Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
PENGARUH KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI Ita Yuni Kartika1, Yudea2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan 1
E-mail:
[email protected] E-mail:
[email protected]
2
Abstract The Analyst of Ownership Concentration and Information Systematic Risk to Accounting Conservatism. The purpose of this study is to examine the effects of ownership concentration and systematic risk to accounting conservatism. The ownership concentration use measurement the percentage of insider shareholders, systemmatic risk use beta as measure, and than accrual measure as accounting conservatism by Givoly and Hayn (2000). This research is done on non finance firms listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) in period 2012-2014, purpossive sampling was used to a sample of 174 firms. The results showed that insider shareholders of ownership concentration has no significant effects to accounting concervatism, but systemmatic risk have significant. Abstrak Analisa Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi. Penelitian ini menganalisa pengaruh kepemilikan terkonsentrasi yang terdiri dari kepemilikan insider dan risiko sistematik terhadap konservatisma akuntansi. Kepemilikan insider diukur berdasarkan presentase kepemilikan, risiko sistematik diukur dari beta, sedangkan konservatisma akuntansi diukur dengan menggunakan accrual measure yaitu model Givoly dan Hayn (2000). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 sampai 2014, serta menggunakan metoda purpossive sampling diperoleh 174 perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan insider tidak berpengaruh terhadap konservatisma akuntansi, sedangkan risiko sitematik berpengaruh signifikan terhadap konservatisma akuntansi. Kata kunci: Kepemilikan insider, risiko siatematik, konservatisma akuntansi. PENDAHULUAN Konservatisma akuntansi merupakan prinsip kualitatif berdasarkan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles – GAAP). Prinsip ini merefleksikan, pemilihan metoda akuntansi yang berdampak kemungkinan terkecil terkait pengakuan atas pendapatan dan aset. Hal ini akan berimplikasi, penyajian atas informasi laba cenderung rendah. Namun di era Indonesia adopsi Standar pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standard-IFRS) secara penuh di tahun 2012, maka keberadaan prinsip tersebut telah tergantikan menjadi istilah prudence. Prudence dianggap sebagai pembatasan prinsip konservatisma akuntansi pada batasan yang wajar ( Wang, 2009). Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 125
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
Praktek konservatisma akuntansi juga ada di Indonesia. Hal ini terkait dengan hasil temuan, bahwa tingkat konservatisma akuntansi pada pelaporan keuangan di Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konservatisma di Amerika Serikat (Juanda, 2007). Hasil temuan lainnya, bahwa konservatisma akuntansi hanya dapat dirasakan oleh investor yang bertahan lama ( Mayangsari dan Wilopo, 2002). Eksistensi investor yang bertahan lama, dapat dimaknai sebagai investor yang memilih instrumen keuangan investasi jangka panjang di pasar modal. Terkait dengan bingkai permasalahan melemahnya nilai tukar rupiah di semester ke II di tahun 2015 serta BEI (Bursa Efek Indonesia) mengklaim untuk berupaya meningkatkan investasi dari sisi kepemilikan lokal (www.idx.com), maka konservatisma akuntansi merupakan prinsip akuntansi yang mampu mendukung dalam peningkatan investasi di pasar modal. Implikasinya, konseptual konservatisma akuntansi sejalan bagi investor yang memilih instrumen keuangan investasi jangka panjang. Konservatisma akuntansi dapat diintepretasikan sebagai kehati-hatian yang cenderung menimbulkan pesimisme yang ada di laporan keuangan. Esensinya bahwa, konservatisma akuntansi dikonsepkan sebagai prinsip akuntansi dengan memilih nilai yang paling rendah untuk menyajikan pos pendapatan dan aset serta memilih nilai yang paling tinggi untuk menyajikan pos kewajiban dan biaya. Hal tersebut sebagai langkah perusahaan guna menghadapi ketidakpastian ekonomi, sehingga konservatisma akuntansi cenderung menghasilkan laporan keuangan understatement. Eksistensi konservatisma akuntansi memiliki tingkatan yang berbeda di tiap-tiap negara (Ball, et al. 2001). Struktur kepemilikan perusahaan yang berjenis tersebar banyak ditemui di negara-negara maju, sedangkan struktur kepemilikan terkonsentrasi banyak di temui di negara yang sedang berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur kepemilikan perusahaan yang berjenis terkonsentrasi (Claessens, et al.1999). Konflik utama pada struktur kepemilikan yang berjenis terkonsentrasi, adalah konflik antara pemegang saham mayoritas dan minoritas (La Porta, et al. 2000). Pada penelitian ini kepemilikan terkonsentrasi menggunakan kepemilikan insider, sebab di negara berkembang tipe konflik antara kepemilikan insider (pemegang saham mayoritas dan manajemen) dan kepemilikan outsider (Yunos, 2011). Terkait konflik keagenan tersebut, dapat mempengaruhi dalam pemilihan metoda akuntansi termasuk konservatisma akuntansi. Bahkan struktur kepemilikan merupakan penyebab utama konservatisma akuntansi dikarenakan variasi pada tingkat asimetri informasi (Fuad, 2012). Jika pasar modal di Indonesia terdiri dari emiten dengan struktur kepemilikan berjenis terkonsentrasi serta mengaplikasikan konservatisma akuntansi sebagai kebijakan akuntansinya, maka dapat diasumsikan tidak terjadi ekspropriasi. Hal tersebut akan mempengaruhi keputusan investor atau calon investor, pada saat pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Sebuah pertimbangan yang rasional, jika investasi membutuhkan segala informasi guna menghadapi unsur ketidakpastian atau risiko. Risiko akan selalu dihadapi oleh investor pada saat berinvestasi di pasar modal. Satu-satunya risiko yang relevan bagi seorang investor yang rasional adalah risiko sistematik (Brigham dan Houston, 242:2009). Namun semakin tinggi risiko yang dihadapi oleh investor, maka semakin tinggi return yang disyaratkan bagi investor. Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 126
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
Risiko sistematik tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik, dikarenakan risiko tersebut terjadi di luar perusahaan. Artinya, manajer akan berusahan menghasilkan kinerja perusahaan seolah-olah baik. Hal ini dapat dilakukan oleh manajer yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi, untuk kecenderungannya lebih agresif pada berita baik. Pengaplikasian konservatisma akuntansi didalam kebijakan akuntansi perusahaan, dapat bermanfaat menghindari perilaku oportunistik manejer dalam pelaporan akuntansi (Watts, 2002). Dengan demikian, risiko sistematik akan menurun jika perusahaan mengaplikasikan konservatisma akuntansi. Penelitian ini untuk mengetahui variabel kepemilikan terkonsentrasi yang dimiliki oleh kepemilikan insider dan risiko sistematik mempengaruhi praktek konservatisma akuntansi. Hal ini sebuah fenomena yang akan dihadapi oleh para investor di pasar modal Indonesia. Kajian ini akan menarik untuk dilakukan karena rule prinsip konservatisma akuntansi bertolak belakang dengan prinsip fair value sesuai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standard-IFRS). Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris kepemilikan insider dan risiko sistematik terhadap konservatisma akuntansi. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi, terkait tentang keberadaan konservatisma akuntansi telah berubah menjadi prudence di bawah Standar Pelaporan Keuangan International (International Financial Reporting Standard- IFRS).
METODE PENELITIAN Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan dalam kelompok non keuangan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012-2014. Periode penelitian tersebut dipilih karena pada tahun tersebut, Indonesia mulai mengadopsi penuh IFRS. Na. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling berdasarkan kriteria-keriteria tertentu. Kriteria tersebut yaitu, (1) perusahaan termasuk perusahaan non keuangan yang mempublikasikan laporan keuangan dan tahunan 2012-2014 secara lengkap, (2) menggunakan mata uang Rupiah, (3) laporan keuangan yang bersifat konservatif, (4) perusahaan berjenis kepemilikan terkonsentrasi, (4) memiliki data harga saham. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat berupa laporan keuangan auditan, profil perusahaan (company profile), sumber publikasi dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2015. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, dimana setiap variabel diukur dengan menggunakan proksi tertentu. Variabel independen terdiri dari kepemilikan terkonsentrasi(KINS) dan risiko sistematik (RS), serta variabel dependennya konservatisma akuntansi(KA). Penelitian ini menggunakan metoda akrual sebagai proksi konservatisma akuntansi (KA) yang telah dikembangkan Givoly dan Hayn (2000). Jika diperoleh akrual negatif, maka laba digolongkan konservatif yang disebabkan laba bersih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu. Pengukuran ini dilakukan oleh Givoly dan Hayn (2000) dan Darsono (2012). Pengukuran konservatisma dioperasikan sebagai berikut: KAit = -NAit = TAit – OAit Dimana: Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 127
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
KAit = Konservatisma perusahaan i periode t -NAit = Non operating accrual perusahaan i periode t TAit = Total accruals perusahaan i periode t, total accruals: net income + depreciations – cash flow from operations OAit = Operating accruals perusahaan i periode t, operating accruals: Δ accounts receivable + Δ inventories + Δ prepaid expenses – Δ accounts payable – Δ taxes payable Perhitungan operating accruals menggunakan data 2012 dan 2014, untuk mengetahui selisih dalam perhitungan Δ (delta). Namun telah dipastikan dalam akunakun tersebut tidak terjadi perubahan dalam standar pengukurannya, setelah menbandingkan SAK 2012 dan SAK 2015. Untuk variabel bebas yang berikutnya adalah kepemilikan terkonsentrasi. Kepemilikan terkonsentrasi terdiri dari pemegang saham insider. Pemegang saham insider (KINS) adalah pemegang saham yang dimiliki oleh manajer dan pemegang saham utama atau mayoritas tidak kurang dari lima persen (Yunos, 2011). Kepemilikan Insider (KINS)
= Σ kepemilikan saham oleh insiderx 100% Σ saham yang beredar
Untuk variabel bebas berikutnya adalah risiko sistematik. Proksi risiko sistematik yang digunakan dalam penelitian diukur dengan menggunakan beta saham. Fama dan French (1992) mendefinisikan beta saham merupakan satu-satunya penentu spesifik terhadap return yang diharapkan dari saham yang bersangkutan. Beberapa pengujian empiris terhadap keterkaitan risiko sistematik dengan beta saham antara lain dilakukan oleh Burger (2012) serta Sedaghat dan Jamshidi (2015). Penggunaan relative beta saham yang dioperasikan sebagai berikut: Beta = (n.ΣRm.Ri – ΣRm.ΣRi) (n.ΣRm2 – ΣRm2) Dimana: Ri = (Pi,t – Pit-1)/Pi,t Ri Rm Pit Pit-1 Pm,t Pmt-1
dan
Rm = (Pm,t – Pm-1)/Pm,t
= Return Saham i = Return pasar = Harga Saham i pada bulan ke t = Harga saham i pada bulan ke t-1 = IHSG pada bulan ke t = IHSG pada bulan ke t-1
Analisa data dilakukan dengan statistik deskriptif, uji asumsi klasik (normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi dan multikolinieritas) dan regresi linier berganda serta pengujian hipotesa (uji-F, koefisien determinasi dan uji-t). Adapun bentuk modal analisa regresi linier berganda adalah: KA = α + b1 KINS - b2 RS + e Dimana: Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 128
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
KA KINS RS e α b1 – b2
Direview: 05/08/2016
= Konservatisma akuntansi = Kepemilikan Insider = Risiko Sistematk = Error = Konstanta = Koefisien Regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI (ICMD 2013-2015). Berdasarkan metoda purposive sampiling, maka dari 974 perusahaan non keuangan menjadi 174 perusahaan yang menjadi sampel karena berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya data perusahaan tersebut dianalisa dengan menggunakan alat regresi linier berganda untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil Analisa Deskriptif dan Uji Asumsi Klasik Analisa statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, nilai maksimum dan nilai minimum dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisa deskriptif dari variabelvariabel menunjukkan bahwa nilai KA (konservatisma akuntansi) adalah antara Rp. 1.128.922,408 sampai dengan Rp. -1.484.424.000,000 dengan rata-rata Rp. 239.514.104,626 dan deviasi standar Rp. -312.023.294. Perhitungan KA (konservatisma akuntansi) merupakan hasil dari perhitungan nonoperating accruals, maka semakin tinggi nilai KA semakin tinggi tingkat konservatisma akuntansi yang dimiliki perusahaan. Nilai komposisi KINS (kepemilikan insider) antara 32,21% sampai dengan 99,08% dengan rata-rata 66,2% dan deviasi standar 15%. Tampak bahwa terdapat perusahaan yang mempunyai KINS (kepemilikan insider) 32,21%, hal ini dikarenakan didalam CALK telah diperoleh keterangan jika kepemilikan tersebut adalah kepemilikan mayoritas. Nilai RS (risiko sistematis) antara 0,003 sampai dengan 0,004 dengan rata-rata 0,003 dan deviasi standar 0,00. Pada pengujian asumsi klasik, uji normalitas dilakukan dengan menngunakan uji Kolmogorov Sminrnov. Hasil dari uji Kolmogorov Sminrnov telah diperoleh taraf signinifikansi yaitu sebesar 0,200. Hal ini dikarenakan signifikansi lebih dari 0,005 (0,200 > 0,05), maka nilai residual tersebut adalah normal. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel KINS dan RS dengan absolute residual. Nilai keofisien dari uji Glejser adalah 0,365 (KINS) dan 0,279 (RS). Ketiga nilai variabel independen dengan absolute dari kuadrat residual memiliki signifikansi dari 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi masalah hetrokedastisitas pada model regresi. Uji autokorelasi yang digunakan adalah Durbin-Watson Test (D-W-Test). Regresi yang bebas dari gangguan autokorelasi jika dU
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
Hasil Uji Hubungan Variabel Hasil pengujian analisa statistik pengaruh variabel independen yaitu kepemilikan insider (KINS) dan risiko sistematik (RS) terhadap variabel dependen yaitu konservatisma akuntansi (KA) diperoleh sebagai berikut:
Tabel. 1 Hasil Uji Hubungan Variabel No 1 2
Agreements Koefisien t-stat Sig KINS 194.968.683 0,130 0,897 RS -914.357.231.881 -2,976 0,003
Keterangan Ditolak Diterima
Berdasarkan uji-F pada perhitungan pada tabel diatas, nilai F pada hasil regresi adalah sebesar 4,428 dengan p-value sebesar 0,013. Nilai tersebut lebih kecil ditingkat α=0,05 (0,013 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama kepemilikan saham oleh insider (KINS) dan risiko sistematik (RS) mempengaruhi secara signifikan terhadap konservatisma akuntansi (KA). Berdasarkan koefisien determinasi (R2) pada tabel diatas, nilai adjusted R2 adalah 0,038 atau 3,8%, artinya kepemilikan insider (KINS) dan risiko sistematik (RS) mempengaruhi konservatisma akuntansi (KA) hanya sebesar 3,8%. Sedangkan sisanya 96,2% (100%- 3,8% = 96,2%) dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uji-t bahwa masing-masing variabel menggunakan tingkat signifikan < 0,05 , maka untuk variabel risiko sistematik mempunyai pengaruh terhadap konservatisma akuntansi. Hal ini dikarenakan tingak signifikan lebih kecil dari 0,05. Variabel kepemilikan insider memiliki tingkat signifikan lebih dari 0,05. Artinya variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap konservatisma akuntansi. Hasil pengujian hubungan kepemilikan insider terhadap konservatisma menunjukkan bahwa variabel kepemilikan insider tidak mepengaruhi secara signifikan terhadap konservatisma akuntansi. Jika diperhatikan hubungan antara kepemilikan insider pada konservatisma akuntansi. Jika kepemilikan terkonsentrasi merupakan investasi yang besar di dalam perusahaan serta memiliki akses informasi private yang mudah ke manajer, sehingga mengurangi konflik keagenan tradisional antara manajer dan pemegang saham. Keuntungan pada kondisi ini, kepemilikan terkonsentrasi sebagai pemegang saham mayoritas dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Hal ini dikarenakan manajemen merupakan bagian dari pemegang saham mayoritas. Pada kondisi kepemilikan terkonsentrasi terdapat masalah keagenan antara manajemen dan pemegang saham berkurang, namun muncul masalah keagenan lain yaitu antara pemegang saham insider (manajer dan pemegang saham mayoritas) dan pemegang Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 130
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
saham outsider (Yunos 2011).Penelitian yang relevan dilakukan oleh Nekounam et al. (2012) yang berasumsi bahwa kerjasama antara blocker dan manajer adalah hal yang sangat berguna dan kerjasama ini mengurangi tugas untuk monitoring, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mempengaruhi persepsi pemegang saham lainnya tentang kualitas laba. Oleh karena itu, dalam penelitiannya ini disimpulkan bahwa dengan mempertimbangkan manfaat konservatisma sebagai kriteria kualitas laba, maka hal ini akan membuat kepemilikan terkonsentrasi akan berhubungan negatif terhadap konservatisma. Berikutnya Yunos (2011), berpendapat bahwa kepemilikan saham oleh insider (manajemen dan pemegang saham mayoritas) akan menyebabkan kurangnya konservatisma karena tidak membutuhkan alat ini untuk mengedalikan dan memonitor bagi jalannya mekanisme manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan manajer yang merupakan pemilik, memiliki kepentingan yang sejalan dengan pemegang saham mayoritas dan sebagai konsekuensinya penggunaan konservatisma sebagai alat pengawasan menjadi menurun. Berbeda dengan pendapat Thai dan Kuntisook (2009), yang menyatakan adanya dampak keselarasan para pemegang saham mayoritas melalui kepemilikan keluarga kurang cenderung terlibat dalam perilaku oportunistik dalam melaporkan laba akuntansi, karena berpotensi merusak reputasi keluarga dan kekayaannya dalam jangka panjang kinerja perusahaan. Dengan demikian, pemegang saham mayoritas termotivasi untuk melaporkan laba yang berkualitas yaitu menggunakan pelaporan yang lebih konservatif. Pada penelitian ini prediksi yang pertama (H1) ditolak, karena tidak sesuai prediksinya bahwa ”kepemilikan insider memengaruhi terhadap konservatisma akuntansi”. Hasil studi empiris ini sesuai dengan Yunos et al. (2011), yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh insider tidak memengaruhi terhadap konservatisma akuntansi. Hal ini dikarenakan pemegang saham insider selaku pengendali menggunakan kekuasannya untuk kepentingan pribadinya. Dampaknya pemegang saham insider menghindari konservatisma akuntansi, agar dapat menyembunyikan aktivitas pengambilalihan kekayaan dari pemegang saham outsider. Hasil penelitian ini telah memberi implikasi bahwa kepemilikan saham oleh insider pada perusahaan terkonsentrasi, mampu mengendalikan dan memonitor manajemen tanpa melibatkan konservatisma akuntansi dalam mengoperasionalkan sebuah perusahaan. Apabila dilihat dari manfaat konservatima akuntansi yang mampu membatasi oportunistik manajer terkait penyajian laba dan aktiva, menjadikan mekanisme konservatisma akuntansi kurang berfungsi tepat ketika dalam pengaplikasiannya ditentukan oleh pihak manajemen itu sendiri sebagai pengambil keputusan. Hasil pengujian hubungan Risiko sistematik merupakan risiko yang secara langsung berhubungan dengan pasar, sehingga para investor tidak dapat menghilangkannya dengan diversifikasi sekuritas atau portofolio. Risiko sistematik merupakan dasar untuk memperkirakan besarnya risiko maupun return investasi dimasa depan. Risiko sistematik menjadi tinggi jika dihubungkan dengan perilaku manajer perusahaan yang mempengaruhi informasi pasar. Tingginya tingkat risiko sistematik dapat mempengaruhi manajer terhadap insentifnya, sehingga manajer cenderung menunda pengakuan berita buruk (Sedhagat dan Jamshidi, 2015). Artinya manajer lebih Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 131
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
cenderung dalam pengakuan berita baik, hal ini mengindikasikan manajer berperilaku oportunistik sesuai otoritas yang dimiliki. Dengan demikian, risiko sistematis tinggi akan memicu manajer untuk menggunakan kewenangannya dalam pemilihan metoda akuntansi yang meningkatkan pendapatan dan aset. Implikasinya, bertolak belakang dengan prinsip konservatisma akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian analisa regresi mengenai pengaruh variabel risiko sistematik terhadap konservatisma akuntansi menunjukkan nilai p-value 0,003 (signifikan secara statistik pada α = 5%) dan nilai koefisien sebesar – 914.357.231.881 (negatif). Risiko sistematik berpengaruh terhadap pelaporan konservatisma, hal ini sesuai dengan hasil pengujian hipotesisnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sedhagat dan Jamshidi (2015) yang memprediksi bahwa semakin tinggi risiko sistematik di pasar modal, maka perusahaan cenderung menghindari metoda akuntansi konservatisma. Risiko sistematik yang tinggi dapat meningkatkan insentif manajer dengan cara menghindari berita buruk. Manajer cenderung menunjukkan kinerja keuangan mereka dengan mendorong pengakuan kabar baik, terkait dengan insentif tersebut. Sebuah bentuk sikap oportunistik pada manajer, jika dikaitkan dengan tinggi rendahnya insentif. Hal ini dikarenakan kontrak perusahaan dan manajer dilatarbelakangi oleh penghasilan (Lambert et al, 2007). Sedangkan konservatisma akuntansi merupakan metoda perusahaan yang dapat menghasilkan berita buruk, karena output aplikasi konservatisma akuntansi berdampak penyajian laba menjadi understatement. Oleh karenanya untuk menjaga risisko sistematik menjadi tinggi, maka perusahaan cenderung menghindari penggunaan metoda konservatisma akuntansi. Penelitian ini dilakukan berdasarkan perbedaan dalam penggunaan tahun dan negara dalam pemilihan sampel, namun tidak mempengaruhi hasil penelitian sebelumnya. Peniliti mengkritisi, hal ini merupakan salah satu dampak dari International Financial Reporting Standard-IFRS dalam perhitungan konservatisma akuntansi dalam penulisan ini, yaitu penggunaan atas laba komprehensif. Informasi tersebut terintepretasi oleh laporan laba rugi komprehensif. Salah satu contohnya pada akun surpluss revaluasi, yang merupakan elemen nominal yang tercantum dilaporan laba rugi komprehensif. Hal ini berdampak dari diperkenankannya atas penggunaan prinsip fair value, sehingga mampu menghasilkan informasi terhadap perubahan aset tetap perusahaan yang relevan. Pada akun surpluss revaluasi tersebut, telah menginformasikan apabila terjadi perubahan nilai buku aset tetap yang disebabkan adanya kenaikan nilai di pasar. Melalui proses inilah, nilai yang diinformasikan aset tetap tersebut menjadi informasi dengan nilai yang wajar. Hasilnya penyajian atas aset tetap perusahaan lebih representatif, begitu pula atas penyajian laba pada perusahaan di era International Financial Reporting Standard-IFRS ini. Hal ini berimplikasi penyajian atas laba lebih menginformasikan keadaan perusahaan yang apa adanya. Oleh karena itu naik turunnya laba, merupakan salah satu informasi yang mempengaruhi akan pergerakan risiko sistematik di pasar modal. KESIMPULAN Penelitian ini menguji kepemilikan terkonsentrasi yang diproksikan kepemilikan insider dan risiko sitematik terhadap konservatisma akuntansi. Perusahaan non Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 132
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah dipilih oleh peneliti sebagai objek studi. Hasil penelitian ini bahwa penggunaan prinsip konservatisma akuntansi tidak dipengaruhi oleh kepemilikan saham oleh insider, namun risiko sistematik berpengaruh sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia yang didominasi oleh perusahaan dengan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi yang terdiri dari kepemilikan insider serta telah menerapkan International Financial Reporting Standars-IFRS secara penuh di tahun 2012. Implikasi dari penerapan International Financial Reporting StandardIFRS menghasilkan informasi laba yang lebih representatif terkait dengan laporan laba rugi komprehensif. Informasi laba inilah yang mempengaruhi risiko sistematik di tiap portofilio yang ada di pasar modal. Sehingga laba yang informatif lebih mudah dalam pengambilan keputusan bagi investor dan calon investor dalam berinvestasi.
DAFTAR PUSTAKA Ball, R. 2001. Infrastructure Requirement for an Economically Efficient Systems of Public Financial Reporting and Disclousure, Brooking-Wharton Papers on Financial Services : 127-169. Bringham, EF. Dan J.F., Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat. Burger, M.A. 2012. Accounting Measurement and Beta risk measure, Disertasi, Program Doktor Filosofi Bisnis Administrasi, Universitas Utah. Claessens, S., S. Djankov, J. Fan, dan L.H.P. Lang. 1999. “Who Control East Asian Corporations”. Journal of Finansial Economic, Vol. 58, hlm 81-112. Darsono, 2012. Dampak Konservatisma Terhadap Relavansi Nilai Informasi Akuntansi Di Indonesia. Disertasi tidak Dipublikasikan. Universitas Gadjah Mada. Fama, E.F. dan French, K.R. 1992. The Cross Section of Expected Stock Return. The Journal of Finance, Vol.XLVIII, No.2, pp: 427-465. Fuad. 2012. “Dampak Konservatisme Akuntansi Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Relevansi Informasi Akuntansi”. Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol. 9, No. 1, hlm 43-45. Givoly, D., dan C. Hayn. 2000. “The Changing Time-Series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More Conservative?”. Journal of Accounting and Economics, Vol. 29, hlm 287-320. Givoly, D., C.K Hayn, dan S.P. Katz. 2010. “Does Public Ownership of Equity Improve Earning Quality?”. The Accounting Review, Vol. 85, No.1, hlm 195225. Juanda, A.2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan konservatisme Akuntansi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Lambert, R., Leuz, C dan Verrecchia, R. 2007. Accounting Information Disclousure and the Cost of Capital. Journal of Accounting Research, 45(2), pp. 385-420. La Porta, R., A. Shleifer, dan R.W. Vishny. 2000. “Investor Protection and Corporate Governance”. Journal of Financial Economics, Vol. 58, hlm 3-27. Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 133
Jurnal GeoEkonomi P-ISSN :2086-1117 | E-ISSN : 2503-4790 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi Volume 07 Nomor 02 September 2016 http://fekon.uniba-bpn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Diterima:19/07/2016
Direview: 05/08/2016
Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Ohlson (1996). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi IV. Neukounam, J., M.A. Sefiddashti, M. Goodarzi, dan J. Khademi. 2012. “Study of Relation Between Ownership Concentration and Accounting Conservatism”. Journal of Basic and Applied Scientific Research, Vol. 2, No. 8, hlm 7560-7565. Sedaghat, S. Dan Jamshidi, A. 2015. Relationship between Systemtic Risk with Accounting Conservatism: Evidence from Tehran Stock Exchange, A Journal of Economic and Management, February Vol 4: 1-9. Thai, K. Dan K. Kuntisook. 2009. Accounting Conservatism and Controlling Shareholder Characteristics: Empirical Evidence from Thailand. Diunduh tanggal 30 Maret 2014. < http://www.ssrn.com>. Wang, Z. R. 2009. Accounting Conservatism. Disertasi Dipublikasikan. University Victoria. Watts, R. L. 2002. Conservatism in Accounting. Social Science Research Network Electronic Paper Collection, (http:papers.ssrn.com,di akses 17 May 2013). Yunos, R.M. 2011. The Effect of Ownership Concentration, Board of Directors, Audit Committee and Ethnicity on Concervative Accounting: Malaysian Evidence. Disertasi Dipublikasikan. University of Perth. Yunos, R.M., M. Smith, Z. Ismail, dan A.S. Ahmad. 2011. Inside Concentration Owners, Board of Directors and Accounting Conservatism. Diunduh 30 Desember 2012.
.
Ita Yuni Kartika, dan Yudea, 2016: Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Risiko Sistematik Terhadap Konservatisma Akuntansi| 134