EKONOMI
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BESARNYA GAJI, DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR WASKITO DI PAMULANG
Nurdin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sailendra ABSTRACT The headmaster needs to have good leadership in order to motivate teachers to apply their knowledge so that the learningteaching process result can achieve its target. The objective of this paper is to know the influence of the leadership of the headmaster towards the teacher’s achievement and motivation. The method used observational and survey, which is conducted in Waskito’s elementary school at Pamulang. The sample randomly taken. The result shows that the leadership and the wages do not directly influence the performance of the teacher’s.
3. Mengetahui pengaruh motivasi mengajar terhadap
PENDAHULUAN Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan tentunya
kinerja guru sekolah Dasar Waskito di Pamulang.
memiliki gaya kepemimpinan didalam menjalankan
4. Mengetahui pengaruh secara simltan kepemimpinan
tugasnya. Untuk menciptakan kinerja guru yang baik
kepala sekolah, besarnya gaji, dan motivasi mengajar
perlu menerapkan kepemimpinan yang tepat sesuai
terhadap kinerja guru sekolah Dasar Waskito di
dengan karakter yang dimiliki para guru. Jika kepala
Pamulang.
sekolah mampu menempatkan posisinya sesuai dengan
Metode Penelitian yang digunakan adalah
fungsinya,maka kondisi kerja disekolah yang dipimpinnya
korelasional, terdapat 4 variabel yaitu kepemimpinan
akan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dihadapi.
kepala sekolah (x1), besarnya gaji (x2), motivasi mengajar
Motivasi kepemimpinan Kepala Sekolah yaitu melakukan
(x3)), dan kinerja guru (y). Penelitian ini dilaksanakan
supervisi dengan bijaksana, arif, dan penuh kewibawaan,
pada Sekolah Dasar Waskito di Pamulang Kabupaten
sehingga guru akan merasa segan pada pimpinannya
Tangerang selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Januari
dan akan berusaha bekerja sesuai dengan tugas dan
sampai bulan Maret 2011.
tanggung jawabnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah
Jika guru bekerja tidak berdasarkan motivasi (minat
Dasar Waskito di Pamulang sejumlah 78 orang guru,
dan bakat)maka kinerjanya tidak sesuai dengan harapan.
sampel penelitian sebanyak 33 orang guru yang diambil
Hal ini berbeda dengan guru yang bekerja berdasarkan
secara acak (simple random sampling)
motivasi (minat dan bakatnya) sesuai dengan pekerjaan
Konstelasi Masalah
yang dihadapinya, maka dirinya. akan bekerja dengan sepenuh hati, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
Keterangan: Y : Kinerja Guru X1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 : Besarnya gaji X3 : Motivasi Mengajar
terhadap kinerja guru sekolah Dasar Waskito di Pamulang. 2. Mengetahui pengaruh besarnya gaji terhadap kinerja guru sekolah Dasar Waskito di Pamulang.
WIDYA
28
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI Definisi Operasional Kinerja Guru; suatu proses yang dilakukan oleh seorang guru dengan mengedepankan kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan juga waktu, dalam memberikan bimbingan dan pengajaran kepada anak didiknya. Kepemimpinan Kepala Sekolah; suatu kemampuan dari seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar, dimana ia diharapkan dapat memberikan arahan, bimbingan, dan pembinaan secara terarah dalam pencapaian tujuan belajar. Besarnya gaji; suatu bentuk imbalan berupa uang yang diberikan oleh pemberi kerja kepada penerima kerja atas pekerjaan yang telah dikerjakan dalam waktu tertentu dan dengan hasil akhir suatu pekerjaan . Motivasi Mengajar; dorongan yang dirasakan oleh seorang pendidik (guru) untuk mengembangkan kemampuan anak didiknya ke arah yang lebih baik Sehingga peserta didik (murid) dapat mengimplementasi kan ilmu yang didapatnya. Teknik Pengumpulan Data; dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 4 variabel yaitu kinerja guru, kepemimpinan kepakla sekolah, besarnya gaji, dan motivasi mengajar . Pengujian Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas. Rumus yang digunakan dalam multikolinearitas adalah: VIF =
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel terikat. Rumus yang digunakan yaitu: F = R2 (N – m – 1) m ( 1 – R2 ) Uji t (Pengujian Parsial) Untuk menguji koefisien regresi dilakukan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus sebagai berikut:
Teknik Analisis Data a. Teknik Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y’ a + b1 X1 + b2 X2 + b3 x3 …bn Xn Teknik Analisis Korelasi Berganda dengan rumus sebagai berikut :
PEMBAHASAN Pengertian Guru 1. Menurut Keputusan Men.Pan No. 26/Menpan/1989, Pasal 1 ayat 1 guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. 2. Menurut Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 Jabatan guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam suatu organisasi dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0.1 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika VIF < 10 atau jika tolerance > 0.1 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Uji Heteroskedastisitas;bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan kepengamatan lain. Dasar analisisnya sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, WIDYA
29
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI 3. Menurut Atmodiwiro (2000:29), guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. 4. Menurut Jamaluddin (1998:1) guru adalah pendidik berarti orang dewasa, melaksanakan tugasnya sebagai pendidik karena jabatannya. Guru mendidik anak bertujuan mendewasakan anak. Dewasa menurut Nashir (1997:112) adalah dewasa secara rohani dan jasmani (perkembangan dan perutumbuhan). Menurutnya dewasa secara rohani dan jasmani dapat dikemukakan berikut ini: a. Dewasa sosial yaitu dimana seseorang sanggup memahami tugas-tugas kemasyarakatan yang dibebankan kepadanya. b. Dewasa moril yaitu dimana seseorang telah sanggup mengadakan pilihan mengenai apa yang disebut baik dan buruk, dan mampu mengadakan pertimbangan dan pilihan tentang yang mana lebih baik. c. Dewasa religius yaitu orang memiliki kemampuan untuk memilih dan mempertimbangkan dengan tepat ajaran agama yang mana harus diyakini. Kinerja Guru Hasibuan (2001:94) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan. Kinerja merupakan gabungan dari 3 (tiga) faktor penting: yaitu (1) kemampuan dan minat seorang pekerja, (2) kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta (3) peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Dessler (2000:87) berpendapat bahwa prestasi kerja adalah suatu proses kinerja secara aktual dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang guru dengan mengedepankan kecakapan, pengalaman, kesungguhan memberikan bimbingan, pengajaran kepada muridnya agar setiap murid dapat menjadi seorang makhluk sosial WIDYA
yang berdiri sendiri. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Menurut Wahjosumidjo (2000:12); kepemimpinan mengandung konotasi yakni menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, dan memberikan bantuan. 2. Menurut Nawawi (2001:87); mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. 3. Menurut Robbins (2000:18); Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. 4. Menurut Purwanto (1997:26); Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifatsifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan kepada yang dipimpinnya, agar mau melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, dan penuh semangat. 5. Menurut Stoner dan Sindoro (2000:161); Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. 6. Menurut Abor (1994:32); Kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku individu dan kelompok yang menyebabkan individu dan juga kelompok-kelompok untuk bergerak maju, guna mencapai tujuan. 7. Menurut Wirawan (2002:18); Kepemimpinan adalah proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi motivasi, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dari pengikut untuk merealisir visi. Menurut Wahjosumidjo (2002:57) ada empat macam pendekatan kepemimpinan yaitu: 1. Pendekatan pengaruh kewibawaan (power influence approach) yaitu seorang kepala sekolah dimungkinkan untuk menggunakan pengaruh yang dimilikinya dalam membina memberdayakan, dan memberi teladan kepada guru 2. Pendekatan sifat (the trait approach) yaitu keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat30
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI sifat pribadi, melainkan ditentukan pula oleh keterampilan (skill) 3. Pendekatan perilaku (the behavior approach) yaitu merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh motivasi dan gaya kepemimpinan, bagaimana cara memberi perintah, membagi tugas dan wewenang, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja, 4. Pendekatan situasional (situational approach) yaitu pemimpin berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat universal. Pengertian Kepala Sekolah 1. Lipham (2000:1), menyebutkan bahwa kepala sekolah adalah sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. 2. Menurut Wahjosumidjo (2002;34), sekolah memiliki karakter tersendiri yang bersifat unik, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan manusia. Oleh karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan suatu sekolah adalah tergantung kepada kepala sekolah. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah seseorang yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar, dan diharapkan dapat memberikan arahan, bimbingan, lindungan, dan pembinaan, kepada peserta didik untuk mencapaian tujuan . Besarnya Gaji 1. Menurut Dessler (2000:85), gaji adalah uang uang yang diberikan kepada pegawai. Selanjutnya dikatakan kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan pekerjaannya. WIDYA
2. Menurut Amstrong dan Murlis (1994:7), gaji dapat diartikan sebagai bayaran pokok yang diterima oleh seseorang, tidak termasuk tunjangan lainnya. Selanjutnya dikatakan prinsip-prinsip penggajian yang harus diperhatikan antara lain: tingkat inflasi, tanggung jawab pekerjaan, resiko pekerjaan dan kebutuhan aktualisasi, di samping itu sistem penggajian harus sesuai pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka besarnya gaji adalah suatu bentuk imbalan berupa uang yang diberikan oleh pemberi kerja kepada penerima kerja atas pekerjaan yang telah dikerjakan dalam waktu tertentu dan dengan hasil akhir suatu pekerjaan. Pengertian Motivasi 1. Callahan dan Clark (1988:15), mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penggerak yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. 2. Slameto (1991:78), motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. 3. Walgito (1999:12), mengemukakan motivasi adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. 4. Thoha (2000:197), mengemukakan bahwa motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang, 5. Beredoom dan Stainer yang dikutip oleh Juwono (1985:19), mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Pendapat ini dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam pengertian ini menekankan pada kondisi mental manusia sehingga bisa mendorong pada aktivitas dan juga memberikan kekuatan sehingga bergerak ke arah sebagaimana yang diharapkan. Menurut Suradinata (1996:42) terdapat 5 faktor yang mempengaruhi motivasi manusia, yaitu: (1) Kebutuhan manusia, (2) Dorongan dan disiplin, (3) Penghargaan, (4) Lingkungan, dan (5) Pencapaian tujuan. Dari kelima faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap manusia agar dapat bergerak sehingga tujuan dapat 31
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI tercapai.
dan kebutuhannya c. Pengertian Kualitatif, sebagai the facilitation of learning yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa dalam mencari makna dan pemahamannya sendiri. 4. Hamalik (2001:44-53), mengemukakan mengajar dapat diartikan sebagai: (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada siswa, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, dan (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi mengajar adalah dorongan yang dirasakan oleh seorang pendidik (guru) untuk mengembangkan kemampuan anak didiknya ke arah yang lebih baik, sehingga peserta didik (murid) dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatnya. Hasil Analisis a. Uji Asumsi Klasik. Uji Multikolinearita
Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek seseorang bermotivasi terhadap suatu obyek dapat diketahui dari evaluasi perasaannya terhadap obyek tersebut. Evaluasi perasaan ini dapat berupa perasaan senang atau tidak senang. Pengertian Mengajar 1. Menurut Nasution (2001:8), mengajar adalah segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. 2. Usman (1994:3), mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan, guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu
Tabel 1. Coefficients
memanfaatkan lingkungan, baik di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap k e g i a ta n b e l a j a r m e n g a j a r. 3. Burton seperti yang dikutip oleh Usman (1994:3), menegaskan
a. Dependent Variable: KINERJA GURU
teaching is the guidence of learning activities. Ada tiga
b. Uji Heteroskedasitisitas dengan menggunakan Scatter Plot.
macam konsep mengajar yaitu: a. Pengertian Kuantitatif, sebagai the transmission of knowledge yakni penularan pengetahuan, dalam hal ini guru perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaikbaiknya, masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. b. Pengertian Institusional, berarti the efficient orchestration of teaching skills yakni penataan segala
Regression Standadized Predicted Value
kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini
Gambar. Scatterpot Dependent Variable : KINERJA
guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai
Uji Heteroskedasitisitas menujukan model regresi homoskedasitisitas. c. Regresi Linier Berganda.
teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan WIDYA
32
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI Dari tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.25 + 0.074 Y1 - 0037X2 + 0.906X3 Persamaan regresi di atas dapat diartikan sebagai berikut: Konstanta sebesar 0,254 dinyatakan bahwa jika kepemimpinan, besarnya gaji, dan motivasi mengajar dianggap nol, maka kinerja guru adalah sebesar 0,254 skor. a. Koefisien regresi kepemimpinan sebesar 0,074 dan perubahan signifikasi menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja guru adalah tidak signifikan. b. Koefisien regresi besarnya gaji sebesar 0,037 menunjukkan bahwa pengaruh besarnya gaji terhadap kinerja guru adalah kurang signifikan. Berdasarkan nilai dan probabilitas signifikan 0.72270.05, dapat disimpulkan bahwa besarnya gaji memberikan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja guru pada 5% c. Koefisien regresi motivasi mengajar sebesar 0,906 dan probabilitas signifikan 0.00070.05 menunjukkan bahwa pengaruh motivasi mengajar terhadap kinerja guru adalah positif yang signifikan terhadap kinerja guru pada 5 %. Tabel. 2
memberikan kontribusi pengaruh sebesar 80 %, sedangkan sisanya 20 % ( 100 % - 80 % ) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah tidak signifikan terhadap kinerja guru, 2. Besarnya gaji tidak signifikan terhadap kinerja guru 3. Motivasi mengajar memberi pengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru berarti Hi diterima. 4. Kepemimpinan kepala sekolah, besarnya gaji, dan motivasi mengajar tidak secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru dengan probabilitas signifikasi 0.000<0.05 (R2) = 0,800 ini berarti kepemimpinan kepala sekolah, besarnya gaji, dan motivasi mengajar dipengaruhi oleh faktor lain yang belum dibahas dalam penelitian ini sebesar 20%. Saran-saran 1. Kepala sekolah perlu memperhatikan kedisiplinannya sehingga guru dapat mengikutinya dengan sebaikbaiknya. 2. Untuk dapat meningkatkan motivasi mengajar, sebaiknya guru yang berprestasi diberi hadiah dan gaji yang diterimanya sebaiknya disesuaikan dengan pekerjannya. 3. Kinerja guru belum optimal, untuk itu kepala sekolah sebaiknya memberikan petunjuk kepada guru mengenai cara mengajar yang efektif. 4. Kepala sekolah menyediakan fasilitas pendukung untuk lebih meningkatkan kinerja guru.
ANOVA b
a.Predictors: (Constant), MOTIVASI, KEPEMIMPINAN, GAJI b.Dependent Variable: KINERJA GURU
c. Koefisien Determinasi Tabel. 3
Model Summary b
DAFTAR PUSTAKA Edwin B. Flippo, Manajamen Personalia, Erlangga. Jakarta.2001. Garry Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Index.Jakarta.2000. Hasibuan, Sadar Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.2001. James A.F. Stoner, Manajemen, Index. Jakarta. 2000. Lipham. Pemasaran, Salemba Empat. akarta.2000. Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers. Jakarta.2000. Nawawi dan Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 2001. Nasution, M.N, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia Indonesia. Jakarta. 2001. Moh. Nazir., Metodelogi Penelitian, Ghalia Indonesia. Jakarta. 2000. Ranupandoyo dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, BPFE.Jakarta. 2000.
a.Predictors: (Constant), MOTIVASI, KEPEMIMPINAN, GAJI b.Dependent Variable: KINERJA GURU
Secara simultan variabel kepemimpinan, gaji dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dengan perubahan signifikansi 0,000<0,05 Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui nilai R = 0,894 menunjukkan bahwa kepemimpinan, besarnya gaji, dan motivasi mengajar memberikan hubungan yang positip terhadap kinerja guru. Berdasarkan nilai R2 = 0,800 atau 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, besarnya gaji, dan motivasi mengajar WIDYA
33
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012
EKONOMI Robbins,Stephen P, Organizational Theory: Structure Design and Aplication, Prentice Hall, New Jersey.2000. Garry Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Index. Jakarta.2000. Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers.Jakarta.2000
Wirawan. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan: Pengantar untuk Praktek dan Penelitian. Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.Jakarta.2002. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya Raja Grafindo Persada.Jakarta.2002. www Google.com
KEPEMIMPINAN PENTING UNTUK MEMOTIVASI DALAM MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI WIDYA
34
Tahun 28 Nomor 316 Januari 2012