ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH JENIS MEDIA DENGAN HORMON TUMBUH NAA-BAP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN FLAVONOID KALUS DAUN Echinaceae purpurea (L.)Moench Guntur Satrio Pratomo 1
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Echinaceae purpurea (L.) Moench merupakan tanaman obat yang mempunyai khasiat salah satunya imunomodulator dan imunostimulan. Tanaman ini mengandung metabolit sekunder salah satunya yaitu falvonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan media dalam menginduksi kalus dan mempengaruhi kandungan flavonoid dalam kalus daun E.purpurea (L.) Moench. Eksplan adalah daun E.purpurea (L.) Moench yang segar, sehat, dan tidak terlalu tua. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan Dithane M-45 2 %, dengan penambahan Tween 80, Agrept 20/WP 2 % dengan penambahan Tween 80, alkohol 70 %, dan Bayclin® 10 %. Penanaman eksplan dilakukan dengan menggunakan media MS, ½ MS, dan Gamborg dengan penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh NAA dan BAP masing-masing konsentrasi 1 ppm. Evaluasi kalus dilakukan terhadap prosentase keberhasilan pembentukan, waktu induksi, dan rata-rata berat kalus. Analisa flavonoid dalam kalus dilakukan secara kualitatif dengan reaksi warna, tes Wilstater Cyanidin, Kromatografi kertas , dan Kromatografi Lapis Tipis, serta semikuantitatif dengan KLT-Densitometri Hasil penelitian menujnukkan bahwa jenis media mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan kalus dan kandungan flavonoid kalus daun E.purpurea (L.) Moench. Media Gamborg berpengaruh paling baik dalam menginduksi kalus sedangkan media ½ MS berpengaruh paling baik terhadap kandungan flavonoid di banding jenis media lain. Kata Kunci: Flavonoid, E.purpurea (L.) Moench, Media MS, Media ½ MS, Media Gamborg,
Hormon NAA dan BAP PENDAHULUAN Indonesia berasaldari
berhubungan kaya
tanaman
akan obat.
obat
yang
dengan
produksi
produksi
tanaman dan sifat genetiknya.
Penggunaaan
Metode
Kultur
Jaringan
Tanaman
Tanaman obat cenderung meningkat seiring
adalah suatu metode yang banyak dipakai
berkembangnya
untuk
kosmetik, dalam
industri
jamu,
farmasi,
dan makanan. Tanaman obat
pembudidayaannya
tanaman
dan
atau
metabolit sekunder tanaman dengan waktu
beberapa
relatif singkat dan mudah yang memiliki sifat
tahap yang harus dilakukan. Setiap tahap
fisiologi dan morfologi yang sama persis
memiliki
khusus
dengan tanaman induknya dengan cara
diantaranya lingkungan tumbuh merupakan
meletakkan suatu sel atau jaringan tanaman
faktor
yang disebut eksplan secara aseptik dan
ciri
yang
dan
cukup
ada
memproduksi
perhatian
penting
karena
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
Pengaruh Jenis Media Dengan Hormon Tumbuh Naa-Bap Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Echinaceae Purpurea (L.)Moench dipelihara dalam suatu media baik media
Napthalene Acetic Acid ( NAA) dan hormon
padat
dalam
sitokinin yang sring digunakan adalah Benzyl
keadaan steril. ( Hendaryono & Wijayani
Amino Purin ( BAP ). Penelitian terhadap
1994)
komposisi hormon tumbuh kombinasi auksin
maupun
cair
yang
Keberhasilan
cocok
budidaya
sitokinin terhadap pertumbuhan kalus sudah
tanaman secara kultur jaringan berkaitan
pernah di lakukan dan memberikan hasil
dengan
kombinasi terbaik terhadap pembentukan
media
tempat
dalam
tumbuh
tanaman
tersebut, maka dari itu media memegang
kalus sebesar 1 mg/ L.. (Candra 2005)
peranan penting dalam proses pertumbuhan
Tanaman E.purpurea (L.) Moench
tanaman, karena media merupakan tempat
merupakan tanaman yang paling banyak
bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil
dikembangkan
nutrisi
keberlangsungan kehidupan
pada sistem kekebalan tubuh (Hobbs 1994).
jaringan. Media menyediakan berbagai bahan
Tanaman E.purpurea (L.) Moench mulai
yang di perlukan jaringan untuk hidup, tidak
diteliti di Indonesia
hanya unsur hara, makro dan mikro, tetapi
Tanaman E.purpurea (L.) Moench memiliki
juga karbohidrat yang pada umumnya berupa
kandungan
gula
yang
flavonoid, turunan caffeic acid, serta minyak
biasanya di peroleh dari proses fotosintetsis.
essensial. Tanaman ini dapat mengobati luka
Beberapa media yang banyak di gunakan
akibat gigitan ular, flu, sakit gigi, nyeri,
antara lain media Murashige Skoog (MS),
herpes,
media Gamborg, media White,
kanker.
untuk
untuk
menggantikan
carbon
dan media
karena
berfungsi
pada tahun 1998.
kimia
dan
terkenal
seperti
dipakai
polisakrida,
dalam
pengobatan
N6. Selain itu media juga harus di lengkapi
Penelitian ini bertujuan mengetahui
dengan hormon tumbuh karena media tanpa
pengaruh penggunaan media yaitu media
hormon tumbuh menyebabkan pertumbuhan
Murashige Skoog (MS), ½ MS, Gamborg,
eksplan menjadi terhambat atau bahkan tidak
dengan penambahan hormon tumbuh NAA-
tumbuh sama sekali. Hormon tumbuh yang
BAP dengan konsentrasi 1ppm, terhadap
efektif
keberhasilan
pada
kultur
jaringan
untuk
pembentukan
kalus,
berat
kalus,
waktu
kalus,
dan
pertumbuhan kalus yakni kombinasi antara
induksi
auksin dan sitokinin karena hormon auksin
mengidentifikasi kandungan flavonoid pada
berguna untuk meransang perpanjangan sel
kalus eksplan daun E.purpurea (L.) Moench.
dan pembentukan kalus sedangkan sitokinin berguna untuk meransang pembelahan sel., hormon auksin yang sering di gunkan adalah Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
51
Guntur Satrio P
tambahkan
hormon
tumbuh
NAA-BAP
dengan konsentrasi 1ppm, kemudian di ukur METODE PENELITIAN
5,0 – 6,0 , kemudian ditambahkan
pHnya
Bahan yang di gunakan adalah daun
agar-agar kemudian diaduk dan dipnaskan di
E.purpurea (L.) Moenchyang bersal dari
hot
BP2TO-OT Tawangmangu Jawa Tengah,
tercampurkan
Media
media
masukan ke dlam botol-botol kultur yang
Murashige Skoog (MS), media ½ MS, media
kemudian di tutup menggunakan alluminium
Gamborg
foil
yang
di
dengan
gunakan
yaitu
penambahan
hormon
plate
magnetik
sterear,
homogen,
kemudian
dilanjutkan
setelah
kemudian
pada
di
proses
tumbuh NAA-BAP dengan konsentrasi 1 ppm,
sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu
NaClO, Agrept, Dithane M-45, alkohol 70 %,
121 C tekanan 1 atm selama 15 menit.
Tween 80, aquadest steril, detergent.Bahan
Sterilisasi
kimia untuk analisis falvonoid secara KLT
Sterilisasi
alat
dilakukan
yaitu asam asetat 15 % sebagaoi fase gerak,
menggunakan autoklaf dengan suhu 121 C,
fase diamnya selulosa, kertas Whatman No.
tekanan 1 atm, selama 30 menit, tahapannya
1, bahan kimia untuk analisa kualitatif yakmi
adalah semua alat yang akan di pakai, seperti
HCL pekat, serbuk Mg, heksan, amil alkohol,
pinset, scalpel, cawan petri, di bungkus
alkohol, FeCl3, AlCl3, Amonia, Sitroborat
dengan kertas lalu di masukkan ke dalam
Alat yang di gunakan antara lain
autoklaf untuk selanutnya di sterilkan.
autoklaf, gelas ukur, erlenmeyer, botol kulitur,
Sterilisasi eksplan dan penanaman
cawan petri, alluminium foil, scalpel, pH stik,
Daun E.purpurea (L.) Moench diambil
lampu UV 366 nm, pipa kapiler, oven,
dalam keadaan segar kemudian di potong
waterbath, bejana elusi, dan densitometer.
bagian
pinggirnya
Pembuatan media
persegi,
kemudian
Bahan –bahan yang di perlukan untuk membuat media
MS, ½ MS, Gamborg,
sehingga di
cuci
berbentuk mengunakan
aquadest, kemudian direndam menggunakan larutan
Dithane
M-45
2%
dengan
adalah dalam bentuk larutan stok (makro,
penambahan 4 tetes tween 80 selama 10-15
mikro dan vitamin) kecuali agar-agar. Proses
menit,
pembuatannya
aquadest steril kemudia kembali direndam
larutan
stok
mioinositol,
di
mulai
makro, kemudian
dari mikro, di
pemipetan vitamin, tambahkan
kemudian
menggunakan
bilas
Agrept
menggunakan
2%
dengan
menggunakan penamabhan 4 tetes Tween 80
aquadest, lalu di tambahkan sukrosa 30 gram
selama
untuk media MS. 15 gram untuk media ½ MS,
aquadest
20 gram untuk media Gamborg, kemudian
dalrutan alkohol 70 % selama 0,5 menit lalu di
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
10-15 steril,
menit,
bilas
masukkan
mengunakan kembali
ke
53
Pengaruh Jenis Media Dengan Hormon Tumbuh Naa-Bap Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Echinaceae Purpurea (L.)Moench bia menggunakan aquadest steril, kemudian
dilakukan terhadap tanaman asalnya sebagai
eksplan di bawa kedalam entkas atau ruang
pembanding.
penanaman,
didalam
penanaman
Analisa kualitataifnya meliputi reaksi
ekplan kembali di rendam dengan larutan
warna dengan FeCl3 yang akan mengahsilkan
NaClO 10 % selama 10-15 menit kemudian di
warna yang bila ditambahkan dengan AlCL3,
bilas menngunakan aquadest steril, barulah
akan
sampel siap untuk di lakukan penanaman
penegasan dengan tes Wilstater Cyanidin
pada botol kultur denan cara daun E.purpurea
yang akan memberikan warna merah crimson
(L.) Moench tersebut diletakan di cawan petri
dan megenta kadang-kadang hijau atau biru.
secara aseptik lalu di potong menggunakan
Kromotografi kertas menggunakan kertas
scalpel menjadi ukuran 1 cm x 1 cm dengan
whatman No. 01, dengan fase gerak asam
bantuan
asetat 15 %
pinset
ruang
steril
ekplan
tersebut
menimbulkan
warna
kuning,
uji
yang kemudian dideteksi
dimasukkan kedalam botol media kultur
dengan sinar UV 366 nm yang kemudian di
secara aseptik, pastikan sebagian besar
uapi dengan amonia lalu amati perubahan
bagian eksplan mengenai media lalu
warna yang terjadi sebelum diuapi dan
kultur
tersebut
di
tutup
botol
menggunakan
setelah
diuapi
kemudian
alluminium foil, semua alat yang di gunakan
penghitungan
pada proses penamanan di ruang kultul harus
menggunakan fase diam sellosa dan fase
selalu di fiksasi agara prosesnya aseptik,
gerak asam asetat 15 % kemudian di lihat
setelah penanaman selesai botol kultur di
pada UV 366 nm dan di hitung hRfnya,
pelihara
secara
dalam
ruang
inkubasi
denga
nilai
semi
Rf.
dilakukan
kunatitatif
Pada
KLT
menggunakan
penerangan lampu TL berjarak 40-60 cm
densitometrer untuk membandingkan luas
diatas permukaan botol dan suhunya di jaga
area bercak yang di peroleh oleh kalus dan
berkisar antara 25-28 C.
tanaman asal.
Analisa Flavonoid Kalus esplan daun E.purpurea (L.)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Moench yang sudah dipanen kemudian di
Prosentasi
maserasi menggunakan pelarut metanol : air
Kalus
9:1` selama 3 hari kemudian di pekatkan dengan
cara
diuapkan,
kemudian
Keberhasilan
Pembentukan
Media memang memegang peranan
di
penting dalam proses terbentuknya kalus, hal
tamabahkan pelarutnya 5 ml kemudian di
terliaht pada tabel 1 terlihat bahwa 3 jenis
maukkan kedalam labu takar. Ekstraksi juga
media yang digunakan yaitu media MS, ½ MS, dan media Gamborg menghasilkan
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
53
Guntur Satrio P
presentasi yang berbeda. Pada penelitian ini
memperlihatkan bahwa penanaman eksplan
prosentase
daun E.purpurea (L.) Moench pada jenis
pembentukan
kalus
daun
E.purpurea (L.) Moench terbaik terjadi pada
media
yang
hormon ½ MS.
pertumbuhan
berbeda-beda yang
tidak
menghasilkan
sama.
Hal
ini
dikarenakan kandungan unsur hara dari masing-masing media berbeda. Berdasarkan hasil evaluasi kalus maka media Gamborg merupakan media yang paling bagus untuk Waktu induksi kalus
menumbuhkan eksplan daun E.purpurea (L.)
Gejala pertumbuhan kalus terlihat dari mulai timbulnya tonjolan-tonjolan putih yang
Moench Analisis Flavonoid
tidak teratur pada bekas irisan daun. Pengaru jenis media dapat di lihat pada tabel 2.
Analisa
senyawa
flavonoid
dalam
tanaman asal dan kalus daun E.purpurea (L.) Moench dilakukan secara kualitatif yang meliputi uji reaksi warna, uji dengan tes Wilstater Cyanidine, Kromatografi kertas, dan
Pada tabel tersebut terlihat jelas
Kromatografi Lapis Tipis Dari hasil uji reaksi warna dan tes
bahwa media Gamborg memberikan hasil
Wilstater Cyanidine pada kalus eksplan daun
waktu induksi kalus terbaik
dan tanaman asal
Hasil Rata-rata bobot kalus Rerata berat kalus diperoleh dari menimbang berat basah kalus di bagi berat kalus kering dibagi jumlah botol. Berat basah
E.purpurea (L.) Moench
memberikan interpretasi
bahwa keduanya
mengandung flavonoid, hasil terlihat pada tabel 4
kalus lebih besar dari pada kalus kering karena terjadi penguapan air
pada kalus
kering. Rerata bobot kalus tiap media dapat Pada pengujian Kromatografi kertas
dilihat pada tabel 3.
yang menngubnakan kertas Whatman No. 01 sebagai fase diam dan menggunakan fase gerak asam asetat 15 % menghasilkan wartna kuning lemah pad UV 366 nm yang Dari hasil evaluasi kalus baik pada prosentase induksi
perbentukkan
kalus,
dan
rerata
kalus, berat
waktu
jika di uapi dengan amonia akan menjadi kuning dan kuning intensif bila di semprot
kalus,
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
53
Pengaruh Jenis Media Dengan Hormon Tumbuh Naa-Bap Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Echinaceae Purpurea (L.)Moench dengan sitroborat hal ini menunjukkan bahwa antara tanaman asli dan kalus eksplan daun
Hasil pengujian KLT Densitometri pada kalus
E.purpurea
eksplan daun E.purpurea (L.) Moench di
metabolit
(L.)
Moench
sekunder
dan
setiap jenis media menunjukkan luas area
Kromatografi Lapis Tipis pada pengujian ini
yang berbeda-beda, hal in berarti besarnya
juga memberikan hasil noda bercak yang
kandungan flavonoid pada masing-masing
sama hal ini berarti antara teknik kultur
media berbeda semakin luas areanya maka,
jaringan akan menghasilkan metabolit yang
semakin besar kadar flavonoidnya, hasil luas
sama
Hasil
area terbesar di tunjukkan oleh media ½ MS
pengujian Kromatografi kertas (tabel 5) dan
berarti kalus yang di hasilkan pada eksplan
Klromatografi Lapis Tipis (tabel 6) dapat
dengan media ½ MS memiliki kandungan
dilihat pada tabel dibawah ini
flavonoid yang lebih besar dibanding media
dengan
yang
menghasilkan
tanaman
sama
asalnya.
yang lain. Hasil Pengukuran luas area menggunakan Densitometri dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini
.
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
55
Guntur Satrio P
DAFTAR PUSTAKA 1. Candra
RA.
2005.
Pengaruh
Penambahan Hormon NAA dan BAP dalam Media MS terhadap Kandungan Senyawa Flavonoid dalam Daun E. purpurea
(L.)
Surakarta:
Moench Fakultas
[Skripsi]. Farmasi,
Universitas Setia Budi. hlm 45-49 KESIMPULAN Dari
hasilpenelitian
yang
telahdilakukandapatdisimpulkan a. Pemakaian media Murashige Skoog, ½ Murashige
Skoog,
dan
Gamborg
dengan penambahan hormon tumbuh NAA-BAP dengan konsentrasi masingmasing 1 ppm dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukkan kalus dari eksplan daun tanaman E.purpurea (L.) Moench, waktu induksi kalus, dan ratarata berat kalus daun E.purpurea (L.)
2. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., Soediro, I, Penerbit ITB, Bandung,13, 71-74. 3. Hendaryono, D.P.S., Wijayani, A. 1994. Teknik
Kultur
Jaringan,
Kanisius,
Yogyakarta. hlm 28-29, 59-62, 89 4. Hobbs, C., 1994. Echinacea the Immune Herbs, Botanica Press,Capitola, CA, 39. 5. Markham, K. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung, 1, 10, 15, 32.
Moench. Media yang paling baik dalam menginduksi
kalus
adalah
media
Gamborg dengan waktu induksi 10.24 hari. b. Pemakaian media Murashige Skoog, ½ Murashige
Skoog,
dan
Gamborg
dengan penambahan hormon tumbuh NAA-BAP dengan konsentrasi masingmasing 1 ppm dapat mempengaruhi kandungan flavonoid pada kalus daun tanaman
E.purpurea
(L.)
Moench.
Dengan kandungan flavonoid tertinggi ada pada media ½ MS
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
53