PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG)
TESIS
Oleh IWAN PANTAS SIREGAR 077017015/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Iwan Pantas Siregar : Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa (Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang), 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG)
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh IWAN PANTAS SIREGAR 077017015/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG) : Iwan Pantas Siregar : 077017015 : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) Ketua
(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak)
(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)
Tanggal lulus : 24 Maret 2009
Telah diuji pada Tanggal
: 24 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS : Ketua
:
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota
:
1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. 2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak. 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa (Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)” Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.
Medan, 24 Maret 2009 Yang Membuat Pernyataan :
(Iwan Pantas Siregar)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. Populasi pada penelitian ini adalah Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 pemeriksa, yang keseluruhannya dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis pengaruh gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 78,0 % variasi variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi), dan sisanya sebesar 22,0 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Kata Kunci
:
Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern, Gangguan Organisasi, dan Independensi Pemeriksa.
ABSTRACT
The objective of this research is to test empirically and analyze if personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance will affect the auditors’ independence. The Auditors on this research are Inspectorate Auditors of Deli Serdang Regency with the number of 41 auditors where all of them become the samples. To hypothesize the effects of personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance to the auditors’ independence, test F and test t are simultaneously and partially applied. This research proves that such disturbances simultaneously give significant effects to the auditors’ independence. Partially, such disturbances also give significant effects to the auditors’ independence, but the most affected to the auditors’ independence is organizational disturbance. This research proves that 78.0 % dependent variable variations (the auditors’ independence) are described by independent variables (personal, external and organizational disturbances), the remainder is 22.0 % described by other variables outside the used variables. Key words
:
Personal Disturbance, External Disturbance, Disturbance and The Auditors’ Independence.
Organizational
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, dan Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih
sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini. 6. Bapak Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk mengikuti studi pada Program Studi Magister Akuntansi Jurusan Akuntansi Pemerintahan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, melalui Program Beasiswa S-2 Akuntansi Pemerintahan/Pengawasan Keuangan Negara State Reform Sector Development Program (STAR-SDP) Loan ADB No. 2127-INO (SF). 7. Bapak Poltak Lumban Tobing, SH, selaku Inspektur Kabupaten Deli Serdang yang telah mendukung penulis untuk mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. 8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) Bernard F. Siregar dan Ibunda Sitinorma boru Sihite, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Program Pascasarjana ini. 9. Yang tersayang Kakak (Nismawanty boru Siregar, Amd), Abang Ipar (Ir. Sampe Pakpahan), Abang (Ir. Tony Marlon Siregar dan Drs. Freddy Martogap Siregar), Adik (Leonandus Siregar, SE dan Desy Trina boru Siregar) yang telah
10. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang telah mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini. 11. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang berarti bagi penulis. 12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberikan saran maupun perhatiannya sehingga penulisan tesis ini terselesaikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan,
April 2009
Penulis
Iwan Pantas Siregar
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Iwan Pantas Siregar.
2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 15 Januari 1973. 3. Agama
: Kristen Protestan.
4. Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil.
5. Orang Tua a. Ayah
: (Alm) Bernard F. Siregar.
b. Ibu
: Sitinorma boru Sihite.
6. Alamat
: Jl. Gaharu Gang Parmin No. 11 Medan-20253.
7. Nomor Handphone (Hp) : 0811614245. 8. Pendidikan a. SD
: SD. Santo Joseph 1 Medan, Lulus Tahun 1985.
b. SMP
: SMP Budi Murni 1 Medan, Lulus Tahun 1988.
c. SMA
: SMA Negeri 3 Medan, Lulus Tahun 1991.
d. Universitas
: STPDN di Jawa Barat, Lulus Tahun 1997.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT
........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR
........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi DAFTAR ISI
....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL
............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
.......................................................................................... xi ....................................................................................... xii
PENDAHULUAN
....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 5 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 6 1.5. Originalitas Penelitian ............................................................ 6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
............................................................... 8
2.1. Landasan Teori ....................................................................... 2.1.1 Gangguan Pribadi ....................................................... 2.1.2. Gangguan Ekstern ...................................................... 2.1.3. Gangguan Organisasi ................................................. 2.1.4. Independensi Pemeriksa ............................................. 2.2. Review Penelitian Terdahulu .................................................
8 8 12 13 14 16
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep
................................ 19
.................................................................. 19
3.2. Hipotesis Penelitian ................................................................ 20
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN .....
............................................. 21
4.1. Desain Penelitian .................................................................... 21 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 21 4.3. Populasi dan Sampel ............................................................... 21 4.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 22 4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 24 4.6. Model dan Teknik Analisis Data ............................................ 4.6.1. Model Analisa Data .................................................... 4.6.2. Teknik Analisa Data .................................................... 4.6.2.1. Uji Kualitas Data ......................................... 4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik ....................................... 4.6.2.3. Statistik Deskriptif ........................................ 4.6.2.4. Uji Hipotesis ................................................ 4.6.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................... BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
27 27 28 28 30 32 33 35
........................... 36
5.1. Deskripsi Data ........................................................................ 5.1.1. Deskripsi Lokasi ......................................................... 5.1.2. Karakteristik Responden ............................................ 5.2. Analisis Data .......................................................................... 5.2.1. Uji Kualitas Data ........................................................ 5.2.1.1. Validitas ..................................................... 5.2.1.2. Reliabilitas ................................................. 5.2.2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 5.2.2.1. Normalitas Data .......................................... 5.2.2.2. Uji Multikolinieritas .................................... 5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ................................
36 36 36 38 38 38 42 42 43 44 45
5.3. Hasil Analisis Data ................................................................. 5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1) ................................. 5.3.2. Variabel Gangguan Ekstern (X2) ................................ 5.3.3. Variabel Gangguan Organisasi (X3) ............................ 5.3.4. Variabel Independensi Pemeriksa (Y) ........................ 5.3.5. Pengujian Hipotesis ................................................... 5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F ................. 5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t ................ 5.3.6. Hasil Persamaan Regresi ............................................. 5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) .......................... 5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
47 47 49 51 52 53 54 55 56 58 58
.................................................... 63
6.1. Kesimpulan .............................................................................. 63 6.2. Keterbatasan Penelitian 6.3. Saran DAFTAR PUSTAKA
......................................................... 64
.................................................................................... 65 ......................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
2.1.
Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ............................ ................
18
4.1.
Defenisi Operasional Variabel ........................................ .............
26
5.1.
Pengumpulan Data ........................................................... ............
36
5.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... ............
37
5.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ........ ..............
38
5.4.
Uji Validitas Variabel Penelitian ..................................................
39
5.5.
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ..............................................
42
5.6.
Uji Multikolinieritas ......................................................... ...........
45
5.7.
Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X1) ...................... ............
47
5.8.
Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern (X2) ..................................
50
5.9.
Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi (X3) .................. ...........
51
5.10.
Deskripsi Variabel Independensi Pemeriksa (Y) ...........................
52
5.11.
Hasil Uji F
...................................................................... ...........
54
5.12.
Nilai t Hitung ................................................................... ...........
56
5.13.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................ ...........
58
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
3.1.
Kerangka Konsep ........................................................................ .
19
5.1.
Grafik Uji Normalitas ................................................... ...............
43
5.2.
Grafik Uji Heteroskedastisitas ...................................... ...............
46
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Halaman
1
Kuesioner Penelitian .......................................................... ..........
70
2
Data Kuesioner Responden ................................................. .........
75
3
Frekuensi Jawaban Responden .....................................................
79
4
Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ............................. .........
89
5
Regression
95
........................................................................ .........
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Tema tentang independensi dalam pelaksanaan tugas sebagai pemeriksa internal pemerintah memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Independensi merupakan konsep yang fundamental, esensial dan merupakan karakter yang sangat penting
bagi
pemeriksa
pemeriksaan/audit,
sehingga
internal
pemerintah
pemeriksa
internal
dalam
melaksanakan
pemerintah
harus
tugas
bersikap
independen untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya. Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit perusahaan (Arens dan Loebbecke, 1996). Dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02 menyebutkan “auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern)”. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru paling penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.
Bagi organisasi pemeriksa dan para pemeriksa internal pemerintah bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Sebagaimana dalam penelitian Lubis (2004) di Medan yang berjudul “Persepsi Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebagai Perilaku Profesional Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Audit”, menyimpulkan bahwa independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut. Pemeriksa harus menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak ketiga yang mengetahui fakta dan keadaan yang relevan menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapat mempertahankan independensinya, sehingga tidak mampu memberikan penilaian yang obyektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mautz dan Sharaf (1993:246) yang mengatakan “jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun”. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II, Pernyataan Standar Umum Kedua pada alinea empat belas menyebutkan : “Dalam semua hal yang
berkaitan
dengan
pekerjaan
pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan
pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Harahap (1991) bahwa : ......Auditor harus bebas dari segala kepentingan terhadap perusahaan dan laporan yang dibuatnya. Kebebasan itu mencakup : Bebas secara nyata (Independen Infact) yaitu ia benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, dan Bebas secara penampilan (Independen in appearance) yaitu kebebasan yang dituntut bukan secara fakta, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan tersebut. Pemeriksa
perlu
mempertimbangkan
tiga
macam
gangguan
terhadap
independensi, yaitu : gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi, sehingga bila satu atau lebih dari gangguan independensi tersebut mempengaruhi kemampuan pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Dalam keadaan pemeriksa yang karena sesuatu hal tidak dapat menolak penugasan pemeriksaan, gangguan dimaksud harus dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil pemeriksaan. Gangguan pribadi dari pemeriksa pemeriksa secara individu meliputi : memiliki hubungan pertalian darah keatas, kebawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa, memiliki kepentingan keuangan dan pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun, terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, adanya prasangka terhadap perseorangan,
kelompok,
organisasi
atau
tujuan
suatu
program,
adanya
kecenderungan memihak karena keyakinan politik atau sosial dan mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan. Sedangkan gangguan ekstern pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi dari campur tangan atau
pengaruh pihak ekstern : yang membatasi pemeriksaan, terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan, terhadap penugasan, terhadap pembatasan sumber daya yang disediakan organisasi pemeriksa, terhadap ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, dan terhadap pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, serta adanya wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. Untuk gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi dan struktur organisasinya. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi secara organisasi, apabila ia melakukan pemeriksaan diluar entitas tempat ia bekerja. Tugas pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan tugasnya adalah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, Pasal 130, yang menyebutkan : “Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa”. Dan dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang didukung oleh staf berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam menjalankan tugas pemeriksaan didasari atas surat perintah melakukan tugas pemeriksaan dari Inspektur Kabupaten Deli Serdang atau
Bupati Deli Serdang. Sehubungan dengan hal tersebut dan kaitannya dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sering mengalami gangguan terhadap independensinya, sehingga tak jarang pula hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang (sebagai Pemeriksa Internal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang) belum bisa diharapkan hasil pemeriksaan yang independen. Dengan demikian, sebagaimana uraian latar belakang masalah di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa (study empiris pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang) “.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial ?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang secara simultan dan parsial.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti, untuk menambah wawasan Peneliti khususnya tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa. 2. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para akademisi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang audit, khususnya tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa. 3. Bagi Instansi Terkait, sebagai bahan informasi pelengkap dan masukan serta pertimbangan, khususnya bagi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang maupun bagi Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota lainnya serta Instansi Terkait lainnya mengenai pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai tambahan informasi dan masukan untuk membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagi para peneliti yang ingin melakukan
penelitian
selanjutnya
mengenai
gangguan-gangguan
yang
mempengaruhi independensi pemeriksa.
1.5. Originalitas Penelitian Penelitian mengenai gangguan-gangguan terhadap independensi pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan, peneliti adopsi dari Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan-gangguan independensi pemeriksa, seperti yang dimaksud pada Peraturan Badan Pemeriksan Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 adalah gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi, sehingga penelitian ini merupakan ide peneliti sendiri dan hasil karya peneliti sendiri, serta belum pernah dipublikasikan oleh siapapun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Gangguan Pribadi Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Organisasi pemeriksa perlu memperhatikan gangguan pribadi terhadap independensi petugas pemeriksanya. Supratiknya, A. (1995) menyebutkan bahwa “gangguan-gangguan dalam kategori ini bersumber dari perkembangan kepribadian yang tidak masak dan menyimpang. Karena mengalami proses perkembangan yang tidak semestinya, individu-individu tertentu memiliki cara pandang, cara pikir dan berhubungan dengan dunia sekelilingnya secara maladaftif, akibatnya mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya”. Perilaku maladaftif menurut Tristiadi (2007) “...meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak meragukan bagi individu dan atau masyarakat”. Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin
mengakibatkan
pemeriksa
membatasi
lingkup
pertanyaan
dan
pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya, sehingga pemeriksa kurang termotivasi dalam melaksanakan tugasnya. Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyebutkan
gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain : a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa. c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir. d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa. e. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa. f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah. g. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa. h. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai
seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa. i. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu. j. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa. k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa. l. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan. Dalam hal gangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seorang pemeriksa dalam suatu pemeriksaan, organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut. Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepas keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapat mengakibatkan
gangguan
pribadi,
atau
organisasi
pemeriksa
dapat
tidak
mengikutsertakan pemeriksa tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait dengan entitas tersebut.
Apabila organisasi pemeriksa dan pemeriksanya menghadapi berbagai keadaan yang dapat menimbulkan gangguan pribadi, organisasi pemeriksa harus mempunyai sistem pengendalian mutu intern yang dapat mengidentifikasi gangguan pribadi dan memastikan kepatuhannya terhadap ketentuan independensi yang diatur dalam standar pemeriksaan. Untuk itu organisasi pemeriksa antara lain harus : a. Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk dapat mengidentifikasi gangguan pribadi terhadap independensi, termasuk mempertimbangkan pengaruh kegiatan non pemeriksaan terhadap hal pokok pemeriksaan dan menetapkan pengamanan untuk dapat mengurangi risiko tersebut terhadap hasil pemeriksaan. b. Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa kepada semua pemeriksanya dan menjamin agar ketentuan tersebut dipahami melalui pelatihan atau cara lainnya. c. Menetapkan kebijakan dan prosedur intern untuk memonitor kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa. d. Menetapkan suatu mekanisme disiplin untuk meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa. e. Menekankan pentingnya independensi. 2.1.2. Gangguan Ekstern Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. Menurut Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyebutkan, independensi dan obyektifitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi gangguan ekstern, apabila terdapat : a. Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya. b. Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. d. Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa. e. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan. f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi. h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan.
Pemeriksa harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan pemeriksaan dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tersebut. Menurut Finn et.al. (1988) independensi ini dapat juga dilihat sebagai atitude mental atau pernyataan pikiran (state of mind), yaitu tidak memperbolehkan akuntan publik menjadi bagian dari pengaruh atau tekanan dari konflik kepentingan atau menjadi subordinasi orang lain. 2.1.3. Gangguan Organisasi Independensi organisasi pemeriksa menurut Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum, dapat dipengaruhi oleh gangguan organisasi yaitu kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Menurut Amirsyah (2007) agar tercipta independensi secara organisasi, maka organisasi/lembaga audit wajib : a. Melaksanakan akuntabiltas serta melaporkan hasil audit mereka kepada pejabat tertinggi dalam lembaga atau entitas pemerintah yang bersangkutan. b. Ditempatkan diluar fungsi manajemen garis dan staf entitas yang diaudit tersebut. c. Menyampaikan hasil audit secara teratur kepada instansi atau lembaga pemerintah yang berwenang dan BPK. d. Dijauhkan dari tekanan politik, agar mereka dapat melaksanakan audit secara obyektif dan dapat melaporkan temuan audit, pendapat dan kesimpulan mereka secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tersebut.
e. Diadakan
pembinaan
dalam suatu
sistem kepegawaian
yang mengatur
kompensasi, pelatihan, promosi jabatan dan pengembangannya yang didasarkan pada prestasi kerja yang dihasilkan. Apabila kondisi sebagaimana disebutkan diatas dapat dipenuhi, dan tidak ada gangguan organisasi terhadap independensi, staf audit secara organisasi harus dipandang independen untuk melakukan audit intern, dan bebas untuk melaporkan secara obyektif kepada pimpinan tertinggi entitas pemerintah yang diaudit. 2.1.4. Independensi Pemeriksa Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dalam Lampiran II menyebutkan : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”. Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Sebagaimana disebutkan dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02 “Untuk diakui pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan”.
Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor menurut Abdul Halim (2001 : 21), yaitu sebagai berikut. (1) Independence in fact (independensi senyatanya) yakni auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. (2) Independence in appearance (independensi dalam penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya. (3) Independence in competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. Seperti yang diungkapkan Supriyono (1988:34) salah satu faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik adalah jasa-jasa lain selain audit yang dilakukan oleh auditor bagi klien. Oleh sebab itu Pemeriksa harus menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak ketiga yang mengetahui fakta dan keadaan yang relevan
menyimpulkan
bahwa
pemeriksa
tidak
dapat
mempertahankan
independensinya sehingga tidak mampu memberikan penilaian yang obyektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan, sehingga menurut William dan Walter (2002) publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil. Amirsyah (2007) menyebutkan bahwa : ......kewajiban secara umum dari organisasi / lembaga audit dan auditornya dalam halhal yang berhubungan dengan independensi adalah bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya, bersikap independen dan mempunyai keyakinan
bahwa dirinya dapat bersikap demikian, mempertimbangkan faktor lain yang dapat menyebabkan pihak lain menyangsikan sikap independesinya tersebut, dan apabila satu atau lebih dari gangguan terhadap independensi tersebut lebih mempengaruhi kemampuan auditor dalam melakanakan tugas auditnya, dan dalam melaporkan temuannya secara tidak memihak, maka auditor yang dimaksud harus menolak tugas audit yang diberikan kepadanya. Independensi pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sangat berbeda dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP dan Akuntan Publik dikarenakan secara organisasi, BPK, BPKP dan Akuntan Publik berada diluar Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Sebagaimana menurut Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang pada Pasal 129 menyebutkan, bahwa “Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah Daerah yang dipimpin langsung oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten”. 2.2. Review Penelitian Terdahulu Supriyono
(1988)
melakukan
penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi independensi auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan : 1. Tujuh puluh lima persen responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. 2. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 %.
3. Tiga puluh empat persen responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. 4. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui 27 %. 5. Delapan persen responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Lubis (2004) di Medan melakukan penelitian tentang persepsi auditor dan user tentang indepnedensi akuntan sebagai perilaku profesional dan pengaruhnya terhadap opini audit, dengan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan akuntan BPK mengenai independensi akuntan. 2. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan pemakai jasa akuntan publik (user) mengenai independensi akuntan. 3. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut. Purmalasari (2008) di Riau melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau, dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antara auditor dengan mahasiswa tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan integritas, sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independent di Pekanbaru.
Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Peneliti /Tahun Supriyono (1988)
Judul Penelitian Pemeriksaan Akuntan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik : Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel Independen : - ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien - persaingan antar kantor akuntan - pemberian jasa lain selain jasa audit - lama penugasan audit - besar kantor akuntan - besarnya fee audit.
menunjukkan 75 % responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 % responden, sedangkan 34 % responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui oleh 27 % sedangkan 8 % responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan akuntan BPK mengenai independensi akuntan. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan pemakai jasa akuntan publik (user) mengenai independensi akuntan. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut. terdapat perbedaan pendapat antara auditor dengan mahasiswa tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan integritas. Sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independent di Pekanbaru.
Variabel Dependen: independensi auditor
2.
3.
Tapi Anda Sari Lubis (2004)
Diana Purmalasari (2008)
Persepsi Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebagai Perilaku Profesional Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Audit. Survei FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau.
Variabel Independen : Independensi Akuntan. Variabel Dependen: Opini Audit. Variabel Moderating: Persepsi Akuntan Publik, BPK dan User. Variabel Independen : - Faktor Lama bekerja - Faktor Imbalan yang diterima - Faktor Religuitas - Faktor Emotional Quotient (EQ) Variabel Dependen: Integritas Auditor Independent.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gangguan Pribadi (X1)
Gangguan Ekstern (X2)
Independensi Pemeriksa (Y)
Gangguan Organisasi (X3)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Dalam kerangka konsep perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Menurut Lubis dan Syahputra (2008) kerangka konsep penelitian adalah gambaran ringkas, lugas dan bernas mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep lainnya yang akan diteliti atau menggambarkan pengaruh atau hubungan antara satu kejadian/fenomena dengan kejadian/fenomena lainnya.
Dengan demikian maka kerangka konsep penulis dalam penelitian ini adalah Independensi Pemeriksa (sebagai variabel dependen) dipengaruhi oleh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi (sebagai variabel independen). Sebagaimana disebutkan pada Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyatakan “ada tiga faktor gangguan yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa yaitu gangguan yang bersifat pribadi, gangguan yang bersifat ekstern dan gangguan yang bersifat organisasi”. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi Pemeriksa (Study empiris pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang). Dimana yang akan diteliti adalah pengaruh dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008) menyebutkan “desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung”. Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi sebagai variabel independen terhadap independensi pemeriksa sebagai variabel dependen pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu penelitian dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Januari 2009.
4.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, yang terdiri dari :
1. Inspektur
1
Orang
2. Sekretaris
1
Orang
3. Inspektur Pembantu Wilayah
4
Orang
4. Kepala Seksi
12
Orang
5. Kepala Sub Bagian
3
Orang
6. Staf Pemeriksa
20
Orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “jika Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit dan bersifat heterogen”. Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, dijadikan sampel. Metode yang digunakan adalah metode survey, seperti yang disebutkan Ikhsan dan Ghozali (2006) bahwa “metode survey merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”.
4.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999) bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Tahapan dalam penyebaran dan
pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk dilakukan pengolahan data. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari responden yaitu seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh Peneliti. Sebagaimana pendapat Sugiyono (1999) bahwa “peneliti-peneliti dalam bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan realibilitasnya”. Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003) “....setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka pratest sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya”. Sedangkan bahan untuk pembuatan kuesioner dalam penelitian ini
diambil dari
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungan antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Menurut Jogiyanto (2004) defenisi
operasional
adalah
“....hasil
dari
pengoperasionalan
konsep
(operationnalizing the concept) kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep”. Sarwono (2006) mengatakan “....definisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat langsung dipecah dan ditemukan elemen-elemen perilaku yang dapat diukur, tetapi banyak konsep yang tidak dapat langsung ditemukan elemen-elemen perilakunya, tetapi lewat beberapa dimensi dulu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala interval. Menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolut”. Apablia skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik (Cooper dan Emory :1995). Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3), dan satu variabel dependen
yaitu independensi pemeriksa (Y). Selanjutnya dalam penelitian ini gangguan pribadi (X1) adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin
mengakibatkan
pemeriksa
membatasi
lingkup
pertanyaan
dan
pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Gangguan ekstern (X2) dalam penelitian ini adalah gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Gangguan organisasi (X3) dalam penelitian ini adalah gangguan terhadap independensi para auditor pemerintah dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan, dan juga dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Sedangkan Independensi Pemeriksa (Y) dalam penelitian ini adalah organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Variabel
Dependen Independensi Pemeriksa (Y)
Independen 1. Gangguan Pribadi. (X1)
Definisi Operasional
Parameter
Skala
Organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
- tidak adanya hubungan kerjasama dan hubungan keluarga antara pemeriksa dengan yang diperiksa. - tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar dalam pemeriksaan. - pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik, jika mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas. - organisasi pemeriksa bebas dari hambatan independensi. - tidak ada campur tangan pihak ekstern dalam pemeriksaan.
Interval
Gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya.
- adanya hubungan keluarga atau pertalian darah. - memiliki kepentingan keuangan. - pernah bekerja dalam kurun 2 tahun terakhir.
Interval
- Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa - terlibat dalam kegiatan obyek pemeriksaan. - Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah. - Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas. - adanya tanggung jawab untuk mengatur entitas. - adanya kecendrungan memihak karena keyakinan politik atau sosial. - pernah bekerja terhadap obyek pemeriksaan. - mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pemeriksaan.
Lanjtan Tabel 4.1. 2. Gangguan Ekstern. (X2)
Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif.
3. Gangguan Organisasi (X3)
Gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan, dan juga dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya.
- Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya. - Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. - Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. - Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa. - Terdapat pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa - Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. - Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan. - Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai. - dipengaruhi kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan. - dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya.
Interval
Interval
4.6. Model dan Teknik Analisis Data 4.6.1. Model Analisa Data Model analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda
(Multiple
Linear
Regression
Analysis).
Sugiyanto
(2004)
menyebutkan “analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen”. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = α + β1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Keterangan :
Y
:
Independensi Pemeriksa.
X1
:
Gangguan Pribadi.
X2
:
Gangguan Ekstern.
X3
:
Gangguan Organisasi.
α
:
Konstanta.
β
:
Koefisien Regresi.
e
:
Error.
4.6.2. Teknik Analisa Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis. 4.6.2.1. Uji Kualitas Data Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain : 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Umar (2008) menyatakan “uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan”. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ikhsan dan Ghozali, 2006). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan program SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Priyatno (2008) mengemukakan “....kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05 yaitu Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), dan jika r hitung < r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)”. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabiltas dilakukan setelah pengujian validitas instrumen penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Umar (2008) mengatakan “pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama”. Dalam melakukan uji reliabilitas digunakan metode Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan program SPSS, menurut Priyatno (2008) menyebutkan “metode alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala”. Santosa (2005) mengatakan “....suatu kuesioner dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0,6”. 4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis et.al (2007) “....dalam membuat uji asumsi klasik kita harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi”. Uji Asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa : 2005). Tujuan digunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Seperti yang diungkapkan Umar (2008) “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan”. Untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau
keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan kurva histogram dan kurva normal p_plot. Normalitas data bila dilihat dengan cara kurva histogram dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva, yaitu, data dikatakan normal bila bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Sedangkan normalitas data bila dilihat dengan kurva normal p_plot, data dikatakan normal bila gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. 2. Uji Multikolineritas Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “Multikolineritas adalah situasi adanya adanya korelasi variabel-variabel responden antara yang satu dengan yang lainnya”. Selanjutnya Nugroho (2005) menyebutkan “uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model”. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu model independen dengan variabel independen yang lain. Pada penelitian ini untuk mendeteksi terhadap multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Nugroho (2005) “Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat bila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolineritas VIF = 1/Telerance, dan bila VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance”. 3. Uji Heteroskedastisitas Nugroho (2005) mengemukakan bahwa “heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Residual nilai tersebut”. Tujuan digunakan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan
pada
model
regresi.
Pada
penelitian
ini
dilakukan
uji
heteroskedastisitas dengan melihat pola grafik regresi. Menurut Priyatno (2008) “....prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas”. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005) mengemukakan : “....analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heteroskedastisitas jika : titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola”. 4.6.2.3. Statistik Deskriptif Priyatno (2008) mengemukakan “statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-
lain”. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden. (Ikhsan dan Ghazali, 2006). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari jawaban yang telah didapat melalui kuesioner. 4.6.2.4. Uji Hipotesis Priyatno (2008) menyebutkan “ uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan)”. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak maupun menerima suatu hipotesis. Untuk menguji hipotesis mengenai gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t. 1. Uji F Priyatno (2008) menyebutkan “Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam
penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5 %), atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, dimana k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen, dan n adalah jumlah responden atau jumlah kasus yang diteliti. 2. Uji t Priyatno (2008) menyebutkan “uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen”.
Dengan
tingkat
signifikansi
dalam
penelitian
ini
menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel Coefficients). Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5 % df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen).
4.6.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Menurut Nugroho (2005) “koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen”. Dengan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi (R2) terletak pada tabel model Summary dan tertulis R Square. Namun menurut Nugroho (2005) menyebutkan “....untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan 1”.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data 5.1.1. Deskripsi Lokasi Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 41 orang staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Namun, dari 41 eksemplar yang dibagikan yang kembali berjumlah 38 eksemplar. Adapun 3 eksemplar lagi yang tidak kembali karena alasan melaksanakan Ibadah Haji, DiklatPim III dan Sakit/Opname di Rumah Sakit. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 5.1. Pengumpulan Data Keterangan Kuesioner yang dikirim berjumlah 41 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian
Jumlah 41 3 38 38
5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Deli Serdang, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang berkedudukan sebagai unsur pengawas penyelenggara pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten. Dan tugas pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Sedangkan fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan tugas pokoknya adalah : Perencanaan program pengawasan; Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi dibidang Pengawasan; dan Pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi bidang Inspektorat. Sesuai dengan hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2.) menunjukkan bahwa staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (79,5%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (18,4%). Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Frekuensi 31 7 38
Persen 81,6 18,4 100,0
Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3.) menunjukkan bahwa staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai masa kerja paling banyak 11-20 tahun sebanyak 55,3%, lalu 21-30 tahun sebanyak 31,5% dan yang paling sedikit 110 tahun sebanyak 13,2%. Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun Total
Frekuensi 5 21 12 38
Persen 13,2 55,3 31,5 100,0
5.2. Analisis Data 5.2.1. Uji Kualitas Data Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu diuji coba terlebih dahulu. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 38 staf inspektorat yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini. 5.2.1.1. Validitas Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=382=36 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,320. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total
correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,320 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel independensi pemeriksa (Y), gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) adalah sebagai berikut : Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen Variabel Independensi Pemeriksa (Y)
Gangguan Pribadi (X1)
Butir Instrumen
r hitung
r tabel
Ket
a. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa. b. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. c. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik. d. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan. e. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi. f. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa
0,521
0,320
Valid
0,621
0,320
Valid
0,674
0,320
Valid
0,796
0,320
Valid
0,523
0,320
Valid
0,821
0,320
Valid
a.
0,740
0,320
Valid
0,813
0,320
Valid
0,666
0,320
Valid
0,878
0,320
Valid
Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa. c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.
Lanjutan Tabel 5.4. e.
Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.
0,592
0,320
Valid
0,805
0,320
Valid
g. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa.
0,909
0,320
Valid
h. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.
0,837
0,320
Valid
i.
Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
0,878
0,320
Valid
j.
Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
0,592
0,320
Valid
0,805
0,320
Valid
0,909
0,320
Valid
f.
k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa. l. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.
Lanjutan Tabel 5.4. Gangguan Ekstern (X2)
a.
Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya. b. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.
0,834
0,320
Valid
0,803
0,320
Valid
c.
Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. d. Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
0,750
0,320
Valid
0,408
0,320
Valid
e.
Terdapatnya pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan. Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
0,710
0,320
Valid
0,824
0,320
Valid
g. Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya. h. Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan.
0,731
0,320
Valid
0,685
0,320
Valid
a.
Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan.
0,464
0,320
Valid
b.
Gangguan organisasi terhadap independensi Pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain.
0,464
0,320
Valid
f.
Gangguan Organisasi (X3)
Sumber : Data Primer Olahan.
5.2.1.2. Reliabilitas Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Santosa 2005). Tabel 5. 5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Independensi Pemeriksa (Y)
Alpha Cronbach’s 0,842
Batas Reliabilitas 0,6
Keterangan Reliabel
Gangguan Pribadi (X1)
0,956
0,6
Reliabel
Gangguan Ekstern (X2)
0,911
0,6
Reliabel
Gangguan Organisasi (X3)
0,633
0,6
Reliabel
Sumber : Data Primer Olahan. Dari data tabel 5.5. di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s pada masing-masing kolom variabel tersebut lebih besar dari 0,6 (batas reliabilitas) maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel. 5.2.2. Uji Asumsi Klasik Sebelum
melakukan
pengujian
hipotesis
terlebih
dahulu
dilakukan
pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi :
5.2.2.1. Normalitas Data Gambar grafik/kurva histogram dan kurva normal p_plot hasil olahan program SPSS dapat dilihat pada gambar 5.1. :
Histogram
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
10
5
Mean =-8.29E-16 Std. Dev. =0.959 N =38
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
1.0
Expected Cum Prob
Frequency
15
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Observed Cum Prob
Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas
1.0
Hasil olahan program SPSS pada gambar 5.1. dapat dijelaskan sebagai berikut : Grafik/kurva histogram pada gambar 5.1. bentuk kurva tersebut memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva tersebut berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna, dan juga grafik/kurva normal p_plot (gambar 5.1.) dengan hasil, yaitu gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Sehingga berdasarkan keterangan tersebut dan gambar 5.1., dapat dikatakan data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
5.2.2.2. Uji Multikolinieritas Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel responden antara yang satu dengan yang lainnya. Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Yakni, nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada data penelitian ini, dapat dilihat melalui ringkasan hasil uji korelasi antara variabel independen pada tabel 5.6. uji multikolinearitas berikut ini :
Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model (Constant)
1
Gangguan Pribadi
,744
1,344
Gangguan Ekstern
,468
2,137
Gangguan Organisasi
,528
1,893
Sumber : Data Primer Olahan. Dari hasil uji multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada tabel 5.6. diatas, dapat diketahui masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan data yang disajikan dapat digunakan dalam penelitian ini. 5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat gambar 5.2. berikut ini :
Scatterplot
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
3
Regression Studentized Residual
Gambar 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas Hasil bantuan program SPSS pada gambar 5.2. diatas, menunjukan penyebaran titiktitik data sebagai berikut : a. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data adalah tidak berpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
5.3. Hasil Analisis Data 5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Pribadi (X1) dapat dilihat pada tabel 5.7. berikut ini : Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X1) Deskripsi Gangguan Pribadi-1 Gangguan Pribadi-2 Gangguan Pribadi-3 Gangguan Pribadi-4 Gangguan Pribadi-5 Gangguan Pribadi-6 Gangguan Pribadi-7 Gangguan Pribadi-8 Gangguan Pribadi-9 Gangguan Pribadi-10 Gangguan Pribadi-11 Gangguan Pribadi-12
Mean 3,79 3,79 3,84 3,58 3,79 3,63 3,74 3,45 3,58 3,79 3,63 3,74
Mode 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4
Std. Deviation ,622 ,704 ,823 ,683 ,664 ,714 ,685 ,686 ,683 ,664 ,714 ,685
Variance ,387 ,495 ,677 ,467 ,441 ,509 ,469 ,470 ,467 ,441 ,509 ,469
Min 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Max 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Data Primer Olahan. Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Hubungan pertalian darah memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,622. 2. Kepentingan keuangan memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,704. 3. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,84 dan standar deviasi 0,823.
4. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,58 dan standar deviasi 0,683 5. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,664. 6. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,714. 7. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum3, dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,685. 8. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas,
aktivitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,45 dan standar deviasi 0,686. 9. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,58 dan standar deviasi 0,683. 10. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,664. 11. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan ratarata 3,63 dan standar deviasi 0,714. 12. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,685.
5.3.2. Variabel Gangguan Ekstern (X2) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Ekstern (X2) dapat dilihat pada tabel 5.8. berikut ini :
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern (X2) Deskripsi Gangguan Ekstern-1 Gangguan Ekstern-2 Gangguan Ekstern-3 Gangguan Ekstern-4 Gangguan Ekstern-5 Gangguan Ekstern-6 Gangguan Ekstern-7 Gangguan Ekstern-8
Mean 3,55 3,79 3,71 3,74 3,47 3,74 3,68 3,68
Mode 4 4 4 4 3 3 3 4
Std. Deviation ,555 ,664 ,611 ,685 ,557 ,724 ,702 ,620
Variance ,308 ,441 ,373 ,469 ,310 ,523 ,492 ,384
Min 3 3 3 3 3 3 3 3
Max 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Data Primer Olahan. Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern
yang membatasi atau
mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,55 dan standar deviasi 0,555. 2. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,664. 3. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar deviasi 0,611. 4. Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan ratarata 3,74 dan standar deviasi 0,685. 5. Terdapat pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan : jawaban responden
maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,47 dan standar deviasi 0,557. 6. Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,724. 7. Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,68 dan standar deviasi 0,702. 8. Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,68 dan standar deviasi 0,620. 5.3.3. Variabel Gangguan Organisasi (X3) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Organisasi (X3) dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini : Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi (X3) Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Sumber : Data Primer Olahan.
Gangguan Organisasi-1 3,63 4 ,589 ,347 3 5
Gangguan Organisasi-2 3,47 3 ,557 ,310 3 5
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Kedudukan pemeriksa dalam struktur
organisasi
pemerintahan, tempat
pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,589. 2. Gangguan organisasi terhadap independensi Pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern
atau audit
terhadap entitas lain : jawaban responden maksimum 5
minimum 3, dengan rata-rata 3,47 dan standar deviasi 0,557.
5.3.4. Variabel Independensi Pemeriksa (Y) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Independensi Pemeriksa (Y) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini : Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Independensi Pemeriksa (Y) Deskripsi Independensi Pemeriksa-1 Independensi Pemeriksa-2 Independensi Pemeriksa-3 Independensi Pemeriksa-4 Independensi Pemeriksa-5 Independensi Pemeriksa-6
Mean 3,45 3,71 3,63 3,50 3,84 3,71
Mode 3 4 3 3 3 4
Std. Deviation ,504 ,694 ,675 ,647 ,855 ,611
Variance ,254 ,482 ,455 ,419 ,731 ,373
Min 3 3 3 3 3 3
Max 4 5 5 5 5 5
Sumber : Data Primer Olahan. Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: 1. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa : jawaban responden maksimum 4 minimum 3, dengan rata-rata 3,45 dan standar deviasi 0,504.
2. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar deviasi 0,694. 3. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,675. 4. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,50 dan standar deviasi 0,647. 5. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,84 dan standar deviasi 0,855. 6. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar deviasi 0,611. 5.3.5. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F Hasil uji F menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5 %), atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, yaitu df1=4-1=3 dan df2=38-4=34, sehingga didapat nilai F tabel sebesar 2,883. Sedangkan hasil uji F dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 5.14 di bawah ini : Tabel 5.11. Hasil Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
6,436 1,627 8,063
3 34 37
2,145 ,048
44,830
,000(a)
Sumber : Data Primer Olahan. Dari uji F atau uji Anova dengan bantuan program SPSS diperoleh F hitung sebesar 44,830 pada α = 5% atau 0,05 dengan tingkat signifikan 0,000., karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi bahwa gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) sebagai variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap independensi pemeriksa (Y). Dengan kata lain, gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap independensi pemeriksa, karena F hitung > F tabel yakni 44,830 > 2,883. Hal tersebut berarti jika gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara bersama-
sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan gangguan independensi pemeriksa (Y), sebaliknya
jika gangguan pribadi (X1), gangguan
ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan gangguan independensi pemeriksa (Y).
5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5 % atau 0,05. Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5 % df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen). Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5 %, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=38-4-1=33), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 2,03 disajikan dalam tabel 5.13. sebagai berikut :
Tabel 5.12. Nilai t hitung Variabel Gangguan Pribadi (X1) Gangguan Ekstern (X2) Gangguan Organisasi (X3)
t hitung 2,751 2,133 5,368
t tabel 2,03 2,03 2,03
Signifikansi 0,009 0,040 0,000
Keputusan Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti
Sumber : Data Primer Olahan. Dari tabel 5.13 di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu : 1. Variabel gangguan pribadi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,009 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung 2,751 > dari t tabel 2,03 artinya signifikan. Artinya gangguan pribadi secara parsial berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. 2. Variabel gangguan pribadi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,040 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung 2,133 > dari t tabel 2,03 artinya signifikan. Artinya gangguan ekstern secara parsial berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. 3. Variabel gangguan organisasi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,000 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung 5,368 > dari t tabel 2,03 artinya signifikan. Artinya gangguan organisasi secara parsial berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. 5.3.6. Hasil Persamaan Regresi Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir yaitu :
Y = 0,144 + 0, 201X1 + 0, 222 X 2 + 0,542 X 3
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,144 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan independensi pemeriksa sebesar 0,144 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,201 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gangguan pribadi (X1) berpengaruh positif terhadap independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan pribadi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,201 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 2 sebesar 0,222 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gangguan ekstern (X2) berpengaruh positif terhadap independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan ekstern mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,222 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 3 sebesar 0,542 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gangguan organisasi (X3) berpengaruh positif terhadap independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan organisasi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,542 satuan.
5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.13. berikut ini : Tabel 5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Model
R
R Square
1
,893(a)
,798
Adjusted R Square ,780
Std. Error of the Estimate ,21876
Durbin-Watson 1,962
Sumber : Data Primer Olahan. Hasil olahan dengan bantuan program SPSS pada tabel 5.13. di atas memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,780. Artinya 78,0 % variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi), dan sisanya sebesar 22,0 % (100%-78,0%) dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. 5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa gangguan pribadi, ekstern dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa baik secara simultan maupun parsial telah terbukti (H0 ditolak). Hal ini menunjukan bukti empiris bahwa gangguan pribadi, ekstern dan organisasi secara simultan maupun secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara simultan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Supriyono (1988) yang mengatakan bahwa 75 % responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan
perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 % responden, sedangkan 34 % responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui oleh 27 % sedangkan 8 % responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Termasuk juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Purmalasari (2008) yang menyatakan tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan integritas adalah sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independent di Pekanbaru. Dengan demikian secara simultan hasil penelitian ini telah mematuhi dan mendukung Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas,
pernyataan standar umum kedua menyebutkan bahwa :
“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan
pribadi,
ekstern,
dan
organisasi
yang
dapat
mempengaruhi
independensinya”. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan pribadi terhadap independensi pemeriksa menunjukan positif dan signifikan. Positif terlihat
dari koefisien regresi gangguan pribadi sebesar 0,201 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,751 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan pribadi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan pribadi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan pribadi rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendah/buruk.
Pengaruh
signifikan
menunjukkan
bahwa
gangguan
pribadi
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Dan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan ekstern sebesar 0,222 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,133 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan ekstern adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan ekstern yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan ekstern rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan ekstern mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Demikian juga pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa, dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan organisasi terhadap
independensi pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan organisasi sebesar 0,542 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (5,368 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan organisasi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan organisasi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan organisasi rendah/buruk maka independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan organisasi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Dan variabel bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah variabel gangguan organisasi sebesar 5,368. Namun secara parsial hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988) dan Purmalasari (2008). Hal ini dikarenakan Supriyono (1988) dalam penelitiannya yang variabel dependennya adalah independensi akuntan publik yang dipengaruhi oleh ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, persaingan antar kantor akuntan, pemberian jasa lain selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan besarnya fee audit sebagai variabel independen. Dengan responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go publik, partner kantor akuntan, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Dan dalam penelitian Purmalasari (2008) variabel dependennya adalah integritas auditor independent di Pekanbaru – Riau yang dipengaruhi oleh faktor
lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, dan Emotional Quotient (EQ) sebagai variabel independen. Sedangkan penelitian ini variabel dependennya adalah independensi pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang dipengaruhi oleh gangguan pribadi, ekstern dan organisasi sebagai variabel dependen. Sehingga secara parsial hasil penelitian ini telah mematuhi Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas, Pernyataan standar umum kedua yang menyebutkan bahwa : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gangguan pribadi, ekstern dan organisasi terhadap independensi pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini mampu memberikan bukti empiris bahwa secara simultan menunjukan bahwa gangguan pribadi, ekstern dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Hal ini telah sejalan dengan hasil penelitian Supriyono (1988) dan Purmalasari (2008), demikian juga telah mematuhi dan mendukung yang terdapat dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. 2. Secara parsial gangguan pribadi, ekstern dan organisasi masing-masing berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Dan hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988) dan Purmalasari (2008). Penelitian ini telah mematuhi dan mendukung yang terdapat dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
3. Bahwa 78,0 % variabel independensi pemeriksa dipengaruhi oleh variabel gangguan pribadi, ekstern dan organisasi, sedangkan sisanya sebesar 22,0 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model, seperti variabel keberagamaan (religuitas),
sistem
imbalan
yang
diterima
(rewards
system),
maupun
pengendalian perasaan dan emosi (Emotional Quotient).
6.2. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yang kemungkinan dapat menimbulkan bias atau ketidak akuratan pada hasil penelitian ini, antara lain: 1. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang terbatas pada profesi pemeriksa pada Inspektorat Kabupaten, dan pemilihan sampelnya hanya pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda dengan profesi yang berbeda pula. 2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden. 3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap independensi pemeriksa pada penelitian ini, hanya sebatas gangguan pribadi, ekstern dan organisasi, yang diadopsi dari Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor
01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, sehingga masih banyak kemungkinan faktor lain yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa, seperti faktor keberagamaan (religuitas), faktor sistem imbalan yang diterima (rewards system), maupun faktor pengendalian perasaan dan emosi (Emotional Quotient) 4. Penelitian ini tidak meneliti perbedaan yang mempengaruhi independensi Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dengan independensi Auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI.
6.3. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Memperluas obyek penelitian yang tidak terbatas pada profesi pemeriksa Inspektorat Kabupaten saja, dan menambah jumlah sampel di luar Inspektorat Kabupaten, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan. 2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, diusahakan dengan menggunakan observasi atau pengamatan langsung kepada objek, dan/atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner. 3. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi, untuk mendapatkan hasil empirik yang lebih kuat yaitu dengan menambah variabel lain yang mempengaruhi indepedensi pemeriksa, seperti variabel keberagamaan (religuitas),
sistem imbalan yang diterima (rewards system), maupun pengendalian perasaan dan emosi (Emotional Quotient). 4.
Bagi Peneliti selanjutnya disarankan perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan perbedaan yang mempengaruhi independensi Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota/Propinsi dengan independensi Auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI, dengan menggunakan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Amirsyah, 2007, Gangguan Organisasi Dalam Pemeriksaan, Di download dari http://www.amirsyah.com, pada tanggal 12 Juni 2008. Arens, Alvin A., and JK. Loebecke, 1996, Auditing : Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu Salemba Empat, Jakarta. Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan. Cooper, Donald R. dan Emory, C. William, 1995, Business Research Methods, Richard D. Irwin, Inc. Finn, D.W., L.B. Chonko dan S.D. Hunt (1988), “Ethical Problem in Public Accounting : The View from the Top”, Journal of Business Ethics 7, hal. 5961. Halim, Abdul, 2001, Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan), hal. 21, AMP YKPN, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Safri, 1991, Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya. H. M., Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman, BPFE, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia Kompatemen Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02, Salemba Empat, Jakarta, 220.1. Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.
Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU press, Medan.
Lubis, Ade Fatma dan Syahputra, Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal Dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU, Medan. Lubis, Tapi Anda Sari, 2004, Persepsi Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebgai Perilaku Profesional Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Audit. (Tesis)
Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf, 1993, The Philosophy of Auditing, hal. 246, Sarasota : American Accounting Association. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007.
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang. Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solutions), MediaKom, Yogyakarta. Purmalasari, Diana, 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Santosa, Purbayu Budi, 2005, Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan SPSS, Andi, Yogyakarta. Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS, Edisi Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sekaran, Uma, 1992, Research Methods for Business, A Skill Buiding Approach, Second Edition, New York : Jhon Wiley and Sons. Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur. Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Supratiknya, A., 1995, Mengenal Perilaku Abnormal, Kanisius, Yogyakarta. Supriyono, R. A., 1988, Pemeriksaan Akuntan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik : Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia, BPFE, Jogyakarta. Tristiadi, 2007, Psikologi Klinis, hal. 21-22, Graha Ilmu, Jogyakarta. Umar, Husein, 2008, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakukan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. William and Walter, 2002, Modren Auditing, Edisi 7 Jilid 1, hal. 66, Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN : PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG) Identitas Responden : Nama : (boleh tidak diisi) Jabatan : (boleh tidak diisi) Lama Menjabat : Daftar Pertanyaan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 5
Sangat tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Netral (N) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) STS
GANGGUAN PRIBADI 1. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. Hal tersebut merupakan gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa pada
TS
N
S
SS
saat dilakukan pemeriksaan. 2. Gangguan pribadi terhadap independensi pemeriksa termasuk dalam hal memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa. 3. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah gangguan pribadi yang dirasakan Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa. 4. Pemeriksa juga merasa ada gangguan pribadi terhadap independensinya pada saat melakukan pemeriksaan, jika mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa. 5. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa adalah salah satu gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa. 6. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah adalah hal-hal yang menjadi gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensinya. 7. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa. Hal tersebut merupakan gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa tersebut. 8. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai
seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.Hal tersebut juga merupakan gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensinya. 9. Gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa dapat dirasakan apabila adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu. 10. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa, termasuk gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan. 11. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa, merupakan termasuk gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensinya dalam melakukan pemeriksaan. 12. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan, dapat menjadi gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa. GANGGUAN EKSTERN 1. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya. 2. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur
pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. 3. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. 4. Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa. 5. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan. 6. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. 7. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya. 8. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebabsebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan. GANGGUAN ORGANISASI 1. Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan. 2. Gangguan organisasi terhadap independensi Pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain. INDEPENDENSI 1. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa. 2. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.
3. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik. 4. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan. 5. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi. 6. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
LAMPIRAN 2 DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG Gangguan Pribadi NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Pribadi 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3.5 3 3 4 4 4 5 3 4 3 4 5 3 4 3.83 4 4 4 4 4 3 5 5 3 4 3 5 5 4.08 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.17 7 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.17 8 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.25 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 10 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.67 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.67 13 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.25 14 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.42 15 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.67 16 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 17 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 22 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 26 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 27 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.25 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 29 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.25 30 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3.83 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 34 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.25 35 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.67 36 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3.17 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG Gangguan Ekstern NO E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 Ekstern 1 4 4 5 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3.25 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3.88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 3 3.25 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3.88 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 4 4 4 4 4 4 3 4 3.88 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11 4 5 4 5 4 5 5 5 4.63 12 4 4 4 4 4 4 3 4 3.88 13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 14 3 3 3 4 3 3 3 4 3.25 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 16 3 4 3 4 3 3 3 3 3.25 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 3 3 4 3 3 4 4 4 3.5 19 4 4 4 3 4 4 4 4 3.88 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 3 3 3 4 3 3 3 3 3.13 22 4 5 4 5 3 5 5 3 4.25 23 4 4 4 3 4 4 4 4 3.88 24 3 4 3 4 3 3 3 3 3.25 25 4 5 4 5 4 5 5 5 4.63 26 3 3 3 4 3 3 3 3 3.13 27 3 3 3 3 3 3 4 4 3.25 28 3 4 5 3 3 5 4 4 3.88 29 4 4 4 3 3 3 4 3 3.5 30 3 3 4 3 3 4 4 4 3.5 31 4 5 4 5 3 5 5 3 4.25 32 3 3 3 4 3 3 3 3 3.13 33 3 3 4 3 3 4 4 4 3.5 34 4 4 4 3 4 4 4 4 3.88 35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 36 4 4 4 3 4 4 4 4 3.88 37 3 3 3 4 3 3 3 3 3.13 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG Gangguan Organisasi NO O1 O2 Organisasi 1 3 4 3.5 2 3 3 3 3 4 3 3.5 4 4 4 4 5 3 3 3 6 4 3 3.5 7 3 3 3 8 3 3 3 9 4 3 3.5 10 3 3 3 11 4 4 4 12 4 3 3.5 13 4 4 4 14 3 3 3 15 3 3 3 16 3 3 3 17 4 4 4 18 4 3 3.5 19 4 4 4 20 4 4 4 21 3 3 3 22 4 4 4 23 4 4 4 24 3 3 3 25 4 3 3.5 26 3 3 3 27 3 4 3.5 28 5 4 4.5 29 3 4 3.5 30 4 3 3.5 31 5 4 4.5 32 3 3 3 33 4 4 4 34 4 4 4 35 4 3 3.5 36 4 5 4.5 37 3 3 3 38 4 4 4
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG Independensi Pemeriksa NO I1 I2 1 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 6 4 4 7 3 3 8 3 3 9 4 4 10 3 3 11 4 5 12 4 4 13 4 4 14 3 3 15 3 3 16 3 3 17 4 4 18 3 4 19 4 4 20 4 4 21 3 3 22 3 5 23 4 4 24 3 3 25 4 5 26 3 3 27 3 3 28 3 5 29 3 3 30 3 4 31 3 5 32 3 3 33 3 4 34 4 4 35 4 4 36 4 4 37 3 3 38 4 4
I3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 3 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4
I4 5 3 3 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 3 4
I5 5 4 3 5 5 3 3 4 3 4 4 3 3 3 5 4 5 3 4 5 3 4 5 4 5 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 5 3 4
I6 5 3 4 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 4
Independensi 4.29 3.14 3.57 4.43 3.57 3.43 3 3.14 3.43 3.14 4.14 3.57 3.71 3.14 3.57 3.14 4.14 3.57 4 4.14 3 4 4.14 3.14 4.29 3 3.43 4 3.14 3.57 4.43 3 3.57 4.14 3.57 4.14 3 4
LAMPIRAN 3 FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
Frequencies Statistics N Valid Gangguan Pribadi-1 Gangguan Pribadi-2 Gangguan Pribadi-3 Gangguan Pribadi-4 Gangguan Pribadi-5 Gangguan Pribadi-6 Gangguan Pribadi-7 Gangguan Pribadi-8 Gangguan Pribadi-9 Gangguan Pribadi-10 Gangguan Pribadi-11 Gangguan Pribadi-12
Missing
Mean
Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
38
0
3,79
4
,622
,387
3
5
38
0
3,79
4
,704
,495
3
5
38
0
3,84
3
,823
,677
3
5
38
0
3,58
3
,683
,467
3
5
38
0
3,79
4
,664
,441
3
5
38
0
3,63
3
,714
,509
3
5
38
0
3,74
4
,685
,469
3
5
38
0
3,45
3
,686
,470
3
5
38
0
3,58
3
,683
,467
3
5
38
0
3,79
4
,664
,441
3
5
38
0
3,63
3
,714
,509
3
5
38
0
3,74
4
,685
,469
3
5
Frequency Table Gangguan Pribadi-1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Netral
12
31,6
31,6
Setuju
22
57,9
57,9
89,5
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
31,6
Gangguan Pribadi-2
Valid
Cumulative Percent 36,8
Netral
Frequency 14
Percent 36,8
Valid Percent 36,8
Setuju
18
47,4
47,4
84,2
6
15,8
15,8
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-3
Valid
Cumulative Percent 42,1
Netral
Frequency 16
Percent 42,1
Valid Percent 42,1
Setuju
12
31,6
31,6
73,7
Sangat Setuju
10
26,3
26,3
100,0
Total
38
100,0
100,0
Gangguan Pribadi-4
Valid
Cumulative Percent 52,6
Netral
Frequency 20
Percent 52,6
Valid Percent 52,6
Setuju
14
36,8
36,8
89,5
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-5
Valid
Cumulative Percent 34,2
Netral
Frequency 13
Percent 34,2
Valid Percent 34,2
Setuju
20
52,6
52,6
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-6
Valid
Cumulative Percent 50,0
Netral
Frequency 19
Percent 50,0
Valid Percent 50,0
Setuju
14
36,8
36,8
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-7
Valid
Cumulative Percent 39,5
Netral
Frequency 15
Percent 39,5
Valid Percent 39,5
Setuju
18
47,4
47,4
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-8
Valid
Cumulative Percent 65,8
Netral
Frequency 25
Percent 65,8
Valid Percent 65,8
Setuju
9
23,7
23,7
89,5
Sangat Setuju
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Total
Gangguan Pribadi-9
Valid
Cumulative Percent 52,6
Netral
Frequency 20
Percent 52,6
Valid Percent 52,6
Setuju
14
36,8
36,8
89,5
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-10
Valid
Cumulative Percent 34,2
Netral
Frequency 13
Percent 34,2
Valid Percent 34,2
Setuju
20
52,6
52,6
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-11
Valid
Cumulative Percent 50,0
Netral
Frequency 19
Percent 50,0
Valid Percent 50,0
Setuju
14
36,8
36,8
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Pribadi-12
Valid
Cumulative Percent 39,5
Netral
Frequency 15
Percent 39,5
Valid Percent 39,5
Setuju
18
47,4
47,4
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Frequencies Statistics N Valid Gangguan Ekstern-1 Gangguan Ekstern-2 Gangguan Ekstern-3 Gangguan Ekstern-4 Gangguan Ekstern-5 Gangguan Ekstern-6 Gangguan Ekstern-7 Gangguan Ekstern-8
Missing
Mean
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
38
0
3,55
4
,555
,308
3
5
38
0
3,79
4
,664
,441
3
5
38
0
3,71
4
,611
,373
3
5
38
0
3,74
4
,685
,469
3
5
38
0
3,47
3
,557
,310
3
5
38
0
3,74
3
,724
,523
3
5
38
0
3,68
3
,702
,492
3
5
38
0
3,68
4
,620
,384
3
5
a
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table Gangguan Ekstern-1
Valid
Cumulative Percent 47,4
Netral
Frequency 18
Percent 47,4
Valid Percent 47,4
Setuju
19
50,0
50,0
97,4
1
2,6
2,6
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Ekstern-2
Valid
Netral
Frequency 13
Percent 34,2
Valid Percent 34,2
Cumulative Percent 34,2
Setuju
20
52,6
52,6
86,8 100,0
Sangat Setuju Total
5
13,2
13,2
38
100,0
100,0
Gangguan Ekstern-3
Valid
Cumulative Percent 36,8
Netral
Frequency 14
Percent 36,8
Valid Percent 36,8
Setuju
21
55,3
55,3
92,1
3
7,9
7,9
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Ekstern-4
Valid
Netral
Frequency 15
Percent 39,5
Valid Percent 39,5
Cumulative Percent 39,5
Setuju
18
47,4
47,4
86,8 100,0
Sangat Setuju Total
5
13,2
13,2
38
100,0
100,0
Gangguan Ekstern-5
Valid
Cumulative Percent 55,3
Netral
Frequency 21
Percent 55,3
Valid Percent 55,3
Setuju
16
42,1
42,1
97,4
1
2,6
2,6
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Ekstern-6
Valid
Cumulative Percent
Netral
Frequency 16
Percent 42,1
Valid Percent 42,1
Setuju
16
42,1
42,1
84,2 100,0
Sangat Setuju Total
6
15,8
15,8
38
100,0
100,0
42,1
Gangguan Ekstern-7
Valid
Cumulative Percent 44,7
Netral
Frequency 17
Percent 44,7
Valid Percent 44,7
Setuju
16
42,1
42,1
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Gangguan Ekstern-8
Valid
Netral
Frequency 15
Percent 39,5
Valid Percent 39,5
Cumulative Percent 39,5
Setuju
20
52,6
52,6
92,1 100,0
Sangat Setuju Total
3
7,9
7,9
38
100,0
100,0
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Gangguan Organisasi-1 38
Gangguan Organisasi-2 38
0
0
Mean
3,63
3,47
Mode
4
3
Std. Deviation
,589
,557
Variance
,347
,310
Minimum
3
3
Maximum
5
5
Frequency Table Gangguan Organisasi-1
Valid
Netral
Frequency 16
Percent 42,1
Valid Percent 42,1
Cumulative Percent 42,1
Setuju
20
52,6
52,6
94,7 100,0
Sangat Setuju Total
2
5,3
5,3
38
100,0
100,0
Gangguan Organisasi-2
Valid
Cumulative Percent 55,3
Netral
Frequency 21
Percent 55,3
Valid Percent 55,3
Setuju
16
42,1
42,1
97,4
1
2,6
2,6
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Frequencies Statistics N Valid Independensi Pemeriksa-1 Independensi Pemeriksa-2 Independensi Pemeriksa-3 Independensi Pemeriksa-4 Independensi Pemeriksa-5 Independensi Pemeriksa-6 Independensi Pemeriksa-7
Missing
Mean
Mode
Std. Deviation Variance Minimum Maximum
38
0
3,45
3
,504
,254
3
4
38
0
3,71
4
,694
,482
3
5
38
0
3,63
3
,675
,455
3
5
38
0
3,55
4
,504
,254
3
4
38
0
3,50
3
,647
,419
3
5
38
0
3,84
3
,855
,731
3
5
38
0
3,71
4
,611
,373
3
5
Frequency Table Independensi Pemeriksa-1
Valid
Netral
Frequency 21
Percent 55,3
Valid Percent 55,3
Cumulative Percent 55,3
Setuju
17
44,7
44,7
100,0
Total
38
100,0
100,0
Independensi Pemeriksa-2
Valid
Cumulative Percent 42,1
Netral
Frequency 16
Percent 42,1
Valid Percent 42,1
Setuju
17
44,7
44,7
86,8
5
13,2
13,2
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Independensi Pemeriksa-3
Valid
Cumulative Percent 47,4
Netral
Frequency 18
Percent 47,4
Valid Percent 47,4
Setuju
16
42,1
42,1
89,5
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Independensi Pemeriksa-4
Valid
Cumulative Percent 57,9
Netral
Frequency 22
Percent 57,9
Valid Percent 57,9
Setuju
13
34,2
34,2
92,1
3
7,9
7,9
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Independensi Pemeriksa-5
Valid
Cumulative Percent 44,7
Netral
Frequency 17
Percent 44,7
Valid Percent 44,7
Setuju
10
26,3
26,3
71,1
Sangat Setuju
11
28,9
28,9
100,0
Total
38
100,0
100,0
Independensi Pemeriksa-6
Valid
Cumulative Percent 36,8
Netral
Frequency 14
Percent 36,8
Valid Percent 36,8
Setuju
21
55,3
55,3
92,1
3
7,9
7,9
100,0
38
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 38
100,0
0
,0
38
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,956
N of Items 12
Item Statistics
Gangguan Pribadi-1
Mean 3,79
Std. Deviation ,622
N
Gangguan Pribadi-2
3,79
,704
38
Gangguan Pribadi-3
3,84
,823
38
Gangguan Pribadi-4
3,58
,683
38
Gangguan Pribadi-5
3,79
,664
38
Gangguan Pribadi-6
3,63
,714
38
Gangguan Pribadi-7
3,74
,685
38
Gangguan Pribadi-8
3,45
,686
38
Gangguan Pribadi-9
3,58
,683
38
Gangguan Pribadi-10
3,79
,664
38
Gangguan Pribadi-11
3,63
,714
38
Gangguan Pribadi-12
3,74
,685
38
38
Item-Total Statistics
Gangguan Pribadi-1
Scale Mean if Item Deleted 40,55
Scale Variance if Item Deleted 40,524
Corrected Item-Total Correlation ,740
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,953
Gangguan Pribadi-2
40,55
39,119
,813
,951
Gangguan Pribadi-3
40,50
39,230
,666
,956
Gangguan Pribadi-4
40,76
38,834
,878
,949
Gangguan Pribadi-5
40,55
41,281
,592
,957
Gangguan Pribadi-6
40,71
39,076
,805
,951
Gangguan Pribadi-7
40,61
38,570
,909
,948
Gangguan Pribadi-8
40,89
39,124
,837
,950
Gangguan Pribadi-9
40,76
38,834
,878
,949
Gangguan Pribadi-10
40,55
41,281
,592
,957
Gangguan Pribadi-11
40,71
39,076
,805
,951
Gangguan Pribadi-12
40,61
38,570
,909
,948
Scale Statistics Mean 44,34
Variance 46,772
Std. Deviation 6,839
N of Items 12
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
38
% 100,0
0
,0
38 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,911
N of Items 8
Item Statistics
Gangguan Ekstern-1
Mean 3,55
Std. Deviation ,555
N
Gangguan Ekstern-2
3,79
,664
38
Gangguan Ekstern-3
3,71
,611
38
Gangguan Ekstern-4
3,74
,685
38
Gangguan Ekstern-5
3,47
,557
38
Gangguan Ekstern-6
3,74
,724
38
Gangguan Ekstern-7
3,68
,702
38
Gangguan Ekstern-8
3,68
,620
38
38
Item-Total Statistics
Gangguan Ekstern-1
Scale Mean if Item Deleted 25,82
Scale Variance if Item Deleted 12,641
Corrected Item-Total Correlation ,834
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,890
Gangguan Ekstern-2
25,58
12,088
,803
,891
Gangguan Ekstern-3
25,66
12,610
,750
,896
Gangguan Ekstern-4
25,63
13,698
,408
,925
Gangguan Ekstern-5
25,89
13,070
,710
,900
Gangguan Ekstern-6
25,63
11,644
,824
,888
Gangguan Ekstern-7
25,68
12,168
,731
,897
Gangguan Ekstern-8
25,68
12,817
,685
,901
Scale Statistics Mean 29,37
Variance 16,239
Std. Deviation 4,030
N of Items 8
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
38
% 100,0
0
,0
38 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,633
N of Items 2
Item Statistics
Gangguan Organisasi-1
Mean 3,63
Std. Deviation ,589
Gangguan Organisasi-2
3,47
,557
N 38 38
Item-Total Statistics
Gangguan Organisasi-1
Scale Mean if Item Deleted 3,47
Scale Variance if Item Deleted ,310
Gangguan Organisasi-2
Corrected Item-Total Correlation ,464
Cronbach's Alpha if Item Deleted .(a)
3,63 ,347 ,464 .(a) a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics Mean 7,11
Variance ,962
Std. Deviation ,981
N of Items 2
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
38
% 100,0
0
,0
38 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,842
N of Items 6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Independensi Pemeriksa-1
3,45
,504
38
Independensi Pemeriksa-2
3,71
,694
38
Independensi Pemeriksa-3
3,63
,675
38
Independensi Pemeriksa-4
3,50
,647
38
Independensi Pemeriksa-5
3,84
,855
38
Independensi Pemeriksa-6
3,71
,611
38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Independensi Pemeriksa-1
21,95
8,862
,521
,832
Independensi Pemeriksa-2
21,68
7,789
,621
,817
Independensi Pemeriksa-3
21,76
7,699
,674
,808
Independensi Pemeriksa-4
21,89
7,448
,796
,789
Independensi Pemeriksa-5
21,55
7,497
,523
,842
Independensi Pemeriksa-6
21,68
7,573
,812
,789
Scale Statistics Mean 25,39
Variance 10,678
Std. Deviation 3,268
N of Items 6
LAMPIRAN 5
Regression Descriptive Statistics Mean 3,6278
Std. Deviation ,46681
Gangguan Pribadi
3,6952
,56992
38
Gangguan Ekstern
3,6743
,50549
38
Gangguan Organisasi
3,5526
,49030
38
Independensi Pemeriksa
N 38
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Independensi Pemeriksa 1,000
Gangguan Pribadi ,590
Gangguan Pribadi
,590
Gangguan Ekstern
,753
Gangguan Organisasi
Independensi Pemeriksa
Independensi Pemeriksa
N
Variables Entered Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern(a)
Gangguan Organisasi ,830
1,000
,501
,393
,501
1,000
,684
,830
,393
,684
1,000
.
,000
,000
,000
Gangguan Pribadi
,000
.
,001
,007
Gangguan Ekstern
,000
,001
.
,000
Gangguan Organisasi
,000
,007
,000
.
Independensi Pemeriksa
38
38
38
38
Gangguan Pribadi
38
38
38
38
Gangguan Ekstern
38
38
38
38
Gangguan Organisasi
38
38
38
38
Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Gangguan Ekstern ,753
Variables Removed
Method
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Model Summary(b)
Model 1
R ,893(a)
Adjusted R Square ,780
R Square ,798
Std. Error of the Estimate ,21876
Durbin-Watson 1,962
a Predictors: (Constant), Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 6,436
df
1,627
3
Mean Square 2,145
34
,048
F 44,830
Sig. ,000(a)
Total
8,063 37 a Predictors: (Constant), Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
Minimum 3,0666
Maximum 4,5314
Mean 3,6278
Std. Deviation ,41706
N
-1,346
2,167
,000
1,000
38
,042
,146
,067
,023
38
38
3,0725
4,5609
3,6329
,42582
38
-,32817
,55282
,00000
,20970
38
Std. Residual
-1,500
2,527
,000
,959
38
Stud. Residual
-1,944
2,600
-,010
1,026
38
-,57184
,58521
-,00511
,24333
38
-2,031
2,862
,002
1,064
38
Mahal. Distance
,368
15,569
2,921
3,050
38
Cook's Distance
,000
,764
,045
,126
38
Centered Leverage Value
,010
,421
,079
,082
38
Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) ,144 ,307 Gangguan Pribadi ,201 ,073 ,246 Gangguan Ekstern ,222 ,104 ,240 Gangguan Organis ,542 ,101 ,569
5% Confidence Interval forCollinearity Statistics Sig. Lower BoundUpper BoundTolerance VIF ,641 -,479 ,768 ,009 ,053 ,350 ,744 1,344 ,040 ,010 ,433 ,468 2,137 ,000 ,337 ,747 ,528 1,893
t ,470 2,751 2,133 5,368
a. Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Collinearity Diagnosticsa
Model 1
Dimension 1 2 3 4
Eigenvalue 3,971 ,013 ,010 ,005
Condition Index 1,000 17,186 19,857 26,903
Variance Proportions Gangguan Gangguan Pribadi Ekstern ,00 ,00 ,86 ,04 ,06 ,12 ,07 ,84
(Constant) ,00 ,01 ,98 ,01
a. Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Charts Histogram
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Frequency
15
10
5
Mean =-8.29E-16 Std. Dev. =0.959 N =38
0 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Residual
2
3
Gangguan Organisasi ,00 ,17 ,08 ,75
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
Regression Studentized Residual
2
3