedikit dan habis terpakai oleh bakteri dalam proses metabolisme. Namun, masyarakat sudah mempunyai pola pikir yang beralih menggunakan bahan alami sehingga terdapat kekhawatiran tidak aman jika mengkonsumsi nata yang menggunakan sumber nitrogen anorganik dari urea. Oleh karena itu, penggunaan sumber nitrogen anorganik perlu diganti sumber nitrogen organik yang salah satunya berasal dari sari kecambah kacang hijau. Menurut Triyono et al. (2010) kacang hijau (Phaseolus radiatus) memiliki kandungan protein berkisar antara 20-35 %. Saat berkecambah kandungan protein tauge kacang hijau akan meningkat dibandingkan kandungan awal pada biji yang disebabkan sintesa protein menjadi asam amino. Selama proses perkecambahan sehingga sangat berpeluang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
sebagai sumber nitrogen alami yang baik dalam pembuatan nata (Ernawati, 2012). Menurut Melina (2016) dalam penelitiannya menerangkan bahwa penggunaan jus kecambah kacang hijau berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de besusu. Nutrisi lain yang digunakan untuk perkembangan bakteri A. xylinum adalah sumber karbon. Dalam proses pembuatan nata biasanya digunakan gula tebu sebagai sumber karbonnya. Namun harga gula tebu di Indonesia lumayan tinggi yaitu Rp12.000,00/kg sehingga membuat biaya produksi pada industri penghasil nata meningkat. Oleh karena itu diperlukan alternatif sumber karbon yang lain untuk mengatasi ketergantungan pemakaian gula tebu. Penggunaan molase sebagai sumber karbon merupakan salah satu alternatif pengganti gula pasir. Pada industri pembuatan gula tebu, proses pemutihan gula akan menghasilkan produk sampingan berupa cairan kental berwarna cokelat yang disebut molase. Molase umumnya belum banyak dimanfaatkan sehingga hanya dibuang dalam bentuk limbah. Salah satu contoh pemanfaatan molase adalah sebagai bahan baku dalam industri fermentasi alkohol. Menurut Simanjuntak (2009), molase mempunyai total gula yang cukup tinggi yaitu sekitar 40-55%. Menurut Tjandra (2001), dalam molase juga terkandung sejumlah mineral dan vitamin yang dapat berperan sebagai koenzim yang diperlukan untuk mengontrol kerja enzim ekstraseluler dari bakteri A. xylinum. Kelebihan pemanfaatan molase sebagai sumber karbon adalah lebih ekonomis dan bahan yang melimpah ketersediaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irdawati et al. (2013), konsentrasi molase memberikan pengaruh paling nyata terhadap ketebalan nata pada teh kombucha sehingga menjadi dasar penggunaan molase pada penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dibanding penelitian yang dilakukan oleh Irdawati et al. (2013) adalah mengenai variabel terikat dan bahan dasar yang digunakan. Variabel terikat dalam penelitian ini selain ketebalan nata adalah rendemen dan terdapat uji organoleptik untuk melihat tanggapan panelis mengenai nata yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan bahan dasar limbah cair tapioka sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Irdawati et al. (2013) menggunakan teh kombucha sebagai bahan dasar pembuatan nata. Permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan molase sebagai sumber karbon adalah bakteri A. xylinum tidak dapat tumbuh pada media dengan total gula lebih dari 40% sedangkan molase mempunyai total gula 40-55% (Tjandra, 2001). Total gula ini belum termasuk total gula yang terdapat dalam limbah cair tepung tapioka yang merupakan media pertumbuhan bakteri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut perlu diketahui berapa konsentrasi molase supaya menghasilkan karakteristik nata de cassava
yang baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Variasi Konsentrasi Molase Terhadap Produktivitas dan Karakteristik Nata de cassava Dengan Kecambah Sebagai Sumber Nitrogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik fisik (rendemen dan ketebalan) nata de cassava ? 2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan kesukaan) nata de cassava ? 3. Berapakah konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi? 4. Bagaimanakah tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang dihasilkan ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik fisik (rendemen dan ketebalan) nata de cassava. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan kesukaan) nata de cassava. 3. Untuk mengetahui konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi. 4. Untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang pemanfaatan molase sebagai sumber karbon dalam pembuatan nata. 2. Bagi Masyarakat Memberikan wawasan tentang pemanfaatan limbah cair tapioka sebagai bahan dasar dalam pembuatan nata dan penggunaan molase sebagai sumber karbon dalam pembuatan nata yang bernilai ekonomis. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sebagai salah satu alternatif bahan ajar/praktikum dalam materi bioteknologi mengenai penggunaan molase sebagai pengganti gula dan penggunaan sari kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen pada pembuatan nata de cassava.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori yang Terkait 1. Nata Nata adalah makanan hasil fermentasi berbentuk gel, padat, kokoh, kuat, putih, dan kenyal yang mengapung pada permukaan media yang mengandung gula dan asam. Nata dihasilkan oleh aktivitas bakteri Acetobacter xylinum (Salim, 2012). Nata banyak mengandung serat, selulosa dan protein. Protein yang terkandung dalam nata berasal dari bakteri A. xylinum yang terperangkap di antara susunan benang-benang selulosa. Oleh karena itu, nata juga dapat digolongkan sebagai probiotik (Pambayun, 2002). Nata merupakan makanan pencuci mulut (desert) yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan yang terjadi dalam usus halus dan penyerapan air dalam usus besar. Nata sering dijumpai banyak digunakan sebagai campuran pokok minuman kemasan siap saji yang banyak dijumpai di warung, toko, hingga supermarket. Di Indonesia, produk minuman kemasan berbahan baku nata banyak digemari dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa (Salim, 2012). Nata sangat baik apabila diolah menjadi makanan atau minuman penyegar, karena nata mengandung serat pangan (dietary fibre). Nata baik digunakan sebagai makanan diet karena kandungan kalori yang rendah pada nata
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
mengakibatkan makanan ini tepat sebagai makanan diet. Nata memiliki daya tarik yang tinggi karena mempunyai penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar (Litbang, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Biologi LIPI, kandungan gizi nata per 100 g nata yaitu 80% air, 20 g karbohidrat, 146 kal kalori, 20 g lemak, 12 mg kalsium, 2 mg fosfor, dan 0,5 mg ferrum (besi). Kandungan gizi 100 g nata yang dikonsumsi dengan sirup adalah 67,7 % air, 12 mg kalsium, 0,2 % lemak, 2 mg fosfor (jumlah yang sama untuk vitamin B1 dan protein), 5 mg zat besi dan 0,01 mikrogram Riboflavin (Wardah dkk, 2014). Syarat-syarat mutu nata menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Syarat Mutu Nata SNI 01-4317-1996 NO 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 3 4 5 6 6.1
6.2 6.3 7 7.1
Jenis Uji Keadaan Bau Rasa Warna Tekstur Bahan asing Bobot tuntas Jumlah gula (dihitung sebagai sukrosa) Serat makanan Berat tambahan makanan Pemanis buatan Sakarin Siklamat Pewarna tambahan Pengawet (Na Benzoat) Cemaran logam Timbal
Satuan
Persyaratan
% %
Normal Normal Normal Normal Tidak Boleh ada Min. 50 Min. 15
%
Maks. 4,5
Sesuai SNI Sesuai SNI
Tidak boleh ada Tidak boleh ada 01-0222-1995 01-0222-1995
mg/kg
Maks. 0,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
NO Jenis Uji 7.2 Tembaga 7.3 Seng 7.4 Timah 8 Cemaran arsen 9 Cemaran mikroba: 9.1 Angka lempeng total 9.2 Coliform 9.3 Kapang 9.4 Khamir Sumber: SNI 01-4317-1996
Satuan mg/kg mg/kg mg/kg
Persyaratan Maks. 2 Maks. 5,0 Maks. 40/250,5 Maks. 0,1
koloni/g AMP/g koloni/g koloni/g
Maks. 2,0 x 102 <3 Maks. 50 Maks. 50
2. Mikroorganisme Pembentuk Nata 2.1 Klasifikasi A. xylinum Mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan nata adalah A. xylinum. Berdasarkan klasifikasi ilmiah, bakteri A. xylinum termasuk dalam: Kingdom
:Bacteria
Phylum
:Proteobacteria
Class
:Alpha Proteobacteria
Order
:Rhodospirillales
Family
:Psedomonadaceae
Genus
:Acetobacter
Species
:Acetobacter xylinum
(Salim, 2012) 2.2 Sifat-sifat Acetobacter xylinum 2.2.1 Sifat morfologi Bakteri A. xylinum termasuk dalam golongan genus Acetobacter
yang
mempunyai
ciri-ciri
obligat
aerobik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
mikroaerofilik, berbentuk batang pendek atau kokus, panjang kurang lebih 2 mikron, membentuk kapsul, tidak membentuk spora, bersifat non motil, termal death point pada suhu 65-70℃, tidak membentuk spora dan permukaan dindingnya berlendir. Bakteri ini dapat membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel (Salim, 2012). Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada soliter dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh setelah 48 jam inokulasi (Ernawati, 2012). 2.2.2 Sifat Fisiologi Bakteri A. xylinum membentuk asam dari glukosa, etil alkohol dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah mempunyai kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Bakteri A. xylinum dapat tumbuh optimal pada media dengan nilai pH 4,3. Bakteri ini dapat tumbuh pada rentang suhu 28℃-31℃ akan tetapi tumbuh optimal pada suhu 30℃. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat
keasaman,
(Pambayun, 2002).
ketersediaan
oksigen
dan
temperatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2.3 Pertumbuhan Sel A. xylinum pada umumnya mengalami pertumbuhan dalam 4 fase, yaitu fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan stasioner, fase pertumbuhan tetap dan fase kematian. Fase pertumbuhan A. xylinum menurut Pambayun (2002) adalah sebagai berikut: 2.3.1 Fase Adaptasi Pada fase ini, bakteri akan menyesuaikan diri dengan substrat dan lingkungan yang baru. Meskipun tidak mengalami perbanyakan sel, pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme dan pembesaran sel. Lama fase ini ditentukan oleh ketersediaan nutrisi
dalam
medium,
lingkungan
yang
mendukung
pertumbuhan dan jumlah inokulum. Fase adaptasi ini bagi A. xylinum dicapai antara 0-24 jam atau sekitar 1 hari sejak inokulasi. 2.3.2 Fase Pertumbuhan Awal Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah
dan
menandai
diawalinya
fase
pertumbuhan
eksponensial. Waktu yang dibutuhkan fase ini hanya beberapa jam. 2.3.3 Fase Pertumbuhan Eksponensial Fase ini ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Pada A. xylinum, fase ini dicapai dalam waktu 1-5 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
tergantung kondisi lingkungannya. Pada fase ini A. xylinum mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerase dalam jumlah banyak untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Fase ini menentukan tingkat kecepatan pembentukan nata. 2.3.4 Fase Pertumbuhan Lambat Pada fase ini umur sel telah tua dan nutrisi mulai berkurang. Terdapat proses metabolik yang bersifat toksik sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada fase ini jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak daripada jumlah sel yang mati. 2.3.5 Fase Pertumbuhan Tetap Pada fase ini jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati karena kekurangan nutrisi, umur sel semakin tua dan pengaruh metabolik toksik lebih besar. Pada fase ini sel mempunyai ketahanan terhadap lingkungan ekstrim apabila dibandingkan dengan ketahanannya pada fase yang lain. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. 2.3.6 Fase Menuju Kematian Pada fase ini nutrisi dalam media mulai habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya sehingga bakteri mulai mengalami kematian. 2.3.7 Fase Kematian Pada fase ini sel A. xylinum mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya sehingga sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
dengan cepat mengalami kematian. Fase ini terjadi setelah hari ke 8-15. 2.4 Aktivitas A. xylinum pada Fermentasi Nata Bakteri A. xylinum akan memecah sukrosa ekstraseluler dalam media menjadi glukosa dan fruktosa. Bakteri A. xylinum merombak gula untuk mendapatkan energi yang diperlukan bagi metabolisme sel. Senyawa glukosa dan fruktosa dikonsumsi sebagai bahan metabolisme sel. Fruktosa selain sebagai sumber energi juga berperan sebagai induser bagi sintesis enzim ekstraseluler polimerase yang bekerja menyusun
benang-benang
nata.
A.
xylinum
juga
mampu
mempolimerisasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler. Pembentukan nata diawali dengan pembentukan lembaran benang-benang selulosa. Selanjutnya bakteri A. xylinum membentuk mikrofibril
selulosa
di
sekitar
permukaan
tubuhnya
hingga
membentuk serabut selulosa yang sangat banyak dan mencapai ketebalan tertentu. Susunan selulosa tersebut akan tampak seperti lembaran putih transparan dengan permukaan licin dan halus yang disebut nata (Pambayun, 2002). 2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan A. xylinum Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
dan
optimalitas produksi selulosa dari A. xylinum dan sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2.5.1 Sumber Karbon Sumber karbon yang dapat digunakan dalam fermentasi nata adalah senyawa karbohidrat yang tergolong disakarida dan monosakarida. Pembentukan nata dapat terjadi apabila dalam media mengandung glukosa, sukrosa dan laktosa. Sementara yang paling banyak digunakan adalah sukrosa atau gula pasir. Penambahan sukrosa yang berlebihan dapat menciptakan limbah baru berupa sisa sukrosa tersebut, sedangkan penambahan yang terlalu sedikit menyebabkan A. xylinum tidak dapat tumbuh secara optimal (Pambayun, 2002). A. xylinum tidak dapat tumbuh pada media dengan total gula melebihi 40% (Tjandra, 2001). 2.5.2 Sumber Nitrogen Sumber nitrogen yang digunakan dalam pertumbuhan nata dapat berasal dari bahan organik dan umumnya anorganik. Sumber
nitrogen
anorganik
yang
ditambahkan
adalah
ammonium sulfat atau amonium nitrat, sedangkan sumber nitrogen organik berupa protein dan ekstrak yeast. Sumber nitrogen anorganik tersedia berupa gas ammonia dan nitrat, sedangkan sumber nitrogen organik ditambahkan dalam bentuk protein (Pambayun, 2002). Menurut Atmaka dan Sudadi dalam Ernawati (2012) ekstrak yeast dapat diganti dengan ekstrak kecambah. Pada kecambah kacang hijau mempunyai kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
protein yang tinggi sehingga dapat mendukung pertumbuhan A. xylinum secara optimal. 2.5.3 Temperatur Berdasarkan kebutuhannya terhadap suhu, A. xylinum termasuk ke dalam jenis bakteri mesofil, yang hidup pada suhu ruang. Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri ini adalah 28℃– 31℃. Pada suhu di atas 40℃ A. xylinum akan mengalami kematian sedangkan apabila suhu di bawah 28℃ maka pertumbuhan bakteri akan terhambat (Pambayun, 2002). 2.5.4 Ketersediaan Oksigen A. xylinum termasuk mikrobia aerobik sehingga dalam pertumbuhan,
perkembangan,
dan
aktivitasnya
sangat
memerlukan oksigen. Apabila bakteri ini kekurangan oksigen maka akan mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan jika
kekurangan
oksigen
terlalu
ekstrem
maka
akan
mengakibatkan kematian (Pambayun, 2002). 2.5.5 Tingkat Keasaman A. xylinum sangat cocok tumbuh dalam suasana asam (pH 4,3), tetapi masih bisa tumbuh dalam kisaran pH 3,5 – 7,5. Apabila kondisi lingkungan dalam keadaan basa maka bakteri ini akan mengalami gangguan proses metabolisme selnya (Pambayun, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
2.5.6 Konsentrasi dan Starter Menurut Rahman (1992) dalam Melina (2016), A. xylinum adalah starter yang lebih produktif dibandingkan starter yang lainnya, sedangkan konsentrasi starter yang diinokulasikan paling baik adalah 10%. 3. Proses Pembuatan Nata dan Pengendaliannya Tahap pembuatan nata menurut Pambayun (2002) terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut: 3.1 Penyaringan Penyaringan dapat dilakukan dengan penyaring plastik, tetapi lebih baik dengan penyaring kain jenis mori seperti yang digunakan dalam penyaringan kedelai pada saat pembuatan tahu. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan kotoran yang tercampur dalam substrat. Penyaringan dilakukan saat substrat akan dituangkan ke dalam panci ataupun dandang perebus. 3.2 Penambahan Gula Pasir dan Amonium Sulfat (ZA) Perbandingan antara gula dan ZA yang ditambahkan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembuatan nata. Penambahan gula pasir minimal 2,5 % sedangkan untuk amonium sulfat (ZA) sebanyak 0,5 %. Penambahan gula pasir dan ZA dilakukan pada saat substrat dipanaskan, sambil diaduk hingga larut merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3.3 Perebusan Perebusan dilakukan sampai mendidih menggunakan panci besar. Setelah mendidih, perebusan dipertahankan hingga 15 menit untuk memastikan mikrobia kontaminan telah mati dan gula pasir beserta ZA telah larut. 3.4 Penambahan Cuka Tujuan penambahan asam asetat adalah untuk menurunkan pH substrat sampai mencapai 4,3. Presentase penambahan asam asetat dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keasaman (pH) awal dari substrat sebelum digunakan serta jenis kepekatan asam yang ditambahkan. 3.5 Pendinginan Pendinginan dilakukan dengan membiarkan cairan selama satu malam dalam nampan. Pendinginan selama satu malam juga digunakan untuk melihat ada tidaknya kontaminan pada cairan. Setelah cairan dingin dilanjutkan dengan inokulasi bibit nata. 3.6 Pemberian Bibit (Inokulasi) Saat pemberian bibit bagian cairan media maupun media tidak boleh tersentuh oleh tangan. Inokulasi cukup dilakukan di salah satu sudut nampan dan tidak diaduk. Setiap satu botol bibit dengan volume 600 ml, digunakan untuk 5-6 nampan yang setiap nampan berisi sekitar 1 liter cairan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3.7 Fermentasi (Pemeraman) Bibit nata akan berkembang dengan pesat setelah proses inokulasi hingga hari kelima. Fermentasi dilakukan dalam nampannampan plastik yang disusun di atas rak-rak fermentasi. Rak fermentasi diletakkan di tempat yang bebas dari getaran dan agak jauh dari posisi ventilasi ruangan. Pada hari ke delapan dari hari inokulasi seluruh substrat sudah berubah menjadi nata. 3.8 Pemanenan dan Pasca Fermentasi Pemanenan dilakukan pada hari ke 7-8 setelah proses inokulasi. Penundaan pemanenan bisa ditolerir sampai hari ke 14. Jika fermentasi berjalan sempurna maka pada saat pemanenan dalam nampan hanya ada nata dan tidak tersisa air. Selanjutnya proses pencucian terhadap setiap lembaran nata. Lembaran nata yang sudah bersih diiris-iris hingga bentuk irisan nata yang berukuran sekitar 1 cm3. Nata yang telah diirisiris tersebut dipanaskan dengan direbus selama sekitar 5 menit. Pemanasan bertujuan untuk menghentikan aktivitas A. xylinum dan menurunkan kadar asam asetat. Setelah perebusan, selanjutnya dilakukan perendaman air dingin selama 3 hari dengan mengganti air perendaman setiap hari dengan air yang baru. Nata yang telah direndam selama 3 hari telah siap dimasak sebagai bahan campuran minuman. 4. Molase Molase (tetes) merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Molase berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
cairan kental dengan warna cokelat gelap, berbau karamel tidak menyengat, mempunyai nilai pH asam sekitar 5 yang disebabkan oleh adanya asam-asam organik bebas dan mempunyai titik didih di atas 1000C. Molase memiliki kandungan sukrosa sekitar 30% di samping gula reduksi sekitar 25% berupa glukosa dan fruktosa. Sukrosa dalam molase merupakan komponen yang tidak dapat dikristalkan karena mempunyai nilai Sucrose Reducing sugar Ratio yang rendah berkisar antara 0,98 – 2,06. Brix dalam molase sebesar 88,6%, polarisasi sebesar 31,09%, kadar abu 7,73% (Puspitasari, 2008). Tingginya kandungan gula pada molase membuat molase sering dijadikan
sebagai
tambahan
sumber
karbohidrat
pada
medium
pertumbuhan mikroorganisme. Molase selain dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas, juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan etanol. Pemanfaatan molase dalam skala industri masih terbatas menjadi alkohol dan MSG (Mono Sodium Glutamat). Berikut merupakan komposisi rata-rata yang terkandung dalam molase : Tabel 2.2 Kandungan Molase No
Komposisi
%
1
Air
20,0
2
Gula : Sukrosa Glukosa Fruktosa
32,0 14,0 16,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
No
Komposisi
%
3
Non Gula : SIO2 K2O CaO MgO P2O3 Fe2O3 Residu Sulfat Klorida
0,5 3,5 1,5 0,1 0,2 0,2 1,6 0,4
4
Vitamin : Biotin Cholin Asam folat Niacin Riboflavin Asam pantothenat Pyridoxine Thiamine
2 8,8 0,35 23 40 2,5 4 0,80
Sumber : Santosa dalam Puspitasari, 2008. 5. Singkong Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan berupa perdu. Singkong pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brazil dan Paraguay. Singkong ditanam secara komersil di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya sudah diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke- 16 di Indonesia (Salim, 2012). Singkong merupakan tanaman yang dapat hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1300 mdpl, dengan suhu rata-rata 200C serta curah hujan 500-5000 mm (Hasbullah, 2000). Menurut Salim (2012), taksonomi singkong diklasifikasikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Kingdom
:Plantae
Phylum
:Magnoliophyta
Class
:Magnoliopsida
Order
:Malpighiales
Family
:Euphorbiaceae
Genus
:Manihot
Species
:Manihot esculenta Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong (per 100 g) adalah
sebagai berikut: Tabel 2.3 Kandungan Gizi Singkong Zat Gizi
Kandungan
Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat Besi Vitamin B1 Vitamin C
146 kal 1,2 g 0,3 g 34,7 g 33 mg 40 mg 0,7 mg 0,06 mg 20 mg
Sumber: (Salim, 2012) 6. Limbah Cair Tapioka Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomis. Limbah cair tapioka merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pemisahan pati dari airnya. Hasil limbah dari pengolahan tepung tapioka sebesar 75% berwujud cair (Sumiyati, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Limbah cair tapioka berwarna putih kecoklatan dengan kisaran pH 66,5. Kisaran pH ini dapat mengalami penurunan menjadi 4 jika terdapat aktifitas mikroorganisme yang menguraikan bahan-bahan organik tersebut menjadi asam-asam ( Prayitno, 2008). Kandungan dari limbah tersebut di antaranya padatan tersuspensi yang berupa kasar dan halus serta senyawa organik. Menurut Widayatno (2008), kehadiran limbah cair tersebut dapat menimbulkan gangguan-gangguan sebagai berikut: a. Mengakibatkan bau yang tidak sedap b. Menimbulkan penyakit gatal-gatal c. Menurunkan kualitas sumur di sekitar pabrik tapioka Berdasarkan penelitian yang dilakukan Naufalin (2004), limbah cair tapioka masih mengandung bahan organik, yaitu karbohidrat (68%), protein (1,57%), lemak (0,26%), serat kasar (10%). 7. Kecambah Kacang Hijau Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. Bijinya berbentuk bulat dengan berat sebesar 0,50,8 mg, mempunyai warna hijau sampai hijau mengkilap (Purwono dan Hartono, 2005). Biji kacang hijau memerlukan lingkungan yang memenuhi syarat untuk proses perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara sekitar harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
5-15%
sehingga
diperlukan
perendaman
atau
ditempatkan
pada
lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009). Proses perkecambahan biji kacang hijau disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari keping biji ke bagian lembaga. Germinasi selama 2 hari dapat menghasilkan kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5 hari dapat mencapai 5-7 cm jika dalam temperatur optimum sekitar 34℃. Faktorfaktor yang berpengaruh dalam perkecambahan adalah gas, air, suhu dan cahaya (Astawan, 2005). Saat perkecambahan terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak
menjadi
senyawa-senyawa
yang lebih
sederhana.
Selama
perkecambahan terjadi peningkatan jumlah protein, vitamin B1 (thamin), B2(riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, biotin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan (Astawan, 2005). 8. Uji Organoleptik Organoleptik merupakan pengujian secara subyektif yaitu suatu pengujian penerimaan selera makanan yang didasarkan atas pengujian kegemaran dan analisa pembeda. Mutu organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji (panelis) yang pekerjaannya mengamati dan menilai secara organoleptik. Mutu organoleptik yang diamati adalah bau atau aroma, rasa, warna dan tekstur (Winarno, 2004). Penilaian aroma makanan berkaitan dengan kelezatan bahan makanan tersebut, dalam hal aroma kepekaan indra pembau sangat menentukan, penilaian rasa makanan yang terletak pada papilla lidah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
penilaian warna dapat dikenali oleh indera penglihatan, penilaian tekstur makanan dapat dikenali oleh indera lidah dan indera kulit, penilaian tekstur dapat digunakan untuk menguji kerenyahan makanan (Winarno, 2004). B. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irdawati dkk. (2013) dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Molase terhadap Jumlah Mikrobia dan Ketebalan Nata pada Teh Kombucha” menemukan bahwa konsentrasi molase 20% dan waktu fermentasi 15 hari memberikan pengaruh paling nyata terhadap ketebalan nata. Pada perlakuan tersebut ketebalan nata yang dihasilkan yaitu 4,67 mm sedangkan nata yang paling tipis dihasilkan pada perlakuan konsentrasi molase 5% dan waktu fermentasi 5 hari yaitu 1,00 mm. Berdasarkan penelitian tersebut pemanfaatan molase dengan kadar yang berbeda dan waktu fermentasi yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah mikroba dan ketebalan nata pada teh kombucha yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2001) dengan judul “Pengaruh Proporsi Molase dan Air Kelapa sebagai Media terhadap Sifat Fisik-Kimia dan Organoleptik Nata de Coco” menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan uji Duncan diperoleh bahwa perbedaan proporsi molase dan air kelapa sebagai media fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pemanfaatan total gula media selama fermentasi, pH media setelah fermentasi, peningkatan total media setelah fermentasi, rendemen nata, kadar air nata, kadar serat kasar nata, tekstur nata, ketebalan nata, serta uji organoleptik terhadap kekenyalan dan warna nata. Dari hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
diperoleh hasil terbaik pada perlakuan proporsi molase dengan air kelapa 18:82 (M4) dengan pemanfaatan total gula dalam media selama fermentasi 7,63%, peningkatan total asam dalam media setelah fermentasi 1,67%, rendemen nata 21,89%, ketebalan nata 0,55 em, kadar serat kasar nata 5,60%, kadar air nata 78,62%, tekstur nata 1,27 mm/g/detik, nilai organoleptik kekenyalan sebesar 6,01 (menyukai) dan organoleptik warna nata sebesar 6,54 (menyukai). C. Kerangka Berfikir Nata adalah makanan hasil fermentasi yang membentuk gel yang mengapung pada permukaan media yang mengandung gula dan asam yang berwarna putih, berbentuk padat dan kenyal. Nata dihasilkan oleh aktivitas bakteri A. xylinum. Proses pembuatan nata pada umumnya menggunakan air kelapa, tetapi dengan ketersediaan yang terbatas dan harga air kelapa yang lumayan tinggi sekitar Rp1.000,00/liter maka diperlukan pengganti bahan dasar dalam pembuatan nata. Limbah cair dalam industri tepung tapioka biasanya hanya dibuang tanpa ada pemanfaatan padahal masih mengandung karbohidrat sekitar 68%. Ketersediaan yang melimpah dan nilai ekonomis yang rendah membuat limbah cair pabrik tepung tapioka mempunyai peluang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan nata. Dalam proses pembuatan nata pada umumnya menggunakan ZA sebagai sumber nitrogen dan gula pasir sebagai sumber karbon. Penggunaan ZA kurang dapat diterima oleh masyarakat karena ZA dikenal sebagai pupuk bukan sebagai bahan dasar makanan. Berdasarkan alasan tersebut maka diperlukan sumber nitrogen alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
pengganti ZA. Kecambah kacang hijau mengandung protein sebesar 22% dan mengandung berbagai vitamin lain yang diperlukan dalam aktivitas bakteri A. xylinum. Kecambah kacang hijau mempunyai kandungan protein yang tinggi dan merupakan bahan organik sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti ZA. Penggunaan gula pasir sebagai sumber karbon membuat biaya produksi nata menjadi cukup tinggi karena harga gula pasir sekitar Rp.15000/kg terlampau mahal sehingga diperlukan alternatif bahan pengganti gula pasir yang lebih ekonomis. Molase merupakan limbah dalam pembuatan gula pasir dan masing mengandung kadar sukrosa sekitar 30%. Biaya penggunaan molase juga cukup terjangkau dengan harga hanya Rp2.000,00/kg. Kandungan sukrosa yang cukup tinggi dan biaya yang lebih ekonomis membuat molase mempunyai potensi dijadikan pengganti gula pasir sebagai sumber karbon dalam pembuatan nata. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat disusun kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Ketersediaan Limbah cair industri pengolahan tepung tapioka melimpah Nata adalah makanan fermentasi yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri Acetobacter xylinum
Pembuatan nata membutuhkan sumber nitrogen dan sumber karbon
Kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen
Molase sebagai sumber karbon dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20%
Uji kualitatif nata menggunakan uji organoleptik (warna, rasa, tekstur, aroma dan kesukaan) & Uji kuantitatif nata menggunakan rendaman dan ketebalan nata Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Hipotesa dalam penelitian ini adalah: 1. Penggunaan molase berpengaruh secara signifikan terhadap ketebalan dan rendemen nata de cassava. 2. Penggunaan molase berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, rasa dan kesukaan) nata de cassava.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. Konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi adalah konsentrasi molase 20%. 4. Penggunaan molase menghasilkan nata de cassava yang mendapatkan tanggapan paling baik dibandingkan dengan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Variabel yang digunakan meliputi : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi molase sebagai sumber karbon dalam pembuatan nata. 2. Variabel terikat Variabel terikat dari penelitian ini adalah ketebalan nata, rendemen nata, tekstur nata, warna nata, bau nata dan kesukaan nata. 3. Variabel kontrol Variabel kontrol dari penelitian ini adalah asal limbah tepung tapioka, lama inkubasi, sumber nitrogen menggunakan jus kecambah kacang hijau dengan konsentrasi 10%, ukuran loyang yang dipakai 32,5 x 23,5 x 4 cm, starter yang ditambahkan yaitu sebanyak 10% dari media yang digunakan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 1 faktorial yang terdiri dari konsentrasi molase (10%, 15%, 20%) dan 1 kontrol yaitu sumber karbon dengan gula pasir 10% (400 g). Masing-masing perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali sehingga total ulangan dalam penelitian ini sebanyak 12 loyang.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Rincian perlakuan pada penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Perlakuan Nata de cassava No
Kelompok Uji Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
1 2 3 4
Sumber Karbon Molase Gula Pasir 10% 10% 15% 20% -
B. Batasan Masalah Agar ruang lingkup penelitian tidak luas maka permasalahan dibatasi sebagai berikut: 1. Limbah cair tepung tapioka Limbah cair tepung tapioka yang digunakan dalam penelitian berasal dari industri rumah tangga pembuatan tepung tapioka di Dusun Nangsri, Pundong, Bantul
dengan bahan dasar singkong (Manihot
esculenta) . 2. Starter nata Starter nata (A. xylinum) yang digunakan berasal dari starter industri nata yang dibeli dari CV. Agrindo Suprafood. 3. Molase Molase yang digunakan merupakan limbah dalam proses pemutihan gula pasir di PT/PG Madukismo, Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
4. Kecambah Jenis kecambah yang digunakan adalah kecambah kacang hijau (Phaseolus radiates). Kecambah digunakan yang berusia 4 hari dan sudah dibersihkan dari kulit biji. 5. Rendemen Rendemen adalah perbandingan berat nata yang dihasilkan dengan berat media saat proses pembuatan nata. 6. Kondisi Optimal Nata a) Uji kualitatif nata Uji kualitatif nata yaitu uji organoleptik yang dilakukan pada 20 panelis yang memiliki rentan umur 19-22 tahun untuk mencicipi dan memberikan penilaian secara tertulis menggunakan angket tentang tekstur, bau, rasa, warna dan kesukaan terhadap nata de cassava. Uji organoleptik dilakukan terhadap nata yang telah direbus 15 menit dan sebelumnya sudah melalui proses perendaman selama 3 hari tanpa penambahan gula. b) Uji kuantitatif Uji kuantitatif nata yaitu uji ketebalan nata de cassava dan rendemen 7. Loyang Pada penelitian ini digunakan loyang cetakan nata yang berukuran 32,5 x 23,5 x 4 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
8. Lama waktu fermentasi Lama waktu fermentasi dalam penelitian ini adalah 14 hari C. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, timbangan, erlenmeyer 500 ml, gelas beker 500 ml, gelas ukur 100 ml, blender, jangka sorong digital kertas indikator pH, kain saring, kompor, koran bekas, loyang, , pisau, karet ban bekas, pengaduk, panci, baskom, botol sirup, besek, kain basah, sprayer. 2. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair tepung tapioka singkong (Manihot esculenta) 15 liter, kecambah kacang hijau 2000 g, molase 5400 ml, gula pasir 400 g, starter nata 1200 ml, air 1 galon, cuka, air 1 galon. D. Cara Kerja Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5-19 Maret 2017 di laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian ini terdapat tahapan langkah kerja yang meliputi: 1. Pembuatan sari kecambah kacang hijau Kacang hijau direndam dengan air bersih selama satu malam. Biji kacang hijau yang terapung selama proses perendaman dibuang karena biji
tersebut
berkualitas
buruk.
Selanjutnya
dilakukan
proses
perkecambahan dengan meletakkan biji kacang hijau di wadah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
berlubang seperti besek. Wadah tersebut ditutup dengan kain basah dan dilakukan penyiraman terhadap biji kacang hijau menggunakan sprayer sebanyak 4 kali selama sehari. Setelah 4 hari maka kecambah kacang hijau dapat dipanen. Pada saat panen kecambah dibersihkan kulit bijinya dengan air sampai bersih. Kecambah kacang hijau kembali dibersihkan dengan dicuci dengan air bersih dan ditiriskan. Selanjutnya kecambah kacang hijau ditimbang menjadi 1600 g. Kemudian kecambah kacang hijau diblender dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:1 (1600 g : 1600 ml air). Setelah diblender maka hasilnya disaring dengan kain saring sebanyak 2 kali untuk memisahkan sari kecambah kacang hijau dengan ampasnya. Penyaringan pertama dengan saringan plastik dilanjutkan dengan kain saring. Air hasil penyaringan dimasukkan ke dalam baskom yang telah disediakan. 2. Pengenceran molase Molase yang digunakan merupakan molase murni 100% hasil pemutihan gula pasir sehingga perlu dilakukan pengenceran untuk menurunkan kadar gulanya. Pengenceran dilakukan dengan perbandingan 1:3. Molase murni sebanyak 1800 ml dituangkan ke dalam baskom dengan menambahkan air sebanyak 5400 ml selanjutnya diaduk sampai tercampur antara molase dengan air. 3. Pembuatan nata Limbah cair tepung tapioka sebanyak 15 liter disaring dengan menggunakan kain saring untuk menghilangkan kotorannya. Limbah cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
tepung tapioka yang telah disaring dimasukkan ke dalam 4 panci dengan volume 3200 ml pada setiap panci. Limbah cair tepung tapioka yang sudah dimasukkan ke dalam panci direbus hingga mendidih. Pada saat proses perebusan ditambahkan sumber karbon dan nitrogen (tabel 3.2). Sebelum mendidih ditambahkan asam cuka ke dalam panci hingga diperoleh pH larutan antara 3 sampai 4. Pengecekan pH dilakukan dengan kertas indikator pH universal. Buih–buih yang muncul di permukaan
saat
proses
perebusan
dibuang.
Setelah
mendidih,
selanjutnya dituang ke dalam 12 loyang dengan volume setiap loyang 1000 ml. Loyang ditutup dengan menggunakan koran dan diikat bagian pinggirnya dengan karet ban. Media didinginkan semalam sampai suhunya sekitar suhu 30℃. Selanjutnya ditambahkan starter nata sebanyak 100 ml (10%) di salah satu sudut nampan dan tidak diaduk pada setiap loyang. Media yang sudah ditambahkan starter nata selanjutnya diinkubasi selama 14 hari pada suhu ruang. Tabel 3.2 Penambahan Sumber Karbon dan Sumber Nitrogen dalam Media Fermentasi Perlakuan
M1 M2 M3 KO
Substrat (ml)
4000 4000 4000 4000
Sumber C Molase Gula (ml) Pasir (g) 400 600 800 -
400
Sumber N Sari Kecambah kacang hijau (ml) 400 400 400 400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
4. Pemanenan Nata Setelah diinkubasi selama 14 hari, nata dipanen dengan mengeluarkannya dari tempat inkubasi dan dibersihkan lapisan lendir yang berada di atas dengan cara dikeruk menggunakan sendok. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap ketebalan nata. Pengukuran ketebalan nata pada setiap loyang dilakukan pada setiap titik sebagai sampel (gambar 3.1). Nata selanjutnya direndam menggunakan air bersih selama 3 hari dengan mengganti air rendaman setiap sehari sekali. Selanjutnya nata diiris menyerupai bentuk dadu dengan ukuran sekitar 1 cm3. Irisan nata direbus selama 5 menit untuk menghentikan aktivitas bakteri A. xylinum. Nata kemudian siap untuk ddilakukan pengujian organoleptik.
B
D A
C
E
Gambar 3.1 Pengambilan sampel pengukuran nata. 5. Analisis karateristik Nata de cassava Nata yang terbentuk kemudian dilakukan uji untuk memperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi uji rasa, uji bau, warna, tekstur dan kesukaan panelis terhadap nata. Dalam pengambilan data kualitatif dipilih 20 panelis yang terdiri dari 10 panelis laki-laki dan 10 panelis perempuan yang merupakan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Pada saat mengisi kuesioner yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
disediakan harus urut dari warna, tekstur, aroma, rasa, kesukaan panelis terhadap nata. Panelis diminta mengambil nata secara acak pada setiap nampan yang mewakili kelompok uji. Saat melakukan pengamatan warna diusahakan tepat di bawah sinar cahaya matahari atau cahaya ruangan yang terang. Panelis harus minum/berkumur dahulu dengan air putih sebelum dan sesudah melakukan uji organoleptik mengenai rasa. Data kuantitatif meliputi data tentang pengukuran rendemen nata dan pengukuran ketebalan nata. Cara pengambilan data kuantitatif sebagai berikut: a) Rendemen nata Rendemen nata dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot media dengan bobot nata setelah fermentasi. b) Ketebalan nata Ketebalan nata diukur setelah dilakukan pembersihan lendir pada permukaan nata. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dan dihitung nilai rerata dari setiap perlakuan.
% Rendemen =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑛𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
x 100%
Sumber: (Andra, 2015) E. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan software SPSS 17.0 for windows dengan menggunakan analisis varians (ANNOVA). Data yang diperoleh dari kuesioner panelis dianalisis secara deskriptif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam mata pelajaran Biologi kelas XII semester II pada materi Bioteknologi sub bab materi Bioteknologi Konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Nata de cassava merupakan bahan pangan hasil fermentasi limbah cair industri pengolahan tepung tapioka dengan bantuan bakteri A. xylinum. Pada penelitian ini, pembuatan nata menggunakan bahan limbah cair industri pengolahan tepung tapioka dari Dusun Nangsri, Pundong, Bantul. Dalam melihat produk nata yang dihasilkan maka diperlukan data dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. A. Data Kuantitatif 1. Ketebalan nata Ketebalan nata adalah tingginya lapisan selulosa yang mampu dihasilkan oleh bakteri A. xylinum. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil rerata pengukuran terhadap ketebalan nata dari
Ketebalan nata (mm)
limbah cair industri pengolahan tepung tapioka sebagai berikut: 10 8
7,34
8,42
8,31
M3
KO
5,07
6 4 2 0 M1
M2
Perlakuan
Gambar 4.1 Rerata ketebalan nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut diketahui terdapat perbedaan ketebalan nata antar perlakuan yang digunakan. Pada konsentrasi 10% (M1) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 7,34 mm; konsentrasi 15% (M2) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 5,07 mm; konsentrasi 20% (M3) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 8,42 mm; dan pada perlakuan kontrol (KO) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 8,31 mm. Konsentrasi molase 10% dan 15% mempunyai nilai rerata ketebalan nata yang lebih kecil dibandingkan rerata pada perlakuan kontrol sedangkan pada konsentrasi molase terbesar yaitu 20% mempunyai nilai rerata ketebalan nata lebih besar dibandingkan kontrol. Perlakuan konsentrasi molase 20% mempunyai nilai ketebalan nata 8,42 mm, sedangkan kontrol mempunyai nilai ketebalan nata 8,31 mm. Selisih rerata nilai ketebalan nata di antara perlakuan konsentrasi molase 20% dengan perlakuan kontrol terpaut sangat tipis yaitu 0,11 mm. Menurut Hardi et al. (2013) A. xylinum membutuhkan sukrosa sebagai sumber karbon atau penyedia energi untuk tumbuh dan berkembangbiak. Sukrosa dibutuhkan dalam konsentrasi yang tepat untuk mendukung aktivitas bakteri tersebut. Berdasarkan gambar 4.1 maka perlakuan dengan konsentrasi 20% molase menghasilkan rerata nilai ketebalan nata paling tebal. Hal ini dikarenakan molase mempunyai kandungan sukrosa sekitar 30%. Kandungan sukrosa dalam molase akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa. Menurut Nainggolan (2009)
A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
xylinum menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat mempolimerisasi zat gula (glukosa) menjadi ribuan rantai selulosa. Glukosa diubah melalui reaksi heksokinase menjadi glukosa -6-fosfat. A. xylinum dapat mensintesis sebagian gula menjadi selulosa dan sisanya diubah menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH media. A. xylinum yang mampu tumbuh di dalam media akan dihasilkan jutaan lembar benang selulosa kokoh membentuk suatu jalinan seperti tekstil yang akhirnya tampak berwarna putih hingga transparan yang disebut nata. Berdasarkan proses tersebut nata merupakan hasil metabolit sekunder dari A. xylinum. Proses pembentukan selulosa oleh A. xylinum menurut Mahadi et al. (2015) terdiri dari empat tahap reaksi. Tahap pertama adalah hidrolisis sukrosa yang menghasilkan fruktosa dan glukosa oleh enzim sukrase, yaitu sejenis protein yang berperan sebagai katalis. Tahap kedua adalah reaksi pengubahan intramolekuler α-D-glukosa menjadi β-D-glukosa dengan bantuan enzim isomerase. Proses ini karena glukosa yang berperan dalam pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk β. Tahap ketiga adalah reaksi intermolekul glukosa melalui ikatan 1,4 B-glikosida. Tahap terakhir adalah pembentukan selulosa dengan unit ulangnya adalah selobiosa. Penambahan sukrosa yang banyak tidak selalu berdampak positif terhadap aktivitas A. xylinum. Menurut Iskandar et al. (2010) penambahan sukrosa terlalu banyak akan mengakibatkan penurunan pH fermentasi akibat pengubahan gula menjadi asam. Penambahan sukrosa yang terlalu banyak justru akan menyebabkan terjadinya plasmolisis (dehidrasi) di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
dalam sel – sel A. xylinum sehingga menurunkan pembentukan selulosa sedangkan ketersediaan sukrosa yang terlalu sedikit akan menghambat aktivitas dari bakteri A. xylinum. Hal ini berdasarkan gambar 4.1 yang terjadi pada perlakuan molase konsentrasi 10% dan 15%. Dengan ketersediaan sumber karbon yang sedikit menyebabkan pertumbuhan bakteri tidak maksimal karena karbon selain dipolimerisasi menjadi nata juga digunakan sebagai sumber energi dalam proses metabolisme bakteri A. xylinum. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi molase terhadap nilai ketebalan nata maka dilakukan uji Anova one way. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan ketebalan nata pada keempat perlakuan penambahan konsentrasi molase. Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat dilihat pada hasil analisis uji Anova one way (lampiran 2). Perbedaan yang tidak signifikan ini diakibatkan selain konsentrasi sukrosa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi ketebalan nata. Faktor tersebut antara lain kandungan nutrisi selain sumber karbon yaitu kemampuan A. xylinum yang berbeda dalam mensintesis selulosa, sumber nitrogen, tingkat keasaman (pH), temperatur dan udara. 2. Rendemen Nata Rendemen nata adalah berat basah nata yang diperoleh dari berat nata hasil fermentasi dibanding volume media awal dikali 100%. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
perhitungan rendemen untuk mengetahui efisiensi penggunaan substrat fermentasi. Hasil perhitungan rerata nilai rendemen nata de cassava dalam
Rendemen nata (%)
penelitian ini adalah sebagai berikut: 80 70 60 50 40 30 20 10 0
70 62,33
61,67 48,33
M1
M2
M3
KO
Perlakuan Gambar 4.2 Rerata rendemen nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil perhitungan rerata nilai rendemen nata de cassava. Nilai rerata rendemen nata yang terbesar dalam penelitian ini adalah pada perlakuan konsentrasi molase 20% yang menghasilkan nilai rerata rendemen nata sebesar 70%. Nilai rerata rendemen nata yang terkecil adalah pada perlakuan konsentrasi molase 10% yang menghasilkan nilai rerata rendemen nata sebesar 61,67 %. Pada Perlakuan konsentrasi molase 15% menghasilkan nilai rerata rendemen nata sebesar 48,33 %. Pada perlakuan kontrol menghasilkan nilai rendamen nata sebesar 62,33 %. Menurut Ernawati (2012), rendemen dipengaruhi oleh berat nata dan ketebalan nata yang dihasilkan setelah fermentasi selama 14 hari. Semakin tinggi berat dan ketebalan nata maka akan berbanding lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dengan rendemen yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan nilai rerata rendemen nata terbesar adalah pada perlakuan konsentrasi molase 20%. Apabila dibandingkan dengan hasil rerata ketebalan nata pada gambar 4.1 menunjukkan nilai rerata ketebalan nata terbesar juga pada perlakuan konsentrasi molase 20%. Nilai rerata rendemen nata terkecil berdasarkan tabel 4.2 pada konsentrasi molase 10%, apabila dibandingkan dengan hasil rerata ketebalan nata pada gambar 4.1 menunjukkan nilai rerata ketebalan terkecil juga pada perlakuan konsentrasi molase 10%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rerata rendemen nata berbanding lurus dengan rerata nilai ketebalan nata. Pertambahan berat nata dipengaruhi oleh lembaran selulosa yang terbentuk di atas media fermentasi. Selulosa terbentuk dari aktivitas A. xylinum yang dapat mengubah sebagian sukrosa seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya menjadi substansi gel pada permukaan cairan fermentasi. Berdasarkan hal tersebut maka apabila ketersediaan sukrosa kurang mencukupi bagi aktivas metabolisme A. xylinum mengakibatkan berat nata rendah, berat nata yang rendah berpengaruh terhadap rendemen nata yang rendah. Hal ini berdasarkan tabel 4.2 terjadi pada nilai rendemen nata perlakuan molase 10% dan perlakuan molase 15%. Rendemen selain dipengaruhi oleh ketersediaan sumber karbon juga dipengaruhi oleh variasi substrat, komposisi bahan, kondisi lingkungan, dan kemampuan bakteri A. xylinum dalam menghasilkan selulosa dan lama fermentasi. Hal ini diperkuat melalui penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dilakukan oleh Lempang (2006), jika nata sudah terbentuk sempurna tetapi tidak segera dilakukan pemanenan maka nata akan terurai kembali atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri lainnya sehingga rendaman nata yang diperoleh rendah. Lama fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini selama 14 hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indah dan Siti (2013) bahwa lama fermentasi hari ke-14 mengakibatkan ketebalan dan rendemen nata paling baik. Pada hari ke-7 berdasarkan pengamatan pada beberapa nampan sudah terbentuk nata tetapi ketebalannya masih rendah sehingga tidak dilakukan pemanenan dan dilanjutkan sampai hari ke-14. Hal ini sesuai dengan Pambayun (2002), lama fermentasi optimal bagi nata adalah 7-8 hari tetapi batas toleransi pemanenan dapat diberikan sampai hari ke-14. Berdasarkan hasil uji Anova one way (lampiran 2) diperoleh nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Secara statistik tidak signifikannya hasil perhitungan Anova ini menunjukkan bahwa perlakuan molase sebagai sumber karbon alternatif tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen nata de cassava. B. Data Kualitatif Data kualitatif pada penelitian ini dapat diperoleh dengan melakukan uji organoleptik. Dalam penelitian ini uji organoleptik terdapat 5 aspek yang akan dilihat berdasarkan pengujian yang dilakukan langsung oleh 20 panelis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Aspek tersebut adalah warna, tekstur, aroma, rasa dan kesukaan nata de cassava. 1. Warna Kuesioner yang digunakan untuk melihat tanggapan panelis terhadap warna nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan, rerata tanggapan panelis terhadap warna nata de cassava adalah sebagai berikut:
Ketertarikan Warna Nata
5
4,55
4 3
2,6 2,1
2,4
2 1 0 M1
M2
M3
KO
Perlakuan Nata Gambar 4.3 Rerata ketertarikan warna nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa perlakuan kontrol mempunyai nilai rerata 4,55 (menarik). Perlakuan konsentrasi molase 15% mempunyai nilai rerata 2,6 (tidak menarik). Perlakuan konsentrasi molase 20% mempunyai nilai rerata 2,4 (tidak menarik). Perlakuan konsentrasi molase 10% mempunyai nilai rerata 2,1 (tidak menarik). Hasil rerata uji organoleptik nata de cassava menunjukkan bahwa semua perlakuan yang menggunakan molase sebagai sumber karbon mendapat tanggapan panelis tidak menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Warna nata de cassava yang dihasilkan pada perlakuan dengan konsentrasi molase semuanya berwarna cokelat. Hal ini disebabkan molase yang digunakan sebagai sumber karbon alternatif mempunyai warna dasar karamel cokelat pekat sehingga saat terjadi proses sintesis sukrosa membuat selulosa yang dihasilkan juga akan berwarna cokelat. Santosa et al. (1999) menyatakan di dalam molase masih mengandung sukrosa cukup tinggi yaitu 32% tetapi juga terkandung berbagai bahan non gula yang lain seperti K2O dan residu sulfat yang dapat mempengaruhi warna nata yang dihasilkan. Pada perlakuan kontrol yang menggunakan sumber karbon gula pasir berdasarkan nilai rerata yang dihasilkan mendapat tanggapan menarik dari panelis. Nata de cassava dengan perlakuan kontrol mempunyai warna putih bersih. Warna nata putih bersih yang dihasilkan pada perlakuan kontrol disebabkan karena sukrosa yang digunakan yaitu gula pasir mempunyai warna dasar putih bersih. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa warna dasar sukrosa yang digunakan berpengaruh terhadap warna selulosa yang dihasilkan. Panelis pada umumnya sudah mengetahui bahwa nata yang biasa dijumpai dipasaran berwarna putih sehingga akan mempunyai daya tarik sendiri saat melihat nata de cassava dengan warna putih dan akan sebaliknya saat melihat nata de cassava dengan warna cokelat keruh. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Saragih (2004) bahwa ciri-ciri nata bermutu baik adalah nata yang mempunyai warna putih bersih, tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
licin dan agak mengkilap, sedangkan ciri-ciri nata yang bermutu rendah adalah mempunyai penampakan agak kusam dan berjamur. 2. Tekstur Tekstur merupakan salah satu parameter pengujian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekenyalan nata. Kuesioner beserta rentang nilai yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap tekstur nata terdapat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan, rerata nilai tanggapan panelis terhadap tekstur nata sebagai berikut: 5
Tekstur
4 3
2,6
2,45
M1
M2
2,75
3,15
2 1 0 M3
KO
Perlakuan Gambar 4.4 Rerata ketertarikan tekstur nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Berdasarkan gambar 4.4 didapatkan hasil bahwa perlakuan kontrol mendapat rerata nilai tanggapan panelis mengenai tekstur nata 3,15 (kenyal). Tiga perlakuan mempunyai nilai rerata tanggapan panelis terhadap tekstur kurang kenyal. Tekstur suatu makanan dipengaruhi oleh komposisi di dalamnya. Singkong mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 37%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Kandungan karbohidrat yang tinggi akan menghasilkan serat nata yang lebih kuat karena karbohidrat sebagai salah satu nutrisi yang dapat memacu pertumbuhan bakteri A. xylinum. Selain itu, tekstur juga sangat berkaitan dengan selulosa. Menurut Andra dan Yusuf (2015), bahwa terbentuknya nata dengan tekstur yang baik dan kenyal dipengaruhi oleh kerapatan jaringan selulosa. Serat kasar yang terbentuk merupakan hasil perombakan gula pada media fermentasi. A. xylinum mengambil glukosa kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel. Prekursor ini keluar bersama enzim yang mempolimerasi glukosa menjadi selulosa di luar sel. Jadi adanya penambahan sukrosa akan meningkatkan serat yang terbentuk sehingga tekstur yang terbentuk akan semakin kenyal. Ernawati (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tekstur nata dipengaruhi oleh kadar air yang terdapat di dalam media yang digunakan. Molase mengandung air sebanyak 20%, air dalam kandungan molase ini yang menyebabkan selulosa yang terbentuk tidak mempunyai kerapatan jaringan yang bagus. Air yang terkandung dalam molase tidak akan digunakan oleh A. xylinum untuk proses metabolisme menjadi selulosa, justru akan membuat serat pada nata yang dihasilkan menjadi longgar dan membuat air terperangkap di dalam nata. Terperangkapnya air di dalam nata ini yang juga membuat kekenyalan nata menurun. Indah (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin lama fermentasi akan membuat tekstur nata semakin lembek karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
lapisan nata yang terbentuk semakin tebal. Hal tersebut sesuai dengan hasil ketebalan nata yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa konsentrasi molase 20% mempunyai rerata ketebalan nata paling tinggi tetapi saat uji organoleptik tentang aspek tekstur mendapatkan penilaian kurang kenyal oleh panelis. 3. Aroma Aroma merupakan salah satu parameter yang menentukan ketertarikan atau tidak dari produk makanan tertentu. Kuesioner dan penilaian yang digunakan untuk melihat ketertarikan panelis mengenai aroma nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan maka didapatkan rerata nilai tentang ketertarikan panelis terhadap aroma nata sebagai berikut:
Ketertarikan Aroma
5 3,75
4 3 2,15
2,35 1,75
2 1 0 M1
M2
M3
KO
Perlakuan Gambar 4.5 Rerata ketertarikan aroma nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa kontrol mendapatkan rerata nilai ketertarikan panelis terhadap nata de cassava 3,75 (kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
menarik). Perlakuan konsentrasi molase 10% dan 15% mendapatkan rerata nilai ketertarikan panelis terhadap aroma 2,15 dan 2,35 (tidak menarik). Perlakuan konsentrasi molase 20% mendapatkan nilai rerata ketertarikan aroma sebesar 1,75 (sangat tidak menarik). Menurut Ernawati (2012) salah satu yang mempengaruhi mutu suatu produk adalah aroma yang ditimbulkan oleh produk pangan tersebut, karena aroma dapat merangsang sensasi sehingga timbul keinginan untuk mengkonsumsi produk pangan tersebut. Indah dan Siti (2013) menyatakan aroma nata yang baik adalah yang tidak berbau asam. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menghilangkan bau asam adalah dengan mencuci bersih lembaran nata setelah dipanen dan merendam dengan air bersih tanpa tambahan bahan apapun selama 3 hari. Setiap hari dilakukan pergantian air bersih. Setelah 3 hari nata direbus air mendidih selama 15 menit dengan tidak menambahkan bahan apapun. Setelah direbus maka nata siap untuk dilakukan uji organoleptik dengan aroma asli nata yang dihasilkan tanpa penambahan aroma seperti layaknya nata yang dijual di pasaran. Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa perlakuan kontrol mendapat rerata nilai ketertarikan aroma paling baik yaitu 3,75 (kurang menarik). Tanggapan kurang menarik dari panelis terkait dengan aroma asam yang ditimbulkan oleh nata tersebut. Aroma asam ini karena nata mengandung asam asetat. Mahadi et al. (2015) menyatakan bahwa asam asetat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
merupakan hasil metabolit primer dari oksidasi alkohol A. xylinum pada proses fermentasi nata. A. xylinum dapat mensintesis sebagian gula menjadi selulosa dan sisanya diubah menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH media. Semakin tinggi kandungan sukrosa dalam gula media maka akan menghasilkan asam asetat yang tinggi juga. Hal ini menurut gambar 4.5 terjadi pada konsentrasi molase 20% yang mendapatkan nilai rerata tanggapan panelis masuk dalam kategori sangat tidak menarik. Aroma sumber karbon yang digunakan juga mempengaruhi aroma nata yang dihasilkan. Molase mempunyai aroma dasar berbau seperti karamel gosong sedangkan gula pasir cenderung tidak berbau. Hal ini mengakibatkan nilai rerata panelis terhadap nata dengan perlakuan molase cenderung lebih rendah daripada nata dengan perlakuan kontrol. Aroma dasar molase tidak dapat hilang walaupun sudah melalui proses perendaman selama 3 hari dan perebusan selama 15 menit sehingga perlu ada usaha lanjutan dalam rangka menghilangkan bau tersebut. 4. Rasa Rasa merupakan salah satu faktor penting sebagai pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk makanan. Kuesioner yang digunakan untuk melihat tanggapan panelis terhadap rasa nata de cassava terdapat pada lampiran 3. Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan, didapatkan rerata nilai tanggapan panelis terhadap rasa nata de cassava sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
5 4
Rasa Nata
4 3
2,65 2,15 1,7
2 1 0 M1
M2
M3
M4
Perlakuan
Gambar 4.6 Rerata nilai tanggapan panelis terhadap rasa nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Berdasarkan gambar 4.6 kontrol mendapatkan rerata nilai
tanggapan panelis mengenai rasa nata de cassava 4 (enak). Perlakuan konsentrasi molase 10% dan 15% mendapatkan rerata nilai tanggapan panelis 2,15 dan 2,65 yang termasuk kategori tidak enak. Perlakuan konsentrasi molase 20% mendapatkan rerata nilai tanggapan panelis paling rendah yaitu 1,7 (sangat tidak enak). Rasa yang normal untuk nata adalah normal atau hambar setelah dilakukan proses perebusan. Pada penelitian ini nata yang dilakukan uji organoleptik merupakan nata yang belum ditambahkan perasa tambahan setelah maupun saat proses perebusan seperti nata yang dijual di pasaran. Rerata nilai tanggapan panelis yang paling tinggi adalah pada kontrol yaitu masuk dalam kategori enak. Hal ini karena pada kontrol gula yang digunakan merupakan gula pasir yang tidak mempunyai rasa lain selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
manis sehingga tidak mempengaruhi rasa lembaran selulosa yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri A. xylinum. Rasa juga berhubungan dengan keasaman pada nata yang dihasilkan. Semakin banyak asam asetat yang terbentuk membuat rasa nata cenderung asam sehingga membuat konsumen tidak tertarik terhadap rasa tersebut. Hal ini menurut gambar 4.6 terjadi pada konsentrasi molase terbanyak yaitu 20% dengan nilai rerata rasa nata terendah yang masuk dalam kategori sangat tidak enak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin tinggi kandungan sukrosa maka akan membuat nata semakin asam. Winarno (2002) menyatakan bahwa senyawa kimia mempengaruhi rasa yang dihasilkan. Molase mengandung berbagai senyawa non gula yang membuat selulosa hasil proses fermentasi mempunyai rasa tidak enak. Penilaian panelis terhadap rasa nata de cassava juga dipengaruhi oleh kepekaan pada indera pengecap. Pada manusia terdapat 3 papila yang berfungsi dalam pengecapan yaitu papila sirkumvalata, filiformis dan fungiformis. Sensitivitas ketiga papila tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan orang merokok, minum kopi dan usia. Menurut Melina (2016) saat orang mempunyai kebiasaan merokok maka nikotin yang terhisap akan menutupi taste buds sehingga menghalangi interaksi zat-zat makanan dengan reseptor pengecap. Saat usia seseorang sudah tua maka akan mengalami kemunduran kemampuan dalam pengecapan sehingga dalam penelitian ini digunakan rentang usia yang masih mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
kemampuan indera pengecap yang baik yaitu rentan 20-22 tahun. Daftar tabel panelis berdasarkan usia, kebiasaan merokok atau minum kopi terdapat dalam lampiran 4. 5. Kesukaan Kesukaan merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih suatu produk tertentu. Rentang nilai dalam kuesioner yang digunakan untuk melihat tanggapan panelis mengenai kesukaan nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut ini merupakan rerata nilai tanggapan panelis mengenai kesukaan
Kesukaan
terhadap nata de cassava berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
6,45
4 3,2
M1
2,95
M2
M3
KO
Perlakuan
Gambar 4.6 Rerata nilai kesukaan panelis terhadap nata de cassava. Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3 = Konsentrasi 20%
Berdasarkan gambar 4.6 kontrol mendapatkan nilai rerata kesukaan dari panelis 6,45 (agak suka). Perlakuan konsentrasi molase 15% mendapatkan nilai rerata kesukaan dari panelis 4 (agak tidak suka). Perlakuan konsentrasi molase 10% mendapatkan nilai rerata kesukaan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
panelis 3,2 (tidak suka). Konsentrasi 20% mendapatkan rerata nilai kesukaan dari panelis 2,95 (sangat tidak suka). Panelis menentukan kesukaan setelah terlebih dahulu melakukan uji organoleptik mengenai aroma, warna, tekstur dan rasa pada nata de cassava. Selulosa yang terbentuk dengan sumber karbon menggunakan gula pasir mempunyai kualitas yang baik dari segi rasa, warna, tekstur dan aroma sehingga dapat diterima oleh panelis. Semua perlakuan yang menggunakan molase sebagai sumber karbon mendapat nilai rerata kesukaan yang rendah. Perlakuan dengan konsentrasi molase terbesar yaitu 20% mendapatkan rerata nilai kesukaan dari panelis paling rendah hanya 2,95 (sangat tidak suka). Berdasarkan gambar 4.1 ketebalan nata yang dihasilkan paling baik adalah pada konsentrasi molase 20% tetapi justru berbanding terbalik dengan rerata nilai tanggapan kesukaan panelis. Kandungan kimia non gula yang masih banyak dalam molase mempengaruhi hasil selulosa yang terbentuk dari aktivitas bakteri A. xylinum kurang optimal dari segi uji organoleptik. C. Rancangan Penerapan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Rancangan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran akan digunakan untuk mengadakan praktikum pada Materi Bioteknologi subbab Bioteknologi
Konvensional
Kelas XII. Rancangan pembelajaran
merupakan pengembangan dari Kompetensi Dasar :
ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. 4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsipprinsip
bioteknologi
konvensional
untuk
menghasilkan
produk
dan
mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan. Alokasi jumlah jam pertemuan materi bioteknologi di dalam silabus ada 15 jam pertemuan dalam waktu 3 minggu. Apabila dihitung setiap minggu maka akan ada 5 jam pertemuan dibagi menjadi 3 dan 2 jam pertemuan. Penerapan hasil penelitian ini menggunakan waktu 3 jam pertemuan. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada materi bioteknologi: 1. Pertemuan Pertama (2 JP) -
Konsep dasar secara umum mengenai Bioteknologi
2. Pertemuan Kedua (3JP) -
Bioteknologi Konvensional
3. Pertemuan Ketiga (2JP) -
Merancang praktikum bioteknologi konvensional : Nata de cassava.
4. Pertemuan Keempat (3JP) -
Praktikum pembuatan nata de cassava
5. Pertemuan Kelima (2JP) -
Pemanenan dan uji organoleptik nata de cassava.
6. Pertemuan Keenam (3JP) -
Konsep Bioteknologi modern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan molase berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ketebalan dan rendemen nata de cassava tetapi dapat dijadikan sebagai sumber karbon alternatif dalam pembuatan nata de cassava. 2. Semakin tinggi konsentrasi molase yang diberikan mengakibatkan warna nata de cassava menjadi semakin cokelat dan aroma semakin berbau seperti gula karamel yang hangus. 3. Konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi adalah konsentrasi molase 20%. 4. Penggunaan molase menghasilkan nata de cassava yang mendapatkan tanggapan panelis kurang baik dibandingkan dengan kontrol. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa saran penulis untuk penelitian yang relevan selanjutnya sebagai berikut : 1. Perlu ditambahkan perasa tambahan, misalnya daun pandan untuk menghilangkan aroma khas dari molase pada nata yang dihasilkan.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
2. Perlu dilakukan penelitan penggunaan buah-buahan sebagai pengganti penggunaan asam asetat untuk menurunkan pH dalam pembuatan nata de cassava. 3. Penggunaan molase sebagai sumber karbon alternatif dalam pembuatan nata de cassava berdasarkan uji statistika pada ketebalan dan rendemen nata lebih baik menggunakan konsentrasi molase 10% sehingga lebih ekonomis jika akan dikembangkan secara industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Andra,T., Yusuf, 2015, Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Urea Terhadap Karateristik Nata De Soya Asam Jeruk Nipis, Jurnal Bioproses, Vol 3:1, 2-9. Anggrahini Sri. 2009. Pengaruh Lama Pengecambahan Terhadap Kandungan aTokoferol dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus), https://patpijogja.wordpress.com/2009/08/27/pengaruh-lamapengecambahan-terhadap-kandungan-a-tokoferol-dan-senyawa-proksimatkecambah-kacang-hijau-phaseolus-radiatus-l-oleh-sri-anggrahini-stafpengajar-fakultas-teknologi-pertanian-ugm/, diakses tanggal 10 Januari 2017. Astawan, M., 2005, Kacang Hijau, Antioksidan yang Membantu Kesuburan Pria, http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kacanghijau.php, diakses pada 10 Januari 2017. Badan Litbang, 2011, Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava, Agroinovasi No.3406/XLI, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta. Badan
Pusat Statistik, Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi (ton), https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/880, diakses tanggal 20 September 2016.
Badan
Standarisasi Nasional, Syarat Mutu Nata, sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/4763 ,diakses 20 September 2016.
Ernawati, 2012, Pengaruh Sumber Nitrogen Terhadap Karateristik Nata de Milko, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hardi, Dewi, Abdullah, 2013, Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat dan Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Nata de Corn, Jurnal Bioproses, Vol 19, Hasbullah, 2000, Jenis Umbi-umbian, Jakarta: Gramedia. Indah, Siti, 2013, Mutu Fisik dan Sifat Organoleptik Nata de Cassava Berdasarkan Lama Fermentasi, Jurnal Pangan dan Gizi, Vol 04:07, 2-6.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Irdawati, Fifendy, Eldini, 2013, Pengaruh Pemanfaatan Molase Terhadap Jumlah Mikrobia dan Ketebalan Nata Pada Teh Kombucha, Jurnal, 67-71. Iskandar,Zaki, Mulyati, Fathanah, Sari, 2010, Pembuatan Film Selulosa dari Nata de Pina, Jurnal Rekayasa Lingkungan dan Kimia, Vol 7:3, 106-111. Lempang, M., 2006, Rendemen Dan Kandungan Nutrisi Nata Pinata Yang Diolah Dari Nira Aren, Jurnal Teknologi Pangan, Vol 24:2, 3-6. Mahadi, Nurlinda, Darmawati, 2015, Efektifitas Penambhan Gula Terhadap Kualitas Nata de Cassava Dari Limbah Cair Tapioka Sebagai Pengembangan Modul Pada Konsep Bioteknologi Konvensional Kelas XII SMA, Jurnal.. Margaretha, Y.M., 2015, Pengaruh Kadar Gula Terhadap Pembuatan Nata de Yam, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Melina, M.M., 2016, Pengaruh Penggunaan Jus Kecambah Kacang Hijau Sebagai Sumber Nitrogen Alternatif Terhadap Karateristik Nata de Besusu, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Nainggolan, J., 2009, Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp Dalam KombuchaRosela Merah (Hibiscus sabdariffa) Pada Kadar Gula Dan Lama Fermentasi Yang Berbeda, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan. Naufalin, Wibowo, 2004, Pemanfaatan Hasil Samping Pengolahan Tepung Tapioka Untuk Pembuatan Nata de Cassava: Kajian Penambahan Sukrosa dan Ekstrak Kecambah, Jurnal Teknologi Pangan, Vol XV:2. Nainggolan, J., 2009, Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp Dalam KombuchaRosela Merah pada Kadar Gula dan Lama Fermentasi Yang Berbeda, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pambayun, R., 2002, Teknologi Pengolahan Nata de Coco, Yogyakarta: Kanisius.Salim, E., 2012, Sukses Bisnis Nata de Cassava Skala Rumah Tangga, Yogyakarta: Lily Publisher. Pascual, Sabularse, Castillo, Serrano, 2016, Efficacy of Nata de Coco-carboxymethyl Cellulose-Based Composite Coating on The Storage Quality of Calamundin [Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands] Fruits, International Food Journal, 25(5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Prayitno, H.T., 2008, Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka dengan Teknologi Membran Sebagai Upaya Pemanfaatan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Purwono dan R. Hartono, 2005, Kacang Hijau, Jakarta: Penebar Swadaya. Puspitasari, R., 2008, Kualitas Molase Sebagai Bahan Baku Produksi Alkohol Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rahman, A., 1992, Teknologi Fermentasi Industri II, Jakarta : Penerbit Arcan. Santosa, Toharisman, dan Aris, 1999, Mutu Bahan Baku Dan Preparasi Medium Fermentasi Pelatihan Teknologi Alkohol, Jurnal, 95-98. Saragih, 2004, Membuat Nata de Coco, Jakarta: Puspa Swara. Simanjuntak, 2009, Studi Pembuatan Etanol dari Limbah Gula (Molase), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15011/1/09E01152.pdf, diakses pada 5 November 2016. Sumiyati, 2009, Kualitas Nata de Cassava Limbah Cair Tapioka Dengan Penambahan Gula Pasir dan Lama Fermentasi yang Berbeda, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Tjandra, E.Y., 2001, Pengaruh Proporsi Molase dan Air Kelapa Sebagai Media Terhadap Sifat Fisik-Kimia dan Organoleptik Nata de Coco, Tesis, Widya Mandala Catholic University, Surabaya. Triyono, Rahman, Andriana, 2010, Pengaruh Proporsi Penambahan Air Pengekstraksi dan Jumlah Bahan Penstabil terhadap Karateristik Susu Kacang Hijau, Jurnal Pangan dan Gizi, ISSN 1693-4393. Wardah, Rini, Devy, 2014, Aspek Mutu Produk Nata de Coco Dengan Penambahan Sari Buah Mangga, Jurnal Pangan, Vol 11:2, 4. Widayatno, Sriyani, 2008, Pengolahan Limbah Cair Industri Tapioka Dengan Menggunakan Metode Elektroflokulasi, Jurnal Teknologi Pangan, ISBN : 978-979-3980-15-7, 84-88. Winarno, F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Lampiran 1 FOTO CARA KERJA PEMBUATAN NATA DE CASSAVA
A
B
1. Gambar A dan B pada saat membersihkan kecambah dengan air mengalir untuk menghilangkan kulit ari dan kotoran .
A
B
2. Proses pemblenderan kecambah (A) dan penyaringan sari kecambah menggunakan kain saring (B)
3. Proses pengenceran molase dengan menggunakan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4. Proses penyaringan limbah cair tepung tapioka dengan menggunakan kain saring untuk menghilangkan kotorannya.
A
B
5. Proses penambahan molase pada saat perebusan limbah cair tepung tapioka (A) dan proses penuangan media ke dalam nampan (B)
A
B
6. Proses penyimpanan nata (A) dan pengukuran ketebalan nata yang dihasilkan (B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
A
B
7. Proses Penimbangan berat nata (A) dan perendaman nata dengan menggunakan air (B)
A
B
8. Proses perebusan nata yang telah dipotong-potong bentuk dadu (A) dan uji organoleptik yang dilakukan panelis mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2014 (B).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Lampiran 2 A. Penghitungan SPSS Ketebalan Nata de cassava
Descriptives
95% Confidence Interval for Mean
Std. N
Mean
Deviation
Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Nata A
3
7.300
.6083
.3512
5.789
8.811
6.9
8.0
Nata B
3
5.033
.4163
.2404
3.999
6.068
4.7
5.5
Nata C
3
8.367
.2517
.1453
7.742
8.992
8.1
8.6
Nata D
2
8.500
4.3841
3.1000
-30.889
47.889
5.4
11.6
11
7.191
2.0496
.6180
5.814
8.568
4.7
11.6
Total
Test of Homogeneity of Variances Ketebalan Nata Levene Statistic 170.652
df1
df2 3
Sig. 7
.000
ANOVA Ketebalan Nata Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
21.576
3
7.192
Within Groups
20.433
7
2.919
Total
42.009
10
F 2.464
Sig. .147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Post Hoc Multiple Comparisons Ketebalan Nata LSD (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perlakua Perlakua Mean Difference n
n
Nata A
Nata B
2.2667
1.3950
.148
-1.032
5.565
Nata C
-1.0667
1.3950
.469
-4.365
2.232
Nata D
-1.2000
1.5597
.467
-4.888
2.488
Nata A
-2.2667
1.3950
.148
-5.565
1.032
Nata C
-3.3333*
1.3950
.048
-6.632
-.035
Nata D
-3.4667
1.5597
.062
-7.155
.221
Nata A
1.0667
1.3950
.469
-2.232
4.365
Nata B
3.3333*
1.3950
.048
.035
6.632
Nata D
-.1333
1.5597
.934
-3.821
3.555
Nata A
1.2000
1.5597
.467
-2.488
4.888
Nata B
3.4667
1.5597
.062
-.221
7.155
Nata C
.1333
1.5597
.934
-3.555
3.821
Nata B
Nata C
Nata D
(I-J)
Std. Error
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
B. Penghitungan SPSS Rendemen Nata de cassava Descriptives Rendemen Nata 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
Nata A
3
61.667
14.4338
8.3333
25.811
97.522
45.0
70.0
Nata B
3
48.333
7.6376
4.4096
29.360
67.306
40.0
55.0
Nata C
3
70.000
.0000
.0000
70.000
70.000
70.0
70.0
Nata D
3
62.333
31.0859
17.9475
-14.888
139.555
30.0
92.0
12
60.583
17.0425
4.9197
49.755
71.412
30.0
92.0
Total
Test of Homogeneity of Variances Rendemen Nata Levene Statistic 3.332
df1
df2 3
Sig. 8
.077
ANOVA Rendemen Nata Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
728.917
3
242.972
Within Groups
2466.000
8
308.250
Total
3194.917
11
F
Sig. .788
.534
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Post hoc Multiple Comparisons Rendemen Nata LSD (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perlakua Perlakua Mean Difference n
n
Nata A
Nata B
13.3333
14.3353
.380
-19.724
46.391
Nata C
-8.3333
14.3353
.577
-41.391
24.724
Nata D
-.6667
14.3353
.964
-33.724
32.391
Nata A
-13.3333
14.3353
.380
-46.391
19.724
Nata C
-21.6667
14.3353
.169
-54.724
11.391
Nata D
-14.0000
14.3353
.357
-47.057
19.057
Nata A
8.3333
14.3353
.577
-24.724
41.391
Nata B
21.6667
14.3353
.169
-11.391
54.724
Nata D
7.6667
14.3353
.607
-25.391
40.724
Nata A
.6667
14.3353
.964
-32.391
33.724
Nata B
14.0000
14.3353
.357
-19.057
47.057
Nata C
-7.6667
14.3353
.607
-40.724
25.391
Nata B
Nata C
Nata D
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Lampiran 3 KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK NATA Nama :
Jenis Kelamin:
Umur :
Merokok/Minum Kopi:
Petunjuk Pengisian Saudara diminta untuk memberikan penilaian dengan mencoba langsung mengenai rasa, tekstur (kekenyalan), warna , aroma terhadap 4 sampel nata. Nilai yang diberikan diantara 1-5. Pengisian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan yang mewakili penilaian anda. Langkah uji organoleptik : 1. Ambilah nata secara acak pada setiap nampan yang mewakili kelompok uji dalam penelitian ini. 2. Saat melakukan pengamatan warna diusahakan tepat di bawah sinar cahaya matahari atau cahaya ruangan yang terang. 3. Panelis harus minum/berkumur dahulu dengan air putih sebelum dan setelah pengujian organoleptik mengenai rasa. Kode 1 = Sangat 2 =Tidak tidak menarik menarik
Warna 3= Kurang menarik
4=Menarik
5= Sangat menarik
4= Sangat Kenyal
5= Keras
4=Menarik
5= Sangat menarik
P1 P2 P3 G 1 = Tidak kenyal
2= Kurang Kenyal
Tekstur 3= Kenyal
P1 P2 P3 G 1= Sangat 2= Tidak tidak menarik menarik
Aroma 3= Kurang menarik
P1 P2 P3 G Rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
1= Sangat tidak enak
2= Tidak Enak
3= Kurang Enak
4 = Enak
5= Sangat Enak
P1 P2 P3 G
Kesukaan Perlakuan 1 =Amat sangat tidak suka P1 P2 P3 G
2 3 =Sangat =Tidak tidak suka suka
Penilaian 4 5 6 = Agak =Netral =Agak tidak suka suka
7 =suka
8 9 =Sangat =Amat suka sangat suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Lampiran 4 Tabel Panelis Uji Organoleptik Nata de cassava
No
Inisial Nama
Jenis Kelamin
Usia
Merokok/Minum Kopi
1 AK
L
22 Merokok
2 VJ
L
22 Merokok & minum kopi
3 KY
L
21 Minum kopi
4 FS
L
23 Tidak merokok & tidak minum kopi
5 DN
L
22 Merokok & minum kopi
6 TH
L
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
7 AS
L
19 Merokok dan minum kopi
8 MS
L
20 Merokok
9 AD
L
21 Tidak merokok & tidak minum kopi
10 BY
L
22 Merokok & minum kopi
11 AK
P
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
12 HM
P
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
13 BY
P
21 Tidak merokok & tidak minum kopi
14 KK
P
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
15 MV
P
20 Minum kopi
16 KP
P
21 Tidak merokok & tidak minum kopi
17 PT
P
22 Tidak merokok & tidak minum kopi
18 RT
P
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
19 ER
P
22 Tidak merokok & tidak minum kopi
20 FY
P
20 Tidak merokok & tidak minum kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran 5 SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan
: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kelas
:XII MIA
Total JP
:15 JP
Kompetensi Inti
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
10. Bioteknologi 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
Bioteknologi Mengamati • Konsep dasar • Mengkaji gambar-gambar Bioteknologi produk bioteknologi dari literatur • Jenis Bioteknologi Menanya • Bagaimana produk tersebut dapat dihasilkan ? • Bioteknologi Konvensional • Apa itu bioteknologi ? • Apakah perbedaan • Produk bioteknologi konvensional Bioteknologi dan bioteknologi modern ? Konvensional Mengumpulkan Data • Bioteknologi • Mengidentifikasi produk modern bioteknologi yang beredar di masyarakat berdasarkan prinsip perbedaan • Produk bioteknologi konvensional Bioteknologi dan bioteknologi modern. modern • Melaksanakan praktikum
3 minggu • Tugas Membuat x 5 JP peta konsep tentang bioteknologi • Observasi Observasi guru Fortofolio Laporan praktikum pembuatan nata de cassava Tes Pemahaman prinsip bioteknologi dalam
Buku paket siswa kelas XII Artiket dari media online maupun media cetak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
berkerjasama, cinta damai, • berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun diluar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar 3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. 4.10
Merencanakan
dan
Dampak pemanfaatan bioteknologi bagi masyarakat
•
•
pembuatan nata de cassava berbagai di Melakukan uji organoleptik produk dan mengukur ketebalan dari masyarakat nata yang dihasilkan
Mengasosiasi • Membuat kesimpulan tentang prinsip bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern • Menyusun laporan hasil praktikum pembuatan nata de cassava • Membuat kesimpulan hasil diskusi tentang dampak penggunaan prinsip bioteknologi di masyarakat Mengkomunikasikan • Mempresentasikan hasil diskusi berdasarkan praktikum pembuatan nata de cassava • Memaparkan hasil diskusi tentang dampak penggunaan prinsip bioteknologi di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
melakukan percobaan dalam penerapan prinsipprinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
:SMA
Mata Pelajaran
:Biologi
Kelas/Semester
:XII/2
Materi
:Bioteknologi
Sub Materi
:Bioteknologi Konvensional
Alokasi waktu
:3 minggu x 3JP (1 JP x 45 menit)
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. A. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
KD 1.2 Menyadari dan mengagumi 1.2.1 Menunjukkan rasa syukur pola pikir ilmiah dalam kemampuan kepada Tuahan atas kemampuan mengamati bioproses
berpikir ilmiah dalam kemampuan pengamatan bioproses
KD 1.3 Peka dan peduli terhadap 1.3.1 Memperhatikan permasalahan permasalahan
lingkungan
menjaga
dan
lingkungan
sebagai
hidup, yang terjadi di lingkungan sekitar,
menyayangi menjaga dan menyayangi manifestasi lingkungan sebagai manifestasi
pengamalan ajaran agama yang pengamalan ajaran agama yang dianutnya
dianutnya.
KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, 2.1.1 Menunjukkan perilaku teliti tekun, jujur terhadap data dan fakta, saat melakukan eksperimen disiplin, tanggung jawab, dan peduli 2.1.2 Menunjukkan perilaku dalam observasi dan eksperimen, tanggung jawab atas hasil berani
dan
mengajukan
santun pertanyaan
dalam eksperimen yang dilakukan dan 2.1.3 Menunjukkan perilaku
berargumentasi, peduli lingkungan, kerjasama satu kelompok saat gotong royong, berkerjasama, cinta berdiskusi. damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium maupun diluar kelas/laboratorium KD 2.2 Peduli terhadap keselamatan 2.2.1 Menunjukkan perilaku diri
dan
lingkungan
dengan tanggungjawab sesuai pedoman
menerapkan keselamatan kerja saat kerja saat melakukan eksperimen. melakukan
kegiatan
pengamatan
dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar KD
3.10
Memahami
tentang 3.10.1 Menjelaskan prinsip
prinsip-prinsip bioteknologi yang bioteknologi menerapkan
bioproses
dalam 3.10.2 Menjelaskan perbedaan
menghasilkan produk baru untuk bioteknologi konvensional dengan meningkatkan manusia
kesejahteraan bioteknologi modern
dalam
berbagai
kehidupan.
aspek 3.10.3 Mengidentifikasi produk – produk yang ada di masyarakat berdasarkan prinsip perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern 3.10.4 Menjelaskan dampak positif dan negatif pemanfaatan prinsip bioteknologi bagi masyarakat dan lingkungan.
KD
4.10
Merencanakan
melakukan
percobaan
penerapan
dan 4.10.1 Merancang langkah kerja dalam pembuatan produk bioteknologi
prinsip-prinsip konvensional berupa nata de
bioteknologi konvensional untuk cassava. menghasilkan
produk
mengevaluasi
produk
dihasilkan
serta
prosedur
dan 4.10.2 Membuat produk yang bioteknologi konvensional berupa yang nata de cassava.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
dilaksanakan
4.10.3 Menyajikan hasil praktikum dalam bentuk laporan portofolio.
C. Tujuan Pembelajaran 1.2.1.1 Siswa mampu menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas kemampuan berpikir ilmiah dalam kemampuan pengamatan bioproses melalui kegiatan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 1.3.1.1 Siswa mampu memperhatikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya melalui kegiatan refleksi akhir pelajaran. 2.1.1.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku teliti saat melakukan eksperimen melalui penjelasan dari guru. 2.1.2.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku tanggung jawab atas hasil eksperimen yang dilakukan melalui kegiatan praktikum. 2.1.3.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku kerjasama satu kelompok melalui kegiatan diskusi. 3.10.1.1 Siswa mampu menjelaskan prinsip bioteknologi melalui kajian literatur. 3.10.2.1 Siswa mampu menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern beserta bioprosesnya melalui kegiatan diskusi kelompok. 3.10.3.1 Siswa mampu mengidentifikasi produk – produk yang ada di masyarakat
berdasarkan
prinsip
perbedaan
bioteknologi
konvensional dengan bioteknologi modern melalui kegiatan diskusi kelompok. 3.10.4.1 Siswa mampu menjelaskan dampak positif dan negatif pemanfaatan
prinsip
bioteknologi
bagi
masyarakat
dan
lingkungan melalui diskusi kelompok. 4.10.1.1 Siswa mampu merancang langkah kerja pembuatan produk bioteknologi berupa nata de cassava melalui diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
4.10.2.1 Siswa mampu membuat produk bioteknologi konvensional berupa nata de cassava melalui kegiatan praktikum. 4.10.3.1 Siswa mampu menyajikan hasil praktikum dalam bentuk laporan tertulis setelah melaksanakan praktikum. D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan
:Saintifik
Metode
:Studi literatur, diskusi kelompok dan Praktikum
E. Media dan Sumber Belajar Media
:LKS dan Gambar
Sumber
:Buku Paket Siswa kelas XII, Buku Pegangan Guru dan
Internet F. Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan I (3 JP X 45 menit) Tahap Kegiatan Pembelajaran
Proses Saintifik
Pembelajaran Pendahuluan
Guru
membawa
produk
(30menit)
bioteknologi tradisional berupa yoghurt dan susu yang beredar di masyarakat dan beberapa siswa
diminta
untuk
merasakannya. Guru mengajukan pertanyaan :
Apersepsi
“Apakah terdapat perbedaan diantara kedua produk tersebut ?”
Guru
menyampaikan
permasalahan: Apakah yang terjadi
dalam
proses
pembuatan yoghurt, sehingga
Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
rasanya menjadi asam ?
Guru
menayangkan
pokok
materi bioteknologi yang akan dipelajari : 1) konsep dasar bioteknologi, 2) bioteknologi
Orientasi
konvensional (fermentasi) Tahap Inti
Siswa
(75menit)
produk
dibagikan hasil
beberapa Mengamati
bioteknologi
konvensional yang biasanya beredar di masyarakat
Siswa diminta bertanya tentang bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan
produk Menanya
tersebut .
Siswa melakukan kegiatan identifikasi
pada
produk
mengumpulkan data
yang dibagikan.
Siswa
diminta
proses
terbentuknya
tersebut bioteknologi fermentasi.
Mencoba/
mengaitkan
dengan
produk materi tentang
Menalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Mengkomunikasikan Siswa
melakukan
untuk
diskusi
membahas
hasil
presentasi tiap kelompok Siswa membuat kesimpulan 1. Penutup(30menit) Rangkuman
1. Siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari.
Evaluasi
2. Diajukan beberapa pertanyaan terkait prinsip dasar bioteknologi
Refleksi
3. Siswa membuat refleksi. 4. Menugaskan siswa untuk mencari artikel tentang
Tindak lanjut
nata.
2. Pertemuan II (2 JP X 45 menit) Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Proses Saintifik
Pembelajaran Pendahuluan
Guru
(15menit)
tentang
mengingatkan tugas
siswa
membawa
artikel tentang nata pada pertemuan sebelumnya. Guru mengajukan pertanyaan : “Apakah bahan dasar yang
Apersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
digunakan dalam pembuatan nata pada artikel yang kalian cari
dan
bagaimana
cara
pembuatannya ?
Guru
membawa
bioteknologi berupa
produk
konvensional
minuman
berasa Motivasi
dengan bahan dasar nata. Guru
menanyakan
kepada
siswa : “apakah terdapat nata dalam minuman tersebut dan apakah ciri-ciri nata yang terdapat di dalam minuman berasa tersebut ?”
Guru menayangkan pokok materi dalam pembelajaran ini yaitu membuat rancangan Orientasi dalam pembuatan nata. Tahap Inti
Siswa melihat video proses
(60menit)
pembuatan nata de cassava
Mengamati
dan membaca LKS dengan cermat.
Siswa
diminta
tentang
fungsi
masing
langkah
bertanya masing- Menanya dalam
pembuatan nata tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Siswa membuat rancangan
Mencoba/
berupa cara kerja nata de
mengumpulkan data
cassava
dengan
karbon
alternatif
sumber dari
molase.
Siswa diminta mengaitkan cara kerja dalam pembuatan
Menalar
nata dengan artikel yang sudah dibawa sebelumnya.
Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya Mengkomunikasikan mengenai rancangan cara kerja dalam pembuatan nata de cassava Siswa untuk
melakukan
diskusi
membahas
hasil
presentasi tiap kelompok Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan oleh guru Penutup(15menit) Rangkuman
1. Siswa membuat rangkuman pelajaran yang telah disampaikan
Evaluasi
secara lesan 2. Diajukan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
pertanyaan dalam bentuk lesan terkait urutan proses pembuatan nata de Refleksi
cassava. 3. Siswa membuat refleksi bersama.
Tindak lanjut
4. Menugaskan siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan membuat nata pada pertemuan berikutnya.
3. Pertemuan III (3 JP X 45 menit) Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Proses Saintifik
Pembelajaran Pendahuluan
Guru
menanyakan
kepada
(30menit)
siswa apakah telah membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum Apersepsi pembuatan nata de cassava. Guru
menanyakan
kepada
siswa : Apakah fungsi dari alat dan bahan tersebut ?
Guru membawa produk nata de cassava dan nata de coco Guru
menanyakan
kepada Motivasi
siswa : “apakah perbedaan nata de cassava dengan nata de coco dan apakah
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
menyebabkan
perbedaan
tersebut ?
Guru
mengarahkan
siswa
untuk menyiapkan alat dan bahan di atas meja praktikum sesuai
kelompok
memakai
jas
Orientasi
dan
laboratorium
sebelum praktikum dimulai Tahap Inti
Siswa melihat video proses
(75menit)
pembuatan nata de cassava
Mengamati
dan membaca LKS dengan cermat.
Siswa tentang
diminta
bertanya
langkah-langkah Menanya
pembuatan nata de cassava yang belum jelas
Siswa membuat nata de cassava
dengan
karbon
alternatif
sumber dari
Mencoba/ mengumpulkan data
molase.
Siswa diminta mengaitkan langkah-langkah
dalam
pembuatan nata de cassava Menalar dengan materi tentang proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
terbentuknya nata.
Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya mengenai proses pembuatan nata yang telah dilakukan beserta kendalanya di depan kelas. Siswa untuk
melakukan
diskusi
membahas
hasil
presentasi tiap kelompok Siswa membuat kesimpulan Penutup(30menit) Rangkuman
1. Siswa membuat rangkuman pembelajaran yang telah
Evaluasi
disampaikan oleh guru 2. Diajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk lesan terkait urutan proses pembuatan nata
Refleksi
de cassava. 3. Siswa membuat refleksi mengenai praktikum
Tindak lanjut
pembuatan nata yang telah dilakukan 4. Menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari minggu depan.
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
G. Penilaian Aspek
Teknik
Instrumen
Afektif
Observasi
Lembar refleksi
Kognitif
Non tes
Fortofolio: Laporan praktikum
Psikomotor
Tes
Post test
Observasi
Lembar observasi kinerja
H. Lampiran 1. Lembar kerja siswa 2. Instrumen penilaian dan rubrik penilaian
Yogyakarta................. 2017 Guru Biologi
Yohanes Hendri Eko Prihono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran 7 A. LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Lembar Kerja Siswa 1 (LKS) Materi
: Bioteknologi
Kegiatan :Produk Bioteknologi Konvensional Nama Kelompok :
A. Tujuan 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bioteknologi konvensional. 2. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai macam produk yang termasuk dalam bioteknologi konvensional. 3. Siswa mampu mengidentifikasi mikrobia yang berperan dalam proses pembuatan produk bioteknologi konvensional B. Alat dan Bahan 1. Tempe 2. Kecap 3. Yoghurt 4. Keju 5. Tape C. Cara Kerja 1. Amatilah ciri-ciri berbagai macam produk bioteknologi konvensional tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
2. Dalam proses pengamatan boleh dimakan sedikit untuk mengetahui rasa dan tekstur produk tersebut. 3. Carilah dalam literatur mikrobia yang berperan dalam fermentasi masing-masing produk tersebut beserta proses pembentukannya. 4. Tulis hasil pengamatan di LKS secara lengkap. D. Hasi Pengamatan Nama produk
Bahan dasar
Mikrobia berperan
yang Proses terbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lembar Kerja Siswa 2 (LKS) Materi
: Bioteknologi
Kegiatan :Rancangan Pembuatan Nata de cassava Nama Kelompok :
A. Tujuan 1. Siswa mampu menyusun rancangan pembuatan nata de cassava. 2. Siswa mampu menjelaskan tujuan dari masing-masing langkah pembuatan nata de cassava
B. Alat dan Bahan Artikel dan Internet. C. Cara Kerja Tulislah rancangan langkah kerja dan tujuan dari masing-masing langkah pembuatan nata de cassava tersebut pada kolom hasil pengamatan.
D. Hasi Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Lembar Kerja Siswa 3 (LKS) Materi
: Bioteknologi
Kegiatan :Praktikum Pembuatan Nata de cassava Nama Kelompok :
A. Tujuan 1. Siswa mampu menjelaskan proses pembuatan nata de cassava. 2. Siswa mampu menjelaskan bioproses dalam pembuatan nata de cassava. 3. Siswa mampu membuat produk nata de cassava dengan sumber karbon alternatif dari molase. 4. Siswa mampu menjelaskan pengaruh molase terhadap hasil uji organoleptik nata de cassava. B. Alat dan Bahan Alat : 1. Kompor
8. Koran bekas
2. Kain saring
9. Loyang
3. Karet ban bekas
10. Pengaduk
4. Panci
11. Baskom 10 buah
5. Timbangan
12. Erlenmeyer 500 ml 6 buah
6. Gelas ukur 100 ml 2 buah
13. Kertas indikator pH
7. Ember Bahan : 1. Limbah cair tepung tapioka singkong (Manihot esculenta) 1 liter 2. Kecambah kacang hijau 100 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
3. Molase 1800 ml 4. Gula pasir 100 gram 5. Starter nata 1200 ml 6. Air 1 galon 7. Cuka C. Cara Kerja 1. Pembuatan Sari Kecambah Kacang Hijau a) Timbang kecambah sebanyak 100 gram b) Masukkan ke dalam blender dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1 c) Blender sampai halus d) Saring larutan menggunakan kain saring sebanyak 2 kali. 2. Pembuatan Nata a) Encerkan molase dengan perbandingan 1:3 (molase sebanyak 100 ml dengan air 300 ml) b) Saring limbah cair tapioka sebanyak 700 ml menggunakan kain saring sampai bersih c) Rebus limbah cair tapioka sampai mendidih d) Sebelum mendidih tambahkan sari kecambah kacang hijau sebanyak 100 ml dan molase sebanyak 200 ml e) Tambahkan cuka sebanyak 2-3 tetes sampai pH berkisar 3-4 f) Buang buih-buih yang muncul di permukaan g) Aduk terus sampai mendidih h) Masukkan ke dalam loyang sebanyak 1000 ml dan didinginkan sampai suhu ruang i) Tambahkan starter nata sebanyak 100 ml j) Peramlah selama 8 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
3. Pemanenan Nata a) Setelah 8 hari, keluarkan nata dari loyang dan keruk bagian atas yang berlendir b) Rendam lembaran nata selama 3 hari dengan setiap hari air bersih yang digunakan untuk perendaman diganti yang baru. c) Setelah perendaman, potong nata menjadi bentuk dadu sekitar 1x1 cm d) Merebus potongan nata dalam air mendidih selama sekitar 15 menit e) Nata siap dilakukan uji organoleptik. f) Menuliskan hasil uji organoleptik ke dalam tabel yang sudah disediakan g) Menjawab pertanyaan yang tersedia dalam LKS
D. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Nata de cassava Kelompok Rasa Tekstur Warna Uji
Keterangan : Rasa:
Aroma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
+ hambar ++ rasa substrat +++ Kecut Tekstur: + lunak ++ kenyal +++ keras Warna : sesuai hasil pengamatan Aroma: + busuk ++ tidak mempunyai aroma +++ asam
E. Pertanyaan 1. Apakah perbedaan bioteknologi modern dengan bioteknologi konvensional ? 2. Bagaiman proses pembentukan nata ? 3. Mikroorganisme apakah yang berperan dalam pembentukan nata ? 4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan nata ? Jawaban :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
F. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Lampiran 8 Instrumen Penilaian
A. Instrumen Penilaian Afektif 1 a) Lembar Instrumen Penilaian Afektif Nama Siswa
:
No. Absen
:
Kelas
:
No
Kriteria Penilaian
1
Isi presentasi
2
Mengajukan pertanyaan
3
Menjawab pertanyaan
4
Menyimpulkan hasil
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
b) Rubrik Penilaian No
Aspek yang diamati
1
KRITERIA PENILAIAN
SKOR
Siswa mempresentasikan sesuai dengan topik, menguasai materi,
20
sistematis dan tampilan power point menarik. 15 Siswa melakukan presentasi dan hanya 3 aspek yang benar
10
. Isi presentasi
Siswa melakukan presentasi dan
10
hanya 2 aspek yang benar. 0 Siswa melakukan presentasi dan hanya 1 aspek yang benar.
Siswa tidak mengikuti presentasi •
2
Siswa mengajukan pertanyaan sesuai topik
• Mengajukan
Siswa mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai topik
pertanyaan
10 •
Siswa tidak mengajukan pertanyaan
3
20
0
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penanya dengan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
tepat
Menjawab pertanyaan
Siswa dalam menjawab
10
pertanyaan yang diajukan oleh penanya kurang tepat 0 Siswa tidak menjawab pertanyaan 4
Siswa dapat menyimpulkan pokok- pokok bahasan sesuai hasil
20
diskusi
Siswa dalam menyimpulkan sudah Menyimpulkan hasil
sesuai materi diskusi tetapi masih
10
terdapat pokok-pokok bahasan yang belum terangkum 5 Siswa dalam menyimpulkan tidak sesuai dengan materi diskusi 0 Siswa tidak bisa menyimpulkan
Jumlah Skor
Pedoman Penilaian : NILAI
:
Jumlah skor penilaian 80
X 100
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
B. Instrumen Penilaian Afektif 2 a) Instrumen Penilaian Afektif 2
Nama Siswa
:
No.Absen
:
Kelas
:
No
Kriteria Penilaian
Penilaian
1
Siswa melakukan praktikum sesuai standar tata tertib keselamatan diri di laboratorium
2
Siswa melakukan praktikum tidak mengganggu keselamatan teman sejawat
3
Siswa
bertanggungjawab
terhadap
barang
laboratorium yang digunakan. 4
Siswa bekerjasama dengan teman sekelompok saat melakukan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
b) Rubrik penilaian No Aspek yang diamati
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian
1
Siswa
melakukan
dengan
praktikum 10
memakai
keselamatan
diri
standar
berupa
jas
laboratorium Teliti
Siswa
melakukan
praktikum 0
dengan tidak memakai standar keselamatan
diri
berupa
jas
laboratorium 2
Siswa
melakukan
praktikum 10
sesuai dengan peraturan yang terdapat di dalam laboratorium sehingga
tidak
mengganggu
keselamatan teman sejawat Teliti
Siswa
melakukan
praktikum 0
tidak sesuai dengan peraturan yang
terdapat
laboratorium
di
dalam sehingga
mengganggu teman sejawat 3
Siswa
membersihkan
mengembalikan laboratorium
yang
dan 20
peralatan digunakan
selama praktikum Tanggung jawab
Siswa tidak membersihkan dan 10 mengembalikan laboratorium
yang
peralatan digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
selama praktikum Siswa tidak membersihkan dan 0 tidak mengembalikan peralatan laboratorium
yang
digunakan
selama praktikum 4
Siswa mau berbagi tugas pada 20 saat
melaksanakan
praktikum
dengan teman satu kelompok Siswa Kerjasama
mendominasi
sendiri 10
sehingga tidak mau berbagi tugas pada saat melaksakan praktikum dengan teman satu kelompok Siswa tidak mau mengambil 0 bagian
tugas
yang
telah
disepakati dengan teman satu kelompok
Pedoman Penilaian : NILAI
:
Jumlah skor penilaian 60
X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
C. Instrumen Penilaian Psikomotor
a) Rubrik Penilaian No Aspek yang diamati
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian
1
Menggunakan
timbangan 20
dengan benar saat menimbang kecambah kacang hijau sehingga sesuai takaran Kemampuan
Tidak tepat dalam menggunakan 10
menggunakan timbangan
timbangan dengan benar saat menimbang kecambah kacang hijau
sehingga
tidak
sesuai
takaran Merusakkan timbangan karena 0 kesalahan prosedur pemakaian 2
Menggunakan indikator kertas 20 pH
dengan
mampu
benar
mencocokkan
sehingga warna
yang timbul dengan skala pH Kemampuan
dengan tepat.
menggunakan kertas
Menggunakan indikator kertas 10
indikator pH
pH dengan benar tetapi tidak mampu
mencocokkan
warna
yang timbul dengan skala pH dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Tidak
dapat
indikator benar
kertas
dan
menggunakan 0 pH
dengan
tidak
mampu
mencocokkan warna yang timbul dengan skala pH dengan tepat. 3
Siswa dapat menggunakan gelas 10 ukur dengan baik sehingga tepat dalam melakukan pengukuran volume
bahan
yang
akan
digunakan Kemampuan
Siswa tidak dapat menggunakan 0
menggunakan gelas ukur
gelas ukur dengan baik sehingga tidak tepat dalam melakukan pengukuran volume bahan yang akan digunakan
4
Siswa dapat menuangkan starter 20 ke dalam loyang dengan benar sehingga tidak menyentuh tutup loyang dan tidak tumpah. Siswa tidak dapat menuangkan 10 Kemampuan
starter ke dalam loyang dengan
menginokulasikan starter
benar sehingga menyentuh tutup loyang dan tidak tumpah. Siswa tidak dapat menuangkan 0 starter ke dalam loyang dengan benar sehingga menyentuh tutup loyang dan starter tumpah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Pedoman Penilaian : NILAI
:
Jumlah skor penilaian 70
X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
b) Instrumen Penilaian Psikomotor No
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian
1
Kemampuan menggunakan timbangan
2
Kemampuan menggunakan kertas indikator pH
3
Kemampuan menggunakan gelas ukur
4
Kemampuan
menginokulasikan
Acetobacter xylinum.
starter
bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
D. Instrumen Penilaian Kognitif Panduan Penilaian Laporan Praktikum Nama : Kelas : No. Absen : Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Skor
Acara Praktikum
Apabila judul praktikum, waktu pelaksanaan 5 dan tempat pelaksanaan diisi semua dengan benar Apabila hanya terdapat dua aspek yang benar
3
Apabila hanya terdapat satu aspek yang benar
1
Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0 ditentukan Tujuan
Apabila siswa menyebutkan tujuan praktikum 5 berikut dengan lengkap: 1. Siswa
mampu
menjelaskan
proses
pembuatan nata de cassava. 2. Siswa mampu menjelaskan bioproses dalam pembuatan nata de cassava. 3. Siswa
mampu
menjelaskan
pengaruh
molase terhadap hasil uji organoleptik nata de cassava. Apabila siswa hanya menyebutkan 2 tujuan 3 dengan benar Apabila siswa hanya menyebutkan 1 tujuan 1 dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0 ditentukan Dasar Teori
Apabila dasar teori terdapat :
20
•
Pengertian Bioteknologi konvensional
•
Cirikhas bakteri Acetobacter xylinum
•
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan nata Apabila hanya terdapat dua aspek saja dengan 10 benar Apabila hanya terdapat satu aspek saja dengan 5 benar Apabila tidak terdapat aspek-aspek
yang 0
ditentukan Alat dan Bahan
Menyebutkan 20 alat dan bahan sesuai dengan 5 LKS praktikum Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan 4 LKS tetapi hanya 15-19 Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan 3 LKS tetapi hanya 10-14 Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan 2 LKS tetapi dengan jumlah dibawah 10 Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0 ditentukan
Cara Kerja
Menyebutkan cara kerja sesuai dengan LKS 5 dan menggunakan kalimat pasif Menyebutkan cara kerja sesuai dengan LKS 3 dan menggunakan kalimat pasif Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
ditentukan Hasil
Apabila mengisi data pengamatan sesuai hasil 10
Pengamatan
uji organoleptik yang telah dilakukan Apabila mengisi data pengamatan tidak sesuai 5 hasil uji organoleptik yang telah dilakukan Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0 ditentukan
Pembahasan
Apabila siswa membahas tentang :
30
Proses pembentukan nata Ujiorganoleptik yang telah dilakukan Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan nata
Kesimpulan
Siswa hanya membahas 2 aspek dengan benar
20
Siswa hanya membahas 1 aspek dengan benar
10
Pembahasan diluar aspek yang ditentukan
5
Siswa tidak mengisi pembahasan sama sekali
0
Siswa membuat kesimpulan sesuai tujuan 10 praktikum dan hasil praktikum Siswa membuat kesimpulan tidak sesuai tujuan 7 praktikum tetapi sesuai hasil praktikum Siswa membuat
kesimpulan tidak sesuai 3
dengan tujuan praktikum dan sesuai hasil praktikum Tidak membuat kesimpulan Daftar Pustaka
0
Mencantumkan daftar pustaka sesuai landasan 5 teori yang digunakan minimal 3 Mencantumkan daftar pustaka sesuai landasan 3 teori yang digunakan kurang dari 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Mencantumkan daftar pustaka tidak sesuai 1 landasan teori yang digunakan. Tidak mencantumkan daftar pustaka Lampiran
0
Memuat foto-foto selama praktikum minimal 3 5 disertai keterangan Memuat foto-foto selama praktikum minimal 3 3 tidak disertai keterangan Memuat foto-foto selama praktikum kurang 1 dari 3 Tidak mencantumkan foto
0
SKOR MAKSIMAL= 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
E. Post Test No Pertanyaan dan Jawaban
Skor Penilaian
1
Apakah
perbedaan
bioteknologi
modern
dengan 40
bioteknologi konvensional ? Jawaban
:Bioteknologi
konvensional
merupakan
bioteknologi yang dikembangkan secara turun temurun oleh masyarakat dengan belum menggunakan teknologi yang rumit
sedangkan
bioteknologi
modern
merupakan
bioteknologi yang sudah menggunakan teknologi rekayasa genetika dan membutuhkan biaya lumayan besar,
2
Bagaiman proses pembentukan nata ? Jawaban
:Bakteri
20
Acetobacter
xylinum
mempolimerisasi/mengubah sukrosa menjadi serat-serat selulosa yang terus menebal selama proses fermentasi
3
Mikroorganisme apakah yang berperan dalam pembentukan 10 nata ? Jawaban :Acetobacter xylinum
4
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan 30 pembentukan nata ? Jawaban : sumber karbon, sumber nitrogen, udara, suhu, lama fermentasi, starter Acetobacter xylinum
SKOR MAKSIMAL 100