PENGARUH KINERJA KEUANGAN PADA LIQUIDITAS SAHAM DIMEDIASI OLEH INTERNET FINANCIAL REPORTING Retno Yuni Nur Susilowati Dosen FEB Universitas Lampung
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas terhadap kualitas likuiditas saham dengan dimediasi oleh internet financial and sustainability reporting. Data yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Variabel profitabilitas diproksikan dengan menggunakan return on assets (ROA), likuiditas saham diproksikan menggunakan frekuensi perdagangan dan internet financial and sustainability reporting diukur dengan internet reporting index (IRI). Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. Secara statistik, hasil uji pengaruh kinerja keuangan (profitabilitas) terhadap kualitas trading liquidity menunjukkan p-value sebesar 0,017 pada tingkat signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas saham. Secara statistik, hasil uji pengaruh profitabilitas pada perusahaan sampel menunjukkan angka 0,021 pada tingkat signifikan 0,05 menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet financial reporting. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Debreceny (2002), Christensen dan Silva (2004), Fisher et al. (2000), dan Almilia (2009). Secara statistik, hasil uji pengaruh kinerja keuangan dan kualitas internet financial and sustainability reporting menunjukkan angka p-value 0,049 dan 0,195 pada tingkat signifikan 0,05 menunjukkan bahwaun terdapat hubungan langsung kinerja keuangan pada likuiditas saham, namun pengaruh ini tidak dimediasi oleh kualitas internet financial AND SUSTAINABILITY REPORTING.
I. PENDAHULUAN Likuiditas adalah ukuran dari jumlah transaksi saham di pasar saham dalam suatu periode tertentu. Semakin likuid frekuensi transaksi, semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu. Saham dengan tingkat likuiditas tinggi akan meningkatkan probabilitas untuk mendapatkan return saham, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham. Jadi saham dikatakan likuid jika saham tidak memiliki kesulitan dalam membeli atau menjual kembali (Mulyana, 2011). Likuiditas saham merupakan salah satu mekanisme eksternal pemonitoran kinerja managemen. Bai et al. (2002) menyatakan bahwa likuiditas saham merupakan salah satu bentuk mekanisme eksternal untuk melakukan pemonitoran. Bai et al. (2002) menyebutkan bahwa keberadaan suatu pasar sangat penting untuk mengetahui alokasi sumber daya yang efisien. Dalam hal ini, perusahaanperusahaan yang sahamnya likuid merupakan perusahaan-perusahaan yang sumber dayanya dikelola secara efisien. Meretia memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk meraih gain dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah; Meretia juga lebih mencerminkan faktor fundamental perusahaan; serta perubahan atau fluktuasi harga lebih stabil, tidak melonjak-lonjak dan likuiditasnya bersifat kontinus. Karena meretia mencerminkan perusahaan yang memiliki kinerja dan prospek yang bagus maka investor sangat memerhatikan likuiditas saham perusahaan-perusahaan, selain return dan risiko saham (Handa dan Schwartz, 1996). Likuiditas saham merupakan respon investor akan kinerja perusahaan. Secara konsepsi investor akan merespon kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh kenaikan atau penurunan tingkat
likuiditas saham. Beberapa penelitian telah menginvestigasi beberapa rasio keuangan sebagai faktor yang mempengaruhi likuiditas saham. Rasio-rasio tersebut di antaranya ialah return on investment, price to book value, net profit margin, price earnings ratio, earnings per share dan jumlah saham beredar (Savitri, 2006), stock split, dan earnings per share (Mulyana, 2011). Penelitian lain yang menguji faktor-faktor determinan likuiditas saham dilakukan oleh Ryan (1996). Pengujian atas pengaruh kinerja keuangan, yang diukur dengan rasio-rasio keuangan, pada likuiditas saham menunjukkan hasil yang beragam. Teori sinyal menyatakan bahwa ketika perusahaan menunjukkan kinerja yang bagus maka manajemen memiliki dorongan kuat untuk menyebarkan informasi terutama yang berupa keuangan dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor (Fisher et al., 2000). Untuk mendorong crossinvestment dibutuhkan ketersediaan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Internet merupakan media yang tepat untuk itu (Choi et al., 2008). Website perusahaan yang menyajikan pelaporan keuangan di internet dapat menciptakan image positif perusahaan (Lowengard, 1997; Etredge, 2001). Pemanfaatan internet untuk mempublikasi informasi dikenal dengan istilah internet financial reporting (IFR) (Jones et al., 2003). Kebutuhan akan pelaporan keuangan berbasis internet muncul karena kebutuhan akan sistem pelaporan keuangan yang cepat, mudah diakses dan dengan biaya yang murah (Ashbaugh et al., 1999). Keberadaan internet memungkinkan hubungan antara perusahaan dengan investor makin leluasa. Selain itu, perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan stakeholders sehingga meningkatkan peluang investasi calon investor pada perusahaan. Adanya internet financial reporting juga akan membuat perusahaan mempertahankan kepercayaan investor, menjaga loyalitas, dan memperbaiki pelayanan. Perusahaan berkinerja tinggi akan menggunakan internet financial reporting untuk membantu mereka menyampaikan sinyal good news pada investor ataupun calon investor. Sebaliknya perusahaan dengan kinerja yang buruk akan menghindari penggunaan teknik pelaporan seperti internet financial reporting karena mereka berusaha untuk menyembunyikan kinerja buruk (bad news). Perusahaan menyajikan informasi keuangan yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor sehingga memprediksi risiko investasi. Adanya internet financial reporting akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa mendatang. Internet financial reporting pada website perusahaan termasuk upaya perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan sebuah kondisi ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pihak lain. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat diberikan melalui pengungkapan (disclosure) informasi keuangan kepada pihak luar (investor dan kreditor). Pengungkapan dapat dikategorikan sebagai informasi "baru" yang tidak diungkapkan sebelumnya atau informasi "lama" yang diungkapkan sebelumnya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham dan internet financial reporting sebagai variable intervening pada hubungan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Likuiditas Saham Likuiditas merupakan merupakan sebuah keadaan yang di dalamnya investor mudah melakukan jual beli dan bahkan mudah menentukan harga sekuritas (Goh et al., 2008). Likuiditas saham merujuk pada aktivitas perdagangan saham di bursa efek. Tia merupakan keunggulan aset finansial atas aset real karena tanpa likuiditas, pasar modal menjadi tidak menarik dan akan kehilangan perannya sebagai sarana investasi sekaligus sumber pembiayaan. Acharya dan Pedersen (2005) menyatakan bahwa kos ekuitas akan lebih besar pada kondisi pasar yang semakin taklikuid. Likuiditas maksimal ketika pedagang dapat bertransaksi tanpa ada penundaan waktu maupun ketidakpastian harga.
Menurut teori, suatu aset disebut likuid jika aset itu dapat ditransaksikan dengan cepat dan biaya yang rendah, dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga. Berdasarkan konsep ini, Harris (2003) menyatakan bahwa likuiditas memiliki empat dimensi, yaitu immediacy, width, depth, dan resiliency. Kinerja Keuangan Informasi akuntansi bermanfaat untuk menilai kinerja manajer. Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilakukan untuk mencapai tujuan strategis. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan ukuran finansial dan nonfinansial. Brigham (2011) menyatakan untuk mengukur kinerja keuangan digunakan rasio finansial atau rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio ini menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. Internet Financial Reporting Almilia (2008) mengungkapkan Internet Financial and Sustainability Reporting mengacu pada penggunaan situs web untuk menyebarluaskan informasi kinerja keuangan perusahaan. Dalam halini, perusahaan menggunakan internet untuk menjalin hubungan dan melaporkan kinerja kepada investor dan pemegang saham. Manfaat potensial yang membedakan internet financial reporting dari jenis-jenis pengungkapan sukarela lainnya adalah sebagai berikut: 1. Internet financial reporting dapat mengurangi biaya penyebarluasan informasi perusahaan. IFR akan memungkinkan perusahaan dapat menghindari biaya percetakan dan pendistribusian yang berhubungan dengan pengiriman laporan tahunan dan kwartalan untuk memberikan informasi kepada konsumen. 2. Internet financial reporting adalah suatu strategi pengungkapan yang memungkinkan perusahaan dapat berkomunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Pelaporan tradisional dengan menggunakan kertas dibatasi hanya untuk kelompok yang meminta dan/atau yang membutuhkan untuk menerima informasi keuangan. Ketika suatu perusahaan membuat website dan melaksanakan internet financial reporting, informasi keuangan menjadi barang publik yang aksesnya global dan tidak terbatas. 3. Internet financial reporting dapat memfasilitasi penyebarluasan pengungkapan keuangan perusahaan melalui internet yang memfasilitasi keistimewaan pencarian keterangan informasi dan analisis dari berbagai macam pembuat keputusan. 4. Internet financial reporting dapat meningkatkan pengungkapan keuangan perusahaan dengan tambahan praktik penyebarluasan informasi keuangan yang tradisional.
Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis Pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham telah diteliti sebelumnya. Penelitian yang menguji pengaruh tersebut di antaranya adalah Ryan (1997), Savitri (2006), dan Mulyana (2011). Ryan (1997) meneliti pengaruh risiko investasi, yang diproksi dengan tindakan risiko akuntansi, pada penyebaran bid-ask. Hasilnya memberikan bukti akan adanya hubungan statistik yang signifikan antara rasio akuntansi dan bid-ask spread. Savitri (2006) menguji pengaruh rasio-rasio keuangan pada likuiditas saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya variabel earnings per share dan jumlah saham beredar saja yang mempengaruhi IFR. Penelitian-penelitian di atas memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham. Hipotesis alternatif yang diajukan adalah: H1: Kinerja keuangan berpengaruh positif pada likuiditas saham. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelaporan IFR. Dengan menggunakan sampel sebanyak 104 perusahaan, penelitian ini memberikan bukti bahwa size perusahaan, profitabilitas perusahaan dan kepemilikan mayoritas merupakan variabel yang menentukan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan indeks IFR. Kusumawardhani (2011) juga menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing, tingkat kepemilikan saham oleh publik (public ownership ), serta tingkat kepemilikan saham oleh pihak asing (foreign ownership ) terhadap probabilitas perusahaan dalam menerapkan Internet Financial Reporting (IFR). Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data dari perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sejumlah 77 perusahaan. Hasil penelitian secara empiris menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan public ownership berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting ). Sedangkan variabel ukuran perusahaan, likuiditas, jenis industri, leverage , reputasi auditor, umur listing, serta foreign ownership tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting). Perbedaan bukti-bukti empiris tersebut memotivasi peneliti untuk menguji apakah terdapat variabel lain yang memediasi pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham. Dengan adanya variabel pemediasi/intervening, maka pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham yang tidak signifikan diharapkan akan menjadi signifikan dengan melalui variabel intervening tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010) telah menguji pengaruh IFR pada frekuensi perdagangan saham. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa IFR dan tingkat pengungkapan website berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) menguji pengaruh kinerja keuangan pada harga saham dengan dimediasi oleh variabel IFR. Hasil penelitian membuktikan secara empiris bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh tidak secara langsung pada harga saham. Lai et. al., (2002) yang mencoba menghubungkan antara IFR dengan saham. Lai menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal return yang lebih besar dan harga saham yang bergerak lebih cepat. Uraian di atas memotivasi peneliti untuk menguji peran IFR sebagai variabel intervening pada pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham. Hipotesis alternatif dinyatakan sebagai berikut. H2: Kinerja keuangan berpengaruh positif pada likuiditas saham dengan melalui kualitas pengungkapan IFR.
Model Penelitian Model penelitian untuk menggambarkan rerangka penelitian adalah sebagai berikut.
Internet Financial and Sustainability Reporting H2 Kinerja Keuangan
Likuiditas Saham H1
III. METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh sudah dalam bentuk jadi/data yang sudah diolah. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder terdiri atas: a. Data sekunder berupa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan 2006 - 2010. b. Indeks Internet Financial and Sustainability Reporting diperoleh peneliti berdasarkan informasi yang diperoleh pada website perusahaan. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis menggunakan data periode pengamatan yang tereatat di Bursa Efek Indonesia selama, 5 tahun, yaitu dari periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Kinerja Keuangan Pada penelitian ini, kinerja keuangan menggunakan proksi rasio likuiditas. Alasan penggunaan rasio ini dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan yang lain ialah kesesuaian antara ukuran kinerja keuangan sebagai variabel independen dengan likuiditas saham sebagai variabel dependen. Rasio likuiditas diukur dengan rasio lancar (current ratio). Tia dihitung dengan menggunakan rumus: Aset lancar/Hutang lancar. Rasio lancar sangat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dengan menggunakan rasio ini dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aset lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Likuiditas Saham Penelitian ini menggunakan ukuran frekuensi perdagangan saham (trading frequency) dengan beberapa alasan. Pertama, kriteria yang selama ini digunakan untuk menetapkan 45 saham terlikuid (LQ45) setiap enam bulan adalah volume dan frekuensi transaksi. Artinya, semakin besar volume dan frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas. Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Febrian dan Herwany (2008), yang menguji ketiga ukuran likuiditas (bid-ask spread, frekuensi perdagangan dan rasio-rasio likuiditas) dengan menggunakan model ARCH (autoregressive conditional heteroscedasticity) dan GARCH (generalized autoregressive conditional heteroscedasticity), menyediakan bukti empiris bahwa frekuensi perdagangan dengan data bulanan merupakan ukuran yang paling tepat untuk mengukur likuiditas saham di BEI. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fleming (2003) dan
Huang et al. (2002), yang menyediakan bukti empiris bahwa frekuensi perdagangan memiliki tingkat signifikansi paling tinggi dibandingkan kedua variabel yang lain Internet Financial and Sustainability Reporting Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan Internet Financial and Sustainability Reporting (IFSR) yang terdiri dari 2 komponen, masing-masing komponen diberi bobot 50%. Periode observasi indeks Internet Financial and Sustainability Reporting (IFSR) dilakukan selama bulan September – Nopember 2008. Kedua komponen indeks pengungkapan terdiri dari: 1. Indeks Internet Financial Reporting menggunakan indeks pengungkapan yang dikembangkan oleh of Cheng et al. (2000) dan Lymer et al. (1999). Indeks yang dikembangkan oleh Cheng et al. (2000) terdiri dari 4 komponen, dan empat kompenen masing-masing diberi bobot sebagai berikut Isi/content sebesar 40%, ketepatwaktuan/timeliness sebesar 20%, Pemanfaat teknologi (20%) dan dukungan pengguna/user support sebesar (20%). Adapun penjelasan untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut: a. Isi/Content, dalam kategori ini meliputi komponen informasi keuangan seperti laporan neraca, rugi laba, arus kas, perubahan posisi keuangan serta laporan keberlanjutan perusahaan. Informasi keuangan yang diungkapkan dalam bentuk html memiliki skor yang tinggi dibandingkan dalam format pdf, karena informasi dalam bentuk html lebih memudahkan pengguna informasi untuk mengakses informasi keuangan tersebut menjadi lebih cepat. Indeks dari komponen isi/content dapat dilihat pada lampiran 1. b. Ketepatwaktuan, ketika website perusahaan dapat menyajikan informasi yang tepat waktu, maka semakin tinggi indeksnya. Indeks dari komponen ketepatwaktuan dapat dilihat pada lampiran 2. c. Pemanfaatan Teknologi, komponen ini terkait dengan pemanfaatan teknologi yang tidak dapat disediakan oleh media laporan cetak serta penggunaan media teknologi multimedia, analysis tools (contohnya, Excel’s Pivot Table), fitur-fitur lanjutan (seperti implementasi “Intelligent Agent” atau XBRL). Indeks dari pemanfaatan teknologi dapat dilihat pada lampiran 3. d. User Support, indeks website perusahaan semakin tinggi jika perusahaan mengimplementasikan secara optimal semua sarana dalam website perusahaan seperti: media pencarian dan navigasi/search and navigation tools (sperti FAQ, links to homepage, site map, site search). Indeks dari komponen dukungan pengguna/user support dapat dilihat pada lampiran 4. 2. Indeks Internet Sustainability Reporting, digunakan item-item yang diterbitkan dalam www.junglerating.com tahun 2005 yang terdiri dari 21 item yang dapat dilihat dalam lampiran 5. Variabel ini diukur dengan prosentase dari total pengungkapan keberlanjutan pada website perusahaan dibagi dengan total pengungkapan yang dipersyaratkan (21 item). Sehingga indeks Internet Financial and Sustainability Reporting (IFSR) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Indeks IFSR = (Indeks Internet Financial Reporting + Indeks Internet Sustainability Reporting) / 2 b. Indeks Internet Financial Reporting = Indeks content + Indeks ketepatwaktuan + Indeks pemanfaatan teknologi + Indeks User Support c. Indeks Internet Sustainability Reporting = [Jumlah Pengungkapan Sustainability perusahaan / 21] x 100 Metode Analisis Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah: 1) Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Ghozali, 2009). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari rata- rata, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. 2) Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelumnya. Hal ini dilakukan agar data sampel yang diolah dapat benar-benar mewakili populasi secara keseluruhan. 3) Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) sebagaimana yang disarankan oleh Baron dan Kenny (1986) serta Judd dan Kenny (1981). Langkah-langkah pengujian terdiri dari empat tahap, yang diuji dengan menggunakan tiga regresi. Baron dan Kenny (1986) dan Judd dan Kenny (1981) telah mendiskusikan 4 tahap menetapkan pemediasian : Langkah 1. Langkah pertama bertujuan untuk menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan (X) berhubungan dengan variabel likuiditas saham (Y). Langkah ini (jalur c) bertujuan untuk menetapkan bahwa ada pengaruh yang mungkin dimediasi. Langkah 2. Langkah kedua bertujuan untuk menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan (X) berhubungan dengan IFR (M). Langkah ini (jalur a) secara esensi mencakup memperlakukan IFR (M) sebagai variabel dependen (Y). Langkah 3. Langkah ketiga bertujuan untuk menunjukkan bahwa IFR (M) memengaruhi likuiditas saham. Tidak cukup hanya dengan menghubungkan IFR dengan likuiditas saham (M dan Y), baik IFR maupun likuiditas saham (M dan Y) harus berhubungan karena keduanya disebabkan oleh variabel kinerja keuangan. Variabel kinerja keuangan harus dikontrol dalam menetapkan pengaruh IFR (M) pada likuiditas saham (Y). Langkah 4. Untuk menetapkan bahwa IFR (M) sepenuhnya memediasi hubungan governansi perusahaan dan likuiditas saham. Oleh karena itu, maka pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham (jalur c’) harus nol. Pengaruh langkah ketiga dan keempat diestimasi dalam persamaan yang sama. Jika semua langkah dipenuhi, sedangkan data konsisten dengan hipotesis bahwa variabel IFR memediasi sepenuhnya hubungan kinerja keuangan dan likuiditas saham, dan jika ketiga langkah pertama terpenuhi, tetapi langkah keempat tidak maka hal ini merupakan indikasi adanya pemediasian parsial.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif (minimum, maksimum, rata-rata dan deviasi standar). Sedangkan analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear. Analisis regresi linear dilakukan untuk menguji hipotesis. Sebelum menguji hipotesis maka terlebih dahulu model regresi yang diperoleh untuk dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Data yang digunakan untuk menghitung variabel independen adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Laporan keuangan ini digunakan untuk mencari kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan rasio return on asset (ROA). Sedangkan untuk menghitung variabel dependen internet financial and sustainability reporting, penelitian ini mengamati secara langsung website perusahaan yang diteliti dari tanggal 26 Maret 2010-31 Maret 2012. Data yang diamati adalah jumlah kriteria Internet Reporting Index yang dipenuhi di website perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Ada 35 kriteria internet reporting index yang diukur secara dummy. Terakhir untuk variabel dependen likuiditas saham, data yang digunakan adalah data rata-rata frekuensi perdagangan saham bulanan yang dihitung dengan merata-rata frekuensi perdagangan per akhir bulan dalam setahun untuk periode 2009-2011.
Analisis Deskriptif Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh statistik deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai deviasi standar dari variabel-variabel penelitian. Berikut ini adalah tabel atas ringkasan statistik deskriptif: Tabel 4.1 Statitik Deskriptif Descriptive Statistics Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
69
14
31
24.59
3.828
69 69
.01 43
.40 1998
.1290 527.01
.09472 348.939
N IRI ROA LQ Valid N (listwise)
69
Berdasarkan data statistik deskriptif atas variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa variabel internet reporting index perusahaan sampel memiliki rata-rata 24,59 item dengan nilai minimum sebesar 14 item dan nilai maksimum 31 item. PT Malindo Feedmill merupakan perusahaan paling sedikit memenuhi item kriteria internet reporting index. Sedangkan PT Unilever Indonesia Mandiri Tbk merupakan perusahaan yang paling banyak memenuhi item kriteria internet reporting index. Nilai rata-rata (mean) sebesar 24 item menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata perusahaan memenuhi kriteria index sebanyak 24 item dari keseluruhan kriteria yang ada. Deviasi standar dari variabel IRI selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar 3,82837 menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel IRI sebesar 3,82837. Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA perusahaan sampel memiliki nilai minimum sebesar 0.01 dan 0.40 sebagai nilai maksimumnya. Nilai ROA minimum menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba sebesar 0.01 kali dari total asetnya. Semakin tinggi nilai ROA ini akan semakin baik bagi perusahaan, karena menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai ROA minimum adalah PT Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2008 dan PT Sumi Indo Kabel Tbk tahun 2010. Hal ini menunjukkan PT Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2008 dan PT Sumi Indo Kabel Tbk tahun 2010 memiliki laba terkecil dari keseluruhan sampel penelitian. Sedangkan nilai maksimum terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2009. Nilai maksimum ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2009 memiliki nilai laba terbesar bila dibandingkan keseluruhan sampel penelitian, yaitu sebesar 0.40 kali dari total aset nya. Nilai rata-rata ROA sebesar 0.12 menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata perusahaan mempunyai laba sebesar 0.12 kali dari keseluruhan aset yang dimiliki. Deviasi standar dari variabel ROA selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar 0.09472 menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel ROA sebesar 0.09472. Variabel likuiditas perusahaan sampel yang diproksikan menggunakan trading frrequency (LQ) perusahaan sampel memiliki nilai minimum sebesar 43 dan 1998 sebagai nilai maksimumnya. Nilai rata-rata LQ sebesar 527.01 sedangkan deviasi standar dari variabel LQ selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar 348,939 yang menunjukkan tingkat penyebaran data variabel LQ dari meannya yang sangat besar. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian asumsi ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05. Data akan dinyatakan berdistribusi secara normal apabila signifikansi lebih besar dari 5 % atau 0,05. Data analisis statistik pada lampiran
5 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel IRI adalah 1,009 dengan probabilitas signifikan 0,260. Karena nilai signifikan lebih besar daripada 0,05 maka nilai statistik KolmogorovSmirnov untuk variabel IRI memilki distribusi normal. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel ROA adalah 1,016 dengan probabilitas signifikan sebesar 0, 253. Karena nilainya lebih besar daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROA terdistribusi secara normal. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel LQ adalah 1,071 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,20. Nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel LQ terdistribusi secara normal. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, (Ghozali, 2001). ( Lihat lampiran 5). Berdasarkan data statistik, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai Tolerance variabelvariabel independen menunjukkan nilai yang lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 90%. Hasil perhitungan VIF (Variance Inflation Factor) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Berdasarkan hasil statistik pada tabel 4.4 nilai DW sebesar 1,746 lebih besar dari batas atas (du) 1,70 dan kurang dari 4- 1,70 (4 - du), maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini juga bebas dari pengujian asumsi klasik yaitu autokorelasi sehingga tidak perlu dikeluarkan dari model regresi. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas sedangkan jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran, (Ghozali, 2001). Dalam penelitian ini ada tidaknya gejala heterokedastisitas dideteksi dengan metode Scatter Plot. Metode ini mendeteksi jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka disinyalir ada gejala heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut ( Lihat lampiran 5). Gambar tersebut menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya yang menyebar maka semua variabel independen bebas dari pengujian asumsi klasik sehingga tidak perlu dikeluarkan dari model regresi. Pengujian Hipotesis Pengujian Signifikansi Model Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas saham. Signifikansi model regresi ini diuji dengan melihat antara Ftabel dan F-hitung sedangkan signifikansi koefisien variabel independen secara individual dihitung
dengan melihat perbandingan t-tabel dan t-hitung untuk tiap koefisien variabel. Hasil analisis regresi disajikan dalam tabel berikut ini: Model Summary(b) Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.285(a)
.081
.068
336.910
a Predictors: (Constant), ROA b Dependent Variable: LQ
ANOVA(b)
1
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
674491.563
1
674491.563
5.942
.017(a)
Residual
7605063.422
67
113508.409
Total
8279554.986
68
a Predictors: (Constant), ROA b Dependent Variable: LQ
Dari hasil analisis secara statistik, didapat F-hitung sebesar 5,942 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017. Karena nilai Sig 0,017 yang artinya lebih kecil dari p-value sebesar 0,05 maka model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi kualitas stock liquidity. Dengan kata lain, model regresi penelitian ini signifikan. Pengaruh Langsung Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh secara langsung terhadap likuiditas saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,017 yang lebih besar dibandingkan dengan p-value sebesar 0,05. Hal ini membuktikan bahwa secara empiris H01 tertolak. Artinya, kinerja keuangan memiliki pengaruh langsung terhadap likuiditas saham. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
391.385
68.853
ROA
1051.509
431.359
Standardized Coefficients
t
Sig.
5.684
.000
2.438
.017
Beta .285
a Dependent Variable: LQ
Model Summary(b) ANOVA(b) Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
866616.325
2
433308.162
3.858
.026(a)
Residual
7412938.661
66
112317.252
Total
8279554.986
68
Model 1
a Predictors: (Constant), IRI, ROA b Dependent Variable: LQ
Pengaruh Tak Langsung Ketika dilakukan pengujian atas pengaruh taklangsung variabel ROA dan IRI pada LQ, nilai signifikansi menunjukkan angka sebesar 0,0 49 dan 0,195. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistis H0 tidak mampu ditolak. Artinya IRI tidak berpengaruh pada likuidita saha. Hal ini menunjukkan bahwa internet financial and sustainabilityreporting bukan variabel yang memediasi pengaruh kinerja keuangan pada likuiditas saham. Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) ROA IRI
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
56.990
264.692
.215
.830
892.759
445.927
.242
2.002
.049
14.429
11.032
.158
1.308
.195
a Dependent Variable: LQ
V. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas terhadap kualitas likuiditas saham dengan dimediasi oleh internet financial and sustainability reporting. Data yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Variabel profitabilitas diproksikan dengan menggunakan return on assets (ROA), likuiditas saham diproksikan menggunakan frekuensi perdagangan dan internet financial and sustainability reporting diukur dengan internet reporting index (IRI). Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. Secara statistik, hasil uji pengaruh kinerja keuangan (profitabilitas) terhadap kualitas trading liquidity menunjukkan p-value sebesar 0,017 pada tingkat signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas saham. Secara statistik, hasil uji pengaruh profitabilitas pada perusahaan sampel menunjukkan angka 0,021 pada tingkat signifikan 0,05 menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet financial reporting. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Debreceny (2002), Christensen dan Silva (2004), Fisher et al. (2000), dan Almilia (2009). Secara statistik, hasil uji pengaruh kinerja keuangan dan kualitas internet financial and sustainability reporting menunjukkan angka p-value 0,049 dan 0,195 pada tingkat signifikan 0,05 menunjukkan bahwaun terdapat hubungan langsung kinerja keuangan pada likuiditas saham, namun pengaruh ini tidak dimediasi oleh kualitas internet financial and sustainability reporting. Belum adanya regulasi ataupun undang-undang yang mengatur mengenai penerapan internet financial reporting pada website perusahaan. Oleh karena itu, badan profesional diharapkan keterlibatannya di dalam pengaturan penyajian IFR untuk memastikan kekayaan informasi dan konten yang disajikan oleh IFR. Hal ini terutama berkaitan dengan tanggung jawab publik organisasi bisnis dan kebutuhan informasi memudahkan akses informasi bagi pengguna. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan diharapkan keterbatasan ini dapat diatasi dalam penelitian di masa yang akan datang yaitu perusahaan di Indonesia masih belum banyak yang menerapkan internet financial reporting pada website perusahaan mereka. Penelitian mengenai internet financial reporting ini merupakan bentuk pengungkapan sukarela perusahaan sehingga belum ada peraturan ataupun undang-undang yang mengatur mengenai tata kelola nya. Penelitian ini hanya meneliti kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan investor di Indonesia masih bersifat speculated sehingga kinerja keuangan tidak terlalu mempengaruhi dalam melakukan keputusan berinvestasi. Saran yang penulis ajukan terkait penelitian ini yaitu bagi perusahaan dan para peneliti lain adalah dengan adanya internet financial reporting diharapkan arah ke depan perusahaan Indonesia menjadi lebih kondusif dengan tingkat teknologi yang lebih maju dengan memberikan informasi yang baik di website mereka tersebut agar para pengguna bisa lebih mengetahui informasi apa saja yang
diberikan pada pihak luar. Menggunakan index perhitungan yang lain dalam mengukur kualitas internet financial reporting. Fitur-fitur atau fasilitas layanan internet financial reporting harus bisa lebih menarik agar para pengakses lebih merasa puas dalam menggunakan website tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Acharya, V., dan L. H. Pedersen. 2005. Asset pricing with liquidity risk. Journal of Financial Economics 77: 375-410. Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2. Ashbaugh, H., K.M. Johnstone dan T.D. Warfield. 1999. Corporate Reporting on the Internet. Accounting Horizons (September): 241-257. Baron, R. M. dan D.A. Kenny. 1986. The moderator-mediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic and statistical considerations. Journal of Personality and Social Psychology 51: 1173-1182. Brigham, Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat. Choi, F.D.S., Frost, C.A., & Meck, G.K. 2008. International Accounting, 6th Ed.,Pearson Education Ltd. Ettredge, M. , VJ. Richardson and S. Scholz. 2001. The Presentation of Financial Information at Corporate Web Sites. International Journal of Accounting Information Systems 2, pp.149168 Frensidy. B. 2008. Likuiditas Sama Pentingnya. www.wartaekonomi.com. Fisher, R., Laswad, F, Oyelere, P. 2000. Financial Reporting on the Internet. Chartered Accountants Journal of New Zealand. Handa, P. dan R.A. Schwartz. 1996. Limit order trading. Journal of Finance 51 (5). Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Goh, B.W, J. Ng, dan K.O. Yong. 2008. Corporate governance and liquidity: An exploration of voluntary disclosure, anal yst coverage and adverse selection as mediating mechanism. Working Paper. SSRN. Hargyantoro, Febrian. 2010. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Jones, M. J and J. Z. Xiao. 2003. Internet Reporting: Current Trends and Trends by 2010. Feature Article, pp. 132-145 Judd, C.M. dan D.A. Kenny. 1981. Process analysis: Estimating mediation in treatment evaluations. Evaluation Review 5: 602-619. Kusumawardhani, Arum. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan melalui Internet (Internet Financial Reporting) dal Website Perusahaan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Lai, Syou-Ching., Cecilia Lin, Hung-Chih Lee, and Frederick H. Wu. 2002. An Empirical Study of the Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices. The International Journal of Digital Accounting Research Vol. 10, 2010, pp. 1-26.
Mulyana, Deden. 2011. Analisis Likuiditas Saham serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Berada pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Magister Manajemen Volume 4 Nomor 1, halaman 77-96. Ryan, H.A. 1996. The Use of Financial Ratios as Measures of Risk in the Determination of the BidAsk Spread. Journal of Financial and Strategic Decisions Volume 9 Number 2 summer. Sari, Ratih Sartika. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Internet Financial Reporting dalam Website Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap Harga Saham. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Savitri, Devi. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Likuiditas Saham pada Sektor Primer (Ekstraktif). Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Bisnis. Meythi. 2007. Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi Return Saham: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktir yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 9, No. 1, Hal. 47-65. *** LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN No
Kode
Nama Perusahaan
Alamat Website
1
SMCB
PT HOLCIM INDONESIA Tbk
www.holcim.co.id
2
INTP
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
www.indocement.co.id
3
LMSH
PT LIONMESH PRIMA Tbk
www.lion.com
4
SOBI
PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk
www.sorini.co.id
5
CPIN
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk
www.cp.co.id
6
JPFA
PT JAPFA COMFEED Tbk
www.japfacomfeed.co.id
7
MAIN
PT MALINDO FEEDMILL Tbk
www.malindofeedmill.com
8
FASW
PT FAJAR SURYA WISESA Tbk
www.fajarpaper.com
9
ASII
PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk
www.astra.co.id
10
AUTO
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
www.component.astra.co.id
11
IMAS
PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk
www.indomobil.com
12
UNTR
PT UNITED TRACTORS Tbk
www.unitedtractors.com
13
KBLM
PT KABELINDO MURNI Tbk
www.kabelindo.co.id
14
IKBI
PT SUMI INDO KABEL Tbk
www.sikabel.com
15
INDF
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
www.indofood.com
16
MLBI
PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
www.multibintang.co.id
17
HMSP
PT HM SAMPOERNA Tbk
www.sampoerna.com
18
DVLA
PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk
www.darya-varia.com
19
KLBF
PT KALBE FARMA Tbk
www.kalbe.co.id
20
KAEF
PT KIMIA FARMA Tbk
www.kimiafarma.co.id
21
MERK
PT MERCK Tbk
www.merck.co.id
22
TCID
PT MANDOM INDONESIA Tbk
www.mandom.co.id
23
UNVR
PT UNILEVER INDONESIA Tbk
www.unilever.co.id
LAMPIRAN 2 INTERNET REPORTING INDEX IRI01
NERACA
IRI02
LAPORAN LABA RUGI
IRI03
LAPORAN ARUS KAS
IRI04
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
IRI05
LAPORAN INTERIM
IRI06
LAPORAN TAHUNAN
IRI07
NERACA TAHUN SEBELUMNYA
IRI08
LAPORAN LABA RUGI TAHUN SEBELUMNYA
IRI09
LAPORAN ARUS KAS TAHUN SEBELUMNYA
IRI10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN SEBELUMNYA
IRI11
LAPORAN INTERIM TAHUN SEBELUMNYA
IRI12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN SEBELUMNYA
IRI13
RASIO KEUANGAN
IRI14
LAPORAN AUDITOR
IRI15
LAPORAN AUDITOR TAHUN SEBELUMNYA
IRI16
LAPORAN KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN
IRI17
SEGMENTASI PELAPORAN TIAP BISNIS
IRI18
SEGMENTASI PELAPORAN
IRI19
JUMLAH SAHAM
IRI20
GOLONGAN SAHAM
IRI21
DATA KEUANGAN TIME SERIES
IRI22
STRUKTUR PEMEGANG SAHAM
IRI23
PRESS RELEASES/INFORMASI MENGENAI PERUSAHAAN
IRI24
CV
IRI25
CSR
IRI26
FAQ
IRI27
SITE MAP
IRI28
SITE SEARCH
IRI29
KONTAK EMAIL YANG TERSEDIA
IRI30
BAGIAN BANTUAN YANG TERSEDIA
IRI31
MULTILINGUAL
IRI32
POSSIBILITY OF ORDERING COMPANY-RELATED INFORMATION
IRI33
DATA KEUANGAN DALAM FORMAT YANG DAPAT DIAKSES
IRI34
KEBERADAAN MAILING LIST
IRI35
REKAMAN VIDEO RAPAT
(Sumber : Andrikopolous, A dan Diakidis, N. 2007)
LAMPIRAN 3 PERHITUNGAN INTERNET REPORTING INDEX, RETURN ON ASSET RATIO, DAN STOCK LIQUIDITY PERUSAHAAN KODE SMCB
INTP
LMSH
SOBI
CPIN
JPFA
FASW
ASII
AUTO
IMAS
UNTR
KBLM
TAHUN
IRI
ROA
LIK
2009
21
0.03
269
2010
31
0.12
269
2011
31
0.05
1181
2009
20
0.15
264
2010
28
0.2
249
2011
28
0.21
2009
19
2010
KODE
TAHUN
IRI
ROA
LIK
2009
17
0.15
241
2010
23
0.05
176
2011
23
0.01
745
2009
20
0.03
545
2010
28
0.07
740
444
2011
28
0.06
877
0.14
729
2009
20
0.2
454
20
0.02
460
2010
21
0.24
724
2011
20
0.09
424
2011
21
0.28
502
2009
22
0.02
303
2009
24
0.24
471
2010
24
0.03
273
2010
25
0.28
402
2011
24
0.04
240
2011
26
0.31
376
2009
17
0.04
216
2009
20
0.11
390
2010
25
0.2
489
2010
26
0.09
360
2011
26
0.23
275
2011
27
0.13
386
2009
20
0.04
361
2009
26
0.12
587
2010
25
0.03
77
2010
27
0.14
768
2011
24
0.13
246
2011
28
0.18
686
2009
24
0.01
358
2009
30
0.03
728
2010
27
0.07
436
2010
29
0.04
629
2011
27
0.06
433
2011
29
0.08
659
2009
24
0.11
359
2009
22
0.26
907
2010
26
0.11
380
2010
28
0.23
463
2011
26
0.12
560
2011
28
0.27
558
2009
20
0.14
347
2009
23
0.12
1998
2010
27
0.16
615
2010
28
0.12
1341
2011
27
0.2
648
2011
28
0.12
788
2009
17
0.04
391
2009
31
0.37
595
2010
25
0.02
533
2010
30
0.4
1523
2011
25
0.05
624
2011
30
0.39
1464
2009
24
0.12
209
2009
14
0.04
889
2010
24
0.15
186
2010
21
0.08
437
2011
28
0.13
210
2011
21
0.18
590
2009
27
0.08
194
2010
26
0.05
70
2011
26
0.09
43
IKBI
INDF
MLBI
HMSP
DVLA
KLBF
KAEF
MERK
TCID
UNVR
MAIN
LAMPIRAN 4 STATISTIK DESKRIPTIF Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
IRI
69
14
31
24.59
3.828
ROA
69
.01
.40
.1290
.09472
LQ
69
43
1998
527.01
348.939
Valid N (listwise)
69
LAMPIRAN 5 UJI ASUMSI KLASIK HASIL UJI NORMALITAS Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LQ 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters(a,b)
IRI
ROA
LQ
69
69
69
Mean
24.59
.1290
527.01
Std. Deviation
3.828
.09472
348.939
Absolute
.122
.122
.129
Positive
.087
.122
.129
Negative
-.122
-.105
-.114
Kolmogorov-Smirnov Z
1.009
1.016
1.071
Asymp. Sig. (2-tailed)
.260
.253
.201
Most Extreme Differences
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients (a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) ROA
Std. Error
56.990
IRI
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics t
Sig.
Beta
Tolerance
264.692
.215
.830
VIF
14.429
11.032
.158
1.308
.195
.926
1.080
892.759
445.927
.242
2.002
.049
.926
1.080
a Dependent Variable: LQ HASIL UJI AUTOKORELASI Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson Model Summary (b) Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.324(a)
.105
Std. Error of the Estimate
.078
Durbin-Watson
335.138
1.217
a Predictors: (Constant), ROA, IRI b Dependent Variable: LQ HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot Dependent Variable: LQ Regression Standardized Residual
5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
LAMPIRAN 6 HASIL UJI HIPOTESIS Pengaruh Langsung ROA pada LQ Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.285(a)
.081
.068
336.910
a Predictors: (Constant), ROA b Dependent Variable: LQ
ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares
df
Regression
Mean Square
674491.563
1
674491.563
Residual
7605063.422
67
113508.409
Total
8279554.986
68
F
Sig.
5.942
.017(a)
a Predictors: (Constant), ROA b Dependent Variable: LQ Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) ROA
Standardized Coefficients
Std. Error
391.385
68.853
1051.509
431.359
t
Sig.
5.684
.000
2.438
.017
Beta
.285
a Dependent Variable: LQ Pengaruh Tak Langsung Model Summary(b) Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.324(a)
.105
.078
335.138
a Predictors: (Constant), IRI, ROA b Dependent Variable: LQ ANOVA(b) Model 1
Regression
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
3.858
.026(a)
t
Sig.
866616.325
2
433308.162
Residual
7412938.661
66
112317.252
Total
8279554.986
68
a Predictors: (Constant), IRI, ROA b Dependent Variable: LQ Coefficients(a)
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error
(Constant) ROA
Standardized Coefficients Beta
56.990
264.692
.215
.830
892.759
445.927
.242
2.002
.049
14.429
11.032
.158
1.308
.195
IRI a Dependent Variable: LQ