Vol.1, No.1 Januari 2015
PENGARUH HARGA DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR DI PT. SUBUR PLUS INDRAMAYU HARDI SAPARUDIN,SE.MM Dosen Fakultas Ekonomi Unwir
ABSTRACT The effect of Price and brand on Customers Purchasing Decision motorcycle in PT.Subur Plus Indramayu The purpose of this research was find out the significance of the effect of price and brand on customers purchasing decision motorcycle in PT.Subur Plus Indramayu. The research was done by distribustion quistionnaires to 100 customers . From the result it could be conluded that brand is very influential in a purchasing decision motorcycle in PT.Subur Plus Indramayu . The statistical analysis used was on the contrary, price were not very influential in a purchasing decision. Key words : Price, Brand and Purchasing Decision I.
LATAR BELAKANG Pangsa pasar sepeda motor rupanya sangat menjanjikan, hal ini terbukti dari angka yang fantastis untuk penjualan motor serta suku cadangnya. Diperkirakan penjualan sepeda motor dan suku cadang nasional menyumbangkan sekitar Rp120 triliun per tahun. Seiring dengan peningkatan tajam penggunaan roda dua di Indonesia maka tingkat persaingan pun semakin tinggi diantara industri roda dua yang ada di indonesia, belum lagi munculnya pendatang baru yang menambah tingkat persaingan semakin tinggi. Pemain lama dalam industri roda dua di Indonesia seperti Yamaha, Honda,Suzuki dan Kawasaki yang sebelumnya meramaikan pasar roda dua di Indonesia,kini keempat
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
68
industri buatan jepang tersebut mendapat pesaing baru baik dalam kawasan Asia sendiri yaitu India,Cina,Korea dan negara Eropa dan Amerika seperti Harley,Ducati,Ktm dan lain-lain Baik para pemain lama maupun pemain baru diatas untuk mempertahankan pangsa pasar maupun menambah pangsa pasar mereka maisng-masing memiliki konsep strategi marketing yang baik diawali dengan peran tehnologi,kualitas harga,model serta jaminan purna jual yang menjadi senjata andalan dari masing-masing industri. Kotler & Armstrong (2004), menyatakan ada 4(empat) tipe perilaku konsumen yaitu perilaku pembelian yang kompleks, perilaku pembelian pengurangan disonansi, perilaku pembelian pencari variasi,
Vol.1, No.1 Januari 2015
dan perilaku pembelian kebiasaan. tapi yang paling penting adalah Perilaku yang akan ditunjukkan menghadirkan pengalaman yang konsumen dapat mempengaruhi menyenangkan saat konsumen keputusan pembelian mereka. menikmati jasa layanan. Kesadaran merek, asosiasi merek, Kemudian, dapat dikatakan dan kesan kualitas dapat dijadikan sukses dalam memasarkan suatu sebagai salah satu bahan barang atau jasa, setiap perusahaan pertimbangan dalam memenuhi harus menetapkan harganya secara informasi yang dibutuhkan tepat (Tjiptono, 1997 : 151). Dari konsumen dalam mengambil sudut pandang perusahaan, harga keputusan pembelian (Darul Islam, merupakan komponen yang dkk, 2010). berpengaruh langsung terhadap laba Maya Widjaja,dkk (2008) dalam perusahaan, karena tingkat harga penelitiannya bertujuan untuk yang ditetapkan perusahaan akan mengukur ekuitas merek empat mempengaruhi kuantitas produk coffee shops di Surabaya, yaitu yang akan dijualnya. Sedangkan dari ESUBUR PLUS celso, DOME, sudut pandang konsumen, harga Starbucks dan Coffee Bean & Tea digunakan sebagai pengukur nilai Leaf. Hasil penelitian terungkap dari manfaat yang dirasakan terhadap bahwa Starbucks merupakan coffee barang atau jasa yang pada akhirnya shop yang kesadaran mereknya berpengaruh terhadap keputusan paling banyak diingat oleh pembelian. responden, diasosiasikan paling positif dan loyalitas mereknya paling II. TUJUAN PENELITIAN tinggi. Sedangkan ESUBUR PLUS celso merupakan coffe shop dengan Berpijak pada masalah tersebut kesan kualitas paling baik. diatas maka tujuan penelitian ini Sedangkan Leonard L Berry adalah untuk mengetahui pengaruh (2000) meneliti 14 perusahaan jasa harga , merek terhadap keputusan yang memiliki kinerja yang tinggi pembelian konsumen sepeda motor Kesimpulan dari penelitian tersebut di PT.Subur Plus Indramayu. adalah bahwa positif brand equity (kesadaran merek, persepsi kualitas, III TEORI asosiasi merek, dan loyalitas merek) 1. Pengertian harga sebagai keuntungan yang akan Menurut Kotler dan Armstrong meningkatkan kepercayaan (2001:559), yang dimaksud dengan konsumen akan produk jasa yang harga adalah jumlah uang yang sifatnya invisible dan membantu harus dibebankan atas suatu produk konsumen untuk lebih memahami atau jasa. Secara lebih luas, harga dan dapat memvisualisasikan apa adalah jumlah nilai yang ditukarkan yang mereka beli dan menurut Berry konsumen dengan manfaat dari bahwa kegiatan komunikasi eksternal memiliki atau menggunakan produk penting untuk membangun merek, atau jasa tersebut. Harga merupakan Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
69
Vol.1, No.1 Januari 2015
hal penentu yang utama dalam pilihan pembeli. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan Harga (price) Dalam memasarkan produknya, perusahaan harus menetapkan harga yang sesuai dengan tujuan pemasaran perusahaan dan tidak merugikan perusahaan itu sendiri. Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang atau jasa juga pengorbanan waktu karena menunggu untuk memperoleh barang atau jasa. Harga dapat berhubungan dengan segala sesuatu dengan nilai persepsi (perceived value), tidak hanya uang. Menurut Kotler (2002:520) perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Prosedur untuk menetapkan harga adalah sebagai berikut : a. Memilih Tujuan Penetapan Harga b. Pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana ingin me mp o s is ik a n t a w ar a n p a s a r nya . S e ma k in je la s t u ju a n perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan harga. c. Menentukan Permintaan Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
70
d.
e.
berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya. Memperkirakan Biaya Per mint aan menent uka n bat as har ga t ert inggi yang dapat dikenakan perusahaan atas produknya. Dan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Menganalisis Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing Da la m r e nt a ng ke mu ng k i na n har ga ya n g d it e nt uk a n o le h permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan memungkinan reaksi harga oleh pesaing.
Beberapa keputusan harga memerlukan metode matematik yang sangat rumit, sementara keputusan lain hanya berpedoman pada petunjuk praktis yang sederhana serta penilaian intuitif. Jenis produk, permintaan pelanggan, persaingan, tahap daur hidup produk merupakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga. Beberapa metode yang lazim digunakan antara lain : (Downey dan Erickson, 2003) 1) Penetapan harga berdasarkan biaya. Penetapan harga ini adalah cara yang sederhana, yaitu dengan menambahkan margin tetap pada biaya dasar masing-masing
Vol.1, No.1 Januari 2015
2)
3)
4)
5)
6)
produk. Margin ini dimaksudkan untuk menutup biaya overhead dan biaya penanganan serta sisanya yang merupakan laba. Penetapan harga berdasarkan ROI / pengembalian atas investasi Metode ini dimulai dengan penetapan biaya produk yang dilanjutkan dengan penambahan suatu jumlah yang memadai untuk menghasilkan ROI yang telah ditetapkan. Penetapan harga bersaing Metode penetapan harga bersaing pada hakikatnya berdasarkan harga pada pasar pesaing, artinya harga produk perusahaan mengikuti harga rata-rata yang berlaku di pasar atau mengikuti harga pesaing utama. Penetapan harga berdasarkan KTO / kontribus terhadap overhead Metode ini bertujuan untuk mendorong penjualan ekstra dengan menjual produk tambahan yang melebihi jumlah proyeksi penjualan, dengan harga sedikit di atas tambahan biaya tunai untuk menangani produk tersebut. Penetapan Harga Penetrasi Strategi ini menawarkan produk dengan harga rendah untuk membuka pasar seluas mungkin. Pada umumnya strategi ini digunakan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar. Penjenjangan pasar Metode ini memperkenalkan produk dengan harga tinggi untuk
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
71
para pelanggan mewah. Setelah pasar yang relatif sempit tersebut jenuh, harga diturunkan secara bertahap sehingga dapat menjangkau pelanggan golongan menengah. 7) Penetapan harga berdasar daya serap pasar Metode ini dilakukan dengan berbagai harga dicoba ditawarkan untuk menentukan serta membebankan maksimum yang dapat disanggupi oleh pelanggan. 8) Potongan Harga Metode ini memberikan kepada pelanggan pengurangan dari harga yang diumumkan atau dari harga karena alasan tertentu. Potongan harga berdasar volume penjualan seringkali diberikan untuk mendorong pembelian dalam jumlah besar sehingga meningkatkan volume penjualan dan menurunkan biaya per unit. 9) Penetapan harga merugi Hal ini dilakukan dengan menawarkan satu atau beberapa produk dalam bauran produk dengan harga yang diturunkan untuk jangka waktu terbatas. Tujuannya adalah untuk mendorong penyerapan tertentu dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan menawarkan satu atau beberapa produk dalam bauran produk dengan harga yang diturunkan untuk jangka waktu terbatas. Tujuannya adalah untuk mendorong penyerapan tertentu dalam jangka panjang.
Vol.1, No.1 Januari 2015
Dalam konteks ekonomi, biasanya harga dipandang sebagai jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Menentukan harga suatu produk atau jasa adalah salah satu keputusan vital manajemen. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang secara langsung menghasilkan pendapatan. Semua variabel lain dalam bauran pemasaran menghasilkan biayabiaya periklanan, pengembangan produk, promosi penjualan, distribusi, dan pengemasan semuanya melibatkan pengeluaran biaya (Downey dan Erickson, 2003) Revolusi dalam ilmu pengetahuan berdampak sangat besar kepada kebijakan harga. Pertama, percepatan kemajuan teknologi mengurangi jarak antara penemuan dan inovasi, yaitu kesenjangan waktu antara penemuan dan komersialisasi. Dewasa ini, hanya diperlukan beberapa tahun sebelum suatu gagasan baru diterjemahkan menjadi produk komersial. Kemajuan teknologi juga mengurangi rata-rata hidup produk. Jadi, suatu produk baru tidak mempunyai banyak waktu untuk menghasilkan laba, dan kesalahan dalam menerapkan harga selama masa perkenalannya akan mengecilkan potensi profitabilitasnya. Akhirnya, dalam masyarakat kita yang maju secara teknologi, orang makin terbebaskan dari banyak kegiatan rutin yang dikaitkan dengan kebutuhan dasar mereka. Sebagai konsekuensinya, Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
72
mereka lebih punya banyak waktu dan materi untuk berlibur, rekreasi dan lainnya. Dampak utama dari tekanan teknologi itu adalah membuat kebijakan harga produk dan jasa menjadi lebih peka, lebih rumit, dan lebih penting. Setiap penentu kebijakan harga dituntut untuk memahami bagaimana konsumen mempersepsikan harga dan perubahan harga. (Downey dan Erickson, 2003) Menurut Husein Umar (2005: 32) keputusan yang mempengaruhi harga ada beberapa faktor yaitu : a. Faktor Internal Keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran , misalnya untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek , memaksmalkan pangsa pasar atau kepemimpinan mutu produk . b. Faktor Eksternal Pasar dan permintaan konsumen merupakan plafon harga. Konsumen akan membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat yang dimilikinya. Salah satu konsep penting adalah bahwa harga dapat berpengaruh terhadap konsumen, baik positif maupun negative Lichtenstein, Ridgway, dan Netemever (1993:234-245) dalam penelitian mereka menyebutkan lima dimensi berbeda dari sifat harga. Dari
Vol.1, No.1 Januari 2015
segi peran negatifnya, harga mempengaruhi konsumen dalam hal-hal sebagai berikut : 1) Value consciousness, dimana konsumen peduli dengan hubungan antara produk dengan harganya. 2) Price consciousness, yakni konsumen semata-mata berfokus pada tingkat harga yang paling rendah. 3) Coupon proneness, dimana konsumen merespon penawaran pembelian yang diiming-imingi coupon. 4) Sale proneness, dimana konsumen merespon suatu penawaran pembelian jika terdapat pengurangan harga. 5) Price mavenism, dimana konsumen berusaha untuk menjadi sumber informasi bagi konsumen lainnya tentang keadaan harga di pasar. Berdasarkan uraian diatas, maka indikator penentuan harga dalam mempengaruhi konsumen adalah : a) Harga Pasar , merupakan harga suatu produk sesuai dengan harga di pasar, apakah terlalu rendah, tinggi, atau sedang. b) Discount , bahwa suatu produk mengadakan discount, sehingga mempengaruhi seseorang untuk membeli. c) Kesesuaian harga dengan kualitas ,bahwa harga suatu
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
73
produk sesuai dengan kualitas produk tersebut. 2.
Pengertian Merek Dalam konsep ekuitas merek, terdapat lima kategori aset yang mendasari ekuitas merek. Menurut David A. Aaker (2005: 23), kelima kategori tersebut adalah : a. Loyalitas merek (brand loyalty) b. Kesadaran merek (brand awareness) c. Kesan kualitas (perceived quality) d. Asosiasi-asosiasi merek (brand association) e. Asset-aset merek lainnya (other proprietary brand assets) Terdapat lima tingkatan dalam loyalitas merek, yaitu : a. Pada tingkatan paling dasar, konsumen sama sekali tidak memiliki loyalitas kepada merek. Merek tidak terlalu terpengaruh dalam keputusan pembelian. Apapun yang dijual ataupun menawarkan kenyamanan akan lebih disukai. b. Pada tingkatan kedua, konsumen merasa puas dengan produk ataupun setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan. Pembeli tipe ini bisa rentan terhadap kompetitor yang mampu menciptakan suatu manfaat nyata untuk beralih merek. Namun, pembeli seperti ini
Vol.1, No.1 Januari 2015
juga sulit dirangkul karena tidak ada alasan bagi mereka untuk memperhitungkan berbagai alternatif. Pada tingkatan ketiga, konsumen sudah merasa puas namun mereka menanggung biaya peralihan ( switching cost ), yaitu biaya akibat waktu, uang atau resiko kinerja c. berkenaan dengantindakan beralih merek. Untuk menarik pembeli pada tingkatan ini, kompetitor perlu mengatasi biaya peralihan dengan menemukan bujukan untuk beralih. d. Pada tingkat keempat, konsumen merasa sungguhsungguh menyukai merek tersebut. Referensi mereka mungkin dilandaskan pada suatu asosiasi atau kesan kualitas yang tinggi. Berbagai segmen pada tingkatan ini dapat disebut sebagai teman-teman dari merek ( friend of brand ) karena terdapat perasaan emosional yang terkait. e. Pada tingkatan teratas, konsumen merupakan pelanggan setia atau memiliki komitmen terhadap merek. Mereka bangga menjadi pengguna dari suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi merek dari segi fungsinya / maupuns sebagai suatu
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
74
ekspresi dari sebenarnya.
mereka
Sedangkan Kavin keller (2006: 48), menyatakan : Tahaptahap kesadaran merek : 1. Pengenalan merek ( Brand Recognition ) Dalam tahap ini, pengenalan merek berdasarkan bantuan untuk mengingat kembali, pengenalan merek merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek, sehingga konsumen hanya sadar mengenai keberadaan suatu merek. Tahap ini penting ketika seorang pembeli memilih suatu merek pada saat pembelian. 2. Ingatan terhadap merek ( Brand Recall ) Pada tahap ini, didaasarkan pada penyebutan seseorang akan suatu nama merek dalam suatu kelas produk. Ini disebut ingatan tanpa bantuan, karena para responden tidak dibantu dengan pemberian nama merek. Pengingatan tanpa bantuan adalah tugas yang agak sulit bila dibandingkan dengan pengenalan dan ini mempunyai asosiasi yang berkaitan dengan suatu posisi merek yang lebi kuat. 3. Ingatan tertinggi (Top of Mind ) Nama merek yang disebutkan pertama kali tanpa bantuan untuk mengingatnya disebut top of mind yang merupakan
Vol.1, No.1 Januari 2015
suatu posisi yang khusus. Merek yang pertama kali muncul dalam ingatan ketika orang ditanyakan mengenai merek dalam kategori tertentu. 3.
Keputusan pembelian Konsisten dengan arti keputusan pembelian telah dikemukakan, maka dipilih sebuah model keputusan pembelian Schiffman dan Kanuk (2004) sebagai berikut : a. Input Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial. Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberi informasi dan mendorong keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber informasi, sumber non komersial, kelas sosial dan sub budaya memberikan pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk maupun perusahaan. b. Proses Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap. 1) Adanya kebutuhan
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
75
Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan haus. 2) Pencarian informasi sebelum pembelian Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berada dalam keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana perbedaan memberikan alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun keinginan konsumen. 3) Evaluasi alternatif Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan terbaik. c. Output Perilaku setelah pengambilan keputusan yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian.
Vol.1, No.1 Januari 2015
1) Pembelian Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan hubungan dengan produk maupun organisasi sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan. 2) Evaluasi setelah pembelian Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas atau tidak puas konsumen yang menimbulkan pengaruh tindakan selanjutnya mereka terhadap produk maupun organisasi sebagai umpan balik berupa pengalaman pembelian.
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
76
Menurut Kotler (2005:204-209) proses keputusan konsumen dalam pembelian adalah sebagai berikut : a. Problem Recognition ( Pengenalan Masalah ) Pada tahap ini, konsumen berusaha mengenali permasalahannya. Atau dengan kata lain, tahap ini merupakan pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. b. Information Research ( Pencarian Informasi ) Setelah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, makan konsumen akan berusaha mendapatkan informasi selengkap mungkin. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam 4 kelompok, yaitu : 1) Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga dan kenalan. 2) Sumber Komersial : Iklan, Wiraniaga, Penyalur, Kemasan, Pajangan di toko. 3) Sumber Publik : Media Massa, Organisasii penentu peringkat konsumen. 4) Sumber Pengalaman : Penanganan dan Pemakaian produk. 5) Evaluation of Alternatives (Evaluasi Pilihan-pilihan ) Beberapa konsep dasar akan membantu kita dalam memahami proses evaluasi konsumen :
Vol.1, No.1 Januari 2015
1) Pertama, konsumen berusaha III. untuk memenuhi suatu kebutuhan. 2) Kedua, konsumen berusaha mencari manfaat tertentu dari solusi produk. 3) Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. a. The Purchase Decision (Keputusan Pembelian) Adalah proses dimana konsumen pada akhirnya menjatuhkan pilihan pembelian pada suatu produk, berdasarkan berbagai evaluasi yang telah dilakukannya. b. Postpurchase Evaluation (Perilaku Purna Pembelian) Pada tahap ini, konsumen mengevaluasi pembelinya. Mereka membandingkan apa yang mereka harapkan dengan apa yang mereka terima atas produk yang telah dibelinya. Atau dengan kata lain, apakah konsumen merasa terpuaskan atau tidak, karena hasilnya akan sangat berpengaruh pada keputusan konsumen selanjutnya untuk melakukan pembelian berlanjut atau pilihannya berhenti melakukan pembelian.
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
77
METODE PENELITIAN Didalam desain penelitian ini, peneliti menggunakan tipe desain riset analisa regresi yang lebih bersifat kuantitatif. Jenis penelitian analisa regresi adalah penelitian yang fokusnya untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independent terhadap variabel dependen. Untuk itu, maka peneliti menggunakan metode survey sebagai alat bantu penelitian yaitu dengan melakukan observasi dan menyebarkan kuesioner kepada para responden, kemudian akan diperoleh data yang didapat dari metode survey tersebut yang diharapkan akan diisi dengan sebenar-benarnya oleh para responden agar peneliti memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey dan memperoleh informasi yang tingkat reliability dan validity setinggi mungkin sehingga peneliti akan mampu merepresentasikan keadaan yang sesungguhnya. Data dari kuesioner dengan menggunakan skala penilaian per butir (itemized rating scale) akan dikumpulkan, diolah dan dianalisis untuk dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan alat bantu penelitian yaitu Microsoft SPSS 17.0 untuk menghitung regresi linear dan korelasi antara variabel-variabel yang akan diteliti Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen calon pembeli di Dealer sepeda motor PT.Subur Plus Indramayu, pengambilan sampel dilakukan dilokasi Dealer
Vol.1, No.1 Januari 2015
tersebut dengan sedangkan teknik
jumlah 30, pengumpulan
data dengan menggunakan kuisioner dengan skala likert.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
h1
40.1700
28.648
.477
.739
h2
39.7100
31.137
.261
.760
h3
41.1400
28.041
.444
.742
h4
40.5300
30.615
.263
.760
h5
40.1600
29.247
.387
.748
h6
40.4900
28.919
.531
.736
m1
40.8500
28.432
.377
.750
m2
40.0600
29.491
.350
.752
m3
41.1200
28.511
.377
.750
m4
40.9200
29.327
.426
.744
kp1
40.2200
31.385
.210
.764
kp2
40.1800
29.321
.431
.744
kp3
40.5300
28.858
.535
.735
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data, peneliti tampilkan sebagai berikut :
1. Validitas dan Reliabilitas Teknik pengujian yang dilakukan untuk melakukan uji validitas ini adalah menggunaan teknik korelasi melalui koefisien korelasi Product Moment dari Pearson dengan α = 5% dengan rumus : rXY
n XY X
n X
2
Y X n Y Y 2
2
2
Di mana: r = Pearson (korelasi ) SUBUR PLUS i = nilai SUBUR PLUS pada i, yi = nilai y pada i
X
X = rata-rata SUBUR PLUS n
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
78
Y n
Y = rata-rata y n = banyaknya elemen
Jika r hasilnya lebih besar dari r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid, tetapi jika r hitung hasilnya lebih kecil maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Dari hasil pengolahan data tersebut diatas bahwa r hitung lebih besar dari r tabel ( 0.195), sehingga semua pernyataan dalam kuisioner dinyatakan valid.
Vol.1, No.1 Januari 2015
2. Uji reliabilitas Reliability Statistics
3. ANOVA
Cronbach's Cronba Alpha Based on ch's N of Items Standardized Alpha Items .763
.767
Uji Simultan F b
Model 1Regres sion
13
Sedangkan uji Reliabilitas keandalan pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik itemitem yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan. Alpha Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Alpha Cronbach dihitung dalam hal rata – rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Semakin dekat Alpha Cronbach dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Uji reliabilitas ini akan menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Jika hasil uji reliabilitas menunjukkan angka < 0,60 maka keandalan dianggap buruk, indikator yang digunakan tidak reliabel. Sebaliknya, bila hasil > 0,60 maka keandalan bisa diterima dan indikatornya reliabel Dari pengolahan data tersebut diatas, Alpha Cronbach ( 0.763 > 0.60) maka keandalan bisa diterima dan indikatornya reliabel.
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
79
Sum of Mean Squares df Square 4.928
2
Residu 35.122 97 al Total 40.050 99
F
Sig.
2.464 6.805 .002a .362
a. Predictors: (Constant), m, h b. Dependent Variable: kp
Dengan menggunakan α = 5% maka hipotesis statistik yang digunakan adalah : H0 : B2 ,B3 ...............Bk = 0 Ha : Bj 2, Bj 3........... Bk ≠ 0 (Minimal ada satu variabel independent yang mempengaruhi variabel dependent . ( Supranto, 2009 : 155 ). Rumus nilai uji statistik F ( F0 ) : F0 = ( b2∑SUBUR PLUS 2y + b3∑SUBUR PLUS 3 y + ... + bk∑SUBUR PLUS k y ) / ( k – 1 ) ∑ei2 / ( n – k ) F0 mengikuti fungsi F dengan df, V1, dan V2, V2 = k – 1 Tentukan α, cari Fa(V1, V2) dari tabel F Jika F0 ≥ Fa (V1, V2) , H0 ditolak Jika F0 ≤ Fa (V1, V2) , H0 diterima Atau : Jika nilai sig < 0.05, H0 ditolak Jika nilai sig ≥ 0.05, H0 diterima Dari data yang ditampilkan diatas, maka Hasil dari pengujian F pada hasil olahan data menghasilkan nilai significance sebesar 0,002 yaitu lebih kecil dari α(0,05). Yang berarti Hipotesis null (H0) ditolak dan (Ha) diterima, sehingga dari hasil
Vol.1, No.1 Januari 2015
pengujian dapat dinyatakan paling sedikit ada satu variabel bebas yang mempengaruhi keputusan pembelian 4.
konsumen sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu secara signifikan dengan tingkat keyakinan 95%.
Uji parsial t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
1
B
Std. Error Beta
(Constant) 2.063
.423
h m
.126 .104
.215 .232
Standardized Coefficients t
Sig.
4.880 .000 .179 .234
1.705 .091 2.224 .028
a. Dependent Variable: kp
Uji t ini digunakan untuk menguji koefisien – koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat ( Supranto, 2009 : 156 ). Rumus nilai uji statistik t ( t0 ) : t0 = bj = Se √ d jj = standard error bj Sbj Setelah mendapatkan nilai t0, tentukan α, cari t α atau t α/2 dari tabel t dengan df = n – 3 Berdasarkan olahan data tersebut, dapat dilihat bahwa nilai significance hasil untuk indikator variabel harga adalah sebesar 0,091 atau lebih besar dari α(0,05), sehingga untuk hasil Uji Hipotesis , H0 diterima dan (Ha) ditolak , yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari harga terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu Untuk indikator variabel merek ,nilai significance sebesar Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
80
0,028 lebih kecil dari α(0,05), maka untuk hasil Uji Hipotesis , H0 ditolak dan (Ha) diterima , yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan merek terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu Model persamaan regresi apabila diperlukan untuk peramalan, sesuai dengan model regresi linear berganda yang dituliskan dalam adalah : Ŷ= 2.063+ 0,215 SUBUR PLUS 1+0,232 SUBUR PLUS 2 KP= 2.063 + 0,215H +0,232M Dimana : KP : Keputusan Pembelian P : Produk H : Harga T : Tempat PR : Promosi Berdasarkan hasil regresi variabel Harga , didapat hasil koefisien regresi sebesar 0.215,
Vol.1, No.1 Januari 2015
yang berarti bila terjadi perubahan prediktor Harga sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata keputusan pembelian sebesar 0,215 satuan dengan asumsi prediktor yang lainnya tetap/konstan. Sedangkan hasil regresi variabel Merek menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,232 berarti bila terjadi perubahan prediktor Merek sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata keputusan pembelian sebesar 0,232 satuan dengan asumsi prediktor yang lainnya tetap/konstan. V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diungkapkan diatas, maka terhadap hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bahwa variabel Harga tidak mempunyai pengaruh terhadap Keputusan pembelian sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu Hal ini bisa disebabkan karena : a. Tingkat pendapatan yang relatif tinggi di daerah Indramayu, sehingga perbedaan harga yang tidak terlalu signifikan antar produsen kendaraan roda dua mampu mempengaruhi prilaku konsumen dalam menentukan kendaraaan jenis dan merek apa yang mereka yakini mampu memuaskan pilihan mereka. b. Banyaknya alternatif pilihan varian atau produk kendaraan roda dua yang dikembangkan Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
81
dan diljual di pasaran masih dikuasai oleh pabrikan-pabrikan yang sudah punya nama yang secara teknis lebih teruji kehandalan produknya, sehingga konsumen lebih memilih produk tersebut dari pada membeli kendaraan yang sejenis tetapi belum punya merek dan harganya relatif lebih sama. c. Konsumen lebih memilih kendaraan dengan merek yang sudah terkenal dan sudah memiliki jaringan purna jual, layanan service yang luas , kesediaan sukucadang, sehingga perbedaan harga yang ditawarkan kompetitor lain bisa diabaikan walaupun lebih murah. 1. Bahwa variabel Merek mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor PT.Subur Plus Indramayu, Loyalitas merek mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa dengan mempertimbangkan pengelolaan ekuitas merek yang baik dan berkelanjutan akan dapat mengikat konsumen lama dan mendatangkan konsumen baru maka sebaiknya produsen sepeda motor dapat menjadikan kegiatan strategi merek ini sebagai pertimbangan dalam upaya pemasaran yang lebih baik.
Vol.1, No.1 Januari 2015
Bahwa variabel Harga dan Merek secara simultan mempunyai pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor di PT.Subur Plus Indramayu VI.
SARAN Pemasaran dengan sistem dan aktivitasnya mampu mengakrabkan konsumen dengan produk dan nama-nama merek sepeda motor yang ditawarkan . Saat ini dalam aspek pemasaran tidak hanya mengarah pada fungsi produk saja, namun akan lebih fokus pada persaingan merek. Produk atau jasa yang sukses selalu memiliki merek yang kuat atau dominan di pasar. Saran dari peneliti: 1. Sebaiknya PT.Subur Plus Indramayu hanya menjual produk sepeda motor yang sudah mempunyai merek terkenal saja ( salah satu saja ) bisa Yamaha,Honda,Suzuki dan tidak menjual produk sepeda motor merk Cina dan India, karena calon konsumen di Jakarta lebih mementingkan merek sepeda motor dari pada harganya. 2. Memperbanyak varians sepeda motor dengan merek yang sudah terkenal agar konsumen memiliki pilihan dalam menentukan sepeda motor yang akan dibeli. 3. Mengembangkan usaha dengan membuka jaringan penjualan salah satunya dengan membuka dealer baru.
Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu
DAFTAR PUSTAKA Kotler, P, dan Amstrong,2001 . Principal of Marketing. Edisi Milenium. Pearson Educations, Pearson Prentice Hall Kotler, P.,2002. Marketing Manajement. Milenium edition ,Prentice Hall, New Jersey Downey, WD., dan Erickson, SP., 2003. Management, Second Edition , Mc. Graw Hill Inc., New Jersey Umar,Husein, 2005, Riset Pemasaran dan Prilaku.,PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Lichtenstein, D.R., N.M. Ridgway, R.G Netemever, 1993. Price Perceptions and Consumer Shopping Behavior : A Field Study. Journal of Marketing 30 (May). 234-245. Schiffman, Leon G and Leslie L. Kanuk., 2004. Consumer Behaviour, 8th Ed. Engliwood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc. Sekaran, Uma.,2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Supranto, J, 2000., Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis., Rineka Cipta, Jakarta. Supranto, J, 2009., The Power of Statistics : Untuk Pemecahan Masalah ., Salemba Empat, Jakarta. Supranto,J dan Limakrisna, Nandan ,2009. : Statistika untuk penelitian pemasaran dan sumber daya manusia, Mitra Wacana Media, Jakarta
82