PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DAN DISKRIMINASI TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION) Mesri Elmiza1, Popi Fauziati1,Yunilma1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hata 1 Email:
[email protected] 1 Email :
[email protected] 1 Email :
[email protected]
ABSTRACT
Tax is one of the compulsory dues to be paid by the taxpayers whose funds will be made for the development of the country. But many companies are doing tax evasion, the reason many cases of corruption in Indonesian, there arose the thought by reducing the tax payer burden of taxes paid and also will not go to the state treasury, not surprisingly most indebted countries, and people indisadvantaged because of tax in pay can not be used for development of the country but corruption, and the rest to pay the national debt. Therefore this study aims to empirically examine the effect of fairness, taxation system, and the discrimination against the ethics oftax evasion. The date used in the study is primary date in the form of questionnaires distributed to an individual taxpayer who carries on business and professional services. The sampling technique was purposive sampling. Number of questionnaires distributed to respondents as many as 100 sheets and questionnaires that can be further analyzed as many as 71 sheets. Date were analyzed by multiple regression analysis using SPSS. The research results indicate that the effect against fairness ethics of tax evasion, the tax system does not affect the ethics of tax evasion, and discrimination affect the ethics of tax evasion. Keywords: Fairness , tax systems, discrimination, and theethics oftax evasion Pendahuluan
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
1.1 Latar Belakang Masalah
umum negara Dana tersebut terdapat pada pendapatan negara yang berasal dari pajak.
Negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan dana untuk membiayai
Pajak bersifat dinamis dan mengikuti
pembangunannya. Soemitro (1992) dalam
perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial
Waluyo (2011) pajak merupakan iuran wajib
sehingga menuntut adanya perbaikan baik
bagi
secara sistemik maupun operasional. Semua
seluruh
rakyat
yang
diharuskan
negara
menurut
pendapatan negara yang berasal dari pajak
yang
berlaku
akan digunakan untuk membiayai semua
sehingga dapat dipaksakan dan tanpa adanya
pengeluaran umum. Hal tersebut berarti
imbal jasa (kontraprestasi) secara langsung,
digunakan untuk mensejahterakan rakyat, akan
dibayarkan ketentuan
kepada
kas
undang-undang
1
tetapi
tidak
banyak
merasakan
apa
rakyat
yang
dapat
juga tidak akan masuk ke kas Negara, tidak
mereka
heran Negara banyak berhutang, dan rakyat di
yang
telah
rugikan karena pajak yang di bayarkan tidak
keluarkan(www.pajakpribadi.com)
dapat digunakan untuk pembangunan negara
Anggraini (2012) dalam melakukan pemungutan pajak diperlukan sistem yang
melainkan
disepakati
dan
membayar hutang Negara (www.kompas.com)
pemerintah. Sistem pajak yang disepakati akan
Penelitian ini merupakan replikasi
menjadi dasar pelaksanaan perpajakan fiskus
penelitian Suminarsasi (2011). Hal ini penting
dan Wajib Pajak.
dilakukan untuk mengetahui apakah fenomena
oleh
masyarakat,
fiskus
korupsi,
dan
sisanya
untuk
Ayu (2009) menyatakan pemeriksaan
yang terjadi di Argentina juga terjadi di
pajak dilakukan dalam rangka melaksanakan
Indonesia mengingat pajak merupakan sumber
ketentuan
pendapatan penting dalam menopang APBN.
peraturan
perpajakan.
perundang-undangan
Persentase
kemungkinan 1.1 Rumusan Masalah
pemeriksaan pajak dilakukan sesuai dengan aturan
perpajakan
agar
dapat
Berdasarkan uraian pada latar belakang di
melihat
atas, maka perumusan masalah yang di ambil
kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak sehingga
berpengaruh
pada
adalah:
penggelapan
a. Apakah keadilan berpengaruh terhadap
pajak. Faktor
yang
mendukung
persepsi wajib pajak mengenai etika
atau
penggelapan pajak?
mencegah pelaksanaan tax evasion oleh wajib
b. Apakah sistem perpajakan berpengaruh
pajak dibedakan menjadi dua yaitu ekternal
terhadap
dan internal wajib pajak itu sendiri. Faktor internal
yang
kecenderungan
dikatakan sifat
disini
ialah
seseorang
untuk
c. Apakah
pajak
persepsi
berpengaruh wajib
pajak
mengenai etika penggelapan pajak? 1.2 Tujuan Penelitian
pajak mengenai bagaimana peraturan atau
Berdasarkan uraian masalah diatas, tujuan
Indonesia
penelitian
(www.pajakpribadi.com)
adalah
untuk
menguji
secara
empiris tentang :
Banyak perusahaan yang melakukan
a. Pengaruh keadilan terhadap persepsi
tax evasion, alasannya banyaknya kasus
wajib
korupsi yang terjadi di Indonesia, maka
pajak
penggelapan pajak.
timbullah pemikiran oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajak yang dibayarkan dan 2
diskriminasi
terhadap
faktor eksternal bersumber dari persepsi wajib perpajakan
wajib
mengenai etika penggelapan pajak?
melakukan penggelapan pajak. Sementara itu
pelaksanaan
persepsi
mengenai
etika
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitiaan,
b. Pengaruh sistem perpajakan terhadap
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
persepsi wajib pajak mengenai etika
Bab kedua merupakan Landasan Teori
penggelapan pajak. c. Pengaruh
diskriminasi
Dan Pengembangan Hipotesis. Pada bab ini
terhadap
persepsi wajib pajak mengenai etika
terdiri
dari
penggelapan pajak.
hipotesis, dan model penelitian. Bab
1.3 Manfaat Penelitian
pajak, ketiga
etika,
pengembangan
merupakan
Metode
Penelitian. Pada bab ini memuat tentang
Hasil penelitan ini diharapkan dapat
populasi,
bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
sampel,
operasional
a. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan
dan
sumber
data,
defenisi
pengukurannya,
metode
analisa data, dan pengujian hipotesis.
ilmu yang telah dipelajari selama wawasan
Bab keempat merupakan Analisis Hasil
penulis mengenai pengaruh keadilan,
Penelitian Dan Pembahasan. Pada bab ini
sistem
terdiri dari prosedur pengumpulan data,
kuliah
dan
menambah
perpajakan,dan
terhadap
persepsi
diskriminasi wajib
demografis responden, statistik deskriptif, uji
pajak
instrumen data, uji asumsi klasik, hasil
mengenai etika penggelapan pajak. b. Untuk
kantor
pelayanan
pengujian hipotesis.
pajak,
Bab kelima merupakan Penutup. Pada
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu
masukan
bab
untuk
ini
memuat
tentang
kesimpulan,
keterbatasan penelitian, saran.
menyelenggarakan pemerintahan yang jujur dan adil serta membuat sistem perpajakan yang bagus.
Metode Penelitian
c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil yang diperoleh
dapat
dijadikan
3.1 Populasi, Sampel, dan Sumber Data Populasi
sebagai
(population)
mengacu
pada
acuan atau replikasi bagi peneliti
keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau
dimasa datang yang tertarik untuk
hal minat yang ingin peneliti investigasi
membahas permasalahan yang sama
(Sekaran, 2011) yang menjadi populasi dalam
dengan yang dibahas dalam penelitian
penelitian ini adalah wajib pajak pribadi yang
ini.
mempunyai
NPWP
yang
ada
di
Kota
Padang.Sampel bagian dari populasi yang
1.5 Sistematika Penulisan
digunakan untuk memperkirakan karakteristik
Sistematika pembahasan yang terdiri
populasi (Erlina, 2007). Yang menjadi sampel
dari 5 bab, yaitu: Bab pertama merupakan Pendahuluan.
dalam penelitian ini adalah para wajib pajak
Pada bab ini memuat tentang latar belakang
PPh orang pribadi yang sudah mempunyai 3
NPWP yang ada dikota Padang. Sampel
sesuai dengan maksud keadilan yang menjadi
(sample)
asas dari perpajakan.
adalah
sebagian
dari
populasi.
Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang
Untuk mengukur mengenai keadilan
dipilih dari populasi (Sekaran, 2011). Sumber
terdiri dari 5 item pertanyaan yang di adopsi
data
dari Suminarsasi (2011), variabel ini diukur Data yang digunakan dalam penelitian
dengan
menggunakan
skala
likert.
ini adalah data primer yang mana sumber
Perinciannya adalah sebagai berikut :Angka 1
penelitian
langsung dari
= Sangat Tidak Setuju (STS), Angka 2 =
sumber asli. Data primer diperoleh melalui
Tidak Setuju (TS),, Angka 3 = Setuju (S), dan
penyebaran kuesioner yang diserahkan kepada
Angka 4 = Sangat Setuju (SS).
yang diperoleh
responden.
2.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
)
Sistem perpajakan ( Mengenai
tinggi
rendahnya
tarif
menggunakan metode purposive sampling.
pajak.Untuk
Dengan kriteria sebagai berikut:
Perpajakan ini terdiri dari 6 item pertanyaan
Wajib pajak PPh yang mempunyai
mengukur
mengenai
Sistem
yang di adopsi dari Suminarsasi (2011).
NPWP di Kota padang.
Variabel
Wajib pajak pribadi yang mempunyai
menggunakan
ini skala
diukur likert,
dengan
Perinciannya
NPWP yang terdaftar di KPP Pratama
adalah sebagai berikut : Angka 1 = Sangat
Padang.
Tidak Setuju (STS), Angka 2 = Tidak Setuju
3.2 Definisi Operasional Variabel dan
(TS), Angka 3 = Setuju (S), dan Angka 4 =
Pengukurannya
Sangat Setuju (SS).
Untuk melakukan pengujian hipotesis digunakan
dua
variabel
yang
3.
saling
Diskriminasi (
)
Menurut Undang-Undang No. 39
mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal
Variabel tersebut meliputi variabel independen
1 ayat (3), UU tersebut menyatakan bahwa
dan dependen.
diskriminasi
Variabel Independen
pelecehan, atau pengucilan yang langsung
1.
adalah
setiap
pembatasan,
Variabel independen dalam penelitian
ataupun tidak langsung didasarkan perbedaan.
ini ada tiga, yaitu:
Untuk mengukur mengenai diskriminasi ini
Keadilan (
terdiri dari ada 3 item pertanyaan yang di
)
Banu (2008) mengatakan keadilan
adopsi dari Suminarsasi (2011)
pajak adalah salah satu asas dalam aturan
Variabel
ini
diukur
dengan
perpajakan, tetapi dalam npelaksanaan hal
menggunakan
tersebut sering dianggap masyarakat tidak
adalah sebagai berikut : Angka 1 = Sangat 4
skala
likert,
Perinciannya
Tidak Setuju (STS), Angka 2 = Tidak Setuju
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
(TS), Angka 3 = Setuju (S), dan Angka 4 =
tersebut (Ghozali, 2011).
Sangat Setuju (SS).
Uji validitas dapat dilihat dari nilai
Variabel dependen
Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling
Etika Penggelapan pajak
Adequency (KMO-MSA) lebih besar atau
Penggelapan Pajak adalah usaha aktif
sama dengan 0,5 hal ini berarti item dari
mengurangi,
variabel tersebut valid untuk diuji. Validitas
manipulasi terhadap utang pajak sebagaimana
peritem dilihat dari factor loading lebih dari
yang telah terutang menurut aturan perundang-
0,4 (Ghozali, 2011).
Wajib
Pajak
dalam
hal
undangan.
2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat yang digunakan
Dalam Penggelapan pajak ini ada 5 item
pertayaan
yang
di
adopsi
untuk
dari
mengukur
suatu
kuesioner
yang
Suminarsasi (2011). Variabel ini diukur
merupakan indikator dari variabel. Suatu
dengan
likert,
kuesioner dikatakan reliabel atau handal bila
Perinciannya adalah sebagai berikut : Angka 1
jawaban dari responden terhadap pertanyaan
= Sangat Tidak Setuju (STS), Angka 2 =
yang diberikan adalah konsisten atau stabil
Tidak Setuju (TS), Angka 3 = Setuju (S), dan
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam
Angka 4 = Sangat Setuju (SS).
penelitian
3.3 Metode analisis data
cronbach alpha. Dimana suatu konstruk
menggunakan
skala
ini
menggunakan
uji
statistik
dikatakan reliabel bila nilai cronbach alpha>
Metode analisis data menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS. Data
0,7 (Nunnally, 1978 dalam Ghozali 2011).
responden
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
yang telah
dikumpulkan dari
kuesioner sebelum diolah terlebih dahulu
Dalam penelitian uji asumsi klasik
harus diuji validitas dan realibitas datanya. Hal
yaitu uji normalitas dan uji multikolinearitas
ini dimaksudkan agar data yang diperoleh
dikarenakan pengambilan data pada penelitian
tersebut
ini menggunakan data kuesioner.
benar-benar
valid
dan
dapat
dipercaya.
1. Uji Normalitas Untuk mengetahui normal atau tidak
3.3.1 Uji instrumen data 1.
normalnya data yang diolah. Uji normalitas ini
Uji Validitas sejauh
mana
Merupakan uji yang digunakan untuk melihat
kuesioner.
Suatu
pola penyebaran data apakah berdistribusi
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan
normal atau tidak normal, selain itu uji
kuesioner
normalitas juga dapat menentukan uji statistik
Pengujian tingkat
validitas mampu
dilakukan suatu untuk
mengungkapkan
apa yang digunakan dalam sebuah penelitian 5
apakah menggunakan uji parametrik ata uji
3.4.1 Uji
non parametrik, Pengujian dilakukan dengan uji
non-parametrik
Uji
Kolmogrov-smirnov.
koefisien
determinasi
(
)
digunakan untuk mengukur seberapa jauh
Normal atau tidaknya sebuah data dapat dilihat
kemampuan
dari nilai asymp sig (2-tailed) yang dihasilkan
variasi variabel independen (Sudjana, 2005).
dalam pengujian >0,05. Jika data normal maka
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
uji statistik parametrik dapat dilakukan dan
(0) dan satu (1). Dasar mengambil keputusan
sebaliknya. Model regresi yang baik adalah
adalah dengan melihat
data berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
output SPPS. Nilai determinasi (
model
dalam
menerangkan
pada tampilan ) yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel
2. Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam
independen
amat
terbatas.
Nilai
yang
sebuah model regersi ditemukan adanya
mendekati
korelasi antar variabel bebas (independen).
independennya memberikan hampir semua
Model regresi yang baik seharusnya tidak
informasi yang dibutuhkan untuk variasi
terjadi korelasi antar variabel independen
variabel dependen (Ghozali, 2011).
(Ghozalli, 2011). Untuk mengetahui ada atau
3.4.2 Uji F-statistik
tidaknya multikolinieritas maka dapat dilihat
satu
Uji
berarti
statistik
variabel-variabel
F
pada
dasarnya
semua
variabel
dari nilai Varians Inflation Factor (VIF). Bila
menunjukkan
angka VIF ada yang <10 berarti terjadinya
independen atau bebas yang di masukkan
multikolinieritas (Ghozali, 2011) .
dalam model mempunyai pengaruh secara
3.4 Pengujian Hipotesis
bersama-sama terhadap variabel dependen
Regresi linear berganda dilakukan
(Ghozali,
apakah
2011).
Dasar
pengambilan
untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas
keputusan untuk tidak simultan ini adalah
mempengaruhi variabel terikat. Pada regresi
dengan
berganda terdapat satu variabel terikat dan
dengan alpha sebesar 0,05 (Ghozali, 2011).
lebih
dari
satu
variabel
bebas.
Dalam
membandingkan
nilai
signifikan
3.4.3 Uji t-statistik
penelitian ini yang menjadi variabel terikat
Uji
statistik
t
pada
dasarnya
adalah penggelapan pajak, sedangkan yang
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
menjadi variabel bebas adalah keadilan, sistem
variable independen secara individual dalam
perpajakan, diskriminasi. Secara umum regresi
menerangkan
linear berganda dapat di rumuskan sebagai
(Ghozali, 2011) Jika signifikan nilai t yang
berikut:
dapat dihitung dari hasil analisis regresi Y=
1X 1
+
2X2
+ 3 X3 +
variable
dependen.
menunjukkan besar dari α = 5%, berarti
6
variasi
pengaruh variabel independen dengan variabel
disebarkan
adalah
dependen signifikan.
kuesioner yang kembali adalah 82 lembar, dan lembar.
hipotesis:
Tabel
4.1
dibawah
terdapat pengaruh variabel independen
Tabel 4.1 DistribusiKuesioner
terhadap variabel dependen.
Keterangan
Jumlah
adalah Ho diterima dan Ha ditolak
18
Kuesioner yang dikembalikan
82
berarti tidak terdapat pengaruh yang
Kuesioner yang diisi tidak lengkap
Berdasarkantabel kuesioner
4.1
diatas,
100
lembar
yang
disebarkan
menghasilkan
tingkat pengembalian kuesioner sebanyak 82
4.1. Prosedur Pengumpulan Data
lembar, berarti 18 lembar tidak kembali dalam
Untuk melakukan pengujian maka data
penelitian ini disebabkan karena beberapa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
alasan, diantaranya responden memang tidak
data primer, data diperoleh dengan cara
bersedia untuk mengisi karena alasan sibuk,
pada
dan berbagai alasan lainnya sehingga ada
responden.Penyebaran kuesioner ini dilakukan
beberapa kuesioner yang tidak dapat juga
dengan cara mendatangi langsung responden
diambil atau diperoleh kembali walaupun
ke lapangan, agar lebih meyakinkan bahwa
waktunya
data yang dikumpulkan memang diisi oleh
sudah
disepakati
sebelumnya.
Sedangkan kuesioner yang tidak bisa diolah
orang yang berwenang. Kuesioner yang
sebanyak
diberikan pada responden ada yang diisi
11
lembar
kuesioner
karena
pertanyaan yang diberikan tidak diisi lengkap
langsung oleh responden dan ada sebagian
oleh responden. Jadi, dapat disimpulkan
kuesioner tidak bisa diisi langsung oleh
bahwa jumlah kuesioner yang dapat dianalisa
responden karena alasan tertentu, sehingga
sebanyak 71 lembar.
kuesioner tersebut harus ditinggalkan di
4.2 Demografis Responden
tempat responden. Kuesioner tersebut diambil
Setelah proses penyebaran kuesioner
kembali ketempat responden pada waktu yang hari
71 %
dapatkitaketahuibahwadari
AnalisisHasilPenelitian Dan Pembahasan
3
11 %
11
Sumber : Data primer yang diolah
terhadap variabel dependen.
atau
18 % 82%
71
Kuesioneryang memenuhi syarat untuk dianalisa
signifikan antara variabel independen
100 %
100
Kuesioner yang disebarkan Kuesioner yang tidak dikembalikan
disepakati
Persentase %
b. Jika sig > α = 0,05 maka keputusannya
kuesioner
ini
dan tingkat pengembaliannya.
Ho ditolak dan Ha diterima berarti
menyebarkan
jumlah
menunjukkan secara rinci jumlah kuesioner
a. Jika sig < α = 0,05 maka keputusannya
berhasil dilakukan maka dibuat tabulasi secara
sesudah
manual atau dengan menggunakan excel,
penyebaran kuesioner. Jumlah kuesioner yang 7
lembar,
jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah 71
Kriteria penerimaan dan penolakan
telah
100
setelah proses tersebut selesai maka proses
digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini
pengujian
dengan
untuk menjelaskan karakteristik sampel antara
menggunakan program SPSS. Berdasarkan
lain mencakup nilai nilai rata-rata (mean),
proses
dikelompokkan
standar penyimpangan data ( Std. Deviasi),
demografis responden yang berpartisipasi di
nilai minimum dan maksimum yang disajikan
dalam penelitian ini, yaitu:
dalam tabel berikut ini :
data
dilakukan
pengujian
dapat
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Data Demografi Responden
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Keterangan
Jumlah
Persentase Variabel
% Umur: 20 sampai 29 Tahun
24
34%
30 sampai 39 Tahun
25
35%
40 sampai 49 Tahun
12
17%
50 sampai 59 Tahun
10
14%
0
0%
Keadilan (X1)
Pendidikan Terakhir: SD SLTP
1
1,4%
SLTA
15
21,1%
DiPLOMA
24
33,8%
SARJANA
31
43,7%
5 – 20
7 – 20
13.1268
3.71456
Sistem Perpajakan(X2) 6 – 24 Diskriminasi (X3) 3 – 11 Etika Penggelapan 5 – 20 Pajak(Y) Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
13 – 24 3 – 11
20.4085 6.6901
2.30265 2.01843
5 – 20
12.2254
3.63002
20, ini menunjukkan bahwa data tersebut benar dan sesuai dengan kisaran teoritis. Rata-
yang menjawab kuesioner tersebut dilihat dari
rata variabel menunjukkan nilai 13.1268
umur adalah umur 20 sampai 29 tahun
dengan standar deviasi 3.71456. Hal ini
sebanyak 24 responden (33%). Umur 30
menunjukkan bahwa responden sudah menilai
sebanyak 25 responden
baik
(35%) umur 40 sampai 49 tahun sebanyak 12
indikator
keadilan.
Semakin
tinggi
jawaban dari responden maka semakin tinggi
responden (16%). Umur 50 sampai 59 tahun
pula keadilan dan semakin rendah jawaban
sebanyak 10 responden (14%). Dilihat dari
dari responden maka semakin rendah keadilan.
latar belakang pendidikan responden terakhir
Untuk variabel sistem perpajakan (X2)
adalah SD sebanyak 0 Responden (0%), SMP
mempunyai kisaran teoritis 6-24 dengan
sebanyak 1 responden (1,4%), SLTA sebanyak
kisaran aktual 13-24, yang menghasilkan nilai
15 responden (21,1%), Diploma sebanyak 24
rata-rata sebesar 20.4085 dengan standar
responden (33,8%) dan Sarjana sebanyak 31
deviasi sebesar 2.30265. Hal ini menunjukkan
responden (43,7%).
bahwa semakin tinggi jawaban dari responden
4.3 Statistik Deskriptif
maka semakin tinggi sistem perpajakannya
Statistik deskriptif berkaitan dengan peringkat
data
dan semakin rendah jawaban dari responden
yang
maka
menggambarkan karakteristik sampel yang
semakin
perpajakannya. 8
Min – Max
Standar Deviasi
kisaran teoritis 5-20 dengan kisaran aktual 7-
diketahui karakteristik responden yaitu bahwa
dan
MinMax
Mean
bahwa variabel keadilan (X1) mempunyai
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat
pengumpulan
Kisaran Aktual
Pada tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan
Sumber Data : Olahan dari Kuesioner
sampai 39 tahun
Kisaran Teoritis
rendah
pula
sistem
(X3)
Measure Of Sampling Adequency (KMO –
mempunyai kisaran teoritis 3-11 dengan
MSA) dari variabel berada diatas 0,50 dan
kisaran aktual 3-11, yang menghasilkan nilai
faktor loading harus bernilai besar atau sama
rata-rata
standar
dengan 0,40. Berdasarkan proses pengujian
deviasi sebesar 2.01843. Hal ini menunjukkan
yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil
bahwa semakin tinggi jawaban dari responden
pengujian validitas terlihat pada tabel 4.4
maka semakin tinggi diskriminasinya dan
dibawah ini yaitu:
Untuk
variabel
sebesar
diskriminasi
6.6901
dengan
semakin rendah jawaban dari responden maka
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
semakin rendah pula diskriminasinya. Untuk
variabel
etika
Variabel
penggelapan
Keadilan (X1) Sistem
pajak (Y) mempunyai kisaran aktual sebesar
Perpajakan (X2)
5-20 dengan kisaran teoritis sebesar 5-20,
(X3)
yang menghasilkan nilai rata-rata sebesar
penggelapan
12.2254
dengan
standar
deviasi
Diskriminasi
sebesar
0,668
0,772– 0,853
Valid
0,867
0,700– 0,874
Valid
pertanyaan, adalah item yang valid dengan factor
loading
terendah
sebesar
0,813
sedangkan factor loading tertinggi sebesar 0,889, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer
pengujian
Olkin) sebesar 0,813. Berdasarkan hasil
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
pengujian dapat disimpulkan bahwa data yang
instrumen dari item-item pertanyaan yang
diperoleh valid.
digunakan untuk mengukur masing-masing
Hasil pengujian validitas terhadap
variabel. Proses pengujian instrumen data
instrumen variabel sistem perpajakan dengan 6
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
item pertanyaan, adalah item yang valid
4.4.1. Hasil Uji Validitas
dengan factor loading terendah sebesar 0,482
Menurut Ghozali (2011) pengujian
sedangkan factor loading tertinggi sebesar
mengetahui
0,854, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer
kebenaran dari apa yang sebenarnya diukur.
Olkin) sebesar 0,743. Berdasarkan hasil
Didalam penelitian ini instrumen yang diukur
pengujian dapat disimpulkan bahwa data yang
adalah item pertanyaan yang mendukung
diperoleh valid.
masing-masing variabel. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai Kaiser Meyer Olkin 9
Valid
instrumen variabel keadilan dengan 5 item
Uji Instrumen Data
untuk
0,482-0,854
bahwa hasil pengujian validitas terhadap
rendah pula etika penggelapan pajaknya.
dilakukan
Valid
Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat
rendah jawaban dari responden maka semakin
validitas
an
0,813– 0,889
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPS
tinggi etika penggelapan pajak dan semakin
melakukan
0,743
Keterang
pajak
tinggi jawaban dari responden maka semakin
Sebelum
0,813
Factor Loading
Etika
3.63002. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
4.4
KMO
pengolahan
Hasil pengujian validitas terhadap
data
yang
telah
dilakukan
instrumen variabel diskriminasi dengan 3 item
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel
pertanyaan, adalah item yang valid dengan
4.5 dibawah ini:
factor
loading
terendah
sebesar
0,772
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
sedangkan factor loading tertinggi sebesar
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Keadilan (X1)
Variabel
0,900
Reliabel
0,853 dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin)
Sistem perpajakan (X2)
0,757
Reliabel
Diskriminasi (X3)
0,740
Reliabel
sebesar 0,668. Berdasarkan hasil pengujian
Etika penggelapan pajak (Y)
0,876
Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa
valid.
seluruh
variabel
yang
digunakan
dalam
Hasil pengujian validitas terhadap
penelitian ini memilki cronbach alpha diatas
instrumen variabel etika penggelapan pajak
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan 5 item pertanyaan, adalah item yang
seluruh variabel penelitian yang digunakan
valid dengan factor loading terendah sebesar
memiliki tingkat kehandalan yang tinggi
0,700 sedangkan factor loading tertinggi
sehingga layak untuk terus digunakan dalam
sebesar 0,874 dengan nilai KMO (Kaiser
tahapan pengujian hipotesis.
Meyer Olkin ) sebesar 0,867. Berdasarkan
4. 5 Uji Asumsi Klasik
hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa data
4.5.1 Hasil Pengujian Normalitas Data
yang diperoleh valid.
Uji
4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas
normalitas
bertujuan
untuk
menguji apakah data berdistribusi normal atau
Setelah dilakukan pengujian validitas
tidak. Untuk mendeteksinya dilakukan dengan
tahapan pengujian instrumen data berikutnya
pengujian one sample kolmogrov-smirnov,
adalah pengujian reliabilitas. Menurut Ghozali
dimana nilai asymp sig (2- tailed)> 0,05 maka
(2011)
data
uji
reliabilitas
adalah
uji
yang
dikatakan
berdistribusi
normal,
digunakan untuk mengukur kehandalan dari
sebaliknya jika asymp sig (2- tailed)< 0,05,
masing-masing variabel yang telah didukung
maka data dikatakan tidak normal. Untuk hasil
oleh
pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel
item
pertanyaan
yang
valid
bila
digunakan pada waktu dan tempat yang
4.6 yang ada di bawah ini :
berbeda. Suatu kuesioner dikatakan akan
Tabel 4.6 Pengujian Normalitas
reliabel
atau
handal
bila
jawaban
dari
Variabel
responden terhadap pertanyaan yang diberikan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
Berdasarkan
0,089
Normal
Diskriminasi (x3)
0,187
Normal
Etika penggelapan pajak (y)
0,541
Normal
pengujian
tersebut
memperlihatkan bahwa variabel keadilan (X1),
proses 10
Normal
Sistem perpajakan (x2)
Hasil
dengan menggunakan cronbach’s Alpha> 0,50 1978).
Keterangan
0,681
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
waktu. Dalam penelitian ini uji reliabilitas (Nunnally,
Asymp sig( 2- tailed)
Keadilan (x1)
sistem perpajakan (X2), diskriminasi (X3),
pajak (Y) nilai Tolerance diperoleh masing-
memiliki nilai Asymp sig( 2- tailed) lebih
masing 0,876, 0,995, 0,880. Sedangkan untuk
besar dari alpha 5% yaitu 0,681, 0,89, 0,187.
nilai VIF diperoleh masing-masing 1,142,
Sedangkan etika penggelapan pajak (Y)
1,005, 1,137. Nilai Tolerance untuk semua
memiliki nilai Asymp sig (2- tailed) lebih
variabel ini adalah mendekati atau kurang dari
besar dari alpha 5 % yaitu 0,591 berarti data
1 artinya tidak terdapat multikolinearitas
normal.
dalam model regresi yang digunakan dan nilai
4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas
VIF untuk semua variabel independen dalam
Menurut Ghozali (2011) pengujian
penelitian ini kurang dari 10, jadi tidak
multikolinearitas dilakukan untuk menilai
terdapat multikolinearitas.
keterikatan atau hubungan yang terjadi antara
4.6 Hasil Pengujian Hipotesis
variabel independen dengan variabel dependen
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
lainnya. Jika terjadi hubungan yang kuat
dengan
mengindentifikasikan
berganda
multikolinearitas. multikolinearitas
terjadinya
Terjadi dapat
gejala
menggunakan (multiple
analisis
regresi
regression)
dengan
atau
tidaknya
bantuan SPSS untuk menguji pengaruh antara
dideteksi
dengan
variabel independen dengan variabel dependen
menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance
sebagai berikut:
Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance
4.6.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
besar sama dengan 1 maka tidak terjadi
Uji koefisien determinasi ( R2) bertujuan untuk
multikolinearitas dan jika nilai VIF kecil dari
melihat
10
maka terjadi multikolinearitas. Hasil
independen terhadap variabel dependen. Nilai
pengujian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
R2 berkisar 0-1, semakin mendekati 0 maka
ini:
semakin
lemah
pengaruh
pengaruhnya,
variabel
sedangkan
apabila semakin mendekati 1 semakin kuat
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
pengaruhnya.
Collinearity Statistics Tolerance
besarnya
VIF
Hasil
analisis
dengan
2
menggunakan R berkisar dari 0-1, semakin Model 1
mendekati
Keterangan
Keadilan
0,876
1,142
Tidak Terjadi
Sistem perpajakan
0,995
1,005
0,880
1,137
Tidak Terjadi
Tidak Terjadi
semakin
lemah
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Multikolinearitas
Tabel 4.8
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat
Model
pada variabel keadilan (X1), sistem perpajakan
1
(X2), diskriminasi (X3), dan etika penggelapan
R 0,567a
Sumber Data : Olahan Kuesioner
11
maka
mendekati 1 semakin kuat pengaruhnya dapat
Multikolinearitas Diskriminasi
0
pengaruhnya, sedangkan apabila semakin
Multikolinearitas
R Square 0,291
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
0,321
3,05718
Dari tabel 4.8 diatas, diketahui Angka R2
didapat
sebesar
0,321
angka
disimpulkan bahwa keadilan (X1), sistem perpajakan
ini
memberikan arti bahwa hasil uji determinasi
(X2),
(R ) antara Keadilan (X1), Sistem perpajakan
(Y).
(X2),
4.5.3 Hasil Uji t
(X3),
mampu
Untuk membuktikan keadilan (X1),
mempengaruhi Etika penggelapan pajak (Y) sebesar 0,321
(X3),
berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak
2
Diskriminasi
diskriminasi
(32,1%). sedangkan sisanya
sistem perpajakan (X2), diskriminasi (X3),
67,9 % lagi dijelaskan oleh variabel lain yang
terhadap etika penggelapan pajak (Y), maka
tidak digunakan dalam penelitian ini.
dilakukan pengujian t-statistik. Berdasarkan
4.5.2 Hasil Uji F
proses analisis data yang telah dilakukan
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih
dahulu
dilakukan
pengujian
diperoleh ringkasan hasil seperti yang terlihat
F
pada tabel 4.10 dibawah ini:
statistik. Menurut Ghozali (2011) uji F
Tabel 4.10 Hasil Uji t
statistik adalah uji yang digunakan untuk
Model
Unstandardize
Stand
Coefficients
ardize
mengetahui pengaruh variabel independen
Keterangan
d Coeffi
terhadap variabel dependen secara bersama-
cients B
sama. Pengujian F statistik juga dilakukan
Std.
t
Sig
Beta
Error 1 (Constant)
-,072
3,666
-,020
,984
untuk menguji kelayakan model. Berdasarkan
Keadilan (X1)
,265
,105
,271
2,524
,014
H1 diterima
Sistem perpajakan
,195
,159
,124
1,227
,224
H2 ditolak
hasil pengolahan data yang telah dilakukan
( X2) ,722
,193
402
3,741
,000
H3 diterima
Diskriminasi(X3)
diperoleh ringkasan hasil seperti telihat pada tabel 4.9 dibawah ini :
a.
Dari tabel 4.10 terlihat bahwa variabel
Hasil Uji F Model
Sum of
Df
Squares
Dependent Variable: Etika Penggelapan Pajak (Y)
Sumber: Hasi Pengolahan Data SPSS
Tabel 4.9
Mean
F
Sig
10.563
0,000a
penelitian yang digunakan memiliki koefisien
Square
1 Regression
296.189
3
98.730
Residual
626.205
67
9.346
Total
922.394
70
regresi yang dapat dibuat kedalam persamaan regresi linear berganda seperti yang terlihat
Hasil uji F (uji annova) digunakan
dibawah ini:
untuk mengetahui apakah variabel independen
Y= -0,072 + 0,265 X1 + 0,195 X2 +
berpengaruh secara signifikan secara simultan terhadap variabel dependen. pada tabel 4.9
0,722 X3
didapat nilai signifikan Etika penggelapan
4.5.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1
pajak
sebesar
0,000
sedangkan
Berdasarkan hasil tabel 4.10 diatas
tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 5 % (
menunjukkan
0,05).
etika
berpengaruh (X1) terhadap etika penggelapan
penggelapan pajak 0,000 < 0,05, maka dapat
pajak dengan melihat tingkat signifikansi
Dengan
demikian
variabel
12
bahwa
variabel
keadilan
0,014 sedangkan tingkat alpha yang digunakan
signifikansi 0,000 sedangkan tingkat alpha
adalah 5 % (0,05) dengan demikian, karena
yang digunakan adalah 5 % (0,05) dengan
0,014 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
demikian, karena 0,000 < 0,05 maka dapat di
hipotesis pertama
simpulkan bahwa (H3) di terima dan dapat
keadilan
(H1) diterima, artinya
berpengaruh
etika
dilihat hasilnya pada tabel 4.10. Berarti hasil
penggelapan pajak. Sehingga semakin tinggi
ini yang menujukkan bahwa diskriminasi
keadilan pajaknya maka etika penggelapan
berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak
pajaknya semakin tinggi dan sebaliknya.
yang mana alasannya adalah semakin tinggi
4.5.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis 2
diskriminasi maka etika penggelapan pajaknya
Hipotesis
terhadap
kedua
yaitu
sistem
akan rendah dan sebaliknya.
perpajakan (X2) tidak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak dan dapat dilihat pada
Penutup
tabel 4.10 yaitu dengan tingkat signifikansi
5.1
Kesimpulan
0,224 sedangkan tingkat alpha yang digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
adalah 5 % (0,05) dengan demikian, karena
secara empiris pengaruh keadilan, sistem
0,224 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
perpajakan, dan diskriminasi terhadap persepsi
hipotesis kedua ditolak ( H2) ditolak, artinya
wajib pajak mengenai etika penggelapan
sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap
pajak. Penelitian ini dilakukan terhadap 71
etika penggelapan pajak.
responden dari beberapa wajib pajak dikota
Semakin tinggi pengetahuan wajib
Padang. Dengan menggunakan alat uji regresi
pajak terhadap sistem perpajakan maka akan
berganda ditemukan hasil uji hipotesis sebagai
semakin
rendah
pula
berikut :
pajaknya
tetapi
jika
etika
penggelapan rendah
1. Pengujian hipotesis pertama ditemukan
pengetahuan wajib pajak terhadap sistem
bahwa keadilan berpengaruh terhadap
perpajakan maka akan semakin tinggi etika
etika penggelapan pajak. Dengan nilai t
penggelapan pajaknya. Berarti para wajib
hitung
pajak menganggap bahwa semakin bagus
signifikansinya adalah 0,014. Hal ini
sistem
menunjukan bahwa keadilan dapat
perpajakannya
semakin
maka
perilaku
2,524
dan
penggelapan pajak dianggap sebagai perilaku
mempengaruhi
yang tidak etis.
pajak bagi wajib pajak. hipotesis
ketiga
penggelapan
2. Pengujian hipotesis kedua ditemukan
4.5.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis 3 Pada
etika
tingkat
yaitu
bahwa
sistem
perpajakan
tidak
terhadap
etika
diskriminasi (X3) berpengaruh terhadap etika
berpengaruh
penggelapan pajak dengan melihat tingkat
penggelapan pajak. Hal ini bisa dilihat 13
dari nilai t hitung sebesar 1,227 dengan
keadilan,
tingkat signifikansinya adalah 0,224.
diskriminasi, dan etika penggelapan
Hal ini menunjukkan bahwa sistem
pajak.
perpajakan
belum
mempengaruhi
tentu
etika
dapat
perpajakan,
5.3 Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan
penggelapan
hasil pengujian hipotesis maka diajukan
pajak bagi wajib pajak.
beberapa saran
3. Pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa
sistem
diskriminasi
yang dapat
memberikan
manfaat positif bagi peneliti selanjutnya
berpengaruh
1. Diharapkan
terhadap etika penggelapan pajak.
untuk
penelitian
Dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,741
selanjutnya agar dapat mewawancarai
dengan probabilitas signifikan adalah
secara langsung responden tersebut.
0,00. Hal ini menunjukkan bahwa
2. Untuk penelitian selanjutnya supaya
diskriminasi
mempengaruhi
bisa memperluas daerah penyebaran
etika
penggelapan pajak bagi wajib pajak. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian keterbatasan,
ini
yang
memiliki apabila
beberapa
diatasi
kuesioner ini tidak
hanya dikota
Padang
saja.
Dan
menambahkan
variabel
lain
yang
kemungkinan
berpengaruh dengan etika penggelapan
pada
pajak
penelitian selanjutnya dapat memperbaiki hasil penelitian. Beberapa keterbatasan tersebut adalah : 1. Data
Daftar Pustaka penelitian
ini
berasal
Agoes, Sukrisno. 2010. Akuntansi Perpajakan. 2010. Salemba Empat
dari
responden yang disampaikan secara tertulis
melalui
memungkinkan
kuesioner. adanya
Anggraini, Romandana. 2012. Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi Tentang Petugas Pajak Dan Sistem Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PerbanasSurabaya
Ini
perbedaan
seseorang dalam memandang sesuatu sehingga
berbeda
pemahaman,
mungkin data akan berbeda apabila data ini diperoleh melalui wawancara
Ayu R, Dyah, Stephana, dan Rini Hastuti. 2009. Persepsi wajib pajak :dampak pertentangan diametral pada tax evasión wajib pajak dalam aspek kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan, ketepatan pengalokasian, teknologi sistem perpajakan, dan kecenderungan
2. Penelitian ini hanya dilakukan di kota Padang saja sehingga hasil penelitian ini hanya mencerminkan mengenai kondisi etika penggelapan pajak dikota padang saja. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan variabel 14
Suminarsasi, Wahyu. 2011. Pengaruh keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Yogyakarta.
personal (studi wajib pajak orang pribadi).Semarang. Banu,Witono. 2008. Peranan pengetahuan pajak pada kepatuhan wajib pajak. 2008. Surakarta
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Buku satu Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta. Fakultas ekonomi. Universitas Udayana
Niccerson, Inge. 2009. Presenting the Dimensionality of An Ethics Scale pertaining To Tax Evasion.2009. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19”,. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Cetakan v.
www.pajakpribadi.com www.kompas.com
Prasetiani, Sri. 2010.Studi persepsi kepatuhan dalam membayar pajak. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pris K, Andraini. 2010. Dampak dimensi keadilan pajak Terhadap tingkat kepatuhan wajib Pajak badan. Universitas DiponegoroSemarang. Rahayu, Dewi P. 2006. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Transparansi Belanja Pajak, dan Keadilan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Wajib Pajak di Kota Surakarta. Yogyakarta Resmi, Siti.2009. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta:Penerbit Salemba Empat Sekaran, Uma. 2011.Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta. Siahaan, Marihot P. 2010. Hukum Pajak Elementer. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Soemitro, Rochmat. 2006. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan 1994. Bandung: Eresco Suandy, Early. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta:Penerbit Salemba Empat
15