PENGARUH FREKUENSI LATIHAN AEROBIC TERHADAP NILAI VO2MAX PADA TAEKWONDOIN DOJANG KOGURYO MANAHAN SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1 Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh : VIVI JULYANTI SAMADE J 120 151 063
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
i
i
ii
i
iiii
PENGARUH FREKUENSI LATIHAN AEROBIC TERHADAP NILAI V02MAX PADA TAEKWONDOIN DOJANG KOGURYO MANAHAN SURAKARTA Abstrak Beberapa latihan yang dapat meningkatkan V02Max diantaranya adalah latihan-latihan yang selama penampilannya, minimal 2/3 (70%) dari seluruh energi yang di pergunakan disediakan melalui olah daya aerobic; artinya: maksimal 30% olahdaya anaerobic yang tidak dapat di liput oleh olahdaya aerobic contohnya lari > 8 menit atau dalam meter menjadi > 3000 m. Frekuensi latihan mempengaruhi efek yang akan ditimbulkan dimana berlatih yang banyak dan diulangulang secara teratur akan dapat meningkatkan V02Max lebih maksimal. Mengetahui perbedaan pengaruh frekuensi latihan aerobic terhadap nilai V02Max pada taekwondoin Dojang koguryo manahan Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional. Desain penelitian ini menggunakan observasional. Kelompok pertama dengan frekuensi latihan < 3X/minggu dan kelompok kedua dengan > 3X/minggu. Jumlah sampel pada penelitian ini 24 sampel, teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling menggunakan kriteria populasi ada inklusi dan eksklusi. Hasil uji mann whitney diperoleh hasil perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,01 antara nilai v02max pada kelompok frekuensi latihan < 3X/minggu dengan kelompok frekuensi > 3X/minggu, dari hasil tersebut nilai v02max antara kelompok yang latihan dengan frekuensi >3 X/minggu memiliki v02max yang lebih baik dari kelompok latihan dengan frekuensi < 3X/minggu. Ada pengaruh frekuensi latihan aerobic terhadap nilai v02max pada taekwondoin di Dojang Koguryo manahan Kata kunci : latihan aerobic, frekuensi latihan dan v02max Abstracts Some exercises can improve V02max include exercises during their appearance, are worth at least 2/3 (70%) of all energy in use are provided through aerobic power management; it means that there is a maximum of 30% of anaerobic power management that can not be produced by aerobic power management, for example run> 8 minutes or if it is converted into meters to> 3000 m. Frequency of exercise can affect the effects of exercise result, frequent and repetitive exercise regularly can increase the value V02max be maximal. This study aim is to know the effect of differences in the frequency of aerobic exercise on V02max value of Taekwondoinin DojangKoguryo Manahan Surakarta. This research is using cross sectional approach and observational designs. The first group with training frequency <3 times/week and the second group with> 3 times/ week. There are 24 samples that used in this study, the sampling technique with a total sampling technique that used existing population criteria of inclusion and exclusion. The results of Mann Whitney test is a significant difference with p = 0.01 between the V02maxvalue of exercisegroup with <3 times / week frequency andexercise group with > 3 times / week frequency, from these results V02max value ofthe exercisegroup with > 3 times / week frequencyhad V02max better than the exercise group with <3X / weekfrequency. There is an effect of aerobic exercise frequency to the V02maxvalue ofTaekwondoin in Dojang Koguryo Manahan Keywords: Aerobic exercise, exercise frequency and V02max 1i
1. PENDAHULUAN Hasil wawancara dengan pelatih Tae Kwon Do di Dojang Koguryo Manahan mengenai keadaan fisik dari atlet yang mereka miliki, bahwa mereka sering mengeluhkan cepat merasa lelah di pertandingan pada sesi ketiga (akhir) yang akan mengakibatkan tidak maksimalnya penampilan saat bertanding. Hal ini bisa dipengaruhi oleh V02Max yang dimiliki oleh atlet tersebut. Kemampuan teknik dan taktik seorang atlet harus ditunjang oleh kondisi fisik yang prima (Sesilia, 2013). Olahraga Taekwondo sendiri dipengaruhi oleh kebugaran jasmani Dimana komponen kebugaran jasmani secara fisiolois adalah fungsi dasar dari komponen-komponen anatomis tersebut yaitu fungsi dasar ES-I yang wujudnya adalah : fleksibilitas, kekuatan dan daya tahan otot, fungsi koordinasi saraf. Fungsi ES-II adalah ; daya tahan umum, sering juga disebut sebagai daya tahan kardio-respirasi(Giriwijoyo dkk, 2012). Beberapa latihan yang dapat meningkatkan V02Max diantaranya dengan latihan Aerobic, latihan ini akan diterapkan apabila selama penampilannya, minimal 2/3 (70%) dari seluruh energi yang di pergunakan disediakan melalui olahdaya aerobic. Frekuensi latihan mempengaruhi efek yang akan ditimbulkan dimana berlatih yang banyak dan diulang-ulang secara teratur akan dapat meningkatkanV02Max lebih maksimal. Adapun untuk pengukuran V02Maxsalah satunya dengan menggunakan cooper test, di temukan oleh Dr. Kenneth Cooper yang mendapatkan bahwa keadaan seseorang setelah lari 2,4 km sangat erat hubungannya dengan ukuran langsung dari volume oksigen maksimum seseorang ( Kuantaraf, 2003 ).
2. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada aspek pengukuran, dimana pengukuran menggunakan Mann Whitney test dengan cara observasional. Penelitian ini menggunakan dua kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok latihan dengan frekuensi < 3/minggu, dan kelompok 2 adalah kelompok latihan dengan frekuensi > 3/minggu. Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu di Dojang Koguryo Manahan Surakarta dengan jumlah populasi 132 orang, sampel pada penelitian ini berjumlah 24 orang yang menjadi dua kelompok. Kelompok 1 sebanyak 13 orang dan kelompok 2 sebanyak 11 orang. Waktu penelitian dilaksankan pada tanggal 11 November 2016. Teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Ada kriteria yang termasuk inklusi, antara lain a. i2
Taekwondoin umur 10-30 tahun; b.laki-laki dan perempuan dan b.bersedia mengikuti instruksi yang diberikan. Sendangkan kriteria eksklusi yaitu. a. tidak mengikuti instruksi yang diberikan dan b.memiliki gangguan kardiovasukal dan pulmonal. Suatu latihan dikatakan latihan Aerobic apabila selama penampilannya, minimal 2/3 (70%) dari seluruh energi yang dipergunakan disediakan melalui olahdaya aerobic, contohnya seperti lari, bersepeda, jogging, senam aerobic dan masih banyak lagi (Giriwijoyo dkk, 2012). Frekuensi latihan bertujuan untuk menunjukkan jumlah tatap muka latihan pada setiap minggunya (Putu, 2011). Sebaliknya
untuk
kardiovaskular atau kesegaran jasmani
meningkatkan
komponen
daya
(physical fitness), maka frekuensi
tahan
latihannya
sebanyak 4-5 kali seminggu, dengan selingan istirahat maksimal selama 48 jam atau tidak lebih dari dua hari berturutan. . V02Max adalah volume maksimal oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh selama latihan, intensitas latihan meningkat, meningkat pula konsumsi oksien, volume ini dinyatakan dalam liter oksigen per menit (l / min ) atau sebagai tingkat relatif dalam militer oksigen per kilogram berat badan per menit ( ml / kg / min ) ( Kaminsky, 2005 ). V02Max diukur dalam bentuk jumlah mililiter oksigen yang di konsumsikan per Kg berat badan dalam setiap menit, salah satunya dengan alat ukur 2,4 km dari cooper. Responden diinstruksikan untuk berlari tanpa berhenti menempuh jarak sejauh 2,40 km. Juga boleh diselingi dengan berjalan jika payah. Dicatat waktu yang di perlukan untuk menempuh jarak 2,40 km. Syarat dan petunjuk mengikuti tes diantaranya berbadan sehat, menurut keterangan dokter, tidak ada kelainan jantung dan paru-paru. Harus makan pagi 2-3 jam sebelum test dan tidak boleh kurang tidur ata istrahat. Sejenak sebelum test di mulai, hendaklah melakukan pemanasan ( warming up ) . Teknik analisa data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi latihan <3/minggu dengan frekuensi latihan >3/minggu terhadap nilai V02Max digunakan uji Mann-Whitney karena data tidak berdistribusi normal dengan nilai signifikan jika p<0,05 maka Ha diterima dan p>0,05 maka Ha ditolak.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No
Usia
Jumlah
Presentasi
1
12-13
12
50,0
3i
2
14-15
7
29,2
3
16-17
4
16,7
4
18-19
1
4,2
Jumlah
24
100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak adalah usia antara 12-14 tahun yaitu sebanyak 15 taekwondoin (62,5%). 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
1
Laki-laki
9
37,5
2
Perempuan
15
62,5
Jumlah
24
100
Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui bahwa responden terbanyak adalah Perempuan 15 taekwondoin (62,5%). 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Index Masa Tubuh Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Index Masa Tubuh Jenis Kelamin No
Laki-laki
Kategori
Perempuan
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
1
Kurus
2
22,2
5
33,3
2
Normal
7
77,8
10
66,7
3
Kegemukan
0
0
0
0
4
Obesitas
0
0
0
0
Jumlah
9
100
15
100
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa responden laki-laki dengan kategori imt banyak yang normal sama halnya dengan responden Perempuan. 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Latihan Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Latihan 4i
No
frekuensi
jumlah
presentase
1
< 3 X/minggu
13
54,2
2
>3 X/minggu
11
45,8
Jumlah
24
100
Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak adalah kelompok dengan frekuensi latihan < 3X/minggu sebanyak 13 orang. 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan V02Max Tabel 3.5 Karakteristik Reponden Berdasarkan V02Max
No
Karakteristik
Kelompok
Kelompok
<3X/minggu
3X/Minggu
F
%
F
%
1
Sangat Kurang
6
46,2
0
0
2
Kurang
0
0
2
18,2
3
Sedang
6
46,2
4
36,4
4
Baik
1
7,7
4
36,4
5
Baik Sekali
0
0
1
9,1
Jumlah
13
100
11
100
>
Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa V02Max untuk kelompok <3X/minggu kategori terbanyak adalah kategori sangat kurang dengan jumlah 6 orang dan kategori sedang dengan jumlah 6 orang. Sendangkan V02Max pada kelompok >3X/minggu kategori terbanyak adalah sedang dengan jumlah 4 orang dan kategori baik dengan jumlah 4 orang. 3.6 Analisis data Tabel 3.6 hasil Uji Mann-Whitney Non Parametrik Test
Asymp. Sig.
Mann Whitney
0,01
5i
Tabel 4.6 diketahui bahwa data perbedaan diperoleh p = 0,01 < 0,05 maka Ha diterima, sehingga disimpukan bahwa ada perbedaam nilai V02Max antara frekuensi latihan < 3 kali / minggu , > 3 kali / minggu.
3.7 Pembahasan Pada usia remaja akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada tulang, otot, saraf dan organ-organ yang dapat mempengaruhi fisiologis tubuh dan kapasitas performance (Wilmore, 2008). Pada perbedaan jenis kelamin wanita tidak terdapat perubahan yang sama dengan pria. Pada usia 11 sampai 12 tahun, wanita bisa 90% menyamai pria, pada usia 13-14 tahun, menjadi 18%. Perbedaan semakin besar pada usia 15-16 tahun, kekuatan otot wanita hanya sekitar ¾ dari pria (Hall 2007). Kuantraf (2003) menyatakan bahwa V02Max dipengaruhi oleh komposisi tubuh seseorang, jika memiliki presentase lemak yang tinggi maka konsumsi oksigen akan lebih rendah dari meraka yang memiliki presentase lemak yang rendah. Matsuo et al (2014) mengatakan bahwa latihan yang dilakukan dengan frekuensi latihan lebih dari 3 kali atau 5 kali dalam seminggu memiliki peningkatan V02Max yang maksimal. Dalam meningkatkan daya tahan cardiovascular dibutuhkan frekuensi latihan 4-5 kali dalam seminggu untuk mendapatkan peningkatan physical fitness karena ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan (Putu,2011). Ketahanan fisik/seseorang adalah kemampuan seseorang mengatasi beban dari latihan yang menyebabkan terjadinya kelelahan, kelelahan itu diakibatkan oleh zat sisa dari latihan itu sendiri salah satu cara mengilangkan zat sisa tersebut dilakukan dengan proses oksidasi( proses aerobic) (Giriwijiyo, 2012). Pada kelompok latihan dengan frekuensi <3X/minggu ada waktu dimana latihan akan dilakukan kembali setelah lebih dari 48 jam, kelompok ini akan kembali melakukan latihan dimana ketahanan fisik mereka telah menurun dan harus merespon kembali latihan dari bawah tingkat ketahanan mereka sebelumnya.. Ini sesuai dengan pernyataan Wilmore (2008) bahwa presentase peningkatan V02Max tergantung dari keadaan awal seseorang sebelum melakukan latihan. 3.8 Keterbatasan Penelitian Peneliti tidak menilai maupun mengontrol secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran aerobic pada masing-masing responden seperti status gizi, 6i
aktivitas fisik sehari-hari, dan kondisi tubuh secara psikososial. Peneliti tidak menilai lama latihan dari setiap responden yang melakukan latihan di Taekwondo Dojang Koguryo Manahan.
4. PENUTUP Berdasarkan hasil peneitian yang dilakukan di Tae Kwon Do Dojang Koguryo Manahan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara frekuensi latihan dengan nilai V02Max dan ada perbedaan frekuensi latihan dengan nilai V02Max pada Taekwondoin Dojang Koguryo di Manahan Surakarta. Beberapa saran yang diberikan kepada para taekwondoin di Dojang Koguryo Manahan agar menjaga dan meningkatkan kebugaran sangat penting karena kebugaran sangat berperan penting pada saat performance maupun dalam kehidupan sehari-hari, dengan bugar kita akan memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Untuk tempat latihan tetap memberikan motivasi dan semangat kepada taekwondoin-taekwondoin di Dojang Koguryo Manahan untuk selalu menjaga dan meningkatkan kebugaran setiap taekwondoin, dan memperhatikan keadaan suhu di tempat latihan. Tidak lupa untuk mengecek nilai V02Max setiap taekwondoin dengan terjadwal, memberikan dosis latihan sesuai yang dibutuhkan dari taekwondoin itu sendiri. Untuk peneliti selanjutnya agar memperkuat hasil penelitian ini dan menambah wawasan disarankan penelitan selanjutnya untuk membandingkan dosis latihan yang lainnya, karena durasi, intensitas dan frekuensi sangat berperan penting untuk meningkatkan V02Max seseorang, dan tidak lupa untuk memperhatikan faktor yang lainnya seperti gizi, imt, dan lingkungan. PERSANTUNAN Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya. Serta tak lupa sholawat serta salam tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini dipersembahkan kepada Untuk Alm. Ayah Sardin Samade semoga senantiasa ditempatkan ditempat yang paling mulia di sisiNya.Untuk Ibu saya Nurhayan M Djanun, satusatunya yang saya miliki di duniaini, terimah kasih atas kerja kerasnya selama ini telah berjuang seorang diri dalam membesarkan saya dan menyekolahkan sampai sejauh ini, terimahkasih telah menjadi sosok ibu sekaligus ayah dalam hidupsaya, maaf ibu saya belum bisa membuat ibu bangga, hanya pencapaianini yang dapat saya persembahkan untuk ibu. Keluarga besar dari ibu 7i
dan bapak, dan seluruh saudara yang tidak bisa disebutkan satu- persatu terimakasih untuksemuadoa, semangat yang diberikan padaku selama menempuh pendidikan dan skiripsi ini terselesaikan. Tidak lupa, Ucapan terimahkasih kepada Sabeum Ali dan para Taekwondoin atas kesediannya telah membantu menjadi bagian dari penelitian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Giriwijoyo dkk. 2012. Ilmu Faal Olahraga. Bandung :PT.Remaja Rosdakarya. Kuantraf. 2006. Olahraga Sumber Kesehatan . Bandung : Indonesia publishing house. Sesilia.R. 2013 . Pelatihan Lari Sirkuit 2X10 menit dan Pelatihan Lari Kontinyu 2X 10 menit dapat Meningkatkan V02Max Taekwondoin Putra Kabupaten Manggarai-NTT. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana. Luh Putu A, 2011. Pelatihan Menarik Katrol Beban Lima Kg Duabelas Repetisi Tiga Set Lebih Baik Daripada Sembilan Repetisi Empat Set Dalam Peningkatan Daya Ledak Otot Lengan Siswa SMK 1 Denpasar.Tesis. Program Magister Fisiologi Keolahragaan. Denpasar : Universitas Udayana Wilmore J H et al. 2008. Physiology Of Sport and Exercise. Australia : Human Kinetics
8i