PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM PERUSAHAAN LAIN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJEMEN, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA
1
Durrotul Muflicha1, Kholid Murtadlo2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Niaga 2 Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham perusahaan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan terhadap manajemen laba Kepemilikan Institusional diukur dengan menggunakan presentase saham, kepemilikan manajemen diukur dengan menggunakan presentase kepemilikan manajemen dan corporate governance yang diukur dengan komite audit, leverage, ukuran perusahaan. Sedangkan manajemen laba dihitung dengan discretionary acruals model Jones. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampling Sampel yang digunakan 7 perusahaan food and beverages yang listing di BEI periode 2009- 2013 yang sudah dipublikasikan laporan keuangannya periode 2009- 2013. Hasil penelitian yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwasannya variabel yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba adalah komite audit dan kepemilikan manajemen. Sedangkan kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Kepemilikan Manajemen, Leverage, Ukuran Perusahaan, Manajemen laba. PENDAHULUAN Tingkat perekonomian dunia yang semakin berkembang dan persaingan dunia usaha yang semakin pesat dimana orang bisa melakukan koneksi hubungan kapan dan dimanapun. Perusahaan tersebut harus mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang lain supaya bisa meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Irham, 2012). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, Untuk masuk dan berinvestasi di pasar modal, investor membutuhkan suatu informasi yang menjelaskan kinerja perusahaan saat ini dan di masa lalu. Manajer dalam melakukan penyesuaian pada laporan keuangan agar laporan tampak lebih baik mengenahi kinerja perusahaan yang mana akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Tindakan intervensi inilah yang dinamakan aktivitas manajemen laba (earning management). Untuk mengukur kinerja manajemen dalam laporan keuangan melalui informasi manajemen yang terkandung dalam laporan laba/rugi (Boediono, 2005). Laporan laba/rugi merupakan salah satu
komponen laporan keuangan yang sangat penting dimana di dalamnya terdapat informasi laba yang bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004). Chariri dan Ghozali (2007) menyatakan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dan proses penyusunan laporan keuangan dapat mempengaruhi tingkat suatu laba yang ditampilkan adalah Earnings Management. Earnings Managementmerupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajemen perusahaan (agent) (Salno dan Baridwan, 2000). Masalah yang sering muncul dalam hubungan agensi antara pemegang saham dan manajer adalah terjadinya konflik agensi (Faisal, 2004). Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba ketika mengalami masalah dalam earnings management dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui Good Corporate Governance (GCG) dalam sistem pengendalian dan pengelolaan perusahaan. Good Corporate Governance merupakan tata kelolaan perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaa Khairandy dan Malik, (2007:115). Praktek Corporate Governance dapat berjalan dengan baik ketika menerapkan prinsip dasar dari Good Corporate Governance yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan dalam meningkatkan earning manajement. Mekanisme Good Corporate Governance dapat di tandahi dengan kepemilikan saham perusahaan lain, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit, dan komisaris independen. Supaya pelaksanaan tata kelola perusahaan baik, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang komite audit. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan untuk informasi publik yang digunakan oleh investor untuk menilai sebuah perusahaan. Kepemilikan manajerialketika memiliki saham yang besar maka kepentingan pemilik atau pemegang saham dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Kepemilikan saham oleh institusional dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitormanajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk melakukanmanajemen laba. Komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek dalam kriteria penilaian dalam pelaksanaan good corporate governance di perusahaan. Komite audit dibentuk untuk memeriksa pertanggungjawaban keuangan direksi perusahaan kepada para pemegang saham. Diharapkan dapat mengurangi perilaku oportunistik para manajer seperti manajemen laba karena pelaksanaan audit namun bila komite audit tidak memiliki kompetensi dan independensi, maka aktivitas manajemen laba dapat terjadi dalam perusahaan.
Hanafi (2005;332) bahwa leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan. Lebih umum leverage juga diartikan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan utang. Leverage dalam suatu perusahaan juga bisa menjadi pemicu bagian manajemen melakukan tindakan manajemen laba. Perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Berbeda dengan perusahaan besar yang mana banyak diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Oleh karena itu ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba dari pada perusahaan besar. (Nasution dan Setiawan, 2007). Penelitian ini mengambil perusahaan food and beverage. Alasan peneliti memilih perusahaan food and beverage di antaranya: pertama, sebagai bahan data analisis keuangan perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membiayai beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan. kedua, perkembangan perusahaan food and beverage yang cukup pesat, terbukti dengan semakin banyaknya jenis minuman yang ditawarkan di pasaran, sehingga perusahaan akan menjadi lebih maju dan besar. Karena kondisi perusahaan yang selalu kinerjanya baik menyebabkan para investor menanamkan modalnya. Ketiga, perusahaan food and beverage ada investorInstitusional yang mana dapat memonitor agen usaha untuk mengatur laba sehingga selalu terjaga dengan baik perusahaannya. Keempat,perusahaan food and beveragemerupakan perusahaanyang memiliki komite audit yang untuk mengatur perusahaan, sehingga masyarakat percaya dengan perusahaan tersebut. Manajemen laba dapat diprediksi dengan adanya laporan keuangan dalam suatu perusahaan karena penyusunan laporan keuangan dapat mempengaruhi tingkat suatu laba. Maka dari itu peneliti ingin mengambil judul tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh, seberapa besar pengaruh, dan mana yang berpengaruh signifikan antara variable kepemilikan saham perusahaan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Teknik dalam penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari orang yang dapat memberikan data sesuai dengan data yang diinginkan oleh peneliti. Adapun data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang lokasi kentornya berada di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya JL. MT. Haryono 165 Malang.Secara oprasional data variabel bebas diolah sebagai berikut; 1.
Kepemilikan saham perusahaan lain (X1)
Kepemilikan institusioanl sesuai yang dikemukakan Wahidayati (2001;1085) merupakan pemegang saham dalam suatu perusahaan berupa bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi.kepemilikan institusioanl memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses
monitoting secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Dan kepemilikan dalampenelitian ini diukur dengan mengetahui berapa besar presentase kepemilikan intitusioanl dalam struktur saham perusahaan. Kepemilikan institusioanal dirumuskan dengan:
2.
=
Komite Audit (X2)
Komite audit menurut Surya dan Yustiavanda (2008:145) merupakan suatu kegiatan yang berangotaan yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan mengenahi pengolahan perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan komite audit. Komite audit dalam penelitian inidiukur dengan menggunakan rumus: =
3.
Kepemilikan Manajemen (X3)
Menurut Murphy (2985), Jenses dan Murhpy (1990), serta Smith dan Watts (1992) dalam Indriani (2010;24) kepemilikan manajemen merupakan program untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan- kepentingan manajer dengan pemegang saham. Variabel ini diukur dengan mengetahui berapa besar presentase kepemilikan manajemen dalam struktur saham perusahaan. Dan dapat dirumuskan dengan:
4.
=
Leverage (X4)
Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan (Hanafi, 2005;332) perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti modalnya sendiri untuk membiayai investasinya, salah satunya untuk pembelian aktiva. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan semakin besar pula investasi yang didanai dari pinjaman. Variable ini bisa diukur dengan menggunakan rumus :
5.
=
Ukuran Perusahan (X5)
Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005;138)bahhwa ukuran perusahaan merupakan sebuah perusahaan yang memiliki pembagian dalam perusahaan, termasuk perusahaan besar, menengah dan kecil. Penentuan perusahan ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Variable ini dapat diukur dengan menggunakan rumus: ℎ
=
Dependen Variable (Variabel Terikat) Sugiyono (2007:33). Variabel terikat pada penelitian ini adalah Earning manajement (Y). berdasarkan yang dikemukakan oleh Meutia (2004;334) manajemen laba adalah seorang manajer yang sengaja memanipulasi laporan keuangan yang tidak sesuai dengan batasan akuntansi.manajemen laba bisa diukur dengan modified Jone’s Model yang mana model ini termasuk model yang baik dari
model yang lainnya khususnya dalam pengukuran manajemen laba. Menggunakan model tersebut dapat memecahkan total accual menjadi discresionary accrual dan non discresionary accrual.Dalam menghitung manajemen laba perusahaan perlu menghitung terlebih dahulu besarnya total accrual perusahaan tersebut dengan menggunakan rumus: −
=
Dimana: =
=
=
ℎ
ℎ
ℎ
ℎ
ℎ
Selanjutnya melakukan regresi untuk memperoleh angka koofisien total akrual sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah
,
,
dengan
total aktiva tahun
sebelumnya (t-1), perubahan pendapatan, dan aktiva tetap perusahaan pada tahun ke-t. setelah itu dilanjutkan dengan menghitung komponen non discresionary accrual yang mana aktifitas perusahaan dapat menjelaskan total penghasilan perusahaan, dengan model =
1
∆
−1 +
−1 +
−1 +
Discresionary discresionary accrual merupakan selisih antara total accrual dengan nondiscresionary accrual : =
−1 −
Keterangan: =
ℎ
−1=
ℎ
=
∆
=
=
=
=
ℎ
ℎ
t–1
ℎ
1
1 =
ℎ
1
−1
ℎ
1
′
KAJIAN TEORI Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Good corporate governance diantaranya: 1. FaridaY. N,Prasetyo Y, dan Herwiyanti E (2010)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh penerapan Good corporate governance terhadap timbulnya Earning manajement dalam menilai kinerja keuangan pada perusahaan perbankan di Indonesia”. Dalam penelitian ini metode teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu sampel yang digunakan dengan kriteria tertentu yaitu perusahaan perbankan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2007. Dan metode analisis data yang digunakan regresi. Variabel yang digunakan pada penelitian ini ukuran dewan komisaris, kompososi dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial untuk di uji pengaruhnya terhadap earning manajement. Dari beberapa variabel yang disebutkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap earning manajement. 2. Karuniasih D M (2013) Penelitian ini berjudul “pengaruh good corporate governance terhadapmanajemen laba”. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu, sehingga didapat sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan proporsi dewan komisaris independen, komite audit kepemilikan manajerial dan Top Share untuk diuji pengaruhnya terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitia tersebut hanya variabel kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba 3. AnggraeniR M dan HadiprajitnoP B (1013) Judul penelitian ini “pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan praktik corporate governance terhadap manajemen laba”. Dalam penelitian ini metode teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu sampel yang digunakan dengan kriteria perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Metode analisis data regresi berganda. Variabel yang digunakan struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, komposisi dewan komisaris independen, komite audit, ukuran KAP. Hasil penelitian tersebut komposisi dewan komisaris independen, komite audit, ukuran KAP berpengaruh signifikan dan struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 1. Good Corporate Governance Menurut
Zarkasyi
(2008:35)
mengungkapkan
corporate
governancemerupakan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pemerintah, karyawan serta para pemegang saham kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak- hak dan kewajiban untuk mengendalikan dan mengarahkan perusahaa sebagai penetapan perangkat peraturan. 2. Prinsip- Prinsip Good Corporate Governance Adapun menurut Zarkasyi (2008:39) prinsip- prinsip GCG antara lain sebagai berikut:
a. Kewajaran (Fairness) Pemegang saham dan stakeholder lainnya adalah sesuatu yang saling berkaitan dan tidak mungkin dipisahkan satu sam lain. Dari hal itu harus mendapakan suatu kewajaran dari perusahaan mengenahi pemegang saham dan stakeholder lainnya. Prinsip- prinsip ini menjadikan perusahaan tidak mengalami suatu kerugian karena tidak adanya perbuata yang tidak baik yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. b. Transparansi (Transparency) Sebuah perusahaan atau organisasi bisa dikatakan terbuka jika mampu mewujudkan dan menyediakan informasi yang cukup relevan , akurat dan tepat waktu bagi para stakeholders lainnya. Hal ini sangat diperlukan supaya mengetahui keadaan perusahaan yang sbenarnya. Informasi ini di mengenahi kondisi keuangan perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. c. Akuntabilitas (Accountability) Prinsip ini dewan komisaris, direksi beserta tanggung jawabnya para pemegang saham dan stakeholders lainnya harus memiliki wewenang. Hal ini sangat diperlukan karena perusahaan mempertanggungjawabkanhasil
kinerjanya
dengan
sewajarnya
dengan
tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan stakeholders lainnya. d. Responsibilitas (Responsibility). Secara keseluruhan perusahaan mempunyai bentuk tanggung jawab terhadap peraturan yang berlaku supaya tidak merugikan diantara pihak yang satu dengan yang lainnya. Hal ini harus memenuhi perundang- undangan dan diharapkan perusaahan menyadari bahwasannya dalam kegiatan operasional mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada stakeholders lainnya agar terpelihara hubungan dalam usaha yang baik. e. Independensi (Independency) Sebuah perusahaan akan dapat dikelola dengan baik dan lancar melalui prinsip Independen tidak saling benturan dan tidak ada tekanan oleh pihak lain. Perusaan dituntut untuk malakukan secara mandiri mengenahi peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada paksaan dari pihak lain. 3. Manfa’at Corporate Governance Tungga dan Amin (2009:9) menjelaskan suatu perusahaaan ketika melaksanakan Corporate Governance maka akan mendapatkan beberapa manfa’at diantaranya: a. Dapat memperbaiki dalam sebuah komunikasi. b. Meminimalisir potensi benturan. c. Mengfokuskan diri pada tugas- tugas utamanya. d. Produktivitas, kepuasan dan efisiensi akan mengalami peningkatan. e. Kesinambunagn manfa’at. f.
Investor mengalami kepercayaan.
4. Mekanisme Goog Corporate Governance 1. Kepemilikan saham perusahaan lain Kepemilikan saham perusahaan lain merupakan pemegang saham dalam suatu perusahaan berupa bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasiKepemilikan Institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba (Wahidayati, 2001;1085). =
2. Komite Audit
Surya dan Yustiavandana (2008:145) mengemukakan komite audit merupakan suatu kegiatan tambahan yang digunakan dalam prinsip GCG dan dibentuk oleh dewan komisaris yang merupakan tugas penting untuk dilaksanakan pemeriksaan terhadap pengolahan perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan sistem yang ada. =
3. Kepemilikan Manajerial Jensen dan Meckling, Dalam Herawaty (2008) bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Sehingga permasalahan keagenan dapat diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer dianggap sebagai seorang pemilik. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham =
4 Leverage
Menurut Irham Fahmi (2011:127)Leverage didefinisikan sebagai kemampuanperusahaan dalam melunasi semua kewajibandengan ekuitasnya. Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yangdigunakan oleh perusahaan (Hanafi, 2004;332).Dan Marcus (2007:86) mengemukakan bahwasannya leverage merupakan pengukuran menggunakan Debt to Equity Ratio. =
5 Ukuran Perusahaan Pada dasarnya menurut Suwito dan Herawaty (2005:138)ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu : “perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”. ℎ 5.
=
Manajemen Laba (Earning Manajement)
Menurut Scott (2003:354) mendefinisikan earning management sebagai berikut: “Given that managers can choose accounting policies so as to maximize their own utility and/on market value of the firm.” Yang berarti manajemen laba merupakan tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari standar akuntansi yang ada dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan mereka dan nilai pasar perusahaan. Scott (2006:344) membagi cara pemahaman atas manajemen labamenjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunis manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu. Manajemen Laba: =
−1 −
6. Motivasi Manajemen Laba 1. Bonus Plan Manajemen akan memilih metode akuntansi supaya dapat memperoleh bonus yang tinngi. Sebab dengan hal itu akan meningkatkan manajemen laba. =
2. Debt Covenant Manajer yang melakukan pelanggaran sebuah perjanjian kredit akan memilih metode akuntansi supaya dapat meningkatkan manajemen laba. Dengan manajer semakin dekat perusahaan melakukan pelanggran terhadap persyaratan kredit, maka akan banyak malakukan praktik manajemen laba seorang manajer. =
3. Political Cost Perusahaan yang besar kemungkinan akan memilih metode akuntansi yang mana hal tersebut akan menurunkan laba. =
7. Bentuk- Bentuk Manajemen Laba Menurut Subramayam (2005:121) bentuk- bentuk manajemen laba yang dapat dilakukan
oleh manajer adalah sebagai berikut: 1. Taking a Bath
Perusahaan diharapkan dapat menciptakan peluang laba yang besar di masa yang akan datang dengan melaporakan kerugian yang besar sekaligus jika perusahaan kondisinya memburuk yang mana tidak dapat dihindari pada periode berjalan. 2. Income Minization Income Minization yaitu Perusahaan mengalami penurunan pada tingkat laba. Bentuk manajemen laba saat ini dilakukan pada saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan untuk mengurangi biaya politik. 3. Income Maximization Melalui pemilihan metode- metode akuntansi dan pemilihan pengakuan waktu transaksi seperti mempercepat pencatatan dan menunda biaya merupakan upaya perusahaan untuk memaksimalkan tingkat laba yang diperoleh. 4. Income Smooting Sesuatu yang sering dilakukan oleh pihak manajer yaitu melkaukan bentuk manajemen laba. Dengan hal itu manajer dapat menaikan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak mengalami risiko yang tinggi. 8. Teknik dalam Manajemen Laba Teknik dalam manajemen laba menurut Setiawati dan Naim dalam Rahmawati dkk (2007:6) adalah sebagai berikut: 1.
Mengubah Metode Akuntansi Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi seperti merubah metode deprisiasi angka tahun menjadi metode garis lurus.
2.
Memanfa’atkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi Manajemen untuk mempengaruhi laba dengan cara judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak terwujud dan estimasi biaya garansi.
3.
Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan Manajemen laba bisa dilakukan dengan rekayasa periode biaya atau pendapatan. Misalnya memperoleh atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang suddah tidak dipakai.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil analisis dengan menggunakan model regresi linier berganda yang telah memenuhi uji normalitas, uji autokolerasi, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas variabel bebas (Kepemilikan saham perusahaan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan) terhadap
variabel terikat (manajemen laba). Berdasarkan hasil regresi yang dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y=3,030+0,022(X1)−4,779(X2)+0,212(X3)+2,398(X4)+ 0,059(X5) Nilai koofisien Kepemilikan saham perusahaan lain pengaruhnya positif sebesar 0,022 hal ini menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan saham perusahaan lain mengalami peningkatan maka manajemen laba akan mengalami peningkatan, nilai koofisien komite audit pengaruhnya sebesar − 4,779 hal ini menunjukkan bahwa jika variabel komite audit mengalami peningkatan maka
manajemen laba akan mengalami penurunan, nilai koofisien kepemilikan manajemen pengaruhnya
sebesar 0,212hal ini menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajemen mengalami peningkatan maka manajemen laba akan mengalami peningkatan, nilai koofisien leverage pengaruhnya sebesar 2,398hal ini menunjukkan bahwa jika variabel leverage mengalami peningkatan
maka manajemen laba akan mengalami peningkatan, dan nilai koofisien ukuran perusahaan pengaruhnya sebesar 0,059hal ini menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan mengalami peningkatan maka manajemen laba akan mengalami peningkatan.
Nilaikoofisien determinasi sebesar R sebesar 0,323 yang berarti 32,3 % variabel manajemen
laba dapat dijelaskan pola pergerakan variabel kepemilikan saham perusahaan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan mempengaruhi terhadap manajemen laba sebesar 32.3 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh selain variable yang berada pada model regresi tersebut. Adapun hasil uji t dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut; 1. Penagruh Kepemilikan saham perusahaan lain Terhadap manajemen laba kepemilikan saham perusahaan lain tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis uji t yang diperoleh nilai signifikasinya 0,087. Yang berarti kepemilikan saham perusahaan lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena nilai signifikasinya > 0,05, karena kepemilikan institusional tinggi sehingga dapat
membatasi manajer untuk melakukan pengelolaan laba.Hal ini sesuai dengan teori Cornett et al. (2006) yang menemukan bukti konsentrasi kepemilikan oleh perusahaan tidak mampu mengurangi aktivitas manajemen laba didalam perusahaan. Dan penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Karuniasih (2013) yang diperoleh nilai signifikasinya 0,618 > 0,05.Pengaruh Komite audit terhadap manajemen laba 2.Pengaruh komite audit terhadap manajemen laba Komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba menyatakan bahwasannya komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis uji t yang diperoleh nilai signifikasinya 0,000. Yang berarti komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena nilai signifikasinya < 0,05 karena pelaksanaan tugasnya, komite audit dengan proporsi anggota eksternal yang cukup besar dan dengan pengetahuan dan pengalaman berkaitan dengan perusahaan dan keuangannya dengan hal itu dapat mengurangi praktik manajemen
laba dalam perusahaan.Penelitian ini konsisten dengan penelitian Anggraeni dan Hadiprajitno (2013) konsisten karena keberadaan komite audit dapat menjalankan tugas
dalam memonitor
laporan keuangan. 3. Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap manajemen laba Kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba menyatakan bahwasannya kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis uji t yang diperoleh nilai signifikasinya 0,007. Yang berarti kepemilikan manajemen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena nilai signifikasinya < 0,05 karena kepemilikan manajemen berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang sahamHerawaty (2008). Penelitian ini konsisten dengan penelitian Karuniasih (2013) yang diperoleh nilai signifikasinya 0,000< 0,05 yang konsisten karena adanya pemisahan antara pihak manajer dengan pemilik yang menyebabkan pihak manajemen tidak melakukan tindakan manajemen laba karena adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen. 4. Pengaruh leverage terhadap manajemen laba Leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba menyatakan bahwasannya leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis uji t yang diperoleh nilai signifikasinya 0,375. Yang berarti leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena nilai signifikasinya > 0,05 karenaleverage tinggi yang disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau penerapan strategi yang kurang tepat dari pihak manajemenHusnan (2001) 5.Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba Ukuranperusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen labamenyatakan bahwasannya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis uji t yang diperoleh nilai signifikasinya 0,903. Yang berarti kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena nilai signifikasinya > 0,05. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Welvin I guna & dan Arleen Herawaty (2010) dengan nilai signifikasinya 0,082 > 0,05. Adapun hasil uji F hitung sebesar 4,240 dengan nilai signifikasikan 0,005 karena nilai signifikasinya < 0,05 Maka dapat disimpulkan bahwasannya kepemilikan saham perusahaan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan berpengaruh secara serentak terhadap manajemen laba. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian mengenahi pengaruh kepemilikan saham perusahan lain, komite audit, kepemilikan manajemen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba dapat disimpulkan bahwasannya variabel Komite Audit dan Kepemilikan Manajemenberpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan kepemilikan institusional, leverage dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hendaknya melakukan penyesuaian pada laporan keuangan agar laporan tampak lebih baik mengenahi kinerja perusahaan yang mana akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Tindakan intervensi inilah berpengaruh terhadap aktivitas manajemen laba (earning management). 2. Bagi investor, diharapakan untuk mempertimbangkan faktor- faktor yang mempengaruhi manajemen laba baik internal atau eksternal. Karena secara tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan yang mana akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut di pasar modal 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan periode yang digunakan lebih lama lagi dan variabel yang digunakan diperbanyak untuk mengestimasi manajemen laba misalnya dewan komisaris, kualitas audit dan yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. Boediono, Gideon SB. (2005). “Kualitas Laba: Studi Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Dampak Manajemen Laba denganMenggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Chariri. A dan Ghozali.I. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Irham (2012), Pengantar Pasar Modal, Penerbit Alfabeta, BandungPranata ( 2007: 11-19). Irham, Fahmi 2011, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung. Faisal. 2004. “Analisis Agensi Cost, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar. Hanafi M Mamduh & Halim Abdul, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Yogyakarta: AMP YKPN Khairandy, Ridwan & Malik, Camelia. 2007. Good Corporate Governance “Perkembangan Pemikiran dan Implementasi di Indonesia dalam Prespektif Hukum”. Jogjakarta: Total Media Yogyakarta. Scott, William R. 2009 Financial AccountingTheory. 5th ed. Ontario: Pearson Education Canada, Inc. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Surya dan Yustiavanda, “Penerapan Good Corparate Governance,” (Jakarta: Prenada Media Group, 2006)
Salno, H.M. dan Baridwan. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan (income Smoothing): Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1):17-34 Nasution, M dan Setyawan. D. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X., Makasar. Meutia, Intan. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 3, h 333-350. Suwito dan Herawaty. 2005. ”Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. SNA VIII Solo. September. Rahmawati, dkk. 2007. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX., Padang. Suad, Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Welvin
I
Guna
dan
Arleen
Herawaty,
2010.
Pengaruh
Mekanisme
Good
Corporate
Governance,Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor lainnya terhadap manajemen laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas STIE Trisaksti, Vol.12, No.1, hal 53-68.of the-firm.Akses link: 23:14, 3 Desember 2013. Zarkasyi, Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance: Pada Badan UsahaManufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: AlfabetaBandung.