Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KERJA SAMA TIM TERHADAP ETIKA KERJA GURU SMK THE EFFECT OF LEADERSHIP AND TEAM WORK TOWARD WORK ETHIC OF VOCATIONAL PUBLIC SCHOOL TEACHER Sri Sarjana SMK Negeri 1 Cikarang Barat Jl. Teuku Umar No. 1 Cikarang Barat, Bekasi e-mail:
[email protected] Naskah diterima tanggal: 18/02/2014; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 12/03/2014; Disetujui tanggal: 02/06/2014 Abstract: The objective of the research is to determine the influence of leadership and teamwork toward work ethic of teacher at state of vocational public school at Bekasi District. This research is carried out at State of Vocational High School at Bekasi District, using survey method dan path analysis technique. Research samples were selected as much as 80 teachers using simple random sampling technique. The results show: First, the leadership has positive direct effect to work ethic. That is, improvement of leadership will lead to increased work ethic. Second, the leadership have positive direct effect to teamwork. That is, improvement of leadership will lead to increas teamwork. Third, teamwork have positive direct effect to the work ethic. That is, improvement of teamwork will lead to increas work ethic. The conclusion of this research is that work ethic can be improved by increasing leadership and teamwork. Keywords: work ethic, leadership, teamwork Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan kerja sama tim terhadap etika kerja guru SMK Negeri di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri di Kabupaten Bekasi, dengan menggunakan metode survei dan teknik analisis jalur. Sampel penelitian dipilih sebanyak 80 guru menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, kepemimpinan berpengaruh positif langsung terhadap etika
kerja. Artinya, peningkatan kepemimpinan akan menyebabkan
peningkatan etika kerja. Kedua, kepemimpinan berpengaruh positif langsung terhadap kerja sama tim. Artinya, peningkatan kepemimpinan akan menyebabkan peningkatan kerja sama tim. Ketiga, kerja sama tim memiliki pengaruh positif langsung terhadap etika kerja. Artinya, peningkatan kerja sama tim akan menyebabkan peningkatan etika kerja. Simpulan dalam penelitian ini bahwa etika kerja dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kepemimpinan dan kerja sama tim. Kata kunci: etika kerja, kepemimpinan, kerja sama tim
Pendahuluan
tanda jasa dan guru digugu dan ditiru, telah
Peran guru tidak dapat dipisahkan dari upaya
melekat pada kehidupan guru. Identitas klasik ini
untuk mencerdaskan dan menyiapkan masa depan
intinya membawa konsekuensi terhadap sepak
bangsa. Karena itu, di pundak guru terdapat
terjang guru dalam kehidupan bermasyarakat dan
tanggung jawab yang melekat secara terus-
bernegara. Besarnya kepercayaan masyarakat
menerus. Tugas dan tanggung jawab tersebut
terhadap guru mendorong mereka menyadari
tidak mudah karena harus melalui proses panjang
eksistensinya. Akan tetapi, akhir-akhir ini sering
yang penuh dengan persyaratan dan berbagai
muncul tuntutan dari masyarakat terhadap guru
tuntutan. Sebuah ungkapan tentang guru tanpa
yang menyoroti kapabilitas guru. Menjadi guru
234
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
memerlukan upaya dari dalam diri untuk mampu
semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
memenuhi kualitas sebagai pendidik. Jabatan guru
sosial, baik di dalam maupun di luar lingkungan
memiliki banyak tugas, baik di dalam maupun di
kerjanya. Sehingga betapa pentingnya hubungan
luar sekolah. Tugas tersebut tidak hanya sebagai
yang harmonis untuk menciptakan rasa per-
profesi, tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan
saudaraan yang kuat di antara sesama anggota
dan kemasyarakatan yang berkaitan dengan
profesi. Di lingkungan kerja yaitu di sekolah, guru
profesi onal itasnya yang mel iput i me ndid ik,
hendaknya menunjukkan sikap ingin bekerja
mengajar, dan melatih. Konsekuensi logis dari
sam a,
tugas tersebut adalah guru harus mempunyai
tanggung ja wab
banyak peran di antaranya sebagai korektor,
sekolah. Sikap ini diharapkan memunculkan suatu
inspirator, informator, fasilitator, pembimbing,
rasa
mediator, supervisor, dan sebagainya.
kepentingan bersama, dan tidak mementingkan
m engharga i,
se nasi b
p enge rtia n,
d an
r asa
kepa da sesam a pe rsonel
se pena nggungan,
me nyad ari
Menyadari peran tersebut, pertumbuhan
kepentingan sendiri dengan cara mengorbankan
pribadi maupun pertumbuhan profesi guru harus
ke pent inga n or ang lai n. D enga n de miki an
ter us-m ener us d ikem bang kan deng an cara
kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan
mengikuti atau membaca informasi yang baru dan
pendidikan pada umumnya dapat terlaksana
mengembangkan ide-ide yang kreatif. Hal ini
dengan baik.
dimaksudkan agar eksistensi guru mengikuti
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
perkembangan zaman. Dengan selalu memper-
te ntang guru d an d ose n di sebutkan bahwa
ha tika n se tiap per ubahan i nfor masi , guru
pr ofesi guru d an d ose n me rupa kan bida ng
memperoleh bekal baru yang dapat menjadi
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
semangat dan motivasi untuk menciptakan situasi
prinsip: 1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa
proses belajar mengajar yang lebih menye-
dan idealisme; 2) memiliki komitmen untuk
nangkan bagi peserta didik. Setiap guru yang
me ning katk an m utu pendidi kan, kei mana n,
ingin berkembang harus memiliki visi masa depan.
ketaqwaan dan akhlak mulia. Hal ini berarti
Ketajaman visi mendorong para guru untuk
seorang guru sebagai pendidik harus benar-
mampu mengembangkan visinya. Untuk mewu-
benar berkomitmen dalam memajukan pendidikan;
judkan visi tersebut, guru harus belajar terus-
3) guru harus mampu melaksanakan tugasnya
menerus untuk menjadi guru yang profesional.
dan melayani peserta didik dengan baik. Untuk
Guru yang profesional harus memiliki kompetensi,
itu, selalu dapat menyesuaikan kemampuan
tanggung jawab, rasa kesejawatan dan memiliki
dengan keinginan masyarakat yaitu peserta didik
eti ka sebag ai b agia n da ri p erja lana n ka rir
dan orang tuanya; 4) keinginan dan permintaan
hid upny a. Etika yang me ngat ur hubungan
ini selalu berkembang sesuai dengan perkem-
kemanusiaan antara guru dengan sekolah, guru
bangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi
dengan sesama guru, guru dengan peserta didik,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
guru dengan lingkungannya. Sebagai sebuah
Oleh karena itu, guru selalu dituntut untuk secara
jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan kode
terus menerus meningkatkan dan mengembang-
etik khusus untuk mengatur hubungan-hubungan
kan pengetahuan dan ketrampilannya.
tersebut.
Di dalam menjalankan profesinya, seorang
Guru menjunjung tinggi martabat profe-
guru menyadari bahwa perlu adanya ketetapan
sionalisme dan hubungan kesejawatan dengan
etika kerja guru sebagai pedoman dalam bersikap
standar dan kearifan profesional (Supriadi, 1999).
serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai
Hal ini termuat dalam kode etik guru di mana guru
moral sebagai pendidik anak bangsa. Ketetapan
se harusnya mem elihara hub unga n se jawa t,
etika guru tercermin dalam kehidupan yang
semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
disebut dengan etika profesi guru. Sikap taat guru
sosial , ini be rart i ba hwa guru hendaknya
pada kode etik akan memacu mereka untuk
menciptakan dan memelihara hubungan sesama
berperilaku sesuai dengan norma yang diizinkan
guru d alam lingkungan ker jany a da n guru
serta menghindari norma yang ti dak diper-
he ndak nya
bolehkan. Maka aktualisasi diri seorang guru
mencipta kan
dan
meme liha ra
235
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
dalam menjala nkan proses pend idikan serta
Guru mempunyai tanggung jawab profesional
pembelajaran yang profesional, beretika dan
yang cukup berat karena harus memperhatikan
bermartabat akan terwujud.
perilaku sendiri dan dampak perilakunya terhadap
Pendidikan merupakan proses yang mela-
siswa dan rekan-rekan sejawatnya. Hal ini berarti,
hirkan warga negara Indonesia agar memiliki etika
jika pengajar melaksanakan pembelajaran sesuai
yang baik dan karakter yang kuat, proses menuju
dengan etika yang diharapkan, maka siswa atau
ke dewa saan ser ta m enge mbangkan sem ua
rekan sejawat akan mencontoh perilaku pengajar
potensi peserta didik. Kecerdasan yang dikem-
tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan
bangkan haruslah meliputi ranah afektif, kognitif,
mereka selanjutnya. Etika kerja seorang pengajar
psikomotor atau kecerdasan spiritual, kecerdasan
dalam pembelajaran harus memperlihatkan sifat
intelektual, kecerdasan emosi. Keberhasilan
sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji,
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
dapat dipercaya, sadar diri, dan tidak boleh
pada proses pembelajaran yang berlangsung
dog mati s.
secara efektif. Salah satu faktor yang menentukan
tugasnya penuh dengan tanggung jawab dapat
keb erha sila n pr oses pem bela jara n te rseb ut
menerapkan prinsip-prinsip etika dan moral
adalah guru. Tugas utama guru dalam proses
pembelajaran. Dasar-dasar penyikapan ini akan
pem bela jara n
per enca na,
secara nyata terwujud dalam proses pembe-
pelaksana, dan sebagai penilai keberhasilan
lajaran yang diwarnai oleh komitmen dan motivasi
belajar siswa. Semua tugas dilaksanakan dalam
yang ti nggi , ni at b aik yang dil anda si oleh
upaya membelajarkan siswa untuk mendapatkan
kepribadian dan keahlian pengajar serta ke-
pengetahuan, kemahiran, dan keterampilan, serta
sadaran akan pentingnya profesionalisme diri
nilai dan sikap tertentu. Tentu saja guru harus
(Sagala & Gultom, 2011).
ad alah
seb agai
melaksanakan tugasnya berdasarkan etika kerja dan karakter yang diharapkan.
Penga jar
dala m
me laksanak an
Banyak hal yang dapat mempengaruhi etika kerja guru misalnya faktor internal seperti motivasi
Selama ini masalah etika kerja yang berlaku
da n
di sipl in,
seda ngka n
fa ktor
eksternal
pada proses pembelajaran di sekolah kurang
diantaranya budaya organisasi, iklim organisasi,
mendapatkan perhatian, sehingga guru masih
supervisi, gaya kepemimpinan, kerja tim dan
melaksanakan tugas sesuai dengan keinginan
sebagainya. Merefleksi kondisi di sekolah dimana
sendiri atau institusinya, atau bukan berdasarkan
etika kerja guru harus lebih ditingkatkan untuk
standar etika kerja dan karakter yang berlaku.
mencapai tujuan sekolah, maka peran kepala
Misalnya, siswa yang dianggap dekat dengan
sekolah dan kerja tim
guru atau siswa karena kecantikannya atau
motivasi guru agar menjadi guru profesional sesuai
karena sebab lainnya, meskipun hasil belajarnya
dengan tujuan undang-undang perlu dilakukan.
tidak baik akan tetapi diberikan nilai yang tinggi.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, penelitian
Seb alik nya
mem puny ai
ini memiliki arti penting mengingat berbagai
hubungan kedekatan dengan guru meskipun hasil
variabel tersebut mempunyai pengaruh yang
belajarnya baik, akan diberi nilai sama atau lebih
strategis dalam meningkatkan etika kerja dalam
rendah. Bahkan dapat terjadi guru memberi nilai
sebuah organisasi khususnya di lembaga pen-
tanpa melihat hasil kerja siswanya. Inilah contoh
did ikan. Et ika kerj a da pat diti ngka tkan di
guru yang memberikan penilaian kepada siswa
antaranya dengan cara meningkatkan peran
secara tidak adil. Mengacu pada contoh di atas,
kepala sekolah dalam menjalankan kepemim-
maka perlu dibahas bagaimana perilaku guru
pinannya yang lebih efektif dan efisien, serta
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Perilaku
organisasi sekolah juga harus memiliki kerja sama
guru harus didasarkan pada etika kerja dan
tim yang baik dalam interaksi di antara anggota
karakter pembelajaran sebagai sarana untuk
organisasi.
sisw a
ya ng
t idak
dalam meningkatkan
membantu siswa dalam mempengaruhi pem-
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
bentukan pribadinya secara positif melalui perilaku
di ata s, t erda pat sejumlah var iabe l ya ng
yang diteladankan oleh guru.
berpengaruh terhadap etika kerja. Variabelvariabel tersebut antara lain kepemimpinan, kerja
236
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
sama tim, motivasi, disiplin, supervisi, budaya
Kajian Literatur
organisasi, dan kreativitas. Oleh sebab itu, dapat
Etika Kerja
diidentifikasikan masalah penelitian sebagai
Etika adalah kajian sifat moral dan pilihan moral
berikut : a) pengaruh kepemimpinan terhadap
yang spesifik, filsafat moral, dan aturan-aturan
etika kerja, b) pengaruh kerja sama tim terhadap
at au stand ar y ang meng atur per ilak u pa ra
etika kerja, c) pengaruh kepemimpinan terhadap
anggota profesi (Ferrel, 2013). Etika adalah studi
kerja sama tim.
tentang
sta ndar
mor al
d an
p enga ruhnya
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan
terhadap perilaku (Dutelle, 2011). Etika atau
pembatasan masalah di atas, maka perumusan
filsafat moral mengacu pada pertanyaan dasar
masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah
tentang kehidupan yang baik, tentang apa yang
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap etika
baik dan buruk, tentang apakah ada tujuan yang
kerja?; 2) apakah kepemimpinan berpengaruh
benar dan salah, dan bagaimana kita tahu hal itu
positif terhadap kerja sama tim?; 3) apakah kerja
ada (Mackinnon, 2013). Etika adalah studi dan
sama tim berpengaruh positif terhadap etika
implementasi suatu
kerja?
benar dan salah (Wadley, 2009). Etika dide-
nilai kebajikan dan standar
Selaras dengan rumusan penelitian, maka
finisikan sebagai cabang filsafat yang berkaitan
tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk
dengan studi tentang apakah moralitas benar
mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan dan
atau salah, baik dan buruk. Benar dan salah
kerja sama tim terhadap etika kerja guru SMK
ada lah kual itas yang bi asanya d ifungsik an
Ne geri di Kabupate n Be kasi . Tujuan dal am
sebagai tindakan dan perilaku (Souryal, 2011).
peneliti an ini ada lah: 1 ) unt uk me ngeta hui
Etika adalah suatu kode nilai-nilai yang memandu
pengaruh kepemimpinan terhadap etika kerja; 2)
pilihan-pilihan, tindakan, dan menentukan tujuan
unt uk m enge tahui pe ngar uh k epem impi nan
dan arah hidup kita (Slyke, 2007). Etika sebagai
terhadap kerja sama tim; 3) untuk mengetahui
cabang filsafat moral sebagai prinsip untuk
pengaruh kerja sama tim terhadap etika kerja.
mengatur tingkah laku manusia seperti yang
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
dil akuk an oleh orang-or ang tert entu ser ta
diantaranya: 1) hasil penelitian diharapkan dapat
par tisi pasi dengan kelompok ter tent u at au
memberikan penjelasan terkait prinsip-prinsip
kelompok budaya (Beer, 2010). Kata lain etos
etika kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah
adalah etika yang berarti karakter atau adat,
dan kerja sama tim di sekolah untuk dapat
sedangkan moral berasal dari bahasa latin yang
dijadikan salah satu sumber informasi guna
berarti kebiasaan, sehingga istilah keduanya
pengembangan kualitas pendidikan; 2) hasil
dipakai untuk mengartikan suatu masyarakat
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
yang menggambarkan perbuatan benar dan salah
al ternatif dal am p eme caha n ma sala h ya ng
(De Janasz, dkk., 2009). Etika adalah disiplin yang
berkaitan dengan etika kerja guru dan dapat
berkenaan dengan apa yang baik dan buruk, yang
memberikan wacana yang positif bagi kepala
benar dan salah, atau kewajiban dan tanggung
sekolah untuk meningk atkan kualitas kepe-
jawab moral (Mondy, 2008). Etika mencerminkan
mimpinannya serta untuk meningkatkan kerja
derajat perilaku dari sebuah otoritas yang sesuai
sama tim dalam menciptakan iklim sekolah yang
dengan norma-norma moral yang berlaku secara
kondusif sehingga tercipta peningkatan etika kerja
umum (Colquitt, dkk., 2011).
guru di sekolah; 3) menjadi sumber informasi bagi
Etika kerja atau etos kerja adalah sepe-
kepala sekolah, guru dan karyawan tentang
rangkat perilaku kerja positif dan bermutu tinggi,
pengert ian dan manf aat etik a ke rja, kep e-
yang berakar pada kesadaran yang jernih dan
mimpinan dan kerja sama tim sehingga dapat
keyakinan yang kuat pada paradigma kerja yang
menamba h
holistik. Delapan etos kerja profesional: a) kerja
wa wasa n
da n
pe doma n
melaksanakan tugas sehari-hari.
untuk
adalah rahmat artinya harus bekerja secara tulus dan penuh rasa syukur; b) kerja adalah amanah artinya harus bekerja dengan benar dan penuh integritas; c), kerja adalah panggilan, artinya
237
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
harus bekerja dengan penuh bertanggung jawab;
pikiran dilakukan dengan memberikan pema-
d) kerja adalah aktualisasi, artinya harus bekerja
haman yang jelas tentang apa yang harus mereka
keras dan penuh semangat; e) kerja adalah
lak ukan, me ngap a da n ba gaim ana hal itu
ibadah, artinya harus beke rja serius penuh
dilakukan, hal itu dilakukan dengan menghasilkan
pengabdian; f) kerja adalah seni, artinya harus
perasaan, tantangan, keterlibatan, kepemilikan,
bekerja kreatif dan penuh suka cita; g) kerja
komitmen dan kegembiraan (Gill, 2011). Ke-
adalah kehormatan, artinya harus bekerja unggul
pemimpinan memberi kontribusi khusus, signifikan
penuh ketekunan; h) kerja adalah pelayanan,
dan positif terhadap proses tindakan dalam
artinya harus bekerja sempurna penuh keren-
kebanyakan organisasi. Kepemimpinan memiliki
dahan hati (Sinamo, 2011). Etika kerja adalah
tempat tertentu dan sentral dalam menegakkan
sikap karakteristik suatu kelompok terhadap
suatu prinsip, memotivasi karyawan dan meng-
moralitas bekerja (Alavudeen, 2008). Etika kerja
komunikasikan tujuan dan visi masa depan untuk
akan mulai tumbuh bersamaan dengan pening-
diperjuangkan (Dema, 2011). Kepemimpinan
kat an k ebut uhan manusia yang me rupa kan
merupakan kemampuan individu untuk mene-
refleksi dari kedewasaan psikologi. Etika kerja
mukan makna dalam peristiwa negatif dan belajar
me rupa kan norm a-norma per ilak u ya ng d i-
dari keadaan yang paling sulit (Luthan, 2011).
terapkan dalam bekerja di suatu organisasi dalam
Kepemimpinan sebagai suatu proses pengaruh
rangka mencapai tujuan bersama. Etika kerja
sosial yang melibatkan dua orang atau lebih yaitu
muncul bukan sebagai respon terhadap suatu
pemimpin dan pengikut. Proses mempengaruhi
insentif yang ditawarkan, melainkan sebagai
dua dimensi yaitu niat pemimpin untuk mem-
wujud dari tanggung jawab seseorang terhadap
pengaruhi perilaku orang lain, dan sejauh mana
pilihannya untuk bekerja dan terhadap komunitas
targ et upaya mempeng aruhi pe rilaku d apat
kerjany a untuk mewujudkan suatu ci ta-cita
diterima (Champoux, 2011). Kepemimpinan adalah
bersama. Etika kerja muncul bersamaan dengan
suatu hal yang mempengaruhi bekerja baik
meningkatnya kedewasaan seseorang. Pada saat
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
seseora ng m enja di d ewasa da n me ning kat
bersama (Hess dan Orthmann, 2012). Kepe-
kebutuhannya maka kekuatan yang mendo-
mimpinan adalah pengaruh individu terhadap
rongnya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya
orang lain dalam mencapai tujuan (Kreitner &
bukan terletak pada imbalan atau insentif yang
Kinicki, 2010). Kepemimpinan adalah penggunaan
ditawarkan. Semangat dan gairah kerja muncul
kekuatan dan pengaruh untuk mengarahkan kegi-
sebagai konsekuensi dari munculnya kesadaran
atan anggotanya dalam menuju tujuan organisasi
tentang tugas dan tanggung jawab organisasinya
(Colquitt, dkk., 2011). Kepemimpinan adalah suatu
(Hartanto, 2009).
proses mempengaruhi orang lain dan proses
Berdasarkan kajian teori dan pembahasan di
memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk
atas, dapat disimpulkan bahwa etika kerja adalah
mencapai tujuan bersama (Schermerhorn, 2010).
seperangkat perilaku yang dimiliki oleh individu
Kepemimpinan bukan hanya kekuasaan untuk
atau kelompok yang diimplementasikan dalam
memaksa bawahannya tetapi juga merupakan
be kerj a untuk mencapai tuj uan yang tel ah
warisan, kepentingan kelompok, dan kapasitas
ditetapkan dengan dilandasi nilai-nilai dan norma-
seseorang. Namun kepemimpinan adalah proses
norma yang dianut dengan indikator: 1) tepat
mengarahkan, mengkoordinasi, mendukung, dan
waktu; 2) jujur; 3) memiliki motivasi untuk
memotivasi orang lain dalam kelompok dan
berkembang; 4) bekerja keras; 5) bertanggung
organisasi (Forsyth, 2006). Kepemimpinan adalah
jawab; 6) kreatif; dan 7) menghormati dan
bent uk hubungan dim ana sat u orang mem-
menghargai.
pengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari kelompok dan pengem-
Kepemimpinan
bangan tim yang efektif (Mullins, 2007).
Kepemimpinan adalah penggunaan kekuatan
Kepemimpinan sebagai proses dan properti.
pribadi guna memenangkan hati dan pikiran
Sebagai proses, kepemimpinan menggunakan
seseorang untuk mencapai tujuan yang sama;
pengaruh tanpa paksaan untuk mengarahkan dan
238
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
mengkoordinasikan kegiatan anggota kelompok
Kerja Sama Tim
untuk meme nuhi tuj uan. Seb agai propert i,
Kerja sama tim adalah orang yang bekerja sama
kepemimpinan merupakan seperangkat karak-
memecahkan masalah dalam mencapai tujuan
teristik yang dikaitkan dengan orang-orang yang
kelompok (Leonard, 2013). Kerja sama tim adalah
dianggap menggunakan pengaruh dan dapat
kemampuan anggota tim untuk bekerja sama,
berhasil (Griffin dan Moorhead, 2012). Kepe-
berkomunikasi secara efektif, mengantisipasi dan
mimpinan sebagai hal yang berkaitan dengan
mem enuhi ke butuhan satu sam a la in, dan
memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan
menginspirasi kepercayaan untuk menghasilkan
orang lain untuk berkontribusi terhadap efektivitas
tindakan kolektif yang terkoordinasi (Gregory,
dan keberhasilan organisasi. Pemimpin mene-
2012). Kerja sama tim adalah kegiatan individu
rapkan berbagai bentuk pengaruh, terutama
yang bekerja bersama-sama dalam lingkungan
ta ktik per suasi da n hubungan yang dap at
yang kooperatif untuk mencapai tujuan tim
membangun komitmen, untuk memastikan bahwa
bersama melalui berbagai pengetahuan dan
pengikut memiliki motivasi dan kejelasan peran
keterampilan (Lehner, 2011). Kerja sama tim
untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin juga
me ngacu pa da k egia tan inte rper sona l ya ng
mengatur lingkungan, seperti mengalokasikan
memfasilitasi pencapaian tujuan (Colquitt, dkk.,
sumber daya dan mengubah pola komunikasi
201 1). Terdap at ti ga k omponen ya ng pe rlu
se hing ga k arya wan dap at m enca pai tujuan
di perhatik an d alam ke rja sama tim yai tu
organisasi lebih mudah (McShane dan Glinow,
kebersamaan, kepercayaan dan keterpaduan
2010). Kepemimpinan merupakan pengaruh tanpa
(Kreitner dan Kinicki, 2007). Kerja sama tim jika
paksaan dan simbolik untuk mengarahkan dan
terlaksana dengan baik, maka banyak manfaat
mengkoordinasikan kegiatan anggota kelompok
ya ng d idap atka nnya di anta rany a te rdap at
yang teratur menuju pencapaian tujuan kelompok
banyak sumber atau cara untuk menyelesaikan
(Wagner III & Hollenbeck, 2010). Kepemimpinan
masalah, meningkatkan kreativitas dan inovasi
adalah proses mengembangkan ide-ide dan visi,
pa ra a nggota, meni ngk atka n kualit as d an
hidup dengan nilai-nilai yang mendukung ide-ide
pengambilan keputusan, mempunyai komitmen
dan visi itu, memengaruhi orang lain untuk
yang lebih baik dalam bekerja, memiliki motivasi
merangkul mereka dalam perilaku mereka sendiri,
yang tinggi melalui tindakan yang dilakukan
dan membuat keputusan sulit tentang sumber
bersama, kontrol dan disiplin yang lebih baik dalam
daya m anusia (He llriegel & Slocum, 2 011).
be kerj a, serta ada nya kepuasan dir i ya ng
Kepemimpinan adalah kemampuan individu yang
meningkat (Schermerhorn, 2010). Kerja sama tim
mempunyai pengaruh dan kontrol atas anggota
mengacu pada contoh-contoh di mana individu
lain untuk membantu kelompok atau organisasi
berinteraksi atau mengkoordinasikan perilaku
dalam mencapai tujuannya (George & Jones,
untuk mencapai tugas yang penting bagi tujuan
2012).
tim yaitu perilaku, sikap dan tanggapan kognitif
Berdasarkan konsep kepemimpinan di atas
yang dikoordinasikan dengan sesama anggota
maka dapat diketahui bahwa kepemimpinan
tim (Salmon dan Stanton, 2009). Kerja sama tim
me rupa kan kema mpua n me meng aruhi ya ng
mengacu pada suatu proses yang melibatkan
me neka nkan
komitm en
ba gaim ana angg ota tim beri nter aksi unt uk
bawahan serta adanya visi dan tujuan yang ingin
kesuksesan tim atau kualitas akhir produk (Penn,
dicapai bersama. Sehingga dari uraian diatas
2011). Kerja sama tim merupakan kemampuan
da pat disi ntesiska n b ahwa yang di maksud
untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama;
ke pemi mpinan d alam penelit ian ini adal ah
kemampuan untuk mengarahkan prestasi individu
kegiatan mempengaruhi bawahan agar mereka
terhadap tujuan organisasi; bahan yang me-
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
mungkinkan orang-orang biasa untuk mencapai
diinginkan dengan indikator: membina, melatih,
hasil yang luar biasa (Campos, 2012). Kerja sama
mempengaruhi, mendorong, mengambil kepu-
tim adalah suatu kelompok yang relatif kecil yang
tusan, dan evaluasi.
bekerja pada suatu pekerjaan yang memiliki tugas
kesukar elaa n
da n
mena ntang dan da pat menyelesa ikan t ugas
239
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
secara efisien secara bersama-sama dibanding-
kepercayaan, 5) kesamaan tujuan, dan 6) saling
kan apabila bekerja sendiri (West, 2012).
ketergantungan.
Lima tahapan dalam pengembangan kerja sama tim yaitu: 1) tahap pembentukan, para
Metode Penelitian
ang ota tim berg abung da n be rfik ir t enta ng
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri di
kem ungk inan ter cipt anya per tema nan dan
Kabupaten Bekasi dengan objek penelitian adalah
orientasi tugas yang dipengaruhi oleh harapan
guru. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua
dan keinginan; 2) tahap konflik, pada tahap ini
bulan yaitu mulai September sampai dengan
ditandai dengan timbulnya konflik dan keti-
Oktober 2013. Populasi penelitian ini adalah
daksepakatan, akan terjadi ketegangan diantara
seluruh guru SMK Negeri, sedangkan sampel
anggota karena anggota tim bersaing satu sama
penelitian adalah guru-guru pada SMK Negeri di
lain; 3) tahap pembentukan norma, pada tahap
Kabupaten Bekasi. Jumlah sampel ditetapkan
ini konflik dapat diselesaikan dan keselarasan dan
sebanyak 80 guru. Pengumpulan data penelitian
kesatuan tim akan muncul, mereka tidak lagi fokus
dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Kue-
pada tujuan individual tapi lebih fokus dalam
sioner dikembangkan untuk mengukur masing-
pengembangan cara bekerja sama; 4) tahap
masing variabel penelitian. Data hasil penelitian
penunjukan kinerja, sebagai tahap integrasi total
ini dianalisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu
yang ditandai dengan tim yang terlihat lebih baik,
menjelaskan pengaruh antar variabel penelitian,
te rorg anisir, mene kankan pada pem ecahan
menggunakan metode survei dengan menerapkan
masalah dan pencapa ian tuga s; 5 ) ta hap
teknik analisis jalur (path analysis).
pembubaran, merupakan tahap akhir yang tidak
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
ber kait an de ngan pela ksanaan tugas tet api
menggunakan teknik Two Stage Random Sampling
ter kait
ke giat an
atau pengambilan sampel acak berlapis ganda.
(Schermerhorn, 2011). Dari beberapa pandangan
Langkah-langkah pengambilan sampel dalam
yang di kemukaka n, m aka dapa t di keta hui
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) memilih
beberapa aspek konsep kerja sama tim yaitu : a)
acak sa mpel guru di sekolah pada p opulasi
proses bertukar informasi, yaitu saling memberi
terjangkau, (2) mengambil sampel acak sebanyak
inform asi tent ang rencana prog ram kerj a,
80 guru di SMK Negeri di Kabupaten Bekasi.
akhir
d ari
rang kaia n
informasi tentang tujuan organisasi, dan informasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
tentang kemajuan organisasi; b) pemecahan
adalah dengan metode angket (kuesioner) yang
masalah, yaitu proses saling membantu me-
dil akuka n de ngan menye barka n pe rnyat aan
mecahkan masalah yang meliputi kegiatan: cara
kepada seluruh responden yang terpilih. Jenis
mengatasi kesulitan, cara menyelesaikan tugas,
kue sioner y ang dila kuka n ad alah kue sioner
meningkatkan hasil, meningkatkan keahlian,
berstruktur dengan skala rating. Pernyataan telah
mengemb angk an
meng em-
disiapkan dengan beberapa alternatif jawaban
bangkan kreatifitas, dan mengembangkan kerja
yang sesuai dengan pokok permasalahan dan
sama; c) pelaksanaan tugas atau pekerjaan, yaitu
tujuan penelitian. Sesuai dengan jumlah variabel,
up aya meni ngka tkan pr oduk tivi tas deng an
maka penelitian ini menggunakan tiga instrumen
melakukan hal-hal baru, melaksanakan tugas
yaitu: 1) instrumen yang mengukur kepemimpinan
tambahan dan pencapaian hasil.
kepala sekolah; 2) instrumen yang mengukur kerja
k eber sama an,
Berdasarkan kajian teori dan pembahasan di atas, maka yang dimaksud kerjasama tim adalah
sama tim; dan 3) instrumen yang mengukur etika kerja.
keterlibat an karyawan dalam me laksanakan
Variabel etika kerja diukur menggunakan
tugas dan tang gung ja wab yang dil akuk an
skala peringkat berdasarkan pilihan jawaban
bersama dan terkoordinasi dalam suatu institusi
responden terhadap setiap butir kuesioner yang
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
diajukan. Jawaban (A) selalu, mendapatkan skor
ditetapkan dengan indikator: 1) mempunyai rasa
5; (B) sering, mendapatkan skor 4; (C) kadang-
memiliki, 2) meningkatkan semangat kerja, 3)
ka dang , me ndap atka n skor 3; ( D) j arang,
melakukan hubungan timbal balik, 4) memberi
mendapatkan skor 2; dan (E) tidak pernah,
240
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
mendapatkan skor 1. Sebelum instrumen di-
dilakukan terhadap 20 responden, dari 30 butir
gunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
kuesioner yang diujicobakan terdapat 28 butir
untuk mengukur tingkat keandalan dan ke-
yang valid dan 2 butir yang tidak valid (drop) yaitu
sahihan, dan dilakukan perhitungan koefisien
nomor 22 dan 25. Hasil perhitungan menggu-
reliabilitas untuk menghitung keajegan dan taraf
nakan rumus Alpha Cronbach diperoleh koefisien
kepercayaan terhadap instrumen. Validitas butir
reliabilitas 0,958.
diuji melalui perhitungan koefisien korelasi Product
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Moment Person antara skor butir dengan skor total
menggunakan teknik statistik deskriptif dan teknik
(rhitung). Hasil uji dinyatakan valid jika lebih besar
statistik inferensial. Teknik statistik deskriptif
dari rtabel. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan
bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel
terhadap 20 responden, dari 30 butir kuesioner
yang digunakan meliputi perhitungan skor rata-
yang diujicobakan terdapat 28 butir yang valid dan
rata, median, modus, dan simpangan baku serta
2 butir yang tidak valid (drop) yaitu nomor 23 dan
menampilkan sebaran data dalam tabel distribusi
26. Hasil perhitungan menggunakan rumus Alpha
frekuensi dan histogram. Teknik statistik inferensial
Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas 0,945.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Variabel kepemimpinan diukur menggunakan
analisis jalur (path analysis) yang didahului dengan
skala peringkat berdasarkan pilihan jawaban
uji persyaratan analisis data dengan menggu-
responden terhadap setiap butir kuesioner yang
nakan uji normalitas, uji signifikansi dan linearitas
diajukan. Jawaban (A) selalu, mendapatkan skor
regresi. Uji normalitas dilakukan untuk menen-
5; (B) sering, mendapatkan skor 4; (C) kadang-
tukan data yang diperoleh dalam penelitian
ka dang , me ndap atka n skor 3; ( D) j arang,
berdistribusi normal atau tidak, perhitungan uji
mendapatkan skor 2; dan (E) tidak pernah,
normalitas menggunakan uji Liliefors. Uji signi-
mendapatkan skor 1. Sebelum instrumen di-
fikansi dan linearitas regresi bertujuan untuk
gunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
mengetahui pengaruh langsung dan tak langsung
dan perhitungan koefisien reliabilitas. Validitas
antara variabel eksogen dengan variabel en-
butir diuji melalui perhitungan koefisien korelasi
dogen. Pengaruh ini tercermin dalam koefisien
Product Moment Person antara skor butir dengan
jalur. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada:
skor total (rhitung). Hasil uji dinyatakan valid jika lebih
1) Hubungan tiap dua variabel harus merupakan
besar dari r tabel. Berdasarkan hasil uji coba yang
hubungan linier, aditif dan kausal; 2) Semua
dilakukan terhadap 20 responden, dari 30 butir
variabel residu tidak berkorelasi dengan variabel
kuesioner yang diujicobakan terdapat 27 butir
yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi
yang valid dan 3 butir yang tidak valid (drop) yaitu
dengan variabel yang lain; 3) Dalam model
nomor 12, 18, dan 26. Hasil p erhi tung an
hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal
menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh
atau sebab akibat searah; 4) Data setiap variabel
koefisien reliabilitas 0,959.
yang dianalisis adalah data interval yang berasal
Variabel kerja sama tim diukur menggunakan
dari sumber yang sama.
skala peringkat berdasarkan pilihan jawaban responden terhadap setiap butir kuesioner yang
Hasil dan Pembahasan
diajukan. Jawaban (A) selalu, mendapatkan skor
Berdasarkan hasil penelitian diuraikan deskripsi
5; (B) sering, mendapatkan skor 4; (C) kadang-
data dari masing-masing variabel penelitian, uji
ka dang , me ndap atka n skor 3; ( D) j arang,
persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis. Dan
mendapatkan skor 2; dan (E) tidak pernah,
berdasarkan observasi di SMK Negeri di Kabupaten
mendapatkan skor 1. Sebelum instrumen di-
Bekasi masih didapatkan guru yang memiliki sikap,
gunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
nilai dan etika yang tidak sesuai dengan harapan.
dan perhitungan koefisien reliabilitas. Validitas
Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru
butir diuji melalui perhitungan koefisien korelasi
yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana
Product Moment Person antara skor butir dengan
mestinya, tidak tepat waktu dalam proses belajar
skor total (rhitung). Hasil uji dinyatakan valid jika lebih
mengajar di kelas, menunda pelaksanaan proses
besar dari r tabel. Berdasarkan hasil uji coba yang
belajar mengajar, mementingkan tugas tambahan
241
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
dari pada tugas utamanya sebagai guru yang
sampai dengan 110, terdapat 18 responden atau
menjadi suatu kebiasaan sehingga hal ini dapat
sekitar 22,5% memperoleh skor di bawah skor
menurunkan kualitas etika kerja guru. Meskipun
kelompok rata-ratanya yaitu antara 111 sampai
sebagian besar guru sudah memiliki sertifikat
dengan 120, terdapat 23 responden atau sekitar
pendidik ak an tetapi kinerja, produktivitas,
28,75% memp erol eh skor term asuk dal am
prestasi kerja, efektifitas kerja serta etika kerjanya
kelompok rata-rata yaitu antara 121 sampai
masih belum menunjukkan peningkatan kualitas
dengan 130, terdapat 24 responden atau sekitar
yang diharapkan.
30% memperoleh skor di atas skor kelompok rataratanya yaitu antara 131 sampai dengan 140.
Deskripsi Data
Sehingga secara teoritis skor rata-rata etika kerja
Pengukuran etika kerja guru, kepemimpinan
guru 28,75% dan skor di atas rata-rata etika kerja
kepala sekolah dan kerja sama tim di sekolah
guru 30% atau total skor rata-rata dan diatas rata-
dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.
rata etika kerja guru sebesar 58,75%. Dengan
Skor etika kerja (X3) diperoleh berdasarkan
demikian, dapat diketahui bahwa etika kerja guru
hasil pengukuran dengan menggunakan kue-
SMK Negeri di Kabupaten Bekasi belum sesuai
sioner yang terdiri dari 28 butir pernyataan.
dengan harapan.
Secara teoritis skor variabel etika kerja berkisar
Va riab el e tika ker ja k hususnya dal am
antara 28 sampai 140. Hasil analisis data dan
pengaruhnya terhadap cognitive, affective, dan
perhitungan statistik menunjukkan skor empiris
behavioral tendency ternyata cenderung lebih
etika kerja bervariasi antara 71 sampai 140
dipengaruhi bahwa bekerja merupakan sarana
dengan rentang skor 69, rata-rata 121,203 ,
membantu perkembangan pribadi dan hubungan
median 124,5 , modus 126, 127, 131, 135,
sosial. Var iabe l cognit ive di peng aruhi ol eh
simpangan baku 13,676 , dan varians 187,03.
perasaan enggan mencoba ide-ide baru (karena
Penyeba ran skor mem perl ihat kan bahw a 1
sudah nyaman dengan keadaan kerja yang ada).
responden atau sekitar 1,25%
memperoleh skor
Variabel affective cenderung dipengaruhi perasaan
di bawah skor kelompok rata-ratanya yaitu antara
untuk memperbaiki ide-ide yang sudah ada.
71 sampai dengan 80, terdapat 1 responden atau
Variabel behavioral tendency attitude toward change
sekitar 1,25% memperoleh skor di bawah skor
cenderung dipengaruhi oleh perasaan untuk
kelompok rata-ratanya yaitu antara 81 sampai
mencoba ide-ide baru. Oleh karena itu per-
dengan 90, terdapat 6 responden atau sekitar
kembangan pribadi yang baik dan hubungan
7,5% memperoleh skor di bawah skor kelompok
sosial yang baik akan berpengaruh terhadap
rata-ratanya yaitu antara 91 sampai dengan 100,
pe ruba han sika p khususnya pad a va riab le
terdapat 7 responden atau sekitar 8,75% di
behavioral tendency dari sikap terhadap peru-
bawah skor kelompok rata-rata yaitu antara 101
bahan. Ini menunjukkan bahwa dengan kultur dan
Tabel 1
Nomor
Kelas Interval
Batas Kelas
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumulatif (%)
1
71 - 80
70,5 - 80,5
1
1,250
1
1,250
2
81 - 90
80,5 - 90,5
1
1,250
2
2,500
3
91 - 100
90,5 - 100,5
6
7,500
8
10,000
4
101 - 110
100,5 - 110,5
7
8,750
15
18,750
5
111 - 120
110,5 - 120,5
18
22,500
33
41,250
6
121 - 130
120,5 - 130,5
23
28,750
56
70,000
7
131 - 140
130,5 - 140,5
24
30,000
80
100,000
80
100
Jumlah
242
Distribusi Frekuensi Etika Kerja
100
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
tradisi yang berbeda didunia non barat maka akan
1,25% memperoleh skor di bawah skor kelompok
ber beda pul a de ngan sik ap m erek a untuk
rata-ratanya yaitu antara 31 sampai dengan 45,
menerima perubahan (Jamil, 2007).
terdapat 0 responden atau sekitar 0% mem-
Secara garis besar bahwa perbuatan yang
peroleh skor di bawah skor kelompok rata-ratanya
baik yaitu menghargai diri sendiri dan menghargai
yaitu antara 46 sampai dengan 60, terdapat 4
orang lain dengan berbuat adil pada diri sendiri
responden atau sekitar 5% memperoleh skor di
dan berbuat adil pada orang lain merupakan etika
bawah skor kelompok rata-ratanya yaitu antara
yang dibutuhkan manusia yang berada di tengah-
61 sampai dengan 75, terdapat 7 responden atau
tengah masyarakat. Etika yang berkaitan erat
sekitar 8,75% memperoleh skor di bawah skor
dengan moralitas, hubungan antar manusia dan
kelompok rata-ratanya yaitu antara 76 sampai
kem anusia an da pat be rsumb er da ri aga ma,
dengan 90, terdapat 14 responden atau sekitar
bud aya bang sa, maup un d ari kete lada nan
17,5% memperoleh skor di bawah skor kelompok
terhadap pemikiran seseorang. Secara substantif
rata-rata yaitu antara 91 sampai dengan 105,
etika merupakan jiwa suatu tindakan karena
te rdap at 3 0 re sponden atau sek itar 37,5%
setiap tindakan dimulai dengan niat dan keinginan
termasuk dalam skor kelompok rata-rata yaitu
yang beragam. Apapun kegiatan yang akan
antara 106 sampai dengan 120, terdapat 24
dilakukan jika didahului dengan niat yang baik,
responden atau sekitar 30% memperoleh skor di
dan ada komitmen untuk berbuat yang terbaik dan
atas skor kelompok rata-ratanya yaitu antara 121
bermanfaat bagi kepentingan yang lebih besar
sampai dengan 135. Sehingga secara teoritis skor
maka semua tindakannya akan terukur dan
rata-rata kepemimpinan 37,5% dan skor di atas
memenuhi etika maupun moralitas yang sesuai
rata-rata etika kerja guru 30% atau total skor
dengan pandangan hidup suatu bangsa (Sagala
rata-rata dan skor diatas rata-rata kepemimpinan
& Gultom, 2011).
sebesar 67,5%. Dengan demikian, dapat di-
Skor Kepemi mpinan (X 1 ) d iperoleh b er-
ketahui bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah SMK
dasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan
Neg eri
di
K abup aten
kuesioner yang terdiri dari 27 butir pernyataan.
ditingkatkan.
Bek asi
masi h
pe rlu
Secara teoritis skor variabel kepemimpinan akan
Penerapan kepemimpinan sangat ditentukan
berkisar 27 sampai 135. Hasil analisis data dan
oleh situasi kerja atau keadaan bawahan dan
perhitungan statistik menunjukkan skor empiris
sumber daya pendukung organisasi. Karena itu
kepemimpinan bervariasi antara 31 sampai 135
jenis organisasi dan situasi kerja menjadi dasar
dengan rentang skor 104, rata-rata 109,475 ,
pembentukan pola kepemimpinan seseorang.
median 114, modus 125, simpangan baku 18,501,
Peran pemimpin tidak hanya berusaha menye-
dan varians 342,303. Penyebaran skor mem-
suaikan organisasi terhadap pergerakan inovasi
perlihatkan bahwa 1 responden atau sekitar
di luar, akan tetapi pemimpin yang berhasil apabila
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kepemimpinan
Nomor
Kelas Interval
Batas Kelas
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumulatif (%)
1
31 - 45
30,5 - 45,5
1
1,250
1
1,250
2
46 - 60
45,5 - 60,5
0
0,000
1
1,250
3
61 - 75
60,5 - 75,5
4
5,000
5
6,250
4
76 - 90
75,5 - 90,5
7
8,750
12
15,000
5
91 - 105
90,5 - 105,5
14
17,500
26
32,500
6
106 - 120
105,5 - 120,5
30
37,500
56
70,000
7
121 - 135
120,5 - 135,5
24
30,000
80
100,000
80
100
Jumlah
100
243
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
mampu membawa organisasi sebagai referensi
responden atau sekitar
27,5% memperoleh skor
bagi institusi lainnya. Karena itu organisasi harus
di atas skor kelompok rata-ratanya yaitu antara
selalu belajar untuk melakukan perubahan yang
122 sampai dengan 131, terdapat 20 responden
terus menerus. Melakukan pembelajaran berarti
atau sekitar 25% memperoleh skor di atas skor
menetapkan strategi inovasi, perbaikan ber-
kelompok rata-ratanya yaitu antara 132 sampai
ke lanj utan, komitm en terhadap tug as d an
dengan 141. Sehingga secara teoritis skor rata-
berorientasi pada tujuan organisasi yang dicirikan
rata kerja sama tim 22,5% dan skor di atas rata-
dengan adanya keterbukaan, pertumbuhan, dan
rata kerja sama tim 52,5% atau total skor rata-
pengambilan resiko (Wahyudi, 2009).
rata dan skor diatas rata-rata kerja sama tim
Skor kerja sama tim (X 2 ) diperoleh ber-
sebesar 75%. Dengan demikian, dapat diketahui
dasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan
bahwa kerja sama tim guru-guru SMK Negeri di
kuesioner yang terdiri dari 28 butir pernyataan.
Kab upat en
Secara teoritis skor variabel kerja sama tim akan
ditingkatkan.
Bekasi
cukup
baik
dan
per lu
berkisar 27 sampai 135. Hasil analisis data dan
Tujuan kerja sama tim yaitu dalam rangka
perhitungan statistik menunjukkan skor empiris
membangun komunitas seprofesi, meningkatkan
kerjasama tim bervariasi antara 72 sampai 140
efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan,
dengan rentang skor 68, rata-rata 119,125 ,
mem buat
median 123, modus 132, simpangan baku 15,974,
kelom pok okup asi, dan menghindari konflik
dan varians 255,174. Penyebaran skor memper-
horizontal. Kerja sama tim harus berlandaskan
lihatkan bahwa 3 responden atau sekitar 3,75%
pada visi yang terfokus pada tujuan, semangat
memperoleh skor di bawah skor kelompok rata-
yang tinggi, sikap ingin tahu, dan rasa percaya
ratanya yaitu antara 72 sampai dengan 81,
diri yang tinggi. Sebuah kerja sama tim harus
te rdap at 3 respond en atau sek itar 3,7 5%
memiliki landasan moral dan etika yang kuat.
memperoleh skor di bawah skor kelompok rata-
Landasan moral dan etika ini harus menjadi
ratanya yaitu antara 82 sampai dengan 91,
integritas tim dalam memberikan kontribusinya
te rdap at 3 respond en atau sek itar 3,7 5%
kepada organisasi. Setiap keberhasilan tim harus
memperoleh skor di bawah skor kelompok rata-
disikap i se baga i sukses ber sama . Ji ka a da
ratanya yaitu antara 92 sampai dengan 101,
anggota tim yang merasa lebih hebat dan lebih
terdapat 11 responden atau sekitar 13,75%
be rjasa ke pada seb uah hasi l sukses, ma ka
memperoleh skor di bawah skor kelompok rata-
keutuhan dan kekompakan tim pasti lenyap, dan
ra ta y aitu ant ara 102 samp ai d enga n 11 1,
segera digantikan oleh kekuatan konflik yang
te rdap at 1 8 re sponden atau sek itar 22,5%
secara pa sti m engant ar tim kepa da kehan-
termasuk dalam skor kelompok rata-rata yaitu
curannya (Warsihna, 2013).
kep utusan
k olek tif,
menjadi kan
antara 112 sampai dengan 121, terdapat 22
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kerja Sama Tim
Nomor
Kelas Interval
Batas Kelas
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumulatif (%)
1
72 - 81
71,5 - 81,5
3
3,750
3
3,750
2
82 - 91
81,5 - 91,5
3
3,750
6
7,500
3
92 - 101
91,5 - 101,5
3
3,750
9
11,250
4
102 - 111
101,5 - 111,5
11
13,750
20
25,000
5
112 - 121
111,5 - 121,5
18
22,500
38
47,500
6
122 - 131
121,5 - 131,5
22
27,500
60
75,000
7
132 - 141
131,5 - 141,5
20
25,000
80
100,000
80
100
Jumlah
244
100
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Signifikansi dan Linearitas
Uji Normalitas Data
Uji signifikansi dan linearitas regresi dilakukan
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil per-
terhadap masing-masing pasangan variabel yaitu:
hitungan galat taksiran dari setiap pasangan
kepemimpinan (X 1) dan kerja sama tim (X 2),
variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal ini
kepemimpinan (X1) dan etika kerja (X3), serta kerja
dilakukan uji normalitas menggunakan teknik uji
sama tim (X2) dan etika kerja (X 3). Pengujian
lilie fors. K riter ia ya ng di guna kan d alam uji
signifikansi dan linearitas regresi kepemimpinan
normalitas liliefors adalah sebagai berikut: 1) data
dan kerjasama tim diawali dengan menyusun
Ltabel;
per sama an r egre si l inea r se derhana anta ra
2) data dinyatakan tidak berdistribusi normal jika
kepemimpinan dan kerjasama tim. Berdasarkan
L hit ung > L t ab el . Berdasarkan hasil perhitungan
hasil p erhi tung an, hubungan linear anta ra
diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: 1)
kepemimpinan (X1) terhadap kerja sama tim (X2)
gal at
at as
dapat dinyatakan dalam persamaan X2 = 52,023
kepemimpinan (X1) berdistribusi normal. Hal ini
+ 0,613X1. Hasil uji signifikansi pada baris regresi
dibuktikan oleh Lhitung = 0,097 < Ltabel=0,099 pada
diperoleh Fhitung = 79,254 > Ftabel = 7,01 pada =
= 0,05. Sehingga persyaratan analisis untuk
0,01 yang me nunjukka n persa maan reg resi
pasangan variabel tersebut dapat dipenuhi; 2)
sangat signifikan. Hasil uji linearitas diperoleh
galat taksiran etika kerja (X3) atas kepemimpinan
Fhitung = 1,587
(X1) berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan oleh
menunjukkan persamaan regresi berbentuk linear.
dinyatakan berdistribusi normal jika Lhitung
t aksir an ke rja
sama
tim
<
(X 2 )
Lhitung = 0,097 < Ltabel = 0,099 pada =0,05. Sehingga
Pengujian signifikansi dan linearitas regresi
persyaratan analisis untuk pasangan variabel
kepemimpinan dan etika kerja diawali dengan
tersebut dapat dipenuhi; 3) galat taksiran etika
menyusun persamaan regresi linear sederhana
kerja (X3) atas kerja sama tim (X2) berdistribusi
antara kepemimpinan dan etika kerja. Ber-
normal. Hal ini dibuktikan oleh Lhitung = 0,097 < Ltabel
dasarkan hasil perhitungan, hubungan linear
= 0,099 pada = 0,05. Sehingga persyaratan
antara kepemimpinan (X 1) terhadap etika kerja
analisis untuk pasangan variabel tersebut dapat
(X 3) dapat dinyatakan dalam persamaan ˆ Y= 69,111 + 0,476X1. Hasil uji signifikansi pada baris
dipenuhi.
regresi diperoleh Fhitung = 55,230 > Ftabel = 7,01 pada = 0,01 yang menunjukkan persamaan regresi
Tabel 4 Analisis Variansi Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi X2 = 52,023 + 0,613X1 Uji F Sumber Varians
dk
JK
RJK
Ftabel
Fhitung 0,05
Total
80
1155420
Koefisien a
1
1135261,250
1135261,250
Regresi (bla)
1
10159,730
10159,730
sisa
78
9999,020
128,193
Tuna cocok
37
159,123
159,123
Galat
41
4111,467
100,280
0,01
79,254**
3,980
7,01
1.587ns)
1.740
2.20
Keterangan : **
: Regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) pada = 0,01 diperoleh 79,254 > 7,01
ns)
: Regresi berbentuk linear (Fhitung < Ftabel) pada = 0,05 diperoleh 1,587 < 1,74
dk
: Derajat kebebasan
RJK
: Rata-rata jumlah kuadrat
JK
: Jumlah kuadrat
245
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
sangat signifikan. Hasil uji linearitas diperoleh Fhitung
antara kerja sama tim (X2) terhadap etika kerja
=1,671 < F t ab el = 1,74 pa da =0 ,05 ya ng
(X 3) dapat dinyatakan dalam persamaan X 3 =
menunjukkan persamaan regresi berbentuk linear.
48,103 + 0,614X2. Hasil uji signifikansi pada baris
Pengujian signifikansi dan linearitas regresi
regresi diperoleh Fhitung = 82,457 > Ftabel = 7,01 pada
kerja sama tim dan etika kerja diawali dengan
= 0,01 yang menunjukkan persamaan regresi
menyusun persamaan regresi linear sederhana
sangat signifikan. Hasil uji linearitas diperoleh Fhitung
ant ara
ker ja.
= 1,650 < F tab el = 1,71 pada = 0,05 yang
Berdasarkan hasil perhitungan, hubungan linear
menunjukkan persamaan regresi berbentuk linear.
kerj a
sa ma
t im
d an
e tika
Tabel 5 Analisis Variansi Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Y ˆ = 69,111 + 0,476X1 Uji F Sumber Varians Total
dk
JK
RJK
Ftabel Fhitung
80
1190173
Koefisien a
1
1175397,613
1175397,613
Regresi (bla)
1
6125,112
6125,112
sisa
78
8650,276
110,901
Tuna cocok
37
5200,826
140,563
Galat
41
3449,450
84,133
0,05
0,01
55,230**
3,980
7,01
1,671ns)
1.740
2,20
Keterangan : **
: Regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) pada = 0,01 diperoleh 55,230 > 7,01
ns)
: Regresi berbentuk linear (Fhitung < Ftabel) pada = 0,05 diperoleh 1,671 < 1,740
dk
: Derajat kebebasan
RJK
: Rata-rata jumlah kuadrat
JK
: Jumlah kuadrat
Tabel 6 Analisis Variansi Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi X3 = 48,103 + 0,614X2 Uji F Sumber Varians
Total
dk
JK
RJK
80
1190173
Koefisien a
1
1175397.613
1175397.613
Regresi (bla)
1
7592,896
7592,896
sisa
78
7182,492
92,083
Tuna cocok
40
4557,625
113,941
Galat
38
2624,867
69,075
Ftabel
Fhitung 0,05
0,01
82,457**
3.98
7.01
1.650ns)
1.71
2.20
Keterangan :
246
**
: Regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) pada = 0,01 diperoleh 82,457 > 7,01
ns)
: Regresi berbentuk linear (Fhitung < Ftabel) pada = 0,05 diperoleh 1,650 < 1,740
dk
: Derajat kebebasan
RJK
: Rata-rata jumlah kuadrat
JK
: Jumlah kuadrat
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
Pengujian Analisis Data
terhadap etika kerja sebesar 0,272. Hasil uji
Teknik Analisis Jalur
signifikansi diperoleh thitung = 2,496 > ttabel = 2,375
Hip otesis d alam penelit ian ini diuj i untuk
pada = 0,01 yang menunjukkan koefisien jalur
menjelaskan pengaruh antarvariabel sebagai
sangat signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
ber ikut : 1) pengaruh la ngsung e tika ker ja
bahwa terdapat pengaruh langsung dan positif
terhadap kepemimpinan; 2) pengaruh langsung
antara kerja sama tim terhadap etika kerja.
etika kerja terhadap kerja sama tim; 3) pengaruh
Ar tiny a, p eningkat an kerj asam a ti m ak an
langsung kepemimpinan terhadap kerja sama tim.
mengakibatkan peningkatan etika kerja.
Langkah uji hipotesis di antaranya menyusun matrik koefisien korelasi antarvariabel penelitian.
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur
Hasil uji hipotesis pertama dalam penelitian ini
maka pengaruh kepemimpinan terhadap kerja
menunjukkan adanya pengaruh langsung yang
sama tim dapat diketahui dari nilai korelasi
positif antara kepemimpinan terhadap kerja sama
koefisien jalur yang menunjukkan pengaruh
tim. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
kepemimpinan terhadap kerja sama tim
sebesar
koefisien jalur kepemimpinan terhadap kerja sama
0,710. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 8,919
tim sebesar 0,710. Selanjutnya dilakukan uji
> ttabel = 2,375 pada = 0,01 yang menunjukkan
signifikansi terhadap koefisien jalur dengan
koefisien jalur sangat signifikan. Sehingga dapat
menggunakan uji t yang diperoleh hasil t hitung =
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung
8,904 > ttabel = 2,375 yang signifikan pada = 0,01,
dan positif antara kepemimpinan terhadap kerja
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien jalur
sama tim. Artinya, peningkatan kepemimpinan
sangat signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan
akan mengakibatkan peningkatan kerja sama tim.
da pat diar tika n ba hwa kep emim pina n be r-
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur
pengaruh terhadap kerja sama tim.
maka pengaruh kepemimpinan terhadap etika
Adanya kontribusi kepemimpinan kepala
kerja dapat diketahui dari nilai korelasi koefisien
sekolah mempunyai pengaruh secara langsung
jalur yang menunjukkan pengaruh kepemimpinan
terhadap kerja sama tim dari seluruh stake holder
terhadap etika kerja sebesar 0,644. Hasil uji
di sekolah. Hal ini diperkuat dengan pendapat
signifikansi diperoleh thitung = 7,433 > ttabel = 2,375
yang dikemukakan oleh Salas & Frush (2013)
pada = 0,01 yang menunjukkan koefisien jalur
bahwa kepemimpinan diidentifikasi sebagai bagian
sangat signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
penting dar i ke mamp uan sese orang da lam
bahwa terdapat pengaruh langsung dan positif
kerjasama tim.
antara kepe mimpinan terhadap et ika kerja. Art inya ,
pe ning kata n
ke pemi mpinan
a kan
mengakibatkan peningkatan etika kerja.
Hasil uji hipotesis kedua dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh langsung yang positif antara kepemimpinan terhadap etika
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur
kerja. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
maka pengaruh kerja sama tim terhadap etika
koefisien jalur kepemimpinan terhadap etika kerja
kerja dapat diketahui dari nilai korelasi koefisien
se besa r 0,272.
jalur yang menunjukkan pengaruh kerja sama tim
signifikansi terhadap koefisien jalur dengan
X1
Sel anjutnya dil akuk an uji
P31 = 0,2 72 r 13 = 0,644
P21 = 0,71 0 r 12 = 0,710
X3
X2
P32 = 0,5 24 r 13 = 0,7 17
247
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
menggunakan uji t yang diperoleh hasil t hitung =
faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya
2,496 > ttabel = 2,375 yang signifikan pada = 0,01
etika kerja guru di sekolah.
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien jalur
Kedua, kerja sama tim memiliki pengaruh
sangat signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan
positif dan signifikan terhadap etika kerja guru.
da pat diar tika n ba hwa kep emim pina n be r-
Dengan demikian, kerja sama tim yang dilakukan
pengaruh terhadap etika kerja.
di se kolah me mberikan kontrib usi terhadap
Ha sil
pene liti an
m enunjuk kan
adanya
peningkatan etika kerja guru. Peningkatan kerja
kontribusi kepemimpinan yang cukup signifikan
sama tim di sekolah akan diikuti oleh peningkatan
terhadap etika kerja guru dalam pembelajaran di
etika kerja guru. Dengan demikian, kerja sama
sekolah. Hal ini dipertegas dari pendapat yang
ti m di sek olah menjadi fak tor yang dap at
dikemukakan Feldman & Alexander (2012) bahwa
menentukan tinggi rendahnya etika kerja guru di
keberhasilan perubahan dalam kepemimpinan
sekolah.
dilakukan melalui menguatnya etika kerja yang
Ketiga, kepemimpinan yang dilakukan oleh
didukung oleh antusiasme dan menghormati
kepala sekolah memiliki pengaruh positif dan
perbedaan antarindividu.
signifikan terhadap kerja sama tim di sekolah.
Hasil uji hipotesis ketiga dalam penelitian ini
Dengan demikian, kepemimpinan yang dilakukan
juga menunjukkan adanya pengaruh langsung
kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap
yang positif antara kerja sama tim terhadap etika
peningk atan
kerja. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
terhadap kepemimpinan oleh kepala sekolah akan
koefisien jalur kerja sama tim terhadap etika kerja
diikuti oleh peningkatan kerja sama tim. Dengan
se besa r 0,524.
Sel anjutnya dil akuk an uji
demikian, kepemimpinan kepala sekolah menjadi
signifikansi terhadap koefisien jalur dengan
faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya
menggunakan uji t yang diperoleh hasil t hitung =
kerja sama tim di sekolah.
ker jasa ma
t im.
Peni ngka tan
5,433 > ttabel = 2,375 yang signifikan pada = 0,01
Keempat, melalui peningkatan kepemimpinan
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien jalur
kepala sekolah dan peningkatan kerja sama tim
sangat signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan
yang baik dalam organisasi sekolah
dapat diartikan bahwa kerja sama tim ber-
dapat tercipta etika kerja guru yang lebih baik
pengaruh terhadap etika kerja.
sehingga visi dan misi serta tujuan sekolah dapat
diharapkan
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
tercapai sesuai dengan harapan. Sehingga guru
kerja sama tim memiliki kontribusi yang besar dan
dap at tet ap konsiste n dala m mel aksana kan
berpengaruh terhadap etika kerja guru di sekolah.
tugasnya sebagai pendidik yang profesional
Kontribusi kerja sama tim mempunyai pengaruh
diantaranya dengan meningkatkan etika dalam
terhadap etika kerja diperkuat oleh pendapat
bekerja untuk mencerdaskan anak bangsa guna
yang disampaikan oleh Gabard & Martin (2011)
meraih masa depan yang lebih baik.
bahwa kerja sama tim akan meningkatkan perhatiannya terhadap etika kerja.
Saran Berikut adalah beberapa saran berkaitan dengan
Simpulan dan Saran
kesimpulan penelitian. Pertama, etika kerja
Simpulan
diharapkan dapat dijadikan budaya oleh guru di
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sekolah guna meningkatkan profesionalisme kerja
dapat disimpulkan: Pertama, kepemimpinan yang
dan dapat mengembangkan kompetensi dalam
dilakukan oleh kepala sekolah memiliki pengaruh
melaksanakan pembelajaran. Kedua, peningkatan
positif dan signifikan terhadap etika kerja guru.
kualitas kepemimpinan kepala sekolah harus terus
Dengan demikian, kepemimpinan yang dilakukan
dikembangkan agar upaya membina, melatih,
kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap
mem peng aruhi, m enga mbil kep utusan, dan
peningk atan eti ka k erja gur u. Peningkat an
evaluasi kebijakan oleh kepala sekolah terhadap
terhadap kepemimpinan oleh kepala sekolah akan
pengelolaan sumber daya sekolah dapat lebih
diikuti oleh peningkatan etika kerja guru. Dengan
ef ekti f da n ef isie n
demikian, kepemimpinan kepala sekolah menjadi
terhadap meningkatnya etika kerja guru. Ketiga,
248
se hing ga b erpe ngar uh
Sri Sarjana, Pengaruh Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK
kerjasama tim dalam organisasi sekolah harus
yang mempunyai etika kerja yang positif, baik saat
selalu dijaga agar tercipta iklim sekolah yang
ber inte raksi
kondusif sehingga dapat terbentuk insan guru
berinteraksi dengan sesama guru.
de ngan
siswa
m aupun
sa at
Pustaka Acuan Alavudeen, A. 2008. Professional Ethics and Human Values. New Delhi: Laxmi Publication Ltd. Beer, Lawrence A. 2010. A Strategic And Tactical Approach to Global Business Ethics. New York: Business Expert Press. Campos, Luiz Carlos de. 2012. Project Approaches to Learning in Engineering Education: The Practice of Teamwork. Rotterdam: Sense Publisher, 2012. Champoux, Joseph E. 2011. Organizational Behavior: Integrating Individual, Group and Organizations, Fourth Edition. New York: Roudldge Taylor And Francis Group. Colquitt, Jason A., LePine, Jeffery A. dan Wesson, Michael J. 2011. Organizational Behavior, Improving Performance And Commitment in The Workplace, Second Edition. New York: Mc-Graw Hill. De Janasz, Suzanne C., Dowd, Karen O. dan Schneider, Beth Z. 2009. Interpersonal Skill in Organization. New York: Mc-Graw Hill. Dema, Alina Mihaela. 2011. Leadership Challenges and Ways Into The Labour Market in Romania. Norderstedt: Grin Verlag. Gabard, Donald L. dan Martin, Mike W. 2011. Physical Therapy Ethics. Philadelphia: F A Davis Company. Dutelle, Aric W. 2011. Ethics for The Public Service Professional. Boca Raton: CRC Press. Feldman, Harriet R. dan Alexander, Rumay. 2012 Nursing Leadership: A Concise Encyclopedia. New York: Springer Publishing. Ferrell, Odies C. 2013. Business Ethics: Ethical Decision Making and Cases, 9th Edition. South Western: Cengage Learning. Forsyth, Donelson R. 2006. Group Dynamic, Fifth Edition. Canada: Cengage Learning Center. Gregory, George A. 2012. Gregory’s Pediatric Anesthesia, Fifth Edition. West Sussex: Blackwell Publishing. George, Jennifer M. dan Jones, Gareth R. 2012. Understanding And Managing Organizational Behavior, Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Gill, Roger. 2011. Theory And Practice of Leadership. London: Sage Publication. Griffin, Ricky W. dan Moorhead, Gregory. 2012. Organizational Behavior: Managing People And Organizations, Eleventh Edition. South Western: Cengage Learning. Hartanto, Frans Mardi. 2009. Paradigma Baru Manajemen Indonesia. Bandung: Mizan. Hellriegel, Don dan Slocum Jr, John W. 2011. Organizational Behavior, 13th Edition. South Western: Cengage Learning. Hess, Karen Matison dan Orthmann, Christine Hess. 2012. Management & Supervision in Law Enforcement, Sixth Edition. New York, Delmar Cengage Learning.
249
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Jamil, Alwiyah. 2007. Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap-Sikap Pada Perubahan Organisasi: Komitmen Organisasi Sebagai Mediator. Tesis. Semarang: Program Study Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. 2007. Organizational Behavior. Singapore: McGraw-Hill. Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. 2010. Organizational Behavior, Key Concepts, Skills & best Practice, 9th Edition. New York: McGraw-Hill. Lehner, Franz. 2011. Proceeding of the 12th European Conference On Knowledge Management. UK: Academic Publishing Limited. Leonard, Edwin C. 2013. Supervision: Concepts and Practice Of Management, 12th Edition. SouthWestern: Cengage Learning. Luthan, Fred. 2011. Organizational Behavior: An Evidence – Based Approach, 12th Edition. New York: McGraw-Hill. MacKinnon, Barbara. 2013. Ethics: Theory & Contemporary Issues – Concise, 2nd Edition, Boston: Cengage Learning. McShane, Steven L. & Glinow, Mary Ann Von. 2010. Organizational Behavior: Emerging Knowledge And Practice For The Real World, 5th Edition. New York: McGraw-Hill. Mullins, Laurie J. 2007. Management and Organizational Behavior, Seventh Edition. England: PrenticeHall. Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Bayu Airlangga. Jakarta: Erlangga. Penn, Jeremy D. 2011. Assasing Complex General Education Student Learning Outcomes. California: Wiley Periodicals Inc. Sagala, Syaiful & Gultom, Syawal. 2011. Praktik Etika Pendidikan Di Seluruh Wilayah NKRI. Bandung: Alfabeta. Salas, Eduardo & Frush, Karen. 2013. Improving Patient Safety Through Teamwork And Team Training. New York: Oxford University Press. Salmon, Paul M. & Stanton, Neville A. 2009. Distributed Situation Awareness: Theory, Measurement And Application to Teamwork. Burlington: Ashgate Publishing Limited. Schermerhorn, John R. 2010. Introduction to Management, 10th Edition. New Jersey: John Willey & Sons. Schermerhorn, John R., Hunt, James G., Osborn, Richard N. & Uhl-Bien, Mary. 2011. Organizational Behavior, 11th Edition. New Jersey: John Willey & Sons. Sinamo, Jansen H. 2011. 8 Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut Darma Mahardika. Slyke, Jeffrey Matthew Van. 2007. Police Ethics Training: Preferred Modes of Teaching in Higher Education. USA: ProQuest Information and Learning Company. Souryal, Sam S. 2011. Ethics in Criminal Justice: In Search of The Truth. Burlington: Anderson Publishing.
250