Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 58- 65
8 Pages
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA Maulizar1, Said Musnadi2, Mukhlis Yunus2 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This study aimed to observe the effect of transactional leadership and transformational leadership on employee performance Syariah Mandiri Bank Branch of Banda Aceh.The study was conducted by using census techniques in collecting the data. Data was obtained from 66 respondents in Syariah Mandiri Bank Branch of Banda Aceh. In processing the data, the writer used multiple linear regression analysis using SPSS 11.0. The results of simultaneous data processing shows that transactional leadership and transformational leadership significantly influence the performance of employees in Syariah Mandiri Bank Branch of Banda Aceh. Keywords:
Transactional Performance
Leadership,
Transformational
Leadership
and
Employee
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sensus dalam pengambilan data. Data di peroleh dari 66 responden di Bank Mandiri Syariah Cabang Banda Aceh. Pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.0. Dari hasil pengolahan data secara simultan kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Kata Kunci: Kepemimpinan Transaksional, Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Karyawani
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
- 58
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan menejemen
PENDAHULUAN
Kelahiran bank syariah di Indonesia didorong
PT. Bank Mandiri (persero) yang memandang
oleh keinginan masyarakat Indonesia (terutama
pentingnya kehadiran Bank Syariah di lingkungan
masyarakat Islam) yang berpandangan bahwa
PT. Bank Mandiri (persero).
bunga merupakan riba, sehingga dilarang oleh
Berdirinya perbankan dengan sistem bagi
agama. Dari aspek hukum, yang mendasari
hasil, didasarkan pada dua alasan utama yaitu (1)
perkembangan bank syariah di Indonesia adalah
adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada
UU No 7 Tahun 1992. Dalam UU tersebut prinsip
bank konvensional hukumnya haram karena
syariah masih samar, yang dinyatakan sebagai
termasuk dalam kategori riba yang dilarang dalam
prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah secara
agama, bukan saja pada agama Islam tetapi juga
tegas dinyatakan dalam UU No 10 Tahun 1998,
oleh agama samawi lainnya, (2) dari aspek
yang kemudian diperbaharuhi dengan UU Nomor
ekonomi, penyerahan resiko usaha terhadap salah
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU
satu pihak dinilai melanggar norma keadilan.
No 3 tahun 2004. Maka perkembangan lembaga
Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu
keuangan yang menggunakan prinsip syariah
Bank Syariah memiliki
dimulai pada tahun 1992, yang diawali dengan
persaingan dengan Bank Konvensional. Agar
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI)
badan usaha tetap eksis maka harus berani
sebagai bank yang menggunakan prinsip syariah
menghadapinya yaitu menghadapi perubahan dan
pertama di Indonesia.
memenangkan persaingan. Sumber daya yang
tantangan dalam
Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan
dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode
Bank Umum Syariah (BUS) ke-2 di Indonesia
dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang
setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia
optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya
(BMI), sekitar tahun 1992. Sejarah berdirinya
manusia yang mempunyai kinerja yang optimum.
Bank Syariah Mandiri dipengaruhi adanya tuntutan
Douglas (1996) menjelaskan bahwa perusahaan
dari sebagian masyarakat muslim Indonesia yang
membutuhkan karyawan yang mampu bekerja
menganggap bahwa bunga bank adalah haram.
lebih baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan
Pada tahun 1997 tepatnya bulan Juli krisis tersebut
karyawan
telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang
performance) yang tinggi.
didominasi
oleh
mempunyai
kinerja
(job
konvensional
Faktor penting yang menentukan kinerja
mengalami kesulitan yang sangat parah yang
karyawan dan kemampuan organisasi beradaptasi
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
dengan perubahan lingkungan menurut Bass
mengambil tindakan untuk merekonstruksi dan
(2003), Locander (2002), serta Yammarino (1993)
merekapitalisasi sebagian bank Indonesia. Tepat
adalah
pada bulan tanggal 1 November 1999 merupakan
Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara
hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah
pemimpin
Mandiri.
(follower) dan bagaimana seorang pemimpin
Kelahiran
bank-bank
yang
Bank
Syariah
Mandiri
merupakan buah usaha dari para perintis Bank 59 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
kepemimpinan
(leader)
dengan
mengarahkan follower akan
(leadership).
yang
dipimpin
menentukan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sejauhmana follower mencapai tujuan atau harapan
kondisi ini terus menerus terjadi tanpa adanya
pimpinan (Locander 2002; Yammarino 1993).
perbaikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
Konsep kepemimpinan yang berkembang
perhatian
khusus
dari
pemimpin
terhadap
pesat adalah konsep kepemimpinan transaksional
kebutuhan individu sehingga berpengaruh terhadap
dan tranformasional yang dipopulerkan oleh Bass
kinerja karyawan (Wawancara, 2012).
pada tahun 1985 (Locander 2002). Kedua konsep
Keadaan kepemimpinan yang terjadi di Bank
kepemimpinan tersebut berbasiskan pada gaya,
Syariah Mandiri
perilaku dan situasi yang meliputi seorang
menjadikan hasil kerja yang diciptakan oleh
pemimpin
karyawan
(Locander
transaksional
2002).
berdasarkan
Kepemimpinan
prinsip
pertukaran
cabang Banda
terkesan
menunjukkan
adanya
Hal
ketidakikhlasan
pemimpin mengharapkan imbalan berupa kinerja
perhatian pemimpin terhadap bawahan. Karyawan
bawahan
merasakan pemimpin kurang memahami apa yang
sementara
bawahan
mengharapkan imbalan dan penghargaan secara
oleh
dari
karyawan,
tinggi
disebabkan
ini
imbalan antara pemimpin dengan bawahan dimana
yang
ini
dipaksakan.
Aceh ini
kurangnya
diharapkan atau dibutuhkan oleh bawahan.
ekonomis dari pemimpin (Humphreys, 2002 ; Rafferty & Griffin 2004; Sarros & Santora 2001).
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Sedangkan
Kinerja Karyawan
kepemimpinan
tranformasional
mendasarkan diri pada prinsip pengembangan
Kinerja karyawan (job performance) dapat
bawahan (follower development). Pemimpin
diartikan
sebagai
sejauh
mana
seseorang
mengembangkan dan mengarahkan potensi dan
melaksanakan tanggung jawab dan tugas kerjanya
kemampuan bawahan untuk mencapai bahkan
(Singh et al. 1996). Faustino Gomes (1995)
melampaui tujuan organisasi (Dvir 2002).
mengatakan performansi pekerjaan adalah catatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank
hasil atau keluaran (outcomes) yang dihasilkan dari
Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh, terdapat
suatu fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
beberapa hal yang menjadi kendala kinerja
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.
karyawan. Di antaranya adalah jam kerja karyawan
Sedangkan pengukuran performansi menurut
sering melewati batas yang ditentukan, dimana
Faustino Gomes (1995) merupakan cara untuk
karyawan yang bekerja di luar batas waktu tetapi
mengukur tingkat kontribusi individu kepada
tidak dihitung lembur sehingga tidak ada timbal
organisasinya.
balik yang diperoleh karyawan. Hal ini bisa dilihat
diposisikan sebagai variabel dependen dalam
dari seringnya hari libur seperti hari Sabtu dan
penelitian-penelitian empiris karena dipandang
Minggu digunakan oleh karyawan marketing
sebagai akibat atau dampak dari perilaku
untuk masuk kantor guna mengatur strategi dalam
organisasi atau praktek-praktek sumber daya
bekerja.
manusia bukan sebagai penyebab atau determinan.
Kinerja
karyawan
umumnya
Selain itu, seringnya terjadi pengunduran diri
Dari pengertian kinerja karyawan di atas
baik karyawan tetap maupun kontrak, namun
dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah
perusahaan kembali merekrut karyawan baru,
hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam Volume 1, No.1 Agustus 2012
- 60
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
Dalam islam, kepemimpinan sebagai tugas
tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam
(amanah), ujian, tanggung jawab dari tuhan, yang
upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi
pelaksanaannya
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dipertanggungjawabkan kepada para anggota yang
dan sesuai dengan moral maupun etika.
dipimpin, tetapi juga kepada Allah swt. Jadi
tidak
hanya
pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan
tidak hanya bersifat horizontal-formal kepada
(leadership)
didefinisikan
sesama manusia, tetapi juga bersifat vertikal-moral,
beragam oleh para ahli namun secara umum
yaitu kepada Allah swt baik di dunia maupun di
kepemimpinan menggambarkan hubungan antara
akhirat. Perilaku pemimpin yang paling ideal,
pimpinan
dipimpin
dijadikan teladan paling utama dalam pandangan
(follower) (Locander, 2002). Locander (2002)
ini adalah perilaku yang ditunjukkan oleh para nabi
lebih lanjut menjelaskan bahwa kepemimpinan
dan rasul, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran
mengandung makna pemimpin mempengaruhi
Surat Al-Ahzab ayat 21 : “Sungguh dalam diri
yang dipimpin tapi hubungan antara pemimpin
rasul Allah kamu dapati teladan yang paling baik
dengan
jika
(leader)
yang
dengan
dipimpin
yang
bersifat
saling
kamu
mengharap rahmat
Allah, dan
menguntungkan kedua belah pihak. Lok dan
(keselamatan) pada terakhir, serta senantiasa ingat
Crawford (2001) memandang kepemimpinan
Allah”.
sebagai sebuah proses mempengaruhi aktivitas
Berdasarkan
beberapa
pengertian
suatu organisasi dalam upaya menetapkan dan
kepemimpinan yang dijelaskan di atas maka dapat
mencapai tujuan. Sejalan dengan uraian di atas,
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu
Andrews dan Field (dalam Nugroho, 2006)
tugas (amanah), tanggung jawab dari tuhan melalui
menyimpulkan 3 elemen penting yang harus ada
proses mempengaruhi aktivitas suatu organisasi
dalam kepemimpinan yaitu: pemimpin, yang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang akan
dipimpin, dan interaksi diantara keduanya. Tanpa
dipertanggungjawabkan kepada tuhan dan anggota
ketiga
yang dipimpin.
elemen
penting
tersebut,
maka
kepemimpinan tidak akan pernah ada. Pada dasarnya, kepemimpinan merupakan
Gaya Kepemimpinan
kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku,
karyawan dalam sebuah organisasi, sehingga
sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan,
mereka termotivasi untuk mencapai tujuan
kesanggupan
organisasi. Dalam memberikan penilaian terhadap
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin,
digunakan
karyawan melakukan proses kognitif untuk
bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
menerima, mengorganisasikan, dan memberi
dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
penafsiran
adalah pola prilaku dan strategi yang disukai dan
terhadap
pemimpin
(Tondok
Andarika, 2004). 61 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
&
untuk
pimpinan
berbuat
untuk
baik.
Gaya
mempengaruhi
sering diterapkan oleh seorang pemimpin (Rival
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2005: 30).
Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu
gaya
yang
dapat
Kepemimpinan
transformasional
adalah
memaksimumkan
pemimpin yang memotivasi bawahan untuk
produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan
bekerja demi tercapai sasaran organisasi dan
mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Gaya
memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat lebih
kepemimpinan
tinggi
merupakan
mengklasifikasikan
tipe
dasar
dalam
kepemipinan.
Gaya
(Burn,
transformasional
1978).
Kepemimpinan
(transformational
leadership)
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang
berdasarkan prinsip pengembangan bawahan
mementingkan
(follower
pelaksanaan
tugas,
yang
development).
Pemimpin
mementingkan hubungan kerja sama, dan yang
transformasional mengevaluasi kemampuan dan
mementingkan hasil yang dapat dicapai.
potensi
masing-masing
bawahan
untuk
menjalankan suatu tugas/pekerjaan, sekaligus Kepemimpinan Transaksional
melihat kemungkinan untuk memperluas tanggung
Menurut Bycio et.al (1995) serta Koh et.al (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan
perhatiannya
pada
jawab dan kewenangan bawahan di masa mendatang (Nugroho, 2006). Dengan
kepemimpinan
transformasional,
transaksi
para pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman,
interpersonal antara pemimpin dengan karyawan
kesetiaan dan penghormatan terhadap pemimpin,
yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran
dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih
tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
daripada yang awalnya diharapkan dari mereka.
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
Kerangka Pemikiran Kerangka konseptual
yang
mendasari
Kepemimpinan transaksional (transactional
penelitian ini adalah bahwa kinerja karyawan Bank
leadership) mendasarkan diri pada prinsip transaksi
syariah Mandiri sangat dipengaruhi oleh gaya
atau pertukaran antara pemimpin dengan bawahan.
kepemimpinan
Pemimpin memberikan imbalan atau penghargaan
kepemimpinan
tertentu (misalnya, bonus) kepada bawahan jika
kepemimpinan transaksional.
seorang
pemimpin,
transformasional
dan atau
bawahan mampu memenuhi harapan pemimpin (misalnya, kinerja karyawan tinggi). Di sisi lain, bawahan berupaya memenuhi harapan pemimpin
Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan Transaksional
disamping untuk memperoleh imbalan atau penghargaan, juga untuk menghindarkan diri dari
Kepemimpinan Tranformasional
Kinerja Karyawan
sanksi atau hukuman. Di sini tercipta hubungan mutualisme dan kontribusi kedua belah pihak akan memperoleh imbalan (Bass, 2003; Humphreys, 2002; Liu, 2003; Yammarino, 1993).
Gambar 1.
Kerangka pemikiran teoritis pengaruh kepemimpinan
transaksional
dan
kepemimpinan transaksional terhadap kinerja karyawan
Volume 1, No.1 Agustus 2012
- 62
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian regresi berganda dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil hasil uji F sebagai berikut :
Tabel 1
Uji F
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 716.862 1597.456 2314.318
df 2 63 65
Mean Square 358.431 25.356
F 14.136
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Trasformasional, Kepemimpinan Transaksional b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Hasil pengujian statistik pada tingkat keyakinan Signifinkansi
95%
menunjukkan
sebesar
0.000
nilai
tingkat pengaruh 0,310.
F
Dari hasil pengolahan data juga akan
menunjukkan
dapat diketahui keeratan hubungan antara
bahwa F signifikasi < α. Artinya hipotesis
variabel
alternative (Ha) diterima dan Ho ditolak. Hasil
transformasional
yang diperoleh mendukung hipotesis alternatif
transaksional) dengan Kinerja karyawan. Hasil
(Ha) sehingga kepemimpinan transformasional
pengujian digambarkan sebagai berikut:
independen dan
(kepemimpinan Kepemimpinan
dan kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Tabel 2
Model Summary
Model 1
R R Square a .557 .310
Adjusted R Square .288
Std. Error of the Estimate 5.03552
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Trasformasional, Kepemimpinan Transaksional
Hubungan antara variabel kepemimpinan transformasional
kepemimpinan
pengaruh perubahan variabel kinerja karyawan
transaksional dengan kinerja karyawan relatif
dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan
besar. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien
transformasional
korelasi (R) sebesar 0,557 (lebih besar dari
transaksional,
0,50). Selanjutnya nilai koefisien determinasi
69,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang
63 -
dan
(R2) sebesar 0,310, artinya bahwa 31,00%
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
dan
sedangkan
Kepemimpinan sisanya
sebesar
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tidak digunakan dalam penelitian Tabel 3 Coefficients a Untandardized Coefficients
Mode Constant 1Kepemimpinan 1 Transaksional Kepemimpinan Transformasional
Dari
hasil
kepemimpinan
Standardized Coefficients
t
Sig
3.228
.002
B
Std.Error
2.045
6.21
.547
.107
.536
5.095
.000
.233
.116
.211
2.008
.049
penelitian
mengenai
transformasional
Beta
menitikberatkan
pada
perilaku
untuk
dan
membantu tranformasi antara karyawan
kepemimpinan transaksional sebagai fungsi
dengan perusahaan memiliki pengaruh
dari kinerja karyawan dapat dituliskan dalam
yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
persamaan dibawah ini:
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan
Y = 2,045+ 0, 547X1 +0,233X2
transaksional
dan
kepemimpinan tranformasional terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
kinerja karyawan Bank Mandiri Syariah
Kesimpulan
Cabang Banda Aceh. Artinya hipotesis
Setelah dilakukan pengujian dan analisis
alternative (Ha) diterima dan Ho ditolak
data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
berdasarkan hasil pengolahan data dari
kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah
nilai
dirumuskan sebagai berikut:
probabilitas jauh di bawah 0.05.
1. Kepemimpinan transaksional pada Bank
signifikasi
sebesar
0.000
atau
Keterbatasan
Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh
Sebelum peneliti memaparkan saran –
dalam memfokuskan perhatiannya pada
saran perbaikan bagi peneliti selanjutnya
proses pertukaran atau imbalan yang
terlebih dahulu diungkapkan keterbatasan –
didasarkan pada kesepakatan mengenai
keterbatasan dalam penelitian ini:
klasifikasi
kerja,
1. Koefisien korelasi dari variabel yang
penugasan kerja dan penghargaan memiliki
diteliti masih kurang atau rendah sehingga
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perlu dilakukan penambahan variabel lain
karyawan.
yang tidak digunakan dalam penelitian
sasaran,
2. Kepemimpinan
standar
transformasional
pada
Bank Syariah Mandiri Cabang Banda
yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
Aceh dalam memberikan motivasi dengan Volume 1, No.1 Agustus 2012
- 64
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2. Lingkup penelitian ini adalah karyawan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh Saran
Sesuai
dengan
hasil
penelitian
ini,
disarankan untuk keilmuan dalam melakukan penelitian berikutnya perlu menambah variabel lain untuk menilai kinerja karyawan sehingga hasil yang dicapai dapat lebih baik. Bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh dalam meningkatkan kinerja karyawan
dapat
memberikan
gambaran
terhadap kepemimpinan yang transaksional ataupun
kepemimpinan
transformasional
sehingga
dapat
meningkatkan
kinerja
karyawan
dalam
menjalankan
kegiatan
perbankan selanjutnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Bass, B.M., B.J. Avolio, D.I. Jung & Y. Berson 2003. Predicting unit performance by assessing transformational and transactional leadership. Journal of Applied Psychology, Vol. 88, No. 2, Hal: 207-218. Burn, J. M., 1978. Leadership. New York: Harper & Row. Bycio, P., Hackett, R.D., and Allen, J.S. 1995. Further Assessments of Bass’s (1985). Conceptualization of Transactional and Transformational Leadership. Journal of Applied Psychology, 80 (4). Hal: 468-478. Douglas, 1996. Examining the roles of job involvement and work centrality in predicting organizational citizenship behaviors and job performance. Journal of organizational behaviour. Hal: 2. Dvir, 2002. Taly Dvir Impact of Transformasional Leadership on Follower Development and Performance: A Field Experiment. Hal. 4 . AMJ Press Faustino C.G., 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Humphreys, J.H., 2002. Transformational leader behavior, proximity and successful services marketing. Journal of Services Marketing, Vol. 16, No. 6. Hal: 487-502. Locander, W.B., F. Hamilton, D. Ladik & J. Stuart, 2002. Developing a leadership-rich culture:
65 -
Volume 1, No. 1, November 2012
The missing link to creating a market-focused organization.Journal of Market-Focused Management, Vol. 5, Hal: 149-163. Lok, P. & J. Crawford, 2001. Antecedents of organizational commitment and the mediating role of job satisfaction. Journal of Managerial Psychology, Vol. 16, No. 8. Hal: 594-613. Nugroho, R., 2006. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi kinerja karyawan (Studi Empiris pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero),Cabang Bandung). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Dipenogoro. Rafferty dan Griffin, 2004. Griffiths, Gareth H. dan Paul N. Finlay. 2004. “IS-enabled sustainable competitive advantage in financial services, retailing and manufacturing. Journal of Strategic Information Systems. 13: 29-59. Rivai, V., 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarros, J.C. & J.C. Santora, 2001. The transformational-transactional leadership model in practice. Leadership & Organization Develeopment Journal, Vol. 22, No. 8, Hal: 383-393. Singh, J., W. Verbeke & G.K. Rhoads, 1996. Do organizational practices matter in role stress processes? A study of direct and moderating effects for marketing-oriented boundary spanners. Journal of Marketing, Vo. 60. Hal: 69-86. Tondok, M.S., & Andarika, R., 2004. Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Psyche. Vol. 1 No. 1. Yammarino, F.J., W.D. Spangler & B.M. Bass 1993. Transformational leadership and performance: A longitudinal investigation. Leadership Quarterly, Vol. 4, No. 1. Hal: 81-102.