Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN Nora Silvia
[email protected]
Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to examine the influence of Good Corporate Governance to the financial performance and Corporate Social Responsibility disclosure to the financial performance. The population is companies which have performed Good Corporate Governance and have performed the Corporate Social Responsibility disclosure in company annual report in Indonesia Stock Exchange during the period of 2010 – 2012. The samples are 11 companies and sample collection technique is using purposive sampling.This research is using secondary data in the form of company’s annual report which have been obtained from official websites and SWA magazine. Data analysis is performed by using data normality test and classic assumption test which consist of multicolinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The hypoyhesis test is using multiple linear regressions analysis.The result of research shows that Good Corporate Governance has significant influence to the financial performance and Corporate Social Responsibility disclosure has influence to the financial performance. Each of variable has significant influence to the company’s financial performance with significance value which has been generated by these variables are less than α = 5% level. Keywords: Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility Disclosure, and Financial Performance. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan. Populasi yang diteliti adalah perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dan yang melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility pada laporan tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2010-2012. Sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Panelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari website resmi BEI dan majalah SWA. Analisis data dilakukan dengan pengujian normalitas data dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedatisitas, dan uji autokorelasi. Adapun pengujian hipotesis menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangandanpengungkapan Corporate Sosial Resposibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Masing-masingmempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. Kata Kunci: Good Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Sosial Resposibility dan Kinerja Keuangan.
PENDAHULUAN Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya dicapai untuk menarik stakeholders untuk membantu menunjang kegiatan operasional perusahaan. Namun pengelolaan yang kurang sehat menjadi penyebab terjadinya ketidak pastian yang pada akhirnya menjadi penyebab penurunan kesehatan perusahaan. Hal ini yang menyebabkan ketidak percayaan stakeholders khususnya pemegang saham atas return yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
2
dapat diperolah dari investasi yang mereka tanamkan. Akibatnya para pemegang saham enggan berinvestasi karena pengelolaan manajemen yang kurang sehat pada perusahaan. Sehingga aliran masuk modal (capital inflows) ke suatu negara mengalami penurunan sedangkan aliran keluar modal (capital outflows) dari suatu negara mengalami kenaikan. Masalah ini yang mengakibatkan muncul teori keagenan (agency theory) dimana ada perbedaan pengambilan keputusan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Manajer selaku pengelola perusahaan menginginkann laba yang dihasilkan digunakan untuk pengembangan usaha. Sedangkan pemegang saham menginginkan laba tersebut dibagikan dalam bentuk deviden. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku secara umum perusahaan wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (selanjutnya disingkat GCG). GCG merupakan tata kelola yang mengarahkan dan mengatur perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) dalam menentukan arah kinerja perusahaan. Isu-isu mengenai corporate governance mulai ada khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan proses perbaikan di Indonesia memakan waktu yang lama disebabkan karena lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan Indonesia. Sejak saat itu baik pemerintah maupun stakeholders mulai memberikan perhatian yang cukup dalam pada penerapan corporate governance. Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 (Cristiana, 2011) menunjukkan bahwa masih lemahnya perusahaan-perusahaan go public di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan masih lemahnya standar-standar dan regulasi, pertanggung jawaban terhadap pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Secara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan go public di Indonesia dalam menjalankan manajemen yang baik dalam memuaskan stakeholders perusahaan. Melalui penerapan GCG tersebut diharapkan: (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerja melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat neningkatkan corporate value, (3) meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekalugus akan meningkatkan shareholders value dan dividen. Setalah adanya GCG akhir-akhir ini dunia usaha memberikan perhatian lebih pada informasi pertanggung jawaban sosial atau disebut juga Corporate Sosial Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan atas dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional perusahaan. Menurut Hackston dan Milne (dalam Sembiring, 2005) pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai CSR atau social disclosure, corporate social reporting, social reporting merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin karena belum mempunyai sarana pendukung seperti: standar laporan, tenaga terampil baik
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
3
penyusun laporan maupun auditornya. Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottem line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan berpijak pada triple bottom lines yang berarti perusahaan tidak hanya berpijak pada finansialnya saja tetapi juga berpijak pada sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Sudah menjadi fakta bagaimana respon masyarakat sekitar, di berbagai tempat ketika muncul perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Menurut Kiroyan (dalam Sayekti dan Wondabio, 2007), perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperi investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dimaksudkan agar bisa digunakan sebagai bahan evaluasi dan juga sebagai alat komunikasi dengan stakeholders. Adanya pelaporan tersebut adalah cerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan kegiatan CSR, sehingga stakeholders dapat menilai pelaksanan kegiatan CSR secara transparan. Dengan memberikan pengungkapan atas informasi pertanggung jawaban sosial maka dapat meningkatkan citra (image) perusahaan dan sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Good Corporate Governancedan pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Good Corporate Governance GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewahiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan (Forum for Corporate Governance Indonesia, 2001).Menurut Hidayah (2008) Corporate Governance merupakan sisitem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingn dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditur, supplier, asosiasi bisnis, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas. Berdasarkan definisi atau pengertian GCG diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya GCG adalah sistem proses dan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance Beberapa prinsip GCG yang perlu diperhatikan menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah: (1) Keterbukaan (Transparency), yaitu perusahaan harus menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, serta menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan; (2) Akuntabilitas (Accountability), perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar; (3) Responsibilitas (Responsibility), perusahaan harus
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
4
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan; (4) Independensi (Independency), perusahaan harus dikelola secara independen, sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain; (5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness), dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Corporate Social Responsibility Istilah CSR pertama kali ada dalam tulisan Sosial Reponsibility of the Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab keresahan dunia bisnis. Howard Rothmann Browen mengungkapkan bahwa keberadaan CSR bukan karena diwajibkan oleh pemerintah atau penguasa, melainkan merupakan komitmen yang lahir dalam konteks etika bisnis (beyond legal aspects) agar sejahtera bersama masyarakat berdasarkan prinsip kepentasan sesuai nilai dan kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya (Widjaja dan Yani, 2006). Konsep Triple Bottom Line Suatu trobosan besar perkembangan tanggung jawab sosial perusahaan dikemukakan oleh John Elkington yang terkenal dengan “The Triple Bottom Line”. Menurut John Elkington (dalam solihin, 2011:30), konsep triple bottom line merupakan perluasan dari konsep akuntansi tradisional yang hanya memuat bottom line tunggal yakni hasil-hasil keuangan dari aktivitas ekonomi perusahaan. Selanjutnya konsep ini mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan Cuma keuntungan (profit) yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep triple bottom line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable development yang secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggung jawab, baik kepada shareholders maupun stakeholders (hadi, 2011:56). Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likiuditas, profitabilitas (Jumingan, 2006:239). Kinerja suatu perusahaan dapat diketahui melalui laporan keuangan, dari situlah diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dilaporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pada mulanya laporan keuangan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi sekarang laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
5
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari keputusan lain. Selain itu pengukuran dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Penerapan GCG di Indonesia mulai menarik banyak investor, sehingga banyak perusahaan bersaing untuk memperbaiki sistem tata kelola perusahaan mereka. Jika perusahaan menerapkan GCG maka investor akan bersedia menanamkan modalnya sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H1: terdapat pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 yang mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, membuat perusahaan harus mengungkapkan kegiatan tersebut dalam laporan tahunan perusahaan. Dengan begitu para penanam modal akan merespon positif apa yang dilakukan perusahaan, sehingga citra perusahaan akan baik dimata para penanam modal yang mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut meningkat. Sehingga hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H2: terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility(CSR) terhadap kinerja keuangan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Jenis peneletian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dimana menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supono, 1999:44). Populasi merupakan keseluruhan kejadian atau hal yang ingin di teliti oleh peneliti dengan karakteristik tertentu yang hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah sub kelompok atau bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, artinya bahwa pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah (1) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 (2) Perusahaan yang memperoleh score dalam pemeringkatan CGPI pada tahun 2010-2012 (3) Perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan tahun 2010-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Good Corporate Governance Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah GCG. Pengukuran penerapan GCG dilakukan dengan menggunakan skor penerapan GCG (CGPI). CGPI meliputi empat tahapan penilaian dengan bobot nilai: self assessment (15%), kelengkapan dokumen (20%), makalah dan presentasi (14%), dan observasi (51%). Hasil CGPI berupa indeks persepsi Corporate Governance yang menjelaskan kualitas penerapan GCG di
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
6
perusahaan peserta CGPI berdasarkan pemanfaatan pengetahuan dan diklasifikasikan menurut kategorisasi pemeringkatan yaitu sangat terpercaya (85-100), terpercaya (70-84), dan cukup terpercaya (55-69). b. Corporate Social Responsibility Sedangkan variabel independen yang kedua adalah tingkat pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energy, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Pengungkapan CSR dilakukan dengan metode Checklist yang diadopsi dari penelitian Hackson dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005) yang terdiri 90 item pengungkapan. Berdasarkan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dilakukan penyesuaian untuk dapat diaplikasikan di Indonesia yaitu 78 item.Tingkat pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan pengungkapan yang disyaratkan oleh Bapepam meliputi 78 item pengungkapan. Variabel Dependen Kinerja Keuangan Menurut Sugiono (2008:4) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dengan indikator sebagai berikut: Return On Equity (ROE) Menurut Brigham and Gapenski (1996) Return On Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk memperoleh laba. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai ROE adalah sebagai berikut: Return On Equity = Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: KK = Keterangan: KK = Kinerja Keuangan a = Konstanta = Koefisien Regresi GCG = Good Corporate Governance CSR = Corporate Social Responsibility = Error (tingkat kesalahan) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Data Uji normalitas data merupakan metode dengan melihat distribusi normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
7
1. Pendekatan Kolmogorov Smirnov Menurut Santoso, (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (a) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal (b) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters Most Extreme Differences
33 Mean
0,0000000
Std. Deviation
33,125011
Absolute
0,269
Positive
0,240
Negative
-0,269
Kolmogorov-Smirnov Z
1,546
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,017
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data. Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,017 < 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut belum berdistribusi normal sehingga tidak layak untuk digunakan dalam penelitian. 2. Pendekatan Grafik Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-PPlot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Grafik normalitas disajikan dalam gambar berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
8
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KInerja Keuangan 1.0 0.8 0.6
0.4 Exp ected Cu m Prob
0.2 0.0 0.0
0.2
0.4 0.6 0.8 Observed Cum Prob
1.0
Gambar 1 Grafik Pengujian Normalitas Data
Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data belum mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum Prob) dengan sumbu X (Observed Cum Prob). Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini belum berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan masih terjadi gangguan pada normalitas dengan demikian model analisis belum layak untuk diregresikan. Untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias dalam model penelitian dan menghindari penafsiran yang keliru terhadap hasil penelitian, maka asumsi yang terlanggar harus dilakukan penanggulangan, salah satu cara yaitu dengan merubah dalam bentuk log natural. Pengujian Data Dalam Bentuk Log Natural Uji Normalitas Data Setelah merubah data dalam bentuk log natural, hasil pengujian normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pendekatan Kolmogorov Smirnov Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
9 Tabel 2 Hasil Uji Normalitas dalam Bentuk Log Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
31 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
0,0000000 0,953595
Absolute
0,230
Positive
0,112
Negative
-0,230
Kolmogorov-Smirnov Z
1,278
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,076
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2tailed) sebesar 0,076 > 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. 2. Pendekatan Grafik Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Grafik normalitas disajikan dalam gambar berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
10
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja Keuangan 1.0
0.8
0.6
0.4 Exp ected Cu m Prob
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4 0.6 0.8 Observed Cum Prob
1.0
Gambar 2 Grafik Pengujian Normalitas Datadalam Bentuk Log Natural
Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Uji Asumsi Klasik dalam Bentuk Log Natural Setelah merubah model analisis dalam bentuk log natural, maka hasil pengujian asumsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengujian Multikolinieritas Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan mengetahui nilai Varians Inflation Factor dari variabel independen dalam penelitian. Nilai VIF disajikan dalam tabel 13 di bawah ini.
Variabel Good Corporate Governance Corporate Sosial Resposibility Sumber Data : Hasil Output SPSS
Tabel 3 Nilai Variance Inflation Faktor dalam Bentuk Log Natural VIF Keterangan 1,628 Bebas Multikolinieritas 1,628 Bebas Multikolinieritas
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas yang terdiri dari Good Corporate Governance maupun Corporate Sosial Resposibility tidak ada yang memiliki nilai VIF melebihi 10. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua variabel yang digunakan model
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
11
penelitian tersebut tidak memiliki keterikatan atau hubungan yang sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan model penelitian tidak terjadi gangguan multikolinieritas. 2. Pengujian Heteroskedastisitas a. Pendeteksian melalui grafik Pendeteksian adanya heteroskedastisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik pengujian Heterokedaktisitas disajikan berikut: Scatterplot
Dependent Variable: Kinerja Keuangan 2 1 0 -1 -2 -3 Regr ession Stud entiz ed R esidu al
-4 -2
-1 0 1 Regression Standardized Predicted Value
2
Gambar 3 Heterokedaktisitas dalam Bentuk Log Natural
Dari gambar 3 diatas setelah merubah model analisis dalam bentuk log natural terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. b. Pendektesian Melalui Rank Spearman Corelations Gejala heterokedastisitas ini dapat diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman Corelations. Caranya adalah dengan melakukan perhitungan koefisien Rank Spearman Corelations dan kemudian membandingkannya dengan nilai kritis r yang ada pada variabel Rank Spearman Corelations dengan tingkat signifikansi sebesar 95% (α = 5%). Menurut Santoso, (2001 : 301) deteksi adanya Heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut : (1)Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa variabel tersebut bebas dari Heteroskedastisitas (2)Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa variabel tersebut terkena Heteroskedastisitas.Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
12 Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas dalam Bentuk Log Natural
Variabel
Probabilitas (Sig (2 - tailed)
Keterangan
Good Corporate Governance
0,475
Bebas Heteroskedastisitas
Corporate Sosial Resposibility
0,719
Bebas Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai probabilitas (Sig (2 – tailed)) pada seluruh variabel bebas tersebut diatas lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bisa disebut juga dengan bebas dari Heteroskedastisitas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. 3.
Pengujian Autokorelasi Setelah merubah model analisis dalam bentuk log natural diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,622 dengan N = 31 dan ‘k = 2, taraf signifikansi yang digunakan ( α ) adalah 5% diperoleh ‘dL = 1,237 dan ‘dU = 1,570 serta 4–‘dU = 2,430 dan 4–‘dL = 2,763 yang dilihat dari tabel statistik Durbin-Watson. Adapun kriteria pengujiannya adalah nampak dalam tabel berikut:
Distribusi DW < 1,237 1,237 ≤ DW < 1,570 1,570 ≤ DW < 2,430 2,430 ≤ DW < 2,763 DW ≥ 2,763 Sumber Data : Diolah
Tabel 5 Batas-batas Daerah Test Durbin Watson dalam Bentuk Log Natural Interpretasi Autokorelasi positif Daerah keragu-raguan/inconclusif Tidak ada autokorelasi Daerah keragu-raguan/inconclusif Autokorelasi negatif
Dari tabel 5 batas-batas distribusi nilai test durbin-Watson dan kurva Pengujian auto korelasi Durbin-Watson di atas dapat disimpulkan bahwa nilai test durbin-Watson berada pada daerah non autokolerasi, dapat disimpulkan model yang digunakan dalam penelitian tidak terjadi gangguan autokorelasi. Hasil pengujian yang telah dilakukan setelah merubah model analisis dalam bentuk log natural menunjukkan tidak terjadi gangguan pada normalitas data demikian juga pada uji asumsi klasik tidak diketemukan terjadi gangguan baik multikolinieritas, autokorelasi, maupun heteroskedastisitas dengan demikian model analisis layak untuk diregresikan. Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian berkaitan dengan Good Corporate Governance dan pengungkapan Corporate Sosial Resposibilityterhadap kinerja keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia secara linier. Dari pengujian yang telah dilakukan melalui regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
13 Tabel 6 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Bebas Good Corporate Governance Corporate Sosial Resposibility Konstanta Sig. F R Adj R2 Sumber Data : Hasil Output SPSS
Koefisien Regresi
Sig.
r
9,099 2,301 0,437 0,005 0,639 0,366
0,008 0,003
0,447 0,692
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: KK = 0,437 + 9,099GCG + 2,301CSR Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta (α) Konstanta (α) adalah intersep Y jika X = 0, menunjukkan bahwa jika variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 0,437 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility = 0, maka variabel kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,437. 2. Koefisien Regresi Good Corporate Governance Besarnya nilai 1 adalah 9,099 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat nilai Good Corporate Governance yang dihasilkan perusahaan akan diikuti dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dengan kata lain jika nilai Good Corporate Governance naik sebesar satu satuan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan naik sebesar 1 yaitu 9,099 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 3. Koefisien Regresi Corporate Sosial Resposibility Besarnya nilai 2 adalah 2,301 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Corporate Sosial Resposibilitydengan kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin baik nilai pengungkapan Corporate Sosial Resposibility suatu perusahaan akan diikuti dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dengan kata lain jika pengungkapan nilai Corporate Sosial Resposibilitynaik sebesar satu satuan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan naik sebesar 2 yaitu 2,301 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Pengujian Secara Simultan 1. Koefisien Korelasi dan Determinasi Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan model yang digunakan dalam penelitian dengan struktur model. sedangkan koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase kontribusi yang diberikan oleh Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari perhitungan yang telah dilakukan tingkat koefisien korelasi dan determinasi berganda sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
14 Tabel 7 Model Summary
Model 1
R
R Square
0,639
0,408
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
R Square
the Estimate
Watson
0,366
0,9871
1,622
a Predictors: (Constant), Corporete Sosial Resposibility, Good Corporate Governance b Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber : Hasil Output SPSS
Dari tabel 7 tersebut di atas diketahui adjusted R square (R2) sebesar 0,366 atau 36,6% yang menunjukkan kontribusi dari model yang digunakan dalam penelitianterdiri atas Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan sisanya (100 % - 36,6 % = 63,4 %) dikontribusi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara model yang digunakan dalam penelitianterdiri atas Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan perusahaan. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,639 atau 63,9% yang menunjukkan bahwa hubungan antara model yang digunakan dalam penelitian tersebut terhadap kinerja keuangan adalah erat. 2. Uji Simultan / Uji F Uji F adalah uji kelayakan model (goodness of fit) yang harus dilakukan dalam analisis regresi linear dengan taraf signifikan 5%. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a) Jika Sig F > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak (b) Jika Sig F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 8 Anova Model
Squares
df
Mean Square
1 Regression
18,829
2
9,414
Residual
27,280
28
0,974
46,109
30
Total a
Sum of
F 9,663
Sig. 0,005
Predictors: (Constant), Corporete Sosial Resposibility, Good Corporate Governance
b
Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari tabel 8 di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,005 < 0.05 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang menunjukkan bahwa uji kelayakan model (goodness of fit) bisa digunakan untuk prediksi atau peramalan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
15
Pengujian Secara Parsial Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yang dijadikan model penelitian yaitu; Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a) Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0diterima danH1 ditolak, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. (b) Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 ditolak danH1 diterima, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibility secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.Hasil pengujian yang telah dilakukan akan tampak dalam tabel berikut. Tabel 9 Tingkat Signifikan Model Penelitian Variabel
Sig
Keterangan
Good Corporate Governance
0,008
Signifikan
Corporate Sosial Resposibility
0,003
Signifikan
Sumber: Hail Output SPSS
a. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil analisis diperoleh tingkat signifikanvariabel profitabilitas = 0,008 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0ditolak danH1 diterima. Dengan demikian pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan. b. Uji Parsial Pengaruh Variabel Corporate Sosial Resposibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil analisis diperoleh tingkat signifikanvariabel profitabilitas = 0,003 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak danH1 diterima. Dengan demikian pengaruh Corporate Sosial Resposibility terhadap kinerja keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan. 1. Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terdiri dari Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Resposibilityterhadap kinerja keuangan perusahaan. Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
16
Tabel 10 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel
r
r2
Good Corporate Governance
0,447
0,1999
Corporate Sosial Resposibility
0,692
0,4790
Sumber data : Hasil Output SPSS
Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: a. Koefisien determinasi parsial variabel Good Corporate Governance = 0,1999 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebutterhadap kinerja keuangan perusahaan sebesar 19,99%. b. Koefisien determinasi parsial variabel Corporate Sosial Resposibility = 0,4790 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebutterhadap kinerja keuangan perusahaan sebesar 47,90%. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah Corporate Sosial Resposibility karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : (1)Good Corporate Governance yang diukur dengan Corporate GovernancePerception Indexberpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Kondisi ini mencerminkan bahwa semakin baik nilai Good Corporate Governance yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja keuangannya. Corporate governance merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang memiliki kepentingan didalam suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing. (2) Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility yang diukur dengan Corporate Social Responsibility Disclosure Index berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan dihadapan stakeholders sehingga akan berdampak pada naiknya kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan jangka panjang . Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan penggunaan variabel-variabel yang digunakan, jumlah sampel dan periode pengamatan. Sehingga berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Sebaiknya menambah variabel independen selain Good Corporate Governancedan pengungkapan Corporate Social Responsibilityagar penelitian selanjutnya memperoleh hasil pengaruh yang lebih kuat. (2) Menambah jumlah sampel agar dapat lebih menggambarkan kondisi dari pengaruh Good Corporate Governance dan pengungkapan Corporate Social Responsibilityterhadap kinerja keuangan. (3) Memperpanjang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
17
periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F and Gapenski. 1996. Intermediate Financial Management. Fifth edition.Dryden Christiana, D. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Forum for Corporate Governance Indonesia. 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi ketiga. Jakarta. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang. Hadi, N. 2011. Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hidayah, E. 2008. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 12(1): 53-64. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 1. BPFE-UGM. Yogyakarta. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Good Corporate Governance Indonesia. KNKG. Jakarta. Santoso. S. 2001. SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sayekti, Y. dan L. S. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli. Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September: 379-395. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. CV. Alfabeta. Bandung. Solihin, I. 2011. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta. Widjaja, G. dan A. Yani. 2006. Perseroan Terbatas. Raja Grafindo Persada. Jakarta.