PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, DAN ETIKA TERHADAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT DI PROVINSI GORONTALO
Meifa Lauso Jurusan Akuntansi/ Program Srudi S1 Akuntansi
ABSTRAK MEIFA LAUSO. 921 409 065. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Di Provinsi Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Rio Monoarfa, SE. Ak, M.Si selaku Pembimbing I, dan Ibu Hartati Tuli, SE. Ak, M.Si selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian, Independensi, dan etika terhadap kualitas audit di lingkungan inspektorat yang ada di provinsi Gorontalo. Data dalam penelitian ini adalah data primer, data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor yang memiliki sertifikat JFA (Jabatan Fungsional Auditor)
di Inspektorat Provinsi Gorontalo,
Inspektorat Kota Gorontalo, Inspektorat Kabupaten Gorontalo, dan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Keahlian, Independensi, dan Etika berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit. Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Etika, dan Kualitas Audit
PENDAHULUAN Semakin
meningkatnya
tuntutan
masyarakat
atas
penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel seharusnya disikapi dengan serius dan sistematis. Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good govervnance pada sektor publik antara lain meliputi Penetapan Standar Etika
dan
Aparatur
Pemerintah,
Penetapan
Struktur
Organisasi,
dan
Proses
Pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab serta Akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Selanjutnya Mardiasmo (2005:189) dalam Maylan (2012:2) mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan. Berkaitan dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dalam pasal 9 ayat 1 UU Nomor 15 tahun 2004 disebutkan bahwa “Dalam menyelenggarakan Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah”. Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, auditor dituntut untuk memiliki kompetensi atau keahlian yang memadai. Menurut Statement Of Financial Accouting Concept (SFAC) No 2 dalam Novanda (2012:1) menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit untuk memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, auditor harus meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan, guna peningkatan kinerja, hendaknya auditor memiliki sikap netral atau independen dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan.
Selain memiliki sikap netral atau independen, setiap auditor juga diharapakan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan independen, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah (Dewi,2009. dalam Novanda, 2012: 2). Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah Inspektorat Daerah. Inspktorat merupakan suatu lembaga pengawas dilingkungan pemerintah daerah baik untuk tingkat provinsi, kabupaten atau kota memainkan peran yang sangat penting dan signifikan atau kemajuan dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah dilingkungan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah untuk mecapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Falah dalam Efendy (2010) Inspektorat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. Auditor APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah) yang meliputi auditor di lingkungan BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan LPND, dan Inspektorat Propinsi, Kabupaten, dan kota dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kepatuhan pada kode etik APIP berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 28 tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang berkaitan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/04/M.PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Negara (MENPAN) kualitas auditor dipengaruhi oleh:
1. Keahlian,
menyatakan
Bahwa
auditor
harus
mempunyai
pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawab dan kriterianya auditor yang harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal strata satu (S1) atau setara. Memiliki kompetensi dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA). Serta mengikuti pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan. 2. Independensi, menyatakan bahwa Auditor APIP dalam melaksanakan tugas dan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Jika independensi atau objektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP. Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 28 tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah kualitas audit dipengaruhi oleh Kepatuhan Kode Etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Audit APIP, dengan kriteria kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksannya dan auditor dengan masyarakat. Badan Pemeriksa Keuangan (2011), menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Gorontalo ikhtisar hasil pemeriksaan semester 1 tahun 2011 terdapat 45 kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan 69 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, penulis
mengidentifikasikan
masalah
dalam
penelitian
ini
yaitu
Adanya
ketidaktelitian auditor internal dalam memeriksa laporan keuangan, sehingga menimbulkan temuan kasus ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat
dikemukakan permasalahannya sebagai berikut: apakah Keahlian, Independensi, dan Etika berpengaruh terhadap kualitas audit.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Subhan (2009) keahlian atau kompetensi merupakan kemampuan individu seorang pekerja yang memungkinkan ia mencapai kinerja yang berkualitas. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan.03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Ardiyos (2010, 500) independence adalah sikap bebas tidak berpihak.suatu kondisi netral, terbuka tanpa kecondongan pada salah satu pihak. Untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya, auditor pemerintah harus bersikap independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Selain memiliki keahlian dan independensi auditor juga harus mempunyai etika yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat auditor mengenai pengesahan laporan keuangan perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai Auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam system akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. AAA Financial Accounting Standar Committee
(2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi.
Pengaruh keahlian terhadap kualitas audit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk Indah, Ayuningtyas dan Hastuty menunjukan bahwa keahlian berpengaru terhadap kualitas audit. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dikemukakan adalah: H1 : Keahlian berpengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk Indah, Ayuningtyas dan Hastuty menunjukan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit; dengan demikian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah: H2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Audit penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk Indah, Ayuningtyas dan Hastuty menunjukan bahwa etika berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah: H3 : etika berpengaruh trhadap kualitas audit
Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kulitas Audit penelitian yang dilakukan oleh Hastuty menunjukan bahwa Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kulitas Audit. Dengan demikian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah: H4 : Keahlian, Independensi, dan Etika berpengaruh Terhadap Kulitas Audit
METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukakan pada empat Inspektorat yang ada disekitar Kota Gorontalo yaitu Inspektorat Provinsi Gorontalo, Inspektorat Kota Gorontalo, Inspektorat Kabupaten Gorontalo dan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013. Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif kausal. Menurut Sekaran (2006, 164) desain kausal berguna untuk menentukan hubungan sebab-akibat yang definitif. Desain kausal digunakan untuk menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. dimana variabel X adalah Variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan Variabel Y adalah Variabel dependen (variabel yang dipengaruhi), Sugiyono (2012, 37). Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu Keahlian (x1), Independensi (X2), Etika (X3) dan satu variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y). Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran ordinal Populasi, Sampel dan Teknik pengumpulan data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah auditor yang memiliki sertifikat Jabatan
Fungsional Auditor (JFA),
Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Dimana teknik pengambilan sampel hanya dilakukan pada 4 Inspektorat yang berada disekitar Kota Gorontalo yang berjumlah 28 orang guna untuk menghemat waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan koesioner. Teknik analisis data Uji Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Sugiyono,2012:267). Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya tingkat keandalan alat ukur dalam penggunaanya atau dengan kata lain alat ukur tersebut memiliki hasil konsisten apabila digunakan berkali-kali. Karena reliabilitas berkenaan dengen derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada objek yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data uang sama. Suatu data yang reliable atau konsisten akan cenderung valid Pengujian asumsi klasik Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006 dalam Taufiq, 2010). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Multikolinieritas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikoliniertas yang harus diatasi. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF >10 dan nilai tolerance <0,10 maka terjadi gejala miltikolinieritas (Ghozali, 2006 dalam Ruslan 2011). Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedasisitas, tidak Heteroskedastisitas. Anilisis Regresi Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis). Sudjana (2002:347) regresi linier berganda digunakan untuk pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel. Dimana akan ditentukan hubungan antara Y, X1, X2, dan X3 sehingga dapat diregresi Y atas X1, X2, dan X3. Hipotesis Statistik 1. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabelvariabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: H0 : β = 0, Keahlian, Independensi dan Etika tidak berpengaruh terhadap kualitas auditor. Ha : β ≠ 0, Keahlian, Independensi dan Etika berpengaruh terhadap kualitas auditor Uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 90% atau taraf nyata 5% serta derajat df1 dan df2 untuk mencari nilai F table dapat dilihat dengan menggunakan F table. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a.
Jika F hitung > F table, maka Ha diterima dan H0 ditolak
b.
Jika F hitung < F table, maka Ha ditolak dan H0 diterima
2. Uji Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu menguji pengaruh antara variabel independen trhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut : H0 :
β
= 0, Keahlian, Independensi, dan Etika tidak berpengaruh terhadap kualitas auditor
Ha :
β
≠ 0, Keahlian, Independensi dan Etika berpengaruh terhadap kualitas auditor
Untuk mencari t table dengan df = N-2, taraf nyata 5% dapat dengan menggunakan table statistic. Nilai t table dapat dilihat dengan menggunakan t table. Dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima dan H0 ditolak b. Jika t hitung < t table, maka Ha ditolak dan H0 diterima Pembahasan
Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Audit Setiap auditor internal harus memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam menerapkan berbagai standar, prosedur, dan teknik pemeriksaan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keahlian yang dimiliki oleh auditor mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas audit. Koefisien regresi yang positif menunjukkan setiap peningkatan keahlian yang dimiliki oleh auditor akan mampu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.Hasil pengujian dengan statistika baik secara keseluruhan maupun secara parsial juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signfikan dari keahlian yang dimiliki oleh auditor terhadap kualitas audit yang dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%.Semakin baik tingkat keahlian yang dimilki oleh seorang auditor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian hastuty (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa keahlian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas
audit.
Penelitian
Indah
(2010)
menunjukan
bahwa
pengetahuan seorang auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian Ayuningtias (2012) menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dan penelitian Tjun,dkk (2012) menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit Untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya, auditor pemerintah harus bersikap independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi
juga
berarti
adanya
kejujuran
dalam
diri
auditor
dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa independensi yang dimiliki oleh auditor mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas audit. Koefisien regresi yang positif menunjukkan setiap peningkatan independensi yang dimiliki oleh auditor akan mampu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.Hasil
pengujian dengan statistika baik secara keseluruhan maupun secara parsial juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signfikan dari keahlian yang dimiliki oleh auditor terhadap kualitas audit yang dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%. Semakin independen seorang audit dalam melaksanakan pemeriksaan maka pendapat yang diberikan akan lebih jujur, sesuai dengan kondisi sebenarnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hastuty (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Namun tidak sejalan dengan Penelitian Indah (2010) dimana penelitiannya menunjukan bahwa independensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit. Begitu juga dengan penelitian Tjun,dkk (2012) hasil penelitiannya juga menunjuka bahwa independensi tidak berpengaruh trhadap kualitas audit. Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Audit Etika merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya.Kode etik pada prinsipnya merupakan system dari prinsip-prinsip moral yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama.Kode etik profesi merupakan aturan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara, polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja pemeriksa ditentukan oleh keahlian, independensi, serta integritas moral/kejujuran para pemeriksa dalam menjalankan pekerjaanya. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa etika yang dimiliki oleh auditor mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas audit. Koefisien regresi yang positif menunjukkan setiap peningkatan etika yang dimiliki oleh auditor dalam menjalankan kegiatan pemeriksaan akan mampu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.Hasil pengujian dengan statistika baik secara keseluruhan maupun secara parsial juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signfikan dari
keahlian yang dimiliki oleh auditor terhadap kualitas audit yang dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%. Seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan harusnya senantiasa menjunjung tingg kode etik sebagaimana yang telah diatur. Demikian pula dalam menjalankan kewajiban mengaudit, hubungan yang baik denga pihak-pihak yang berkepentingan baik rekan kerja, pimpinan maupun dengan pihak yang akan diaudit harus senantiasa dijaga agar tercipta hubungan kerja yang harmonis. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hastuty (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa etika berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh Keahlian Independensi dan Etika Terhadap Kualitas Secara keseluruhan, hasil analisis dan pengujian secara statistika menunjukkan bahwa keahlian, independensi dan etika yang dimiliki oleh auditor secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Kesimpulan ini didasarakan pada hasil pengujia secara simultan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun besar pengaruh dari keahlian, independensi dan etika auditor terhada kualitas audit 78% sedangkan sisanya sebesar 22% variasi kualitas audit dipengaruhi oleh variabel lain. Besarnya nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa ketiga aspek tersebut (keahlian, independensi dan etika) sangat menentukan baik buruknya kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hastuty (2009) dimana hasil penelitiannya
menunjukan
bahwa
independensi,
kompetensi
dan
etika
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
PENUTUP Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit Inspektorat di Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa 1. Keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk variabel keahlian sebesar 1,715 dengan nilai signifikansi sebesar 0,099.Nilai signifikansi ini masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih kecil dari alpha 10% (0,1) sehingga Ho ditolak. 2. Indepedensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk varia bel independensi sebesar 1,771 dengan nilai signifikansi sebesar 0,089.Nilai signifikansi ini masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih kecil dari alpha 10% (0,1) sehingga Ho ditolak. 3. Etika berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk variabel etika sebesar 1,901 dengan nilai signifikansi sebesar 0,069.Nilai signifikansi ini masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih kecil dari alpha 10% (0,1) sehingga Ho ditolak. 4. Keahlian, Independensi dan Etika yang dimiliki oleh auditor secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun besar pengaruh dari keahlian, independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit 78% sedangkan sisanya sebesar 22% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel lain. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui karya ilmiah ini penulis memberikan saran kepada para auditor agar lebih meningkatkan lagi pengetahuan dibidang audit sehingga audit yang dihasilkan juga akan semakin berkualitas, seorang auditor juga harus memiliki sikap independen yang tinggi karena semakin independen seorang auditor dalam melaksanakan kegiatan auditnya maka laporan audit yang akan
dihasilkan juga akan semakin berkualitas, dan yang paling penting seorang auditor juga diharapkan dapat lebih baik lagi dalam menerapkan kode etik sesuai dengan kode etik profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Daftar Pustaka Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid 1, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ardiyos. (2010). Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima Ashari, Ruslan. (2011). Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi Universitas Hasanuddin Asthon, Alison Hubbard. (1991). Experience and Error Frequency Knowladge as Potencial Determinants of Audit Expertise. The accounting review Aswar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ayuningtyas, yulian Harvita. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah).Skripsi Universitas Diponegoro Bastian, Indra. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia. 2011. Ihtisar Laporan pemeriksaan semester 1 tahun 2011 Chandra, Yanto. Diana, Anastasia. Tjiptono, Fandy. (2004). Marketing Scales. Yogyakarta: Andi De, Angelo, L.E. (1981). Auditor Independence “low balling” and Disclosure Regulatio. Journal Of Accounting and Economic. Volume 3,issue 2 Deis, Donal L, Gari A.Giroux. (1992). Determinants of Audit Quality in the Public Sector. The Accounting Review. Vol. 67 No.3 Efferin Sujoko, Hadi Darmadji Stevanus, Yuliawati Tan. (2008). Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Efendy, Taufik. (2010). Pengaruh Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat DalamPengawas Keuangan Darah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Skripsi Universitas Diponegoro. Gurajati, Damodar. (2002). Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Hudiwinarsih, Gunasti. (2010). Auditors’ Experience, Competency, and Their Independency as the Influencial Factors in Audit Quality. Journal of Economics, Business and Accountancy Number 3. Volume 13 Indah, Nurmawar Siti. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi Universitas Diponegoro Kadir, S lukman. (2012). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Terhadap Profesionalisme
Auditor
pada
Inspektorat
Provinsi
Gorontalo.Skripsi
Universitas Negeri Gorontalo Kusuma, Aji Bayu Friska Novanda. (2012). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi
dan
Pengalaman
Auditor
Terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta Mansouri, Ali. Pirayesh, Resa. Salehi, Mahdi. (2009). Audit Competence and Audit Quality. Journal International number 2. Volume 4. Menteri Pendayagunaan Negara. 2008. Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah Menteri Keuangan RI. 2008. Tentang Jasa Akuntan Publik. Napu, A Maylan. (2012). Pengaruh Pengetahuan dan pengalaman terhadap kualitas Audit Pada Inspektorat se provinsi Gorontalo.Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo Peraturan Menteri dalam Negeri No. 28. (2007). Tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Aparat Pengawas dan Kode Etik Aparat Pengawas Intern Pemerintah
Rohman, Abdul, Queena Prima Precilia. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah. Journal of Accoaunting. Nomor 2. volume 1 Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat Subhan, (2009). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kompetensi Tehnis, pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan dan Pengalaman kerja Terhadap Kualitas Hasil Audit Pemeriksaan (Studi Pada InspektoratKabupaten Pamekasan). Skripsi. Universitas Madura Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta . (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Tjun, Lauw. Marpaung, Elyzabet. Setiawan, Santy.(2012). Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit.Skripsi. Universitas Kristen Maranatha Tisnawati, Hastuty. (2009). Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit.Skripsi Universitas Airlangga Surabaya Tolago, Adam. (2012. Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo Undang-Undang No. 15 tahun 2004. Tentang Pemeriksaan Pengelolan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ulum, Ihyaul. (2012). Audit Sektor Publik. Jakarta: Bumi Aksara.