PENGARUH KARAKTERISTIK INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP PENYIAPAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KUDUS
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi
Diajukan oleh : Nama: Era Astuti Nim : C4C003103
PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO AGUSTUS 2007 1
ABSTRAKSI
Ketidakmampuan akuntansi merupakan salah satu faktor utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kagagalan perusahaan kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha. Penelitian ini melakukan analisis pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Pengujian pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah menggunakan analisis berganda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus Penyampelan dilakukan berdasarkan convenience sampling perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus. Pengumpulan data di daftar pertanyaan (kuisioner) dilakukan dengan tenaga surveyor yang mendatangi langsung responden perusahaan. Data yang dapat diolah sebesar 74 responden terdiri dari 30 dikategorikan perusahaan kecil, dengan 19 tenaga kerja. Sisanya 44 dikategorikan dalam perusahaan menengah dengan 20 sampai 99 tenaga kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skala usaha, masa memimpin perusahaan dan pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik /manager berpengaruh signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Semua variabel independen kecuali pedidikan manajer atau pemilik perusahaan dan umur perusahaan signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi Kata kunci : Perusahaan kecil dan menengah, Penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi, skala usaha, masa memimpin, pendidikan pemilik atau manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti, umur perusahaan
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan atau industri besar sering kali dianggap sebagai motor utama penggerak pembangunan ekonomi. Pengembangan industri besar yang modern bukan merupakan cara yang terbaik bagi upaya pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, karena industri besar yang modern hanya memerlukan sejumlah kecil tenaga terampil sehingga gagal mengatasi problem pengangguran dari tenaga kerja yang kurang terampil yang banyak dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang. Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dipandang dapat mengatasi kelemahan ini. Seperti halnya di Indonesia. Walaupun volume usaha secara individual relatif kecil, tetapi karena jumlah usaha yang sangat besar maka volume usaha secara total sangat besar. Kekuatan ekonomi suatu negara memiliki korelasi positif dengan kontribusi usaha kecil dan menengah terhadap perekonomian suatu negara. Semakin besar kontribusi usaha kecil dan menengah semakin kuat ekonomi negara tersebut (Sih Darmi Astuti dan J.Widiatmoko,2003) Di tengah badai krisis moneter yang melanda, usaha kecil dan menengah ternyata tetap mempunyai kontribusi signifikan dalam menopang produk domestik bruto bangsa Indonesia. Dalam perekonomian Indonesia, usaha kecil dan menengah juga merupakan
3
Pelaku ekonomi yang sangat strategis, mengingat produk usaha kecil dan menengah menyumbang 35,5% dari total output yang dihasilkan oleh industri di Indonesia. Seperti halnya di negara-negara lain, perkembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja, kesulitan bahan baku, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, informasi,dan pemasaran (Sih Darmi Astuti dan J.Widiatmo,2003). Lebih lanjut dijelaskan bahwa lemahnya usaha kecil di Indonesia disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, tidak hanya keterbatasan sumber daya manusia, teknologi, modal dan informasi, tetapi juga karena kurangnya dukungan dari pemerintah dan kurangnya kemauan pengusahapengusaha kecil dan menengah nasional untuk berorientasi global. Jika dilihat dari segi pertumbuhan, usaha kecil mengalami masalah yang sama timbul pada tahap-tahap yang serupa. Ini disebabkan perusahaan tidak memiliki informasi, baik dari dalam usaha maupun dari luar usaha. Salah satu sistem informasi memberikan informasi yang dibutuhkan adalah sistem informasi akuntansi. Ketidakmampuan akuntansi merupakan faktor utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kegagalan perusahaan kecil dan menengah dalam pengembangan usaha. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengungkapkan permasalahan perusahaan kecil dan menengah yaitu dilakukan penelitian-penelitian akuntansi tentang penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi; antara lain dilakukan oleh Holmes (1998), dan Holmes&Nicholls (1989). Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa informasi akuntansi utama yang layak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah
4
adalah informasi yang seharusnya menurut undang-undang atau peraturan (statutory). Selain itu juga terungkap bahwa informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam penyiapan dan penggunaan informasi sangat terbatas sekali. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan tidaklah berdasarkan informasi yang valid tetapi dilakukan dengan taksiran yang berdasarkan pemahaman pemilik. Penelitian Holmes & Nicholls (1989) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Australia. Variabel yang signifikan berpengaruh antara lain, ukuran bisnis, masa manajemen memimpin operasional usaha, sektor industri, dan pendidikan pemilik atau manajer usaha. Penelitian Murniati (2002) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, lebih lanjut menyatakan bahwa variable yang signifikan berpengaruh antara lain skala usaha, masa memimpin perusahaan, sektor industri pengolahan, pendidikan pemilik atau manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer dan umur perusahaan Berdasarkan penelitian Holmes & Nicholls (1989), peneliti akan mereplikasi dan mengadopsi variable-variabel penelitiannya antara lain skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik atau manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer dan umur perusahaan. Adapun penggunaan beberapa variable tersebut dengan alasan : 1. Skala usaha berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan informasi. Tingkat informasi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan perputaran dan jumlah karyawan (Holmes & Nicholls. 1988,1989).
5
2. Masa memimpin perusahaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan. Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen membutuhkan informasi yang lebih banyak agar alternatif serta pemilihan dapat diambil dengan cermat. 3. Pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah sangat dominan dalam menjalankan perusahaan. Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer sangat mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh (Murniati,2002) 4. Jain (1999) menyatakan bahwa pelatihan akan menghasilkan peningkatan profesionalisme dan eksploitasi yang lebih jauh dalam manajemen 5. Holmes & Nicholls (1989), memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha
1.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang timbul dalam perkembangan perusahaan kecil dan menengah pada tahap pertumbuhan selalu sama, yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar perusahaan maupun faktor-faktor dari dalam perusahaan. Faktor dari dalam perusahaan antara lain perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan. Kemampuan untuk menjalankan sistem informasi akuntansi berhubungan dengan bagaimana perusahaan mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dikemukakan
6
adalah ″Apakah skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti, serta umur perusahaan mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah? Masalah diatas secara khusus dapat dirumuskan dalam pertanyaan – pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah skala usaha mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah ? 2. Apakah masa memimpin perusahaan
mempengaruhi penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah ? 3. Apakah pendidikan manejer/pemilik perusahaan mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah ? 4. Apakah ada pengaruh pelatihan akuntansi yang diikuti terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah ? 5. Apakah umur perusahaan mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah ?
1.3. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh variable skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahan kecil dan menengah 2. Menganalisis pengaruh variable masa memimpin perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahan kecil dan menengah
7
3. Menganalisis pengaruh variable Pendidikan manejer/pemilik perusahaan, terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahan kecil dan menengah 4. Menganalisis pengaruh variable Pelatihan akuntansi yang diikuti, terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahan kecil dan menengah 5. Menganalisis pengaruh variable umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahan kecil dan menengah
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada : 1. Pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan informasi akuntansi keuangan. 2. Perusahaan kecil dan menengah dalam menerapkan informasi akuntansinya
1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini ditulis dalam 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan dengan memaparkan permasalahan yang dibahas, perumusan masalah yang akan diteliti, tujuan serta manfaat penelitian. Bab ini diakhiri dengan sistematika penulisan tesis yang menjelaskan secara ringkas isi masing-masing bab. Pada bab II diuraikan telaah pustaka yang dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian-penelitian sebelumnya serta dikaitkan dengan
8
kerangka pemikiran teoritis maka diajukan hipotesis penelitian yang akan diuji pada hasil dan pembahasan. Bab II ditutup dengan kerangka pemikiran teoritis. Bab III berisikan metode penelitian yang menguraikan populasi dan prosedur pengambilan sampel serta jenis dan sumber data. Pada bab ini juga diuraikan definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV menguraikan hasil dan pembahasan terhadap data penelitian yang meliputi gambaran statistic demografi responden, statistic deskriptif variabel yang digunakan, uji reliabilitas dan validitas, uji asumsi klasik serta pengujian hipotesis. Tesis ini ditutp dengan kesimpulan pada bab V yang menguraikan berbagai keterbatasan dan implikasi hasil penelitian.
9
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 TELAAH PUSTAKA 2.1.1 Perusahaan Kecil dan Menengah Adanya perbedaan pandangan pengkajian usaha kecil atau perbedaan pemakaian criteria menyebabkan belum ada keseragaman definisi usaha kecil. Kriteria yang dipakai untuk membedakan kelompok usaha kecil ada bermacam-macam diantaranya jumlah modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, omzet penjualan, besarnya investasi dan metode administrasi. Kriteria yang umum digunakan adalah jumlah tenaga kerja, besarnya modal atau investasi, kapasitas produksi dan jumlah penjualan per periode. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995, pengertian usaha kecil, menengah dan besar adalah sebagai berikut : 1. Usaha kecil adalah kegitan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2. Usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. Undang-umdang tersebut lebih lanjut mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut :
10
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) 3. Milik warga negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar 5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum, termasuk koperasi Bank Indonesia melalui proyek pengembangan ″small and medium industrial enterprises″ mengkriteriakan usaha kecil dengan menekankan pada jumlah aktiva yang dimiliki dan jumlah tenaga kerja, yaitu : 1. Jumlah aktiva diluar tanah dan persediaan barang dan bahan paling banyak sebesar Rp. 1 Milyar, dan 2. Jumlah tenaga kerja antara 20 sampai dengan 150 orang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 58 (IAI,1999), memberikan pengertian usaha kecil disamping dari segi jumlah aktiva dan tenega kerja, juga memperhatikan sifat pengelolaan usaha kecil tersebut. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa usaha kecil sebagai bisnis yang memiliki karyawan sedikit atau tingkat perputaran aktiva yang rendah atau total aktiva yang rendah. Kemudian yang dimaksud sifat pengelolaan usaha kecil adalah : 1. Pemisahan tugas yang terbatas
11
2. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap aspek ekonomi bisnis. Definisi perusahaan skala kecil dan menengah untuk tujuan penelitian ini mengacu pada pengelompokkan perusahaan menurut skala usaha yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2002). Hal ini dengan alasan bahwa pemisahan yang dilakukan secara tegas antara usaha industri pengolahan skala kecil, menengah dan besar. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengelompokkan industri pengolahan skala kecil, menengah dan besar ditekankan pada jumlah karyawan. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang dikelompokkan sebagai industri rumah tangga. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 5 sampai dengan 10 orang termasuk perusahaan kecil. Industri yang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang termasuk perusahaan sedang, sedangkan perusahaan besar adalah perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 99 orang. Penelitian ini menggabungkan klasifikasi industri rumah tangga dengan usaha kecil, menjadi klasifikasi perusahaan kecil yang memiliki tenaga kerja antara 1 sampai dengan 99 orang. Perusahaan yang diklasifikasikan sebagai perusahaan besar akan dikeluarkan dari penelitian ini.
2.1.2 Pengertian Informasi Informasi merupakan data yang diproses atau data yang mempunyai arti (McLeod, 200,16). Informasi dalam bisnis mempunyai pengertian untuk pengambilan keputusan. Informasi usaha membantu memilih jalan keluar sekarang atau akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber dari informasi adalah data yang menggambarkan kejadian yang nyata..
12
2.1.2 Informasi Akuntansi Belkaoui (2000) mendifinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Haswell dan Holmes (1989) menyatakan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan perusahaan. Holmes dan Nicholls (1988,1989) mengklasifikasi informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu : 1. Statutory accounting information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada 2. Budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan 3. Additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
2.1.5 Sistem Informasi Perusahaan Sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat berguna bagi pihak dalam maupun luar perusahaan, yang dihasilkan dari sistem informasi yang terdiri dari sistem iinformasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, sistem informasi eksekutif, dan sistem pakar. Sistem informasi manajemen dalam suatu perusahaan
13
berdasarkan fungsinya yaitu terdiri dari Sistem informasi pemasaran , Sistem informasi manufaktur, Sistem informasi sumber daya manusia, Sistem informasi keuangan. Sistem informasi akuntansi terdiri dari sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen.
2.1.6 Informasi Akuntansi Keuangan Informasi akuntansi keuangan dihasilkan oleh suatu sistem informasi yaitu sistem akuntansi keuangan. Informasi akuntansi tersebut adalah laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi akuntansi keuangan lebih ditujukan kepada pihak luar perusahaan, yang terutama berkepentingan adalah investor dan kreditor. Informasi akuntansi keuangan harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), karena akuntansi mempunyai banyak metode dan konsep sehingga pihak yang berkepentingan dan pihak perusahaan mempunyai persepsi yang sama dalam menginterprestasikan informasi tersebut.
2.1.7 Informasi Akuntansi Statutori Penyelenggaraan pembukuan merupakan suatu kewajiban yang diatur dalam undangundang perpajakan, yang dapat menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung penghasilan kena pajak atau harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa. Pembukuan ini sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur tentang keadaan kas dan bank, daftar hutang piutang dan daftar persediaan barang, serta pada akhir tahun membuat neraca dan perhitungan laba-rugi .
14
2.1.8 Informasi Anggaran Anthony, Hawkins dan Merchant (1999) menyatakan bahwa manajemen adalah proses dalam organisasi yang memberikan informasi yang digunakan oleh manajer perusahaan dalam perencanaan, implementasi, dan kontrol aktivitas organisasi. Informasi anggaran akan membantu manajemen untuk menjamin operasional perusahaan dijalankan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Serta digunakan untuk mengukur prestasi yang telah dicapai.
2.1.9 Informasi Tambahan Devine & Seatin (1994,1995) menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan adalah sumber untuk berbagai rasio keuangan yang berguna untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan penjelasan dan prediksi prestasi perusahaan dengan membuat analisis perbandingan dengan tahun sebelumnya. Analisis break-event memberikan pengetahuan yang penting untuk memperoleh effective pricing dan costing decision. Kegagalan dalam pemanfaatan break-event points merupakan salah satu kesalahan besar yang terjadi di perusahaan kecil.
2.1.11 Pengaruh Skala Usaha terhadap Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Holmes and Nicholls (1988,1989) mengemukakan bahwa tingkat informasi akuntansi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan perputaran dan jumlah karyawan. Skala usaha berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan informasi akuntansi. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa apabila skala usaha meningkat,
15
maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi akuntansi statutory, anggaran, informasi tambahan juga meningkat. Suatu perusahaan akan beroperasi secara terus menerus sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Perjalanan perusahaan diharapkan oleh manajemen terus berkembang yang akan berakibat pada skala perusahaan, yang dapat dilihat dari perubahan asset yang dimiliki, antara lain dari jumlah tenaga kerja yang terus meningkat jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan perusahaan yang membutuhkan jumlah tenaga kerja yang lebih besar, seiring dengan penambahan aktivitas perusahaan. Penambahan tenaga kerja pada perusahaan kecil dan menengah tidak dapat dielakkan jika terjadi perubahan aktivitas dalam perusahaan yang berbeda dengan perusahaan yang mempunyai modal besar yang telah menggunakan teknologi dalam semua bidang aktivitasnya. H1
= Skala usaha berpengaruh terhadap penyediaan dan penggunaan informasi
2.1.12
akuntansi
perusahaan kecil dan menengah
Pengaruh
Masa
Memimpin
Perusahaan
terhadap
Penyiapan
dan
Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah seiring dengan masa jabatannya. Pengelolaan perusahaan oleh manajer dipengaruhi oleh gaya manajemen yang berbeda-beda, juga dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun keadaan ekonomi dimana perusahaan berada, serta kompleksitas usaha perusahaan.
16
Manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat untuk pemecahan masalah yang dihadapinya. Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen akan terasa apabila manajer membutuhkan informasi lebih banyak. Informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan. H2
=
Masa memimpin perusahaan berpengaruh terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi akuntansi perusahaan kecil dan menengah
2.1.13
Pengaruh Pendidikan Manajer atau Pemilik terhadap Penyiapan dan
Penggunaan Informasi Akuntansi Kemampuan dan keahlian manajer atau pemilik perusahaan sangat mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Kemampuan dan keahlian manajer atau pemilik perusahaan kecil dan menengah ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah sangat dominan dalam menjalankan perusahaan. Tingkatan pendidikan formal pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah sangat mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi keuangan dan manajemen. Tingkatan pendidikan formal yang rendah (tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik atau manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dibandingkan tingkatan pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau manajer. Ini disebabkan materi pengajaran akuntansi lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah.
17
H3
= Pendidikan manajer/pemilik berpengaruh terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah
2.1.14 Pengaruh Pelatihan Akuntansi terhadap Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Jain (1999) menyatakan bahwa pelatihan akan menghasilkan peningkatan professional yang lebih jauh dalam manajemen. Penelitian Holmes dan Nicholls (1988,1989) menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan positif terhadap penyediaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi statutory, anggaran dan tambahan dibandingkan dengan mereka yang kurang pelatihan. H4
= Pelatihan akuntansi yang diikuti manajer/pemilik berpengaruh terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil menengah
2.1.15
Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Penyiapan dan Penggunaan
Informasi Akuntansi Holmes dan Nicholls (1989) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Juga menunjukkan semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk membuat keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya. H5
=
Umur perusahaan berpengaruh terhadap penyediaan dan penggunaan
informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah
18
2.2 PENELITIAN SEBELUMNYA Penelitian analisis penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil yang dilakukan di Australia oleh Holmes dan Nicholls (1988) menunjukkan bahwa penyiapan informasi akuntansi diperuntukkan untuk pelaporan perpajakan dan laporan pendukungnya dan statutory. Informasi non-statutory seperti anggaran dan tambahan relatife kecil jumlahnya. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa usaha kecil dalam penyiapan dan penggunaan informasi tambahan dipengaruhi secara signifikan oleh variable ukuran usaha, masa memimpin manajemen, sector industri dan pendidikan pemilik atau manajer. Holmes dan Nicholls (1989) melakukan survey tingkat penyiapan dan penggunaan informasi oleh pemilik atau manajer perusahaan kecil untuk pengambilan keputusan usahanya. Beberapa variable yang mempengaruhi penyiapan informasi akuntansi yang diuji yaitu : skala usaha, masa memimpin, sector industri dan pendidikan pemilik atau manajer perusahaan. Kualifikasi informasi akuntansi dalam penelitian mereka ini dibagi tiga kelompok, yaitu informasi akuntansi ststutori, informasi akuntansi anggaran dan informasi akuntansi tambahan. Penyiapan informasi itu dilakukan oleh pihak internal dan pihak eksternal (akuntan). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penyiapan informasi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa terdapat signifikansi proporsi yang besar pemilik/manajer perusahaan kecil meminta informasi statutory dan anggaran dari akuntan eksternal, dibandingkan penyiapan informasi dari dalam perusahaan, sebaliknya untuk informasi tambahan Penelitian Murniati terdapat 238 pengusaha kecil dan menengah menemukan bahwa karakteristik pemilik/manajer (masa memimpin, pendidikan formal manajer/pemilik dan
19
pelatihan akuntansi yang diikuti manajer/pemilik dan karakteristik perusahaan kecil dan menengah (umur perusahaan, sektor industri dan skala usaha) berpengaruh secara signifikan terhadap penyiapan informasi akuntansi, penggunaan informasi akuntansi, serta penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Semua variable independen kecuali sektor industri berpengaruh secara signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. TABEL 2.1 RINGKASAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti 1. Holmes dan Nicholls (1988)
Variabel Ukuran usaha, masa pimpinan manajemen, sector industri , dan pendidikan pemilik/manajer
Hasil Penyiapan dan penggunaan informasi tambahan dipengaruhi secara signifikan oleh variable ukuran usaha, masa pimpinan sektor industri dan pendidikan pemilik/manajer
Holmes dan Nicholls (1988)
Skala usaha, masa pimpinan manajemen, sektor industri dan pendidikan pemilik/manajer
Terdapat perbedaan yang signifikan antara penyiapan informasi pihak eksternal perusahaan, terdapat signifikansi proporsi yang besar pemilik/manajer perusahaan kecil meminta informasi statutori dan anggaran dari anggaran dari akuntan eksternal daripada informasi tambahan.
Murniati (2002)
Masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik/manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti, sektor industri pengolahan, perusahaan dan skala usaha
Semua variabel independent kecuali sektor industri berpengaruh secara signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah
2.
3.
Sumber : Peneliti terdahulu
20
2.3. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dimuka dan rekapitulasi hasil penelitian terdahulu maka diajukan model penelitian yang ditunjukkan dalam gambar 1, yang menjelaskan kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan pengaruh antara skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik/manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti, dan umur perusahaan ( variable independen ) terhadap penyiapan dan penggunaan informasis akuntansi ( variable dependen )
GAMBAR 1
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
− − − − −
Skala usaha Masa memimpin perusahaan Pendidikan pemilik/manajer Pelatihan akuntansi yang diikuti Umur perusahaan
Penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
2.3 HIPOTESIS Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0
= Skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti serta umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh negative terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus
H1
=
Skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti serta umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh
21
positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 POPULASI DAN PROSEDUR PENGUMPULAN SAMPEL Populasi penelian ini adalah manajer atau pemilik perusahaan kecil dan menengah yang terdapat di Kabupaten Kudus Pemilihan sample dari anggota populasi yang mudah didapat untuk memberikan informasi mengenai penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Karena beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti, dari keseluruhan anggota populasi peneliti memilih 100 buah perusahaan kecil dan menengah
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA Penelitian ini
menggunakan data primer perusahaan kecil dan menengah yang
terdaftar pada laporan Departemen Perindustrian Perdagangan dan Koperasi kabupaten Kudus . 3.3 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah daftar pertanyaan ( kuesioner ) yang didistribusikan langsung kepada responden perusahaan kecil dan menengah. Calon responden ditemukan dengan memperhatikan data perusahaan kecil dan menengah pada laporan Departemen Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus.
23
Perusahaan – perusahaan yang dijadikan sample diminta untuk mengisi daftar pertanyaan dengan didatangi langsung oleh peneliti.
3.4 DEFINISI OPERASIONAL 3.4.1 Skala Usaha Variabel skala perusahaan dilihat dari jumlah tenaga kerja full time. Jumlah tenaga kerja full time 1 sampai dengan 19 akan dikategorikan 0 sebagai perusahaan skala kecil dan 20 sampai dengan 99 orang dikategorikan 1 sebagai perusahaan skala menengah.
3.4.2. Masa Memimpin Perusahaan Masa jabatan pemimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut menerima tanggung jawab sebagai manajer atau pemilik perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. Menurut penelitian Holmes dan Nicholls (1989) bahwa masa jabatan pemimpin perusahaan selama lebih sepuluh tahun lebih mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. Masa memimpin perusahaan merupakan masa pemimpin memperoleh pembelajaran bagaimana ia dapat mengelola perusahaan.
3.4.3 Pendidikan Manajer atau Pemilik Pendidikan manajer atau pemilik akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang pernah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal antara lain Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajat, Diploma (DIII), Sarjana (SI) dan Pascasarjana (S2). Jika seorang manajer
24
atau pemilik mempunyai pendidikan sarjana, berarti manajer atau pemilik telah menempuh pendidikan formal selama 17 tahun.
3.4.4 Pelatihan Akuntansi yang Diikuti Manajer atau Pemilik Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan akuntansi yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen atau dinas tertentu. Pelatihan akuntansi yang pernah diikuti oleh manajer atau pemilik akan diukur berdasarkan frekuensi pelatihan akuntansi yang diikuti.
3.4.5 Umur Perusahaan Penelitian ini mengukur variable umur perusahan berdasarkan tahun sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian in dilakukan.
3.4.6 Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pengukuran setiap dimensi variable informasi akuntansi dilakukan dengan menggunakan skala likert lima poin, yaitu poin 1 untuk menggambarkan bahwa informasi tersebut tidak pernah atau sangat rendah disiapkan dan digunakan, poin 2 untuk tingkat penyiapan dan penggunaan yang rendah, poin 3 untuk tingkat penyiapan dan penggunaan yang tinggi dan poin 5 untuk penyiapan dan penggunaan yang sangat tinggi atau sangat sering.
3.5 TEKNIK ANALISIS 3.5.1 Statistik Deskriptif
25
Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian, yaitu umur, lokasi usaha, jenis usaha dan deskripsi mengenai variable-variabel penelitian yaitu skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik atau manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti dan umur perusahaan.
3.5.2 Uji Kualitas Data Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas (Huck dan Cormier, 1996). Uji tersebut masingmasing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada 3 prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas dan validitas data, yaitu : (1) uji konsistensi internal dengan koefisiensi (cronbach) alpha, (2) uji homogenitas data dengan uji korelasional antara skor masing-maing butir dengan skor total, (3) uji validitas konstruk (construct validity) dengan analisa faktor terhadap skor setiap butir dengan varimax rotation.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik Uji penyimpangan klasik yang digunakan adalah uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedestisitas dan uji normalitas.
3.5.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan regresi semua variable penelitian. Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e
26
(1)
Dimana Y = penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi X1 = skala usaha X2 = masa memimpin perusahaan X3 = pendidikan manajer atau pemilik perusahaan X4 = pelatihan akuntansi yang diikuti X5 = umur perusahaan Langkah-langkah yang dilakukan untuk penggolahan data sampai dengan uji hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari respon perusahaan yang mengirim atau diterima langsung kuesioner 2. Membuat persamaan regresi dari model penelitian yang menjelaskan variablevariabel penelitian 3. Menghitung koefisien parsial (r2) untuk mengukur kekuatan hubungan masingmasing variable independen dengan variable dependen secara sendiri-sendiri atau menghitung koefisien determinansi parsial (r2) untuk mengukur besarnya variasi variable dependen mampu dijelaskan oleh masing-masing variable independen secara individu 4. Menghitung koefisien korelasi berganda (R) untuk melihat keeratan hubungan antara variable independen dengan variable dependen secara bersama-sama 5. Menghitung koefisien determinasi berganda (r2) untuk mengukur besarnya variasi variable dependen mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variable independen
27
6. Melakukan pengujian hipotesis 7. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% 8. Melakukan uji F untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen 9. Melakukan t-test untuk melihat signifikansi masing-masing koefisisen regresinya
28
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada bab sebelumnya telah dibahas aspek metodologis yang menjadi landasan dalam penelitian ini, yaitu meliputi metode pengumpulan dan pemilihan sample, penggunaan instrument untuk pengukuran variable dan uji yang dilakukan peneliti terhadap instrument tersebut. Pada bab ini dibahas analisis data yang terdiri dari statistic deskriptif variable penelitian, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pada penelitian ini telah disebar sebanyak 100 kuesioner kepada pemilik/manajer perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus. Dari 100 kuesioner yang disebar, hanya 74 kuesioner (74%) yang dapat diolah. Hal ini disebabkan kuesioner tidak diisi secara lengkap oleh responden.
4.1 STATISTIK DESKRIPTIF : VARIBEL PENELITIAN Analisis dilakukan pada jawaban responden yang memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Deskriptif ststistik data disajikan dalam table 4.1 dan 4.2 di bawah ini TABEL 4.1 Variabel Skala usaha Masa memimpin Pendidikan pemilik/manajer Pelatihan akuntansi yang diikuti Umur perusahaan
N 74 74 74
Minimum 0 2 12
Maksimum 1 30 19
74
1
4
1.50
1.33
74
2
35
18.23
7.65
Sumber : data primer diolah ,2007
29
Mean 0.59 16.69 14.89
Standar Deviasi 0.49 6.98 2.22
Berdasarkan tabel diatas terlihat statistik deskriptif untuk variabel masa memimpin perusahaan, rata-rata masa memimpin perusahaan 16,69 tahun dengan data minimal 2 tahun dan maksimal 30 tahun, deviasi standar 6,98. Dari manajer/pemilik yang berjumlah 74 orang rata-rata berpendidikan SMA (14,89 tahun lamanya masa pendidikan) dengan data minimal 12 tahun (SMA) dan maksimal 19 tahun (Pasca Sarjana) dengan deviasi standar 2,22. Para manajer/pemilik rata-rata mengikuti pelatihan 1,5 kali dengan minimal 1 kali dan maksimal 4 kali dengan deviasi standar 1,33. Dari tabel terlihat juga bahwa rata-rata umur perusahaan 18,23 tahun dengan data minimal 2 tahun dan maksimal 35 tahun dan deviasi standar 7,65. TABEL 4.2 DISKRIPTIF STATISTIK PENYIAPAN DAN PENGGUNAAN Variabel Penyiapan Penggunaan Akuntansi
dan Informasi
Rata-rata 88.97
Standar Deviasi 26.33
Kisaran Teoritis 32-160
Kisaran Aktual 45-145
Nilai Tengah 95
Sumber : Data primer diolah 2007 Hasil pengukuran instrument penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan, yang terdiri dari 16 pertanyaan dengan 5 point skala likert, menunjukkan bahwa kisaran aktual memberikan nilai antara 45 dan 145 sedang kisaran teoritis antara 32 dan 160. Nilai tengah hasil pengujian jawaban responden 95 lebih kecil dari nilai tengah kisaran teoritis yaitu 96. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus masih kurang.
30
4.2 UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas dan instrument penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data. Meskipun instrument penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian diadopsi dari penelitian terdahulu yang validitas dan reliabilitasnya sudah teruji namun perlu diuji lagi jika penelitian menggunakan instrument yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas (Bambang Supomo 1998). Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Bila data yang diperoleh kurang valid dan reliabel akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Ada dua prosedur pengujian yang dilakukan yaitu : 1. Pengujian reliabilitas secara konsistensi internal dengan cronbach alpha 2. Uji validitas dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir dengan skor total TABEL 4.3 HASIL UJI RELIABELITAS DAN VALIDITAS Variabel
Jml Pertanyaan
Koefisien Alpa
Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
16 item
0.9585
Corrected item TotalCorrelation Masing-masing diatas 0.3
Keterangan Reliabel&valid Reliabel dan valid
Sumber : Data primer diolah, 2007 Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas masing-masing instrumen menunjukkan cronbach alpha diatas 0,60 yang berarti reliabel ( Nunnally, 1969 ). Variabel penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi nampak bahwa indikator-indikator menunjukkan nilai koefisien alpha diperoleh sebesar 0,9589 diatas 0,60, sehingga dikatakan bahwa
31
indikator-indikator pada variable penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi andal atau reliabel. Dari output SPSS terlihat bahwa masing-masing instrumen variable menunjukkan nilai koefisien korelasi ( corrected item – total correlation ) antara masingmasing skor butir pertanyaan lebih besar dari 0,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa masingmasing pertanyaan valid. 4.3 UJI ASUMSI KLASIK 4.3.1 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya linier diantara variabel bebas. Problem multikolinieritas di sini menunjukkan adanya derajat kolinieritas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
diantara
variabel
bebas
dilakukan
uji
multikolinieritas.
Uji
multikolinieritas dapat dideteksi dengan cara melihat menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) mengindikasikan adanya multikolinieritas Tabel 4.4 OUTPUT UJI MULTIKOLINIERITAS Berdasarkan Koefisien korelasi antar variabel independent Variabel Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi ( Y ) Skala Usaha ( X1 ) Masa Memimpin ( X2 ) Pendidikan manajer/pemilik ( X3 ) Pelatihan Akuntansi yang diikuti ( X4 ) Umur Perusahaan ( X5 )
Y
X1
X2
X3
X4
X5
1.000
0.715
0.841
0.689
0.780
0.711
0.715 0.841 0.689
0.1000 0.599 0.659
0.599 1.000 0.681
0.659 0.681 1.000
0.647 0.742 0.670
0.630 0.769 0.754
0.780
0.647
0.742
0.670
1.000
0.675
0.711
0.630
0.769
0.754
0.675
1.000
Sumber : Data primer diolah 2007
32
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel bebas tampak bahwa hanya variabel masa memimpin dengan tingkat korelasi sebesar 0,841 atau 84.1% masih di bawah 90%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius. TABEL 4.5 HASIL PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS Berdasarkan Nilai Tolerance dan VIF Variabel Skala Usaha ( X1 ) Masa memimpin perusahaan ( X2 ) Pendidikan pemilik/manajer ( X3 ) Pelatihan akuntansi yang diikuti ( X4 ) Umur perusahaan ( X5 )
Tolerance 0,476 0,314 0,353 0,367 0,302
VIF 2,103 3,185 2,832 2,725 3,316
Sumber : Data primer diolah 2007 Hasil perhitungan nilai tolerance pada table 4.5 juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai toleransi kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
4.3.2 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan baik jika regresi tersebut bebas dari masalah autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan teknih Durbin Watson ( DW test ) sebagai berikut :
33
TABEL 4.6 OUTPUT UJI AUTOKORELASI Model 1
R 0.894
R Square 0.799
Adjusted R Square 0.784
Standar Error
Durbin Watson 12.24 1.659
Sumber : Data primer diolah, 2007 Berdasarkan hasil uji Durbin Watson menunjukkan nilai DW sebesar 1,659. Nilai ini dibandingkan dengan DW table dengan jumlah observasi 74, jumlah variabel bebas 5 dan tingkat kepercayaan 5% didspst nilai dl = 1,739 dan du = 1,487. Karena DW lebih besar dari batas atas (du) 1,487 maka tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi.
4.3.2 Uji Heteroskedestisitas Pendeteksian terhadap heteroskedestisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual yang tidak acak (random) terhadap variabel bebas atau nilai variabel terikat. Atau jika varian dari residual satu pengamatan yang lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas akan memperlemah kemampuan prediksi suatu model regresi, jadi model yang baik harus terbebas dari heteroskedastisitas atau homokedastisitas yaitu varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot akan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisisnya adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
34
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskadastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas serta titik-titk menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. GAMBAR 2 OUTPUT UJI HETEROKEDASTISITAS
Diagram Scatterplot Berdasarkan grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi dengan Y sesungghnya) yang telah distandardized memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi berdasarkan masukan variabel bebas skala usaha, masa memimpin. pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti dan umur perusahaan.
35
4.3.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak melalui analisis grafik dengan melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati restribusi normal atau metode yang lebih baik dengan melihat normalitas probabilitas plot yang membedakan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini adalah jika data meyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti dan mengikuti arah garis diagram atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain itu jika data menyebar jauh dari garis diagram dan atau tidak mengikuti arah garis diagram maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas GAMBAR 3 OUTPUT UJI NORMALITAS DATA
Histogram
36
Analisis grafik memperlihatkan tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot (Y) dapat diambil kesimpulan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal plot (Y), terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, hal ini berarti model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi Y berdasarkan masukan dari variabel independent karena sudah memenuhi asumsi normalitas
4.4
UJI HIPOTESIS Hipotesis nol (Ho) dinyatakan dengan, “Skala usaha, masa memimpin, pendidikan
pemilik atau manajer, pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer dan umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus”. Sedangkan hipotesis alternative (H1) dinyatakan dengan “Skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti manajer atau pemilik dan umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus”.
37
Dalam penelitian ini pengujian terhadap hipotesis yang dirumrskan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, baik secara parsial maupun simultan. Pengambilan keputusan dalam penelitian ini akan menggunakan probabilitas signifikansi berdasarkan nilai alpha yang digunakan 5%. Apabila probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho tidak terbukti dan H1 terbukti, sebaliknya jika probabilitas signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho terbukti dan Hi tidak terbukti. Jika H1 terbukti ini berarti baik secara parsial maupun simultan variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, demikian sebaliknya jika H1 tidak terbukti maka variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Setelah dilakukan uji terhadap pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, berikut akan disajikan hasil perhitungan pengaruh seluruh independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis penelitian ini tetap menggunakan probabilitas signifikansi. Tabel berikut akan menyajikan hasil perhitungan SPSS TABEL 4.7 HASIL PENGUJIAN REGRESI BERGANDA Model 1 Regression Residual Total
Sum of Square 40400,531 10191,414 50591,946
Df
Mean Square 5 68 73
8080,106 149,874
F 53,913
Signifikansi 0,000
Sumber : Data diolah 2007 Hasil perhitungan menggunakan SPSS diatas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 53,913 dengan tingkat probabilitas signifikansi untuk model yang dirumuskan dalam penelitian ini sebesar 0,000, nilai ini lebih kecil dari 0,05 artinya 5 variabel independen
38
tersebut berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian berarti hipotesa nol (Ho) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti dan umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus. Hipotesa ini mendukung penelitian sebelumnya Holmes dan Nicholls (1988) dan Murniati (2002). Semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Untuk mengetahui variasi besarnya variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi variabel independen maka digunakan adjusted R square. Berikut ini akan disajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian. TABEL 4.8 KOEFISIEN DETERMINASI Model
R
1
R Square 0,894
0,799
Adjusted R Square 0,784
Std Error of the Estimate 12,44
Sumber : data diolah 2007 Tampilan output di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0.784 (78%). Ini berarti 78% variasi varibel penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi akuntansi perusahaan kecil dan menengah sebagai variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel independent skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yang diikuti dan umur perusahaan, sisanya (22%) dipengaruhi variabel lain.
39
Setelah dilakukan pengujian terhadap pengaruh seluruh variabel independent terhadap variabel dependen, berikut akan disajikan hasil perhitungan pengaruh masingmasing variabel independent terhadap variabel dependen. Dari hipotesis utama penelitian di atas serta berdasarkan table 4.9 di bawah ini juga menunjukan hasil pengujian hipotesis-hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. TABEL 4.9 HASIL REGRESI Model
Unstandardized Coefficiens
B Skala Usaha 13.248 Masa memimpin 1.954 Pendidikan manajer 0.505 atau pemilik Pelatihan akuntansi 4.457 yang diikuti Umur Perusahaan -9.381E-02 Sumber : Data diolah 2007
Standardi zed Coefficien ts Beta
Keterang an
t
Sig
0.249 0.518 0.043
2.809 5.329 0.464
0.002 Diterima 0.000 Diterima 0.644 Ditolak
1.783
0.225
2.500
0.015 Diterima
0.341
-0.027
-0.275
0.784 Ditolak
Std Error 4.203 0.367 1.087
4.4.1 Skala Usaha Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Nilai koefisien regresi dari hasil perhitungan menunjukkan tanda positif sebesar 13,248 dan menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi sebesar 0,002. Nilai probabilitas signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
40
hipotesis nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternative (H1) yang artinya terdapat pengaruh positif antara skala usaha dengan penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus Hipotesis ini konsisten dengan penelitian Holmes dan Nicholls (1989) yang mengemukakan bahwa tingkat informasi akuntansi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan perputaran jumlah karyawan. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa apabila skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan dalam menyediakan informasi akuntansi statutory, anggaran dan informasi tambahan juga meningkat. Sementara itu penelitian Murniati (2002), mengemukakan terdapat pengaruh yang signifikan variabel skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah.
4.4.2 Masa Memimpin Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi untuk variabel masa memimpin perusahaan sebesar 0,000. Nilai probabilitas signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternatif yang artinya terdapat pengaruh positif antara masa memimpin perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Nilai koefisien regresi menunjukkan tanda positif sebesar 1,954 berarti
41
semakin lama masa memimpin perusahaan menyebabkan peningkatan penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan Holmes dan Nicholls (1988) dan Murniati (2002). Pengalaman pemilik atau manajer dalam mengelola perusahaan akan terus bertambah seiring dengan masa jabatannya memimpin perusahaan. Semakin lama masa memimpin perusahaan seorang manajer atau pemilik maka tingkat penyiapan dan penggunaan informasi akuntansipun semakin tinggi. Hal ini disebabkan manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan untuk dasar pengambilan keputusan akan semakin dirasakan oleh para pemilik atau manajer agar alternatif pemilihan dapat diambil secermat mungkin.
4.4.3 Pendidikan Manajer atau Pemilik Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh pendidikan manajer atau pemilik terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi untuk variabel pendidikan manajer atau pemilik sebesar 0,644. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan menolak hipotesis alternative (H1) artinya tidak ada pengaruh antara masa memimpin perusahaan dengan penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Holmes dan Nicholls (1988) serta Murniati (2002) yang mengemukakan bahwa tingakat pendidikan formal pemilik atau manajer sangat mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.
42
4.4.4 Pelatihan Akuntansi yang Diikuti Manajer atau Pemilik Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi untuk variabel pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer sebesar 0,015. Nilai probabilitas signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternative (H1) yang artinya terdapat pengaruh positif antara pelatihan akuntansi yang diikuti manajer atau pemilik terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. Nilai koefisien regresi dari hasil perhitungan menunjikkan tanda positif sebesar 4,457 menyatakan bahwa semakin banyak dan seringnya pelatihan akuntansi yang diikuti manajer atau pemilik akan menyebabkan peningkatan penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Holmes dan Nicholls (1988) dan Murniati (2002) yang menunjukkan bahwa manajemen yang dipakai dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi dibandingkan dengan yang kurang pelatihan
4.4.5 Umur Perusahaan Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah.
43
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas signifilansi untuk variabel umur perusahaan sebesar 0,784. Nilai probabilitas ini lebih besar dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa ini tidak terbukti artinya tidak ada pengaruh umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah.
44
BAB V KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dibahas dalam bab 4, berikut disajikan simpulan yang dapat diambil, keterbatasan serta implikasi hasil penelitian : 1. Terdapat pengaruh yang positif semua variabel independen yaitu skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan akuntansi yamg diikuti manajer atau pemilik serta umur perusahaan secara bersama-sana terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus 2. Terdapat pengaruh positif antara variabel skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus. 3. Terdapat pengaruh positif antara variabel masa memimpin terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus 4. Terdapat pengaruh positif antara variabel pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik/manajer terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus.
45
5. Terdapat pengaruh negatif antara variabel pendidikan pemilik atau manajer terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus 6. Terdapat pengaruh negatif antara variabel umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus
5.2 IMPLIKASI Penelitian ini mengungkapkan bahwa penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari besarnya persentasi responden menjawab tingkat penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi yang sangat rendah. Ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan manajer atau pemilik perusahaan kecil dan menengah akan pentingnya informasi akuntansi dalam mengelola usaha. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Faktor-faktor itu adalah skala usaha, masa memimpin dan pelatihan akuntansi yang diikuti manajer atau pemilik. Faktor masa memimpin mempunyai pengaruh yang paling signifikan, diikuti factor skala usaha dan pelatihan akuntansi yang diikuti manajer atau pemilik. Implikasi dari penelitian ini bahwa penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah dapat ditingkatkan dengan cara lebih memperhatikan factor-faktor yang disebut diatas. Salah satu factor yang paling mungkin untuk diperhatikan adalah
46
pelatihan akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin sering seorang manajer atau pemilik mengikuti pelatihan akuntansi maka proporsi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi akan semakin tinggi. Rendahnya tingkat penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah perlu mendapat perhatian dari instansi terkait dengan pengembangan usaha kecil dan menengah. Menurut penulis kurangnya penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi disebabkan kurang tegasnya peraturan untuk menyelenggarakan pembukuan dan kurang tegasnya sangsi yansg diberikan bagi perusahaan kecil dan menengah. Oleh karena itu menurut penulis perlu dirancang suatu peraturan khusus yang mengatur tentang hal tersebut sehingga praktek akuntans pada perusahaan kecil dan menengah dapat lebih berkembang.
5.3 KETERBATASAN Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan atau keterbatasan, terutama mengenai penyampelan. Data yang didapat sangat sedikit dibandingkan penelitian terdahulu. Oleh karena itu penelitian sejenis perlu dilakukan dengan sample yang lebih besar dan mengambil lokasi yang lebih luas sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih kuat.
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. A. (2000)a. Small and Medium Enterprises : Some Pertinent Issues. Small and Medium Enterprises in Asia Pasific Countries: Roles and Issues, Vol.1 Huntington, NY : Nova Science Publishers
Anthony, R.N., 1965, Planning and Control Systems : A Framework For Analysis, Boston Harvard Business School Barbara, Orser, J.; Sandy Hogart-Scott, and Allan L.Riding, 2000, ″Performance Firm Size and Managemant Problem Solving″, Journal of Small Business Management Belkaoui, A.R., 2000, Accounting Theory, Fourth Edition, Business Press, Thomson Learning Badan Pusat Statistik dan Badan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus.2002.Kudus Dalam Angka.Kudus.Indonesia. Calderon, Thomas G., 1990, Reporting Entity Size and The Need for Accounting Information, Akron Business and Economic Review, Vol.21,No.1,104-117 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.1995.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.Jakarta.Indonesia. Devine, K., and Seaton, Floyd, 1994/95, ″An Examination of Quarterly Financial Ratio Stability: Implication for Financial Decision Making″, Journal of Applied Business Research, Vol.1 Dodge, Robert, and Jont, E., Robbin, 1992, ″An Emperical Investigation of the Organizational Life Model for Small Business Development and Survival″, Journal Business Management
Gee, M.V., and Nystrom, P.C.,1999, Strategic Fit Between Skills Training and level of Quality Management; An Emperical Study of America Manufacturing Plants, Human Resources Planning, Vol.22 Gorton, Matthew,1999, ″Use of Financial Management Techniques in The OK-Based Small and Medium Sized Enterprises Empirical Research Finding″, Journal Financial Management and Analysis Grace Tiana Solovida, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kecil dan Menengah di
48
Jawa Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro ( tidak dipublikasikan ). Haswel, S., and Homes, S., 1989, ″Estimating the Small Business Failure Rate: A Reappraisal″, Journal of Small Business Management Hofstede, Geert, 1982; Cultural Pit Falls For Dutch Expatriates in Indonesia, T.G. Internal Managemant Consultants, Devender, Jakarta Holmess, Scott and Des Nicholls, 1988, ″An Analysis of the Use of Accounting By Australian Small Business″, Journal of Small Business Mangemant, 1988 Holmes, Scott and Des Nicholls, 1989, ″Modelling The Accounting Information Requirement of Small Business″, Accounting and Business Research, Vol. 19, No. 74, pp. 143-150, 1989 Ikatan Akuntan Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Jain, P., 1999, On-the Job Training : A Key to Human Resources Development, Library Management, Vol. 20 Knutson, Dennis, L., and Hendry Wichmann, Jr., 1985 ″The Issue of Differential Accounting Treatmant for American Small Business″, Managemant Forum McLeod, Reymond, Sistem Informasi Manajemen, terjemahan Hendra Teguh, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1998 Monk, R.,2000, ″Why Small Business Fail″, CPA Management, Vol. 74
Norsofina Hasan, Hasanah Haron, Sofri Yahya, Yuserrie Zainuddin, Factors Influencing The Extent of Accounting Information By SMEs, Accounting Issues, Session 1A Sih Darmi Astuti, J. Widiatmoko, 2003 Profil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Jawa Tengah,Fokus Ekonomi, Vol.2, No.3, 215-228 Staubus, G.J., 1985, An Introduced Theory of Accounting Measurement Scale: A Practical Guide to Their Development and Use, Oxford University Press Theng, Lau, Geok, and Jasmine Lim Wang Boon, 1996, ″An Explotory Study of Factors Affecting The Failure of Local Small and Medium Entrprises″, Asia Pasific Journal of Management. Singapore
49
Williams, L,K.,Richard, C.,Chen,Michael, G., Tearney;1989, ″Accounting Standarts: Overkill for Small Business? ″, The National Public Accountant Wiratno, 1997 ″Peluang Investasi pada Usaha Kecil Manufaktur di Jawa Tengah″, MEB, Vol. X, No.1 Wishon, Keith, 1985, ″The FASB And Small Business Improving The Dialogue″, Journal of Accountancy, New York ` Xeuli, Huang, and Alan Bron, 2000,″ An Analysis and Classification of Problem in Small Business″, International Business Management
50